analisa resep kelompok c 2
DESCRIPTION
blalalalalalalaTRANSCRIPT
ANALISA RESEP 1
KELENGKAPAN RESEP
Sesuai Ketentuan
Lengkap/Tidak
Keterangan
Identitas dokter lengkap No. SIP tidak dicantumkan, karena dpt
diganti dengan kop instansi (poliklinik)
Superscriptio Nama, alamat,
nomor izin klinik
Tidak Alamat dan no izin klinik tidak dicantumkan
Tempat dan
tanggal penulisan
resep
Lengkap -
Simbol R/ Lengkap -
Nama, umur,
alamat pasien
Lengkap -
Inscriptio R/1 Tidak - BSO tiap-tiap obat seharusnya dituliskan
sebelum nama bahan obat
POLIKLINIK UNIVERSITAS MATARAM
Dr. Putri Mataram, 6/6-13
R/ B complex no X
Vitamin C no X
Amoksisilin no Xm.f.pulv. no X∫3 d d I
parafR/ Paracetamol syr no I
∫ 3 d d I Cparaf
Pro : AgungUmur : 5 tahunAlamat : Cakranegara
- Dosis amoksilin seharusnya dicantumkan
- Ketiga obat tersebut seharusnya tidak
boleh dipuyer
R/2 Tidak - Cara pemberian seharusnya I cth (sendok
plastik) bukan C (sendok makan)
Subcriptio R/1 Tidak - Petunjuk penggunaan obat tidak lengkap
Paraf/Tanda
tangan
R/1 Lengkap -
R/2 Lengkap
ANALISA RESEP
Obat
1. Dosis Obat
a. Dosis obat dalam resep
R/1
Pada resep tersebut tidak disebutkan BSO masing-masing obat, untuk obat
amoksisilin dosis obat yang akan digunakan tidak dicantumkan. Namun pada resep
ini seharusnya antara vitamin dan amoksisilin tidak dipuyer karena merupakan obat
simptoms dan obat causal.
R/2
Parasetamol sirup (1 sendok makan, 15 ml)
Untuk resep ini untuk penggunaannya, tidak dicantumkan sediaan dosis yang tersedia
di pasaran. Dilihat dari sediaan generik yang ada di pasaran untuk parasetamol sirup
yakni, 120 mg / 5 ml maka seharusnya cara pemberian obat dengan sentok plastik
(cth) bukan dengan sendok makan (C). Sedangkan untuk pemberian obatnya berupa
sirup, untuk anak usia 5 tahun, pemilihannya sudah tepat.
b. Dosis obat seharusnya
R/1
Amoksisilin untuk anak di bawah 10 tahun sebaiknya 125 mg setiap 8 jam
R/2
Vitamin C untuk profilaksis 25-75 mg sehari
R/3
Vitamin B kompleks 10-25 mg/hari
R/4
Paracetamol untuk anak 1-5 tahun, dosis 120 – 250 mg setiap 4 – 6 jam / hari,
maksimum 4 dosis / 24 jam
2. Jadwal pemberian
Nama Obat Interval Waktu Durasi Keterangan
Amoksisilin 3x sehari Sebelum
makan
Setiap 8 jam Seharusnya tidak
dipuyer bersama
vitamin.
Parasetamol maksimum
4 dosis / 24
jam
Sebelum
atau
setelah
makan
Setiap 4-6 jam Sehusnya
diberikan dengan
sendok plastik
(cth) sesuai
bentuk sediaan di
pasaran yaitu
120mg/5ml
Vitamin Boleh diberikan
ataupun tidak.
3. Interaksi obat
– Pada R/1 tidak terdapat interaksi antara kedua kombinasi obat dan vitamin, walaupun
sebenarnya kombinasi obat dan vitamin tersebut tidak boleh jika dipuyer
– Tidak terdapat interaksi antara obat pada R/1 dan R/2.
SEHARUSNYA PENULISAN RESEP 1
POLIKLINIK UNIVERSITAS MATARAMMataram
Surat Ijin 12345Dr. Putri Mataram, 6/6-13
R/ syr B complex lag I∫ 1 d d I C
parafR/ tabVitamin C 50 mg no X
∫ 1 d d I tabparaf
R/ syr Amoksisilin ml 100 lag I∫3 d d I cth
parafR/ syr Paracetamol ml 60 lag I
∫ prn 4 d d I cth paraf
Pro : AgungUmur : 5 tahunAlamat : Cakranegara
ANALISA RESEP 2
KELENGKAPAN RESEP
Sesuai Ketentuan Lengkap/Tidak
Keterangan
Identitas dokter Lengkap No. SIP tidak dicantumkan, karena dpt
diganti dengan kop instansi (poliklinik)
Superscriptio Nama, alamat, nomor izin klinik
Tidak Alamat dan no. Izin klinik tidak dicantumkan
Tempat dan tanggal penulisan resep
Lengkap -
Simbol R/ Lengkap -Nama, umur, alamat pasien
Lengkap Alamat pasien tidak lengkap
Inscriptio Obat 1 Tidak - BSO tidak dicantumkan
POLIKLINIK UNIVERSITAS MATARAM
Dr. Cantik Mataram, 1/6-13
R/GG no IIIDMP no IIIParasetamol no IIIKotrimoksazol no III
m.f.pulv no XII∫ 3ddI pulv paraf
Pro : AnitaUmur : 3 tahunAlamat: dasan agung
Pro : Tn. SugengUmur : 16 tahunAlamat : Unram
- Dosis obat tidak dicantumkan- Sebaiknya nama obat tidak disingkat
Obat 2 Tidak - BSO tidak dicantumkan- Dosis obat tidak dicantumkan- Sebaiknya nama obat tidak disingkat
Obat 3 Tidak - BSO tidak dicantumkan- Dosis obat seharusnya dicantumkan
Obat 4 Tidak - BSO tidak dicantumkan- Dosis obat seharusnya dicantumkan
Signatura Resep Tidak - Seharusnya dicantumkan penggunaan sebelum atau sesudah makan
Paraf/Tanda tangan
Resep Lengkap -
ANALISA RESEP
Obat
1. Dosis Obat
Dosis obat pertama
GG (Glyceryl Guaiacolate) no III
Pada obat ini seharusnya dicantumkan jumlah satuan berat obat yang digunakan
untuk mengetahui jumlah dosis pasti yang digunakan, kemudian harus juga
dicantumkan jenis sediaan obatnya karena untuk Glyceryl Guaiacolate ada beberapa
sediaannya yaitu kapsul dan larutan.Bentuk sediaan tablet dengan dosis, 50 mg atau
100 mg untuk setiap tablet. Sirup dengan dosis 100mg/5ml . Untuk dosis pada anak-
anak yaitu 2-6 tahun : liquid/syrup, dosis secara oral 50 sampai 100 mg setiap 4 jam;
dosis maksimum 600 mg/hari
Obat kedua
DMP (dextrometorphan) no III
Pada obat ini seharusnya dicantumkan jumlah satuan berat obat yang digunakan
untuk mengetahui jumlah dosis pasti yang digunakan, kemudian harus juga
dicantumkan jenis sediaan obatnya karena untuk Dekstrometorfan HBr terdapat
sediaan tablet 15 mg, sirup 10mg/5 ml dalam botol 60 ml. Anak-anak 1mg/kgBB/hari
(dibagi dalam 3-4 dosis).
