kegiatan ini merupakan prioritas nasional yakni mendukung

27
Laporan Ringkas Hasil Penelitian PUSRISKEL_BRSDM TA-2017_ 1 KELOMPOK PENELITIAN TAHUN 2017 Sentra Nelayan yang terbangun sistem informasi nelayan Riset Sistem Informasi di Sentra Nelayan (i) Pengembangan Sistem Informasi Nelayan Pintar Berbasis Mobile Multimedia Latar Belakang : Kegiatan ini merupakan prioritas nasional yakni mendukung tersedianya 100 sentra nelayan yang terhubung sistem informasi nelayan di akhir tahun 2019. Balitbang KP melakukan kegiatan ini dengan membangun dan mengembangkan sistem informasi berbasis android untuk nelayan bernama Nelpin. Nelayan Pintar (Nelpin) merupakan aplikasi berbasis android yang dibangun tahun 2015 oleh Pusat Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi Kelautan dan Perikanan untuk mendukung nelayan dalam melakukan aktivitas penangkapan ikan. Aplikasi ini menggabungkan berbagai informasi berbasis android, seperti informasi peta prakiraan daerah penangkapan ikan (PPDPI), informasi cuaca, informasi kesuburan perairan, dan informasi harga ikan. Tahun 2016 Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Laut dan Pesisir melakukan pengembangan aplikasi ini, dengan judul Sistem Informasi Kenelayanan aplikasi Nelayan Pintar, dengan perubahan pada beberapa fungsi informasi seperti informasi peta prakiraan daerah penangkapan ikan (PPDPI), informasi cuaca, gelombang dan angin,dan informasi pelabuhan dan harga ikan serta adanya menu perkiraan BBM dan Bantuan. Perubahan ini mengacu pada kebutuhan nelayan dalam aktifitas kenelayanannya. Sumber informasi data yang terdapat pada aplikasi Nelpin bekerjasama dengan Balai Penelitian dan Observasi Laut (BPOL) - KKP di Perancak, Bali, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (KKP). Tahun 2017 Pusat Riset Kelautan melanjutkan pengembangan aplikasi ini dan akan melakukan implementasi di daerah sentra nelayan yang lain. Tujuan : Terwujudnya 7 sentra nelayan yang terhubung sistem informasi Metode : 1. Review kegiatan tahun 2016 2. Pengembangan aplikasi tahun 2017 3. Implementasi 4. Pelaporan Hasil : Capaian Kinerja : Telah selesainya proses pemindahan aplikasi Nelpin dari pengembang aplikasi ke pusat data PUSDATIN KKP Telah dilakukannya koordinasi awal dengan Dinas KP Aceh jaya terkait rencana kerjasama implementasi aplikasi nelpin Telah dilakukannya koordinasi awal dengan Dnas KP Pangandaran terkait rencana implementasi aplikasi nelpin di Kab Pangandaran Telah dilakukannya koordinasi dengan Kemenkominfo terkait rencana kerjasama implementasi aplikasi nelpin Telah dilakukannya koordinasi dengan pihak PT XL Indonesia terkait rencana implementasi aplikasi di Kab Pangandaran Satuan Kerja : Pusat Riset Kelautan Alamat : Jl. Pasir Putih I Lantai 4, Ancol Timur, Jakarta Utara 14430 – DKI Jakarta / Telp. : (021) 64711583 pes 4304 / Fax. : (021) 64711654 Lokasi Kegiatan Prov/Kab/Ko : 7 lokasi sentra nelayan (pulau Jawa & Kab Aceh jaya) Penanggung Jawab : Program RENSTRA : Penelitian dan Pengembangan Iptek KP Mitra Kerjasama : Dit Pelabuhan Perikanan Peneliti Utama : Sofiyan Muji Permana Program APBN : Sentra Nelayan sistem informasi nelayan : Dit.Pengelolaan SDI BPOL, BMKG Anggota Peneliti : Sri Suryo Sukoraharjo CAPAIAN KEGIATAN Dana Pendamping : Agus Sufyan ANGGARAN REALISASI REALIS FISIK % Pengguna : RM : Rp. 250.000.000,- RM : Rp. 25.968.000,- PHLN: Rp. 0 RM : Rp. 0 PNBP : Rp. 0 PNBP : Rp. 0 Rapat pelaksanaan pemindahan aplikasi NELPIN dengan PUSDATIN Diskusi dengan Kemenkominfo Diskusi dengan Dinas KP Pangandaran dan PT XL

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Laporan Ringkas Hasil Penelitian PUSRISKEL_BRSDM TA-2017_ 1

KELOMPOK PENELITIAN – TAHUN 2017

Sentra Nelayan yang terbangun sistem informasi nelayan

Riset Sistem Informasi di Sentra Nelayan

(i) Pengembangan Sistem Informasi Nelayan Pintar Berbasis Mobile Multimedia

Latar Belakang :

Kegiatan ini merupakan prioritas nasional yakni mendukung tersedianya 100 sentra nelayan yang terhubung sistem informasi nelayan di akhir tahun 2019.

Balitbang KP melakukan kegiatan ini dengan membangun dan mengembangkan sistem informasi berbasis android untuk nelayan bernama Nelpin. Nelayan Pintar

(Nelpin) merupakan aplikasi berbasis android yang dibangun tahun 2015 oleh Pusat Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi Kelautan dan Perikanan untuk

mendukung nelayan dalam melakukan aktivitas penangkapan ikan. Aplikasi ini menggabungkan berbagai informasi berbasis android, seperti informasi peta prakiraan

daerah penangkapan ikan (PPDPI), informasi cuaca, informasi kesuburan perairan, dan informasi harga ikan.

Tahun 2016 Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Laut dan Pesisir melakukan pengembangan aplikasi ini, dengan judul Sistem Informasi

Kenelayanan aplikasi Nelayan Pintar, dengan perubahan pada beberapa fungsi informasi seperti informasi peta prakiraan daerah penangkapan ikan (PPDPI),

informasi cuaca, gelombang dan angin,dan informasi pelabuhan dan harga ikan serta adanya menu perkiraan BBM dan Bantuan. Perubahan ini mengacu pada

kebutuhan nelayan dalam aktifitas kenelayanannya.

Sumber informasi data yang terdapat pada aplikasi Nelpin bekerjasama dengan Balai Penelitian dan Observasi Laut (BPOL) - KKP di Perancak, Bali, Badan

Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (KKP).

Tahun 2017 Pusat Riset Kelautan melanjutkan pengembangan aplikasi ini dan akan melakukan implementasi di daerah sentra nelayan yang lain.

Tujuan :

Terwujudnya 7 sentra nelayan yang terhubung sistem informasi

Metode :

1. Review kegiatan tahun 2016

2. Pengembangan aplikasi tahun 2017

3. Implementasi

4. Pelaporan

Hasil :

Capaian Kinerja :

Telah selesainya proses pemindahan aplikasi Nelpin dari pengembang aplikasi ke pusat data PUSDATIN KKP

Telah dilakukannya koordinasi awal dengan Dinas KP Aceh jaya terkait rencana kerjasama implementasi aplikasi nelpin

Telah dilakukannya koordinasi awal dengan Dnas KP Pangandaran terkait rencana implementasi aplikasi nelpin di Kab Pangandaran

Telah dilakukannya koordinasi dengan Kemenkominfo terkait rencana kerjasama implementasi aplikasi nelpin

Telah dilakukannya koordinasi dengan pihak PT XL Indonesia terkait rencana implementasi aplikasi di Kab Pangandaran

Satuan Kerja : Pusat Riset Kelautan

Alamat : Jl. Pasir Putih I Lantai 4, Ancol Timur, Jakarta Utara 14430 – DKI Jakarta / Telp. : (021) 64711583 pes 4304 / Fax. : (021) 64711654

Lokasi Kegiatan Prov/Kab/Ko : 7 lokasi sentra nelayan (pulau Jawa & Kab Aceh jaya)

Penanggung Jawab : Program RENSTRA : Penelitian dan Pengembangan Iptek KP Mitra Kerjasama : Dit Pelabuhan Perikanan

Peneliti Utama : Sofiyan Muji Permana Program APBN : Sentra Nelayan sistem informasi nelayan : Dit.Pengelolaan SDI BPOL, BMKG

Anggota Peneliti : Sri Suryo Sukoraharjo CAPAIAN KEGIATAN Dana Pendamping :

Agus Sufyan ANGGARAN REALISASI REALIS FISIK % Pengguna :

RM : Rp. 250.000.000,- RM : Rp. 25.968.000,-

PHLN: Rp. 0 RM : Rp. 0

PNBP : Rp. 0 PNBP : Rp. 0

Rapat pelaksanaan pemindahan aplikasi

NELPIN dengan PUSDATIN

Diskusi dengan Kemenkominfo

Diskusi dengan Dinas KP Pangandaran dan PT XL

Laporan Ringkas Hasil Penelitian PUSRISKEL_BRSDM TA-2017_ 2

KELOMPOK PENELITIAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR– TAHUN 2017

Kajian Daya Dukung dan Keberlanjutan Ekosistem Untuk Mendukung Zona Wisata Bahari dan Pembatasan Kawasan Reklamasi

Latar Belakang :

Pada dekade terakhir, kegiatan reklamasi pantai menjadi fenomena yang banyak ditemui di kawasan pesisir di Indonesia. Laporan Kementerian

Kelautan dan Perikanan tahun 2016 menyebutkan bahwa setidaknya terdapat 50 pekerjaaan reklamasi pantai yang dilakukan oleh pemerintah

maupun swasta untuk berbagai keperluan seperti infrastruktur transportasi, energi, pemukiman, pariwisata maupun kawasan niaga. Proyek reklamasi

kerap menuai konflik dengan masyarakat setempat terkait dengan dampak dari kegiatan tersebut, terutama rerkait keberlangsungan sumberdaya

alam di kawasan pesisir. Reklamasi dapat menimbulkan dampak positif pada sisi ekonomi dan pengembangan infrastruktur. Namun di sisi lain,

kegiatan ini dapat berdampak pada menurunnya kuantitas dan qualitas sumberdaya laut dan pesisir seperti tangkapan ikan maupun budidaya

perairan.

Tujuan :

1. Melakukan pemutakhiran data dan informasi kondisi ekologi dan lingkunganTeluk Jakarta.

2. Membangun model pembatasan reklamasi terukur di Teluk Jakarta dan Teluk Banten berdasarkan daya dukung kawasan pesisir.

Metode :

- Mengumpulkan & menganalisa data & informasi kegiatan NCICD & reklamasi 17 pulau serta review analisis kondisi lingkungan sebelumnya. - Melakukan survei, wawancara, dan pengumpulan data primer untuk melengkapi kebutuhan data terkait tanggul dan reklamasi Jakarta. - Melakukan pemodelan pembatasan kawasan reklamasi berdasarkan data yang ada. Merumuskan draft kebijakan terkait rencana pegembangan NCICD dan reklamasi 17 pulau berdasarkan kondisi eksisting dan prediksi dampak

lingkungan perairan.

Hasil :

Hingga April 2017, hasil-hasil penelitian yang sudah dilakukan adalah sbb : - Koordinasi dengan pihak-pihak terkait melalui berbagai pertemuan dengan instansi terkait seperti Kemenko Maritim, Kementerian PUPR,

Pemerintah DKI Jakarta, - Berkoordinasi dengan ICIAR - LIPI terkait kerjasama penelitian di Pantura Jakarta terutama terkait aspek sosial ekonomi - Berkoordinasi dengan pihak-pihak luarnegeri seperti Jerman, Belanda dan Korea Selatan terkait rencana kerjasama penelitian - Melakukan pemasangan alat pemantau kualitas air di Pulau Onrust, Kepulauan Seribu pada Maret 2017 - Memasang alat pengukur gelombang di Teluk Jakarta bekerjasama dengan Kementerian PUPR pada Feb 2017 - Melakukan kegiatan prasurvey di Kepulauan Seribu dan Teluk Banten terkait fenomena hilangnya pulau-pulau kecil akibat kegiatan

reklamasi/penambangan pasir laut di masa yang lalu.

Satuan Kerja : Pusat Riset Kelautan

Alamat : Jl. Pasir Putih II Lantai 4, Ancol Timur, Jakarta Utara 14430 – DKI Jakarta / Telp. : (021) 64711583 pes 4304 / Fax. : (021) 64711654

Lokasi Kegiatan Prov/Kab/Ko : Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu

Penanggung Jawab : Dr.-Ing. Semeidi Husrin Program RENSTRA : Penelitian dan Pengembangan Iptek KP Mitra Kerjasama : Kemen PUPR

Peneliti Utama : Dr.-Ing. Semeidi Husrin Program APBN : Penelitian dan Pengembangan IPTEK :

Anggota Peneliti : Taslim Arifin, Rinni Rahmania CAPAIAN KEGIATAN Dana Pendamping :

Utami Kadarwati, o Dino Gunawan. ANGGARAN REALISASI REALIS FISIK % Pengguna :

Tubagus Solihudin. o Eva Mustikasari. RM : 249.241.000,- RM : Rp. 98.000.000,-

PHLN: Rp. 0 RM : Rp. 0

PNBP : Rp. 0 PNBP : Rp. 0

Laporan Ringkas Hasil Penelitian PUSRISKEL_BRSDM TA-2017_ 3

KELOMPOK PENELITIAN – TAHUN 2017

KEBIJAKAN MITIGASI KERENTANAN WILAYAH PESISIR

Penelusuran data sekunder dan konsultasi

narasumber di Dinas Perikanan Kab. Serang

Break Water sebagai pencegah abrasi sebagai

upaya mitigasi untuk merevitalisasi pesisir

Latar Belakang :

Wilayah pesisir selain mempunyai potensi sumberdaya yang tinggi sekaligus juga rawan terhadap bencana. Jika terjadi suatu bencana

di wilayah pesisir maka kemungkinan terburuk akan terjadi, yaitu seperti korban jiwa, dan kerusakan aset penting yang berdampak

pada turunnya perekonomian di wilayah tersebut. Berdasarkan hal itu, maka diperlukan mitigasi bencana di wilayah pesisir untuk

mengurangi dampak akibat bencana yang mungkin terjadi dengan cara membuat peta resiko dan membuat peraturan yang juga

mempertimbangkan kebencanaan di wilayah pesisir. Peta resiko dapat dibuat jika kajian mengenai hazard dan kerentanan sudah

dilakukan. Permasalahan yang terjadi saat ini di Indonesia belum ada pedoman yang baku untuk menentukan kerentanan di wilayah

pesisir. Beberapa instansi telah mengeluarkan peta kerentanan dan resiko bencana di wilayah pesisir namun dasar penentuan peta

tersebut masih belum jelas dan berbeda antara instansi tersebut. Sehingga diperlukan kajian untuk membuat pedoman dalam

menentukan kerentanan di suatu wilayah pesisir terhadap ancaman bencana di wilayah pesisir sehingga dapat digunakan sebagai

bahan kebijakan untuk mitigasi bencana di wilayah pesisir dengan cara mengkaji metode-metode penentuan kerentanan wilayah pesisir

dari instansi atau perguruan tinggi yang telah melakukannya.

Tujuan :

- Mengkaji metode penetuan kerentanan di wilayah pesisir yang sudah ada.

- Membuat pedoman dalam penentuan di kerentanan wilayah pesisir berdasarkan kajian yang sudah dilakukan

Metode :

- Studi literatur, pengumpulan data sekunder, dan Konsultasi Narasumber

- Wawancara dan Pengolahan data

- Konsultasi publik

- Analisis, Penyusunan laporan dan KTI

Hasil :

- telah dilakukan pengumpulan data sekunder dan konsultasi narasumber mengenai kebencanaan wilayah pesisir yang meliputi

hazard, kerentanan, dan mitigasi di Kab. Serang Banten.

- Telah dilakukan studi literatur mengenai kerentanan wilayah pesisir

- Akan dilakukan konsultasi narasumber/pakar mengenai metode penentuan kerentanan pesisir termasuk mitigasinya.

Akan melakukan pengumpulan data citra satelit ke LAPAN, dan peta tematik ke BIG yang berkaitan dengan penelitian.

Satuan Kerja : Pusat Riset Kelautan

Alamat : Jl. Pasir Putih II Lantai 4, Ancol Timur, Jakarta Utara 14430 – DKI Jakarta / Telp. : (021) 64711583 pes 4304 / Fax. : (021) 64711654

Lokasi Kegiatan Prov/Kab/Ko : Jakarta, Kabupaten Serang Provinsi Banten

Penanggung Jawab : Joko Prihantono, M.Si Program RENSTRA : Penelitian dan Pengembangan Iptek KP Mitra Kerjasama : Pemda Kab. Serang – Prov.

