kelainan herediter perkembangan dan pertumbuhan gigi
DESCRIPTION
kelainan herediter tumbuh kembang gigiTRANSCRIPT
KELAINAN HEREDITER PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN GIGI
1. Amelogenesis Imperfekta
Amelogenesis Imperfecta (AI) adalah kelainan formasi dari enamel atau
permukaan luar gigi permanen yang diturunkan. Karakteristik dari AI terjadi
hipokalsifikasi, hipoplasia, atau hipomaturasi yang menyeluruh.
Gejala klinis Amelogenesis Imperfekta adalah sebagai berikut :
mempunyai gigi yang berwarna abnormal antara putih opaque, kuning,
coklat sampai abu-abu.
dentin dan pulpa normal, banyak kehilangan enamel.
mempunyai resiko tinggi terhadap karies.
sangat sensitif terhadap perubahan suhu.
Amelogenesis terbagi atas empat tipe utama yaitu sebagai berikut :
a. Tipe hipoplastik: kurangnya email yang normal, menyebabkan mahkota
gigi-gigi nampak pucat, coklat kekuningan, berlubang-lubang atau beralur.
Secara radiografis seluruh gigi lengkap, tetapi mahkota gigi-gigi terlihat
sangat tipis atau tidak ada email. Gigi-gigi mirip preparasi mahkota
dengan tanda khas ruang interdental yang lebar.
b. Tipe hipomatur: banyak email normal, tetapi emailnya lunak dan kurang
mineral, karenanya sonde gigi bila ditekan akan melubangi permukaan
email. Pada tipe ini, mahkota-mahkota gigi berkontak di interproksimal,
tetapi tampak berkapur, kasar, beralur, dan ada perubahan warna. Email
mudah patah.
c. Tipe kalsifikasi: Gigi mempunyai email yang lunak, tetapi hialng jauh
leboh cepat dan mengakibatkan terbukanya dentin segera sesudah erupsi.
Warna gigi biasanya mempunyai gigi-gigi berwarna madu dengan corak
permukaan kasar, gigi-gigi tidak erupsi multipel dan gigitan terbuka
interior.
d. Tipe hipoplasia-hopomaturasi dengan tipe taurodontisme: tipe ini
memperlihatkan gigi-gigi yang kekuning-kuningan dengan bercak-bercak
opak, berlubang-lubang di servikal, atrisi dan taurodontisme.
2. Dentinogenenesis Imperfecta
Dentinogenesis imperfecta adalah kelainan genetik yang mempengaruhi struktur
gigi akibat terjadi gangguan pada tahap histodiferensiasi pertumbuhan dan
perkembangan gigi. Secara umum mahkota gigi pada penderita mempunyai
ukuran yang normal, tetapi ada pengerutan pada bagian servikal gigi. Akar gigi
terlihat ramping dan pendek.
Pada waktu histodiferensiasi, terjadi proses diferensiasi sel, proliferasi, pergeseran
dan pematangan sebagai dental organ melalui tahap lonceng dan aposisi. Bagian
perifer dari dental organ akan menjadi odontoblas, lapisan ini akan membentuk
dentin. Gangguan diferensiasi selsel formatif benih gigi akan menghasilkan
struktur email dan dentin yang abnormal. Kegagalan odontoblas berdiferensiasi
pada tahap ini akan menghasilkan struktur dentin abnormal, yang dikenal dengan
dentinogenesis imperfecta
Klasifikasi dari dentinogenesis imperfecta adalah sebagai berikut:
Shields tipe I dentinogenesis imperfecta yang terjadi bersamaan dengan
osteogenesis imperfecta
Shields tipe II dentinogenesis imperfecta yang terjadi tidak bersamaan
dengan osteogenesis imperfecta
Shields tipe III dentinogenesis imperfecta yang terjadi pada populasi
Brandywine di Maryland Selatan, Amerika.
Akibat dari Dentinogenesis imperfecta dapat menimbulkan pewarnaan gigi, dan gigi
menyebabkan oklusi abmormal, selanjutnya akan mengganggu sendi
temporomandibula.
Gambar: amelogenesis imperfektaa
Dentinogenesis imperfecta dapat terjadi pada gigi sulung maupun gigi permanen.
Secara klinis dapat terlihat, mukosa mulut terlihat normal, gigi berwarna abu-abu
agak transparan sampai agak kecoklatan Kemudian segera setelah gigi sulung erupsi
lengkap, enamel relative mudah patah dari bagian insisal edge pada permukaan gigi
anterior dan permukaan oklusal dari gigi posterior. Selanjutnya bagian dentin yang
relative lunak akan mudah terkikis, sehingga tubuli dentin terbuka, hal ini dapat
menimbulkan rasa ngilu. Selanjutnya pulpa mudah tereksponasi bahkan terjadi pulpa
nekrosis. Kadang-kadang diikuti dengan kerusakan jaringangingival.
Perawatan dentinogenesis imperfekta adalah untuk memperbaiki penampilan,
mengembalikan dimensi vertical pasien, mengembalikan fungsi pengunyahan,
mencegah terjadi abrasi, mempertahankan kesehatan mulut, dan mengembalikan
kepercayaan pada diri pasien. Kelainan gigi yang terjadi pada dentinogenesis
imperfecta dapat mengenai semua permukaan gigi, dari gigi anterior sampai
posterior. Rencana perawatan yang tepat sangat menentukan keberhasilan perawatan.
Terdapat bermacam-macam restorasi yang dapat digunakan dalam perawatan ini,
seperti resin komposit untuk gigi anterior, mahkota stainless steel untuk gigi
posterior, mahkota celluloid strip untuk gigi sulung dan gigi tetap muda anterior,
veneer, dan overdenture untuk gigi dengan atrisi yang luas.
3. Displasia Dentin
Displasia dentin adalah kelainan pada dentin yang melibatkan sirkum pulpa dentin
dan morfologi akar, sehingga akar terlihat pendek yang disebabkan herediter yang
diturunkan secara autosomal dominan. Ditandai oleh perubahan-perubahan dalam
bentuk dentin yaitu kelainan pada dentin yang melibatkan sirkum pulpa dentin dan
Gambar: dentinogenesis imperfekta
morfologi akar, sehingga akar terlihat pendek. Ketidaknormalan tersebut
diklasifikasikan dalam dua tipe yaitu :
Tipe 1 ( displasia dentin radikuler)
Pada tipe ini gigi-gigi sulung dan tetap secara klinis tampak normal tetapi
radiograf menunjukan kelainan perkembangan akar dengan hamper tidak
ada pembentukan akar sama sekali dan ada batu pulpa besar serta
penyumbatan pulpa total dari gigi-gigi sulung sebelum erupsi gigi,
ditandai dengan gigi-gigi yang goyang dan radiolusensi periapikal multipel
yang tak diketahui sebabnya.
Tipe II ( displasia dentin coronal)
Pada tipe ini saluran pulpa gigi-gigi sulung sering kali tersumbat karena
mengalami dentinogenesia imperfekta. Sebaliknya pada gigi tetap secara
klinis tampak normal, kecuali saluran-saluran pulpa yang lebih sempit dan
berbentuk bunga widuri yang sering kali ditempati oleh dentikel-dentikel.
Akar gigi kemungkinan pendek, tumpul, menguncup, dan dapat
mempunyai garis radiolusens horizontal.
Sumber:
Schuurs, A.H.B. 1993. Patologi Gigi-Geligi: Kelainan-Kelainan Jaringan Keras Gigi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Soediono, Janti, drg. 2009. Gangguan Tumbuh Kembang Dentokraniofasial. Jakarta: EGC.
Gambar: Displasia dentin