tubes kelompok 11

Upload: sadvika-cokrodiharjo

Post on 07-Jul-2018

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 Tubes Kelompok 11

    1/12

    BAB III

    PENERAPAN

    3.1 Penjadwalan Produksi Pada Sistem Manufaktur Repetitive Make o !rder "low

    S#op melalui Pendekatan #eor$ !f %onstraints

    (Imam Sodikin, Aang Mashuri)

    PT. Pulau Bintan Jaya, Bangka adalah perusahaan yang memproduksi karet berupa bahansetengah jadi. Perusahaan mengalami kesulitan dalam memenuhi permintaan konsumen secarakontinu, karena proses pembuatan produk karet sangatlah rumit dan memakan waktu yang lama.

    Metode yang digunakan dalam mengatasi permasalahan perusahaan tersebut adalah dengan pendekatan Theory Of Constraint pada system manufaktur repetitive make to order . pada penelitian ini akan membandingkan system penjadwalan dengan menggunakan F F! "First

    ome First !er#e$ dan T% dan dibandingkan hasilnya yang mana lebih efektif dan efisien.

    &ntuk melakukan penjadwalan menggunakan algoritma penjadwalan dengan pendekatanT% dilakukan dengan urutan'urutan penggunaan algoritma sebagai berikut(

    ). *lgoritma )( penentuan waktu tunggu "buffer time$, ontoh perhitungan data lajukedatangan orde + adalah(

    &ntuk perhitungan data laju kedatangan setiap order dapat dilihat pada tabel -, , dan

  • 8/19/2019 Tubes Kelompok 11

    2/12

    /. *lgoritma /( Penentuan 0tc dan 1tc.0T 2 "+ $ 3 saat siap 4 "ekspetasi lead time P) 4 ekspetasi lead time P/$0T 2 "+ $ 3 ) 4 "),5674),/ 8$ 3 )8, -)2asil perhitungan 0tc dan 1tc untuk setiap order(

    -. *lgoritma -( Pendistribusian order'order di stasiun konstrain. 9alam kasus ini,sistem produksi hanya mempunyai satu mesin sehingga algoritma tidakdigunakan.

  • 8/19/2019 Tubes Kelompok 11

    3/12

    . *lgoritma ( Penjadwalan untuk order di setiap mesin dengan pendekatan branchand bound. 9ilakukan dengan menghitung solusi inisial yang bertujuan untukmenentukan total waktu setup terendah yang dapat dicapai. Tahapan pertamaadalah dengan menghitung solusi inisial yang bertujuan untuk menentukan totalwaktu setup terendah yang dapat dicapai.

    . *lgoritma ( Penentuan saat release setiap order ke lantai produksi, sehinggadiperoleh hasil pemnjadwalan di setiap stasiun kerja.

  • 8/19/2019 Tubes Kelompok 11

    4/12

    2asil penjadwalan dengan pendekatan F F! ini menghasilkan urutan order +7'+ '+8'+6'+: dengan total waktu setup hari. ;ilai rata'rata waktu tinggalaktual terjadi pada penjadwalan F F! menunjukkan Work In Process "

  • 8/19/2019 Tubes Kelompok 11

    5/12

    Melalui algoritma penjadwalan dengan pendekatan T% , menunjukan adanya perbaikan dalam utilisasi stasiun konstrain dibandingkan dengan system penjadwalan F F!, hal ini dapat dibuktikan dengan makespan yang lebih rendah bila menggunakan penjadwalan dengan pendekatan T% yaitu )7,5/ haridibandingkan dengan makespan d yang dihasilkan dengan menggunakan F F!yaitu )6,:7 hari. Pada penjadwalan dengan pendekatan T% urutan order yangdiperoleh adalah +8'+ '+7'+6'+: dengan jumlah total waktu setup selama ),//hari dan urutan order dengan penjadwalan F F! adalah +7'+ '+8'+6'+:dengan jumlah waktu total setup selama hari.

    3.& Analisis Bia$a Produksi den'an Pendekatan #eor$ !f %onstraint untuk

    Menin'katkan (a)a

    (Rina Mustika Setyaningrum, Muhammad Fauzan Hamidy)

    !alah satu perusahan manufaktur yang memproduksi gula pasir di Jawa

    Timur adalah P> ?rebet Baru Malang yang menggunakan tenaga mesin sebagai sumber

    daya utama dan tenaga manusia lebih diposisikan sebagai pengawas proses produksi yang

    sedang berlangsung. Pendekatan Theory %f onstraint dalam usahanya meningkatkan

    laba perusahaan telah memberikan implementasi suatu system yang dapat

    meminimalisasi biaya produksi berdasarkan akti#itasnya dalam sebuah proses produksi.

    Tentu saja sehubungan dengan hal tersebut, manajemen harus dapat memfokuskan usahauntuk meningkatkan efisiensi operasi yang menjadi kendala dan meningkatkan kapasitas.

    2asil sur#ey yang dilakukan di P> ?rebet Baru Malang menunjukkan jumlah jam

    berhenti mesin selama proses produksi yang merupakan kendala dalam proses proses

    produksi diperlihatkan pada tabel di bawah ini(

  • 8/19/2019 Tubes Kelompok 11

    6/12

    Berikut ini jumlah jam berhenti mesin di tiap stasiun pada bulan mei sampai ;o#ember(

    *dapun pengaruh jam berhenti mesin terhadap biaya pemeliharaan mesin

    seperti terlihat dalam tabel di bawah ini(

  • 8/19/2019 Tubes Kelompok 11

    7/12

    9engan mengetahui jumlah jam berhenti yang paling lama maka hal

    tersebut merupakan kendala yang paling mengikat.

    Pada proses penggilingan tebu, dimana diketahu'= bahwa pada proses ini

    memiliki jumlah jam berhenti yang paling lama yaitu sebesar /7) jam atau

    )) hari.9ari identifikasi bkendala, maka perusahaan dapat menghitung biaya

    produksi. Berikut ini biaya produksi selama tahun /557.

    !etelah diketahui jumlah biaya produksi maka dapat dihitung besaran

    throughput yang diperoleh selama tahun /557

  • 8/19/2019 Tubes Kelompok 11

    8/12

    9ari perhitungan throughput di atas dapat diketahui dengan mengurangi

    kendala pada proses produksi dapat memberikan peningkatan throughput

    sebesar @p /. 5).: 7.:57. dari perhitungan throughput yang ada maka

    dapat dihitung laba bersih setelah pajak dengan adanya kendala dan tidak.

    *pabila diasumsikan persedian awal @p )/.:- . .: 5,'. Persediaan

    akhir @p 7.667.8 5.555,'. Biaya usaha @p )7. :).)8 .)85,'. Pendapatn

    lain'lain @p ).8:5. 67.- :.755,'. Pendapatan lain'lain @p ).8:5. 67. 65,'dan biaya lain'lain @p :.-- .- :.755,' maka akan didapat laba bersih

    setelah pajak dengan kendala @p -6./ ).-7/.-)5,' dan dengan tidak ada

    kendala @p 5.7 -.-5:./)7,'

  • 8/19/2019 Tubes Kelompok 11

    9/12

    BAB IIPEN*EMBAN*AN M!+E(

    &.1 #e Impa,t of a %onstraint Buffer in a "low S#op

    (Leslie K. u!los, Mi!hael S. S"en!er)

    !alah satu dari isu kontro#ersial yang sedang diin#estigasi pada

    manajemen operasi selama lebih dari )5 tahun ini adalah Theory of onstraint.

    ?ebingungan juga terjadi pada hasil perhitungan performansi T% yang berbeda

    dibandingkan dengan perhitungan operasi tradisional. Maksud dari penelitian ini ada /.

    Maksud pertama adalah untuk menyaring dan mengklarifikasi konsep manajemen operasi

    pada tujuan, rele#ansi %PT, dan literatur T% . Maksud kedua adalah untuk menguji

    konsep manajemen operasi dengan menunjukan hasil dari simulasi berdasarkan data

    empiric antar T% dengan system M@P pada flow shop. Flow shop dipilih karena data

    aktualnya dapat diakses dan komponen penjadwalan T% lebih mudah diperiksa

    dibandingkan pada job shop.

    Berikut ini adalah data MP! dari suatu perusahaan(

  • 8/19/2019 Tubes Kelompok 11

    10/12

    M@P Production 0n#ironment

    T% Production 0n#ironment

  • 8/19/2019 Tubes Kelompok 11

    11/12

    9ari masalah diatas diketahui bahwa(

    • ?apasitas produksi 7),: unit per minggu menggunakan / shift operasi• ?ebutuhan mingguan diproduksi per batch• Menghasilkan operasi per minggu untuk meminimasi efek dari sistem kapasitas•

  • 8/19/2019 Tubes Kelompok 11

    12/12

    Berdasarkan simulasi pada produksi aktual, prosedur penjadwalan dengan Theory ofonstraint yang disebut 9rum'Buffer'@ope secara signifikan lebih baik dibandingkan dengan

    hasil dari metode M@P yang digunakan pada perusahaan.