kemacetan vs otomotif
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
KEMACETAN DAN SOLUSINYA
I. KEMACETAN• Mendefinisikan kemacetan secara tepat tidak mudah karena
banyaknya model perhitungan matematika, konsep dan pendekatan yang berbeda-beda.
• Tetapi secara umum, Kemacetan ditandai dengan kondisi lalu lintas sbb: – Kecepatan rendah– Waktu perjalanan yang lebih lama– Antrian kendaraan yang panjang
• Ketika jumlah atau volume kendaraan (V) melebihi kapasitas jalan (C) atau V/C ≥ 1,00 maka pergerakan menjadi sangat lambat. Kendaraan dapat berhenti beberapa saat atau bahkan cukup lama atau yang lebih ekstrem berhenti total.
• Untuk menjamin kondisi lalu lintas yang normal (tidak macet), nilai perbandingan ideal antara volume dan kapasitas (V/C) adalah 0.8 – 0.9. Pada kondisi ini rata-rata kecepatan kendaraan sesuai dengan kecepatan rencana yang disarankan.
II. PERTUMBUHAN KENDARAAN*
* Sumber: Data BPS dan Data Korlantas Polri
PERTUMBUHAN KENDARAAN (2)
• Dalam 10 tahun terakhir jumlah kendaraan bermotor nasional tumbuh sebesar 342%. 83% adalah sepeda motor.
• Jumlah kendaraan bermotor di wilayah Jakarta Depok Tangerang Bekasi dan Karawang) sampai akhir tahun 2011 mencapai 13.347.802. Sebanyak 9.861.451 atau 73% adalah sepeda motor. (Ditlantas PMJ)
• Meskipun ada upaya peningkatan kapasitas jaringan, misalnya pembangunan dua ruas jalan layang non tol (Antasari-Blok M dan Kampung Melayu-Tanah Abang), tetapi tampaknya kemacetan di jalan-jalan ibu kota masih belum dapat teratasi.
III. KERUGIAN AKIBAT KEMACETAN (1)Berbagai kerugian akibat kemacetan:• Kerugian atas waktu produktif yang berkurang atau habis
selama kemacetan berlangsung yang dapat berimplikasi pada ekonnomi suatu wilayah (negara, Kota, dll).
• Hilangnya peluang bisnis, keterlambatan hadir di pertemuan atau kegiatan penting lainnya (opportunity cost). Perhitungan waktu perjalanan yang tidak akurat menyebabkan alokasi waktu yang lebih lama.
• Pemborosan bahan bakar• Polusi udara • Pemborosan pada biaya Perawatan kendaraan dan spare
part yang digunakan selama kemacetan (menjadi lebih sering diganti atau servis).
KERUGIAN AKIBAT KEMACETAN (2)• Tekanan psikologis dan stress akibat kekhawatiran terlambat
(cepat marah dan tidak toleran)• Pada situasi emergency, korban menjadi lebih kritis (baik pada
saat petugas akan ke lokasi emergency ataupun dari lokasi emergency ke Rumah sakit).
• Efek berantai pada jaringan jalan, berawal dari jalan-jalan utama (primer), kemudian merambat ke jalan-jalan sekunder bahkan hingga ke perumahan yang berakibat berkurangnya kenyamanan tempat tinggal atau tempat bekerja.
• Kelelahan dan berkurangnya konsentrasi yang potensial mengakibatkan kecelakanaan
KERUGIAN AKIBAT KEMACETAN (3)• Besar kerugian secara pasti tidak dapat diperhitungkan dengan
tepat, meski ada asumsi bahwa kemacetan di Indonesia saat ini menelan biaya sebesar, misalnya:– Pada 2010, Dinas Perhubungan DKI Jakarta mendata potensi
kerugian hingga Rp 45 triliun. Biaya terbesar yakni kehilangan waktu.– Sementara seorang pakar lingkungan Universitas Indonesia, Firdaus
Ali, memprediksi kerugian mencapai Rp 28 triliun. Biaya tertinggi akibat pemborosan bahan bakar minyak.
– Studi Kementerian Perekonomian mencatat potensi kerugian akibat operasional kendaraan dan pemborosan BBM mencapai angka Rp 27 triliun.
– Ketua Infrastructure Partnership and Knowledge Center, Harun Al Rasyid mengungkapkan "Nilai kerugian akibat kemacetan pada tahun 2012 diperkirakan mencapai Rp12,8 triliun per tahunnya,” (Upaya mengurai kemacetan di Jakarta, Selasa 18 Desember 2012)
III. SOLUSI ATASI KEMACETAN (1)• Penyebab kemacetan bukan semata-mata karena industri
otomotif atau kurangnya infrastruktur, tetapi mencakup berbagai aspek sistem transportasi lainnya, antara lain:– Tata guna lahan (land use). Hal ini menyangkut tata ruang dan
wilayah dan ijin mendirikan bangunan.– Keterpaduan moda transportasi terutama untuk kepentingan
penggunaan angkutan umum– Pengaturan lalu lintas persimpangan (Traffic Control)– Penyempitan jalan (bottle neck), kerusakan dan perbaikan jalan
atau insiden di jalan– Perparkiran– Gangguan samping jalan (side friction)– Manajemen lalu lintas– Jam kerja dan jam sekolah, hingga– Perilaku pengguna jalan
SOLUSI (2)• Menambah infrastruktur bukan solusi satu-satunya,
study membuktikan bahwa penambahan panjang jalan atau pelebaran jalan pada akhirnya akan meningkatkan volume lalu lintas di ruas jalan tersebut hingga akhirnya akan menimbulkan kemacetan kembali. (Gilles Duranton, Matthew A. Turner. "The Fundamental Law of Road Congestion: Evidence from U.S. Cities". American Economic Review, Volume 101, Number 6, Pages 2616-52, October 2011).
• Mengurangi keinginan untuk bepergian dengan kendaraan bermotor sangat mungkin dilakukan dengan bantuan Teknologi Informasi yang sangat maju saat ini.
SOLUSI (3)Berbagai solusi yang dapat dilakukan (selain membangung infrastruktur) :• Perbaikan Tata Ruang dan Wilayah serta perijinan mendirikan
bangunan• Optimalisasi Manajemen lalu lintas,
– Pembatasan akses jenis kendaraan tertentu pada ruas jalan tertentu– Pembatasan jam operasional jenis kendaraan tertentu di ruas jalan
tertentu– Pengaturan persimpangan yang adaptif dan terkordinasi– Pengaturan kecepatan– Penerapan Road Charging atau Electronic Road Pricing (ERP)– Penerapan Car Sharing, mis. 3 in 1– Penyediaan informasi lalu lintas aktual– Contra Flow
Solusi (4)• Mendorong penggunaan angkutan umum/massal, termasuk
pergantian moda dari kendaraan pribadi ke umum (Park and Ride)• Mendorong penggunaan moda tidak bermotor: Sepeda dan Jalan
kaki (termasuk fasilitas penunjangnya)• Pembatasan kendaraan pribadi (baru) melalui instrume:
Pengetatan syarat Kredit, Penerapan Pajak Progresif, Scrap system, Usia kendaraan, dan lain-lain.
• Penataan perparkiran• Penertiban gangguan samping, diantaranya: parkir/berhenti pada
badan jalan dan kegiatan lain di sisi jalan• Pengaturan jam kerja dan jam sekolah• Pengaturan lokasi dan jam bongkar muat barang• Pendidikan berlalu lintas sejak dini• Kampanye tertib lalu lintas, dan• Penegakan Hukum terhadap pelanggaran lalu lintas
SOLUSI (5)• Polri dengan mitra-mitra lalu lintas terus berupaya untuk
berperan aktif dalam mengatasi kemacetan di Jakarta dan kota-kota lain di Indonesia melalui kegiatan penjagaan, pengaturan, dan patroli serta mengoptimalkan rekayasa dan manajemen lalu lintas operasional.
• Polri juga berupaya membangun perilaku pengguna jalan yang disiplin dan peduli pada keselamatan lalu lintas melalui pendidikan lalu lintas, kampanye tertib lalu lintas, pendidikan dan pengujian calon pengemudi, dan penegakan hukum yang tegas dan simpatik
• Saat ini, Polri tengah gencar menggelorakan himbauan untuk menjadi pelopor keselamatan berlalu lintas melalui slogan “Jadilah Pelopor Keselamatan Lalu Lintas dan Budayakan Keselamatan sebagai Kebutuhan”
Sekian dan Terima Kasih