kebijakan pemerintah di bidang ketenagakerjaan

24
KEBIJAKAN PEMERINTAH DI BIDANG KETENAGAKERJAAN By: Eko Sakapurnama

Upload: ikia

Post on 21-Jan-2016

215 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Kebijakan Pemerintah di bidang ketenagakerjaan. By: Eko Sakapurnama. Outline. Analisis Tenaga Kerja sebagai bagian Perencanaan SDM Kebijakan pemerintah dalam menangani pencari kerja Penempatan Tenaga Kerja Program Antar Kerja Antar Daerah (AKAD) Program Antar Kerja Antar Lokal (AKAL) - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: Kebijakan Pemerintah di bidang ketenagakerjaan

KEBIJAKAN PEMERINTAH DI BIDANG KETENAGAKERJAANBy: Eko Sakapurnama

Page 2: Kebijakan Pemerintah di bidang ketenagakerjaan

Outline

Analisis Tenaga Kerja sebagai bagian Perencanaan SDM

Kebijakan pemerintah dalam menangani pencari kerja

Penempatan Tenaga Kerja Program Antar Kerja Antar Daerah (AKAD) Program Antar Kerja Antar Lokal (AKAL) Program Antar Kerja Antar Negara (AKAN)

Pelatihan Kerja

Page 3: Kebijakan Pemerintah di bidang ketenagakerjaan

Referensi

Noe, R.A., Hollenbeck, J.H., Gerhart,B., Wright, P.M., (2007), Fundamentals of Human Resource Management, Edition 2, McGraw Hill International, (Chapter 2, 3, 15, 16)

http://www.infokerja-jatim.com/?m=detail_berita&id=54

Bps.go.id

Page 4: Kebijakan Pemerintah di bidang ketenagakerjaan

4

Pengertian Perencanaan SDM Kegiatan dimana organisasi melakukan

identifikasi kebutuhan jumlah dan jenis-jenis fungsi karyawan yang diperlukan untuk dapat mencapai tujuan. (Noe,et.al., 2007)

Page 5: Kebijakan Pemerintah di bidang ketenagakerjaan

5

Tahapan Proses

Proses Perencanaan SDM

1. Perkiraan permintaan (demand) tenaga kerja (TK)

2. Perkiraan ketersediaan (supply) tenaga kerja

3. Perkiraan surplus atau defisit tenaga kerja

4. Penentuan sasaran dan rencana strategis

5. Implementasi dan Evaluasi

Page 6: Kebijakan Pemerintah di bidang ketenagakerjaan

6

Bagan Proses Perencanaan SDM

(Noe,et.al., 2007, p.138)

Page 7: Kebijakan Pemerintah di bidang ketenagakerjaan

7

Perkiraan Permintaan TK Seberapa besar permintaan TK menginginkan

berbagai posisi atau pekerjaan dalam suatu organisasi

Organisasi harus menentukan “trend analysis” untuk memperkirakan bursa permintaan TK dalam beberapa tahun kedepan.

Page 8: Kebijakan Pemerintah di bidang ketenagakerjaan

8

Perkiraan Ketersediaan TK Menganalisa seberapa besar ketersediaan

(supply) tenaga kerja eksisting (internal) maupun calon tenaga kerja dari pihak eksternal

Organisasi juga harus memperhatikan: Demografi tenaga kerja (usia, sex) Tingkat pengangguran terbuka Trend perkembangan output pendidikan

(cth: peminat ilmu kriminologi, arkeologi, sastra daerah, semakin berkurang)

Page 9: Kebijakan Pemerintah di bidang ketenagakerjaan

Kaitan Perencanaan SDM dengan Hubungan Industrial

Labour supply

and Labour

Demand

Hubungan

Industrial

Pemerintah :AKADAKALAKAN

Page 10: Kebijakan Pemerintah di bidang ketenagakerjaan

10

Supply TK1. Kualifikasi Angkatan/Tenaga Kerja (Workforce)

Tenaga kerja: seluruh individu yang dapat/mampu bekerja dan aktif mencari pekerjaan.

Menurut data BPS per Februari 2009 Total workforce = 113,74 juta orang Total pekerja = 104,49 juta orang Pengangguran terbuka = 8,14 persen Jumlah angkatan kerja dengan pendidikan SD masih

mendominasi yaitu sebanyak 55,43 juta orang (http://www.bps.go.id/brs_file/tenaker-15mei09.pdf )

Page 11: Kebijakan Pemerintah di bidang ketenagakerjaan

11

Supply TK1. Kualifikasi Angkatan/Tenaga Kerja

(Workforce)

Berdasarkan level pendidikan Semakin tinggi prosentase pekerja yang

berpendidikan rendah akan menyulitkan bagian HR untuk meningkatkan kompetensi maupun skills karyawan

Peran MSDM = mengadakan pelatihan, pengembangan, pemberian bea siswa, coaching dll.

