kebijakan penyediaan prasarana olah raga di daerah permukiman

16
KEBIJAKAN PENYEDIAAN PRASARANA OLAH RAGA DI DAERAH PERMUKIMAN Disampaikan Oleh : Dirjen Penataan Ruang Pada Acara Temu Konsultasi Penyusunan Standarisasi Taman Rekreasi dan Kebugaran Jasmani di Cisarua-Bogor, 27–30 Maret 2003

Upload: agalia

Post on 13-Jan-2016

60 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

KEBIJAKAN PENYEDIAAN PRASARANA OLAH RAGA DI DAERAH PERMUKIMAN. Disampaikan Oleh : Dirjen Penataan Ruang Pada Acara Temu Konsultasi Penyusunan Standarisasi Taman Rekreasi dan Kebugaran Jasmani di Cisarua-Bogor, 27–30 Maret 2003. L A T A R B E L A K A N G. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: KEBIJAKAN PENYEDIAAN PRASARANA OLAH RAGA  DI DAERAH PERMUKIMAN

KEBIJAKAN PENYEDIAAN PRASARANA OLAH RAGA DI DAERAH PERMUKIMAN

Disampaikan Oleh :

Dirjen Penataan Ruang

Pada Acara Temu Konsultasi Penyusunan Standarisasi Taman Rekreasi dan Kebugaran Jasmani

di Cisarua-Bogor, 27–30 Maret 2003

Page 2: KEBIJAKAN PENYEDIAAN PRASARANA OLAH RAGA  DI DAERAH PERMUKIMAN

L A T A R B E L A K A N G

Prasarana olah raga sebagai Ruang Public.Ruang Public merupakan komponen penting dalam pembangunan kota.Ruang Public sebagai wahana interaksi antar warga, yang biasanya kekurangan wahana berkomunikasi.Ruang Public sebagai bagian kehidupan masyarakat untuk memberi nilai tambah bagi lingkungan, estetika kota, pencemaran dan memberi image tetang lingkungannya.

Page 3: KEBIJAKAN PENYEDIAAN PRASARANA OLAH RAGA  DI DAERAH PERMUKIMAN

LATAR BELAKANG (lanjutan)

Departemen Kimpraswil mengurusi 8 prasarana utama (seperti air bersih, sanitasi, limbah, drainage, jalan kota dll). Kebijakan dalam bidang tersebut hampir semua diserahkan kepada Kabupaten/Kota kecuali yang strategis (basic need).

Page 4: KEBIJAKAN PENYEDIAAN PRASARANA OLAH RAGA  DI DAERAH PERMUKIMAN

ISU DAN PERMASALAHAN

Kesenjangan antar wilayah/kawasan, baik desa maupun kota.

Masih banyaknya masalah penataan ruang kawasan/kota.

Pembangunan belum sepenuhnya mengacu penataan ruang.

Belum sepenuhnya RTRW sebagai alat keterpaduan.

Belum efektifnya pemanfaatan dan pengendalian ruang.

Rendahnya peran masyarakat dalam penataan ruang

Page 5: KEBIJAKAN PENYEDIAAN PRASARANA OLAH RAGA  DI DAERAH PERMUKIMAN

PERATURAN TENTANG RUANG PUBLIK

1. UU 24/1992 tentang Penataan Ruang pasal 5 mengenai kewajiban masyarakat

2. UU RI No. 4/1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup

3. PP 69/1996 tentang Peranserta Masyarakat dalam Penataan Ruang pasal 2 – hak masyarakat

4. PP 69/1996 tentang Peranserta Masyarakat dalam Penataan Ruang pasal 6 – kewajiban masyarakat

5. Kepmenkimpraswil 327/2002 tentang Penetapan Pedoman Penataan : “Rencana tata ruang Kawasan Perkotaan”

6. Permendagri 14/1988 tentang Kawasan Hijau Perkotaan7. Permendagri 2/1987 tentang Pedoman Penyusunan Rencana

Kota

Page 6: KEBIJAKAN PENYEDIAAN PRASARANA OLAH RAGA  DI DAERAH PERMUKIMAN

KONSEP PENATAAN RUANG PUBLIK

Keterlibatan masyarakat dalam perencanaan, pengelolaan dan pemeliharaan ruang public (UU 24/92 pasal 5 mengenai kewajiban masyarakat dan PP 69/1996 pasal 2 dan 6)Kemitraan dgn dunia usaha, Pemerintah fasilitasi Penegakan hukum dalam pelanggaran pemanfaatan ruang public tanpa pandang bulu (misal mengacu pada peraturan zoning)Penerapan instrument insentif dan disinsentif melalui DAU agar terjadi keberpihakan kepada masyarakat (dalam penentuan ruang hijau kota).

Page 7: KEBIJAKAN PENYEDIAAN PRASARANA OLAH RAGA  DI DAERAH PERMUKIMAN

KONSEP PENATAAN… (lanjutan)

Terpadu, terkoordinasi, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

Administratif dan fungsional.

Sesuai dengan perkembangan ekonomi wilayah.

Dukungan terhadap penyediaan NSPM (pedoman lokasi dan penyediaan prasarana olah raga, pedoman pelibatan masyarakat dalam membangun prasarana olah raga/ruang publik) dan konsep SNI yang terkait dengan pembangunan prasarana olah raga.

Page 8: KEBIJAKAN PENYEDIAAN PRASARANA OLAH RAGA  DI DAERAH PERMUKIMAN

KRITERIA PEMILIHAN LOKASI UNTUK PRASARANA OLAH RAGA (PARIWISATA)

a. Tersedia lahan yang cukup luas.b. Status kepemilikan lahan cukup jelas dan tidak akan

menimbulkan masalah dalam penguasaannya.c. Kondisi lahan : - Mempunyai struktur tanah yang stabil

- Mempunyai kemiringan tanah yang memungkinkan dibangun tanpa memberikan dampak negatif thd kelestarian lingkungan

- Merupakan lahan yang tidak terlalu subur dan bukan tanah yang tidak terlalu subur dan bukan tanah pertanian yang produktif

Page 9: KEBIJAKAN PENYEDIAAN PRASARANA OLAH RAGA  DI DAERAH PERMUKIMAN

KRITERIA PEMILIHAN LOKASI…. (lanjutan)

d. Mempunyai akses dan kemudahan hubungan yang tinggi.e. Tidak mengganggu kelancaran lalu-lintas pada jalur jalan

raya regional.f. Tersedia prasarana utama : air bersih, listrik, dll.g. Mempunyai kepadatan penduduk dan permukiman

rendah.h. Lansekap yang memenuhi aspek estetik dan fungsional.i. Tidak mengganggu dan terganggu terhadap maupun oleh

kegiatan sosial ekonomi lain di sekitarnya.j. Mempunyai kondisi keamanan lingkungan yang baik.

Page 10: KEBIJAKAN PENYEDIAAN PRASARANA OLAH RAGA  DI DAERAH PERMUKIMAN

Kawasan pariwisata Luas lahan minimal 100 ha.

Taman Rekreasi Luas lahan minimal 3 ha.

Gelanggang renang Luas lahan minimal 1 ha.

Kolam memancing Luas lahan minimal 0,5 ha.

KRITERIA PEMILIHAN LOKASI…. (lanjutan)

Page 11: KEBIJAKAN PENYEDIAAN PRASARANA OLAH RAGA  DI DAERAH PERMUKIMAN

ELEMEN PENATAAN RUANG PUBLIC

Aksesibilitas bagi semua warga.

Universalitas atau mempertimbangkan keberagaman kelas dan status.

Keberlanjutan fungsi, bukan sekedar bentuk tetapi lebih pada kesesuaian fungsinya.

Page 12: KEBIJAKAN PENYEDIAAN PRASARANA OLAH RAGA  DI DAERAH PERMUKIMAN

KENDALA IMPLEMENTASI

Rendahnya pemahaman masyarakat atas manfaat penataan ruang sehingga partisipasinya kurang optimalPenegakan hukum yang belum optimal terhadap pelanggaran penataan ruang (lokasi dan pemanfaatan ruang publik), terutama dalam aspek pemanfaatan dan pengendalianKelembagaan hingga tingkat akar rumput belum sepenuhnya tertataTerbatasnya resources dan rendahnya komitmen stakeholders

Page 13: KEBIJAKAN PENYEDIAAN PRASARANA OLAH RAGA  DI DAERAH PERMUKIMAN

USULAN SOLUSINYAPeningkatan kampanye publik dan pelayanan publik untuk meningkatkan public awarrnessGerakan penegakan hukum tanpa pandang buluPenataan kelembagaan hingga mencapai pokmasy (akar rumput) sehingga concern terhadap pemanfaatan dan pengendalian ruang meningkat (TKPRD dan Pokmasy)Peningkatan kemitraan dengan masyarakat dan dunia usahaPenyusunan NSPM misalnya pedoman pemanfaatan dan pengelolaan ruang publik untuk prasarana olah raga, pedoman kemitraan antar stakeholder dalam penyediaan ruang publik (prasarana olah raga).

Page 14: KEBIJAKAN PENYEDIAAN PRASARANA OLAH RAGA  DI DAERAH PERMUKIMAN

HAK DAN KEWAJIBAN ATAS RUANG(PP 69/1996 tentang RANMASY pasal 2)

HAK MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG

Berperan serta dalam proses perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian pemanfaatan ruang.

Mengetahui secara terbuka rencana tata ruang wilayah, rencana tata ruang kawasan, dan rencana rinci ruang kawasan.

Menikmati manfaat ruang dan pertambahan nilai ruang sebagai akibat penataan ruang.

Memperoleh penggantian yang layak atas kondisi yang dialaminya sebagai akibat pelaksanaan kegiatan pembangunan sesuai dengan rencana tata ruang.

Page 15: KEBIJAKAN PENYEDIAAN PRASARANA OLAH RAGA  DI DAERAH PERMUKIMAN

HAK DAN KEWAJIBAN ATAS RUANG(PP 69/1996 tentang RANMASY pasal 6)

KEWAJIBAN MASYARAKAT DALAM TARU

Berperan serta dalam memelihara kualitas ruang.

Berlaku tertib dalam keikutsertaannya dalam proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan mentaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan.

Berperanserta dalam pembangunan, pemanfaatan, dan pengelolaan ruang publik termasuk perbaikan dan pemeliharaan prasarana olah raga.

Page 16: KEBIJAKAN PENYEDIAAN PRASARANA OLAH RAGA  DI DAERAH PERMUKIMAN

P E N U T U PLokasi ruang publik (prasarana olah raga) harus sesuai dengan RTRWK serta hasil studi kelayakan dan AMDAL-nya (aksesibel, universalitas dan fungsional).Proses pengadaan, pemanfaatan, dan pemeliharaannya melibatkan masyarakat, investor dan pemerintah (fasilitator) secara terpadu.Hak dan kewajiban yang sama bagi setiap individu/lembaga yang ada atas ruang publik tersebut.Sesuai dengan perkembangan/kemampuan ekonomi wilayah dan mempertimbangkan pembangunan wilayah/kawasan sekitarnya.Penyusunan NSPM yang terkait dengan penataan ruang publik (prasarana olah raga) perlu segera disiapkan.