plagiat merupakan tindakan tidak terpuji · subjek dalam penelitian ini terdiri dari 5 anak yang...
TRANSCRIPT
KEBUTUHAN ANAK DAMPINGAN YAYASAN SOSIAL
SOEGIJAPRANATA (YSS) KAMPUNG PINGIT
YANG MEMILIKI KECENDERUNGAN
BERPERILAKU AGRESIF
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh:
Fransisca Indra Kristanti
089114139
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
Hambatan dalam pengerjaan
skripsi bukan untuk ditakuti
tetapi untuk ditaklukkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERSEMBAHAN
Karya ini ku persembahkan untuk:
Bapak terkasih, Alm. F.X Mulyadi. Pak, udah jadi skripsinya
Emak tersayang, Julitte Indarini
Keluarga dan sahabat-sahabatku yang selalu mendukungku
juga
Komunitas Perkampungan Sosial Pingit, Anak-anak Pingit, dan Pingiters
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KEBUTUHAN ANAK DAMPINGAN YAYASAN SOSIAL
SOEGIJAPRANATA (YSS) KAMPUNG PINGIT
YANG MEMILIKI KECENDERUNGAN
BERPERILAKU AGRESIF
Fransisca Indra Kristanti
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kebutuhan yang dimiliki oleh anak-anak
dampingan YSS di Kampung Pingit yang memiliki kecenderungan untuk berperilaku agresif.
Subjek dalam penelitian ini terdiri dari 5 anak yang memiliki kecenderungan agresif. Subjek
penelitian dipilih berdasarkan penilaian pendamping YSS menurut teori agresi. Subjek merupakan
anak yang dinilai sering berperilaku agresif di area belajar YSS. Penelitian ini termasuk dalam
jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan analisis tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kebutuhan yang dimiliki oleh anak-anak dampingan YSS di Kampung Pingit adalah kebutuhan
afiliasi dengan figur teman, orang tua, dan adik, serta kebutuhan untuk bermain. Kecenderungan
anak melakukan agresi bertujuan untuk mengurangi reduksi tegangan yang timbul akibat adanya
kebutuhan.
Kata kunci : kebutuhan, anak usia pertengahan dan akhir, kecenderungan berperilaku agresif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
THE NEEDS OF YAYASAN SOSIAL SOEGIJAPRANATA (YSS)
CHILDREN AT PINGIT WHO HAVE A TENDENCY
TO BEHAVE AGGRESSSIVELY
Fransisca Indra Kristanti
ABSTRACT
This research aimed to describe the needs that were owned by the children of Yayasan
Sosial Soegijopranoto (YSS) in Pingit who had a tendency to behave aggressively. The subjects in
this research were consisted of five children who had aggressive tendencies. The researcher chose
the subjects according to the volunteers’ assessment using aggression theory. The subjects were
the children who were seen often did aggression in study area of YSS. This research was included
in qualitative descriptive research and combined with thematic analysis. The research result
showed that the needs that were owned by the children of YYS in Pingit was affiliation need with
the figure of their friends, parents, and sisters or brothers, as well as they need to play. The
children’s tendency to do aggression aimed to reduce their stress reduction that arose from their
need.
Keywords: the need, middle and late childhood, tendency to behave aggressively
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Syukur pada Tuhan Allah yang selalu menyertai hari-hari galau selama
mengerjakan skripsi. Penyertaan-Nya mantap sekali! Terima kasih, Tuhan, atas
bimbingan dan lindunganMu untuk mental penulis agar tetap sehat selalu selama
mengerjakan skripsi ini.
Terima kasih Emak Julitte dan Almarhum Bapak, orang tua yang selalu
setia dan sabar menanti penulis menyelesaikan skripsi. Love you, Mak-Pak.
Debora, kakakku sayang, terima kasih untuk semangat yang kau berikan selama
ini. Andre, adikku yang pengertian, terima kasih atas perhatianmu, ya.
Terima kasih kepada Bapak C. Wijoyo Adinugroho, M.Psi selaku dosen
pembimbing skripsi atas pengertian dan kepercayaannya kepada saya selama
pengerjaan skripsi ini. Terima kasih untuk bantuannya dalam membenahi
sistematika berpikir saya yang berantakan. Harap maklum, Pak. Hehe…
Terima kasih kepada Bu Sylvia Carolina MYM., M.Si selaku dosen
pembimbing akademik yang telah mendampingi penulis dalam pengerjaan skripsi
serta memberikan dukungan sosial yang begitu berarti bagi penulis. Makasih
banget, Bu.
Terima kasih Bu Agnes Indar Etikawati, M. Si dan Bapak V. Didik Suryo
Hartoko, M.Si yang telah memberikan wejangan dan ilmu tentang metode
penelitian yang penulis lakukan. Terima kasih juga kepada Bapak C. Siswa
Widyatmoko, M. Psi selaku dekan yang sudah membantu kelancaran dalam
penyusunan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
Komunitas Perkampungan Sosial Pingit yang telah memberikan sarana dan
kemudahan-kemudahan bagi saya selama pengumpulan data. Terima kasih atas
semua bantuan yang diberikan kepada saya.
Mbak Ayu dan Mbak Indira yang rela meluangkan waktu untuk melihat-
lihat data cerita dari anak. Tengkyu. Acink, Cimeng, dan Sike yang sering
memberikan tempat bagi penulis untuk numpang mengetik, mencucurkan air
mata, dan berbagi tawa. Cik Anne yang suka jadi teman ngalur-ngidul, pendengar
cerita-cerita yang menjadi distraksi pengerjaan skripsi. ATMW. Pujo dan Ninul
yang pasti mendoakan saya di saat penulis berwajah kusam dan merasa galau.
Terima kasih Onita yang selalu mengantarkan saya ke manapun saya mau. Ohh..
motorku…
Kokok dan Kojoy yang rela menyediakan waktu untuk mendengarkan
keluhan akademik dan membantu penulis dalam teknis penulisan skripsi yang
sistematis. Terima kasih, ya. PARIAMSJ, kalian hiburanku selama bosan dengan
skripsi yang nggak maju-maju. Pingiters!! Tim horee Pingit!! Anak-anak Pingit
yang selalu menjadi semangatku dalam menyusun skripsi. Nyak demon kutti…
Flavi dan Ranum sebagai pihak pengecek hasil akhir. Terima kasih atas
kritikan dan saran yang kalian berikan untukku. Kritikan dan saran dari kalian
sangat berguna. Kakak Glo, terima kasih ya untuk terjemahan bahasa Inggrisnya.
Serta, terima kasih kepada semua teman yang membantu, mendukung, dan
memberikan inspirasi untuk saya dalam mengerjakan skripsi ini. Semoga Tuhan
memberkati kalian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
Penulis menyadari juga bahwa skripsi ini masih banyak terdapat
kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan sehingga penulis mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun. Semoga karya ini dapat bermanfaat
bagi kita semua. AMIN.
Yogyakarta, 3 Oktober 2013
Fransisca Indra Kristanti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………......
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING………………......
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................
HALAMAN MOTTO…………………………………………………….....
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………….....
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………….......
ABSTRAK………………………………………………………………......
ABSTRACT………………………………………………………………......
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS…………………….......
KATA PENGANTAR………………………………………………….......
DAFTAR ISI……………………………………………………………......
DAFTAR TABEL………………………………………………………......
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………......
BAB I : PENDAHULUAN…………………………………………….....
A. Latar Belakang ..............….......………………..……..........
B. Rumusan Masalah…….........……………...……………......
C. Tujuan Penelitian…………….……………………..……....
D. Manfaat Penelitian…………………………………………..
1. Manfaat Teoritis.........................................................
2. Manfaat Praktis..........................................................
I
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
x
xiii
xvii
xviii
1
1
5
5
5
5
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
BAB II : LANDASAN TEORI……………………………………………..
A. Kebutuhan………….………..……………………………...
1. Pengertian Kebutuhan…...…………...………………….
2. Tipe-tipe Kebutuhan……………..……..………………...
3. Daftar Kebutuhan Murray………….…………………...
B. Anak….……………………………………………………..
1. Kategori Usia……….…………………………………….
2. Perkembangan serta Tugas Perkembangan Anak Usia
Pertengahan dan Akhir……....…………………………..
C. Agresi……...………………………………………………...
1. Pengertian Agresi.....……………………………………..
2. Jenis Perilaku Agresi……………....…………………….
3. Bentuk-bentuk Perilaku Agresif………………………...
4. Teori Frustrasi-Agresi.....................................................
D. Yayasan Sosial Soegijapranata (YSS)..................................
E. Karakteristik Warga Kampung Pingit……………………....
F. Dinamika Kebutuhan Anak Dampingan Yayasan Sosial
Soegijapranata (YSS) Kampung Pingit yang Memiliki
Kecenderungan Berperilaku Agresif……………................
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN…………………………………..
A. Jenis dan Metode Penelitian………….................................
B. Subjek……………………………………….………………
1. Kriteria Subjek………...………………………………...
7
7
7
9
13
24
25
26
30
30
31
31
32
33
34
36
39
39
40
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
2. Pemilihan Subjek…………………...…………………...
C. Fokus Penelitian….………………………………………....
D. Pengumpulan Data..........…………………....………........
1. Persiapan Penelitian..........................................................
2. Pelaksanaan Penelitian.....................................................
E. Analisis Data……………………………….......…………...
F. Kredibilitas Penelitian………………………………………
BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN.…………….…….
A. Pelaksanaan Penelitian……….………………………......…
1. Waktu dan Tempat Pengumpulan Data...…...…………...
B. Analisis dan Pembahasan……………….......………………
1. Deskripsi Subjek 1………………………….................…
2. Deskripsi Subjek 2….……………………………………
3. Deskripsi Subjek 3………….....…………………………
4. Deskripsi Subjek 4….....…....……………………………
5. Deskripsi Subjek 5……..…………………………………
C. Dinamika Kebutuhan Kelima Subjek (GDS, ANM, PWJ,
RI, dan OHP)…………….........…..……………...................
BAB V : PENUTUP................................…………..……………………...
A. Kesimpulan…………………………………………………
B. Saran………………………………………………………..
1. Bagi Yayasan Sosial Soegijapranata (YSS)
Kampung Pingit………….................................................
41
42
42
43
44
45
46
48
48
48
49
49
56
63
69
76
82
88
88
88
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
2. Bagi Orangtua…………..………………………………..
3. Bagi Peneliti Selanjutnya………………………………..
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….
LAMPIRAN…………………………………………………………………
89
90
91
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pelaksanaan Pengetesan............................................................... 44
Tabel 4.1 Daftar Kebutuhan GDS……………………………………….... 52
Tabel 4.2 Daftar Kebutuhan ANM..………………………………………. 59
Tabel 4.3 Daftar Kebutuhan PWJ…………………………………………. 65
Tabel 4.4 Daftar Kebutuhan RI……………………………………………. 72
Tabel 4.5 Daftar Kebutuhan OHP………………………………………… 78
Tabel 4.6 Daftar Kebutuhan Seluruh Subjek……….……………............... 82
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Penilaian Atas Perilaku Agresif Anak Oleh
Pendamping YSS…………………………………………. 95
Lampiran 2 Verbatim Cerita dan Tabel Tema Utama CAT Subjek 1,
GDS ………………………...…………………................ 96
Lampiran 3 Verbatim Cerita dan Tabel Tema Utama CAT Subjek 2,
ANM…………………………………………….............. 104
Lampiran 4 Verbatim Cerita dan Tabel Tema Utama CAT Subjek 3,
PWJ……………………………………….……............... 112
Lampiran 5 Verbatim Cerita dan Tabel Tema Utama CAT Subjek 4,
RI… ………………………..………………….................
123
Lampiran 6 Verbatim Cerita dan Tabel Tema Utama CAT Subjek 5,
OHP………...………………….………………................ 132
Lampiran 7 Identitas Psikolog................................................................ 142
Lampiran 8 Hasil Observasi Perilaku Subjek......................................... 145
Lampiran 9 Hasil Observasi Rapat Koordinasi Pendamping YSS........ 146
Lampiran 10 Hasil Wawancara dengan Para Pendamping YSS.............. 147
Lampiran 11 Hasil Wawancara dengan Warga Kampung Pingit............. 148
Lampiran 12 Lembar Informed Concent................................................... 149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ide penelitian ini berawal dari keprihatinan peneliti menilik perilaku
anak-anak dampingan Yayasan Sosial Soegijapranata (YSS) di Kampung
Pingit, Yogyakarta. Yayasan Sosial Soegijapranata (YSS) adalah suatu yayasan
sosial yang terlibat untuk melayani warga tunawisma dalam proses resosialisasi
secara khusus yang berlokasi di Kampung Pingit. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2002), resosialisasi adalah pemasyarakatan kembali. YSS
mengajak para tunawisma tinggal di rumah petak kecil selama dua tahun untuk
mempersiapkan kembali hadir di tengah masyarakat umum. Warga dampingan
YSS itu diberi kesempatan untuk bekerja dan bersosialisasi dengan warga
Kampung Pingit selama dua tahun agar dapat beradaptasi dengan masyarakat
umum setelah masa dampingan YSS berakhir. Selain mendampingi orangtua,
YSS membuka kelas belajar informal bagi anak-anak dari warga Kampung
Pingit. Banyak anak meluangkan waktunya setiap Senin, Kamis malam, dan
Sabtu sore untuk belajar dan bermain bersama anak-anak lain serta para
pendamping.
Berdasarkan hasil observasi informal yang telah peneliti lakukan,
terdapat fenomena yang menarik pada anak-anak yang didampingi. Sebagian
anak-anak di Perkampungan Sosial Pingit mempunyai kecenderungan perilaku
membentak, berkata kasar dan tidak segan-segan menghina teman sebaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
maupun orang dewasa. Mayoritas anak-anak mudah marah jika keinginannya
tidak tercapai. Ketika anak mengharapkan sesuatu dan harapannya tidak
tercapai, anak menjadi marah dan kemudian kerap mengumpat.
Beberapa anak juga tampak tidak percaya diri saat belajar di kelas
informal. Hal itu tampak pada perilaku tidak berani menjawab pertanyaan,
menangis atau marah ketika dimintai keterangan mengapa tidak mau
menjawab. Beberapa anak menolak tantangan akademis. Maksudnya, anak-
anak menolak diberi tugas ataupun pertanyaan yang berkaitan dengan pelajaran
sekolah. Jika anak sudah merasa tidak nyaman dengan pertanyaan-pertanyaan
tersebut, mereka memilih pergi dari ruang kelas. Banyak perilaku yang
didominasi oleh kecenderungan agresi dalam komunikasi interpersonal mereka.
Bandura menyatakan bahwa agresi dapat disebabkan oleh usaha
pemenuhan kebutuhan yang terhalangi (Atkinson, 1999). Maslow juga
mengungkapkan bahwa sikap anak-anak yang mementingkan diri, merusak,
agresif dan tak dapat bekerja sama tampak menonjol karena mereka merasa
tidak aman, merasa terancam, dan kebutuhan-kebutuhan mereka tidak
terpuaskan (Goble, 1987).
Selain pengamatan peneliti, peneliti mendapat data tambahan dari hasil
rapat koordinasi (rakor) yang diadakan setiap awal semester. Rakor diadakan
untuk membahas tentang evaluasi pembelajaran selama semester yang telah
berlalu, masalah-masalah yang ditemui, pemecahan masalah, dan program
pembelajaran semester yang akan datang. Selama beberapa kali terjadi rakor,
beberapa pendamping mengungkapkan suatu masalah yang sama tiap semester,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
yaitu urgensi keberadaan YSS di Kampung Pingit. Apakah YSS masih berguna
dalam menjawab keprihatinan di Kampung Pingit? Berpuluh-puluh tahun
didirikan namun tidak ada perubahan yang signifikan pada perilaku anak.
Masalah tentang sebagian anak yang cenderung berperilaku agresif masih
menjadi sorotan utama. Lalu, timbul pertanyaan, “Para pendamping
mempunyai kebutuhan tertentu sehingga datang ke YSS namun apa kebutuhan
anak dampingan YSS sebenarnya?” Ada kekhawatiran bahwa apa yang
diberikan kepada anak-anak ternyata bukan merupakan kebutuhan mereka
sehingga tidak tepat sasaran.
Murray menyatakan bahwa kebutuhan merupakan faktor-faktor penentu
tingkah laku penting dalam pribadi (Hall & Lindzey, 1993). Selain itu, Maslow
menyatakan bahwa kebutuhan dasar atau kebutuhan karena kekurangan yang
belum terpuaskan memiliki pengaruh terbesar pada tingkah laku (Goble, 1987).
Pernyatan-pernyataan ini semakin menguatkan peneliti untuk meneliti anak
yang cenderung berperilaku agresif dibandingkan meneliti lingkungan sekitar
anak. Murray mengungkapkan bahwa kebutuhan seringkali dibarengi oleh
tindakan-tindakan instrumental tertentu yang efektif untuk menghasilkan
keadaan akhir yang diinginkan. Murray juga mengungkapkan bahwa
pemenuhan akan kebutuhan tertentu akan mereduksi tegangan akibat
munculnya kebutuhan (Hall & Lindzey, 1993). Anak dimotivasi oleh
kekurangannya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya tersebut.
Pemenuhan kebutuhan adalah faktor penting dalam perkembangan anak
karena menghasilkan perkembangan dan pertumbuhan yang mengarah pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
kesehatan mental (Goble, 1987). Informasi tentang kebutuhan anak menjadi
penting untuk menindaklanjuti proses pemenuhannya.
Sebelumnya, telah ada penelitian mengenai perilaku agresif anak-anak
dampingan YSS dengan hasil yang menunjukkan bahwa bahwa anak-anak di
dampingan YSS di Kampung Pingit memiliki perilaku agresif yang sedang atau
di atas rata-rata dan melakukan perilaku agresif menyerang secara verbal atau
simbolik (Kristianto, 2009). Peneliti menemukan bahwa anak-anak dampingan
YSS tidak hanya menyerang secara verbal namun juga secara non-verbal. Hal
ini menjadi data tambahan bagi penelitian. Penelitian tentang kebutuhan juga
sudah pernah dipublikasikan oleh Howard & Prince (2002) mengenai
kebutuhan dasar anak. Penelitian ini menjelaskan tentang kebutuhan dasar anak
yang mengalami kesulitan berupa kemiskinan. Penelitian ini menggunakan
teori lima kebutuhan Maslow dan mengambil subjek dari negara Amerika
Serikat.
Berdasarkan keprihatinan pribadi dari peneliti dan pengamatan informal
yang telah dilakukan, peneliti terdorong untuk menggali informasi mengenai
kebutuhan-kebutuhan apa saja yang dimiliki oleh anak-anak dampingan YSS
yang cenderung berperilaku agresif. Penelitian ini berbeda dengan penelitian
sebelumnya karena informasi yang akan digali pada penelitian ini adalah
kebutuhan dari anak-anak dampingan YSS di Kampung Pingit yang memiliki
kecenderungan untuk berperilaku agresif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
B. Rumusan Masalah
“Kebutuhan apa yang dimiliki oleh anak-anak dampingan YSS di Kampung
Pingit yang memiliki kecenderungan untuk berperilaku agresif?”
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini mendeskripsikan berbagai kebutuhan yang dimiliki oleh anak-
anak dampingan YSS di Kampung Pingit yang memiliki kecenderungan untuk
berperilaku agresif.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan berguna untuk mengetahui
gambaran mengenai kebutuhan-kebutuhan yang dimiliki oleh anak-anak
dampingan YSS yang sering berperilaku agresif. Penelitian ini juga
diharapkan dapat menambah dan melengkapi literatur psikologi tentang
kebutuhan-kebutuhan anak yang cenderung berperilaku agresif sehingga
dapat menjadi data eksploratif yang bermanfaat bagi penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Yayasan Sosial Soegijapranata (YSS)
Penelitian ini berguna untuk mengetahui jenis-jenis kebutuhan
yang dimiliki anak-anak dampingan YSS di Kampung Pingit. Penelitian
ini juga memberi gambaran untuk divisi anak mengenai kebutuhan anak-
anak dampingan YSS di Kampung Pingit sebagai referensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
pendampingan anak. Manfaat yang dapat diperoleh untuk waktu jangka
panjang adalah upaya untuk menurunkan tingkat agresi dapat terjadi
karena adanya informasi mengenai kebutuhan yang pemenuhannya
difasilitasi oleh pendamping anak.
b. Bagi orangtua
Penelitian ini memberi gambaran bagi orangtua mengenai
kebutuhan anak-anak mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kebutuhan
1. Pengertian Kebutuhan
Menurut APA Dictionary of Psychology (2006), kebutuhan adalah
suatu kondisi ketegangan pada suatu organisme yang dihasilkan dari
pencabutan sesuatu yang diperlukan untuk kelangsungan hidup,
kesejahteraan, atau pemenuhan diri. Menurut Kamus Psikologi, kebutuhan
adalah beberapa hal atau situasi hubungan yang jika ada, akan sanggup
memperbaiki kesejahteraan organisme. Sebuah kebutuhan dalam pengertian
ini bisa jadi bersifat mendasar dan biologis (contohnya makanan) atau
melibatkan faktor-faktor sosial dan personal, serta berasal dari bentuk-
bentuk kompleks pembelajaran, seperti pencapaian dan prestis (Reber &
Reber, 2010).
Kebutuhan adalah konsep atau konstruksi logis yang mewakili
suatu daya ... pada bagian otak … yang mengorganisasikan persepsi,
apersepsi, intelektual, konasi, dan perilaku pada cara untuk mengubah
arah tertentu yang ada, situasi yang tidak terpuaskan ( Murray, 1938).
Kebutuhan membuat seseorang menjadi aktif hingga situasi dan
lingkungan diubah untuk mereduksi kebutuhan tersebut (Hall & Lindzey,
1993). Murray dalam Bherm (1996) juga menyatakan bahwa kebutuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
adalah suatu keadaan yang ditandai oleh perasaan kekurangan dan ingin
memperoleh sesuatu yang akan diwujudkan melalui suatu usaha (Antariksi,
2004). Apabila kebutuhan muncul, seseorang akan berada dalam keadaan
tegang. Pemuasan kebutuhan akan mereduksi tegangan (Hall & Lindzey,
1993).
Irwanto, dkk (1994) menegaskan bahwa kebutuhan akan
menciptakan suatu keadaan tegang dan ini mendorong perilaku untuk
memenuhi suatu kebutuhan (Mikha, 2007). Murray (dalam Prihantono,
2003) menuturkan bahwa setiap manusia mempunyai kecenderungan untuk
memenuhi kebutuhan secara berbeda. Orang menggunakan berbagai cara
untuk memenuhi kebutuhan tersebut (Kusumaningtyas, 2008).
Murray menyatakan bahwa adanya kebutuhan dapat disimpulkan
dari :
a) Akibat atau hasil akhir tingkah laku
b) Pola atau cara khusus tingkah laku yang bersangkutan
c) Perhatian dan respon selektif terhadap kelompok objek stimulus tertentu
d) Ungkapan emosi atau perasan tertentu
e) Ungkapan kepuasan apabila akibat tertentu dicapai atau kekecewaan
apabila akibat itu tidak tercapai
Murray (dalam Hall & Lindzey) menyatakan bahwa ada suatu
hierarki kebutuhan. Kecenderungan-kecenderungan tertentu harus
didahulukan daripada lainnya. Murray menggunakan konsep prepotency
untuk menyebutkan kebutuhan-kebutuhan yang menjadi regnan karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
sangat penting kalau tidak dipuaskan. Kebutuhan yang lebih kuat seperti
sakit, lapar, dan haus biasanya akan diwujudkan dalam tindakan karena
kebutuhan prepoten ini tidak dapat ditunda apabila timbul dua kebutuhan
atau lebih secara serempak dan menggerakkan respon yang bertentangan
(Mikha, 2007).
2. Tipe-tipe Kebutuhan
Murray merumuskan kebutuhan menjadi beberapa bagian.
Pertama, adanya perbedaan antara kebutuhan primer dengan kebutuhan
sekunder. Kebutuhan primer merupakan kebutuhan yang berhubungan
dengan persitiwa-peristiwa organis tertentu yang khas dan berkenaan
dengan kepuasan fisik. Contoh, kebutuhan akan makanan, buang air, air,
udara, seks, dan untuk pasif. Kebutuhan untuk pasif terdiri dari relaksasi,
istirahat, dan tidur (Murray, 1938). Kebutuhan sekunder merupakan
kebutuhan yang dianggap berasal dari kebutuhan primer dan ditandai
dengan tidak adanya hubungan memusat dengan proses organis atau
kepuasan fisik. Contoh, kebutuhan akan prestasi, kekuasaan, otonomi, dan
kehormatan.
Kedua, adanya perbedaan antara kebutuhan terbuka dengan
kebutuhan tertutup. Kebutuhan terbuka adalah kebutuhan nyata yang
tampak diungkapkan dalam tingkah laku motorik, sedangkan kebutuhan
tertutup adalah kebutuhan tersembunyi yang berada dalam fantasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Kebutuhan tertutup merupakan hasil internalisasi dari superego yang
menentukan perilaku yang pedapat diterima.
Ketiga, adanya kebutuhan-kebutuhan yang memusat dan kebutuhan
yang menyebar. Beberapa kebutuhan ada yang sifatnya berhubungan erat
dengan kelompok objek lingkungan yang terbatas, sedangkan kebutuhan
lainnya berlaku pada hampir setiap lingkungan objek.
Keempat, adanya kebutuhan proaktif dan kebutuhan reaktif.
Kebutuhan proaktif adalah kebutuhan yang bergerak secara spontan dan
sebagian besar ditentukan dari dalam diri seseorang bukan dari sesuatu di
lingkungan sebagai akibat. Kebutuhan reaktif digerakan sebagai akibat dari,
atau sebagai respon terhadap suatu peristiwa lingkungan.
Kelima, adanya perbedaan antara kegiatan proses, kebutuhan modal,
dan kebutuhan akibat. Kegiatan proses adalah operasi yang bersifat tanpa
tujuan, tidak terkoordinasi, dan tidak fungsional dari berbagai proses, seperti
penglihatan, pendengaran, pikiran, dan pembicaraan. Kebutuhan modal
menuntut seseorang melakukan sesuatu hal dengan taraf mutu tertentu,
sedangkan kebutuhan akibat merupakan kebutuhan yang mengarah pada
suatu keadaan yang diinginkan (Hall & Lindzey, 1993).
Selain Murray, Maslow juga mengemukakan suatu teori tentang
kebutuhan. Maslow menjelaskan tentang kebutuhan ke dalam tingkatan-
tingkatan. Tingkatan-tingkatan tersebut mengikat, maksudnya kebutuhan
yang lebih rendah harus terpuaskan lebih dahulu sebelum menyadari ada
kebutuhan yang lebih tinggi. Jika kebutuhan pada tingkatan yang lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
rendah hanya sedikit terpenuhi dan sudah melewati tingkat kebutuhan yang
lebih tinggi, seseorang akan kembali kepada kebutuhan yang di tingkatan
rendah hingga terpuaskan (Alwisol, 2004).
Tingkatan kebutuhan yang lazim dikatakan sebagai hierarki
kebutuhan ini dibagi menjadi tujuh bagian. Ketujuh kebutuhan tersebut
adalah kebutuhan fisiologi, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan rasa cinta
dan memiliki, kebutuhan akan penghargaan, kebutuhan aktualisasi diri,
kebutuhan estetik, serta kebutuhan akan pertumbuhan.
Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan yang paling dasar,
paling kuat dan paling jelas di antara kebutuhan-kebutuhan lain. Kebutuhan
ini berkaitan dengan kebutuhan manusia untuk mempertahankan hidupnya
secara fisik (Goble, 1987).
Setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi, muncul kebutuhan lain, yaitu
kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan akan rasa aman ini menurut Elton
(1996) terdiri dari keamanan, stabilitas, ketergantungan, perlindungan, dan
kebebasan dari rasa takut, dan kekacauan (Prince, Howard, 2002).
Kebutuhan Akan Rasa Cinta dan Memiliki. Kebutuhan ini muncul
ketika kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman sudah terpenuhi.
Kebutuhan ini tampak ketika orang mulai merasa membutuhkan teman,
kekasih, anak, dan bentuk hubungan berdasarkan perasaan. Jika kebutuhan
ini tidak terpenuhi, maka orang akan merasa kesepian (Boeree, 1997).
Kebutuhan akan penghargaan muncul jika kebutuhan akan rasa cinta
dan memiliki telah terpenuhi. Kebutuhan ini terbagi menjadi dua kategori,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
yaitu harga diri dan penghargaan dari orang lain. Harga diri mencakup
kebutuhan akan kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan, kecukupan,
prestasi, ketidaktergantungan, dan kebebasan. Sedangkan, pengharagaan
dari orang lain meliputi prestise, pengakuan, penerimaan, perhatian,
kedudukan, nama baik, serta penghargaan (Goble, 1987).
Kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan di tingkat paling
tinggi pada hierarki kebutuhan Maslow. Kebutuhan aktualisasi diri ini
mencakup kebutuhan untuk bertumbuh, berkembang, dan menggunakan
kemampuan (Goble, 1987).
Kebutuhan akan keindahan akan membuat seseorang menjadi lebih
sehat. Kebutuhan estetik berhubungan dengan gambaran diri seseorang.
Orang yang tidak terpengaruh oleh keindahan merupakan orang yang
memiliki gambaran diri yang rendah. Orang tersebut akan merasa tidak
layak jika berada di suatu tempat yang menekankan pada keindahan (Goble,
1987).
Setelah serangkaian kebutuhan dasar telah terpuaskan, seseorang
akan beralih ke taraf kebutuhan yang lebih tinggi, yaitu kebutuhan akan
pertumbuhan. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang dikategorikan
lebih tinggi dan berbeda dengan kebutuhan-kebutuhan dasar atau kebutuhan
karena kekurangan (Goble, 1987). Terdapat beberapa daftar mengenai
kebutuhan ini, yaitu sifat menyeluruh, kesempurnaan, penyelesaian,
keadilan, sifat hidup, sifat kaya, kesederhanaan, keindahan, kebaikan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
keunikan, sifat tanpa kesukaran, sifat penuh permainan, kebenaran,
kejujuran, kenyataan, dan sifat merasa cukup.
Teori kebutuhan Maslow menekankan pada hierarki kebutuhan.
Kebutuhan aktualisasi diri dapat terpenuhi apabila kebutuhan-kebutuhan di
hierarki bawahnya sudah terpenuhi. Pada kenyataannya, tidak jarang orang
yang berhasil mengaktualisasikan diri walaupun kebutuhan dasar ada yang
tidak tercukupi (Boeree, 1997).
Berdasarkan ulasan kedua teori di atas, peneliti memilih untuk
menggunakan teori kebutuhan Murray dengan alasan bahwa teori kebutuhan
Murray merupakan landasan yang tepat dalam menggambarkan dinamika
antara hubungan kebutuhan dan perilaku agresi. Teori Murray dapat
membantu untuk menjelaskan dinamika kebutuhan anak dampingan YSS di
Kampung Pingit yang memiliki kecenderungan berperilaku agresif.
Selain itu, teori kebutuhan Murray juga menjadi teori dasar dalam
menginterpretasi data hasil pengetesan CAT, metode yang peneliti gunakan
untuk mendapatkan informasi mengenai kebutuhan anak yang cenderung
memiliki perilaku agresif.
3. Daftar Kebutuhan Murray
Menurut Murray, terdapat 20 kebutuhan sekunder yang dapat
dijabarkan sebagai berikut :
Sikap merendah Tunduk secara pasif terhadap kekuatan luar.
Menerima perlakuan yang tidak adil, pengkambing-hitaman,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
kritik, hukuman.
Menyerah
Menerima nasib
Mengakui kekurangan, kekeliruan, perbuatan salah, atau
kesalahan.
Mengakui dan memperbaiki kesalahan.
Menyalahkan, meremehkan, merusakkan diri sendiri.
Mencari dan menikmati penderitaan, hukuman, penyakit, dan
kemalangan.
Prestasi Menyelesaikan sesuatu yang sulit.
Menguasai, memanipulasi atau mengatur benda-benda fisik,
manusia, atau ide-ide.
Melakukan hal-hal tersebut secepatnya dan semandiri
mungkin.
Mengatasi rintangan-rintangan dan mencapai standar yang
tinggi.
Mengunggulkan diri.
Menyaingi dan mengungguli orang lain.
Meningkatkan harga diri dengan menyalurkan bakat.
Afiliasi Mendekatkan diri, bekerjasama atau membalas ajakan orang
lain yang bersekutu.
Membuat senang dn mencari afeksi dari objek yang disukai.
Patuh dan tetap setia kepada seorang kawan.
Agresi Menghadapi perlawanan dengan kekerasan.
Melawan.
Membalas perbuatan yang tidak adil.
Menyerang, melukai, atau membunuh orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Melawan dengan kekerasan atau menghukum orang lain.
Otonomi Menjadi bebas, menghilangkan kekangan, melepaskan diri
dari kungkungan.
Menolak paksaan dan larangan.
Menghindari atau emninggalkan kegiatan-kegiatan yang
ditentukan oleh autoritas yang menguasai.
Tidak tergantung dan bebas bertindak menurut impuls.
Tidak terikat, tidak bertanggung jawab.
Menentang arus.
Counteraction Menguasai atau memperbaiki kegagalan dengan berjuang lagi.
Menghilangkan pelecehan dengan memulai lagi tindakan
Mengatasi kelemahan, menekan perasaan takut.
Mengembalikan nama baik dengan tindakan.
Mencari rintangan-rintangan dan kesulitan-kesulitan untuk
diatasi.
Mempertahankan harga diri dan kebanggaan pada taraf yang
tinggi.
Membela diri Mempertahankan diri terhadp serangan, kritik, dan celaan.
Menyembunyikan atau membenarkan perbuatan tercela,
kegagalan, atau penghinaan.
Mempertahankan diri.
Tunduk Mengagumi dan menyokong atasan.
Memuji, menghormati, atau menyanjung.
Tunduk pada pengaruh orang lain yang dikenal dengan senang
hati.
Menyontoh seorang teladan.
Menyesuaikan dengan kebiasaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Dominasi Memiliki kendali atas lingkungan manusiawi.
Mempengaruhi atau mengarahkan tingkah laku orang lian
dengan saran, bujukan, imbauan, atau perintah. Mencegah,
menghambat, atau melarang.
Ekshibisi Menciptakan kesan.
Senang dilihat dan didengar.
Membuat orang lain bergairah, kagum, terpesona, terhbur,
terkejut, tergelitik untuk tahu, senang, atau terpikat.
Menghindari bahaya Menghindai rasa sakit, luka fisik, penyakit, dan kematian.
Melarikan diri dari situasi yang berbahaya.
Mengambil tindakan-tindakan pencegahan.
Menghindari rasa hina Menghindari penghinaan.
Meninggalkan situasi yang memalukan, atau menghindai
kondisi yang bisa menimbulkan pelecehan : caci maki, ejekan,
atau sikap masa bodoh orang lain.
Menahan diri untuk bertindak karena takut gagal.
Menolong Memberi simpati dan memuakan kebutuhan objek yang tak
berdaya ; bayi atau setiap objek yang lemah, cacat, lelah,
kurang berpengalaman, ragu-ragu, kalah, dihina,
kesepian,patah hati, sakit, dan bingung.
Membantu objek yang berada dalam bahaya.
Memberi makanan, membantu, menyokong, menghibur,
melindungi, menyenangkan, merawat, dan menyembuhkan.
Ketertiban Mengatur barang-barang.
Menjaga kebersihan, susunan, organisasi, keseimbangan,
kerapian, keteraturan, ketelitian.
Permainan Berbuat untuk kesenangan tanpa tuuan lebih lanjut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Suka tertawa dan membuat lelucon.
Berusaha meredakan tekanan secara menyenangkan.
Mengambil bagian dalam permainan,olahraga, joget, pesta-
pesta, bermain kartu.
Penolakan Memisahkan diri dari objek yang tidak disenangi.
Mengucilkan, melepaskan, mengusir, atau bersikap masa
bodoh terhadap objek yang lebih rendah.
Menghina atau memutuskan hubungan cinta dengan objek.
Keharuan Mencari dan menikmati kesan-kesan yang menyentuh
perasaan.
Seks Menjalin dan meningkatkan hubungan erotik.
Mengadakan hubungan seksual.
Ditolong Memuaskan kebutuhan dengan bantuan simpatik dari objek
yang dikenal.
Dirawat, disokong, didukung, dikelilingi, dilindungi, dicintai,
dinasehati, dibimbing, diampuni, dihibur.
Menempel pada seorang pelindung setia.
Selalu memiliki seorang pendukung.
Pemahaman Menanyakan atau menjawab pertanyaan-pertanyaan umum.
Tertarik pada teori.
Memikirkan, merumuskan, menganalisis, dan
menggeneralisasikan.
Sikap merendah Tunduk secara pasif terhadap kekuatan luar.
Menerima perlakuan yang tidak adil, pengkambing-hitaman,
kritik, hukuman.
Menyerah
Menerima nasib
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Mengakui kekurangan, kekeliruan, perbuatan salah, atau
kesalahan.
Mengakui dan memperbaiki kesalahan.
Menyalahkan, meremehkan, merusakkan diri sendiri.
Mencari dan menikmati penderitaan, hukuman, penyakit, dan
kemalangan.
Prestasi Menyelesaikan sesuatu yang sulit.
Menguasai, memanipulasi atau mengatur benda-benda fisik,
manusia, atau ide-ide.
Melakukan hal-hal tersebut secepatnya dan semandiri
mungkin.
Mengatasi rintangan-rintangan dan mencapai standar yang
tinggi.
Mengunggulkan diri.
Menyaingi dan mengungguli orang lain.
Meningkatkan harga diri dengan menyalurkan bakat.
Afiliasi Mendekatkan diri, bekerjasama atau membalas ajakan orang
lain yang bersekutu.
Membuat senang dn mencari afeksi dari objek yang disukai.
Patuh dan tetap setia kepada seorang kawan.
Agresi Menghadapi perlawanan dengan kekerasan.
Melawan.
Membalas perbuatan yang tidak adil.
Menyerang, melukai, atau membunuh orang lain.
Melawan dengan kekerasan atau menghukum orang lain.
Otonomi Menjadi bebas, menghilangkan kekangan, melepaskan diri
dari kungkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Menolak paksaan dan larangan.
Menghindari atau emninggalkan kegiatan-kegiatan yang
ditentukan oleh autoritas yang menguasai.
Tidak tergantung dan bebas bertindak menurut impuls.
Tidak terikat, tidak bertanggung jawab. Menentang arus.
Counteraction Menguasai atau memperbaiki kegagalan dengan berjuang lagi.
Menghilangkan pelecehan dengan memulai lagi tindakan
Mengatasi kelemahan, menekan perasaan takut.
Mengembalikan nama baik dengan tindakan.
Mencari rintangan-rintangan dan kesulitan-kesulitan untuk
diatasi.
Mempertahankan harga diri dan kebanggaan pada taraf yang
tinggi.
Membela diri Mempertahankan diri terhadp serangan, kritik, dan celaan.
Menyembunyikan atau membenarkan perbuatan tercela,
kegagalan, atau penghinaan.
Mempertahankan diri.
Sikap hormat Mengagumi dan menyokong atasan.
Memuji, menghormati, atau menyanjung.
Tunduk pada pengaruh orang lain yang dikenal dengan senang
hati.
Menyontoh seorang teladan.
Menyesuaikan dengan kebiasaan.
Dominasi Memiliki kendali atas lingkungan manusiawi.
Mempengaruhi atau mengarahkan tingkah laku orang lian
dengan saran, bujukan, imbauan, atau perintah. Mencegah,
menghambat, atau melarang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Ekshibisi Menciptakan kesan.
Senang dilihat dan didengar.
Membuat orang lain bergairah, kagum, terpesona, terhbur,
terkejut, tergelitik untuk tahu, senang, atau terpikat.
Menghindari bahaya Menghindai rasa sakit, luka fisik, penyakit, dan kematian.
Melarikan diri dari situasi yang berbahaya.
Mengambil tindakan-tindakan pencegahan.
Menghindari rasa hina Menghindari penghinaan.
Meninggalkan situasi yang memalukan, atau menghindai
kondisi yang bisa menimbulkan pelecehan : caci maki, ejekan,
atau sikap masa bodoh orang lain.
Menahan diri untuk bertindak karena takut gagal.
Sikap memelihara Memberi simpati dan memuakan kebutuhan objek yang tak
berdaya ; bayi atau setiap objek yang lemah, cacat, lelah,
kurang berpengalaman, ragu-ragu, kalah, dihina,
kesepian,patah hati, sakit, dan bingung.
Membantu objek yang berada dalam bahaya.
Memberi makanan, membantu, menyokong, menghibur,
melindungi, menyenangkan, merawat, dan menyembuhkan.
Ketertiban Mengatur barang-barang.
Menjaga kebersihan, susunan, organisasi, keseimbangan,
kerapian, keteraturan, ketelitian.
Permainan Berbuat untuk kesenangan tanpa tuuan lebih lanjut.
Suka tertawa dan membuat lelucon.
Berusaha meredakan tekanan secara menyenangkan.
Mengambil bagian dalam permainan,olahraga, joget, pesta-
pesta, bermain kartu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Penolakan Memisahkan diri dari objek yang tidak disenangi.
Mengucilkan, melepaskan, mengusir, atau bersikap masa
bodoh terhadap objek yang lebih rendah.
Menghina atau memutuskan hubungan cinta dengan objek.
Keharuan Mencari dan menikmati kesan-kesan yang menyentuh
perasaan.
Seks Menjalin dan meningkatkan hubungan erotik.
Mengadakan hubungan seksual.
Menolong Memuaskan kebutuhan dengan bantuan simpatik dari objek
yang dikenal.
Dirawat, disokong, didukung, dikelilingi, dilindungi, dicintai,
dinasehati, dibimbing, diampuni, dihibur.
Menempel pada seorang pelindung setia.
Selalu memiliki seorang pendukung.
Pemahaman Menanyakan atau menjawab pertanyaan-pertanyaan umum.
Tertarik pada teori.
Memikirkan, merumuskan, menganalisis, dan
menggeneralisasikan.
*Disadur dari Murray, 1938
Murray meyakini adanya hierarki kebutuhan di mana
kecenderungan-kecenderungan tertentu harus didahulukan lebih dulu.
Menurut teori prepotensi yang dikemukakan oleh Murray menyatakan
bahwa kebutuhan-kebutuhan yang menjadi regnan karena sangat urgen
kalau tidak dipuaskan. Apabila terdapat situasi-situasi munculnya dua
kebutuhan atau lebih yang timbul serempak dan menggerakkan respon-
respon yang bertentangan, maka kebutuhan yang lebih kuat, seperti: sakit,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
lapar, dan haus biasanya akan terwujud dalam tindakan karena kebutuhan-
kebutuhan yang prepoten ini tidak dapat ditunda. Pemuasan secara minimal
atas kebutuhan-kebutuhan itu perlu sebelum kebutuhan lain muncul (Hall &
Lindzey, 1993).
Jenis-jenis kebutuhan yang ada pada setiap individu dapat diketahui
melalui instrumen tes proyektif yang dikembangkan oleh Murray, yaitu
Thematic Apperception Test (TAT). TAT sebagai tes proyektif dengan
subjek yang bercerita tentang suatu gambar yang merupakan suatu proyeksi
dari sebab suatu perasaan dan kebutuhan yang diperoleh dari materi-materi
stimulus gambar. Setiap gambar memberikan data tentang otoritas hubungan
subjek terhadap figur laki-laki atau perempuan, figur sebaya, dan hubungan
dengan keluarga (Edwin & Bellack, 1959).
Tes proyektif yang meneliti kepribadian individual ini digunakan
pada individu yang berusia di atas usia remaja. Kemudian, Bellak
mengembangkan suatu metode proyektif turunan dari TAT yang dapat
digunakan pada anak-anak dikenal dengan Children’s Apperception Test
(CAT).
Children’s Apperception Test (CAT) adalah suatu metode apersepsi
dari penelitian kepribadian melalui pembelajaran dinamika perbedaan
individual dalam persepsi stimuli norma. CAT merupakan suatu metode
proyektif yang diciptakan dari turunan TAT karena TAT tidak cocok
digunakan oleh anak-anak (Abrams & Bellak, 1997). CAT digunakan bagi
anak usia 3-10 tahun (Semeneoff, 1975). Bellak mengatakan bahwa CAT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
dapat menentukan faktor-faktor dinamika yang dihubungkan dengan
perilaku anak dalam grup, di sekolah, atau di setiap kejadian di rumah.
Terdapat penemuan berdasarkan penemuan klinis tentang penggunaan CAT-
H bahwa terkadang anak yang memiliki usia antara 7-10 tahun, khususunya
jika memiliki IQ tinggi menggunakan CAT-H. CAT-H adalah tes yang
dikembangkan dari CAT, hanya saja gambar yang digunakan adalah gambar
manusia. CAT-H digunakan karena stimuli gambar hewan tidak setara
dengan kemampuan anak (Bellak & Abrams, 1997).
CAT dirancang untuk memfasilitasi pemahaman pada hubungan
anak dengan figur penting dan dorongan-dorongan (Witherspoon & Byrd,
1954). Gambar-gambar dibuat untuk meneliti masalah persaingan antar
saudara, menjelaskan perilaku terhadap figur orangtua dan bagaimana figur
tersebut diapersepsi, serta mempelajari hubungan anak dengan orangtua.
Setiap cerita dianalisis berdasarkan seluruh kebutuhan dan tiap
kebutuhan dapat ditabulasikan. Kebutuhan dianggap berasal tidak dari tokoh
utama cerita (hero) saja, tetapi dari figur lainnya juga (Edwin &Bellack,
1959).
Kebutuhan pada tokoh cerita yang tampak pada perilaku-perilaku
yang diceritakan kemungkinan merupakan kebutuhan perilaku dari subjek
pencerita. CAT dapat mengungkapkan fantasy needs dan behavioral needs.
Sanford (1943) mengemukakan bahwa penting untuk mengetahui hubungan
antara fantasy needs dengan behavioral needs. Tingkat kebutuhan-
kebutuhan tertentu biasanya tinggi saat berada dalam imajinasi dan rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
dalam perilaku kongkrit. Hal ini terjadi karena adanya hambatan dan
larangan yang berasal dari tekanan budaya untuk menyatakan perilaku
secara kongkrit. Selain itu, beberapa kebutuhan yang termanifestasi dapat
disebabkan oleh permintaan realitas, contoh need for order, for avoiding
social blame, dan for learning (Abrams & Bellak, 1997).
Pada CAT, perilaku tertentu dalam cerita terealisasikan pada realitas
atau tidak, dapat diketahui saat akhir cerita. Apabila perilaku tertentu
tersebut dikontrol, kemungkinan perilaku itu tidak diekspresikan ke realitas,
hanya sampai pada tahap fantasi saja.
Berdasarkan penjelasan di atas, kebutuhan disimpulkan sebagai
keadaan yang ditandai oleh perasaan kekurangan dan ingin memperoleh
sesuatu yang akan diwujudkan melalui suatu usaha untuk mereduksi
kebutuhan dan mengubah situasi yang tidak terpuaskan. Setiap jenis
kebutuhan yang ada pada anak dapat diketahui melalui tes CAT.
B. Anak
Banyak hal yang berkaitan dengan anak. Pada bagian ini akan
dijelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan anak dan kebutuhan secara
mendalam. Menurut Konvensi Hak-hak Anak yang telah disetujui oleh Majelis
Umum PBB pada 20 Nopember 1989, anak adalah setiap orang yang berusia di
bawah 18 tahun, kecuali berdasarkan undang-undang yang berlaku bagi anak
ditentukan bahwa usia dewasa dicapai lebih awal (www.unicef.org).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
1. Kategori Usia
Santrock (2002) membagi masa anak-anak menjadi dua periode,
yaitu :
a. Masa awal anak-anak (early childhood) atau akhir masa bayi hingga usia
kira-kira 5-6 tahun
1. Perkembangan fisik anak pada masa ini ditandai dengan keterampilan
gerakan psikomotorik kasar dan psikomotorik halus berkembang
sangat pesat (Santrock, 1995). Pada usia 4-5 tahun, anak sudah dapat
bermain dengan gerakan yang dinamis namun belum dapat mengikuti
peraturan-peraturan (Nurihsan & Agustin, 2011).
2. Perkembangan kognitif anak pada masa ini konsep tentang dunia yang
stabil mulai dibentuk, penalaran mental muncul, egosentrisme mulai
kuat dan kemudian lemah. Selain itu, keyakinan mengenai hal yang
magis mulai terbentuk. Pemikiran-pemikiran tersebut adalah tahap
praoperasional menurut Piaget (Santrock, 1995).
3. Perkembangan sosioemosi pada masa awal anak-anak ditandai dengan
anak-anak yang lebih banyak menghabiskan waktu luang dengan
teman sebaya. Anak-anak mulai melihat dunia yang luas dan
menemukan orang-orang lain sebagi tempa perlindungan meskipun
orangtua tetap menjadi agen utama dalam perkembangan mereka
(Santrock, 1995).
b. Masa pertengahan dan akhir anak-anak (middle and late childhood) atau
tahun-tahun sekolah dasar usia 6-12 tahun. Santrock menyebutkan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
pada masa ini anak-anak lebih siap untuk belajar daripada selama periode
akhir dari masa awal anak-anak di mana imajinasi anak begitu
berkembang (Santrock, 1995).
2. Perkembangan serta Tugas Perkembangan Anak Usia Pertengahan
dan Akhir
Setiap orang memiliki usaha menuju peningkatan dalam unsur
kehidupan untuk maju, berubah, dan berkembang. Pada setiap perjalanan
hidup untuk berkembang, orang memiliki keyakinan bahwa ia dapat
membuat pilihan dan rasa keputusan sendiri yang menimbulkan rasa
bangga, senang, dan bahagia. Hal tersebut membawa orang untuk
menumbuhkan tanggung jawab agar dapat maju dalam melaksanakan tugas-
tugas perkembangannya (Ahmadi & Sholeh, 2005).
Menurut Havighurst dikutip dari Hurlock (1980), tugas
perkembangan adalah tugas yang muncul saat periode tertentu dalam
kehidupan seseorang. Jika tugas tersebut berhasil dilakukan maka akan
menimbulkan rasa bahagia dan mengarahkan pada keberhasilan dalam
menjalankan tugas-tugas berikutnya. Namun, jika gagal maka akan
menghasilkan rasa tidak bahagia dan kesulitan dalam menghadapi tugas-
tugas berikutnya (Nurihsan & Agustin, 2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Berikut merupakan perkembangan anak di setiap aspek beserta tugas
perkembangannya:
a) Perkembangan Fisik
Pada masa ini, berat tubuh anak sudah mengalami perubahan.
Berat tubuh meningkat karena bertambahnya sistem otot dan rangka,
serta ukuran beberapa organ tubuh. Koordinasi motorik halus
berkembang dengan ciri tulisan anak menjadi lebih kecil dan rata. Anak
sudah dapat menampilkan keterampilan-keterampilan yang rumit, seperti
menghasilkan kerajinan tangan dan memainkan alat musik. Anak belajar
untuk berolahraga, seperti berenang, lompat tali, memanjat, dan
bersepeda. Pada masa ini, anak-anak dapat melakukan kegiatan-kegiatan
yang memerlukan koordinasi motorik kasar dan halus (Santrock, 1995).
Tugas perkembangan anak usia pertengahan dan akhir yang
berdasarkan pada perkembangan fisik adalah belajar keterampilan fisik
untuk permaianan sehari-hari dan membentuk sikap yang sehat mengenai
diri sendiri sebagai makhluk yang sedang tumbuh (Agusin & Nurihsan,
2011).
b) Perkembangan Kognitif
Pada umumnya anak-anak pada tahap operasional kongkrit ini
telah memahami operasi logis tentang peristiwa konkrit dan
mengklasifikasikan benda-benda ke dalam bentuk-bentuk berbeda.
Ingatan jangka panjang berkembang pada masa ini sehingga
mempengaruhi juga pengetahuan anak. Pada masa ini anak-anak menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
aktif, ingin mengetahui dan memahami, serta senang belajar (Santrock,
1995).
Pada masa berkembangnya kognisi, anak usia pertengahan dan
akhir memiliki tugas perkembangan untuk mengembangkan keterampilan
dasar, dalam membaca, menulis, dan berhitung. Selain itu, tugas untuk
mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan bagi kehidupan
sehari-hari (Nurihsan & Agustin, 2011).
c) Perkembangan Sosio-emosi
Selama masa pertengahan dan akhir anak-anak, anak-anak jarang
berinteraksi dengan keluarga. Mereka cenderung lebih sering berinteraksi
dengan teman-teman sebaya (Nurihsan & Agustin, 2011). Dunia teman
sebaya memisahkan diri dari orangtua meskipun begitu tidak menampik
bahwa orangtua juga berperan menentukan pergaulan anak
(Broffenbrenner, 1999).
Pada masa berkembangnya sosio-emosi, anak usia pertengahan
dan akhir memiliki tugas perkembangan untuk belajar menyesuaikan diri
dengan teman sebaya, mulai mengembangkan peran sosial yang sesuai
sebagai pria atau wanita, mengembangkan kata hati, moralitas, dan suatu
skala nilai-nilai, serta mencapai kebebasan pribadi (Nurihsan & Agustin,
2011).
Menurut Kenneth Dodge (1983), anak memproses informasi
tentang dunia sosial melalui pembacaan isyarat, penginterpretasian,
pencarian suatu respon, pemilihan respon, dan bertindak. Proses kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
kognisi sosial pada anak-anak agresif adalah kurang efisien, respon cepat,
dan kurang reflektif dibandingkan anak-anak yang tidak agresif. Anak-
anak agresif cenderung melihat perilaku orang lain sebagai permusuhan
jika maksud atau tujuan orang tersebut tidak jelas.
Selain berbagai aspek perkembangan anak yang sudah
dijelaskan di atas, Freud memiliki teori mengenai psikoseksual pada
anak. Freud menyatakan bahwa anak usia 6-12 tahun berada pada tahap
laten. Pada tahap ini, anak mengembangkan kemampuan sublimasi,
yaitu mengganti kepuasan libido dengan kepuasan nonseksual,
khusunya bidang intelektual, keterampilan, dan hubungan dengan
teman sebaya (Alwisol,2008).
Menurut Erikson dalam psikososialnya, anak pada usia 6-12
tahun sedang berada pada tahap tekun dan rendah diri. Anak pada masa
ini mengarahkan energi untuk pengembangan keterampilan dan
pengetahuan. Krisis pada masa usia awal sekolah adalah
berkembangnya rasa rendah diri. Rasa rendah diri ditandai dengan
perasaan tidak berkompeten dan tidak produktif (Alwisol,2008).
Berdasarkan hal yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa
anak-anak adalah orang yang berusia di bawah usia 18 tahun. Anak-
anak dibagi menjadi dua periode menurut Santrock, yaitu awal masa
anak-anak serta pertengahan dan akhir anak-anak. Setiap individu yang
berkembang secara fisik, kognitif, dan sosiemosi memiliki tugas yang
berbeda di setiap tahap perkembangannya. Individu dapat berkembang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
dan berhasil menjalankan tugas-tugas perkembangan selanjutnya jika
tugas perkembangan pada tahap sebelumnya telah terpenuhi.
Anak-anak pada masa pertengahan dan akhir anak-anak telah
berkembang pesat dalam segi kognitif. Pada masa ini anak-anak
menjadi aktif, ingin mengetahui dan memahami, serta senang belajar.
Anak sudah dapat mengembangkan berbagai keterampilan,
mengembangkan peran sosial, konsep-konsep dalam kehidupan sehari-
hari, dan mulai mencari kebebasan. Pada masa ini anak menjadi aktif
dan serba ingin tahu. Anak mengalami perkembangan dalam
pengetahuan, keterampilan, dan interaksi dengan teman sebaya.
Berdasarkan hal-hal itu, penelitian ini dilakukan terhadap subjek pada
usia masa pertengahan dan akhir anak-anak atau saat usia anak 6 hingga
12 tahun.
C. Agresi
1. Pengertian Agresi
Agresi adalah segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk
menyakiti seseorang baik secara fisik maupun mental (Berkowitz, 1995).
Menurut Robert Baron (1977), agresi adalah tingkah laku individu yang
ditujukan untuk melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak
menginginkan datangnya tingkah laku tersebut. Definisi agresi dari Baron
ini meliputi empat faktor, yaitu perilaku, tujuan untuk mencelakakan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
individu yang menjadi pelaku dan individu yang menjadi korban, serta
ketidakinginan si korban menerima perilaku si pelaku (Koeswara, 1988).
2. Jenis Perilaku Agresif
Myers (1966) dalam Wirawan (2002) yang dikutip kembali oleh
Kristianto (2009) membagi agresi ke dalam dua jenis berdasarkan tujuan
yang mendasarinya, yaitu :
a) Agresi emosi (hostile aggression), yaitu merupakan ungkapan kemarahan
yang ditandai dengan emosi yang tinggi dan perilaku agresif dalam agresi
emosi ini adalah tujuan dari agresi tersebut.
b) Agresi sebagai sarana untuk mencapai tujuan lain (instrumental
aggression), yaitu agresi hanya merupakan sarana untuk mencapai tujuan
lain dan pada umumnya tidak disertai dengan emosi.
3. Bentuk-bentuk Perilaku Agresif
Murray (dalam Hall & Lindzey, 1993) merumuskan agresi menjadi
tiga bentuk, yaitu :
a) Emosional verbal, contoh sikap membenci (baik yang diekspresikan
dalam kata-kata maupun tidak), marah, terlibat dalam pertengkaran,
mengkritik di depan umum, mencemooh, mencaci maki, menghina,
menyalahkan, menertawakan dan menuduh secara jahat
b) Fisik bersifat sosial, contoh perbuatan berkelahi atau membunuh dalam
rangka mempertahankan diri atau objek cinta, membalas dendam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
terhadap penghinaan, berjuang dan berkelahi untuk mempertahankan
negara, dan membalas orang yang melakukan penyerangan
c) Fisik bersifat antisosial atau fisik asosial, contoh perbuatan perampokan,
menyerang, melukai, membunuh orang, berkelahi tanpa alasan,
menentang otoritas resmi melawan atau mengkhianati negara dan
perilaku kekerasan secara seksual (Hartini, 2009).
4. Teori Frustrasi-Agresi
Pada teori agresi, terdapat pula teori frustrasi-agresi yang
dipopulerkan oleh Dollard dan kelompoknya. Menurut Dollard dkk,
frustrasi adalah suatu kondisi ketika respon dalam memperoleh tujuan tidak
tercapai (Grey, Triggs, & Haworth, 1989). Dollard dkk menyatakan bahwa
frustrasi terjadi apabila kesenangan yang diinginkan tidak diperoleh.
Kegagalan dalam mencapai tujuan yang diinginkan membuat seseorang
kecewa karena telah mengharapkan kesenangan yang besar. Orang yang
tidak memperoleh sesuatu yang diharapkan memiliki kecenderungan untuk
melakukan agresi (Berkowitz, 1995). Frustrasi dapat menyebabkan
kecenderungan untuk agresi (Grey, Triggs, & Haworth, 1989). Frustrasi
karena tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan dasar akan menimbulkan
gejala-gejala psikopatologis (Goble, 1987).
Kesimpulan dari uraian di atas, agresi adalah segala bentuk
perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti seseorang baik secara fisik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
maupun mental (Berkowitz, 1995). Agresi dibagi menjadi dua jenis, yang
terdiri dari agresi emosi dan agresi sebagai sarana untuk mencapai tujuan
lain. Selain itu, agresi juga dibagi menjadi empat bentuk yang
termanifestasi pada perilaku seseorang. Orang yang tidak memperoleh
sesuatu yang diharapkan mengalami frustrasi yang dapat menimbulkan
kecenderungan agresi.
D. Yayasan Sosial Soegijapranata (YSS)
Perkampungan Sosial Pingit (PSP) adalah sebuah komunitas yang
bergerak dalam bidang community development di daerah Pingit, Yogyakarta.
Gerakan ini dirintis mulai tahun 1965, oleh Benhard Kieser, seorang frater
Yesuit Kolese St. Ignatius yang sekarang telah menjadi pastor. Tujuannya
adalah memberi penghidupan layak sederhana bagi keluarga-keluarga
tunawisma yang pada waktu krisis ekonomi berat pasca 1965 menjadi
fenomena mencolok di Yogyakarta.
Berkat bantuan Bapak Soebarjo, gerakan sederhana ini mendapat
sebidang tanah di tepi Sungai Winongo yang terus digunakan sebagai pusat
kegiatan PSP sampai saat ini. Pada tahun 1968, aktivitas sosial para frater
Kolese St. Ignatius ini mendapat payung hukum oleh lembaga Yayasan Sosial
Soegijapranata dari Komisi Sosial Ekonomi Keuskupan Agung Semarang.
Komunitas Pingit memanfaatkan ruangan-ruangan di Perkampungan
Sosial Pingit untuk membuka sekolah informal bagi anak-anak di Kampung
Pingit. Sekolah informal tersebut dibuka setiap hari Senin dan Kamis pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
pukul 19.00 WIB, sedangkan hari Sabtu diadakan sekolah alam bagi anak-anak
yang berminat. Kelas terdiri dari kelas TK, SD 1-3, SD 1-4, dan kelas khusus
bagi anak-anak yang memiliki minat tertentu, seperti kelas manga.
YSS Kampung Pingit mempunyai tiga divisi, yaitu divisi orangtua,
divisi anak, dan remaja. Divisi orangtua mengurusi hal-hal yang berkaitan
dengan kesejahteraan keluarga dan hal-hal yang berkaitan dengan resosialisasi
warga dampingan. Pengurus divisi orangtua bertugas mencari tuna wisma di
sekitar Yogyakarta untuk diajak tinggal di Kampung Pingit selama dua tahun.
Selama dua tahun, warga dampingan diberi tempat tinggal gratis dan
kesempatan mengumpulkan uang. Divisi remaja baru saja dibentuk karena ada
beberapa anak dampingan yang telah menjadi siswa SMP. Anak-anak SMP ini
tidak dapat digabungkan dengan kelas SD besar mengingat materi pelajaran
yang sangat berbeda. Sedangkan, divisi anak mengurusi hal-hal yang berkaitan
dengan pendidikan anak. Selain prestasi akademik, divisi anak juga
mengembangkan soft skill anak, seperti menggambar dan menjahit. Seiring
berjalannya waktu, terjadi perubahan-perubahan kecil di mana prioritas untuk
menanamkan nilai-nilai kehidupan (living values) kepada anak-anak
dampingan menjadi yang utama.
E. Karakteristik Warga Kampung Pingit
Kampung Pingit yang terletak di tepi Sungai Winongo ini terdiri dari
keluarga kecil yang juga tinggal di rumah berlahan sempit. Warga Kampung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Pingit tinggal di rumah petak kecil yang saling berdempetan. Rumah kecil
dengan satu atau dua kamar diisi oleh lebih dari 4 orang.
Tingkat pendidikan warga Kampung Pingit mayoritas rendah. Tingkat
pendidikan berpengaruh pada jenis pekerjaan dan tingkat pendapatan warga.
Rata-rata kepala keluarga di Kampung Pingit mempunyai pekerjaan tidak tetap,
seperti memulung ataupun mengamen. Sebagian besar warga Pingit bekerja
dari pagi hingga sore hari. Anak-anak yang orangtuanya bekerja dan tidak ada
di rumah, menghabiskan waktu mereka dari sepulang sekolah hingga sore hari
dengan bermain bersama teman-teman sebaya di balai YSS. Ada sebagian kecil
jumlah anak yang dipekerjakan oleh orangtuanya, maupun anak yang
berinisiatif mencari uang sendiri karena tidak mempunyai orangtua sebagai
pengamen dan pengemis.
Sebagian besar warga Kampung Pingit bersaudara. Hal ini disebabkan
karena pada masa-masa awal resosialisasi warga yang diadakan YSS di
Kampung Pingit, ada beberapa warga yang sudah cukup berhasil
mengumpulkan dana dapat membangun rumah di sekitar lahan YSS. Berpuluh-
puluh tahun warga di Kampung Pingit menjalin relasi antar warga hingga
mempunyai anak, seperti sekarang ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
F. Dinamika Kebutuhan Anak Dampingan Yayasan Sosial Soegijapranata
(YSS) Kampung Pingit yang Memiliki Kecenderungan Berperilaku
Agresif
Setiap individu memiliki satu atau beberapa kebutuhan. Kebutuhan-
kebutuhan yang dimiliki jika tidak dipenuhi akan menyebabkan seseorang
merasa tegang. Pemenuhan kebutuhan dilakukan dalam rangka untuk
mengurangi ketegangan, mewujudkan kelangsungan hidup dan kesejahteraan
diri.
Menurut Murray, pemenuhan akan kebutuhan tertentu akan mereduksi
tegangan akibat munculnya kebutuhan (Hall & Lindzey, 1993). Seseorang
yang memiliki kebutuhan seringkali memiliki perilaku-perilaku yang efektif
untuk menghasilkan keadaan akhir yang diinginkan (Hall & Lindzey, 1993).
Perilaku-perilaku efektif ini melepaskan tegangan-tegangan yang terjadi akibat
adanya kebutuhan dan pada akhirnya menghentikan perilaku tersebut (Murray,
1938).
Pemenuhan kebutuhan merupakan tujuan seseorang dalam usaha untuk
mereduksi tegangan akibat munculnya kebutuhan. Apabila kebutuhan yang
muncul tidak mendapatkan pemenuhan akan menimbulkan frustrasi akibat
tidak tercapainya tujuan. Frustrasi yang muncul dapat menimbulkan suatu
kecenderungan berperilaku, yaitu agresi (Grey, Triggs, & Haworth, 1989).
Pernyataan di atas dapat dijelaskan oleh suatu kejadian yang pernah
terjadi pada anak Kampung Pingit. Dua anak sedang berkelahi dan ketika
ditanya lebih lanjut, peneliti mendapat keterangan bahwa kedua anak tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
berebut makanan akibat lapar. Hal ini menegaskan bahwa adanya kebutuhan
anak terhadap makanan yang ternyata tidak dapat terpenuhi sehingga anak
menjadi frustrasi sehingga munculnya suatu kecenderungan berperilaku
agresif, yaitu berkelahi. Perilaku agresif ini dilakukan untuk memperoleh
makanan untuk mencapai tujuan, yaitu memenuhi kebutuhan akan makanan.
Sejauh pengamatan yang telah dilakukan, banyak sekali perilaku agresif
yang telah dilakukan oleh sebagian anak dampingan YSS di Kampung Pingit.
Sebagian anak cenderung melakukan agresi kepada teman sebaya maupun
pendamping anak. Pada saat permainan, anak-anak kerap melakukan tindakan
agresi secara fisik, seperti memukul, melempar batu, menusuk tubuh orang lain
dengan pensil dan saling menabrakkan tubuh. Selain agresi secara fisik, anak-
anak juga melakukan agresi verbal dengan mengumpat dan memaki orang lain.