Page 12: Kebijakan Pemerintah di bidang ketenagakerjaan

12

Supply TK1. Kualifikasi Angkatan/Tenaga Kerja (Workforce)

Berdasarkan level pendidikan di Indonesia

Page 13: Kebijakan Pemerintah di bidang ketenagakerjaan

Kebijakan Pemerintah dalam Penempatan Tenaga Kerja

Implementasi Program Antar Kerja Antar Daerah (AKAD)

Pengadaan BLK (Balai Latihan Kerja)

Page 14: Kebijakan Pemerintah di bidang ketenagakerjaan

AKAD

Antar Kerja Antar Daerah (AKAD) merupakan salah satu bentuk mekanisme pelayanan penempatan tenaga kerja  lintas Provinsi di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

penempatan TK-AKAD sudah ada pada saat Indonesia dijajah oleh bangsa Belanda,  Pemerintah Belanda  mengadopsi pola tersebut dari Pemerintah Inggris yang selanjutnya diimplementasikan di Indonesia, awalnya penempatan TK-AKAD dari penduduk Pulau Jawa ditempatkan ke Pulau Sumatera untuk dipekerjakan di sector perkebunan, selanjutnya diikuti penempatan Antar Kerja Antar Negara (AKAN) dari masyarakat Jawa Indonesia ke Negara Suriname.

Page 15: Kebijakan Pemerintah di bidang ketenagakerjaan

Dasar Pemikiran

Indonesia merupakan satu wilayah kesatuan pasar kerja yang tidak terpisahkan satu sama lain. Untuk itu mutu pelayanan antar kerja harus dioptimalkan sehingga dapat tercipta pelayanan prima di seluruh negeri ini.

Pelayanan antar kerja sangat dibutuhkan kecepatan, keterbukaan dan keprofesionalan, karena masyarakat akan melihat dan menilai langsung, untuk itu pelayanan antar kerja sudah selayaknya ditingkatkan sesuai dengan dinamika masyarakat. Khusunya bagi  pemangku kepentingan (stake holder) baik  pelaksana penempatan  pemerintah maupun swasta. 

filosofis  penempatan  TK-AKAD pada awal orde baru adalah untuk menunjang program transmigrasi (penyebaran penduduk) yang ketika itu penduduk di Pulau Jawa dan Bali sudah cukup padat, sedangkan di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi  masih sangat sedikit sekali penduduknya. Dengan pola penempatan AKAD selama waktu tertentu, tenaga kerja setelah selesai menyelesaikan kontrak kerjanya maka diharapkan tenaga kerja tersebut bersedia untuk menetap dan tinggal didaerah penempatan tersebut.

Page 16: Kebijakan Pemerintah di bidang ketenagakerjaan

Tujuan AKAD

Tujuan antar kerja adalah mempertemukan pencari kerja yang membutuhkan pekerjaan dengan pemberi kerja yang

membutuhkan tenaga kerja yang finalnya  penempatan kerja. 

Page 17: Kebijakan Pemerintah di bidang ketenagakerjaan

Manfaat AKAD (1)

untuk mengatasi permasalahan pengangguran

Meningkatkan status sosial masyarakatKebijakan dan keputusan penempatan tenaga kerja dengan mekanisme AKAD mempunyai alasan khusus yakni pertimbangan social - ekonomis dan politis. Secara social ekonomis bahwa penganggur dapat ditekan dan bagi tenaga kerja yang berhasil ditempatkan akan meningkat status social ekonominya, karena tenaga kerja telah mendapatkan pekerjaan dan mendapatkan penghasilan yang dapat digunakan untuk menopang kehidupannya beserta keluarganya.

Peningkatan devisa daerah

Page 18: Kebijakan Pemerintah di bidang ketenagakerjaan

Manfaat AKAD (2)

Mengurangi kerawanan konflik sosial akibat pengangguran peningkatan roda perekonomian, pasar – pasar, transportasi,

hiburan dan lain-lain yang ada di daerah sekitar penempatan akan lebih hidup. Misal: daerah penempatan AKAD untuk sektor perkebunan dimana penduduknya sedikit dan sepi.

Meningkatkan motivasi tenaga kerja lokal, karena dengan kedatangan tenaga kerja dari luar daerahnya maka akan menggugah semangat kerja. Contoh pada daerah penempatan propinsi tertentu, masyarakat setempat bekerja di sector pertanian / perkebunan kurang berminat, konon kultur pekerja dan masyarakat di daerah tersebut masih mengganggap wajib tidur di siang hari, dengan kedatangan TK-AKAD dari Jawa yang memiliki budaya kerja tinggi maka akan berpengaruh terhadap budaya lokal tersebut.

