kelompok 4 pancasila baru

42
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap bangsa dan negara yang ingin berdiri kokoh kuat, tidak mudah terombang-ambing oleh kerasnya persoalan hidup berbangsa dan bernegara, sudah tentu perlu memiliki dasar negara dan ideologi negara yang kokoh dan kuat pula. Tanpa itu, maka bangsa dan negara akan rapuh, maka dari itu peran ideologi sangat penting untuk sebuah negara. Mempelajari Pancasila lebih dalam menjadikan kita sadar sebagai bangsa Indonesia yang memiliki jati diri dan harus diwujudkan dalam pergaulan hidup sehari-hari untuk menunjukkan identitas bangsa yang lebih bermartabat dan berbudaya tinggi. Untuk itulah diharapkan dapat menjelaskan Pancasila sebagai ideologi nasional, menguraikan pengertian dari ideologi, menunjukkan sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta menampilkan sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan

Upload: nur-hikmah-ramadhani

Post on 17-Jan-2016

13 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

pancasila

TRANSCRIPT

Page 1: Kelompok 4 Pancasila Baru

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap bangsa dan negara yang ingin berdiri kokoh kuat, tidak

mudah terombang-ambing oleh kerasnya persoalan hidup berbangsa dan

bernegara, sudah tentu perlu memiliki dasar negara dan ideologi negara

yang kokoh dan kuat pula. Tanpa itu, maka bangsa dan negara akan rapuh,

maka dari itu peran ideologi sangat penting untuk sebuah negara.

Mempelajari Pancasila lebih dalam menjadikan kita sadar sebagai

bangsa Indonesia yang memiliki jati diri dan harus diwujudkan dalam

pergaulan hidup sehari-hari untuk menunjukkan identitas bangsa yang

lebih bermartabat dan berbudaya tinggi. Untuk itulah diharapkan dapat

menjelaskan Pancasila sebagai ideologi nasional, menguraikan pengertian

dari ideologi, menunjukkan sikap positif terhadap   Pancasila dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara, serta menampilkan sikap positif

terhadap   Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat. Pengetahuan yang

diperoleh dalam makalah ini juga dapat dijadikan bekal keterampilan

menganalisis dan bersikap kritis terhadap sikap para penyelenggara negara

yang menyimpang dari cita-cita dan tujuan negara.

B. Rumusan masalah

1. Apa arti dari ideologi?

2. Bagaimana asal mula dari pancasila?

3. Maksud dari pancasila sebagai ideologi nasional?

Page 2: Kelompok 4 Pancasila Baru

C.  Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini selain sebagai pemenuhan tugas

mata kuliah pancasila, juga sebagai media untuk mempraktekkan ilmu

yang telah dipelajari dan dengan tujuan sebagai berikut :

1. Mengetahui arti ideologi

2. Mengetahui asal mula Pancasila

3. Mengetahui Pancasila sebagai ideologi Nasional

Page 3: Kelompok 4 Pancasila Baru

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian ideologi

a. Ideologi

Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri

diciptakan oleh Destutt de Tracypada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan

“sains tentang ide“. Ideologi dapat dianggap sebagaivisi yang komprehensif,

sebagai cara memandang segala sesuatu (bandingkan Weltanschauung), secara

umum (lihat Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah filosofis

(lihat Ideologi politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang

dominan pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan utama dibalik ideologi

adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif.

Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan

ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga membuat konsep ini

menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah

ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit.

(definisi ideologi Marxisme).

Ideologi berasal dari bahasa Yunani dan merupakan gabungan dari dua

kata yaitu edios yang artinya gagasan atau konsep dan logos yang berarti ilmu.

Pengertian ideologi secara umum adalah sekumpulan ide, gagasan, keyakinan

dan kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis. Dalam arti luas, ideologi

adalah pedoman normative yang dipakai oleh seluruh kelompok sebagai dasar

cita-cita, nila dasar dan keyakinan yang dijunjung tinggi.

Jadi   Ideologi mempunyai arti pengetahuan tentang gagasan-gagasan,

pengetahuan tentang ide-ide, science of ideas atau ajaran tentang pengertian-

pengertian dasar. Dalam pengertian sehari-hari menurut Kaelan ‘idea’

disamakan artinya dengan cita-cita. Dalam perkembangannya terdapat

Page 4: Kelompok 4 Pancasila Baru

pengertian Ideologi yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Istilah Ideologi

pertama kali dikemukakan oleh Destutt de Tracy seorang Perancis pada tahun

1796.

Ada beberapa istilah ideologi menurut beberapa para ahli yaitu:

Destut De Traacy : Istilah ideologi pertama kali dikemukakan oleh destut

de Tracy tahun 1796 yang berarti suatu program yang diharapkan dapat

membawa suatu perubahan institusional dalam masyarakat Perancis.

Karl Marx mengartikan Ideologi sebagai pandangan hidup yang

dikembangkan berdasarkan kepentingan golongan atau kelas sosial

tertentu dalam bidang politik atau sosial ekonomi.

Gunawan Setiardjo mengemukakan bahwa ideologi adalah seperangkat

ide asasi tentang manusia dan seluruh realitas yang dijadikan pedoman

dan cita-cita hidup.

Ramlan Surbakti mengemukakan ada dua pengertian Ideologi yaitu :

1. Ideologi secara fungsional

Ideologi secara fungsional diartikan seperangkat gagasan tentang

kebaikan bersama atau tentang masyarakat dan negara yang dianggap paling

baik. Ideologi secara fungsional ini digolongkan menjadi dua tipe, yaitu

Ideologi yang doktriner dan Ideologi yang pragmatis. Ideologi yang doktriner

bilamana ajaran-ajaran yang terkandung di dalam Ideologi itu dirumuskan

secara sistematis, dan pelaksanaannya diawasi secara ketat oleh aparat partai

atau aparat pemerintah. Sebagai contohnya adalah komunisme. Sedangkan

Ideologi yang pragmatis, apabila ajaran-ajaran yang terkandung di dalam

Ideologi tersebut tidak dirumuskan secara sistematis dan terinci, namun

dirumuskan secara umum hanya prinsip-prinsipnya, dan Ideologi itu

disosialisasikan secara fungsional melalui kehidupan keluarga, sistem

pendidikan, system ekonomi, kehidupan agama dan  sistem politik.

Page 5: Kelompok 4 Pancasila Baru

Pelaksanaan Ideologi yang pragmatis  tidak diawasi oleh aparat partai atau

aparat pemerintah melainkan dengan pengaturan pelembagaan

(internalization), contohnya individualisme atau liberalisme.

