kebijakan pl gorontalo 16 juni
TRANSCRIPT
KEBJAKAN DAN KEGIATAN DIREKTORAT PENYEHATAN LINGKUNGAN
SUBDIT PENYEHATAN PERMUKIMAN DAN TTUDirektorat Penyehatan Lingkunngan
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Kementerian Kesehatan RI2011
MARI KITA
BERBUAT
1
OUTLINE
KEBIJAKAN INDIKATOR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM SEKTOR KESEHATAN KERANGKA KONSEP ADAPTASI FAKTOR RISIKO KESEHATAN AKIBAT PERUBAHAN
IKLIM TANTANGAN
2
3
Health
Proximal causes
Air pollution
Water,sanitation
Chemicals
Vector breeding sites
Radiation
food
Causes of the causes
Trade
Degraded ecosystems
MigrationDesertification
Climate change
Social factors not related to environment
Genetic factors
Transport
Injuries
Physical inactivity
Respiratory diseases
Cardiovasc. diseases
Diabetes
Breast cancer
Malaria
Dengue
Leishmaniasisetc.
Malaria
Cardiovasc. diseases
Injuries
etc.
Malnutrition
Diarrhoea
Diarrhoea
Malnutrition
Drownings
Intestinal parasites
etc.
Lung cancer
Respiratory infections
COPD
Environment-society-individual interaction on health
KEBIJAKAN PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN
4
RENSTRA KEMKES 2010 - 2014VISI :Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan
MISI:1. Melindungi kesmas dg menjamin tersedianya upaya
kesehatan yg paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan,
2. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan,
3. Memberdayakan masyarakat, termasuk swasta dalam pembangunan kesehatan,
4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.
5
TUJUAN:
Mewujudkan mutu lingkungan hidup yang lebih sehat melalui
pengembangan sistem kewilayahan untuk menggerakan pembangunan
lintas-sektor berwawasan kesehatan
KEGIATAN POKOK:
1. Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar;
2. Penyehatan permukiman dan TTU;
3. Pengendalian dampak resiko pencemaran lingkungan
4. Pengembangan wilayah sehat
5. Pelaksanaan Strategi Nasional STBM
6. Pelaksanaan adaptasi terhadap dampak perubahan iklim6
PROGRAM LINGKUNGAN SEHAT
TUPOKSI DIT.PLORGANISASI KEMKES NO 1144/2010
1.PENYIAPAN PERUMUSAN KEBIJAKAN TEKNIS2.STANDARISASI3.BIMBINGAN TEKNIS4.EVALUASI & PENYUSUNAN LAPORAN
TUGAS POKOK
FUNGSI1. PENYIAPAN PERUMUSAN KEBIJAKAN
TEKNIS DI BIDANG PENYEHATAN LINGKUNGAN
2. PENYIAPAN PENYUSUNAN STANDAR,NORMA,PEDOMAN,KRITERIA,PROSEDUR DI BIDANG PENYEHATAN LINGKUNGAN
3. PEMBERIAN BIMBINGAN TEKNIS DI BIDANG PENYEHATAN LINGKUNGAN
4. EVALUASI DAN PENYUSUNAN LAPORAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN TEKNIS DI BIDANG PENYEHATAN LINGKUNGAN
5. PEMBERIAN PEMBINAAN & BIMBINGANTEKNIS SERTA KERJASAMA & KEMITRAAN DENGAN PEMANGKU KEPENTINGAN SERTA UPT DI LINGKUNGAN DITJEN PP&PL
6. PELAKSANAAN URUSAN TATA USAHA DAN RUMAH TANGGA DIREKTORAT
1. PENYEHATAN AIR & SANITASI DASAR
2. PENYEHATAN PERMUKIMAN & TEMPAT TEMPAT UMUM
3. PENYEHATAN KAWASAN & SANITASI DARURAT
4. HIGIENE DAN SANITASI PANGAN
5. PENGAMANAN LIMBAH, UDARA & RADIASI
KEBIJAKAN
1. PENINGKATAN KEGIATAN KIE PENYEHATAN LINGKUNGAN
2. PENINGKATAN KESLING DENGAN MENEKANKAN PADA : ADAPTASI TERHADAP DAMPAK
PERUBAHAN IKLIM PERUBAHAN PERILAKU HIGINE
SANITASI MELALUI SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM), DAN