Obat ketiga yaitu
Parasetamol no III
Paracetamol untuk anak 1-5 tahun, dosis 120 – 250 mg setiap 4 – 6 jam / hari,
maksimum 4 dosis / 24 jam
Obat keempat yaitu
Kotrimoksazol no III
Pada resep tersebut seharusnya dicantumkan jumlah satuan berat obat yang digunakan
untuk mengetahui jumlah dosis pasti yang digunakan karena ada dua bentuk sediaan
Cotrimoxazole Tablet : Tiap tablet mengandung Trimethoprim 80 mg dan
Sulfamethoxazole 400 mg. Cotrimoxazole Tablet/Kaplet Forte : Tiap tablet/kaplet
forte mengandung Trimethoprim 160 mg dan Sulfamethoxazole 800
mg.Cotrimoxazole Syrup : Tiap 5 ml (1 sendok takar) mengandung Trimethoprim 40
mg dan Sulfamethoxazole 200 mg. Untuk dosisnya Bayi usia 6 minggu – 6 bulan :
120 mg, 2 kali sehari. Anak usia 6 bulan – 6 tahun : 240 mg, 2 kali sehari. Anak usia
6 – 12 tahun : 480 mg, 2 kali sehari. Dewasa dan anak diatas 12 tahun : 960 mg, 2
kali sehari.
Pada resep racikan ini juga tidak rasional untuk diracik karena kotrimoksazole merupakan
antibiotik yang sudah ditentukan lama pemberian obatnya dan obat-obat antibiotik harus
diminum secara habis sedangkan untuk paracetamol, gg dan dmp merupakan pengobatan
simptomatik, sehingga tidak rasional untuk diracik. Pada resep juga terdapat gg dan dmp dimana
gg merupakan ekspektoran dan dmp merupakan antitusif tidak rasional juga untuk diracik
karena fungsi obatnya berbeda. Selain itu juga pada resep tidak dicantumkan bentuk sediaan
obatnya, karena obat yang bisa diracik itu memiliki beberapa macam syarat yaitu :
Obat tidak bersalut
Kemudian tidak boleh mencampurkan obat dengan jadwal minum yang
berbeda (t ½ berbeda)
Untuk polifarmaka; tidak boleh mengkombinasikan obat simptomatik dengan
obat kasusal. Contohnya antibiotik dengan obat-obatan simptomatik
Tidak boleh mencampurkan obat yang memilki jadwal minum sama yaitu
misalnya 3 kali sehari tetapi waktunya berbeda misalnya ada yang sebelum
makan dan ada yang setelah makan
Tidak boleh mencampur senyawa oksidan dengan vitamin C
Tidak boleh mengkombinasikan obat dengan efek yang berbeda
Sehingga pada resep racikan di atas karena tidak rasional maka dibuat terpisah saja, karena pada
resep tersebut terdapat dua macam obat batuk yaitu gg dan dmp, maka dipilih salah satunya
sesuai dengan keluhan pasien, misalnya untuk batuk berdahak diberikan GG. Untuk anak-anak
terutama dibawah 6 tahun sebaiknya diberikan sediaan sirup. Sehingga kita dapatkan 3 resep
obat yaitu GG, Parasetamol dan Kotrimoksazole.
