kebijakan pl gorontalo 16 juni

35
KEBJAKAN DAN KEGIATAN DIREKTORAT PENYEHATAN LINGKUNGAN SUBDIT PENYEHATAN PERMUKIMAN DAN TTU Direktorat Penyehatan Lingkunngan Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI 2011 MARI KITA BERBUA T 1

Upload: ann-umar

Post on 05-Jul-2015

126 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kebijakan Pl Gorontalo 16 Juni

KEBJAKAN DAN KEGIATAN DIREKTORAT PENYEHATAN LINGKUNGAN

SUBDIT PENYEHATAN PERMUKIMAN DAN TTUDirektorat Penyehatan Lingkunngan

Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Kementerian Kesehatan RI2011

MARI KITA

BERBUAT

1

Page 2: Kebijakan Pl Gorontalo 16 Juni

OUTLINE

KEBIJAKAN INDIKATOR ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM SEKTOR KESEHATAN KERANGKA KONSEP ADAPTASI FAKTOR RISIKO KESEHATAN AKIBAT PERUBAHAN

IKLIM TANTANGAN

2

Page 3: Kebijakan Pl Gorontalo 16 Juni

3

Health

Proximal causes

Air pollution

Water,sanitation

Chemicals

Vector breeding sites

Radiation

food

Causes of the causes

Trade

Degraded ecosystems

MigrationDesertification

Climate change

Social factors not related to environment

Genetic factors

Transport

Injuries

Physical inactivity

Respiratory diseases

Cardiovasc. diseases

Diabetes

Breast cancer

Malaria

Dengue

Leishmaniasisetc.

Malaria

Cardiovasc. diseases

Injuries

etc.

Malnutrition

Diarrhoea

Diarrhoea

Malnutrition

Drownings

Intestinal parasites

etc.

Lung cancer

Respiratory infections

COPD

Environment-society-individual interaction on health

Page 4: Kebijakan Pl Gorontalo 16 Juni

KEBIJAKAN PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN

4

Page 5: Kebijakan Pl Gorontalo 16 Juni

RENSTRA KEMKES 2010 - 2014VISI :Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan

MISI:1. Melindungi kesmas dg menjamin tersedianya upaya

kesehatan yg paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan,

2. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan,

3. Memberdayakan masyarakat, termasuk swasta dalam pembangunan kesehatan,

4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.

5

Page 6: Kebijakan Pl Gorontalo 16 Juni

TUJUAN:

Mewujudkan mutu lingkungan hidup yang lebih sehat melalui

pengembangan sistem kewilayahan untuk menggerakan pembangunan

lintas-sektor berwawasan kesehatan

KEGIATAN POKOK:

1. Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar;

2. Penyehatan permukiman dan TTU;

3. Pengendalian dampak resiko pencemaran lingkungan

4. Pengembangan wilayah sehat

5. Pelaksanaan Strategi Nasional STBM

6. Pelaksanaan adaptasi terhadap dampak perubahan iklim6

PROGRAM LINGKUNGAN SEHAT

Page 7: Kebijakan Pl Gorontalo 16 Juni

TUPOKSI DIT.PLORGANISASI KEMKES NO 1144/2010

1.PENYIAPAN PERUMUSAN KEBIJAKAN TEKNIS2.STANDARISASI3.BIMBINGAN TEKNIS4.EVALUASI & PENYUSUNAN LAPORAN

TUGAS POKOK

Page 8: Kebijakan Pl Gorontalo 16 Juni

FUNGSI1. PENYIAPAN PERUMUSAN KEBIJAKAN

TEKNIS DI BIDANG PENYEHATAN LINGKUNGAN

2. PENYIAPAN PENYUSUNAN STANDAR,NORMA,PEDOMAN,KRITERIA,PROSEDUR DI BIDANG PENYEHATAN LINGKUNGAN

3. PEMBERIAN BIMBINGAN TEKNIS DI BIDANG PENYEHATAN LINGKUNGAN

4. EVALUASI DAN PENYUSUNAN LAPORAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN TEKNIS DI BIDANG PENYEHATAN LINGKUNGAN

5. PEMBERIAN PEMBINAAN & BIMBINGANTEKNIS SERTA KERJASAMA & KEMITRAAN DENGAN PEMANGKU KEPENTINGAN SERTA UPT DI LINGKUNGAN DITJEN PP&PL

6. PELAKSANAAN URUSAN TATA USAHA DAN RUMAH TANGGA DIREKTORAT

1. PENYEHATAN AIR & SANITASI DASAR

2. PENYEHATAN PERMUKIMAN & TEMPAT TEMPAT UMUM

3. PENYEHATAN KAWASAN & SANITASI DARURAT

4. HIGIENE DAN SANITASI PANGAN

5. PENGAMANAN LIMBAH, UDARA & RADIASI

Page 9: Kebijakan Pl Gorontalo 16 Juni

KEBIJAKAN

1. PENINGKATAN KEGIATAN KIE PENYEHATAN LINGKUNGAN

2. PENINGKATAN KESLING DENGAN MENEKANKAN PADA : ADAPTASI TERHADAP DAMPAK

PERUBAHAN IKLIM PERUBAHAN PERILAKU HIGINE

SANITASI MELALUI SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM), DAN

PENDEKATAN KABUPATEN/KOTA/KAWASAN SEHAT;

3. PENINGKATAN KEMAMPUAN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN FAKTOR RISIKO

4. MEMPERKUAT SURVEILAN FAKTOR RESIKO LINGKUNGAN

5. PENINGKATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM KEGIATAN PENYEHATAN LINGKUNGAN

9

TUJUAN

MEWUJUDKAN KUALITAS LINGKUNGAN YANG SEHAT, BAIK FISIK, KIMIA, BIOLOGI, MAUPUN SOSIAL YANG MEMUNGKINKAN SETIAP ORANG MENCAPAI DERAJAT KESEHATAN YANG SETINGGI-TINGGINYA (UU NO 36 THN 2009)

SASARAN MENURUNNYA

ANGKA KESAKITAN, KEMATIAN DAN

KECACATAN PENYAKIT

I.KEBIJAKAN, TUJUAN, SASARAN

Page 10: Kebijakan Pl Gorontalo 16 Juni

STRATEGI OPERASIONAL1. PERATURAN PERUNDANGAN, PEDOMAN

DAN STANDARISASI2. ADVOKASI DAN SOSIALISASI3. KERJASAMA LINTAS SEKTOR DAN

KEMITRAAN( NASIONAL & INTERNASIONAL)

4. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT5. MEMBANGUN KAPASITAS6. PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERDASARKAN

EVIDENCE7. PENDEKATAN TERPADU

10

Page 11: Kebijakan Pl Gorontalo 16 Juni

INDIKATOR PENYEHATAN LINGKUNGAN TH 2010-2014 *)

NO.

OUTPUT INDIKATOR CAPAIAN2010

TARGET PENCAPAIAN

2010 2011 2012 2013 2014

1 Menurunkan

angka kesakita

n, kematian dan

kecacatan

akibat penyakit

% Penduduk yg memiliki akses thdp air minum berkualitas

67.5 62 62,5 63 63,5 67

2 % Kualitas air minum yg memenuhi syarat

86,46 85 90 95 100 100

3 % Penduduk yg menggunakan jamban sehat

55,5 64 67 69 72 75

4 Jumlah desa yg melaksanakan STBM 2.510 2.500 5.500 11000 16000 20000

5 % Tempat-tempat Umum (TTU) yg memenuhisyarat kesehatan

75,5 76 79 80 82 85

6 % Rumah yg memenuhi syarat kesehatan 73.4 75 76 79 82 85

7 % kab/kota yg menyelanggarakan kab/kota sehat

49,67 50 55 60 65 75

8 % Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yg memenuhi syarat kesehatan

50.5 55 60 65 70 75

9 % Kab/kota yang melaksanakan pembinaan pengelolaan limbah medis di saryankes

20 25 35 45 60 75

10 % Daerah potensial yg melaksanakan strategi adaptasi dampak kesehatan akibat perubahan iklim

