kekersan dalam kekuasaan sebagai ide penciptaan …digilib.isi.ac.id/5172/7/jurnal.pdfkarya seni...

14
1 KEKERSAN DALAM KEKUASAAN SEBAGAI IDE PENCIPTAAN SENI PATUNG FIGURATIF HERIKSON NIM 1212312021 Tugas Akhir Ini Diajukan Kepada Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia Yogyakarta Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana S-1 dalam Bidang Seni Rupa Murni 2019 UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Upload: others

Post on 15-Jan-2020

21 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  1  

KEKERSAN DALAM KEKUASAAN SEBAGAI IDE

PENCIPTAAN SENI PATUNG FIGURATIF

HERIKSON

NIM 1212312021

Tugas Akhir Ini Diajukan Kepada Fakultas Seni Rupa

Institut Seni Indonesia Yogyakarta Sebagai

Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana S-1 dalam Bidang

Seni Rupa Murni

2019

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

  2  

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

  3  

A. JUDUL Kekerasan dalam kekuasaan sebagai ide penciptaan seni patung figuratif B. ABSTRAK

Oleh :

HERIKSON

NIM 1212312021

ABSTRAK

Kekerasan dalam kekuasaan sebagai ide penciptaan seni patung figuratif

merupakan sarana penulis untuk mengkritik terhadap tindakan ekspresi kekerasan

yang ditunjukan untuk menampilkan kekuasaan terhadap orang lain. Dalam karya

seni patung yang ciptakaan oleh penulis medium yang dipergunakan adalah

polyester resin dengan teknik modeling tanah liat, hal ini bertujuan untuk

memberikan gambaraan yang tepat dari kekerasan dalam kekuasaan dan agar

pesan yang ingin disampaikan dapat tersampaikan dengan baik.

Figur yang diciptakan dalam karya tugas akhir ini merupakan bentuk

transformasi dari hewan-hewan yang bergigi tajam (bertaring) yang merupakan

simbol dari kejam/buas dengan manusia yang mengalami busung lapar yang

diakibatkan dari kekerasan. Dalam penggambaran figur, penulis menambahkan

estetika dari gaya seni pop-suryalisme untuk membuat karya seni yang diciptakan

penulis lebih dramatis dan estetis.

Karya seni yang telah diciptakaan bisa dijadikan media untuk saling

mengingatkan, salah satunya untuk mengingatkan para penguasa dan rakyratnya

untuk saling menghindari tindakan kekerasan. Ada banyak cara untuk

menghindari kekerasan salah satunya dengan bermusyawarah. Sebab dari itu

penulis menciptakan karya kekerasan dalam kekuasaan sebagai ide penciptaan

seni patung figuratif.

Kata kunci: Kekerasan, kekuasaan, Polyester resin, seni patung, pop-suryalisme    

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

  4  

ABSTRACT

Violence in power as the idea of figurative sculpture is a medium that I

choose to express my critism of act being violence at showing power to the others.

In sculpture created by me the media that I used is polyester resin with clay

modeling techniques, the techniques that I choose to provide an accurate

illustrastion of violence in power can be deliverd as well.

The figure that I created in this final project is a form of transformation

sharp-toothed or franged animals that are symbol of cruel or ruthless and human

who malnutrion are resulting form violence. In the figure that I show, I added the

esthetics of Pop-Surealism art style to make my artwork more dramatic and

aesthetic.

Artwork can be used as a medium to remind each other, one of them is to

remind us to avoid mutual acts of violence. There are many ways to avoid

violence, one of them is by deliberation. Because of that I create the artwork of

violence in power as the idea of figurative sculpture.

Keyword: Violence, Power, Polyester resin, Sculpture, Pop-surealism C. Pendahuluan

Karya seni merupakan produk pendekatan magis terhadap dunia luar

yang objektif. Suatu bentuk indriawi yang di ciptakan oleh manusia yang dengan

sendirinya meragakan perasaan terhadap suatu nilai. Dan sesungguhnya bisa di

lihat sebagai perpaduan antara wujud lahiriah yang bisa di amati dengan perasaan

terhadap nilai tertentu yang berdimensi rukhaniah. Magis sejatinya membawa

seorang pribadi masuk ke dalam dirinya. Dengan magis maka tidak akan

mengubah penampilan yang tampak di permukaan. Sebaliknya magis merasuk ke

dalam akar kehidupan pribadi seorang.

 Awal  dan  lahir  dari  proses  yang  terjadi  pada  diri  sendiri  dan   juga  

tidak  terlepas  dari  aspek  kejiwaan  yang  melibatkan  unsur  memorirasio,  daya  

kreasi   dan   sebagainya   tentu   juga   di   pengaruhi   beberapa   faktor   antara   lain    

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

  5  

pengalaman   batin   seseorang,   yang   akan   menimbulkan   ransangan   untuk  

berimajinasi,   berkhayal,   berkreasi.   Kondisi   lingkungan   juga   menyebabkan  

daya   khayal   dari   masing-­‐masing   orang   berbeda-­‐beda.   Dongeng,   mimpi,  

halusinasi  ada  yang  dapat  tergolong  sebagai  fantasi  atau  daya  khayal.

C.1. Latar Belakang Penciptaan

Pada tugas akhir ini penulis mengangkat tema yang berjudul

“Kekerasan  Dalam  Kekuasaan  Sebagai   Ide  Penciptaan  Seni  Patung  Figuratif”  

yang   merupakan   kritik   terhadap   tindakan   kekerasan   seorang   atau  

sekelompok   penguasa   terhadap   orang   lain   yang   tidak   setuju   terhadap  

tindakan   atau   gagasan   dari   penguasa   tersebut.   Kekerasan   tidak   hanya  

tentang   penyeranggan   secara   fisik,   tetapi   juga   bisa   terhadap   mental   yang  

akhirnya  menimbulkan  trauma  yang  akan  sulit  dihilangkan.

Hasil dari pengamatan penulis bentuk-bentuk kekerasan terjadi karena

dipicu oleh lingkungan karena pada dasarnya manusia menyukai kedamaian, pada

akhirnya lingkungan membentuk sifat-sifat manusia salah satunya membuat

manusia melakukan tindakan-tindakan kriminal. Hal-hal seperti ini sering

dijumpai dalam dunia, baik itu internet, televisi, lingkungan sekitar, rumah dan

dalam masyarakat itu sendiri semua ini termasuk bagian penting dalam ide ide

penulis untuk menyuarakan tindakan-tindakan alangkah lebih baik kita hidup

berdamai dalam dunia ini tanpa saling menyakiti satu sama lainnya. Hasil

pengamatan ini penulis terinspirasi membuat karya dalam bentuk seni patung tiga

dimensional.

C.2. Rumusan Penciptaan 1. Bagaimana proses pembuatan karya seni   patung   figuratif   dengan  

ide  penciptaan  kekerasan  dalam  kekuasaan?

2. Bagaimana bentuk visual seni   patung   figuratif   dengan   ide  

penciptaan  kekerasan  dalam  kekuasaan?

3. Bagaimana konsepkarya kekerasan  dalam  kekuasaan  melalui  seni  

patung  figuratif?

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

  6  

D. TEORI DAN METODE

D.1. Teori

Pada   tugas   akhir   ini   penulis   menciptakan   karya   berdasarkan  

pengalaman   pribadi   penulis,   dan   keprihatinan   penulis   terhadap   tindakan-­‐

tindakan  kekerasan  yang  terjadi  baik  yang  berada  langsung  disekitar  penulis  

maupun  yang  penulis  baca  di  media.  Tema yang diangkat oleh penulis adalah

kekerasan dalam kekuasaan merupakan sebuah kritik terhadap tindakan kekerasan,

tidak hanya melakukan serangan fisik, tetapi juga psikologi seperti membatasi

tindakan-tindakan manusia. Biasa penguasa menggunakaan kekerasan karena

terjadi penolakan dan ingin mengambil jalan pintas, padahal menurut Gandhi

kekerasan bisa dihilangkan apabila sang penguasa dan penolak kebijakan

mengerti dan tahu penyebabnya.1 Ghandi juga mengatakan:  

Penyebab kekerasan terletak pada struktur yang salah, bukan pada aktor jahat di pihak lain. Non-violence adalah non-kooperasi dengan struktur yang salah, sementara pada saat yang sama mengusulkan dan mengerjakan struktur alternatif, kalau mungkin bukan menentang aktor di pihak lain itu.2

Sebagai contohnya pemerintah (penguasa) menginginkan pembebasan

lahan untuk membangun jalan yang lahannya adalah sebuah perumahan.

Kekerasan biasa terjadi ketika adanya penolakan dari warga yang bermukim di

perumahan tersebut. Pemerintah bisa dianggap melakukan kekerasan apabila

melakukan penggusuran tanpa ada peringatan, tidak memberikan konpensasi yang

layak bahkan dalam kasus ekstrim adanya seorang penguasa yang menyewa

dalang lain untuk membakar rumah yang ada di wilayah tersebut. Sebagai

contohnya pada saat pemerintah DKI Jakarta ingin melakukan penggusuran di

wilayah Kalijodo menurut petugas yang menyelidiki, diduga kebakaran tersebut

disengaja karena ditemukannya kayu bekas terbakar disekitar lokasi kejadian.3

Padahal kekerasan biasa saja dihindari dengan kebijakan lainnya, seperti memberi

peringatan, memberikan kompensasi yang layak dan juga memberikan lahan atau

tempat tinggal baru.                                                                                                                1  I.   Marsana Windhu, “Refleksi Sosial, sub judul Kekuasaan dan Kekerasan Menurut Johan Galtung”, kanisius, yogyakarta, 2009, hal 25 2Obid. Hal 23 3 http://www.madinaonline.id/bina-damai/mengenang-1-juni-2008-ketika-fpi-menginjak-injak-pancasila/ , pada tanggal 20 Juli 2019 pukul 19.38  

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

  7  

    D.2.  Metode  

Seni patung tidak dapat terlepas dari bentuk, bentuk sangat mutlak di

perlukan dalam seni patung sebagai pembeda dengan jenis seni yang lainnya oleh

sebab itu, untuk mewujudkannya penciptaan yang penulis lakukan menempatkan

kekerasan dalam kekuasaan yang merupakan tahap awal dalam proses penciptaan

karya patung ini. Seperti halnya juga pada beberapa penciptaan karya seni lainnya

atau suatu kisah yang banyak terinspirasi dari peristiwa-peristiwa kehidupannya,

dan sebagai seniman pemaknaan akan pentingnya peristiwa realitas sangatlah

penting sebagai objek studi atau menjadi sumber inspirasi.

Teknik yang dipergunakan oleh penulis, adalah teknik modeling tanah

liat dan cetak polyester resin. Tanah liat atau lempung adalah tanah yang di giling

halus dan dicampur bahan bahan lainnya agar tanah tersebut menjadi sangat

lembut dan berkualitas. Tanah ini adalah proses pembuatan patung dengan teknik

modeling setelah proses modeling tanah maupun pembentukan patung sudah

selesai barulah masuk ke tahap pencetakan. Tahap pencetakan di bagi menjadi dua

macam bisa pakai gypsum maupun polyester resin. Tanah ini bisa di bentuk sesuai

apa yang kita butuhkan dan apa yang kita inginkan. Bebas bereksperi sesuka hati

dan menyenangkan dapat menunjang kreatifitas eksistensi dalam gaya hidup.

Setelah model tenah selesai dibuat dengan tanah liat selanjutnya proses

pembuatan cetakan dengan bahan gypsum, ketika cetakanan telah siap

dipergunakan selanjutnya proses pengecoran polyester resin. Tahap terakhir

ketika pengecotan telah selesai, patung segera di finishing dengan pengamplasan,

ditambal dengan dempol hingga pemberian warna dengan cat acrylic.

D.3. Metode Penyajian Karya

Figurasi merupakan kata yang mengandung beberapa makna yang

saling berkaitan. Kata ini merupakan alih kata bahasa Inggris figuration yang

berasal dari kata dasar figure yang berarti sosok (tubuh) atau ujud (benda), selain

juga berarti angka. Sedangkan figurasi dapat dimaknakan sebagai proses atau

perbuatan menggambarkan sosok tubuh manusia ataupun menghadirkan

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

  8  

bentuk/ujud secara umum.4 Dalam bentuk figuratif ini penulis menamahkan gaya

pop-surealis yang bertujuan agar karya patung penulis lebih terlihat dramatis dan

estetis.

Pelukis Surealisme Salvador Dali yang seperti dijelaskan dalam film

dokumenter BBC “Salvador Dalí- A Master of the Modern Era” yang di dalamnya

dijelaskan sebuah karya yang berjudul “Great Masturbator” yang menjadikan

figure seorang wanita menjadi inti dalam lukisanya. Dari situ digambarkan

seorang wanita dengan bagian tubuh bawah mengalami perubahan bentuk secara

berlebih sehingga tidak menyerupai bentuk tubuh layaknya manusia tetapi lebih

menyerupai wajah yang sedang menghadap ke bawah dengan kelopak mata yang

terpejam dan hidung menjadi tumpuan tubuh yang bersentuhan dengan tanah.

Bagian yang paling jelas tertangkap adalah bentuk tubuh bagian atas,mulai dari

dada, wajah hingga rambut yang terurai tergambar secara realistik. Namun secara

bentuk tidak lagi realis, melainkan surealis, dan inilah yang menginspirasi penulis.

Warna ialah bagian penting dalam penciptaan karya Tugas Akhir ini.

Karena dari warna-warna inilah karya ini akan menunjukkan kelengkapan

figurnya. Dan unsur warnapun sebenarnya lepas dari komponen seni rupa itu

sendiri.Pembahasan jenis-jeniswarna berdasarkan pada teori tiga warna primer,

tiga warna sekunder, dan enam warna intermediate. Kedua belas warna ini

kemudian di susun dalam satu lingkaran. Lingkaran berisi 12 warna ini jika di

belah menjadi dua bagian akan memperlihatkan setengah bagian yang tergolong

daerah warna panas dan setengah bagian tergolong warna dingin.5

                                                                                                               4 Anusapati, “Pameran Karya Seniman Alumni Institut Seni Indonesia Yogyakarta”, UPT Galeri ISI Yokyakarta 18 Desember 2013 – 15 Januari 2014, p. 20 5Anusapati, “Pameran Karya Seniman Alumni Institut Seni Indonesia Yogyakarta”, UPT Galeri ISI Yokyakarta 18 Desember 2013 – 15 Januari 2014, p.32  

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

  9  

Ada beberapa jenis warna yaitu warna primer, sekunder dan tersier.

Disebut warna primer yang di kombinasikan menjadi warna lainya menjadi warna

sekunder dan seterusnya. Warna memiliki berbagai macam tingkatan,warna

primer, warna sekunder, tersier, dari ke tiga tingkatan warna mempunyai dua

tingkat tiga warna dan satu tingkat enam warna.

1. PIMER ialah warna dasar yaitu merah, kuning dan biru.

2. SEKUNDER ialah percampuran warna dari ke tiganya menjadi ungu dan

hijau, orange.

3. TERSIER warna-warna campuran dari (satu ) warna primer dan (satu )

warna sekunder, seperti coklat.

Sebagai tahapan akhir, penggunaan cat sebagai pewarna dalam

pembuatan karya patung diperlukan untuk mempertegas bentuk patung. Teknik

pewarnaan secara handcolouring dilakukan karena dalam karya penulis

membutuhkan banyak warna dengan detail-detail yang cukup rumit, pemberian

warna dengan cara handcolouring sangat efektif untuk dipergunakan.

Dalam karya penulis, penulis menggunakan warna-warna yang ceria atau

bisa dibilang jenaka, hal ini penulis terapkan karena penulis tidak menginginkan

lagi adanya tindakkan kekerasan, penulis ingin mengingatkan kembali bahwa

kekerasan bukanlah tindakan yang baik untuk dilakukan. Manusia secara alamiah

menyukai perdamaikan dan kenyamanan hal ini biasanya dirasakan ketika

manusia dalam masa kanak-kanak dimana dunianya penuh dengan warna dan

kecerian. Salah satu contoh yang ditemukan adalah tontonan kartun yang penuh

dengan warna dan gambar-gambar yang menarik sangat digemari oleh anak-anak.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

  10  

D.4. Display Karya

Dalam proses pembentukan karya tiga dimensi di perlukan volume dan

ruang, sifat dari karya tiga dimensi ialah sebuah karya yang dapat di lihat dari

berbagai sisi dan semua perspektif. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut karya

tiga dimensi harus memiliki sebuah ruang yang cukup besardan dalam karya ini

harus memiliki ruang yang cukup besar agar bisa di nikmati dari berbagai sudut

ruang. Karna dari berbagai karya patung penulis ini memiliki ukuran yang cukup

besar.

Ruang menjadi bagian yang sangat penting untuk menyampaikan makna

dan konsep dari objek patung tersebut. Ruang yang cukup luas bisa menjadi

hal yang penting terutama ukuran patung yang cukup besar supaya jarak

patung satu dan lainnya tidak saling tumpang tindih dan begitu juga ruang

gerak pengunjung penikmat seni menjadi leluasa dan nyaman saat melihat dan

menyaksikan pameran karya patung tersebut.

Patung ini saling berinteraksi dengan patung lainnya dan pengunjung

yang menyaksikan karena patung ini membahas tentang sifat manusiawi manusia

yang bercampuran dengan sifat binatang. Di tambah lagi, patung-patung ini di

limuti dengan warna yang cukup banyak dan meriah yang menyimbolkan warna-

warni kehidupan ini. Sebagai penanda tentang warna-warninya sifat dan karakter

pada manusia.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

  11  

E. PEMBAHASAN KARYA

Gambar 4.1. Karya 1

Judul: Boneka makan tuan Ukuran: 160 x 70 x 220 cm

Material: Resin Polyester dan Cat Akrilik Foto: Muhammad Alfariz

Dalam karya Boneka Makan Tuan menceritakan tentang seorang

penguasa yang digambarkan sebagai seorang dalang yang sedang menguasai

sebuah pertunjukan boneka, sedangkan boneka tersebut diibaratkan sebagai

rakyatnya. Sifat ketamakan dan perbudakan yang selalu di lakukan oleh sang

dalang dalam mempermainkan bonekanya hanya untuk kesenangan dan hiburan

sehingga bonekanya berontak dan melakukan protes, bahkan menggerogoti badan

sang dalang.

.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

  12  

Gambar 4.2. Karya 2

Judul: Membidik dan Menunggu Celah Ukuran: 140 x 55 x 250 cm

Material: Resin Polyester, Duri Landak dan Cat Akrilik Foto: Muhammad Alfariz

Orang-orang pintar biasanya selalu menang dalam pertarungan karena

mengandalkan otak, naluri dan kelicikannya, selalu sabar menunggu adanya

kesempatan untuk masuk dan menghancurkan targetnya. Penguasa-penguasa elite

biasanya menerapkan strategi ini, mereka sengaja menunggu untuk di serang oleh

lawannya menciptakan pro dan kontra, membuat isu agar membuat mereka

menjadi korbannya dari isu yang telah diciptakan. Sedangkan merekalah dalang

semua itu, berkat kesabaran untuk menunggu serta mencari celah untuk masuk

dan menyerang, maka di situlah kehancuran akan terjadi dengan memanfaatkan

keadaan.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

  13  

Gambar 4.3. Karya 3

Judul: Pemodal Ukuran: 95 x 45 x 155 cm

Material: Resin Polyester, Duri Landak, Tripleks dan Cat Akrilik Foto: Muhammad Alfariz

Seorang pemodal tidak akan mau tau apa yang terjadi dalam proses

pengerjaan suatu proyek, yang mereka tau adalah mereka sudah menggelontorkan

dana yang sangat banyak untuk membangun gedung-gedung yang besar, mewah

dan megah, dimana itu semua harus selesai tepat waktu bahkan mereka dengan

mudah untuk mengambil jalan pintas supaya mereka dengan mudah menjalankan

rencana pembangunan tersebut. Mereka tidak peduli dengan pemukiman warga

yang telah ditempati turun-temurun lalu akan direbut begitu saja guna

menjalankan proyek para penguasa.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

  14  

F. KESIMPULAN

Tugas akhir penciptaan karya seni patung yang berjudul “kekerasan

dalam kekuasaan” dalam karya seni patung ini, di sadari bukan hanya sekedar

syarat kelulusan S1 semata, namun menjadi suatu dedikasi kecintaan terhadap

dunia seni khususnya pada seni patung. Selain itu penulis juga berharap hasil

Tugas Akhir ini nantinya bisa menjadi suatu metode proses kreatif terhadap

kecintaan pada seni patung yang segar dan memberikan tawaran baru dalam dunia

seni, terutamaberbagi pengalamantentang dunia seni rupa khususnya seni patung

yang telah menjadi pilihan sebagai profesi penulis.

Berdasarkan dari apa yang telah penulis paparkan sebelumnya, banyak

hal yang bisa penulis tarik sebagai suatu kesimpulan setelah menjalani proses

Tugas Akhir ini, terutama dalam mengolah proses pencarian ide dan

pengolahannya. Sempat ada hambatan ketika pertama kali penulis ingin

menemukan ide dalam menuangkan gagasan untuk peciptaan karya seni patung

ini. Namun setelah segalanya di kembalikan kepada diri, baik itu tentang hasrat

dan pengalaman empirik, ternyata pengalaman batin yang ada di dalam diri ini

memiliki begitu banyak ide dan gagasan yang bisa diolah dalam penuangan suatu

untuk karya seni, terutama pengalaman lihat, dengar dan rasa.

G. DAFTAR PUSTAKA

Anusapati, 2013. Pameran Karya Seniman Alumni Institut Seni Indonesia Yogyakarta, UPT Galeri ISI Yokyakarta.

Windhu, I. Marsana. 1992. Kekuasaan & Kekerasan Menurut Johan Galtung. Yogyakaerta: Kanisius.

H. WEBTOGRAFI http://www.madinaonline.id/bina-damai/mengenang-1-juni-2008-ketika-fpi- menginjak-injak-pancasila/ (diakses tanggal 20 Juli 2019 pukul 19.38)

 

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta