kelompk5_dbp

20

Click here to load reader

Upload: ahmad-zaynie

Post on 13-Aug-2015

20 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: kelompk5_DBP

BUDIDAYA IKAN NILA MERAH DI KERAMBA JARING APUNG

Oleh :

RASYID AWLIYA (G1A111201)

JAMALUDIN (G1D111205)

AHMAD ZAYNIE (G1B111007)

\

Page 2: kelompk5_DBP

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

BANJARBARU

2013

Page 3: kelompk5_DBP

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini

sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Kami mengucapkan terimakasih yang tulus kepada Dosen dan yang telah

memberikan bimbingan dan petunjuk dalam pembuatan laporan ini. Kami

berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat yang besar serta berguna

bagi para pembaca. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih

banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari sempurna karena keterbatasan

pengetahuan, kemampuan dan pengalaman yang penulis miliki, untuk itu kritik

dan saran penulis harapkan untuk kebaikan dan kelengkapan Laporan ini, agar

kedepannya menjadi lebih layak untuk dijadikan sebagai acuan dalam menambah

wawasan dan ilmu pengetahuan.

Banjarbaru, Maret 2013

Penulis

i

Page 4: kelompk5_DBP

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR............................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................... ii

I. PENDAHULUAN......................................................................... 1

A. Latar Belakang...................................................................... 1

B. Tujuan Penulisan.................................................................... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 3

VI. PENUTUP..................................................................................... 9

A. Kesimpulan.............................................................................. 9

B. Saran........................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA

ii

Page 5: kelompk5_DBP

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu cara budidaya ikan yang sedang populer adalah budidaya ikan

dalam keramba. Pada awalnya, keramba ikan digunakan di daerah Bandung untuk

menampung ikan dagangannya yang belum laku. Ternyata, ikan-ikan tersebut

bertambah besar, sehingga menimbulkan niat bagi para pedagang untuk

membudidayakan ikan dalam keramba termasuk ikan nila merah.

Ikan nila merah mampu hidup pada perairan tawar, payau dan laut. selama

ini produksi ikan nila merah sebagian besar masih diproduksi dari hasil budidaya

air tawar. Karena mampu beradaptasi pada kondisi perairan dengan rentang

salinitas yang lebar maka ikan nila merah berpotensi untuk dibudidayakan di laut

dengan sistem KJA.

Ikan nila merah mempunyai keunggulan antara lain:

1. Ikan nila merah respons terhadap pakan buatan

2. Pertumbuhan cepat

3. Dapat hidup dalam kondisi kepadatan tinggi

4. Nilai perbandingan antara konsumsi pakan dan daging yang dihasilkan

lebih rendah

5. Tahan terhadap penyakit dan lingkungan perairan yang tidak memadai

6. Rasanya enak dan banyak digemari masyarakat.

B. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui cara Budidaya ikan Nila Merah di keramba jaring

apung.

2. Memenuhi tugas Mata kuliah Dasar-Dasar Budidaya Perairan

1

Page 6: kelompk5_DBP

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Klasifikasi dan Siklus Hidup Ikan Nila Merah

Menurut Khairuman (2003), klasifikasi ikan nila (Oreochromis sp) adalah

sebagai berikut :

Filum : Chordata

Subfilum : Vertebrata

Kelas : Pisces

Subkelas : Acanthropterigii

Famili : Cichlidae

Genus : Oreochromis

Spesies : Oreochromis sp.

SIKLUS HIDUP IKAN NILA MERAH

Siklus hidup ikan nila merah melewati lima fase kehidupan, yaitu telur,

larva, benih, konsumsi dan induk. Ciri setiap fase berubah. Demikian juga dengan

bentuk dan ukuran tubuh serta sifat-sifatnya. Semua fase dilewati dalam waktu

yang berbeda-beda. Dari semua fase, konsumsi merpakan suatu fase komersil

pada sebuah usaha.