2. Ideologi secara struktural

Ideologi secara struktural diartikan sebagai sistem pembenaran, seperti

gagasan dan formula politik atas setiap kebijakan dan tindakan yang diambil

oleh penguasa. Dengan demikian secara umum dapat ditarik kesimpulan

bahwa Ideologi adalah kumpulan gagasan-gagasan, ide-ide, keyakinan-

keyakinan yang menyeluruh dan sistematis, yang menyangkut berbagai bidang

kehidupan manusia. Notonegoro sebagaimana dikutip oleh Kaelan

mengemukakan, bahwa Ideologi negara dalam arti cita-cita negara atau cita-

cita yang menjadi dasar bagi suatu sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan

bangsa yang bersangkutan pada hakikatnya merupakan asas kerokhanian yang

antara lain memiliki ciri:

Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan

kenegaraan;

Mewujudkan suatu asas kerokhanian, pandangan dunia, pedoman hidup,

pegangan hidup yang dipelihara, dikembangkan, diamalkan, dilestarikan

kepada generasi berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan

kesediaan berkorban.

Ideologi merupakan cerminan cara berfikir orang atau masyarakat 

yang sekaligus membentuk orang atau masyarakat itu menuju cita-citanya.

Ideologi merupakan sesuatu yang dihayati menjadi suatu keyakinan. Ideologi

merupakan suatu pilihan yang jelas membawa komitmen (keterikatan) untuk 

mewujudkannya. Semakin mendalam kesadaran ideologis seseorang, maka

akan semakin tinggi pula komitmennya untuk melaksanakannya. Komitmen

itu tercermin dalam sikap seseorang yang meyakini ideologinya sebagai

Page 6: Kelompok 4 Pancasila Baru

ketentuan yang mengikat, yang harus ditaati dalam kehidupannya, baik dalam

kehidupan pribadi ataupun masyarakat. Ideologi berintikan seperangkat nilai

yang bersifat menyeluruh dan mendalam yang dimiliki dan dipegang oleh

seseorang atau suatu masyarakat sebagai wawasan atau pandangan hidup

mereka. Melalui rangkaian nilai itu mereka mengetahui bagaimana cara yang

paling baik, yaitu secara moral atau normatif dianggap benar dan adil, dalam

bersikap dan bertingkah laku untuk memelihara, mempertahankan,

membangun kehidupan duniawi bersama dengan berbagai dimensinya.

Pengertian yang demikian itu juga dapat dikembangkan untuk masyarakat

yang lebih luas, yaitu masyarakat bangsa.

Berdasarkan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), idiologi

memiliki arti Kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat

(kejadian) yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup; cara

berpikir seseorang atau suatu golangan; Paham, Teori dan Tujuan yang

merupakan satu program sosial politik;

b.  Definisi Ideologi

Istilah ideologi berasal dari kata idea dan logos. Idea berarti gagasan,

konsep, pengertian dasar, ide-ide dasar, cita-cita. Kata idea berasal dari bahasa

Yunani, eidos yang berarti bentuk atau idein yang berarti melihat. Idea dapat

diartikan sebagai cita-cita, yaitu cita-cita yang bersifat tetap dan akan dicapai

dalam kehidupan nyata. Dengan demikian, cita-cita ini pada hakikatnya

merupakan dasar, pandangan, atau faham yang diyakini kebenarannya.

Sedangkanlogos berarti ilmu. Secara harfiah, ideologi berarti ilmu

pengetahuan tentang ide-ide (the sciene of ideas), atau ajaran tentang

pengertian-pengertian dasar.

Tracy menggunakan istilah ideologi guna menyebut suatu studi tentang

asal mula, hakikat dan perkembangan ide-ide manusia, atau yang sudah

dikenal sebagai “Science of Ideas”. Gagasan ini diharapkan dapat membawa

Page 7: Kelompok 4 Pancasila Baru

perubahan institusional dalam masyarakat Perancis. Namun, Napoleon

mencemoohnya sebagai suatu khayalan yang tidak memiliki nilai praktis.

Pemikiran Tracy ini sebenarnya mirip dengan impian Leibnitz yang disebut

one great system truth (Pranarka, 1987).,

Pokok-pokok pikiran yang perlu dikemukakan mengenai ideologi

adalah sebagai berikut:

1. Bahwa ideologi merupakan sistem pemikiran yang erat kaitannya dengan

perilaku manusia. Kecuali itu, ideologi merupakan serangkaian pemikiran

yang berkaitan dengan tertib sosial dan politik yang ada dan berupaya

untuk merubah atau mempertahankan tertib sosial dan politik yang

bersangkutan.

2. Bahwa ideologi, disamping mengemukakan program juga menyertakan

strategi guna merealisasikannya.

3. Bahwa ideologi dapat dipandang sebagai serangkaian pemikiran yang

dapat mempersatukan manusia, kelompok, atau masyarakat, yang

selanjutnya diarahkan pada terwujudnya partisipasi secara efektif dalam

kehidupan sosial politik.

4. Bahwa yang bisa merubah suatu pemikiran menjadi ideologi adalah fungsi

pemikiran itu dalam berbagai lembaga politik dan kemasya-rakatan.

c. Fungsi ideologi

Tumbuhnya keyakinan dan kepercayaan terhadap ideologi tertentu,

barangkali bukan satu satunya cara, melalui mana manusia bisa

memformulasikan dan mengisi kehidupannya. Ideologi juga bisa memainkan

fungsinya dalam mengatur hubungan antara manusia dan masyarakat. Setiap

kehidupan masyarakat pasti mengharapkan setiap anggotanya dapat terlibat

dan tercakup di dalamnya. Untuk itu, ideologi dapat membantu anggota

masyarakat dalam upaya melibatkan ciri dalam berbagai sektor kehidupan di

Page 8: Kelompok 4 Pancasila Baru

samping fungsinya yang sangat umum, ideologi juga memiliki fungsi yang

khusus sifstnya, seperti:

1. Ideologi berfungsi melengkapi struktur kognitif manusia

Sebagai sistem panutan, ideologi pada dasarnya merupakan formulasi ide

atau gagasan melalui mana manusia dapat menerima, memahami, dan

sekaligus menginterpretasikan hakikat kehidupan ini. Realitas kehidupan yang

sangat kompleks dapat dibuat lebih jelas, lebih memenuhi harapan, dan lebih

berarti oleh sebuah ideologi. Orientasi kognitif dari suatu ideologi dapat

membantu untuk menghindarkan diri dari sikap ambiguitas, sekaligus

memberikan kepastian dan rasa aman dalam mengarungi kehidupannya. Jika

manusia melihat ada kekuasaan atau kekuatan yang sulit diprediksikan, maka

ideologilah ide satu-satunya tempat berlindung.

