kelompok 7, kelas c

20
MEMAHAMI TIM KERJA Dibuat untuk memenuhi Tugas Ringkasan Materi Kuliah Perilaku Keorganisasian Dosen : Dr. Roekhudin, SE., M.Si., Ak., CA, CSRS Oleh Kelompok 7 Kelas C : Meriatul Qibtiyah (12502030 Ulyn Rachmadia Putri (125020307111 Zahrotul Azizah (125020300111051) JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Upload: azizahzahrotul

Post on 30-Sep-2015

234 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Perilaku Keorganisasian

TRANSCRIPT

MEMAHAMI TIM KERJADibuat untuk memenuhi Tugas Ringkasan Materi Kuliah Perilaku Keorganisasian Dosen : Dr. Roekhudin, SE., M.Si., Ak., CA, CSRS

Oleh Kelompok 7 Kelas C :Meriatul Qibtiyah (12502030Ulyn Rachmadia Putri (125020307111Zahrotul Azizah (125020300111051)

JURUSAN AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS BRAWIJAYA2012/2013Memahami Tim Kerja1. Perbedaan antara Kelompok dan TimKelompok adalah dua individu atau lebih yang berinteriraksi dan saling bergantung yang berkumpul untuk mencapai tujuan bersama. Kelompok kerja (work group) adalah kelompok yang berinteraksi terutama untuk berbagi informasi dan mem buat berbagai keputusan untuk membantu setiap anggota bekerja di dalam area tanggungjawabnya. Kelompok kerja tidak mempunyai kebutuhan atau kesempatan untuk terlibat dalam kerja kolektif yang membutuhkan usaha bersama. Jadi, kinerja mereka hanya merupakan gabungan akhir dari kontribusi individual setiap anggota kelompok. Tidak ada sinergi positif yang bisa menciptakan seluruh tingkat kinerja yang lebih tinggi dari jumlah masukan.Kelompok Kerja (work groups) bersifat : 1) untuk memenuhi kebutuhan informasi2) natural (terkadang negatif)3) individual4) kinerjanya acak dan bervariasiTim kerja (work team) menghasilkan sinergi positif melalui usaha yang terkoordinasi. Usaha-usaha individual mereka menghasilkan satu tingkat kinerja yang lebih tinggi daripada jumlah masukan individual. Sebuah tim (team) adalah sebuah unit yang terdiri dari 2 orang atau lebih yang berinteraksi dan mengkoordinasikan pekerjaan mereka untuk menyelesaikan sebuah tugas yang spesifik (Daft, 2003:171). Definisi ini mempunyai tiga komponen.yakni : a. Diperlukan 2 orang atau lebih. Tim dapat cukup besar, walaupun kebanyakan kurang dari 15 orang. b. Orang dalam sebuah tim melakukan interaksi secara teraturc. Orang dalam sebuah tim terbagi sebuah tujuan berkinerjaKatzenbach dan Smith, mendefinisikan team sebagai sekelompok kecil orang dengan keterampilan yang saling melengkapi yangberkomitmen untuk maksud bersama. Sedangkan menurut Hunsaker, 2001, Tim ialah kelompok dengan keterampilan yang saling melengkapi dan berkomitmen untuk mecapai tujuan bersama secara efektif dan efisien.Kerja tim ialah kerja berkelompok dengan keterampilan yang saling melengkapi untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien.Tim Kerja (work teams) bersifat : 1) untuk mencapai kinerja bersama2) positif3) individual dan timbal balik4) kinerjanya saling melengkapiStephen P. Robbins melakukan pembedaan antara Kelompok Kerja dengan Tim Kerja berdasarkan 4 variabel yaitu: Sasaran, Sinergi, Akuntabilitas, dan Keahlian. Perbedaannya dapat dilihat dalam skema-skema berikut :[4]

Sementara itu, penulis lain seperti Laurie J. Mullins membedakan Kelompok dan Tim berdasarkan 6 variabel yaitu: Ukuran, Seleksi, Kepemimpinan, Persepsi, Gaya, dan Semangat. Taksonomi beda lengkapnya sebagai berikut :[5]

Tabel 13 Taksonomi Beda Variabel Tim dan Kelompok versi RobbinsVariabelTimKelompok

UkuranTerbatas

Medium dan Besar

Seleksi

Krusial

Imaterial

Kepemimpinan

Berbagi atau dirotasi

Solo

PersepsiPemahaman pengetahuan saling melengkapi

Fokus pada pemimpin

Gaya

Peran koordinasi yang tersebar

Konvergensi, konformisme

Semangat

Interaksi dinamisKebersamaan mengalahkan musuh

2. Jenis-Jenis TimJenis-jenis tim yang paling umum ditemui yaitu diantaranya :1. Tim Penyelesaian Masalah (Problem Solving Team)