Telur merupakan fase awal kehidupan nila merah, dimana bakal anak itu baru

dikeluarkan induknya. Fase ini dicirikan dengan bentuknya yang bulat, berwarna

kuning dan bersifat tidak melekat. Telur nila merah berdiameter antara 2 – 2,5

mm. setiap butir memiliki berat rata-rata 0,02 mg.

Fase telur merupakan masa kritis dan dilewati selama 6 – 7 hari atau

tergantung suhu air, kemudian berubah menjadi fase larva yang masih memiliki

kuning telur atau makanan cadangan. Fase itu dilewati selama 2 – 3 hari. Selama

fase itu tidak memerlukan pakan dari luar, tetapi akan menghabiskan makanan

cadangan itu.

Dari larva berubah menjadi fase benih. Panjang dan berat tubuh berubah

setiap saat. Dalam sebulan larva berubah menjadi benih berukuran panjang antara

2 – 3 cm dengan berat antara 0,8 – 1,2 gram. Sebulan kemudian panjang dan

beratnya berubah menjadi 4 – 8 cm dengan berat antara 3 – 6 gram.

2

Page 7: kelompk5_DBP

3

Pada umur tiga bulan benih tersebut bertambah besar hingga mencapai

panjang antara 10 – 12 cm dengan berat 15 – 20 gram. Tiga bulan kemudian atau

pada umur 6 bulan dari telur, nila merah sudah mencapai konsumsi, yaitu ukuran

ikan yang umum dimakan oleh orang. Konsumsi ini biasanya berukuran panjang

antara 15 – 20 cm dengan berat antara 300 – 400 gram.

Pada ukuran ini sebenarnya nila merah sudah menjadi calon induk dan

mulai belajar untuk memijah, namun untuk menjadi calon induk yang baik harus

ditunggu 1 – 2 bulan kemudian. Fase induk atau masa produktif induk

berlangsung selama 1 – 1,5 tahun. Setelah itu berubah menjadi fase yang tidak

produktif, dinmana induk masi bisa memijah, tetapi kualitas anaknya sudah

kurang baik.

Nila merah tidak melahirkan anak seperti ikan seribu (Lebistes leticuatus).

Nila merah bukan juga pemijah, seperti ikan mas. Nila merah adalah mouth

breeder, yaitu ikan yang merawat telur hingga larva dalam mulut. Kemudian larva

akan diasuh dalam air hingga larva dapat berenang bebas dan bisa mencari makan

sendiri.

Pemijahan nila merah tidak seperti ikan mas, setelah mengeluarkan telur

lalu pergi, seperti orang kawin tapi tidak bertanggung jawab kepada anak istrinya.

Pemijahan nila merah mirip sekali dengan pemijahan gurame, yaitu membuat

sarang, mengeluarkan telur, lalu mengasuh anaknya. Namun tentu saja memiliki

perbedaannya.

Proses pemijahan nila merah diawali dengan pembuatan sarang. Sarang

dibuat di dasar perairan berupa lekukan dengan diameter antara 1,5 – 2 kali

panjang tubuhnya. Pekerjaan itu dilakukan oleh jantan. Sarang tidak harus berupa

lekukan tetapi bisa saja berupa areal sebagai batas tortorial, seperti yang terjadi

dalam akuarium dan jaring terapung.

Selesai membuat sarang, jantan akan mengajak pasangannya untuk

memijah. Betina akan mengeluarkan telur dan diletakan pada sarang itu. Pada saat

yang bersamaan jantan akan mengeluakan sperma. Pada saat itulah terjadi

pembuahan. Kegiatan pengeluaran telur dan sperma dilakukan secara bertahap

hingga telur dan spermanya habis.

Page 8: kelompk5_DBP

4

Seekor induk betina berukuran 500 gram dapat mengeluarkan telur

sebanyak 1.000 – 1.500 butir. Tentu saja jumlah itu tergantung dari ukuran dan

berat induk betina. Telur-telur yang sudah dikeluarkan akan disedot oleh induk

betina lalu dirawat sampai menetas dalam mulutnya. Karena itu salah satu tanda

induk betina yang sudah mengerami adalah mulut selalu tertutup dan agak

gembung.

B. PERSYARATAN LOKASI

Beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi budi

daya diantaranya fisika, kimia dan biologi perairan. Ketersediaan bahan untuk

rakit dan keramba, kemudahan mendapatkan benih dan pakan, daya serap pasar

serta keamanan juga mesti diprhatikan. Teluk yang terlindung dari ombak dan

badai memiliki pola penggantian massa air yang lancar dan bebas pencemaran

baik dari limbah industri maupun limbah rumah tangga.

Beberapa kriteria peubah lingkungan untuk budi daya ikan nila merah

dalam KJA yaitu salinitas 0-33 ppt, (asal perubahan salinitas harian tidak lebih

10ppt) temperatur 25-32°c, pH 6,5-8,5, oksigen terlarut 4-8 ppm, kecepatan arus

10-20 cm/dt, tinggi gelombang <1m, kecerahan >3m, dan kedalaman air 10-20 m.

C. KERAMBA JARING APUNG PADA IKAN NILA MERAH

Nila merah dapat dipelihara di keramba jaring apung. Pemeliharaan ini

dilakukan sejak benih hingga konsumsi, atau ukuran ikan yang siap untuk

dimakan. Selain itu jaring terapung juga sering digunakan untuk memelihara nila

merah dari konsumsi hingga menjadi calon induk atau induk. Namun sebelum

digunakan, keramba jaring apung jarus dibuat dulu.

Membuat keramba jaring apung tidak susah, tetapi memerlukan biaya

yang sangat besar. Tempat ini dibuat dari kantung jaring, atau net. Ukurannya

beragam, namun ukuran yang umum digunakan adalah panjang 7 m, lebar 7 m,

dan tinggi 2 m. Mata jaring, atau messnya yang umum berukuran 0,5 – 1 cm (0,25

– 0,5 inchi), atau lebih kecil dari tinggi, atau lebar ikan.

Jaring terapung biasa ditempatkan di danau, waduk dan perairan lainnya

yang airnya tenang. Setiap kelompok jaring terdiri dari 4 kolam, dan setiap kolam

Page 9: kelompk5_DBP

5

memiliki dua lapis, yaitu lapis atas dan lapis bawah. Pada seluruh areal kadang

diberi jaring lagi. Jaring itu selain menjaga agar ikan tidak keluar, juga digunakan

untuk memelihara ikan lain.

Setiap jaring memiliki delapan bagian penting, yaitu krangka, pelampung,

jembatan, jangkar, jaring, rumah tunggu, dan gudang. Kerangka merupakan

bagian utama, dan paling penting. Bagian ini dibuat di sekeliling jaring terapung.

Sebagai bagian utama dari jaring, dimana semua bagian lain akan

ditempatkan di sana, maka kerangka harus kuat. Karena itu, kerangka harus dibuat

dar bahan yang kuat, seperti besi, bambu, atau kayu. Bambu dan kayu harus

dipilih yang tahan air dan bentuknya yang lurus.

Kerangka dibuat di darat, atau sebelum ditempatkan ke dalam air.

Bentuknya empat persegi panjang dengan dua batang besi, bambu, atau kayu.

Itulah tempat untuk memasang jembatan, dan pelampung, sebelum memasang

bagian-bagian lainnya.

Pelampung dibuat dari drum plastik, atau drum besi. Drum plastik lebih

baik dari drum besi, karena drum plastik tahan air, dan tidak mudah berkarat.

Pelampung ditempatkan di bawah kerangka. Setiap garis ditempatkan 4 – 5 buah

drum. Jadi untuk sebuah kolam dibutuhkan 14 – 20 drum. Pelampung berfungsi

sebagai penahan seluruh bagian jaring terapung.

Jembatan dibuat di bawah. Bagian ini juga harus kuat, karena berfungsi

sebagai tempat untuk berjalan orang ketika sedang menebar benih, pemberian

pakan tambahan, dan saat panen. Selain itu, digunakan juga oleh pembeli atau

tamu. Jembatan umumnya dibuat dari bambu, atau kayu.

Jangkar bisa dibuat campuran dari pasir, krikil, dan semen. Di salah satu

bagiannya dibuat tempat untuk mengikat. Jangkar bisa juga dibuat dari besi

khusus. Jangkar diikat dengan tali, atau tambang plastik, lalu ditenggelamkan ke

dasar perairan. Ujung tali lainnya diikatkan pada kerangka. Jangkar berfungsi

untuk memantapkan posisi jaring agar tidak bergerak kemana-mana.

Rumah jaga dibuat di bagian tengah dari seluruh jaring. Bentuknya seperti

rumah orang, tetapi kecil atau saung. Bahan untuk membuat rumah jaga harus dari

bahan yang ringan. Bagian ini berfungsi sebagai tempat tinggal pekerja. Di bagian

Page 10: kelompk5_DBP

6

samping dari rumah jaga dibuat gudang. Bagian ini berfungsi untuk menyimpan

pakan, dan dan bahan lainnya.

D. PENGELOLAAN BUDI DAYA

1. Pengadaan dan Pengangkutan Benih

a) Pengadaan Benih

Benih nila merah didatangkan dari balai benih dengan memesan benih nila

merah yang unggul dengan ukuran yang seragam. Apabila ingin melakukan

budidaya secara monoseks dipesan benih yang berjenis kelamin jantan. Ikan nila

merah jantan lebih cepat tumbuh dan mempunyai ukuran lebih besar dari betina

dengan waktu pemeliharaan yang sama.

b) Pengangkutan Benih

Apabila pengangkutan membutuhkan waktukurang dari 4 jam sebaiknya

dilakukan dengan sistem terbuka. sedangkan apabila lebih dari 4 jam,

pengangkutan dapat dilakukan dengan sistem tertutup menggunakan kantong

plastik yang ditambahkan oksigen.

c) Penebaran Benih

Penebaran benih dilakukan pada pagi atau sore hari. Sebelum penebaran

harus diperhatikan kondisi kualitas air. Bila kualitas air air pengangkutan beda

dengan kualitas air lokasi budidaya, maka perlu dilakukan adaptasi secara

perlahan-lahan terutama terhadap salinitas dan suhu. padat tebar yang optimal

untuk diaplikasikan adalah 500 ekor/m³ dengan berat awal benih 15-20 g/ekor dan

waktu pemeliharaan 3 bulan untuk sistim budidaya tunggal kelamin (jantan saja).

d) Pemberian Pakan

Ikan nila merah disamping bersifat herbivora juga bersifat omnivora

sehingga dapat diberikan pakan buatan (pellet). pakan buatan yang diberikan

adalah pellet dengan kandungan protein 26-28 sebanyak 3% per berat badan

perhari dengan frekuensi pemberian pakan 3 kali sehari yaitu pagi, siang, dan

malam.

e) Perawatan Wadah

- Ganti keramba setiap bulan.

- Bersihkan keramba dengan menjemur terlebih dahulu untuk memudahkan

pelepasan fouling.

Page 11: kelompk5_DBP

7

- Pembersihan dapat dilakukan dengan penyikatan atau penyemprotan dengan

pompa bertekanan tinggi.

- Polikultur dengan ikan beronang dapat mengendalikan lumut dan alga yg

menempel pada jaring .

- Pemberian beberapa ekor bintang laut dalam keramba dapat mengendalikan

perkembangan populasi kekerangan.

E. PENYAKIT DAN PENCEGAHANNYA

Untuk mengetahui jenis penyakit dan cara pencegahannya diperlukan

diagnosa gejala penyakit. Gejala penyakit untuk ikan nila merah yang

dibudidayakan dapat diamati dengan tanda-tanda sebagai berikut:

a. Penyakit pada kulit dengan gejala pada bagian tertentu berwarna merah,

berubah warna dan tubuh berlendir.

b. Gejala penyakit ini dikendalikan dengan: (1) merendam dalam larutan PK

(Kalium Permanganat) selama 30-60 menit dengan dosis 2 g/10 liter air,

pengobatan dilakukan berulang 3 hari kemudian. (2) Merendam dalam

Negovon (Kalium Permanganat) selama 3 menit dengan dosis 2-3,5%.

c. Penyakit pada insang dengan gejala tutup insang bengkak, lembar insang

pucat/keputihan, pengendalian sama dengan di atas.

d. Penyakit pada organ dalam dengan gejala perut ikan bengkak, sisik berdiri,

ikan tidak gesit, pengendalian sama dengan di atas.

e. Secara umum hal-hal yang dilakukan untuk dapat mencegah timbulnya

penyakit pada budidaya ikan nila merah di KJA adalah: (1) hindari

penebaran ikan secara berlebihan melebihi kapasitas, (2) pemberian pakan

cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya. (3) hindari penggunaan pakan

yang sudah berjamur.

F. PEMANENAN

Setelah masa pemeliharaan 4 6 bulan, Ikan Nila dapat dipanen. Pada saat

panen total ukuran ikan bervariasi di atas 50 gram/ ekor.

Sistem pemanenan dapat juga dilakukan secara bertahap, dimana hanya

dipilih ukuran konsumsi (pasar). Pada tahap pertama dengan menggunakan jaring

dan setiap bulan berikutnya secara bertahap.

Page 12: kelompk5_DBP

8

Teknik memanen yang paling mudah dan murah dengan cara

mengeringkan kolam secara total atau sebagian. Bila ikan dipanen secara

keseluruhan, maka kolam dikeringkan sama sekali. Akan tetapi apabila akan

memanen sekaligus maka hanya sebagian air yang dibuang.

Selama panen air segar perlu dialirkan ke dalam kolam untuk mencegah

agar ikan tidak banyak yang mati. Ikan akan berkumpul di bak-bak (kubangan)

penangkapan atau dalam saluran, kemudian diserok/ditangkap.

Setelah panen selesai, kolam pemeliharaan dikeringkan dan dilakukan

persiapan kembali untuk pemeliharaan berikutnya

Page 13: kelompk5_DBP

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

- Ikan nila merah bisa di budidayakan di keramba jaring apung

- Budidaya ikan nila merah di keramba jaring apung cukup menguntungkan.

B. Saran

Dalam membudidayakan ikan nila di keramba jaring apung, yang perlu

diperhatikan adalah yang pertama adalah wilayah yang sesuai dengan habitat ikan

nila merah, selain itu konstruksi dan kekuatan KJA serta pakan ikan adalah hal

yanng perlu diperhtikan.

9

Page 14: kelompk5_DBP

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010. Ikan Nila Merah. http://lutcunique.blogspot.com/2010/12/ikan-nila-merah.html (Diakses pada 18 Maret 2013)

_______, 2008. Ikan Mas - Nila - Patin - Bawal - Membuat keramba jaring apung.http://usniarie.blogspot.com/2008/05/membuat-keramba-jaring-apung-nila-merah.html (Diakses pada 118 Maret 2013)

_______. 2012. Jurnal Budi Daya Ikan Nila Merah Dalam Keramba Jaring Apung Di Laut. http://www.kkp.go.id/index.php/arsip/c/7520/BUDI-DAYA-IKAN-NILA-MERAH-DALAM-KERAMBA-JARING-APUNG-DI-LAUT/?category_id=107 (Diakses pada 118 Maret 2013)