2.  Ideologi berfungsi sebagai panduan

Sebagai suatu panduan, ideologi mencanangkan seperangkat patokan

tentang bagaimana manusia seharusnya bertingkah laku, di samping tujuan

dan cara mencapai tujuan itu. Seiring dengan fungsinya, ideologi menyajikan

saluran-saluran yang dapat dipakai untuk mewujudkan ambisi pribadi atau

kelompok, hak dan kewajiban, dan parameter yang menyangkut harapan

pribadi dan anggota masyarakat. Ideologi juga dapat memberikan batasan

tentang kekuasaan, tujuan, dan organisasi yang berkaitan dengan masalah-

masalah politik. Dengan demikian fungsi ideologi bagi suatu negara bukan

sekedar sebagai standar pertimbangan dalam memilih berbagai

alternatif,melainkan menyertakan “a sense of self-justification”, cara-cara

mengevaluasi tingkah laku para anggotanya, dan memberikan kerangka

landasan bagi legitimasi politik (kekuasaan).

Page 9: Kelompok 4 Pancasila Baru

3. Ideologi berfungsi sebagai lensa, melalui mana seseoran dapat melihat

dunianya; sebagai cermin, melalui mana seseorang dapat melihat

dirinya; dan sebagai jendela, melalui mana orang lain bisa melihat diri

kita.

Ideologi merupakan salah satu alat bagi seseorang atau bangsa untuk

mengenal dan melihat dirinya sendiri, dan mengharapkan orang lain untuk

bisa melihat dan menginterpretasikan tindakanna yang didasarkan atas

ideologinya. Dengan demikian, ideologi merupakan potret diri pribadi,

kelompok atau masyarakat yang sangat impresio-nistis. Ideologi dapat

memberikan gambaran tentang manusia dan masyarakat yang diharapkan.

Inilah fungsi penting ideologi bagi suatu bangsa dan negara.

4. Ideologi berfungsi sebagai kekuatan pengendali konflik, sekaligus

fungsi integratif

Dalam level personal, ideologi dapat membantu setiap individu dalam

mengatasi konflik yang terjadi dalam dirinya sendiri ataupun dalam

hubungannya dengan orang lain. Di sisi lain, ideologi dapat mengikat

kebersamaan dengan cara mengintegrasikan berbagai aspek kehidupan

individu. Dalam kehidupan masyarakat, ideologi juga dapat berfungsi

membatasi terjadinya konflik. Guna menjaga kontiunitas dan usaha-usaha

bersama, suatu masyarakt tidak saja memerlukan pengendalian konflik, tetapi

juga memerlukan adanya integrasi secara politis dari para anggotanya. Melalui

ideologi setiap anggota masyarakat mampu mengetahui ide, cita-cita, tujuan

atau harapan-harapan dari masyarakat.

d. Pengertian Asal Mula Pancasila

Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan Negara

indonesia, bukan terbentuk secara mendadak serta bukan hanya diciptakan

oleh seorang sebagai mana yang terjadi pada ideology ideologi lain di dunia.

Page 10: Kelompok 4 Pancasila Baru

Namun terbentuknya pancasila melalui proses yang cukup panjang dalam

sejarah bangsa Indonesia.

Oleh karena itu agar kita memiliki pengetahuan yang lengkap tentang

proses terjadinya pancasila , maka secara ilmiah harus ditinjau berdasrkan

proses kausalitas. Maka secara kausalitas asal mula pancasila dibagikan atas

dua macam yaitu : asal mula yang langsung dan asal mula yang tidak

langsung. Adapun pengertian asal mula tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pengertian Asal Mula Pancasila

Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideology bangsa dan negara Indonesia

bukan terbentuk secara mendadak, namun melalui proses yang cukup panjang

dalam sejarah bangsa Indonesia. Secara kausalitas Pancasila sebelum

disyahkan menjadi dasar filsafat negara dan berasal dari bangsa Indonesia

sendiri, yang berupa adapt istiadat, religius dan kebudayaan. Kemudian para

pendiri negara secara musyawarah, anatara lain sidang BPUPKI pertama,

Piagam Jakarta. Kemudian BPUPKI kedua, setelah kemerdekaan sebelum

sidang PPKI sebagai dasar filsafat negara RI. Asal mula Pancasila dibedakan

menjadi 2 macam, yaitu asal mula yang langsung dan tidak langsung.

a. Asal Mula Langsung

Asal mula yang langsung terjadinya Pancasila sebagai dasar filsafat

negara, yaitu asal mula yang sesudah dan menjelang Proklamasi kemerdekaan.

Rincian asal mula langsung Pancasila menurut notonagoro, yaitu :

Asal Mula Bahan (Kausa Materialis)

Nilai-nilai yang merupakan unsur-unsur Pancasila digali dari Bangsa

Indonesia yang berupa adat-istiadat, religius. Dengan demikian pada bangsa

Indonesia sendiri yang terdapat dalam kepribadiandan pandangan hidup.

Page 11: Kelompok 4 Pancasila Baru

Asal Mula Bentuk (Kausa Formalis)

Bentuk Pancasila dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945. Asal

mulanya adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta serta anggota BPUPKI.

Asal Mula Karya (Kausa Efisien)

Asal mula dengan menjadikan Pancasila dari calon dasar negara menjadi

dasar negara yang sah.

Asal Mula Tujuan (Kausa Finalis)

Tujuannya : untuk dijadikan sebagai dasar negara. Para anggota BPUPKI

dan Soekarno – Hatta yang menentukan tujuan dirumuskannya Pancasila

sebelum ditetapkan oleh PPKI.

b. Asal Mula Tidak Langsung

Adalah asal mula yang terdapat pada kepribadian serta dalam pandangan

sehari-hari bangsa Indonesia perincian asal mula tidak langsung :

Unsur-unsur Pancasila tersebut sebelum secara langsung dirumuskan

menjadi dasar filsafat negara. Nilai-nilainya yaitu Ketuhanan,

Kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan.

Nilai-nilai tersebut terkandung dalam pandangan hidup masyarakat

Indonesia sebelum membentuk negara. Nilai-nilainya yaitu adat istiadat,

kebudayaan dan religius. Nilai-nilai tersebut menjadi pedoman

memecahkan problema.

Asal mula tidak langsung Pancasila pada hakikatnya bangsa Indonesia

sendiri (Kausa Materealis).

Page 12: Kelompok 4 Pancasila Baru

2. Filsafat pancasila

a. Pengertian Filsafat

Bangsa Indonesia mengenal kata filsafat dari bahasa Arab falsafah.

Secara Etimologis kata filsafat berasal dari bahasa yunani Philosophia dan

philoso-Phos. Philos/Philein (shabat/cinta) danSophia/sophos (pengetahuan

yang bijaksana / hikmah-kebijaksanaan.) Bertens, 2006. Menurut Burhanudin

Salam (1983), filsafat adalah sistem kebenaran tentang segala sesuatu yang

dipersoalkan sebagai hasil dari pada berfikir secara radikal, sistematis, dan

universal.

b. Landasan Filsafat Pancasila

Kekokohan suatu bangsa tergantung dari keyakinan bangsa tersebut

terhadap nilai-nilai luhur bangsanya. Bagi bangsa Indonesia nilai-nilai luhur

tersebut terkristalisasi dan terakumulasi dalam filsafat Pancasila yang

merupakan karya Bapak Bangsa (Founding Fathers) yang tak ternilai. Filsafat

Pancasila merupakan renungan jiwa yang dalam, berlandaskan pada ilmu

pengetahuan dan pengalaman yang luas yang harmonis sebagai satu kesatuan

yang bulat dan utuh.

1. Landasan Etimologis

Secara etimologis Pancasila berasal dari bahasa Sansakerta yang ditulis

dalam huruf Dewa Nagari . Makna dari Pancasila ada 2(dua). Pertama panca

artinya lima dan Syila (huruf I pendek) artinya baru sendi, Jadi Pancasyila

berarti berbatu sendi yang bersendi lima. Kedua Panca artinya lima Syiila

(huruf I panjang) artinya perbuatan yang senonoh/ normatif Pancasyiila berarti

lima perbuatan yang senonoh/normatif, perilaku yang sesuai dengan norma

kesusilaan. (Saidus Syahar 1975)

Page 13: Kelompok 4 Pancasila Baru

2. Landasan historis

Secara historis Pancasila dikenal secara tertulis oleh bangsa Indonesia

sejak abad ke XIV pada zaman Majapahit yang tertulis pada 2 (dua) buku

yaitu Sutasoma dan Nagara Kertagama. Buku Sutasoma yang ditulis oleh Mpu

Tantular tercantum dalam Panca Syiila Krama yang merupakan 5 (lima)

pedoman yaitu :

Tidak boleh melakukan kekerasan

Tidak boleh mencuri

Tidak boleh dengki

Tidak boleh berbohong

Tidak boleh mabuk

Buku Negara Kertagama ditulis oleh Mpu Prapanca tercantum pada sarga

53 bait 2 (dua) sebagai berikut : Yatnag gegwani Pancasyiila kertasangkara

bhiseka karma. Selama berabad-abad bangsa Indonesia tidak mendengar lagi

kata Pancasila, baru pada tanggal 1 Juni 1945 pada rapat Badan Penyelidik

Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) I, yang berlangsung

mulai 29 Mei – 1 Juni 1945 kata Pancasila digemakan kembali oleh Bung

Krno untuk memenuhi permintaan ketua BPUPKI dr. Rajiman

Wedyodiningrat dasar Negara Indonesia merdeka. Pancasila yang

disampaikan Bung Karno sebagai Berikut:

Kebangsaan Indonesia atau nasionalisme,

Internasionalisme atau Perikemanusiaan,

Mufakat atau Demokrasi,

Kesejahteraan Sosial, dan

Ketuhanan yang Berkebudayaan.

Page 14: Kelompok 4 Pancasila Baru

3. Pancasila Sebagai Ideologi Nasional

a. Pancasila ideologi negara

Kita semua mengetahuI bahwa pancasila merupakan pedoman hidup

rakyat Indonesia. Tapi, tidak sedikit dari kita mengetahui darimanakah ide

Pancasila itu muncul di permukaan bumi indonesia. Lalu apa arti dari

Pancasila sebagai ideologi nasional?

Kumpulan nilai-nilai dari kehidupan lingkungan sendiri dan yang diyakini

kebenarannya kemudian digunakan untuk mengatur masyarakat, inilah yang

disebut dengan ideologi.

Seperti yang dikatakan oleh Jorge Larrain bahwa ideology as a set of

beliefs yang berarti setiap individu atau kelompok masyarakat memiliki suatu

sIstem kepercayaan mengenai sesuatu yang dipandang bernilai dan yang

menjadi kekuatan motivasional bagi perilaku individu atau kelompok. Nilai-

nilai itu dipandang sebagai cita-cita dan menjadi landasan bagi cara pandang,

cara berpikir dan cara bertindak seseorang atau suatu bangsa dalam

memecahkan setiap persoalan yang dihadapinya.

Begitu pula dengan pancasila sebagai ideologi nasional yang artinya

Pancasila merupakan kumpulan atau seperangkat nilai yang diyakini

kebenaranya oleh pemerintah dan rakyat Indonesia dan digunakan oleh bangsa

Indonesia untuk menata/mengatur masyarakat Indonesia atau berwujud

Ideologi yang dianut oleh negara (pemerintah dan rakyat) indonesia secara

keseluruhan, bukan milik perseorangan atau golongan tertentu atau

masyarakat tertentu saja, namun milik bangsa Indonesia secara keseluruhan.

Page 15: Kelompok 4 Pancasila Baru

b.  Klasifikasi Pancasila Sebagai Ideologi Nasional

Pancasila sebagai ideologi nasional dapat diklasifikasikan melalui :

1. Dilihat dari kandungan muatan suatu ideologi, setiap ideologi

mengandung di dalamnya sistem nilai yang diyakini sebagai sesuatu yang

baik dan benar. Nilai-nilai itu akan merupakan cita-cita yang memberi arah

terhadap perjuangan bangsa dan negara.

2. Sistem nilai kepercayaan itu tumbuh dan dibentuk oleh interaksinya

dengan berbagai pandangan dan aliran yang berlingkup mondial dan

menjadi kesepakatan bersama dari suatu bangsa.

3. Sistem nilai itu teruji melalui perkembangan sejarah secara terus-menerus

dan menumbuhkan konsensus dasar yang tercermin dalam kesepakatan

para pendiri negara (the fouding father).

4. Sistem nilai itu memiliki elemen psikologis yang tumbuh dan dibentuk

melalui pengalaman bersama dalam suatu perjalanan sejarah bersama,

sehingga memberi kekuatan motivasional untuk tunduk pada cita-cita

bersama.