Gambar 20. Problem Solving versi RobbinsTim penyelesaian masalah adalah kelompok-kelompok yang terdiri atas 5 sampai 12 karyawan yang dibayar per jam dari departemen yang sama yang bertemu selama beberapa jam setiap minggunya untuk mendiskusikan cara-cara memperbaiki kualitas, efisiensi, dan lingkungan kerja.Dalam tim jenis ini, para anggota saling berbagi gagasan dan menawarkan saran seputar proses dan metode kerja seperti apa yang perlu dilakukan agar produktivitas dapat ditingkatkan. Jarang sekali tim-tim ini diberikan otoritas untuk secara unilateral (sendirinya) menerapkan saran mereka ke dalam tindakan. Satu hal yang dikenal sebagai bentuk Tim Problem-Solving adalah Lingkaran Kualitas. Ini merupakan tim kerja terdiri atas gabungan 8 hingga 10 pekerja dan supervisor yang saling berbagi gagasan wilayah kewenangan dan bertemu secara teratur guna mendiskusikan masalah kualitas pekerjaan mereka, menyelidiki sebab-sebab masalah, dan merekomendasikan penyelesaian.

2. Tim Kerja yang Mengelola Diri Sendiri (Self Managed Work Team)

Tim kerja yang mengelola diri sendiri adalah kelompok karyawan (biasanya 10 sampai 15 anggota) yang melakukan pekerjaan yang sangat berhubungan atau saling bergantung dan memikul tanggungjawab yang banyak dari para pengawas mereka sebelumnya. Biasanya tanggungjawabnya meliputi perencanaan dan pengaturan kerja, pemberian tugas kepada para anggota, pengendalian kolektif atas langkah kerja, pembuatan berbagai keputusan pengoperasian, pengambilan tindakan untuk berbagai masalah serta kerja sama dengan para pemasok dan pelanggan. Tim kerja yang benar-benar mengelola dirinya sendiri bahkan memilih anggota mereka sendiri dan mengharuskan para anggota tersebut mengevaluasi kinerja setiap anggota.

3. Tim Lintas Fungsional (Cross Functional Team)

Tim ini adalah tim yang terdiri atas karyawan-karyawan yang berasal dari tingkat hierarki yang kurang lebih sama, tetapi dari berbagai bidang pekerjaan yang berbeda, yang berkumpul dan menyelesaikan sebuah tugas.Sebagai contoh, masih menurut Robbins, antara tahun 1999 hingga Juni 2000 manajemen senior IBM menarik 21 pekerja dari sekitar 100 ribu staf teknologi informasinya guna meminta saran bagaimana perusahaan bisa cepat menyelesaikan proyek dan memasarkan produk secara cepat ke pasar. Ke-21 anggota dipilih karena mereka punya karakteristik yang serupa dimana mereka pernah berhasil memimpin proyek-proyek berjangka cepat. Speed Team, demikian julukan tim tersebut, bekerja selama 8 bulan saling berbagi informasi, menguji perbedaan antara proyek-proyek berjangka cepat dan lambat, dan mereka mampu melahirkan rekomendasi-rekomendasi seputar bagaimana IBM bisa mempercepat produksinya.

