kelompok 5-lapisan masyarakat stratifikasi berasal dari kata bahasa latin, statum. arti kata ini...

26
SOSIOLOGI "Lapisan Masyarakat ( Stratifikasi Sosial )" OLEH : KELOMPOK 5 D-IV KEPERAWATAN 1. Ni Made Desi Sugiani (P07120214017) 2. Ni Ketut Ayu Pratiwi Catur Wahyuni (P07120214019) 3. Ni Nyoman Tria Sunita (P07120214020) 4. Ayu Indah Agustini (P07120214027) 5. Ayu Putu Eka Tusniati (P07120214032)

Upload: sunita-tria

Post on 03-Oct-2015

14 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

A. Pengertian Lapisan Masyarakat (Stratifikasi sosial)Stratifikasi berasal dari kata bahasa Latin, statum. Arti kata ini adalah Stratifikasi berasal dari kata bahasa Latin, statum. Arti kata ini adalah lapisan atau pelapisan. Dalam kaitannya dengan masyarakat, stratafikasi sosial berarti lapisan yang terdapat di masyarakat. Stratafikasi masyarakat merupakan perbedaan yang terdapat di 1. Distribusi hak-hak istimewa yang obyektif, seperti menentukan penghasilan, tingkat kekayaan, wewenang pada jabatan2. Sistem pertanggaan (tingkatan) pada strata yang diciptakan masyarakat menyangkut prestise dan penghargaan, misalnya pada seseorang yang menerima anugerah penghargaan / gelar / kebangsawanan3. Kriteria sistem pertentangan, yaitu apakah didapat melalui kualitas pribadi, keanggotaan

TRANSCRIPT

SOSIOLOGI

"Lapisan Masyarakat ( Stratifikasi Sosial )"

OLEH :

KELOMPOK 5

D-IV KEPERAWATAN

1. Ni Made Desi Sugiani

(P07120214017)

2. Ni Ketut Ayu Pratiwi Catur Wahyuni(P07120214019)

3. Ni Nyoman Tria Sunita

(P07120214020)

4. Ayu Indah Agustini

(P07120214027)

5. Ayu Putu Eka Tusniati

(P07120214032)

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

TAHUN AKADEMIK 2014/2015

A. Pengertian Lapisan Masyarakat (Stratifikasi sosial)

Stratifikasi berasal dari kata bahasa Latin,statum. Arti kata ini adalah lapisan atau pelapisan. Dalam kaitannya dengan masyarakat, stratafikasi sosial berarti lapisan yang terdapat di masyarakat. Stratafikasi masyarakat merupakan perbedaan yang terdapat di masyarakat dalam tingkat yang vertikal. Perbedaan secara vertical menyatakan bahwa di dalam masyarakat terdapat perbedaan tinggi/ rendah status (kedudukan) seseorang.

Berikut di bawah ini merupakan pengertian stratifikasi sosial berdasarkan pendapat para ahli, diantaranya adalah:

1. Pitirim A. Sorokin

Stratifikasi sosial diartikan sebagai pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (herarkis). Perwujudannya adalah kelas-kelas tinggi dan kelas yang lebih rendah. Selanjutnya Sorokin, mengemukakan bahwa inti dari lapisan sosial adalah tidak adanya keseimbangan dalam pembagian hak dan kewajiban, kewajiban dengan tanggung jawab nilai-nilai sosial dan pengaruhnya di antara anggotaanggota masyarakat.

2. Paul B. Horton dan Chester L. HuntStratifikasi sosial berarti sistem perbedaan status yang berlaku dalam suatu masyarakat.

3. Soejono SoekantoStratifikasi sosial adalah pembedaan posisi seseorang atau kelompok dalam kedudukan berbeda-beda secara vertikal.

4. Astried S. SusantoStratifikasi sosial adalah hasil kebiasaan hubungan antarmanusia secara teratur dan tersusun sehingga setiap orang, setiap saat mempunyai situasi yang menentukan hubungannya dengan orang secara vertikal maupun mendatar dalam masyarakatnya.

5. D. Hendropuspito OCStratifikasi sosial adalah tatanan vertikal berbagai lapisan sosial berdasarkan tinggi rendahnya kedudukan

6. Bruce J. CohenStratifikasi sosial adalah sistem yang menempatkan seseorang sesuai dengan kualitas yang dimiliki dan menempatkan mereka pada kelas sosial yang sesuai.

7. Robert M.Z. LawangStratifikasi sosial adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privelese dan prestise.Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pelapiasan sosial adalah pembedaan masyarakat ke dalam kelas-kelas secara vertikal, yang diwujudkan dengan adanya tingkatan masyarakat dari yang paling tinggi sampai yang paling rendah. Mengapa di dalam masyarakat terdapat pelapisan sosial? Pelapisan sosial akan selalu ditemukan dalam masyarakat selama di dalam masyarakat tersebut terdapat sesuatu yang dihargai.B. Fungsi stratifikasi sosial adalah sebagai berikut:1. Distribusi hak-hak istimewa yang obyektif, seperti menentukan penghasilan, tingkat kekayaan, wewenang pada jabatan2. Sistem pertanggaan (tingkatan) pada strata yang diciptakan masyarakat menyangkut prestise dan penghargaan, misalnya pada seseorang yang menerima anugerah penghargaan / gelar / kebangsawanan

3. Kriteria sistem pertentangan, yaitu apakah didapat melalui kualitas pribadi, keanggotaan kelompok, kerabat tertentu, kepemilikan, wewenang atau kekuasaan

4. Penentu lambang-lambang (simbol status) atau kedudukan, seperti tingkah laku, cara berpakaian dan bentuk rumah

5. Tingkat mudah tidaknya bertukar kedudukan

6. Alat solidaritas diantara individu-individu atau kelompok yang menduduki sistem sosial yang sama dalam masyarakat.

C. Proses Terbentuknya Stratifikasi Sosial Setiap masyarakat mempunyai sesuatu yang dihargai, bisa berupa kepandaian, kekayaan, kekuasaan, profesi, keaslian keanggotaan masyarakat dan sebagainya. Selama manusia membeda-bedakan penghargaan terhadap sesuatu yang dimiliki tersebut, pasti akan menimbulkan lapisan-lapisan dalam masyarakat. Semakin banyak kepemilikan, kecakapan masyarakat atau seseorang terhadap sesuatu yang dihargai, semakin tinggi kedudukan atau lapisannya. Sebaliknya bagi mereka yang hanya mempunyai sedikit atau bahkan tidak memiliki sama sekali, maka mereka mempunyai kedudukan dan lapisan yang rendah.

Ada dua tipe penyebab terjadinya stratifikasi sosial :

1. Terjadi dengan sendirinya,kedua, terjadi secara sengaja.Stratifikasi yang terjadi dengan sendirinya disebabkan olehfaktor-faktor yang dibawa individu sejak lahir. Misalnya usia, jenis kelamin, keturunan, sifat keaslian keanggotaan seseorang dalam masyarakat.

2. Sedangkan stratifikasi sosial yang terjadi dengan sengaja untuk tujuan bersama dilakukan dalam pembagian kekuasaan dan wewenang yang resmi dalam organisasi-organisasi formal, seperti: pemerintahan, partai politik, perusahaan, perkumpulan, angkatan bersenjata.

Robin William J.R. menyebutkan pokok pedoman tentang proses terjadinya stratikasi sosial pada masyarakat, yaitu sebagai berikut.

a. Sistem stratikasi sosial mungkin berpokok pada sistem pertentangan yang terjadi pada masyarakat sehingga menjadi objek penyelidikan.b. Sistem stratikasi sosial dapat dianalisis dalam ruang lingkup unsur-unsur, yaitu sebagai berikut.

1)Distribusi hak-hak istimewa yang objektif, misalnya penghasilan, kekayaan, keselamatan (kesehatan, laju angka kejahatan), wewenang.2) Sistem pertentangan yang diciptakan masyarakat (prestise dan penghargaan).3) Kriteria sistem pertentangan yaitu apakah didapatkanberdasarkan kualitas pribadi, keanggotaan kelompokkerabat, hak milik, wewenang, atau kekuasaan.4) Lambang-lambang kedudukan, misalnya tingkah laku, cara ber pakaian, bentuk rumah, keanggotaan dalam suatu organisasi formal.

5) Mudah sukarnya berubah kedudukan.