25 20 40 60 80 100

*) setelah revisi, yang masuk dalam RPJMN/RENSTRA hanya no 1-4, no 5-10 masuk RAP/RAK

RENCANA STRATEGIS

Page 12: Kebijakan Pl Gorontalo 16 Juni

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM BIDANG KESEHATAN

12

Page 13: Kebijakan Pl Gorontalo 16 Juni

Gas Rumah Kaca (GRK): CO2 (energi), CO2 (LULUCF/perubahan lahan dan kehutanan), CH4, N2O, PFCs, HFCs, SF6

13

Page 14: Kebijakan Pl Gorontalo 16 Juni

Gambar 1 : Fluktuasi Perubahan Temperatur, Level Permukaan Air Laut, dan Penutupan Salju 14

Page 15: Kebijakan Pl Gorontalo 16 Juni

Gambaran perubahan permukaan air laut di daerah DKI menurut Susandi et.al 2006, dapat digambarkan seperti pada Gambar 6 berikut:

Gambar 6 : Dari Kiri ke Kanan Prediksi Permukaan Air Laut Tahun 2005; 2010; 2080

Air laut masuk ke daratan

UTARA UTARAUTARA

TH 2005 TH 2010 TH 2080

15

Page 16: Kebijakan Pl Gorontalo 16 Juni

Perubahan iklim dapat berpengaruh terhadap kondisi lingkungan, sosial, dan sistem kesehatan. Ketiga kondisi tersebut akan berdampak terhadap kesehatan.Dampak perubahan iklim terhadap kesehatan dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung :1. Mempengaruhi kesehatan manusia secara langsung berupa

paparan langsung dari perubahan pola cuaca (temperatur, curah hujan, kenaikan muka air laut, dan peningkatan frekuensi cuaca ekstrim). Kejadian cuaca ekstrim dapat mengancam kesehatan manusia bahkan kematian.

2. Mempengaruhi kesehatan manusia secara tidak langsung. Mekanisme yang terjadi adalah perubahan iklim mempengaruhi faktor lingkungan seperti perubahan kualitas lingkungan (kualitas air, udara, dan makanan), penipisan lapisan ozon, penurunan sumber daya air, kehilangan fungsi ekosistem, dan degradasi lahan yang pada akhirnya faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi kesehatan manusia.

DAMPAK KESEHATAN AKIBAT PERUBAHAN IKLIM

16

Page 17: Kebijakan Pl Gorontalo 16 Juni

Climate change

Direct exposures(temperature, precipitation, sea level rise, extreme events)

Environ-mental

conditions

Indirect exposures(changes in water, air, food quality; vector ecology; ecosystems, agriculture, industry and settlements)

Health impacts

Health system

conditions

Social & economic disruption

Social conditions(‘upstream’ determinants

of health)

Modifying influence

*

*

Confalonieri, Menne et al, 2007

Gambar 7 : Bagan Pengaruh Perubahan Iklim terhadap Kesehatan

17

Page 18: Kebijakan Pl Gorontalo 16 Juni

18

Page 19: Kebijakan Pl Gorontalo 16 Juni

Bahaya perubahan iklim terhadap kesehatan dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu perubahan pola curah hujan, kenaikan muka laut, dan kenaikan frekuensi dan intensitas iklim ekstrim

Tabel 3. Bahaya dan Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Kesehatan

18

Bahaya Perubahan Iklim Bahaya lebih Lanjut terhadap Sektor Kesehatan Dampak Perubahan Iklim

Perubahan Pola Curah Hujan Kenaikan aliran permukaan dan kelembaban tanah, menyebabkan:

-Banjir

-Gangguan keseimbangan air

-Tanah Longsor

Bersama kenaikan temperatur akan menurunkan aliran permukaan, menyebabkan:

-Penurunan Ketersediaan Air

-Kekeringan

- Banjir dan gangguan keseimbangan air dapat berpengaruh terhadap kondisi sanitasi dan penyebaran penyakit bawaan air seperti diare.

- Banjir dan gangguan keseimbangan air dapat berpengaruh terhadap gagal panen sehingga dapat menyebabkan malnutrisi.

- Curah hujan berpengaruh terhadap tipe dan jumlah habitat perkembangbiakan vektor penyakit.

- Perubahan curah hujan bersama dengan perubahan temperatur dan kelembaban dapat meningkatkan atau mengurangi kepadatan populasi vektor penyakit serta kontak manusia dengan vektor penyakit

Kenaikan Muka Laut (SLR) - Dengan tingkat pengambilan air tanah tertentu air tanah bergeser ke atas, menyebabkan instrusi air laut sehingga mempengaruhi ketersediaan air

- Pengaliran air di pesisir dapat terganggu sehingga dapat memperburuk sanitasi.

- Gangguan fungsi sanitasi berpengaruh pada peningkatan penyebaran penyakit bawaan air seperti diare.

- Ekosistem rawa dan mangrove dapat berubah

- Pola penyebaran vektor penyakit di pantai dan pesisir dapat berubah

Kenaikan Frekuensi dan Intensitas Iklim Ekstrim

- Curah hujan diatas normal menyebabkan kenaikan aliran permukaan dan kelembaban tanah, sehingga menyebabkan banjir dan longsor.

- Badai

- Bencana banjir, badai, dan longsor dapat menyebabkan kematian.

- Bencana banjir, badai, dan longsor dapat menimbulkan kerusakan rumah tinggal sehingga terjadi pengungsian yang dapat menimbulkan banyak gangguan kesehatan.

- Berpengaruh terhadap daya tahan tubuh manusia

Page 20: Kebijakan Pl Gorontalo 16 Juni

Keniscayaan adaptasi-Seruan untuk bertindak Beradaptasi terhadap perubahan iklim merupakan

prioritas mendesak bagi Indonesia. Seluruh kementerian dalam pemerintahan dan

perencanaan nasional perlu mempertimbangkan perubahan iklim dalam program-programnya berkenaan dengan beragam persoalan seperti pengentasan kemiskinan, pemberdayaan masyarakat, keamanan pangan, pengelolaan bencana, pengendalian penyakit, dan perencanaan tata kota.

Namun bukan merupakan tugas pemerintah pusat belaka, tetapi harus menjadi upaya nasional yang melibatkan pemerintah daerah, masyarakat umum, dan semua organisasi nonpemerintah, serta pihak swasta

20

Page 21: Kebijakan Pl Gorontalo 16 Juni

Ragam Adaptasi

Adaptasi dalam perencanaan pembangunan

Adaptasi dalam pertanian Adaptasi di wilayah pesisir Adaptasi untuk bidang

kesehatan Adaptasi di wilayah perkotaan Adaptasi dalam pengelolaan

bencanaILLEGAL LOGING?21

Page 22: Kebijakan Pl Gorontalo 16 Juni

Pilihan beradaptasi pada perubahan iklim

Reaktif/Responsif Proaktif/Antisipatif

SumberDaya Air

• Perlindungan sumber daya air tanah• Perbaikan manajemen dan Pemeliharaan sistem penyediaan air yang ada

• Perlindungan daerah tangkapan air• Perbaikan penyediaan air• Air tanah, penampungan air hujan dan desalinasi

•Penggunaan yang lebih baik dari air yang didaur ulang

• Konservasi daerah tangkapan air

• Perbaikan sistem manajemen air• Reformasi kebijakan air termasuk Kebijakan harga dan irigasi

• Pengembangan pengendalian banjir dan pengawasan kekeringan

Pertanian • Pengendalian erosi• Konstruksi bendungan untuk irigasi• Perubahan penggunaan dan aplikasi pupuk• Pengenalan jenis tanaman baru• Pemeliharaan kesuburan tanah• Perubahan waktu penanaman dan panen• Peralihan ke tanaman yang berbeda• Program pendidikan dan penyebaran nformasi tentang konservasi dan manajemen tanah dan air

•Pengembangan jenis tanaman yang toleran/resistan (terhadap kekeringan, garam, serangga/hama)

• Litbang• Manajemen tanah dan air• Diversikasi dan intensifi kasi tanaman pangan dan perkebunan

• Kebijakan, insentif pajak/subsidi, pasar bebas

• Pengembangan sistem peringatan dini

22

Page 23: Kebijakan Pl Gorontalo 16 Juni

Reaktif/Responsif Proaktif/Antisipatif

Pesisir/Bahari

• Perlindungan infrastruktur ekonomi• Penyadaran publik untuk meningkatkan perlindungan ekosistem pesisir dan laut

• Pembuatan dinding laut dan penguatan pantai

• Perlindungan dan konservasi terumbu karang, mangrove, rumput laut, dan vegetasi pinggir pantai

• Manajemen zona pesisir yang Terintegrasi

• Perencanaan dan penentuan zona pesisir yang lebih baik

• Pengembangan peraturan untuk perlindungan pesisir

• Penelitian dan pengawasan pesisir dan ekosistem pesisir

Kesehatan

• Reformasi manajemen kesehatan publik

• Perbaikan kondisi perumahan dan tempat tinggal• Perbaikan respons gawat darurat

• Pengembangan sistem peringatan dini

• Pengawasan penyakit yang lebih baik

• Perbaikan kualitas lingkungan

• Perubahan desain perkotaan dan perumahan

Pilihan beradaptasi pada perubahan iklim

23

Page 24: Kebijakan Pl Gorontalo 16 Juni

Secara singkat, kerangka konsep pelaksanaan adaptasi sektor kesehatan dapat dibaca seperti bagan 1 berikut

• ROADMAP • TIM KOORDINASI

• ADAPTASI • PERUBAHAN IKLIM

• STRATEGI

ADAPTASI

• NSPK : Pedoman, Modul

• IMPLEMENTASI

(PROGRAM DAN

KEGIATAN)

KERANGKA KONSEP PELAKSANAAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM

24

Page 25: Kebijakan Pl Gorontalo 16 Juni

Strategi Adaptasi Sektor Kesehatan terhadap Dampak Perubahan Iklim

Meningkatkan kapasitas SDM

Meningkatkan keterjangkauan pelayanan kesehatan

Menyiapkan peraturan perundanganPemetaan populasi

dan daerah rentan

Sosialisasi dan Advokasi

Meningkatkan kemitraan

Dampak KesehatanMeningkatkan

Sistem tanggap perubahan iklim

Meningkatkan surveilans dan sistem informasi

Meningkatkan pemberdayaan masyarakat

Meningkatkan pengendalian dan pencegahan penyakit

25

Page 26: Kebijakan Pl Gorontalo 16 Juni

Program tahun 2010 - 2014

a) MANAJEMEN DATA, INFORMASI DAN PENGETAHUAN.1) Kajian, analisis serta penelitian tentang bahaya, kerentanan, dan risiko serta

dampak perubahan iklim terhadap kesehatan skala nasional dan pembentukan model adaptasi untuk kab/kota/desa terpilih.

2) Kajian hubungan antara perubahan iklim dengan perkembangan penyakit bawaan air, penyakit bawaan vektor, penyakit bawaan udara, bencana dan kecelakaan, dan penyakit tidak menular skala nasional

3) Kajian dampak perubahan iklim terhadap ketahanan pangan dan malnutrisi skala nasional. Penyusunan dan pemutakhiran database, sistem informasi dan profil kesehatan penduduk skala nasional. Data yang perlu dikumpulkan adalah data lingkungan yang mempengaruhi vunerability (exposure dan sensitivity) dan kapasitas adaptif kesehatan masyarakat dan berbagai faktor yang mempengaruhi terjadinya hazard akibat perubahan iklim

b) PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN, PERATURAN DAN PENGEMBANGAN INSTITUSI4) Pembuatan Perundang-undangan yang mendukung terciptanya lingkungan

yang preventif terhadap penyakit, 5) Penyusunan peraturan perundangan yang mendukung usaha adaptasi

perubahan iklim sektor kesehatan,6) Penguatan kebijakan pembangunan berwawasan kesehatan masyarakat (Health

Public Policy) dengan tujuan aksi adaptasi dan pencegahan penyakit,7) Sosialisasi strategi adaptasi perubahan iklim bagi seluruh legislatif dan jajaran

pemerintah pusat agar terbentuk komitman serta rencana aksi implementasi kegiatan.

26

Page 27: Kebijakan Pl Gorontalo 16 Juni

Lanjutan Proggram tahun 2010 - 2014

5) Pembentukan kelompok kerja pada aksi adaptasi kesehatan bersama dengan pengembangan partisipasi masyarakat,

6) Pengembangan jejaring internal Kemenkes, Lintas Sektor termasuk swasta dan LSM skala Nasional

c) PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI, SERTA MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM

1) Pengembangan teknologi tepat guna untuk sanitasi, termasuk strategi adaptasi yang dituangkan dalam bentuk workshop dan seminar, advokasi dan sosialisasi skala nasional,

2) Penguatan sistem pelayanan kesehatan sebagai respon terhadap perubahan iklim di daerah berisiko tinggi,

3) Pembentukan kelompok kerja dampak perubahan iklim di tingkat pusat,4) Peningkatan dukungan dana, bahan dan peralatan (sarana prasarana) untuk

mendukung program penganalian penyakit skala nasional,5) Penguatan sistem pemantauan, surveilans, dan sistem informasi kesehatan

dalam perubahan iklim skala nasional,6) Partisipasi masyarakat melalui pembuatan modul KIE dan promosi kesehatan

khususnya untuk program adaptasi kesehatan dan pengambangan Sanitasi lingkungan,

7) Penerapapan teknologi perumahan sehat yang adaptif terhadap perubahan iklim.

8) Pengembangan pendidikan kesehatan masyarakat dan kampanye gaya hidup bersih dan sehat 27

Page 28: Kebijakan Pl Gorontalo 16 Juni

FAKTOR RISIKO KESEHATAN AKIBAT PERUBAHAN IKLIM

Faktor Risiko Perubahan Iklim Bahaya terhadap Kesehatan

Kenaikan Temperatur Peningkatan temperatur berpengaruh terhadap perkembangbiakan, pertumbuhan, umur, dan distribusi vektor penyakit seperti vektor malaria, demam berdarah dengue (DBD), chikungunya, dan filariasis (vector borne disease).

Heat stress

Perubahan Pola Curah Hujan Curah hujan berpengaruh terhadap tipe dan jumlah habitat perkembangbiakan vektor penyakit.

Meningkatkan penyakit bawaan air (water borne diseases)

Kegagalan panen menyebabkan kekurangan gizi

Page 29: Kebijakan Pl Gorontalo 16 Juni

FAKTOR RISIKO (lanjutan)

Faktor Risiko Perubahan Iklim Bahaya terhadap Kesehatan

Kenaikan Muka Laut (SLR) Ekosistem rawa dan mangrove berubah Pola penyebaran vektor penyakit berubah

Kenaikan Frekuensi dan Intensitas Iklim Ekstrim

Berpengaruh terhadap tipe dan jumlah habitat perkembangbiakan vektor penyakit

Berpengaruh terhadap daya tahan tubuh manusia

Kematian/sakit akibat bencana

Page 30: Kebijakan Pl Gorontalo 16 Juni

FAKTOR RISIKO (LANJUTAN)

Secara luas, perubahan pada kondisi iklim memiliki tiga jenis dampak kesehatan yang utama:

• Jenis yang terjadi relatif langsung, biasanya diakibatkan oleh cuaca yang ekstrim

• Konsekuensi kesehatan akibat berbagai proses yang terjadi pada perubahan lingkungan dan gangguan ekologi yang terjadi sebagai respons terhadap perubahan iklim

• Konsekuensi kesehatan yang bermacam-macam – trauma, infeksi, nutrisi, psikologi – yang terjadi akibat kehilangan dan pergantian sebagai akibat induksi iklim terhadap ekonomi, penurunan daya dukung lingkungan dan situasi konflik.

Page 31: Kebijakan Pl Gorontalo 16 Juni

PENGARUH VARIABEL IKLIM TERHADAP VEKTOR PENYAKITPengaruh Suhu terhadap Perkembangan Vektor (Nyamuk)

• Rata rata suhu optimum (25-27 °C) → siklus hidup rata-rata 12 hari

• Suhu di atas (32-35 °C) proses fisiologis lambat (Focks et al 1995 Koopman et.al 1991 siklus hidup untuk Aedes lebih pendek, potensi frekuensi feedingnya lebih sering, ukuran tubuh nyamuk lebih kecil→ lebih agresif) → siklus hidup menjadi 7 hari, sehingga risiko penularan menjadi 3x lipat lebih tinggi.

• Suhu ekstrim (10 dan > 40° C) perkembangan terhenti (mati)• Toleransi terhadap suhu tergantung spesies nyamuk• Peningkatan suhu yg optimum dapat meningkatkan frekuensi

mengisap darah (gonotropic cycle UMUR)

Pengaruh Suhu terhadap Kuman • Berpengaruh pada pertumbuhan parasit/kuman dalam tubuh vektor

• Suhu kritis terendah siklus sporogoni pada :- Plasmodium vivax 16°C- Plasmodium falcifarum 19°C- Virus Dengue 17°C

Pengaruh Kelembaban dan Curah Hujan

• Mempengaruhi umur nyamuk/vektor• Kelembaban < 60 % umur nyamuk pendek (potensi sebagai

vektor makin menurun)• Curah hujan yang sedang tetapi waktu panjang akan menambah

breeding places POPULASI MENINGKAT • Curah hujan tinggi dan terus menerus BANJIR BREEDING

HANYUT POPULASI NYAMUK/VEKTOR TURUN• Curah hujan yang tinggi BANJIR keterpaparan terhadap

bakteri Leptospira meningkat

Page 32: Kebijakan Pl Gorontalo 16 Juni

PENGELOLAAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN AKIBAT PERUBAHAN IKLIM

A. Identifikasi Faktor RisikoMengidentifikasi komponen faktor risiko yang terdapat pada masing-masing alur penyakit sehingga diketahui karakteristik dari masing-masing komponen. Misalnya perilaku, aktivitas fisik/olah raga, kepadatan penduduk, umur, jenis kelamin, genetik.

B. Kuantifikasi RisikoMenganalisis faktor risiko untuk mencari keterkaitan antara karakteristik di berbagai komponen yang terdapat di alur menggunakan pendekatan deskriptif dan analitik.

C. Managemen RisikoMerupakan pendekatan kegiatan terhadap berbagai pihak agar mereka secara sadar melakukan peran masing-masing dalam mengantisipasi ancaman bahaya risiko. Kegiatan managemen risiko merupakan bagian dari adaptasi perubahan iklim dampaknya terhadap kesehatan meliputi tahapan pada alur di bawah ini :

Page 33: Kebijakan Pl Gorontalo 16 Juni
Page 34: Kebijakan Pl Gorontalo 16 Juni

TANTANGANDalam pelaksanaan program dan kegiatan adaptasi perubahan iklim sektor kesehatan masih ditemui tantangan antara lain sebagai berikut;1. Kolaborasi Lintas sektor a. Jejaring informasi terkait dengan perubahan iklim sektor kesehatan perlu ditingkatkan, b. Integrasi implementasi berdasarkan rencana aksi nasional perubahan iklim bidang kesehatan

belum terlaksana dengan baik. 2. Capacity building Perlu adanya pelatihan 3. Komunikasi a. Kampanye Sosial mengenai Perubahan Iklim, b. Advokasi pada Pemangku kebijakan 4. Partisipasi Masyarakat a. Program terkait perubahan iklim bidang kesehatan belum merupakan prioritas b. Membangun kerjasama permerintah, Swasta, NGO 5. Sumber Dana Dukungan politik dalam penetapan anggraran perlu ditingkatkan 6. Data dan Fakta Adaptasi Perubahan Iklim sektor kesehatan harus menjadi indikator dalam renstra Kementerian Kesehatan.

34

Page 35: Kebijakan Pl Gorontalo 16 Juni

TERIM

A K

ASIH

35