4. Tim Virtual (Virtual Team)

Tim-tim yang telah dibahas melakukan pertemuan face-to-face. Tim Virtual menggunakan teknologi komputer guna menghubungkan orang-orang yang terpisah secara fisik guna mencapai sasaran bersama.Teknik tersebut memungkinkan orang saling bekerjasama lewat metode online, kendati mereka dipisahkan yuridiksi negara bahkan benua.Tim Virtual dapat melakukan lebih banyak hal ketimbang tim-tim lainnya, terutama dalam hal berbagi informasi, pembuatan keputusan, dan perampungan pekerjaan. Mereka terdiri atas para anggota dari organisasi yang sama ataupun hubungan anggota organ dengan para pekerja dari organisasi lain semisal supplier ataupun partner perusahaan. Terdapat 3 faktor utama yang membedakan Tim Virtual dengan tim-tim lain yang face-to-face, yaitu : (1) Ketiadaan komunikasi lisan-fisik; (2) terbatasnya konteks sosial, dan (3) kemampuan mengatasi masalah waktu dan hambatan tempat. Dalam komunikasi face-to-face, orang menggunakan paraverbal seperti nada suara, intonasi, dan volume suara serta nonverbal seperti gerak mata, roman muka, gerak tangan, dan bahasa tubuh lainnya. Keduanya semakin menjelaskan komunikasi, tetapi kini hal-hal tersebut nihil di dalam Tim Virtual. Tim Virtual menderita kekuarangan laporan sosial yang manusiawi akibat interaksi langsung yang kecil diantara para anggotanya.Robbins mencontohkan, perusahaan seperti Hewlett-Packard, Boeing, Ford, VeriFone, dan Royal Dutch/Shell menjadi pengguna utama Tim Virtual ini. VeriFone, contoh Robbins lebih lanjut, adalah perusahaan perakit mesin pembaca informasi kartu kredit, di mana penggunaan Tim Virtual-nya memungkinkan 3000 karyawannya, yang berlokasi di seluruh penjuru dunia, untuk kerja bersama mendesain proyek, merencanakan pemasaran, dan membuat presentasi penjualan. Lebih jauh, wakil presiden VeriFone menyatakan Kami tidak memindahkan orang. Jika seseorang nikmat tinggal di Colorado dan bisa melakukan pekerjaan dari sana, kenapa kami harus mengintimidasinya?

3. Mencipatakan Tim KreatifKomponen utama yang membentuk tim yang efektif dapat digolongkan menjadi empat kategori umum. Pertama adalah berbagai sumber dan pengaruh desain pekerjaan lain yang menjadikan tim tersebut efektif. Kedua berhubungan dengan komposisi tim. Ketiga adalah konteks. Keempat variable proses mencerminkan hal-hal yang terjadi dalam tim yang memengaruhi efektifitas. Efektivitas tim mencakup ukuran-ukuran objektif mengenai produktivitas tim, penilaian para manajer atas kinerja tim, dan semua ukuran kepuasan anggota.Ukuran efektivitas suatu tim kerja seperti di bawah ini :

Desain Pekerjaan - Variabel desain kerja meliputi variabel-variabel seperti kemerdekaan dan otonomi, kesempatan menggunakan aneka keahlian dan bakat, kemampuan menyelesaikan pekerjaan atau menciptakan produk, dan mengerjakan tugas atau proyek yang punya dampak signifikan atas orang lain.Komposisi - Kategori ini terdiri atas variabel-variabel yang berhubungan dengan bagaimana tim harus diisi, lewat: (1) Kemampuan, dalam tim dibutuhkan orang yang ahli dalam membuat keputusan dan problem solving, teknis, dan interpersonal skill; (2) Personalitas, yaitu The Big Five personality seperti ada dalam pendekatan sifat dalam kepemimpinan; (3) Pengalokasian peran dan keragaman, yaitu tim harus memiliki 9 peran, yaitu :- creator-inovator menginisiatif gagasan kreatif;- explorer-promoter juara gagasan setelah dimulai;- assessor-developer menganalisa pilihan keputusan;- thruster-organizer menyediakan struktur;- concluder-producer menyediakan arah dan mengikutinya;- controller-inspector memeriksa rincian;- upholder-maintainer bertarung di pertempuran luar;- reporter-adviser menjadi informasi seluas-luasnya; dan- linker mengkoordinir dan mengintegrasikan.(4) Fleksibilitas anggota Tim terdiri atas individu-individu fleksibel yang anggotanya dapat saling melengkapi tugas satu sama lain. Ini nyata berguna bagi suatu tim karena secara signifikan mampu meningkatkan adaptabilitas dan membuatnya luwes di mata para anggotanya. Jadi, pemilihan anggota dilancarkan atas mereka yang memiliki nilai fleksibilitas, yang lalu secara silang melakukan lahihan untuk saling mengerjakan pekerjaan anggota lain.Konteks - Tiga faktor kontekstual yang muncul paling signifikan sehubungan dengan kinerja tim adalah adanya sumber daya yang mencukupi, kepemimpinan yang efektif, dan evaluasi kinerja dan sistem reward yang mencerminkan kontribusi tim.a. Sumber daya mencukupi. Kelompok kerja adalah bagian kecil dari sistem organisasi sebagai totalitas. Seluruh tim kerja bersandar pada sumber daya di luar kelompok agar tetap hidup. Kelangkaan sumber daya langsung mengurangi kemampuan tim untuk bekerja secara efektif. Faktor yang paling penting dari sumber daya ini adalah dukungan dari organisasi secara keseluruhan, terutama dana, sumber daya manusia, dan pendelegasian wewenang. b. Kepemimpinan dan Struktur. Anggota tim harus setuju siapa dapat melakukan apa dan memastikan seluruh anggota berkontribusi secara sama dalam pembagian beban pekerjaan. Sebagai tambahan, tim perlu menentukan bagaimana jadual kerja tim sebaiknya dirancang, skill apa yang dibutuhkan bagi kemajuan tim, bagaimana kelompok menyelesaikan konflik, dan bagaimana kelompok membuat dan memodifikasi keputusan yang sebelumnya pernah dibuat. Kepemimpinan tidak selalu dibutuhkan. Contoh, bukti-bukti menunjukkan bahwa tim yang bekerja secara mandiri (self-managed work team) kerap menunjukkan kinerja yang lebih baik ketimbang tim yang punya pemimpin yang diangkat secara formal. Pemimpin dapat merusak kinerja, baik tatkala mereka ikut campur dalam kerja-kerja yang tengah dilakukan tim self-managed work. Dalam Tim Self-Managed Work, anggota tim menyerap banyak pekerjaan secara leibh besar ketimbang yang bisa diasumsikan oleh manajer. c. Evaluasi Kinerja dan Sistem Reward. Secara tradisional, evaluasi berorientasi individu dan sistem reward harus dimodifikasi guna merefleksikan kinerja tim. Evaluasi kinerja individu seperti upaya resmi per jam, insentif individu, dan sejenisnya tidak konsisten dengan perkembangan kinerja tinggi yang ditunjukkan tim. Jadi, selaku tambahan guna pengevaluasian dan mereward pekerja bagi kontribusi individualnya di dalam tim, manajemen harus mempertimbangkan appraisal berdasar kelompok, pembagian keuntungan, perolehan saham, insentif kelompok, dan modifikasi sistem lainnya yang akan menguatkan upaya dan komitmen tim. Proses - kategori terakhir berhubungan dengan efektivitas tim adalah variabel proses. Variabel-variabel proses terdiri atas komitmen setiap anggota tim terhadap tujuan, pembentukan sasaran tim secara khusus, efikasi tim, manajemen konflik yang terorganisasi baik, serta pengurangan social loafing. - Tujuan Bersama. Tim yang efektif harus punya tujuan bersama sekaligus bermakna, berfungsi sebagai arahan, momentum, dan komitmen di antara anggotanya. Tujuan ini dapat diibaratkan sebuah visi. Ia lebih luas ketimbang sasaran tertentu saja. - Sasaran Spesifik. Tim yang sukses adalah yang mampu menerjemahkan tujuan bersama mereka ke dalam sasaran kinerja yang realistik, spesifik, dan bermakna. - Efikasi Tim. Tim yang efektif punya kepercayaan diri. Mereka yakin mereka akan berhasil. Hanyak sukses yang mampu melahirkan sukses. Tim yang telah sukses meningkat keyakinan mereka untuk meraih sukses di masa datang. Kesuksesan akan memotivasi mereka lebih keras lagi untuk mencapai kesuksesan yang lebih besar.- Tingkat Konflik. Konflik dalam tim tidak selamanya buruk. Tim yang sama sekali tidak pernah terlibat konflik akan mandek dan apatis. Jadi, konflik sebenarnya meningkatkan efektivitas tim, kendati tidak semua konflik punya pengaruh positif. Konflik hubungan yang berdasarkan ketidaknyamanan antar individu, ketegangan, dan permusuhan terhadap orang lain selalu bersifat disfungsi, merugikan. Kendati begitu, pada tim yang menunjukkan kegiatan nonrutin, ketidaksetujuan antar anggota seputar pekerjaan tidak terlampau punya daya rusak tinggi. - Social Loafing. Individu dapat bersembunyi di dalam kelompok. Mereka dapat terlibat dalam social loafing dalam upaya kelompok karena kontribusi individu tidak bisa diidentifikasi secara mudah. Tim yang efektif menggarisbawahi kecenderungan ini dengan menahan mereka yang akuntabel baik di tingkat individu ataupun tim. 4. Mengubah Individu Menjadi Pemain TimBerikut adalah ringkasan dari berbagai pilihan utama yang dimiliki para manajer yang berusaha mengubah individu menjadai pemain tim.

