kehamilan patologis

8
KEHAMILAN PATOLOGIS Dr. Suparyanto, M.Kes KEHAMILAN PATOLOGIS.  Patologi kehamilan adalah penyulit atau gangguan atau komplikasi yang menyertai ibu saat hamil (Sujiyatini,2009:3). Patologi merupakan cabang bidang kedokteran yang berkaitan dengan ciri-ciri dan perkembangan penyakit melalui analisis perubahan fungsi atau keadaan bagian tubuh. Bidang patologi terdiri atas patologi anatomi dan patologi klinik. Ahli patologi anatomi membuat kajian dengan mengkaji organ sedangkan ahli patologi klinik mengkaji perubahan pada fungsi yang nyata pada fisiologis tubuh.  Patologi anatomi adalah spesialisasi medis yang berurusan dengan diagnosis penyakit berdasarkan pada pemeriksaan kasar, mikroskopik, dan molekuler atas organ,  jaringan, dan sel. Di banyak negri, dokter yang berpraktek patologi dilatih dalam patologi anatomi dan patologi kli nik, diagnosis penyakit melalui analisis laboratorium pada cairan tubuh.  Patologi anatomi mendiagnosis penyakit dan memperoleh informasi yang berguna secara klinis melalui pemeriksaan jaringan dan sel, yang umumnya melibatkan pameriksaan visual kasar dan mikroskopik pada jaringan, dengan pengecatan khusus dan imunohistokimia yang dimanfaatkan untuk menvisualisasikan protein khusus dan zat lain pada dan dikelilingi sel. Kini, patolog anatomi mulai mempergunakan biologi molekuler untuk memperolah informasi klinis tambahan dari spesimen yang sama. Ada beberapa macam patologi kebidanan yang harus di antisipasi oleh setiap bidan dan tenaga kesehatan lainnya : patologi kehamilan, patologi persalinan, patologi nifas, asuhan kebidana n patologi. Patologi kehamilan terdiri atas : Mola hidatidosa, Ketuban pecah dini, Abortus, Kehamilan lewat waktu, Persalinan preterm, Kehamilan ektopik, Solusio plasenta, Pre eklamsia, Eklamsia, Plasenta previa (Sujiatini, 2009). TANDA BAHAYA KEHAMILAN TRIMESTER I  Tanda bahaya kehamilan adalah tanda -tanda yang mengindikasikan adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan/periode antenatal, yang apabila tidak dilaporkan atau tidakterdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu (Pusdiknakes, 2003). 1. PERDARAHAN PERVAGINAM 1. Abortus a. Definisi  Abortus adalah berakhirnya kehamilan dengan pengeluaran hasil konsepsi sebelum  janin dapat hidup di luar kandungan dengan usia gestasi kurang dari 20 minggu dan berat janin kurang dari 500 gram (Murray,2002).

Upload: ai-saragih

Post on 20-Jul-2015

209 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

5/17/2018 KEHAMILAN PATOLOGIS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kehamilan-patologis 1/8

 

KEHAMILAN PATOLOGIS

Dr. Suparyanto, M.Kes

KEHAMILAN PATOLOGIS.

  Patologi kehamilan adalah penyulit atau gangguan atau komplikasi yang menyertai

ibu saat hamil (Sujiyatini,2009:3). Patologi merupakan cabang bidang kedokteran

yang berkaitan dengan ciri-ciri dan perkembangan penyakit melalui analisis

perubahan fungsi atau keadaan bagian tubuh. Bidang patologi terdiri atas patologi

anatomi dan patologi klinik. Ahli patologi anatomi membuat kajian dengan mengkaji

organ sedangkan ahli patologi klinik mengkaji perubahan pada fungsi yang nyata

pada fisiologis tubuh.