Peneliti Utama : Joko Prihantono, M.Si Program APBN : Penelitian dan Pengembangan IPTEK : Banten LIPI, BPBD Kab.

Anggota Peneliti : Dino Gunawan, MT. CAPAIAN KEGIATAN : Serang

o Syahrial Nur Amri, M.Si ANGGARAN REALISASI REALIS FISIK % Dana Pendamping

RM : 135.000.000,- RM : Rp. 15.688.000,- Pengguna :

PHLN: Rp. 0 RM : Rp. 0

PNBP : Rp. 0 PNBP : Rp. 0

Laporan Ringkas Hasil Penelitian PUSRISKEL_BRSDM TA-2017_ 4

KELOMPOK PENELITIAN KARBON BIRU – TAHUN 2017

KAJIAN DINAMIKA WILAYAH PESISIR DAN DAMPAKNYA TERHADAP NERACA KARBON, JASA EKOSISTEM DAN KUALITAS LINGKUNGAN PESISIR (Revisi)

Latar Belakang :

Siklus karbon global yang kontinyu menjaga keseimbangan CO2 di lautan dan CO2 di atmosfer. Namun demikian angka atau kemampuan laut dan pesisir dalam

menyerap CO2 masih menjadi penelitian intensif, terutama untuk perairan tropis. Sumbangan perairan pesisir tropis dalam siklus karbon global hingga saat ini belum

diketahui terutama karena dinamisnya perairan dan beragamnya ekosistem pesisir yang ada. Dalam tataran implementasi, salah satu penerapan riset karbon pesisir

ini adalah dengan skema perdagangan karbon dimana masyarakat yang melakukan konservasi ekosistem pesisir akan diberikan suatu insentif tertentu. Oleh karena

itu, kajian mengenai karbon pesisir dan peranannya dalam pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut sangat penting untuk mengurangi dampak yang mungkin terjadi

dan menjaga ekosistem pesisir tetap lestari

Tujuan :

1. Melakukan pengukuran dan monitoring stok karbon dan dinamika emisi/serapan karbon pada ekosistem pesisir di wilayah Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Pati dan Kabupaten Indramayu

2. Memetakan stok karbon, jasa ekosistem dan kualitas lingkungan pesisir di wilayah Kepulauan Seribu. 3. Mengkaji kelayakan penerapan konsep karbon biru dalam penyusunan kebijakan pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut secara terpadu dan berkelanjutan

sebagai bagian dari carbon incentive mechanisms di wilayah Indramayu dengan lokasi rehabilitasi mangrove Karongsong di Indramayu melalui data sekunder dan data yang telah terkumpul.

Metode :

1. Kajian stok karbon, monitoring dan dinamika emisi / serapan karbon dilakukan dengan metode sebagai berikut analisis data penginderaan jauh (tahun 1 sampai tahun ke tiga)

2. Kerja lapangan berupa survei yang dilaksanakan pada ekosistem pesisir meliputi karakteristik perairan, kondisi meteorologi dan analisa karbon. Pelaksanaan kegiatan riset ini memerlukan beberapa pertemuan teknis, konsultasi narasumber/pakar dalam rangka pelaksanaan kegiatan dan penyusunan hasil penelitian. (tahun ke 1 sampai tahun ke tiga)

3. Kajian kelayakan model neraca karbon melalui desk study dan hasil yang didapat pada tahun ke satu sampai ke tiga (tahun ke dua dan ke tiga)

Hasil :

Penelitian yang telah dilakukan sampai bulan April 2017 adalah:

1. Pertemuan teknis membahas adanya perubahan KAK dan RAB terkait dengan minimnya anggaran dantujuan yang ingin dicapai, serta rencana lokasi survei di Kepulauan Seribu

2. Pertemuan dengan narasumber teknis dan pakar, terkait kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mendapatkan masukan-masukan ynag dapat memperlancar kegiatan

3. Prasurvei di Kepulauan Seribu yang bertujuan untuk mengecek dan memastikan lokasi survei yang akan dilakukan setelah cut off yaitu Pulau Pramuka, Pulau Pari dan Pulau Onrust dengan asumsi pengarauh daratan akan berbeda terhadap ke tiga pulau tersebut. Di P Pramuka dan P Pari masih terdapat ekosistem pesisir (mangrove dan lamun) sedangkan P Onrust tidak terdapat ekosistem pesisir.

Satuan Kerja : Pusat Riset Kelautan

Alamat : Jl. Pasir Putih II Lantai 4, Ancol Timur, Jakarta Utara 14430 – DKI Jakarta / Telp. : (021) 64711583 pes 4304 / Fax. : (021) 64711654

Lokasi Kegiatan Prov/Kab/Ko : Perairan DKI ;Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Pati dan Kabupaten Indramayu

Penanggung Jawab : Dr. Novi S Adi Program RENSTRA : Penelitian dan Pengembangan Iptek KP Mitra Kerjasama : GEF

Peneliti Utama : Dr. Agustin Rustam Program APBN : Penelitian dan Pengembangan IPTEK :

Anggota Peneliti : Dr Dini Purbani; CAPAIAN KEGIATAN : Dr. Tubagus Sholihuddin; Dr Devi Dwiyanti; ANGGARAN REALISASI REALIS FISIK % Dana Pendamping Terry L Kepel, MSc; Hadiwijaya L Salim, RM : 250.000.000,- RM : Rp. 24.000,000 ,- Pengguna : KKP seperti Ditjen PRL, Ditjen PSDKP;

PHLN: Rp. 0 RM : Rp. 0 KLHK Masy penelitii dan Stake

PNBP : Rp. 0 PNBP : Rp. 0 holder terkait pengelolaan kawasan

Pertemuan dengan pakar Dr Hendri Manik

terkait survei bentik dengan peralatan akustik

Lokasi P Pramuka dengan ekosistem pesisirnya

Lokasi P Pari dengan ekosistem pesisirnya

Laporan Ringkas Hasil Penelitian PUSRISKEL_BRSDM TA-2017_ 5

KELOMPOK PENELITIAN – TAHUN 2017

Kebijakan Publik

Melindungi Masa Depan Hutan Mangrove Teluk Jakarta: NCICD dan Dampak Perubahan Iklim

Peta Kawasan Hutan Angke Kapuk - DKI Jakarta

Rapat Koordinasi Kelti dan Bidang MAK terkait

detail rencana kegiatan

Latar Belakang

Secara umum ekosistem pesisir seperti mangrove, rawa payau, dan lamun mampu menyerap dan menyimpan karbon 4 kali lebih besar dibandingkan dengan hutan tropis. ‘Karbon biru pesisir’ merupakan istilah untuk karbon yang tersimpan dalam ekosistem lahan basah pasang surut. Tingginya stok karbon tersimpan, berbanding lurus dengan potensi nilai ekonomi mangrove. Tumbuhan mangrove memiliki daun yang lebih banyak dibandingkan tumbuhan yang lain sehingga berpotensi menyerap karbon lebih banyak. Satu hektar mangrove mampu meyerap 110 kilogram karbon dan sepertiganya yang dilepaskan berupa endapan organik lumpur. Berdasarkan inventarisasi yang dilakukan pada tahun 1997 di Teluk Jakarta (pesisir utara Jakarta, Tangerang dan Bekasi diluar mangrove di Kepulauan Seribu), luasan hutan mangrove berkisar 23,231.87 Ha. Kawasan ini meliputi tiga wilayah administratif, yaitu Kecamatan Muara Gembong Kabupaten Bekasi, Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tanggerang, dan Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara. Perubahan fungsi lahan hutan mangrove atau pembangunan giant sea wall di Teluk Jakarta dipastikan akan menyebabkan pembebasan karbon (menjadikan mangrove sebagai sumber emisi) ke atmosfer yang akan menyebabkan terganggunya keseimbangan energi antara bumi dan atmosfer, sehingga memicu terjadinya perubahan iklim. Dalam kaitan dengan reklamasi Teluk Jakarta dan NCICD diperlukan suatu kajian kebijakan tentang seberapa penting eksistensi hutan mangrove di Teluk Jakarta untuk dipertahankan dan sekaligus memberikan masukan terkait relokasi dan pilihan lokasi rehabilitasi serta penanaman kembali hutan mangrove seperti yang telah disampaikan dalam dokumen Kementerian Koordinator Ekonomi. Tujuan

Memberikan rekomendasi arahan kebijakan dan strategi pengelolaan kawasan mangrove berkelanjutan di Teluk Jakarta sebagai langkah mitigasi perubahan iklim (carbon sequestration) dalam kaitannya dengan aktivitas reklamasi pantai utara Jakarta dan rencana pembangunan Giant Seawall sebagai bagian dari National Capital Integrated Coastal Defence (NCICD). Metode :

Pengumpulan data dan literatur;

Analisis dampak reklamasi dan NCICD terhadap perubahan luasan hutan mangrove di Teluk Jakarta

Analisis remote sensing/GIS (spasial dan temporal) untuk melihat perubahan luasan biomassa mangrove dan karbon stok;

Merumuskan arahan kebijakan dan strategi pengelolaan kawasan mangrove Teluk Jakarta sebagai akibat dari reklamasi dan NCICD. Hasil :

Rapat koordinasi kelti dan bidang untuk pemantapan dokumen

Penelusuran literatur dan data sekunder

Satuan Kerja : Pusat Riset Kelautan

Alamat : Jl. Pasir Putih II Lantai 4, Ancol Timur, Jakarta Utara 14430 – DKI Jakarta / Telp. : (021) 64711583 pes 4304 / Fax. : (021) 64711654

Lokasi Kegiatan Prov/Kab/Ko : Teluk Jakarta

Penanggung Jawab : Anastasia Rita, T.D.K, Ph.D Program RENSTRA : Penelitian dan Pengembangan Iptek KP Mitra Kerjasama : GEF

Peneliti Utama : R. Bambang A.N Program APBN : Penelitian dan Pengembangan IPTEK Dana Pendamping :

Anggota Peneliti : A.R. Farhan, Novi CAPAIAN KEGIATAN Pengguna : : KKP seperti Ditjen PRL, Ditjen

Anastasia Rita, T.D.K, Ph.D L.O.Nurman Mbay ANGGARAN REALISASI REALIS FISIK % PSDKP; KLHK, Masyarakat,

Agus Setiawan Hadiwijaya L Salim, RM : 135,000,000.- RM : Rp. 7,500,000.- penelitii dan Stakeholder terkait

PHLN: Rp. 0 RM : Rp. 0 pengelolaan kawasan pesisir di

PNBP : Rp. 0 PNBP : Rp. 0 lokasi kajian

Laporan Ringkas Hasil Penelitian PUSRISKEL_BRSDM TA-2017_ 6

KELOMPOK PENELITIAN – TAHUN 2017

Kebijakan Teknologi Perlindungan Pantai Berbasis Lingkungan

Latar Belakang :

Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki 13.446 pulau dengan garis pantai sepanjang 99.093 km (Bakosurtanal, 2014).

Daerah pantai merupakan daerah yang spesifik, karena berada diantara dua pengaruh yaitu pengaruh daratan dan pengaruh lautan (Yuwono N, 1992). Potensi

daerah pantai di Indonesia masih belum banyak dikembangkan. Disamping potensi, permasalahan pantai dan muara cukup banyak dan perlu penanggulangan agar

lingkungan pantai tetap berfungsi (Yuwono N, 1992). Daerah pantai Wilayah pesisir di Indonesia memiliki berbagai fungsi penting, seperti sebagai sumber makanan,

wahana transportasi dan pelabuhan, kawasan industry, pariwisata, daerah pemukiman, perikanan budidaya dan agroindustri (Dahuri dkk, 2001).

Selain memiliki potensi, daerah pantai sangat rentan terhadap bencana yang datang dari laut seperti terjadinya erosi. Sekitar 100 lokasi dari 17 provinsi

dengan panjang pantai kurang lebih 400 km telah mengalami erosi pantai yang mengkhawatirkan (Diposaptono, 2011). Erosi yang terjadi dapat merusak pemukiman

dan prasarananya yang di tandai dengan mundurnya garis pantai. Kerusakan akibat erosi disebabkan oleh adanya serangan gelombang atau kerusakan akibat

kegiatan manusia seperti : penebangan hutan bakau, pengambilan karang, pembangunan pelabuhan yang tidak berwawasan lingkungan, perluasan areal tambak dan

lainnya (Triatmodjo, 1999). Bencana tersebut dapat mengakibatkan kerugian sangat besar yaitu dapat mengancam infrastruktur di daerah pesisir pantai. Terjadinya

bencana erosi yang mengancam daerah pantai mendorong manusia berpikir untuk membuat bangunan pelindung pantai. Ada banyak teknologi penanganan erosi

pantai yang dikembangkan, baik struktur keras maupun struktur lunak. Teknologi tersebut memiliki kekurangan dan kelebihan dalam hal penanganan. Dari banyaknya

teknologi perlindungan daerah pantai, perlu adanya alternatif perlindungan pantai berbasis lingkungan.

Kegiatan tahun 2017 dilakukan suatu kajian yang nantinya diperoleh suatu Kebijakan Teknologi Perlindungan Pantai Berbasis Lingkungan yang dapat

direkomendasikan kepada direktorat jenderal teknis dalam hal perlindungan pantai.

Tujuan : Melakukan Kajian tentang Teknologi Perlindungan Pantai Berbasis Lingkungan

Metode :

Studi literatur Teknologi Perlindungan Pantai

Diskusi dengan narasumber teknis dan pakar

Tinjauan ke lokasi teknologi perlindungan pantai

Diskusi dan pemaparan hasil tinjauan lapangan serta rumusan awal rekomendasi

Diskusi dan finalisasi rekomendasi

Laporan Akhir

Capaian Kinerja :

- Studi literatur terkait Teknologi Perlindungan Pantai berbasis lingkungan

- Rencana diskusi dengan narasumber teknis di Dirjen PRL

Satuan Kerja : Pusat Riset Kelautan

Alamat : Jl. Pasir Putih I Lantai 4, Ancol Timur, Jakarta Utara 14430 – DKI Jakarta / Telp. : (021) 64711583 pes 4304 / Fax. : (021) 64711654

Lokasi Kegiatan Prov/Kab/Ko : Jakarta, Pekalongan (Jawa Tengah)

Penanggung Jawab : Program RENSTRA : Penelitian dan Pengembangan Iptek KP Mitra Kerjasama : Dirjen PRL

Peneliti Utama : Agus Sufyan Program APBN : Riset Rekomen Pengelolaan Kawasan Pesisir Dana Pendamping :

Anggota Peneliti : Sri suryo sukoraharjo CAPAIAN KEGIATAN Pengguna : : Dirjen PRL

Rudhy Akhwady ANGGARAN REALISASI REALIS FISIK %

Vivi Yovita I RM : Rp. 135.000.000 ,- RM : Rp.

PHLN: Rp. 0 RM : Rp. 0

PNBP : Rp. 0 PNBP : Rp. 0

Laporan Ringkas Hasil Penelitian PUSRISKEL_BRSDM TA-2017_ 7

KELOMPOK PENELITIAN SUMBERDAYA AIR LAUT DAN GARAM – TAHUN 2017

Teknologi Peningkatan Produksi dan Kualitas Garam Melalui Penerapan Teknik dan Sistam Tepat Guna

Proses kristalisasi garam dalam greenhouse

Penerapan geomembran pada meja kristalisasi

Diskusi dengan P. Rasiadi praktisi garam Rembang

Diskusi dengan P. Sanusi praktisi garam Cirebon

Sosialisasi ekstensifikasi tambak garam TUF di Cilacap

Penyiapan lahan tamabak garam TUF baru di Babakan Cilacap

Latar Belakang :

Produktivitas tambak garam rakyat di Indonesia secara umum masih dibawah 100 ton/ha/musim. Di sisi yang lain kualitas juga masih

menjadi kendala. Peningkatan kuantitas dapat dilakukan dengan pengelolaan ketersediaan air tua yang baik dan peningkatan kualitas

dapat dilakukan melalui pengoptimalan proses pengendapan NaCl pada fase tertentu. Sejumlah penerapan teknologi untuk

meningkatkan produksi (kuantitas dan kualitas) garam telah dilakukan, namun praktek di lapangan masih sering terjadi

ketidakseragaman pelaksanaan sehingga membuat produktivitas menjadi sangat beragam. Dalam hal ini perlu dilakukan penyusunan

SOP produksi garam untuk menjamin keseragaman kualitas hasil produksi garam dan kemudahan dalam memperkirakan kuantitas

hasil produksi dalam satuan luasan hamparan tambak garam. Penerapan kombinasi dari berbagai teknologi tersebut juga perlu dikaji

dan diujicobakan untuk mengetahui efektivitasnya.

Tujuan :

- Mempelajari metode dan teknologi eksisting di masyarakat dan strategi penerapannya untuk peningkatan kuantitas dan kualitas

produksi garam.

- Memperoleh bahan untuk pembuatan SOP produksi garam yang efektif dan efisien pada tambak garam rakyat untuk memproduksi

garam berkualitas.

Metode :

- Identifikasi metode dan teknologi yang tepat guna untuk diterapkan pada tambak garam rakyat setempat

- Mengamati efektivitas dan efisiensi metoda dan teknologi yang diterapkan

- Menyusun rekomendasi SOP produksi garam yang efektif dan efisien pada tambak garam rakyat untuk memproduksi garam

berkualitas.

Hasil :

- Identifikasi dan rangkuman teknologi eksisting di masyarakat yang mudah diterapkan

- Hasil diskusi dengan tokoh praktisi pembuat garam yang hasilnya berkualitas dan terbukti dapat diterima oleh kebutuhan industri

- Survey awal potensi ekstensifikasi tambak garam di Desa Babakan Kec. Kawunganten Kab. Cilacap

Satuan Kerja : Pusat Riset Kelautan

Alamat : Jl. Pasir Putih I Lantai 4, Ancol Timur, Jakarta Utara 14430 – DKI Jakarta / Telp. : (021) 64711583 pes 4304 / Fax. : (021) 64711654

Lokasi Kegiatan Prov/Kab/Ko : Desa Kaliori dan Desa Lasem Kabupaten Rembang Provinsi Jawa Tengah

Penanggung Jawab : Rikha Bramawanto Program RENSTRA : Penelitian dan Pengembangan Iptek KP Mitra Kerjasama :

Peneliti Utama : Program APBN : Penelitian Pengembangan IPTEK Dana Pendamping :

Anggota Peneliti : Ifan Ridlo Suhelmi CAPAIAN KEGIATAN Pengguna : :

Fajar Yudi Prabawa ANGGARAN REALISASI REALIS FISIK %

Hariyanto Triwibowo RM : Rp. 250.000.000,- RM : Rp. 62.890.000,-

PHLN: Rp. 0 RM : Rp. 0

PNBP : Rp. 0 PNBP : Rp. 0

Laporan Ringkas Hasil Penelitian PUSRISKEL_BRSDM TA-2017_ 8

KELOMPOK PENELITIAN – TAHUN 2017

1. KEBIJAKAN KRITERIA PENETAPAN ZONA WISATA BAHARI

Penjelasan dari narasumber terkait kriteria

penetapan zona wisata bahari di IPB Kab.

Bogor

Konsultasi dengan narasumber (Dr. Fredinan

Yulianda, M.Sc. di Institut Pertanian Bogor

Latar Belakang : Indonesia memiliki wilayah laut yang sangat luas, sumberdaya kelautan dengan aneka ragam ekosistem flora, fauna serta gejala alam

dengan keindahan pemandangan merupakan potensi yang dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi

kesejahteraan masyarakat, salah satunya menjadi kawasan wisata bahari. Laut sebagai sumberdaya alam dimanfaatkan juga sebagai

objek wisata bahari berupa taman laut, pesisir pantai, flora berupa hutan, keaneka ragaman fauna dan berbagai bentuk ekosistem

khusus. Pengertian wisata bahari ini adalah sebuah kegiatan wisata yang berkaitan dengan laut, pantai dan danau. Ekowisata Bahari,

menyajikan ekosistem alam khas laut berupa hutan mangrove, taman laut serta fauna baik fauna dilaut maupun sekitar pantai.

Pemanfaatan dan pengembangan potensi wisata bahari ini, harus tetap menjamin kelestarian lingkungan hidup serta kearifan budaya

masyarakat setempat, dengan tujuan; menjaga tetap berlangsungnya proses ekologis yang tetap mendukung sistem kehidupan,

melindungi keanekaragaman hayati dan menjamin kelestarian dan pemanfaatan spesies dan ekosistemnya. Kriteria dan metodologi

yang dapat digunakan untuk penetapan zona wisata bahari dapat menggunakan software marxam berbasis Sistem Informasi Geografi.

Oleh karena itu diperlukan suatu kajian kebijakan kriteria dan metodologi penetapan zona wisata bahari yang berkelanjutan.

Tujuan :

- Mengvalidasi metodologi kriteria penetapan zona wisata bahari yang sudah ada.

- Membuat pedoman dalam penetapan zona wisata bahari berdasarkan kajian yang sudah dilakukan.

Metode :

- Studi literatur, pengumpulan data sekunder, dan Konsultasi Narasumber

- Wawancara dan Pengolahan data

- Konsultasi publik.

- Analisis, Penyusunan laporan dan KTI

Hasil :

- Telah dilakukan pengumpulan data sekunder dan studi literatur terkait wisata bahari

- Telah dilakukan konsultasi narasumber mengenai wisata bahari yang meliputi aktivitas, kriteria, zonasi dan parameter

kesesuaian di IPB

- Telah dilakukan penyusunan draf buku pedoman dalam penetapan zona wisata bahari

- Akan dilakukan konsultasi narasumber/pakarmengenai metodologi kriteria penetapan zona wisata bahari.

Akan melanjutkan penyusunan draf buku pedoman dalam penetapan zona wisata bahari.

Satuan Kerja : Pusat Riset Kelautan

Alamat : Jl. Pasir Putih I Lantai 4, Ancol Timur, Jakarta Utara 14430 – DKI Jakarta / Telp. : (021) 64711583 pes 4304 / Fax. : (021) 64711654

Lokasi Kegiatan Prov/Kab/Ko : Jakarta, Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat, P Wangi-Wangi Kab. Wakatobi Provinsi Sulawesi Tenggara, dan Pulau Gili Trawangan Kabupaten Lombok Utara Provinsi NTB

Penanggung Jawab : Yulius, M.Si Program RENSTRA : Penelitian dan Pengembangan Iptek KP Mitra Kerjasama :

Peneliti Utama : Yulius, M.Si Program APBN : Penelitian dan Pengembangan IPTEK :

Anggota Peneliti : Syahrial Nur Amri, M.Si CAPAIAN KEGIATAN Dana Pendamping :

ANGGARAN REALISASI REALIS FISIK % Pengguna : KKP, Kemenpar, Pemda, Univ

RM : Rp. 135.000.000 ,- RM : Rp. 14.840.000 ,-

PHLN: Rp. 0 RM : Rp. 0

PNBP : Rp. 0 PNBP : Rp. 0

Laporan Ringkas Hasil Penelitian PUSRISKEL_BRSDM TA-2017_ 9

Kelompok Peneliti Geodinamika Laut Dalam (GEODEEP) – TAHUN 2017

Kajian Sumber dan Dampak Pencemaran Minyak terhadap Ekosistem dan Perairan

Latar Belakang :

Minyak menjadi pencemar laut nomor satu di dunia. Sebagian diakibatkan aktivitas pengeboran minyak dan industri. Separuh lebih disebabkan pelayaran serta kecelakaan kapal tanker. Wilayah Indonesia sebagai jalur kapal internasional pun rawan pencemaran limbah minyak. Badan Dunia Group of Expert on Scientific Aspects of Marine Pollution (GESAMP) mencatat sekitar 6,44 juta ton per tahun kandungan hidrokarbon dari minyak telah mencemari perairan laut dunia. Masing-masing berasal dari transportasi laut sebesar 4,63 juta ton, instalasi pengeboran lepas pantai 0,18 juta ton, dan sumber lain (industri dan pemukiman) sebesar 1,38 juta ton.Limbah minyak sangat berpengaruh terhadap kerusakan ekosistem laut, mulai dari terumbu karang, mangrove sampai dengan biota air, baik yang bersifat lethal (mematikan) maupun sublethal (menghambat pertumbuhan, reproduksi dan proses fisiologis lainnya). Hal ini karena adanya senyawa hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi, yang memiliki komponen senyawa kompleks, seperti Benzena, Toluena, Ethilbenzena dan isomer Xylena (BTEX) Senyawa tersebut berpengaruh besar terhadap pencemaran karena bersifat mutagenic dan karsinogenik pada manusia. Senyawa ini bersifat rekalsitran, yang artinya sulit mengalami perombakan di alam, baik di air maupun didarat, sehingga hal ini akan mengalami proses biomagnetion pada ikan ataupun pada biota laut lain. Bila senyawa aromatic tersebut masuk ke dalam darah, akan diserap oleh jaringan lemak dan akan mengalami oksidasi dalam hati membentuk phenol, kemudian pada proses berikutnya terjadi reaksi konjugasi membentuk senyawa glucuride yang larut dalam air, kemudian masuk ke ginjal (Kompas, 2004)

Tujuan : a. Melakukan survei di kawasan perairan dan pantai untuk mendapatkan data dan informasi sebagai baseline kondisi biofisik kawasan.

b. Melakukan identifikasi jenis pencemaran dengan fokus pada pencemaran akibat lalu lintas kapal laut.

c. Melakukan identifikasi komposisi pencemar (polutan) untuk mengetahui keberasalannya.

d. Memetakan karakteristik pantai untuk mengetahui pengaruh pencemar terhadap biofisik pantai.

e. Membuat analisis penyebaran polutan berdasarkan dinamika perairan dan sebaran sedimen dasar laut.

Metode :

a. Pengamatan visual : survai darat atau udara merupakan tehnik pengkajian yang cepat untuk meliput kawasan yang luas. Pendekatan ini sangat berguna untuk mendokumentasikan distribusi keseluruhan habitat atau daerah yang mengalami kontak (exposure) terhadap tumpahan minyak. Pendekatan ini juga dapat dimanfaatkan untuk mengidentifikasikan kawasan yang terkena dampak dan kawasan yang dapat dijadikan referensi (bebas pengaruh minyak). Pengamatan umumnya meliputi lebar, panjang, area, dan tingkat kontaminasi tiap-tiap habitat.

b. Analisis kimia: terdapat tiga tujuan utama dalam analisis kimia yang dilakukan untuk menentukan kontak (exposure) minyak, yaitu: (a) Karakteristik fisik dan kimiawi minyak, (b) Fingerprinting, (c) Konsentrasi minyak.

c. Sampel pengganti: penggunaan membrane semi permeable atau kantung lemak (lipid bags) dapat digunakan untuk pengambilan contoh (sampling) sedimen dan kolom air dalam kurun waktu tertentu.

d. Polycyclic Aromatic Hydrocarbon (PAHs): kebanyakan dari komponen penyusun minyak, termasuk benzene and polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs), cepat mengalami metabolisme oleh organisme perairan, sehingga analisis keberadaan PAHs dalam jaringan organisme dapat dijadikan sebagai bukti adanya kontak (exposure) minyak.

Hasil : -Telah dilakukan rapat teknis persiapan survei lapangan, serta inventarisasi data dan informasi tumpahan minyak di Nongsa Batam, Kepulauan Riau

- Telah dilakukan koordinasi awal dengan Lemigas untuk penguatan metodologi GC-MS dalam analisisis data jejak (oil fingerprint) tumpahan minyak.

Satuan Kerja : Pusat Riset Kelautan

Alamat : Jl. Pasir Putih I Lantai 4, Ancol Timur, Jakarta Utara 14430 – DKI Jakarta / Telp. : (021) 64711583 pes 4304 / Fax. : (021) 64711654

Lokasi Kegiatan Prov/Kab/Ko : Nongsa, Batam, Kep. Riau

Penanggung Jawab : Hari Prihatno, M.Sc Program RENSTRA : Penelitian dan Pengembangan Iptek KP Mitra Kerjasama : Dinas KP Prov Bali

Peneliti Utama : Hari Prihatno, M.Sc Program APBN : Penelitian Pengembangan IPTEK : Dinas KP Kab. Jembrana

Anggota Peneliti : Rainer A. Troa CAPAIAN KEGIATAN Dana Pendamping :

Eko Triarso ANGGARAN REALISASI REALIS FISIK % Pengguna : Kemenkomar, DKP Prov Kepri, BLH,

Hari Prihatno RM : Rp. 250.000.000. RM : Rp. 7.759.998. Prov Kepri

PHLN: Rp. 0 RM : Rp. 0

PNBP : Rp. 0 PNBP : Rp. 0

Laporan Ringkas Hasil Penelitian PUSRISKEL_BRSDM TA-2017_ 10

KELOMPOK PENELITIAN GEODINAMIKA DAN SUMBER DAYA LAUT DALAM – TAHUN 2017

Kebijakan Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Dasar Laut Dalam Sebagai Potensi Ekonomi Kelautan Masa Depan Indonesia

Latar Belakang :

Potensi sumber daya dasar laut (seafloor resources) berkaitan erat dengan pergerakan lempeng tektonik bumi yang dinamis. Tatanan tektonika ini melewati wilayah laut dan kepulauan Indonesia, berkembang sebagai zona penunjaman (subduksi) di Kawasan Samudera Hindia Perairan Barat Sumatera dan Selatan Jawa, menerus ke utara melintasi Laut Banda, Halmahera dan perairan utara Sulawesi. Implikasi kondisi geodinamika aktif tersebut menjadikan wilayah perairan Indonesia memiliki potensi sumber daya dasar laut yang besar. Gunungapi dan aktivitas hidrotermal bawah laut merupakan sumber daya yang dapat dimanfaatkan sebagai potensi ekonomi kelautan masa depan. Riset dan eksplorasi harus terus dilakukan karena belum semua potensi tersebut dapat diidentifikasi dengan lengkap. Kerjasama internasional dan kolaborasi riset di dalam negeri harus terus dirintis dan ditingkatkan mengingat keterbatasan anggaran dan teknologi dalam melakukan riset di laut dalam. Pada kegiatan riset ini, kebijakan pemanfaatan potensi sumber daya dasar laut dalam akan disusun berdasarkan sintesis hasil pelaksanaan ekspedisi kelautan Indonesia dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pemangku kebijakan agar pemanfaatan sumber daya dasar laut dalam dapat berperanan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi kelautan kini dan di masa depan. Tujuan :

- Menginventarisasi data hasil riset dan ekspedisi sumber daya dasar laut dalam Indonesia

- Mengidentifikasi potensi sumber daya dasar laut dalam sebagai bahan masukan dan rekomendasi untuk kebijakan pemanfaatannya

Metode :

- Pengolahan ulang dan analisis data (reprocessing) dan melakukan sintesis hasil riset dasar laut dalam

Hasil :

- Telah dilakukan Rapat Koordinasi Teknis antara Pusris Kelautan dengan P3GL Balitbang KESDM dan Puslit Geotek-LIPI untuk

saling membagi data dan informasi hasil kegiatan pelayaran ilmiah laut dalam, kondisi sarana dan prasarana pendukung, serta

rencana melakukan riset sumber daya laut dalam secara kolaboratif kedepannya.

- Perwakilan Ditjen Teknis KKP (Direktorat Jasa Kelautan) turut diundang dalam rangka sinergitas untuk implementasi hasil riset,

terutama terkait survei fitur dasar laut, bangunan laut, dan air laut dalam

- Sedang dilakukan inventarisasi dan plotting data potensi sumber daya dasar laut dalam

- Reprocessing data batimetri Perairan Sangihe-Talaud untuk identifikasi aktivitas hidrotermal dan gunungapi bawah laut.

Satuan Kerja : Pusat Riset Kelautan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan & Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan

Alamat : Gedung Balitbang KP II lt 4. Komplek Bina Samudera, Jl Pasir Putih 1 Ancol Timur, Jakarta Utara

Lokasi Kegiatan Prov/Kab/Ko : Rapat Koordinasi Teknis di Jakarta; Bandung dan Cirebon Prov. Jawa Barat

Penanggung Jawab : Rainer Arief Troa, M.Si Program RENSTRA : Pengembangan Ekonomi Maritim dan Kelautan Mitra Kerjasama : P3GL Balitbang KESDM,

Peneliti Utama : Rainer Arief Troa, M.Si Program APBN : Penelitian Pengembangan IPTEK : Puslit Geoteknologi LIPI

Anggota Peneliti : Rainer A. Troa CAPAIAN KEGIATAN Dana Pendamping :

Eko Triarso ANGGARAN REALISASI REALIS FISIK % Pengguna : Ditjen PRL-KKP

Hari Prihatno RM : Rp. 135.000.000 RM : Rp. 31.200.000

Ira Dillenia, M.Hum PHLN: Rp. 0 RM : Rp. 0

PNBP : Rp. 0 PNBP : Rp. 0

Laporan Ringkas Hasil Penelitian PUSRISKEL_BRSDM TA-2017_ 11

KELOMPOK PENELITIAN GEODINAMIKA DAN SUMBER DAYA LAUT DALAM – TAHUN 2017

Kebijakan Pengaturan Ruang Laut Nasional dalam Kawasan Perbatasan NKRI di Natuna dalam Perspektif Pemanfaatan Potensi

Sumber Daya Arkeologi Maritim

Latar Belakang :

Rencana Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Penataan Ruang Laut Nasional sedang disusun KKP untuk mendukung visi Poros Maritim untuk

membangun NKRI dari pinggiran. Sejalan untuk mendukung hal ini, Pusris Kelautan BRSDMKP melakukan kegiatan riset “Kebijakan Pengaturan

Ruang Laut Nasional dalam Kawasan Perbatasan NKRI di Natuna dalam Perspektif Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Arkeologi Maritim (SDAM)”.

Dari hasil kegiatan riset diharapkan dapat dijadikan bahan masukan untuk rekomendasi kebijakan penataan ruang laut nasional terutama pada

kawasan perbatasan NKRI di Natuna yang memiliki potensi SDAM yang tinggi. Saat ini di Perairan Natuna telah diidentifikasi 10 titik situs, 6 titik di

Perairan Natuna Besar (Pulau Bunguran) dan 4 titik di Perairan Pulau Laut. Tumpang tindih aturan tentang SDAM dan BMKT dalam tataran UU dan

peraturan lain turunannya juga masih harus dibenahi, disinergikan, dan diselaraskan agar tidak saling berbenturan dalam implementasi pengelolaan

SDAM dan BMKT yang melingkupi juga perencanaan tata ruang dan pemanfaatan wilayah perairan dalam upaya pengelolaan berkelanjutan SDAM.

Tujuan :

-Mengidentifikasi luasan area potensi sumber daya arkeologi maritim (SDAM).

-Menginventarisasi data potensi SDAM dan ekosistem lingkungan perairan Natuna.

-Menyusun bahan rekomendasi kebijakan pengaturan ruang laut nasional dengan memperhatikan keberadaan potensi sumber daya arkeologi maritim

di Perairan Natuna.

Metode :

Studi literatur, konsultasi dgn pakar/narasumber, rapat koordinasi dan persiapan, survei lapangan, pengolahan & analisis data dan penyusunan

laporan draft/ manuskrip KTI

Hasil :

Pada tanggal 16 dan 24 Maret 2017 telah dilakukan rapat sinergitas lintas instansi yang dihadiri oleh Direktorat Perencanaan Ruang Laut, PRL-KKP,

Direktorat Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan PSDKP-KKP, Direktorat Cagar Budaya & Permuseuman, Ditjen Kebudayaan

KEMDIKBUD, Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Balitbang-KEMDIKBUD & Departemen Arkeologi-UI, dgn hasil :

- Dalam rapat ini KKP & Kemdikbud perlu memasukkan terminologi SDAM dlm perundang-undangan atau pada peraturan lain sbg turunannya krn

terminologi tsb memiliki cakupan yg luas & menyeluruh utk di bawah perairan ataupun di darat termasuk cagar budaya ataupun obyek yg diduga

cagar budaya.

- Lokasi Natuna perlu dialokasikan ruangnya ke dlm perencanaan tata ruang baik di wil laut & darat dlm upaya pengelolaan & perlindungan SDAM

- Diperlukan sinergitas lintas K/L& perguruan tinggi dlm hal riset, pengelolaan, pemanfaatan, & pelestarian SDAM

Satuan Kerja : Pusat Riset Kelautan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan & Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan

Alamat : Gedung Balitbang KP II lt 4. Komplek Bina Samudera, Jl Pasir Putih 1 Ancol Timur, Jakarta Utara

Lokasi Kegiatan Prov/Kab/Ko : Kabupaten Natuna, Propinsi Kepulauan Riau

Penanggung Jawab : Ira Dillenia, M.Hum Program RENSTRA : Pengembangan Ekonomi Maritim dan Kelautan Mitra Kerjasama : Puslit Arkenas-KEMDIKBUD

Peneliti Utama : Ira Dillenia, M.Hum Program APBN : Penelitian Pengembangan IPTEK :

Anggota Peneliti : Rainer A. Troa CAPAIAN KEGIATAN Dana Pendamping :

Eko Triarso ANGGARAN REALISASI REALIS FISIK % Pengguna : Ditjen PRL-KKP

Hari Prihatno RM : Rp. 135.000.000 RM : Rp. 51.500.000

PHLN: Rp. 0 RM : Rp. 0

PNBP : Rp. 0 PNBP : Rp. 0

Laporan Ringkas Hasil Penelitian PUSRISKEL_BRSDM TA-2017_ 12

Kelompok Peneliti Geodinamika Laut Dalam (GEODEEP) – TAHUN 2017

Kajian Sumber dan Dampak Pencemaran Minyak terhadap Ekosistem dan Perairan

KELOMPOK PENELITIAN GEODINAMIKA DAN SUMBER DAYA LAUT DALAM – TAHUN 2017

Kebijakan Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Dasar Laut Dalam Sebagai Potensi Ekonomi Kelautan Masa Depan Indonesia

Latar Belakang :

Potensi sumber daya dasar laut (seafloor resources) berkaitan erat dengan pergerakan lempeng tektonik bumi yang dinamis. Tatanan tektonika ini melewati wilayah laut dan kepulauan Indonesia, berkembang sebagai zona penunjaman (subduksi) di Kawasan Samudera Hindia Perairan Barat Sumatera dan Selatan Jawa, menerus ke utara melintasi Laut Banda, Halmahera dan perairan utara Sulawesi. Implikasi kondisi geodinamika aktif tersebut menjadikan wilayah perairan Indonesia memiliki potensi sumber daya dasar laut yang besar. Gunungapi dan aktivitas hidrotermal bawah laut merupakan sumber daya yang dapat dimanfaatkan sebagai potensi ekonomi kelautan masa depan. Riset dan eksplorasi harus terus dilakukan karena belum semua potensi tersebut dapat diidentifikasi dengan lengkap. Kerjasama internasional dan kolaborasi riset di dalam negeri harus terus dirintis dan ditingkatkan mengingat keterbatasan anggaran dan teknologi dalam melakukan riset di laut dalam. Pada kegiatan riset ini, kebijakan pemanfaatan potensi sumber daya dasar laut dalam akan disusun berdasarkan sintesis hasil pelaksanaan ekspedisi kelautan Indonesia dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pemangku kebijakan agar pemanfaatan sumber daya dasar laut dalam dapat berperanan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi kelautan kini dan di masa depan. Tujuan :

- Menginventarisasi data hasil riset dan ekspedisi sumber daya dasar laut dalam Indonesia

- Mengidentifikasi potensi sumber daya dasar laut dalam sebagai bahan masukan dan rekomendasi untuk kebijakan pemanfaatannya

Metode :

- Pengolahan ulang dan analisis data (reprocessing) dan melakukan sintesis hasil riset dasar laut dalam

Hasil :

- Telah dilakukan Rapat Koordinasi Teknis antara Pusris Kelautan dengan P3GL Balitbang KESDM dan Puslit Geotek-LIPI untuk saling

membagi data dan informasi hasil kegiatan pelayaran ilmiah laut dalam, kondisi sarana dan prasarana pendukung, serta rencana

melakukan riset sumber daya laut dalam secara kolaboratif kedepannya.

- Perwakilan Ditjen Teknis KKP (Direktorat Jasa Kelautan) turut diundang dalam rangka sinergitas untuk implementasi hasil riset,

terutama terkait survei fitur dasar laut, bangunan laut, dan air laut dalam

- Sedang dilakukan inventarisasi dan plotting data potensi sumber daya dasar laut dalam

- Reprocessing data batimetri Perairan Sangihe-Talaud untuk identifikasi aktivitas hidrotermal dan gunungapi bawah laut.

Satuan Kerja : Pusat Riset Kelautan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan & Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan

Alamat : Gedung Balitbang KP II lt 4. Komplek Bina Samudera, Jl Pasir Putih 1 Ancol Timur, Jakarta Utara

Lokasi Kegiatan Prov/Kab/Ko : Rapat Koordinasi Teknis di Jakarta; Bandung dan Cirebon Prov. Jawa Barat

Penanggung Jawab : Rainer Arief Troa, M.Si Program RENSTRA : Pengembangan Ekonomi Maritim dan Kelautan Mitra Kerjasama : P3GL Balitbang KESDM,

Peneliti Utama : Rainer A. Troa, M.Si Program APBN : Penelitian Pengembangan IPTEK : Puslit Geoteknologi LIPI

Anggota Peneliti : Eko Triarso CAPAIAN KEGIATAN Dana Pendamping :

Hari Prihatno M.Sc ANGGARAN REALISASI REALIS FISIK % Pengguna : Ditjen PRL-KKP

Ira Dillenia, M.Hum RM : Rp. 135.000.000 RM : Rp. 31.200.000

PHLN: Rp. 0 RM : Rp. 0

PNBP : Rp. 0 PNBP : Rp. 0

Laporan Ringkas Hasil Penelitian PUSRISKEL_BRSDM TA-2017_ 13

KELOMPOK PENELITIAN GEODINAMIKA DAN SUMBER DAYA LAUT DALAM – TAHUN 2017

Kebijakan Pengaturan Ruang Laut Nasional dalam Kawasan Perbatasan NKRI di Natuna dalam Perspektif Pemanfaatan Potensi

Sumber Daya Arkeologi Maritim

Latar Belakang :

Rencana Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Penataan Ruang Laut Nasional sedang disusun KKP untuk mendukung visi Poros Maritim untuk

membangun NKRI dari pinggiran. Sejalan untuk mendukung hal ini, Pusris Kelautan BRSDMKP melakukan kegiatan riset “Kebijakan Pengaturan

Ruang Laut Nasional dalam Kawasan Perbatasan NKRI di Natuna dalam Perspektif Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Arkeologi Maritim (SDAM)”.

Dari hasil kegiatan riset diharapkan dapat dijadikan bahan masukan untuk rekomendasi kebijakan penataan ruang laut nasional terutama pada

kawasan perbatasan NKRI di Natuna yang memiliki potensi SDAM yang tinggi. Saat ini di Perairan Natuna telah diidentifikasi 10 titik situs, 6 titik di

Perairan Natuna Besar (Pulau Bunguran) dan 4 titik di Perairan Pulau Laut. Tumpang tindih aturan tentang SDAM dan BMKT dalam tataran UU dan

peraturan lain turunannya juga masih harus dibenahi, disinergikan, dan diselaraskan agar tidak saling berbenturan dalam implementasi pengelolaan

SDAM dan BMKT yang melingkupi juga perencanaan tata ruang dan pemanfaatan wilayah perairan dalam upaya pengelolaan berkelanjutan SDAM.

Tujuan :

-Mengidentifikasi luasan area potensi sumber daya arkeologi maritim (SDAM).

-Menginventarisasi data potensi SDAM dan ekosistem lingkungan perairan Natuna.

-Menyusun bahan rekomendasi kebijakan pengaturan ruang laut nasional dengan memperhatikan keberadaan potensi sumber daya arkeologi maritim

di Perairan Natuna.

Metode :

Studi literatur, konsultasi dgn pakar/narasumber, rapat koordinasi dan persiapan, survei lapangan, pengolahan & analisis data dan penyusunan

laporan draft/ manuskrip KTI

Hasil :

Pada tanggal 16 dan 24 Maret 2017 telah dilakukan rapat sinergitas lintas instansi yang dihadiri oleh Direktorat Perencanaan Ruang Laut, PRL-KKP,

Direktorat Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan PSDKP-KKP, Direktorat Cagar Budaya & Permuseuman, Ditjen Kebudayaan

KEMDIKBUD, Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Balitbang-KEMDIKBUD & Departemen Arkeologi-UI, dgn hasil :

- Dalam rapat ini KKP & Kemdikbud perlu memasukkan terminologi SDAM dlm perundang-undangan atau pada peraturan lain sbg turunannya krn

terminologi tsb memiliki cakupan yg luas & menyeluruh utk di bawah perairan ataupun di darat termasuk cagar budaya ataupun obyek yg diduga

cagar budaya.

- Lokasi Natuna perlu dialokasikan ruangnya ke dlm perencanaan tata ruang baik di wil laut & darat dlm upaya pengelolaan & perlindungan SDAM

- Diperlukan sinergitas lintas K/L& perguruan tinggi dlm hal riset, pengelolaan, pemanfaatan, & pelestarian SDAM.

Satuan Kerja : Pusat Riset Kelautan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan & Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan

Alamat : Gedung Balitbang KP II lt 4. Komplek Bina Samudera, Jl Pasir Putih 1 Ancol Timur, Jakarta Utara

Lokasi Kegiatan Prov/Kab/Ko : Kabupaten Natuna, Propinsi Kepulauan Riau

Penanggung Jawab : Ira Dillenia, M.Hum Program RENSTRA : Pemanfaatan BMKT/SDAM Mitra Kerjasama : Puslit Arkenas-KEMDIKBUD

Peneliti Utama : Ira Dillenia, M.Hum Program APBN : Penelitian Pengembangan IPTEK :

Anggota Peneliti : Rainer A. Troa, Hari Prihatno CAPAIAN KEGIATAN Dana Pendamping :

Hari Prihatno M.Sc ANGGARAN REALISASI REALIS FISIK % Pengguna : Ditjen PRL

Ira Dillenia, M.Hum RM : Rp. 135.000.000 RM : Rp. 51.500.000

Eko Triarso PHLN: Rp. 0 RM : Rp. 0

PNBP : Rp. 0 PNBP : Rp. 0

Laporan Ringkas Hasil Penelitian PUSRISKEL_BRSDM TA-2017_ 14

KEBIJAKAN PERUBAHAN IKLIM – TAHUN 2017 1. WPP yang Terpetakan Karakteristik dan Dinamika Laut a. Riset Karakteristik dan Dinamika Laut pada Lokasi WPP

(i) Kajian Arlindo dan Indeks Kesehatan Laut Indonesia

Latar Belakang :

Program kerjasama ini dimulai dengan program Arlindo di tahun 1996-1998 yang kemudian dilanjutkan dengan program

INSTANT di tahun 2003-2006 dan NOAA OCO pada bulan Desember 2006, dan kegiatan terakhir adalah buoy recovery pada bulan

Agustus 2011. Program NOAA OCO adalah hasil kerjasama antara LDEO-Columbia University dan Badan Litbang KP-KKP.NOAA-USA

membiayai kegiatan deployment dan recovery ITF Makassar mooring sebagai bagian dari usaha internasional dalam pengamatan dan

penyelidikan ITF.

Penempatan buoy ini merupakan bagian dari pemantauan Global Ocean Observing System (GOOS) sekaligus mendukung

program Indonesian GOOS (InaGOOS). Posisi buoy kali ini adalah di posisi L 0256’219”S – L 11828’675”E, dimana dalam kondisi

normal buoy bekerja selama 1 hingga 1,5 tahun sehingga perlu dilakukan pemeliharaan secara rutin tiap tahun.

Tujuan :

Melakukan kajian peran Arus Lintas Indonesia (ARLINDO) terhadap perubahan iklim dan kaitannya dengan Indeks Kesehatan Laut

Indonesia

Metode :

1. Persiapan pelaksanaan : Koordinasi dengan lembaga terkait (P2O LIPI, universitas, LDEO USA), persiapan dokumen kegiatan

(PKS, kontrak sewa kapal dll)

2. Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan melakukan pengukuran di lapangan dengan menggunakan kapal survey.

Menempatkan mooring buoy dan melakukan pengukuran dengan menggunakan instrumen oseanografi.

3. Waktu pelaksanaan kegiatan lapangan: Agustus 2017

4. Analisa Data dilakukan selama bulan September – November 2017

Hasil :

Sejauh ini telah dilakukan pertemuan dan diskusi internal Keltibang Kebijakan Perubahan Iklim, konsultasi dan koordinasi dengan Pusat

Penelitian Oseanografi LIPI mengenai rencana Pelayaran dengan wahana KR. Baruna Jaya VIII, dan rapat koordinasi terkait substansi

dan penelitian. Selanjutnya akan dilakukan pengurusan administrasi dan pengiriman instrumen penelitian.

Satuan Kerja : Pusat Riset Kelautan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan & Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan

Alamat : Gedung Balitbang KP II lt 4. Komplek Bina Samudera, Jl Pasir Putih 1 Ancol Timur, Jakarta Utara

Lokasi Kegiatan Prov/Kab/Ko : Kabupaten Natuna, Propinsi Kepulauan Riau

Penanggung Jawab : Dr. Anastasia RTD K Program RENSTRA : Pemanfaatan BMKT/SDAM Mitra Kerjasama : P2O-LIPI

Peneliti Utama : La Ode Nurman M, M.Si. Program APBN : Penelitian Pengembangan IPTEK :

Anggota Peneliti : Dr. Widodo S. Pranowo CAPAIAN KEGIATAN Dana Pendamping :

Dr. Aulia Riza Farhan ANGGARAN REALISASI REALIS FISIK % Pengguna : Ditjen PRL

R. Bambang A N, MAppSc RM : Rp. 1.550.000.000,- RM : Rp. 13.430.000,-

Dr. Agus Setiawan PHLN: Rp. 0 RM : Rp. 0

Laporan Ringkas Hasil Penelitian PUSRISKEL_BRSDM TA-2017_ 15

BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT – TAHUN 2017 Sistem Informasi Spasial Untuk Daerah Penangkapan Ikan Dan Perubahan Lingkungan Pada Ekosistem Pesisir

Modis Model Resample Modis + Model Filtered

Latar Belakang :

Selat Bali merupakan daerah perairan yang berada diantara Pulau Bali dan Pulau Jawa. Secara administratif, Selat Bali terletak di Kab. Banyuwangi

(Prop. Bali), Kabupaten Jembrana, Kabupaten Tabanan, dan Kabupaten Badung. Selat Bali merupakan daerah yang memiliki potensi perikanan yang

sangat besar, seperti potensi perikanan lemuru, perairan pesisir Selat Bali merupakan daerah pantai dengan pemanfaatan di bidang pariwisata,

beberapa daerah Pariwisata terkenal di Bali berada di Selat Bali seperti, Pantai Kuta, Pantai Seminyak, Pantai legian, Pantai Medewi, Tanah Lot dan

lain-lainnya. Pengelolaan potensi perikanan maupun pariwisata juga haruslah menunjang berbagai ekosistem pendukungnya, seperti mangrove,

terumbu karang, padang lamun, maupun ekosistem pesisir dan laut lainnya. Ekosistem pesisir (mangrove, lamun dan terumbu karang) sangat vital

dalam mendukung kehidupan manusia secara ekologi, sosial dan ekonomi. Namun saat ini perubahan pada ekosistem pesisir telah banyak terjadi

karena kegiatan manusia. Metode identifikasi dan pengelolaan sumberdaya akan lebih efektif apabila didekati dengan Sistem informasi spasial yang

akan menggambarkan secara integral daerah kajian. Dengan sistem ini akan dikembangkan lebih lanjut terkait peta prakiraan daerah penangkapan

ikan (PPDPI) serta peta potensi sumberdaya lainnya di wilayah Selat Bali.

Tujuan : Menyediakan data dan informasi karakteristik oseanografi dari hasil pemodelan dan observasi lapangan.

Target /Output: Data dan Informasi Riset Kelautan

Metode :

Metode yang digunakan adalah analisis statistik, pemodelan numerik dan spasial.

Hasil :

Hasil pelaksaan kegiatan penelitian selama 3 Bulan (triwulan) antara lain :

1. Data input komputasi numerik (data batimetri, data suhu permukaan laut dan data arus).

2. Data satelit suhu permukaan laut, klorofil-a, dan data satelit optis resolusi tinggi;

3. Peta kawasan konservasi;

4. Data hasil survey ( hidro akustik, suhu permukaan laut, konsentrasi klorofil, salinitas, DO, nutrien, data observsi bireeftek, data coring sedimen, dan

data sebaran mikroplastik;

Satuan Kerja : Balai Penelitian dan Observasi Laut.

Alamat : Jl. Baru Perancak, Jembrana, Bali 82251, Telp. 0365-44266, Fax : 0365-44278, Website: www.bpol.litbang.kkp.go.id

Lokasi Kegiatan Prov/Kab/Ko : Perairan Selat Bali dan Pesisir, Bali

Penanggung Jawab : Bambang Sukresno, M.Si Program RENSTRA : Penelitian dan Pengembangan Iptek KP Mitra Kerjasama : Dinas KP Prov Bali

Peneliti Utama : Dr. Dessy Berlianty, M.Si Program APBN : Penelitian Pengembangan IPTEK : Dinas KP Kab. Jembrana

Anggota Peneliti : Dr. Denny Wijaya K, M.Si CAPAIAN KEGIATAN Dana Pendamping :

Dr. Elvan Ampouw, M.Sc Adi Wijaya, M.Si ANGGARAN REALISASI REALIS FISIK % Pengguna : Stakeholder Bidang Kelautan

Komang Iwan Suniada, M.Si Eko Susilo, S.Pi RM : Rp. 924.774.000,- RM : Rp. 227.743.733,-

Dr. Agung Yunanti, M.Si Dinarika Jatisworo, M.Si PHLN: Rp. 0 RM : Rp. 0

Teguh Agustiadi, S.Kel Wingking Wera, M.Si PNBP : Rp. 0 PNBP : Rp. 0

Nuryani Widagti, M.Si Amandangi Hastuti, S.Pi

Rizky Hanintyo, S.Si Novia Arinda, S.Si

Laporan Ringkas Hasil Penelitian PUSRISKEL_BRSDM TA-2017_ 16

BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT –TAHUN 2017 Sistem Informasi Spasial Untuk Daerah Penangkapan Ikan Dan Perubahan Lingkungan Pada Ekosistem Pesisir

Latar Belakang : Selat Bali merupakan daerah perairan yang berada diantara Pulau Bali dan Pulau Jawa. Secara administratif, Selat Bali terletak di Kabupaten Banyuwangi (Prop. Bali), Kabupaten Jembrana, Kabupaten Tabanan, dan Kabupaten Badung. Selat Bali merupakan daerah yang memiliki potensi perikanan yang sangat besar, seperti potensi perikanan lemuru. Disamping potensi perikanan, perairan pesisir Selat Bali merupakan daerah pantai dengan pemanfaatan di bidang pariwisata, tak kurang beberapa daerah Pariwisata terkenal di Bali berada di Selat Bali seperti, Pantai Kuta, Pantai Seminyak, Pantai legian, pantai medewi, tanah lot dan lain-lainnya. Baik pengelolaan potensi perikanan maupun pariwisata juga haruslah di dekati melalui berbagai ekosistem pendukungnya, seperti mangrove, terumbu karang, padang lamun, maupun ekosistem pesisir dan laut lainnya. Ekosistem pesisir (mangrove, lamun dan terumbu karang) sangat vital dalam mendukung kehidupan manusia secara ekologi, sosial dan ekonomi. Namun saat ini perubahan pada ekosistem pesisir telah banyak terjadi karena kegiatan manusia, seperti polusi atau pencemaran, konversi lahan dan eksploitasi sumberdaya yang berlebihan. Selain itu dampak yang merusak dari perubahan iklim global seperti kenaikan muka laut, pengasaman laut serta banjir turut memberikan kontribusi nyata terhadap degradasi ekosistem tersebut. Metode identifikasi dan pengelolaan sumberdaya akan lebih efektif apabila didekati dengan Sistem informasi spasial yang akan menggambarkan secara integral daerah kajian. Dengan sistem ini akan dikembangkan lebih lanjut terkait peta prakiraan daerah penangkapan ikan (PPDPI) serta peta potensi sumberdaya lainnya di wilayah Selat Bali. Tujuan : Menyediakan data dan informasi karakteristik oseanografi dari hasil pemodelan dan observasi lapangan. Target /Output: Data dan Informasi Riset Kelautan Metode : Metode yang digunakan adalah analisis statistik, pemodelan numerik dan spasial Hasil : 1. Data input komputasi numerik (data batimetri, data suhu permukaan laut dan data arus ) 2. Data satelit suhu permukaan laut, klorofil-a, dan data satelit optis resolusi tinggi.

- Integrasi data satelit dengan data model SST dan klorofil-a - Pengolahan data satelit SST dan klorofil-a - Melanjutkan pemrosesan numerical model skala regional.

3. Peta kawasan konservasi 4. Data hasil survey ( hidro akustik, suhu permukaan laut, konsentrasi klorofil, salinitas, DO, nutrien, data observsi bireeftek, data coring

sedimen, dan data sebaran mikroplastik. 5. Mereview metode pembuatan PPDPI 6. Melakukan analisis pengembangan metode pembuatan PPDPI 7. Melakukan identifikasi dan rekapitulasi produk unggulan hasil penelitian BROL. Kendala/ dan Pemecahan Permasalahan : Cut off anggaran pada bulan April yang belum selesai hingga bulan Juni menyebabkan Survey leg 2 pada bulan Mei gagal dilaksanakan dan rencana survey pada bulan Agustus dimungkinkan ditunda atau dimundurkan Jadwalnya.

Satuan Kerja : Balai Penelitian dan Observasi Laut.

Alamat : Jl. Baru Perancak, Jembrana, Bali 82251, Telp. 0365-44266, Fax : 0365-44278, Website: www.bpol.litbang.kkp.go.id

Lokasi Kegiatan Prov/Kab/Ko : Perairan Selat Bali dan Pesisir, Bali

Penanggung Jawab : Dr.Bambang Sukresno, M.Si Program RENSTRA : Penelitian dan Pengembangan Iptek KP Mitra Kerjasama : Dinas KP Prov Bali Dinas KP Kab

Peneliti Utama : Dr. Dessy Berlianty, M.S Program APBN : Penelitian dan Pengembangan Iptek SD Laut & Pesisir. : Jembrana

Anggota Peneliti : Dr. Denny W Kusuma, M.Si CAPAIAN KEGIATAN Dana Pendamping : Dr.Elvan A,M.Sc; Komang IS, M.Si; Novia A, S.Si ANGGARAN REALISASI REALIS FISIK % Pengguna : Stakeholder Bidang Kelautan dan perikanan Adi Wijaya, M.Si; Eko Susilo, S.Pi Teguh A, S.Kel; Rizky H, S.Si RM : Rp. 924.774.000,- RM : Rp. 235.943.733,-

Dinarika J, M.Si Amandangi H, S.Pi Nuryani W, M.Si PHLN: Rp. 0 RM : Rp. 0 Wingking W, M.Si PNBP : Rp. 0 PNBP : Rp. 0

Laporan Ringkas Hasil Penelitian PUSRISKEL_BRSDM TA-2017_ 17

KELOMPOK PENELITIAN – TAHUN 2017 PEREKAYASAAN TEKNOLOGI PENGAWASAN WILAYAH KONSERVASI LAUT

Foto Kegiatan

Pendahuluan :

Musibah kehilangan nelayan saat melaut di Kabupaten Wakatobi kerap terjadi sepanjang tahun 2016. Sebagian besar kejadian ini menimpa

para nelayan pencari tuna yang melakukan pelayaran diatas 10 Nautical Mile (NM) dari pantai dengan sarana melaut berupa perahu kayu

bermotor dibawah 20 PK. Proses pencarian dan evakuasi para korban mengalami kendala akibat kurangnya informasi serta lokasi terjadinya

musibah. Karena itu dibutuhkan sebuah bentuk rekayasa teknologi untuk memenuhi kebutuhan nelayan tuna agar keselamatan jiwa mereka

dalam bekerja meningkat. Sebagai bentuk dukungan bagi keselamatan nelayan tradisional di Wakatobi serta memaksimalkan fungsi Perangkat

AIS Base Station di LPTK, pada tahun 2017 akan dikembangkan sebuah Perangkat Mini AIS Transmitter yang kompak, murah, dan mudah

dioperasikan. Alat tersebut kedepannya diharapkan bisa di distribusikan ke Nelayan Tradisional yang beraktivitas di kawasan konservasi Taman

Nasional Wakatobi.

Tujuan :

Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan kegiatan perekayasaan AIS Transmitter yang berbiaya rendah, praktis dalam penggunaannya dengan sifat mudah

dioperasikan, mudah dalam penempatannya, berbentuk mini sehingga mudah dimanfaatkan. Metodologi yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah

dengan pendekatan perekayasaan yang meliputi desain konseptual, desain awal, desain rinci, perakitan, uji coba laboratorium dan uji coba lapangan.

Paramater yang diharapkan adalah dimensi, berat, dan kinerja yang meliputi jangkauan dan daya tahan perangkat.

Hasil : Telah dilakukan perekayasaan perangkat untuk memonitor dan menerima informasi dari nelayan berupa AIS Transmitter bertipe AIS Class B dengan

bahan; AIS Class B Development Boards, VHF Antenna, GPS Receiver, Physical Distress and Custom Purpose Location Tagging Functionallity, Battery Pack,

Device status indicator, Controller, Input/Output Devices dan dilengkapi dengan IP55Case with Mounting Bracket. Pengujian di laboratorium menghasilkan

data bahwa perangkat ini bekerja pada frekuensi 161.975 MHz dan 162.025 MHz (penerimaan dual channel) dan daya pancar 2 watt. Karena menggunakan

batterai 9 volt, perangkat ini dapat bekerja sekurang-kurangnya 24 jam untuk pemakaian wajar. Uji coba lapangan yang dilakukan di Kawasan Taman Nasional

Laut Wakatobi memperoleh data perangkat ini mampu diterima dengan baik oleh AIS Base station di Ruang Pusat Kontrol Radar Pantai LPTK dan perangkat

AIS monitor kapal dari jarak uji sejauh 10 NM (18, 52 km). Dua macam bentuk pesan berupa pesan bahaya/darurat dan tag lokasi penangkapan ikan bisa

terkirim dan terbaca dengan baik pada jarak tersebut. Prototipe perangkat ini masih harus dikembangkan lebih lanjut untuk meningkatkan daya pancar,

ketahanan baterai, serta bentuk dan kemudahan pemasangan untuk kapal yang lebih kecil.

Saatuan Kerja : Loka Penelitian Teknologi Kelautan Alamat : Ir. Soekarno No. 3 Desa Patuno Kecamatan Wangi-Wangi Lokasi Penelitiam : Kabupaten Wakatobi Prov : Kab/Ko : Sulawesi Tenggara : Wakatobi Penanggung Jawab : Arief Rahman Program RENSTRA : Riset Kelautan dan Perikanan Mitra Kerjasama : PT. Solusi247

Peneliti Utama : Program APBN : Penelitian Pengembangan IPTEK KP Dana Pendamping : Anggota Peneliti : Arief Rahman CAPAIAN KEGIATAN Dana Pendamping :

Ma’mur Muh. Agus ANGGARAN REALISASI REALIS FISIK % Pengguna :

6. Susilo Wisnugroho Salasi Wasis S RM : 209,238,000,- RM : Rp. 71,856,000.-

Ari Kuncoro PHLN: Rp. 0 RM : Rp. 0

PNBP : Rp. 0 PNBP : Rp. 0

Laporan Ringkas Hasil Penelitian PUSRISKEL_BRSDM TA-2017_ 18

KEGIATAN LITBANG – TAHUN 2017 PEREKAYASAAN TEKNOLOGI RESTORASI SUMBER DAYA LAUT

Foto Kegiatan

Pendahuluan :

Sumber daya laut yang menjadi obyek restorasi pada perekayasaan ini adalah bambu laut (Issis hippuris). Salah satu alasan

dilakukan restorasi adalah karena tingginya permintaan pasar dan mudahnya didapatkan bambu laut mengakibatkan sumber

daya tersebut banyak diburu dan diperdagangkan oleh masyarakat. Bahkan pada beberapa tempat, tingkat pemanfaatannya

sudah berlebihan dan membahayakan ekosistem, khususnya terumbu karang. Disebut merusak karena metode

pengambilannya dilakukan dengan mencungkil substrat sehingga merusak terumbu karang di bawahnya. Salah satu teknik

kegiatan yang dikembangkan adalah pemeliharaan bambu laut (Issis hippuris) pada media alam (in-situ) dan media terkontrol

(ex-situ) yang masih bersifat uji coba untuk mendapatkan prototype yang tepat.

Tujuan : (Metodologi /Metoda :

Tujuan kegiatan restorasi sumber daya laut, adalah: 1. Melakukan kegiatan perekayasaan restorasi bambu laut secara in-situ melalui rekayasa media tanam yang tahan arus dan gelombang pada berbagai variasi kedalaman 2. Melakukan kegiatan perekayasaan restorasi bambu laut secara ex-situ dilakukan melalui rekayasa aquarial yang dikontrol berdasarkan variabel pencahayaan, suhu, kadar oksigen dan arus.

Hasil :

1. Pemasangan bibit restorasi in-situ dan ex-situ dilakukan pada tanggal 8 November 2017 dan 13 November 2017; 2. Substrat (beton) restorasi in-situ ditempatkan pada beberapa variasi kedalaman, yakni 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 m; 3. Perakitan substrat in-situ dilakukan dengan teknik kancing dan ikatan menggunakan kabel ties ukuran 50 cm x 5 cm; 4. Pertumbuhan bibit bambu laut restorasi in-situ secara umum s.d. tanggal 4 Desember 2017 (waktu tanam 2 minggu)

normal; 5. Media pemeliharaan (ex-situ) terdiri dari 4 unit wadah (box plastik) yang masing-masing terdiri dari media tumbuh bambu

laut (rak dan media yang diikat dengan tali ties), dan pasir yang menutupi media tumbuh (± 10 cm). Untuk oksigen diberikan selang aerasi yang kecepatannya telah diatur. Saluran pemasukan dan pengeluaran air terdapat pada masing-masing media;

6. Perlakuan awal (ex-situ), bibit bambu laut (4 box) hanya bertahan 3 hari, sebanyak 72 bibit. Kematian bibit diduga berasal dari perlakuan stok air yang terkontaminasi air hujan, aerasi yang lambat, dan perlakuan bibit yang belum maksimal;

7. Perlakuan eksisting (ex-situ), dengan menggunakan 2 box (total 36 bibit), box 1 dinaikan volume pasokan O2 (membuka penuh penutup aliran udara dari blower), box 2 (volume aliran udara dalam kondisi terikat). Kondisi bibit pada Box 1 masih dalam keadaan tumbuh normal, sedangkan bibit pada Box 2 sebanyak 2 bibit mengalami kematian (usia tanam 5 hari).

Saatuan Kerja : LPTKL BRSDM KP Alamat : Jl. Ir. Soekarno No.3, Desa Patuno, Kec. Wangi-Wangi, Kab.

Lokasi Penelitiam : Akhmatul Ferlin Prov : Kab/Ko : Wakatobi – Sulawesi Tenggara 93791

Penanggung Jawab : Sunarwan A Program RENSTRA : Riset Kelautan dan Perikanan Mitra Kerjasama :

Peneliti Utama : Program APBN : Penelitian Pengembangan IPTEK Dana Pendamping : Anggota Peneliti : Andi Besse Amir CAPAIAN KEGIATAN Dana Pendamping :

Ari Kuncoro Ma’muri ANGGARAN REALISASI REALIS FISIK % Pengguna :

Adiguna Rahmat Susilo W RM : 209,238,000,-,- RM : Rp.

Nanda R.P PHLN: Rp. 0 RM : Rp. 0

PNBP : Rp. 0 PNBP : Rp. 0

Laporan Ringkas Hasil Penelitian PUSRISKEL_BRSDM TA-2017_ 19

KELOMPOK PENELITIAN GEODINAMIKA DAN SUMBER DAYA LAUT DALAM - TAHUN 2017 Kebijakan Pengaturan Ruang Laut Nasional dalam Kawasan Perbatasan NKRI di Natuna dalam Perspektif

Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Arkeologi Maritim

Foto Kegiatan

Pendahuluan :

RPP tentang Penataan Ruang Laut Nasional sedang disusun untuk mendukung program nasional Poros Maritim. Pada tahun 2016 yang lalu, Direktorat Perencanaan Ruang Laut Ditjen PRL-KKP telah menyelenggarakan rapat koordinasi yang diselenggarakan di Kampus UI Depok tentang rencana tata ruang laut dgn mempertimbangkan adanya potensi situs cagar budaya bawah air atau sumber daya arkeologi maritim. Sbg mitra kerja KKP pada saat itu adalah Departemen Arkeologi Universitas Indonesia. Tahun 2017, Pusris Kelautan BRSDMKP telah melaksanakan kegiatan “ Riset Kebijakan Pengaturan Ruang Laut Nasional dlm Kawasan Perbatasan NKRI di Natuna dlm Perspektif Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Arkeologi Maritim (SDAM). Dari hasil kegiatan riset tersebut diharapkan dapat dijadikan masukan bahan rekomendasi kebijakan penataan ruang laut nasional, terutama pada kawasan Perairan Natuna yang memiliki potensi SDAM yang tinggi. Saat ini di Perairan Natuna telah teridentifikasi 10 titik situs, 6 titik di Perairan Natuna Besar (Pulau Bunguran) dan 4 titik di Perairan Pulau Laut. Tumpang tindih aturan tentang SDAM & BMKT dlm tataran UU dan peraturan lain turunannya masih harus dibenahi, disinergikan, & diselaraskan agar tidak saling berbenturan dalam pengelolaannya, dan lokasi SDAM perlu dialokasikan ruangnya ke dalam perencanaan tata ruang baik di wilayah laut dan darat dlm upaya pengelolaam dan perlindungan SDAM

Tujuan : Metodologi /Metoda :

Mengidentifikasi luas situs dan potensi sumber daya laut lainnya di sekitar situs

Mengidentifikasi kebijakan tata ruang laut yang terkait pengelolaan situs dan lingkungannya di Perairan Natuna

Menyusun bahan rekomendasi kebijakan perairan ruang laut nasional untuk potensi situs arkeologi maritim di Perairan Natuna.

Metode Penelitian

Studi literature, konsultasi dgn pakar/narasumber, koordinasi dan persiapan, survei lapangan, pengolahan & analisis data dan penyusunan laporan draft/

manuskrip KTI

Hasil :

1. Teridentifikasinya jumlah dan luasan situs yang akan di lakukan pengelolaan secara in situ atau pun ekskavasi

2. Telah melakukan Penyusunan Rekomendasi Kawasan Konservasi Nasional untuk perlindungan Situs Arkeologi Maritim di

3 Kawasan Perairan Natuna ( Perairan Pulau Bunguran Besar, Pulau Laut dan Pulau Serasan) dan telah diinisiasi oleh

Direktorat Konservasi & Keaneka KKHL melalui penetapan Kawasan Konservasi Perairan Taman Nasional Perairan

Natuna (RPZ TNP Natuna 2017)

3. Penyusunan rekomendasi untuk pengelolaan situs Karang Semapi di Perairan Kelarik Dalam, Natuna sebagai bahan

kebijakan untuk Direktorat Jasa Kelautan (PRL)

Saatuan Kerja : Pusat Riset Kelautan Alamat : Jl. Pasir Putih II Ancol Timur

Lokasi Penelitiam : Perairan Natuna Prov : Kab/Ko : DKI Jakarta

Penanggung Jawab : Ira Dillenia Program RENSTRA : Riset Kelautan dan Perikanan Mitra Kerjasama :

Peneliti Utama : Ira Dillenia Program APBN : Penelitian Pengembangan IPTEK Dana Pendamping : Direktorat PRL dan Anggota Peneliti : Rainer, Ira & Eko CAPAIAN KEGIATAN : Pemda Natuna

ANGGARAN REALISASI REALIS FISIK % Dana Pendamping :

RM : ,- RM : Rp. Pengguna :

PHLN: Rp. 0 RM : Rp. 0

PNBP : Rp. 0 PNBP : Rp. 0

Laporan Ringkas Hasil Penelitian PUSRISKEL_BRSDM TA-2017_ 20

KEGIATAN LITBANG – TAHUN 2017 PEREKAYASAAN TEKNOLOGI RESTORASI SUMBER DAYA LAUT

Foto Kegiatan

Pendahuluan :

Wilayah pesisir selain mempunyai potensi sumberdaya yang tinggi sekaligus juga rawan terhadap bencana. Jika terjadi suatu bencana di

wilayah pesisir maka kemungkinan terburuk akan terjadi, yaitu seperti korban jiwa, dan kerusakan aset penting yang berdampak pada

turunnya perekonomian di wilayah tersebut. Berdasarkan hal itu, maka diperlukan mitigasi bencana di wilayah pesisir untuk mengurangi

dampak akibat bencana yang mungkin terjadi dengan cara membuat peta resiko dan membuat peraturan yang juga mempertimbangkan

kebencanaan di wilayah pesisir. Peta resiko dapat dibuat jika kajian mengenai hazard dan kerentanan sudah dilakukan. Permasalahan yang

terjadi saat ini di Indonesia belum ada pedoman yang baku untuk menentukan kerentanan di wilayah pesisir. Beberapa instansi telah

mengeluarkan peta kerentanan dan resiko bencana di wilayah pesisir namun dasar penentuan peta tersebut masih belum jelas dan

berbeda antara instansi tersebut. Sehingga diperlukan kajian untuk membuat pedoman dalam menentukan kerentanan di suatu wilayah

pesisir terhadap ancaman bencana di wilayah pesisir sehingga dapat digunakan sebagai bahan kebijakan untuk mitigasi bencana di wilayah

pesisir dengan cara mengkaji metode-metode penentuan kerentanan wilayah pesisir dari instansi atau perguruan tinggi yang telah

melakukannya.

Tujuan ::

- Mengkaji metode penetuan kerentanan di wilayah pesisir yang sudah ada.

- Membuat pedoman dalam penentuan di kerentanan wilayah pesisir berdasarkan kajian yang sudah dilakukan

Metode :

- Studi literatur, pengumpulan data sekunder, dan Konsultasi Narasumber

- Wawancara dan Pengolahan data

- Konsultasi publik

- Analisis, Penyusunan laporan dan KTI

Hasil :

- Studi kerentanan pesisir diperlukan dalam rangka upaya mitigasi bencana di wilayah pesisir.

- Metode kerentanan dapat dibagi menjadi dua, yaitu : Kerentanan Ekologi /Fisik, dan Kerentanan Sosial Ekonomi.

- Draft buku yang dibuat dengan judul “Kerentanan Pesisir, Laut, Pulau-pulau Kecil di Indonesia. Konsep, metodologi dan studi kasus”

Berisi tentang kumpulan metodologi dan studi kasus mengenai kerentanan peisir yang diambil dari paper ilmiah terbaru tentang

kerentanan ekologi dan kerentanan ekonomi. Desa Susukan dan Desa Lontar termasuk Desa di Kabupaten Serang yang rentan

terhadap bencana karena wilayah pesisirnya mengalami erosi, kekeruhan, pencemaran limbah industri, dan penambangan pasir laut.

Namun tindakan pencegahan khususnya erosi pantai sudah dilakukan dengan membuat break water, menanam mangrove, dan

membuat Alat Peredam Ombak (APO) dengan rangkaian bambu.

Saatuan Kerja : Pusat Riset Kelautan Alamat : Jl. Pasir Putih I Lantai 4, Ancol Timur, Jakarta Utara 14430 – DKI Jakarta

Lokasi Penelitiam : Jakarta, Kabupaten Serang Provinsi Banten Prov : Kab/Ko :

Penanggung Jawab : Joko Prihantono, M.Si Program RENSTRA : Riset Kelautan dan Perikanan Mitra Kerjasama : Pemda Kab. Serang –

Peneliti Utama : Joko Prihantono, M.Si Program APBN : Penelitian Pengembangan IPTEK Dana Pendamping : Anggota Peneliti : Dino Gunawan, MT. CAPAIAN KEGIATAN Dana Pendamping :

Syahrial N Amri, M.Si ANGGARAN REALISASI REALIS FISIK % Pengguna : KKP, BNPB, BPBD, Pemda

RM : . 119.312.000,-,- RM : Rp. 118.912.000,- 100 %

PHLN: Rp. 0 RM : Rp. 0

PNBP : Rp. 0 PNBP : Rp. 0

Laporan Ringkas Hasil Penelitian PUSRISKEL_BRSDM TA-2017_ 21

KELOMPOK PENELITIAN – TAHUN 2017 1. Rekomendasi Riset Kelautan

a. Riset Rekomendasi Pengelolaan Kawasan Pesisir (i) Kebijakan Teknologi Perlindungan Pantai Berbasis Lingkungan

Foto Kegiatan

Diskusi dengan Narasumber

Kondisi Eco-hybrid di Tabanan

Kondisi eco-hybrid di Pekalongan

Pendahuluan :

Banyaknya daerah pantai yang mengalami kerusakan seperti erosi dan sedimentasi ini merupakan tanggung jawab dari kementerian teknis untuk ikut menanggulangi

permasalahan tersebut. Perlindungan pantai konvensional yang umum dilakukan adalah dengan menggunakan hard structur seperti seawall dan groin. Pusat Riset

Kelautan.

Tujuan :

Badan Riset Sumber Daya Manusia Kelautan memunculkan ide perlindungan pantai berbasis lingkungan serta ramah lingkungan, yaitu diusulkannya kombinasi anyaman

serabut kelapa dan tanaman rumput vetiver yang selanjutnya disebut Teknologi Eco-Hybrid.

Hasil :

Hasil uji coba dan aplikasi teknologi eco-hybrid yang sudah pernah dilakukan oleh Pusat Riset Kelautan dalam kurun waktu 3 tahun terakhir (2014-2016) perlu dilakukan

kajian agar diperoleh suatu rumusan kebijakan teknologi perlindungan pantai yang dapat direkomendasikan kepada instansi terkait (Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang

Laut (PRL), Dinas Kelautan dan Perikanan, dan Bappeda).

Dari kajian anyaman serabut kelapa dan tanaman rumput vetiver, diusulkan suatu ide untuk mengkombinasikan anyaman serabut kelapa dan tanaman vetiver untuk

perlindungan pantai (eco-hybrid). Kegiatan tahun 2017 dilakukan untuk mendapatkan rumusan kebijakan teknologi perlindungan pantai berbasis lingkungan (eco-hybrid)

yang dapat direkomendasikan kepada instansi terkait.

Saatuan Kerja : Pusat Riset Kelautan Alamat : Gedung BRSDM KP lt 4 Jln pasir putih II Ancol Timur ,Jakarta

Lokasi Penelitiam : Kab. Pekalongan, Kabupaten Tabanan dan Jakarta Prov : Kab/Ko : Pekalongan; Tabanan; Jakarta

Penanggung Jawab : Ifan Ridlo Suhelmi Program RENSTRA : Riset Kelautan dan Perikanan Mitra Kerjasama : Dinas KP

Peneliti Utama : Gunari Program APBN : Penelitian Pengembangan IPTEK Dana Pendamping : Anggota Peneliti : Agus Sufyan CAPAIAN KEGIATAN Dana Pendamping :

Vivi Yovita, Yustisia F. Sri Suryo S ANGGARAN REALISASI REALIS FISIK % Pengguna :

Rudhy Akhwady RM : 134.250.000,- RM : Rp. 130.970.000,- DITJEN Pengelolaan Ruang Laut, Dinas KP

PHLN: Rp. 0 RM : Rp. 0

PNBP : Rp. 0 PNBP : Rp. 0

Laporan Ringkas Hasil Penelitian PUSRISKEL_BRSDM TA-2017_ 22

KELOMPOK PENELITIAN – TAHUN 2017 Rekomendasi Riset Kelautan

Kajian Konsolidasi Lahan Dalam Proses Produksi Garam Rakyat Foto Kegiatan :

Karaktersitik lahan garam konvensional di Pati

FGD efektivitas konsolidasi lahan.

Diskusi pengembangan lahan tambak garam

Latar Belakang :

Proses produksi pembuatan garam yang dikenal di Indonesia adalah sistem penguapan dengan sinar matahari (solar evaporation) menggunakan metode kristalisasi total untuk garam rakyat dan kristalisasi bertingkat untuk PT Garam. Beberapa daerah memproduksi garam dengan cara memasak karena kondisi tanah yang porous seperti di provinsi Aceh dan Bali (Saputro et.al, 2011). Produktivitas dan kualitas garam rakyat yang dihasilkan menggunakan metode kristalisasi total masih rendah dengan kadar NaCl kurang dari 90% dan banyak mengandung pengotor.

Bercermin dari kondisi tersebut, untuk mencapai swasembada garam nasional (baik konsumsi maupun industri) ada beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain, pertama, dengan cara ekstensivikasi lahan, Langkah kedua, pengelolaan lahan baru yang dibuka dilakukan dengan pendekatan industri. Ketiga, revitalisasi lahan yang ada dan belum diusahakan secara maksimal, Keempat, memberikan sentuhan teknologi terhadap tambak garam yang ada sehingga mampu meningkatkan produktivitas garam per musim.

Konsolidasi lahan merupakan salah satu teknik dalam implementasi intensivikasi lahan, dimana lahan yang ada diusahakan agar memiliki produkstivitas yang tinggi. Konsolidasi lahan dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan, sehingga kajian ini diharapkan mampu memberikan masukan pendekatan yang digunakan dalam konsolidasi lahan.

Tujuan :

1. Menyusun tata kelola tambak garam yang mampu menghasilkan garam dengan kualitas yang tinggi

2. Menyusun kertas kebijakan konsolidasi lahan tambak garam untuk menghasilkan garam dengan kualitas

Metodologi :

a) Studi pustaka

b) Evaluasi efektivitas dan efisiensi penerapan konsep konsolidasi lahan pada tambak garam rakyat

c) Focus Group Discussion

d) Penyusunan kertas kebijakan

Hasil dan Pembahasan:

Konsep konsolidasi lahan tambak garam dapat mengacu pada tiga konsep usahatani yang relevan untuk pengeloaan tambak garam dalam bentuk pengelolaan lahan

terpadu diadopsi dalam kajian ini, yaitu corporate farming, collective farming dan cooperative farming. Masing-masing konsep memiliki kelebihan dan kekurangan.

Corporate farming menjamin tercapainya efisiensi usaha, standarisasi mutu, dan efektivitas-efisiensi manajemen pemanfaatan SDA-SDM. Collective farming lebih

mencerminkan budaya usahatani sebagian masyarakat Indonesia, namun pengelolaannya masih belum terintegrasi dalam suatu sistem manajemen. Sedangkan

Cooperative farming merupakan model pemberdayaan petani, namun memerlukan waktu yang lebih untuk pengembangan kelembagaan. Hasil kajian menunjukkan bahwa

ketiga konsep tidak dapat diterapkan secara umum, namun setiap lokasi memiliki pendekatan-pendekatan yang berbeda sesuai dengan sosio kultural yang berkembang di

lokasi. Beberapa lokasi seperti Cirebon konsolidasi dilakukan dengan pendekatan corporate farming, namun untuk daerah Brebes dilakukan dengan pendekatan

collaborative farming. Aspek sosio kultural menjadi hal yang menarik dalam penerapan konsep konsolidasi lahan tamabbak garam, sehingga faktor kearifan lokal (local

wisdoms) berperanan penting dalam penerapan konsep konsolidasi lahan.

Saatuan Kerja : Pusat Riset Kelautan Alamat : Gedung BRSDM KP lt 4 Jln pasir putih II Ancol Timur ,Jakarta

Lokasi Penelitiam : Cirebon, Brebes, Pati, Rembang Prov : Kab/Ko : Prop Jawa Tengah

Penanggung Jawab : Gunari Program RENSTRA : Riset Kelautan dan Perikanan Mitra Kerjasama : Direkt Jasa Kelautan PRL,

Peneliti Utama : Ifan Ridlo Suhelmi Program APBN : Penelitian Pengembangan IPTEK Dana Pendamping : Anggota Peneliti : Ifan Ridlo Suhelmi CAPAIAN KEGIATAN Dana Pendamping :

Vivi Yovita, Yustisia F. Hariyanto T, ST ANGGARAN REALISASI REALIS FISIK % Pengguna :

Rikha B , S.Pi RM : 117.011.000,00,- RM : Rp. 113.461.000,- 100% Dinas Kabupaten Cirebon, Brebes, Pati, Rembang

Fajar Y Prabawa, M.Sc. PHLN: Rp. 0 RM : Rp. 0

PNBP : Rp. 0 PNBP : Rp. 0

Laporan Ringkas Hasil Penelitian PUSRISKEL_BRSDM TA-2017_ 23

KELOMPOK PENELITIAN GEODINAMIKA DAN SUMBER DAYA LAUT DALAM - TAHUN 2017 Kajian Sumber Dan Dampak Tumpahan Minyak Terhadap Ekosisitem Perairan

Foto Kegiatan :

Pendahuluan :

Hampir semua tumpahan minyak di lingkungan laut dapat dengan segera membentuk sebuah lapisan tipis di permukaan. Hal ini dikarenakan minyak tersebut digerakkan oleh pergerakan angin, gelombang dan arus, selain gaya gravitasi dan tegangan permukaan. Beberapa hidrokarbon minyak bersifat mudah menguap, dan cepat menguap. Proses penyebaran minyak akan menyebarkan lapisan menjadi tipis serta tingkat penguapan meningkat. Hilangnya sebagian material yang mudah menguap tersebut membuat minyak lebih padat/ berat dan membuatnya tenggelam. Komponen hidrokarbon yang terlarut dalam air laut, akan membuat lapisan lebih tebal dan melekat, dan turbulensi air akan menyebabkan emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air. Ketika semua terjadi, reaksi fotokimia dapat mengubah karakter minyak dan akan terjadi biodegradasi oleh mikroba yang akan mengurangi jumlah minyak. Proses pembentukan lapisan minyak yang begitu cepat, ditambah dengan penguapan komponen dan penyebaran komponen hidrokarbon akan mengurangi volume tumpahan sebanyak 50% selama beberapa hari sejak pertama kali minyak tersebut tumpah. Produk kilang minyak, seperti gasoline atau kerosin hamper semua lenyap, sebaliknya minyak mentah dengan viskositas yang tinggi hanya mengalami pengurangan kurang dari 25%. Tujuan :

Mengidentifikasi sumber asal dari tumpahan minyak dan kemungkinan dampak yang terjadi pada ekosistem di perairan - Membangun model prediksi pergerakan tumpahan minyak di perairan. Metode :

- Pengumpulan data primer dilakukan secara langsung dengan cara pengambilan contoh, pengamatan dan pengukuran di lapangan dan pemilihan alat yang digunakan untuk pengambilan data primer didasarkan atas pertimbangan jenis parameter yang diukur dan metode analisis yang digunakan. Hasil :

Berdasarkan observasi di lapangan hingga Desember 2017, diketahui bahwa : - Sumber dan asal dari maraknya pencemaran minyak yang sering terjadi pada perairan Bintan bersumber pada kegiatan pembersihan tangki minyak kapal-kapal tanker, yang dilakukan di Timur laut perairan Bintan yang merupakan wilayah perairan Internasional. - Adapun sumber lain yang menyebabkan pencemaran minyak dan juga sering terjadi adalah tabrakan kapal dijalur sempit Selat Malaka dan Selat Singapura. - Pencemaran yang diakibatkan oleh tumpahan minyak sangat mempengaruhi kondisi fisik perairan, seperti terlihat pada Gambar 3b dan 3c, dimana ditunjukkan bahwa konduktifitas atau daya hantar panas sangat rendah pada area yang terpapar cemaran minyak, begitu juga yang terjadi pada temperatur perairan cenderung lebih rendah, akibat radiasi Matahari ke perairan terhalangi oleh cemaran minyak yang memiliki berat jenis lebih ringan dari air laut. - Perubahan kondisi parameter fisik perairan yang berbeda dengan parameter fisik perairan pada umumnya tentu berdampak pada ekosistem yang terdapat pada perairan tersebut. - Bukti di lapangan menunjukkan bahwa pada area yang terpapar cemaran minyak didapati kondisi terumbu karang yang rusak berat dan cenderung tidak dapat dipulihkan, imbasnya sangat sulit ditemukan ikan, kalaupun ada ikan tentunya ikan tersebut sangat berisiko untuk dikonsumsi karena dikuatirkan terpapar residu minyak yang bersifat karsinogenik.

Saatuan Kerja : Pusat Riset Kelautan Alamat : Jl. Pasir Putih I Lantai 3, Ancol Timur, Jakarta Utara Lokasi Penelitiam : Perairan Bintan Prov : Kab/Ko : Kep. Riau / Kabupaten Bintan DKI Jakarta Utara

Penanggung Jawab : Kasubid Kewilayahan Program RENSTRA : Riset Kelautan dan Perikanan Mitra Kerjasama :

Peneliti Utama : Hari Prihatno Program APBN : Penelitian Pengembangan IPTEK Dana Pendamping :

Anggota Peneliti : Rainer A Troa CAPAIAN KEGIATAN Dana Pendamping :

Eko Triarso ANGGARAN REALISASI REALIS FISIK % Pengguna : Dirjen Teknis PREL, Ira Delinia RM : 250.000.000,- RM : Rp. 250.000.000,- 100 % Dinas Kelautan dan perikanan Kab. Bintan, Penny Dyah K PHLN: Rp. 0 RM : Rp. 0 Peneliti, dan Mahasiswa

PNBP : Rp. 0 PNBP : Rp. 0

Laporan Ringkas Hasil Penelitian PUSRISKEL_BRSDM TA-2017_ 24

KELOMPOK PENELITIAN GEODINAMIKA DAN SUMBER DAYA LAUT DALAM - TAHUN 2017 Kebijakan Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Dasar Laut Dalam Sebagai Potensi Ekonomi Kelautan Masa Depan Indonesia

Foto Kegiatan Pendahuluan : Potensi sumber daya dasar laut (seafloor resources) Indonesia adalah berkaitan dengan geodinamika dan pergerakan lempeng tektonik bumi. Penunjaman (subduction)

lempeng Samudera Hindia di bawah kerak Benua Eurasia yang terjadi di perairan laut dalam barat Sumatera membentuk jajaran pegunungan berapi sepanjang pulau

Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Flores, serta munculnya pulau gunungapi (seamount) dan gunungapi bawah laut (submarine volcanoes) di perairan Flores-Wetar hingga

Laut Banda. Di sisi timurnya, merupakan tempat pertemuan tiga lempeng bumi (triple junction) mengakibatkan kondisi geodinamika yang sangat aktif, serta terdapat laut

terdalam Indonesia yang disebut Palung Banda dengan kedalaman mencapai 7700 m. Di sisi utaranya, penunjaman ganda di bawah perairan Sulawesi dan Maluku

membentuk deretan gunungapi di sepanjang lengan utara Sulawesi hingga Sangihe-Talaud, sejajar dengan deretan gunungapi Ternate-Halmahera. Implikasi kondisi

geodinamika aktif tersebut menjadikan wilayah perairan Indonesia yang sebagian besar merupakan laut dalam lebih dari 200 m, berpotensi besar terhadap pembentukan

sumber daya dasar laut yang terakumulasi pada gunungapi dan aktivitas hidrotermal bawah laut. Di samping itu, riset seismisitas di kawasan perbatasan Indonesia pada

wilayah Kepulauan Natuna menjadi kunci bagi pengetahuan tentang geodinamika kawasan strategis Laut China Selatan. Karena itu, riset geodinamika dan eksplorasi laut

dalam Indonesia harus terus dilakukan sebab belum semua potensi tersebut dapat diungkap, apalagi diidentifikasi dengan lengkap. Kerjasama internasional dan kolaborasi

riset dalam negeri meski ditingkatkan, karena keterbatasan anggaran dan teknologi dalam melakukan riset di laut dalam merupakan kendala yang harus disikapi secara arif

untuk mencapai tujuannya sebagai potensi ekonomi kelautan Indonesia di masa depan. Kajian kebijakan pemanfaatan potensi sumber daya dasar laut dalam ini disusun

berdasarkan sintesis hasil pelaksanaan ekspedisi kelautan di Indonesia. Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pemangku kebijakan agar pemanfaatan sumber

daya dasar laut dalam dapat berperanan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi kelautan kini dan di masa depan.

Tujuan :

- Melakukan identifikasi karakteristik dan sebaran sumber daya dasar laut dalam di Indonesia - Mengkaji geodinamika laut dan pemanfaatan potensi sumber daya sebagai

potensi ekonomi kelautan - Menyusun bahan rekomendasi hasil riset untuk kebijakan pemanfaatan sumber daya dasar laut dalam sebagai potensi ekonomi kelautan masa

depan Indonesia

Metode :

- Desktop study, konsultasi narasumber dan studi literatur, analisis deskriptif data ekspedisi laut dalam, kompilasi data spasial, sintesis hasil kajian untuk penyusunan

rekomendasi kebijakan.

Hasil :

- Deskripsi potensi sumber daya dasar laut dalam di Indonesia, sebaran gunungapi dan aktivitas hidrotermal bawah laut, analisis geodinamika dan pemanfaatan sumber

daya dasar laut - Lokasi, tipe, dan jenis potensi sumber daya dasar laut untuk dikembangkan menjadi potensi ekonomi masa depan - Rekomendasi kebijakan pemanfaatan

potensi sumber daya dasar laut dalam.

Saatuan Kerja : Pusat Riset Kelautan Alamat : Kompleks Bina Samudera, Jl. Pasir Putih I Ancol Timur

Lokasi Penelitian : Kawasan laut dalam Indonesia Prov : Kab/Ko : Natuna, Pangandaran, Bandung (field study, konsultasi, koordinasi)

Penanggung Jawab : Rainer A T, M.Si P Program RENSTRA : Riset Kelautan dan Perikanan Mitra Kerjasama :

Peneliti Utama : Rainer A T, M.Si P Program APBN : Penelitian Pengembangan IPTEK Dana Pendamping : Anggota Peneliti : Hari Prihatno, M.Sc CAPAIAN KEGIATAN Dana Pendamping :

Ira Dillenia, M.Hum ANGGARAN REALISASI REALIS FISIK % Pengguna :

Eko Triarso, M.Si RM : 103.500.000,- RM : Rp 103.060.000,- 99 % Ditjen Pengelolaan Ruang Laut KKP

PHLN: Rp. 0 RM : Rp. 0 PNBP : Rp. 0 PNBP : Rp. 0

Laporan Ringkas Hasil Penelitian PUSRISKEL_BRSDM TA-2017_ 25

KELOMPOK PENELITIAN KARBON BIRU – TAHUN 2017 KAJIAN DINAMIKA EKOSISTEM PESISIR DALAM KERANGKA MITIGASI DAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENYUSUNAN

NERACA KARBON BIRU UNTUK MODEL PERDAGANGAN KARBON Latar Belakang :

Siklus karbon global yang kontinyu menjaga keseimbangan CO2 di lautan dan CO2 di atmosfer. Namun demikian angka atau kemampuan laut dan pesisir dalam menyerap CO2 masih menjadi penelitian intensif, terutama untuk perairan tropis. Sumbangan perairan pesisir tropis dalam siklus karbon global hingga saat ini belum diketahui terutama karena dinamisnya perairan dan beragamnya ekosistem pesisir yang ada. Dalam tataran implementasi, salah satu penerapan riset karbon pesisir ini adalah dengan skema perdagangan karbon dimana masyarakat yang melakukan konservasi ekosistem pesisir akan diberikan suatu insentif tertentu. Oleh karena itu, kajian mengenai karbon pesisir dan peranannya dalam pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut sangat penting untuk mengurangi dampak yang mungkin terjadi sekaligus menjaga ekosistem pesisir tetap lestari.

Tujuan : 1. Melakukan pengukuran dan monitoring stok karbon dan dinamika emisi/ serapan karbon pada ekosistem pesisir di wilayah Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Pati dan Kabupaten Indramayu; 2. Memetakan stok karbon, jasa ekosistem dan kualitas lingkungan pesisir di wilayah Kepulauan Seribu dengan fokus di Pulau Rambut; 3. Mengkaji kelayakan penerapan konsep karbon biru dalam penyusunan kebijakan pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut secara terpadu dan berkelanjutan sebagai bagian dari carbon

incentive mechanisms di wilayah Indramayu dengan lokasi rehabilitasi mangrove Karongsong di Indramayu dan daerah konservasi Karimunjawa melalui data sekunder dan data yang telah terkumpul.

Metode : 1. Kajian stok karbon, monitoring dan dinamika emisi / serapan karbon dilakukan dengan metode sebagai berikut:

analisis data penginderaan jauh (tahun 1 sampai dengan tahun ke tiga); Kerja lapangan berupa survei yang dilaksanakan pada ekosistem pesisir meliputi karakteristik perairan, kondisi meteorologi dan analisis karbon. Pelaksanaan kegiatan riset ini

memerlukan beberapa pertemuan teknis, konsultasi narasumber/pakar dalam rangka pelaksanaan kegiatan dan penyusunan hasil penelitian (tahun ke 1 sampai tahun ke tiga); 2. Kajian kelayakan model neraca karbon melalui desk study dan dari hasil yang didapat pada tahun ke satu sampai dengan tahun ke tiga.

Hasil : . 1. Hasil perhitungan karbon stok biomasa di P. Rambut sebesar 77,43 di ekosistem mangrove dan sebesar 1,85 MgC/ha di ekosistem lamun. Besaran total karbon stok di sedimen ekosistem

lamun sebesar 115,61 MgC/ha sampai kedalaman rata-rata 10 cm. Sedangkan perubahan luasan mangrove berdasarkan citra satelit di Kep. Karimunjawa tahun 2016 ke tahun 2017 menyebabkan peningkatan atau serapan karbon sebesar 71.871,42 MgCO2 eq/tahun. Hal yang sama pada Kab. Pati terjadi peningkatan luasan mangrove seluas 102,77 ha sehingga penyerapan CO2 meningkat menjadi 37.267,83 MgCO2 eq/tahun. Sebaliknya dengan Kab. Indramayu terjadi penurunan luasan mangrove maka dari ekosistem mangrove di Kab. Indramayu terjadi emisis sebesar 29.027 MgCO2 eq/tahun. Peningkatan di Karimunjawa dapat disebabkan adanya penambahan tanaman mangrove alami di Taman Nasional Karimunjawa dan berhasilnya program rehabilitasi yang dilakukan KKP di Kab. Pati. Penurunan di Kab. Indramayu masih terjadi pemanfaatan lahan mangrove untuk lahan tambak, walaupun ada lokasi dengan kesadaran masyarakat menjaga dan merehabilitasi mangrove seperti Karongsong.

2. Berdasarkan parameter sistem karbonat pada perairan P. Rambut, Kep Seribu, nilai tinggi di bagian barat dekat daratan utama dengan nilai bikarbonat (HCO3 -) 1642,03±7.43 μmol/kg dan karbonat (CO3 2-) sebesar 305,23±3.34 μmol/kg. Nilai Dissolved Inorganic Carbon (DIC) berkisar antara 1917,59 – 1985,21 μmol/kg dengan nilai rata-rata 1947,27±5.08 μmol/kg. Pola yang sama dengan sebaran DIC pada sebaran Total Alkalinitas (TA) dengan nilai 2157,98±5,08 μmol/kg.

3. Hasil pengukuran kualitas air menunjukkan informasi kualitas perairan di perairan sekitar P. Rambut secara umum masih berada dalam kategori baik untuk mendukung kehidupan mangrove dan lamun. Meskipun terlihat adanya kecenderungan terjadi pengayaan nutrien terutama nitrat yang melebihi ambang baku mutu.

Diharapkan hasil kegiatan penelitian terkait jasa ekosistem pesisir terutama dalam pemanfaatan pengurangan Gas Rumah Kaca (GRK) khususnya gas karbondioksida (CO2) dalam fotosintesis

(Karbon Biru = Blue Carbon) dapat dijadikan bahan kebijakan. Antara lain kebijakan mekanisme pembangunan bersih (Clean Development Mechanisme); sebagai bahan pertimbangan ekosistem

pesisir atau ekosistem karbon biru atau umumnya sektor kelautan sebagai bagian mitigasi perubahan iklim yang dapat dimasukkan sebagai salah satu sektor yang berkontribusi mengurangi emisi

GRK dalam kebijakan perubahan iklim nasional (Nationallly Determined Contribution=NDC). Selain itu keinginan untuk mengkonservasi ekosistem pesisir yang ada dapat meningkatkan luasan

wilayah konservasi ekosistem pesisir dan laut serta akan merestorasi ekosistem pesisir yang telah rusak. Restorasi dapat dilakukan dengan merehabilitasi ekosistem mangrove dengan penanaman

atau transplantasi lamun berdasarkan kesadaran tinggi masyarakat dan pemerintah.

Saatuan Kerja : Pusat Riset Kelautan Alamat : Jl. Pasir Putih I Lantai 3, Ancol Timur, Jakarta Utara 14430 – DKI Jakarta.

Lokasi Penelitian : DKI Jakarta, Kep Seribu (Baru), Ja Teng, Kep Karimunjawa, Pati (Lanjutan) dan Jawa Barat, Indramayu (Lanjutan)

Prov : Kab/Ko : DKI Jakarta, Kepulauan Seribu (Baru), Ja Teng, Kepulauan Karimunjawa, Pati (Lanjutan) dan Ja Bar, Indramayu (Lanjutan)

Penanggung Jawab : Dr. Novi Susetyo Adi Program RENSTRA : Riset Kelautan dan Perikanan Mitra Kerjasama :

Peneliti Utama : Dr. Agustin Rustam Program APBN : Penelitian Pengembangan IPTEK Dana Pendamping : Anggota Peneliti : Dr. Devi Dwiyanti CAPAIAN KEGIATAN Dana Pendamping : Terry L K, M.Sc; Yusmiana P.N,M.Si; Dr. Dini Purbani; ANGGARAN REALISASI REALIS FISIK % Pengguna : KKP seperti Ditjen PRL, Ditjen PSDKP; KLHK, Hadiwijaya L Salim, , M.Si; M.Si; Restu Nur Afi Ati RM : Rp. 226.000.000 RM : Rp. 225.930.870 Masyarakat, peneliti dan Stakeholder yang terkait pengelolaan Yusmiana P. N,M.Si Dr. Tubagus S, PHLN: Rp. 0 RM : Rp. 0 kawasan pesisir di lokasi.

Peter Mangindaan, M.Si ; PNBP : Rp. 0 PNBP : Rp. 0

Tampilan peta foto udara P. Rambut berdasarkan pengambilan foto udara dengan drone (kiri) interpretasi luasan mangrove

Karimunjawa berdasarkan Citra Landsat 8 tahun 2017

Survei dan monitoring R SET Indramayu, Karimunjawa, Pulau Menjangan Karimunjawa, dan Pati (searah jarum) jam)

Survei Pulau Rambut, Kepulauan Seribu tentang

ekosistem lamun, ekosistem mangrove dan perairan

Laporan Ringkas Hasil Penelitian PUSRISKEL_BRSDM TA-2017_ 26

LAPORAN RINGKAS PENELITIAN - TAHUN 2017 Penyusunan Kertas Kerja Kebijakan Perhitungan Kerugian Dan Kerusakan Ekosistem Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil Akibat Perubahan Iklim

Latar Belakang : Dampak ekstrem dari perubahan iklim bagi lingkungan pesisir dan laut adalah kenaikan suhu permukaan laut, pengasaman laut, perubahan tinggi muka air laut dan cuaca ekstrem. Kenaikan suhu air laut, akan mempengaruhi ekosistem pesisir seperti terumbu karang yang menjadi fishing ground dan nursery ground ikan yang hidup di wilayah itu. Sementara itu, kenaikan permukaan air laut berdampak luas terhadap aktivitas nelayan budidaya di wilayah pesisir. Kegiatan ini mengambil kasus banjir rob di Kota Semarang. Kota Semarang sebagai Ibu Kota Provinsi merupakan pintu gerbang Jawa Tengah melalui darat, udara dan laut. Kota Semarang mempunyai lokasi yang strategis sebagai pusat administrasi sekaligus sebagai pusat pengembangan ekonomi dan perdagangan. Tetapi masalah banjir yang sering terjadi di Semarang khususnya di daerah Semarang Bawah menjadikan perekonomian dan perdagangan di Semarang tidak bisa berkembang pesat. Sumber-sumber air banjir dan/atau genangan di Kota Semarang berasal dari limpasan sungai atau saluran yang tidak mampu menampung beban yang ada; hujan lokal yang tidak bisa mengalir dari kawasan yang bersangkutan; dan air laut yang masuk ke daratan, baik melalui darat maupun sungai/ saluran, yang dikenal dengan nama rob. Kondisi ini semakin parah dengan tidak berfungsinya drainase yang ada di Kota Semarang, dimana permasalahan drainase Kota Semarang antara lain disebabkan oleh menurunnya kapasitas saluran drainase/banjir yang disebabkan sedimentasi, sampah, bangunan liar, dan rob; meningkatnya beban drainase akibat alih fungsi lahan yang tidak dikuti dengan pengembalian fungsi resapan dan tampungan; gejala penurunan elevasi tanah (land subsidence); naiknya muka air laut sebagai dampak dari pemanasan global; operasi dan pemeliharaan yang kurang optimal; dan penegakan hukum (law inforcement) masih lemah.

Tujuan : Memberikan rekomendasi terhadap langkah-langkah penanganan terhadap terhadapt kerugian dan kerusakan akibat banjir rob dan banjir lokal yang terjadi di pesisir semarang.

Metode : Mengumpulkan data-data sekunder dari berbagai sumber dan instasni terkait Melakukan survei/pengamatan di sekitar lokasi Konsultasi narasumber Melakukan beberapa wawancara dengan masyarakat

Hasil : Penyelesaian permasalahan drainase Kota Semarang ini tidak bisa hanya mengandalkan Pemerintah Kota Semarang, tetapi harus melibatkan seluruh stakeholders, termasuk melibatkan Pemerintah Propinsi maupun Pemerintah Pusat. Peran masyarakat dalam penanggulangan banjir dan genangan perlu terus dikembangkan, mulai dari kegiatan yang paling sederhana misalnya membuang sampah dengan tertib, sampai pembuatan sumur resapan. Dari beberapa permasalahan dan penyebab banjir di Kota Semarang beberapa hal yang perlu segera dilaksanakan adalah:

1) Perlu diterbitkan Peraturan Daerah atau Perda terkait Sumur Resapan, Perda tentang Pembangunan Embung bagi Pengembang; 2) Pemerintah Kota Semarang juga perlu secepatnya menginventarisasi dan mengamankan daerah sempadan sungai, saluran, pantai serta badan air lainnya. Untuk

sungai-sungai yang belum jelas daerah sempadannya perlu segera diatur dan diusahakan. Lokasi-lokasi yang diproyeksikan untuk pembangunan polder, embung, dan fasilitas drainase ditindaklanjuti dan segera diamankan sehingga tidak dimanfaatkan untuk fungsi

yang lain.

Saatuan Kerja : Pusat Riset Kelautan Alamat : Jl. Pasir Putih I Lantai 3, Ancol Timur, Jakarta Utara 14430 – DKI Jakarta.

Lokasi Penelitian : Pesisir Semarang : Jawa Tengah Prov : Kab/Ko : Jawa Tengah

Penanggung Jawab : Dr. Anastasia RT DK Program RENSTRA : Riset Kelautan dan Perikanan Mitra Kerjasama : BAPPEDA Kota Semarang

Peneliti Utama : Dr. Anastasia RT DK Program APBN : Prog SDM dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan Dana Pendamping : Anggota Peneliti : La Ode N Mbay, M.Si CAPAIAN KEGIATAN Dana Pendamping : Agus Setiawan; Dr. Aulia Riza Farhan ANGGARAN REALISASI REALIS FISIK % Pengguna : Pemda Kota Semarang Prov. Jawa Tengah

R. Bambang Adhitya N, M.App.Sc; Dr RM : Rp. Rp. 138.000.000 RM : Rp. 123.511.200,- Masyarakat pesisir.

PHLN: Rp. 0 RM : Rp. 0

PNBP : Rp. 0 PNBP : Rp. 0

Diskusi dengan tenaga ahli di UGM

Kondisi jalan yang tergenang oleh banjir Rob

Laporan Ringkas Hasil Penelitian PUSRISKEL_BRSDM TA-2017_ 27

PUSAT RISET KELAUTAN – TAHUN 2017 LAPORAN RINGKAS

JUDUL KEGIATAN : Kebijakan Produksi Garam Berkualitas Industri

Latar Belakang :

Kondisi pergaraman di Indonesia saat ini mengkhawatirkan, karena banyak petambak garam beralih fungsi bekerja di sektor lain. Di samping itu banyak lahan garam di berbagai daerah tidak olah, dibiarkan menjadi lahan tidur atau bahkan dijual untuk kemudian diubah menjadi lahan industri seperti pada kasus daerah Cirebon, Lamongan, Gresik dan lainnya. Hal ini terjadi karena harga garam yang terus menurun disebabkan kualitas garam yang tidak sesuai dengan Standart Nasional Indonesia (SNI).

Membuatnya mudah, tapi memasarkannya susah. Itulah ungkapan yang paling sederhana, tapi sangat dirasakan para petani garam serta buruh-buruh mereka. Persolan tata niaga terjadi apa bila di waktu produksi yang melimpah akibat kemarau panjang tidak selalu diikuti dengan harga yang lebih baik. Keadaan seperti ini tidak dapat dibiarkan, karena selain Indonesia memiliki kekayaan alam yang besar dan berpotensi untuk menjadi penghasil garam, tetapi juga dapat membahayakan ketahanan pangan nasional serta stabilitas negara.

Proses produksi garam yang dilakukan rakyat nyaris tidak mengalami perubahan. Dimulai dengan meratakan petak petak tambak, dengan alat bantu silender baja yang ditarik tenaga manusia. Setelah itu diberi air. Dengan bantuan sinar matahari ,air laut ini mengkristal dan menjadi butiran butiran garam. Pemandangan ini dapat ditemui sepanjang musim kemarau desa-desa produsen garam di pinggiran kota seperti Surabaya, Kecamatan Manyar di Kab Gresik serta di ''Pulau Garam'' Madura yang menjadi sentra terbesar produksi garam rakyat. Salah satu alternatif yang bisa diambil adalah dengan melakukan peningkatan kualitas garam rakyat sehingga dapat memenuhi standar garam industri yang mempunyai harga jual lebih tinggi. Selanjutnya perlu dipikirkan juga untuk ”diversifikasi” produk-produk „turunan‟ garam, serta integrasi dengan jenis produk / komoditas lainnya seperti artemia, air minum, dan sumber listrik.

Tujuan : • Tersedianya sebuah pilihan atau alternative teknologi untuk meningkatkan mutu atau produksi garam berkualitas industri.

Metode : • Pengumpulan data sekunder • Desk Study • Survey Produksi Garam di Indramayu, Cirebon, Lamongan, Tuban, Gresik, Surabaya, Madura dan Pasuruan • Pertemuan dalam rangka pembahasan teknologi terkini • Pertemuan dalam rangka pembahasan kebijakan di industri garam • Pengolahan Data

Laporan akhir hasil: Dari hasil kegiatan Kebijakan Produksi Garam Berkualitas Industri tahun 2017, untuk sementara dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Teknik Pengolahan Garam di lahan dengan menggunakan TUF ( Teknik Ulir Filter) 2. Teknik Pengolahan Garam di lahan dengan menggunakan Geomembrane 3. Teknik Pengolahan di rumah produksi garam dengan menggunakan alat pemurnian sistem mekanik 4. Teknik Pengolahan turunan garam (magnesium hidroksida) 5. Teknik Pengolahan Garam di rumah produksi dengan sistem rebus 6. Teknik Pengolahan garam dilahan dengan sistem pyramid 7. Teknik Pengolahan garam di lahan dengan sistem Prisma

Saatuan Kerja : Pusat Riset Kelautan Alamat : Jl. Pasir Putih I Lantai 3, Ancol Timur, Jakarta Utara 14430 – DKI Jakarta.

Lokasi Penelitian : Pesisir Pantai Utara Jawa , Pulau Madura Prov : Kab/Ko : Jawa Timur

Penanggung Jawab : Program RENSTRA : Riset Kelautan dan Perikanan Mitra Kerjasama : Para Pemilik Usaha Dan Tambak Garam

Peneliti Utama : Hariyanto Triwibowo Program APBN : Prog SDM dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan Dana Pendamping : Anggota Peneliti : Ifan Ridlo Suhelmi. CAPAIAN KEGIATAN Dana Pendamping : Aris Wahyu Widodo. Rikha Brahmawanto ANGGARAN REALISASI REALIS FISIK % Pengguna : Masyarakat Pesisir Fajar Yudi Prabowo RM : Rp. 120.065.000 RM : Rp. 79.864.000 .

PHLN: Rp. 0 RM : Rp. 0

PNBP : Rp. 0 PNBP : Rp. 0