kecenderungan berperilaku agresif ditinjau dari …
TRANSCRIPT
i
KECENDERUNGAN BERPERILAKU AGRESIF
DITINJAU DARI IDENTITAS PERAN GENDER
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Di susun oleh:
Frenky Dwiyono
NIM : 049114048
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
ii
SKRIPSI
KECENDERUNGAN BERPERILAKU AGRESIF DITINJAU
DARI IDENTITAS PERAN GENDER
Oleh:
FRENKY DWIYONO
NIM : 049114048
Telah disetujui oleh:
Pembimbing I
P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si. Tanggal …………………
iii
SKRIPSI
KECENDERUNGAN BERPERILAKU AGRESIF DITINJAU
DARI IDENTITAS PERAN GENDER
Dipersiapkan dan ditulis oleh
Nama : FRENKY DWIYONO
NIM : 049114048
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
pada tanggal 1 Desember 2008
dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si. …………………
Sekretaris Dr. Christina Siwi, M.Psi. …………………
Anggota P. Henrietta PDADS., S.Psi. …………………
Yogyakarta, Januari 2009
Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si.
iv
Dedicated to My parents
Tjong Kha Liong &
Ciu Li Ling
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun ini tidak memuat
karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan
daftar pustaka, sebagaimana layaknya sebuah karya ilmiah.
Yogyakarta, November 2008
Penulis,
Frenky Dwiyono
vi
ABSTRAK
KECENDERUNGAN BERPERILAKU AGRESIF DITINJAU DARI
IDENTITAS PERAN GENDER
Frenky Dwiyono
Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2008
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kecenderungan berperilaku
agresif subjek dewasa awal ditinjau dari identitas peran gender. Aspek-aspek
kecenderungan berperilaku agresif, yaitu agresif fisik, agresif verbal, kemarahan, dan
permusuhan. Sedangkan bentuk identitas peran gender terdiri dari identitas peran
maskulin, feminin, androgini, dan tak terbedakan.
Subjek dalam penelitian ini berjumlah 110 orang yang berstatus mahasiswa
dengan usia 19-25 tahun. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
berbentuk skala. Skala penelitian ini terdiri dari skala kecenderungan berperilaku agresif
dan skala identitas gender. Koefisien reliabilitas dari skala identitas gender berturut-turut
dari yang tertinggi adalah 0,897 untuk identitas peran maskulin, 0,853 untuk idenitas
peran androginy dan tak terbedakan, dan 0,825 untuk identitas peran feminin. Sedangkan
untuk skala kecenderungan berperilaku agresif adalah 0,897.
Hasil yang diperoleh dari data yang diolah dengan anava adalah F hitung = 10,48
yang lebih besar dari F tabel = 2,69 (Fhitung > F tabel) dan p = 0,00 (p<0,05). Hal ini
menunjukkan hipotesis penelitian diterima, berarti bahwa ada perbedaan kecenderungan
berperilaku agresif yang signifikan ditinjau dari identitas peran gender, dimana identitas
peran maskulin (mean 100,04) memiliki kecenderungan berperilaku agresif yang lebih
tinggi dibandingkan dengan dengan identitas peran tak terbedakan (mean = 89,97),
androgini (mean = 86,63) dan feminin (mean = 77,60).
Kata kunci: identitas peran gender, perilaku agresif
vii
ABSTRACT
THE TENDENCY OF AGGRESSIVE BEHAVIOURS BASED ON
GENDER ROLES IDENTITY
Frenky Dwiyono
Psychology Faculty
University of Sanata Dharma
Yogyakarta
2008
This research aimed to know the difference of early adolescent aggressive
behaviour tendency based on the their gender role identity. The aspects of aggressive
behavior tendency consist physical aggression, verbal aggression, anger, and hostility.
Whereas gender roles identity form consisted of masculine role identity, feminine role
identity, androginy role identity, and undifferentiated role identity.
The whole research subject were 110 university students, which were about 19-25
years old. The methods of data collection were obtained by applying scales. The scales of
this research were the scale of aggressive behavior tendency and gender role identity
scale. The reliability of variable of gender roles identity were 0,897 for masculine role
identity, 0,853 for androginy and undifferentiated role identity, and 0,825 for feminine
role identity. Whereas the reliability for aggressive behavior tendency scale was 0,897.
The research result that processed by anova shown F count = 10,48 larger than F
table = 2,69 (Fcount>Ftable) and p = 0,00 (p<0,05). This result shown that hypothesis on this
research was accepted. It means theres was a significant difference of aggressive
behavior tendency among the subjects gender role identity. The subject with masculine
role identity (mean = 100,04) significantly have much higher aggressive behavior
tendency than the subjects with undifferentiated (mean = 89,97), androginy (86,63), and
feminine (mean = 77,60) role identity.
Keywords: gender role identity, aggressive behaviour
viii
Lembar Pernyataan Persetujuan
Publikasi Karya Ilmiah untuk Kepentingan Akademis
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Nama : Frenky Dwiyono
Nomor Mahasiswa : 049114048
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
Kecenderungan berperilaku agresif ditinjau dari identitas peran gender
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam
bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan loyalty kepada saya selama tetap
mencamtumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 20 Desember 2008
Yang menyatakan,
Frenky Dwiyono
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas segala
berkah dan karunia-Nya yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Kecenderungan berperilaku agresif ditinjau dari Identitas Peran Gender”
ini. Penulis merasa tidak akan dapat menyelesaikan skripsi ini dan melewati setiap
hambatan dan tantangan yang penulis alami selama proses penulisan ini tanpa kemurahan
dan penyertaan-Nya.
Dalam menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini, penulis tidak lepas
dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak yang senantiasa meluangkan waktu dan
pikirannya, yang telah memberikan saran, nasehat, bimbingan, waktu, pemikiran, tenaga,
dukungan materi, dan dukungan moril. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yoygakarta dan dosen pembimbing skripsi penulis.
2. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Fakultas Psikologi Sanata Dharma Yogyakarta yang
telah membantu dan mengajarkan banyak hal kepada penulis.
3. Karyawan-karyawan Universitas Sanata Dharma, khususnya karyawan di
Fakultas Psikologi yang telah banyak memberikan sumbangan ilmu dan tenaga.
4. Papa dan mama terkasih, terima kasih atas segala cinta, semangat, dukungan, dan
bantuan selama ini … Kamchia…
x
5. Abang-abang dan kakak-kakakku serta adik-adikku. Terima kasih atas bantuan,
hiburan, semangat, dan motivasinya. Thanks …
6. Teman-teman iromejan 54 yang sekarang sudah pindah, Herman, Andre, Sandy &
lainnya… thanks
7. Teman-temanku Hetty yang kecil, Galih dudul, Aji, Yoan, Nico, Ronald, Nana
dan seluruh teman lainnya, terima kasih telah menjadi bagian dalam kuliah dan
hidupku, Tetap Bersemangat dan selamat berjuang menuju The New Real
World…
8. Saudara-saudaraku yang tersebar di seluruh penjuru dunia, yang telah memberi
pelajaran berharga tentang kehidupan kepadaku.
9. Semua pihak yang telah memberikan dukungan baik moral maupun material yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan.
Namun demikian, penulis berharap karya ini dapat bermanfaat bagi semua yang
membacanya dan semoga berarti bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Yogyakarta, Oktober 2008
Penulis
Frenky Dwiyono
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………………... ii
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………….. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………………... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………………………………...… v
ABSTRAK ................................................................................................................ vi
ABSTRACT .............................................................................................................. vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI …………………….. viii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 7
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................... 8
A. Kecenderungan Berperilaku Agresif ....................................................... 8
1. Pengertian Perilaku Agresif .............................................................. 8
xii
2. Bentuk-bentuk Perilaku Agresif ....................................................... 10
3. Faktor-faktor Pembentuk Perilaku Agresif ...................................... 14
B. Identitas Peran Gender .......................................................................... 18
1. Pengertian Identitas Peran Gender ............................................ 18
2. Bentuk-bentuk Identitas Peran Gender...................................... 21
3. Perkembangan Pembentukan Identitas Peran Gender .............. 26
C. Penelitian yang relevan ........................................................................ 30
D. Kecenderungan Berperilaku Agresif Berdasarkan Identitas Peran Gender 30
E. Hipotesis .............................................................................................. 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 35
A. Jenis Penelitian .................................................................................... 35
B. Identifikasi Variabel Penelitian............................................................ 35
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian............................................. 35
D. Subjek Penelitian ................................................................................ 38
E. Alat Pengumpulan Data ...................................................................... 38
F. Validitas dan Reliabilitas .................................................................... 40
G. Analisis Data........................................................................................ 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 44
A. Persiapan Penelitian ............................................................................. 44
1. Uji coba alat ukur .......................................................................... 44
2. Hasil uji coba alat ukur ................................................................. 44
B. Pelaksanaan Penelitian ........................................................................ 49
C. Hasil Penelitian.................................................................................... 50
xiii
1. Deskripsi hasil penelitian ............................................................... 50
D. Uji Asumsi Penelitian .......................................................................... 53
1. Uji normalitas sebaran ................................................................... 54
2. Uji homogenitas varian .................................................................. 54
3. Uji hipotesis .................................................................................... 54
E. Pembahasan .......................................................................................... 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 60
A. Kesimpulan ........................................................................................... 60
B. Saran ..................................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 62
LAMPIRAN ............................................................................................................ 65
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Pembagian bentuk agresi menurut Buss .................................................. 12
Tabel 2.2 Perbedaan Emosional dan intelektual antara laki-laki dan perempuan ... 23
Tabel 3.1 Blueprint Skala Identitas peran gender sebelum uji coba ........................ 39
Tabel 3.2 Blueprint Skala Kecenderungan berperilaku agresif sebelum uji coba … 39
Table 4.1 Skala kecenderungan berperilaku Agresif setelah uji coba ..................... 46
Tabel 4.2 Skala Identitas peran gender setelah uji coba .......................................... 48
Tabel 4.3 Deskripsi data penelitian ......................................................................... 50
Tabel 4.4 Pengkategorisasian Identitas peran gender subjek dengan median split.. 51
Tabel 4.5 Subjek penelitian berdasarkan identitas peran gender ............................ 52
Tabel 4.6 Kecenderungan berperilaku agresif subjek berdasarkan
identitas peran gender .............................................................................. 53
Tabel 4.7 Urutan perbedaan kecenderungan berperilaku agresif subjek
berdasarkan identitas peran gender ......................................................... 56
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Reliabilitas Skala Kecenderungan Berperilaku agresif dan Daya beda item,
Reliabilitas Skala Identitas Peran Gender dan Daya beda item
Lampiran 2 Skala Penelitian Sebelum Uji Coba, Skala penelitian dan Data Penelitian
Lampiran 3 Uji Normalitas, Uji Homogenitas, Uji ANOVA, Post Hoc Test
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam masyarakat ada anggapan bahwa laki-laki cenderung memiliki
perilaku agresif yang lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan. Padahal,
saat ini juga telah banyak tindak kekerasaan yang dilakukan perempuan.
Misalnya Zulkidah alias Idah, bocah berusia enam tahun warga Sanggau,
Kalimantan Barat, menjadi korban penganiayaan ibu tiri hingga lumpuh (16
Agustus 2007, Liputan6.com) dan aksi kekerasan yang dilakukan oleh geng
pelajar putri Sekolah Menengah Atas bernama Geng Nero di Pati, Jawa
Tengah (14 Agustus 2008, Liputan6.com).
Pada kasus-kasus di atas, kita bisa melihat bahwa perilaku agresif
sebenarnya bisa dilakukan oleh siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan.
Contoh-contoh kasus tersebut juga tidak hanya menunjukkan keberanian dan
kenekatan yang dilakukan individu dalam berperilaku agresif, melainkan
sudah menunjukkan adanya kecenderungan berperilaku agresif telah menjadi
suatu fenomena. Fenomena yang dimaksud adalah walaupun individu telah
mengetahui bahwa perilaku yang cenderung agresif itu bertentangan dengan
aturan-aturan yang ada dan memberikan resiko kerugian pada diri sendiri dan
orang lain, tetapi justru mereka melakukannya dengan begitu mudah dan tanpa
beban. Perilaku yang cenderung agresif ini seakan-akan telah menjadi suatu
perbuatan yang dibenarkan berdasarkan sudut pandang mereka sendiri.
2
Model Agresi Afektif Umum (the General Affective Aggression
Model) yang dikembangkan Anderson dan koleganya (Lindsay and Anderson,
2000) juga dikonseptualisasikan teoritis mengenai antesenden agresi yaitu
bahwa antesenden agresi dipengaruhi oleh perbedaan individu dan variabel
situasional. Perbedaan individu tersebut meliputi ciri sifat (ciri sifat
bermusuhan), sikap terhadap kekerasan, keyakinan tentang kekerasan, nilai-
nilai yang berhubungan dengan kekerasan, dan keterampilan (misalnya
berkelahi). Sedangkan variabel situasional meliputi isyarat-isyarat kognitif,
ketidaknyamanan atau kesakitan, frustasi, serangan (misalnya menyebabkan
cedera) dan keterampilan. Penulis dalam hal ini memfokuskan penelitian pada
anteseden perilaku agresif yang terjadi karena perbedaan individual khususnya
sikap terhadap kekerasan, keyakinan tentang kekerasan, dan nilai-nilai yang
berhubungan dengan kekerasan yang sudah tertanam dalam identitas diri
individu.
Menurut Fromm (1986; Koeswara, 1988), sesungguhpun faktor-faktor
genetis atau biologis terlibat dalam kemunculan agresi manusia seperti halnya
dalam agresi hewan, namun agresi manusia tidak dapat disimpulkan sebagai
bersumber pada naluriah. Agresi manusia merupakan persoalan eksistensial
yang bersumber pada kondisi-kondisi sosial dan situasional, dimana
pendidikan, perlakuan, dan situasi-situasi yang diterima individu sejak usia
dini memainkan peranan penting dalam pengembangan agresi pada individu
tersebut. Dalam hal ini, Berkowitz (1995) juga menyetakan bahwa seorang
yang bertindak agresif didorong oleh beberapa tujuan, seperti: mengembalikan
3
konsep diri yang terancam, mengembalikan kekuasaan dan kendali,
meningkatkan status sosial, dan mendapatkan dukungan orang lain.
Para ahli teori belajar juga menekankan bahwa perilaku agresif
dihasilkan oleh “pola asuh (nurture)”, yaitu diperoleh melalui proses belajar
seperti kebanyakan bentuk perilaku sosial lainnya (Bandura, 1983; dalam
Krahe, 2001). Selain itu, Huesmann (1998; dalam Krahe, 2001) juga
menyatakan bahwa perilaku sosial pada umumnya, dan perilaku agresif pada
khususnya, dikontrol oleh repertoar perilaku yang diperoleh melalui proses
sosialisasi awal. Sosialisasi (Koeswara, 1988) adalah proses belajar yang luas,
yang mengandung sejumlah faktor, meliputi standar, nilai atau norma dan
kebiasaan yang menjadi kriteria atau ukuran bisa dan tidak bisa diterimanya
atau diharapkannya suatu tingkah laku oleh atau menurut kelompok sosial.
Bila seorang anak-anak telah berulang kali merespon (atau melihat
orang lain merespon) situasi konflik dengan perilaku agresif, dan perilaku itu
mampu mengatasi konflik dengan keuntungan di pihaknya. Mereka
berkemungkinan mengembangkan sebuah representasi kognitif yang
tergeneralisasi di mana konflik berkaitan erat dengan agresi. Dalam skrip
agresif melekatlah keyakinan normatif yang mengarahkan keputusan individu
mengenai apakah sebuah respon tertentu dianggap cocok untuk keadaan
tertentu atau tidak.
Menurut tinjauan model peran sosial (Krahe, 2001), kecenderungan
berperilaku agresif ini diperoleh sebagai bagian peran gender maskulin dalam
proses sosialisasi. Identitas peran gender adalah seperangkat sifat yang
4
mengambarkan sikap dan perilaku individu yang didasarkan pada kesadaran
dan disesuaikan dengan harapan serta norma-norma masyarakat. Gender
merupakan konstruksi sosial yang sekarang ini sering disebut sebagai konsep
dalam diri laki-laki dan perempuan yang membuat mereka itu berbeda satu
sama lainnya (Belenky, Clinchy, Goldberger, & Tarule, 1986; dalam Joseph,
Markus,& Tafarodi, 1992).
Gender diasumsikan sebagai atribut, minat, dan kebiasaan yang
diasosiasikan dengan kebudayaan khusus bagi pria dan wanita yang akan
direfleksikan sebagai maskulinitas dan femininitas (Ashmore, 1990; dalam
Cramer & Neyedley, 1998). Menurut Santrock (2002), peran gender ini
merupakan seperangkat harapan yang menggambarkan bagaimana laki-laki
dan perempuan seharusnya berpikir, merasa dan bertindak.
Bem (Berk, 1989) mengemukakan bahwa pengenalan peran gender
didasarkan pada proses penyerapan informasi dari lingkungan oleh anak, yang
didasarkan pada skema gender. Skema peran gender mengandung dimensi
sosial dan intelektual, merupakan suatu jaringan yang saling berhubungan dan
membentuk bagian dasar dari kerangka konseptual seseorang individu
mengenai peran gender. Setiap individu berbeda dalam derajat penggunaan
skema peran gender untuk memproses informasi mengenai diri mereka sendiri
dan orang lain. Konsep diri seseorang pada akhirnya berasimilasi dengan
skema gender.
Ada empat tipe peran gender, yaitu maskulin, feminin, androgini dan
tak terbedakan (Bem, 1981). Setiap peran gender memiliki karakteristik
5
sendiri yang mempengaruhi perilaku seseorang. Bem (1975) mengatakan
bahwa peran gender maskulin lebih menunjukkan peran karakteristik sifat
mandiri, agresif, ambisius, dominan, dan kurang responsif terhadap hal yang
berhubungan perasaan. Feminin dengan sifat ketergantungan terhadap orang
lain, tidak tegas, tidak percaya diri, sensitif terhadap orang lain dan hangat
dalam hubungan interpersonal. Meskipun begitu, peran gender laki-laki dan
perempuan dianggap setara dan dapat dipertukarkan. Artinya pada saat
tertentu laki-laki bisa berperan sebagai orang yang lemah lembut, emosional
dan penuh kasih sayang. Sebaliknya, pada saat tertentu pula perempuan bisa
menjadi perkasa, rasional dan bersikap sebagai pemimpin. Peran gender yang
dapat dipertukarkan disebut peran gender berorientasi androgini. Sedangkan
peran yang tidak terbedakan merujuk pada orang yang memiliki sifat-sifat
maskulin dan feminin yang rendah.
Saat ini sebenarnya sudah banyak penelitian tentang kecenderungan
perilaku agresif tetapi kebanyakan penelitian itu melihat perbedaan tersebut
sekedar terjadi karena perbedaan jenis kelamin yaitu berbeda antara laki-laki
dan perempuan yang disebabkan secara biologis atau fisik. Padahal
sebenarnya perbedaan kecenderungan berperilaku agresif juga bisa terjadi
karena perbedaan pemahaman akan dunia sosial, dimana perilaku agresif
sebenarnya terkait dengan maskulinitas seseorang. Maskulinitas dalam diri
individu yang membuat individu berkecenderungan berperilaku agresif.
Berdasarkan pernjelasan-penjelasan di atas maka penelitian ini bertujuan
6
untuk membuktikan bahwa peran gender yang berbeda akan menunjukkan
perilaku agresif yang berbeda pula.
B. Rumusan Masalah
Apakah ada perbedaan kecenderungan perilaku agresif ditinjau dari identitas
peran maskulin, feminin, androgini dan tidak terbedakan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan
kecenderungan perilaku agresif ditinjau dari identitas peran maskulin, feminin,
androgini dan tak terbedakan.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian diharapkan dapat memberi sumbangan pengetahuan pada ilmu
psikologi sosial, terutama dalam konteks penelitian – penelitian yang
berkaitan dengan perilaku agresif dan gender.
2. Manfaat Praktis
Penelitian diharapkan dapat membantu mahasiswa dan masyarakat luas
untuk memahami tentang perilaku agrsif sehingga mereka bisa membantu
untuk membina dan mengembangkan perilaku yang lebih bisa diterima
secara sosial.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kecenderungan berperilaku Agresif
1. Pengertian Kecenderungan Berperilaku Agresif
Berkowitz (1999) menyebutkan bahwa perilaku agresif adalah bentuk
perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti seseorang baik secara fisik
maupun secara verbal (dengan kata-kata). Orang yang mengalami dorongan
agresif adalah orang yang sering melihat ancaman dan tantangan, dan yang
cepat menyerang orang yang membuatnya tidak tenang sehingga mereka sangat
mungkin mempunyai sikap jahat terhadap orang lain. Aronson (1972; dalam
Koeswara, 1988) juga mendefinisikan agresi sebagai tingkah laku yang
dijalankan individu dengan maksud melukai atau mencelakakan individu lain
dengan ataupun tanpa tujuan tertentu. Sementara itu, menurut Moore dan Fine
(1968, dalam Koeswara, 1988), agresi didefinisikan sebagai tingkah laku
kekerasan secara fisik ataupun verbal terhadap individu lain atau terhadap
objek-objek.
Pemahaman tentang perilaku agresif dapat pula dijelaskan berdasarkan
komponen psikis yang terlibat (Krahe, 2001), yakni niat atau tujuan perilaku
untuk melukai (merugikan) orang lain atau objek, harapan pelaku (agresor)
bahwa tindakannya akan mencelakakan korban atau menghasilkan sesuatu dan
ketidaksediaan korban mendapatkan perlakuan tersebut. Sejalan dengan itu,
8
Baron (1977, dalam Koeswara, 1988) juga menyatakan bahwa perilaku agresi
adalah tingkah laku individu yang ditunjukan untuk melukai atau mencelakakan
individu lain yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku tersebut. Baron
dan Richardson (1994, dalam Krahe, 2001) juga menambahkan bahwa agresi
merupakan segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti atau
melukai makhluk hidup lain yang terdorong untuk menghindari perlakuan itu.
Buss (1995) menyatakan bahwa kemarahan dan permusuhan juga
mengikuti atau mengarahkan pada tindakan agresi. Kemarahan sebagai suatu
emosi negatif yang dialami seseorang dapat menimbulkan perasaan terganggu
dan tidak nyaman. Sedangkan permusuhan sebagai komponen dari agresi
mengandung unsur ketidaksukaan, dendam atau sakit hati dan kebencian
terhadap orang lain. Permusuhan juga melibatkan kecurigaan bahwa orang lain
menyembunyikan atau bermaksud membahayakan dirinya. Permusuhan
meliputi ketidaksukaan, dendam atau sakit hati dan kebencian yang berlangsung
bertahun-tahun lamanya.
Dari berbagai pengertian tentang perilaku agresif di atas, maka inti
dari definisi kecenderungan berperilaku agresif mencakup ciri-ciri sebagai
berikut:
a. Suatu bentuk kecenderungan berperilaku
b. Adanya maksud yang artinya dilakukan secara sengaja
c. Adanya sasaran pelaku atau korban yang berupa orang lain ataupun objek.
9
d. Tujuan atau harapannya adalah mencelakakan fisik ataupun psikologis
korban.
e. Mengandung unsur kekerasaan, serangan, permusuhan.
f. Korban tidak menghendaki perilaku agresi tersebut dan agresor menyadari
hal tersebut.
g. Ada rasa ketidaksukaan, dendam, sakit hati dan curiga dari agresor kepada
korban.
2. Bentuk-bentuk Perilaku Agresif
Berkowitz (1995) membedakan agresi ke dalam dua macam bentuk
agresi, yakni agresi instrumental dan agresi emosional atau agresi impulsif.
a. Agresi instrumental adalah perilaku agresif yang mempunyai tujuan lain
disamping kejahatan, atau perilaku agresif yang dilakukan oleh organisme
atau individu sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan tertentu. Agresor
memiliki tujuan lain dibenaknya saat menyerang korbannya.
b. Agresi emosional atau agresi impulsif adalah agresi yang dilakukan ketika
seseorang merasa tersinggung dan berusaha ingin menyakiti atau melukai
orang lain.
Buss (dalam Baron & Bryne, 1997) mengelompokan bentuk-bentuk
perilaku agresi ke dalam dimensi-dimensi fisik verbal, aktif-pasif dan langsung-
tak langsung. Selanjutnya dari interaksi masing-masing dimensi, diperoleh
delapan bentuk agresi, antara lain:
10
1. Agresi fisik-aktif-langsung, adalah perilaku yang dimaksudkan untuk
menyakiti dengan menggunakan fisik dimana individu aktif dan secara
langsung melakukannya terhadap orang lain, misalnya memukul orang lain.
2. Agresif fisik-aktif-tidak langsung, adalah perilaku yang dimaksudkan untuk
menyakiti dengan menggunakan fisik dimana individu aktif dan secara tidak
langsung melakukannya terhadap orang lain, misalnya membuat jebakan
untuk mencelakakan orang lain.
3. Agresi fisik-pasif-langsung, adalah perilaku yang dimaksudkan untuk
menyakiti dengan menggunakan fisik dimana individu pasif dan secara
langsung melakukannya terhadap orang lain, misalnya tidak memberi jalan
orang yang mau lewat.
4. Agresi fisik-pasif-tidak langsung, adalah perilaku yang dimaksudkan untuk
menyakiti dengan menggunakan fisik dimana individu pasif dan secara tidak
langsung melakukannya terhadap orang lain, misalnya menolak untuk
mengerjakan sesuatu yang diperintahkan oleh orang lain.
5. Agresi verbal-aktif-langsung, adalah perilaku yang dimaksudkan untuk
menyakiti dengan menggunakan kata-kata dimana individu secara aktif dan
secara langsung melakukannya terhadap orang lain, misalnya mencaci maki
orang lain.
6. Agresi verbal-aktif-tidak langsung, adalah perilaku yang dimaksudkan untuk
menyakiti dengan menggunakan kata-kata dimana individu secara aktif dan
11
secara tidak langsung melakukannya terhadap orang lain, misalnya
menyebarkan gosip.
7. Agresi verbal-pasif-langsung, adalah perilaku yang dimaksudkan untuk
menyakiti dengan menggunakan kata-kata dimana individu secara pasif dan
secara langsung melakukannya terhadap orang lain, misalnya menolak untuk
berbicara.
8. Agresi verbal-pasif-tidak langsung, adalah perilaku yang dimaksudkan untuk
menyakiti dengan menggunakan kata-kata dimana individu secara pasif dan
secara tidak langsung melakukannya terhadap orang lain, misalnya
menggerutu.
Tabel 2.1 Pembagian bentuk Agresi menurut Buss
Aktif Pasif Perilaku
Agresif Langsung Tak Langsung Langsung Tak Langsung
Fisik Memukul Menjebak Tidak memberi jalan Menolak melakukan
sesuatu
Verbal Memaki Menyebar
gossip
Menolak berbicara /
menjawab pertanyaan
Menggerutu
12
Selain itu, Buss & Perry (1992, dalam Silvia & F. Iriani R.D., 2003) dalam
Aggression Questionnaire–nya juga menyatakan bahwa ada 4 aspek yang
terkandung dalam perilaku agresi seseorang, yakni:
1. Agresi Fisik
Bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti atau melukai
seseorang secara fisik, yaitu memukul, menendang, menusuk, membakar,
dan sebagainya.
2. Agresi Verbal
Bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti atau melukai
seseorang secara verbal atau melalui kata-kata, termasuk di dalamnya
adalah perilaku argumentatif dan kata-kata yang mengandung unsur
permusuhan. Bila seseorang sedang mengumpat, membentak, berdebat,
mengejek dan sebagainya, orang itu dapat dikatakan sedang melakukan
agresi.
3. Kemarahan
Kemarahan sebagai suatu emosi negatif yang dialami seseorang yang
dapat menimbulkan perasaan terganggu dan tidak nyaman. Kemarahan
merupakan perasaan tidak senang sebagai reaksi atas cedera fisik maupun
psikis yang diderita individu.
4. Permusuhan
Permusuhan adalah sikap yang negatif terhadap orang lain karena
penilaian sendiri yang negatif. Permusuhan sebagai komponen dari agresi
13
mengandung unsur ketidaksukaan, dendam atau sakit hati dan kebencian
terhadap orang lain. Permusuhan juga melibatkan kecurigaan bahwa orang
lain menyembunyikan atau bermaksud membahayakan dirinya.
Permusuhan meliputi ketidaksukaan, dendam atau sakit hati dan
kebencian yang berlangsung bertahun-tahun lamanya (Buss, 1995)
3. Faktor-Faktor Penyebab Kecenderungan Berperilaku Agresif
Agresi bukanlah variabel yang muncul secara kebetulan atau otomatis,
melainkan variabel yang muncul karena terdapat kondisi-kondisi atau faktor-
faktor tertentu yang mengarahkan dan mencetuskannya, yang sering dibedakan
ke dalam dua jenis faktor yakni faktor-faktor yang berasal dari dalam (internal)
dan daktor-faktor yang berasal dari luar (eksternal).
a. Frustasi
Dollard-Miller (Koeswara, 1988) mengagaskan bahwa frustasi bisa
mengarahkan individu kepada perilaku agresif. Setiap tindakan agresif
pada akhirnya bisa dilacak penyebabnya adalah frustasi. Frustasi sendiri
adalah situasi dimana individu terhambat atau gagal dalam usaha
mencapai tujuan tertentu yang diinginkannya, atau mengalami hambatan
untuk bebas bertindak dalam rangka mencapai tujuannya sehingga orang
yang frustasi akan marah dan menunjukkan perilaku agresifnya.
Dollard, dkk (dalam Berkowitz, 1995) menyebutkan bahwa
kekuatan dorongan agresif yang disebabkan oleh frustasi tergantung pada
14
(1) tingkat kepuasan yang diharapkan, (2) seberapa jauh ia gagal
memperoleh kepuasan, dan (3) seberapa sering ia terhalang untuk
mencapai tujuan.
b. Proses Belajar Masa Lalu
Sears, dkk (1991) mengungkapkan bahwa mekanisme utama yang
menentukan perilaku agresif manusia adalah proses belajar masa lampau.
Ketika masih bayi, seorang anak akan menunjukkan perasaan agresifnya
yang sangat impulsif itu dengan cara menangis keras-keras, memukul-
mukulkan tangannya, menghantam apa saja yang dapat dijangkaunya.
Pada awal kehidupannya, seorang bayi belum menyadari kehadiran orang
lain, sehingga perasaan agresifnya belum diarahkan pada diri seseorang.
Berbeda ketika individu sudah memasuki masa dewasa, individu
akan melakukan perilaku agresif pada beberapa situasi dan menekan
amarah dalam situasi yang lain, bertindak agresif pada orang tertentu dan
bukan pada orang lain. Individu dewasa akan semakin mampu untuk
mengendalikan dorongan impulsif agresifnya dan hanya melakukan
perilaku agresifnya dalam situasi tertentu saja.
1) Reinforcement
Sears, dkk (1991) menjelaskan bahwa proses munculnya perilaku
agresif ditunjang pula adanya proses penguatan (reinforcement) atau
peneguhan. Penguatan atau peneguhan yang diberikan pada perilaku
seseorang dan mendapatkan ganjaran yang menyenangkan, maka akan
15
menimbulkan kecenderungan perilaku tersebut akan diulangi di masa yang
akan datang. Oregan (dalam Berkowitz, 1995) juga menyatakan bahwa
peneguhan dari saudara Si Anak agresif, akan meneguhkan perilaku
agresifnya.
2) Modeling
Berkowitz (1995) mengungkapkan bahwa contoh-contoh yang
diberikan oleh orang lain kepada anak juga bisa mempengaruhi
kecenderungan agresif anak, tak peduli apakah orang lain itu ingin ditiru
atau tidak. Teori modeling ini dikemukakan oleh Bandura yang
mendefinisikannya sebagai pengaruh yang timbul ketika orang melihat
orang lain (model) bertindak dengan cara tertentu dan kemudian meniru
perilaku orang tadi. Berbagai tindakan yang dilakukan oleh orangtua atau
teman-teman yang ditunjukkan kepada Si Anak adan berkontribusi pada
pembentukan kecenderungan tetap terhadap perilaku agresif anak
(Berkowitz, 1991). Proses belajar melalui orang lain (Vicarious Learning)
ini akan meningkat bila perilaku orang dewasa tersebut diberi penguatan
dan bila situasinya mendukung identifikasi terhadap model orang dewasa
itu (Sears, dkk, 1991).
c. Perasaan Negatif dan Kejadian Tidak Menyenangkan
Berkowitz (1995) menyatakan bahwa semua perasaan negatif,
semua perasaan tidak enak adalah dorongan dasar bagi perilaku agresif.
Pengaruh rasa tersinggung atau ancaman terhadap harga diri seseorang
16
mengakibatkan munculnya dorongan agresif. Bukan terusiknya harga diri
seseorang itu sendiri yang menghasilkan dorongan untuk menyerang
pengganggu, melainkan karena perasaan terlukanya. Namun, kita semua
tahu bahwa orang tidak selalu tidak menyenangkan saat merasa tidak
enak, mereka bisa mengendalikan diri dan menahan dorongan agresifnya.
Berkowitz (1995) menjelaskan bahwa ada beberapa kejadian tidak
enak yang menyebabkan manusia berperilaku agresif, seperti suhu tinggi
yang menyiksa, berada dalam ruangan yang penuh dengan asap rokok, bau
tidak sedap dan bahkan pemandangan menjijikan ternyata meningkatkan
kekerasan yang ditunjukkan kepada orang lain. Selain itu tekanan sosial
dalam bentuk tingginya tingkat pengangguran, inflasi, atau modernisasi
yang cepat, keadaan ekonomi yang lemah, dan kondisi politik dapat
meningkatkan perilaku agresif.
Selain itu, seseorang yang bertindak agresif didorong oleh
beberapa tujuan, yaitu: menyudahi hubungan yang tidak enak,
mengembalikan konsep diri yang terancam, mengembalikan kekuasaan
dan kendali, meningkatkan status sosial, dan mendapatkan dukungan
orang lain (Berkowitz, 1995).
17
B. Identitas Peran Gender
1. Pengertian Identitas Peran Gender
a. Pengertian Gender
Gender seringkali diartikan sebagai kelompok laki-laki,
perempuan, atau perbedaan jenis kelamin. Untuk memahami kata gender,
haruslah dibedakan antara seks atau jenis kelamin dengan gender. Secara
struktur biologis atau jenis kelamin, manusia terdiri dari laki-laki dan
perempuan yang masing-masing memiliki alat dan fungsi biologis yang
melekat serta tidak dapat dipertukarkan. Laki-laki tidak dapat menstruasi,
karena tidak memiliki organ peranakan. Sedangkan perempuan tidak
bersuara berat, tidak berkumis, karena keduanya memiliki hormon yang
berbeda.
Wiliam-de Vries (2006) menyatakan bahwa gender sama sekali
berbeda dengan pengertian jenis kelamin. Gender bukan jenis kelamin.
Gender bukanlah perempuan ataupun laki-laki. Gender hanya memuat
perbedaan fungsi dan peran sosial laki-laki dan perempuan, yang
terbentuk oleh lingkungan tempat kita berada. Gender itu sendiri
merupakan suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun
perempuan, dimana sifat-sifat tersebut dikonstruksi secara sosial maupun
kultural oleh berbagai media, sehingga dapat dikenal dan dikonsumsi oleh
khalayak. Misalnya bahwa perempuan itu dikenal lembut, cantik,
emosional, atau keibuan, sementara laki-laki dianggap kuat, rasional,
18
perkasa, dan jantan. Ciri dari sifat tersebut merupakan sifat-sifat yang
dapat dipertukarkan dan berubah dari waktu ke waktu (Ervita, 2002),
dimana ada pula laki-laki yang jantan, emosional, lembut, maupun
perkasa, begitu pula dengan wanita ada yang kuat, rasional, perkasa dan
sebagainya.
Unger (1979, dalam Brannon, 1996) mendeskripsikan gender
sebagai sifat-sifat dan perilaku-perilaku yang dianggap sesuai atau pantas
untuk laki-laki dan perempuan oleh kebudayaan. Gender merupakan label
sosial dan bukan deskripsi dari biologis. Label ini termasuk karakteristik
yang berasal dari kebudayaan untuk setiap jenis kelaminnya dan
karakteristik jenis kelamin ini yang kemudian ditanamkan individu dalam
dirinya sendiri. Corolyn Sherif (1982, dalam Brannon, 1996) juga
mendeskripsikan gender sebagai sebuah skema sebagai kategorisasi sosial
individu.
b. Pengertian Peran Gender
Peran gender menurut Myers (1996) merupakan suatu set perilaku
perilaku yang diharapkan (norma-norma) untuk laki-laki dan perempuan.
Bervariasinya peran gender di antara berbagai budaya serta jangka waktu
menunjukkan bahwa budaya memang membentuk peran gender kita.
Peran gender merupakan suatu set perilaku perilaku yang diharapkan
(norma-norma) untuk laki-laki dan perempuan. Wiliam-de Vries (2006)
juga menyatakan bahwa peran gender adalah peran yang diciptakan
19
masyarakat bagi lelaki dan perempuan. Sebagai hasil bentukan sosial,
tentunya peran gender sangat mungkin dipertukarkan diantara laki-laki
dan perempuan.
Menurut Santrock (2002), peran gender juga merupakan
seperangkat harapan yang menggambarkan bagaimana laki-laki dan
perempuan seharusnya berpikir, merasa dan bertindak. Peran gender
merujuk pada suatu set norma perilaku berbeda yang diasosiasikan dengan
laki-laki dan perempuan. Individu yang memegang dengan tepat
peraturan-peraturan gender tersebut bisa dikatakan memiliki identitas
peran gender maskulin atau feminin (Bem, 1974).
c. Stereotipe gender
Stereotipe gender adalah keyakinan yang diterapkan pada gender
yaitu pria dan wanita. Konsep ini dapat pula dikatakan sebagai keyakinan
mengenai pria dan wanita, yaitu generalisasi tentang peran-peran yang
dianggap cocok untuk mempresentasikan kelompok pria atau wanita.
d. Pengertian Identitas Peran Gender
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa identitas peran
gender adalah sekumpulan sifat-sifat, pola-pola tingkah laku atau sikap-
sikap yang dituntut oleh lingkungan dan budaya tempat individu itu
berada untuk ditampilkan secara berbeda oleh laki-laki dan perempuan
sesuai jenis kelaminnya, dimana kemudian individu akan memegang dan
menanamkan peraturan atau peran gender tersebut dalam dirinya.
20
2. Bentuk- bentuk Identitas Peran Gender (Bem, 1981)
a. Maskulin
Sifat-sifat maskulin adalah sifat-sifat yang dievaluasi akan lebih
cocok untuk laki-laki dibandingkan dengan untuk perempuan dalam
masyarakat. Maskulin adalah segala sifat-sifat atau atribut yang secara
konvensional telah diasosiasikan dengan laki-laki. Peran gender maskulin
lebih menunjukkan peran karakteristik sifat percaya kepada diri sendiri,
suka mempertahankan pendapat, mandiri, atletis, tegas, berkepribadian
kuat, pemimpin yang kuat, analitis/ suka menganalisis, dapat menjadi
pemimpin, mau mengambil resiko, mudah/ cepat dalam mengambil
keputusan, dapat berdiri sendiri, dominan, maskulin, berpendirian tetap,
agresif, bertingkah laku/ bersikap sebagai pemimpin, individualistis,
kompetitif, dan ambisius.
b. Feminin
Sifat-sifat maskulin adalah sifat-sifat yang dievaluasi akan lebih
cocok untuk perempuan dibandingkan dengan untuk laki-laki dalam
masyarakat. Feminin adalah segala sifat-sifat atau atribut yang secara
konvensional telah diasosiasikan dengan perempuan. Peran gender
feminin dengan sifat suka mengalah, periang, pemalu, penuh kasih
sayang, pandai merayu, setia, feminin, bersimpati kepada orang lain,
sensitif terhadap kebutuhan orang lain, pengertian, mudah terharu/ merasa
kasihan, dapat mengatasi sakit hati/ tidak lama kalau sakit hati, bersuara
21
lembut, hangat, sabar/ tidak mudah marah, mudah tertipu, kekanak-
kanakan, tidak pernah berkata kasar, menyukai anak-anak, dan lemah
lembut.
c. Androgini
Androgini adalah suatu istilah yag menggambarkan kesatuan
perilaku dan karakteristik kepribadian yang secara tradisional dikenal
sebagai feminin dan maskulin. Androginitas dengan demikian dapat
dilihat sebagai suatu hal yang positif dan menjadikan seseorang lebih kaya
dalam tingkah lakunya daripada bila ia hanya memiliki tingkah laku salah
satu peran gender saja. Jadi disini ada pengkombinasian antara ciri-ciri
maskulin dan feminin yang kuat. Individu yang androgini adalah individu
yang fleksibel dan dapat berfungsi secara optimal, individu tersebut
bersifat mandiri dan mempunyai pendapat. Individu yang androgini
kemungkinan memiliki pandangan yang lebih egaliter sehingga lebih
mengarah kepada pandangan yang lebih modern.
Individu androgini memiliki kemampuan adaptif yang superior
pada peran jenis kelaminnya dan dalam memandang tugas gender pada
masyarakat. Individu yang androgini bisa beradaptasi terhadap beragam
variasi situasi. Individu dengan tipe ini dapat menunjukkan sikap yang
maskulinitas sekaligus juga feminitas, sesuai dengan kondisi atau keadaan
yang dihadapi.
22
d. Tak Terbedakan
Peran Gender yang tidak terbedakan merujuk pada orang yang
memiliki sifat-sifat maskulin dan feminin yang rendah.
Berikut merupakan perbedaan emosional dan intelektual antara laki-
laki (maskulin) dan perempuan (feminin) yang diidentifikasi Unger (1973,
dalam Ervita, 2002)
Tabel 2.2 Perbedaan Emosional dan Intelektual antara Laki-laki dan Perempuan
Laki-laki (maskulin) Perempuan (Feminin)
Sangat Agresif Tidak terlalu agresif
Independen Tidak terlalu independen
Tidak emosional Lebih emosional
Dapat menyembunyikan emosi Sulit menyembunyikan emosi
Lebih objektif Lebih subjektif
Tidak mudah berpengaruh Mudah berpengaruh
Tidak submisif Lebih submisif
Sangat menyukai pengetahuan eksata Kurang menyukai eksata
Tidak mudah goyah terhadap krisis Mudah goyah menghadapi krisis
Lebih aktif Lebih pasif
Lebih kompetitif Kurang kompetitif
Lebih logis Kurang logis
23
Lebih mendunia Berorientasi ke rumah
Lebih terampil berbisnis Kurang terampil berbisnis
Lebih berterus terang Kurang berterus terang
Memahami seluk beluk perkembangan
dunia
Kurang memahami seluk beluk
perkembangan dunia
Berperasaan tidak mudah tersinggung Berperasaan mudah tersinggung
Lebih suka bertualang Tidak suka bertualang
Jarang menangis Lebih sering menangis
Umumnya selalu tampil sebagai
pemimpin
Tidak umum tampil sebagai pemimpin
Penuh rasa percaya diri Kurang rasa percaya diri
Lebih banyak mendukung sikap agresif Kurang senang terhadap sikap agresif
Lebih ambisi Kurang ambisi
Lebih mudah membedakan rasa dan rasio Sulit membedakan antara rasa dan rasio
Lebih merdeka Kurang merdeka
Tidak canggung dalam penampilan Lebih canggung dalam penampilan
Pemikiran lebih unggul Pemikiran kurang unggul
Lebih bebas berbicara Kurang bebas berbicara
Identifikasi perbedaan emosional dan intelektual yang disebutkan di
atas sangat terkait erat dengan lingkungan. Sebab ciri-ciri, sifat dan perilaku
24
yang dimiliki oleh setiap individu atau setiap jenis kelamin dipengaruhi oleh
perlakuan dan harapan masyarakat dimana individu itu berada. Perlakuan dan
harapan masyarakat terhadap masing-masing jenis kelamin untuk memiliki
sifat-sifat atau ciri-ciri tertentu merupakan bagian dari sebuah konstruk sosial
yang dikenal dengan sebutan stereotype gender.
Secara umum stereotipe gender adalah keyakinan yang diterapkan
pada gender yaitu pria dan wanita. Konsep ini dapat pula dikatakan sebagai
keyakinan mengenai pria dan wanita, yang merupakan generalisasi yang dibuat
orang tentang wanita dan pria; generalisasi sifat-sifat yang dianggap mewakili
ciri-ciri pria dan wanita; generalisasi tentang tingkah laku yang dianggap
mempresentasikan kelompok gender tersebut; juga generalisasi tentang peran-
peran yang dianggap cocok untuk mempresentasikan kelompok pria atau wanita
(Muluk, dalam Handayani, 2002).
Sejak lahir, anak laki-laki dan perempuan dibiasakan berperilaku
seseuai dengan ketentuan-ketentuan masyarakat sehubungan dengan perilaku
mana yang semestinya untuk laki-laki dan perilaku mana yang seharusnya bagi
anak-anak perempuan. Sifat-sifat yang diharapkan dimiliki oleh laki-laki lazim
disebut sifat maskulin. Sedangkan sifat-sifat yang dikenakan untuk perempuan
lazim disebut sifat feminin (Gilarso, dalam Adimassana & Setiyaningsih, 2001).
Para psikolog yang menyetujui teori bahwa perbedaan ciri-ciri pria dan
wanita tersebut berasal dari kebudayaan masyarakat, berpendapat bahwa ciri-
ciri atau peran-peran yang diberikan kepada laki-laki tidak mesti dimiliki oleh
25
laki-laki saja, melainkan dapat dimiliki oleh perempuan. Sebaliknya, peran-
peran yang diberikan kepada perempuan tidak mesti hanya dimiliki oleh
perempuan, melainkan dapat dimiliki pula oleh laki-laki. Kedua macam ciri-ciri,
maskulin dan feminin itu dapat dimiliki oleh setiap manusia, baik laki-laki
maupun perempuan, hanya saja kadar atau tingkatannya dapat berbeda-beda.
Sifat-sifat ini tidak bersifat mutlak, harus dimiliki oleh masing-masing jenis
kelamin karena kadarnya dapat berbeda-beda pada setiap orang. Selain itu, sifat-
sifat ini sangat bergantung pada lingkungan kebudayaan dimana individu berada
dan berkembang.
3. Perkembangan Pembentukan Identitas Peran Gender
Sejak kanak-kanak individu diperlakukan berbeda, untuk menjamin
individu dapat menjalankan tugas peran sosialnya pada masa dewasa. Teori
yang membahas mengenai perkembangan pembentukan identitas peran gender,
diantaranya adalah :
a. Teori Psikoanalisa
Tokoh utama dari aliran psikoanalisa adalah Sigmund Freud, yang
berpendapat bahwa perkembangan peran gender pada anak terjadi karena
adanya proses identifikasi anak pada orang tua yang berjenis kelamin sama.
Proses ini terjadi pada tahap perkembangan phalic, yaitu antara dua setengah
tahun sampai enam tahun, pada waktu itu anak mengalami konflik yang
kemudian mempengaruhi perkembangan peran gendernya. Proses identifikasi
26
ini merupakan ikatan yang didasarkan pada kebutuhan anak untuk dicintai dan
ketakutan anak terhadap orang tua.
b. Teori Belajar Sosial ( Social Learning Theory )
Berasal dari aliran behaviorist yang menerangkan tingkah laku lebih
ditekankan pada hal-hal yang dapat diamati dan konsekuensi yang menyertai,
dibandingkan hal-hal yang merupakan perasaan-perasaan atau dorongan dari
dalam. Anak belajar melalui proses imitasi dan melalui ganjaran terhadap
tingkah laku yang konsisten dengan jenis kelamin. Teori ini berpendapat bahwa
anak belajar mengabstraksikan informasi dan perilaku orang lain, mengambil
keputusan mengenai perilaku mana yang akan ditiru (imitasi), kemudian
melakukan perilaku yang telah dipilih. Hubungan antara pribadi anak dengan
orang dewasa, menyebabkan anak meniru atau menyerap perilaku sosial
misalnya anak laki-laki boleh berbuat kasar, boleh lebih aktif, lebih ribut
daripada anak perempuan; sedangkan anak perempuan diharapkan lebih
berperasaan halus dan bersikap tidak kasar. Dengan demikian modeling atau
mengamati perilaku orang lain membuat anak belajar membentuk peran gender.
c. Teori Perkembangan Kognitif ( Cognitive Developmental Theory )
Teori ini memusatkan perhatian pada aktivitas anak dalam
menginterpretasikan pesan yang diterima dari lingkungan. Lawrence Kohlberg
(dalam Berk, 1989) berdasarkan rumusan Piaget, berpendapat bahwa
27
perkembangan identitas peran gender dimulai dengan gender constancy.
Seseorang lebih dulu menjalani kategorisasi diri sendiri yang kognitif, yaitu
mengenal diri sendiri sebagai laki-laki atau perempuan, baru sesudahnya
pengaruh lingkungan mulai tampak. Pada saat anak berusia dua tahun, anak
dapat mengidentifikasi diri dengan orang lain dengan benar sebagai laki-laki
atau perempuan, tetapi anak cenderung mendasarkan pada hal-hal yang tampak
saja seperti panjang rambutnya atau pakainnya, tidak dapat dengan ciri-ciri
biologis berdasarkan jenis kelamin. Reinforcement tidak dapat membuat
pengertian tersebut, sebab kemampuan anak terbatas sesuai dengan tahap
perkembangan kognitif individu. Pada usia enam atau tujuh tahun, anak mulai
paham bahwa jenis kelamin bersifat tetap, tidak dapat berubah seperti contoh
mengganti baju. Anak dapat mengerti bahwa karakter dasar tidak dapat berubah,
sebab anak memiliki kemampuan untuk mencapai ide tersebut. Anak belajar
secara mandiri berusaha untuk menampilkan tingkah laku sebagai anak laki-laki
atau anak perempuan yang diharapkan. Anak melakukan ini sendiri sebab
adanya kebutuhan dari dalam untuk keseimbangan antara apa yang anak tahu
dan bagaimana anak menampilkannya. Model dan reinforcement menolong agar
anak mengetahui sejauh mana yang dilakukan sesuai dengan orang lain, tetapi
motivasi dasar adalah bersifat internal.
28
d. Teori Skema Gender ( Gender Schema Theory )
Bem (dalam Berk, 1989) mengemukakan bahwa pengenalan jenis kelamin
didasarkan pada proses penyerapan informasi dari lingkungan oleh anak, yang
didasarkan pada skema gender. Skema peran gender mengandung dimensi
sosial dan intelektual, merupakan suatu jaringan yang saling berhubungan dan
membentuk bagain dasar dari kerangka konseptual seseorang individu mengenai
peran gender. Menurut Bem, setiap individu berbeda dalam derajat penggunaan
skema peran gender untuk memproses informasi mengenai diri mereka sendiri
dan orang lain. Konsep diri seseorang pada akhirnya berasimilasi dengan skema
gender. Evaluasi diri disusun disekitar penilaian seberapa jauh diri sendiri
dipersepsikan serupa dengan skema gender. Lebih lanjut dijelaskan bahwa
anak-anak yang mempunyai kepercayaan stereotip dan persepsi diri kuat, skema
gender tampil ekstrim. Jika lingkungan tidak melebih-lebihkan perbedaan antara
laki-laki dan perempuan, anak akan menggunakan skema peran gender dengan
derajat yang ringan. Hal ini memungkinkan seseorang tidak langsung
digolongkan sebagai maskulin dan feminin, sehingga timbul kemungkinan baru
yaitu androgini.
29
C. Penelitian yang relevan
Beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian
kecenderungan berperilaku agresif dan identitas peran gender diantaranya
adalah penelitian Kernahan (1997; dalam Krahe, 2001) yang menemukan bahwa
laki-laki lebih agresif daripada perempuan dengan adanya stimulus yang
berhubungan dengan agresi bila tidak ada provokasi yang mendahuluinya.
Tetapi, bila mereka sebelumnya telah diprovokasi, perempuan tidak kurang
agresifnya dibandingkan laki-laki. Kesimpulan tersebut juga sejalan dengan
analisis yang dilaporkan Bettencourt dan Miller (1996; dalam Krahe, 2001).
Lightdale dan Prentice (1994) juga menemukan bahwa laki-laki dan
perempuan itu sama agresifnya bila berada dalam kondisi yang terdeindividuasi
yaitu saat perbedaan angka rata-rata antara laki-laki dan perempuan dalam
kondisi tidak signifikan.
D. Kecenderungan Berperilaku Agresif Berdasarkan Identitas Peran Gender
Menurut Fromm (1986; Koeswara, 1988), sesungguhpun faktor-faktor
genetis atau biologis terlibat dalam kemunculan agresi manusia seperti halnya
dalam agresi hewan, namun agresi manusia tidak dapat disimpulkan sebagai
bersumber pada naluriah. Agresi manusia merupakan persoalan eksistensial yang
bersumber pada kondisi-kondisi sosial dan situasional, dimana pendidikan,
perlakuan, dan situasi-situasi yang diterima individu sejak usia dini memainkan
peranan penting dalam pengembangan agresi pada individu tersebut. Dalam hal
30
ini, Berkowitz (1995) juga menyetakan bahwa seorang yang bertindak agresif
didorong oleh beberapa tujuan, seperti: mengembalikan konsep diri yang
terancam, mengembalikan kekuasaan dan kendali, meningkatkan status sosial,
dan mendapatkan dukungan orang lain.
Para ahli teori belajar juga menekankan bahwa perilaku agresif dihasilkan
oleh “pola asuh (nurture)”, yaitu diperoleh melalui proses belajar seperti
kebanyakan bentuk perilaku sosial lainnya (Bandura, 1983; dalam Krahe, 2001).
Agresi merupakan hasil dari proses belajar dalam konteks sosial yang
melibatkan faktor-faktor internal berupa situasi atau proses yang berlangsung
dalam diri seseorang dan faktor-faktor eksternal yakni faktor-faktor sosial atau
situasional seperti situasi, kejadian, atau tingkah laku yang ditampilkan individu
lain. Huesmann (1998; dalam Krahe, 2001) juga menyatakan bahwa perilaku
sosial pada umumnya, dan perilaku agresif pada khususnya, dikontrol oleh
perilaku yang diperoleh melalui proses sosialisasi awal. Sosialisasi (Koeswara,
1988) adalah proses belajar yang luas, yang mengandung sejumlah faktor,
meliputi standar, nilai atau norma dan kebiasaan yang menjadi kriteria atau
ukuran bisa dan tidak bisa diterimanya atau diharapkannya suatu tingkah laku
oleh atau menurut kelompok sosial.
Sebagai contoh, bila seorang anak-anak telah berulang kali merespon (atau
melihat orang lain merespon) situasi konflik dengan memperlihatkan perilaku
agresif, dan perilaku itu mampu mengatasi konflik tersebut dengan keuntungan
di pihaknya. Mereka berkemungkinan mengembangkan sebuah representasi
31
kognitif yang tergeneralisasi di mana konflik berkaitan erat dengan agresi.
Dalam skrip agresif melekatlah keyakinan normatif yang mengarahkan
keputusan individu mengenai apakah sebuah respon tertentu dianggap cocok
untuk keadaan tertentu atau tidak.
Dalam model Agresi Afektif Umum (The General Affective Aggression
Model) yang dikembangkan Anderson dan koleganya (Lindsay and Anderson,
2000) dikonseptualisasikan teoritis mengenai antesenden agresi yaitu bahwa
antesenden agresi dipengaruhi oleh perbedaan individu dan variabel situasional.
Perbedaan individu tersebut meliputi ciri sifat (ciri sifat bermusuhan), sikap
terhadap kekerasan, keyakinan tentang kekerasan, nilai-nilai yang berhubungan
dengan kekerasan, dan keterampilan (misalnya berkelahi). Sedangkan variabel
situasional meliputi isyarat-isyarat kognitif (misalnya senjata api),
ketidaknyamanan atau kesakitan, frustasi, serangan (misalnya menyebabkan
cedera) dan keterampilan. Penulis dalam hal ini memfokuskan penelitian pada
anteseden perilaku agresif yang terjadi karena perbedaan individual khususnya
sikap terhadap kekerasan, keyakinan tentang kekerasan, dan nilai-nilai yang
berhubungan dengan kekerasan yang sudah tertanam sebagai identitas diri
dalam konsep diri individu.
Menurut tinjauan model peran sosial, perilaku agresif diperoleh sebagai
bagian peran gender maskulin dalam proses sosialisasi. Identitas peran gender
adalah seperangkat sifat yang mengambarkan sikap dan perilaku individu yang
didasarkan pada kesadaran dan disesuaikan dengan harapan serta norma-norma
32
masyarakat. Gender merupakan konstruksi sosial yang sekarang ini sering
disebut sebagai konsep dalam diri laki-laki dan perempuan yang membuat
mereka itu berbeda satu sama lainnya (Belenky, Clinchy, Goldberger, & Tarule,
1986; Joseph, Markus,& Tafarodi, 1992). Eagly (1987; Joseph, Markus,&
Tafarodi, 1992) juga menyatakan bahwa pria dan wanita sejak lahir seakan-akan
telah diberikan peran yang berbeda yang harus dimainkannya dalam struktur
hirarki sosialnya sehingga hal ini meningkatkan perbedaan perhatian dan
komitmen sosialnya.
Gender diasumsikan sebagai atribut, minat, dan kebiasaan yang
diasosiasikan dengan kebudayaan khusus bagi pria dan wanita yang akan
direfleksikan sebagai maskulinitas dan femininitas (Ashmore, 1990; Aube &
Koestner, 1992). Menurut Santrock (2002), peran gender juga merupakan
seperangkat harapan yang menggambarkan bagaimana laki-laki dan perempuan
seharusnya berpikir, merasa dan bertindak.
Bem (Berk, 1989) mengemukakan bahwa pengenalan peran gender
didasarkan pada proses penyerapan informasi dari lingkungan oleh anak, yang
didasarkan pada skema gender. Skema peran gender mengandung dimensi
sosial dan intelektual, merupakan suatu jaringan yang saling berhubungan dan
membentuk bagian dasar dari kerangka konseptual seseorang individu mengenai
peran gender. Setiap individu berbeda dalam derajat penggunaan skema peran
gender untuk memproses informasi mengenai diri mereka sendiri dan orang
lain. Konsep diri seseorang pada akhirnya berasimilasi dengan skema gender.
33
Ada empat tipe peran gender, yaitu maskulin, feminin, androgini dan tak
terbedakan (Bem, 1981). Setiap peran gender memiliki karakteristik sendiri
yang mempengaruhi perilaku seseorang. Bem (1975) mengatakan bahwa peran
gender maskulin lebih menunjukkan peran karakteristik sifat mandiri, agresif,
ambisius, dominan, dan kurang responsif terhadap hal yang berhubungan
perasaan. Feminin dengan sifat ketergantungan terhadap orang lain, tidak tegas,
tidak percaya diri, sensitif terhadap orang lain dan hangat dalam hubungan
interpersonal. Meskipun begitu, peran gender laki-laki dan perempuan dianggap
setara dan dapat dipertukarkan. Artinya pada saat tertentu laki-laki bisa
berperan sebagai orang yang lemah lembut, emosional dan penuh kasih sayang.
Sebaliknya, pada saat tertentu pula perempuan bisa menjadi perkasa, rasional
dan bersikap sebagai pemimpin. Peran gender yang dapat dipertukarkan disebut
peran gender berorientasi androgini. Sedangkan peran yang tidak terbedakan
merujuk pada orang yang memiliki sifat-sifat maskulin dan feminin yang
rendah.
E. Hipotesis
Ada perbedaan kecenderungan berperilaku agresif yang signifikan ditinjau
dari identitas peran maskulin, feminin, androgini dan tak teridentifikasi, dimana
individu dengan identitas peran maskulin akan cenderung lebih agresif
dibandingkan dengan individu lain yang memiliki identitas peran feminin,
androgini dan tak terbedakan.
BAB III
METODOLOGI PERNELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif. Penelitian ini
bertujuan untuk melihat perbedaan kecenderungan berperilaku agresif yang
ditinjau dari identitas peran maskulin, feminin, androgini dan tak
teridentifikasi.
B. Identifikasi Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah identitas peran gender.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kecenderungan berperilaku
agresif.
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Identitas Peran Gender
Identitas peran gender adalah sekumpulan sifat-sifat, pola-pola tingkah
laku atau sikap-sikap yang dituntut oleh lingkungan dan budaya tempat
individu itu berada untuk ditampilkan secara berbeda oleh laki-laki dan
perempuan sesuai jenis kelaminnya, dimana kemudian individu akan
memegang dan menanamkan peraturan atau peran gender tersebut dalam
dirinya. Identitas peran gender ini sendiri terdiri atas maskulin, feminin,
androgini, dan tak terbedakan.
35
Identitas peran gender subjek dilihat dari skor total yang diperoleh
subjek dalam skala identitas gender. Subjek dikatakan memiliki identitas
peran maskulin jika nilai rata-rata pada item maskulinnya berada di atas nilai
tengah (median) kelompok dan nilai rata-rata pada item feminin berada di
bawah nilai tengah (median) kelompok. Begitu pula dengan identitas peran
feminin, subjek dikatakan memiliki identitas peran feminin jika nilai rata-rata
pada item femininnya berada di atas nilai tengah kelompok dan nilai rata-rata
pada item maskulinnya berada di atas nilai tengah kelompok. Sedangkan jika
kedua nilai rata-rata pada item maskulin dan item feminin berada di atas nilai
tengah kelompok maka subjek dikatakan memiliki identitas peran androgini.
