kelompok 11 penelitian rnd

22
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini, penelitian R&D makin banyak digunakan oleh para peneliti dan menjadi salah satu pilihan untuk memecahkan suatu permasalahan dengan cara mengembangkan suatu produk tertentu. Penelitian R&D atau penelitian dan pengembangan merupakan sebuah proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan, atau suatu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Produk-produk pendidikanberupa hardware maupun software yang dihasilkan dari penelitian R&D diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan efektivitas pendidikan serta relevan dengan kebutuhan. Dalam penelitian R&D terdapat beberapa macam model dan prosedur. Prosedur dalam penelitian R&D menunujukkan suatu siklus yang diawali dengan adanya kebutuhan dan permasalahan yang membutuhkan pemecahan dengan menggunakan suatu produk tertentu. Uji coba produk menjadi salah satu bagian yang sangat penting dalam penelitian ini. Dalam penelitian R&D ini juga perlu diketahui beberapa instrumen untuk mengambil data serta teknik analisis data yang digunakan. Penelitian R&D merupakan metode penghubung atau pemutus kesenjangan antara penelitian dasar dengan penelitian terapan yang tidak jarang dijumpai karena hasil-hasil penelitian dasar bersifat teoritis sedangkan hasil penelitian terapan bersifat praktis. Kesenjangan ini dapat dihilangkan atau disambungkan dengan menggunakan penelitian R&D. Namun pada kenyataannya, beberapa orang masih kurang memahami model-model dan prosedur penelitian R&D, uji coba

Upload: anis-marifatul-m

Post on 28-Sep-2015

32 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hmhmhm

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangSaat ini, penelitian R&D makin banyak digunakan oleh para peneliti dan menjadi salah satu pilihan untuk memecahkan suatu permasalahan dengan cara mengembangkan suatu produk tertentu. Penelitian R&D atau penelitian dan pengembangan merupakan sebuah proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan, atau suatu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Produk-produk pendidikanberupa hardware maupun software yang dihasilkan dari penelitian R&D diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan efektivitas pendidikan serta relevan dengan kebutuhan. Dalam penelitian R&D terdapat beberapa macam model dan prosedur. Prosedur dalam penelitian R&D menunujukkan suatu siklus yang diawali dengan adanya kebutuhan dan permasalahan yang membutuhkan pemecahan dengan menggunakan suatu produk tertentu. Uji coba produk menjadi salah satu bagian yang sangat penting dalam penelitian ini. Dalam penelitian R&D ini juga perlu diketahui beberapa instrumen untuk mengambil data serta teknik analisis data yang digunakan. Penelitian R&D merupakan metode penghubung atau pemutus kesenjangan antara penelitian dasar dengan penelitian terapan yang tidak jarang dijumpai karena hasil-hasil penelitian dasar bersifat teoritis sedangkan hasil penelitian terapan bersifat praktis.Kesenjangan ini dapat dihilangkan atau disambungkan dengan menggunakan penelitian R&D. Namun pada kenyataannya, beberapa orang masih kurang memahami model-model dan prosedur penelitian R&D, uji coba produk, instrumen untuk mengumpulkan data serta teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian R&D. Oleh karena itu, untuk lebih memahami hal-hal tersebut akan dibahas dalam makalah ini.

B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang diatas dapat diperoleh rumusan masalah sebagai berikut,1. Bagaimana model dan prosedur dalam penelitian R&D?2. Bagaimana uji coba produk dalam penelitian R&D?3. Bagaimana instrumen pengambilan data dan teknik analisis data dalam penelitian R&D?

C. Tujuan PenulisanTujuan dari penulisan makalah ini antara lain,1. Mengetahui model dan prosedur dalam penelitian R&D2. Mengetahui uji coba produk dalam penelitian R&D3. Mengetahui instrumen pengambilan data dan teknik analisis data dalam penelitian R&D