2. Interaksi obat
Awalnya terjadi ketidakcocokan antara dmp dan GG, namun setelah kita keluarkan DMP
dari resep maka tidak akan terjadi reaksi obat dari parasetamol, kotrimoksazole dan GG
SEHARUSNYA PENULISAN RESEP
POLIKLINIK UNIVERSITAS MATARAMMataram
Surat Ijin 12345Dr. Cantik Mataram, 1 Juli 2013
R/ syr Glyceryl Guaiacolate ml 60 lag IS.p.r.n 3 d.d I Cth
paraf
R/ Syr Paracetamol ml 60 lag 1S.p.r.n 4.d.d.I Cth
paraf
R/ Syr Kotrimaoksazol ml 60 lag 1S 2d.d I Cth a.c
paraf
Pro : AnitaUmur : 3 tahunAlamat: Dasan agung
ANALISA RESEP 3
KELENGKAPAN RESEP
Sesuai Ketentuan Lengkap/Tidak
Keterangan
Identitas dokter Lengkap No. SIP tidak dicantumkan, tp dapat diganti dengan kop klinik
Superscriptio Nama, alamat, nomor izin klinik
Tidak Alamat dan no. izin klinik tidak dicantumkan
Tempat dan tanggal penulisan resep
Lengkap -
Simbol R/ Lengkap -Nama, umur, alamat pasien
Tidak Alamat pasien tidak lengkap
Inscriptio R/1 Tidak - BSO tidak dicantumkan- Dosis tidak dicantumkan
R/2 Tidak - BSO tidak dicantumkan- Dosis tidak dicantumkan
R/3 Tidak - BSO tidak dicantumkan- Dosis obat seharusnya dicantumkan
Signatura R/1 Tidak - Seharusnya dicantumkan penggunaan jika diperlukan saja (signa pro re nata)
R/2 Tidak - Seharusnya dicantumkan penggunaan jika
POLIKLINIK UNIVERSITAS MATARAM
Dr. Yuyu Mataram, 1/6-13
R/ Diaform no XS 3 dd I
parafR/ Loperamid no X
S 3 dd Iparaf
R/ Kotrimoksazol no XS 3 dd I
paraf
Pro : Tn. SugengUmur : 16 tahunAlamat : Unram
diperlukan saja (signa pro re nata)R/3 Tidak - Seharusnya dicantumkan penggunaan
sebelum atau sesudah makanParaf/Tanda tangan
R/1 Lengkap -
R/2 LengkapR/3 Lengkap
ANALISA RESEP
Obat
1. Dosis ObatDosis obat dalam resepR/1Diaform no Xs. 3 da IPada resep tersebut seharusnyadicantumkan jumlah satuan berat obat yang digunakan untuk mengetahui jumlah dosis pasti yang digunakan. Tetapi karena sediaannya hanya 1 yakni 550 mg kaolin dan 20 mg pectin, maka bisa dituliskan tanpa menyertakan jumlah satuan berat obat. Dan juga harus dilengkapi s.p.r.n (jika perlu) yakni jika masih diare tiap BAB. Dosis obat seharusnya untuk dewasa 2,5 tablet tiap diare maksimal 15 tablet dalam 24 jam.
R/2Loperamid no. Xs. 3 da IPada resep tersebut seharusnyadicantumkan jumlah satuan berat obat yang digunakan untuk mengetahui jumlah dosis pasti yang digunakan. Dan juga harus dilengkapi s.p.r.n (jika perlu)yakni jika masih diare tiap BAB.Tetapi karena sediaannya hanya 1 yakni 2 mg, maka bisa dituliskan tanpa menyertakan jumlah satuan berat obat. Dosis obat seharusnya : diare akut awalnya 4 mg, diikuti dengan 2 mg setelah setiap selesai BAB encer. Maksimal 16 mg sehari
R/3Kotrimoksazols. 3 da IPada resep tersebut seharusnya dicantumkan jumlah satuan berat obat yang digunakan untuk mengetahui jumlah dosis pasti yang digunakan karena ada dua bentuk sediaan Cotrimoxazole Tablet : Tiap tablet mengandung Trimethoprim 80 mg dan Sulfamethoxazole 400 mg. Cotrimoxazole Tablet/Kaplet Forte : Tiap tablet/kaplet forte mengandung Trimethoprim 160 mg dan Sulfamethoxazole 800 mg. Cotrimoxazole Syrup : Tiap 5 ml (1 sendok takar) mengandung Trimethoprim 40 mg dan Sulfamethoxazole 200 mg. Untuk dosisnya Bayi usia 6 minggu – 6 bulan : 120
mg, 2 kali sehari. Anak usia 6 bulan – 6 tahun : 240 mg, 2 kali sehari. Anak usia 6 – 12 tahun : 480 mg, 2 kali sehari. Dewasa dan anak diatas 12 tahun : 960 mg, 2 kali sehari.
2. Jadwal pemberian
Nama Obat Interval Waktu Durasi Keterangan
Diaform - Tiap BAB - Maksimal 15 tablet dalam 24 jam.
Loperamid - Tiap BAB - Maksimal 8 tablet perhari
Kotrimoxazol 3x sehari Setiap 8 jam Diberikan segera sesudah makan.
3. Interaksi obat– Pada obat antibiotik kotrimoxazol tidak memiliki interaksi dengan obat antidiare,
kombinasi ini sesuai karena antibiotik yang bertujuan menghambat bakteri dan pengurangan jumlah keluarnya cairan dari dalam tubuh untuk mencegah terjadi dehidrasi.
– Obat anti diare diaform bekerja sebagai absorben yang berfungsi menyerap cairan, sedangkan loperamid bekerja dengan anti motilitas dan anti sekresi. Pada penggunaan klinis, obat antidiare cukup hanya dengan satu saja, tidak efektif jika digunakan 2 obat antidiare bersamaan.
POLIKLINIK UNIVERSITAS MATARAMMataram
Surat Ijin 12345Dr. Yuyu Mataram, 1 Juli 2013
R/ Tab Neo Diaform no XS.p.r.n t.d.d tab I
paraf
R/ Tab Kotrimoxazol mg 480 no XXS b.d.d IItab a.c
paraf
Pro : SugengUmur : 16 tahunAlamat : UNRAM
Pro : Tn. AladinUmur : 40 tahunAlamat : Perumnas
POLIKLINIK UNIVERSITAS MATARAMMataram
Surat Ijin 12345Dr. Yuyu Mataram, 1 Juli 2013
R/ Tab Loperamid mg 2 no XS.p.r.n 8 d.d.d I tab
paraf
R/ Tab Kotrimoxazol mg 480 no XXS b.d.d IItab a.c
paraf
Pro : SugengUmur : 16 tahunAlamat : UNRAM
Pro : Tn. AladinUmur : 40 tahunAlamat : Perumnas
PENULISAN RESEEP : dapat dpilih satu resep dibawah ini yakni loperamid dengan kotrimoxazol atau diaform dengan kotrimoxazol.
