kelebihan dan kekurangan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif

13
Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif | Tugas Pengantar Ilmu Komunikasi A. Pemetaan kelebihan dan kekurangan metode penelitian : Ilustrasi Penelitian | Google.com - Metode Kuantitatif Kelebihan Kekurangan Penelitian lebih berjalan sistematis Pengambilan data cenderung berasal dari nilai tertinggi Mampu memanfaatkan teori yang ada Penelitian tidak subyektif Penelitian lebih berjalan objektif Orientasi hanya terbatas pada nilai dan jumlah. Spesifik, jelas dan rinci Dibatasi oleh peluang untuk menggali responden dan kualitas perangkat pengumpul data orisinal Ukuran penelitian besar, Keterlibatan periset

Upload: arlen-orlando-lukas

Post on 19-Nov-2015

753 views

Category:

Documents


24 download

DESCRIPTION

Kelebihan dan Kekurangan Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

TRANSCRIPT

Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif | Tugas Pengantar Ilmu Komunikasi A. Pemetaan kelebihan dan kekurangan metode penelitian :

Ilustrasi Penelitian | Google.com

-

Metode Kuantitatif

KelebihanKekurangan

Penelitian lebih berjalan sistematisPengambilan data cenderung berasal dari nilai tertinggi

Mampu memanfaatkan teori yang adaPenelitian tidak subyektif

Penelitian lebih berjalan objektifOrientasi hanya terbatas pada nilai dan jumlah.

Spesifik, jelas dan rinciDibatasi oleh peluang untuk menggali responden dan kualitas perangkat pengumpul data orisinal

Ukuran penelitian besar, sehingga menjadi nilai tambah tersendiriKeterlibatan periset umumnya terbatas

Metode Kualitatif

KelebihanKekurangan

Deskripsi dan interpretasi dari informan dapat diteliti secara mendalam.Peneliti bertanggung jawab besar terhadap informasi yang disampaikan oleh informan

Mempunyai landasan teori yang sesuai faktaBersifat sirkuler

Penelitian lebih berjalan subyektifPerbedaan antara fakta dan kebijakan kurang jelas

Sangat efektif digunakan dalam mencari tanggapan dan pandangan karna bertemu langsung.Ukuran penelitian kecil.

Adanya pemahaman khusus dalam menganalisaTidak efektif jika ingin meneliti secara keseluruhan atau besar-besaran

B. contoh penelitian :

Kuantitatif yang menggunakan metode berupa : analisis isi, survey dan kuasi eksperimental. Kualitatif yang menggunakan metode berupa : analisis wacana, studi kasus dan etnografi

>>

Contoh Penelitian Kuantitatif

Analisis Isi

ABSTRAK LUKMAN NUSA, D0206066, HALAMAN MUKA MAJALAH TEMPO (Studi Analisis Isi Perbedaan Halaman Muka Sebagai Representasi Tajuk Utama Majalah Tempo Edisi Tahun 1993/1994 dengan Tahun 2009/2010), Skripsi, Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret (FISIP UNS) Surakarta, 2011.

Halaman muka sebuah majalah adalah bagian yang paling menonjol. Sebuah halaman muka menentukan pandangan pertama yang nantinya juga akan mempengaruhi minat baca dari khalayak. Bagi media cetak sebagai pelaku komunikasi, halaman muka didesain sedemikian rupa hingga menjadi sebuah desain sederhana namun kompetitif dan menarik sekaligus mencerminkan filosofi dari media tersebut. Selanjutnya, sebuah teori pendekatan lingkungan menyatakan bahwa sampai pada tingkat tertentu, sistem politik berpengaruh pada komunikasi begitupun sebaliknya.

Teori semacam ini menjelaskan bahwa dengan kebijakan- kebijakan yang dilahirkan pada sebuah sistem politik, hingga tingkat tertentu berpengaruh pada pemberitaan sebuah media. Berdasarkan uraian tersebut, masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana kecenderungan pemberitaan majalah berita nasional Tempo yang dapat dilihat dari bagian halaman mukanya pada dua periode yang memiliki karakteristik sistem politik yang berseberangan di Indonesia. Untuk menjawab permasalahan tersebut, peneliti menggunakan metode analisis isi karena fokus penelitian terletak pada kecenderungan pemberitaan majalah Tempo yang dicerminkan pada bagian halaman muka dengan skala frekuensi. Sedangkan pengumpulan data menggunakan metode observasi dan dokumentasi. Teknik random dan samplingdigunakan untuk memilih 48 dari 96 halaman muka majalah tempo edisi tahun 1993/1994 dan 2009/2010, sementara validitas data diuji melalui teknik dua pengkoding dan analisa data menggunakan data frekuensi dan prosentasi intensitas.

Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa memang terdapat perbedaan yang signifikan pada pemberitaan majalah Tempo pada periode I tahun 1993/1994 dan periode II tahun 2009/2010. Pemberitaan tentang isu-isu yang bersangkutan dengan oknum-oknum pemerintahan pada periode II lebih banyak jika dibandingkan pada periode I. Penelitian ini juga menemukan bahwa pada periode II ditemukan beberapa edisi yang mengangkat presiden sebagai model dalam halaman muka sedangkan pada periode I tidak ditemukan sama sekali halaman muka semacam ini.

Hasil dari penelitian ini juga menunjukkan bahwa penggunaan teknik ilustrasi pada pengemasan halaman muka pada periode II lebih banyak jika dibandingkan pada periode I. Kenyataan semacam ini memperlihatkan adanya peningkatan kebebasan pers dan kebebasan menyatakan pendapat pada periode II. Hal ini berangkat dari sebuah pernyataan bahwa pemuatan ilustrasi atau karikatur mensyaratkan adanya kebebasan menyatakan pendapat dan kebebasan pers pada sebuah sistem politik.

Sumber: uns.ac.id

Kuasi Eksperimental

Penelitian Pengaruh Salinitas dan Suhu Air Laut Terhadap Laju Korosi Baja A36 pada Pengelasan SMAW

Pada penelitian ini bahan-bahan dan peralatan yang dibutuhkan diantaranya: Baja A36 yang dilas menggunakan elektroda AWS A5.1 E6013, larutan NaCl dan seperangkat alat sel tiga elektroda yang digunakan untuk pengujian korosi. Pengelasan dilakukan dengan mengikuti WPS (Welding Procedure Specification) yang telah dibuat menggunakan proses pengelasan SMAW. Material uji dipotong pada daerah las-lasan untuk kemudian diuji dan dihitung sesuai ASTM G-102.

Pengujian menggunakan sel tiga elektroda dengan bantuan alat autolab potensiostat dan software NOVA[Variasi salinitas yang digunakan adalah 320/00, 350/00 dan 380/00. Sedangkan variasi suhu yang digunakan adalah 70C, 170C, 270C. Pembuatan larutan dengan salinitas yang berbeda-beda dilakukan dengan mencampurkan NaCl dalam air. Misalnya, untuk membuat larutan dengan salinitas 350 /00 bisa dilakukan dengan mencampur 35 gram NaCl dalam 1 kg air.

Setelah dilakukannya eksperimen, maka akan didapati penjelasan mengenai pengaruh kadar salinitas dan suhu air laut terhadap laju korosi. dapat diketahui jika kadar salinitas laut berpengaruh terhadap laju korosi baja A36. Semakin tinggi salinitasnya, maka semakin tinggi laju korosinya.

Korosi merupakan proses oksidasi sebuah logam dengan udara atau elektrolit lainnya, dimana udara atau elektrolit akan mengami reduksi. Senyawa di alam ini yang termasuk larutan elektrolit adalah air hujan yang bersifat asam atau air laut yang mengandung garam. Garam sendiri merupakan senyawa kimia yang bersifat pengoksida ataupun bersifat pereduksi, sehingga otomatis tingkatan kadar garamnya jika semakin besar akan mempercepat laju korosi.

Namun demikian, berdasarkan teori pasivitas, pada kadar garam tertentu yaitu dengan kadar garam yang tinggi laju korosi akan menurun. Pasivitas adalah proses pengurangan daya reaktivitas suatu elemen korosi atau dapat juga disebut sebagai contoh logam terhadap kondisi lingkungan tertentu. Kondisi dimana laju korosi menurun pada kadar garam tertentu dinamakan kondisi pasif sehingga larutan garam selain bisa bersifat sebagai katalisator (pemicu/pemercepat) juga bias bersifat sebagai inhibitor[9].

Namun, untuk ukuran perairan di dunia, secara umum dapat disimpulkan jika semakin besar kadar salinitas air laut semakin besar pula laju korosinya. Hal ini karena kadar salinitas di perairan di dunia, yang umumnya dilalui kapal memiliki kadar garam sekitar 3% - 4%.

Jika dikonversikan dalam kondisi sebenarnya, maka perairan yang memiliki kadar salinitas lebih tinggi bias menyebabkan korosi yang lebih besar pada kapal berbahan dasar baja A36 yang berlayar di sana. Untuk itu, ada baiknya memperhitungkan ketebalan plat lambung yang akan digunakan dengan melihat salinitas air laut di daerah yang nantinya akan menjadi rute pelayaran kapal yang akan dibangun.

