kehamilan patologis
TRANSCRIPT
5/17/2018 KEHAMILAN PATOLOGIS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kehamilan-patologis 1/8
KEHAMILAN PATOLOGIS
Dr. Suparyanto, M.Kes
KEHAMILAN PATOLOGIS.
Patologi kehamilan adalah penyulit atau gangguan atau komplikasi yang menyertai
ibu saat hamil (Sujiyatini,2009:3). Patologi merupakan cabang bidang kedokteran
yang berkaitan dengan ciri-ciri dan perkembangan penyakit melalui analisis
perubahan fungsi atau keadaan bagian tubuh. Bidang patologi terdiri atas patologi
anatomi dan patologi klinik. Ahli patologi anatomi membuat kajian dengan mengkaji
organ sedangkan ahli patologi klinik mengkaji perubahan pada fungsi yang nyata
pada fisiologis tubuh.
Patologi anatomi adalah spesialisasi medis yang berurusan dengan diagnosis penyakit
berdasarkan pada pemeriksaan kasar, mikroskopik, dan molekuler atas organ,
jaringan, dan sel. Di banyak negri, dokter yang berpraktek patologi dilatih dalam
patologi anatomi dan patologi klinik, diagnosis penyakit melalui analisis laboratorium
pada cairan tubuh.
Patologi anatomi mendiagnosis penyakit dan memperoleh informasi yang berguna
secara klinis melalui pemeriksaan jaringan dan sel, yang umumnya melibatkan
pameriksaan visual kasar dan mikroskopik pada jaringan, dengan pengecatan khusus
dan imunohistokimia yang dimanfaatkan untuk menvisualisasikan protein khusus dan
zat lain pada dan dikelilingi sel. Kini, patolog anatomi mulai mempergunakan biologi
molekuler untuk memperolah informasi klinis tambahan dari spesimen yang sama.Ada beberapa macam patologi kebidanan yang harus di antisipasi oleh setiap bidan
dan tenaga kesehatan lainnya : patologi kehamilan, patologi persalinan, patologi nifas,
asuhan kebidanan patologi. Patologi kehamilan terdiri atas : Mola hidatidosa, Ketuban
pecah dini, Abortus, Kehamilan lewat waktu, Persalinan preterm, Kehamilan ektopik,
Solusio plasenta, Pre eklamsia, Eklamsia, Plasenta previa (Sujiatini, 2009).
TANDA BAHAYA KEHAMILAN TRIMESTER I
Tanda bahaya kehamilan adalah tanda -tanda yang mengindikasikan adanya bahaya
yang dapat terjadi selama kehamilan/periode antenatal, yang apabila tidak dilaporkanatau tidakterdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu (Pusdiknakes, 2003).
1. PERDARAHAN PERVAGINAM
1. Abortus
a. Definisi
Abortus adalah berakhirnya kehamilan dengan pengeluaran hasil konsepsi sebelum
janin dapat hidup di luar kandungan dengan usia gestasi kurang dari 20 minggu danberat janin kurang dari 500 gram (Murray,2002).
5/17/2018 KEHAMILAN PATOLOGIS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kehamilan-patologis 2/8
b. Etiologi
Etiologi yang menyebabkan terjadinya abortus adalah sebagai berikut :
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi : kelaina kromosom, lingkungan nidasi kurang
sempurna, dan pengaruh luar.2. Infeksi akut, pneumonia, pielitis, demam tifoid, toksoplasmosis, dan HIV.
3. Abnormalitas traktus genitalis, serviks inkompeten, dilatasi serviks berlebihan,
robekan serviks, dan retroversion uterus.
4. Kelainan plasenta.
c. Klasifikasi
Klasifikasi abortus dalah sebagai berikut :
1. Abortus iminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan
sebelum 20 minggu, saat hasil konsepsi masih dalam uterus tanpa adanya dilatasi
serviks.
2. Abortus insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20
minggu dengan adanya dilatasi serviks uterus yang meningkat tetapi hasil konsepsi
masih dalam uterus.
3. Abortus inkompletus adalah pengeliaran hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20
minggu dengan masih adanya sisa yang tertinggal dalam uterus.
4. Abortus kompletus adalan abortus yang hasil konsepsinya sudah dikeluarkan.
5. Abortus servikalis adalah keluarnya hasil konsepsi dari uterus dihalangi oleh ostium
uterus ekternum yang tidak membuka, sehinga semuanya terkumpul dalam kanalis
servikalis uterus menjadi besar, kurang lebih bundar dengan dinding.6. Missed abortion adalah kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin mati
itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.
7. Abortus habitualis adalah abortus yang berulang dengan frekuensi lebih dari 3 kali.
8. Abortus septik adalah abortus infeksius berat disertai penyebaran kuman atau toksin
ke dalam peredaran darah atau peritoneum.
d. Manifestasi klinis
Diduga abortus apabila seorang wanita dalam masa reproduksi mengeluh tentangperdarahan per vaginam setelah mengalami haid yang terlambat juga sering terdapat
rasa mulas dan keluhan rasa perut nyeri bagian bawah.
e. Penatalaksanaan
Ibu hamil sebaiknya segera menemui dokter apabila perdarahan terjadi selama
kehamilan. Ibu harus istirahat total dan di anjurkan untuk relaksasi. Tetapi intravena
atau transfusi darah dapat dilakukan bila diperlukan. Pada kasus aborsi inkomplet
diusahakan untuk mengosongkan uterus melalui pembedahan. Begitu juga dengan
kasus missed abortion jika janin tidak keluar spontan. Jika penyebabnya adalah
infeksi, evakuasi isi uterus sebaiknya ditunda sampai dapat penyebab yang pasti untuk
memulai terapi antibiotik (Mitayani, 2009:22-23).
5/17/2018 KEHAMILAN PATOLOGIS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kehamilan-patologis 3/8
2. Kehamilan ektopik
a. Definisi
Kehamilan ektopik adalah setiap implantasi yang telah dibuahi di luar cavum uterus.
Implantasi dapat terjadi dituba falopi, ovarium, serviks, dan abdomen. Namunkejadian kehamilan ektopik yang terbanyak adalah di tuba falopi (Murria,2002).
b. Etiologi
Sebagian besar penyebab tidak banyak diketahui, kemungkinan faktor yang
memegang peranan adalah sebagai berikut.
1. Faktor dalam lumen tuba : endosalfingitis, hipoplasia lumen tuba.
2. Faktor dinding lumen tuba : endometriosis tuba, diventrikel tuba congenital.
3. Faktor di luar dinding lumen tuba : perlengketan pada tuba, tumor.
4. Faktor lain : migrasi ovarium, fertilisasi in vitro.
c. Manifestasi klinik
Manifestasi klini pada pasien dengan kehamilan ektopik adalah senagai berikut :
1. Gambaran klinis kehamilan tuba belum terganggu tidak khas. Pada umumnya ibu
menunjukkan gejala-gejala kehamilan muda dan mungkin merasa nyeri sedikit di
perut bagian bawah yang tidak seberapa dihiraukan. Pada pemeriksaan vagina, uterusmembesar dan lembek, walaupun mungkin besarnya tidak sesuai dengan usia
kehamilan. Tuba yang mengandung hasil konsepsi karena lembeknya sukar dirabapada pemeriksaan bimanual.
2. Gejala kehamilan tuba terganggu sangat berbeda-beda dari perdarahan banyak yang
tiba-tiba dalam rongga perut sampai terdapat gejala yang tidak jelas sehingga sukar
membuat diagnosisnya.
3. Nyeri merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik terganggu. Pada ruptur tuba
nyeri perut bagian bawah terjadi secara tiba-tiba dan intensitas yang kuat disertai
dengan perdarahan yang menyebabkan ibu pingsan dan masuk dalam syok.
4. Perdarahan per vaginam merupakan salah satu tanda penting yang kedua pada
kehamilan ektopik tergamggu (KET). Hal ini menunjukkan kematian janin.
5. Amenore juga merupakan tanda yang penting pada kehamilan ektopik. Lamanya
amenore bergantung pada kehidupan janin, sehingga dapat bervariasi (Mitayani,2009:30).
d. Penatalaksanaan
Penanganan kehamilan ektopik pada umumnya adalah laparatomi.dalam tindakan
demikian,beberapa hal harus diperhatikan dan dipertimbangkan, yaitu sebagai berikut:
1. Kondisi ibu pada saat itu
2. Keinginan ibu untuk mempertahankan fungsi reproduksinya.
3. Lokasi kehamilan ektopik.
4. Kondisi anatomis organ pelvis.5. Kemampuan teknik bedah mikro dokter.
5/17/2018 KEHAMILAN PATOLOGIS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kehamilan-patologis 4/8
6. Kemampuan teknologi fertilasi in vitro setempat.
Hasil pertimbangan ini menentukan apakah perlu dilakukan salpingektomi pada
kehamilan tuba Atau dapat dilakukan pembedahan konservatif. Apabila kondisi ibu
buruk, misalnya dalam keadaan syok , lebih baik dilakukan salpigektomi. Pada kasus
kehamilan ektopik di pars ampularis tuba yang belim pecah biasanya ditanganidengan menggunakan kemoterapi untuk menghindari tindakan pembedahan
(Mitayani, 2009:29-31).
3. Mola Hidatidosa
a. Definisi
Mola hidatidosa adalah chorionic villi (jonjotan/gantungan) yang tumbuh berganda
berupa gelembung-gelembung kecil yang mengandung banyak cairan sehingga
menyerupai buah anggur atau mata ikan. Karena itu disebut juga hamil anggur ataumata ikan (Moctar, Rustam, dkk, 1998:238 dalam Sujiatini,2009).
Mola hidatidosa adalah penyakit yang berasal dari kelainan pertumbuhan trofoblas
plasenta atau calon plasenta dan disertai dengan degenerasi kistik villi dan perubahan
hidropik. Hamil anggur atau mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal berupatumot jinak yang terjadi sebagai akibat kegagalan pembentukan “bakal janin”
sehingga terbentuk jaringan permukaan membrane (villi) mirip gelombolan buah
anggur (Sujiatini,2009).
b. Etiologi
Penyebab mola hidatidosa tidak diketahui secara pasti, namun faktor penyebabnya
adalah :
1. Faktor ovum : ovum memang sudah patologik sehingga mati, tetapi terlambat
dikeluarkan.
2. Imunoselektif dari tropobalast.
3. Keadaan sosio-ekonomi yang rendah, paritas tinggi.
4. Kekurangan protein.
5. Infeksi virus dan faktor kromosom yang belum jelas (Moctar, Rustam, 1998: 238
dalam Sujiyatini,2009).
c. Patofisiologi
Mola hidatidosa dapat terbagi menjadi :
1. Mola hidatidosa komplet (klasik), jika tidak ditemukan janin.
2. Mola hidatidosa inkomplet (parsial), jika disertai janin atau bagian janin.
Ada beberapa teori yang dianjurkan untuk menerangkan pathogenesis dari penyakit
trofoblast : teori missed abortion. Mudigah mati pada kehamilan 3-5 minggu karena
itu terjadi gangguan peredaran darah sehingga terjadi penimbunan cairan masenkimdari villi dan akhirnya terbentuklah gelembung-gelembung. Teori neoplasma dari
5/17/2018 KEHAMILAN PATOLOGIS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kehamilan-patologis 5/8
park. Sel-sel trofoblast adalah abnormal dan memiliki fungsi yang abnormal dimana
terjadi reabsobsi cairan yang berlebihan ke dalam villi sehingga timbul gelembung.
Studi dari hertig lebih menegaskan lagi bahwa mola hidatidosa semata-mata akibat
dari akumulasi cairan yang menyertai degenerasi awal atau tidak adanya embrio
komlpit pada minggu ke tiga dan kelima. Adanya sirkulasi maternal yang terus-
menerus dan tidak adanya fetus menyebabkan trofoblast berpoliferasi dan melakukanfungsinya selama pembentukan cairan (Silvia, Wilson, 2000:467 dalam Sujiatini,
2009).
d. Gambaran klinik
Gambaran klinik yang biasanya timbul pada klien dengan “mola hidatidosa” adalah:
1. Amenore dan tanda-tanda kehamilan.
2. Perdarahan pervaginam berulang. Darah cenderung berwarna coklat. Pada keadaan
lanjut kadang keluar gelembung mola.
3. Perbesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan.4. Tidak terabanya bagian janin pada palpasi dan tidak terdengarnya DJJ sekalipun
uterus membesar setinggi pusat atau lebih.
5. Preekalmsia atau eklamsia yang terjadi sebelum kehamilan 24 minggu (Mansjoer,
Arif, dkk, 2001:266 dalam sujiyatini, 2009).
e. Penatalaksanaan Medik
1. Penanganan yang biasa dilakukan pada pasien mola hidatidosa adalah : Diagnosis dini
kan menguntungkan prognosis.
2.
Pemeriksaan USG sangat membantu diagnosis dini akan menguntungkan prognosis.Pada fasilitas kesehatan di mana sumber daya sangat terbatas, dapat dilakukan
evaluasi klinik dengan focus pada : a.Riwayat haid terakhir dan kehamilan,
b.Perdarahan tidak teratus atau spotting, c.Perbesaran abnormal uterus, d.Perlunakan
servik dan korpus uteri. Kaji uji kehamilan dengan pengenceran urin, pastikan tidak
ada janin (Ballotement) atau DJJ sebelum upaya diagnosis.
3. Lakukan pengosongan jaringan mola dengan segera.
4. Antisipasi komplikasi (krisis tiroid, perdarahan hebat atau pervorasi uterus).
5. Lakukan pengmatan lanjut hingga minimal 1 tahun (Sujiatini, 2009:8-9).
2. NYERI PERUT
Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang. Hal ini mungkin gejala utama
pada kehamilan ektopik dan abortus (Kusmiyati, 2010:161).
3. MUAL DAN MUNTAH BERLEBIHAN
1. Hiperemesis Gravidarum
a. Definisi
5/17/2018 KEHAMILAN PATOLOGIS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kehamilan-patologis 6/8
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan sehingga mengganggu
pekerjaan sehari hari dan keadaan umum menjadi buruk. Mual dan muntah
merupakan gangguan yang paling sering ditemui pada kehamilan trismeter 1, kurang
lebih 6 minggu setelah haid terakhir selama 10 minggu.sekitar 60-80% multigravida
mengalami mual muntah, namun gejala ini terjadi lebih berat hanya pada 1 diantara
1.000 kehamilan (Mitayani, 2009:40).
b. Etiologi
Etiologi hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, namun diduga
dipengarui oleh berbagai faktor berikut ini:
1. Faktor presdisposisi seperti primigravida, molahidatidosa, dan kehamilan ganda.
2. Faktor organik seperti alergi masuknya vilikhorialis dalam sirkulasi, perubahan
metabolic akibat kehamilan,dan resistensi ibu yang menurun.
3. Faktor psikologis
c. Patofisiologi
Secara fisiologis, rasa mual terjadi akibat kadar estrogen yang meningkat dalam darah
sehingga mempengarui sitem pencernaan, tetapi mual muntah yang terjadi secara
terus menerus dapat mengakibatkan dehidrasi,hiponatremia, hipokloromia, serta
penurunan klorida urine yang selanjutnya mengakibatkan hemokosentrasi yang
mengurangi perfusi darah kejaringan dan menyebabkan tertimbunya zat toksik.
Pemakaian cadangan karbohidrat dan lemak menyebabkan oksidasi lemak tidak
sempurna, sehingga terjadi ketosis. Hipokalemia akibat muntah dan ekskresi yangberlebihan selanjutnya menambah frekuensi muntah dan merusak hepar.Selaput lendir
esophagus dan lambung dapat robek (sindrom Mallory-weiss),sehingga terjadi
pendarahan gastrointestinal (Mitayani, 2009:40-41).
d. Manifestasi klinis
Berdasarkan berat ringannya gejala, hiperemesis gravidarum dibagi menjadi tiga
tingkatan:
1. Tingkat I
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum,menimbulkan rasa lemah,
penurunan nafsu makan, berat badan turun, dan nyeri epigastrium. Frekuensi nadi ibu
biasanya naik menjadi 100 kali/menit,tekanan darah sistolik turun, turgor kulit
menurun, lidah kering, dan mata cekung.
2. Tingkat II
Ibu tampak lemah dan apatis, lidah kotor, nadi kecil dan cepat, suhu tubuh terkadang
naik, serta mata sedikit ikterik. Berat badan ibu turun, timbul hipotensi,
hemokonsentrasi, oligouria, konstipasi, dan nafas bau aseton.
3. Tingkat III
5/17/2018 KEHAMILAN PATOLOGIS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kehamilan-patologis 7/8
Kesadaran ibu turun dari somnolen hingga koma, muntah berhenti, nadi cepat dan
kecil, suhu meningkat, serta tekanan darah semakin turun.
e. Penatalaksanaan
Bila pencegahan tidak berhasil, maka diprlukan pengobatan dengan tahapan sebagaiberikut:
1. Ibu diisolasi di dalam kamar yang tenang dan cerah dengan pertukaran udara yang
baik. Kalori diberiakan secara perenteral dengan glukosa 5% dalam cairan fisiologis
sebanyak 2-3 liter sehahri.
2. Diuresis selalu dikontrol untuk keseimbangan cairan.
3. Bila selama 24 jam ibu tidak muntah, coba berikan makan dan minum sedikit demi
sedikit.
4. Sedatif yang diberikan adalah fenobarbital.
5. Pada keadaan lebih berat, diberikan antiemetic seperti metoklopramid, disiklomin
hidroklorida, atau klopromazin.6. Berikan terapi psikologis yang meyakinkan ibu bahwa penyakitnya bias disembuhkan
serta menghilangkan perasaan takut akan kehamilan dan konflik yang
melatarbelakangi hiperemasis (Mitayani,2009:40-41).
http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/08/kehamilan-patologis.html
DAFTAR PUSTAKA
1. Arikunto Suharsini, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta :
Rineka Cipta.
2. Hidayat, Aziz Alimul. 2007. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta:
Salemba Medika.
3. Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika
4. Mandriwati. 2008. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Jakarta: EGC.
5. Mubarok, Wahit Iqbal. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas. Jakarta : Salemba
Medika.
6. Maulana, Heri. 2009. Promosi kesehatan. Jakarta: EGC
7. Morgan, Geri, dkk. 2009. Obstetri dan Ginekologi Panduan Praktik. Jakarta: EGC.
8.
Monika. 2009. Pengaruh Pengetahuan Terhadap Perilaku.http://www.infowikipedia.com. diakses pada tanggal 15 Juni 2010
9. Nursalam. 2008. Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
10. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.
11. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
12. Sujiyatini, dkk. 2009. Asuhan Patologi Kebidanan. Jakarta: Nuha Medika.
13. Sulistyani, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba
Medika.
14. Saminem. 2009. Kehamilan normal. Jakarta: EGC.15. Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan.Jogjakarta: Graha Ilmu
5/17/2018 KEHAMILAN PATOLOGIS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kehamilan-patologis 8/8
16. Salmah.2006. Asuhan kebidanan antenatal. Jakarta: EGC.
17. Suyanto dan Ummi Salamah. 2009. Riset Kebidanan Metodologi dan Aplikasi.
Jogjakarta: Mitra Cendekia.
18. Varney, Helen. 2007. Buku ajar asuhan kebidanan. Jakarta: EGC.
19. Varney, Hellen.2007.Buku Ajar Asuhan Kebidanan edisi 4 volume 1.Jakarta: EGC.
20. Wawan, dkk. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan Sikap Dan Perilaku Manusia.Yogyakarta: Nuha Medika.
21. Yeyeh, Rukiyah, dkk. 2009. Asuhan Kebidanan 1 (kehamilan). Jakarta: CV Trans
Info Media.