ANALISIS RESEP 4
POLIKLINIK UNIVERSITAS MATARAM
dr. Ganteng Mataram, 17 juni 2013
R/Demacolin tab no.X
s.3.d.d. 1
paraf
R/ Salbutamol 4 mg no.X
s.3.d.d. 1
paraf
R/ Captopril 25 mg no.XX
s.2.d.d. 1
paraf
Pro : Tu Aladin
Usia : 40 tahun
Alamat : Perumnas
Sesuai
Ketentuan
Lengkap/Tidak
Keterangan
Identitas dokter lengkap No. SIP tidak dicantumkan, karena dpt
diganti dengan kop instansi (poliklinik)
Superscriptio Nama, alamat,
nomor izin
klinik
Tidak Alamat dan no izin klinik tidak
dicantumkan
Tempat dan
tanggal
penulisan resep
Lengkap -
Simbol R/ Lengkap -
Nama, umur,
alamat pasien
Lengkap -
Inscriptio R/1 Tidak - BSO bisa ditulis didepan atau
sebelum/setelah nama bahan obat
- Dosis Demakolin seharusnya
dicantumkan
- Aturan pakai seharusnya dituliskan
s.p.r.n. karena hanya digunakan jika
perlu saja
R/2 Tidak - BSO obat seharusnya dituliskan
sebelum/setelah nama bahan obat
- Aturan pakai yang dicantumkan kurang
lengkap
- Aturan pakai seharusnya dituliskan
s.p.r.n. karena hanya digunakan jika
perlu saja
R/3 - BSO obat seharusnya dituliskan
sebelum/setelah nama bahan obat
- Aturan pakai yang dicantumkan kurang
lengkap
Subcriptio R/1 Tidak - Petunjuk penggunaan obat tidak
lengkap
R/2 Tidak - Petunjuk penggunaan obat tidak
lengkap
R/3 Tidak - Petunjuk penggunaan obat tidak
lengkap
Paraf/Tanda
tangan
R/1 Lengkap
-R/2 Lengkap
R/3 Lengkap
ANALISA RESEP
Obat
4. Dosis Obat
a. Dosis obat dalam resep
R/1
BSO obat sudah dicantumkan walaupun setelah nama bahan obat
Pada resep tersebutaturan pakai obat demakolin yang ditulisakan masih kurang
lengkap, seharusnya dicantumkan s.p.r.n. dan berapa tablet setiap minum.
R/2
Salbutamol 4 mg
Untuk resep ini jenis BSO tidak dicantumkan
Aturan pakai yang dicantumkan masih kurang lengkap, seharusnya dicantumkan
s.p.r.n. dan berapa tablet setiap minum.
R/3
Captopril 25 mg
Untuk resep ini jenis BSO tidak dicantumkan
Aturan pakai yang dicantumkan masih kurang lengkap, seharusnya dicantumkan
berapa tablet setiap minum
b. Dosis obat seharusnya sudah sesuai seperti yang dituliskan di resep
5. Jadwal Pemberian
Nama Obat Interval Waktu Durasi Keterangan
Demakolin - Sesudah
makan
- Digunakan jika
ada keluhan
Salbutamol - Sesudah
makan
- Digunakan jika
ada keluhan,
maksimal
3-4x/hari. Sekali
minum
maksimal 8 mg.
Captopril 2x/hari Sesudah
makan
Setiap 12
jam
Dosis
pemeliharaan
maksimal 50
mg/hari
6. Interaksi obat
– Tidak ada interaksi antara R/1, R/2 dan R/3.
PENULISAN RESEP SEHARUSNYA:
POLIKLINIK UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
Surat Izin 12345
Nama :dr. Ganteng
Mataram, 17 juni 2013
R/Tab Demacolin no.X
s.p.r.n.t.d.d. Itab
paraf
R/ Tab Salbutamol mg 4 no.X
s.p.r.n.t.d.d. I tab
paraf
R/Tab Captopril mg 25 no.XX
s.b.d.d. I tab
paraf
Pro : Tu Aladin
Usia : 40 th
Alamat : Perumnas
ANALISIS RESEP 5
Nama struktur resep Sub struktur resep Koreksi
Kop resep Alamat lengkap instansi, No Telp.
Alamat lengkap instansi, no telp, SIP
Nama dokter Nama dokter Seharunya nama lengkap, no telp, sebaiknya mencantumkan SIP
R/ (pertama) BSO Sebelum nama obat di tulis BSO
Jika dimaksud merek dagang antasida hanya tersedia satu sediaan tablet 200 mg.
Dosis Dewasa 1-2 tablet pc atau an. Diulang sesuai kebutuhan
Aturan pakai Baik kapan saja, sehingga tidak perlu dicantumkan . baik sebelum maupun sesudah makan
R/ (Kedua) BSO BSO (Tab) di cantumkan sebelum nama obat
Dosis Tidak dicantumkan karena hanya satu sediaan . Sediaan ini merupakan kombinasi dari berbagai macam vitamin dan mineral. Tidak ada aturan tertentu, dosis dapat dinaikkan sesuai kebutuhan.
Aturan pakai Tidak ada aturan tertentu
R/ (Ketiga) BSO BSO (Tab) di cantumkan sebelum nama obat
Dosis Tersedia satu dosis tablet 10 mg
Aturan Pakai Diantara d.d dan jumlah tabel dituliskan BSOnya
POLIKLINIK UNIVERSITAS MATARAMAlamat
Dr. Putra Mataram, 6 Juli 2013
R/ Tab Antasida no X S p.r.n t.d.d. s.n.e
paraf
R/ Tab Caviplex no XS p.r.n u.d.d
paraf
R/ Tab Metoclopramid 10 mg no XS p.r.n t.d.d a.c
paraf
Pro : CucukUmur : 18 tahunAlamat : FKIP
Pro : Tn. AladinUmur : 40 tahunAlamat : Perumnas
Diminum saat lambung dalam keadaan kosong, sebelum makan.