6) Solidaritas di antara individu atau kelompok sosial yang menduduki status sosial yang sama dalam sistem sosial, seperti:a) pola-pola interaksi (struktur clique dan anggota keluarga);

b) kesamaan atau perbedaan sistem kepercayaan, sikap, dan nilai;c) kesadaran akan status masing-masing;

d) aktivitas dalam organisasi secara kolektif.D. Kriteria Stratifikasi SosialDi antara lapisan atas sampai paling rendah, terdapat berbagai macam lapisan yang didasarkan pada beberapa kriteria. Misalnya, suatu lapisan akan memiliki berbagai kriteria tersendiri yang dapat dihormati oleh setiap anggota masyarakat. Mereka yang memiliki banyak uang akan mudah sekali mendapatkan tanah, kekuasaan, dan mungkin kehormatan. Ukuran atau kriteria yang dapat dipakai untuk menggolongkan anggota masyarakat ke dalam suatu lapisan, yaitu sebagai berikut.

1. Ukuran kekayaan; ukuran ini dapat berupa kebendaan, barang siapa yang memiliki kekayaan paling banyak, orang-orang itu termasuk lapisan paling atas; kekayaan tersebut, misalnya dapat dilihat dari tempat tinggal, besarnya tempat tinggal, kendaraan-kendaraan, pakaian-pakaiannya yang dikenakan, kebiasaanya dalam mencukupi kebutuhan rumah tangga, yang semuanya itu dianggap sebagai status simbol atau lambang-lambang kedudukan seseorang yang membedakannya dengan orang kebanyakan,

2. Ukuran kekuasaan; barang siapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai wewenang terbesar, maka orang-orang itu menempati lapisan tertinggi dalam masyarakat.

3. Ukuran kehormatan; ukuran ini mungkin terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan dan kekuasaan, ukuran secamam ini biasanya hidup pada bentuk-bentuk masyarakat yang masih tradisional, orang-orang yang bersangkutan adalah individu yang dianggap atau pernah berjasa besar dalam masyarakat; orang-orang yang paling dihormati atau yang disegani, ada dalam lapisan atas.

4. Ukuran ilmu pengetahuan. Ukuran ini biasanya dipakai oleh masyarakat-masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Akan tetapi ada kalanya ukuran tersebut menyebabkan akibat-akibat yang negatif, oleh karena kemudian ternyata bahwa bukan mutu ilmu pengetahuan yang dijadikan ukuran, akan tetapi gelar kesarjanaannya; sudah tentu hal ini mengakibatkan segala macam usaha untuk mendapatkan gelar tersebut, walau melalui mekanisme yang tidak benar.

Selain kriteria tersebut, juga terdapat beberapa ciri umum mengenai faktor-faktor yang menentukan adanya lapisan atau stratikasi sosial, yaitu sebagai berikut.

a. Status atas dasar fungsi dan pekerjaan, misalnya sebagai dokter, guru, dan militer. Semuanya sangat menentukan kedudukan dalam masyarakat.b. Seseorang yang beragama. Jika seseorang bersungguh-sungguh dengan penuh ketulusan dan taat dalam menjalankan agamanya, kedudukan orang yang bersangkutan pada masyarakat akan terangkat.

c. Status atas dasar keturunan, sama artinya dengan orang yang berasal dari keturunan terhormat yang umumnya akan memiliki kedudukan tinggi di masyarakat.

d. Latar belakang sosial dan lamanya seseorang atau kelompok yang tinggal pada suatu tempat. Biasanya seseorang yang berada di suatu daerah atau kampung akan dihargai masyarakatnya jika yang bersangkutan turut mendirikan daerah atau kampong tersebut. Oleh karena itu, tidak sedikit warga masyarakatnya segan dan hormat terhadapnya.

e. Status atas dasar jenis kelamin dan umur. Orang yang lebih tua di masyarakat pada umumnya mendapat penghormatan dari yang lebih muda. Dari beberapa ciri tersebut, kemudian berproses ke dalam berbagai kondisi sosial. Misalnya, perbedaan ciri biologis, ciri etnis, dan ciri-ciri lain yang menonjol di masyarakat. Jika di antara ciri-ciri tersebut salah satunya dimiliki oleh suatu kelompok yang mampu menguasai kelompok lain, akan terjadi perbedaan status yang menunjuk pada eksistensi lapisan sosial kelompok yang bersangkutan. Oleh karena itu, di antara kelompok tersebut akan terbentuk adanya lapisan-lapisan sosial yang membedakan status di antara kelompok mereka.

E. Sifat-Sifat Lapisan SosialSistem lapisan yang ada pada masyarakat bersifat tertutup (closed social stratication) dan bersifat terbuka (open social stratication). Lapisan sosial yang bersifat tertutup, membatasi kemungkinan pindahnya seseorang dari satu lapisan ke lapisan yang lain secara vertikal (ke atas atau ke bawah). Di dalam sistem tertutup ini, satu-satunya jalan untuk menjadi anggota yaitu melalui kelahiran atau keturunan. Masyarakat yang menganut sistem lapisan sosial tertutup, yaitu masyarakat yang masih menganut paham feodalisme, atau status masyarakat yang ditentukan atas dasar ukuran perbedaan ras dan suku bangsa. Di India, lapisan sosial masyarakat tertutup terwujud dalam kasta berdasarkan agama Hindu.Sistem kasta di India telah ada sejak berabad-abad yang lalu, yang disebut Yati, sedangkan sistemnya disebut Varna. Kasta pada masyarakat tersusun dari atas ke bawah, yaitu sebagai berikut.

a. Brahmana, yaitu kasta para pendeta agama Hindu, yang merupakan lapisan tertinggi pada masyarakat.b. Ksatria, yaitu kasta para bangsawan dan tentara.

c. Waisya, yaitu kasta para pedagang. Kasta ini dianggap sebagai kelompok lapisan menengah pada masyarakat.d. Sudra, yaitu kasta yang dimiliki oleh orang kebanyakan atau rakyat jelata. Di dalam sistem kasta ini terdapat kelompok masyarakat yang tidak memiliki kasta, yaitu mereka yang termasuk para penjahat atau budak. Adapun mereka yang tidak berkasta disebut kaum Paria.Lapisan sosial bersifat tertutup ini lebih bersifat statis, terutama mereka yang berada pada lapisan bawah jarang memiliki cita-cita tinggi karena masyarakat akan melecehkannya atau terkadang keberhasilan yang ditempuh seseorang tidak diakui. Dengan demikian, kedudukan yang dimiliki setiap individu sebagai anggota masyarakat relatif bersifat permanen. Begitu pula hubungan yang dilakukan dengan sesama anggota masyarakat yang berlainan lapisan harus dibatasi sesuai dengan kedudukan sosial yang dimiliki. Sistem lapisan sosial tertutup ini sering disebut sebagai sistem yang kaku atau ekstrim. Akibatnya, kemampuan pribadi tidak diperhitungkan dalam menentukan tinggi rendah kedudukan seseorang di masyarakat. Sistem pelapisan sosial tertutup dalam masyarakat memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

a. Kedudukan ditentukan atas dasar keturunan.

b. Kedudukan yang diperoleh atas dasar keturunan tidak dapat diubah dan berlaku seumur hidup, kecuali karena suatu pelanggaran sehingga seorang pewaris kedudukan dikeluarkan dari kelompoknya.c. Hubungan antarsesama ditentukan atas dasar kesamaan kedudukan dengan mengikuti pola perilaku dan tata krama adat yang berlaku.

d. Harga diri yang dimiliki individu merupakan pandangan hidupnya.

Sistem sosial lapisan tertutup ini dalam batas-batas tertentu dijumpai pula pada masyarakat Bali, tetapi tidak ketat seperti halnya di India. Di Bali pun masyarakat terbagi menjadi empat lapisan yang terdiri atas brahmana, ksatria, veicya (waisya), dan sudra. Ketiga lapisan pertama disebut Triwangsa, dan lapisan terakhir yang terdiri atas orang kebanyakan disebut Jaba. Lapisan sosial tersebut dapat diketahui dari nama-nama depan yang dipakai orang Bali, seperti:

a. nama bagi lapisan Brahmana, yaitu Ida Bagus untuk laki-laki dan Ida Ayu untuk wanita;b. laki-laki lapisan Ksatria memiliki nama Cokorda;

c. lapisan Veicya dengan nama Gusti;