5. Sistem nilai itu telah memperoleh kekuatan konstitusional sebagai dasar

negara dan sekaligus menjadi cita-cita luhur bangsa dan negara.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pancasila ideologi nasional dipahami

dalam perspektif kebudayaan bangsa dan bukan dalam perpektif kekuasaan,

sehingga bukan sebagai alat kekuasaan.

c. Perbandingan Ideologi

Kajian ideologi terasa kurang lengkap tanpa mengkaji ideologi-ideologi

besar yang berpengaruh di dunia. Oleh karena itu pada bagian ini akan

disajikan uraian singkat tentang beberapa ideologi tersebut.

Page 16: Kelompok 4 Pancasila Baru

1. Liberalisme

Dalam rangka mempertajam persepsi terhadap beberapa aliran filsafat

politik yang revolusioner, ada baiknya dikemukakan dua teori pokok garakan

revolusioner di Amerika Serikat. Pertama, teori yang dikembangkan oleh The

Founding of America yang didasarkan atas hak-hak rakyat untuk

membebaskan diri dari pemerintahan yang depotisme. Teori revolusioner ini

tergolong tradisional dengan tujuan yang sedehana  yaitu ingin mengakhiri

praktik-praktik tirani dan memberikan kebebasan kepada rakyat secara penuh

sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Kedua, teori yang diemukakan Kaum Komunis di Amerika dan merupakan

kebalikan dari teori pertama. Teori ini bertuuan ingin mengakhiri kebebasan

rakyat, sekaligus membagun tirani. Inilah essensi yang sering dilupakan oleh

mereka yang hanya ingin mencari justifikasi dalam membela  kaum komunis

di Amerika. Dengan kata lain, istilah yang dipergunakan sama, tetapi belum

tentu memiliki makna yang sama  di mata rakyatnya.

Persoalan yang sering dilupakan dalam pembahasan filsafat politik adalah

masalah  yang menyangkut hak dan wewenang pemerintah dalam

mengendalikan tingkah laku dan perbuatan warganegaranya. Apa yang boleh

dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh rakyat, biasanya ditentukan oleh

pemerintah dari masing-masing negara. Inilah sebenarnya persoalan mendasar

yang paling penting karena menyangkut kepentingan asasi dari warga negara.

Liberalisme sebagai salah satu filsafat politik dan ideologi besar di dunia

memiliki hubungan yang erat dengan persoalan diatas. Edmun Burke

mengemukakan bahwa liberalisme berhubungan dengan masalah apa yang

seharusnya dilakukan oleh negara melalui kebijaksanaan umum, dan yang

seharusnya tidak dilakukan negara untuk memberikan kebebasan kepada

Page 17: Kelompok 4 Pancasila Baru

rakyatnya. Pada awal pertumbuhannya, liberalisme sering dikonotasikan

dengan kebebasan individu dalam setiap aspek kehidupan. Inilah arti

pentingnya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia sehingga memungkinkan

setiap orang dapat mengembangkan potensinya.

Menurut pandangan liberalisme, negara dan politik hanya menempati salah

satu bagian dan bukan persoalan pokok dalam kehidupan manusia. Tujuan

negara semata-mata hanya mempertahankan negara apabila ada gangguan atau

serangan dari negara lain. Fungsi negara tidak lebih dari mempertahankan

hukum dan ketertiban masyarakat. Rumusan yang sesuai dengan cita-cita ini

adalah The goverment is the best  which governs the best.

Liberalisme memiliki pandangan tersendiri terhadap hak dan kebebasan

warganegara. Ia mendukung pengakuan hak-hak asasi manusia sepanjang

tidak mengganggu hak-hak orang lain. Pandangan ini pada dasarnya sama 

dengan yang dikembangkan bangsa Indonesia melalui ideologi pancasila.

Dengan demikian, negara paling tidak harus memberikan jaminan kepada

setiap warganegaranya untuk memilih dan menentukan agama dan

kepercayaannya sendiri, berbicara dan mengemukakan pikiran secara bebas,

dan untuk bekerja secara bebas sesuai  dengan kemauan dan kemampuannya

tanpa campur tangan  dari pemerintah.

Filsafat politik liberalisme tertuang dalam Bill of Rights, gagasan

konstitusionalisme, ajaran Separation of Power, dan dimanefestasikan dalam

ajaran Checks and Balance. Keempatnya dimaksudkan untuk memberikan

jaminan dan perlindungan terhadap kebebasan individu dari pelanggaran-

pelanggaran yang mungkin dilakukan oleh negara atau pemerintah. Akhirnya,

prinsip-prinsip pengajaran liberalisme telah berkembang menjadi suatu

ideologi dalam segala aspek kehidupan.

Sebagai sebuah ideologi, liberalisme mengembangkan suatu prinsip yang

sangat mendasar sifatnya, seperti:

Page 18: Kelompok 4 Pancasila Baru

pengakuan terhadap hak-hak asasi kewarganegaraan

memungkinkan tegaknya tertib masyarakat dan negara atas supermasi

hukum

memungkinkan lahirnya pemerintahan yang demokratis

penolakan terhadap pemerintahan totaliter.

Prinsip-prinsip tersebut kemudian diimplementasikan dalam berbagai

bidang kehidupan. Dalam bidang politik, ideologi liberal sangat menekankan

pada peranan masing-masing individu. Karena pentingnya kedudukan

individu, pernah berkembang negara hukum yang bertujuan melindungi

individu dari gangguan individu lain. Perkembangan bidang ekoomi juga

ditandai dengan persaingan yang kuat karena masing-masing individu merasa

memilki hak untuk mencapai tujuan sesuai dengan kemampuan dan

kekuatannya. Namun, dalam perkembangan selanjutnya kebebasan ini telah

melahirkan sikap imperealistis dan membawa dampak yang kurang

menguntungkan bagi kelompok masyarakat lain. Pendek kata, yang kuat

semakin kuat dan yang lemah semakin terpuruk. Akhirnya, lahirlah kelas-

kelas sosial yang pada dasarnya tidak sesuai dengan prinsip liberalisme.

2. Komunisme

Menurut teori aslinya, yaitu teori marx, sosialisme dan komunisme tidak

akan mungkin bisa muncul di negara-negara yang tingkat perkembangan

ekonominya belum begitu maju. Selain itu, Marx mengatakan bahwa sistem

feodal harus digantikan oleh sistem kapitalis yang ditimbulkan oleh

industrialisasi. Dalam pandangan Marx, sistem kapitalis tersebut bisa

mempersiapkan kerangka landasan untuk datangnya sosialisme dengan

melalui dua cara:

kapitalisme memberikan kemungkinan menigkatnya produksi melalui

industrialisasi

kapitalisme dapat melahirkan kelas baru, yaitu kelas proletar atau buruh.

