kelompok kesker 11

21
RESPIRATORY DISORDER Kelompok 11

Upload: dian-purnama

Post on 14-Apr-2016

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: kelompok kesker 11

RESPIRATORY DISORDER Kelompok 11

Page 2: kelompok kesker 11

Anggota Kelompok 11Nova Lucyana : 1311211002Riyani Putri Pertiwi : 1311211065Susi Warni : 1311211096Zulfa Yandra : 1311211015

Page 3: kelompok kesker 11

RESPIRATORY DISORDER

Sistem pernapasan manusia yang terdiri atas beberapa organ dapat mengalami gangguan. Gangguan ini biasanya dapat berupa kelainan, penyakit, atau karena ulah dan perilaku manusia itu sendiri (seperti merokok).

Penyakit atau gangguan yang menyerang sistem pernapasan ini dapat menyebabkan terganggunya proses pernapasan atau bahkan merusak saluran pernafasan.

Page 4: kelompok kesker 11

Penyakit akibat kerusakan pada sistem pernapasan manusia AsmaBronkitis KronisFaringitisEmfisemaPneumonia (radang paru-paru)Tuberculosis (TBC)Penyakit Paru-Paru Obstruktif KronisEfusi pleuraDipteri

Page 5: kelompok kesker 11

Asma Asma dikenal dengan bengek yang

disebabkan oleh bronkospasme. Asma merupakan penyempitan saluran pernapasan utama pada paru-paru yang menimbulkan serangan sesak napas dan mengi yang berulang. Gejala penyakit ini ditandai dengan susah untuk bernapas atau sesak napas. 

Page 6: kelompok kesker 11

Bronkitis KronisPenyebab dari penyakit ini adalah Peradangan kronis pada saluran udara paru-paru biasanya disebabkan oleh rokok

FaringitisFaringitis merupakan peradangan pada faring sehingga timbul rasa nyeri pada waktu menelan makanan atau kerongkongan terasa kering.

Page 7: kelompok kesker 11

• Emfisima Emfisema adalah jenis penyakit paru

obstruktif kronik yang melibatkan kerusakan pada kantung udara (alveoli) di paru-paru.Pada emfisema, gelembung udara (alveolus) menjadi teregang berlebihan.

Pneumonia (radang paru-paru)Peradangan dari gelembung udara

mikroskopik paru-paru yaitu alveolus dan saluran udara terkecil yaitu bronkiolus atau disebut pneumonia.Pneumonia dapat timbul di berbagai daerah di paru-paru.

Page 8: kelompok kesker 11

• Tuberculosis (TBC)TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh

bakteri Mycobacterium tuberculosis.Bakteri ini menyerang paru-paru sehingga pada bagian dalam alveolus terdapat bintil-bintil.TBC dapat menyebabkan kematian.

Penyakit Paru-Paru Obstruktif KronisPenyakit paru obstruktif kronik (PPOK)

mempunyai karakteristik keterbatasan jalan napas yang tidak sepenuhnya reversibel.PPOK adalah kelainan jangka panjang di mana terjadi kerusakan jaringan paru-paru secara progresif dengan sesak napas yang semakin berat.

Page 9: kelompok kesker 11

Pembahasan Jurnal

Page 10: kelompok kesker 11

Jurnal I "Analisis Faktor Risiko Kadar Debu Organik Di Udara

Terhadap Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Industri Penggilingan Padi Di Demak”

Tujuan penelitian : Mengetahui faktor risiko kadar debu organik di

lingkungan kerja terhadap gangguan fungsi paru pada pekerja industri penggilingan padi di Kabupaten Demak. Sedangkan tujuan khusus penelitian ini adalah : menganalisis faktor risiko kadar debu organik di udara, umur pekerja, masa kerja, jenis pekerjaan, penggunaan Alat Pelindung Diri, Kebiasaan Merokok terhadap gangguan fungsi paru.

Page 11: kelompok kesker 11

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian analitik yang bersifat eksplanatori, dengan mengambil data dari responden secara survei dan menggunakan pendekatan secara cross sectional. Populasi dari penelitian ini adalah Pekerja Industri Penggilingan Padi di Kabupaten Demak, penarikan sampel dilakukan dengan cara simple Random Sampling.

Page 12: kelompok kesker 11

Hasil Penelitian NO 

FAKTOR RISIKO B df 

p value 

Odd Ratio(OR)

95.0% C.I.

Lower Upper  

1 Kadar Debu 3,018 1 0.039 2.451 1.168 35.946

2 Masa Kerja 4.130 1 0.024 6.154 1.171 224.818

3 Kebiasaan Merokok

2.038 1 0.156 0.674 0.460 128.105

4 Riwayat Penyakit Paru

3.535 1 0.021 4.310 1.703 69.121

  Constant 

-7,455 1 0.005 0.001    

Page 13: kelompok kesker 11

Berdasarkan hasil analisis multivariat tersebut diatas, faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap kejadian gangguan fungsi paru pada pekerja industri padi di Kabupaten Demak berturut – turut adalah masa kerja (B =4.130, p value = 0.024), riwayat pernah mengidap penyakit paru (B = 3.535, p value = 0.021), kadar Debu organik di udara pada ruang kerja (B = 3.018, p value = = 0,039). Sedangkan kebiasaan merokok tidak berpengaruh terhadap kejadian gangguan fungsi paru (p value = 0,156).