Dalam penelitian ini dapat diketahui untuk setiap penambahan salinitas sebesar 30 /00 maka laju korosi rata-rata bertambah sebesar 0,0415 mmpy. Gambar 3 menyajikan grafik laju korosi berdasarkan suhu air laut. Dari grafik tersebut dapat diketahui jika suhu berpengaruh terhadap laju korosi. Semakin tinggi suhu maka semakin tinggi laju korosinya.

Sumber: http://ejurnal.its.ac.id

Survey

Survei LSI: Calon Menteri Harus Profesional dan Komunikatif

MasyarakatIndonesiamenginginkan agar menteri-menteri dalam kabinet SBY-Boediono mendatang adalah orang yang profesional dan cakap di bidangnya. Hal ini terungkap dalam survei yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada tanggal 18-28 Juli 12

Surveiinidilakukan kepada 1.270 responden yang dipilih secara acak di seluruh Indonesia dan dilakukan dengan teknik wawancara.

Sebanyak 78,3 persen responden menginginkan menteri harus dijabat orang yang komunikatif danprofesional. 6,9 persen menginginkan harus mewakili daerah di Indonesia secara seimbang. Hanya 4,1 persen yang menginginkan menteri berasal dari Parpol. Sebanyak 4,0 persen responden menginginkan menteri berasal dari organisasi sosialkemasyarakatan, 3,1 persen menginginkan harus mewakili kelompok agama secara seimbang dan 3,5 persen tidak tahu atau tidak menjawab.

Peneliti CSIS, J Kristiadi menjelaskan, menteri yang bisa disebut cakap dan profesional harus memiliki beberapa kriteria, yaitu ekspertis atau mengerti persoalan, mampu berkomunikasi dengan baik dalam segala bidang, memiliki etika dan harus punya tanggung jawab sosial. Selain itu calon menteri juga harus lebih mengabdikan dirinya pada negara bukan pada kelompok atau partainya.sumber: www.detiknews.com

Contoh Penelitian KualitatifAnalisis Wacana

Skema Benteng Barcelona di El Clasico

Lini belakang adalah sektor paling disorot Barcelona di awal musim, cedera plus faktor usia Carles Puyol jadi sasaran tembak, situasi bahkan diperparah dengan sikap manajemen Barcelona yang menolak mendatangkan bek baru di bursa transfer musim panas lalu.Sembilan pekan La Liga Spanyol berlalu, angin segar berhembus karena bek muda Marc Bartra bisa menjawab keraguan, Barcelona pun mencatat sebagai tim paling sedikit kebobolan. Kabar menyenangkan terus berhembus ke Camp Nou karena Puyol pulih sayangnya sekarang kondisi Gerard Pique diragukan karena cedera.

Kesempatan Pique beraksi di Clasico masih terbuka namun Barca harus menyiapkan beberapa skema seperti yang dilansirMarcadi bawah ini. Pada awalnya semua memberikan indikasi duet bek tengah Barcelona di Clasico tidak akan berubah, persis seperti yang terlihat di San Siro saat Blaugrana meladeni tantangan AC Milan. Akan tetapi performa kurang maksimal Mascherano membuka lebar kembalinya Puyol sebagaistarter. Mudahnya, andai Pique dinyatakan pulih rasanya Tata Martino bakal memasang duet lawas Pique-Puyol.

Jika Pique tidak bisa bermain, Tata harus mencari solusi salah satunya yang bisa dimunculkan adalah Puyol dan Bartra. Duet keduanya masih menyajikan keseimbangan. Nama pertama menghadirkan kekuatan berkat kemampuan membaca pola serangan lawan, pengalaman dan pengaruh besar pada tim, nama kedua lebih menggaransi keunggulan bola-bola atas.

Kemungkinan lainnya yang bakal diambil Tata ketika Pique harus absen adalah duet antara Puyol dan Mascherano. Keduanya dikenal sebagai pemain dengan kemampuan teknik di atas rata-rata, tetapi postur tubuh bisa jadi masalah saat harus berurusan dengan set-piece mematikanLos Blancos.

Sumber: goal.com

Studi kasus

ABSTRAK ELI HERLINA, HUKUM PIDANA (Studi Kasus Terhadap Putusan Tindak Pidana Korupsi Nomor : 1476/PID.B/2010/PN.BDG Dihubungkan Dengan UU No.31 Tahun 1999 Sebagaimana Telah Diubah Dengan UU No.20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi) Skripsi, Program Studi Ilmu Hukum UNLA, 2011, Bandung.