BAB IIPEMBAHASAN

A. Model-Model dan Prosedur Penelitian R&DPenelitian pengembangan atau penelitian R&D memiliki beberapa macam model menurut para ahli. Model-model tersebut antara lain:1. Model Dick & Carey (Lebih ke pengembangan Model)Salah satu dari model penelitian dan pengembangan pendidikan yang paling luas digunakan adalah model pendekatan sistem yang dirancang oleh Walter Dick dan Lou Carey, yang diperlihatkan dalam bagan 1. Ada sepuluh langkah yang dimaksud dalam versi siklus R & D. 1. Langkah1 analys melibatkan pendefinisian tujuan untuk program pembelajaran atau produk, yang sering memasukkan suatu analisis kebutuhan;2. Langkah 2 dan 3 analys dapat muncul berurutan atau berbarengan. Dalam langkah 2, analisis instruksional dilakukan untuk mengidentifikasi keterampilan-keterampilan khusus, prosedur, dan tugas-tugas belajar yang dilibatkan dalam pencapaian tujuan-tujuan pembelajaran3. Langkah 3 analys dirancang untuk mengidentifikasi entry keterampilan dan sikap siswa, karakteristik latar pembelajaran, dan karakteristik latar dimana pengetahuan dan keterampilan baru digunakan;4. Langkah 4 melibatkan penerjemahan kebutuhan dan tujuan pembelajaran kedalam tujuan perilaku spesifik. Tujuan perilaku mengarahkan pada suatu cara untuk mengomunikasikan tujuan-tujuan program pembelajaran atau produk pada level-level yang berbeda. Tujuan-tujuan perilaku juga jenis-jenis stakeholder yang berbeda. Tujuan-tujuan perilaku juga menyediakan dasar-dasar untuk perencanaan item-item tes yang persis, bahan-bahan ajar, dan system penyampaian pembelajaran.5. Selama langkah 5, instrument penilaian dikembangkan. Instrument-instrumen ini dihubungkan secara langsung dengan pengetahuan dan keterampilan yang dikhususkan dalam tujuan-tujuan perilaku. 6. Langkah 6 strategi pembelajaran khusus dikembangkan untuk membantu siswa dengan upaya mereka untuk memperoleh setiap tujuan perilaku.7. Langkah 7 melibatkan pengembangan materi pembelajaran, yang mungkin mencakup bahan-bahan cetakan seperti buku teks dan manual pelatihan guru, atau media lain seperti kaset audio, atau sitem video interaktif. Jika rancangan pembelajaran mengkhususkan seorang guru, rancangan-rancangan pembelajaran atau pedoman-pedoman pembelajaran oleh orang ini juga dikembangkan sebagai bagian dari langkah 7.8. Langkah 8 (uji coba, kemudian cocok tidak dengan materi pada step analys), 9, dan 10 dari model Dick and Carey melibatkan pembedaan antara evaluasi formatif dan evaluasi summative, yang oleh Michael Scriven dirumuskan dalam praktik sebagai evaluasi yang melayani dua fungsi yang berbeda. Evaluasi formatif dilakukan oleh pengembang selama program atau produk dalam proses pengembangan, untuk mendukung proses peningkatan keefektifannya. Dalam situasi yang sama, evaluasi formatif dilakukan sebagai pengganti yang dapat mengarah pada suatu pengambilan keputusan untuk menghentikan pengembangan selanjutnya.Evaluasi summative dilaksanakan untuk menentukan efektifitas program akhir, khususnya bila dibandingkan dengan program-program lain yang sejenis. Jenis evaluasi ini biasanya dilakukan oleh individu-individu lain selain pengembang pogram.

Step 2 Analisis Intruksional (KI, KD) Step 9 RevisiStep 4 Penerjemahan KebutuhanStep 1 Analisis Pendefinisian kebutuhanStep 5 Pengembangan instrument penilaian produkStep 6 Pengembangan StrategiStep 7 Pengembangan MateriStep 8 Design dan EvaluasiStep 3 Analisis konten dan PDStep 10 Produk dinilai dan dibandingkan dengan model yang sudah ada

2. Model Jolly & BolithoJolly & Bolitho dalam Tomlinson (1998; 97-98) berusaha merangkum berbagai langkah yang dilibatkan dalam proses penulisan materi ajar khusus bahasa dalam bentuk sebuah flowchart berikut:

IDENTIFICATION by teacher or learners of a need to fulfill or a problem to sove by the creation of materials (Identifikasi Masalah)EXPLORATION of the area of need/problem in term of what language, what meaning, what functions, what skill etc ?CONTEXTUAL REALISATION of proposed new materials by the finding of suitable ideas, contexts or texts with which to work (Realisasi secara kontekstual)PEDAGOGICAL REALISATION of material by the finding of appropriate exercises and activities and the writing of appropriate instructions for use PHYSICAL PRODUCTION of materials, involving consideration of layout, type size, visuals, reproduction, tape length ets.USE of materials by students (diterapkan pada Peserta Diduk)EVALUATION of materials against agreed objectives

3. Model Borg & GallBorg & Gall mengemukakan 10 langkah yang harus ditempuh dalam pelaksanaan metode penelitian dan pengembangan, yaitu: (Sugirin, 2011).1. Penelitian dan pengumpulan informasi2. Perencanaan3. Pengembangan bentuk produk pendahuluan4. Uji coba pendahuluan5. Revisi terhadap produk utama6. Uji coba utama yang didasarkan pada hasil uji coba pendahuluan7. Revisi produk operasional8. Uji coba operasional9. Revisi produk akhir10. Diseminasi dan implementasi

4. Model Pengembangan 4-DModel pengembangan 4-D (Four D) merupakan model pengembangan perangkat pembelajaran. Model ini dikembangkan oleh S. Thagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel. Model pengembangan 4D terdiri atas 4 tahap utama yaitu: (1) Define (Pembatasan);(2) Design (Perancangan); (3) Develop (Pengembangan);(4)Disseminate (Penyebaran). Keempat tahap tersebut secara garis besar dijabarkan sebagai berikut (Trianto, 2007).1. Tahap Pendefinisian (Define)Tujuan tahap ini adalah menentapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran di awali dengan analisis tujuan dari batasan materi yang dikembangkan perangkatnya. Tahap ini meliputi 5 langkah pokok, yaitu: (a) Analisis ujung depan, (b) Analisis siswa, (c) Analisis tugas. (d) Analisis konsep, dan (e) Perumusan tujuan pembelajaran.2. Tahap Perencanaan (Design)Tujuan tahap ini adalah menyiapkan prototipe perangkat pembelajaran. Tahap ini terdiri dari empat langkah yaitu, (a) Penyusunan tes acuan patokan, merupakan langkah awal yang menghubungkan antara tahap define dan tahap design. Tes disusun berdasarkan hasil perumusan Tujuan Pembelajaran Khusus (Kompetensi Dasar dalam kurikukum KTSP). Tes ini merupakan suatu alat mengukur terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa setelah kegiatan belajar mengajar, (b) Pemilihan media yang sesuai tujuan, untuk menyampaikan materi pelajaran, (c) Pemilihan format. Di dalam pemilihan format ini misalnya dapat dilakukan dengan mengkaji format-format perangkat yang sudah ada dan yang dikembangkan di negara-negara yang lebih maju.3. Tahap Pengembangan (Develop)Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan masukan dari pakar. Tahap ini meliputi: (a) validasi perangkat oleh para pakar diikuti dengan revisi, (b) simulasi yaitu kegiatan mengoperasionalkan rencana pengajaran, dan (c) uji coba terbatas dengan siswa yang sesungguhnya. Hasil tahap (b) dan (c) digunakan sebagai dasar revisi. Langkah berikutnya adalah uji coba lebih lanjut dengan siswa yang sesuai dengan kelas sesungguhnya.4. Tahap penyebaran (Disseminate)Pada tahap ini merupakan tahap penggunaan perangkat yang telah dikembangkan pada skala yang lebih luas misalnya di kelas lain, di sekolah lain, oleh guru yang lain. Tujuan lain adalah untuk menguji efektivitas penggunaan perangkat di dalam KBM.

5. Model Pengembangan ADDIE Model ini dikembangkan oleh Dick and Carry (1996) untuk merancang sistem pembelajaran. Berikut ini diberikan contoh kegiatan pada setiap tahap pengembangan model atau metode pembelajaran, yaitu: (Mulyatiningsih, 2011).a. AnalysisPada tahap ini, kegiatan utama adalah menganalisis perlunya pengembangan model/metode pembelajaran baru dan menganalisis kelayakan dan syarat-syarat pengembangan model/metode pembelajaran baru. Pengembangan metode pembelajaran baru diawali oleh adanya masalah dalam model/metode pembelajaran yang sudah diterapkan. Masalah dapat terjadi karena model/metode pembelajaran yang ada sekarang sudah tidak relevan dengan kebutuhan sasaran, lingkungan belajar, teknologi, karakteristik peserta didik, dsb. Setelah analisis masalah perlunya pengembangan model/metode pembelajaran baru, peneliti juga perlu menganalisis kelayakan dan syarat-syarat pengembangan model/metode pembelajaran baru tersebut. Proses analisis misalnya dilakukan dengan menjawab beberapa pertanyaan berikut ini: (1) apakah model/metode baru mampu mengatasi masalah pembelajaran yang dihadapi, (2) apakah model/metode baru mendapat dukungan fasilitas untuk diterapkan; (3) apakah dosen atau guru mampu menerapkan model/metode pembelajaran baru tersebut Dalam analisis ini, jangan sampai terjadi ada rancangan model/metode yang bagus tetapi tidak dapat diterapkan karena beberapa keterbatasan misalnya saja tidak ada alat atau guru tidak mampu untuk melaksanakannya. Analisis metode pembelajaran baru perlu dilakukan untuk mengetahui kelayakan apabila metode pembelajaran tersebut diterapkan.b. DesignDalam perancangan model/metode pembelajaran, tahap desain memiliki kemiripan dengan merancang kegiatan belajar mengajar. Kegiatan ini merupakan proses sistematik yang dimulai dari menetapkan tujuan belajar, merancang skenario atau kegiatan belajar mengajar, merancang perangkat pembelajaran, merancang materi pembelajaran dan alat evaluasi hasil belajar. Rancangan model/metode pembelajaran ini masih bersifat konseptual dan akan mendasari proses pengembangan berikutnya.c. DevelopmentDevelopment dalam model ADDIE berisi kegiatan realisasi rancangan produk. Dalam tahap desain, telah disusun kerangka konseptual penerapan model/metode pembelajaran baru. Dalam tahap pengembangan, kerangka yang masih konseptual tersebut direalisasikan menjadi produk yang siap diimplementasikan. Sebagai contoh, apabila pada tahap design telah dirancang penggunaan model/metode baru yang masih konseptual, maka pada tahap pengembangan disiapkan atau dibuat perangkat pembelajaran dengan model/metode baru tersebut seperti RPP, media dan materi pelajaran.d. ImplementationPada tahap ini diimplementasikan rancangan dan metode yang telah dikembangkan pada situasi yang nyata yaitu di kelas. Selama implementasi, rancangan model/metode yang telah dikembangkan diterapkan pada kondisi yang sebenarnya. Materi disampaikan sesuai dengan model/metode baru yang dikembangkan. Setelah penerapan metode kemudian dilakukan evaluasi awal untuk memberi umpan balik pada penerapan model/metode berikutnya.e. EvaluationEvaluasi dilakukan dalam dua bentuk yaitu evaluasi formatif dan sumatif. Evaluation formatif dilaksanakan pada setiap akhir tatap muka (mingguan) sedangkan evaluasi sumatif dilakukan setelah kegiatan berakhir secara keseluruhan (semester). Evaluasi sumatif mengukur kompetensi akhir dari mata pelajaran atau tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Hasil evaluasi digunakan untuk memberi umpan balik kepada pihak pengguna model/metode. Revisi dibuat sesuai dengan hasil evaluasi atau kebutuhan yang belum dapat dipenuhi oleh model/metode baru tersebut.

Sugiyono (2008 : 289) menjelaskan langkah-langkah R&D sebagai berikut :Potensi dan MasalahPengumpulan DataDesain ProdukValidasi DesainUji coba pemakaianRevisi produkProduksi massalRevisi produkUji coba produkRevisi desain