a. SeleksiBeberapa orang telah memiliki keterampilan interpersonal untuk menjadi pemain tim yang efektif. Ketika mempekerjakan anggota tim, disamping keterampilan teknis yang diperlukian untuk mengisi pekerjaan itu, harus dipastikan pula bahwa calon dapat memenuhi peran tim mereka selain persyaratan teknis.b. Pelatihan Berdasarkan catatan yang lebih optimistis, sebagian orang yang dibesarkan pada lingkungan yang mementingkan prestasi individu dapat dilatih untuk menjadi pemain tim. Para spesialis prlatihan menjalankan latihan-latihan yang memungkinkan karyawan untuk mengalami kepuasan yang dapat diberikan oleh kerja tim. Lazimnya mereka menawarkan lokakarya untuk membantu karyawan memperbaiki keterampilan pemecahan-masalah, komunikasi, perundingan, manajemen-konflik, dan pelatihan [coaching] mereka.c. PenghargaanSistem imbalan perlu diperbaiki untuk mendorong upaya kooperatif bukannya kompetitif. Promosi, kenaikan upah, dan bentuk-bentuk pengakuan lain hendaknya diberikan ke individu atas efektivitas mereka sebagai anggota tim yang kolaboratif. Ini tidak berarti sumbangan individu diabaikan, tetapi lebih berarti bahwa sumbangan itu diimbangi dengan kontribusi tidak-egois ke tim.

5. Tim dan Kualitas ManajemenSalah satu karakteristik sentral dari manajemen mutu (QM-quality management) adalah penggunaan tim. Hakikat QM ada;ah perbikan proses, dan pelibatan karyawan merupakan bagiam vital dari perbaian proses. Dengan kata lain, QM menuntut manajemen untuk memberikan kepada para karyawan dorongan untuk berbagai gagasan dan bertindak menurut apa yang mereka sarankan. Seperti yang dikemukakan oleh seorang penulis,Tidak satupun dari berbagai proses dan teknik QM akan dimengerti dan diterapkan kecuali dalam tim kerja. Semua teknik dan proses semacam itu menuntut tingkat komunikasi dan kontak yang tinggi, respon serta penyesuaian [adaptasi], serta koordinasi dan pengurutan kerja. Ringkasnya, teknik dan proses ini menuntut lingkungan yang hanya dapat diberikan oleh tim kerja yang unggul.

6. Tim Tidak Selalu Merupakan JawabannyaKerja sama tim membutuhkan lebih banyak waktu dan seringkali lebih banyak sumber daripada kerja secara individual. Sebagai contoh, tim telah meningkatkan tuntutan komunikasi, penyelesaian berbagai konflik, dan pelaksanaan rapat. Jadi keuntungan dari adanya tim harus melebihi biaya yang dikeluarkan. Namun hal ini tidak selalu demikian.Terdapat tiga tes untuk mengetahui apakah suatu tim sesuai dengan situasi :1. Bisakah pekerjaan yang akan dilakukan memperoleh hasil lebih baik jika dikerjakan oleh tim ? Indikator yang baik adalah kerumitan dari pekerjaan yang akan dilakukan dan kebutuhan untuk berbagai perspektif yang berbeda.2. Apakah pekerjaan yang dilakukan menciptakan maksud atau serangkaian tujuan umum yang lebih dari sejumlah tujuan individual bagi orang-orang dalam kelompok ?3. Apakah anggota kelompoknya saling bergantung ? Tim sangatlah praktis ketika terdapat saling ketergantungan antara tugas; ketika keberhasilan seluruh tim bergantung pada keberhasilan setiap orang dan keberhasilan setiap orang bergantung kepada pada keberhasilan orang lain, contohnya adalah sepak bola. Sebaliknya dalam kompetisi tim renang tidak dapat disebut tim karena tim ini hanyalah kelompok individu yang tampil secara individual dan penampilan totalnya hanyalah merupakan penyajian akhir total dari penampilan individual mereka.

Pertanyaan Multiple Choice

Daftar PustakaStephen P. Robbins, 2003: 201. Essentials of Organization Behavior, 7th Edition (Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall)Laurie J. Mullins, 2005: 520. Management and Organizational Behavior, 7th Edition.Essex: Pearson Education Limited.http://setabasri01.blogspot.com/2011/01/kelompok-dan-tim-dalam-organisasi.htmlhttp://sutiyonokudus.wordpress.com/2012/12/26/memahami-tim-kerja/http://accountingcenter.wordpress.com/2010/01/28/memahami-tim-kerja/http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2114192-pengertian-kerja-tim/#ixzz29ZJA0u00http://www.bussinestown.com/people/motivation-team.asphttp://www.accel-team.com/team_building/team_out_00.htmlhttp://members.nbci.com/_XMCM/cooperate/teamman.htm

Lampiran Jawaban Soal Multiple Choice