Tindak Pidana Korupsi merupakan tindak pidana khusus yang diatur didalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Tindak pidana korupsi telah menjadi masalah serius bagi bangsa Indonesia, karena telah merambah disemua lini kehidupan masyarakat yang dilakukan secara sistematis, sehingga memunculkan penilaian negatif bagi Negara dan bangsa Indonesia didalam pergaulan masyarakat internasional. Berbagai cara telah ditempuh untuk pemberantasan tindak pidana korupsi bersamaan dengan semakin canggihnya modus operandi tindak pidana korupsi.

Studi kasus tindak pidana korupsi yang melibatkan seorang pejabat Daerah yang akhir-akhir ini banyak diungkap membuktikan adanya penyalahgunaan kewenangan yang dilakukan pejabat daerah, sebagai contoh studi kasus terhadap Putusan Pengadilan Negeri BandungNomor :1476 / PID.B / 2010 / PN. BDG atas nama terdakwa Drs.Priana Wirasaputra, MM bin Drs Wasdi Wirasaputra sebagai pejabat Kepala Dinas Pariwisata Kota Bandung , dimana putusan Hakim tidak sesuai dengan tindakan dan perbuatan yang dilakukan terdakwa sesuai undang- undang tindak pidana korupsi dengan putusan hakim

mengadili terdakwa dengan putusan terdakwa tidak terbukti bersalah dengan vonis bebas.

Untuk menjawab permasalahan yang telah diuraikan diatas, penulis menggunakan metode penelitian yuridis normatif yang bertitik tolak dari ketentuan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku yang dianalisis secara kualitatif dan menggunakan metode penafsiran hukum.

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Putusan Pengadilan Negeri Bandung tersebut berpedoman kepada Keputusan Pemerintah Daerah dan Kebijakan Pejabat Publik, haLini mengesampingkan Uu yang mengatur tentang tindak pidana Korupsi yaitu UU No.31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah UU No.20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Adanya Putusan ini dikhatirkan banyak terdakwa tindak pidana korupsi tidak terjerat hukum yang mungkin saja tidak memberikan efek jera bagi seorang pelaku tindak pidana korupsi.

Sumber: fhunla.ac.id

Etnografi

Manusia Penghuni Kutub Mempunyai Bola Mata dan Otak Lebih Besar

Penelitian terbaru menunjukkan orang yang hidup di daerah kutub mempunyai bola mata dan otak yang lebih besar.

Peningkatan ukuran otak dan mata ini memungkinkan seseorang melihat lebih baik dari pada mereka yang tinggal di katulistiwa.

"Seseorang yang tinggal di daerah kutub akan memiliki bola mata 20 persen lebih besar dari mereka yang tinggal di equator," kata Kepala Institute of Cognitive & Evolutionary Anthropology Universitas Oxford, Robin Dunbar seperti dilansir laman Discovery News.

"Orang yang tinggal di garis lintang tinggi mempunyai aktivitas visual yang lebih tinggi dari pada yang tinggal di sekitar equator," tambah Dunbar.

"Intinya, mereka memiliki penglihatan lebih baik untuk mengatasi tingkat pencahayaan yang kurang di daerah garis lintang tinggi."

Untuk penelitian ini, Dunbar dan koleganya, Eiluned Pearce meneliti 55 individu dari 12 populasi berbeda.

Penelitian ini difokuskan pada volume dan kapasitas tengkorak. Individu yang diteliti

merupakan orang yang hidup pada 200 tahun lalu dan tengkoraknya menjadi koleksi Museum Universitas Oxford.

Penelitian menemukan hubungan yang signifikan antara garis lintang dengan volume otak. Otak terendah dimiliki oleh jenis Micronesia yang banyak tinggal disekitar garis katulistiwa dengan berat otak 40,6 ons.

Sedangkan otak yang lebih besar dimiliki jenis Scandinavia yang banyak tinggal di sekitar kutub dengan berat 50,2 ons.

Tengkorak warga penghuni Kutub Utara tidak dimasukkan, tapi peneliti membuat perkiraan 20 persen lebih besar berdasarkan data yang mereka punya.

Namun, para peneliti dengan cepat mengatakan volume otak ini tidak terkait dengan tingkat kecerdasan.

"Intinya, yang kami maksudkan orang memiliki otak lebih besar pada orang yang tinggal di garis lintang tinggi, bukan berarti mereka lebih cerdas. Ini hanya berarti mereka memiliki peningkatan volume otak yang digunakan untuk penglihatan dan ini telah meningkatkan ukuran otak secara keseluruhan," kata Pearce.

Bola mata yang lebih besar memungkinkan gambar yang jatuh ke daerah photoreceptor lebih kecil sehingga lebih jelas untuk membedakan.

Jumlah pencahayaan di bumi semakin menurun seiring peningkatan garis lintang. Sehingga, orang-orang yang tinggal di daerah garis lintang tinggi perlu meningkatkan penglihatan.

Sumber :vivanews.com

C. Analisis

Penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah. Berbanding terbalik dengan penelitian kuantitatif yang cenderung menampilkan data berupa numerik dibanding naratif. Penelitian kuantitatif kerap dikatakan sebagai antitesis dari penelitian kualitatif.

Padahal, keduanya walaupun dilabelkan berbeda, saling berkaitan satu sama lain. Di dalam penelitian kualitatif saja, penggunaan kata-kata (atau dalam hal ini data-data) yang bersifat kuantitatif tentu saja tidak serta merta dapat dihindari. Analisis terhadap data yang disampaikan oleh kuisioner sering menampilkan data yang terkesan deskriktif dan statistik.

Kuantitatif sendiri memiliki metode-metode penelitian antara lain : Analisis IsiSuatu metode untuk mempelajari dan menganalisis komunikasi secara sistematik, objektik, dan kuantitatif terhadap pesan yang tampak (Berelson & Kerlinger) SurveySuatu metode penelitian secara komprehensif. Bisa juga dengan pengumpulan data primer dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden individu. Kuasi EksperimentalSuatu metode penelitian berupa eksperimen yang memiliki perlakuan, pengukuran dampak, dan unit-unit eksperimen. Namun tidak menggunakan penempatan secara acak.

Sedangkan Penelitian Kualitatif mempunyai metode-metode sebagai berikut : Analisis WacanaCara untuk memahami suatu objek penelitian dengan menganalisis medium yang dipakainya, seperti bahasa. Studi KasusSutu metode yang melakukan pemeriksaan longitudinal yang mendalam terhadap suatu keadaan atau kejadian yang disebut sebagai kasus dengan menggunakan cara-cara sistematis dalam melakukan pengamatan, pengumpulan data, analisis informasi, dan pelaporan hasilnya. EtnografiStrategi penelitian ilmiah yang sering digunakan dalam ilmu sosial, terutama dalam antropologi dan beberapa cabang sosiologi.

Dari beberapa pengertian metode-metode dalam penelitian kualitatif dan kuantitatif tadi dapat ditarik kesimpulan bahwa kedua penelitian ini pada dasarnya tetap saling berhubungan. Survey misalnya, tidak hanya digunakan dalam melakukan penelitian kuantitatif saja, namun juga digunakan dalam penelitian kualitatif berupa survey wawancara yang bersifat mendalam.

Selain survey, keterkaitan lainnya juga ditemui pada analisi isi dan wacana. Analisis wacana merupakan alternatif dari analisis isi. Jika analisis isi lebih menonjolkan pertanyaan-pertanyaan berupa apa (what), maka analisis wacana secara mendalam akan menekankan pada pertanyaan bagaimana (how). Dalam analisis wacana kita tidak hanya menganalisa isi dari suatu penelitian, namun juga harus memahami pesan yang tersirat maupun tersurat yang terdapat dalam penelitian tersebut.

Dalam hal etnografi sendiri, penelitian ditekankan pada menganalisa manusia itu sendiri. Dalam hal ini, pengumpulan-pengumpulan data yang bersifat kuantitatif (yang kemudian dianalisa lebih mendalam) akan sangat penting digunakan sebagai bagian dari triangulasi atas temuan-temuan kualitatif. Begitu juga halnya dengan penelitian kuasi eksperimental, analisa secara lebih tersirat dibutuhkan agar dapat mempertahankan argument yang tersurat.

Pada hakikatnya, kedua model penelitian ini memiliki kekurangan dan kelebihan satu sama lain. Pelabelan perbedaan pada keduanya tidak serta merta membuat keduanya tidak saling berhubungan. Para peneliti kualitatif tidak bisa sama sekali menghindari kuantifikasi. Penelitian-penelitian kuantitatif dan kualitatif pada dasarnya bertujuan menghasilkan informasi kepada tujuannya masing-masing sebagai tugas dari peneliti dalam mereprensitasikan dirinya sebagai pelaku komunikasi.http://adrnsyh.blogspot.com/2013/12/metode-penelitian-kualitatif-dan.html