Berdasarkan rumusan yang telah diungkapkan, perilaku anak-anak yang agresif
ini terjadi karena adanya kebutuhan-kebutuhan yang terhambat pada proses
pemenuhannya yang menimbulkan frustrasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
FUNDAMENTALISM
E
Kecemasan terhadap
NONBEING
Proses
BEING-SOMETHING
Keterangan:
Adanya kebutuhan yang terpenuhi menimbulkan rasa puas sehingga
cenderung tidak menimbulkan agresi, sedangkan kebutuhan yang tidak
terpenuhi menimbulkan frustrasi yang menyebabkan kecenderungan untuk
melakukan agresi.
Terpenuhi Puas Cenderung tidak
menimbulkan agresi
Kebutuhan
Tidak terpenuhi Frustrasi Cenderung
Agresi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Metode Penelitian
Pemilihan metode penelitian yang tepat merupakan hal yang sangat
penting di dalam penelitian. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah penelitian deskriptif dengan metode kualitatif. Penelitian deskriptif
adalah penelitian yang bersifat naratif dengan tujuan menangkap kompleksitas
permasalahan yang diteliti (Poerwandari, 2001), sedangkan metode kualitatif
adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong,
2009). Peneliti mendeskripsikan dan memahami proses dinamis yang terjadi
berkaitan dengan perilaku agresi yang didasari oleh kebutuhan anak.
Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif karena peneliti ingin
menggali informasi mengenai kebutuhan yang dimiliki oleh anak-anak
dampingan YSS yang agresif. Penelitian kualitatif dapat membantu peneliti
untuk menerjemahkan realitas sosial yang sifatnya subjektif yang menciptakan
rangkaian pemahaman makna kehidupan sosial. Penelitian kualitatif deskriptif
menekankan pentingnya kedekatan peneliti dengan subjek penelitian yang
bertujuan agar diperoleh pemahaman yang jelas tentang realitas yang nyata.
Hal ini menjelaskan bahwa peneliti akan melakukan kontak langsung dengan
subjek (Poerwandari, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
B. Subjek
1. Kriteria Subjek
Subjek dalam penelitian ini telah dipilih berdasarkan kriteria yang
telah ditentukan sebelumnya. Kriteria yang digunakan sebagai acuan
pemilihan subjek, yaitu :
a) Anak usia pertengahan dan akhir atau anak-anak usia 6 sampai 12 tahun.
Kriteria ini digunakan karena mayoritas anak yang memiliki
kecenderungan berperilaku agresif adalah anak usia sekolah dasar, yaitu
usia 6-12 tahun.
b) Subjek merupakan anak dampingan Yayasan Sosial Soegijapranata
c) Anak berperilaku agresif yang dikenali dengan ciri-ciri perilaku menurut
Murray (dalam Hall & Lindzey, 1993) merumuskan agresi menjadi tiga
bentuk, yaitu :
Emosional verbal, contoh sikap membenci (baik yang diekspresikan
dalam kata-kata maupun tidak), marah, terlibat dalam pertengkaran,
mengkritik di depan umum, mencemooh, mencaci maki, menghina,
menyalahkan, menertawakan dan menuduh secara jahat
Fisik bersifat sosial, contoh perbuatan berkelahi atau membunuh
dalam rangka mempertahankan diri atau objek cinta, membalas
dendam terhadap penghinaan, berjuang dan berkelahi untuk
mempertahankan negara, dan membalas orang yang melakukan
penyerangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Fisik bersifat antisosial atau fisik asosial, contoh perbuatan
perampokan, menyerang, melukai, membunuh orang, berkelahi tanpa
alasan, menentang otoritas resmi melawan atau mengkhianati negara
dan perilaku kekerasan secara seksual (Hartini, 2009).
2. Pemilihan Subjek
Pemilihan subjek melalui proses penilaian dari para pendamping
YSS. Para pendamping YSS diminta untuk menilai dua puluh dua anak
yang memiliki kriteria sebagai subjek penelitian, yaitu berperilaku agresif,
berusia 6-12 tahun, dan tinggal di Kampung Pingit selama minimal dua
tahun. Lima pendamping yang telah berkarya di YSS selama minimal satu
tahun diberi lembar penilaian yang berisi nama-nama anak dampingan YSS
usia sekolah dasar. Pendamping yang telah berkarya selama minimal satu
tahun diasumsikan sudah mengenal anak dan mengetahui perilaku anak
ketika berada di tempat pendampingan.
Pada lembar penilaian itu, para pendamping menilai dua puluh dua
anak dampingan tersebut. Para pendamping memberikan urutan angka 1-22
sesuai dengan tingkat agresivitas yang dilakukan oleh anak. Urutan dengan
angka yang lebih kecil menunjukkan bahwa anak cenderung melakukan
agresi dengan intensitas yang lebih tinggi dibandingkan anak yang
mendapat urutan angka lebih besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Setelah setiap nama anak mendapat nilai dari para pendamping, nilai
setiap anak dijumlahkan. Peneliti memilih lima nama anak dengan jumlah
angka terkecil sebagai subjek penelitian.
C. Fokus Penelitian
Peneliti ingin mengungkap kebutuhan anak dampingan Yayasan Sosial
Soegijapranata (YSS) Yogyakarta. Fokus penelitian ini adalah pengungkapan
kebutuhan apa saja yang dimiliki oleh anak-anak dampingan YSS yang
memiliki kecenderungan berperilaku agresif. Peneliti berfokus pada penggalian
informasi-informasi mengenai kebutuhan-kebutuhan anak saat ini berdasarkan
pada hasil tes CAT. Teori kebutuhan yang digunakan sebagai acuan untuk
menginterpretasi hasil tes CAT pada penelitian ini adalah teori kebutuhan
Murray. Kebutuhan dapat diidentifikasi dari perilaku dalam cerita.
D. Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah
Children’s Apperception Test (C.A.T). C.A.T digunakan pada penelitian ini
karena kebutuhan tidak dapat diteliti melalui observasi. Selain itu, sulit bagi
anak-anak untuk mengungkapkan kebutuhan-kebutuhannya dalam wawancara
dengan peneliti. Anak sulit menangkap konsep-konsep abstrak, sulit bercerita,
dan cerita anak tidak terstruktur sehingga tes proyektif bercerita merupakan
metode pilihan yang tepat dalam mengungkapkan kebutuhan anak. Tes CAT
menarik karena disajikan dengan fasilitas kertas bergambar dan diatur suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
permainan. Instrumen CAT terdiri dari 10 kartu bergambar. Administrasi CAT
dilakukan secara individual oleh peneliti.
Budoff (1960) serta Joelson & Foster (1962) menemukan bahwa
beberapa anak dapat melakukan tes dengan rangsangan gambar binatang dan
sebagian lainnya dengan rangsangan gambar orang. Hal ini dapat dipengaruhi
oleh variabel kepribadian, seperti tipe kepribadian, umur, dan IQ (Bellak
&Abrams, 1997).
Ada 3 subjek berusia di atas 6 tahun yang menggunakan CAT karena
berdasarkan pengamatan peneliti di kelas belajar informal, ketiga subjek masih
kesulitan menjalankan tugas perkembangan pada aspek kogntif sesuai usianya,
seperti membaca dan menulis. Hal ini menjadi pertimbangan bagi peneliti
untuk menggunakan CAT pada ketiga subjek.
Gambar-gambar yang disediakan disajikan dalam bentuk permainan di
mana anak diajak untuk bercerita mengenai setiap gambar yang diberikan.
Setiap cerita yang diberikan oleh subjek direkam sebagai data penelitian.
1. Persiapan Penelitian
Proses pengumpulan data dimulai dengan menghubungi subjek yang
telah ditentukan sebelumnya dan orang tua subjek untuk membicarakan
tentang kesediaan subjek terlibat dalam penelitian ini. Peneliti meminta ijin
kepada orangtua untuk mengajak subjek melaksanakan CAT di Kampus III
Sanata Dharma. Setelah mendapat ijin, pengumpulan data dapat dilakukan.
Peneliti telah mengenal kelima subjek dengan baik sehingga tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
mengalami kesulitan dalam proses rapport dan diharapkan partisipan akan
lebih leluasa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan.
Pada saat pengetesan, subjek diminta untuk bercerita mengenai kartu
bergambar yang dilihatnya. Proses pengetesan diatur seolah-olah sedang
dalam situasi berdongeng. Hal ini dilakukan karena peneliti ingin subjek
dapat bercerita dengan lebih leluasa dan mendapatkan data cerita yang
otentik.
2. Pelaksanaan Penelitian
Peneliti melakukan tes pada waktu yang telah disepakati sebelumnya
dengan subjek dan orang tua subjek. Peneliti melakukan rapport untuk
menjelaskan tujuan dari pengetesan dan membuat subjek merasa nyaman
dengan pengetesan yang akan dilakukan. Waktu dari pengetesan ini pada
umumnya berdurasi enam puluh menit, dan dilakukan satu kali untuk setiap
subjek. Peneliti menggunakan alat perekam sebagai sarana pengumpulan
data, yang kemudian diubah menjadi transkrip cerita. Berikut adalah
gambaran pelaksanaan CAT.
Tabel 3.1
Pelaksanaan Pengetesan
No. Partisipan
Pelaksanaan Pengetesan
Tanggal dan
Waktu Lokasi
1 GDS (Perempuan,
12 tahun)
18 Maret 2013
14.25 – 15.05 Ruang Observasi 2
2 ANM (Perempuan,
9 tahun)
19 Maret 2013
14. 05 – 15.20 Ruang Observasi 2
3 PWJ (Laki-laki,
7 tahun)
20 Maret 2013
13. 40 – 14.40 Ruang Observasi 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
4 RI (Laki-laki,
7 tahun)
21 Maret 2013
13.55 – 14. 55 Ruang Observasi 2
5 OHP (Laki-laki,
9 tahun)
21 Maret 2013
13.21 – 14.12 Ruang Observasi 2
E. Analisis Data
Menurut Bogdan & Biklen (1982), analisis data kualitatif adalah upaya
yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,
memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensitesiskannya,
mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang
dipelajari, serta memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain
(Moleong, 2012).
Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis tematik.
Analisis tematik merupakan proses mengkode informasi yang menghasilkan
daftar tema. Tema tersebut secara minimal dapat mendeskripsikan suatu
fenomena dan secara maksimal menghasilkan interpretasi fenomena yang
terjadi (Poerwandari, 2005). Analisis dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut.
1. Membaca transkrip cerita
Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi kemungkinan tema-tema yang
muncul (Poerwandari, 2005). Respon berupa cerita tentang perilaku yang
dipaparkan subjek dianalisis berdasarkan teori kebutuhan Murray. Bagian
cerita yang kemungkinan memiliki tema kebutuhan dituliskan kembali
dalam tabel di bagian tema deskriptif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
2. Membaca transkrip secara berulang sebelum melakukan koding untuk
memperoleh ide umum tentang tema (Poerwandari, 2005). Ini dilakukan
untuk mendapatkan pemahaman tentang kasus atau masalah.
3. Peneliti mendaftar tema-tema yang muncul (Poerwandari, 2005). Tema-
tema kebutuhan yang muncul dalam bentuk cerita mengenai perilaku tokoh
cerita pada bagian tema deskriptif didaftar pada bagian tema diagnostik.
Dalam analisis ini, ditemukan tema-tema kebutuhan yang sama maupun
tema-tema yang khas dalam tiap kasusnya. Tema kebutuhan yang telah
peneliti analisis dibandingkan dengan analisis kebutuhan yang dilakukan
oleh penyidik lain, yaitu psikolog. Tema kebutuhan yang peneliti gunakan
adalah hasil analisis yang sama antara peneliti dengan psikolog tersebut.
Hal ini dilakukan untuk mendapatkan tema kebutuhan yang valid.
4. Setelah peneliti melakukan proses di atas pada tiap-tiap transkrip, peneliti
dapat menyusun catatan menyeluruh yang berisikan daftar tema-tema yang
dapat menampilkan pola-pola hubungan antar tema (Poerwandari, 2005).
Hasil CAT dikaitkan dengan data yang telah peneliti dapatkan berupa
informasi latar belakang subjek mengenai pengalaman-pengalaman subjek.
F. Kredibilitas Penelitian
Kredibilitas penelitian dapat dilihat dari keberhasilan suatu penelitian
mencapai maksud untuk mengeksplorasi masalah, mendiskripsikan setting,
proses, kelompok sosial atau pola interaksi yang kompleks (Poerwandari,
2005). Kredibilitas penelitian ini dicapai melalui validitas argumentatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Validitas argumentatif dicapai apabila presentasi temuan dan kesimpulan
merupakan hal yang rasional, serta dapat dibuktikan kembali dengan melihat
data mentah.
Keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik
triangulasi. Moleong (2002) menyatakan bahwa triangulasi adalah teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dari luar
data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data
tersebut. Patton (dalam Moleong, 2002) membedakan triangulasi sebagai
triangulasi sumber, triangulasi peyidik, triangulasi teori, dan triangulasi
metode.
Penelitian ini menggunakan triangulasi penyidik karena hasil dari
pengumpulan data dan analisis yang telah dilakukan oleh peneliti dibandingkan
oleh analis lain, yaitu seorang psikolog, Ayuk Rahadhian Subekti, M.Psi, Psi.
Triangulasi model ini memiliki kelemahan, yaitu mendapat tema
kebutuhan yang kurang lengkap karena ada data yang terbuang akibat ada data
kebutuhan yang tidak sama antar dua analis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
1. Waktu dan Tempat Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan secara langsung yang dilakukan oleh
subjek sehingga terjadi interaksi antara peneliti dan subjek. Pengumpulan
data dilakukan sebanyak lima kali dalam waktu yang berbeda.
a) Pengetesan CAT Subjek 1
Hari, tanggal : Senin, 18 Maret 2013
Waktu : Pukul 14.25 – 15. 05 WIB
Tempat : Ruang Observasi 2
b) Pengetesan CAT Subjek 2
Hari, tanggal : Senin, 19 Maret 2013
Waktu : Pukul 14.00 – 15. 25 WIB
Tempat : Ruang Observasi 2
c) Pengetesan CAT Subjek 3
Hari, tanggal : Senin, 20 Maret 2013
Waktu : Pukul 13.40 – 14.40 WIB
Tempat : Ruang Observasi 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
d) Pengetesan CAT Subjek 4
Hari, tanggal : Senin, 18 Maret 2013
Waktu : Pukul 13.55 – 14. 55 WIB
Tempat : Ruang Observasi 2
e) Pengetesan CAT Subjek 5
Hari, tanggal : Senin, 22 Maret 2013
Waktu : Pukul 14.21 – 15. 12 WIB
Tempat : Ruang Observasi 2
B. Analisis dan Pembahasan
1. Deskripsi Subjek 1
a) Identitas Subjek
Nama : GDS
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 12 tahun
Pendidikan : Kelas 5 SD
Urutan kelahiran : Anak ke-1 dari 2 bersaudara
Alamat rumah : Pingit
b) Latar Belakang GDS
Subjek adalah siswa SD Kyai Maja kelas 5. Subjek adalah anak
yang mandiri. Apabila ada tugas, subjek mengerjakan sendiri. Apabila
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
ada tugas yang sulit, subjek minta tolong Pak Dhe. Subjek mau belajar
jika ada yang menemani. Subjek juga merupakan orang yang cekatan saat
bekerja atau berkegiatan. Selain itu, subjek merupakan anak yang
ngeyelan. Contoh kejadian, subjek disuruh ibu mandi tetapi subjek
mengiyakan saja tanpa beranjak mandi.
Subjek memiliki hobi bermain kasti dan menggambar. Subjek
pernah mendapat ranking 8 saat duduk di kelas 5 semester 1. Subjek
bercita-cita menjadi seorang polwan. Subjek menyukai pelajaran IPS.
Kegiatan subjek setelah pulang sekolah adalah bermain di bale YSS
hingga adzan magrib memanggil. Lalu, subjek berada di rumah untuk
menonton televisi. Kadang, subjek duduk-duduk di depan rumah
temannya untuk sekedar mengobrol. Setiap Senin-Kamis malam, subjek
mengikuti pembelajaran di YSS dan setiap Sabtu sore, subjek aktif
mengikuti kegiatan sekolah alam di YSS.
Subjek merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Subjek
tinggal bersama Nenek dan Pak Dhenya di Kampung Pingit. Ibunya
bekerja di Magelang dan dua minggu sekali pulang ke Kampung Pingit,
Jogja. Ibu subjek berpisah dengan ayahnya semenjak dua tahun lalu
seiring lahirnya anak kedua. Sejak umur tiga tahun, subjek sudah sering
ditinggal oleh ayahnya dalam jangka waktu lama untuk bekerja. Adik
subjek dirawat oleh Bu Dhe yang berada di Tasik. Tiap Idul Fitri, adik
datang ke Jogja namun Idul Fitri kali ini, subjek yang aan datang ke
Tasik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Ketika terjadi perpisahan, subjek lebih memilih untuk tinggal
dengan ibu. Subjek setiap hari mengirim SMS menanyakan kabar kepada
ibunya. Subjek senang jalan-jalan dengan ibu, biasanya jalan-jalan ke
Magelang. Ada suatu kejadian yang diingat subjek tentang ibu. Waktu
itu, subjek ingin meminta dibelikan es teh oleh ibunya namun tidak
dibelikan. Subjek melempar ibunya dengan kerikil lalu ibu
membelikannya. Jika ada waktu liburan, subjek menyempatkan diri
mengunjungi ayahnya. Subjek pernah naik bus sendirian ke Magelang
untuk bertemu ayahnya. Saat bertemu ayahnya, subjek diajak jalan-jalan
dan berbelanja di mall. Subjek biasanya dibelikan tas dan sepatu. Ketika
subjek akan pulang ke Jogja, ayah memberikan uang saku yang cukup
banyak.
Subjek dan Pak Dhe memiliki hubungan yang baik. Subjek
menurut kepada Pak Dhe. Apabila subjek membantah perkataan ibu, Pak
Dhe memarahi subjek. Subjek tinggal bersama neneknya sudah sejak
lama. Nenek yang menyiapkan makan untuk subjek. Subjek tidak
diperbolehkan nenek untuk masak sendiri. Saat TK, ada kenangan
tentang suatu kejadian membekas antara subjek dengan nenek. Waktu itu,
subjek ingin bermain dengan temannya namun tidak diperbolehkan oleh
nenek. Subjek menangis, nenek memukul subjek lalu subjek menggigit
tangan nenek hingga berdarah.Subjek memiliki banyak teman.
Subjek sering bermain kasti, gobak sodor, atau petak umpet
bersama teman-temannya. Subjek juga senang memomong anak tetangga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
yang masih batita. Menurut penuturan pendamping YSS, subjek sering
berkata kasar kepada teman maupun kepada para pendamping ketika
pembelajaran. Subjek juga pernah membuat temannya menangis karena
perkataannya.
c) Penyajian Data
Tabel 4.1 Daftar Kebutuhan GDS
No. Subjek
Kebutuhan yang Muncul
Dari Kartu 1-10
Kemunculan Tema
Kebutuhan
1.
GDS
Kebutuhan afiliasi
9 (figur teman 4, ayah 2,
ibu 1, adik 1, orang
dewasa 1)
2. Kebutuhan untuk bermain 5
3. Kebutuhan untuk makan 2
4. Kebutuhan untuk menolong 1 (figur adik)
5. Kebutuhan untuk agresi 1
6. Kebutuhan untuk menghindar
dari bahaya
1
7. Kebutuhan untuk pasif 2
8. Kebutuhan untuk buang air 1
9. Kebutuhan untuk prestasi 1
10. Kebutuhan untuk ditolong 2 (oleh figur ibu 1,
ditolong orang lain 1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
11. Kebutuhan untuk ketertiban 1
12. Kebutuhan untuk
menghindar dari rasa hina
1
13. Kebutuhan untuk menolak
kegiatan
1
d) Dinamika Kebutuhan GDS Menurut CAT
Hasil pengetesan CAT menunjukkan bahwa subjek memiliki
kebutuhan yang bervariasi. Hasil pengetesan menggambarkan bahwa
subjek memiliki dua kebutuhan yang dominan, yaitu kebutuhan afiliasi
(dengan figur teman, ayah, ibu, adik, dan orang dewasa) serta kebutuhan
untuk bermain. Subjek membutuhkan afiliasi dengan teman yang
termanifestasi berupa perilaku mengobrol dengan teman-temannya di
waktu luang. Selain itu, sepulang sekolah subjek sering berinteraksi
dengan teman-teman di sekitar balai YSS. Menurut Nurihsan & Agustin
(2011), anak-anak cenderung lebih sering berinteraksi dengan teman-
teman sebaya. Pernyataan ini sejalan dengan hasil temuan dari tes CAT
bahwa subjek memiliki kebutuhan yang cukup besar untuk berafiliasi
dengan teman-teman sebaya.
Subjek membutuhkan afiliasi dengan figur ayah. Hal ini terjadi
karena subjek tinggal jauh dari ayah yang telah berpisah dengan ibu
subjek. Subjek menyempatkan diri untuk bertemu dengan ayahnya
apabila hari libur tiba bahkan pergi sendirian ke Magelang dengan bus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Subjek juga membutuhkan afiliasi dengan figur ibu. Subjek merasa
senang ketika berjalan-berjalan dengan ibu di Magelang. Ibu subjek yang
bekerja di Magelang dan pulang setiap dua minggu sekali menyebabkan
subjek sering mengirimkan SMS sekedar untuk menanyakan kabar ibu.
Selain itu, subjek memiliki kebutuhan untuk berafiliasi dengan figur adik.
Subjek telah berpisah dengan adiknya semenjak adiknya lahir sehingga
subjek sering memomong anak tetangga yang seumuran dengan adiknya
dan diajak bermain di area balai YSS. Subjek juga memiliki kebutuhan
untuk berafiliasi dengan figur orang dewasa, pak dhe yang akrab dengan
subjek.
Pada masa anak usia pertengahan dan akhir, orangtua tetap
menjadi agen sosialisasi yang penting bagi kehidupan anak meski
interaksi antara orangtua dan anak berkurang (Santrock, 1995).
Kebutuhan subjek akan afiliasi dengan figur orangtua dan adik ada
kaitannya dengan hubungan subjek dengan orangtua serta adik yang
terpisah oleh jarak. Keadaan orangtua, adik yang berpisah serta ibu yang
bekerja menyebabkan anak memiliki kebutuhan afiliasi dengan figur
orangtua dan adik yang cukup besar. Kebutuhan subjek untuk berafiliasi
dengan figur orang dewasa diwujudkan dengan terjalinnya hubungan
baik antara subjek dan Pak Dhe.
Selain kebutuhan afiliasi, subjek memiliki kebutuhan untuk
bermain. Subjek sering bermain kasti, gobak sodor, dan petak umpet
dengan teman-temannya di area balai YSS. Subjek paling senang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
bermain kasti. Pada masa anak-anak usia petengahan dan akhir, anak-
anak mengalami perkembangan fisik. Perkembangan fisik ini ditandai
dengan masa anak-anak mulai belajar untuk melakukan kegiatan-
kegiatan yang memerlukan koordinasi motorik kasar dan halus (Santrock,
1995). Kegiatan yang dilakukan subjek seperti bermain kasti, gobak
sodor, dan petak umpet adalah pembelajaran keterampilan fisik.
Kebutuhan untuk bermain yang dimiliki subjek juga tampak pada
pengalaman subjek menggigit tangan nenek hingga berdarah karena
nenek melarang subjek untuk bermain. Kebutuhan untuk bermain yang
dihalangi oleh nenek menyebabkan subjek melakukan agresi.
Subjek memiliki kebutuhan primer seperti makan dan pasif.
Subjek memiliki kebutuhan yang berkaitan dengan pemuasan secara fisik
dengan makan dan melakakukan kegiatan pasif seperti, tidur, beristirahat,
atau sekedar bermalas-malasan. Selain itu, subjek memiliki kebutuhan
untuk ditolong oleh figur ibu. Hal ini dapat disebabkan oleh karena
subjek yang tinggal berpisah dengan ibu sehingga subjek membutuhkan
pertolongan dari ibunya.
Subjek juga memiliki kebutuhan untuk menolong figur adik. Hal
ini dapat dijelaskan dengan kondisi subjek dan adiknya yang tinggal
terpisah. Subjek sebagai kakak memiliki kebutuhan untuk menolong
adiknya. Subjek memiliki kebutuhan primer lainnya, yaitu buang air.
Subjek memiliki kebutuhan untuk agresi dengan menghadapi
perlawanan dari pihak luar dengan melawan. Kebutuhan subjek untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
menghindar dari bahaya dengan cara melarikan diri dan situasi yang
berbahaya. Subjek memiliki kebutuhan untuk menghindar dari rasa hina,
yaitu meninggalkan situasi yang memalukan. Subjek juga memiliki
kebutuhan untuk menolak kegiatan dengan memisahkan diri dari
kegiatan yang tidak disukai.
Selain itu, subjek memiliki kebutuhan untuk ketertiban. Subjek
senang menjaga kebersihan, susunan, kerapian, kerteraturan, dan
ketelitian. Subjek juga memiliki kebutuhan untuk berprestasi. Subjek
memiliki kebutuhan untuk mengatasi rintangan-rintangan dan mencapai
standar yang tinggi.
Murray dalam Bherm (1996) menyatakan bahwa kebutuhan
adalah suatu keadaan yang ditandai dengan perasaan kekurangan dan
ingin memperoleh sesuatu yang diwujudkan melalui suatu usaha
(Antariksi, 2004). Ketika kebutuhan tidak terpenuhi, akan menimbulkan
frustrasi yang dapat menyebabkan munculnya perilaku agresif.
2. Deskripsi Subjek 2
a) Identitas Subjek
Nama : ANM
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 10 tahun
Pendidikan : Kelas 3 SD
Urutan kelahiran : Anak ke-1 dari 2 bersaudara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Alamat rumah : Pingit
b) Latar belakang ANM
Subjek merupakan anak yang banyak bicara. Subjek memiliki
rasa ingin tahu yang besar sehingga subjek banyak bertanya. Subjek
merupakan orang yang ngeyelan. Subjek sulit menerima nasihat dari
orangtua.
Subjek menyukai pelajaran Bahasa Indonesia. Subjek sangat
suka membuat puisi ataupun mengarang. Subjek pernah mendapat
juara 2 lomba puisi antar kelas. Subjek mendapat ranking 4 di kelas
dua dan ranking 6 di kelas 3. Nilai pelajaran Matematika subjek
kadang-kadang bagus jika subjek mengerti cara mengerjakannya.
Subjek sering bernyanyi dan berkeinginan mengikuti kontes
menyanyi. Subjek kesulitan pada pelajaran IPA dan Matematika. Jika
besar nanti, subjek bercita-cita menjadi dokter karena bisa
menyembuhkan orang sakit.
Subjek memiliki hubungan yang baik dengan keluarganya.
Subjek akrab dengan kedua orangtuanya. Subjek memperhatikan
ayahnya ketika ayah mau makan, subjek mengambilkan minum.
Subjek dan ayah sering menghabiskan waktu dengan bermain
bersama, misal bermain congklak. Selain itu, subjek sering membantu
nenek masak bersama ayah. Ketika ayah pulang kerja di sore hari,
ayah mengantarkan subjek pergi les ke daerah Bumijo. Subjek dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
ibunya sering tidur bersama, misal saat tidur siang. Subjek sering
mendekati ibu dan mencium-cium ibu. Subjek sering pergi bersama
keluarga untuk berenang.
Subjek pernah dimarahi oleh orangtuanya karena disuruh tidur
tetapi subjek malah main dengan teman-temannya. Subjek menjadi
diam jika ditegur karena melakukan kesalahan. Subjek memiliki
seorang adik laki-laki usia 5 tahun. Subjek tidak akrab dengan
adiknya. Subjek dan adiknya sering bertengkar. Subjek sering berebut
saat membeli barang dan berebut kamar mandi. Subjek menasihati
adiknya jika adik melakukan kesalahan. Subjek sering menangis
apabila dikeplak oleh adiknya lalu subjek mengadu kepada ayahnya
karena adiknya takut kepada ayah.
Subjek mempunyai hubungan yang baik dengan teman-
temannya. Subjek memiliki beberapa teman sebaya yang akrab, di
sekolah maupun di lingkungan rumah. Subjek sering bermain kasti
dan berbagai permainan anak-anak lainnya. Subjek juga banyak
menghabiskan waktu bermain di balai YSS dengan teman-teman
sebayanya.
Selama di kelas belajar YSS, subjek merupakan anak yang
cerewet. Subjek sering mengobrol dengan teman-temannya saat
mengerjakan tugas yang diberikan oleh kakak pendamping. Subjek
sering menimpali pembicaraan ketika orang lain sedang berbicara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
c) Penyajian Data
Tabel 4.2 Daftar Kebutuhan ANM
No. Subjek
Kebutuhan yang muncul
dari kartu 1-10
Kemunculan Tema
Kebutuhan
1.
ANM
Kebutuhan afiliasi
9 (teman 3, ayah 1,
ibu 1, adik 2, orang
dewasa 2)
2. Kebutuhan untuk
bermain
5
3. Kebutuhan untuk makan 2
4. Kebutuhan untuk menolong 2 (figur adik)
5.
Kebutuhan untuk otonom
2(resisten pada figur
orangtua 1)
6. Kebutuhan untuk tunduk 1 (pada figur orangtua)
7. Kebutuhan untuk agresi 1
8.
Kebutuhan untuk
menghindar dari bahaya
1
9. Kebutuhan untuk pasif 1
10. Kebutuhan untuk ketertiban 1
11.
Kebutuhan untuk
mendominasi
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
d) Dinamika Kebutuhan ANM Menurut CAT
Subjek memiliki dua kebutuhan yang dominan di antara
kebutuhan-kebutuhan lain yang dimiliki oleh subjek. Dua kebutuhan
dominan tersebut adalah kebutuhan afiliasi dan kebutuhan untuk
bermain. Subjek memiliki kebutuhan afiliasi dengan figur teman, adik,
orang dewasa, ayah, dan ibu. Kebutuhan afiliasi yang dimiliki subjek
tampak dari banyaknya teman sebaya yang akrab di sekolah maupun
di lingkungan rumah. Subjek kerap mengobrol bersama dengan
teman-temannya ketika belajar bersama kakak pendamping YSS.
Subjek juga menghabiskan banyak waktu dengan teman-teman sebaya
di area balai YSS setiap pulang sekolah hingga petang. Kebutuhan
afiliasi dengan figur teman dimiliki subjek yang berada pada masa
anak usia pertengahan dan akhir menyebabkan subjek cenderung lebih
sering berinteraksi dengan teman sebaya.
Subjek memiliki kebutuhan afiliasi dengan figur adik.
Kebutuhan afiliasi dengan figur adik ini merupakan kebutuhan laten
karena tidak tampak adanya kebersamaan antara subjek dengan adik
karena subjek dan adik sering bertengkar yang menyebabkan subjek
menangis dan mengadu pada ayah. Subjek memiliki kebutuhan afiliasi
dengan figur orang dewasa dan orangtua. Subjek sering menghabiskan
waktu untuk bermain congklak dengan ayah. Subjek sering tidur siang
bersama dengan ibu. Subjek kerap mendekati lalu mencari afeksi
dengan cara mencium ibu. Subjek juga sering pergi bersama dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
ayah, ibu, dan adik untuk berenang. Subjek berhubungan dekat dengan
para pendamping. Subjek sering mengajak pendamping untuk
mengobrol.
Pada masa anak pertengahan dan akhir, kehadiran orangtua
mulai berkurang intensitasnya karena tuntutan pengasuhan yang juga
berkurang, tidak seketat pada saat masa anak usia awal (Santrock,
1995). Hal ini dapat menyebabkan anak membutuhkan kebersamaan
dengan figur orangtua.
Kebutuhan dominan yang lain adalah kebutuhan untuk
bermain. Subjek sering bermain kasti di area balai YSS dengan teman.
Subjek senang sekali bernyanyi. Kebutuhan untuk bermain yang
dimiliki subjek cukup dominan hingga pernah terjadi suatu peristiwa
subjek dimarahi oleh orangtua karena subjek malah bermain ketika
disuruh orangtuanya tidur.
Anak-anak pada masa usia pertengahan dan akhir mempunyai
tugas perkembangan untuk melatih keterampilan fisik dalam
permainan sehari-hari (Nurihsan & Agustin, 2011). Subjek melatih
keterampilan fisiknya dengan bermain kasti di area balai YSS dan
melakukan permainan anak-anak lainnya.
Subjek memiliki kebutuhan primer untuk makan. Subjek
memuaskan kebutuhan makan yang berkaitan dengan fisiknya. Subjek
memiliki kebutuhan untuk menolong figur adik. Hal ini dapat
dijelaskan dengan keadaan subjek sebagai anak pertama dan kakak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
dari satu adiknya. Subjek memiliki kebutuhan untuk otonom resisten
pada orangtua, namun di sisi lain subjek memiliki kebutuhan untuk
tunduk pada orangtuanya.
Subjek memiliki kebutuhan untuk agresi. Subjek menghadapi
perlawan dari orang lain dengan cara menyerang. Subjek juga
memiliki kebutuhan untuk menghindar dari rasa bahaya atau situasi
yang membahayakan dirinya. Hal ini sejalan dengan kebutuhan subjek
untuk mendapatkan rasa aman. Subjek memiliki kebutuhan untuk
mendominasi, yaitu kebutuhan untuk mempengaruhi perilaku orang
lain dengan saran, imbauan, bujukan, atau perintah.
Selain itu, subjek memiliki kebutuhan primer lain, yaitu
kebuthan untuk pasif. Subjek memiliki kebutuhan untuk beristirahat,
tidur, atau sekedar bersantai. Subjek juga memiliki kebutuhan untuk
ketertiban, yaitu kebutuhan untuk mengatur barang-barang.
Murray dalam Bherm (1996) menyatakan bahwa kebutuhan
adalah suatu keadaan yang ditandai dengan perasaan kekurangan dan
ingin memperoleh sesuatu yang diwujudkan melalui suatu usaha
(Antariksi, 2004). Orang yang tidak memperoleh sesuatu yang
diharapkan mengalami frustrasi, dapat menimbulkan kecenderungan
untuk melakukan agresi (Berkowitz, 1995).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
3. Deskripsi Subjek 3
a) Identitas Subjek
Nama : PWJ
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 7 tahun
Pendidikan : Kelas 2 SD
Urutan kelahiran : Anak ke-1 dari 2 bersaudara kandung
Alamat rumah : Pingit
b) Latar Belakang PWJ
Subjek merupakan pelajar kelas 2 di SD Kyai Maja. Saat ini
subjek berusia 8 tahun. Menurut penuturan ibu, subjek merupakan
anak yang cengeng. Jika tidak menuruti permintaan anak, sering
menangis. Anak kurang bertanggung jawab. Anak juga kurang
mandiri, selalu butuh dibantu. Subjek merupakan anak yang sangat
manja.
Subjek menyukai pelajaran matematika dan Bahasa Jawa.
Subjek menyukai materi pelajaran Bahasa Jawa tentang hewan-hewan.
Subjek tidak menyukai pelajaran agama. Subjek bercita-cita menjadi
seorang TNI AU karena salah satu temannya ada yang bercita-cita
menjadi anggota TNI. Subjek memilih Angkatan Udara karena dapat
terbang di udara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Kegiatan subjek setelah pulang sekolah adalah bermain di
balai YSS hingga sore hari. Subjek juga senang bermain sepak bola di
lapangan RT 4 atau bermain burung merpati di dekat Kali Winongo.
Setiap Senin-Kamis malam, subjek mengikuti pembelajaran di YSS.
Subjek tinggal bersama ibu, nenek, dan kakak tirinya di
Kampung Pingit, sedangkan ayah dan adiknya tinggal di kampung
sebelah, Badran. Subjek memiliki hubungan yang akrab dengan ibu.
Saat ibu pulang dari bekerja di sore hari, subjek menjadi manja
dengan ibu. Subjek minta dikeloni ketika tidur. Subjek dan ibu sering
melempar canda saat sedang bersama. Subjek cukup dekat dengan
neneknya. Nenek yang menyiapkan makan siang untuk subjek. Subjek
juga memiliki hubungan yang akrab dengan kakak tirinya. Subjek
sering bermain bersama. Akhir-akhir ini subjek senang bermain yoyo
dengan kakaknya.
Subjek dan ayahnya tidak dekat secara lokasi, namun ayah
sering mengajak subjek untuk makan malam. Tidak jarang juga ayah
mengajak jalan-jalan, seperti ke pasar malam. Subjek tidak pernah
bepergian bersama ibu. Subjek mengingat suatu kejadian tentang
ayahnya. Dulu, subjek pernah meminta uang untuk jajan namun ayah
memarahi dan tidak memberikan uang. Subjek dan adik jarang
bertemu. Subjek dan adik sering bertengkar memperebutkan ibu jika
bertemu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Menurut penuturan pendamping YSS, subjek termasuk anak
yang mudah marah. Jika subjek tidak mau menurut arahan
pendamping, subjek langsung terdiam menahan marah. Subjek juga
pernah menangis saat bermain dengan teman-temannya. Contoh, saat
bermain kelitik-kelitikan, subjek menangis. Pada saat mengerjakan
tugas, subjek kerap meminta bantuan kepada pendamping, dan ketika
pendamping meminta anak untuk mencoba mengerjakan sendiri,
subjek merengek tetap meminta pendamping yang mengerjakan.
c) Penyajian Data
Tabel 4.3 Daftar Kebutuhan PWJ
No. Subjek Kebutuhan yang Muncul
Dari Kartu 1-10
Kemunculan Tema
Kebutuhan
1.
PWJ
Kebutuhan afiliasi 2 (dengan figur teman
1, figur ibu 1)
2. Kebutuhan untuk
bermain
3
3. Kebutuhan untuk makan 2
4. Kebutuhan untuk agresi 2 (destruktif 1,
terhadap figur kuat)
5. Kebutuhan untuk
menghindar daari bahaya
1
6. Kebutuhan untuk pasif 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
7. Kebutuhan untuk buang air 1
8. Kebutuhan untuk
ditolong
6 (figur ayah 2, ibu 1,
figur orang dewasa 2,
orang lain 1)
9. Kebutuhan untuk otonom 5 (resisten pada figur
ayah 3, ibu 2, figur
orang dewasa 1)
10. Kebutuhan untuk
mendominasi
1
d) Dinamika Kebutuhan PWJ Menurut CAT
Hasil CAT menggambarkan bahwa subjek memiliki tiga
kebutuhan dominan di antara kebutuhan-kebutuhan lain yang dimiliki
subjek. Subjek memiliki kebutuhan untuk ditolong (oleh figur ayah,
ibu, figur orang dewasa, dan orang lain), kebutuhan untuk otonom
(resisiten pada figur ayah, ibu, dan figur orang dewasa), serta
kebutuhan untuk bermain. Kebutuhan subjek untuk ditolong oleh figur
ayah tampak dalam suatu kejadian saat subjek meminta uang untuk
jajan kepada ayah namun ayah tidak memberikan uang. Subjek
memiliki kebutuhan untuk ditolong oleh figur ibu. Subjek merupakan
anak yang manja kepada ibu dan selalu membutuhkan bantuan dari
ibu. Subjek juga memiliki kebutuhan untuk ditolong oleh orang lain
dan figur orang dewasa. Subjek sering meminta bantuan kepada kakak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
pendamping belajar di YSS saat mengerjakan tugas lalu subjek
merengek apabila kakak pendamping meminta anak untuk
mengerjakan sendiri.
Anak usia 6-12 tahun berada pada tahap perkembangan
kognisi operasional kongkrit. Pada masa ini anak mulai memahami
operasi logis ke dalam peristiwa yang kongkrit. Anak memiliki tugas
perkembangan untuk mengembangkan keterampilan dasar seperti
membaca, menulis, dan berhitung (Nurihsan & Agustin, 2011). Tugas
perkembangan yang ada pada masa usia pertengahan dan akhir ini
merupakan tugas yang memerlukan pertolongan dari orang lain agar
anak berhasil melakukan tugasnya. Subjek membutuhkan pertolongan
dari figur ayah, ibu, figur yang lebih kuat, dan orang lain dalam
menjalani tugas perkembangan.
Subjek memiliki kebutuhan dominan yang lain, yaitu
kebutuhan untuk otonom resisten pada figur orang dewasa. Subjek
memiliki kebutuhan untuk otonom dengan cara resisten kepada figur
orang dewasa, yaitu pendamping belajar di YSS. Subjek tidak
menuruti arahan pendamping YSS saat belajar di kelas kemudian
marah. Menurut Murray, marah adalah ungkapan emosi dari agresi
(Murray, 1938).
Selain dua kebutuhan di atas, subjek memiliki kebutuhan
untuk bermain. Pada anak seusia subjek, anak mulai belajar untuk
berolahraga dan melakukan kegiatan-kegiatan yang memerlukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
koordinasi motorik halus dan kasar (Santrock, 1995). Subjek
mengasah keterampilan fisiknya dengan bermain sepak bola, yoyo,
dan menerbangkan burung dara.
Subjek juga memiliki kebutuhan afiliasi dengan figur teman
dan ibu. Hal ini dapat dijelaskan dengan kondisi subjek yang lebih
sering menghabiskan waktu bersama teman-temannya, baik di sekolah
maupun di lingkungan rumah. Orangtua subjek yang bercerai
menyebabkan subjek tinggal bersama dengan ibunya namun hanya
dapat bertemu dengan ibu setelah ibu pulang kerja, yaitu pada waktu
malam hari. Subjek memiliki kebutuhan primer yang berkaitan dengan
kepuasan fisik, yaitu kebutuhan untuk makan. Subjek memiliki
kebutuhan agresi, yaitu kebutuhan untuk menghadapi perlwawanan
dari pihak lain dengan cara melawan figur dewasa, seperti
pendamping belajar YSS dengan kemarahan. Subjek juga memiliki
kebutuhan agresi dalam bentuk merusak barang.
Selain itu, subjek memiliki kebutuhan untuk menghindar dari
bahaya. Subjek melarikan diri dari situasi-situasi yang berbahaya bagi
dirinya. Subjek juga memiliki kebutuhan primer untuk pasif, yaitu
kebutuhan untuk bersantai, tidur, maupun istirahat. Kebutuhan primer
lain yang dimiliki oleh subjek adalah kebutuhan untuk buang air.
Murray dalam Bherm (1996) menyatakan bahwa kebutuhan
adalah suatu keadaan yang ditandai oleh perasaan kekurangan dan
ingin memperoleh sesuatu yang akan diwujudkan melalui suatu usaha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
(Antariksi, 2004). Subjek berperilaku agresif karena adanya
kebutuhan yang tidak terpenuhi sehingga menimbulkan frustrasi yang
mengarahkan pada perilaku agresif.
4. Deskripsi Subjek 4
a) Identitas Subjek
Nama : RI
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 7 tahun
Pendidikan : Kelas 1 SD
Urutan kelahiran : Anak ke-1 dari 2 bersaudara
Alamat rumah : Pingit
b) Latar Belakang RI
Subjek adalah pelajar di SD Kyai Maja, Yogyakarta. Saat ini
subjek berusia 7 tahun dan duduk di kelas 1. Subjek menyukai
pelajaran berhitung sepertu matematika daripada pelajaran menulis.
Subjek sampai saat ini masih kesulitan dalam merangkai huruf pada
suatu kata. Subjek sangat menyukai mewarnai gambar. Setiap gambar
yang diwarnai oleh subjek selalu mendapatkan nilai tertinggi di kelas.
Subjek memiliki hubungan yang baik dengan keluarganya.
Subjek dan ibu sering bertengkar mulut. Subjek merupakan anak yang
ngeyelan. Hal itu tampak saat kejadian ibu menyuruh tidur tetapi anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
tidak mau. Meski begitu, ibu mempunyai perhatian yang besar kepada
subjek. Ibu sedang mencari sanggar kesenian untuk subjek agar subjek
dapat menyalurkan potensinya dalam hal mewarnai. Subjek merasa
takut kepada ayahnya. Jika ayah yang menyuruh subjek, subjek
menurut. Ada suatu kejadian ketika subjek terluka akibat jatuh dari
sepeda, subjek menurut untuk menunggu ayahnya pulang dari
bepergian. Dua tahun belakangan ini, ibu tidak bekerja lagi, hanya
ayah yang bekerja. Selama dua tahun ini, keluarga subjek tinggal
terpisah dari keluarga orangtua ayah.
Sebelum tinggal di Kampung Pingit, keluarga subjek tinggal di
kediaman orangtua dari ayah di Maguwo. Subjek dekat dengan kakek
dan neneknya karena kakek dan nenek yang menemani subjek selama
kedua orangtua bekerja hingga sore hari. Ada masa ketika ayah lebih
sering menghabiskan waktu di luar bersama teman-temannya dengan
mabuk-mabukan dan tidak mengurusi anak. Selama perjalanan ke
kampus USD untuk pengumpulan data, subjek bercerita tentang kakek
dan neneknya. Subjek senang ketika diajak rekreasi ke area rel kereta
api di bawah jembatan Lempuyangan oleh kakek yang biasa dipanggil
bapak. Subjek memiliki seorang adik laki-laki berusia satu tahun.
Subjek sering menggodai adik hingga menangis. Subjek sering jahil
kepada adiknya dan ketika ibu melarang subjek jahil, subjek malah
melanjutkan keisengannaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Subjek cenderung bermain dengan teman-teman seusianya.
Subjek bermain bersama dia area bale YSS atau terkadang bermain
dengan sepeda memutari kampung. Subjek merupakan anak yang
pendiam di antara teman-temannya. Subjek pernah melakukan
pelecehan seksual dengan memegang payudara teman perempuannya
di area YSS karena disuruh oleh anak yang lebih tua. Subjek juga
kerap iseng kepada teman-temannya. Subjek pernah dilempar oleh
teman sekolahnya dengan penghapus papan tulis akibat teman yang
tidak suka dengan keisengan subjek.
Hobi subjek adalah mewarnai gambar. Sejak TK, subjek sudah
mahir menggunakan berbagai macam warna saat pewarnaan gambar.
Subjek bercita-cita ingin menjadi pilot jika besar nanti. Subjek
termasuk anak yang pemalu. Jika ada orang yang menyapanya, subjek
langsung pergi menjauh tetapi kemudian subjek mengintip dari jarak
jauh.
Subjek merupakan anak yang pendiam ketika belajar di YSS.
Subjek kerap diam saat mengerjakan tugas yang diberikan kakak-
kakak pendamping. Subjek sesekali mengisengi temannya tetapi jika
ketahuan kakak pendamping, subjek langsung menunjukkan ekspresi
wajah malu lalu diam. Subjek beberapa kali terlibat perkelahian di
kelas. YSS mengirimkan subjek untuk lomba mewarnai pot dan
menggambar yang diadakan oleh pihak di luar YSS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
c) Penyajian Data
Tabel 4.4 Daftar Kebutuhan RI
No. Subjek Kebutuhan yang Muncul
Dari Kartu 1-10
Kemunculan Tema
Kebutuhan
1.
RI
Kebutuhan afiliasi 10
(dengan figur saudara
3, ibu 3, teman 2,
ayah1, dan adik 1)
2. Kebutuhan untuk
bermain
5
3. Kebutuhan untuk makan 3
4. Kebutuhan untuk menolong 1 (figur teman)
5. Kebutuhan untuk
menghindar dari bahaya
1
6. Kebutuhan untuk pasif 2
7. Kebutuhan untuk ditolong
2 (figur ayah 1,
orangtua 1)
8. Kebutuhan untuk tunduk 1 (pada figur ibu)
d) Dinamika Kebutuhan RI Menurut CAT
Subjek memiliki tiga kebuthuan yang dominan di antara
kebutuhan-kebutuhan subjek yang bervariasi. Subjek memiliki
kebutuhan afiliasi (dengan figur saudara, ibu, teman, ayah, dan adik),
bermain, dan makan. Subjek yang memiliki kebutuhan afiliasi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
figur saudara dapat dijelaskan dengan pengalaman subjek tinggal
bersama keluarga dari ayah sejak bayi hingga usia lima tahun. Subjek
dekat dengan keluarga karena selama orangtua pergi bekerja, subjek
dirawat oleh kakek dan nenek subjek. Subjek merasa senang saat pergi
bersama kakek di area rel kereta Lempuyangan. Subjek memiliki
kebutuhan afiliasi yang cukup besar dengan figur saudara, yaitu
kakek, hingga subjek memanggil kakek dengan sebutan bapak.
Subjek juga memiliki kebutuhan afiliasi dengan figur ibu dan
ayah. Kebutuhan subjek untuk berafiliasi dengan figur ibu dan ayah
ada kaitannya dengan pengalaman masa lalu subjek yang sejak kecil
ditinggalkan orangtuanya untuk bekerja dari pagi hingga sore hari. Di
samping itu, ayah jarang berada di rumah bersama subjek karena pergi
menghabiskan waktu untuk mabuk-mabukan dengan teman-temannya
sehingga tidak mengurusi subjek. Kebutuhan afiliasi terhadap figur
orangtua berkaitan dengan interaksi antara anak dan orangtua yang
berkurang, tidak seperti saat subjek berada pada usia di bawah 6
tahun. Terlebih lagi, saat ini ibu lebih cenderung mengurusi adik yang
masih batita. Kebutuhan afiliasi dengan figur adik yang dimiliki
subjek tampak pada kejadian subjek menggodai adik. Subjek sering
menjahili adik hingga adik menangis.
Pada masa anak usia pertengahan dan akhir, anak banyak
berinteraksi dengan teman-teman sebaya di lingkungannya dan
memiliki tugas perkembangan untuk menyesuaikan diri dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
teman-teman sebaya (Nurihsan & Agustin, 2011). Hal ini berkaitan
dengan kebutuhan afiliasi terhadap figur teman yang tampak saat
subjek bermain bersama teman-temannya di area balai YSS serta
perilaku iseng terhadap teman-temannya.
Kebutuhan lain yang dimiliki subjek adalah kebutuhan untuk
bermain. Subjek sering bermain di area balai YSS dan bersepeda
mengitari kampung. Pada anak usia anak sekolah dasar, anak telah
belajar untuk berolahraga dan melakukan kegiatan-kegiatan yang
memerlukan koordinasi motorik kasar dan halus (Santrock, 1995).
Kegiatan yang telah subjek lakukan untuk melatih motorik halus dan
kasar adalah bersepeda. Kegiatan bermain sepeda ini sejalan dengan
perkembangan fisik yang dialami subjek.
Selain kebutuhan afiliasi dan kebutuhan untuk bermain, subjek
juga memiliki kebutuhan untuk makan yang cukup dominan.
Kebutuhan untuk makan yang dimiliki subjek termasuk kebutuhan
primer, yaitu kebutuhan yang menurut Murray berkaitan dengan suatu
peristiwa organis dan kepuasan fisik (Hall & Lindzey, 1993).
Kebutuhan untuk makan merupakan kebutuhan primer yang lebih
dominan dibandingkan kebutuhan primer lainnya. Kebutuhan untuk
makan dapat menjadi penyebab munculnya kebutuhan-kebutuhan
sekunder yang dimiliki subjek.
Kebutuhan primer lain yang dimiliki oleh subjek adalah
kebutuhan untuk pasif, yaitu kebutuhan untuk bersantai, beristirahat,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
atau tidur. Subjek memiliki kebutuhan untuk ditolong oleh orangtua
dan figur ayah. Hal ini dapat dijelaskan dengan kondisi anak yang
memiliki adik yang masih kecil sehingga perhatian orangtua lebih
tertuju pada si adik.
Di sisi lain, subjek memiliki kebutuhan untuk menolong figur
teman. Subjek memberikan simpati dan memuaskan kebutuhan-
kebutuhan teman-temannya yang tidak berdaya. Subjek juga memiliki
kebutuhan untuk tunduk pada figur ibu. Subjek menyontoh ibu
sebagai teladannya. Subjek memiliki kebutuhan untuk menghindar
dari bahaya, yaitu kebutuhan untuk melarikan diri dari situasi-situasi
yang membahayakan diri subjek.
Murray dalam Bherm (1996) menyatakan bahwa kebutuhan
adalah suatu keadaan yang ditandai oleh perasaan kekurangan dan
ingin memperoleh sesuatu yang akan diwujudkan melalui suatu usaha
(Antariksi, 2004). Berdasarkan uraian di atas, perilaku agresi subjek
muncul karena adanya kebutuhan belum terpenuhi. Hal ini dapat
menyebabkan frustrasi karena subjek tidak memperoleh sesuatu yang
diharapkan sehingga memiliki kecenderungan untuk melakukan agresi
(Berkowitz, 1995).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
5. Deskripsi Subjek 5
a) Identitas Subjek
Nama : OHP
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 9 tahun
Pendidikan : Kelas 3 SD
Urutan kelahiran : Anak ke-2 dari 2 bersaudara
Alamat rumah : Pingit
b) Latar Belakang OHP
Subjek merupakan anak yang terlalu aktif bergerak. Subjek
selalu bergerak hingga ibu subjek mengatakan bahwa subjek tidak
bisa diam. Contoh, saat makan subjek yang belum menghabiskan
makanan sudah pergi begitu saja. Subjek sulit makan tetapi subjek
sangat suka makanan jajan seperti camilan. Subjek anak yang kreatif.
Subjek menjual mainan-mainan crazy bird miliknya yang sudah
berjumlah banyak kepada teman-temannya.
Subjek pernah satu kali tidak naik kelas. Subjek memiliki nilai
raport yang pas-pasan. Subjek memiliki cara belajar yang tidak tertib,
maksudnya subjek jarang belajar. Subjek sangat menyukai kesenian
tradisional jathilan. Ibu subjek berniat memasukkan subjek ke les
musik spesialisasi drum. Subjek bercita-cita menjadi TNI AU seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
tetangganya yang berprofesi sebagai TNI. Subjek mempunyai hobi
bermain karambol dan kasti.
Orangtua subjek bekerja hingga sore sehingga subjek banyak
menghabiskan waktu di siang hari untuk bermain bersama teman-
temannya. Meski begitu, subjek dan ibu memiliki hubungan yang
dekat. Subjek kerap menempel dengan ibu, contoh saat duduk subjek
memilih duduk berdempetan dengan ibu. Subjek merupakan anak
yang penurut. Ayah subjek merupakan orang yang keras sehingga
anak menurut. Subjek dan kakaknya sering bermain karambol di
rumah hingga lupa waktu. Subjek dan kakaknya tidak pernah
bertengkar sampai menangis. Kakak subjek mengalah dengan pergi
meningglakan subjek jika subjek menakalinya. Subjek dan kakaknya
juga suka untuk saling bercanda.
Subjek memiliki banyak teman. Menurut ibu, selama ini belum
pernah ada orang yang melapor bahwa subjek adalah anak yang nakal.
Di antara teman-teman sebayanya, subjek dianggap pemimpin. Subjek
suka bermain sepak bola, burung dara, karambol, dan crazy bird
bersama teman-temannya.
Subjek dikenal sebagai anak yang banyak bicara di lingkup
YSS. Subjek kerap menjadi ketua kelas harian yang mengatur teman-
temannya untuk tenang dan tidak ribut. Subjek sering beradu mulut
dan menggunakan kata-kata kasar kepada teman-teman di kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
belajar YSS. Subjek juga tidak segan memukul teman-temannya.
Subjek belum lancar dalam menulis dan membaca.
c) Penyajian Data
Tabel 4.5 Daftar Kebutuhan OHP
No. Subjek Kebutuhan yang Muncul
Dari Kartu 1-10
Kemunculan Tema
Kebutuhan
1.
OHP
Kebutuhan afiliasi 3 ( terhadap figur
teman 1, ibu 1, adik 1)
2. Kebutuhan untuk bermain 1
3. Kebutuhan untuk makan 4
4. Kebutuhan untuk menolong 2 (figur ibu)
5. Kebutuhan untuk agresi 4 (pada figur yang
lebih lemah, ibu dan
orang lain)
6. Kebutuhan untuk pasif 2
7. Kebutuhan untuk buang air 1
8. Kebutuhan untuk
ditolong
3 (oleh figur orang
dewasa, ibu, dan ayah)
9. Kebutuhan untuk tunduk 1 (pada figur ibu)
10. Kebutuhan untuk
mendominasi
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
d) Dinamika Kebutuhan OHP Menurut CAT
Hasil pengetesan CAT yang dilakukan terhadap subjek
menunjukkan hasil bahwa subjek memiliki empat kebutuhan dominan
di antara kebutuhan-kebutuhan lain yang dimiliki subjek. Empat
kebutuhan itu adalah kebutuhan untuk makan, agresi, afiliasi (dengan
figur teman, ibu, dan adik), serta ditolong (oleh figur orang dewasa,
ibu, dan ayah). Subjek sangat suka makan jajanan. Subjek sangat suka
makan nasi bakar yang dibelinya di depan kampus Janabadra. Subjek
memiliki kebutuhan primer yang besar dibandingkan kebutuhan
primer lain yang dimiliki subjek, yaitu kebutuhan untuk makan.
Murray menyatakan bahwa kebutuhan primer merupakan asal dari
kebutuhan sekunder (Hall & Lindzey). Kebutuhan untuk makan pada
subjek dapat menjadi penyebab munculnya kebutuhan sekunder yang
dimiliki subjek.
Subjek memiliki kebutuhan untuk agresi yang sama besar
dengan kebutuhan untuk makan. Subjek sering beradu mulut
menggunakan kata umpatan kepada teman-temannya. Myers (1966)
dalam Wirawan (2002) menyatakan bahwa ungkapan kemarahan yang
ditandai dengan perilaku agresif merupakan tujuan dari suatu tindak
agresi. Hal ini merupakan jenis agresi emosi (Kristianto, 2009).
Subjek tidak segan untuk memukul temannya sebagai ungkapan emosi
apabila sedang marah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Subjek juga memiliki kebutuhan afiliasi dengan figur teman,
ibu, dan adik. Subjek yang mempunyai banyak teman ini memiliki
kebutuhan afiliasi dengan figur teman yang tampak melalui kegiatan
bermain bersama dengan teman-temannya. Subjek suka bermain sepak
bola, menerbangkan buru dara, karambol, dan crazy bird dengan
teman-temannya.
Kebutuhan afiliasi dengan figur teman merupakan hal yang
biasa dialami oleh anak-anak usia pertengahan dan akhir karena pada
usia ini anak-anak memiliki tugas perkembangan untuk menyesuaikan
diri dengan teman sebaya (Nurihsan & Agustin, 2011). Subjek
membutuhkan kebersamaan dengan figur ibu menilik dari waktu
kebersamaan antara subjek dan ibu yang sangat sedikit. Subjek banyak
bermain bersama teman-teman hingga sore hari ketika ibu sudah
pulang dari bekerja. Kebutuhan subjek untuk berafiliasi dengan figur
ibu tampak saat subjek sering duduk berdempetan dengan ibu padahal
tempat untuk duduk masih luas. Kebutuhan afiliasi dengan figur ibu
berkaitan dengan intensitas interaksi antara ibu dan anak yang
berkurang. Selain disebabkan oleh berkurangnya tuntutan dalam
pengasuhan anak yang tidak seberat pada saat anak berada pada tahap
usia awal, kebutuhan afiliasi dengan figur ibu juga disebabkan karena
ibu meninggalkan subjek bersama kakaknya di rumah sendirian
hingga ibu pulang dari bekerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Subjek juga memiliki kebutuhan afiliasi dengan figur adik.
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang bersifat laten karena
kebutuhan ini tidak muncul dalam kehidupan sehari-hari. Terlebih
lagi, subjek tidak mempunyai adik karena subjek merupakan anak
bungsu.
Selain ketiga kebutuhan yang telah disebutkan di atas, subjek
memiliki kebutuhan untuk ditolong oleh figur orang dewasa, ibu, dan
ayah. Berdasarkan wawancara dan observasi yang telah dilakukan,
subjek tidak menampakkan perilaku meminta pertolongan dari orang
lain sehingga kebutuhan untuk ditolong yang dimiliki subjek seperti
hasil pengetesan CAT, merupakan kebutuhan yang bersifat laten.
Selain itu, subjek memiliki kebutuhan primer untuk pasif, yaitu
kebutuhan untuk bersantai, tidur, atau beristirahat. Subjek memiliki
kebutuhan untuk menolong figur ibu. Subjek memberi simpati dan
memuaskan kebutuhan-kebutuhan ibu yang tidak berdaya.
Subjek juga memiliki kebutuhan untuk tunduk pada figur ibu.
Subjek menyontoh ibu sebagai teladannya. Namun, di sisi lain subjek
memiliki kebutuhan untuk mendominasi, yaitu mempengaruhi orang
lain melalui saran, bujukan, dan perintah. Subjek memiliki kebuthan
primer lain, yaitu kebutuhan untuk buang air. Kebutuhan lain yang
dimiliki oleh subjek adalah kebutuhan untuk bermain. Subjek
memiliki kebutuhan untuk meredakan tekanan secara menyenangkan
dengan berbuat kesenangan tanpa tujuan lebih lanjut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Murray mengungkapkan (dalam Bherm, 1996) bahwa
kebutuhan adalah keadaan yang ditandai oleh perasaan kekurangan
dan ingin memperoleh sesuatu yang diwujudkan melalui suatu usaha
(Antariksi, 2004). Perilaku agresi yang dimiliki subjek ada karena
subjek memiliki kebutuhan yang belum terpuaskan. Hal ini
menimbulkan frustrasi, yaitu ketika subjek tidak memperoleh sesuatu
yang diharapkan sehingga memiliki kecenderungan untuk melakukan
agresi (Berkowitz, 1995).
C. Dinamika Kebutuhan Kelima Subjek (GDS, ANM, PWJ, RI, dan OHP)
Berikut adalah hasil rangkuman kebutuhan-kebutuhan yang dimiliki
oleh kelima subjek :
Tabel 4.6 Daftar Kebutuhan Seluruh Subjek
Subjek
Kebutuhan
GDS ANM PWJ RI OHP
Afiliasi (dengan figur
teman, ibu, ayah, dan
adik)
9 9 2
10 3
Bermain 5 5 3 5 1
Ditolong 2 6 2 3
Otonom 2 5
Agresi 1 1 2 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Makan 2 2 2 3 4
Sikap merendah
Prestasi 1
Counteraction
Membela diri
Sikap hormat, tunduk 1 1 1
Dominasi 1 1 1
Ekshibisi
Menghindari bahaya 1 1 1 1
Menghindari rasa hina 1
Menolong 1 1 1 2
Ketertiban 1 1
Menolak 1
Keharuan
Seks
Pemahaman
Pasif 2 1 1 2 2
Buang air 1 1 1
Rasa aman 1
Hasil rangkuman di atas menunjukkan bahwa kelima subjek memiliki
kebutuhan afiliasi, kebutuhan untuk bermain, kebutuhan untuk makan, dan
kebutuhan untuk pasif. Kebutuhan-kebutuhan ini dapat merepresentasikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
kebutuhan-kebutuhan yang dimiliki oleh anak dampingan YSS yang memiliki
kecenderungan berperilaku agresif.
Kebutuhan afiliasi yang dimiliki oleh kelima subjek dijabarkan sebagai
berikut. Kebutuhan afiliasi dengan figur orangtua berkaitan dengan interaksi
antara orangtua dan anak yang berkurang. Hal ini terjadi karena tuntutan
pengasuhan pada anak usia pertengahan dan akhir berkurang, tidak seperti saat
anak berada pada masa anak usia awal. Orangtua yang bekerja dari pagi hingga
sore atau bahkan meninggalkan anak dalam jangka waktu yang lama dapat
menyebabkan anak memiliki kebutuhan afiliasi yang cukup besar. Berbagai
perilaku yang ditunjukkan anak sebagai wujud dari kebutuhan afiliasi dengan
figur orangtua, misal mengunjungi ayah di Magelang, tidur bersama ibu, duduk
berdekatan dengan ibu, dan pergi bersama orangtua.
Selain itu, kebutuhan afiliasi dengan figur adik termanifestasi melalui
perilaku memomong anak tetangga dan menjahili adik. Sebagian subjek
berpisah dengan adik kandungnya, sering berkelahi dengan adik, atau tidak
mempunyai adik kandung. Hal ini dapat menyebabkan beberapa subjek
memiliki kebutuhan afiliasi dengan figur adik.
Kebutuhan afiliasi dengan figur teman yang dimiliki oleh semua subjek
merupakan kebutuhan yang muncul pada masa anak usia pertengahan dan
akhir. Pada masa ini anak mempunyai tugas perkembangan untuk
menyesuaikan diri dengan teman sebaya (Nurihsan & Agustin, 2011). Selain
itu, anak lebih banyak berinteraksi dengan teman sebaya dibandingkan dengan
keluarga. Banyak perilaku anak yang menunjukkan manifestasi dari kebutuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
afiliasi dengan teman, seperti mengobrol dengan teman-teman di depan rumah
tetangga, mengobrol dengan teman di kelas, dan bermain bersama teman-
teman di balai YSS.
Kebutuhan untuk bermain yang dimiliki oleh semua subjek merupakan
hal yang sejalan dengan tugas perkembangan pada masa usia pertengahan dan
akhir, yaitu belajar keterampilan fisik dengan bermain berbagai permainan
seperti kasti, gobak sodor, petak umpet, sepak bola, menerbangkan burung
merpati, dan bersepeda.
Kelima subjek juga memiliki kebutuhan untuk makan. Kebutuhan
untuk makan ini merupakan kebutuhan yang berkenaan dengan kepuasan-
kepuasan fisik (Hall & Lindzey, 1993). Kebutuhan ini termanifestasi pada
perilaku subjek yang sering jajan makanan. Selain kebutuhan makan, kelima
subjek memiliki kebutuhan primer lain, yaitu kebutuhan untuk pasif. Subjek
membutuhkan kesempatan untuk merasa santai, sekedar beristirahat, ataupun
tidur. Kebutuhan primer menjadi dasar munculnya kebutuhan-kebutuhan
sekunder.
Kebutuhan afiliasi, kebutuhan untuk bermain, kebutuhan untuk makan,
dan kebutuhan untuk pasif yang dimiliki oleh semua subjek dapat
merepresentasikan kebutuhan-kebutuhan yang dimiliki oleh anak dampingan
YSS yang memiliki kecenderungan berperilaku agresif.
Murray dalam Bherm (1996) menyatakan bahwa kebutuhan adalah
suatu keadaan yang ditandai dengan perasaan kekurangan dan ingin
memperoleh sesuatu yang diwujudkan melalui suatu usaha (Antariksi, 2004).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Jika kebutuhan muncul maka seseorang akan berada dalam keadaan tegang
(Hall & Lindzey, 1993). Kebutuhan afiliasi, bermain, makan, dan pasif yang
dimiliki oleh anak dampingan YSS tidak terpenuhi sehingga menimbulkan
frustrasi. Frustrasi inilah yang dapat menyebabkan munculnya kecenderungan
anak dampingan YSS untuk berperilaku agresif.
Di samping itu, peneliti memprioritaskan kebutuhan-kebutuhan yang
harus didahului pemenuhannya sebelum pemenuhan kebutuhan yang lain.
Peneliti mengacu pada pernyataan Murray mengenai konsep prepotensi yang
mengungkapkan bahwa kebutuhan-kebutuhan yang menjadi regnan karena
sangat urgen kalau tidak dipuaskan. Apabila terdapat situasi-situasi munculnya
dua kebutuhan atau lebih yang timbul serempak dan menggerakkan respon-
respon yang bertentangan, maka kebutuhan yang lebih kuat, seperti: sakit,
lapar, dan haus biasanya akan terwujud dalam tindakan karena kebutuhan-
kebutuhan yang prepoten ini tidak dapat ditunda (Hall & Lindzey, 1993).
Hal ini menjadi pertimbangan bagi peneliti untuk memprioritaskan
kebutuhan primer, yaitu kebutuhan makan dan pasif yang dimiliki oleh kelima
subjek untuk terlebih dahulu dipenuhi kebutuhannya. Pertimbangan yang
dilakukan oleh peneliti merujuk pada pernyataan Murray bahwa pemuasan
secara minimal atas kebutuhan-kebutuhan prepoten itu perlu sebelum
kebutuhan lain muncul (Hall & Lindzey, 1993).
Selain itu, peneliti menemukan keunikan data dari hasil pengetesan.
Kebutuhan untuk agresi dimiliki keempat subjek, yaitu GDS, ANM, PWJ, dan
OHP sejalan dengan perilaku yang tampak di kehidupan sehari-hari keempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
subjek namun subjek RI tidak memiliki kebutuhan agresi padahal subjek
memiliki perilaku yang cenderung agresif dalam kehidupan sehari-hari.
Kebutuhan untuk agresi tampak dalam perilaku keempat subjek seperti
melempar ibu dengan kerikil, berkelahi dengan adik, memukul teman, dan
berkata kasar.
Agresi yang dilakukan RI dapat disebabkan oleh faktor lain. Menurut
Bandura (1960), Bandura dan Walters (1959), ekspresi perilaku agresif dapat
diketahui dari pengetahuan tentang konteks sosial, (contoh : gereja dan
sekolah), target (contoh : orangtua, guru, pastur, dan teman), pelaku peran
(contoh : polisi, guru, dan kasir), dan isyarat-isyarat yang dipercaya
menandakan konsekuensi potensial untuk perilaku agresif (Bandura, 1973).
Teori belajar sosial yang dikemukakan oleh Bandura menyatakan bahwa agresi
merupakan perilaku yang dipelajari dari pengalaman masa lalu, dapat melalui
pengamatan langsung (imitasi), pengukuhan positif berupa penerimaan dari
perilaku agresif, dan stimulus diskriminatif seperti ejekan dari orang lain
(Helmy & Soedardjo, 1998).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelima subjek memiliki empat
kebutuhan yang sama, yaitu kebutuhan afiliasi, bermain makan, dan pasif.
Keempat kebutuhan ini dapat merepresentasikan kebutuhan anak-anak
dampingan YSS yang memiliki kecenderungan berperilaku agresif.
Selain empat kebutuhan tersebut, terdapat pula temuan tentang adanya
subjek yang tidak memiliki kebutuhan untuk agresi menurut hasil CAT
meskipun perilaku subjek pada kehidupan sehari-hari cenderung agresif. Hal
ini dapat dijelaskan dengan teori belajar sosial.
B. Saran
1. Bagi Yayasan Sosial Soegijapranata (YSS) Kampung Pingit
Yayasan Sosial Soegijapranata (YSS) dapat mengajari untuk
melakukan pola hidup yang baik, seperti makan dan istirahat yang cukup
dan teratur kepada anak-anak dampingan. Anak-anak diajak untuk makan
secara teratur serta memperhatikan waktu istirahat dan tidur mengingat
sebagian besar waktu anak dihabiskan untuk beraktivitas. Pengajaran ini
dapat dimasukkan dalam setiap program pembelajaran si YSS mengenai
pentingnya memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan dengan fisik,
yaitu kebutuhan makan dan pasif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Kegiatan belajar di YSS hendaknya tetap ada karena masih ada
keprihatinan yang dapat menjadi alasan keberadaan YSS di Kampung
Pingit. YSS tetap dapat menjadi wadah bagi anak-anak untuk memuaskan
kebutuhan afiliasi dengan teman melalui kegiatan belajar dengan materi
pembelajaran yang banyak melibatkan aktivitas anak dengan teman
sebayanya, contoh tugas kelompok. YSS juga disarankan untuk menambah
jumlah permainan-permainan yang bisa digunakan oleh anak dampingan.
2. Bagi Orangtua
Orangtua disarankan untuk dapat memenuhi kebutuhan anak akan
makan dan kebutuhan untuk pasif. Orangtua disarankan untuk melakukan
edukasi mengenai pentingnya makan dan memanfaatkan waktu istirahat
dengan teratur disertai dengan tindakan orangtua dalam memperhatikan
kebutuhan anak untuk makan secara teratur. Selain itu, orangtua disarankan
untuk mengajak anak untuk melakukan istirahat atau tidur setelah
melakukan kegiatan. Anak dapat diajak untuk melakukan tidur siang setelah
pulang sekolah pada siang hari.
Orang tua disarankan untuk memenuhi kebutuhan afiliasi dengan
mengajak anak untuk menghabiskan waktu bersama keluarga. Hal paling
sederhana yang bisa dilakukan adalah orangtua meluangkan waktu untuk
mengobrol dengan anak. Selain itu, orangtua juga disarankan untuk
memenuhi kebutuhan anak untuk bermain dengan cara menyediakan
fasilitas bermain di rumah. Jika orangtua mempunyai dana lebih, orangtua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
dapat mengajak anak untuk bermain di wahana-wahana permainan, seperti
Taman Pintar. Orangtua juga disarankan memberikan kesempatan anak
untuk bermain dengan teman-temannya.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya disarankan untuk mengembangkan suatu
penelitian tentang program-program yang dapat mengakomodir kebutuhan
makan, pasif, afiliasi, dan bermain yang dimiliki oleh anak-anak
berkarakteristik cenderung berperilaku agresif. Selain itu, peneliti
selanjutnya disarankan untuk memperhatikan konsistensi penilaian subjek
penelitian.
Kelemahan penelitian ini adalah tidak adanya data pembanding
dengan kebutuhan-kebutuhan anak yang cenderung tidak agresif. Peneliti
lain yang ingin meneliti kasus serupa disarankan untuk meneliti kebutuhan
anak dampingan YSS yang cenderung tidak agresif sehingga mendapatkan
gambaran yang utuh tentang kebutuhan anak-anak dampingan YSS. Peneliti
juga tidak meneliti tentang tekanan (press) yang dapat memberikan
gambaran yang utuh mengenai kebutuhan anak. Tekanan juga mempunyai
kemungkinan sebagai penyebab terjadinya kecenderungan perilaku agresif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu, Sholeh, Munawar. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta :
Rineka Cipta.
Alwi, Hasan. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Alwisol. 2004. Psikologi Kepribadian edisi Revisi. Malang: UMM Press.
Antariksi, Tris. 2004. Deskripsi Tekanan & Kebutuhan Psikologis Tokoh Utama
Novel Memoar Seorang Geisha. Skripsi. Yogyakarta : Universitas Sanata
Dharma.
Atkinson. 1999. Pengantar Psikologi. Jakarta : Erlangga.
Bandura, Albert. 1973. Aggresiveness : A Social Learning Analysis. United States
of America : Prentice-Hall, Inc.
Bellak, Leopold, Abrams, David M. The Thematic Apperception Test, The
Children’s Apperception Test, and The Senior Apperception Technique in
Clinical Use. United States of America : Allyn & Bacon.
Berkowitz, Leonard. 1995. Agresi 1 : Sebab & Akibatnya. Jakarta : Pustaka
Binaman Pressindo.
Boeree, George. 1997. Personality Theories. Yogyakarta : Primasophie.
Brofenbrenner, U. 1999. Environments In Developmental Prespective :
Theoritical and Operational Models. Washington, DC : American
Psychology Association Press.
Edwin, Lawrence, Bellak Leopold. 1950. Projective Psychology “Clinical
Approaches to The Total Personality”. Pen Alfred A. Knopf, Inc.
Goble, Frank G. 1987. Mahzab Ketiga : Psikologi Humanistik Abraham Maslow.
New York : Washington Square Press.
Grey, Elizabeth, Triggs, Thomas, Haworth, Narelle. 1989. Driver Aggression : the
Role of Personality, Social Characteristics, Risk and Motivation.
Australia: Monash University.
Hall, Calvin S., Lindzey, Gardner. 1993. Psikologi Kepribadian 2 Teori-teori
Holistik (Organismik-Fenomenologis). Yogyakarta : Kanisius.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Hartini, Lily. 2009. Agresi Anak yang Tinggal dalam Keluarga dengan Kekerasan
Rumah Tangga. Skripsi. Yogyakarta : Universitas Gunadarma.
Helmi, Alvin Fadilla, Soedardjo. 1998. Beberapa Perspektif Perilaku Agresif.
Buletin Psikologi.
Koeswara, E. 1988. Agresi Manusia. Bandung : Eresca.
Kristianto, Ariska. 2009. Perilaku Agresif Anak-anak Perkampungan Sosial YSS
(PSP YSS). Skripsi. Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma.
Kusumaningtyas, Inneke Happy. 2008. Kebutuhan-kebutuhan (need) Psikologis
dan Tekanan (press) Lansia yang Tinggal di Panti Wreha Pelkris
Pengayoman Semarang. Skripsi. Semarang : Universitas Katolik
Soegijapranata.
Mikha, Alodia. 2007. Analisa Kebutuhan Psikologis Pada Pelaku Cybersex.
Skripsi. Semarang : Universitas Katolik Soegijapranata.
Moleong, Lexi J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Murray, Henry A. 1938. Explorations In Personality. New York : Oxford
University Press.
Nurihsan, A. , Juntika, Agustin Mubiar. 2011. Dinamika Perkembangan Anak &
Remaja : Tinjauan Psikologi, Pendidikan & Bimbingan. Bandung : Eresco.
Poerwandari, Kristi. 2005. Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku
Manusia. Jakarta: LPS3P Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Prince, Debra Lindsey, Howard, Esther. 2002. Children and Their Basic Needs.
Early Childhood Education Journal.
Reber, Arthur S., Reber, Emily S. 2010. Kamus Psikologi. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Santrock, John W. 1995. Lifespan Development : Perkembangan Masa Hidup
(Jilid 1). Jakarta : Erlangga.
Semeonoff, Boris. 1975. Projective Techniques. United States of America : John
Wiley & Sons.
Vanden Bos, Gary R. , 2007. APA Dictionary of Psychology. Washington, DC :
American Psychology Association Press.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Witherspoon, Ralph L, Byrd, Eugene. 1954. Responses of Preschool Children to
the the Children’s Apperception Test. Wiley and Society for Research in
Child Development.
Perserikatan Bangsa-bangsa, Majelis Umum. 1989, 20 November. Konvensi Hak-
hak Anak. unicef.org. Diunduh dari
http://www.unicef.org/magic/media/documents/CRC_bahasa_indonesia_
version.pdf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Lampiran 1. Hasil Penilaian Atas Perilaku Agresif Anak
Oleh Pendamping YSS
Nomor Nama PD 1 PD 2 PD 3 PD 4 PD5 Total
1 RI 5 5 5 15 2 32
2 FN 6 4 10 8 14 42
3 ADT 17 10 6 17 6 56
4 FBR 21 21 18 22 10 92
5 DM 8 14 7 10 3 42
6 DST 18 13 15 16 11 73
7 BTG 7 11 16 9 17 60
8 PWJ 3 2 2 1 22 30
9 OHP 1 1 1 4 1 8
10 RR 11 9 21 13 21 75
11 DS 16 19 9 7 12 63
12 ANM 2 3 12 2 5 24
13 NSK 22 22 20 18 13 95
14 IFB 15 6 11 6 19 57
15 IFK 12 20 14 19 8 73
16 IRM 19 17 17 21 15 89
17 DN 20 18 22 14 18 92
18 SN 14 8 19 5 9 55
29 GDS 4 7 4 3 4 22
20 AS 9 12 3 12 7 43
21 TR 13 15 13 20 16 77
22 LTG 10 16 8 11 20 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Lampiran 2. Verbatim Cerita dan Tabel Tema Utama Subjek 1, GDS
Kartu 1
Suatu itu Dian bersama, Dian, Lintang, Dias lagi makan, iki opo? E..em…sebelum makan
mereka berdoa. Wis. Sebelum makan mereka ngapain? Ya cuci tangan, trus ya makan
berdoa dulu. E em… Trus habis makan ngapain? Habis makan piringnya dicuci, trus di
tata, uwes. Ditata. Yang dirasain sama mereka itu apa ya? Ngerasa apa? Senang.
Senang karena apa? Bisa makan bersama-sama. Eem… Trus yang dipikirin apa? Pas
lagi makan?Bisa makan bersama lagi.Em…ehem….Dias? Yang mana? Nih.
Eeemm.Yang lainnya siapa tuh? Dian sama Lintang. Dian yang mana?Ini, emm… Nih
Lintang. Iki kudune lanang iki. Yo. Trus ada lagi gak yang mo dicritain? Gak.
Emmmm. Em…jadi sebelumnya kan lagi makan to? Sebelum maem ada kegiatane
opo? Gak ada .Udah.
Tema Deskriptif Tema Interpretatif Tema Diagnostik
Suatu itu Dian bersama, Dian,
Lintang, Dias lagi makan
Jika (seorang anak)
makan bersama teman-
teman
Kebutuhan afiliasi
dengan figur teman
Habis makan piringnya dicuci,
trus ditata, uwes. Ditata.
Anak membereskan alat
makan
Kebutuhan untuk
menata barang
Yang dirasain sama mereka
itu apa ya? Ngerasa apa?
Senang. Senang karena apa?
Bisa makan bersama-sama.
Eem…Trus yang dipikirin
apa? Pas lagi makan? Bisa
makan bersama lagi.
Anak merasa senang dan
memikirkan makan
bersama teman-teman
Kebutuhan afiliasi
dengan figur teman
Kartu 2
Sekarang gambar yang kedua.Bel, critain sebebas kamu.Yo.Bebas aja ceritanya.Ini
tarik tambang.Waktu itu jam 3 sore Ganis, Bagas, Sena lagi main tarik
tambang.Uwes.Uum…Trus? Sebelumnya ngapain? Mainan gerobak sodor.
Em…..sesudahnya?Sesudah main tarik tambang? Pulang, trus mandi, trus sholat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Sholat? Em..apa namanya, ini perasaanya opo neng kene? Emosi kok mbak nek
koyok ngene. Hooh po? Emosi,mesti muni-muni. Emosi piye maksudmu? Opo nek
dolanan pasti kasar mbak. Emm…Muni-muni piye? Yo,muni-munine. Wah,uwes.
Suwi, cepet biasane. Trus pas lagi main ini yang dipikirin opo? Menang. Menang?
Menang gimana? Jelasin dong? Ya menang kan tarik-tarikkan kan, kalo kalah pasti
diejek to,mbak? Ooh…eem….
Tema Deskriptif Tema Interpretatif Tema Diagnostik
Sebelumnya mainan gerobak
sodor.
Waktu itu jam 3 sore Ganis,
Bagas, Sena lagi main tarik
tambang.
Anak bermain
Anak bermain bersama
teman
Kebutuhan untuk
bermain
Kebutuhan afiliasi
dengan figur
teman-teman
Emosi kok mbak nek koyok
ngene. Hooh po? Emosi,mesti
muni-muni. Emosi piye
maksudmu? Opo nek dolanan
pasti kasar mbak.
Anak merasa emosi, main
dengan kasar
Kebutuhan untuk
agresi
Trus pas lagi main ini yang
dipikirin opo? Menang. Ya
menang kan tarik-tarikkan kan,
kalo kalah pasti diejek to,mbak?
Anak memikirkan
menang supaya tidak
diejek
Kebutuhan untuk
prestasi
Kartu 3
Ya. Lagi. Menurutmu lagi ngapain? Duduk. Em…certain lah,sebebas mungkin.
Ayahnya Dias lagi duduk di bangku, sambil merokok dan Dias di samping ayahnya
mereka sedang berbicara. Selesai. Lagi berbicara apa? Tentang ulang tahun. Tentang
ulang tahun Dias. Tanggal piro yo ? Tgl 3 juni. Trus, ibunya belum pulang dan setelah
pulang baru dikasih tahu. Eemm…Dikasih tahu apa? Tentang ulang tahun Dias.
Sebelumnya lagi ngapain? Lagi duduk-duduk bersama-sama. Mmm…Uwes.. Trus abis
duduk itu, ngopo meneh kui? Dias mandi, ayah e tidur. Ehem, terus perasaane piye?
Seneng. Sing ngendi sing seneng? Oki. Oki seneng? Heeh. Terus bapak e gimana? Ya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
seneng. Seneng juga. Trus yang dipikirin opo to kui? Ulang tahun. Ulang tahun e
sopo? Dias. Dian wae lah mbak, eh Dias ya? Sopo? Dian. Dian? Sing mau piye? Dadi ?
Dias wae lah. Yo.
Tema Deskriptif Tema Interpretatif Tema Diagnostik
Ayahnya Dias lagi duduk di
bangku, sambil merokok dan
Dias di samping ayahnya
mereka sedang berbicara.
Tentang ulang tahun. Tentang
ulang tahun Dias.
Jika (seorang anak)
sedang duduk dan
berbincang dengan ayah
Kebutuhan afiliasi
dengan figur ayah
Trus, ibunya belum pulang dan
setelah pulang baru dikasih tahu.
Anak memberi informasi
pada ibu setelah ibu
pulang
Kebutuhan afiliasi
dengan figur ibu
Cerita 4
Iki saiki. Pada waktu itu, ibunya Lintang sedang menggendong adeknya, mau membeli
buah di pasar dan Oki sedang naik sepeda di belakangnya. Ibunya Lintang terburu-buru
dan sampe mau jatuh. Ehe…Perasaannya takut. Takut kenapa? Takut mau jatuh.Siapa
itu? Ibunya Lintang.Mmm.. Oki. Oki yang mana? Yang ini…ini. Itu sebelumnya
ngapain ini? Sebelumnya ibunya Lintang pas jalan, mau lewat jalan dan Oki naik sepeda.
Mau kemana? Ke pasar. Ehem…trus abis jalan ini ngapain lagito? Beli buah. Beli
buah dan setelah beli buah, pulang.Itu yang dipikirin apa itu? Takut, kalo jatuh.Trus
perasaane? Sedih. Sedih? Sedih kenapa? Ya sedih, ya sedih. Sedihnya
kenapa?Sedihnya kalo sekali jatuh,adiknya gendongnya…..Em..ehem…Gitu..Udah.
Tema Deskriptif Tema Interpretatif Tema Diagnostik
Pada waktu itu, ibunya Lintang
sedang menggendong adeknya,
mau membeli buah di pasar dan
Oki sedang naik sepeda di
belakangnya.
Jika (seorang anak)
membeli makanan
Kebutuhan untuk
makan (primer)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Kartu 5.
Waktu itu, iki sopo yo? Morang dan Dian sedang tidur, tapi adeknya tidak bisa tidur terus
Dian mendongengkan Kartu dan akhirnya adeknya tidur, dan Dian tidur di kamarnya dan
adeknya tidur di keranjangnya. Perasaannya Dian senang. Ehem,, trus yang dipikirin
apa? Senang, kan sebelum tidur mereka bermain. Bermain apa? Main Sepak bola.Yang
dipikirin apa kui? Seneng.Senang? Perasaane opo kui? Perasaane seneng. Nek yang
dipikirin tadi senang katamu, itu kenapa? Soalnya bisa nidurin adeknya.Ehem….Trus
selain senang, yang dipikirin apalagi? Takut. Takut kenapa? Kalo nangis. Abis kayak
gini nih, abis gini, tadi nidurin adeknya. Habis itu ngapain? Tidur bersama-sama.Oke.
Adeknya cewek apa cowok? Cowok, namanya Morang.Oh iya.Morang.Ada yangmau
diceritain lagi gak?Gak ada.
Tema Deskriptif Tema Interpretatif Tema Diagnostik
Morang dan Dian sedang tidur,
tapi adeknya tidak bisa tidur
terus Dian mendongengkan
cerita dan akhirnya adeknya
tidur. Nek yang dipikirin tadi
senang katamu, itu kenapa?
Soalnya bisa nidurin adeknya.
Anak merasa senang
dapat membantu adik
untuk tidur
Kebutuhan untuk
menolong adik
Perasaannya Dian senang.
Senang, kan sebelum tidur
mereka bermain. Bermain apa?
Main Sepak bola.
Anak merasa senang
bermain dengan adik
Kebutuhan afiliasi
dengan figur adik
Setelah menidurkan adiknya,
tidur bersama-sama.
Jika (seorang anak)
sedang tidur bersama adik
Kebutuhan afiliasi
dengan figur adik
Kartu 6
Iki ngopo? Oh..dolanan. Waktu itu, iki sopo yo? Bima dan Irfan, dan Nanda sedang
bermain petak umpet. Tapi yang jadi Bima dan Irfan sama Nanda kecapekan dan tidur di
bawah pohon.Bima sulit mencarinya dan tidak tahu. Dan setelah ketahuan mereka sedang
tidur, dan Bima ikut tidur bersama-sama. Hatinya senang, perasaannya senang bisa tidur
bersama.Ini lagi tidur. Emm.. Sebelumnya ngopo kui?Sebelumnya mereka sedang main
sepak bola. Ehem. Terus mereka bosen to? Terus ngajak mainan petak umpet. Trus
habis dolanan petak umpet gek ngopo meneh? Mandi. Sopo sing mandi? Mereka
bertiga mandi trus makan. Yang dipikirin itu apa? Senang bisa tidur bersama-sama.
Selain itu? Takut. Takut? Takute kan kalo tidur di bawah pohon itu kan ketiban uler tu
loh mbak.Uler opo ulet? Ulet. Ulet sing kecil-kecil itu yo? Aku gilo karo kui, aku pas
manjat pohon sama Astuti itu ada di kuburan ada yang nakutin-nakutin, aku nangis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
soalnya takut sama sini tuh megang ulet tu lho mbak, trus nangis. Dikira aku takut.Ooo…
Perasaane opo sih mau kui? Senang. Senang? Senang kenapa? Bisa tidur bersama-
sama.Oke.
Tema Deskriptif Tema Interpretatif Tema Diagnostik
Bima dan Irfan, dan Nanda
sedang bermain petak umpet.
Sebelumnya, mereka sedang
main sepak bola.
Jika (seorang anak)
bermain bersama teman-
teman
Kebutuhan untuk
bermain
Kebutuhan afiliasi
dengan figur
teman-teman
Hatinya senang, perasaannya
senang bisa tidur bersama.
Ini lagi tidur.
Anak merasa senang tidur
bersama teman-teman
Anak tidur
Kebutuhan afiliasi
dengan figur teman
Kebutuhan untuk
pasif (primer)
Kartu 7
Ini buto ijo opo ngopo? Waktu itu Ganis sedang mau mengambil buah mangga, tetapi
tiba-tiba ada sosok yang datang.Terus Ganis ketakutan dan panjat pohon tetapi tidak bisa
dan jatuh akhirnya sosok itu mengambil Ganis dan tidak bisa dan Ganis menangis karena
ketakutan. Ganis minta teriak-teriak tapi tidak ada menolong.Trus sebelum itu ngapain?
Sebelumnya Ganis mainan petak umpet. Tetapi Ganis terlalu jauh yang bersembunyi dan
Ganis kelaparan dan melihat buah mau diambil. Apa kela apa? Kelaparan. Lihat buah?
Buah mangga yang manis terus Ganis memanjat karena ingin memakan.Terus?Terus
Ganis habis dapat buahnya ganis turun tapi ganis melihat sosok yang besar. Trus Ganis
ketakutan dan manjat tapi tadi bisa dan jatuh, trus nangis. Hooo..Bar kui opo meneh?
Hatinya Ganis takut. Ooo…Kalo dibawa dan tidak bisa ketemu sama orang tuanya lagi.
Perasaannya takut. Trus habis itu ngapain lagi? Trus Ganis takut to trus lari.
Ehem….Lari,sing dipikirke itu opo to? Takut. Yang dipikirin? Selain itu? Takut kalo
dibawa.Mmmm…Takut dibawa sama? Genderuwo. Apa? Genderuwo.Oh, ini
genderuwo? Mmmmm….. Tokoh utamanya siapa disini?Gak ada, genderuwonya.
Genderuwonya? Soale iki to? Tutupan kabeh.
Tema Deskriptif Tema Interpretatif Tema Diagnostik
Sebelumnya Ganis mainan petak
umpet.
Jika (seorang anak)
sedang bermain
Kebutuhan untuk
bermain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Tetapi Ganis terlalu jauh yang
bersembunyi dan Ganis
kelaparan dan melihat buah mau
diambil. Buah mangga yang
manis terus Ganis memanjat
karena ingin memakan.
Anak kelaparan dan
mengambil makanan
Kebutuhan untuk
makan (primer)
Terus Ganis habis dapat
buahnya Ganis turun tapi ganis
melihat sosok yang besar. Trus
Ganis ketakutan dan manjat tapi
tadi bisa dan jatuh, trus nangis.
Anak berusaha
menghindari bahaya
(raksasa)
Kebutuhan untuk
menyelamatkan
diri dari bahaya
Ganis minta teriak-teriak tapi
tidak ada menolong.
Anak meminta
pertolongan tapi tidak ada
yang menolong
Kebutuhan untuk
mendapat
pertolongan
Trus Ganis takut to trus lari. Anak melarikan diri dari
bahaya (raksasa)
Kebutuhan untuk
menyelamatkan
diri dari bahaya
Kartu 8
Waktu itu ada kumpulan ibu-ibu PKK, dan ibunya Afiza membawa adiknya yang
bernama Galuh, dia baru berusia 6 tahun dan kelas 1.Waktu itu ibu-ibu itu sedang minum
bersama-sama dan ada yang rumpi,dan ibunya Galuh sedang bilang suruh Galuh suruh
mandi pulang bersama ayahnya. Trus hatinya senang. Perasaannya senang bisa
berkumpul bersama-sama. Trus yang dipikirke opo neng kono? Senang. Senang? Ada
yang senang ada yang sedih. Sedih kenapa? Soalnya ada yang dirasani. Sing dirasani?
Galuh. Mmm….Ada yang dipikirin lagi? Gak. Trus sebelumnya ada apa?
Sebelumnya mereka berbicara mau rapat, dan rapat sorenya. Sorenya? Jam 4. Mm…trus?
Habis ini? Habis rapat mereka pulang mengambil…dan sholat. Mmm…. Ada yang tidur
ada yang sholat. Ini pas disini kapan? Hari Minggu. Tadikan ngomongnya rapat? Bar
kui ngopo? Rapat arisan hari Minggu jam 4. Opo iki maksude? Mmm….coba ulang
lagi, tadikan ini kata kamu ngapain? Arisan…waktu hari Sabtunya ibu-ibunya
berbicara minggunya mau arisan.Mmm….Dan setelah Minggu mereka arisan, setelah
arisan mereka berbicara dan yang rumpi. Arisannya jam 4 tetapnya. Tapi ada yang titip
dan ibunya Galuh nyuruh Galuh pulang sama ayahnya. Jadi sebelumnya ini?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Sebelumnya mereka berbicara dulu mau rapat. Oh itu… Yang dipikirin apa? Senang.
Senang? Bisa berkumpul. Setelah ini? Gak. Mmm…. Perasaane? Senang. Senang?
Perasaan yang dipikirin apa? Yang dirasain itu bisa berkumpul bersama. Yang
dipikirin? Yang dipikirin kalo dapat arisan.
Tema Deskriptif Tema Interpretatif Tema Diagnostik
Trus hatinya senang.
Perasaannya senang bisa
berkumpul bersama-sama.
Jika (seorang anak)
merasa senang bersama
dengan orang dewasa
Kebutuhan afiliasi
dengan figur orang
dewasa
Ibunya Galuh nyuruh Galuh
pulang sama ayahnya.
Anak disuruh pulang
dengan ayahnya
Kebutuhan afiliasi
dengan figur ayah
Kartu 9
Waktu itu adik sedang tidur tapi dia tidak bisa tidur karena pintunya terbuka. Adik tidur
jam 7 malam. Habis…sebelum tidur adik menonton TV yang filmnya spongebob. Trus
adik jam 7 tidur, sebelum tidur cuci kaki trus tidur. Habis tidur adik tidak bisa tidur
karena pintunya tidak ditutup. Trus adik melamun karena melihat pintunya.Hatinya
senang…eh…sedih karna tidak bisa tidur. Pikirannya takut. Takut kenapa? Kalo ada
apayang masuk. Mmm….Dah. Jagoannya adik. Sebelumnya ngapain? Lagi nonton TV,
nonton spongebob. Nonton aja trus habis ini, habis ini ngapain? Habis ini jam 6 adik
mandi trus berangkat sekolah pake sepatu. Ini malem lho mbak? Ini malem? Mmmm….
Bisa tidur gak dia? Gak bisa. Karena nek turu lawange dibuka gak bisa turu to mbak?
Oh gitu…. Yang dipikirin apa tadi? Sedih…eh takut. Takut? Takut kenapa? Kalo ada
apa yang masuk. Perasaane? Sedih karena tidak bisa tidur.Udah.
Tema Deskriptif Tema Interpretatif Tema Diagnostik
Adik tidur jam 7 malam. Adik tidur Kebutuhan untuk
pasif
Sebelum tidur adik menonton
TV yang filmnya spongebob
Anak menonton televisi Kebutuhan untuk
pasif
Kartu 10
Waktu itu Nunu sedang mainan sepak bola bersama teman-temannya. Tetapi Nunu mau
BAB, buang air besar dan tidak kuat menahan dan buangnya di celana. Mmm…Nunu trus
pulang karena diejeki temannya, trus Nunu pulang, diantari ibunya tuk ke kamar mandi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
tuk cebok. Setelah itu nunu takut perasaannya, karena takut kalo diejek lagi. Dan
pikirannya sedih. Takut diajak lagi ngopo? Takut diejek lagi, mbak, sama teman-
temannya. Diejek? Mmm… Yang dipikirin apa? Sedih. Kenapa? Sedihnya kalo kayak
gitulagi. Kayak gitu, lha maksudnya? BAB. Memang BAB kenapa? BAB kepiye?
Aku wis tau ngebrok soale, Mbak. Pas hari Senin ngeberak celana. Trus perasaane
piye? Perasaane takut eh sedih. Mmmm…. Takut kenapa? Takut diejek sama teman-
temane. Mmm...selain itu, yang dipikirinapa lagi? Gak mau main. Gak mau main.
Trus…mmmm habis dicebokin ibunya, trus ngapain dia? Nunu mandi.Mmm… Nunu
nonton televisi. Nonton televisi.
Tema Deskriptif Tema Interpretatif Tema Diagnostik
Waktu itu Nunu sedang mainan
sepak bola bersama teman-
temannya.
Jika (seorang anak)
bermain bersama teman-
teman
Kebutuhan afiliasi
dengan figur
dengan teman-
teman, kebutuhan
untuk bermain
Tetapi Nunu mau BAB, buang
air besar dan tidak kuat menahan
dan buangnya di celana.
Anak mau buang air besar
karena tidak tahan maka
buang air di celana
Kebutuhan untuk
buang air ;
urination (primer)
Nunu trus pulang karena diejeki
temannya.
Anak pulang,
menghindari ejekan
temannya
Kebutuhan untuk
menghindar dari
rasa hina
Diantari ibunya tuk ke kamar
mandi tuk cebok.
Anak dibantu ibunya
untuk membersihkan
badan
Kebutuhan untuk
diberi pertolongan
oleh ibu
Anak memikirkan gak mau main
lagi.
Anak tidak mau bermain
lagi
Kebutuhan untuk
menolak suatu
kegiatan
Habis dicebokin ibunya, trus
ngapain dia? Nunu mandi.
Mmm… Nunu nonton televisi.
Nonton televisi.
Anak menonton televisi
Kebutuhan untuk
pasif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran 3. Verbatim Cerita dan Tabel Kebuthan Subjek 2, ANM
Kartu 1
Pada hari libur, Andi, Nina, dan Marchel makan bersama. Mereka sangat senang. Mereka
makan dengan lauk ayam. Andi makan sambil bicara tau-tau tersedak. Ibu tidak memberi
minum, jadinya Andi tersedak karena makan sambil bicara. Nina menasihati Andi, “Andi
kalau makan jangan sampai berbicara.” Andi mengikuti nasihat Nina. Sebelumnya
mereka merapikan tempat tidur, sikat gigi/ menggosok gigi, mandi. Sehabis mandi
mereka bersepeda gembira tapi Marchel tidak punya sepeda. Nina ini siapanya si Andi?
Adik. Marchel kan ga punya sepeda terus mereka bersepeda gembira, trus
terakhirnya akhirnya gimana? Dipenjemi. Dipenjemi karo sopo? Andi.
Pikiran : nilai hasil ulangan.
Tema Deskriptif Tema Interpretif Diagnostik
Pada hari libur, Andi, Nina,
dan Marchel makan
bersama. Mereka sangat
senang. Mereka makan
dengan lauk ayam.
Jika anak merasa senang
karena makan bersama
Kebutuhan afiliasi
dengan figur teman-
teman
Kebutuhan untuk
makan (primer)
Andi makan sambil bicara
tau-tau tersedak. Nina
menasihati Andi, “Andi
kalau makan jangan sampai
berbicara.” Andi mengikuti
nasihat Nina.
Anak menasehati kakak Kebutuhan untuk
mendominasi kakak
Sebelumnya mereka
merapikan tempat tidur,
sikat gigi/ menggosok gigi,
mandi.
Anak merapikan tempat
tidur
Kebutuhan untuk
ketertiban
Sehabis mandi mereka
bersepeda gembira
Anak bermain bersama
teman-teman
Kebutuhan afiliasi
dengan figur teman-
teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Kartu 2
Ando, Cecep, Nando sedang tarik tambang. Mereka curang, Ando sendiri. Cecep, Nando
berdua tetap menang Cecep sama Nando karena mereka berdua. Kasihan Ando, Ando
kalah. Katanya, “Kalah atau menang itu soal biasa. Nah, walaupun kita kalah tetap
semangat. Yang dipikirkannya adalah hasil lulusan sekolah. Mereka bermain / bertanding
satu lawan dua. Sebelumnya mereka melakukan latihan tarik tambang. Cecep dan
adiknya, Nando bermain dengan curang. Sehabis itu mereka pulang mandi. Perasaan
mereka sangat senang. Curangnya kenapa to? Kan Nando sama Cecep kan berdua,
Ando sendiri. Oh curang itu? Heeh. Mereka senengnya kenapa tu? Ya bermain tarik
tambang.
Tema Deskriptif Tema Interpretif Diagnostik
Ando, Cecep, Nando
sedang tarik tambang.
Jika anak bermain
bersama teman-teman
Kebutuhan untuk
bersama teman-teman
Yang dipikirkannya adalah
hasil lulusan sekolah.
Anak memikirkan hasil
lulusan sekolah
Kebutuhan akan
prestasi
Perasaan mereka sangat
senang karena bermain
tarik tambang.
Anak merasa senang
bermain tarik tambang
Kebutuhan untuk
bermain
Kartu 3
Bapak Udin dan Andi duduk bersama. Mereka berbicara dengan orang. Sepertinya
mereka berbicara sama Pak Haris sedang merencanakan tentang bertamasya ke Pantai
Parangtritis. Sebelumnya, Pak Udin dan Andi makan bersama. Mereka sangat senang.
Andi, Pak Udin sungguh senang hati akan diajak bertamsya ke Pantai Parangtritis.
Sehabis itu mereka minum kopi bersama-sama. Yang dipikirkan adalah bagaimana untuk
pergi ke Pantai Parangtritis. Perasaannya sangat senang. Udin sama Adi tuh siapa? Pak
Udin itu bapaknya, Adi itu anaknya. Trus, apa pada akhirnya, akhirnya mereka
gimana? Pada akhirnya sampai sana, trus bermain, pulang.
Tema Deskriptif Tema Interpretif Diagnostik
Sebelumnya, Pak Udin dan
Adi makan dan minum
Jika anak makan bersama
ayah
Kebutuhan afiliasi
dengan figur ayah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
bersama.
Bapak Udin dan Adi duduk
bersama. Mereka berbicara
dengan orang. Sepertinya
mereka berbicara sama Pak
Haris sedang merencanakan
tentang bertamasya ke
Pantai Parangtritis.
Anak duduk bersama dan
berbincang bersama ayah
dan figur dewasa
Kebutuhan afiliasi
dengan figur ayah dan
figur dewasa
Pada akhirnya sampai sana,
trus bermain, pulang.
Anak bermain Kebutuhan untuk
bermain
Kartu 4
Dimas dan Ibu Harni, Tasya mereka bertamasya ke pantai. Mereka harus cepat-cepat
karena nanti terlambat. Ibu Harni membawa anak bayi yang kecil dinamakan Tasya.
Dimas menaiki sepeda, sedangkan Ibu Harni dan Tasya berjalan kaki. Sehabis itu, mereka
pulang langsung mandi. Sebelumnya mereka mencari angkot tetapi tidak ada terpaksa
jalan kaki. Mereka memikirkan Tasya. Dimas, Ibu Harni, Tasya itu siapa? Ibu Harni itu
ibunya Dimas, Tasya anaknya. Trus mereka senang, kenapa? Senangnya kan karena
mereka jalan-jalan.
Tema Deskriptif Tema Interpretif Diagnostik
Dimas dan Ibu Harni,
Tasya mereka bertamasya
ke pantai.
Jika anak bertamasya
dengan ibu dan adik
Kebutuhan afiliasi
dengan figur ibu dan
adik
Dimas kasihan kepada
Tasya yang sedang sakit..
Anak merasa kasihan
dengan adiknya
Kebutuhan untuk
menolong adik
Perasaan mereka sangat
senang. Senangnya kan
karena mereka jalan-jalan.
Anak merasa senang
karena jalan-jalan
Kebutuhan untuk
bermain
Kartu 5
Ica dan Bintang sedang bermain bersama mereka senang. Mereka bermain di tempat
tidur. Ibu sedang tidur. Bintang menangis, yang menolong Ica. Ibunya nggak mau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
menggendong. Sebelumnya mereka bangun pagi, mandi, makan, eh… tiba-tiba Bintang
menangis aku menolongnya. Sesudahnya mereka kembali tidur di kamar masing-masing.
Yang dipikirkan adalah bagaimana Bintang cepat sembuh dari rasa sakitnya. Perasaannya
sangat sedih karena Bintang sakit karena rewel tidak diberi susu, ibunya pura-pura tidak
peduli. Ibunya ga mau gendong, kenapa itu? Kan males bangun. Trus bintang
menangis, menangis aku menolongnya. Kenapa? Bintang menangis karena ga disusui.
Tema Deskriptif Tema Interpretif Diagnostik
Ica dan Bintang sedang
bermain bersama mereka
senang. Mereka bermain di
tempat tidur.
Jika anak bermain
bersama adik
Kebutuhanafiliasi
dengan figur adik
Bintang menangis, yang
menolong Ica. Sebelumnya
mereka bangun pagi,
mandi, makan, eh… tiba-
tiba Bintang menangis aku
menolongnya.
Anak menolong adik
yang menangis
Kebutuhan untuk
menolong figur adik
Sesudahnya mereka
kembali tidur di kamar
masing-masing.
Anak tidur di kamar
masing-masing
Kebutuhan untuk
otonom
Kebutuhan untuk
tidur (primer)
Yang dipikirkan adalah
bagaimana Bintang cepat
sembuh dari rasa sakitnya.
Perasaannya sangat sedih
karena Bintang sakit karena
rewel tidak diberi susu,
ibunya pura-pura tidak
peduli.
Anak merasa sedih dan
memikirkan adik yang
sedang kesusuhan
Kebutuhan untuk
menolong figur adik
Kartu 6
Mutia, Alif, Riski mereka tinggal di pinggir hutan. Tiba-tiba Riski bangun. Ibu Mutia
langsung menidurkan lagi. Mereka kedinginan/ tidak ga? Mereka kedinginan/ tidak ga?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Kasihan mereka, aku nggak tega melihat dia. Sebelumnya mereka tinggal di rumah yang
mewah. Sekarang malah jadi miskin karena hartanya diambil semuanya. Sesudahnya
mereka mencari makanan dan minuman. Mereka merasakan hati yang sedih. Sedih karena
menjadi gelandangan. Mereka memikirkan tempat yang aman. Diambil sama siapa ini?
Sama ayahnya. Ayahnya? Kenapa kok ayahnya ngambil? Ga tau, pingin harta.
Memangnya tempat yang sekarang kenapa? Di hutan kan dingin kan mbak. Ya uwis.
Pinginnya tempat kayak apa? Ya Mewah, sederhana.
Tema Deskriptif Tema Interpretif Diagnostik
Sesudahnya mereka
mencari makanan dan
minuman.
Anak memenuhi
kebutuhan primer makan
dan minum
Kebutuhan untuk
makan dan minum
(primer)
Mereka merasakan hati
yang sedih. Sedih karena
menjadi gelandangan.
Mereka memikirkan tempat
yang aman. Di hutan kan
dingin kan mbak.
Pinginnya tempat kayak
apa? Ya Mewah,
sederhana.
Anak memikirkan dan
menginginkan tempat
yang aman
Kebutuhan untuk rasa
aman
Kartu 7
Raksasa. Novi, katanya sih, sudah berteman eh.. Raksasa itu malah mau memangsa Novi
yang masih kecil. Sebelumnya mereka sahabat sejati tak kan terpisahkan. Sesudahnya
mereka tidak saling bertemu. Ia merasakan hati yang sangat kaget waktu raksasa datang.
Raksasa itu pembohong. Yang dipikirkan, Novi mencari orang tuanya tapi tak kembali-
kembali. Raksasa lagi lapar, eh ketemu ini malah dimangsa. Padahal raksasa mengajak
berteman sebelumnya. Novi besok akan dijadikan lalapan untuk raksasa. Jadi sekarang
udah dimakan belum? Belum, besoknya haha. Dulu dulu dulu dulu itu kan bersahabat
Novi sama orang tuanya dilarang berteman sama raksasa. Ya udah Novi nurut sama orang
tuanya. Raksasa ninggalin, Novi juga ninggalin. Ya uwis. Sekarang berteman lagi tapi
raksasanya pembohong. Novi lari dia merasa mau dilalap. Pada akhirnya? Pada
akhirnya Novi dimakan. Perasaan : kaget. Orang tuanya ke mana ini? Ya pergi anake
kan nakal. Nakalnya ngapain memangnya? Dinasehati ga mau. Dilarang berteman
sama orang tuanya kenapa rakasasanya? Kan raksasa kan orang tuanya tau kalau
raksasa pembohong.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Tema Deskriptif Tema Interpretif Diagnostik
Raksasa. Novi, katanya sih,
sudah berteman eh..
Sebelumnya mereka
sahabat sejati tak kan
terpisahkan.
Jika anak bersahabat
dengan figur yang lebih
yang kuat (raksasa)
Kebutuhan afiliasi
dengan figur yang
lebih kuat
Yang dipikirkan, Novi
mencari orang tuanya tapi
tak kembali-kembali.
Orang tuanya ke mana
ini? Ya pergi anake kan
nakal. Nakalnya ngapain
memangnya? Dinasehati
ga mau.
Anak mencari orang
tuanya
Anak membantah nasehat
orang tua
Kebutuhan untuk
bergantung pada
orang tua
Kebutuhan untuk
melawan perintah
figur orang tua
(otonomi resisten)
Dulu dulu dulu dulu itu kan
bersahabat Novi sama
orang tuanya dilarang
berteman sama raksasa. Ya
udah Novi nurut sama
orang tuanya. Raksasa
ninggalin, Novi juga
ninggalin.
Anak patuh pada larangan
orang tua
Kebutuhan untuk
tunduk pada figur
orang tua
Novi lari dia merasa mau
dilalap.
Anak melarikan diri dari
bahaya
Kebutuhan untuk
menghindar dari
bahaya
Kartu 8
Rani, Kesya, Dahlia, Dian mereka minum kopi bersama. Rani sama Kesya kayaknya
merencanakan sesuatu yang buruk. Sebelumnya Dahlia mengundang untuk merencanakan
liburan. Mereka pulang, mandi, cuci tangan, makan. Perasaan mereka sangat senang.
Yang dipikirkan adalah biaya untuk liburan. Mereka merencanakan liburan di kampung
ini kan belum pernah ada yang liburan, jadi Bu Dahlia mengajak semua kampung liburan.
Habis itu, ini ngapain? Ini baru ya ngobrol merencanakan liburannya itu. Heem.
Merencanakan sesuatu yang buruk itu apa? Ini sama ini itu pura-pura ya mbak,
ngerjain ini. Mau ngerjain karena apa itu? Karena Rani sama Kesya itu mau balas dendam
karena dia menukar anaknya ini sama ini. Jadinya ini balas dendam. Dahlia, Kesya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Rani, itu temenan apa ga? Ga. Temenan cuma pura-pura. Siapa yang temanan? Rani
sama kesya. Dahlia Diannya ini? Ya temenan. Tapi Rani sama Kesya itu jahat.
Jahatnya kenapa? Kan mereka balas dendam. Trus ini apa, pada akhirnya gimana?
Akhirnya mereka pergi berlibur dan sangat senang.
Tema Deskriptif Tema Interpretif Diagnostik
Rani, Kesya, Dahlia, Dian
mereka minum kopi
bersama.
Jika anak minum kopi
bersama teman-teman
Kebutuhan untuk
bersama teman-teman
Mereka pulang, mandi, cuci
tangan, makan.
Anak membersihkan diri
dan makan
Kebutuhan untuk
membersihkan diri
dan makan (primer)
Karena Rani sama Kesya
itu mau balas dendam
karena dia menukar
anaknya ini sama ini.
Jadinya ini balas dendam.
Anak membalas dendam Kebutuhan untuk
agresi
Akhirnya mereka pergi
berlibur dan sangat senang.
Anak sangat senang
berlibur
Kebutuhan untuk
bermain
Kartu 9
Bima membuka pintu kamarnya pada waktu pagi hari. Sebelumnya Bima mandi di WC.
Bima sangat ketakutan. Sesudahnya Bima keluar. Bima langsung balik ke kamar, padahal
di luar tidak ada siapa-siapa. Perasaan Bima ketakutan. Ia memikirkan siapa orang itu.
Ketakutan kenapa Bimanya? Ada yang ngetuk pintu, pas dilihat nggak ada. Bima
ketakutan padahal anak kecil yang ngelempar batu. Oh, gitu. Trus akhirnya gimana ya?
Akhire bima kan ketakutan njukan, mau mandi di wc itu lagi. Trus ya udah ga jadi mandi.
Tema Deskriptif Tema Interpretif Diagnostik
Bima sangat ketakutan
karena ada yang ngetuk
pintu, pas dilihat nggak
ada. Bima langsung balik
ke kamar, padahal di luar
Jika anak pergi ke tempat
aman
Kebutuhan untuk
menghindardari
bahaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
tidak ada siapa-siapa.
Kartu 10
Ayah mengeriki Mario. Mario menangis. Kasihan dia. Sebelumnya Mario sakit karena
hujan-hujanan. Sesudahnya Mario tidur di kamar yang nyaman. Perasaan Mario
kesakitan. Ia memikirkan bagaimana cara dia sembuh. Pas hujan-hujannya dia terpeleset,
seluruh tubuhnya kepeleset. Pulang-pulang dia nangis. Ayah mengeriki ini kenapa?
Karena mario hujan-hujanan. Pas dikerikin? Dia merasa kesaaal karena dikerikin.
Kenapa kesal pas dikerikin? Kan dikerikin sakiiitt.. Mario menangis kenapa?
Dikerikin. Mario langsung nangis. Kasihan dia. Perasaan mario kesakitan ini kenapa?
Kan dikerikin, Mbak. Pada akhirnya, terakhire piye? Mario sembuh.
Tema Deskriptif Tema Interpretif Diagnostik
Dia merasa kesaaal karena
dikerikin. Kenapa kesal
pas dikerikin? Kan
dikerikin sakiiitt..
Anak merasa kesal karena
dikerik
p agresi
Sesudahnya Mario tidur di
kamar yang nyaman.
Anak tidur Kebutuhan untuk
pasif (primer)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Lampiran 4. Verbatim Cerita dan Tabel Tema Utama Subjek 3, PWJ
Kartu 1
Ini apa, ini ayam? Ayam bukan ini? Mbak kan cuma penonton, Put. Hehe (diam agak
lama) Ini ayam to. Ayahnya kok ga kelihatan? Terserah Putra. Mbak Ica kan nurut.
Gimana kartunya? Yok. Pada suatu hari si ayam disuruh makan bersama ayahnya.
Makan bubur. Ayam membawa mangkok dan sendok. Ayam mau makan, ayahnya
datang. “Hei, hei anak-anak. Sekarang kalian makan bubur, ya. Ayam berkata, “Iya. Ini
beli di mana, Yah?” Ayah berkata, “Di seberang sungai.” Kok banyak banget. “Kamu
lapar enggak?” Wis, rampung. Cepet. Sebelumnya ngapain ini? Yang pake ini, putih-
putih ini apa? Menurutmu apa? Sapu tangan eh serbet. Ayam mengambil serbet. Ayam
satunya tidak mengambil. Ia disuruh mengambil, yang satunya tidak. Ayahnya berkata,
“Ayo mengambil.” “Tidak mau.” Anaknya berkata, “Enak buburnya. Aku mau lagi,
Yah.” “Situ ambil.” Dah, rampung. Setelah makan bubur, kegiatannya ngapain?
Sudah makan bubur, mencuci piring dan sendok. “Semuanya harus kerja.” “Iya, Pak.”
“Aku mau kerja dulu, Dek, Dek, Nak, Nak. Harus beres-beres ya.” “Ya.” “Udah, ya.
Asalamualaikum.” Ini yang dipikirin apa? Ayam makan bubur. Ayamnya mikir apa?
Pas lagi makan, ayamnya mikir apa to? Mikir, mikir, mikirin main. Mikirin main?
Iya, sukanya main. Mereka ini merasakan apa? Enak. Enak apa? Enak makan bubur.
Kalau perasaan mereka ? Baik. Baik yang gimana? Karena ga ada masalah. Ga ada
masalah? Biasanya gimana? Dicekel orang. Maksudnya? Dienyek-enyek, dibuat
dolanan, nanti dicekeli, dielus-elus. Apanya? Ayamnya. Pas sebelum makan, ini
kegiatannya apa? Lari-lari sama temen-temen, kejar-kejaran. Abis kejar-kejaran
terus? Disuruh makan sama ayahnya.
Tema Deskriptif Tema Interpretif Diagnostik
Pas sebelum makan, ini
kegiatannya apa? Lari-lari
sama temen-temen, kejar-
kejaran.
Jika (seorang anak)
sedang lari-lari kejar-
kejaran dengan teman-
temannya
Kebutuhan afiliasi
dengan figur teman-
temannya
Pada suatu hari si ayam
disuruh makan bersama
ayahnya. Makan bubur.
Ayam membawa mangkok
dan sendok. Ayam mau
makan, ayahnya datang.
Ayam disuruh ayah
makan bubur
Kebutuhan untuk
makan (primer)
Ayam mengambil serbet.
Ayam satunya tidak
Ayam menolak perintah
ayah untuk mengambil
Kebutuhan untuk
otonom (resisten)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
mengambil. Ia disuruh
mengambil, yang satunya
tidak. Ayahnya berkata,
“Ayo mengambil.” “Tidak
mau.”
serbet terhadap figur ayah
Pas lagi makan, ayamnya
mikir apa to? Mikir, mikir,
mikirin main. Mikirin
main? Iya, sukanya main.
Ayam memikirkan main Kebutuhan untuk
bermain
Kartu 2
Beruang. Beruang besar dan kecil sedang menarik tambang. Beruang besar kelelahan.
Beruang kecil masih tidak lelah. Beruang besar satunya menarik tali. Kencang sekali.
Beruang tidak mampu menarik lagi. Beruang itu kesel, kesel dan ia melepaskan tali itu. Si
kecil masih menarik. Si kecil jatuh dan si beruang menolongnya. Tali itu lepas. Dia
melepaskannya dan membantu si kecil. “Jangan jatuh, Kecil,” bapaknya berkata. “Ayo,
Kecil. Kita harus bertahan.” Habis harus bertahan itu gimana lanjutannya? Bertahan
jangan jatuh. Trus, habis itu ngapain lagi? Si Kecil bertahan dan dia terpeleset dan dia
jatuh ke jurang. Si beruang besar mengejarnya. Beruang satunya menarik tali yang
dipegang beruang besar dan si Kecil jatuh dan dia melompat memegang tali itu. Si Kecil
minta tolong, “Tolong, Ayah.” Ada seseorang yang mau menangkapnya. Si beruang
datang menghantamnya. Dia pergi dan dia menembak beruang besar itu dan beruang
besar itu setelah ditembak meninggal. Ibunya menangis dan anaknya menangis. “Ayah,
Ayah. Kenapa kamu meninggal?” “Aku ditembak.” Sudah selesai. Gitu. Ayahnya yang
beruang kecil yang mana? Yang ini (beruang sendirian). Ini ibunya (menunjuk pada
gambar). Jadi, yang ditembak itu siapa? Ayahnya. Jadi, ibunya main bareng..?
Anaknya. Yang ngomong kamu harus bertahan tadi itu siapa? Ibunya. Sebelum main
tarik tambang ngapain to? Anaknya, “Ayo, Pa, Ibu, tarik tambang.” Sebelumnya lari-
lari sama ibunya anaknya. Lari kejar-kejaran. Mereka ini mikir apa pas lagi main?
Anakku nanti jatuh. Ini jurang, nanti jatuh. Jatuh beneran. Trus perasaannya khawatir.
Khawatir kenapa? Anaknya mau jatuh. Trus? Ya udah.
Tema Deskriptif Tema Interpretif Diagnostik
Sebelum main tarik Ibu dan anak lari-lari, Kebutuhan afiliasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
tambang ngapain to?
Anaknya, “Ayo, Pa, Ibu,
tarik tambang.”
Sebelumnya lari-lari sama
ibunya anaknya. Lari kejar-
kejaran.
kejar-kejaran dengan figur ibu
Beruang besar (ibu) dan
kecil sedang menarik
tambang.
Jika (seorang anak)
beruang kecil bekerja
sama menarik tambang
dengan beruang besar
(ibu)
Kebutuhan
afiliasi dengan
figur ibu
“Jangan jatuh, Kecil,”
bapaknya berkata. “Ayo,
Kecil. Kita harus bertahan.”
Beruang besar memberi
semangat untuk anaknya.
Kebutuhan untuk
ditolong oleh figur
ayah
Beruang satunya menarik
tali yang dipegang beruang
besar dan si Kecil jatuh dan
dia melompat memegang
tali itu. Si Kecil minta
tolong, “Tolong, Ayah.”
Ada seseorang yang mau
menangkapnya. Si beruang
datang menghantamnya.
Anak beruang meminta
tolong pada ayah karena
ada bahaya dan ayah
menolong
Kebutuhan untuk
ditolong oleh figur
ayah
Kartu 3
Singa. Ah, singa tua. Suatu hari singa tua ini mengaum-mengaum dan dia sombong.
Sebuah kecoa mengejek singa tua, “Kamu jangan sombong. Kalau kamu sombong, kamu
sakit nanti.” “Tidak apa-apa.” Dia mengejar rusa yang kecil-kecil banyak dan ketangkap
dua dimakannya. Sekarang dia tua. Sekarang dia sedang berokok dan bosan mikirin
tuanya matinya di mana. Mati, mati, mati, mati, matinya di mana aku nanti. Si macan
datang dan singa-singa sini. “Aku lagi sakit, Macan. Aku tidak mau main.” Si rusa
mengejek, “Singa sekarang tidak mau main sama aku lagi.” “Aku sekarang tidak
sombong, aku sekarang baik, aku tidak makan daging lagi. Aku makan buah-buahan.”
Selesai. Siapa tadi yang ngomong? Yang ngomong piye? Rusa. Rusa. Ini? (sambil
menunjuk ke gambar) Ini kecoanya. Ini sombong kenapa ini? Sombong karena senang
menakali teman-temannya. Dia sombong dan dia usil dengan teman-temannya. Si macan
datang. “Ayo, singa, bermain.” Singa berkata, “Tidak.” Rusa mengejek singa, “Kenapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
kamu tidak mau makan daging lagi?” “Tidak mau. Sekarang aku baik, aku tidak makan
daging, aku mau makan buah-buahan. Udah, selesai. Hemm, sebelumnya ngapain?
Sebelumnya anu, mau mengejar rusa, ketangkap dua mau dimakan darahnya banyak
rusanya langsung dimakan dari tulangnya. Hemm, trus habis itu ngapain? Abis itu jadi
tua. Abis apa? Abis mengejar langsung dikatain sama kecoanya. “Hei, singa tua, eh singa
muda. Kamu kalau sombong akan jadi tua.” “Tidak pa-pa.” Jadi tua beneran. Trus,
kenapa singanya ga makan daging lagi? Karena singanya baik, jadi makan buah-
buahan. Trus, sesudah di sini (menunjuk gambar) ngapain? Ini bawa rokok duduk,
singanya sakit. Katamu sakit, kenapa? Singanya sakit jadi tua. Diulang ya, singanya
ngejer rusa ya kan? Makan rusa trus dikatain sama kecoa ini. Singa berkata,
“Tidak pa pa. Biarin, aku jahat og.” Gitu. Trus? Dia jadi sakit tua jadi baik trus
makan buah-buahan. Kecoanya lari. Lari kenapa kecoanya? Takut sama singa kiranya
jahat tapi singanya baik. Ini singanya lagi mikirin apa? Aku tidak mau jadi jahat lagi.
Aku mau baik. Perasaannya gimana? Aduh, nanti aku meninggal di mana ya? Umurku
sudah tua, anakku masih kecil-kecil. Trus, yang dirasain apa? Merasa apa sih?
Khawatir. Khawatir kenapa? Khawatir kalau anaknya nanti kalau bapaknya sudah
meninggal, anaknya disakiti sama gajah, rusa diejek-ejek.
Tema Deskriptif Tema Interpretif Diagnostik
Perasaannya gimana?
Aduh, nanti aku meninggal
di mana ya? Umurku sudah
tua, anakku masih kecil-
kecil. Trus, yang dirasain
apa? Merasa apa sih?
Khawatir. Khawatir
kenapa? Khawatir kalau
anaknya nanti kalau
bapaknya sudah meninggal,
anaknya disakiti sama
gajah, rusa diejek-ejek.
Jika (seorang anak) ayah
singa mengkhawatirkan
anaknya
Kebutuhan untuk
ditolong oleh figur
ayah
Kartu 4
Kanguru. Kanguru kecil bermain sepeda. Ibunya loncat–loncat membawa susu dan
anaknya yang digendong di kantungnya membawa balon dan dia mau ke hutan. Ada asap
ngiiing ngiing. “Itu rumah, jangan takut,” kata ibunya. “Bu, aku takut.” Ibunya memakai
topi dan tas dan susunya tumpah satu. Anaknya mengambil tapi sudah pecah. Anaknya
menangis dan dia kesakitan kena beling dan adiknya satunya. “Kenapa kamu, Kak?”
“Aku kena beling.” Kata ibunya, “Kamu jangan mengambil susu yang pecah karena itu
beling.” “Aku tidak tahu, Ibu.” “Besok, kalau ada susu yang pecah jangan diambil,” kata
ibunya. Kata anaknya, adiknya, “Kak, kamu belum meninggal to?” “Belum, ya.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Langsung adiknya diboncengkan sama kakaknya dan kakaknya menggenjot sebanter-
banternya dan dia menabrak batu dan pohon. Dia kesakitan. Adiknya menangis.
“Huhuhu..” “Kenapa kamu, Dik?” “Aduh, kakiku berdarah.” Sepedanya dia rusak dan
protol. Ibunya berkata, “Jangan keras-keras kalau menggenjot dan dia tidak mengikutinya
dan akhirnya selesai. Adiknya nangis kenapa? Tangannya kena batu dan ini kayu
ranting-ranting. Sebelumnya mereka ngapain? Mau beli susu, sudah beli langsung
susunya pecah. Ini mau ngambil kena kaca. “Aduh, apa ini? Darah. Oh, sebelumnya beli
susu. Ini mau ke mana to? Ini mau ke hutan. Trus, mau ngapain? Mau ke rumahnya.
Rumahnya. Ini kan laut. Ini ada kapal. (menunjuk gambar) Oeengg… “Aku takut.”
“Tidak apa-apa.” Ini kan lagi dalam perjalanan, setelah mereka melakukan
perjalanan mereka ngapain? Mereka pulang. Ini yang dipikirin apa ya? Nanti
anakku numpak sepeda banter-banter adiknya dijak. Langsung dia mikir, ibunya mikir.
Awas, ada batu. Nanti anakku jatuh atau tidak. Jatuh beneran. Yang mana yang jatuh?
Yang ini sama adiknya. Adiknya ini ikut kakaknya? Hooh. Ini ditumpaki banter nabrak
batu, kayu langsung jatuh. Merasakan apa mereka? Merasa khawatir nanti anaknya
jatuh. Oh, khawatir.
Tema Deskriptif Tema Interpretif Diagnostik
Kanguru kecil bermain
sepeda.
Jika (seorang anak)
kanguru kecil bermain
sepeda
Kebutuhan untuk
bermain
Ada asap ngiiing ngiing.
“Itu rumah, jangan takut,”
kata ibunya. “Bu, aku
takut.”
Ibu menenangkan anak Kebutuhan untuk
ditolong oleh figur
ibu
Langsung adiknya
diboncengkan sama
kakaknya dan kakaknya
menggenjot sebanter-
banternya dan dia
menabrak batu dan pohon.
Dia kesakitan. Adiknya
menangis. “Huhuhu..”
“Kenapa kamu, Dik?”
Anak membonceng adik,
bersepeda kencang dan
menabrak hingga terluka
dan sepedanya rusak
Kebutuhan untuk
agresi (destruktif)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
“Aduh, kakiku berdarah.”
Sepedanya dia rusak dan
protol.
Ibunya berkata, “Jangan
keras-keras kalau
menggenjot dan dia tidak
mengikutinya.
Anak menolak untuk
mengikuti nasehat ibu
Kebutuhan untuk
otonom (resisten)
terhadap figur ibu
Kartu 5
Opo iki ? opo iki mbak ra jelas e. Tikus opo dudu e? Piye kui kartune? Suatu hari tikus
mau tidur dan diganggu sama tikus adiknya. “Dik, kamu jangan nakal. Aku mau tidur.”
“Oh, ya. Aku bareng ya.” “Ya.” Ibunya berkata, “Cepat tidur ini sudah malam.” “Nanti
dulu, Bu. Mau main crazy bird. Crazy bird yang diselentik itu. Sekarang ibunya tidur dan
ayahnya. Ayahnya bertutup selimut dan ibunya. Anaknya kedinginan dan anaknya sakit.
Sudah pagi. Kring kring. Kucing berkata, “Tikus keluar.” “Tidak mau, kamu siapa?”
“Aku temanmu, Tikus.” Dia keluar dan berkata, kucing meong. Dia lari tikus ngandake
ibunya dan ayahnya. “Ayah, ibu, ada kucing.” Dan kucing itu masih mengejar. Lawang,
pintu di depan ditutup. Selesai. Itu yang sakit siapa? Sakit? Itu katamu ada yang
sakit? Adiknya sakit panas. Sebelumnya ngapain itu? Dolanan crazy bird. Hemm,
terus sesudahnya? Ini lagi ngapain kartunya? Lagi mainan crazy bird. Ibunya berkata,
“Nak, segera tidur.” “Nanti dulu, aku mau mainan crazy bird.” Ini kan lagi mainan
crazy bird, sebelumnya? Sebelumnya dia bermain kejar-kejaran. Habis tutup pintu itu,
apa yang terjadi? Kucing itu mendobrakin pintu, meong meong. Anaknya berlari dan
berkata sama ibu, “Ibu, ayah, ada kucing.” Ibunya menutup pintu depan dan belakang.
Pintu depan dan belakang ditutup ya? Iya. Supaya apa itu? Supaya kucingnya tidak
masuk. Hemmm.. Ini yang dipikirin apa? Ada kucing ya, hati-hati nanti kucing itu
mengejarku. Dia ketakutan. Oh, ini rumahnya tikus dan anaknya menangis. “Ibu, ada
kucing.” Udah, selesai. Ini perasaanya gimana? Jahat, eh jahat. Anu, perasaannya
khawatir nanti ada kucing di sini gak ya? Udah, ada tenan. Adiknya? Perempuan.
Tema Deskriptif Tema Interpretif Diagnostik
Ini kan lagi mainan crazy
bird, sebelumnya?
Sebelumnya dia bermain
kejar-kejaran.
Jika (seorang anak)
bermain kejar-kejaran
lalu crazy bird
Kebutuhan untuk
bermain
Suatu hari tikus mau tidur
dan diganggu sama tikus
adiknya. “Dik, kamu jangan
nakal. Aku mau tidur.”
Tikus melarang adiknya
untuk nakal
Kebutuhan untuk
mendominasi figur
adik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Ibunya berkata, “Cepat
tidur ini sudah malam.”
“Nanti dulu, Bu. Mau main
crazy bird.”
Tikus tidak mengikuti
perintah ibu
Kebutuhan untuk
otonom (resisten)
terhadap figur ibu
Kucing berkata, “Tikus
keluar.” “Tidak mau, kamu
siapa?” “Aku temanmu,
Tikus.”
Tikus menolak perintah
kucing (figur yang lebih
kuat)
Kebutuhan untuk
otonom (resisten)
terhadap figur orang
dewasa
Dia lari tikus ngandake
ibunya dan ayahnya.
“Ayah, ibu, ada kucing.”
Lawang, pintu di depan
ditutup. Habis tutup pintu
itu, apa yang terjadi?
Kucing itu mendobrakin
pintu, meong meong.
Anaknya berlari dan
berkata sama ibu, “Ibu,
ayah, ada kucing.” Ibunya
menutup pintu depan dan
belakang.
Tikus minta tolong pada
orangtuanya bahwa ada
kucing (bahaya) dan ibu
menolong dengan
menutup pintu depan dan
belakang
Kebutuhan untuk
ditolong oleh figur
orangtua
Kebutuhan untuk
ditolong oleh figur
ibu
Kartu 6
Ini opo e? Wa iki aku ra ngerti aku, Mbak. Ini beruang tapi kok ra nduwe kuku to. Oh iki
musang. Lho, ini kok ada lubang. Apa ini lubangnya? Suatu hari musang dikejar-kejar
oleh pemburu dan musang itu kembali ke pasir dan ia nyemplung dan pasir itu dikeruk.
Dan pemburu itu kejebak. Aduh, apa ini? Ada jebakan. Ada singa ngaaauumm. Pemburu
itu takut dan dia menembakkan tembakannya. Jeder. Singa itu tetap mengejar pemburu
itu. Musang khawatir pemburu itu masih ada gak. Dia menegok. Tidak ada. Dia lari dan
singa itu mengejar pemburu itu dan selamat. Sebelum ketemu pemburu dia ngapain?
Dia mencari makan. Ini perasaannya apa? Khawatir. Ketembak apa gak? Ga ketembak.
Ya, dia menggali pasir dan pemburu itu kejebak dan dia dia mengejar, singa itu
mengaum. Singa itu mendekati pemburu. Pemburu itu lari dan jebakannya lepas.
Pemburu itu takut dan menembakkan suara tembakan. Jeder. Singa itu mengejar, singa itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
lari. Singanya mengejar siapa? Mengejar pemburu. Oh, gitu. Yang dipikirin apa?
Khawatir. Khawatir karena? Kena tembak apa gak. Oh, gitu.