PENDEKATAN KABUPATEN/KOTA/KAWASAN SEHAT;
3. PENINGKATAN KEMAMPUAN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN FAKTOR RISIKO
4. MEMPERKUAT SURVEILAN FAKTOR RESIKO LINGKUNGAN
5. PENINGKATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM KEGIATAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
9
TUJUAN
MEWUJUDKAN KUALITAS LINGKUNGAN YANG SEHAT, BAIK FISIK, KIMIA, BIOLOGI, MAUPUN SOSIAL YANG MEMUNGKINKAN SETIAP ORANG MENCAPAI DERAJAT KESEHATAN YANG SETINGGI-TINGGINYA (UU NO 36 THN 2009)
SASARAN MENURUNNYA
ANGKA KESAKITAN, KEMATIAN DAN
KECACATAN PENYAKIT
I.KEBIJAKAN, TUJUAN, SASARAN
STRATEGI OPERASIONAL1. PERATURAN PERUNDANGAN, PEDOMAN
DAN STANDARISASI2. ADVOKASI DAN SOSIALISASI3. KERJASAMA LINTAS SEKTOR DAN
KEMITRAAN( NASIONAL & INTERNASIONAL)
4. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT5. MEMBANGUN KAPASITAS6. PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERDASARKAN
EVIDENCE7. PENDEKATAN TERPADU
10
INDIKATOR PENYEHATAN LINGKUNGAN TH 2010-2014 *)
NO.
OUTPUT INDIKATOR CAPAIAN2010
TARGET PENCAPAIAN
2010 2011 2012 2013 2014
1 Menurunkan
angka kesakita
n, kematian dan
kecacatan
akibat penyakit
% Penduduk yg memiliki akses thdp air minum berkualitas
67.5 62 62,5 63 63,5 67
2 % Kualitas air minum yg memenuhi syarat
86,46 85 90 95 100 100
3 % Penduduk yg menggunakan jamban sehat
55,5 64 67 69 72 75
4 Jumlah desa yg melaksanakan STBM 2.510 2.500 5.500 11000 16000 20000
5 % Tempat-tempat Umum (TTU) yg memenuhisyarat kesehatan
75,5 76 79 80 82 85
6 % Rumah yg memenuhi syarat kesehatan 73.4 75 76 79 82 85
7 % kab/kota yg menyelanggarakan kab/kota sehat
49,67 50 55 60 65 75
8 % Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yg memenuhi syarat kesehatan
50.5 55 60 65 70 75
9 % Kab/kota yang melaksanakan pembinaan pengelolaan limbah medis di saryankes
20 25 35 45 60 75
10 % Daerah potensial yg melaksanakan strategi adaptasi dampak kesehatan akibat perubahan iklim
25 20 40 60 80 100
*) setelah revisi, yang masuk dalam RPJMN/RENSTRA hanya no 1-4, no 5-10 masuk RAP/RAK
RENCANA STRATEGIS
ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM BIDANG KESEHATAN
12
Gas Rumah Kaca (GRK): CO2 (energi), CO2 (LULUCF/perubahan lahan dan kehutanan), CH4, N2O, PFCs, HFCs, SF6
13
Gambar 1 : Fluktuasi Perubahan Temperatur, Level Permukaan Air Laut, dan Penutupan Salju 14
Gambaran perubahan permukaan air laut di daerah DKI menurut Susandi et.al 2006, dapat digambarkan seperti pada Gambar 6 berikut:
Gambar 6 : Dari Kiri ke Kanan Prediksi Permukaan Air Laut Tahun 2005; 2010; 2080
Air laut masuk ke daratan
UTARA UTARAUTARA
TH 2005 TH 2010 TH 2080
15
Perubahan iklim dapat berpengaruh terhadap kondisi lingkungan, sosial, dan sistem kesehatan. Ketiga kondisi tersebut akan berdampak terhadap kesehatan.Dampak perubahan iklim terhadap kesehatan dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung :1. Mempengaruhi kesehatan manusia secara langsung berupa
paparan langsung dari perubahan pola cuaca (temperatur, curah hujan, kenaikan muka air laut, dan peningkatan frekuensi cuaca ekstrim). Kejadian cuaca ekstrim dapat mengancam kesehatan manusia bahkan kematian.