Secara ringkas penjelasan Sugiyono adalah sebagai berikut:1. Potensi dan masalah; R&D dapat berangkat dari adanya potensi dan masalah.2. Mengumpulkan informasi; setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara factual, selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan.3. Desain Produk; adalah hasil akhir dari serangkaian penelitian awal, dapat berupa rancangan kerja baru atau produk baru.4. Valklasi Desain; proses untuk menilai apakah rancangan kerja harus baru atau produk baru secara rasional lebih baik dan efektif dibandingkan yang lama, dengan cara meminta penilaian ahli yang berpengalaman.5. Perbaikan Desain; diperbaiki atau direvisi setelah diketahui kelemahannya.6. Uji Coba Produk; melakukan uji lapangan terbatas dengan eksperimen.7. Revisi Produk; direvisi berdasarkan uji lapangan/empiris.8. Uji Coba Pemakaian; dilakukan uji coba dalam kondisi yang sesungguhnya.9. Revisi Produk; apabila ada kekurangan dalam penggunaan kondisi sesungguhnya, maka produk diperbaiki.10. Pembuatan Produk Masal; setelah diperbaiki, hasil akhirnya siap diproduksi secara massal.

B. Uji Kelayakan ProdukUji coba model atau produk merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian pengembangan, yang dilakukan setelah rancangan produk selesai. Uji coba model atau produk bertujuan untuk mengetahui apakah produk yang telah dibuat layak digunakan atau tidak dan sejauh mana produk yang dibuat dapat mencapai sasaran. Model atau produk yang baik minimal memenuhi dua kriteria yaitu kriteria pembelajaran (instructional criteria) dan kriteria penampilan (presentation criteria) (Arifin, 2011).

1. Pengujian oleh ahliHasil-hasil pengukuran dan analisis kebutuhan memberikan masukan tentang jenis-jenis produk pendidikan apa yang diperlukan oleh dekolah saat ini. Hasil studi literatur memberikan masukan tentang beberapa karakteristik penting dari produk yang akan dikembangkan di tempat lain. Hasil-hasil penelitian dalam lingkup terbatas memberikan gambaran tentang embrio dan/ atau produk-produk sejenis yang telah digunakan, pelaksanaan produk yang ada, dan kemungkinan faktor-faktor yang akan mendukung dan menghambat pengguaan produk yang dikembangkan. Berdasarkan masukan dari ketiga kegiatan tersebut dapat dirumuskan sosok dan bangun tentatif dari produk yang akan dikembangkan. Sosok atau bangunan produk tersebut masih merupakan produk awal, bersifat tentatif yang akan disempurnakan melalui serentetan kegiatan uji coba (Sukmadinata,2009).Sebelum uji coba dilapangan diperlukan evaluasi atau uji coba di atas meja (desk try out atau desk evaluation). Uji coba atau evaluasi ini semata-mata bersifat perkiraan judgemen, berdasarkan analisis dan pertimbangan logika dari para pengembangan dan ahli. Dalam penulisan tesis atau disertasi, judgement ini dapat dilakukan oleh tim pembimbing atau promotor. Evaluasi atau judgenen dari para ahli sangat penting, terutama untuk menilai kelayakan dasar-dasar konsep atau teori yang digunakan. Kelayakan praktis juga dapat dilakukan oleg para ahli atau pembimbing, karena mereka juga mempunyai pengalaman dan wawasan praktik yang cukup luas. Uji coba atau evaluasi oleh para ahli juga diperlukan untuk melihat kelayakan secara mokro, kasus demi kasus untuk kemudian ditarik kesimpulan secara umum atau digeneralisasikan (Sukmadinata,2009).

2. Uji Coba dan Penyempurnaan Produk AwalSetelah mendapatkan masukan dan penyempurnaan-penyempurnaan berdasarkan hasil evaluasi atau uji coba di atas meja, maka selanjutnya dilakukan uji coba lapangan di sekolah ataupun di laboratorium. Uji coba di sekolah lebih baik karena berpraktik pada situasi yang sesungguhnya, karena baik keadaan dan jumlah siswa, maupun sarana dan fasilitas pembelajarannya sesuai dengan keadaan nyata di sekolah. Mengikuti saran dari Borg dan Gall (1989) uji coba lapangan produk awal untuk produk-produk seperti paket latihan guru dilakuakan pada 1 sampai 3 sekolah dengan jumlah subyek guru peserta latihan 6 samapai 12 orang (Sukmadinata,2009).Untuk contoh produk paket latihan keterampilan mengajar, kegiatan pertama yang harus dilakukan adalah mengadakan pertemuan, rapat atau diskusi dengan guru-guru peserta latihan. Jika mungkin pertemuan diadakan pada satu tempat/sekolah, hal itu lebih baik karena akan menghemat waktu dan semua peserta dapat saling memberi masukan, bertukar pendapat dan pengalaman. Jika tidak mungkin maka pertemuan dilakukan pada masing-masing sekolah. Dengan demikian para pengembang harus membagi diri atau berkeliling ke sekolah-sekolah tempat uji coba (Sukmadinata,2009).Dalam pertemuan tersebut pertama-tama pengembang menjelaskan tujun umum penelitian, langkah-langakah umum yang akan dilakukan serta beberapa hal pokok yang perlu mendapatkan perhatian. Setelah uitu para peserta menerima paket latihan, dan diberi waktu secukupnya untuk membacanya. Setelah membaca paket tersebut (paket 1) diadakan diskusi bersama pengembang dan peserta lainnya. Jika ada hal-hal yang tidak jelas atau tidak dipahami oleh peserta, pengembang dapat memberi penjelasn. Hal yang sanagat penting dalam kegiatan ini adalah para peserta memberikan masukan dan komentar, kritik dan saran bagi penyempurnaan paket latihan. Pertanyaan komentar, kritik dan saran-saran dari para peserta pengembang untuk kemudian dicari kesimpulan-kesimpulan bagi penyempurnaan paket latihan (Sukmadinata,2009).Hasil diskusi dengan guru-guru peserta latihan, dibahas kembali oleh pengenmbang. Hasil pengembangan tersebut digunakan untuk menyempurnakan paket pelatiah (produk pendidikan yang dikembangakan). Paket latihan yang telah disempurnakan tersebut setelah dihgandakan sesuai dengan kebutuhan kenmbali diberikan kepada subjek uji coba (guru peserta latihan) untuk dilaksanakan (Sukmadinata,2009).Langkah selanjutnya adalah guru peserta latihan uji coba melaksanakan apa yang dirancang dalam paket latihan (keterampilan mengajar) di kelas masing-masing. Sebelum peaksanaan pembelajaran di kelas, terlebih dahulu guru membuat persiapan mengajar atau merevisi persiapan mengajar yang telah ada disesuaikan dengan apa yang dituntut dalam paket pelatihan. Perubahan-perubahan tersebut hanya berkenaan dengan proses pembelajaran, yang lebih menampakkan keterampilan-keterampilan pembelajaran (Sukmadinata,2009).Selama pelaksanaan mengajar (pembelajaran), para pengembang mengadakan pengamatan secra intensif. Mereka memperhatikan dan mencatat hal-hal penting yang berkenaan dengan respon para siswa terhadap apa yang dilakukan dan disampaikan guru, aktivitas terhadap apa yang telah dilakukan dan disampaikan guru, aktivitas belajar yang mereka lakukan. Pengembangan dan pencatatan dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif (pencatatan deskriptif-naratif) menggunakan format yang telah disediakan (Sukmadinata,2009).Setelah guru selesai mengajar dalam satu pertemuan atau beberapa pertemuan dalam satu hari, diluar jam belajar pengembang megngadakan pertemuan dengan guru. Dalam pertemuan tersebut didiskusikan beberapa hal yang dilakukan guru (hasil pengamatan0 yang perlu mendapatkan klarifikasi dan penyempurnaan. Berdasarkan hasil diskusi tersebut guru membuat atau menyempurnakan persiapan mengajar untuk pertemuan/ hari berikutnya. Selesai satu pake latihan (satu jenis keterampilan mengajar), gutu membuat persiapan dan melaksanakan pembelajaran (keterampila mengajar) yang lain dengan topik atau pokok bahasan yang lain lagi (Sukmadinata,2009).Demikian selanjutnya uji coba dilakukan secara berulang-ulang samapai guru-guru selesai berlatih mencobakan semua keterampilan mengajar. Proses pengamatan, diskusi dan penyempurnaan persiapan mengajar dan penyempirnaan paket latiahan dilakukan secara berangsur. Setiap selesai mecobakan satu latihan mengajar (satu paket latiahan) para pengembang bertemu, mendiskusikan hasil pengamatan dan diskusi dengan guru (temu lapangan) lalu mengadakan penyempurnaan untuk paket latihan (keterampilan mengajar) berikutnya. Hal yang sama dilakukan untuk paket-paket latihan (keterampilan mengajar) selanjutnya, sampai semua paket latihan (produk pendidikan) selesai disempurnakan (Sukmadinata,2009).

3. Uji Coba Produk yang Telah DisempurnakanMeskipun sudah diperoleh produk yang lebih sempurna, tetapi ujni coba dan penyempurnaan produk masih harus dilakukan satu kali putaran lagi. Hal itu diilakuakn karena produk yang dikembangkan adalah produk standar, yang berlaku secara nasional atau untuk lingkup provinsi, mimimal lingkup kota/kabupaten, maka sampel uji coba harus mewakili populasi kota/kabupaten. Demikian juga jika ingin mencapai standar provinsi atau nasional, maka jumlah dan karakteristiknya harus mewakili popolasi provinsi dan nasional (Sukmadinata,2009).Uji coba dan penyemurnaan pada tahap awal masih difokuskan pada pengembangan dan penyempurnaan materi produk, belum memperhatikan kelayakan dalam konteks populasi. Kelayakn populasi dilakukan dalan uji coba dan penyempurnaan produk yang telah disempurnakan. Dalam tahap ini uji coba dan penyempurnaan dilakukan dalam jumlah sampel yang lebih besar. Sampel yang digunakan dalam uji coba tahap kedua ini lebih besat karena sampel harus mewakili populasi baik dalam jumlah maupun dalam karakteristiknya. Borg dan Gall (1989), dalam tahap ini digunakan sampel sekolah antara 5-15 sekolah, dengan sampel subjek antar 30-100 orang (Sukmadinata,2009).Sebagai contoh, jumlah populasi guru SD pada masing-masing jenjang kelas mungkin mencapai 150.000-200.000 orang, jumlah guru pada setiap mata pelajaran SMP 30.00-40.000 orang di SMA 20.000-30.000 orang, sedangkan di perguruan tinggi per mata kuliah latar belakang pendidikan 200-300 orang, tetapi untuk mata kuliah-mata kuliah tertentu hanya 5-10 orang saja karena sudah sangat spesialis. Dengan demikian penarikan sampel dari setiap populasi tidak dapat disamaratakan, sanga tergantung pada jumlah, kategori dan karakteristik dari setiap jenis populasi tersebut. Untuk jumlah populasi yang sangat kecil kemungkinan harus mengambil sampel total (Sukmadinata,2009).Pelaksanaan uji coba ini sama dengan tahap uji coba produk awal, hanya dengan jumlah sampel yang lebih besar yang mewakili populasi. Masukan dari hasil pengamatan dan diskusi dengan guru-guru menjadi bahan dalam rapat para pengembang bagi penyempurnaan paket latihan. Demikian seterusnya pengamatan, diskusi dengan guru, serta rapat antar tim pengenbang dilakuakan secara berulang-ulabg samapai semua paket selesi diujicobaka dan disempurnakan, dan diperoleh paket pelatiahan final (Sukmadinata,2009).

4. Pengujian Produk AkhirUntuk menguji apakah suatu produk pendidikan layak dan memiliki keunggulan dalam praktik, maka dibutuhkan pengujian produk akhir. Dalam pengujian ini tidak ada lagi penyempurnaan produk, sebab produk sudah dipandnag sempurna dalam uji coba putaran kedua. Dalam uji ini sebaikanya digunakan kelompok kontrol, yaitu sekolah dan guru yang memiliki karakteristik dan kemampuan yang sama (random), minimal berpasangan dengan kelompok pengujian atau kelompok pengujian (matching). Kegiatan uji produk akhir ini ditujuka untuk menguji dampak dari penggunaan keterampilan mengajar terhadap pengetahuan dan keterampilan siswa (Sukmadinata,2009).Pengujian dilaksanakan dalam bentuk desain eksperimen. Model desain yang digunakan adalah The Randomized Pretest-Posttest Control Group Design atau minimal The Matching Only Pretest-Posttest Control Group Design. Desain pertama merupakan desain eksperimen murni atau, karena kedua eksperimen dirandom atai disamakan. Desain kedua merupakan eksperimen kuais, sebab kedua kelompok eksperimen hanya dipasangkan (Sukmadinata,2009).Perbedaan signifikan antara kedua model uji diatas menunjukan keberartian hasil belajar, perbedaan signifikan antara hasil postest kelompok kontrol dengan postest kelompok eksperimen menunjukkan pengaruh pengguanaan keterampilan mengajar. Bila skor rata-rata kelompok eksperimen lebih tinggi dan perbedaannya signifika berarti penggunaan keterampilan mengajar berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, begitu juag sebaliknya. Hasil dari pengujian atau eksperimen dari oenggunaan paket peltiahn , dapat dijadikan pegangan tentang keunggulan dari pendekatan keterampilam mengajar dibandingkan dengan pendekatan yang biasa (Sukmadinata,2009).Setelah dihasilkan suatu produk final yang telah teruji keampuhannya, langkah selanjutnya adalah deseminasi, implementasi dan institusionalisasi. Deseminasi merupakan langkah untuk mensosialisasikan dan menyebarkan hasil. Produk membutuhkan deseminasi sebelum implementasi dan institusionalisasi (Sukmadinata,2009).

C. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen dalam Penelitian PengembanganMenurut Arikunto (2010), instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Sugiyono (2014) menyatakan bahwa, instrumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Data yang terkumpul dengan menggunakan instrumen tertentu akan dideskripsikan atau digunakan untuk menguji hipotesis atau pertanyaan penelitian yang diajukan dalam suatu penelitian.Salah satu bagian penting dalam penelitian dengan metode R&D adalah mengembangkan instrumen penelitian. Instrumen penelitian sangat diperlukan dalam setiap tahapan penelitian R&D baik pada saat studi eksplotari, pengembangan model konseptual sampai pada uji coba model serta uji keefektifannya.1. Instrumen Pengumpulan Data dalam penelitian R&DResearch and Development dalam upaya pengembangan model bidang kependidikan merupakan jenis penelitian multi tahap, dimana setidaknya peneliti harus melakukan tiga jenis penelitian dalam satu periode penelitian. Beberapa instrumen yang dapat digunakan oleh peneliti berdasarkan tahapan penelitiannya antara lain: (Prasetyo, 2011).a. Penelitian pendahuluanDalam studi ini instrumen yang dapat digunakan oleh peneliti antara lain angket, wawancara dan dokumentasi.b. Pengembangan model konseptualDalam pengembangkan model konseptual, peneliti harus melalui beberapa tahap seperti pengembangan model serta validasi model. Instrumen penelitian diperlukan oleh peneliti dalam validasi model antara lain, angket atau daftar pertanyaan dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dan wawancara terstruktur.c. Uji Coba ModelDalam kegiatan uji coba model, peneliti harus mempersiapkan beberapa instrumen untuk mengevaluasi proses dan hasil eksperimen yang dilakukan. Dalam evaluasi proses, peneliti dapat menggunakan angket jika peneliti bermaksud menggali lebih dalam tentang informasi dalam evaluasi proses, peneliti juga dapat melakukan wawancara dan bahkan observasi partisipan. Sedangkan instrumen yang digunakan dalam evaluasi hasil terutama untuk mengetahui keefektifan model adalah berupa angket.2. Teknik Analisis Data dalam penelitian R&DTeknik analisis data yang digunakan disesuaikan dengan jenis data yang dikumpulkan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam analisis data antara lain: (Arifin, 2011).a. Analisis data mencakup prosedur organisasi data, reduksi, dan penyajian data baik dengan tabel, bagan, atau grafik.b. Data diklasifikasikan berdasarkan jenis dan komponen produk yang dikembangkanc. Data dianalisis secara deskriptif maupun dalam bentuk perhitungan kuantitatif.d. Penyajian hasil analisis dibatasi pada hal-hal yang bersifat faktual, dengan tanpa interpretasi pengembang, sehingga sebagai dasar dalam melakukan revisi produk.e. Dalam analisis data, penggunaan perhitungan dan analisis statistik sejalan dengan permasalahan yang diajukan dan produk yang akan dikembangkan. f. Laporan atau sajian harus disusun dalam format yang tepat sedemikian rupa dan disesuaikan dengan konsumen atau calon pemakai produk.