Page 19: Kelompok 4 Pancasila Baru

Sistem kapitalis itu sendiri, bisa saja dipimpin oleh kelas borjuis dengan

satu catatan bahwa kelas proletar semakin besar jumlahnya. Akhir dari kondisi

ini akan melahirkan kekuatan kelas proletar guna menjatuhkan atau

menggantikan kelas borjuis. Dengan demikian, kelas proletar bisa mewarisi

ekonomi yang maju dari praktek kapitalisme. Dengan asumsi bahwa kelas

proletar tersebut akan menggunakan  produksi yang tinggi untuk kepentingan

mayoritas kelas proletar dan bukan demi kepentingan minoritas kelas borjuis.

Berangkat dari teori marx tersebut kita memperoleh satu kesan bahwa

negara praindustri harus diindustrilisasikan melalui kapitalis sebelum lahir

atau tumbuhnya sosialis. Kondisi semacam inilah  yang memungkinkan kaum

proletar menjadi kuat dan dapat merebut kekuasaan dan menciptakan

sosialisme.

Gambaran pada awal abad ke 20 menunjukkan, bahwa negara-negara

sosialis adalah negara-negara kapitalis yang paling maju, khususnya jerman

dan inggris. Di pihak lain, rusia masih feodal dengan ekonomi pertaniannya.

Di rusia proses industrialisasi baru mulai dan kaum borjuis masih lemah

dibandingkan dengan kaum ningrat yang ada. Meskipun demikian, partai

komunis berhasil merebut kekuasaan di rusia. Sementara di inggris dan

jerman, hal yang demikian tidak terjadi. Satu pertanyaan yang segera

mengganggu adalah bagaimana kenyataan berhasilnya partai komunis di suatu

negara yang belum maju dapat disesuaikan dengan teori Marx?

Menurut Marx, datangnya sosialis dapat diibaratkan dengan jatuhnya buah

yang matang dari pohon. Kalau buah sudah matang barulah bisa jatuh.

Sementara itu lenin berkeyakinan bahwa buah itu harus dan dapat direbut.

Apabila dikaitkan dengan perkembangan di Rusia belum cukup matang.

Untuk itu sebuah organisasi harus dibentuk dalam upaya merebut kekuasaan.

Organisasi yang dimaksudkan tidak lain dan tidak bukan ialah: Partai

Bolshevic atau Komunis.

Page 20: Kelompok 4 Pancasila Baru

Partai komunis terdiri dari segolongan kecil orang yang revolusioner dan

sangat berdisiplin. Sehubungan dengan ini, lenin mengatakan bahwa kualitas

lebih penting ketimbang kuatintas. Bahkan, untuk ini partai komunis

disebutnya sebagai “ vanguard” atau pelopor kelas proletar. Menurut Lenin

pula orang bisa sering menginsyafi kepentingannya sendiri. Mereka mirip

tubuh tanpa kepala. Untuk ini partai komunis sebagai kepala dari tubuh kelas

proletar. Dalam pandangannya, anggota-anggota Partai Komunis cukup

memahami hukum kesejarahan. Dengan kata lain, mereka cukup memahami

bagaimana kelas proletar merupakan kelas yang semestinya akan berkuasa.

Jadi, walaupun banyak anggota partai yang berasal dari cendikiawan daripada

proletar itu sendiri, namun golongan cendikiawan tersebut dapat mewakili

kepentingan proletar.

Lenin juga melihat bahwa kelas proletar merupakan kelas yang kecil di

Rusia. Oleh karena itu kelas proletar harus bersatu dengan petani. Persekutuan

ini haruslah dipimpin oleh kelas proletar ( dalam hal ini partai komunis).

Tugas pertama mereka adalah menjatuhkan rezim feodal, kendatipun rezim

feodal itu sendiri tidak akan diganti oleh rezim borjuis. Menurut lenin, justru

persekutuan yang dipimpin oleh proletar itulah yang harus menunaikan tugas

kelas borjuis, yaitu industrialisasi. Sesudah itu mereka baru dapat menunaikan

tugasnya sendiri, yaitu membangun sosialisme. Dengan demikian bisa

dikatakan bahwa lenin bermaksud menyatukan dua tahapan yaitu kapitalis dan

sosialis.

Dari ulasan yang terakhir, nampak bahwa lenin membuat beberapa revisi

yang penting dalam teori Marxisme. Pertama ia menerima prinsip bahwa arah

sejarah bisa dipercepat. Kedua, alat yang dapat mempercepat sejarah adalah

partai komunis yang mewakili kaum proletar, kendatipun diantara anggotanya

terdapat orang-orang yang bukan proletar. Ketiga, lenin menginsyafi bahwa

dalam suatu negara agraris, kelas proletar harus bersekutu dengan kelas petani.

Akhirnya lenin berkesimpulan bahwa partai komunis dapat menjalankan

Page 21: Kelompok 4 Pancasila Baru

industrialisasi kendati menurur Marx industrialisasi merupakan tugas kaum

borjuis dengan sistem kapitalismenya.

Pada mulanya partai komunis cina mengikuti contoh rusia tersebut.

Dengan kata lain, semua partai ini mendasarkan kekuatannya pada kelas

proletar dan kelompok cendikiawan di kota-kota besar. Namun kenyataan

yang ada, pada tahun 1927, Chiang Kai-Shek menghancurkan partai komunis

di kota-kota besar. Untuk itu Mao mengembangkan satu pemikiran, bahwa

revolusi cina harus mendasarkan diri pada kelas petani. Atas dasar

pertimbangan tersebut Mao membentuk suatu tentara petani. Satu pertanyaan

yang timbul  sekarang adalah, bagaimana revolusi yang diperjuangkan oleh

tentara petani itu dapat dikatakan komunis?

Memang lenin membedakan antara pelopor proletar dan kelas proletar itu

sendiri. Akan tetapi bagaimanapun juga keduanya saling bersangkutan sangat

erat.  Ada orang-orang proletar yang menjadi anggota partai komunis, dan

partai komunis berpusat di kota-kota besar sehingga pemimpin-pemimpin

dapat berhubungan secara kontinyu dengan kelas proletar.

Sebelumnya Mao hanya membawa gagasan lenin sampai logical

conclution saja. Kalau pelopr proletar memahami kepentingan proletar dengan

lebih jelas dari orang proletar itu sendiri, apakah pelopor tersebut tersangkut-

paut secara fisik dengan proletar atau tidak, bukanlah persoalan yang penting.

Pokoknya pelopor itu, tidak lain adalah partai komunis yang dianggap

mewakili kelas proletar. Jadi walaupun tentara Mao terdiri dari petani dan

bukan proletar, akan tetapi ia mewakili proletar. Dengan demikian boleh

dikatakan bahwa revolusi cina dipimpin juga oleh kelas proletar.

Revolusi Mao adalah bertujuan menjangkau “demokrasi rakyat”. Jika

demokrasi rakyat sudah dapat dicapai, maka sudah tidak perlu memasuki

tahap kapitalisme. Jadi perkembangan masyarakat harus melewati tahap

Page 22: Kelompok 4 Pancasila Baru

feodalisme menuju demokrasi rakyat, kemudian memasuki sosialisme, dan

akhirnya terwujudlah komunisme.

Demokrasi rakyat diperjuangkan oleh suatu aliansi yang terdiri dari kelas –

kelas proletar, petani, borjuis kecil, dan borjuis nasional (kaum kapitalis yang

menentang atau tidak bekerja sama dengan imperealis) aliansi tersebut

dipimpin oleh kaum proletar. Untuk ini Mao mengatakan bahwa revolusi ala

cina cocok dengan kondisi negara-negara baru.

Sejak tahun 1961, uni sovyet menganjurkan sebuah jalan yang sedikit

berbeda untuk negara-negara baru. Menurut Uni sovyet negara-negara baru

harus mencapai apa yang disebut “demokrasi nasional”. Aliansi yang

memperjuangkan demokrasi nasional terdiri dari keempat kelas yang juga

memasuki aliansi untuk demokrasi rakyat. Tetapi aliansi demokrasi nasional

tidak dipimpin oleh kelas proletar, yaitu partai komunis. Partai komunis

dianjurkan untuk bekerjasama dengan pemimpin nasional lain dan berusaha

menguasai golongan lain.

Dengan demikian, jelas bahwa teori komunis tentang berkembangnya

gerakan komunis di negara-negara baru agar berbeda dengan teori aslinya

yang dikemukakan Marx. Teori komunis sudah disesuaikan dengan realita di

negara-negara baru, yaitu bahwa sebagian besar rakyat bukan kaum proletar

tetapi petani. Tetapi kaum petani tersebut tidak dapat memimpin suatu

revolusi. Pemimpin-pemimpinnya yang tergabung dalam partai komunis,

sebenarnya berasal dari kelas cendikiawan, dan bukan proletar. Jadi di negara-

negara baru gerakan komunis yang berhasil terdiri dari cendikiawan dan

petani. Peranan proletar boleh dikatakan tidak begitu menonjol.

Kelihatan teori tersebut terlalu dibuat-buat. Oleh karena itu kita perlu

melihat faktor-faktor lain yang mempengaruhi berkembangnya gerakan

komunis. Salah satu pendapat yang sering diutarakan tentang berkembangnya

gerakan komunis di negara-negara baru adalah bahwa komunisme merupakan

Page 23: Kelompok 4 Pancasila Baru

akibat kemiskinan. Kalau rakyat hidup dalam kemiskinan dan kesengsaraan,

maka hal ini merupakan keadaan yang subur bagi komunisme. Secara logis

pendapat ini masuk akal. Semestinya yang paling miskin menjadi yang paling

kurang puas sehingga tidak mungkin mengikuti gerakan komunis yang ingin

merombak masyarakat secara keseluruhan.

Akan tetapi, dalam prakteknya tidak selalu demikian. Misalnya, di india

tidak semua daerah yang paling terbelakang mendukung komunis. Justru di

daerah-daerah yang paling terbelakang, petani-petani berpikiran paling

tradisional. Kalau kita melihat negara-negara yang paling tradisional  seperti

saudi arabia, meskipun rakyat miskin sekali tetapi tidak ada gerakan komunis.

Seringkali sikap narimo (menerima dengan pasrah) sangat kuat diantara orang 

yang miskin sekali. Jadi bukanlah kemiskinan sendiri yang menimbulkan

gerakan komunis.

Ada sebuah teori tentang timbulnya gerakan komunis yang berdasarkan

pada proses detradisional. Komunisme tidak dipandang sebagai reaksi

terhadap kemiskinan melainkan sebagai reaksi terhadap perubahan yang

terlalu pesat dan kurang teratur. Dalam masyarakat tradisional semua orang

merasa sebagai bagian dari masyarakat. Mereka mempunyai suatu kedudukan

yang tidak dapat dirubah sehingga merasa aman. Secara ekonomis orang

menderita, tetapi penderitaannya diterima sebagai nasib. Tetapi sesudah

masyarakat dipengaruhi modernisasi, masyarakat tradisional seringkali

dikacaukan melalui meluasnya komunikasi, penjajahan, pendidikan modern,

industri modern, dan lain-lain. Setelah dipengaruhi oleh modernisasi mereka

dapat melihat cara-cara kehidupan lain yang merupakan alternatif yang

kelihatan bagus. Orang-orang menjadi kurang puas dan frustasi.

Ketidakpuasan dan frustasi ini dapat dilihat dari dua sisi. Pertama, orang-

orang berfrustasi secara materiil. Mereka ingin menjadi kaya seperti orang

lain. Kedua, mereka frustasi dengan nilai-nilai baru. Pada zaman yang kacau,

orang perlu ideologi yang dapat menerangkan tentang dunia modern yang

Page 24: Kelompok 4 Pancasila Baru

kelihatan kacau. Sering kepercayaan agama tidak cukup meyakinkan,

sehingga orang tidak saja memberi jalan untuk menjadi kaya tetapi juga

sebagai pegangan yang dapat meredakan ketakutan akan kekacauan di dunia

modern.

3. Fasisme

Istilah fasisme dikembangkan dari istilah latin “fasces” yang merupakan

simbol kekuasaan pada jaman romawi kuno. Di italia dikenal pula istilah

“fascio” dengan arti dan konotasi yang sama. Fasisme sebagai gerakan politik

muncul di italia setelah perang dunia I dan sempat menguasai negara itu dari

tahun 1922 sampai dengan tahun 1943. Tetapi sebelum itu, telah dikenal

istilah “fasci” yang sering diartikan sebagai kelompok politik yang

memperjuangkan tujuan-tujuan tertentu. Fasisme sebagai gerakan politik lebih

eksklusif sifatnya setelah dikaitkan dengan gerakan-gerakan yang diorganisir

oleh benito mussolini pada tahun 1919.

Dalam banyak hal, fasisme yang dikembangkan Mussolini dan Nazisme

oleh Hitler sangat dipengaruhi oleh pemikiran Fichte dan Hegel. Dalam

hubungan ini bisa dikatakan bahwa fasisme tidak lain merupakan

perkembangan radikal dari teori negara Hegel. Dalam suatu kesempatan,

Hegel pernah mengemukakan bahwa pengorbanan yang diberikan individu

kepada negaranya merupakan ikatan substansial antara negara dengan seluruh

anggotanya. Dengan demikian, pengorbanan tersebut dapat dipandang sebagai

manifestasi dari tugas individu kepada bangsa dan negaranya. Fasisme juga

cenderung menganut moralisme ideal yang selalu didengungkan Hegel dan

diperjuangkan pula oleh kant, Fichte, Green, Calyle, ataupun Mazzini. Sesuai

dengan ajaran tersebut orang seyogyanya lebih menuntut kebajikan daripada

memenuhi kesenangan pribadi. Ia harus lebih mementingkan tugas dan

kewajibannya daripada menuntut hak semata-mata, dan pengorbanan diri atas

Page 25: Kelompok 4 Pancasila Baru

nama masyarakat tidak harus dilaksanakan atas dasar kepentingan diri sendiri

(selfinterest).

Bertitik tolak dari pemikiran-pemikiran itulah, fasisme dan nazisme

memandang liberalisme sebagai satu ajaran dan gerakan yang lebih

berorientasi kepada pemuasan kebutuhan materiel dengan mengabaikan soal-

soal moral dan spiritual. Sebaliknya, fasisme menganggap ideologi mereka

lebih mendasarkan diri pada nilai-nilai spiritual dan loyalitas daripada sekedar

pemenuhan kebutuhan perseorangan. Selain itu fasisme bukanlah ideologi

yang bersifat dogmatis dan kaku, akan tetapi merupakan ideologi yang luwes

dimana ajaran-ajarannya diterima sebagai suatu kenyataan darurat sesuai

dengan suasana yang ada dalam masyarakat dan negara yang ada. Hakikat

fasisme adalah kepercayaan dan instink, dan bukannya akal atau ajaran.

Fasisme menolak dengan tegas gerakan Pasifisme, akan tetapi lebih

menyukai bentuk-bentuk kekerasan. Mereka juga menolak demokrasi dan

liberalisme dengan segala macam pranata pendukungnya. Sebaliknya fasisme

cenderung mendekati nasionalisme dan imperealime, serta lebih tertarik

kepada tradisi-tradisi jaman romawi.

Negara dalam pandangan fasis dianggap terlepas dan ada diatas setia

perintah moral. Negara berdiri diatas semua individu dan mempunyai nilai

yang lebih tinggi dibanding individu. Kebebasan individu dibatasi untuk

memberikan perhatian sepenuhnya terhadap negara. Negara adalah diatas

segala-galanya. Negara mempunyai peranan sangat penting dalam membentuk

individu-individu yang tercakup didalamnya. Untuk itu negara harus

melakukan pengawasan mutlak kepada setiap aspek kehidupan individu, yang

meliputi pendidikan, kehidupan ekonomi, dan memaksakan tercapainya

keselarasan antara kerja dan modal. Dari segi inilah nampak bahwa fasisme

menolah sosialisme-Maxist maupun kapitalisme. Dibawah fasisme hak milik

Page 26: Kelompok 4 Pancasila Baru

perseorangan dipertahankan sepanjang pemakainya diletakkan dibawah

kekuasaan negara.

Perang dunia I, dalam mana italia baru terlibat pada tahun 1915, ternyata

banyak memerlukan waktu dan biaya yang lebih besar dari yang diperkirakan

sebelumnya. Kendati demikian, italia sendiri boleh dikatakan tidak

memperoleh keuntungan sebagaimana yang diharapkan, malahan membawa

berbagai ekses dalam kehidupan masyarakat dan negaranya. Perang yang

berkepanjaangan dan menghabiskan biaya besar tersebut, banyak

menimbulkan keresahan dalam berbagai kalangan.

.

BAB III

Page 27: Kelompok 4 Pancasila Baru

KESIMPULAN

Ideologi mempunyai arti pengetahuan tentang gagasan-gagasan,

pengetahuan tentang ide-ide, science of ideas atau ajaran tentang

pengertian-pengertian dasar. Ideologi secara fungsional merupakan

seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama atau tentang masyarakat

dan negara yang dianggap paling baik.

Karakteristik ideologi Pancasila merupakan ciri khas yang

membedakannya dengan ideologi yang lain. Karakteristik tersebut yang

pertama adalah Tuhan Yang Maha Esa yang berarti pengakuan bangsa

Indonesia akan eksistensi Tuhan sebagai pencipta dunia dengan segala

isinya. Kedua adalah penghargaan kepada sesama umat manusia apapun

suku bangsa dan bahasanya sesuai dengan Kemanusiaan yang Adil dan

Beradab, ketiga adalah bangsa Indonesia menjunjung tinggi persatuan

bangsa, keempat adalah bahwa kehidupan kita dalam kemasyarakatan dan

bernegara berdasarkan atas sistem demokrasi Pancasila sesuai dengan sila

ke empat yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan

dalam permusyawaratan/perwakilan. Kelima adalah Keadilan Sosial bagi

seluruh rakyat Indonesia.

Nilai-nilai Pancasila yang terkandung di dalamnya merupakan

nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan.

Nilai-nilai ini yang merupakan nilai dasar bagi kehidupan kenegaraan,

kebangsaan dan kemasyarakatan.

Kesimpulan yang bisa ditarik adalah sekalipun pengertian ideologi

bervariasi, tetapi jika dicermati sesungguhnya terkandung inti-inti

kesamaan. Kesamaan-kesamaannya, yakni ideologi adalah prinsip, dasar,

arah, dan tujuan dalam kehidupan. Selain mengetahui pengertian ideologi,

kita juga harus mengetahui fungsi ideologi. Ideologi berfungsi mendasari

kehidupan masyarakat sehingga mampu menjadi landasan, pedoman, dan

bekal serta jalan bagi suatu kelompok, masyarakat, bangsa, dan negara

DAFTAR PUSTAKA 

Page 28: Kelompok 4 Pancasila Baru

Gb,Yuono dan Tata Iryanto. 1998.Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia Yang Disempurnakan. Surabaya: Indah

Haryanto,Agus,Alex Suryanto. 2007. Panduan Belajar Bahasa

dan Sastra Indonesia. Tanggerang:ESIS

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ketiga. 2001. Jakarta: Balai Pustaka

Syairbaini, Syahril. Drs.,M.A. 2002. Pendidikan Pancasila  di

Perguruan Tinggi. Jakarta: Ghalia Indonesia