Page 19: Kebijakan Pemerintah di bidang ketenagakerjaan

Dasar Hukum

Peraturan perundangan yang terkait langsung dengan pelayanan penempatan TK-AKAD adalah:

1. Undang Undang Nomor : 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Bab VI Penempatan Tenaga Kerja

2. Permenakertrans RI Nomor : Per. 07/Men/IV/2008 Tentang Penempatan Tenaga Kerja

3. Keputusan Dirjen Binapenta Depnakertrans RI No. Kep. 258/DPPTK/IX/2008 Tentang Tata Cara Penempatan Tenaga Kerja Antar Kerja Antar Daerah,

Page 20: Kebijakan Pemerintah di bidang ketenagakerjaan

Pelaksana Penempatan KerjaPada prinsipnya telah diatur dan ditetapkan peran dan fungsi masing masing pemangku kepentingan (stake holder) baik pemerintah, pelaksana penempatan dan pengguna tenaga kerja.

Pihak Pelaksana mekanisme AKAD terdiri dari : 1. Lembaga Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja ( LPTKS-AKAD )

berbadan hukum dan memiliki Ijin dari Menteri Tenaga Kerja dan Trasmigrasi RI, untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau pihak lain ( labour supply) berdasarkan job order;

2. Perusahaan Pemberi Kerja yang membutuhkan tenaga kerja.Termasuk kategori penempatan TK-AKAD adalah Penempatan diperairan lepas pantai dan Pelayaran antar pulau dalam wilayah NKRI.

Page 21: Kebijakan Pemerintah di bidang ketenagakerjaan

Dokumen yang diperlukan

Dokumen / persyarata

n yang diperlukan

dalam penempatan TK-AKAD

bagi pelaksana

penempatan, yakni :

•Memiliki Surat Persetujuan Penempatan (SPPTK-AKAD) yang diterbitkan oleh Dirjen Binapenta Depnakertrans RI, dilampiri : Daftar Isian Kegiatan Rencana Kebutuhan Tenaga Kerja (DIK-RKTKAD) dan Rancangan Perjanjian Kerja yang telah disahkan oleh Dinas yang membidangi Ketenagakerjaan Kabupaten / Kota daerah tujuan penempatan.•Memiliki Surat Rekomendasi rekrut dan seleksi dari Dinas yang membidangi Ketenagakerjaan Provinsi asal tenaga kerja. 

Page 22: Kebijakan Pemerintah di bidang ketenagakerjaan

Tahapan Proses AKAD

Tahapan penempatan TK-AKAD : 1.Pelaksana Penempatan mengurus dokumen / persyaratan administrasi yang telah ditentukan, yakni SPP-AKAD dari Depnakertrans RI dan Surat Rekomendasi rekrut dan seleksi dari Dinas yang membidangi ketenagakerjaan Provinsi daerah asal tenaga kerja.2.Penyediaan Calon TK-AKAD melalui rekrutmen dan seleksi;3.Penandatangan Perjanjian Penempatan bagi LPTKS.4.Persiapan Pemberangkatan  / Orientasi Pra Pemberangkatan (OPP);5.Penandatanganan Perjanjian Kerja;6.Pembayaran perlindungan asuransi;7.Penampungan sementara dan pemberangkatan / Pengiriman TK-AKAD;8.Penempatan TK-AKAD;9.Pembinaan dan Pengawasan;10.Pemulangan TK-AKAD;11.Kedatangan kembali TK-AKAD.12.Laporan :Pengiriman dan kedatangan (AKAD2), Pemulangan  (AKAD-3), Permitaan TK-AKAD Provinsi (AKAD-4), Pemenuhan TK-AKAD Provinsi (AKAD-5) 

Page 23: Kebijakan Pemerintah di bidang ketenagakerjaan

Balai Latihan Kerja

Tempat untuk mempersiapkan angkatan kerja yang dikelola oleh Kemenakertrans.

pada tahun 2008 dari jumlah 61.833 orang lulusan pelatihan BLK sebanyak 53.031 (85,76 persen) orang dapat langusng ditempatkan dan diserap pasar kerja. Sedangkan pada tahun 2009 dari 107.051 lulusan BLK, sebanyak 95.094 (88,83 persen) langsung diserap pasar kerja.

Jumlah BLK: 11 BLK UPTP (Unit Pelaksana Teknis Pusat) yang dikelola

Pusat 208 BLK Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) yang dikelola

pemerintah daerah

Page 24: Kebijakan Pemerintah di bidang ketenagakerjaan

24

THE END