Identitas Alamat Di perjelas. Menggunakan alamat pasien yang lengkap bukan asal instansi
SEHARUSNYA PENULISAN RESEP
SOAL KASUS 1
Penulisan Resep untuk Kasus di Atas
dr. Cantik
SIP No: 300/123/UP/DINKES
Praktek:
Jl. Sakura Raya G no. 12BTN SWETA,
Telp:(0370)674010
Mataram, 15 Juni 2013
R/ Tab Nifedipine mg 10 No. XIV
S.t.d.d. Tab. I
paraf
R/ Tab Paracetamol mg 500 No. XI
S.p.r.n. t. d. d.Tab. I
paraf
Pro : Hani
Umur : 30 tahun
Alamat : Jl. Akasia No. 21, Cakranegara
Seorang ibu hamil, 30 tahun datang memeriksakan kehamilannya yang kedua di puskesmas. Saat ini kehamilannya memasuki usia 4 bulan. Ibu tersebut mengeluh, dalam 1 minggu terakhir ini sering sakit kepala. Dari pemeriksaan fisik ditemukan TD: 160/100 mmHg, N: 86x/menit, edema tungkai (-). Sejak mengetahui dirinya hamil, pasien rajin memeriksakan kandungannya. Pada ANC sebelumnya TD ibu tersebut selalu normal. Keluhan yang sama tidak dirasakannya pada kehamilan pertama. Setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium didapatkan proteinuria (+), glukosa urine (-). Oleh dokter yang merawatnya, pasien ini diberikan obat antihipertensi dan analgetik.
SOAL KASUS 2
Seorang laki-laki 40 tahun datang berobat ke praktik dokter swasta dengan keluhan selalu lapar,
haus, dan sering kencing sejak 1 bulan terakhir ini. Hasil Anamnesis, pasien mempunyai
riwayat DM dalam keluarganya. Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan tekanan darah
170/100 mmHg, N: 80 x/ menit dan P 20x/menit, TB 160 cm, BB 90 kg. Oleh dokter yang
memeriksanya, pasien kemudian dirujuk ke laboratorium untuk memeriksa gula darahnya. Gula
darah yang diminta oleh dokter adalah gula darah puasa dan 2 jam PP. Pasien diminta untuk
kembali besok dengan membawa hasil pemeriksaan laboratorium yang dilakukan tadi pagi,
ditemukan GDP: 200 mg/dl, GD 2 jamPP 250 mg/dl, kolesterol total 250 mg/dl, Tg 300 mg/dl,
HDL 30 mg/dl. Dokter kemudian meresepkan obat 2 macam antidiabetik oral, anti hipertensi dan
obat hiperkolesterol golongan HMG CoA reduktase inhibitor.
a. Tujuan masing-masing obat yang diberikan
1. Tujuan antidiabetik oral :
a. Jangka pendek: untuk mengurangi keluhan yang muncul seperti poliuri, polifagi,
polidipsi
b. Jangka panjang: memperlambat laju perkembangan komplikasi mikrovaskuler
dan makrovaskular.
2. Tujuan anti hipertensi : Menurunkan hipertensi < 130/80 mmHg
3. Tujuan obat hiperkolesterol golongan HMG CoA reduktase inhibitor : menghambat
sintesis kolesterol
b. Penulisan resep
1. Antidiabetik oral
a. Pilihan Golongan
BIGUANIDA
Mekanisme : menurunkan glukoneogenesis di hati dan ginjal,
memperlambat absorpsi glukosa dari saluran cerna sehingga sesuai
diberikan pada pasien yang mengeluh selalu lapar.
TIAZOLIDINEDION
Mekanisme : menurunkan resistensi insulin dengan mengatur gen yang
terlibat dalam metabolisme lipid dan glukosa, transduksi sinyal insulin,
diferensiasi adiposit, bekerja di jaringan adipose dengan meningkatkan
ambilan dan pemakaian glukosa, penggunaan jangka panjang berfungsi
menurunkan TGL, mengurangi peningkatan LDL, HDL.
b. Pilihan Obat
Metformin
Mekanisme : Tidak menyebabkan kenaikan BB, tidak menyebabkan
hiperglikemi, menurunkan risiko makrovaskular dan mikrovaskular
sehingga sesuai dengan pasien dengan IMT : 35 (obese II).
Plioglitazon
Mekanisme : Memperbaiki profil lipid, mengurangi trigliserida—
PPAR-α, mengurangi kelainan makrovaskular (IM, stroke)
c. Dosis obat
Metformin : oral tablet 500 mg selama 3 kali sehari, sesudah makan
Plioglitazon : oral tablet 15-30 mg 1 kali sehari dalam kombinasi dengan
metformin, diminum sebelum atau sesudah makan.
2. Antihipertensi
a. Pilihan Golongan
Beta bloker
Karena merupakan drug of choice hipertensi
b. Pilihan Obat
Labetalol
Karena merupakan drug of choice hipertensi
c. Dosis obat
Oral : dosis awal 100 mg (50 mg pada usia lanjut) selama 2 kali sehari, diminum bisa
sebelum dan sesudah makan, setelah 14 hari ditingkatkan 200 mg selama 2 kali sehari
sampai dosis maksimal 800 mg per hari dosis terbagi 2 kali sehari.
3. Obat hiperkolesterol golongan HMG CoA reduktase inhibitor
a. Pilihan golongan
HMG CoA reduktase inhibitor
menghambat sintesis kolesterol sehingga mengurangi peningkatan LDL,
kolesterol dan trigliserida.
b. Pilihan obat
Pravastatin
menghambat sintesis kolesterol, menurunkan LDL 20-40%, menurunkan
TG 10-20%, meningkatkan HDL 3-10% serta obat ini tidak memiliki
interaksi obat dengan obat lainnya dibandingkan jenis obat pada golongan
HMG CoA reduktase inhibitor.
c. Dosis obat
10-40 mg 1 kali sehari, sebelum tidur
dr. Carla FaniaSIP No : 300/123/UP/DINKES
Praktek :Jl. Komputer No. 4, Kr. Bedil No. Telp : 0370 - 643560
Mataram, 13 Juni 2013
R/ Tab Metformin mg 500 No.XXIS t.d.d. tab I p.c
Cf
R/ Tab Pliogitazon mg 15 No.VIIS u.d.d. tab I p.c
Cf
R/ Tab Labetalol mg 100 No.XIVS u.d.d.tab I p.c
Cf
R/Tab Pravastatin mg 10 No. VIIS u.d.d.tab I p.c
Cf
Pro : AdamUmur : 40 tahunAlamat : Jalan Beo no.1 Ampenan
SOAL KASUS 3
Seorang mahasiswa berumur 18 tahun datang ke poliklinik unram dengan keluhan nyeri ulu hati yang dialami sejak kemarin. Mahasiswa tersebut juga merasa mual muntah. Sejak kuliah dia memang sudah sering mengalami keluhan yang sama, namun beberapa hari terakhir keluhan memberat. Dari anamnesa dokter diketahui belakangan ini ia memang sangat sibuk dengan tugas kuliah sehingga merasa stress dan sering telat makan. Dokter memberikan obat berupa antasida yang dikombinasikan dengan simetikon, obat anti muntah dan H2 bloker.