d. nama depan yang dipakai oleh lapisan Sudra yaitu Putu atau Gede, Made, Nyoman, Wayan.Kedudukan atau lapisan sosial berdasarkan kasta saat ini sudah tidak berlaku lagi karena adanya kemajuan di bidang pendidikan. Hal tersebut menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan status seseorang sehingga kedudukan mereka akan tampak pada latar belakang pendidikan dan pekerjaan yang dimiliki dan lapisan sosial tidak dapat diukur dari keturunan seseorang. Demikian juga halnya dengan perkawinan yang dilakukan, dapat terjadi antara seseorang yang berasal dari keturunan Brahmana atau bangsawan dapat menikah dengan orang yang berasal dari keturunan rakyat biasa.Sebaliknya di dalam sistem terbuka, setiap anggota masyarakat memiliki kesempatan berusaha dengan kecakapan sendiri untuk naik ke lapisan yang lebih atas. Namun, bagi mereka yang kurang beruntung dapat turun ke lapisan yang lebih bawah daripada lapisan semula. Pada sistem sosial lapisan terbuka ini, akan memberi peluang yang lebih besar kepada setiap anggota masyarakat untuk dijadikan landasan membangun dirinya dan masyarakat ke arah kehidupan yang lebih baik, dibandingkan dengan sistem tertutup. Pada system lapisan terbuka ini kemungkinan terjadinya mobilitas sosial lebih besar.

F. Unsur-Unsur Lapisan Masyarakat Hal yang mewujudkan unsur dalam teori sosiologi tentang sistem lapisan masyarakat adalah kedudukan (status) dan peranan (role). Kedudukan dan peranan merupakan unsur-unsur baku dalam sistem lapisan, dan mempunyai arti penting bagi sistem sosial. Untuk mendapatkan gambaran yang mendalam, berikut penjelasannya.

1) Kedudukan, Kadang-kadang dibedakan antara pengertian kedudukan (status) dan kedudukan sosial (social status). Kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial, sedangkan kedudukan sosial tempat seseorang dalam lingkungan pergaulannya, prestisenya, serta hak-hak dan kewajiban-kewa jibannya. Kedua istilah tersebut memiliki arti yang sama dan digambarkan dengan kedudukan (status) saja. Secara abstrak, kedudukan berarti tempat seseorang dalam suatu tempat tertentu. Masyarakat pada umumnya mengembangkan dua macam kedudukan, yaitu sebagai berikut.

a. Ascribed status: kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memperhatikan perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan. Kedudukan tersebut diperoleh karena kelahiran.

b. Achieved Status: kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja. Kedudukan ini tidak diperoleh atas dasar kelahiran, akan tetapi bersifat terbuka bagi siapa saja, tergantung dari kemampuan masing-masing dalam mengejar serta mencapai tujuan-tujuannya.

c. Terkadang dibedakan lagi satu macam kedudukan yaitu assigned status, yang merupakan kedudukan yang diberikan. Kedudukan ini mempunyai hubungan yang erat dengan achieved status. Artinya, suatu kelompok atau golongan memberikan kedudukan yang lebih tinggi kepada seseorang yang berjasa, yang telah memperjuangkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat.2) Peranan (Role), merupakan aspek dinamis dari kedudukan. Apabila seseorang melaksanakan hak-hak dan kewajiban-kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peranan.

a. Peranan adalah meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaia peraturanperaturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.

b. Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial.

Pembahasan perihal aneka peranan yang melekat pada individu dalam masyarakat penting karena hal-hal sebagai berikut: a. Peranan-peranan tertentu harus dilaksanakan apabila struktur masyarakat hendak dipertahankan kelangsungannya.b. Peranan-peranan seyogyanya dilekatkan pada individu-individu yang oleh masyarakat dianggap mampu untuk melaksanakannya. Mereka harus telah terlatih dan mempunyai hasrat untuk melaksanakannya. c. Dalam masyarakat kadang-kadang dijumpai individu yang tak mampu melaksanakan

peranannya sebagaimana diharapkan masyarakat, karena mungkin pelaksanaannya memerlukan pengorbanan kepentingan-kepentingan pribadinya yang terlalu banyak.

d. Apabila semua orang sanggup dan mampu melaksanakan peranannya, belum tentu masyarakat akan dapat memberikan peluang-peluang yang seimbang. Bahkan seringkali terlihat betapa masyarakat terpaksa membatasi peluang tersebut.G. Perlunya Sistem Pelapisan Sosial Dalam Masyarakat

Manusia pada umumnya bercita-citakan agar ada perbedaaan kedudukan dan peranan dalam masyarakat, akantetapi cita-cita itu akan selalu terbentur dengan suatu kenyataan yang berlainan. Setiap masyarakat harus menempatkan individu-individu pada tempat-tempat tertentu dalam struktur sosial dan mendorong mereka untuk melaksanakan kewajiban-kewajibannya sebagai akibat penempatan tersebut. Dengan demikian, masyaraka menghadapi dua persoalan, yaitu masalah penempatan individu-individu dan mendorong mereka agar melaksanakan kewajibannya. Apabila misalnya semua kewajiban tersebut selalu sesuai dengan keinginan-keinginan si individu-individu, sesuai dengan kemampuan-kemampuan individu-individu tersebut dan seterusnya maka persoalannya tidak akan terlalu sulit untuk dilaksanakan. Tetapi kenyataannya tidaklah demikian, kedudukan-kedudukan dan peranan-peranan tertentu sering memerlukan kemampuannya dan latihan-latihan tertentu, dan pentinganya kedudukan-kedudukan dan peranan-peranan tersebut juga tidak selalu sama. Maka tidak akan dapat dihindarkan lagi bahwa masyarakat harus menyediakan beberapa macam sistem pembalasan jasa sebagai pendorong agar si individu mau melaksanakan kewajiban-kewajibannya yang sesuai dengan posisinya dalam masyarakat. Balas jasa tersebut dapat berupa insentif di bidang ekonomi, estetis atau mungkin juga secara perlambang dan yang paling penting adalah bahwa individu-individu tersebut mendapatkan hak-hak, yang merupakan himpunan kewenangan-kewenangan untuk melakukan tindakan-tindakan atau untuk tidak berbuat sesuatu. Sering pula ditemukan hak-hak yang secara tidak langsung berhubungan dengan kedudukan dan peranan seseorang, akan tetapi hak-hak tersebut sedikit banyaknya merupakan pendorong bagi si individu. Hak-hak tersebut di lain fihak juga mendorong individu-individu untuk memperoleh kedudukan-kedudukan dan peranan-peranan tertentu dalam masyarakat.

Dengan demikian, maka mau tidak mau ada sistem berlapis-lapis dalam masyarakat, oleh karena gejala tersebut sekaligus memecahkan persoalan yang dihadapi masyarakat yaitu penempatan individu dalam tempat-tempat yangtersedia dalam dalam struktur sosial dan mendorong agar melaksanakan kewajiban yang sesuai dengan kedudukan dan peranannya. Pengisisan tempat-tempat tersebut, merupakan daya pendorong agar masyarakat bergerak sesuai adengan fungsinya. Akan tetapi wujudnya dalam setiap masyarakat juga berlainan, karena hal itu tergantung pada bentuk dan kebutuhan masing-masing masyarakat. Jelas bahwa kedudukan dan peranan yang dianggap tinggi oleh setiap masyarakat adalah kedudukan dan peranan yang dianggap terpenting serta memerlukan kemampuan dan latihan-latihan yang maksimal.

Tidak banyak individu yang dapat memenuhi persyaratan demikian, bahkan mungkin hanya segolongan kecil dalam masyarakat. Maka oleh sebab itu pada umumnya warga lapisan atas (upper class) tidak terlalu banyak apabila dibandingkan dengan lapisan menengah (middle class) dan lapisan bawah (lower class); tidak mengherankan bila system pelapisan sosial ini diwujudkan dalam bentuk gambar akan selalu berbentu kerucut; semakin ke atas semakin runcing, menandakan, semakin atas suatu lapisan semakin sedikit orang yang berkepentingan di sana.

H. Bentuk-bentuk Stratifikasi SosialTerbentuknya stratifikasi sosial dalam masyarakat dikarenakan adanya sesuatu yang dihargai dan dianggap bernilai. Perkembangan zaman yang senantiasa berubah, sesuatu yang dihargai dan dianggap bernilai pun berubah. Perubahan tersebut lah yang menjadikan bentuk-bentuk stratifikasi semakin beragam. Secara garis besar bentuk-bentuk stratifikasi sosial sebagai berikut.1. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria EkonomiDalam stratifikasi ini dikenal dengan sebutan kelas sosial. Kelas sosial dalam ekonomi didasarkan pada jumlah pemilikan kekayaan atau penghasilan. Secara umum klasifikasi kelas sosial terdiri atas tiga kelompok sebagai berikut.

Kelas Sosial Atas Kelas Sosial Menengah

Kelas Sosial Bawah2. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria SosialStratifikasi sosial berdasarkan kriteria sosial adalah pembedaan anggota masyarakat ke dalam kelompok tingkatan sosial berdasarkan status sosialnya. Oleh karena itu, anggota masyarakat yang memiliki kedudukan sosial yang terhormat menempati kelompok lapisan tertinggi. Sebaliknya, anggota masyarakat yang tidak memiliki kedudukan sosial akan menempati pada lapisan lebih rendah. Contoh: seorang tokoh agama atau tokoh masyarakat akan menempati posisi tinggi dalam pelapisan sosial.

3. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria PolitikStatus sosial yang berdasarkan kriteria politik merupakan penggolongan anggota masyarakat berdasarkan tingkat kekuasaan yang dimiliki. Semakin besar kekuasaan yang dimiliki, maka semakin tinggi pula statusnya di tengah-tengah kehidupan masyarakat.Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria politik menjadikan masyarakat terbagi menjadi dua kelompok besar. Kelompok lapisan atas yaitu elite kekuasaan disebut juga kelompok dominan (menguasai) sedangkan kelompok lapisan bawah, yaitu orang atau kelompok masyarakat yang dikuasai disebut massa atau kelompok terdominasi (terkuasai).I. Manfaat dan Pengaruh Stratifikasi Sosial1.Dalam kenyataannya, stratifikasi sosial mempunyai fungsi sebagai berikut. Stratifikasi sosial menyusun alat bagi masyarakat dalam mencapai beberapa tugas utama. Hal ini dilaksanakan dengan mendistribusikan prestise maupun privelese (hak yang dimiliki seseorang karena kedudukannya dalam sebuah strata). Setiap strata ditandai dengan pangkat atau simbol-simbol yang nyata yang menunjukkan rangking, peranan khusus, dan standar tingkah laku dalam kehidupan. Semuanya diorganisir untuk melaksanakan tugasnya masing-masing. Penghargaan masyarakat terhadap orang-orang yang menduduki dan melaksanakan tugasnya dapat dipandang sebagai insentif yang dapat menarik mereka untuk melaksanakan tugasnya dengan baik. Stratifikasi sosial menyusun, mengatur, serta mengawasi saling hubungan di antara anggota masyarakat. Peranan, norma, dan standar tingkah laku dilibatkan dan diperhatikan dalam setiap hubungan di antara strata yang ada di dalam masyarakat. Stratifikasi sosial cenderung mengatur partisipasi individu dalam kehidupan secara menyeluruh dalam suatu masyarakat. Ia memberi kesempatan untuk memenuhi dan mengisi tempat-tempat tertentu, dan pada pihak lain ia juga dapat membatasi ruang gerak masyarakat. Tetapi terlepas dari tinggi rendahnya strata yang dimiliki seseorang, stratifikasi berfungsi untuk mengatur partisipasinya di tempat-tempat tertentu dari kehidupan social bersama. Stratifikasi sosial memiliki kontribusi sebagai pemersatu dengan mengoordinasikan serta mengharmonisasikan unit-unit yang ada dalam struktur sosial itu. Dengan demikian, ia berperan dalam memengaruhi fungsi dari berbagai unit dalam strata sosial yang ada. Stratifikasi sosial mengategorikan manusia dalam stratum yang berbeda, sehingga dapat menyederhanakan dunia manusia dalam konteks saling berhubungan di antara mereka. Dalam kelompok primer, fungsi ini kurang begitu penting karena para anggota saling mengenal secara dekat.2. Pengaruh Stratifikasi SosialSetiap bentuk stratifikasi yang ada dalam masyarakat (sistem lapisan sosial) akan mempunyai konsekuensi. Beberapa konsekuensi dari adanya stratifikasi sosial, yaitu:

1. Timbulnya Kelas SosialStratifikasi sosial menggolonggolongkan masyarakat ke dalam kelompokkelompok sosial yang berbeda. Kelompok sosial atas akan mengembangkan pola-pola tertentu dan akan sangat membatasi anggotanya agar berbeda dari kelompok lainnya. Sebaliknya, kelompok yang ada di bawahnya akan berusaha meniru kelompok social yang berada di atasnya. Kelompok yang berada di atas adalah kelompok yang mempunyai kekuatan ekonomi, yaitu kelompok orang kaya. Mereka mengukur segala sesuatu dengan uang. Prestise atau gengsi menjadi bagian dari hidupnya. Mereka ingin menjadi kelompok yang dipandang tinggi, sehingga tidak segan menghamburkan uang demi menjaga gengsinya tersebut.

