kebijakan pemerintah dalam pengelolaan bidang kelautan di era otonomi daerah

Upload: pustaka-virtual-tata-ruang-dan-pertanahan-pusvir-trp

Post on 09-Oct-2015

139 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

disampaikan oleh Rizari (Direktur Kawasan dan Pertanahan, Ditjen PUM, Kemendagri) pada tanggal 25 September di FGD Lemhanas

TRANSCRIPT

  • 5/19/2018 Kebijakan Pemerintah dalam Pengelolaan Bidang Kelautan di Era Otonomi Daerah

    1/41

    KEBIJAKAN PEMERINTAH

    DALAM PENGELOLAAN BIDANG KELAUTAN

    DI ERA OTONOMI DAERAH

    DIREKTORAT JENDERAL PEMERINTAHAN UMUM

    KEMENTERIAN DALAM NEGERI

    Oleh :

    DR. RIZARI, MBA, M.Si

    DIREKTUR KAWASAN DAN PERTANAHAN

    1

  • 5/19/2018 Kebijakan Pemerintah dalam Pengelolaan Bidang Kelautan di Era Otonomi Daerah

    2/41

    UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

    PEMBUKAAN

    ( P r e a m b u l e )

    Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas

    dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

    Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah

    kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu

    gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

    Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan

    oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan

    dengan ini kemerdekaannya.

    Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi

    segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk

    memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakanketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah

    Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu UndangUndang Dasar Negara Indonesia, yang

    terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan

    kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia dan

    Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan

    mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 2

  • 5/19/2018 Kebijakan Pemerintah dalam Pengelolaan Bidang Kelautan di Era Otonomi Daerah

    3/41

    TATARAN FILOSOFIS

    1. Peran Pemerintah ?

    a. Untuk menciptakan Law and Order (ketentraman dan

    ketertiban)

    b. Untuk menciptakan welfare (Kesejahteraan)

    a. Wilayah negara terlalu luas

    b. Menciptakan kesejahteraan secara demokratis

    2. Peran Pemerintah Daerah ?

    3

  • 5/19/2018 Kebijakan Pemerintah dalam Pengelolaan Bidang Kelautan di Era Otonomi Daerah

    4/41

    BAGAIMANA MENCIPTAKAN KESEJAHTERAAN

    OLEH PEMERINTAH

    DEKONSENTRASI(PEMERINTAH WILAYAH/FIELD ADMINISTRATION)

    FUNCTIONAL FIELDADMINISTRATION;KANDEP/KANWIL

    INTEGRATED FIELDADMINISTRATION;KEPALA WILAYAH

    PEMERINTAH PUSAT

    POWER SHARING

    1. OTONOMI TERBATAS(ULTRA VIRES)

    2. OTONOMI LUAS (GENERAL

    COMPETENCE)

    DESENTRALISASI(PEMERINTAH DAERAH)

    4

  • 5/19/2018 Kebijakan Pemerintah dalam Pengelolaan Bidang Kelautan di Era Otonomi Daerah

    5/41

    D P D M P R PRESIDEN

    DAERAH OTONOM

    DESENTRALISASI

    SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA

    REPUBLIK INDONESIA

    GUBERNUR &INSTANSI

    VERTIKAL

    DEKONSENTRASI

    BADAN PENGELOLA,BUMN, OTORITA,DLL

    DELEGASI(DESENTRALISASI FUNGSIONAL)

    LEMBAGA NEGARALAINNYA

    B P K M A M K

    TUGASPEMBANTUAN

    PEMERINTAHANDAERAH/DESA

    MENTERI2MENTERI-2

    D P R

    5

    KDH DPRDDIBANTU PERANGKAT

    DAERAH

  • 5/19/2018 Kebijakan Pemerintah dalam Pengelolaan Bidang Kelautan di Era Otonomi Daerah

    6/41

    Pada 2 Nopember 2011, UNDP mengeluarkan Daftar Human Development Index

    (HDI) terakkhir dan Indonesia berada pada Posisi 124 dari 187 Negara dan

    Tahun 2012 berada di posisi 121. 6

  • 5/19/2018 Kebijakan Pemerintah dalam Pengelolaan Bidang Kelautan di Era Otonomi Daerah

    7/417

    UUD 1945

    PASAL 33 ayat 3

    Bumi dan air dan kekayaan alam yangterkandung didalamnya dikuasai oleh

    Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

    UU 5/ 1974 Ttg Pokok-Pokok Pemerintahan di

    Daerah

    (Sentralistik)

    (KK, MA)

    UU 22/ 1999 TtgPemerintahan Daerah

    (Otonomi seluas-luasnya)

    (KK,MA/ Prefeling Law)UU 32/ 2004 TtgPemerintahan Daerah

    (Otonomi luwes/ terbatas)

    (Prefeling Law)

  • 5/19/2018 Kebijakan Pemerintah dalam Pengelolaan Bidang Kelautan di Era Otonomi Daerah

    8/41

    1. Pusat:Berwenang membuat norma-norma, standar, prosedur, Monev,supervisi, fasilitasi dan urusan-urusan pemerintahan dengan eksternalitasnasional dan internasional.