2. Mempengaruhi kesehatan manusia secara tidak langsung. Mekanisme yang terjadi adalah perubahan iklim mempengaruhi faktor lingkungan seperti perubahan kualitas lingkungan (kualitas air, udara, dan makanan), penipisan lapisan ozon, penurunan sumber daya air, kehilangan fungsi ekosistem, dan degradasi lahan yang pada akhirnya faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi kesehatan manusia.
DAMPAK KESEHATAN AKIBAT PERUBAHAN IKLIM
16
Climate change
Direct exposures(temperature, precipitation, sea level rise, extreme events)
Environ-mental
conditions
Indirect exposures(changes in water, air, food quality; vector ecology; ecosystems, agriculture, industry and settlements)
Health impacts
Health system
conditions
Social & economic disruption
Social conditions(‘upstream’ determinants
of health)
Modifying influence
*
*
Confalonieri, Menne et al, 2007
Gambar 7 : Bagan Pengaruh Perubahan Iklim terhadap Kesehatan
17
18
Bahaya perubahan iklim terhadap kesehatan dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu perubahan pola curah hujan, kenaikan muka laut, dan kenaikan frekuensi dan intensitas iklim ekstrim
Tabel 3. Bahaya dan Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Kesehatan
18
Bahaya Perubahan Iklim Bahaya lebih Lanjut terhadap Sektor Kesehatan Dampak Perubahan Iklim
Perubahan Pola Curah Hujan Kenaikan aliran permukaan dan kelembaban tanah, menyebabkan:
-Banjir
-Gangguan keseimbangan air
-Tanah Longsor
Bersama kenaikan temperatur akan menurunkan aliran permukaan, menyebabkan:
-Penurunan Ketersediaan Air
-Kekeringan
- Banjir dan gangguan keseimbangan air dapat berpengaruh terhadap kondisi sanitasi dan penyebaran penyakit bawaan air seperti diare.
- Banjir dan gangguan keseimbangan air dapat berpengaruh terhadap gagal panen sehingga dapat menyebabkan malnutrisi.
- Curah hujan berpengaruh terhadap tipe dan jumlah habitat perkembangbiakan vektor penyakit.
- Perubahan curah hujan bersama dengan perubahan temperatur dan kelembaban dapat meningkatkan atau mengurangi kepadatan populasi vektor penyakit serta kontak manusia dengan vektor penyakit
Kenaikan Muka Laut (SLR) - Dengan tingkat pengambilan air tanah tertentu air tanah bergeser ke atas, menyebabkan instrusi air laut sehingga mempengaruhi ketersediaan air
- Pengaliran air di pesisir dapat terganggu sehingga dapat memperburuk sanitasi.
- Gangguan fungsi sanitasi berpengaruh pada peningkatan penyebaran penyakit bawaan air seperti diare.
- Ekosistem rawa dan mangrove dapat berubah
- Pola penyebaran vektor penyakit di pantai dan pesisir dapat berubah
Kenaikan Frekuensi dan Intensitas Iklim Ekstrim
- Curah hujan diatas normal menyebabkan kenaikan aliran permukaan dan kelembaban tanah, sehingga menyebabkan banjir dan longsor.
- Badai
- Bencana banjir, badai, dan longsor dapat menyebabkan kematian.
- Bencana banjir, badai, dan longsor dapat menimbulkan kerusakan rumah tinggal sehingga terjadi pengungsian yang dapat menimbulkan banyak gangguan kesehatan.
- Berpengaruh terhadap daya tahan tubuh manusia
Keniscayaan adaptasi-Seruan untuk bertindak Beradaptasi terhadap perubahan iklim merupakan
prioritas mendesak bagi Indonesia. Seluruh kementerian dalam pemerintahan dan
perencanaan nasional perlu mempertimbangkan perubahan iklim dalam program-programnya berkenaan dengan beragam persoalan seperti pengentasan kemiskinan, pemberdayaan masyarakat, keamanan pangan, pengelolaan bencana, pengendalian penyakit, dan perencanaan tata kota.
Namun bukan merupakan tugas pemerintah pusat belaka, tetapi harus menjadi upaya nasional yang melibatkan pemerintah daerah, masyarakat umum, dan semua organisasi nonpemerintah, serta pihak swasta
20
Ragam Adaptasi
Adaptasi dalam perencanaan pembangunan
Adaptasi dalam pertanian Adaptasi di wilayah pesisir Adaptasi untuk bidang
kesehatan Adaptasi di wilayah perkotaan Adaptasi dalam pengelolaan
bencanaILLEGAL LOGING?21
Pilihan beradaptasi pada perubahan iklim
Reaktif/Responsif Proaktif/Antisipatif
SumberDaya Air
• Perlindungan sumber daya air tanah• Perbaikan manajemen dan Pemeliharaan sistem penyediaan air yang ada
• Perlindungan daerah tangkapan air• Perbaikan penyediaan air• Air tanah, penampungan air hujan dan desalinasi
•Penggunaan yang lebih baik dari air yang didaur ulang
• Konservasi daerah tangkapan air
• Perbaikan sistem manajemen air• Reformasi kebijakan air termasuk Kebijakan harga dan irigasi
• Pengembangan pengendalian banjir dan pengawasan kekeringan
Pertanian • Pengendalian erosi• Konstruksi bendungan untuk irigasi• Perubahan penggunaan dan aplikasi pupuk• Pengenalan jenis tanaman baru• Pemeliharaan kesuburan tanah• Perubahan waktu penanaman dan panen• Peralihan ke tanaman yang berbeda• Program pendidikan dan penyebaran nformasi tentang konservasi dan manajemen tanah dan air
•Pengembangan jenis tanaman yang toleran/resistan (terhadap kekeringan, garam, serangga/hama)
• Litbang• Manajemen tanah dan air• Diversikasi dan intensifi kasi tanaman pangan dan perkebunan
• Kebijakan, insentif pajak/subsidi, pasar bebas
• Pengembangan sistem peringatan dini
22
Reaktif/Responsif Proaktif/Antisipatif
Pesisir/Bahari
• Perlindungan infrastruktur ekonomi• Penyadaran publik untuk meningkatkan perlindungan ekosistem pesisir dan laut
• Pembuatan dinding laut dan penguatan pantai
• Perlindungan dan konservasi terumbu karang, mangrove, rumput laut, dan vegetasi pinggir pantai
• Manajemen zona pesisir yang Terintegrasi
• Perencanaan dan penentuan zona pesisir yang lebih baik
• Pengembangan peraturan untuk perlindungan pesisir
• Penelitian dan pengawasan pesisir dan ekosistem pesisir
Kesehatan
• Reformasi manajemen kesehatan publik
• Perbaikan kondisi perumahan dan tempat tinggal• Perbaikan respons gawat darurat
• Pengembangan sistem peringatan dini
• Pengawasan penyakit yang lebih baik
• Perbaikan kualitas lingkungan
• Perubahan desain perkotaan dan perumahan
Pilihan beradaptasi pada perubahan iklim
23
Secara singkat, kerangka konsep pelaksanaan adaptasi sektor kesehatan dapat dibaca seperti bagan 1 berikut
• ROADMAP • TIM KOORDINASI
• ADAPTASI • PERUBAHAN IKLIM
• STRATEGI
ADAPTASI
• NSPK : Pedoman, Modul
• IMPLEMENTASI
(PROGRAM DAN
KEGIATAN)
KERANGKA KONSEP PELAKSANAAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM
24
Strategi Adaptasi Sektor Kesehatan terhadap Dampak Perubahan Iklim
Meningkatkan kapasitas SDM
Meningkatkan keterjangkauan pelayanan kesehatan
Menyiapkan peraturan perundanganPemetaan populasi
dan daerah rentan
Sosialisasi dan Advokasi
Meningkatkan kemitraan
Dampak KesehatanMeningkatkan
Sistem tanggap perubahan iklim
Meningkatkan surveilans dan sistem informasi
Meningkatkan pemberdayaan masyarakat
Meningkatkan pengendalian dan pencegahan penyakit
25
Program tahun 2010 - 2014
a) MANAJEMEN DATA, INFORMASI DAN PENGETAHUAN.1) Kajian, analisis serta penelitian tentang bahaya, kerentanan, dan risiko serta
dampak perubahan iklim terhadap kesehatan skala nasional dan pembentukan model adaptasi untuk kab/kota/desa terpilih.