a. Permasalahan
- Nyeri ulu hati
- Mual, muntah
b. Daftar kelompok obat yang sesuai tujuan terapi
Terapi:
Penetral asam lambung dan mengurangi rasa nyeri : Antacid
Penghambat muntah : antiemetic ( Antagonis 5HT3)
Mencegah kekambuhan : AH2
c. Penilaian kelompok obat yang manjur
Kelompok obat
Efficacy Safety suitability
Antasid menetralkan asam lambung sehingga berguna untuk menghilangkan nyeri tukak peptik
meninggikan pH sehingga akan menurunkan aktivitas pepsin.
ES: terutama akibat penggunaan dosis besar jangka lama: sindroma susu alkali (hiperkalsemia, alkalosis, kalsifikasi dan terbentuknya batu ginjal), osteomalasia, osteoporosis, antasid yang mengandung magnesium menimbulkan diare dan yang mengandung alumunium menimbulkan konstipasi.
CI: orang dengan insufiensi ginjal, payah jantung.
Antagonis reseptor histamin H2
Struktur homolog dengan histamin, kerjanya memblokir efek histamin pada sel parietal sehingga sel parietal tidak dapat dirangsang untuk memproduksi asam lambung.
ES : diare, sakit kepala, mengantuk, kelelahan, nyeri otot, gangguan ssp dan konstipasi. Ginekomasti pada pria dan galaktorea pada wanita pada penggunaan simetidin.
CI: gangguan SSP, gangguan hepar dan gangguan ginjal
Antagonis Dopamin
Antagonis reseptor D2 yang spesifik. Meningkatkan peristaltik esofagus, lambung dan usus; Meningkatkan tonus sfingter kardia dengan meningkatkanpembebasan ACh di pleksus myenterikus
Indikasi : penurunan refluk gastroesofagus, esofagitis, dispepsia non ulkus/fungsional, gastroparesis (DM, anoreksia nervosa), mual, muntah
Efek samping : EPS, restlesness, ngantuk, lemah, agranulocytosis, methemoglobinemia
Obat Efficacy Safety Suitability costNatriumbikarbonattablet 500 mg
Menetralkan asam lambung dengan cepat karena daya larutnya yang tinggi
ES: alkalosis sistemik, edema, perforasi lambung
(untuk mengobati asidosis sistemik, membuat urine alkali, dan penggunaan lokal pada pruritus)KI: gangguan hati dan ginjal, penyakit jantung, kehamilan, hindari penggunaan jangka panjang
Botol1000 tabletRp.12.188
Alumunium hidroksida
Daya menetralkan asam lambung lambat
ES:Eksresi alumunium fosfat meningkat, menimbulkan sindrom deplesi fosfat, konstipasi, mual, muntah dan onstruksi usus.
Indikasi: Untuk megobati tukak peptik, nefrolitiasis fosfat dan absorben pada keracunanKI: hipofosfatemia
Magnesium Hidroksida
Onset lebih lama dari kalsium karbonat tapi lebih cepat dari alumunium hidroksida, dosis lebih besar dari kalsium karbonat
Efek samping Diare, kelainan neurologi, jantung, alkaliuria.
KI: hipofosfatemia
Kalsium karbonat tablet 500 mg
onset cepat, masa kerjanya lama, dan daya menetralkan asamnya tinggi
Fenomena acid rebound, tinja menjadi keras, kerusakan ginjal, hiperkalsemia, alkalosis, milk alkali sindrom
KI: insufiensi ginjalBotol 100 tablet Rp.5403
Simetikon Mengurangi gas lambung, sehingga tekanan dalam perut yang disebabkan oleh gas dapat dikurangi.
ES: Mual, sakit perut, mulut kering, mengantuk, pusing, atau sembelit.
KI : bayi neonatus dan prematur
Cimetidine Absorpsinya dari usus baik ( lebih kurang 90 %), plasma t 1/2 nya pendek yaitu hanya 2 jam, dalam hati hanya 25 %
ES : jarang terjadi yaitu berupa diare, nyeri otot, pusing- pusing, dan reaksi-reaksi kulit.
Dosis : Pengobatan : Sehari 3-4 kali @ 200 mg – 400 mg
dimetabolisme menjadi sulfoksida dan bersama sisanya yang tidak diubah dikeluarkan terutama melalui ginjal.
PPemberian obat bersama makanan memberikan efek yang lebih baik karena absorpsinya dihambat dan efeknya bisa lebih lama.
Cimetidin dapat melintasi plasenta maka sebaiknya tidak digunakan untuk wanita hamil dan menyusui.
Pencegahan : Sehari 1 kali @ 400 mg , malam hari
Domperidone Obat sebagai antagonis reseptor dopamin di otak sehingga dapat mengurangi rasa mual dan muntah. Dapat melakukan penyembuhan lesi esofageal, meningkatkan tonus LES serta mempercepat pengosongan lambung.
Efek samping: mulut kering, gatal di kulit, vertigo, diare, gejala peningkatan sekresi prolaktin
Dosis 3x10mg/hari
Dr. Metha Riri Satriana
SIP : SS-2008/VI/2011
Alamat rumah / Praktek :
Jl. Sukses terus 17
Mataram
Mataram, 10 Juni 2013
R/ Magnesium Hidroksida tab 200 mg no. VS 3 dd tab I p.c. p.r.n.
ParafR/ Simetikon tab 20 mg no. V
S 3 dd tab I p.c. p.r.nParaf
R/ Cimetidine tab 200 mg no. VS 4 dd tab I a.c. a.n.
Paraf
R/ Domperidone tab 10 mg no. VS 3 dd tab I a.c.
Paraf
Nama : M
Alamat :
Umur : 18 tahun
SOAL KASUS 4
seorang anak laki-laki, umur 4 tahun dibawa ke puskesmas dengan keluhan batuk, pilek dan
demam sejak kemarin. Pasien mempunyai riwayat penyakit asma yang sering kambuh jika batuk
pilek. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan : suhu 38,5 C, Ronci basah (+) di kedua lapang paru,
wheezing positif. Dokter kemudian memberikan penatalaksanaan berupa mukolitik dan
ekspektoran, analgetik dan bronkiolitik, serta antibiotic
A. Tujuan pemberian obat
1. Mukolitik dan Ekspektoran :Mukolitik berfungsi untuk mengurangi dari
kekentalan dahak sehingga dahak menjadi lebih mudah dikeluarkan. Sedangkan
ekspektoran berfungsi merangsang pengeluaran secret bronkus
No Nama generic Nama dagang
1 Bromoheksin HC
Tabl 8 mg
Eliksir 4 mg/ ml
1. Bisolvon
2. Mucohexin
3. Mucosulvan
2 Gliseril Guaiakolat 50-100 mg Gliseril Guakolat
3 Obat Batuk Hitam OBH
4 Ambroksol HCL
Syr !5 mg / 5 ml
1. Ambroxol
2. Mucopect
3. Interpect
Dari obat tersebut yang saya gunakan adalah Bisolvon Eliksir karena banyak
terdapat di apotik
2. Analgetik : berfungsi menurunkan set point suhu tubuh
no Nama generick Nama dagang
1 Asam Asetil salisilat (Asetosal,
Aspirin
Tablet 100 mg, tablet 500 mg,
tablet 80 mg dan tablet 160 mg
1. Farmasal (100 mg)
2. Asetosal (500 mg )
3. Aspilet (80 mg )
4. Ascardia (160 mg )
2 Metampiron (Antalgin,
Despiron)
1. Antalgin
2. Novalgin
3 Parasetamol tablet 500 mg 1. Parasetamol
2. Pamol
3. Sanmol
4 Asam Mefenamat 1. Asam mefenamat
2. Ponstan
3. Datan
4. Mefinal
Dari obat analgetik di atas yang saya gunakan adalah parasetamol tapi saya
bentuk menjadi serbuk atau pulvis agar mempermudah untuk anak umur 4 tahun
3. Bronkiolitik : mengurangi spasme otot-otot pernafasan akibat asma
no Nama generic Nama dagang
1 Aminofilin tab 200 mg
Inj 24 mg/ml
Supp 200 mg
Benzokain 60 mg
Aminofilin
2 Dexametason tab 0,5 mg 1. Dexametason
2. Cetadexon
3. Kalmethason
4. Indekson
3 Efedrin HCL tab 25 mg Efedrin HCL
4 Ephinefrine (adrenalin ) inj 0,1% Ephinefrine Hcl
5 Terbutalin inhaler (aerosol ) Terbutalin inhaler
Untuk obat bronkiolitik saya lebih menggunakkan terbutalin inhaler karena lebih
mudah dan lebih cepat dalam meredakan asma.
4. Antibiotik : antimikroba untuk mengobati infeksi bakteri
No Nama generic Nama dagang
1 Amoksisilin komb syr 5 ml
Amoksisilin 500 mg
As Klavulanat 250 mg
1.Claneksi
2. Clavamox
3. Auspilic
2 Ampisilin tab 250 mg, 500 mg 1. Ampicilin
2. Kalpicilin
3. Sanpicilin
4. Arcocilin
3 Dikloksasilin kaps 125-250 mg Dikloosasiklin
Dari obat tersebut yang saya pilih adalah Amoksisilin karena terdapat sediaan
sirup yang lebih enak dicerna pada anak umur 4 tahun dan juga lebih gampang
dicari di apotik
B. Dosis Obat yang sesuai
1. Mukolitik dan Ekspektoran
Nama Generik : Bromoheksin HC Eliksir 4 mg / ml
Nama Dagang : Bisolvon sirup dosis untuk anak kurang dari 5 th 1,5 mg/ml 3 x
sehari
2. Analgetik
Nama Generik : Parasetamol Sirup 120 mg /5 ml
Nama Dagang : Sanmol dosis 200- 400 mg /hari jadi bisa diberikan 2 x sehari
3. Bronkiolitik
Nama Generik : Terbutalin Sulfat inhaler 0,25 mg / dosis
Nama dagang : Bricasma Inhaler /Turbuhaler 0,25 mg / dosis 3x 1
4. Antibiotik
Nama Generik : Amoksisilin tablet 125 mg
Nama Dagang : Amoksisilin tablet 125 mg amoksisilin tablet di puyer dengan
ditambah saccaractum latum sebanyak 15 bungkus
C. Penulisan Resep
dr Diana Mardilasari Jalan Guru bangkol no 12 mataram
SIP :SS-2008/VI/2013 --------------------------------------------------------------------------------------
Mataram, 1/6-13
R/ Bisolvon syr 4 mg / ml Lag 1 S.t.d.d CTh---------------------------------------------------------------------------------- paraf
R/ Parasetamol Syr 120 mg / 5 ml Lag 1S.p.r.n b.d.d Syr 1 Cth
-----------------------------------------------------------------------------paraf
R/ Amoksisilin tab 125 mg Sac.Lact.q.s
m.f.i.a. dtd no XV S t.d.d Pulv 1 Pc-----------------------------------------------------------------------------paraf R/ Bricasma Ihn 0,25 mg s.p r.n t.d.d inh--------------------------------------------------------------------------paraf Nama; Gordon Umur : 4 tahun Alamat jalan mayura no 14
Pro : GordonUmur : 4 tahunAlamat : Pagesangan
Seorang balita umur 16 bulan diantar oleh ibunya ke puskesmas dengan keluhan BAB encer
sejak tadi malam disertai dengan muntah. Dari anamnesa diketahui BAB encer lebih dari 8
kali sehari disertai dengan lendir dan bau amis. Dari pemeriksaan fisik ditemukan keadaan
umum agak lemah, mata sedikit cekung, bibir kering dan turgor lambat. Dokter kemudian
memberikan penatalaksanaan berupa oralit dan zink.
