kelompok 8_kasus 3_kelas cg
DESCRIPTION
Kelompok 8_Kasus 3_Kelas CGTRANSCRIPT
1 2 5 0 2 0 3 0 0 1 1 1 0 2 7 D I E N A N I N D I A K A R T I K O ; 1 2 5 0 2 0 3 0 0 1 1 1 0 5 3 M H D F I D H E L G G U L T O M ; 1 0 5 0 2 0 3 0 1 1 1 1 0 1 4 D O N N A H E R D I A N
KASUS 3 :RISIKO AUDIT DAN PROSEDUR
ANALITIS
SOAL 1 (A)
Rasio 2008 2009 Arti Perubahan
Lancar 1.511 1.481 Likuiditas menurun
Days to sell
inventory
93.02
5
100.5
21
Terjadi peningkatan yang signifikan jumlah hari yang
diperlukan untuk menjual persediaan. Ada kemungkinan
persediaan yang usang (obsolete) atau penjualan yang
menurun
Average
collection
period
30.23
5
33.19
4
Adanya peningkatan yang signifikan kemungkinan terjadi
karena adanya piutang yang terlalu lama beredar karena
merupakan piutang dari afiliasi ataupun adanya piutang fiktif .
Likuiditas menurun.
Debt to total
assets ratio
0.688 0.697 tidak ada perubahan signifikan hal ini mengindikasikan posisi
solvabilitas stabil
Times
interest
earned
2.025 2.789 Adanya peningkatan yang signifikan menunjukkan solvabilitas
yang baik
Profit margin 0.02
8
0.023 tidak ada perubahan signifikan hal ini mengindikasikan
profitabilitas cukup stabil
Return on
assets
0.078 0.063 tidak ada perubahan signifikan hal ini mengindikasikan
profitabilitas cukup stabil
Return on
equity
0.268 0.208 tidak ada perubahan signifikan hal ini mengindikasikan
profitabilitas cukup stabil
KESIMPULANRasio keuangan PT. Maju Makmur menunjukkan bahwa dari terjadi penurunan likuiditas dari 2008 ke 2009 namun terjadi profitabilitas dan solvabilitas cukup stabil
SOAL (1) B
Rasio Rata 2009 Arti Perubahan
Lancar 2.230 1.481 Rasio PT. Maju Makmur berada dibawah rasio rata-rata
industri, hal ini mengindikasikan adanya permasalahan
likuiditas
days to
sell
inventor
y
98.000 100.5
21
Rasio pt. maju makmur berada diatas industri yang
mengindikasikan penumpukan persediaan karena
persediaan using atau penjualan yang menurun
average
collectio
n period
13.000 33.19
4
Periode penagihan piutang pt. maju makmur jauh diatas
rata – rata industri. Hal ini mengindikasikan adanya
permasalahan mengenai piutang perusahaan maupun
penjualan
debt to
total
assets
ratio
48.100 0.697 Rasio pt.maju makmur jauh dari rata-rata industri, yang
mengindikasikan tingkat hutang yang cukup tinggi
times
interest
earned
11.600 2.78
9
Kemampuan membayar bunga pt. maju makmur
tergolong lebih rendah daripada rata2 industrinya.
Hal ini mengindikasikan permasalahan pada
solvabilitas
profit
margin
(%)
2.620 2.27 Profitabiltas pt. maju makmur sedikit lebih rendah daripada
rata2 industri
return on
assets
(%)
5.160 6.29 Rasio pt. maju makmur diatas rata-rata industri
mengindikasikan bahwa profitabiltas perusaahaan cukup
baik
return on
equity
(%)
11.630 20.7
6
Rasio pt. maju makmur diatas rata-rata industri
mengindikasikan bahwa profitabiltas perusaahaan baik
KesimpulanApabila dibandingkan dengan rasio rata – rata industri, PT. Maju Makmur diindikasikan memiliki permasalahan pada likuiditas dan solvabilitas.
SOAL (1) CProsedur Temuan Arti
Periksa laporan laba rugi Laporan laba rugi dari toko
menghasilkan kerugian
yang cukup signifikan
Kemungkinan beban operasional terlalu
besar tidak sebanding dengan penjualan
dari toko dimana beban paling besar
terdapat pada gaji dan beban sewa
Kerugian dari toko
meningkat tajam dari 2008
ke 2009
Adanya indikasi terjadi kenaikan beban
perusahaan atau kesalahan pencatatan
nominal beban (lebih saji atau kurang saji)
Tingginya kenaikan beban
pajak penghasilan
perusahaan
Ada kemungkinan terjadi kurang saji atau
lebih saji pada pencatatan beban pajak
penghasilam
Dalam menghitung saldo
laba akhir tidak dimasukkan
komponen laba/(rugi) bersih
Kemungkinan ada kesalahan dalam
penyusunan laporan keuangan sesuai
dengan SAK yang berlaku
Periksa neraca Nilai kas tergolong rendah
baik 2008 maupun 2009,
padahal piutang yang
dimiliki cukup tinggi
Ada kemungkinan salah saji dalam
pencatatan kas terutama berkaitan dengan
penerimaan kas dari piutang, atau pun
adanya piutang yang terlalu lama beredar
sehingga tidak segera menjadi kas
Peningkatan piutang usaha
dari 2008 ke 2009
Kemungkinan ada piutang yang beredar
terlalu lama ataupun piutang dari afiliasi
dan atau manajemen sehingga jatuh
temponya lebih lama, atau adanya piutang
fiktif
Periksa neraca
Peningkatan piutang usaha
dari 2008 ke 2009
Kemungkinan ada piutang yang beredar
terlalu lama ataupun piutang dari afiliasi
dan atau manajemen sehingga jatuh
temponya lebih lama, atau adanya piutang
fiktif
Periksa neraca dan
laporan arus kas
Pada neraca wesel lancar
tidak berubah dari tahun
2008 ke 2009 tetap 160.000
padahal pada laporan arus
kas terdapat pembayaram
wesel bayar sebesar
Ada indikasi kesalahan pencatatan wesel
bayar pada tahun 2009
RISET KELOMPOK : RISIKO AUDIT
• Risiko Audit atau Audit Risk (AR) adalah kemungkinan risiko salahsaji bersifat material dan/atau penggelapan (fraud) yang bisa lolos dari proses audit jika auditor tidak melakukan tugasnya secara cermat. • Terdapat 3 (tiga) jenis risiko audit yang wajib diuji
dan dipertimbangkan oleh seorang auditor sebelum menjalankan proses audit, yaitu: (1) risiko inherent (inherent risk), (2) risiko pengendalian (control risk) dan (c) risiko deteksi (detection risk).
RISIKO INHERENT (INHERENT RISK/IR)
• Adalah risiko yang mungkin timbul akibat karakter bawaan dari suatu transaksi, baik karena: (a) kompleksitas transaksi dan klas transaksi; atau (b) kompleksitas perhitungan; (c) aset yg mudah tercuri/digelapkan; maupun (d) ketiadaan informasi yang sifatnya obyektif. • Inherent risk berada diluar jangkauan auditor
dalam melakukan pencegahan. Bahkan, juga diluar kendali pihak auditee sendiri.
Sebagai auditor anda melihat 4 faktor penting berikut ini dalam mengukur Risiko Inherent (Inherent Risk):• Usaha Sejenis• Kompleksitas Pengakuan Pendapatan• Salah Saji Pada Audit Sebelumnya• Perusahaan yang memiliki anak/cabang dalam
jumlah banyak dan melibatkan banyak mata uang asing, diasumsikan mengandung IR yang tinggi.
RISIKO PENGENDALIAN (CONTROL RISK/CR)
Adalah risiko yang bisa timbul akibat kelemahan sistim pengendalian intern (SPI) auditee, entah karena desainnya yang lemah atau pelaksanaanya yang tidak sesuai desain — tidak mampu mencegah potensi salahsaji bersifat material dan/atau penggelapan (fraud). Karakter perusahaan ber CR tinggi, antara lain:• Struktur Organisasi (SO), tidak jelas dengan
pembagian tugas yang juga tidak jelas. • Lemahnya pengawasan manajemen terhadap
operasional perusahaan • Tidak memiliki auditor internal dan komite audit.
RISIKO DETEKSI (DETECTION RISK/DR)
Adalah risiko yang bisa timbul akibat kegagalan auditor dalam menedeteksi adanya salahsaji bersifat material dan/atau penggelapan (fraud). Ada 4 faktor yang berpotensi menghasilkan DR yang tinggi, yaitu:• Salah Mengaplikasikan Prosedur Audit• Salah Menginterpretasikan Hasil Audit• Salah Memilih Metod Uji• Pengujian Risiko Deteksi Yang Kurang Intensive
RISET KELOMPOK : PROSEDUR ANALITIS
Adalah “evaluasi informasi keuangan yang dibuat dengan mempelajari hubungan yang logis antar data keuangan maupun nonkeuangan meliputi pembandingan jumlah-jumlah yang tercatat atas harapan yang dikembangkan oleh auditor".Prosedur analitis digunakan dalam setiap fase auditing dengan tujuan sebagai berikut :• Pada fase perencanaan• Pada fase pengujian• Pada kesimpulan audit atau penilaian tahap akhir
tentang kewajaran laporan keuangan yang diaudit
Jenis perhitungan dan perbandingan yang pada umumnya digunakan antara lain adalah :• Perbandingan data absolut; • Persentase per Komponen atau Analisa Vertikal; • Analisa Rasio; • Analisa kecenderungan atau Trend Analysis;
THANKYOU