2) Kajian hubungan antara perubahan iklim dengan perkembangan penyakit bawaan air, penyakit bawaan vektor, penyakit bawaan udara, bencana dan kecelakaan, dan penyakit tidak menular skala nasional
3) Kajian dampak perubahan iklim terhadap ketahanan pangan dan malnutrisi skala nasional. Penyusunan dan pemutakhiran database, sistem informasi dan profil kesehatan penduduk skala nasional. Data yang perlu dikumpulkan adalah data lingkungan yang mempengaruhi vunerability (exposure dan sensitivity) dan kapasitas adaptif kesehatan masyarakat dan berbagai faktor yang mempengaruhi terjadinya hazard akibat perubahan iklim
b) PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN, PERATURAN DAN PENGEMBANGAN INSTITUSI4) Pembuatan Perundang-undangan yang mendukung terciptanya lingkungan
yang preventif terhadap penyakit, 5) Penyusunan peraturan perundangan yang mendukung usaha adaptasi
perubahan iklim sektor kesehatan,6) Penguatan kebijakan pembangunan berwawasan kesehatan masyarakat (Health
Public Policy) dengan tujuan aksi adaptasi dan pencegahan penyakit,7) Sosialisasi strategi adaptasi perubahan iklim bagi seluruh legislatif dan jajaran
pemerintah pusat agar terbentuk komitman serta rencana aksi implementasi kegiatan.
26
Lanjutan Proggram tahun 2010 - 2014
5) Pembentukan kelompok kerja pada aksi adaptasi kesehatan bersama dengan pengembangan partisipasi masyarakat,
6) Pengembangan jejaring internal Kemenkes, Lintas Sektor termasuk swasta dan LSM skala Nasional
c) PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI, SERTA MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM
1) Pengembangan teknologi tepat guna untuk sanitasi, termasuk strategi adaptasi yang dituangkan dalam bentuk workshop dan seminar, advokasi dan sosialisasi skala nasional,
2) Penguatan sistem pelayanan kesehatan sebagai respon terhadap perubahan iklim di daerah berisiko tinggi,
3) Pembentukan kelompok kerja dampak perubahan iklim di tingkat pusat,4) Peningkatan dukungan dana, bahan dan peralatan (sarana prasarana) untuk
mendukung program penganalian penyakit skala nasional,5) Penguatan sistem pemantauan, surveilans, dan sistem informasi kesehatan
dalam perubahan iklim skala nasional,6) Partisipasi masyarakat melalui pembuatan modul KIE dan promosi kesehatan
khususnya untuk program adaptasi kesehatan dan pengambangan Sanitasi lingkungan,
7) Penerapapan teknologi perumahan sehat yang adaptif terhadap perubahan iklim.
8) Pengembangan pendidikan kesehatan masyarakat dan kampanye gaya hidup bersih dan sehat 27
FAKTOR RISIKO KESEHATAN AKIBAT PERUBAHAN IKLIM
Faktor Risiko Perubahan Iklim Bahaya terhadap Kesehatan
Kenaikan Temperatur Peningkatan temperatur berpengaruh terhadap perkembangbiakan, pertumbuhan, umur, dan distribusi vektor penyakit seperti vektor malaria, demam berdarah dengue (DBD), chikungunya, dan filariasis (vector borne disease).
Heat stress
Perubahan Pola Curah Hujan Curah hujan berpengaruh terhadap tipe dan jumlah habitat perkembangbiakan vektor penyakit.
Meningkatkan penyakit bawaan air (water borne diseases)
Kegagalan panen menyebabkan kekurangan gizi
FAKTOR RISIKO (lanjutan)
Faktor Risiko Perubahan Iklim Bahaya terhadap Kesehatan
Kenaikan Muka Laut (SLR) Ekosistem rawa dan mangrove berubah Pola penyebaran vektor penyakit berubah
Kenaikan Frekuensi dan Intensitas Iklim Ekstrim
Berpengaruh terhadap tipe dan jumlah habitat perkembangbiakan vektor penyakit
Berpengaruh terhadap daya tahan tubuh manusia
Kematian/sakit akibat bencana
FAKTOR RISIKO (LANJUTAN)
Secara luas, perubahan pada kondisi iklim memiliki tiga jenis dampak kesehatan yang utama:
• Jenis yang terjadi relatif langsung, biasanya diakibatkan oleh cuaca yang ekstrim
• Konsekuensi kesehatan akibat berbagai proses yang terjadi pada perubahan lingkungan dan gangguan ekologi yang terjadi sebagai respons terhadap perubahan iklim
• Konsekuensi kesehatan yang bermacam-macam – trauma, infeksi, nutrisi, psikologi – yang terjadi akibat kehilangan dan pergantian sebagai akibat induksi iklim terhadap ekonomi, penurunan daya dukung lingkungan dan situasi konflik.