Sebaliknya, jika subjek mendapatkan nilai rata-rata pada kedua item maskulin
dan item feminin di bawah nilai tengah kelompok maka subjek tersebut
dikatakan memiliki identitas peran gender yang tak terbedakan.
2. Kecenderungan Berperilaku Agresif
Kecenderungan perilaku agresif adalah suatu bentuk perilaku yang
disengaja terhadap orang atau objek lain dengan tujuan mengganggu, merusak,
merugikan serta melukai ataupun mencelakakan fisik atau psikologis orang
lain secara fisik maupun verbal, baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Termasuk di dalam perilaku agresif ini adalah kemarahan dan permusuhan
yang bersifat dispoposional.
Perilaku agresif diukur dengan Skala agresi dari Buss & Perry (1992)
dan mengukur 4 (empat) aspek agresi yaitu:
36
a. Agresi Fisik adalah bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk
menyakiti atau melukai seseorang secara fisik, seperti memukul,
menendang, menusuk, dan sebagainya.
b. Agresi Verbal adalah bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk
menyakiti atau melukai seseorang secara verbal atau melalui kata-kata,
termasuk di dalamnya adalah perilaku argumentatif dan kata-kata yang
mengandung unsur permusuhan. Bila seseorang sedang mengumpat,
membentak, berdebat, mengejek dan sebagainya, orang itu dapat
dikatakan sedang melakukan agresi.
c. Kemarahan adalah suatu emosi negatif yang dialami seseorang yang
dapat menimbulkan perasaan terganggu dan tidak nyaman. Kemarahan
merupakan perasaan tidak senang sebagai reaksi atas cedera fisik
maupun psikis yang diderita individu.
d. Permusuhan adalah sikap yang negatif terhadap orang lain karena
penilaian sendiri yang negatif. Permusuhan sebagai komponen dari
agresi mengandung unsur ketidaksukaan, dendam atau sakit hati dan
kebencian terhadap orang lain.
Kecenderungan perilaku agresif subjek dilihat dari skor total yang
diperoleh subjek dalam skala tentang agresi. Subjek dikatakan memiliki
kecenderungan perilaku agresif yang tinggi jika subjek memperoleh skor
total yang tinggi dalam skala ini. Sebaliknya, jika subjek memperoleh skor
total yang rendah maka subjek dikatakan memiliki kecenderungan perilaku
agresif yang rendah.
37
D. Subjek Penelitian
Pemilihan subjek ke dalam sampel dilakukan dengan cara purposive
sampling, yaitu cara pemilihan kelompok subjek yang didasarkan pada ciri-
ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Berdasarkan
hal tersebut, subjek yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
mahasiswa pada usia dewasa awal yaitu berumur antara 19 – 25 tahun di
daerah Barbasari dan Paingan, Yogyakarta.
Havighurst (1974) menyatakan bahwa pada usia dewasa awal, seorang
individu akan menghadapi berbagai tugas perkembangan yaitu: mencari dan
memilih pasangan hidup, belajar hidup bersama pasangan, memulai jenjang
karir, mengambil tanggung jawab sipil, dan menemukan kelompok sosial yang
sesuai.�Pada masa dewasa awal ini, individu akan banyak menemukan tugas-
tugas baru dengan tanggung jawab dan masalah-masalah baru yang harus
dihadapi sehingga memiliki potensi untuk berkencenderungan berperilaku
agresif.�
E. Alat pengumpulan data
Alat pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur identitas
peran gender adalah Skala identitas peran gender yang diadaptasi dan
dimodifikasi dari Bem Sex-Role Inventory (BSRI). Skala ini terdiri dari item
yang mengukur maskulin dan item yang mengukur feminin, dan item netral
yang berfungsi hanya sebagai pelengkap. Subjek diminta untuk memberikan
skor dari 1 jika item sangat tidak sesuai dengan diri subjek sampai 7 jika item
sangat sesuai dengan diri subjek.
38
Tabel 3.1 Blueprint Skala Identitas Peran Gender sebelum uji coba
Faktor
Maskulin Feminin Netral
No Butir Item 1, 4, 7, 10, 13, 16,
19, 22, 25, 28, 31,
34, 37, 40, 43, 46,
49, 51, 55, 58
2, 5, 8, 11, 14, 17,
20, 23, 26, 29, 32,
35, 38, 41, 44, 47,
50, 53, 56, 59
3, 6, 9, 12, 15, 18,
21, 24, 27, 30, 33,
36, 39, 42, 45, 48,
51, 54, 57, 60
Jumlah 20 20 20
Total Item 60
Sedangkan alat pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur
kecenderungan perilaku agresi adalah Skala agresi yang diadaptasi dan
dimodifikasi dari Aggression Questionnaire (Buss & Perry, 1992). Skala ini
sebelum uji coba terdiri dari 40 item dengan 5 pilihan respon mulai dari
sangat sesuai dengan diri subjek, agak sesuai dengan diri subjek, netral, tidak
sesuai dengan diri subjek, dan sangat tidak sesuai dengan diri subjek. Skala ini
mengukur 4 faktor agresi yaitu agresi fisik (10 item), agresi verbal (10 item),
kemarahan (10 item), dan permusuhan (10 item).
Tabel 3.2 Blue print Skala Kecenderungan Perilaku Agresif sebelum uji coba
Nomor Butir Item Jumlah Skala Faktor
Fav Unfav Fav Unfav Total
Agresi Fisik 5, 10, 14,
18, 21,
31, 32,
35,
1, 27 8 2 10
Agresi
Verbal
3, 6, 8,
16, 20,
29, 33,
40
28, 39 8 2 10
Perilaku
Agresif
Kemarahan 2, 9, 11,
14, 22,
24, 34,
15, 17 8 2 10
39
37
Permusuhan 4, 7, 13,
19, 23,
26, 30,
36, 38
25 9 1 10
F. Validitas Dan Reliabilitas
Data hasil penelitian harus memenuhi beberapa persyaratan, antara lain
aspek reliabilitas dan validitas (Azwar, 1995).
a. Validitas
Validitas didefinisikan sebagai ukuran seberapa cermat suatu alat
ukur melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2003). Suatu alat ukur dikatakan
memiliki validitas yang tinggi bila alat ukur tersebut memberikan hasil
sesuai dengan tujuan pengukuran. Kecermatan suatu alat ukur berarti
pengukuran dari alat ukur tersebut mampu memberikan gambaran
mengenai perbedaan yang sekecil-kecilnya antar subyek yang satu dengan
yang lain. Suatu alat ukur dapat dikatakan valid apabila memiliki ciri-ciri:
a. Seberapa jauh suatu alat ukur dapat menangkap dengan jitu gejala atau
bagian-bagian yang hendak diukur.
b. Seberapa jauh alat ukur dapat membaca sesuatu yang diteliti dan dapat
menunjukkan dengan sebenarnya gejala atau bagian gejala yang
diukur.
Pada penelitian ini pengukuran validitas alat ukur, dilakukan
dengan metode validitas isi (content validity). Validitas isi merupakan
validitas yang diestimasi melalui pengujian terhadap isi alat ukur dengan
analisis rasional. Sejauh mana suatu alat ukur memiliki validitas isi
40
ditetapkan menurut analisis rasional/ professional judgement terhadap isi
alat ukur, yang penilaiannya didasarkan atas pertimbangan subyektif
individual. Prosedur validitasnya tidak melibatkan perhitungan statistik
apapun (Azwar, 2003). Dalam penelitian ini, dosen pembimbing
melakukan analisis rasional terhadap aitem-aitem yang telah disusun, hal
ini dimaksudkan untuk melihat kesesuaian antara aitem dengan aspek
bersangkutan. Uji validitas isi dilakukan sebelum uji coba dilaksanakan.
b. Seleksi Item
Seleksi item dilakukan untuk menemukan sejumlah item yang
berkualitas dan patut digunakan. Parameter yang akan digunakan dalam
seleksi item adalah daya diskriminasi item, yang menunjukkan sejauh
mana item mampu membedakan antara individu atau kelompok individu
yang memiliki atribut yang diukur (Azwar, 2003).
Indeks daya diskriminasi item merupakan indikator keselarasan
atau konsistensi antara fungsi aitem dengan fungsi skala secara
keseluruhan yang dikenal dengan istilah konsistensi item total. Komputasi
dalam pengujian daya diskriminasi item akan menghasilkan koefisien
korelai item total (rix). Kriteria pemilihan item berdasarkan korelasi item
total akan menggunakan batasan rix � 0,30. Apabila telah mencapai
koefisien korelasi item minimal 0,30 maka daya pembedanya dianggap
memuaskan dan item dapat digunakan.
41
c. Reliabilitas
Reliabilitas merupakan tingkat kepercayaan terhadap hasil suatu
pengukuran (Azwar, 2003). Reliabilitas alat ukur menunjukkan sejauh
mana pengukuran itu dapat memberikan hasil yang relatif konsisten jika
dilakukan pengukuran kembali terhadap aspek yang sama dalam diri
subjek dengan menggunakana alat ukur yang sama. Suatu angket yang
reliabel akan menunjukkan ketepatan, ketelitian, dan keajegan hasil dalam
satu atau berbagai pengukuran (Azwar, 2003).
Pendekatan yang digunakan dalam perhitungan reliabilitas alat tes
ini adalah reliabilitas koefisien alpha dari Cronbach, sebab koefisien alpha
mempunyai nilai praktis dan efisiensi yang tinggi karena hanya dilakukan
satu kali pada sekelompok subjek. Reliabilitas dinyatakan dalam koefisien
reliabilitas (rxx) yang angkanya berada dalam rentang 0,00 sampai 1,00.
Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin
tinggi reliabilitas alat ukur dan sebaliknya semakin rendah mendekati
angka 0,00 berarti semakin rendah reliabilitas alat ukur.
G. Analisis Data
Metode analisis data merupakan suatu metode yang digunakan untuk
mengolah data, menganalisis hasil penelitian untuk menguji kebenarannya
Karena data yang digunakan dalam penelitian ini berupa angka-angka maka
metode yang digunaka adalah metode statistik.
Oleh karena penelitian ini melihat hipotesis tentang adanya perbedaan
kecenderungan berperilaku agresif ditinjau dari identitas peran maskulin,
42
feminin, androgini, dan tak terbedakan maka data akan dianalisis
menggunakan anava satu jalur. Menurut A.Aron, E.N. Aron dan Coups
(2006), suatu sampel akan memiliki kekuatan analisis (power) sebesar 80%
dengan signifikasi .05 dan effect size besar jika setiap kelompok memiliki
minimal 18 sampel, maka dalam penelitian ini analisis data menggunakan
anava baru akan dilakukan jika sampel pada masing-masing kategori telah
mencapai minimum 18 orang sampel. Semua proses pengujian data penelitian
ini dilakukan dengan bantuan komputer yaitu menggunakan program SPSS
versi 13.0 for windows.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan penelitian
1. Uji coba alat ukur
Uji coba skala kecenderungan perilaku agresif dan identitas peran gender
dilakukan kepada mahasiswa di Yogyakarta. Alat ukur disebarkan kepada 67
orang mahasiswa yang berdomisili di Yogyakarta. Instrument pengukuran ini
disebarkan oleh penulis sendiri kepada teman-teman mahasiswa yang sudah
penulis kenal. Sebagian instrument pengukuran juga dititipkan kepada teman-
teman penulis untuk disebarkan kepada teman-teman kos yang lainnya.
Khusus untuk instrument pengukuran yang dititipkan, penulis sudah
memberikan instruksi kepada teman penulis tentang persyaratan subjek yang
ingin diteliti penulis. Lama waktu keseluruhan proses uji coba alat ukur ini
berjalan dari tanggal 3-13 September 2008. Dari 67 alat ukur yang disebarkan,
hanya 60 sampel yang dapat digunakan dan terdiri dari 32 laki-laki dan 28
perempuan yang berusia dari 19-23 tahun. Sedangkan 7 sampel sisanya tidak
dapat digunakan karena hilang atau tidak dikembalikan kepada penulis. Penulis
kemudian memproses data hasil uji coba alat ukur dengan program SPSS 13.0 for
windows.
2. Hasil uji coba alat ukur
a. Uji Validitas
Validitas alat ukur penelitian yang digunakan adalah validitas isi yang
menunjuk pada sejauh mana item-item dalam alat ukur mencakup keseluruhan
44
kawasan isi objek yang hendak diukur. Adapun validitas ini diperoleh melalui
analisis rasional dan professional judgement yang dilakukan oleh dosen
pembimbing penulis selama proses bimbingan skripsi.
b. Seleksi item
1) Skala Kecenderungan berperilaku agresif
Berdasarkan hasil uji daya beda pada skala kecenderungan
perilaku agresif dengan jumlah item awal 40 item terhadap 60 orang
subjek diperoleh bahwa daya diskriminasi item untuk item
kecenderungan berperilaku agresif berkisar antara -0,22 – 0,828.
Pemilihan item dilakukan dengan menyeleksi seluruh item yang
memiliki daya diskriminasi item � 0,30 dan bila daya diskriminasi item
< 0,30 maka item dianggap gugur. Dari seleksi item tersebut maka
terdapat 11 item yang gugur sehingga diperoleh 29 item yang akan
digunakan dalam penelitian dengan sebaran, yaitu 8 item agresi fisik, 5
item agresi verbal, 10 item kemarahan, dan 6 item permusuhan.
Tabel 4.1 Skala Kecenderungan Perilaku Agresif sebelum uji coba dan item yang
gugur
Nomor Butir Item Jumlah Skala Faktor
Fav Unfav Fav Unfav Total
Agresi Fisik 5, 10, 14,
18, 21,
31*, 32,
35,
1, 27* 8 2 10
Agresi
Verbal
3*, 6, 8,
16*, 20,
29*, 33,
40
28*, 39* 8 2 10
Perilaku
Agresif
Kemarahan 2, 9, 11,
14, 22,
24, 34,
15, 17 8 2 10
45
37
Permusuhan 4, 7, 13,
19*, 23,
26, 30*,
36, 38*
25* 9 1 10
* item yang gugur
Setelah dilakukan pengguguran item maka didapatkan skala
penelitian dengan penomoran item sebagai berikut:
Tabel 4.2 Skala Kecenderungan Perilaku Agresif setelah uji coba
Nomor Butir Item Jumlah Skala Faktor
Fav Unfav Fav Unfav Total
Agresi Fisik 4, 9, 13,
16, 18,
23, 26,
1 7 1 8
Agresi
Verbal
5, 7, 17,
24, 29
- 5 0 5
Kemarahan 2, 8, 10,
13, 19,
21, 25,
28
14, 15 8 2 10
Perilaku
Agresif
Permusuhan 3, 6, 12,
20, 22,
27
- 6 0 6
2) Skala identitas peran gender
Item pada skala identitas peran gender berjumlah awal 60 item,
namun terdapat 20 item yang bersifat netral yang tidak digunakan dalam
analisis data sehingga jumlah item skala identitas peran gender yang
akan dianalisis adalah 40 item, yaitu 20 item dari aspek maskulin dan 20
dari item aspek feminin. Ke- 40 item tersebut kemudian diuji daya
diskriminasinya untuk menentukan item-item maskulin dan feminin
yang bisa digunakan bersama-sama untuk mengukur identitas peran
androgini dan identitas peran tak terbedakan. Berdasarkan hasil uji daya
46
beda pada ke-40 item tersebut terhadap 60 orang subjek diperoleh bahwa
daya diskriminasi itemnya berkisar antara -0,146 – 0,574. Penulis
kemudian melakukan seleksi item yang memiliki daya diskriminasi �
0,30. Dari seleksi item tersebut maka terdapat 12 item yang gugur
sehingga diperoleh 28 item yang akan digunakan dalam penelitian
selanjutnya dengan sebaran, yaitu 16 item maskulin dan 12 item
feminin.
Selanjutnya, juga dilakukan uji daya diskriminasi terpisah untuk
menentukan item-item yang hanya digunakan untuk mengukur identitas
peran maskulin dan identitas peran feminin. Berdasarkan hasil uji daya
beda pada 20 item maskulin terhadap 60 orang subjek diperoleh bahwa
daya diskriminasi item maskulin berkisar antara 0,228 – 0,699. Penulis
kemudian melakukan seleksi item yang memiliki daya diskriminasi �
0,30. Dari seleksi item tersebut maka terdapat 1 item yang gugur
sehingga diperoleh 19 item yang bisa digunakan untuk mengukur
identitas peran maskulin.
Berdasarkan hasil uji daya beda pada 20 item feminin terhadap
60 orang subjek diperoleh bahwa daya diskriminasi item feminin
berkisar antara 0,014 – 0,683. Penulis kemudian melakukan seleksi item
yang memiliki daya diskriminasi � 0,30. Dari seleksi item tersebut maka
terdapat 6 item yang gugur sehingga diperoleh 14 item yang bisa
digunakan untuk mengukur identitas peran feminin.
47
Dari hasil seleksi item ini kemudian diperoleh 16 item maskulin
dan 10 item feminin yang bisa digunakan untuk penulisan selanjutnya.
Namun untuk meringkas skala penulisan dan menyesuaikan jumlah item
maskulin dan feminin, maka selanjutnya penulis juga mengugurkan 6
item maskulin yang memiliki daya diskriminasi paling rendah sehingga
diperoleh 10 item maskulin dan 10 item feminin untuk skala penelitian
selanjutnya.
Sedangkan untuk pemilihan item netral, penulis juga melakukan
seleksi item terhadap 20 item netral tersebut secara terpisah untuk
menentukan 10 item yang memiliki daya diskriminasi item yang paling
tinggi yang akan digunakan untuk melengkapi skala identitas peran
gender.
Tabel 4.3 Skala Identitas Peran Gender sebelum uji coba dan item yang
digugurkan
Faktor
Maskulin Feminin Netral
No Butir Item 1, 4*, 7, 10, 13,
16**, 19, 22, 25,
28*, 31, 34, 37,
40**, 43, 46**,
49**, 52*, 55, 58*
2, 5*, 8*, 11, 14,
17, 20*, 23, 26,
29, 32*, 35, 38,
41, 44, 47*, 50*,
53*, 56, 59*
3, 6, 9*, 12*, 15,
18*, 21, 24*, 27,
30, 33, 36*, 39,
42*, 45*, 48*, 51,
54*, 57, 60*
Jumlah 20 20 20
Total Item 60
* item yang gugur
** item yang digugurkan
Item-item yang gugur dan digugurkan dalan item maskulin adalah suka
mempertahankan pendapat, berkepribadian kuat, mau mengambil sikap,
dominant, maskulin, agresif, bertindak sebagai pemimpin, individualistis,
48
kompetitif, dan ambisius. Setelah dilakukan penguguran item yang tidak lolos
seleksi maka selanjutnya dilakukan penomoran baru terhadap item yang
digunakan dan diperoleh skala penelitian sebagai berikut:
Tabel 4.4 Skala Identitas Peran Gender setelah uji coba
Faktor
Maskulin Feminin Netral
No Butir Item 1, 4, 7, 10, 13, 16,
19, 22, 25, 28
2, 5, 8, 11, 14, 17,
20, 23, 26, 29
3, 6, 9, 12, 15, 18,
21, 24, 27, 30
Jumlah 10 10 10
Total Item 30
c. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat taraf kepercayaan atau keajegan
hasil pengukuran. Adapun pengujian reliabilitas ini menggunakan analisis
statistic Reliability Analysis Scale Alpha (Koefisien Alpha) dari SPSS for
windows 13.0, dimana diperoleh:
1) Skala Kecenderungan Berperilaku Agresif � = 0,897
2) Skala Identitas Peran Gender
Identitas peran androgini dan tak terbedakan � = 0,853
Identitas peran maskulin � = 0,897
Identitas peran feminin � = 0,825
B. Pelaksanaan Penelitian
Pengambilan data penelitian berlangsung dari tanggal 20 September 2008
sampai 8 Oktober 2008. Pembagian skala kecenderungan perilaku agresif dan
identitas peran gender dilakukan kepada mahasiswa-mahasiswa di Yogyakarta di
daerah Paingan dan Barbasari. Skala tersebut disebarkan oleh penulis sendiri kepada
49
teman-teman mahasiswa yang sudah penulis kenal dan sebagian skala penelitian juga
dititipkan kepada teman-teman penulis untuk disebarkan kepada teman-teman kos
yang lainnya.