SOAL KASUS 5
Daftar masalah :
- Anamnesis :
o Balita umur 16 bulan
o BAB encer sejak tadi malam lebih dari 8 kali sehari
o BAB disertai lendir dan bau amis
o muntah
- Pemeriksaan fisik
o keadaan umum agak lemah
o mata sedikit cekung
o bibir kering
o turgor lambat
- Diare adalah peningkatan pengeluaran tinja dengan konsistensi lebih lunak atau lebih
cair dari biasanya, dan terjadi paling sedikit 3 kali dalam 24 jam. Sementara untuk bayi
dan anak-anak, diare didefinisikan sebagai pengeluaran tinja >10 g/kg/24 jam, sedangkan
rata-rata pengeluaran tinja normal bayi sebesar 5-10 g/kg/ 24 jam
- Penatalaksanaan yang diberikan : oralit dan zink
- Tujuan pemberian :
o Oralit : Untuk mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari
rumah tangga dengan memberikan oralit osmolaritas rendah, dan bila tidak
tersedia berikan cairan rumah tangga seperti air tajin, kuah sayur. Oralit saat ini
yang beredar di pasaran sudah oralit yang baru dengan osmolaritas yang rendah,
yang dapat mengurangi rasa mual dan muntah. Oralit merupakan cairan yang
terbaik bagi penderita diare untuk mengganti cairan yang hilang. Bila penderita
tidak bisa minum harus segera di bawa ke sarana kesehatan untuk mendapat
pertolongan cairan melalui infus. Pemberian oralit didasarkan pada derajat
dehidrasi (Kemenkes RI, 2011).
o Zink : Zinc merupakan salah satu mikronutrien yang penting dalam
tubuh. Zinc dapat menghambat enzim INOS (Inducible Nitric Oxide Synthase),
dimana ekskresi enzim ini meningkat selama diare dan mengakibatkan
hipersekresi epitel usus. Zinc juga berperan dalam epitelisasi dinding usus yang
mengalami kerusakan morfologi dan fungsi selama kejadian diare (Kemenkes RI,
2011). Pemberian Zinc selama diare terbukti mampu mengurangi lama dan
tingkat keparahan diare, mengurangi frekuensi buang air besar, mengurangi
volume tinja, serta menurunkan kekambuhan kejadian diare pada 3 bulan
berikutnya. Berdasarkan bukti ini semua anak diare harus diberi Zinc segera saat
anak mengalami diare.
Dosis pemberian Zinc pada balita:
a. Umur < 6 bulan : ½ tablet (10 mg) per hari selama 10 hari
b. Umur > 6 bulan : 1 tablet (20 mg) per hari selama 10 hari.
o Zinc tetap diberikan selama 10 hari walaupun diare sudah berhenti. Cara
pemberian tablet zinc : Larutkan tablet dalam 1 sendok makan
No Nama Obat Cara Kerja Obat Tujuan Pemberian Dosis dan cara penggunaan
1. Zink menstabilkan struktur
membran dan
memodifikasi fungsi
membran dengan cara
berinteraksi dengan
oksigen, nitrogen dan
ligan sulfur
makromolekul
hidrofilik serta
aktivitas antioksidan.
Zink melindungi
membran dari efek
agen infeksius dan
dari peroksidasi lemak
dengan meningkatkan
pembentukan
immunoglobulin A
sekretori
Untuk mencegah
terjadinya dehidrasi
dapat dilakukan
mulai dari rumah
tangga dengan
memberikan oralit
osmolaritas rendah,
dan bila tidak
tersedia berikan
cairan rumah tangga
seperti air tajin, kuah
sayur.
Zinc tetap diberikan selama 10 hari
walaupun diare sudah berhenti.
Cara pemberian tablet zinc :
Larutkan tablet dalam 1 sendok
makan air matang atau ASI,
sesudah larut berikan pada anak
diare
a. Umur < 6 bulan : ½ tablet (10
mg) per hari selama 10 hari
b. Umur > 6 bulan : 1 tablet (20
mg) per hari selama 10 hari.
2. Oralit Oralit merupakan
cairan yang terbaik
bagi penderita
diare untuk
mengganti cairan
yang hilang.
Untuk mencegah
terjadinya dehidrasi
dapat dilakukan
mulai dari rumah
tangga dengan
memberikan oralit
osmolaritas rendah,
dan bila tidak
tersedia berikan
cairan rumah tangga
Umur Jumlah
oralit
yang
diberikan
tiap BAB
Jumlah
oralit yang
disediakan
di rumah
< 12
bulan
50-100
ml
400
ml/hari ( 2
bungkus)
1-4
tahun
100-200
ml
600-800
ml/hari
seperti air tajin, kuah
sayur, air matang.
( 3-4
bungkus)
> 5
tahun
200-300
ml
800-1000
ml/hari (4-
5 bungkus)
Dewasa 300-400
ml
1200-2800
ml/hari
Pemberian oralit untuk anak usia 1-4 tahun :
100-200 ml dalam sekali minum setiap setelah anak BAB
Oralit di larutkan satu bungkus langsung dalam kurang lebih 100 ml air
Dalam satu sachet oralit mengandung 100 ml
Pemberian zinc untuk anak-anak pasca diare:
Dosis zinc untuk anak-anak 10-20 mg setiap harinya
Zinc dapat diberikan 10-14 tablet
Zinc diminum satu tablet sehari
Setiap satu tablet mengandung 20 mg zinc
Penulisan Resep untuk Kasus di Atas
Dr. xxxx
DSP/50005/03.P/75B
Jl. xxxx – Mataram, Telp. xxxx
Dr. Putri Mataram, 13 Juni 2013
R/ sachet oralit no. XX
s.ad.libparaf
R/tab zinc 20 mg no.XIV
S 1 dd 1tab paraf
Pro : bayi XUmur : 16 bulanAlamat : Cakranegara