PENGARUH VARIABEL IKLIM TERHADAP VEKTOR PENYAKITPengaruh Suhu terhadap Perkembangan Vektor (Nyamuk)
• Rata rata suhu optimum (25-27 °C) → siklus hidup rata-rata 12 hari
• Suhu di atas (32-35 °C) proses fisiologis lambat (Focks et al 1995 Koopman et.al 1991 siklus hidup untuk Aedes lebih pendek, potensi frekuensi feedingnya lebih sering, ukuran tubuh nyamuk lebih kecil→ lebih agresif) → siklus hidup menjadi 7 hari, sehingga risiko penularan menjadi 3x lipat lebih tinggi.
• Suhu ekstrim (10 dan > 40° C) perkembangan terhenti (mati)• Toleransi terhadap suhu tergantung spesies nyamuk• Peningkatan suhu yg optimum dapat meningkatkan frekuensi
mengisap darah (gonotropic cycle UMUR)
Pengaruh Suhu terhadap Kuman • Berpengaruh pada pertumbuhan parasit/kuman dalam tubuh vektor
• Suhu kritis terendah siklus sporogoni pada :- Plasmodium vivax 16°C- Plasmodium falcifarum 19°C- Virus Dengue 17°C
Pengaruh Kelembaban dan Curah Hujan
• Mempengaruhi umur nyamuk/vektor• Kelembaban < 60 % umur nyamuk pendek (potensi sebagai
vektor makin menurun)• Curah hujan yang sedang tetapi waktu panjang akan menambah
breeding places POPULASI MENINGKAT • Curah hujan tinggi dan terus menerus BANJIR BREEDING
HANYUT POPULASI NYAMUK/VEKTOR TURUN• Curah hujan yang tinggi BANJIR keterpaparan terhadap
bakteri Leptospira meningkat
PENGELOLAAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN AKIBAT PERUBAHAN IKLIM
A. Identifikasi Faktor RisikoMengidentifikasi komponen faktor risiko yang terdapat pada masing-masing alur penyakit sehingga diketahui karakteristik dari masing-masing komponen. Misalnya perilaku, aktivitas fisik/olah raga, kepadatan penduduk, umur, jenis kelamin, genetik.
B. Kuantifikasi RisikoMenganalisis faktor risiko untuk mencari keterkaitan antara karakteristik di berbagai komponen yang terdapat di alur menggunakan pendekatan deskriptif dan analitik.
C. Managemen RisikoMerupakan pendekatan kegiatan terhadap berbagai pihak agar mereka secara sadar melakukan peran masing-masing dalam mengantisipasi ancaman bahaya risiko. Kegiatan managemen risiko merupakan bagian dari adaptasi perubahan iklim dampaknya terhadap kesehatan meliputi tahapan pada alur di bawah ini :
TANTANGANDalam pelaksanaan program dan kegiatan adaptasi perubahan iklim sektor kesehatan masih ditemui tantangan antara lain sebagai berikut;1. Kolaborasi Lintas sektor a. Jejaring informasi terkait dengan perubahan iklim sektor kesehatan perlu ditingkatkan, b. Integrasi implementasi berdasarkan rencana aksi nasional perubahan iklim bidang kesehatan
belum terlaksana dengan baik. 2. Capacity building Perlu adanya pelatihan 3. Komunikasi a. Kampanye Sosial mengenai Perubahan Iklim, b. Advokasi pada Pemangku kebijakan 4. Partisipasi Masyarakat a. Program terkait perubahan iklim bidang kesehatan belum merupakan prioritas b. Membangun kerjasama permerintah, Swasta, NGO 5. Sumber Dana Dukungan politik dalam penetapan anggraran perlu ditingkatkan 6. Data dan Fakta Adaptasi Perubahan Iklim sektor kesehatan harus menjadi indikator dalam renstra Kementerian Kesehatan.
34
TERIM
A K
ASIH
35