Khusus untuk skala yang dititipkan, penulis sudah memberikan instruksi
kepada teman penulis tentang persyaratan subjek yang ingin diteliti penulis. Skala
yang terkumpul berjumlah 90 buah. Namun karena setelah di kategorisasikan jumlah
subjek untuk tiap skala belum mencapai minimal 18 subjek maka penulis kemudian
membagikan 20 skala lagi. Keseluruhan skala yang terkumpul kemudian berjumlah
110 skala yang terbagi atas 55 laki-laki dan 55 perempuan serta berusia antara 19-25
tahun. Penulis kemudian mentabulasikan data penelitian dengan program SPSS 13.0
for windows.
C. Hasil Penelitian
1. Deskripsi data penelitian
Data penelitian menampilkan karakteristik subjek berdasarkan jenjang usia, jenis
kelamin, dan identitas peran gender dengan jumlah total 110 orang subjek
mahasiswa.
Tabel 4.5 Deskripsi subjek penelitian
Jumlah Presentase (dalam %)
1. Usia
19
20
21
22
23
24
25
18
26
23
29
9
1
4
16 %
24 %
21 %
26 %
8 %
1 %
4 %
Total 110 100 %
2. Jenis Kelamin
Pria
55
50 %
50
Wanita 55 50 %
Total 110 100 %
a. Deskripsi subjek penelitian berdasarkan identitas peran gender
Cara pengkategorisasian subjek penelitian dalam kategorisasi identitas
peran gender dilakukan dengan metode median split, yaitu dengan
membandingkan rata-rata skor maskulin dan skor feminin subjek dengan median
skor maskulin dan skor feminin kelompok sampel. Subjek dikatakan memiliki
identitas peran maskulin jika nilai rata-rata pada item maskulinnya berada di atas
nilai tengah kelompok dan nilai rata-rata pada item feminin berada di bawah nilai
tengah kelompok. Begitu pula dengan identitas peran feminin, subjek dikatakan
memiliki identitas peran feminin jika nilai rata-rata pada item femininnya berada
di atas nilai tengah kelompok dan nilai rata-rata pada item maskulinnya berada di
atas nilai tengah kelompok. Sedangkan jika kedua nilai rata-rata pada item
maskulin dan item feminin berada di atas nilai tengah kelompok maka subjek
dikatakan memiliki identitas peran androgini. Sebaliknya, jika subjek
mendapatkan nilai rata-rata pada kedua item maskulin dan item feminin di bawah
nilai tengah kelompok maka subjek tersebut dikatakan memiliki identitas peran
gender yang tak terbedakan.
Tabel 4.6 Pengkategorisasian Identitas peran gender subjek dengan median split
Rata-rata skor maskulin
< median � median
< median Tak terbedakan
(low-low)
Maskulin
(low fem-high masc) Rata-rata
skor Feminin � median
Feminin
(high fem-low masc)
Androgini
(high-high)
51
Rumus yang digunakan untuk mencari nilai tengah atau median adalah
/ 2b
d
w
N nM L i
n
� �−= + � �
� � , dimana
Md = Median
L = skor nyata bawah dari interval skor yang mengandung median
N = jumlah angka dalam distribusi total
nb = jumlah angka di bawah interval skor median
nw = jumlah angka dalam interval median
I = ukuran interval
( )/ 2
1100 / 2 4504,5 1
253
4,5 0.4
4,90
bd
w
N nM feminin L i
n
� �−= + � �
� �
−� �= + � �� �
= +
=
Selanjutnya setelah diketahui median item maskulin dan median item
feminin maka dilakukan perbandingan rata-rata skor maskulin dan feminin subjek
dengan median kelompok. Dari pengkategorisasian 110 subjek kemudian
diketahui bahwa subjek yang termasuk kelompok identitas peran maskulin
berjumlah 22 orang (17 orang laki-laki dan 5 orang perempuan), yang termasuk
identitas peran feminin berjumlah 20 orang (9 orang laki-laki dan 11 orang
perempuan), yang termasuk identitas peran androgini 30 orang (13 orang laki-laki
dan 17 perempuan), dan yang termasuk identitas peran tak terbedakan 38 orang
(16 orang laki-laki dan 22 orang perempuan).
( )/ 2
1100 / 2 4854,5 1
250
4,5 0.26
4,76
bd
w
N nM maskulin L i
n
� �−= + � �
� �
−� �= + � �� �
= +
=
52
Tabel 4.7 Deskripsi identitas peran gender subjek berdasarkan jenis kelamin
Jenis Identitas Peran Gender Laki-laki Perempuan Jumlah
Maskulin 17 5 22
Feminin 9 11 20
Androgini 13 17 30
Tak terbedakan 16 22 38
Total 55 55 110
b. Kecenderungan berperilaku agresif subjek berdasarkan identitas peran gender
Kecenderungan berperilaku agresif subjek dapat dilihat secara keseluruhan
melalui masing-masing identitas peran gender. Jumlah total subjek penelitian
adalah sebanyak 110 orang. Rata-rata mean adalah 88,83. Skor minimum adalah
58 dan skor maksimum adalah 119. Sesuai dengan jenis identitas peran gender
dan rata-rata skor skala kecenderungan berperilaku agresif maka dapat
disimpulkan urutan kecenderungan berperilaku agresif berdasarkan identitas
peran gender dari yang paling tinggi sampai yang paling rendah adalah identitas
peran maskulin, indentitas peran tak terbedakan, identitas peran androgini, dan
identitas peran feminin. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
53
D. Uji asumsi penelitian.
Beberapa hal yang harus dipenuhi untuk bisa melakukan analisis varian adalah
dengan mengambil sampel secara random, uji normalitas, dan uji homogenitas. Uji
asumsi dilakukan untuk mendapatkan kesimpulan yang tidak menyimpang dari tujuan
penelitian.
1. Uji normalitas sebaran
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran variabel pada
kelompok sampel mengikuti distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan
menggunakan one-sampel kolmogorov-smirnov test. Dari hasil pengujian
didapatkan nilai probabilitas untuk kecenderungan berperilaku agresif yaitu 0,737,
karena p>0,05 maka distribusi skor untuk variabel kecenderungan berperilaku
agresif adalah normal. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
2. Uji homogenitas varian
Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 13.0 for
windows yaitu melalui Levene’s Test for Equality of variance. Uji ini dilakukan
Tabel 4.8 Kecenderungan berperilaku agresif subjek ditinjau dari identitas peran
gender
Maskulin Feminin Androgini Tak terbedakan Total
N 22 20 30 38 110
Mean 100,04 77,60 86,63 89,97 88,83
Std Deviasi 15,14 9,94 14,74 12,19 14,83
Min 60 62 58 69 58
Max 115 91 110 119 119
54
untuk mengetahui apakah varian dari sampel yang diuji adalah sama atau
homogen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai probabilitas kelompok
sampel adalah 0,114 yang berarti lebih besar dari 0,05 (p>0,05) sehingga
kelompok sampel dinyatakan memiliki varian yang sama. Data selengkapnya
dapat dilihat di lampiran.
3. Uji hipotesis
Hipotesis alternative (Hi) dalam penelitian ini berbunyi ada perbedaan
kecenderungan berperilaku agresif ditinjau dari identitas peran gender. Orang
dengan identitas peran maskulin akan memiliki kecenderungan berperilaku agresif
yang lebih tinggi dibandingkan orang dengan identitas peran feminin, androgini,
dan tak terbedakan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis
varian satu jalur dengan bantuan SPSS 13.00 for windows. Pengujian dilakukan
dengan cara membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel dan dengan
melihat signifikasinya. Hipotesis akan diterima bila nilai F hitung > F table dan
memiliki taraf signifikansi kurang dari 0,05 (p<0,05) yang berarti ada perbedaan
kecenderungan berperilaku agresif bila ditinjau dari identitas peran gender yang
dimiliki.
Hasil perhitungan nilai F dalam penelitian ini adalah 10,48 sedangkan F
tabelnya adalah 2,69 (F hitung > F tabel), nilai signifikasinya adalah 0,00 yang
berarti lebih kecil dari 0,05 (p<0,05). Hal ini berarti Hi diterima dan Ho ditolak
yang berarti ada perbedaan kecenderungan berperilaku agresif ditinjau dari
identitas peran gender.
55
Hasil penelitian ini juga membuktikan bahwa terdapat perbedaan
kecenderungan berperilaku agresif yang signifikan ditinjau dari identitas peran
gender (F sebesar 10,48 dengan p <0,05). Selanjutnya, melalui Post Hoc Test
Anova juga diketahui bahwa subjek yang memiliki identitas peran maskulin lebih
tinggi secara signifikan kecenderungan perilaku agresifnya dibandingkan dengan
subjek yang memiliki identitas peran feminin, androgini, dan tak terbedakan.
Selain itu, subjek dengan identitas peran feminin dan tak terbedakan juga
memiliki rata-rata kecenderungan berperilaku agresif yang berbeda secara
signifikan, dimana subjek dengan identitas peran gender tak terbedakan memiliki
kecenderungan berperilaku agresif yang lebih tinggi. Sedangkan untuk subjek
dengan identitas peran gender feminin dan androgini, walaupun ditemukan
adanya perbedaan rata-rata nilai skala kecenderungan berperilaku agresif antara
kedua identitas peran gender tersebut tetapi perbedaan tersebut secara statistik
tidak signifikan. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
Tabel 4.9 Urutan perbedaan kecenderungan berperilaku agresif subjek berdasarkan
identitas peran gender
Maskulin Tak terbedakan Androgini Feminin
Mean 100,04 89,97 86,63 77,60
56
E. Pembahasan
Dugaan penelitian mengenai adanya perbedaan kecenderungan berperilaku
agresif ditinjau dari identitas peran gender ternyata terbukti dalam peneltian ini. Hal
ini terlihat dari hasil analisis dengan harga F sebesar 10,48 dengan p=0,00 (p<0,05)
yang menunjukkan bahwa kecenderungan berperilaku agresif antara keempat
identitas peran gender tersebut berbeda secara signifikan, identitas peran maskulin
memiliki kecenderungan berperilaku agresif yang lebih tinggi dibandingkan identitas
peran feminin, androgini dan tak terbedakan. Subjek dengan identitas gender feminin
dan tak terbedakan juga memiliki perbedaan kecenderungan berperilaku agresif yang
signifikan. Namun antara subjek yang memiliki identitas peran androgini dan
feminin, walaupun nilai rata-rata skala kecenderungan berperilaku agresifnya ada
perbedaan, tetapi secara statistik, perbedaan itu tidak signifikan.
Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat dikemukakan bahwa faktor
identitas peran gender yang dimiliki subjek tampaknya mempengaruhi kecenderungan
berperilaku agresif. Tingginya kecenderungan berperilaku agresif subjek yang
memiliki identitas peran maskulin dibandingkan subjek dengan identitas peran
feminin, androgini, dan tak terbedakan, dapat dipahami dengan merujuk pada tinjauan
model peran sosial yang menyatakan bahwa perilaku agresif diperoleh sebagai bagian
peran gender maskulin dalam sosialisasi awal. Peran gender merupakan seperangkat
harapan yang menggambarkan bagaimana laki-laki dan perempuan seharusnya
berpikir, merasa dan bertindak. Bem (1975) mengatakan bahwa peran gender
maskulin lebih menunjukkan peran karakteristik sifat mandiri, ambisius, dominan,
dan kurang responsif terhadap hal yang berhubungan perasaan. Dengan demikian
57
karakteristik sifat yang dimiliki identitas peran gender maskulin memang mendukung
subjek untuk memiliki kecenderungan berperilaku agresif yang lebih tinggi.
Berbeda dengan subjek yang memiliki identitas peran maskulin, subjek yang
memiliki identitas peran feminin, androgini dan tak terbedakan memiliki
kecenderungan berperilaku agresif yang lebih rendah. Subjek dengan identitas peran
tak terbedakan seharusnya tidak memiliki karakteristik yang menonjol sehingga
dimungkinkan pula kecenderungan berperilaku agresifnya tidak menonjol. Subjek
dengan identitas peran feminin yang memiliki sifat-sifat, seperti tidak tegas, sensitif
terhadap orang lain, suka merasa kasihan, suka membantu orang lain, dan
kompromistis memungkinkan kecenderungan berperilaku agresifnya lebih rendah
dibandingkan identitas peran gender lainnya.
Sedangkan subjek dengan identitas peran androgini adalah individu dengan
yang dapat mengkombinasikan sifat maskulin dan sifat feminin secara penuh
kemanusiaan, rasional sekaligus penuh pengertian. Orang yang mampu memahami
dunia luar dengan penuh pengertian dan perasaan yang mendalam adalah orang yang
memiliki sifat androgini dengan sikapnya tidak hanya rasional tetapi juga penuh
pengertian (Bem, 1981). Hal seperti ini yang memungkinkan subjek dengan identitas
peran androgini memiliki kecenderungan berperilaku agresif yang lebih rendah. Lebih
lanjut dikatakan oleh Bem (1981) bahwa individu dengan identitas peran androgini
memiliki sifat androgini yang memang lebih ‘baik’ daripada individu yang memiliki
identitas peran maskulin, feminin, dan tak terbedakan, karena individu dengan
identitas peran androgini memiliki sekaligus sifat-sifat feminin dan maskulin yang
dapat dipancarkan dengan baik, seperti mandiri dan tergantung, ekspresi dan
58
instrumental, lemah lembut dan tegas, dominan dan kompromistis tergantung pada
situasinya, sehingga individu androgini memiliki sifat feminin dan maskulin dalam
kualitas yang lebih baik dan mencerminkan suatu kondisi psikologis yang sehat.
Dari hasil penelitian juga terlihat bahwa ada perbedaan kecenderungan
berperilaku agresif yang signifikan antara subjek dengan identitas peran feminin dan
tak terbedakan. Subjek dengan identitas gender tak terbedakan memiliki rata-rata nilai
skala kecenderungan berperilaku agresif yang lebih tinggi dibandingkan subjek
dengan identitas peran feminin. Subjek dengan identitas peran tak terbedakan
merupakan individu yang tidak memiliki karakteristik yang menonjol. Begitu pula
dengan subjek yang memiliki identitas peran feminin, memiliki sifat-sifat, seperti
tidak tegas, sensitif terhadap orang lain, suka merasa kasihan, suka membantu orang
lain, dan kompromistis. Kedua identitas peran gender ini seharusnya memiliki
kecenderungan berperilaku agresif yang rendah dibandingkan identitas peran gender
lainnya. Faktor situasional seperti kesempatan dan waktu untuk melakukan perilaku
agresif diduga juga memiliki pengaruh dalam perbedaan kecenderungan berperilaku
agresif subjek. Kemungkinan perbedaan kecenderungan berperilaku agresif yang
terdapat pada subjek dengan identitas peran tak terbedakan dan feminin terjadi karena
faktor kesempatan dan waktu yang dimiliki oleh subjek dengan identitas peran tak
terbedakan untuk melakukan perilaku agresif yang lebih banyak, sementara subjek
dengan identitas peran feminin memiliki kesempatan dan waktu yang mungkin lebih
terbatas sehingga kecenderungan berperilaku agresif tampak lebih rendah.
Pembahasan tambahan, berdasarkan pada model peran sosial (Krahe, 2001)
maka kecederungan berperilaku agresif merupakan bagian dari identitas peran
59
maskulin dalam proses sosialisasi awal, yang berarti kecenderungan berperilaku
agresif terkait dengan maskulinitas seseorang. Dalam penelitian ini, beberapa item
maskulin yang gugur dalam proses uji coba adalah suka mempertahankan pendapat,
dominan, agresif, individualistis, dan ambisius. Item-item ini adalah item-item yang
langsung dapat mencerminkan kemungkinan kecenderungan berperilaku agresif
subjek. Tampaknya item-item tersebut kurang disukai subjek karena social
desirability dalam diri subjek yang menolak item-item tersebut. Walaupun begitu,
item-item dalam skala identitas peran gender tampaknya masih bisa membedakan
subjek dengan identitas peran maskulin dan feminin. Hal ini bisa berarti bahwa
walaupun item-item maskulin dalam skala merupakan item-item tentang sifat yang
tidak langsung mencerminkan kemungkinan kecenderungan berperilaku agresif
seseorang. Tetapi sifat-sifat tersebut tampaknya secara tidak langsung mendukung
kecenderungan berperilaku agresif subjek.
F. Keterbatasan penelitian
Jumlah item tiap aspek dalam skala kecenderungan berperilaku agresif yang
digunakan penulis tidak memiliki proporsi yang sama dalam hal kuantitatif. Hal ini
merupakan keterbatasan alat ukur yang dapat menyebabkan perbedaan sumbangan dari
masing-masing aspek terhadap skor total dalam skala kecenderungan berperilaku agresif.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Ada perbedaan kecenderungan berperilaku agresif yang sangat signifikan ditinjau
dari identitas peran gender. Dimana individu dengan identitas peran maskulin
memiliki kecenderungan berperilaku agresif yang lebih tinggi dibandingkan
dengan individu yang memiliki identitas peran gender tak terbedakan, androgini,
dan feminin.
2. Ada perbedaan kecenderungan berperilaku agresif yang signifikan antara individu
dengan identitas peran feminin dan tak terbedakan, dimana individu dengan
identitas peran tak terbedakan memiliki rata-rata nilai skala kecenderungan
berperilaku agresif yang lebih tinggi dibandingkan individu dengan identitas
peran feminin
3. Subjek yang memiliki identitas peran androgini dan feminin, walaupun nilai rata-
rata skala kecenderungan berperilaku agresifnya ada perbedaan, tetapi secara
statistik, perbedaan itu tidak signifikan.
4. Urutan kecenderungan berperilaku agresif ditinjau dari identitas peran gendernya
dimulai dari yang tertinggi sampai yang terendah adalah identitas peran maskulin,
identitas peran tak terbedakan, identitas peran androgini, dan identitas peran
feminin.
61
B. Saran
1. Mengingat adanya kecenderungan berperilaku agresif yang terjadi terkait dengan
identitas peran maskulin seseorang, maka disarankan sebaiknya sejak awal
individu lebih dikenalkan pada peran gender yang lebih setara sehingga individu
lebih bisa beradaptasi pada ragam situasi yang dihadapi.
2. Untuk peneliti selanjutnya yang tertarik dengan tema identitas peran gender,
mungkin dapat mempertimbangkan untuk meneliti pada salah satu jenis kelamin
saja supaya dapat benar-benar melihat adanya perbedaan identitas peran gender
dalam tiap individu.
Daftar Pustaka
Alwisol. 2004. Psikologi Kepribadian. UMM. Malang
Adimassana, A. & Setiyaningsih. 2001. Transformasi Pendidikan. Yogyakarta:
Kanisius.
Aron, Arthur, Elaine N. Aron & Elliot J. 2006. Coups. Statistics for Psychology
4th
. United States of America: Pearson Prentice Hall.
Azwar, Saefudin., 2003. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Azwar, Saefudin. 2003. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bandura, Albert. 1973. Aggression a social learning analysis. New Jersey:
Prentice-Hall, Inc.
Bank, Barbara J. 2007. Gender and Education: An Encyclopedia. United States of
America: Praeger publisher.
Baron, Robert A., & Byrne, Donn. 1997. Social Psychology. Massachusetts: Allyn
& Bacon.
Basti. 2003. Perilaku Prososial ditinjau dari Peran Gender pada Etnis Jawa dan
Cina. Jurnal Psikodinamik, Vol 5, No 1, 2003.
Bem, Sandra Lipsitz. 1981. Bem Sex-Role Inventory: Professional Manual.
Consulting Psychologists Press, Inc.
Berk, Laura E. 1994. Child Development 3rd
. Boston: Allyn and Bacon.
Berkowitz, L. 1995. Agresi: Sebab dan Akibatnya. Terjemahan oleh Hartati Woro
Susanti. Jakarta: Pustaka Binaan Presindo.
Bordens, Kenneth S. & Irwin A. Horowitz. 2008. Social Psychology 3rd
. United
States of America: Freeload Press.
Brannon, Linda. 1996. Gender Psychological Perspectives. Boston: Allyn and
Bacon.
Buss, A.H., & Perry, M. 1992. The Aggression Questionnaire. Journal of
Personality and Social Psychology, 63, 452-459.
Ceglian, Cindi M. Penor & Nancy N. Lyons. 2004. Gender type and comfort with
cross-dressers. Sex Roles: A Journal of Research.
63
Cramer, Kenneth & Kimberley A. Neyedley. 1998. Sex Differences in Loneliness:
The Role of Masculinity and Feminity. Sex Roles: A Journal of Research.
Ervita, 2002. Memahami Gender dan Kekerasan Terhadap Perempuan.
Yogyakarta: Rifka Annisa Women’s Crisis Center.
Graham, Kathryn & Samantha Wells. 2001. The Two Worlds of Aggression for
Man and Women. Sex Roles: A Journal of Research.
Gunarsa, Y. S. D. dan Singgih D. Gunarsa. 2000. Psikologi Remaja. Jakarta: BPK
Gunung Mulia
Handayani, Cristina N. 2001. Tesis: Pengaruh Jenis Kelamin, Stereotip Jender dan
Prasangka Terhadap Kecenderungan Memilih Pemimpin Berdasarkan Jenis
Kelamin pada Remaja Batak dan Jawa. UGM.
Harris, Mary B & Kelly Knight-Bohnhoff. 1996. Perceptions of aggression –
Gender and Aggression, part 1. Sex Roles: A journal of Rersearch.
Harris, Mary B & Kelly Knight-Bohnhoff. 2006. Personal aggressiveness –
Gender and Aggression, part 2. Sex Roles: A Journal of Research.
Hurlock, E.B., 1996. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
Joseph, R. A., Markus, H. R., & Tafarodi, R. W. 1992. Gender and self-esteem.
Journal of Personality and Social Psychology.
Kerlinger, F.N., (2002). Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Koeswara, E. 1988. Agresi Manusia. Bandung: PT Eresco.
Konrad, Alison M & Claudia Harris. 2002. Desirability of the Bem Sex-Role
Inventory items for women and men: A comparison between African
Americans and European Americans – 1. Sex Roles: A Journal of Research.
Krahe, Barbara. 2005. Perilaku Agresif. Terjemahan oleh Drs. Helly Prajitno
Soetjipto, M.A., dan Dra. Sri Mulyantini Soetjipto. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Lee, Steven W. 2005. Encyclopedia of School Psychology. United States of
American: Sage Publications, Inc.
Leonard, Robin. L., 2005. Tesis: Aggression: Relationships with Sex, Gender-Role
Identity, and Gender-Role Stress. Department of Psychology East Tennessee
State University
64
Lippa, Richard A. 2005. Gender, Nature, and Nurture 2nd
. United States of
America: Lawrence Erlbaum Associates, Inc., Publishers
Millon, Theodore & Melvin J. Lerner. 2003. Handbook of Psychology: Volume 5
Personality and Social Psychology. United States of America: John Wiley
and Sons, Inc.
Myers, David G. 1996. Social Psychology. United States of America: McGraw-
Hill Companies, Inc
Nauly, Meutia. 2002. Konflik Peran Gender pada Pria: Teori dan Pendekatan
Empirik. USU: Fakultas Kedokteran Program Studi Psikologi.
Ozkan, Turker & Timo Lajunen. 2005. Masculinity, femininity, and the Bem Sex
Role Inventory in Turkey. Sex Roles: A Journal of Research.
Samuel, William. 1981. Personality: Searching for the sources of Human
Behaviour. United States of America: McGraw-Hill, Inc.
Sears, Davis O., dkk. 1991. Psikologi Sosial. Terjemahan oleh Michael Adriyanto.
Jakarta: Rineka Cipta.
Silvia & F. Iriani R.D., 2003. Pengaruh Tayangan Kekerasan Dalam Film
Terhadap Perilaku Agresif Pada Remaja Awal Laki-laki. Phronesis Vol. 5
No. 10 Desember 2003
Wiliam-de Vries, Dede. 2006. Gender bukan tabu: catatan perjalanan fasilitasi
kelompok perempuan di Jambi. Center for International Forestry Research
(CIFOR): Bogor, Indonesia
Empat Anggota Geng Nero Jadi Tersangka. (14 Juni 2008). Liputan6 (online).
Diakses pada tanggal 13 Desember 2008 dari
http://www.liputan6.com/news/?id=160839&c_id=2
Tak Sadar, Titin Menyiksa Zulkidah (22 Agustus 2007). Liputan6 (online).
Diakses pada tanggal 13 Desember 2008 dari
http://www.liputan6.com/news/?id=146317&c_id=2
Havighurst, Robert. Development Task Theory (online). Diakses pada tanggal 13
Desember 2008 dari
http://faculty.mdc.edu/jmcnair/EDF3214%20Topic%20Outline/Robert%20
Havighurst.htm
DATA IDENTITAS PERAN GENDER4 5 3 3 4 5 3 6 6 4 5 3 3 4 3 1 35 6 6 5 6 4 2 6 4 6 6 5 5 5 6 6 64 3 4 5 5 6 3 7 4 5 6 3 4 5 4 3 46 4 6 7 4 3 2 4 5 6 6 5 5 4 4 4 56 6 6 3 6 6 1 5 6 5 5 4 3 5 4 4 66 6 5 4 7 3 2 5 5 4 6 3 2 5 5 4 67 7 7 7 7 7 6 6 4 7 7 6 6 7 7 7 44 5 6 5 6 7 4 6 4 4 5 5 4 6 4 4 53 5 4 4 4 7 2 3 6 2 5 6 4 5 2 4 42 3 3 3 2 7 3 4 4 3 4 3 5 4 3 3 43 7 5 4 4 6 5 5 5 3 4 6 5 4 6 6 46 4 5 5 6 4 4 7 6 3 6 5 3 3 6 4 54 2 3 4 4 6 1 5 5 5 4 5 6 4 7 7 55 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 3 4 3 2 43 4 5 6 6 4 3 5 6 5 4 4 4 4 5 3 45 6 5 4 5 3 3 5 5 6 5 4 4 5 3 5 52 7 5 7 7 7 3 7 6 7 6 7 6 6 5 5 67 4 4 6 4 6 2 5 6 5 5 5 3 5 5 6 57 4 4 6 5 4 3 7 6 5 7 6 4 6 6 5 65 6 5 4 4 5 3 5 4 4 4 4 5 5 5 3 45 3 5 4 5 6 4 5 4 3 5 4 3 4 4 4 45 5 5 5 5 4 4 6 6 6 6 6 6 6 6 6 67 7 7 7 7 4 5 6 7 7 7 7 6 6 7 7 75 6 6 6 7 4 2 5 6 6 6 6 4 6 6 6 64 3 5 3 6 7 2 6 4 5 6 5 3 3 6 3 44 5 5 5 5 4 5 7 5 4 6 4 4 6 7 4 66 4 3 6 5 6 5 4 6 5 4 4 6 4 4 5 47 3 5 5 5 5 6 4 7 5 3 5 5 2 5 5 44 4 3 4 4 5 3 5 4 4 4 5 3 3 5 5 43 5 6 5 4 3 4 6 5 4 6 5 3 5 6 5 57 3 4 6 5 5 5 4 5 6 3 6 6 3 5 4 44 3 3 6 3 5 6 7 4 5 4 5 7 3 6 5 76 6 6 4 6 4 4 6 6 5 6 6 3 5 6 7 76 5 5 4 5 3 6 6 5 4 5 5 7 5 5 5 46 7 5 4 7 6 4 7 3 3 6 7 7 5 7 7 77 3 3 5 4 6 6 6 5 6 5 6 5 5 5 5 54 5 4 5 4 4 2 6 5 5 4 4 3 4 4 3 47 3 3 6 7 3 7 7 5 3 2 3 7 2 7 1 55 3 6 6 6 6 7 7 5 5 6 5 5 4 5 5 55 3 4 5 3 5 4 5 5 6 4 6 5 3 5 7 46 4 4 5 4 5 5 4 4 6 3 6 4 4 5 5 35 6 6 5 5 6 3 4 4 5 5 4 4 4 4 5 53 4 4 4 4 4 1 5 5 5 5 4 4 4 4 4 47 6 7 7 7 6 4 4 6 5 6 6 6 7 7 5 55 5 6 6 6 6 6 6 5 5 6 6 6 6 6 6 66 2 6 6 6 6 2 5 2 5 6 2 2 6 6 6 66 7 6 6 6 6 3 6 4 3 6 4 3 6 6 6 66 4 6 6 4 6 2 4 6 4 6 7 5 5 5 6 5
4 4 3 3 5 5 6 6 3 4 4 4 5 5 5 4 44 5 5 4 4 5 7 6 6 4 5 4 4 4 6 5 54 6 6 3 5 7 2 4 4 3 6 4 3 5 6 4 55 5 4 3 5 6 3 5 5 5 5 4 4 5 6 5 56 3 6 6 7 7 1 7 4 6 4 5 1 1 1 2 67 3 5 7 5 5 4 4 7 5 4 5 5 4 2 5 54 6 5 4 6 4 3 5 4 4 4 4 4 4 3 3 44 7 5 5 5 4 3 4 4 3 4 5 3 4 6 4 55 3 4 4 4 5 3 6 6 6 6 6 6 2 7 2 66 7 6 7 6 3 1 7 6 2 7 4 5 5 5 5 66 3 3 6 6 5 4 5 6 5 4 7 4 4 4 6 55 6 4 3 5 6 2 5 5 5 5 5 3 5 4 4 53 6 6 7 7 3 7 7 6 6 6 6 7 7 7 6 66 4 5 3 7 5 2 7 3 6 1 3 4 6 7 5 53 4 4 4 4 4 1 3 5 6 6 2 2 7 4 7 64 5 6 3 6 7 1 6 6 4 6 4 4 3 4 3 67 5 6 4 5 4 3 5 4 4 6 5 4 5 5 2 57 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 2 7 3 7 1 74 2 6 4 6 5 1 6 7 5 7 6 3 3 3 6 65 5 5 4 5 5 2 6 6 4 5 6 3 5 5 4 54 5 5 6 5 7 6 7 7 7 6 4 3 3 6 3 46 3 6 5 6 7 7 6 4 6 6 4 6 3 3 6 53 7 7 7 7 1 3 7 7 3 7 3 3 7 7 3 75 1 5 7 7 5 2 6 7 6 5 6 5 6 7 7 35 5 5 5 5 4 6 6 7 4 6 6 6 6 7 7 74 5 6 7 7 5 3 3 3 5 6 7 5 4 7 7 64 3 4 6 6 7 5 6 6 6 6 4 5 4 6 6 66 6 7 4 7 6 3 6 6 7 4 5 4 4 6 6 77 6 5 4 6 3 6 4 3 2 5 4 4 3 4 7 66 7 7 4 7 7 4 4 5 3 6 4 6 3 2 7 64 4 3 3 4 5 5 6 6 3 4 4 4 5 5 4 44 4 5 4 3 3 4 6 4 5 3 3 4 3 2 4 47 6 5 6 4 3 6 4 6 6 5 6 7 4 5 5 53 4 7 5 7 6 7 7 7 7 6 7 7 7 7 5 76 4 5 6 4 5 5 3 6 6 4 5 6 3 5 7 37 2 2 6 3 5 6 6 4 6 3 6 6 4 4 5 47 3 5 6 4 4 3 5 6 6 5 6 5 4 3 6 46 3 4 7 7 6 4 6 6 6 6 6 6 3 7 6 64 5 5 5 5 6 1 6 4 5 5 5 5 6 5 4 46 3 4 6 4 6 3 6 6 5 3 4 4 4 4 3 53 5 6 7 5 3 2 7 5 7 7 7 7 7 7 5 77 3 4 6 5 5 5 4 5 6 3 6 6 3 5 4 45 3 5 5 5 7 3 6 4 4 5 6 5 3 5 5 36 3 4 3 6 1 7 7 3 4 6 5 4 3 6 5 63 5 6 5 5 5 3 6 4 4 4 5 4 4 5 5 65 4 6 6 5 6 4 7 4 5 6 6 4 5 3 3 67 7 7 7 7 4 5 6 7 7 7 7 6 6 7 7 77 6 5 3 6 6 2 6 5 4 6 2 3 5 4 5 55 5 5 5 5 2 1 6 4 4 5 4 3 6 5 5 5
5 4 3 5 4 5 5 5 4 6 5 5 5 3 5 5 47 4 5 4 6 2 4 3 6 4 3 5 4 4 6 2 46 4 4 3 5 4 3 5 4 5 5 4 4 4 6 3 57 7 7 7 7 7 1 7 7 7 2 3 7 1 7 6 73 7 7 6 6 6 2 1 5 4 5 4 4 4 4 4 64 4 4 4 4 5 2 4 4 4 4 4 4 4 5 5 43 5 5 6 5 4 3 6 4 4 4 3 5 4 5 5 54 5 6 7 6 4 1 7 6 5 5 6 6 5 7 4 66 6 5 5 5 6 2 5 5 4 5 5 2 4 5 3 55 6 6 6 6 7 1 5 5 4 7 5 6 4 5 5 46 3 6 6 7 7 1 7 4 6 4 5 1 1 1 2 64 6 5 4 6 4 3 5 4 4 4 4 4 4 3 3 45 5 6 6 6 6 6 6 5 5 6 6 6 6 6 6 6
5 1 2 3 3 3 3 2 3 5 3 6 3 2.7 4.1 686 6 1 6 4 5 5 6 6 6 5 7 6 5 5.4 1044 5 2 4 4 4 4 5 3 5 5 6 3 4.3 4.5 886 4 4 5 4 4 5 6 6 6 5 4 4 4.9 4.5 943 1 5 4 4 5 4 3 5 5 6 7 4 3.6 5.5 914 5 4 3 3 6 3 4 6 4 5 6 4 3.9 5.7 967 5 2 4 6 6 4 7 2 7 7 6 5 6.5 5.4 1195 5 4 5 4 5 6 5 5 7 6 6 4 4.5 5.3 987 4 2 3 3 2 5 5 4 6 3 7 4 3.4 4.1 757 2 1 2 2 4 4 4 3 5 3 6 3 3 3.5 656 5 1 5 3 3 5 5 5 3 3 6 5 4.2 4.3 854 4 2 5 5 5 6 5 4 5 4 6 4 4.3 4.8 915 4 3 6 6 6 6 5 5 5 5 7 6 4.7 4.5 923 4 2 3 3 3 4 4 4 5 3 4 3 3.7 4 773 4 3 4 3 5 6 5 5 4 4 5 4 4 4.5 853 6 2 4 3 5 5 5 3 4 4 4 5 4.5 4.5 906 6 2 7 5 6 6 7 5 6 6 7 6 5.4 5.9 1136 4 4 5 5 5 5 3 4 6 6 5 6 4.7 4.6 934 5 6 5 5 5 6 6 6 6 4 5 6 5 5.7 1073 4 3 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4.4 845 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 5 3 3.7 4.1 786 6 5 6 5 6 5 6 5 6 6 5 6 5.5 5.5 1106 5 2 7 6 6 7 7 5 7 7 4 5 6.4 5.7 1214 5 4 5 4 5 6 6 6 5 6 5 6 5 5.6 1063 5 1 4 3 6 5 4 3 6 2 7 3 3.4 4.5 796 6 4 6 5 5 6 6 6 6 4 7 6 4.7 5.7 1046 5 3 5 6 5 5 6 4 5 5 3 3 5.5 4 954 4 2 4 5 4 6 5 5 5 5 2 2 5.2 3.4 865 4 3 5 4 4 3 4 6 5 4 3 3 3.9 4 794 3 6 5 3 5 6 4 6 4 4 7 5 3.8 5.5 932 6 2 5 6 5 4 5 3 5 6 6 3 5.7 3.8 952 6 4 3 5 6 7 4 3 6 6 2 4 5.4 4.2 963 6 5 5 6 5 5 5 6 6 5 6 6 5.1 5.8 1095 5 3 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5.1 4.7 985 7 4 7 4 5 6 7 4 7 7 4 4 5.6 5.6 1125 3 2 4 5 4 4 5 5 4 6 5 4 5.3 4.4 972 3 3 6 3 4 5 4 4 4 4 3 4 3.6 4.1 773 5 4 6 5 3 1 7 5 7 7 7 3 5.5 4.5 1007 6 4 5 4 5 5 6 5 5 5 6 5 5.4 5.1 1055 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 2 3 5.2 3.6 885 6 2 4 5 5 5 5 5 6 7 2 5 5.4 3.6 905 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4.6 4.5 914 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3.7 4.2 792 5 2 7 4 6 6 6 6 7 7 4 5 5.6 5.3 1096 7 6 6 6 5 7 6 6 6 6 7 6 5.9 5.9 1184 6 1 6 6 3 6 1 6 6 6 6 6 4.6 4.7 936 4 6 6 6 6 4 6 6 6 6 6 6 4.9 6.1 1107 6 3 4 4 3 4 6 7 6 6 3 5 5.1 4.4 95
3 3 3 4 4 4 5 6 4 6 6 4 4 4.5 4.3 886 5 4 4 4 4 5 5 6 5 5 4 4 4.7 4.7 946 2 7 5 4 5 5 3 5 4 4 6 4 3.2 5.4 865 4 5 4 4 5 4 3 5 5 5 6 5 4.1 5.1 926 7 1 6 5 6 6 1 1 5 1 6 4 3.6 4.2 785 6 1 5 6 4 6 6 3 4 5 4 5 5.6 3.7 933 3 3 3 3 4 5 6 4 3 3 4 3 3.7 4.4 811 6 3 5 5 5 3 6 5 7 7 7 5 4.6 4.9 954 7 6 6 7 7 7 7 7 7 7 7 7 5.4 5.4 1087 4 7 5 6 4 4 7 5 7 5 7 4 4.8 6.1 1094 5 2 5 5 4 5 6 4 4 6 4 5 5.3 4.1 944 2 5 6 6 7 3 3 6 6 4 5 5 3.7 5.4 913 6 2 6 7 7 6 7 4 6 6 7 4 6.2 5.9 1215 3 6 6 6 6 6 4 4 3 6 7 5 4.5 5.3 981 1 4 6 6 7 4 4 4 4 6 2 1 4 4.7 877 2 1 6 4 3 5 4 7 4 4 4 3 3.3 4.7 805 5 6 5 5 4 5 4 6 6 4 5 5 4.2 5.2 947 3 3 7 7 2 3 7 7 7 7 7 3 6 5.7 1173 4 2 4 2 4 7 3 4 7 4 6 6 3.6 4.6 823 3 7 4 5 5 5 4 6 5 5 4 6 3.9 5.3 926 5 6 5 6 4 5 4 5 6 5 6 5 4.9 5.1 1007 6 5 4 2 3 6 6 4 6 4 6 4 5.4 4.7 1013 3 7 7 3 7 3 7 7 3 3 7 3 3.8 7 1085 5 2 4 4 4 4 6 5 4 6 6 6 5.3 4.5 985 6 4 6 3 5 6 7 4 6 5 7 7 5.4 5.5 1092 5 7 7 6 5 4 5 6 5 6 7 6 5.3 5.6 1093 5 1 7 5 6 7 6 7 7 7 7 7 5.5 5.2 1072 5 3 5 6 7 7 3 7 6 6 7 6 5 5.8 1087 4 4 4 4 4 4 5 7 5 4 6 4 4.7 5.1 987 7 7 7 5 7 4 6 6 7 7 3 3 5.5 5.6 1113 3 3 4 4 4 5 4 5 6 4 6 4 3.8 4.5 833 4 2 4 4 5 5 4 4 6 5 6 5 4.2 4 826 6 1 4 5 4 4 6 3 5 6 3 5 6 3.9 997 7 7 7 5 5 7 6 7 7 7 7 7 5.9 6.4 1236 5 3 4 6 4 4 6 4 5 7 2 4 6 3.4 945 6 1 4 6 3 4 6 3 5 5 2 3 5.9 3.1 901 7 3 4 6 4 5 5 4 5 6 2 4 5.7 3.8 953 4 2 6 6 4 4 7 7 7 6 4 6 5.8 4.8 1067 6 7 5 3 4 4 4 5 6 4 6 4 4.1 5.3 943 4 3 5 4 3 3 4 5 4 4 5 4 4.3 4.1 843 5 7 7 7 5 6 5 7 7 6 7 5 5.4 6.4 1182 6 2 5 6 5 4 5 3 5 6 6 3 5.7 3.8 953 6 4 4 2 6 5 4 3 5 5 5 4 4.4 4.3 873 5 6 5 4 4 5 3 3 5 5 5 5 4.6 4.9 956 4 3 5 4 5 5 6 6 3 4 4 4 4.2 4.8 904 3 3 5 4 5 5 6 6 5 5 5 3 4.5 5.2 976 5 2 7 6 6 7 7 5 7 7 4 5 6.4 5.7 1216 2 6 5 4 6 5 3 5 4 5 7 5 3.8 5.8 964 3 5 5 5 5 4 5 5 5 4 7 5 4 5.4 94
4 6 3 5 5 5 6 5 4 5 5 4 5 5.2 4.1 932 4 2 5 4 4 5 4 3 5 4 4 3 4.1 3.7 783 5 2 4 3 4 4 4 3 6 4 5 2 4 4.2 827 7 7 7 3 2 6 7 7 7 7 7 7 5.9 5.4 1136 4 1 6 3 3 7 7 6 7 6 4 3 4.3 4.3 864 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3.9 4 794 5 3 4 3 3 5 3 4 4 4 3 3 4.1 4.2 834 6 7 7 5 6 6 7 7 6 5 7 6 5 6.1 1111 4 5 5 4 5 4 4 5 6 5 5 6 3.9 5 893 6 5 5 4 6 6 6 7 6 5 7 5 4.8 5.7 1056 7 1 6 5 6 6 1 1 5 1 6 4 3.6 4.2 783 3 3 3 3 4 5 6 4 3 3 4 3 3.7 4.4 816 7 6 6 6 5 7 6 6 6 6 6 6 5.9 5.8 118
Tak TerbedakanAndroginyTak TerbedakanMaskulinFemininFemininAndroginyFemininTak TerbedakanTak TerbedakanTak TerbedakanTak TerbedakanTak TerbedakanTak TerbedakanTak TerbedakanTak TerbedakanAndroginyTak TerbedakanAndroginyTak TerbedakanTak TerbedakanAndroginyAndroginyAndroginyTak TerbedakanFemininMaskulinMaskulinTak TerbedakanFemininMaskulinMaskulinAndroginyMaskulinAndroginyMaskulinTak TerbedakanMaskulinAndroginyMaskulinMaskulinTak TerbedakanTak TerbedakanAndroginyAndroginyTak TerbedakanAndroginyMaskulin
Tak TerbedakanTak TerbedakanFemininFemininTak TerbedakanMaskulinTak TerbedakanFemininAndroginyAndroginyMaskulinFemininAndroginyFemininTak TerbedakanTak TerbedakanFemininAndroginyTak TerbedakanFemininAndroginyMaskulinFemininMaskulinAndroginyAndroginyAndroginyAndroginyFemininAndroginyTak TerbedakanTak TerbedakanMaskulinAndroginyMaskulinMaskulinMaskulinMaskulinFemininTak TerbedakanAndroginyMaskulinTak TerbedakanFemininTak TerbedakanFemininAndroginyFemininFeminin
MaskulinTak TerbedakanTak TerbedakanAndroginyTak TerbedakanTak TerbedakanTak TerbedakanAndroginyFemininAndroginyTak TerbedakanTak TerbedakanAndroginy
DATA KECENDERUNGAN BERPERILAKU AGRESIFit1 it2 it3 it4 it5 it6 it7 it8 it9 it10 it11 it12 it13 it14 it15 it16 it17 it18 it19 it20 it21 it22 it23 it24
1 4 3 2 2 4 2 2 2 2 4 4 2 3 2 2 4 3 4 4 2 4 3 42 4 2 4 3 1 3 2 1 2 2 4 4 2 2 2 4 2 3 2 1 3 4 21 4 3 2 4 4 3 2 3 4 4 4 4 3 3 2 4 3 4 4 2 4 5 41 2 3 1 4 4 5 2 1 3 2 2 1 2 2 1 4 5 2 4 3 2 5 41 2 2 2 4 4 3 1 1 3 2 4 3 2 2 1 4 4 2 3 2 4 1 43 2 2 1 3 5 4 2 3 3 2 3 4 2 2 1 2 2 2 3 3 4 3 44 5 4 3 4 5 3 4 4 3 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 3 4 4 42 4 3 2 3 4 2 4 2 4 4 2 1 4 3 1 2 2 4 4 3 4 2 24 5 3 2 4 4 3 4 3 5 4 4 4 2 3 2 3 2 4 5 3 4 1 12 4 4 5 3 3 3 5 4 5 5 4 4 4 3 5 5 5 4 4 5 4 5 53 2 3 4 5 4 3 3 4 5 5 4 4 3 3 5 5 5 3 5 5 4 4 44 4 2 1 4 4 2 2 2 4 2 1 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 41 5 3 1 3 4 4 4 1 4 4 4 4 5 4 3 3 1 4 4 4 4 1 12 4 3 2 2 3 2 1 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 21 4 2 1 3 2 3 3 2 3 2 3 1 3 3 1 2 2 3 4 2 3 2 32 4 2 1 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 4 1 3 1 3 2 2 3 2 32 5 2 1 2 5 4 3 1 5 4 5 2 3 3 3 5 5 4 5 5 5 4 54 2 2 2 2 2 4 2 2 4 2 2 4 4 2 2 2 4 2 4 2 4 2 41 4 3 2 2 4 4 2 1 4 1 4 4 2 1 1 1 4 2 4 2 5 2 44 4 2 4 4 3 4 3 2 4 4 4 4 3 2 2 4 4 4 4 2 3 4 43 4 2 2 3 3 3 3 2 4 3 3 3 4 2 2 3 3 4 4 2 3 3 41 2 2 1 3 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 4 1 4 1 11 4 3 1 3 1 4 3 1 4 3 2 5 4 2 1 4 4 4 3 2 3 2 51 3 2 1 3 2 3 2 1 3 1 3 1 2 2 1 4 3 2 4 2 2 3 35 4 3 2 3 4 4 4 4 2 2 1 4 4 3 4 5 5 5 3 1 3 2 42 4 3 1 3 4 2 3 2 3 2 3 1 3 2 1 3 4 2 3 2 3 2 32 5 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 5 4 4 3 3 2 42 4 4 3 4 4 2 4 3 5 4 3 4 2 3 5 4 4 4 3 3 5 3 42 4 3 2 3 3 3 4 2 4 3 3 4 3 2 3 4 4 4 4 3 4 1 32 2 3 1 2 2 4 1 2 3 2 4 4 2 3 3 2 3 2 4 2 3 2 24 4 4 4 4 2 5 4 3 4 4 3 5 4 3 3 4 5 4 4 3 4 4 42 4 3 5 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 2 4 4 3 4 3 3 5 42 2 3 1 3 2 2 1 1 1 1 1 4 1 1 1 2 2 1 1 1 3 3 24 4 3 4 3 3 4 3 2 4 5 1 4 4 3 2 4 4 4 3 4 4 3 41 5 4 3 3 4 2 4 2 3 5 2 3 4 2 2 3 4 3 3 4 3 3 44 2 4 1 4 2 4 3 2 3 4 2 5 3 2 1 3 5 4 2 2 3 2 23 4 3 4 3 4 4 4 3 4 2 2 4 3 3 2 2 3 3 4 3 3 2 44 1 5 5 4 5 4 4 3 4 1 4 2 1 4 5 2 5 5 5 2 3 5 41 4 3 2 3 4 3 2 2 5 2 3 4 4 4 2 4 5 3 4 2 4 5 35 3 4 4 3 4 4 4 2 3 4 4 4 2 3 3 4 5 5 4 4 4 4 44 4 4 3 3 4 4 4 2 3 5 4 3 3 3 2 5 5 4 4 3 5 3 42 1 3 2 3 2 1 4 2 3 5 3 4 3 3 2 2 2 3 4 4 3 4 34 1 5 5 4 4 4 1 1 1 4 4 4 2 2 4 4 4 2 4 4 4 4 43 2 3 2 3 3 3 1 3 4 3 1 4 2 1 1 4 4 1 4 1 2 4 42 4 5 5 4 4 4 3 4 5 4 3 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 33 4 4 3 3 2 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 41 3 5 5 4 3 5 1 1 1 5 4 1 1 1 1 1 3 5 5 1 5 5 5
1 5 3 3 4 4 4 3 3 3 2 1 2 3 3 1 2 4 2 3 3 3 3 32 3 2 2 4 4 4 2 3 3 2 4 3 3 3 2 3 2 4 3 3 3 2 32 5 3 3 3 2 4 2 2 2 2 3 1 3 3 1 1 4 2 3 1 3 3 32 3 3 2 2 4 4 2 2 4 3 3 4 2 3 2 3 4 3 3 2 3 4 43 2 4 1 4 2 2 1 1 3 2 2 3 2 2 4 2 2 2 3 1 5 1 21 5 2 5 3 5 4 5 2 2 5 1 5 4 4 4 1 5 5 2 5 5 5 24 4 4 3 4 4 4 4 3 5 4 4 5 4 3 4 4 5 4 4 4 3 5 42 3 2 3 2 4 3 4 3 4 3 4 4 3 2 4 4 3 2 4 4 4 3 42 4 2 3 4 4 3 4 1 5 3 1 4 3 2 1 5 2 3 5 3 4 5 34 5 4 1 3 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 5 1 1 1 3 3 3 2 22 4 3 2 4 5 5 4 3 4 5 3 5 3 3 3 5 3 2 5 3 3 5 53 5 4 3 5 4 5 5 2 4 4 4 4 3 2 2 4 5 4 4 4 4 4 53 3 2 3 2 2 3 2 1 1 1 4 3 2 2 2 2 4 2 3 1 2 2 21 5 5 4 4 2 4 4 2 4 3 2 4 3 2 2 4 4 4 5 4 4 2 42 4 3 2 2 3 4 4 3 5 3 5 2 3 2 1 5 3 3 3 2 3 5 31 4 4 3 2 4 4 4 3 4 5 2 2 4 2 4 4 4 4 4 5 3 2 22 4 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 1 3 5 2 4 2 3 3 31 4 3 1 2 2 2 3 1 1 1 3 3 2 2 1 2 1 2 3 2 3 1 11 4 5 3 4 5 2 2 2 3 3 2 5 2 2 2 4 4 2 5 2 4 5 53 5 3 2 5 3 2 4 2 3 4 4 4 3 3 2 4 2 4 5 4 4 2 31 2 3 1 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 1 1 2 2 3 4 2 3 2 35 4 3 1 4 5 2 3 1 4 3 3 2 2 1 1 3 1 4 4 1 3 1 14 3 4 4 4 5 2 4 3 4 5 5 5 4 3 1 3 5 4 4 3 4 4 41 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1 5 5 1 1 5 1 5 1 5 1 5 1 11 2 3 1 4 4 3 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 3 2 4 1 2 1 21 2 1 2 4 3 4 2 1 3 4 1 3 1 2 1 2 1 4 3 2 3 1 11 4 5 3 4 5 4 4 2 4 5 5 5 1 1 1 2 5 5 5 4 5 5 43 5 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 2 5 3 3 2 2 5 42 5 2 4 4 4 3 4 1 2 4 2 4 3 1 1 4 4 4 3 1 4 5 51 3 4 1 4 4 3 1 1 3 2 4 1 2 1 1 2 2 2 3 2 4 2 21 5 2 5 2 1 3 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 3 5 3 1 1 12 3 2 2 4 4 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 4 3 3 2 33 4 3 4 3 3 3 2 2 3 4 4 4 3 3 5 3 5 4 3 1 3 5 31 5 4 5 3 5 3 2 1 1 1 2 4 3 2 2 5 4 3 4 2 4 5 21 5 3 3 4 5 3 2 1 4 5 3 5 3 3 1 4 4 3 5 4 4 4 24 4 4 5 4 4 2 4 4 4 5 4 5 3 3 1 4 5 3 4 4 4 5 43 4 5 3 4 4 4 4 2 4 4 3 5 4 3 4 4 5 5 4 4 4 4 41 5 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 5 3 3 4 4 3 3 3 3 3 5 43 1 3 1 2 3 2 1 1 2 2 4 4 1 1 1 3 5 4 5 3 4 1 35 3 4 1 4 4 4 2 3 3 4 4 4 2 2 1 3 3 2 4 2 4 4 31 4 3 1 2 4 4 2 2 3 4 4 4 3 4 4 2 3 3 4 4 3 4 41 5 4 1 4 4 4 3 1 2 2 2 4 3 2 2 2 1 4 4 2 3 1 14 4 4 4 4 2 5 4 3 4 4 3 5 4 3 3 4 5 4 4 3 4 4 43 4 2 3 4 5 4 4 3 4 3 2 3 3 3 4 4 4 3 5 4 1 2 32 4 1 2 3 4 4 2 2 3 2 3 1 3 2 1 1 1 3 4 1 3 1 11 4 5 3 4 4 3 4 4 4 4 4 5 2 2 4 4 3 3 4 3 5 4 42 4 5 2 4 4 3 3 1 2 2 2 4 3 2 1 3 4 2 2 2 3 2 21 4 3 1 3 1 4 3 1 4 3 2 5 4 2 1 4 4 4 3 2 3 2 52 3 3 2 4 2 2 2 1 2 2 4 3 2 1 3 2 2 2 4 3 3 2 3
2 3 3 1 2 4 2 2 1 3 1 5 2 2 2 3 2 2 2 3 1 3 2 44 4 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 5 4 4 4 3 4 4 4 41 3 4 1 3 2 3 3 1 2 1 1 3 2 3 3 3 2 4 3 2 4 2 14 3 3 2 3 2 4 4 2 4 4 2 4 4 2 1 2 1 4 5 2 4 2 42 5 5 3 2 5 4 4 2 4 3 2 5 2 1 3 5 3 2 3 2 4 4 54 4 3 2 4 4 2 2 2 2 3 4 4 2 2 2 4 4 2 2 4 4 2 42 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 33 4 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 1 2 3 24 5 3 2 2 4 2 2 1 4 2 4 4 3 2 2 2 2 1 3 2 4 2 22 1 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 1 3 1 2 2 2 2 2 34 2 2 3 5 4 4 4 2 3 5 1 5 4 3 1 3 2 5 5 5 5 3 51 5 2 5 3 5 4 5 2 2 5 1 5 4 4 4 1 5 5 2 5 5 5 22 3 2 3 2 4 3 4 3 4 3 4 4 3 2 4 4 3 2 4 4 4 3 44 5 4 1 3 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 5 1 1 1 3 3 3 2 2
it25 it26 it27 it28 it29 Total Kategori2 2 3 3 2 81 Unidentified2 2 3 2 1 71 Androginy4 4 4 4 4 100 Unidentified2 3 2 3 4 79 Maskulin2 2 3 3 2 73 Feminin2 2 3 3 3 78 Feminin3 2 4 4 2 103 Androginy3 2 3 3 2 81 Feminin2 2 3 3 1 90 Unidentified4 3 4 5 3 119 Unidentified4 4 4 4 4 115 Unidentified3 4 3 3 3 90 Unidentified4 3 4 4 1 92 Unidentified2 2 3 2 3 69 Unidentified3 2 3 4 3 73 Unidentified2 1 3 2 3 70 Unidentified5 2 5 4 3 107 Androginy2 4 2 3 4 81 Unidentified1 2 1 3 4 75 Androginy3 3 4 4 3 99 Unidentified4 3 3 3 2 87 Unidentified1 1 4 1 1 47 Androginy3 3 3 4 2 84 Androginy2 2 2 4 3 67 Androginy4 5 3 4 1 98 Unidentified3 2 4 3 3 76 Feminin3 4 4 4 4 105 Maskulin3 4 5 4 4 106 Maskulin2 2 3 3 3 88 Unidentified3 3 3 2 2 73 Feminin4 4 3 4 3 110 Maskulin3 4 4 3 3 104 Maskulin1 1 3 2 3 52 Androginy3 5 3 4 3 101 Maskulin4 3 4 3 3 93 Androginy4 2 3 2 3 83 Maskulin4 3 3 4 3 93 Unidentified5 1 4 5 4 106 Maskulin3 2 2 4 2 91 Androginy3 4 4 3 3 107 Maskulin3 4 4 4 4 107 Maskulin2 2 3 3 2 80 Unidentified4 4 4 4 4 100 Unidentified1 2 2 1 4 73 Androginy4 4 4 4 4 109 Androginy4 3 3 4 2 91 Unidentified5 5 4 5 5 96 Androginy
2 4 3 4 1 82 Maskulin2 3 3 3 4 84 Unidentified2 3 3 3 3 75 Unidentified2 3 3 3 2 84 Feminin2 2 2 1 2 65 Feminin2 3 4 5 5 106 Unidentified4 4 4 3 4 115 Maskulin4 3 4 2 3 94 Unidentified3 2 4 4 2 91 Feminin2 1 1 1 3 59 Androginy3 3 3 5 3 106 Androginy3 4 4 3 4 111 Maskulin2 1 3 2 2 64 Feminin4 4 4 2 1 97 Androginy3 4 3 3 3 91 Feminin4 4 4 4 4 100 Unidentified2 3 3 3 2 86 Unidentified2 2 3 2 1 57 Feminin3 1 4 2 2 90 Androginy4 2 3 3 2 94 Unidentified2 1 3 1 2 62 Feminin3 1 4 3 3 76 Androginy4 4 4 4 3 110 Maskulin1 1 1 1 5 63 Feminin3 1 3 3 3 60 Maskulin2 1 1 1 1 58 Androginy5 5 4 4 3 110 Androginy4 4 3 4 3 100 Androginy3 4 2 4 5 94 Androginy2 2 4 2 1 66 Androginy2 1 2 1 3 55 Androginy2 3 3 3 4 79 Unidentified5 5 3 5 3 101 Unidentified3 4 1 3 3 87 Maskulin2 4 4 3 3 97 Androginy4 4 4 3 4 112 Maskulin4 4 4 3 4 113 Maskulin5 4 4 4 4 105 Maskulin2 4 3 3 3 75 Maskulin2 3 4 3 2 89 Feminin4 2 3 4 3 92 Unidentified3 1 4 1 1 72 Androginy4 4 3 4 3 110 Maskulin4 3 1 3 4 95 Unidentified3 1 3 3 1 65 Feminin3 3 4 4 3 104 Unidentified3 2 3 4 2 78 Feminin3 3 3 4 2 84 Androginy2 2 3 4 2 72 Feminin
1 2 3 2 2 67 Feminin3 4 4 4 5 113 Maskulin3 2 3 2 2 69 Unidentified4 2 4 2 4 88 Unidentified3 2 2 2 2 91 Androginy2 2 4 4 3 87 Unidentified4 4 3 4 3 102 Unidentified1 1 3 4 1 71 Unidentified2 1 3 4 4 78 Androginy2 2 2 2 3 62 Feminin4 4 5 3 3 104 Feminin2 3 4 5 5 106 Unidentified4 3 4 2 3 94 Unidentified2 1 1 1 3 59 Androginy
LAMPIRANLAMPIRANLAMPIRANLAMPIRAN
Lampiran 1
Reliabilitas Skala Kecenderungan Berperilaku agresif
dan Daya beda item
Reliabilitas Skala Identitas Peran Gender dan Daya beda
item
Reliability Skala Kecenderungan Berperilaku Agresi Case Processing Summary
N %
Valid 60 100.0
Excluded(a)
0 .0
Cases
Total 60 100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.897 40
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Item01 115.6833 382.254 .365 .895
Item02 115.5167 376.661 .496 .893
Item03 114.7833 400.308 .022* .899
Item04 115.6000 386.786 .333 .895
Item05 116.2500 374.835 .512 .892
Item06 115.2500 387.750 .398 .894
Item07 115.3333 374.463 .613 .891
Item08 115.3667 376.236 .699 .891
Item09 115.8667 361.304 .757 .888
Item10 116.2167 364.749 .828 .888
Item11 115.6000 379.397 .488 .893
Item12 115.8167 360.559 .764 .888
Item13 115.7500 384.970 .332 .895
Item14 115.3333 382.260 .335 .896
Item15 115.8500 384.028 .357 .895
Item16 115.5000 398.153 .077* .898
Item17 116.0667 386.945 .330 .895
Item18 116.5833 380.247 .417 .894
Item19 115.7500 403.445 -.058* .900
Item20 115.5333 376.728 .554 .892
Item21 115.4500 374.048 .502 .893
Item22 115.8167 371.101 .650 .890
Item23 114.9333 380.097 .523 .893
Item24 116.3167 381.745 .523 .893
Item25 115.7500 389.377 .256* .896
Item26 115.3500 388.672 .439 .894
Item27 116.1667 396.175 .090* .899
Item28 115.9500 392.557 .161* .898
Item29 115.6333 408.168 -.220* .901
Item30 115.3500 395.214 .145* .898
Item31 116.3667 387.863 .254* .897
Item32 115.6667 371.718 .568 .891
Item33 115.5833 378.213 .505 .893
Item34 115.8667 374.118 .635 .891
Item35 115.8000 372.298 .610 .891
Item36 115.2833 386.071 .440 .894
Item37 115.5333 376.016 .608 .891
Item38 115.8167 402.627 -.037* .899
Item39 115.3833 400.512 .007* .900
Item40 115.6833 381.542 .487 .893
Reliability Skala Identitas Peran Gender Case Processing Summary
N %
Valid 60 100.0
Excluded(a)
0 .0
Cases
Total 60 100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability item androginy dan tak terbedakan Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.853 40
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Item01 181.10 492.837 .472 M.847
Item02 180.95 500.862 .334 .850
Item04 181.73 507.962 .193* .853
Item05 180.80 510.807 .159* .853
Item07 180.90 488.634 .572 .845
Item08 181.88 509.291 .145* .854
Item10 182.20 485.214 .438 .847
Item11 180.63 492.948 .458 .847
Item13 181.28 495.834 .462 .848
Item14 182.00 488.847 .359 .849
Item16 181.18 493.474 .400** 848
Item17 180.15 497.045 .499 .847
Item19 181.32 489.237 .551 .846
Item20 183.03 524.541 -.073* .862
Item22 181.33 482.768 .551 .845
Item23 180.60 496.278 .429 .848
Item25 181.10 487.142 .574 .845
Item26 181.35 497.113 .392 .849
Item28 181.00 501.051 .291* .851
Item29 180.60 486.278 .574 .845
Item31 181.40 487.532 .529 .846
Item32 180.98 517.949 .028* .856
Item34 180.95 493.675 .442 .848
Item35 180.98 482.932 .488 .846
Item37 182.28 491.630 .421 .848
Item38 181.98 493.068 .326 .850
Item40 181.83 489.463 .348** .850
Item41 180.97 492.507 .515 .846
Item43 181.22 497.054 .446 .848
Item44 180.90 483.922 .472 .846
Item46 182.37 497.151 .324** .850
Item47 182.82 506.593 .188* .853
Item49 181.58 493.976 .405** .848
Item50 182.08 529.976 -.146* .861
Item52 182.52 514.288 .063* .857
Item53 181.47 519.473 -.007* .858
Item55 181.40 493.295 .424 .848
Item56 180.60 496.447 .346 .849
Item58 181.60 507.702 .179* .853
Item59 181.52 500.390 .260* .852
*item gugur ** item yang digugurkan
Reliability item maskulin Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.897 20
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Item01 86.07 254.606 .607 .890
Item04 86.70 253.671 .593 .890
Item07 85.87 256.287 .591 .890
Item10 87.17 244.650 .621 .889
Item13 86.25 260.258 .515 .892
Item16 86.15 252.164 .581 .890
Item19 86.28 257.596 .547 .891
Item22 86.30 255.603 .487 .893
Item25 86.07 251.012 .699 .887
Item28 85.97 255.965 .511 .892
Item31 86.37 259.592 .448 .894
Item34 85.92 255.129 .574 .890
Item37 87.25 254.869 .511 .892
Item40 86.80 243.892 .584 .890
Item43 86.18 261.203 .498 .893
Item46 87.33 252.599 .541 .891
Item49 86.55 253.845 .562 .891
Item52 87.48 266.288 .228* .901
Item55 86.37 256.948 .500 .892
Item58 86.57 262.962 .342 .897
Reliability item feminin
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.825 20
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Item02 89.82 190.661 .586 .810
Item05 89.67 202.938 .232* .825
Item08 90.75 193.614 .400 .818
Item11 89.50 186.593 .683 .805
Item14 90.87 206.965 .052* .839
Item17 89.02 197.983 .472 .816
Item20 91.98 191.678 .322 .824
Item23 89.48 192.322 .555 .812
Item26 90.22 190.918 .565 .811
Item29 89.47 189.033 .611 .809
Item32 89.85 195.994 .379 .819
Item35 89.85 199.384 .232* .827
Item38 90.85 182.536 .576 .808
Item41 89.83 199.870 .345 .820
Item44 89.77 183.470 .588 .807
Item47 91.68 199.000 .276* .824
Item50 90.95 210.048 .014* .837
Item53 90.33 197.480 .271* .825
Item56 89.47 188.626 .542 .811
Item59 90.38 184.783 .586 .808
Lampiran 2
Skala Penelitian dan Data Penelitian
Dengan Hormat,
Perkenalkan, Saya adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma yang sedang melakukan penelitian untuk menyelesaikan tugas akhir
sebagai syarat kelulusan saya. Untuk itu, Saya memohon kesediaan Anda untuk
meluangkan waktu ditengah kesibukan Anda, untuk mengisi skala berikut ini.
Skala ini terdiri dari dua bagian, yaitu Skala A yang berisikan 40
pernyataan mengenai perilaku individu sehari-hari dalam masyarakat dan Skala B
yang berisikan 60 kata-kata yang menggambarkan sifat individu sehari-harinya.
Guna kepentingan penelitian, Saya meminta bantuan Anda untuk
menjawab dengan jujur setiap pernyataan sesuai dengan kondisi masing-masing
sehari-harinya dan usahakan agar semua pernyataan dikerjakan secara berurutan
dan tidak ada yang terlewatkan.. Semua informasi terjamin kerahasiaannya karena
data tersebut hanya digunakan demi kepentingan penelitian semata sehingga Anda
tidak perlu merasa kuatir akan diketahui oleh orang lain.
Atas bantuan dan Perhatian Anda, Saya mengucapkan terima kasih dan Selamat
mengerjakan
Hormat Saya,
Frenky D
SKALA A
Nama / Inisial : ____________________________
Umur : ______ tahun
Jenis Kelamin (tulis P/L) : ______
Pekerjaan : _____________________________
Berikut ini disajikan 40 pernyataan seputar kehidupan sehari-hari. Anda
diharapkan untuk menyatakan apakah pernyataan tersebut sesuai dengan
karakteristik anda sehari-harinya.
SS : Sangat sesuai dengan diri Anda
S : Sesuai dengan diri Anda
N : Netral atau Sulit untuk dikatakan sesuai atau tidak sesuai dengan diri
Anda
TS : Tidak sesuai dengan diri Anda
STS : Sangat tidak sesuai dengan diri Anda.
Pilihlah jawaban dengan memberi tanda silang (X) pada kolom yang telah
disediakan. Jawablah seluruh pernyataan yang ada dan jangan sampai ada yang
terlewatkan. Dalam skala ini tidak ada jawaban yang benar atau salah, semua
pilihan jawaban adalah benar. Kesungguhan dan keseriusan Anda sangat
diperlukan di sini. Selamat mengerjakan dan terima kasih atas bantuannya.
No Pernyataan SS S N TS STS
1 Saya berpikir bahwa tidak ada alasan
yang tepat buat saya untuk memukul
orang lain
2 Saya cepat marah tetapi reda dengan
cepat juga
3 Saya mengatakan secara terbuka kepada
teman saya ketika saya tidak setuju
dengan mereka
4 Orang lain akan bersikap baik kepada
saya jika ada maunya
5 Pada suatu waktu tertentu, saya tidak
bisa menahan diri untuk memukul orang
lain
6 Saya sering menemukan bahwa saya
tidak setuju dengan orang lain
7 Saya kadang-kadang terjebak dalam rasa
cemburu
8 Ketika orang lain mengganggu saya,
saya mungkin akan mengatakan apa
yang saya pikirkan tentang mereka
9 Saya adalah orang yang sangat cepat
marah
10 Dengan provokasi yang cukup, saya
mungkin akan memukul orang lain
11 Ketika frustasi, saya memperlihatkan
kejengkelan saya
12 Saya kadang-kadang merasa seperti bom
yang siap meledak
13 Terkadang saya merasa memiliki hidup
yang tidak adil
14 Saya pernah berkelahi dengan orang
yang saya kenal
15 Saya adalah orang yang tenang
16 Saya tidak bisa menahan diri untuk
berargumen ketika orang lain tidak
setuju dengan saya
17 Meskipun sudah merasa kesal, saya tetap
dapat mengendalikan amarah saya
18 Saya akan menjadi begitu marah dan
menghancurkan benda-benda
19 Orang lain selalu terlihat memperoleh
lebih banyak kesempatan untuk
melakukan sesuatu
20 Saya akan membentak orang yang
berlaku tidak sopan di depan saya
21 Jika seseorang memukul saya, saya
memukul balik
22 Beberapa temanku berpikir kalau saya
orang yang cepat marah
23 Saya ingin tahu kenapa kadang-kadang
saya merasa tidak enak tentang sesuatu
24 Kadang-kadang saya lepas kendali tanpa
alasan yang tepat
25 Saya tidak akan memusuhi orang lain
yang pernah menyakiti saya.
26 Saya mengetahui ada “teman” yang
berbicara tentang saya di belakang saya
27 Saya menghindari perkelahian dalam
menyelesaikan masalah
28 Saya tidak pernah menggunakan
ancaman untuk menakuti orang yang
saya benci
29 Temanku mengatakan bahwa saya orang
yang agak argumentatif
30 Saya curiga terhadap keramahan orang
asing yang terlalu berlebihan
31 Saya terlibat sedikit lebih banyak
perkelahian dibandingkan kebanyakan
orang
32 Jika saya harus mengunakan kekerasan
untuk mempertahankan hak saya, akan
saya lakukan
33 Saya akan melabrak orang yang
mengacaukan hasil kerja saya
34 Saya memiliki masalah dalam
mengontrol tempramen
35 Saya akan berkelahi dengan orang yang
terus-menerus menekan saya
36 Terkadang saya merasa ada orang lain
yang menertawakan saya di belakang
saya
37 Saya bisa sangat marah jika ada orang
lain yang mengganggu saya
38 Ketika orang lain bersikap baik, saya
bertanya apa yang mereka inginkan
39 Saya tidak pernah menceritakan rahasia
pribadi musuh saya kepada orang lain
40 Saya akan memprotes keputusan orang
lain yang bertentangan dengan pendapat
pribadi saya
Thank YouThank YouThank YouThank You & & & & Good Luck Good Luck Good Luck Good Luck
SKALA B
Nama / Inisial : _____________________________
Usia : ______ tahun
Jenis Kelamin (tulis P/L) : ______
Pekerjaan : _____________________________
Berikut akan tersedia enam puluh kata sifat. Gunakanlah kata-kata tersebut
untuk mendeskripsikan diri Anda sendiri dengan cara memberi nilai dari 1 sampai
7. Nilai 1 berarti tidak pernah atau hampir tidak menggambarkan diri anda, dan
sebaliknya nilai 7 mengindikasikan kata tersebut selalu atau sangat
menggambarkan diri anda.
Misalnya: Riang
Tulis 1 jika tidak pernah atau hampir tidak pernah benar Anda orang yang Riang
Tulis 2 jika biasanya tidaklah benar Anda adalah orang yang Riang
Tulis 3 jika kadang-kadang tapi tidak sering benar Anda adalah orang yang Riang
Tulis 4 jika sekali-kali benar Anda adalah orang yang Riang
Tulis 5 jika sering kali benar Anda adalah orang yang Riang
Tulis 6 jika biasanya benar Anda adalah orang yang Riang
Tulis 7 jika selalu benar Anda adalah orang yang Riang
Jika Anda adalah orang yang kadang-kadang Riang tapi tidak sering maka Anda
akan mengisikan 3 pada kolom yang tersedia.
Riang 3
Percaya kepada diri sendiri Cepat dalam mengambil keputusan
Suka mengalah
Mudah terharu/ merasa kasihan
Suka menolong
Tulus hati
Suka mempertahankan pendapat Dapat berdiri sendiri
Periang Dapat mengatasi rasa sakit hati
Tergantung pada suasana hati/ moody
Sombong, angkuh
Mandiri Dominan
Pemalu Bersuara lembut
Teliti
Menyenangkan
Atletis Maskulin
Penuh kasih sayang
Hangat
Bertingkah laku yang dibuat-buat Serius
Tegas
Mau mengambil sikap
Senang dirayu
Sabar
Bahagia
Ramah
Berkepribadian kuat
Agresif
Setia
Mudah tertipu
tidak pernah
atau hampir
tidak pernah
benar
sekali-kali
benar
biasanya
tidaklah
benar
kadang-
kadang tapi
tidak sering
benar
biasanya
benar
sering kali
benar
selalu
benar
Tidak berpendirian tetap
Tidak efisien
Kuat
Bertindak sebagai pemimpin
Feminin
Kekanak-kanakan
Dapat diandalkan
Dapat menyesuaikan diri
Analitis
Individualistis
Bersimpati kepada orang lain Tidak berkata kasar
Iri hati
Tidak sistematis
Dapat menjadi pemimpin Kompetitif
Sensitive terhadap kebutuhan orang lain
Menyukai anak-anak
Jujur
Bijaksana
Mau mengambil resiko
Ambisius
Pengertian
Lemah lembut
Suka berahasia
Konvensional
Thank YouThank YouThank YouThank You & & & & Good Luck Good Luck Good Luck Good Luck
Dengan Hormat,
Perkenalkan, Saya adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma yang sedang melakukan penelitian untuk menyelesaikan tugas akhir
sebagai syarat kelulusan saya. Untuk itu, Saya memohon kesediaan Anda untuk
meluangkan waktu ditengah kesibukan Anda, untuk mengisi skala berikut ini.
Skala ini terdiri dari dua bagian, yaitu Skala A yang berisikan 29
pernyataan mengenai perilaku individu sehari-hari dalam masyarakat dan Skala B
yang berisikan 30 kata-kata yang menggambarkan sifat individu sehari-harinya.
Guna kepentingan penelitian, Saya meminta bantuan Anda untuk
menjawab dengan jujur setiap pernyataan sesuai dengan kondisi masing-masing
sehari-harinya dan usahakan agar semua pernyataan dikerjakan secara berurutan
dan tidak ada yang terlewatkan.. Semua informasi terjamin kerahasiaannya karena
data tersebut hanya digunakan demi kepentingan penelitian semata sehingga Anda
tidak perlu merasa kuatir akan diketahui oleh orang lain.
Atas bantuan dan Perhatian Anda, Saya mengucapkan terima kasih dan Selamat
mengerjakan
Hormat Saya,
Frenky D
SKALA A
Nama / Inisial : ____________________________
Umur : ______ tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan
Berikut ini disajikan 40 pernyataan seputar kehidupan sehari-hari. Anda
diharapkan untuk menyatakan apakah pernyataan tersebut sesuai dengan
karakteristik anda sehari-harinya.
SS : Sangat sesuai dengan diri Anda
S : Sesuai dengan diri Anda
N : Netral atau Sulit untuk dikatakan sesuai atau tidak sesuai dengan diri
Anda
TS : Tidak sesuai dengan diri Anda
STS : Sangat tidak sesuai dengan diri Anda.
Pilihlah jawaban dengan memberi tanda silang (X) pada kolom yang telah
disediakan. Jawablah seluruh pernyataan yang ada dan jangan sampai ada yang
terlewatkan. Dalam skala ini tidak ada jawaban yang benar atau salah, semua
pilihan jawaban adalah benar. Kesungguhan dan keseriusan Anda sangat
diperlukan di sini. Selamat mengerjakan dan terima kasih atas bantuannya.
No Pernyataan SS S N TS STS
1 Saya berpikir bahwa tidak ada alasan
yang tepat buat saya untuk memukul
orang lain
2 Saya cepat marah tetapi reda dengan
cepat juga
3 Orang lain akan bersikap baik kepada
saya jika ada maunya
4 Pada suatu waktu tertentu, saya tidak
bisa menahan diri untuk memukul orang
lain
5 Saya sering menemukan bahwa saya
tidak setuju dengan orang lain
6 Saya kadang-kadang terjebak dalam rasa
cemburu
7 Ketika orang lain mengganggu saya,
saya mungkin akan mengatakan apa
yang saya pikirkan tentang mereka
8 Saya adalah orang yang sangat cepat
marah
9 Dengan provokasi yang cukup, saya
mungkin akan memukul orang lain
10 Ketika frustasi, saya memperlihatkan
kejengkelan saya
11 Saya kadang-kadang merasa seperti bom
yang siap meledak
No Pernyataan SS S N TS STS
12 Terkadang saya merasa memiliki hidup
yang tidak adil
13 Saya pernah berkelahi dengan orang
yang saya kenal
14 Saya adalah orang yang tenang
15 Meskipun sudah merasa kesal, saya tetap
dapat mengendalikan amarah saya
16 Saya akan menjadi begitu marah dan
menghancurkan benda-benda
17 Saya akan membentak orang yang
berlaku tidak sopan di depan saya
18 Jika seseorang memukul saya, saya
memukul balik
19 Beberapa temanku berpikir kalau saya
orang yang cepat marah
20 Saya ingin tahu kenapa kadang-kadang
saya merasa tidak enak tentang sesuatu
21 Kadang-kadang saya lepas kendali tanpa
alasan yang tepat
22 Saya mengetahui ada “teman” yang
berbicara tentang saya di belakang saya
No Pernyataan SS S N TS STS
23 Jika saya harus mengunakan kekerasan
untuk mempertahankan hak saya, akan
saya lakukan
24 Saya akan melabrak orang yang
mengacaukan hasil kerja saya
25 Saya memiliki masalah dalam
mengontrol tempramen
26 Saya akan berkelahi dengan orang yang
terus-menerus menekan saya
27 Terkadang saya merasa ada orang lain
yang menertawakan saya di belakang
saya
28 Saya bisa sangat marah jika ada orang
lain yang mengganggu saya
29 Saya akan memprotes keputusan orang
lain yang bertentangan dengan pendapat
pribadi saya
Thank YouThank YouThank YouThank You & & & & Good Luck Good Luck Good Luck Good Luck
SKALA B
Berikut akan tersedia enam puluh kata. Gunakanlah kata-kata tersebut
untuk mendeskripsikan diri Anda sendiri dengan cara memberi nilai dari 1 sampai
7. Nilai 1 berarti tidak pernah atau hampir tidak menggambarkan diri anda, dan
sebaliknya nilai 7 mengindikasikan kata tersebut selalu atau sangat
menggambarkan diri anda.
Misalnya: Riang
Tulis 1 jika tidak pernah atau hampir tidak pernah benar Anda orang yang Riang
Tulis 2 jika biasanya tidaklah benar Anda adalah orang yang Riang
Tulis 3 jika kadang-kadang tapi tidak sering benar Anda adalah orang yang Riang
Tulis 4 jika sekali-kali benar Anda adalah orang yang Riang
Tulis 5 jika sering kali benar Anda adalah orang yang Riang
Tulis 6 jika biasanya benar Anda adalah orang yang Riang
Tulis 7 jika selalu benar Anda adalah orang yang Riang
Jika Anda adalah orang yang kadang-kadang Riang tapi tidak sering maka Anda
akan mengisikan 3 pada kolom yang tersedia.
Riang 3
Percaya kepada diri sendiri Analitis
Suka mengalah Pengertian
Suka menolong
Suka berahasia
Mandiri Dapat menjadi pemimpin
Penuh kasih sayang
Bersuara lembut
Tergantung pada suasana hati/ moody
Tulus hati
Atletis Cepat dalam mengambil keputusan
Setia
Hangat
Bahagia
Menyenangkan
Tegas
Dapat berdiri sendiri
Bersimpati kepada orang lain Sabar
Dapat diandalkan
Dapat menyesuaikan diri
Kuat
Mau mengambil sikap
Sensitive terhadap kebutuhan orang lain
Menyukai anak-anak
Jujur
Bijaksana
Thank YouThank YouThank YouThank You & & & & Good LuckGood LuckGood LuckGood Luck
tidak pernah
atau hampir
tidak pernah
benar
sekali-kali
benar
biasanya
tidaklah
benar
kadang-
kadang tapi
tidak sering
benar
biasanya
benar
sering kali
benar
selalu
benar
1 2 3 4 5 6 7
NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
TotalAgresi
N 110
Mean 88.8273 Normal Parameters(a,b)
Std. Deviation 14.83107
Absolute .065
Positive .056
Most Extreme Differences
Negative -.065
Kolmogorov-Smirnov Z .685
Asymp. Sig. (2-tailed) .737
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Oneway TotalAgresi
N Mean Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
Maskulin 22
100.0455
15.13897 3.22764 93.3332 106.7577 60.00 115.00
Feminin 20
77.6000
9.93876 2.22237 72.9485 82.2515 62.00 91.00
Androginy 30
86.6333
14.74492 2.69204 81.1275 92.1392 58.00 110.00
TakTerbedakan 38
89.9737
12.18880 1.97728 85.9673 93.9800 69.00 119.00
Total 110
88.8273
14.83107 1.41409 86.0246 91.6299 58.00 119.00
Test of Homogeneity of Variances TotalAgresi
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.034 3 106 .114
ANOVA TotalAgresi
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 5484.023 3 1828.008 10.479 .000
Within Groups 18491.695 106 174.450
Total 23975.718 109
Post Hoc Tests Multiple Comparisons Dependent Variable: TotalAgresi * The mean difference is significant at the .05 level.
Multiple Comparisons Dependent Variable: TotalAgresi * The mean difference is significant at the .05 level.
Homogeneous Subsets TotalAgresi
Subset for alpha = .05
Kelompok N
1
2 3
Tukey HSD(a,b)
Feminin 20 77.6000
Androginy 30 86.6333 86.6333
TakTerbedakan 38 89.9737
Maskulin 22 100.0455
Sig. .073 .801 1.000
Scheffe(a,b) Feminin 20 77.6000
Androginy 30 86.6333 86.6333
TakTerbedakan 38 89.9737 89.9737
Maskulin 22 100.0455
Sig. .117 .843 .064
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 25.789. b The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed.