kebijakan penegakan pelanggaran kode etik dan disiplin pns filedengan menggunakan dan/atau...
TRANSCRIPT
Kebijakan Penegakan Pelanggaran Kode Etik dan Disiplin PNSDrs. Haryomo Dwi Putranto, SH, MM
Deputi Bidang Pembinaan Manajemen Kepegawaian
Dasar Hukum01
02
03
UU No 42 tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden dicabut dengan UU 7 Tahun 2017 tentang Pemilu
UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
UU No 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua UU No 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Perppu 1 tahun 2014 menjadi Undang-Undang
Easy to change colors, photos and Text.
Easy to change colors, photos and Text.
04
05
06
PP No 42 tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik PNS
PP No 37 Tahun 2004 tentang Larangan PNS Menjadi AnggotaPartai Politik
PP No 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS
07 PP No 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS
Peran ASNperencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan
tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional
melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik
Latar Belakang & Peran ASN
A S NNetral dan bebas dari
intervensi politik
pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
KEDUDUKAN PEGAWAI ASN
KASN berfungsi mengawasi pelasaksanaan
norma dasar, kode etik, dan kode perilaku ASN,
serta menerapkan sitem merit dalam kebijakan
dan manajemen ASN pada Instansi Pemerintah
.
harus bebas dari pengaruh dan
intervensi
semua golongan dan partai politik..
Salah satu tugas KASN
adalah menjaga Netralitas Pegawai
ASN
Asas Netralitas
adalah bahwa setiap pegawai ASN tidak
berpihak dari segala bentuk pengaruh
manapun dan tidak memihak kepada
kepentingan siapapun.
Asas Manajemen ASN
Salah satu tugas KASN
NILAI DASAR
NETRALITAS ASN
PROFESI
menciptakan lingkungan kerja
yang non diskriminatif
menjalankan tugas secara
profesional dan tidak berpihak
ASN
berlandaskan prinsip meliputi
Prinsip, Nilai Dasar, Kode Etik dan Kode Perilaku ASN
sebagai
bertujuan untuk
menjaga martabat
dan
kehormatan ASN.
Kode etik dan Kode perilaku
berisi pengaturan agar
pegawai ASN
memegang teguh
nilai dasar ASN
dan selalu menjaga
reputasi dan
integritas ASN
Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 2017
tentang Pemilihan Umum
Aparatur sipil negara dilarangmengadakan kegiatan yang mengarahkepada keberpihakan terhadap pesertapemilu sebelum, selama, dan sesudahmasa Kampanye (Pasal 283).
Larangan meliputi: pertemuan, ajakan,
imbauan, seruan atau pemberian barang
kepada aparatur sipil negara dalam
lingkungan unit kerjanya, anggota
keluarga, dan masyarakat.
UU No 10 Tahun 2016 tentang
Perubahan Kedua UU No 1 Tahun 2015
tentang Penetapan Perppu 1 tahun 2014
menjadi Undang-Undang tentang
Pemilihan Gubernur, Bupati dan
Walikota menjadi Undang-undang
Pasal 70 ayat (1) huruf b Pasangan calon dilarang melibatkan ASN, POLRI
dan anggota TNI
Pasal 71 ayat (1) Pejabat Negara, Pejabat Daerah,
Pejabat ASN, dilarang membuat
keputusan dan/atau tindakan yang
menguntungkanatau merugikan
salah satu pasangan calon
Pasal 11 huruf cMenyatakan bahwa dalam hal etika
terhadap diri sendiri PNS wajib mengindarikonflik kepentingan pribadi kelompokatau pun golongan. Maka PNS dilarangmelakukan perbuatan yang mengarah
pada keberpihakan salah satu calon atauperbuatan yang mengindikasikan terlibatdalam politik praktis /berafiliasi dengan
partai politik
PP No 42 Tahun 2004
tentang Pembinaan Jiwa Korps
dan
Kode Etik PNS
Pasal 4 Butir (12) Dinyatakan bahwasetiap PNS dilarang: memberikandukungan kepada calon Presiden/WakilPresiden, DPR, DPD atau DPRD dengancara:
a. ikut serta sebagai pelaksana kampanye;b. menjadi peserta kampanye dengan
menggunakan atribut partai atau atributPNS;
c. sebagai peserta kampanye denganmengerahkan PNS lain;dan/atau
d. sebagai peserta kampanye denganmenggunakan fasilitas negara.
Pasal 3: Kewajiban : butir ke (7), mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri, seseorang, dan/atau golongan
PP Nomor 53 Tahun 2010 tentang
DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL
Penjelasan : butir (12) Huruf b
PNS sebagai peserta kampanye hadir untuk mendengar, menyimak
visi, misi, dan program yang ditawarkan peserta pemilu, tanpa
menggunakan atribut Partai atau PNS.
Yang dimaksud dengan “menggunakan atribut partai” adalah
dengan menggunakan dan/atau memanfaatkan pakaian,
kendaraan, atau media lain yang bergambar partai politik
dan/atau calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan/atau
calon Presiden/Wakil Presiden dalam masa kampanye.
Yang dimaksud dengan “menggunakan atribut PNS” adalah seperti
menggunakan seragam Korpri, seragam dinas, kendaraan dinas,
dan lain-lain.
Pasal 4: Larangan :
Butir (14) memberikan dukungan kepada calon anggota Dewan PerwakilanDaerah atau calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan caramemberikan surat dukungan disertai foto kopi Kartu Tanda Penduduk atauSurat Keterangan Tanda Penduduk sesuai peraturan perundang-undangan;danButir (15). memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/WakilKepala Daerah, dengan cara:
a. terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon KepalaDaerah/Wakil Kepala Daerah;
b. menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam kegiatankampanye;
c. membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan ataumerugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye;dan/atau
d. mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakanterhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum,selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan,himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalamlingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat.
Surat Edaran Menteri PAN-RB Nomor:
B/2355/M.PANRB/07/2015, perihal: Netralitas ASN dan
Larangan Penggunaan Aset Pemerintah dalam pemilihan
Kepala Daerah Serentak
Diinstruksikan kepada seluruh ASN, baik yang menjadi calon
ataupun tidak menjadi calon Kepala Daerah, agar:
1. Menjaga netralitas dalam pemilihan Gubernur dan Wakil
Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil
Walikota.
2. Tidak menggunakan aset pemerintah dalam kampanye
Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil bupati, serta
Walikota dan Wakil Walikota, seperti ruang rapat/aula,
kendaraan dinas dan perlengkapan kantor lainnya.
3. Bagi pegawai ASN yang tidak menaati ketentuan dan
melakukan pelanggaran terhadap larangan dijatuhi hukuman
disiplin sedang sampai dengan berat sesuai peraturan
perundang-undangan.
SE Menteri PAN-RB Nomor: B/36/M.SM.00.00/2018, perihal: Ketentuan Bagi ASN yang Suami atau isterinya Menjadi Calon Kepala Daerah/Wakil/Calon
Anggota Legislatif/Calon Presiden
Bagi ASN yang suami atau isterinya menjadi CalonKepala Daerah/Wakil. Calo Anggota Legislatif, danCalon Presiden/Wakil Presiden dapat mendampingisuami atau isterinya:
• Pada saat pendaftaran di KPUD maupun pada saatpengenalan kepada Pers/Masyarakat.
• Menghadiri kegiatan kampanye, namun tidak bolehterlibat secara aktif, tidak menggunakan atributinstansinya, atribut Parpol atau atribut Calon KepalaDaerah/Wakil.
• Foto bersama namun tidak mengikuti simboltangan/gerakan yang digunakan sebagai bentukkeberpihakan/dukungan.
Surat Edaran Menteri PAN-RB Nomor: B/36/M.SM.00.00/2018 – Lanjutan.
• Untuk menjaga netralitas dan mencegah penggunaan
fasilitas jabatan/negara, serta mencegah adanya
keputusan dan/atau tindakan yang dapat menguntungkan
dan/atau merugikan salah satu calon----ASN tsb wajib
mengambil Cuti dii Luar Tanggungan Negara.
• Apabila tidak mematuhi ketentuan tsb diatas, akan
dijatuhkan sanksi dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
SANKSI
UU Nomor 5 Tahun 2014
Tentang Aparatur Sipil
Negara
PNS diberhentikan tidak dengan hormat karena menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik
Pasal 87 ayat (4) huruf b
SANKSI
01
02
Hukuman Disiplin Tingkat Sedang bagi :a. PNS yang memberikan dukungan kepada calon Kepala/Wakil
Kepala Daerah berupa memberikan surat dukungan diserataifotocopy KTP
b. PNS yang terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukungcalon Kepala/Wakil Kepala Daerah serta mengadakan kegiatanyang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calonsebelum, selama dan sesudah masa kampanye
Hukuman Disiplin Tingkat Berat bagi :a. PNS yang memberikan dukungan kepada calon Kepala/Wakil
Kepala Daerah dengan cara menggunakan fasilitas yang terkaitdengan jabatan dalam kegiatan kampanye
b. PNS yang membuat keputusan dan atau tindakan yangmenguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calonselama masa kampanye
PP Nomor 53 Tahun 2010
tentang Disiplin PNS dan
Perka BKN Nomor 21 Tahun 2010 tentang Ketentuan
Pelaksanaan PP Nomor 53 tahun 2010
tentang Disiplin PNS
SANKSI
01
02
Pasal 15 ayat (1)
terhadap pelanggaran Pasal huruf c
dikenakan sanksi moral
Pasal 16
atas rekomendasi Majelis Kode Etik, PNS yang melakukan
pelanggaran kode etik, selain dikenaikan sanksi moral dapat
dikenakan tindakan administrasi sesuai peraturan
perundangan yang berlaku. Tindakan administrtaif dapat
berupa hukuman disiplin tingkat ringan, sedang dan berat.
PP Nomor 42 Tahun 2004
tentang Pembinaan Jiwa Korps
dan Kode Etik PNS
TERIMA KASIHSEMOGA BERMANFAAT