Tema Deskriptif Tema Interpretif Diagnostik
Sebelum ketemu
pemburu dia ngapain?
Dia mencari makan.
Jika (seorang anak)
mencari makan
Kebutuhan untuk
makan (primer)
uatu hari musang dikejar-
kejar oleh pemburu dan
musang itu kembali ke
pasir dan ia nyemplung dan
pasir itu dikeruk. Dan
pemburu itu kejebak.
Musang membuat
jebakan untuk pemburu
Kebutuhan untuk
menghindar dari
bahaya
Ada singa ngaaauumm.
Pemburu itu takut dan dia
menembakkan
tembakannya. Jeder. Singa
itu tetap mengejar pemburu
itu.
Ada singa (figur yang
lebih kuat) yang
menolong
Kebutuhan untuk
ditolong oleh figur
orang dewasa
Musang khawatir pemburu
itu masih ada gak. Dia
menegok. Tidak ada. Dia
lari dan singa itu mengejar
pemburu itu dan selamat.
Musang berlari dan
selamat
Kebutuhan untuk
menghindar dari
bahaya
Kartu 7
Suatu hari ada macan mengaum. Ada kera. Kera itu mengejek macan dan kera itu,
“Tolong, tolong, ada macan.” Dia memanjat-memanjat pohon, macan itu mengejar dan
pohon itu patah. Ada ular, ular itu mau menyokot, mengigit si macan, Macan jatuh dan
“Aduh sakit. Kenapa ini? Aduh, ada ular. Ular apa itu? Ular piton.” Ibunya kera berkata,
“Sukurin. Kalau berani jangan kera, kalau berani singa.” Singa itu datang dan berkelahi
dengan macan. Macan lari dan dia menangis ngandake ibunya. Singa berani sama kucing
ganas. Kucing ganas berani dan selesai. Ini sebelumnya ngapain? Kera itu mengejek,
mengejek, “Hai, harimau. Sini kejar aku. Dia mengejarnya dan ular datang dan
menggigitnya. Dia jatuh dan ibunya kera berkata, “Kalau berani sama singa.” Macan lari
menghadap ibunya. “Ibu, singa itu mengejarku.” Ibunya datang. “Singa, kalau berani
sama kucing ganas.” Kucing ganas berani dan singanya lari. Kucing ganas itu?
Kucingnya ganas. Besar, ganas. Trus, terakhirnya apa? Selesai. Tadi itu pas singa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
lari? Heeh. Perasaane? Baik, eh khawatir. Baik atau khawatir? Jengkel. Kenapa? Singa
mengejar anaknya. Khawatirnya ibunya marah. Yang dipikirin apa sih? Jengkel.
Jengkel? Ehm, mikir apa ya? Mikir buruk. Buruk kayak apa sih? Nanti ada yang
marah paling gitu. Mikir kalau ada yang marah? Heeh.
Tema Deskriptif Tema Interpretif Diagnostik
Kera itu mengejek,
mengejek, “Hai, harimau.
Sini kejar aku.”
Jika (seorang anak) kera
mengejek harimau (figur
yang lebih kuat)
Kebutuhan untuk
agresi terhadap figure
yang lebih kuat
Dan kera itu, “Tolong,
tolong, ada macan.” Dia
memanjat-memanjat pohon,
macan itu mengejar dan
pohon itu patah.
Kera meminta tolong
karena harimau mengejar
Kebutuhan untuk
ditolong
Kebutuhan untuk
menghindar dari
bahaya
Ada ular, ular itu mau
menyokot, mengigit si
macan. Ibunya kera
berkata, “Sukurin. Kalau
berani jangan kera, kalau
berani singa.” Singa itu
datang dan berkelahi
dengan macan.
Ada ular, ibu kera, dan
singa yang menolong kera
Kebutuhan untuk
ditolong oleh figur
orang dewasa
Kartu 8
Kera. Eh, bisik-bisikkan. Suatu hari, ibu kera meninggal dan anaknya berkata. Ibu,
kenapa kamu meninggal? Eh, Simbah meninggal. Kenapa kamu meninggal, Mbah?
Karena aku sudah tua. Bapaknya berkata, Kamu jangan bermain jauh-jauh lagi ya. Iya,
Pak. Ibunya dan kakaknya berbisik-bisik. Hei bapak itu kayak elek-elek gitu. Ga
kedengeran. Bisiknya gimana? Heh, kakak. Kok itu bapak itu untunya ompong.
Anaknya diatur-atur gitu. Langsung anaknya iya tapi dia mbantah. Tidak apa-apa, Pak.
Sini kamu! Hahahaha. Dia lari, ditutup lawangnya. Ada sungai. Sudah selesai. Abis itu
ngapain lagi? Minum kopi, kakaknya minum kopi. Yang dipikirin apa? Khawatir.
Anaknya dikejar singa. Itu perasaannya. Pikirannya? Yang dipikirin opo to? Mikir jahat.
Mikir jahat gimana? Mikir baik. Ya, gimana? Kartuin dong. Mikir misalnya jatuh,
nanti ada singa jahat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Tema Deskriptif Tema Interpretif Diagnostik
Heh, kakak. Kok itu bapak
itu untunya ompong.
Anaknya diatur-atur gitu.
Langsung anaknya iya tapi
dia mbantah. Tidak apa-
apa, Pak. Sini kamu!
Hahahaha. Dia lari, ditutup
lawangnya.
Jika (seorang anak) kera
menolak perintah ayah
Kebutuhan untuk
otonom (resisten)
terhadap figur ayah
Kartu 9
Kelinci sendiri, dia tidak punya teman. Ada singa masuk ke rumahnya. Tolong, tolong.
Ada macan mendengar. Ha, itu ada kelinci. Oh, aku lapar dan dia mengejar. Kelinci
banyak mengerubung dan singa itu takut dan macan itu lari. Macan itu berkelahi dan
menyakar singa. Singa aaauuuu… Singa itu takut dan macan itu, dia mengandake ibunya
dan ibunya gelut semua dan semua keluarganya gelut dan selesai. Itu tadi gimana singa
sama macannya? Tadi kan singa masuk ke sini. Langsung kelincinya berkata, Tolong.
Macan : oh, aku lapar. Ada kelinci. Macan atau singa? Yang masuk tadi siapa?
Macan karo singa. Oh, berdua. Terus kelinci semua datang. Singanya takut dan semuanya
lari. Macan dan singa berkelahi. Macan dan singa ngandake ibunya. Ibunya gelut dan
semua keluarganya gelut semua. Semua datang itu siapa? Semua itu kelinci. Kelinci
banyak datang. Singa sama macannya? Kelincinya ada seratus eh seribu. Iya,
kelincinya banyak, singa sama macannya kenapa tadi? Takut. Kenapa? Nanti takut
diitik-itik kelinci. Sing gelut sopo? Macan sama singa. Kenapa itu? Karena andak-
andakan salah semua. Andak-andakan, satunya ngandake, satunya ngandake. Kelahi,
kelahi semua. Ini yang dipikirin apa pas kejadian ini? Nanti ada singa gak ya? Nanti
singa sama macan datang krah. Kelinci merasa khawatir. Sebelumnya lagi ngapain ini?
Lagi mau tidur. Ehhmmm…
Tema Deskriptif Tema Interpretif Diagnostik
Sebelumnya lagi ngapain
ini? Lagi mau tidur.
Jika (seorang anak)
kelinci mau tidur
Kebutuhan untuk
pasif (primer)
Kelinci sendiri, dia tidak
punya teman. Ada singa
masuk ke rumahnya.
Tolong, tolong.
Kelinci meminta bantuan Kebutuhan untuk
ditolong
Kelinci banyak Ada bantuan dari orang Kebutuhan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
mengerubung dan singa itu
takut dan macan itu lari.
lain ditolong oleh orang
lain
Kartu 10
Suatu hari bapak dan anaknya mau BAB. Bapak itu, “Jangan di situ. Sana di belakang.”
“Oh, iya, Pak.” Anak itu BAB di sini. Bapak itu marah. “Kenapa kamu di sini?” “Tidak
enak di belakang, Pak. Aku mau di toilet”. Tuhan datang. “E anjing, kenapa kamu BAB
di sini? Sukur to, diandani og.” “Sori, Pak. Aku tidak mau BAB di belakang.” Ibunya
berkata,” Sori, ya, Pak. Jangan BAB di sini lagi ya, dek.” Bapak nyuruhnya di
belakang, di belakang itu di mana? Di WC kamar mandi satunya. Bapak nyuruh ke
kamar mandi belakang, kenapa? Nanti yang di belakang kan sudah kotor, di sini belum
kotor, masih bersih. Tapi, malah diBAB ini. Sebelumnya ngapain ini? Sebelumnya
khawatir. Heem, kenapa? Nanti kalo BAB di tempat kotor ga enak, nanti kalo di tempat
bersih bisa diseneni Tuhan, eh Tuhan, Tuhan yang punya, yang punya anjing. Tuan?
Tuhan, Tuan. Majikan, tuan maksud e? Hooh. Sebelum anjingnya BAB ini ngapain?
Main terus langsung BAB. Abis itu akhirnya? Kan tadi disuruh ke belakang tapi BAB di
sini. Abis itu majikannya marah, marah, marah banget. Marah kenapa? Ini tempat
bersih kok diBABin. Mikir apa e? Khawatir. Maksud e piye? Kalo BAB di belakang
tidak diseneni, kalo di sini diseneni karo Tuhan, Tuan.
Tema Deskriptif Tema Interpretif Diagnostik
Sebelum anjingnya BAB
ini ngapain? Main terus
langsung BAB.
Jika (seorang anak) anjing
bermain
Anak anjing BAB
Kebutuhan untuk
bermain
Kebutuhan untuk
BAB (primer)
Bapak itu, “Jangan di situ.
Sana di belakang.” “Oh,
iya, Pak.” Anak itu BAB di
sini. Bapak itu marah.
“Kenapa kamu di sini?”
“Tidak enak di belakang,
Pak. Aku mau di toilet”.
Anak anjing menolak
tunduk pada perintah
ayah
Kebutuhan untuk
otonom (resisten)
terhadap figur ayah
Tuhan datang. “E anjing,
kenapa kamu BAB di sini?
Sukur to, diandani og.”
“Sori, Pak. Aku tidak mau
BAB di belakang.”
Anak anjing menolak
tunduk pada perintah
majikan (figur yang lebih
kuat)
Kebutuhan untuk
otonom (resisten)
terhadap figur orang
dewasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Lampiran 5. Verbatim Cerita dan Tabel Tema Utama Subjek 4, RI
Kartu 1
Ki lagek makan ki minta lha njuk iki nganu ngeke’i. Iki kan nganu ngeke’i maem sing iki.
Ayam sing gedhi? Heeh. Lha njuk iki njaluk. Iku yo urung. Iki ngopo? Iki ameh maem.
Iki urung, iku irung, iki urung (sambil menunjuk gambar ayam-ayam kecil). Iki meh opo
ik? Yo embuh. Iki rodo sedih ki lho. Ngopo kui? Yo embuh. Paling iki ngelih njaluk
maem iki. Yo iki wis dike’i karo iki (menunjuk gambar ayam besar). Jadi, ini lagi
ngapain? Gek opo? Makan. Tadi ini minta maem to? Hooh. Trus? Iki minta maem,
njuk iki sedih (menunjuk ayam besar). Njuk iki ngelih pertama, digoleki iki (menunjuk
gambar ayam kecil dan ayam besar). Digoleki iki, digolekki opo? Yo maem.
Sebelumnya itu lagi ngapain? Sebelumnya opo to? Sakdurunge opo to? Sakdurunge
mangan ki ngopo? Ngelih. Ngelih? Hooh. Ayam sing gedhi ki sedih mergo opo?
Ngelih, ki cah telu ki ngelih, trus dike’i iki. Anake njaluk ki lho, mergane sedih. Trus,
bar mangan ngopo meneh? Bali, yo turu. Jaremu bali, iki sakjane ning endi?
Sarapan cedak omahe. Iki ning cerito pas mangan ngene gek mikir opo? Nek cah telu
iki mikire golek pangan ra iso. Sing endi? Sing mikir yo cah telu iki. Iki makanane opo
to? Sakarepmu. Hehe.. Trus? Lha iki ndengerke suara iki. Iki mengo ning kene
(menunjuk gambar ayam-ayam kecil). Pas mangan ngeroso opo? Seneng wis ono
panganan.
Tema Deskriptif Tema Interpretatif Tema Diagnostik
Ini (ayam kecil) lagi makan, ini
(ayam kecil) minta lha terus ini
memberikannya.
Ini (ayam besar) kan anu
memberikan makan untuk ini
(ayam kecil). Ayam yang
besar? Heeh.
Jika (seorang anak)
meminta makan dan
akhirnya.
Ada ayah yang memberi
anak makan
Kebutuhan untuk
makan (primer)
Kebutuhan untuk
ditolong oleh figur
ayah
Setelah makan, ya tidur. Setelah makan, anak tidur Kebutuhan untuk
pasif (primer)
Saat makan merasa apa? Senang
sudah ada makanan.
Anak merasa senang ada
makanan
Kebutuhan untuk
makan (primer)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Kartu 2
Tarik tambang. Iki kesel, iki kesel, iki ra kesel (sambil menunjuk gambar). Iki narik sing
kenceng (menunjuk gambar hewan kecil). Iki wis kesel. Trus? Lha iki kaget nek iki opo
… kesel. Iki kaget, iki kesel. Kaget kenapa kui? Iki sing kaget, iki kesel. Kan koncone.
Kaget kenopo? Kaget mergo kesel kan iki. Lha njuk iki anake iki. Iki anake? Iki
(menunjuk gambar dua hewan). Berarti menang iki. Sing iki? (menunjuk gambar
hewan besar) Hooh. Kenopo? Soale iki wis latian. Iki sakdurunge tarik tambang, gek
ngopo? Yo golek tali nggo tarik tambang. Sopo sing golek? Yo cah telu. Trus, bar tarik
tambang ngopo meneh? Yo leren. Mergone opo? Yo kesel. Sing iki kesel mergo opo?
(hewan beruang kecil). Yo tarik tambang wis suwe banget. Wektu tarik tambang
mikir opo to? Mikir embuh,mikir ra kuat, mikir opo. Pas tarik tambang, ngeroso opo?
Perasaanne piye? Yo kesel. Ning cerito ki perasaanne opo? Yo seneng. Iki (hewan
besar) ngewangi iki (hewan kecil), njuk ra kuat yo ndadak ngewangi iki.
Tema Deskriptif Tema Interpretatif Tema Diagnostik
Setelah tarik tambang,
beristirahat karena capek.
Anak beristirahat karena
lelah
Kebutuhan untuk
pasif (primer)
Ini (hewan besar) membantu ini
(hewan kecil) terus nggak
kuatya mendadak membantu ini
(hewan kecil).
Anak dibantu oleh figur
yang lebih kuat (orang
tua)
Kebutuhan untuk
ditolong oleh figur
yang lebih kuat
(orang tua)
Kartu 3
Raja iki. Sedih. (Diam agak lama). Trus, ceritain lagi, dong. Sedih. Njuk mikirke
konco-koncone ning endi. Iki kan ra nduwe konco, kan dewekan. Iki tikuse (menunjuk
gambar hewan yang kecil). Iki sedih mikirke konco-koncone (menunjuk singa). Lha, iki
ameh metu, ra ono sing njogo. Golek konco-koncone. Njogo opo? Njogo omahe iki, anu
istanane iki. Konco-koncone ning endi kabeh? Yo anu, lungo. De’e ning endi.
Sakdurunge gek ngopo ki? Yo seneng mergone ono konco-koncone, saiki sedih kan
ditinggal. Ditinggal mergo opo? Yo embuh. Mergone, mergone, mergone nganu karo
konco-koncone lungo ditinggal sik. Ditinggal sik? Hooh. Njuk sesu-sesuke wis bali.
Trus? Iki mikirke iki nggoleki koncone. Koncone kan ra eneng. Iki (menunjuk gambar
tikus) mikirke singa. Hemm, trus? Singane njuk ra eneng, ra eneng sing nganu nggo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
pangan iki dadine mergo ditinggal ra nggolek mangan. Mergo ditinggal konco-koncone.
Piye, piye? Ditinggal sopo? Konco-koncone. Mergo ditinggal karo konco-koncone,
singane ra nggolek mangan? Yo tetep nggolek, suwe-suwe ra nggolek. Ngopo suwe-
suwe ra nggolek ? Yo ra ngelih wisan. Kok iso ra ngelih meneh? Kan bar maem. Ki
gek mikir opo to? Gek mikirke konco-koncone karo sedulure. Sedulure,kenopo?
Sedulure kan meh nggone iki, ra iso. Konco-koncone kan do mrono kan dikon mrono
karo sedulure iki. Mrono ki maksudmu ning endi? Ning nggone sedulure. Heemm..
Dadi iki sedulure karo konco-koncone ning omahe sedulure? Hooh.
Tema Deskriptif Tema Interpretatif Tema Diagnostik
Sebelumnya, ya senang karena
ada teman-temannya, sekarang
sedih kan ditinggal.
Jika (seorang anak)
merasa senang bersama
dengan teman-teman,
sedih ditinggal teman-
teman
Kebutuhan afiliasi
dengan figur
teman-teman
Kartu 4
Iki ceritane numpak pit, numpak pit. Njuk iki ameh lungo. Njuk iki anake nggowo balon.
Njuk iki ndlesep ning kene. Kan nganu iki dituruke, karo dijak lungo. Yo iki seneng, njuk
iki sedih ninggalke omahe ngono lho. Sedih ngopo? Ninggalke omahe. Sedih ninggalke
omah? Ono opo ning omahe? Lho, ameh medun nulungi konco-koncone sing adoh
omahe. Bar banjir, kan iki salju. Njuk konco-koncone kelelep, njuk iki meh nulungi, njuk
banjir yo uwis eneng bledek ki. Hemm.. Trus? Njuk iki melu. Njuk iki, ngowo
panganan, njuk iki meh ning kene kan konco-koncone. Weh, iki nganu to mabur ora ik?
Iki adoh iki. (menunjuk gambar) Hemm. Iki sakdurunge gek ngopo? Sakdurunge ning
omah, madang-madang sikek, njuk belanja tuku panganan, ngombe. Njuk iki meh mrene.
Ternyata iki ndelokke koncone-koncone do ancur ngene lho. Iki ora. Sing sedih sopo?
Iki karo iki (menunjuk gambar hewan besar dan yang sedang mengendarai sepeda). Nek
iki mrene ngko ketabrak iki. Yo iso ngerem ding. Iso iki. Dingeneke seeeettt.. Iki sikile
settt yo kae iso ngerem. Kan iki ndronjong. Bar iki ngopo? Bar iki njuk medun, niliki
konco-koncone, nulungi. Njuk iki eneng sing ketindihan, ono sing ora. Ono opo ning
kono? Salju. Nggon salju kan wis kiamat dadine ancur kabeh. Kiamat kena air salju. Gek
mikir opo pas ning kene? Sedih mikirke sing ning ngisor. Ngopo? Mikirke konco-
konone sing ditinggal nggone sedulure mergo sedih. Ditinggal nggon sedulure?
Maksudmu piye? Sedulure kan ning kono jatuh. Iki ning sedulure sing sijine. Ki meh
medun turun, wedi ngono lho. Wedi eneng saljune. Sopo sing wedi? Yo iki cah loro ki
lho. Kan meh medun, ndelok kene sing ning kene. Sing ning kene seneng kan nggoo
balon. Sing iki numpak pit biasane sing gede. Iki sopo? Anake. Adik’e sing cilik.
Tema Deskriptif Tema Interpretatif Tema Diagnostik
Anak, ibu, dan adik makan-
makan dulu, lalu belanja
Jika (seorang anak)
makan, minum, dan
Kebutuhan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
membeli makanan dan
minuman.
belanja bersama keluarga makan dan minum
(primer)
Kebutuhan afiliasi
dengan figur
keluarga
Kan anu ini ditidurin sama
diajak pergi. Ya ini senang, lalu
ini sedih meninggalkan
rumahnya gitu, lho. Sedih
kenapa? Ninggalin rumahnya.
Sedih ninggalin rumah? Ada
apa di rumahnya? Lho, mau
turun menolong teman-
temannya yang jauh rumahnya.
Habis banjir, kan ini salju.
Setelah itu, ini turun menemui
temannya, menolongi.
Anak meninggalkan
rumah karena ada banjir
Anak menolong teman
yang kesusahan
Kebutuhan untuk
menyelamatkan
diri dari bahaya
Kebutuhan untuk
menolong figur
teman yang
menderita
Kartu 5
Iki opo to iki? Weh iki dewekan og. Piye ceritane? Iki dewekan mergone ra ono ibune.
Nek iki nganu sedih, njuk iki cah loro mikirke ibu’e. Ono loro? Mikirke ibune, mergone
ditinggali ibu’e. Bapake karo ibuke meh nyusul ning nggone sedulure njuk iki wis meh
turu. Sore-sore wis turu. Sedih ngopo? Mergone? Hem, mergone yo ditinggal, ra
ditinggal kan ra sedih, seneng. Itu siapa aja? Ha? Itu ada siapa aja? Embuh, jenenge?
Itu ada berapa ? Loro. Ini siapa dua ini? Kakang adi. Yo kui, gedhe dewe. Trus,
sebelumnya lagi ngapain? Sakdurunge seneng, sakdurunge seneng, sakdurunge seneng.
Sedulure ra mrene, kan ameh mrene, kan karo bapake dinganu kan disusul ibune,
keluargane disusul. Sedurunge ning kene ki gek ngopo? Lagek dolanan karo ibu’e
sakdurunge ibu’e lungo. Trus, bar iki ngopo meneh? Bar iki njuk wis awan ibu’e wis
teko. Njuk iki seneng cah loro. Ki gek mikir opo to ning kene? Hem? Gek mikir opo?
Ibu’e kan karo bapak’e karo sedulure karo sepupune. Sing dipikirke opo? Yo anu’e karo
ra nganu ra ngopo-ngopo kan meh anu ditinggal. Njuk iki nangis. Sopo sing nangis? Yo
cah loro. Ngerasa opo toh? Sing dirasake opo? Sedih, seneng. Sedih mergo opo?
Ditinggal. Seneng? Ora ditinggal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Tema Deskriptif Tema Interpretatif Tema Diagnostik
Anak sedang bermain dengan
ibu sebelum ibu pergi.
Jika (seorang anak)
bermain bersama ibu
Kebutuhan afiliasi
dengan figur ibu
Anak merasa senang karena
saudara akan datang, kan
disusul oleh orang tuanya,
keluarganya disusul.
Anak merasa senang
saudara akan datang
Kebutuhan afiliasi
dengan figur
saudara
Anak senang karena sudah
siang ibu sudah datang.
Anak merasa senang ibu
datang
Kebutuhan afiliasi
dengan figur ibu
Kartu 6
Weh. Opo to iki? Iki turu, iki turu – turu kan ibu’e. Njuk iki anake. Anake rung rung turu-
turu. Iki kan mikir bapake. Sopo? Mergone karo bapake ditinggal. Njuk iki nganu
mikirke bapake. Heem. Nek iki wis turu. Iki ra mikir opo-opo. Bapake ning endi?
Bapake ning omahe sedulure. Iki serigala ding gedhe. Iki serigala sing cilik. Katamu
tadi belum tidur, kenapa ini? Mergone? Heem. Mergone mikirke bapake. Iki
sakdurunge koyo ngene gek opo? Seneng eneng bapake, ibu’e, sedulure, sepupune,
eneng sing mbahe. Eneng mbahe barang. Mbahe kan cedah omahe iki. Nganu simbahe
turu nganu ngonne sepupune. Bar ngene, ngopo iki? Wis padang bapake teko to njuk
seneng. Sedulure, simbahe. Sing dirasake opo, Nov? Yo seneng. Mergo ono konco-
koncone, bapake, simbahe, sedulure. Seneng njuk iki turu. Do wis turu bapake bali, iki
wis cetho seneng. Oh, iki wis turu terus bapake bali? Hooh.
Tema Deskriptif Tema Interpretatif Tema Diagnostik
Ini sebelumnya sedang apa?
Senang ada bapak, ibu, saudara,
sepupu, dan simbah.
Jika (seorang anak)
merasa senang karena ada
orang tua dan saudara
Kebutuhan afiliasi
dengan figur orang
tua dan saudara
(keluarga)
Sudah siang, bapaknya datang
dari rumah saudaranya lalu anak
merasa senang.
Anak merasa senang
karena kedatangan bapak
setelah pergi
Kebutuhan afiliasi
dengan figur ayah
Yang dirasakan ya senang
karena ada teman-temannya,
bapak, simbah, saudaranya.
Anak merasa senang ada
teman-teman, bapak,
kakek-nenek, dan
saudara.
Kebutuhan afiliasi
dengan figur
teman, bapak,
simbah, dan
saudara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Kartu 7
Kaget iki mergone iki eneng iki, macan. Macane kan ameh maem iki. Yo iki kaget, wedi.
Lha iki kan ra reti, lagi gandulan (menunjuk gambar). Yo singone mlaku ati-ati, sedilit-
sedilit singone njedul, macane njedul. Lho iki kaget, njuk iki menek. Njuk iki nganu,
nganu wite dicakar. Njuk nganu, njuk nganu opo kui, macane wis lungo, ngampiri konco-
koncone. Nek iki ning kene karo sedulure, karo nganu sepupune ngundang kabeh kon
mangan iki. Iki sakdurunge ono opo? Sakdurunge ono konco-koncone, iki ditinggal
karo sedulure, sepupune, ibu’e, bapake. Bar iki ngundang sedulur-sedulure, opo sing..
Bar kui ono opo meneh? Njuk iki wis menek-menek, konco-koncone teko, iki mlayu.
Iki dipedot, njuk gandulan, pindah wit. Trus? Njuk iki anu njuk ning nggone sedulure.
Trus, iki njuk nganu iki njuk konco-koncone dikon bali, ra sido, konco-koncone ditinggal
karo sedulure, karo sepupune. Ninggal si macan? Heeh. Lha iki kan ra digowo ning
omahe. Iki ki sopo? Iki lho ra digowo karo iki, macane. Njuk sing kecandak nganu njuk
njuk iki ndelik meneh. Ngampiri konco-koncone, njuk iki mrene meneh. Iki nganu
kecekel meneh. Kecekel? Hooh, yo ik. Trus akhire? Njuk kecekel, dipangan. Sing
dipikirke opo? Sing dipikirke iki kan mergone bapake ditinggal, njuk iki wis kecekel
iki. Heem, trus? Njuk bapake ra kecekel. Bapake kecekel, bapake, bapake nganu ning
omah. Sing kecekel sopo? Bapak, ibu ra sido kecekel. Mlayu. Bali. Sing dipangan opo
to? Iki. Trus, sing dirasake? Ra seneng nek nganu dipangan iki. Seneng nek meh
mangan iki. Iki ra seneng karo iki (menunjuk gambar monyet dan macan). Kan iki wedi
karo iki. Sing dipikirke? Ameh nggolek pangan. Do entuk iki meh dipangan.
Tema Deskriptif Tema Interpretatif Tema Diagnostik
Macane kan ameh maem iki. Jika (seorang anak) ingin
makan
Kebutuhan untuk
makan
Njuk nganu, njuk nganu opo
kui, macane wis lungo,
ngampiri konco-koncone. Nek
iki ning kene karo sedulure,
karo nganu sepupune ngundang
kabeh kon mangan iki.
Anak mengajak saudara-
saudara untuk makan dan
teman-teman datang
Kebutuhan afiliasi
dengan figur
teman-teman
Seneng nek meh mangan iki. Anak merasa senang
karena mau makan
Kebutuhan untuk
makan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Kartu 8
Iki sopo to ki? Iki ibu’e. Iki anake. Iki ibu’e. Iki bojone iki. Lha iki nganu mbisiki iki. Iki
cah loro do ngombe. Njuk iki ngongkon iki. Njuk iki malah anu sedih. Ini ni lagi
ngomong apa? Yo mbisiki. Bisik-bisik apa? Yo embuh. Hemm? Iki putune simbahe.
Iki kan ditinggal anu sopo ik. Bapake. Bojone maksudmu? Hooh. Trus? Iki kon
golekko bapake. Bapake kan lagek golek panganan. Iki kon golekke. Iki ra seneng. Iki
nangis. Njuk iki ngopi, wis entek. Iki bar ngopi bali. Iki kan omahe kene. Njuk iki omahe
kene. Bapake kan lagek tuku nganu panganan. Kan meh belonjo. Iki ra seneng, kenopo?
Kon golekki bapake. Kan bapake belonjo ning kono. Iki ra seneng mergo opo? Belonjo.
Dikon goleki bapake. Bapake kan lagek tuku panganan. Iki dikon golek bapake pas tuku
panganan. Bapake wis ketemu. Wis ketemu? Yo njuk digoleki iki. Akhire de’e ki goleki
bapake. Sakdurunge ki gek opo? Sakdurunge eneng bapake seneng, wis ditinggal ra
seneng. Iki nangis. Nangis? Ditinggal bapake nangis? Heeh. Kan kudune iki melu.
Jaremu ibune ngongkon anake golek bapake tapi ra seneng jaremu? Maksude ra seneng
goleki sing adoh-adoh ki lho. Hemm.. Kan angel sing goleki. Trus? Njuk iki nganu
ning omahe cah loro. Bar iki ono opo? Bar e? Njuk bapake teko iki turu. Njuk iki melek.
Wis sore. Njuk bapake jam loro wis teko. Kan sing tangi anu sing tangi jam telu. Trus,
piye akhire? Akhire anu kon kan cah telu ning nggone wong iki. Cah telu sopo wae?
Iki, anake, karo bapake. Hem, sing dipikirke opo? Sing dipikirke opo? Sing dipikirke
iki nganu mikirke bapake ngendi. Njuk bapake suwi ketemu wis digoleki iki. Njuk nganu
ibuke nganu turu wis awan. Njuk iki teko meneh karo sepupune karo nggowo anake.
Njuk neneke bali ning kene, njuk karo simbahe, kakeke.
Tema Deskriptif Tema Interpretatif Tema Diagnostik
Anak disuruh ibu untuk mencari
bapaknya yang sedang belanja
makanan. Ini tidak senang. Ini
menangis. Ini tidak senang
karena apa? Belanja. Disuruh
mencari bapaknya. Bapaknya
kan lagi membeli makanan.
Bapaknya udah ketemu. Sudah
ketemu? Ya akhirnya dicari ini.
Akhirnya dia mencari
bapaknya.
Jika (seorang anak) tidak
senang disuruh mencari
ayah namun tetap mencari
ayah
Kebutuhan untuk
patuh pada figur
ibu
Njuk iki teko meneh karo
sepupune karo nggowo anake.
Saudara dan simbahnya
datang
Kebutuhan afiliasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Njuk neneke bali ning kene,
njuk karo simbahe, kakeke.
dengan figur
saudara
Kartu 9
Iki melek. Lawange bukakan, ra ditutup. Njuk iki wis ditutup. Njuk iki bapake teko. Kan
iki ibuke. Anake turu ning kamar. Njuk bapake turu ning nggone sedulure, sepupune.
Njuk wis bali, seneng ibu’e karo bapake. Ibuke karo anake. Sakdurungi ki gek opo?
Sakdurunge dolanan cedak omahe. Sopo sing dolanan? Sing dolanan yo cah telu. Sopo
wae? Yo bapake, anake, ibuke. Bar iki ono opo meneh? Njuk sedulure, sepupune teko
karo simbahe, karo neneke. Iki sing dipikirke opo? Sing dipikirke? Mikirke bapake.
Kenopo? Mergone nganu sedih ngono lho mikirke bapake. Sedih? Mergo ditinggal
bapake. Kan cah loro sedih mergo ditinggal bapake.
Tema Deskriptif Tema Interpretatif Tema Diagnostik
Anak merasa senang bapaknya
kembali dari rumahn saudara,
sepupunya.
Jika (seorang anak)
merasa senang akan
kedatangan ayahnya
Kebutuhan afiliasi
dengan figur ayah
Sebelumnya anak bermain di
dekat rumah. Siapa yang
bermain? Yang main ya orang
bertiga. Siapa aja? Ya
bapaknya, anaknya, ibunya.
Anak bermain dengan
orang tuanya
Kebutuhan afiliasi
dengan figur orang
tua
Kartu 10
Iki nganu iki wis gede njuk iki nganu nganu sedih. Opo? Iki sedih. Sedih kenapa? Sedih
ditinggal bapake. Iki ora. Oh sing gedhi? Iki ibu’e, bapake lungo. Lungo ning endi?
Ning nggone sedulure, nek ora ning nggone pakdene. Nek iki gek ngopo. Yoh gek iki
seneng njuk iki sedih. Sedih mikirke bapake, ditinggal lungo. Sing cilik seneng mergo
opo? Mergo gojek karo ibu’e. Ibu’e mikirke bapake lungo. Sakdurunge gek opo iki?
Sakdurunge dolanan karo bapake, diajari opo, numpak pit, nganu dijak ning nggone
sedulure. Cah telu. Cah telu sopo wae? Bapake, ibu’e, anake. Hem, nek iki gek opo
iki? Hah? Gek opo? Cah loro? Heeh. Iki meh do anu dolan. Iki mikirke kakeke karo
neneke. Kenapa kakek neneke? Karo bapake. Kakek neneke sopo iki? Cah loro, kan
karo bapake cah telu. Yo, kakek neneke kenopo? Karo bapake lungo ning anu, dijak
lungo-lungo. Bar iki ono opo? Bar e? Bar e, bapake teko karo neneke, seneng. Anak e ki
lanang po wedok? Lanang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Tema Deskriptif Tema Interpretatif Tema Diagnostik
Anak senang karena bercanda
dengan ibunya
Jika (seorang anak)
bercanda dengan ibu
Kebutuhan afiliasi
dengan figur ibu
Sebelumnya mainan dengan
ayahnya, diajari bersepeda,
nganu diajak ke tempat
saudaranya.
Anak bermain sepeda
dengan ayah
Kebutuhan afiliasi
dengan figur ayah
Setelahnya, bapaknya datang
bersama neneknya, senang.
Anak merasa senang
karena ayah dan
neneknya datang
Kebutuhan afiliasi
dengan figur ayah
dan nenek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Lampiran 6. Verbatim Cerita dan Tabel Tema Utama Subjek 5, OHP
Kartu 1
Opo iki, Mbak? Ceritanya bagaimana? Terserah kamu. Ini lagi apa? Lagi makan. Trus
certain. Makan dan minum. Makan, sendok. Makan ayam. Sendoknya mana? Ayam to
iki, Mbak? Iki ayam berkokok-kokok. Makan dan sendok. Ayamnya habis. Aku mau lagi.
Sana ambil lagi. Ya, aku ngambil lagi. Udah. Sing mangan sopo? Yang makan anak-
anaknya (sambil mengetuk-ngetuk meja). Yang berkokok mau endi? Iki. Uuuuk
uuukk..Gek mangan? Makannya makan daging. Heem. Dagingnya habis. Aku mau lagi.
Sana ambil lagi dagingnya. Ibunya, lapar lapar sekali. Tidak makan dihabisi anaknya.
Sedurunge makan gek opo? Berdoa langsung bar makan alhamdulilah, tidur. Tidur?
Udah mbak. Sik, sik. Iki sopo? Mamanya. Oh, ibunya. Pas mangan kui gek ngeroso opo
to? Enak. Opone sing enak? Perasaanne piye? Sedaapp. Sing dirasani karo kabeh opo
iki? Ayam. Perasaan, pas mangan perasaane piye? Enak. Perasaan enak kepiye
maksudmu? Ayamnya manis. Pas mangan mikir opo to? Mikirnya mau lagi.
Perasaane ning kene piye? Perasaane enak.
Tema Deskriptif Tema Interpretif Diagnostik
Makan dan minum. Makan,
sendok. Makan ayam.
Sendoknya mana? Ayam to
iki, Mbak? Iki ayam berkokok-
kokok. Makan dan sendok.
Ayamnya habis. Aku mau lagi.
Sana ambil lagi. Ya, aku
ngambil lagi.
Jika (seorang anak) ayam
makan hingga menambah
Kebutuhan untuk
makan (primer)
Sebelum makan lagi apa?
Berdoa langsung bar makan
alhamdulilah, tidur.
Setelah makan, anak
ayam tidur
Kebutuhan untuk
pasif (primer)
Kartu 2
Waduh, beruang. Beruang tarik tambang. Beruang yang kalah cah satu. Anaknya
ngewangi ibunya. Anaknya yang satunya yang besar sendirian tarik tambang, talinya
pedot. Di sana beruangnya kuat. Beruang, kamu kenapa e? Talinya pedot. Kamu berdua
kan sama anakmu? Saya sendirian. Oh, ya. Aku tak anaknya cah satu aja. Udah. Sing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
kalah sopo? Iki. Ngopo kalah? Ini diewangi sama anaknya. Sakdurunge tarik
tambang ngopo? Taline putus. Sakdurunge? Sudah mulai. Heeh. Sakdurunge tarik
tambang lagek opo iki? Ini lagi siap-siap tarik tambang. Heem. Bar tarik tambang
kui? Talinya putus, ditarik anaknya putus. Heem. Bar dolan tarik tambang ngene opo
meneh? Mainan bersama teman-teman. Siapa aja yang main? Ini sama ini sama ini. Ini
anaknya kesatu (beruang sendirian), kedua (beruang kecil). Ini ibunya. Udah. Pas lagi
tarik tambang, perasaane piye? Enak, tarik tambang enak. Seger. Opone seger?
Ininya. Pas lagi main, lagi mikir apa to? Mikir tarik tambang enak sekali sih.
Tema Deskriptif Tema Interpretif Diagnostik
Beruang tarik tambang.
Beruang yang kalah cah satu.
Anaknya ngewangi ibunya.
Jika (seorang anak)
beruang membantu ibu
menarik tambang
Kebutuhan untuk
membantu figur ibu
Talinya putus, ditarik anaknya
putus. Heem.
Tali putus karena ditarik
anak
Kebutuhan untuk
agresi (destruktif)
Setelah main tarik tambang,
ada apa lagi? Mainan
bersama teman-teman.
Anak bermain bersama
teman-teman
Kebutuhan afiliasi
dengan figur teman-
teman
Kartu 3
Kucing, eh harimau oh simbah-simbah. Ampun gusti. Aku, tolong, aku dipancal sama
harimau. Tolong jangan lingguh-lingguh, Gusti. Ayo ewangi. Itu kancilnya
keberobosan kayu-kayu bakar. Macannya raja hutan, hutannya harimau simbah-simbah.
Kancil, hei kancil kejebak. Tolong, tolong. Hei ada suara tolong-tolong. Hei teman. Mari
kita menolong kancil. Ya, makasih ya, harimau sudah menolong aku. Daaadaaa, sampai
jumpa. Udah. Iki sing ngomong sopo wae? Kancil karo retune mau. Iki sopo? Harimau?
Heeh. Ratu. Iki sopo? Kancil. Oh iki sakdurunge iki gek ngopo? Harimaunya mikir
mau jalan-jalan ke mana ya. Kancil tolong, tolong, tolong. Ditolongi sama ini. Terus
habis itu? Sudah. Ini lagi mikir apa Ki? Oh, lagi mikir mau nolong temannya. Iki rat,
rajane to ning rat, rat nggon nganu prajurite itu minta tolong ini ngambilin kayu ini,
langsung kancile tolong, tolong. Makasih ya, Kancil. Weh kancilnya ngomong ngene hei
makasih ya, Harimau. Daa daaa. Sudah. Perasaane piye? Kancilnya perasaannya sudah
datang malah enak, tidak datang malah dipeksa-peksa sama orangnya. Maksude?
Dipeksa-peksa sama ini lho kayunya nanti ketindihan terus. (mengambil perekam).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Tema Deskriptif Tema Interpretif Diagnostik
Ampun gusti. Aku, tolong, aku
dipancal sama harimau.
Tolong jangan lingguh-
lingguh, Gusti. Ayo ewangi.
Itu kancilnya keberobosan
kayu-kayu bakar.
Jika (seorang anak) kancil
minta tolong pada macan
(figur yang lebih kuat)
Kebutuhan untuk
ditolong oleh figur
orang dewasa
Hei ada suara tolong-tolong.
Hei teman. Mari kita
menolong kancil.
Ada orang-orang yang
menolong kancil
Kebutuhan untuk
ditolong oleh orang
lain
Ya, makasih ya, harimau
sudah menolong aku.
Daaadaaa, sampai jumpa.
Kancil berterima kasih
karena sudah ditolong
harimau
Kebutuhan untuk
ditolong oleh figur
orang dewasa
Kartu 4
Beruang lagi, weh iki kanguru og. Kanguru to iki, mbak? Terserah kamu, Oki. Mbak
kan hanya pendengar setia. Ki kanguru ki lho ono sak e og. Ibu, aku mau menggenjot
sepeda. Ibunya, ibunya tidak marah. Kamu boleh tapi hati-hati. Balonnya yang dicekel
anaknya jangan jeblos. Ibunya membawa keranjang minuman dan makanan untuk anak-
anaknya. Tasnya jangan jatuh, ya, Bu. Langsung ibunya pake topi tidak sepedaan,
anaknya yang sepedaan. Sepedanya ban besar sama kecil. Rumput-rumput, rumput-
rumput mau dimakan harimau, sapinya datang. Hei harimau. Kamu jangan ngaku-ngaku
harimau. Kanguru itu baik. Anake mesakake. Oh, ya. Dongeng-dongeng bagus. Oh
sudah. Iki gek ngopo? Iki lagek ngesaki anaknya membawa keranjang sama makanan di
sana di pasar, langsung membawa tas duitnya tidak ada. Dia tidak membayar. Bar kui
opo? Trus anaknya numpak sepeda bannya putus, anaknya yang kecil. Ibu. Ibunya sudah
lari. Ning endi? Ini di hutan, di anu salju. Heem. Terus?Bar kui opo meneh? Ganti. Bar
iki ceritane opo meneh? Ibunya lari abis itu anaknya ketinggalan. Ibunya sudah lari jauh
banget. Tidak bisa ininya, ketinggalan jauh. Pas ngene gek ngeroso opo? Iki perasaane
tidak enak. Ini enak. Lalala. Iki sopo?Ini kanguru. Heeh. Sopo iki? Ibunya. Ini?
Anaknya. Anaknya ke satu, kedua. Ibunya maksude lalala ki mergo opo? Mergo
ibunya njoget-njoget punya topi bagus. Kalauanaknya ga enak kenapa? Ga enak,
ditinggal karo ibunya. Gek mikir opo ning cerita iki? Mikir, wah enak sekali ini
buahnya, mantep. Buah yang mana to? Yang ini buahnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Tema Deskriptif Tema Interpretif Diagnostik
Ibu, aku mau menggenjot
sepeda. Ibunya, ibunya tidak
marah. Kamu boleh tapi hati-
hati.
Jika (seorang anak)
kanguru meminta ijin ibu
untuk melakukan sesuatu
Kebutuhan untuk
tunduk pada figur ibu
Tasnya jangan jatuh, ya, Bu. Anak kanguru memberi
saran pada ibu
Kebutuhan untuk
mendominasi figur
ibu
Lagi mikir apa di cerita ini?
Mikir, wah enak sekali ini
buahnya, mantep. Buah yang
mana to? Yang ini buahnya.
Anak memikirkan
makanan enak
Kebutuhan untuk
makan (primer)
Kartu 5
Rumah yang bagus sekali. Yang ini untuk tidur untuk anaknya beruang. Weh, kucing
ibunya lagi tidur langsung anaknya nangis mau makan langsung hutan, hutan ini bagus
sekali, indah sekali. Ini dongeng-dongeng bagus. Nomer lima dongeng-dongeng gabus,
eh bagus. Tempat tidurnya sudah enak sekali. Anaknya makan makan susu. Sirgalanya
datang. Sirgala, ini anakku. Sirgalanya ngomong ngene. Oweh oweh oweh. Sirgalane
teko ibunya. Ibu, makan. Sudah. Sirgala ki sopo to? Ini sirgala ini. Sebelume gek ngopo
iki? Ibunya sama bapaknya ndelok iki, anaknya menangis minta makan. Ibunya di sini?
Ngapain? Ibunya di sini lho, ini ayahnya. Oh, gitu. Ini tempat tidurnya ya? Hooh.
Bapak ibunya gek ngopo? Bapak ibunya baru tidur anaknya nangis. Anaknya nangis
kenapa? Minta makan. Mbak, Mas Dias ra popo to ning kene? Yo ra popo. Nah, bar
kui ngopo, bar „ibu, aku mau maem‟? Anake tidur langsungan. Ehem. Langsung tidur.
Mikir opo pas di sini? Ibunya? Anaknya mau makan terus, enak makannya. Trus?
Langsung anaknya ngomong gini, “Ibu, ayah mana? Ayah kon nggolek suket nggo
mangan aku.” Perasaane piye kui? Enak sekali. Kenapa enak? Karena ibunya baik,
tidak jahat. Ayahnya yang jahat. Ayahnya jahat kenapa? Karena anaknya nakal,
anaknya membribeni ayahnya. Hah? Anaknya membribeni ayahnya mergo opo?
Ayahnya nakal og. Nakal kepiye? Anaknya yang nakal, trus bapaknya jahat
maksudmu? Ayah jahat mergo opo? Mergo nganu, mergo anaknya nangis mbribeni
ayahnya, mbribeni ayahnya langsung ga bisa tidur. Trus? Perasaane? Enak. Enak piye?
Tidur, makan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Tema Deskriptif Tema Interpretif Diagnostik
Bapak ibunya baru tidur
anaknya nangis. Anaknya
nangis kenapa? Minta makan.
Jika (seorang anak)
serigala menangis minta
makan
Kebutuhan untuk
ditolong oleh figur
orang tua
Sirgalane teko ibunya. Ibu,
makan.
Anak meminta makan
saat ibunya datang
Kebutuhan untuk
ditolong oleh figur
ibu
Langsung anaknya ngomong
gini, “Ibu, ayah mana? Ayah
kon nggolek suket nggo
mangan aku.”
Anak memerintah ibu
agar ayah mencari makan
untuknya
Kebutuhan untuk
mendominasi ibu
Kebutuhan untuk
ditolong oleh figur
ayah
Perasaannya? Enak. Enak
bagaimana? Tidur, makan.
Anak merasa enak karena
tidur dan makan
Kebutuhan untuk
makan dan istirahat
(primer)
Kartu 6 (kartu dibalik)
Tikus. Air iki. Ular iki. Naga. (sambil memutar-mutar posisi kartu). Hem. Naga. Hei
naga. Aku jahat kamu. Ayo serang aku. Aku berani sama kamu. Aku membawa batu.
Besar sekali di hutan. Naganya tidak baik. Kamu tak andake ayahku. Hei kamu bocah
kecil. Duuufff… tidak mati. Kamu harus menolongku. Waa ciaat matilah. Hahahaha…
iki sopo wae? Nogo karo sopo? Nogo karo kancil. Naga sing endi kancil sing endi?
Naga. Kancil ndelik. Trus? Kowe biasane ning kene, Mbak? Heeh. Naga tadi ga baik,
kenapa? Jahat, nyembur aku ni. Kamu yang mana to? Ini. Trus, yang tadi ga mati
siapa? Yang mati naganya. Heem,kenapa? Jahat ayahe. Maksude piye ki? Ayahe jahat.
Ayahnya naga jahat. Naga tadi nyembur to? Ga mati, yang ga mati siapa tadi? (Subyek
mematikan recorder). Piye, piye? Ga usah dipegang-pegang ya. Gimana tadi?
Naganya tidak enak. Hei naga kamu harus menolongku. Kamu tidak menolong, kamu
harus mati. Ya tadi katamu si naga nyembur, tidak mati. Makan dulu. Trus, tidak mati
kenapa? Karena ininya sudah mati. Trus akhirnya bisa mati gimana? Maemnya nanti
ya tunggu yang ini selesai dulu. Mangan sik opo cerito sik? Cerito sik. Kan naganya
nyembur, trus jaremu duuuuf tidak mati. Siapa yang gak mati? Yang gak mati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
kancil. Trus tadi ada yang mati lagi. Siapa itu? Naga. Naganya kenapa mati? Dipanah
karo sama ayahnya.
Tema Deskriptif Tema Interpretif Diagnostik
Naga. Hei naga. Aku jahat
kamu. Ayo serang aku. Aku
berani sama kamu. Aku
membawa batu. Besar sekali di
hutan. Naganya tidak baik.
Kamu tak andake ayahku.
Jika (seorang anak) kancil
mengejek naga (figur
otoritas)
Kebutuhan untuk agresi
pada figur otoritas
Naga mencoba untuk
menyerang kancil tapi kancil
tidak mati.
Kancil diserang oleh naga
(figur otoritas
Tekanan agresi dari figur
otoritas
Hei naga kamu harus
menolongku. Kamu tidak
menolong, kamu harus mati.
Kancil mengancam naga Kebutuhan untuk agresi
pada figur otoritas
Kartu 7
Harimau. Hei, monyet. Monyetnya mau dimakan sama macan tutul. Macannya lari cepat.
Munyuknya gandulan. Tidak bisa sudah digrawut, sudah digeret sama macannya, sudah
mati. Hahaha..kamu tidak bisa lari, kamu. Tangannya tak cokot, gremus-gremus, hekhek.
Sudah wareg. Munyuknya sudah gak punya tangan munyuknya. Haus. Astagfirullah
alazim. Udah. Itu yang makan siapa tadi? Itu yang makan munyuknya, tangannya
macan.Ini yang makan siapa? Macan. Sakdurunge gek opo? Sakdurunge lari to, dijariki
blek blek blek, munyuke gandulan, gak bisa. Dicokot iki mah kress. Bar kui? Bar kui
macannya nesu, munyuke wis kecokot, munyuke wis mati. Macane nesu mergo opo?
Nesu dewe, golek maem, ngelih, munyuke ngelih dipangan wae. Sopo sing ngelih?
Macan karo munyuk. Sing dipikirke opo? Munyuke lagi mikir, oh tidak bisa ini.
Bagaimana ini, dipangan.Eit, jebule dipangan. Sing dirasake piye? Macane ngerasakke
enak, wulunya. Njijiki.
Tema Deskriptif Tema Interpretif Diagnostik
Macannya marah karena
apa? Nesu dewe, golek maem,
ngelih, munyuke ngelih
dipangan wae.
Jika (seorang anak)
macan merasa marah
karena lapar dan
memakan monyet
Kebutuhan untuk
makan (primer)
Kebutuhan agresi
pada figur yang lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
lemah
Monyetnya mau dimakan sama
macan tutul. Macannya lari
cepat. Munyuknya gandulan.
Tidak bisa sudah digrawut,
sudah digeret sama macannya,
sudah mati. Hahaha..kamu
tidak bisa lari, kamu.
Tangannya tak cokot, gremus-
gremus, hekhek. Sudah wareg.
Anak memangsa monyet
(figur yang lebih lemah)
Kebutuhan agresi
pada figur yang lebih
lemah
Kartu 8
Munyuk. Ah, njijiki rupane. Hei, monyet. Kamu wedok semua po? Aku wedok
lanang.Aku punya anak. Itu anakku. Rupaku elek, koyo monyet. Monyetnya panganannya
pisang tapi mimiknya jahe sido muncul. Njijiki, untumu ompong. Anakmu malah ganteng
tapi rupane koyo cagak plinteng. Hei, kamu. Makanannya pisang to? Hei, kamu. Rupamu
e lho koyo cagak plinteng. Fotomu elek og. Kamu ngelirik-ngelirik uwong. Rupamu elek
og malah ngganteng aku. Anakmu ra ngganteng og. Kowe ganteng? Elek wae. Weh,
anaknya kon makan pisang. Pisangnya habis. Ibu pisangnya habis. Wooo ibu ki begimana
to ibu iki. Sikilku tak tugel ki. Sok ngganteng-gangteng o rupamu koyo cagak plinteng.
Anaknya yang ganteng. Oh, ini yang berbunga-bunga, bisik-bisikan. Panganane kopi.
Njijiki. Njijiki ngopo? Mimikane anu getih.Ini foto siapa?Fotonya monyet.Yang ini.
Siapa yang jelek-jelek, yang punya anak ganteng? Ini. Trus, iki lagi opo sakjane?
Ngombe kopi, ngombe kopi.Mau anu pisang ininya tapi ini lapar mau njipuk di hutan tapi
gak ada. Langsung dimarahi bapaknya petani.Hei, tidak njipuk-njipuk punya koncol.
Sakdurunge lagek opo? Lagi ngopi. Hem. Ngopine yo enak tenan, rupane koyo ngono
og, njijiki. Munyuke akeh wulune. Bar ngene ki ngopo meneh? Langsung dolan-dolan
berempat.Iki, lanang, wedok, lanang, eh wedok, lanang. Iki bar ketemu petani, ono opo
meneh? Salah, iki njipuk pisang ning nggone pak petani. Petani nesu. Wee, kamu
bagaimana? Kurang ajar kamu, disampluk iki mlayu iki. Waahh uuuaaakk..uwis.
Disampluk pake apa? Sama petaninya pake pacul. Ehem. Iki lagi mikir opo?
Bagaimana? Lagi mikir opo ning kene ki? Ini mikirin pisang, ini mbisik-bisik mau
jalan-jalan. Yang dirasake opo? Perasaane piye? Perasaane tidak enak.Kenapa tidak
enak? Karena petaninya jahat. Jahat kenapa? Ini mau ngambil pisang tidak boleh.Wooo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
jahat wooo nangis. Langsung ini meninggal. Ngopo meninggal? Sing endi? (menunjuk
gambar) Loro karo kui? Hooh. Anak ibunya. Soale gak makan. Iki makan terus. Ini
rumahe iki kok.
Tema Deskriptif Tema Interpretif Diagnostik
Anakmu malah ganteng tapi
rupane koyo cagak plinteng.
Hei, kamu. Makanannya
pisang to? Hei, kamu. Rupamu
e lho koyo cagak plinteng.
Fotomu elek og. Kamu
ngelirik-ngelirik uwong.
Rupamu elek og malah
ngganteng aku. Anakmu ra
ngganteng og. Kowe ganteng?
Elek wae.
Jika (seorang anak)
monyet mengejek anak
orang lain
Kebutuhan untuk
agresi pada orang lain
Pisangnya habis. Ibu
pisangnya habis. Wooo ibu ki
begimana to ibu iki. Sikilku
tak tugel ki.
Anak mengancam ibu
saat meminta makan
Kebutuhan untuk
agresi pada figur ibu
Trus, ini lagi ngapain?
Ngombe kopi, ngombe kopi.
Mau anu pisang ininya tapi ini
lapar mau njipuk di hutan tapi
gak ada.
Anak sedang minum kopi
Anak merasa lapar tapi
tidak ada makanan
Kebutuhan untuk
minum dan makan
(primer)
Kebutuhan untuk
makan (primer)
Bar ngene ki ngopo meneh?
Langsung dolan-dolan
berempat. Iki, lanang, wedok,
lanang, eh wedok, lanang.
Anak bermain bersama,
berempat
Kebutuhan afiliasi
dengan figur ibu dan
orang lain
Kartu 9
Hei, kelinci. Kamu sendirian po? Kamu mesake. Kamu cantik lho. Wah, kamu rupanya
berengosan. Aku wedok wedok tapi tidak cantik. Aku gak punya teman. Hei, teman. Aku
tiduran sendiri. Kamu mau gak tidur sama aku? Tidak mau. Wedok sama wedok dolan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
langsung sudah. Kleang kleang kleang kleang. Iki ngomong karo sopo to? Iki ngomong
sama nganu lho orang tuanya. Heem. Orang tuanya pergi, pergi minggat. Minggat ke
mana? Minggat mau makan, makan sop. Sakdurunge lagek opo iki? Lagi mau makan
tapi itu tidak punya uang, ayahnya ga memberi uang, itu langsung nangis. Minggat
kenapa orang tuane? Nesu karo anake. Kenapa? Anaknya nesu sama ayahnya.
Kenapa? Ayahnya sama ibunya lungo. Nesu mergo opo? Nesu mergo ini lho yang nakal
iki. Nakal piye? Pacaran terus. Heem. Sudah. Trus, bar iki ngopo? Udah. Tadi wedok
karo wedok, tadi dia mau ngajak tidur siapa? Adiknya yang di desa. Ini lagi mikir
apa? Mikir ayahnya sama ibunya pergi. Ini lho, Mbak. Ini anaknya, ini ibunya, ayahnya.
Nangis kenapa tadi, Ki? Ninggalkan ibunya. Nangis ditinggal ayah sama ibunya.
Perasaane piye? Perasaaannya gak enak sendirian, Mbak.
Tema Deskriptif Tema Interpretif Diagnostik
Wedok sama wedok dolan,
langsung sudah.
Jika (seorang anak)
kelinci bermain dengan
adiknya
Kebutuhan untuk
bermain dengan figur
adik
Sebelumnya lagi apa ini?
Lagi mau makan tapi itu tidak
punya uang, ayahnya ga
memberi uang, itu langsung
nangis.
Anak menangis karena
tidak diberi uang oleh
ayah untuk makan
Kebutuhan untuk
ditolong oleh figur
ayah
Orang tuanya pergi, pergi
minggat. Minggat ke mana?
Minggat mau makan, makan
sop. Minggat kenapa orang
tuane? Nesu karo anake.
Kenapa? Anaknya nesu sama
ayahnya. Kenapa? Ayahnya
sama ibunya lungo. Nesu
mergo opo? Nesu mergo ini
lho yang nakal iki.
Anak marah kepada
ayahnya karena ayah
pergi dengan ibunya
Perasaan marah
P reject
Kartu 10
Anjing. Anjing pinter. Anjing pinter kamu punya rambut besar. Kamu sudah melahirkan
di perut kamu. Kamu lanang opo wedok. Aku namanya anjing. Aku anjing anak besar,
besar sekali. (dinyanyikan) Anjingnya mau adus. Adusnya di kamar mandi. Di rumah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
kamu. Sudah. Sakdurunge ono opo? Itu anjingnya mau pipis di sini, mau beol. Ibunya
melahirkan lagi. Ini melahirkan to mbak? Langsung ibunya nunggoni anaknya lagi beol.
Yang lagi beol itu siapa? (menunjuk gambar) Yang baru ngelahirin yang mana?
(menunjuk gambar) Ini bayinya. Anak ke satu, ke dua.Yang melahirkan, ke tiga. Hah?
Ibunya ke satu. Yang hamil siapa? Ini lho, ini kan perute. Bar kui ono opo meneh?
Langsung bar beol, cawi langsung tidur di rumah. Mamanya sudah melahirkan anaknya.
Udah. Sing dipikirke opo? Dipikirke anak bayine, anak bayine.Ibune, aduh loro perutku.
Arep melahirkan. Wah brojol tenan. Trus, perasaane piye? Tidak enak. Kenapa?
Karena ini sudah melahirkan sakit banget. Pas ning kene ki lho, sing dirasake selain
sakit, selain ga enak? Hatinya sedih sekali. Anaknya, melahirkan sedih sekali. Sedih
kenapa? Anaknya ini ditinggal di rumah sakit, sendirian di rumah, ga enak. Heem.
Tema Deskriptif Tema Interpretif Diagnostik
Itu anjingnya mau pipis di sini,
mau beol.
Jika (seorang anak) anjing
buang air
Kebutuhan untuk
buang air (primer)
Langsung setelah beol, cawi
langsung tidur di rumah.
Anak tidur Kebutuhan untuk
pasif (primer)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Lampiran 7. Identitas Psikolog
Ayuk Rahadhian Subekti, M.Psi, Psi
29 tahun 0810 0263 5356
[email protected]; [email protected] Blunyahan RT 47, Pendowoharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta
Pendidikan
Program Pascasarjana Magister Profesi Psikologi Bidang Klinis Fakultas Psikologi UGM (lulus tahun 2011, IPK 3,67)
Program Sarjana Fakultas Psikologi UGM (lulus tahun 2006, IPK 3,35) Minat Psikologi bencana Psikologi komunitas Psikologi anak, keluarga, dan pengasuhan
Pengalaman Kerja
2013
Psikolog di Unit Laboratorium Kesehatan Mental Masyarakat dan Unit Konsultasi Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada
Fasilitator Quality Teacher Improvement yang diselenggarakan oleh Titian Foundations
Fasilitator Pelatihan Konseling Kelompok bagi Petugas Pendamping Sekolah Titian Foundations
Tester Psikotes Unit Pengembangan Alat Tes Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Asisten Praktikum Mahasiswa Magister Profesi Psikologi Universitas Gadjah Mada (Tes TAT, Tes Grafis, dan Tes Anak)
2012 Psikolog Penempatan Kota Yogyakarta di Divisi Kesehatan Mental, Center
for Public Mental Health Fakultas Psikologi UGM (Januari – Desember 2011) Psikolog lepas di LPT Metamorfosa, Yogyakarta Dosen tidak tetap di Universitas Yogyakarta, mengampu matakuliah
Hambatan Perkembangan Anak, Hambatan Perkembangan Remaja, Psikologi Umum II, dan Pengembangan Kepribadian
2011 Psikolog Penempatan Kota Yogyakarta di Divisi Kesehatan Mental, Center
for Public Mental Health Fakultas Psikologi UGM (Januari – Desember 2011) Psikolog lepas di LPT Metamorfosa, Yogyakarta Trainer Pelatihan Pemantapan Petugas Pendamping Sosial : Program
Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Dinas Sosial Prop DIY (Juli 2011)
Trainer Pelatihan Psikologi Bencana untuk Dinas Kesehatan Sleman (Mei 2011)
Dosen tidak tetap di Universitas Yogyakarta, mengampu matakuliah Psikologi Perkembangan, Hambatan Perkembangan Remaja, Pengembangan Kepribadian, dan Kode Etik Psikologi.
2010 Psikolog Penempatan Kota Yogyakarta di Center for Public Mental Health
Fakultas Psikologi UGM (Juli – Desember 2010) Trainer Pelatihan Deteksi Dini Masalah Kesehatan Mental : Program
Pengabdian Masyarakat Fakultas Psikologi UGM (November 2010) 2007 Divisi Mental Health Program Aceh UGM “Supporting Human Resources Development and Health Services Reconstruction in Aceh Barat & Nanggroe Aceh Darussalam Province” 2006 Pemandu dalam program Child Friendly Space, pendampingan anak korban gempa Bantul
Pelatihan
Workshop Art Therapy (2013) CBT untuk Anak (2013) Psikologi Transpersonal (2010) Cognitive Behavioral Therapy (2009)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Eye Movement Desensitization and Reprocessing untuk penyintas bencana gempa Aceh (2007)
Seminar
Psikologi Klinis Melintas Batas Disiplin Ilmu Psikologi Klinis untuk Kesejahteraan Bangsa Sekolah Sejahtera Indonesia
Organisasi
Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (IPK)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Lampiran 8. Hasil Observasi Perilaku Subjek
Observasi 10 November 2012
No Nama Waktu Pengamatan
1 OHP 19.35-19.50 Merebut barang, mendorong teman,
melempar barang ke teman
2 PWJ 19.35-19.50 Marah, memukul teman
3 RI 19.35-19.50 Menghina teman
4 ANM 19.35-19.50 Menghina teman, memukul teman
5 GDS 20. 00-20.15 Menghina teman, mengumpat, mendorong
teman
Observasi 17 November 2012
No Nama Waktu Pengamatan
1 OHP 19.45-20.00 Menghina teman, mengumpat, melempar
barang
2 PWJ 19.45-20.00 Marah
3 RI 19.45-20.00 Menghina teman, mengumpat
4 ANM 19.45-20.00 Menghina teman
5 GDS 20.05-20.20 Menghina teman dan pendamping,
mengkritik teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Lampiran 9. Hasil Observasi Rapat Koordinasi Pendamping YSS
Pada rapat koordinasi (rakor) yang diadakan pada tanggal 9-10 Februari
2013 ini membahas tentang evaluasi pendampingan selama satu semester lalu,
yaitu pada bulan Agustus hingga Desember 2012. Beberapa pendamping YSS
mengeluhkan sebagian anak yang nakal, dalam konteks ini berperilaku agresif.
Hal ini menjadi kendala bagi pendamping dalam memberikan materi pengajaran
di kelas karena perilaku anak yang agresif (verbal maupun non-verbal) tersebut
mengganggu jalannya pembelajaran.
Perilaku agresif yang ada pada anak menjadi pertanyaan selama
pelaksananaan rakor. Perilaku anak yang agresif sejak dulu sudah ada dan hingga
saat ini masih ada. Lantas, apakah YSS masih perlu ada kehadirannya karena
tidak terjadi perubahan yang signifikan pada perilaku anak? Kemudian, timbul
tanggapan dari koordinator YSS yang menyatakan bahwa ada kemungkinan apa
yang pendamping berikan kepada anak itu tidak sesuai dengan apa yang
dibutuhkan oleh anak, tidak tepat sasaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Lampiran 10. Hasil Wawancara dengan Para Pendamping YSS
Secara keseluruhan, para pendamping menceritakan pengalaman pertama
mereka ke Kampung Pingit sangat mengejutkan. Mereka terheran-heran dengan
perilaku mayoritas anak yang cenderung agresif. Berteriak, mengumpat, bahkan
memukul. Menurut pendamping YSS, subjek GDS sering berkata kasar kapada
teman maupun pendamping saat belajar di kelas. GDS juga tidak segan memukul
temannya. Subjek ANM dikenal cerewet oleh para pendamping. ANM kerap
tampak sedang menghina temannya. Subjek PWJ merupakan anak yang cengeng
namun ketika PWJ marah, ia akan melakukan mogok bicara. Subjek RI
merupakan anak yang pendiam di kelas belajar YSS namun RI pernah beberapa
kali terlibat perkelahian dengan teman di kelas belajar. Subjek OHP merupakan
anak yang paling dikenal oleh semua pendamping YSS. Tidak sedikit pendamping
yang mengeluhkan perilaku OHP. OHP kerap menghina, mengumpat, hingga
memukul teman-teman dan pendamping YSS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Lampiran 11. Hasil Wawancara dengan Warga Kampung Pingit
Beberapa warga Kampung Pingit ada yang mengeluhkan tentang perilaku
anak-anak Kampung Pingit yang menjadi dampingan YSS. Beberapa warga
tersebut tetap mengizinkan anaknya belajar di YSS dengan pengawasan ketat
orangtua, maksudnya orangtua menunggui anak mereka yang sedang belajar
hingga jam pulang. Namun, ada juga sebagian warga yang tidak mau mengajak
anaknya belajar di YSS karena khawatir perilaku anak mereka akan tertular
menjadi agresif. Seorang warga bahkan pernah memarahi seorang anak
dampingan karena meludahi temannya. Sebagian warga lainnya, memaklumi dan
membiarkan perilaku anak-anak tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Lampiran 12. Lembar Informed Concent
Dengan hormat,
Bersama ini saya,
Nama : Fransisca Indra Kristanti
NIM : 089114139
Fakultas : Psikologi Universitas Sanata Dharma
Memohon izin kepada Bapak/Ibu untuk melakukan pengambilan data pada anak
Bapak/Ibu yang bernama ……………………………… demi kepentingan skripsi.
Pengambilan data ini akan dilakukan pada,
Hari, tanggal :
Pukul :
Atas izin dan perhatian Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih.
Mengetahui, Hormat saya,
Orangtua/wali
(…………………..) Fransisca Indra Kristanti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI