kebijakan pengukuran pembangunan ketenagakerjaan

31
ERVIN JONGGURAN MARAJOHAN, SE, M.Si., Ak.

Upload: ervinjmb

Post on 18-Feb-2017

247 views

Category:

Data & Analytics


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kebijakan pengukuran pembangunan ketenagakerjaan

ERVIN JONGGURAN MARAJOHAN, SE, M.Si., Ak.

Page 2: Kebijakan pengukuran pembangunan ketenagakerjaan

tapi

Page 3: Kebijakan pengukuran pembangunan ketenagakerjaan

tapi

Page 4: Kebijakan pengukuran pembangunan ketenagakerjaan

0%

1%

3%

4%

7%

16%

22%

33%

LGA

Pertambangan

Keuangan

Transportasi

Konstruksi

INDUSTRI

Jasa

Perdagangan

Pertanian

Sumber : Sakernas, Agustus 2015, diolah Barenbang

Page 5: Kebijakan pengukuran pembangunan ketenagakerjaan

67% 66% 64% 64% 61%

25% 25% 26% 27% 28%

8% 9% 9% 10% 11%

2011 2012 2013 2014 2015

AK - SLTP KE BAWAH

AK - SMA/SMK

AK - D3/S1/ S2/S3

Sumber : Sakernas, Agustus 2015, diolah Barenbang

Page 6: Kebijakan pengukuran pembangunan ketenagakerjaan

Sumber : Sakernas, Agustus 2015, diolah Barenbang

INFORMAL

57,76

FORMAL

42,24

Page 7: Kebijakan pengukuran pembangunan ketenagakerjaan

TPAK Perempuan Indonesia Sangat Rendah. Kebanyakan Perempuan Indonesia memilih menjadi

IBU RUMAH TANGGA. Kontribusi Perempuan terhadap pembangunan masih

rendah.

LAKI PEREMPUAN

AK BAK

82,71% 48,87%

17,29%

51,13%

SEKOLAH

MENGURUS RUMAH

TANGGA; 76%

LAINNYA

Sumber : Sakernas, Agustus 2015, diolah Barenbang

Page 8: Kebijakan pengukuran pembangunan ketenagakerjaan
Page 9: Kebijakan pengukuran pembangunan ketenagakerjaan
Page 10: Kebijakan pengukuran pembangunan ketenagakerjaan

1. Penguatan Perencanaan Tenaga Kerja

Nasional;

2. Percepatan peningkatan kompetensi tenaga

kerja;

3. Percepatan sertifikasi profesi;

4. Perluasan Kesempatan Kerja Formal;

5. Penguatan wirausaha produktif;

6. Penciptaan hubungan industrial yang sehat

dan produktif;

7. Penegakan hukum ketenagakerjaan;

8. Peningkatan perlindungan pekerja migran;

9. Pelayanan ketenagakerjaan SEDERHANA,

TRANSPARAN, dan AKUNTABEL. M. Hanif Dhakiri (MENAKER R.I.)

Page 11: Kebijakan pengukuran pembangunan ketenagakerjaan

Integral

Holistik

Komprehensif

Page 12: Kebijakan pengukuran pembangunan ketenagakerjaan

“IPK adalah alat untuk menilai proses pelaksanaan pembangunan ketenagakerjaan, sekaligus diagnostik dan evaluasi kondisi pembangunan ketenagakerjaan

secara komprehensif dan holistik.”

“Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan merupakan suatu nilai yang menggambarkan kondisi keberhasilan pembangunan ketenagakerjaan secara komposit yang

mencakup 9 indikator utama pembangunan ketenagakerjaan yang sangat mendasar.”

Page 13: Kebijakan pengukuran pembangunan ketenagakerjaan

DASAR HUKUM

Pasal 7 ayat (3) dan

Pasal 8 UU Nomor 13

Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan

Permenaker Nomor 3

Tahun 2015 tentang

Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian

Ketenagakerjaan

Kepmenakertrans No.166

Tahun 2014 tentang

Pedoman Pengukuran

Indeks Pembangunan

Ketenagakerjaan

Page 14: Kebijakan pengukuran pembangunan ketenagakerjaan

Mengetahui hasil pembangunan ketenagakerjaan,

secara keseluruhan maupun program di setiap

daerah

Menyusun peta pembangunan ketenagakerjaan

Bahan evaluasi dan penyusunan kebijakan dan

program pembangunan ketenagakerjaan

Dasar pembinaan pembangunan ketenagakerjaan

di daerah

Dasar pengusulan program pembangunan

ketenagakerjaan

Page 15: Kebijakan pengukuran pembangunan ketenagakerjaan

Tujuan

Pembangunan

Ketenagakerjaan

Dimensi

Pemberdayaan dan

Pendayagunaan Tenaga kerja

Indikator

Perencanaan

Tenaga Kerja

Indikator

Penduduk dan

Tenaga Kerja

Indikator

Produktivitas

Tenaga Kerja

Dimensi

Pemerataan

Kesempatan Kerja

Indikator

Pelatihan dan

Kompetensi Kerja

Indikator

Kesempatan Kerja

Dimensi

Perlindungan

Tenaga Kerja

Indikator

Hubungan Industrial

Indikator

Kondisi Lingkungan

Kerja

Dimensi

Peningkatan Kesejahteraan

Tenaga Kerja

Indikator

Jaminan Sosial

Tenaga Kerja

Indikator

Pengupahan dan

Kesejahteraan Pekerja

DIMENSI dan INDIKATORPENGUKURAN INDEKS PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN

Page 16: Kebijakan pengukuran pembangunan ketenagakerjaan

DimensiPemberdayaan dan Pendayagunaan Tenaga Kerja

IndikatorPerencanaan Tenaga Kerja

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi

IndikatorPenduduk dan Tenaga Kerja

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Muda

Tingkat Pekerja Muda

Tingkat Penganggur Terbuka

Tingkat Pekerja Tidak Penuh

IndikatorProduktivitas Tenaga Kerja

Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja

DIMENSI PEMBERDAYAAN DAN PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJAPENGUKURAN INDEKS PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN

Page 17: Kebijakan pengukuran pembangunan ketenagakerjaan

DimensiPemerataan Kesempatan Kerja

IndikatorPelatihan dan Kompetensi

Kerja

Tingkat Kapasitas Pelatihan

TingkatLulusan Pelatihan

Tingkat Lembaga Latihan yang Terakreditasi

IndikatorKesempatan Kerja

Tingkat KesempatanKerja Formal

Tingkat KesempatanKerja Informal

TingkatKesempatan Kerja

DIMENSI KESEMPATAN KERJAPENGUKURAN INDEKS PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN

Page 18: Kebijakan pengukuran pembangunan ketenagakerjaan

DIMENSI PERLINDUNGAN TENAGA KERJAPENGUKURAN INDEKS PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN

DimensiPerlindungan Tenaga Kerja

IndikatorHubungan Industrial

Tingkat Peraturan Perusahaan yang disahlkan

Tingkat PKByang didaftarkan

Tingkat LKS Bipartrit di Perusahaan

Tingkat Perselisihan Hubungan Industrial

IndikatorKondisi Lingkungan Kerja

Tingkat Penerapan SMK3di Perusahaan

Tingkat Kecelakaan Kerja

Tingkat Kepatuhan Wajib Lapor

Page 19: Kebijakan pengukuran pembangunan ketenagakerjaan

DimensiPeningkatan Kesejahteraan

Tenaga Kerja

IndikatorJaminan Sosial Tenaga

Kerja

Tingkat PeraturanPerusahaan yang

disahkan

Tingkat PKB yang didaftarkan

Tingkat LKS Bipartrit di Perusahaan

Tingkat Perselisihan Hubungan Industrial

IndikatorPengupahan dan

Kesejahteraan Pekerja

Proporsi Besaran Upah Minimum terhadap KHL

DIMENSI PENINGKATAN KESEJAHTERAAN TENAGA KERJAPENGUKURAN INDEKS PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN

Page 20: Kebijakan pengukuran pembangunan ketenagakerjaan

INDIKATOR UTAMA 2011 2012 2013 2014 2015

Perencanaan Tenaga Kerja 9,25 11,20 10,75 7,81 7,83

Penduduk dan Tenaga Kerja 5,68 5,48 5,66 5,75 6,02

Kesempatan Kerja 9,92 10,53 10,75 10,77 11,27

Pelatihan dan Kompetensi Kerja 2,80 3,90 4,72 5,09 4,32

Produktivitas Tenaga Kerja 1,59 1,73 1,86 3,64 3,65

Hubungan Industrial 1,68 2,86 3,36 3,28 3,27

Kondisi Lingkungan Kerja 5,02 3,71 3,73 3,79 3,81

Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja 8,47 8,93 9,33 9,47 9,39

Jaminan Sosial Tenaga Kerja 5,50 5,81 6,14 5,90 6,17

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan 49,92 54,15 56,31 55,50 55,73

49,92

54,15

56,31

55,50 55,73

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan

Page 21: Kebijakan pengukuran pembangunan ketenagakerjaan

9,25

11,20 10,75

7,81 7,83

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016• Indikator Utama Perencanaan Tenaga Kerja dari tahun 2011-2015

mengalami penurunan sebesar 1,42

• Pada tahun 2014 terjadi perubahan pembobotan pada indikator

utama Perencanaan Tenaga Kerja dari bobot 15 menjadi 10 sehingga

menyebabkan nilainya menurun cukup drastis (dari

Kepmenakertrans No. 457 Tahun 2012 menjadi Kepmenakertrans No.

166 Tahun 2014)

Sumber : Hasil Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan 2015, Pusrennaker, Barenbang

Page 22: Kebijakan pengukuran pembangunan ketenagakerjaan

5,68

5,48

5,66

5,75

6,02

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

2011 2012 2013 2014 2015

Indikator Utama/Sub Indikator

Nilai

Indikator

Utama

Nilai Sub

Indikator

Nilai

Indikator

Utama

Nilai Sub

Indikator

Nilai

Indikator

Utama

Nilai Sub

Indikator

Nilai

Indikator

Utama

Nilai Sub

Indikator

Nilai

Indikator

Utama

Nilai Sub

Indikator

2. Penduduk dan Tenaga Kerja 5,68% 5,48% 5,65% 5,77% 6,02%

Tingkat Partisipasi Angkatan

Kerja Muda0,43% 0,32% 0,45% 0,65% 0,72%

Tingkat Pekerja Anak 2,49% 2,26% 2,25% 2,35% 2,32%

Tingkat Penganggur Terbuka

(TPT)1,76% 1,91% 2,01% 1,99% 1,99%

Tingkat Pekerja Tidak Penuh 1,00% 0,99% 0,94% 0,77% 0,99%

• Indikator Utama Penduduk dan Tenaga Kerja dari tahun 2011-2015 mengalami peningkatan sebesar 0,34• Pada tahun 2012 nilainya menurun karena meningkatnya Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Muda, Tingkat Pekerja Anak

dan Tingkat Pekerja Tidak Penuh

Page 23: Kebijakan pengukuran pembangunan ketenagakerjaan

9,92

10,53

10,75 10,77

11,27

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

• Indikator Utama Kesempatan Kerja dari tahun 2011-2015 mengalami peningkatan sebesar 1,35

• Hal ini terjadi Tingkat Kesempatan Kerja Sektor Formal dan Tingkat Kesempatan Kerja yang terus meningkat tiap tahunnya

• Tingkat Kesempatan Kerja Sektor Informal Tidak Termasuk Pekerja Keluarga tahun 2011-2015 cenderung menurun sehingga menyebabkan nilai

sub indikatornya meningkat.

2011 2012 2013 2014 2015

Indikator Utama/Sub Indikator

Nilai

Indikator

Utama

Nilai Sub

Indikator

Nilai

Indikator

Utama

Nilai Sub

Indikator

Nilai

Indikator

Utama

Nilai Sub

Indikator

Nilai

Indikator

Utama

Nilai Sub

Indikator

Nilai

Indikator

Utama

Nilai Sub

Indikator

3. Kesempatan Kerja 9,90% 10,53% 10,76% 10,77% 11,27%

Tingkat Kesempatan Kerja

Sektor Formal1,84% 2,24% 2,36% 2,40% 2,74%

Tingkat Kesempatan Kerja

Sektor Informal, Tidak

Termasuk Pekerja Keluarga2,46% 2,64% 2,72% 2,70% 2,85%

Tingkat Kesempatan Kerja 5,60% 5,66% 5,68% 5,67% 5,68%

Page 24: Kebijakan pengukuran pembangunan ketenagakerjaan

2,80

3,90

4,725,09

4,32

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

2011 2012 2013 2014 2015

Indikator Utama/Sub Indikator

Nilai

Indikator

Utama

Nilai Sub

Indikator

Nilai

Indikator

Utama

Nilai Sub

Indikator

Nilai

Indikator

Utama

Nilai Sub

Indikator

Nilai

Indikator

Utama

Nilai Sub

Indikator

Nilai

Indikator

Utama

Nilai Sub

Indikator

4. Pelatihan & Kompetensi Kerja 2,80% 3,90% 4,45% 5,09% 4,32%

Tingkat Kapasitas Pelatihan 0,96% 2,71% 2,76% 2,32% 1,80%

Tingkat Lulusan Pelatihan 0,25% 1,19% 1,69% 1,93% 1,22%

Tingkat Lembaga Latihan yang

Terakreditasi1,58% - - 0,84% 1,29%

• Indikator Utama Pelatihan dan Kompetensi Kerja dari tahun 2011-2015 mengalami peningkatan sebesar 1,52

• Pada tahun 2014 terjadi perubahan pembobotan pada indikator utama Pelatihan dan Kompetensi Kerja dari bobot 10 menjadi 15

• Pada tahun 2015 nilai indikator utama Pelatihan dan Kompetensi Kerja mengalami penurunan sebesar 0,77. Hal ini terjadi karena menurunnya tingkat lulusan pelatihan

Page 25: Kebijakan pengukuran pembangunan ketenagakerjaan

1,59 1,73 1,86

3,64 3,65

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

• Indikator Utama Produktivitas Tenaga Kerja dari tahun 2011-2015 mengalami peningkatan sebesar 2,06• Pada tahun 2014 terjadi peningkatan nilai yang cukup signifikan. Hal ini terjadi karena pada tahun 2014 terjadi

perubahan bobot pada produktivitas dari bobot 0-100 juta/TK menjadi 0-50 juta/TK

2011 2012 2013 2014 2015

Indikator Utama/Sub Indikator

Nilai

Indikator

Utama

Nilai Sub

Indikator

Nilai

Indikator

Utama

Nilai Sub

Indikator

Nilai

Indikator

Utama

Nilai Sub

Indikator

Nilai

Indikator

Utama

Nilai Sub

Indikator

Nilai

Indikator

Utama

Nilai Sub

Indikator

5. Produktivitas Tenaga Kerja 1,59% 1,73% 1,89% 3,64% 3,65%Tingkat Produktivitas Tenaga

Kerja 1,59% 1,73% 1,89% 3,64% 3,65%

Page 26: Kebijakan pengukuran pembangunan ketenagakerjaan

1,68

2,86

3,36 3,28 3,27

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

• Pada tahun 2012, sub indikator “Serikat Pekerja/Serikat Buruh di Tingkat Perusahaan” dihapus

• Indikator Utama Hubungan Industrial dari tahun 2011-2015 mengalami peningkatan sebesar 1,59

2011 2012 2013 2014 2015

Indikator Utama/Sub Indikator

Nilai

Indikator

Utama

Nilai Sub

Indikator

Nilai

Indikator

Utama

Nilai Sub

Indikator

Nilai

Indikator

Utama

Nilai Sub

Indikator

Nilai

Indikator

Utama

Nilai Sub

Indikator

Nilai

Indikator

Utama

Nilai Sub

Indikator

6. Hubungan Industrial 1,71% 2,86% 3,53% 3,28% 3,27%

Tingkat PP Yang Disahkan 0,29% 0,37% 0,53% 0,49% 0,58%

Tingkat PKB Yang

Didaftarkan0,08% 0,11% 0,13% 0,13% 0,19%

Tingkat LKS Bipartit di

Perusahaan0,09% 0,61% 0,95% 0,82% 0,92%

Serikat Pekerja/Serikat

Buruh di Tingkat Perusahaan0,16%

Tingkat Perselisihan

Hubungan Industrial 1,08% 1,77% 1,91% 1,84% 1,58%

Page 27: Kebijakan pengukuran pembangunan ketenagakerjaan

5,02

3,71 3,73 3,79 3,81

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

• Indikator Utama Kondisi Lingkungan Kerja dari tahun 2011-2015 mengalami penurunan sebesar 1,21

• Pada tahun 2012 nilai indikator utama Kondisi Lingkungan Kerja mengalami penurunan dari tahun 2011sebesar 1,31. Hal ini terjadi karena meningkatnya tingkat kecelakaan kerja sehingga menyebabkan nilai subindikatornya menurun

• Dari tahun 2012-2015 nilai indikator utama Kondisi Lingkungan Kerja sedikit demi sedikit meningkat

2011 2012 2013 2014 2015

Indikator Utama/Sub Indikator

Nilai

Indikator

Utama

Nilai Sub

Indikator

Nilai

Indikator

Utama

Nilai Sub

Indikator

Nilai

Indikator

Utama

Nilai Sub

Indikator

Nilai

Indikator

Utama

Nilai Sub

Indikator

Nilai

Indikator

Utama

Nilai Sub

Indikator

7. Kondisi Lingkungan Kerja 5,02% 3,72% 3,69% 3,79% 3,81%

Tingkat Kepatuhan Wajib Lapor

Ketenagakerjaan di

Perusahaan- 0,50% 0,47% 0,49% 0,36%

Tingkat Penerapan SMK3 di

Perusahaan0,63% 2,72% 2,70% 2,79% 2,95%

Tingkat Kecelakaan Kerja 4,39% 0,49% 0,51% 0,50% 0,50%

Page 28: Kebijakan pengukuran pembangunan ketenagakerjaan

8,47

8,93

9,339,47

9,39

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

• Indikator Utama Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja dari tahun 2011-2015 mengalami peningkatan sebesar 0,91

• Pada tahun 2015 nilai indikator utama Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja mengalami penurunan dari tahun 2014. Hal ini terjadi karena rasio nilai UMP dengan KHL yang sedikit menurun

2011 2012 2013 2014 2015

Indikator Utama/Sub Indikator

Nilai

Indikator

Utama

Nilai Sub

Indikator

Nilai

Indikator

Utama

Nilai Sub

Indikator

Nilai

Indikator

Utama

Nilai Sub

Indikator

Nilai

Indikator

Utama

Nilai Sub

Indikator

Nilai

Indikator

Utama

Nilai Sub

Indikator

8. Pengupahan dan

Kesejahteraan Pekerja8,49% 8,93% 9,33% 9,47% 9,39%

Proporsi Besaran Upah

Minimum terhadap KHL8,49% 8,93% 9,33% 9,47% 9,39%

Page 29: Kebijakan pengukuran pembangunan ketenagakerjaan

5,50

5,81

6,14

5,90

6,17

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

• Indikator Utama Jaminan Sosial Tenaga Kerja dari tahun 2011-2015 mengalami peningkatan sebesar 0,67

• Pada tahun 2014 nilai indikator utama jaminan sosial tenaga kerja menurun sebesar 0,24. hal ini terjadi karenamenurunnya “Tingkat Perusahaan Yang Menjadi Anggota Jamsostek” dan “Tingkat Pekerja/Buruh Yang Menjadi AnggotaJamsostek Aktif”

2011 2012 2013 2014 2015

Indikator Utama/Sub Indikator

Nilai

Indikator

Utama

Nilai Sub

Indikator

Nilai

Indikator

Utama

Nilai Sub

Indikator

Nilai

Indikator

Utama

Nilai Sub

Indikator

Nilai

Indikator

Utama

Nilai Sub

Indikator

Nilai

Indikator

Utama

Nilai Sub

Indikator

9. Jaminan Sosial Tenaga Kerja 5,50% 5,82% 6,26% 5,53% 6,17%

Tingkat Perusahaan Yang

Menjadi Anggota Jamsostek2,68% 2,91% 3,28% 2,65% 2,78%

Tingkat Pekerja/Buruh Yang

Menjadi Anggota Jamsostek

Aktif2,82% 2,91% 2,98% 2,87% 3,39%

Page 30: Kebijakan pengukuran pembangunan ketenagakerjaan

HASILINDEKS PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN

7,83

6,02

11,27

4,32

3,653,27

3,81

9,39

6,17

Perencanaan Tenaga Kerja

Penduduk dan Tenaga Kerja

Kesempatan Kerja

Pelatihan dan Kompetensi Kerja

Produktivitas Tenaga KerjaHubungan Industrial

Kondisi Lingkungan Kerja

Pengupahan dan Kesejahteraan

Pekerja

Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Page 31: Kebijakan pengukuran pembangunan ketenagakerjaan