Berdasarkan hasil analisis Regresi Logistik tersebut diketahuibahwa pekerja yang bekerja di ruang dengan kadar debu di udara melebihi NAB, masa kerja lama (lebih dari 5 tahun), dan mempunyai riwayat penyakit paru akan memiliki probabilitas untuk mendapat gangguan fungsi paru sebesar 100 % - 3,59 % = 96.41 %

Page 14: kelompok kesker 11

kesimpulanBerdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan

bahwa dari beberapa faktor risiko yang diteliti Analisis bivariat menunjukkan gangguan fungsi paru tersebut terbukti secara bermakna dipengaruhi oleh kadar debu organik di udara yang melebihi NAB dengan p value = .002, serta di perberat oleh faktor potensial yaitu : masa kerja (p value = .000), serta kebiasaan merokok (p value =0.001) dan riwayat pernah mengidap penyakit paru (p value =0,000).

Sedangkan variabel kontrol lainnya seperti jenis kelamin, tingkat pendidikan dan penggunaan Alat Pelindung Diri, tidak berpengaruh terhadap kejadian gangguan fungsi paru.

Page 15: kelompok kesker 11

Jurnal II “Pajanan Debu Batubara Dan Gangguan Pernafasan Pada Pekerja

Lapangan Tambang Batubara”

Tujuan penelitian :Rancangan penelitian ini bersifat dekriptif dengan pendekatan cross

sectional. Populasi penelitian adalah pekerja lapangan tambang batubara. Besar sampel penelitian ini adalah 28 orang dengan kriteria inklusi untuk pekerja dengan jenis kelamin laki-laki, tempat tinggal kurang dari 2 km dari perusahaan, bekerja pada shift siang, tidak merokok dan bersedia menjadi responden penelitian ini.

Penelitian ini memerlukan waktu selama dua bulan yaitu pada bulan Maret – April 2007. Sedangkan tempat penelitian dilakukan di PT. Kalimantan Prima Persada Sungai Puting Rantau, Kalimantan Selatan. Variabel dalam penelitian ini adalah kadar debu respirabel dan gangguan pernafasan pada pekerja lapangan PT. Kalimantan Prima Persada Sungai Puting.

Page 16: kelompok kesker 11

Hasil Penelitian Tabel 1. Hasil Pengukuran Kadar Debu Respirabel di PT. Kalimantan Prima Persada Sungai Puting, 2007

No Waktu Pengukuran(Jam)

Hasil Rerata (mg/m3)

NAB (mg/m3) Keterangan

1 08.00 – 10.00 2,08  2,19

 2

 >NAB

2 10.00 – 12.00 2,50

3 13.00 – 15.00 2,92

4 15.00 – 17.00 1,25

Page 17: kelompok kesker 11

Tabel 1. menunjukkan bahwa kadar debu respirabel yang ada di lapangan sedikit melebihi nilai ambang batas normal yaitu sebesar 2,19 mg/m. Hal ini dikarenakan waktu pengukuran pada siang (pukul 08.00 – 17.00), dimana suhu dan kecepatan angin meningkat, sehingga jumlah kadar debu respirabel di lapangan semakin besar.

Mendekati sore hari (pukul 15.00 – 17.00) kadar debu respirabel turun. Tingginya kadar debu di tempat kerja dapat menyebabkan terjadinya kelainan faal paru.

Page 18: kelompok kesker 11

Tabel 2. Gangguan Pernafasan yang Dialami Pekerja Lapangan PT. Kalimantan Prima Persada Sungai Puting, 2007

No Gangguan Pernafasan Jumlah Persentase (%)

1 Batuk kering 14 23,73

2 Batuk berdahak 15 25,42

3 Sesak nafas 8 13,56

4 Asma akibat kerja 7 11,86

5 Alergi debu 3 5,08

6 Keluhan pada dada 6 10,17 

7 TAK (tanpa ada keluhan) 6 10,18

  Jumlah 59 100,00

Page 19: kelompok kesker 11

Tabel 2. menunjukkan adanya gangguan pernafasan pada pekerja lapangan PT. Kalimantan Prima Persada Sungai Puting.Gangguan pernafasan yang sering diderita responden adalah batuk berdahak dan batuk kering. Dalam dosis besar, semua debu bersifat merangsang dan dapat menimbulkan reaksi walaupun ringan. Reaksi itu berupa produksi lendir berlebihan, bila terus berlangsung dapat terjadi hiperplasi kelenjar mukus

Page 20: kelompok kesker 11

Kesimpulan Berdasarkan hasil yang diperoleh selama penelitian dapat

diambil kesimpulan bahwa hasil pengukuran kadar debu respirabel di PT. Kalimantan Prima Persada Sungai Puting sebesar 2,19 mg/m , dimana kadar tersebut melebihi Nilai Ambang Batas. Gangguan pernafasan yang dialami pekerja lapangan PT. Kalimantan Prima Persada antara lain batuk kering, batuk berdahak, sesak nafas, asma akibat kerja, alergi debu, keluhan pada dada. Gangguan pernafasan banyak dialami oleh responden dengan karakteristik berdasarkan kelompok umur yaitu umur 15-30 tahun (60,71%), pendidikan yaitu SLTA/sederajat (42,86%), dan masa kerja yaitu responden dengan masa kerja < 2 tahun (39,28%).

Page 21: kelompok kesker 11