  Patologi anatomi adalah spesialisasi medis yang berurusan dengan diagnosis penyakit

berdasarkan pada pemeriksaan kasar, mikroskopik, dan molekuler atas organ,

 jaringan, dan sel. Di banyak negri, dokter yang berpraktek patologi dilatih dalam

patologi anatomi dan patologi klinik, diagnosis penyakit melalui analisis laboratorium

pada cairan tubuh.

  Patologi anatomi mendiagnosis penyakit dan memperoleh informasi yang berguna

secara klinis melalui pemeriksaan jaringan dan sel, yang umumnya melibatkan

pameriksaan visual kasar dan mikroskopik pada jaringan, dengan pengecatan khusus

dan imunohistokimia yang dimanfaatkan untuk menvisualisasikan protein khusus dan

zat lain pada dan dikelilingi sel. Kini, patolog anatomi mulai mempergunakan biologi

molekuler untuk memperolah informasi klinis tambahan dari spesimen yang sama.Ada beberapa macam patologi kebidanan yang harus di antisipasi oleh setiap bidan

dan tenaga kesehatan lainnya : patologi kehamilan, patologi persalinan, patologi nifas,

asuhan kebidanan patologi. Patologi kehamilan terdiri atas : Mola hidatidosa, Ketuban

pecah dini, Abortus, Kehamilan lewat waktu, Persalinan preterm, Kehamilan ektopik,

Solusio plasenta, Pre eklamsia, Eklamsia, Plasenta previa (Sujiatini, 2009).

TANDA BAHAYA KEHAMILAN TRIMESTER I

  Tanda bahaya kehamilan adalah tanda -tanda yang mengindikasikan adanya bahaya

yang dapat terjadi selama kehamilan/periode antenatal, yang apabila tidak dilaporkanatau tidakterdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu (Pusdiknakes, 2003).

1. PERDARAHAN PERVAGINAM

1. Abortus

a. Definisi

  Abortus adalah berakhirnya kehamilan dengan pengeluaran hasil konsepsi sebelum

 janin dapat hidup di luar kandungan dengan usia gestasi kurang dari 20 minggu danberat janin kurang dari 500 gram (Murray,2002).

5/17/2018 KEHAMILAN PATOLOGIS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kehamilan-patologis 2/8

 

b. Etiologi

  Etiologi yang menyebabkan terjadinya abortus adalah sebagai berikut :

1.  Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi : kelaina kromosom, lingkungan nidasi kurang

sempurna, dan pengaruh luar.2.  Infeksi akut, pneumonia, pielitis, demam tifoid, toksoplasmosis, dan HIV.

3.  Abnormalitas traktus genitalis, serviks inkompeten, dilatasi serviks berlebihan,

robekan serviks, dan retroversion uterus.

4.  Kelainan plasenta.

c. Klasifikasi

  Klasifikasi abortus dalah sebagai berikut :

1.  Abortus iminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan

sebelum 20 minggu, saat hasil konsepsi masih dalam uterus tanpa adanya dilatasi

serviks.

2.  Abortus insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20

minggu dengan adanya dilatasi serviks uterus yang meningkat tetapi hasil konsepsi

masih dalam uterus.

3.  Abortus inkompletus adalah pengeliaran hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20

minggu dengan masih adanya sisa yang tertinggal dalam uterus.

4.  Abortus kompletus adalan abortus yang hasil konsepsinya sudah dikeluarkan.

5.  Abortus servikalis adalah keluarnya hasil konsepsi dari uterus dihalangi oleh ostium

uterus ekternum yang tidak membuka, sehinga semuanya terkumpul dalam kanalis

servikalis uterus menjadi besar, kurang lebih bundar dengan dinding.6.  Missed abortion adalah kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin mati

itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.

7.  Abortus habitualis adalah abortus yang berulang dengan frekuensi lebih dari 3 kali.

8.  Abortus septik adalah abortus infeksius berat disertai penyebaran kuman atau toksin

ke dalam peredaran darah atau peritoneum.

d. Manifestasi klinis

  Diduga abortus apabila seorang wanita dalam masa reproduksi mengeluh tentangperdarahan per vaginam setelah mengalami haid yang terlambat juga sering terdapat

rasa mulas dan keluhan rasa perut nyeri bagian bawah.

e. Penatalaksanaan

  Ibu hamil sebaiknya segera menemui dokter apabila perdarahan terjadi selama

kehamilan. Ibu harus istirahat total dan di anjurkan untuk relaksasi. Tetapi intravena

atau transfusi darah dapat dilakukan bila diperlukan. Pada kasus aborsi inkomplet

diusahakan untuk mengosongkan uterus melalui pembedahan. Begitu juga dengan

kasus missed abortion jika janin tidak keluar spontan. Jika penyebabnya adalah

infeksi, evakuasi isi uterus sebaiknya ditunda sampai dapat penyebab yang pasti untuk 

memulai terapi antibiotik (Mitayani, 2009:22-23).

5/17/2018 KEHAMILAN PATOLOGIS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kehamilan-patologis 3/8

 

2. Kehamilan ektopik 

a. Definisi

  Kehamilan ektopik adalah setiap implantasi yang telah dibuahi di luar cavum uterus.

Implantasi dapat terjadi dituba falopi, ovarium, serviks, dan abdomen. Namunkejadian kehamilan ektopik yang terbanyak adalah di tuba falopi (Murria,2002).

b. Etiologi

  Sebagian besar penyebab tidak banyak diketahui, kemungkinan faktor yang

memegang peranan adalah sebagai berikut.

1.  Faktor dalam lumen tuba : endosalfingitis, hipoplasia lumen tuba.

2.  Faktor dinding lumen tuba : endometriosis tuba, diventrikel tuba congenital.

3.  Faktor di luar dinding lumen tuba : perlengketan pada tuba, tumor.

4.  Faktor lain : migrasi ovarium, fertilisasi in vitro.

c. Manifestasi klinik 

  Manifestasi klini pada pasien dengan kehamilan ektopik adalah senagai berikut :

1.  Gambaran klinis kehamilan tuba belum terganggu tidak khas. Pada umumnya ibu

menunjukkan gejala-gejala kehamilan muda dan mungkin merasa nyeri sedikit di

perut bagian bawah yang tidak seberapa dihiraukan. Pada pemeriksaan vagina, uterusmembesar dan lembek, walaupun mungkin besarnya tidak sesuai dengan usia

kehamilan. Tuba yang mengandung hasil konsepsi karena lembeknya sukar dirabapada pemeriksaan bimanual.

2.  Gejala kehamilan tuba terganggu sangat berbeda-beda dari perdarahan banyak yang

tiba-tiba dalam rongga perut sampai terdapat gejala yang tidak jelas sehingga sukar

membuat diagnosisnya.

3.  Nyeri merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik terganggu. Pada ruptur tuba

nyeri perut bagian bawah terjadi secara tiba-tiba dan intensitas yang kuat disertai

dengan perdarahan yang menyebabkan ibu pingsan dan masuk dalam syok.

4.  Perdarahan per vaginam merupakan salah satu tanda penting yang kedua pada

kehamilan ektopik tergamggu (KET). Hal ini menunjukkan kematian janin.

5.  Amenore juga merupakan tanda yang penting pada kehamilan ektopik. Lamanya

amenore bergantung pada kehidupan janin, sehingga dapat bervariasi (Mitayani,2009:30).

d. Penatalaksanaan

  Penanganan kehamilan ektopik pada umumnya adalah laparatomi.dalam tindakan

demikian,beberapa hal harus diperhatikan dan dipertimbangkan, yaitu sebagai berikut:

1.  Kondisi ibu pada saat itu

2.  Keinginan ibu untuk mempertahankan fungsi reproduksinya.

3.  Lokasi kehamilan ektopik.

4.  Kondisi anatomis organ pelvis.5.  Kemampuan teknik bedah mikro dokter.

5/17/2018 KEHAMILAN PATOLOGIS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kehamilan-patologis 4/8

 

6.  Kemampuan teknologi fertilasi in vitro setempat.

  Hasil pertimbangan ini menentukan apakah perlu dilakukan salpingektomi pada

kehamilan tuba Atau dapat dilakukan pembedahan konservatif. Apabila kondisi ibu

buruk, misalnya dalam keadaan syok , lebih baik dilakukan salpigektomi. Pada kasus

kehamilan ektopik di pars ampularis tuba yang belim pecah biasanya ditanganidengan menggunakan kemoterapi untuk menghindari tindakan pembedahan

(Mitayani, 2009:29-31).

3. Mola Hidatidosa

a. Definisi

  Mola hidatidosa adalah chorionic villi (jonjotan/gantungan) yang tumbuh berganda

berupa gelembung-gelembung kecil yang mengandung banyak cairan sehingga

menyerupai buah anggur atau mata ikan. Karena itu disebut juga hamil anggur ataumata ikan (Moctar, Rustam, dkk, 1998:238 dalam Sujiatini,2009).

  Mola hidatidosa adalah penyakit yang berasal dari kelainan pertumbuhan trofoblas

plasenta atau calon plasenta dan disertai dengan degenerasi kistik villi dan perubahan

hidropik. Hamil anggur atau mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal berupatumot jinak yang terjadi sebagai akibat kegagalan pembentukan “bakal janin”

sehingga terbentuk jaringan permukaan membrane (villi) mirip gelombolan buah

anggur (Sujiatini,2009).

b. Etiologi

  Penyebab mola hidatidosa tidak diketahui secara pasti, namun faktor penyebabnya

adalah :

1.  Faktor ovum : ovum memang sudah patologik sehingga mati, tetapi terlambat

dikeluarkan.

2.  Imunoselektif dari tropobalast.

3.  Keadaan sosio-ekonomi yang rendah, paritas tinggi.

4.  Kekurangan protein.

5.  Infeksi virus dan faktor kromosom yang belum jelas (Moctar, Rustam, 1998: 238

dalam Sujiyatini,2009).

c. Patofisiologi

  Mola hidatidosa dapat terbagi menjadi :

1.  Mola hidatidosa komplet (klasik), jika tidak ditemukan janin.

2.  Mola hidatidosa inkomplet (parsial), jika disertai janin atau bagian janin.

  Ada beberapa teori yang dianjurkan untuk menerangkan pathogenesis dari penyakit

trofoblast : teori missed abortion. Mudigah mati pada kehamilan 3-5 minggu karena

itu terjadi gangguan peredaran darah sehingga terjadi penimbunan cairan masenkimdari villi dan akhirnya terbentuklah gelembung-gelembung. Teori neoplasma dari

5/17/2018 KEHAMILAN PATOLOGIS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kehamilan-patologis 5/8

 

park. Sel-sel trofoblast adalah abnormal dan memiliki fungsi yang abnormal dimana

terjadi reabsobsi cairan yang berlebihan ke dalam villi sehingga timbul gelembung.

Studi dari hertig lebih menegaskan lagi bahwa mola hidatidosa semata-mata akibat

dari akumulasi cairan yang menyertai degenerasi awal atau tidak adanya embrio

komlpit pada minggu ke tiga dan kelima. Adanya sirkulasi maternal yang terus-

menerus dan tidak adanya fetus menyebabkan trofoblast berpoliferasi dan melakukanfungsinya selama pembentukan cairan (Silvia, Wilson, 2000:467 dalam Sujiatini,

2009).

d. Gambaran klinik 

  Gambaran klinik yang biasanya timbul pada klien dengan “mola hidatidosa” adalah: 

1.  Amenore dan tanda-tanda kehamilan.

2.  Perdarahan pervaginam berulang. Darah cenderung berwarna coklat. Pada keadaan

lanjut kadang keluar gelembung mola.

3.  Perbesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan.4.  Tidak terabanya bagian janin pada palpasi dan tidak terdengarnya DJJ sekalipun

uterus membesar setinggi pusat atau lebih.

5.  Preekalmsia atau eklamsia yang terjadi sebelum kehamilan 24 minggu (Mansjoer,

Arif, dkk, 2001:266 dalam sujiyatini, 2009).

e. Penatalaksanaan Medik 

1.  Penanganan yang biasa dilakukan pada pasien mola hidatidosa adalah : Diagnosis dini

kan menguntungkan prognosis.

2. 

Pemeriksaan USG sangat membantu diagnosis dini akan menguntungkan prognosis.Pada fasilitas kesehatan di mana sumber daya sangat terbatas, dapat dilakukan

evaluasi klinik dengan focus pada : a.Riwayat haid terakhir dan kehamilan,

b.Perdarahan tidak teratus atau spotting, c.Perbesaran abnormal uterus, d.Perlunakan

servik dan korpus uteri. Kaji uji kehamilan dengan pengenceran urin, pastikan tidak 

ada janin (Ballotement) atau DJJ sebelum upaya diagnosis.

3.  Lakukan pengosongan jaringan mola dengan segera.

4.  Antisipasi komplikasi (krisis tiroid, perdarahan hebat atau pervorasi uterus).

5.  Lakukan pengmatan lanjut hingga minimal 1 tahun (Sujiatini, 2009:8-9).

2. NYERI PERUT

  Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang. Hal ini mungkin gejala utama

pada kehamilan ektopik dan abortus (Kusmiyati, 2010:161).

3. MUAL DAN MUNTAH BERLEBIHAN

1. Hiperemesis Gravidarum

a. Definisi

5/17/2018 KEHAMILAN PATOLOGIS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kehamilan-patologis 6/8

 

  Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan sehingga mengganggu

pekerjaan sehari hari dan keadaan umum menjadi buruk. Mual dan muntah

merupakan gangguan yang paling sering ditemui pada kehamilan trismeter 1, kurang

lebih 6 minggu setelah haid terakhir selama 10 minggu.sekitar 60-80% multigravida

mengalami mual muntah, namun gejala ini terjadi lebih berat hanya pada 1 diantara

1.000 kehamilan (Mitayani, 2009:40).

b. Etiologi

  Etiologi hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, namun diduga

dipengarui oleh berbagai faktor berikut ini:

1.  Faktor presdisposisi seperti primigravida, molahidatidosa, dan kehamilan ganda.

2.  Faktor organik seperti alergi masuknya vilikhorialis dalam sirkulasi, perubahan

metabolic akibat kehamilan,dan resistensi ibu yang menurun.

3.  Faktor psikologis

c. Patofisiologi

  Secara fisiologis, rasa mual terjadi akibat kadar estrogen yang meningkat dalam darah

sehingga mempengarui sitem pencernaan, tetapi mual muntah yang terjadi secara

terus menerus dapat mengakibatkan dehidrasi,hiponatremia, hipokloromia, serta

penurunan klorida urine yang selanjutnya mengakibatkan hemokosentrasi yang

mengurangi perfusi darah kejaringan dan menyebabkan tertimbunya zat toksik.

  Pemakaian cadangan karbohidrat dan lemak menyebabkan oksidasi lemak tidak 

sempurna, sehingga terjadi ketosis. Hipokalemia akibat muntah dan ekskresi yangberlebihan selanjutnya menambah frekuensi muntah dan merusak hepar.Selaput lendir

esophagus dan lambung dapat robek (sindrom Mallory-weiss),sehingga terjadi

pendarahan gastrointestinal (Mitayani, 2009:40-41).

d. Manifestasi klinis

  Berdasarkan berat ringannya gejala, hiperemesis gravidarum dibagi menjadi tiga

tingkatan:

1. Tingkat I

  Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum,menimbulkan rasa lemah,

penurunan nafsu makan, berat badan turun, dan nyeri epigastrium. Frekuensi nadi ibu

biasanya naik menjadi 100 kali/menit,tekanan darah sistolik turun, turgor kulit

menurun, lidah kering, dan mata cekung.

2. Tingkat II

  Ibu tampak lemah dan apatis, lidah kotor, nadi kecil dan cepat, suhu tubuh terkadang

naik, serta mata sedikit ikterik. Berat badan ibu turun, timbul hipotensi,

hemokonsentrasi, oligouria, konstipasi, dan nafas bau aseton.

3. Tingkat III

5/17/2018 KEHAMILAN PATOLOGIS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kehamilan-patologis 7/8

 

  Kesadaran ibu turun dari somnolen hingga koma, muntah berhenti, nadi cepat dan

kecil, suhu meningkat, serta tekanan darah semakin turun.

e. Penatalaksanaan

  Bila pencegahan tidak berhasil, maka diprlukan pengobatan dengan tahapan sebagaiberikut:

1.  Ibu diisolasi di dalam kamar yang tenang dan cerah dengan pertukaran udara yang

baik. Kalori diberiakan secara perenteral dengan glukosa 5% dalam cairan fisiologis

sebanyak 2-3 liter sehahri.

2.  Diuresis selalu dikontrol untuk keseimbangan cairan.

3.  Bila selama 24 jam ibu tidak muntah, coba berikan makan dan minum sedikit demi

sedikit.

4.  Sedatif yang diberikan adalah fenobarbital.

5.  Pada keadaan lebih berat, diberikan antiemetic seperti metoklopramid, disiklomin

hidroklorida, atau klopromazin.6.  Berikan terapi psikologis yang meyakinkan ibu bahwa penyakitnya bias disembuhkan

serta menghilangkan perasaan takut akan kehamilan dan konflik yang

melatarbelakangi hiperemasis (Mitayani,2009:40-41).

http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/08/kehamilan-patologis.html 

DAFTAR PUSTAKA

1.  Arikunto Suharsini, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta :

Rineka Cipta.

2.  Hidayat, Aziz Alimul. 2007. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta:

Salemba Medika.

3.  Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika

4.  Mandriwati. 2008. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Jakarta: EGC.

5.  Mubarok, Wahit Iqbal. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas. Jakarta : Salemba

Medika.

6.  Maulana, Heri. 2009. Promosi kesehatan. Jakarta: EGC

7.  Morgan, Geri, dkk. 2009. Obstetri dan Ginekologi Panduan Praktik. Jakarta: EGC.

8. 

Monika. 2009. Pengaruh Pengetahuan Terhadap Perilaku.http://www.infowikipedia.com. diakses pada tanggal 15 Juni 2010

9.  Nursalam. 2008. Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan.

Jakarta: Salemba Medika.

10. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka

Cipta.

11. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.

Jakarta: Salemba Medika.

12. Sujiyatini, dkk. 2009. Asuhan Patologi Kebidanan. Jakarta: Nuha Medika.

13. Sulistyani, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba

Medika.

14. Saminem. 2009. Kehamilan normal. Jakarta: EGC.15. Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan.Jogjakarta: Graha Ilmu

5/17/2018 KEHAMILAN PATOLOGIS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kehamilan-patologis 8/8

 

16. Salmah.2006. Asuhan kebidanan antenatal. Jakarta: EGC.

17. Suyanto dan Ummi Salamah. 2009. Riset Kebidanan Metodologi dan Aplikasi.

Jogjakarta: Mitra Cendekia.

18. Varney, Helen. 2007. Buku ajar asuhan kebidanan. Jakarta: EGC.

19. Varney, Hellen.2007.Buku Ajar Asuhan Kebidanan edisi 4 volume 1.Jakarta: EGC.

20. Wawan, dkk. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan Sikap Dan Perilaku Manusia.Yogyakarta: Nuha Medika.

21. Yeyeh, Rukiyah, dkk. 2009. Asuhan Kebidanan 1 (kehamilan). Jakarta: CV Trans

Info Media.