2. Kesenjangan SosialKonsekuensi lain sebagai akibat dari stratifikasi sosial adalah kesenjangan sosial. Kesenjangan sosial merupakan perbedaan jarak antara kelompok atas dengan kelompok bawah. Tentu saja kesenjangan sosial lebih didominasi oleh perbedaan tingkat ekonomi. Kelompok atas yang kaya, dengan kekayaannya akan semakin kuat untuk bertahan hidup. Sebaliknya, kelompok bawah yang miskin akan menjadi kelompok yang terpinggirkan.

3. Polarisasi PowerPolarisasi berarti pembagian suatu unsur menjadi dua bagian yang berlawanan, sedangkan power sendiri diartikan sebagai kekuatan. Jadi, secara bebas polarisasi power dapat didefininisikan sebagai pembagian kekuatan.Dalam hal ini, pembagian masyarakat menjadi dua kelas, yaitu kelas atas dan kelas bawah yang tidak lagi didasarkan hanya pada kehormatan saja, akan tetapi lebih pada unsur kepentingan dan kekuatan dari dua kelompok masyarakat tersebut yang saling berlawanan.

Dampak negative Stratifikasi SosialPada aspek negative ada tiga dampak negative stratifikasi sosial :1. Konflik antar kelas2. Konflik antar kelompok social3. Konflik antargenerasi Konflik antar kelasDalam masyarakat, terdapat lapisan-lapisan sosial karena ukuran-ukuran seperti kekayaan, kekuasaan, dan pendidikan. Kelompok dalam lapisan-lapisan tadi disebut kelas-kelas sosial. Apabila terjadi perbedaan kepentingan antara kelas-kelas sosial yang ada di masyarakat dalam mobilitas sosial maka akan muncul konflik antar kelas.Contoh: demonstrasi buruh yang menuntuk kenaikan upah, menggambarkan konflik antara kelas buruh dengan pengusaha. Konflik antarkelompok sosialDi dalam masyatakat terdapat pula kelompok sosial yang beraneka ragam. Di antaranya kelompok sosial berdasarkan ideologo, profesi, agama, suku,dan ras. Bila salah satu kelompok berusaha untuk menguasai kelompok lain atau terjadi pemaksaan, maka timbul konflik. Contoh: tawuran pelajar. Konflik antargenerasiKonflik antar generasi terjadi antara generasi tua yang mempertahankan nilai-nilai lama dan generasi mudah yang ingin mengadakan perubahan.Contoh: Pergaulan bebas yang saat ini banyak dilakukan kaum muda di Indonesia sangat bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut generasi tua.DAFTAR PUSTAKAAnonim.2011.STRATIFIKASI SOSIAL. Diambil dari (online): http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/387/jbptunikompp-gdl-sangrajuli-19321-9-09.babi-l.pdf . Diakses pada tanggal 7 Maret 2015 pukul 17.30 WITAAnonim.2012.STRATIFIKASI SOSIAL. Diambil dari (online): https://katahatimutiara.files.wordpress.com/2012/09/bab-06.pdf . Diakses pada tanggal 7 Maret 2015 pukul 17.20 WITA

Anonim.2014.Stratifikasi Sosial. Diambil dari (online): http://www.zonasiswa.com/2014/09/stratifikasi-sosial.html . Diakses pada tanggal 8 Maret 2015 pukul 17.20 WITAFauzy,Achmad.2014.STRATIFIKASISOSIAL. Diambil dari (online): http://222.124.222.225:8080/claroline/phpbb/viewtopic.php?topic=125&cidReset=true&cidReq=108I1102 . Diakses pada tanggal 8 Maret 2015 pukul 17.25 WITAMoeis, Syarif.2008.STRUKTUR SOSIAL : STRATIFIKASI SOSIAL. Diambil dari (online): http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/195903051989011-SYARIF_MOEIS/BAHAN__KULIAH__2.pdf . Diakses pada tanggal 7 Maret 2015 pukul 17.00 WITA

Soekanto, Soerjono.1990.Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Waluya, Bagja.2009.Sosiologi 2: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat Untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Imu Pengetahuan Sosial.Jakarta: PT Setia Purna Inves