    2. Provinsi:Berwenang mengatur dan mengurus urusan-urusan pemerintahandengan eksternalitas regional (lintas Kab/Kota) dalam norma, standard,

    prosedur yang dibuat Pusat.3. Kab/Kota:Berwenang mengatur dan mengurus urusan-urusan pemerintahan

    dengan eksternalitas lokal (dalam satu Kab/Kota) dalam norma, standard,prosedur yang dibuat Pusat.

    PENATAAN KEWENANGAN DI BIDANG KELAUTAN DAN

    WISATA BAHARI

    8

  • 5/19/2018 Kebijakan Pemerintah dalam Pengelolaan Bidang Kelautan di Era Otonomi Daerah

    9/41

    ANATOMI URUSAN PEMERINTAHAN (UU 32 tahun 2004)

    URUSAN PEMERINTAHAN

    ABSOLUT

    (Mutlak urusan Pusat)

    CONCURRENT(Urusan bersama

    Pusat, Provinsi, dan Kab/Kota)

    PILIHAN/OPTIONAL(Sektor Unggulan)

    WAJIB/OBLIGATORY

    (Pelayanan Dasar)

    SPM(Standar Pelayanan Minimal)

    - Pertahanan

    - Keamanan

    - Moneter

    - Yustisi

    - Politik Luar Negeri

    - Agama

    Contoh: kesehatan,

    pendidikan, lingkungan

    hidup, pekerjaan umum,

    dan perhubungan

    Contoh: pertanian,

    industri, perdagangan,

    pariwisata, kelautan dsb

  • 5/19/2018 Kebijakan Pemerintah dalam Pengelolaan Bidang Kelautan di Era Otonomi Daerah

    10/41

    U R U S A N P E M E R I N TA H A N YA N G D I S E R A H K A N

    PILIHAN

    1. kelautan dan

    perikanan;2. pariwisata;

    3. pertanian;

    4. kehutanan;

    5. energi dan

    sumberdaya

    mineral;

    6. perdagangan;7. perindustrian;

    dan

    8. transmigrasi.

    1. Pendidikan;

    2. kesehatan;

    3. lingkungan hidup;

    4. Pekerjaan umum;5. ketahanan pangan;

    6. kependudukan dan

    pencatatan sipil;

    7. keluarga berencana;

    8. sosial;

    9. tenaga kerja;

    10. ketentraman dan

    ketertiban umum sertaperlindungan masyarakat;

    dan

    11.perlindungan anak;

    12.perumahan

    13.Perhubungan

    WAJIB

    Pasal 2

    1. penataan ruang;

    2. pertanahan;

    3. pembangunan daerah;

    4. koperasi, usaha kecil, danmenengah;

    5. penanaman modal;

    6. kepemudaan dan olah raga;

    7. pemberdayaan masyarakat;

    8. pemberdayaan perempuan;

    9. statistik;

    10.persandian;

    11.kebudayaan;12.Perpustakaan;

    13.kearsipan; dan

    14.Kawasan Perbatasan Antar

    Negara

    15.komunikasi dan informatika

    tidak berkaitan dengan

    pelayanan dasar

    berkaitan dengan

    pelayanan dasar

    http://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_7/DRAF%20RUU%20REV%2032%20-%202%20Sept%202010/DRAFT%20RUU%20REV%2032%20-%202%20Sept%202010%20(timus%2010.00)%20clean.dochttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_7/DRAF%20RUU%20REV%2032%20-%202%20Sept%202010/DRAFT%20RUU%20REV%2032%20-%202%20Sept%202010%20(timus%2010.00)%20clean.doc
  • 5/19/2018 Kebijakan Pemerintah dalam Pengelolaan Bidang Kelautan di Era Otonomi Daerah

    11/41

    URUSAN PEMERINTAH DI BIDANG KELAUTAN

    (PASAL 18, UU 32/ 2004 Ttg PEMERINTAHAN DAERAH)

    1. Daerah yang memiliki wilayah laut diberikan kewenangan untuk mengelola sumber daya di

    wilayah laut

    2. Daerah mendapatkan bagi hasil atas pengelolaan sumber daya alam di bawah dasar dan/atau di

    dasar laut sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

    3. Kewenangan daerah untuk mengelola sumber daya di wilayah laut meliputi:

    a. eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan kekayaan laut;

    b. pengaturan administratif;

    c. pengaturan tata ruang;

    d. penegakan hukum terhadap peraturan yang dikeluarkan oleh daerah atau yang dilimpahkan

    kewenangannya oleh Pemerintah;e. ikut serta dalam pemeliharaan keamanan; dan

    f. ikut serta dalam pertahanan kedaulatan negara.

    4. Kewenangan untuk mengelola sumber daya di wilayah laut paling jauh 12 (dua belas) mil laut

    diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah perairan kepulauan untuk provinsi dan

    1/3 (sepertiga) dari wilayah kewenangan provinsi untuk kabupaten/kota.

    5. Apabila wilayah laut antara 2 (dua) provinsi kurang dari 24 (dua puluh empat) mil, kewenangan

    untuk mengelola sumber daya. Di wilayah laut dibagi sama jarak atau diukur sesuai prinsip garis

    tengah dari wilayah antar 2 (dua) provinsi tersebut, dan untuk kabupaten/kota memperoleh 1/3

    (sepertiga) dari wilayah kewenangan provinsi dimaksud.

    6. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) tidak berlaku terhadap penangkapan

    ikan oleh neIayan kecil.

    7. Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (3), ayat (4), dan ayat (5) diatur

    lebih lanjut dalam peraturan perundangperundangan.

  • 5/19/2018 Kebijakan Pemerintah dalam Pengelolaan Bidang Kelautan di Era Otonomi Daerah

    12/41

    URUSAN PEMERINTAH DI BIDANG KELAUTAN (PP 38/2007)

    1. Penetapan kebijakan dan NSPK pengelolaan sumberdaya kelautan dan ikan di wilayah laut

    nasional, Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) dan landas kontinen serta sumberdaya alam

    yang ada di bawahnya meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian dan pengawasan.

    2. Penetapan kebijakan dan NSPK penataan ruang laut sesuai dengan peta potensi laut.3. Penetapan kebijakan dan NSPK pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil termasuk

    sumberdaya alam yang ada di dalamnya.

    4. Penetapan kebijakan dan NSPK pengawasan dan penegakan hukum di wilayah laut nasional, ZEEI

    dan landas kontinen.

    5. Penetapan kebijakan dan NSPK pengelolaan terpadu sumberdaya laut antar daerah.

    6. Penetapan kebijakan dan NSPK perizinan terpadu pengelolaan dan pemanfaatan wilayah laut dan

    sumberdaya alam yang ada di dalamnya.7. Penetapan kebijakan dan NSPK pemberdayaanmasyarakat pesisir

    8. Penetapan kebijakan dan NSPK penyerasian riset kelautan meliputi riset, survei dan eksplorasi

    sumberdaya hayati dan non hayati, teknologi dan pengembangan jasa kelautan.

    9. Penetapan kebijakan dan NSPK pengelolaan, pemanfaatan dan perlindungan sumberdaya alam

    kelautan termasuk benda berharga dari kapal tenggelam

    10. Penetapan kebijakan dan NSPK pengelolaan dan konservasi SDA hayati dan perairan laut

    11. Penetapan kebijakan dan NSPK peningkatan kapasitas kelembagaan dan Sumberdaya Manusia(SDM) bidang kelautan dan perikanan.

    12. Penetapan kebijakan dan NSPK reklamasi pantai dan mitigasi bencana alam di pesisir dan laut.

    13. Penetapan kebijakan dan NSPK batas-batas wilayah maritim yang meliputi batas-batas wilayah laut

    pengelolaan daerah dan batas-batas wilayah laut antar negara.

    Lanjutan

  • 5/19/2018 Kebijakan Pemerintah dalam Pengelolaan Bidang Kelautan di Era Otonomi Daerah

    13/41

    URUSAN PEMERINTAH DI BIDANG KELAUTAN (PP 38/2007)

    14. Pengesahan pemberlakuan perjanjian internasional di bidang kelautan.

    15. Penetapan kebijakan dan NSPK pemetaan potensi wilayah dan sumberdaya kelautan nasional

    16. Pengharmonisasian peraturan pengelolaan wilayah dan sumberdaya laut

    17. Penetapan kebijakan dan NSPK pengelolaan wilayah laut di luar 12 (dua belas) mil.18. Penetapan kebijakan dan NSPK pencegahan pencemaran dan kerusakan sumberdaya ikan serta

    lingkungannya.

    19. Penetapan kebijakan dan NSPK rehabilitasi dan peningkatan sumberdaya ikan serta Lingkungannya

    20. Penetapan kebijakan dan NSPK jenis ikan yang dilarang untuk diperdagangkan,dimasukkan dan

    dikeluarkan ke dan dari wilayah Republik Indonesia

    21. Penetapan kebijakan dan NSPK jenis ikan yang dilindungi.

    22. Pelaksanaan mitigasi kerusakan lingkungan pesisir dan laut.23. Penetapan kebijakan dan NSPK pengelolaan jasa kelautan dan kemaritiman

    24. Penetapan kebijakan dan NSPK pengelolaan dan konservasi plasma nutfah spesifik lokasi.

    25. Penetapan kebijakan dan NSPK pemanfaatan eksplorasi, eksploitasi, konservasi dan pengelolaan

    kekayaan perairan danau, sungai, rawa dan wilayah perairan lainnya.

    26. Penetapan kebijakan dan NSPK penyusunan zonasi dan tata ruang perairan di wilayah Nasional

    27. Penetapan kebijakan dan NSPK pengelolaan kawasan konservasi perairan dan rehabilitasi perairan

    di wilayah laut nasional28. Penetapan kebijakan dan NSPK perencanaan, pemanfaatan, pengawasan dan pengendalian tata

    ruang laut nasional

    29. Penetapan kebijakan dan NSPK pengelolaan konservasi sumberdaya ikan dan lingkungan

    sumberdaya ikan di perairan laut nasional dan ZEEI.

    30. Penetapan kebijakan dan NSPK rehabilitasi sumberdaya pesisir, pulau-pulau kecil dan laut.

    Lanjutan

  • 5/19/2018 Kebijakan Pemerintah dalam Pengelolaan Bidang Kelautan di Era Otonomi Daerah

    14/41

    URUSAN PEMERINTAH PROVINSI DI BIDANG KELAUTAN (PP 38/2007)

    1. Pelaksanaan kebijakan pengelolaan sumberdaya kelautan dan ikan di wilayah laut provinsi.

    2. Pelaksanaan dan koordinasi kebijakan penataan ruang laut sesuai dengan peta potensi laut di

    wilayah laut kewenangan provinsi.

    3. Pelaksanaan dan koordinasi kebijakan dalam rangka pengelolaan wilayah pesisir dan pulau- pulaukecil termasuk sumberdaya alam di wilayah laut kewenangan provinsi.

    4. Pelaksanaan pengawasan dan penegakan hukum di wilayah laut kewenangan provinsi dan

    pemberian informasi apabila terjadi pelanggaran di luar batas kewenangan provinsi.

    5. Pelaksanaan kebijakan pengelolaan terpadu dan pemanfaatan sumberdaya laut antar

    Kabupaten/kota dalam wilayah kewenangan provinsi.

    6. Pelaksanaan kebijakan perizinan terpadu pengelolaan dan pemanfaatan wilayah laut provinsi.

    7. Pelaksanaan kebijakan dalamrangka pemberdayaanmasyarakat pesisir antar kabupaten/kota

    dalam wilayah kewenangan provinsi.

    8. Pelaksanaan dan koordinasi penyerasian riset kelautan di wilayah kewenangan laut provinsi

    dalamrangka pengembangan jasa kelautan.

    9. Pelaksanaan pengawasan pemanfaatan benda berharga dari kapal tenggelamberdasarkan

    wilayah kewenangannya dengan pemerintah dan kabupaten/kota.

    10. Penetapan kebijakan dan pengaturan eksplorasi, eksploitasi, konservasi dan pengelolaan

    kekayaan laut di wilayah laut kewenangan provinsi.

    11. Pelaksanaan kebijakan peningkatan kapasitas kelembagaan dan SDM kelautan dan perikanan.12. Penetapan dan pelaksanaan kebijakan reklamasi pantai dan mitigasi bencana alam di wilayah

    pesisir dan laut dalam kewenangan provinsi.

    13. Pelaksanaan koordinasi dalam hal pengaturan batas-batas wilayah maritim yang berbatasan

    dengan wilayah antar negara di perairan laut dalam kewenangan provinsi.

    Lanjutan

  • 5/19/2018 Kebijakan Pemerintah dalam Pengelolaan Bidang Kelautan di Era Otonomi Daerah

    15/41

    URUSAN PEMERINTAH PROVINSI DI BIDANG KELAUTAN (PP 38/2007)

    14. Pelaksanaan dan koordinasi pemetaan potensi sumberdaya kelautan di wilayah perairan laut

    kewenangan provinsi.

    15. Pelaksanaan penyerasian dan pengharmonisasian pengelolaan wilayah dan sumberdaya laut

    kewenangan provinsi.

    16. Pelaksanaan dan koordinasi pengelolaan wilayah laut di dalam kewenangan provinsi.17. Pelaksanaan dan koordinasi pencegahan pencemaran dan kerusakan sumberdaya ikan serta

    lingkungannya.

    18. Pelaksanaan kebijakan rehabilitasi dan peningkatan sumberdaya ikan serta lingkungannya antar

    kabupaten/kota di wilayah laut provinsi.

    19. Pelaksanaan dan koordinasi penetapan jenis ikan yang dilarang untuk diperdagangkan, dimasukkan dan

    dikeluarkan ke dan dari wilayah Republik Indonesia.

    20. Pelaksanaan dan koordinasi penetapan jenis ikan yang dilindungi

    21. Pelaksanaan dan koordinasi mitigasi kerusakan lingkungan pesisir dan laut di wilayah laut provinsi.

    22. Pelaksanaan koordinasi pengelolaan jasa kelautan dan kemaritiman di wilayah laut provinsi.

    23. Pelaksanaan koordinasi pengelolaan dan konservasi plasma nutfah spesifik lokasi di wilayah laut

    kewenangan provinsi.

    24. Pelaksanaan koordinasi eksplorasi, eksploitasi, konservasi dan pengelolaan kekayaan perairan danau,

    sungai, rawa dan wilayah perairan lainnya di wilayah provinsi.

    25. Pelaksanaan dan koordinasi penyusunan zonasi dan tata ruang perairan dalam wilayah provinsi.

    26. Pelaksanaan dan koordinasi pengelolaan kawasan konservasi perairan dan rehabilitasi perairan diwilayah kewenangan provinsi.

    27. Perencanaan, pemanfaatan pengawasan dan pengendalian tata ruang laut wilayah kewenangan Prov.

    28. Pelaksanaan dan koordinasi pengelolaan konservasi sumberdaya ikan dan lingkungan sumberdaya ikan

    kewenangan provinsi

    29. Rehabilitasi sumberdaya pesisir, pulau-pulau kecil dan laut di wilayah kewenangan provinsi.

    Lanjutan

  • 5/19/2018 Kebijakan Pemerintah dalam Pengelolaan Bidang Kelautan di Era Otonomi Daerah

    16/41

    URUSAN PEMERINTAH KAB/KOTA DI BIDANG KELAUTAN (PP 38/2007)

    1. Pelaksanaan kebijakan pengelolaan sumberdaya kelautan dan ikan di wilayah laut kewenangan

    kabupaten/kota.

    2. Pelaksanaan penataan ruang laut sesuai dengan peta potensi laut di wilayah laut kewenangan

    kabupaten/kota.

    3. Pelaksanaan kebijakan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil termasuk sumberdayaalam di wilayah laut kewenangan kabupaten/kota.

    4. Pelaksanaan pengawasan dan penegakan hukum di wilayah laut kewenangan kabupaten/kota dan

    pemberian informasi apabila terjadi pelanggaran di luar batas kewenangan kabupaten /kota.

    5. Koordinasi pengelolaan terpadu dan pemanfaatan sumberdaya laut di wilayah kabupaten/kota.

    6. Pelaksanaan dan koordinasi perizinan terpadu pengelolaan dan pemanfaatan wilayah laut.

    7. Pemberdayaan masyarakat pesisir di wilayah kewenangan kabupaten/kota.

    8. Pelaksanaan sistem perencanaan dan pemetaan serta riset potensi sumberdaya dalamrangkaoptimalisasi pemanfaatan sumberdaya kelautan di wilayah kewenangan kabupaten/kota.

    9. Pelaksanaan koordinasi pengawasan dan pemanfaatan benda berharga dari kapal tenggelam

    berdasarkan wilayah kewenangannya dengan pemerintah dan provinsi.

    10. Pemberian bimbingan teknis pelaksanaan eksplorasi, eksploitasi, konservasi dan pengelolaan

    kekayaan laut di wilayah laut kewenangan kabupaten/kota.

    11. Peningkatan kapasitas kelembagaan dan SDM di bidang kelautan dan perikanan.

    12. Pelaksanaan kebijakan reklamasi pantai dan mitigasi bencana alam di wilayah pesisir dan lautdalam kewenangan kabupaten/kota.

    13. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dengan daerah lain terutama dengan wilayah yang

    berbatasan dalamrangka pengelolaan laut terpadu.

    14. Pelaksanaan pemetaan potensi sumberdaya kelautan di wilayah perairan laut kabupaten/kota.

  • 5/19/2018 Kebijakan Pemerintah dalam Pengelolaan Bidang Kelautan di Era Otonomi Daerah

    17/41

    URUSAN PEMERINTAH KAB/KOTA DI BIDANG KELAUTAN (PP 38/2007)

    15. Pelaksanaan penyerasian dan pengharmonisasian pengelolaan wilayah dan sumberdaya laut

    kewenangan kabupaten/kota.

    16. Pelaksanaan dan koordinasi pengelolaan wilayah laut di dalam kewenangan kabupaten/kota.

    17. Pelaksanaan pencegahan pencemaran dan kerusakan sumberdaya ikan serta lingkungannya.

    18. Pelaksanaan koordinasi antar kabupaten/kota dalam hal pelaksanaan rehabilitasi dan peningkatan

    sumberdaya ikan serta lingkungannya

    19. Pelaksanaan penetapan jenis ikan yang dilarang untuk diperdagangkan, dimasukkan dan

    dikeluarkan ke dan dari wilayah Republik Indonesia.

    20. Pelaksanaan perlindungan jenis ikan yang dilindungi.

    21. Pelaksanaanmitigasi kerusakan lingkungan pesisir dan laut di wilayah laut kabupaten/kota.

    22. Pengelolaan jasa kelautan dan kemaritiman di wilayah laut kewenangan kabupaten/kota

    23. Pengelolaan dan konservasi plasma nutfah spesifik lokasi di wilayah laut kabupaten/kota.24. Pelaksanaan eksplorasi, eksploitasi, konservasi dan pengelolaan kekayaan perairan danau, sungai,

    rawa dan wilayah perairan lainnya di wilayah kabupaten/kota.

    25. Pelaksanaan dan koordinasi penyusunan zonasi dan tata ruang perairan dalam wilayah

    kewenangan kabupaten/kota.

    26. Pelaksanaan dan koordinasi pengelolaan kawasan konservasi perairan dan rehabilitasi perairan di

    wilayah kewenangan kabupaten/kota.

    27. Perencanaan, pemanfaatan pengawasan dan pengendalian tata ruang laut wilayahkabupaten/kota.

    28. Pelaksanaan pengelolaan konservasi sumberdaya ikan dan lingkungan sumberdaya ikan

    kewenangan kabupaten/kota.

    29. Rehabilitasi kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil yang mengalami kerusakan (kawasan

    mangrove, lamun dan terumbu karang).

    Lanjutan

  • 5/19/2018 Kebijakan Pemerintah dalam Pengelolaan Bidang Kelautan di Era Otonomi Daerah

    18/41

    18

    PERM S L H N PENGELOL N K W S N D N PERT N H N

    PEMDA

    LAUT & PULAU-PULAU

    KECIL

    DAERAH ALIRAN SUNGAIHASIL LAUT (BMKT)

    PERKEBUNANPERTAMBANGAN

    KAWASAN HUTAN

    KAWASAN INDUSTRI

    TNI/POLRI/BUMN

  • 5/19/2018 Kebijakan Pemerintah dalam Pengelolaan Bidang Kelautan di Era Otonomi Daerah

    19/41

    1919

    UNDANGUNDANG SEKTOR

    Sektor

    a. UU 5/1960Ttg Peraturan Dasar

    Pokok-Pokok Agrariab. UU 41/1999Tentang Kehutanan;

    c. UU 22/ 2001Tentang Minyak dan

    Gas Bumi;

    d. UU 27/2007 Tentang

    Pengelolaan Wilayah Laut,

    Pesisir dan Pulau-pulau Kecil;

    e. UU 45/2009Tentang Perikananf. UU 4/2009Tentang Minerba;

    g. UU 32/2009Tentang

    Perlindungan & Pengelolaan

    Lingkungan Hidup;

    h. UU 39/2009tentang KEK

    Fasilitasi dalam rangka Sinkronisasi dan Koordinasi

    Regional

    1. UU 32/2004 Tentang PemerintahanDaerah;

    2. UU No.28/2009 Tentang PDRD3. UU 26/2007 Tentang Penataan

    Ruang;

    4. PP 38/2007 Tentang PembagianUrusan Pemerintahan AntaraPemerintah, Pemda Provinsi &Pemda Kab/Kota;

    5. PP 43/2010Tentang Tata CaraPenetapan Kawasan Khusus

  • 5/19/2018 Kebijakan Pemerintah dalam Pengelolaan Bidang Kelautan di Era Otonomi Daerah

    20/41

    20

    INSTANSI YANG TERLIBAT DALAM PENGELOLAAN LAUT

    NO INSTITUSI DASAR HUKUM TUPOKSI

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    7.

    KEMEN.KEL &

    PERIKANAN

    KEMENDAGRI

    KEMENLU

    KEMENHAN

    KEMENHUB

    KEMEN ESDM

    KEMENKEU

    UU 27/2007 ttg Pengell wil.

    Pesisir & PP. Kecil.

    UU. 32/2004 ttg Pemda.

    UU. 24/2000 ttg Perjanjian

    Internasional

    UU. 3/2002 ttg PertahananNegara

    UU.17/2008 ttg Pelayaran.

    UU. 22/2001 ttg MIGAS

    UU. 30/2007 ttg ENERGI

    UU. 17/2006 ttg Kepabeanan

    UU. 28/2009 ttg Pajak Daerah &

    Retribusi Daerah

    Pengell. Laut & PP Kecil

    KAB/KOTA yg memiliki

    wil. Laut.

    -ZEEI, Zona Tambahan,

    Landasan kontinent.

    Laut Teritorial,Pertahanan &Keamanan.

    Transportasi Laut,

    Perairan kepulauan, laut

    lepas.

    Tambang minyak & gas

    lepas pantai, mineral,galian gol.C

    APBN.

    lanjutan

  • 5/19/2018 Kebijakan Pemerintah dalam Pengelolaan Bidang Kelautan di Era Otonomi Daerah

    21/41

    21

    lanjutanNO INSTITUSI DASAR HUKUM TUPOKSI

    8.

    9.

    10.

    11.

    12.

    13.

    14.

    15.

    16.

    KEMENDIKNAS

    KEMENBUDPAR

    BAPPENAS

    KEMEN LINGKUNGAN

    HIDUP

    KEMEN RISET &TEKNOLOGI

    KEMEN KEHUTANAN

    KEPOLISIAN RI

    TNI AL

    BNPB

    UU.SUSDUK

    UU.10/2009 ttg Pariwisata

    UU. 11/2010 ttg Cagar Budaya

    UU. 17/2007 ttg RPJPN

    UU.32/2009 ttg Perlindungan &

    pengelolaan Lingkungan hidup

    UU. 18/2002 ttg sistem NasionalPenelitian, pengembangan

    Teknologi dan bioteknologi

    kelautan.

    UU.41/1999 ttg Kehutanan

    UU. 2/2002 ttg Kepolisian RI

    UU.34/2004 ttg TNI

    PERPRES NO.12 TAHUN 2010 TTG

    BNPP

    Kurikulum pendidikan

    kepelautan .

    Wisata bahari

    BMKT

    Perencanaan Lintas

    sektor

    AMDAL

    Penelitian, kajiansumber daya kelautan

    Hutan mangrove

    Keamanan

    Pengamanan Laut.

    lanjutan

  • 5/19/2018 Kebijakan Pemerintah dalam Pengelolaan Bidang Kelautan di Era Otonomi Daerah

    22/41

    22

    lanjutanNO INSTITUSI DASAR HUKUM TUPOKSI

    17.

    18.19.

    20.

    KEMEN PERINDUSTRIAN

    HUKUM DAN HAMTENAGA KERJA &

    TRANSMIGRASI

    BAKORKAMLA

    CATATAN :

    -KEAMANAN LAUT

    MELIBATKAN 13

    KEMENTERIAN/LEMBAGA

    -PENGELOLAAN LAUT

    MELIBATKAN 7

    KEMENTERIAN/LEMBAGA

    INPRES NO. 5/2005 ttg industri

    pelayaran nasional.

    UU. IMIGRASIUU TENAGA KERJA

    DIBENTUK DGN SKB 5

    MENTERI

    (MENHAN,MENHUB,MENKEU,K

    UMHAM DAN JAKSA AGUNG

    Industri perkapalan,

    industri perikanan,

    garam dll.

    IMIGRASI, BATASWILAYAH

    KEAMANAN LAUT

  • 5/19/2018 Kebijakan Pemerintah dalam Pengelolaan Bidang Kelautan di Era Otonomi Daerah

    23/41

    PERMASALAHAN

    1. TIDAK ADA KEPASTIAN HUKUM

    2. KELEMBAGAAN TIDAK EFEKTIF DAN EFESIEN

    3. PEMBIAYAAN TIDAK JELAS

    4. STANDAR KOMPETENSI PEGAWAI TIDAK JELAS

    5. BINWAS TIDAK OPTIMAL

    6. PELAYANAN PUBLIK TDK EFEKTIF DAN EFESIEN

    23

  • 5/19/2018 Kebijakan Pemerintah dalam Pengelolaan Bidang Kelautan di Era Otonomi Daerah

    24/41

    PEMDA

    POTENSI

    LAUT 17

    18

    1

    3

    109

    5

    4

    7

    6

    2

    12 1311

    KOORDINASI KOORDINASI

    Fasilitasi, Sinkronisasi dan Binwas

    PERAN KEMDAGRI

  • 5/19/2018 Kebijakan Pemerintah dalam Pengelolaan Bidang Kelautan di Era Otonomi Daerah

    25/41

    PER N N DITJEN PEMERINT H N UMUM

    KEMENTERI N D L M NEGERI

    1. Melaksanakan fungsi Fasilitator dan/atau Kordinator sebagaibridge(jembatan):

    a. penyelengaraan Sub-sistem Pemerintahan, khususnya fungsibidang Pemerintahan Umum;

    b. penyelenggaraan fungsi azas dekonsentrasi dan TugasPembantuan(fungsi pemerintah bawahan);

    c. Menjaga hubungan antar sektor, antara sektor dengan daerah,dan antar Daerah agar terciptanya harmonisasi dansinkronisasi serta Keberlanjutan;

    2. Melaksanakan penyelenggaraan fungsi Pembinaan yaitu

    pengendalian dan pengawasan melalui kajian, monev maupunanalisis performance antar sektor dengan daerah, antar sektordan antar daerah

  • 5/19/2018 Kebijakan Pemerintah dalam Pengelolaan Bidang Kelautan di Era Otonomi Daerah

    26/41

    26

    TUPOKSI

    Peranan tersebut sebagai implementasi dari

    Pasal 217 dan Pasal 218 serta Pasal 222

    UU No 32 Thn 2004 ttg PemerintahanDaerah

    Pasal 217 & 218 : Pembinaan dan Pengawasan ataspenyelenggaraan pemerintahan daerah.

    Pasal 222 : Pembinaan dan Pengawasan ataspenyelenggaraan pemerintahan daerah

    secara nasional dikoordinasikan olehMendagri.

    PEMBINAAN TEKNIS OLEH MENTERI TERKAIT

  • 5/19/2018 Kebijakan Pemerintah dalam Pengelolaan Bidang Kelautan di Era Otonomi Daerah

    27/41

    27

    TUGAS-TUGAS YANG BERKAITAN ERAT DENGAN

    FUNGSI-FUNGSI PEMERINTAHAN UMUM

    1. Memfasilitasi pemahaman konsep Negara Bangsa bagi seluruh jajaran

    Pemerintahan di Daerah yang dilaksanakan oleh Gubernur selaku wakilpemerintah pusat.

    2. Memfasilitasi terwujudnya keselarasan penyelenggaraan pemerintahan antarapemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kab/kota.

    3. Memfasilitasi terciptanya iklim kondusif dalam mendukung terwujudnya

    ketentraman, ketertiban umum serta perlindungan masyarakat RI.4. Memfasilitasi tertibnya hubungan lintas batas dan kepastian batas antar daerah

    maupun antar negara.

    5. Provinsi sebagai wilayah administrasi dan Gubernur selaku wakil pemerintah pusatmelaksanakan sebagian urusan pemerintahan yang dilimpahkan (Dekonsentrasi).

    6. Melaksanakan sebagian urusan pemerintahan yang ditugaskan kepada daerah(konkuren).

    7. Melakukan mitigasi dan penanggulangan bencana serta permasalahan sosialsecara terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh

  • 5/19/2018 Kebijakan Pemerintah dalam Pengelolaan Bidang Kelautan di Era Otonomi Daerah

    28/41

    PENGUATAN PERAN PEMDA

    28

    1. K/L segera membuat NSPK dan SPM dibidang Kelautan danPerikanan. (Termasuk di wilayah perairan, sebab secara rinci belum

    dimuat dalam PP 38/2007)

    2. Memperkuat kapasitas pemda dalam pengelolaan wilayah laut

    (perairan) sesuai kewenangan.

    3. Penguatan institusi, sistem informasi di bidang kelautan danperikanan (perairan).

    4. Pemberian DAK dan hibah dibidang kelautan dan perikanan

    (perairan).

    5. Penguatan SDM melalui kegiatan diklat, seminar, workshop, dll

    ISSU TERKAIT REVISI UU 32/2004

  • 5/19/2018 Kebijakan Pemerintah dalam Pengelolaan Bidang Kelautan di Era Otonomi Daerah

    29/41

    ISSU TERKAIT REVISI UU 32/2004

    TTG PEMERINTAHAN DAERAH

    29

    1. Pasal 18 tentang kewenangan Pemda Kabupaten/Kota

    melaksanakan urusan di bidang kelautan seluas 1/3 dari 12 mil laut,dalam revisi kewenangan Kab/Kota yg 4 mil laut akan diserahkan kpd

    Prov. Pemda Kabupaten/Kota hanya menerima bagi hasil dari

    pengelolaan laut.

    2. Wilayah Laut akan masuk dalam penghitungan penentuan DAU dan

    DAK.3. Pemerintah akan memperkuat peran Gubernur selaku wakil

    pemerintah pusat di daerah utamanya di bidang kelautan dan

    perikanan (perairan).

    4. Kementerian lembaga dalam melaksanakan kegiatan di daerah perlu

    berkoordinasi dengan Gubernur (Pemda Provinsi) selaku wakilpemerintah pusat di daerah, demikian pula Pemda Kab/Kota sebelum

    ke K/L berkoordinasi dengan Pemda Prov

    DUKUNGAN KEMENDAGRI DALAM PENGELOLAAN

  • 5/19/2018 Kebijakan Pemerintah dalam Pengelolaan Bidang Kelautan di Era Otonomi Daerah

    30/41

    DUKUNGAN KEMENDAGRI DALAM PENGELOLAANBIDANG KELAUTAN/PERAIRAN

    (TERKAIT KEGIATAN SAIL)

    30

    Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan, selaku Ketua Harian DEKIN No : 43

    Tahun 2012 tgl 8 Mei 2012 tentang Penyelenggaraan Peringatan Hari Nusantara Tingkat NasionalTahun 2012. Tugas KEMENDAGRI adalah Penanggung Jawab Penghargaan Bidang

    Pemerintahan. Terkait tugas tersebut telah dilaksanakan kegiatan antara lain :

    1. Aktif mengikuti Rapat rapat Koordinasi yang diselenggarakan Panitia Nasional Hari

    Nusantara 2012.

    2. Memfasilitasi antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam rangka Sosialisasi Hari

    Nusantara Tahun 2012, khususnya antara Dewan Kelautan Indonesia dan Pemerintah ProvinsiNTB untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan Hari Nusantara Tahun 2012 di daerah.

    3. Melaksanakan Seminar Nasional Peran Pemda dalam Pengembangan Potensi Wisata Bahari.

    4. Membuat Surat Edaran kepada Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota seluruh Indonesia,

    untuk berperan aktif dalam penyelenggaraan Hari Nusantara Tahun 2012 melalui kegiatan :

    Melakukan gerakan bersih pantai bagi Daerah yang memiliki wilayah laut;

    Melaksanakan Upacara Bendera secara serentak di Instansi masing - masing dalam rangka

    Perayaan Hari Nusantara pada tanggal 13 Desember 2012;5. Memfasilitasi pemberian Penghargaan Bidang Pemerintahan yang difokuskan pada sektor

    Kelautan berupa pemberian Tanda Kehormatan RI Satya Lancana Wirakarya. Penghargaan

    telah disematkan Bapak Wakil Presiden pada Puncak Perayaan Hari Nusantara

    DUKUNGAN KEMENDAGRIDALAMPENGELOLAANBIDANG KELAUTAN/PERAIRAN

    lanjutan

  • 5/19/2018 Kebijakan Pemerintah dalam Pengelolaan Bidang Kelautan di Era Otonomi Daerah

    31/41

    DALAM PENGELOLAAN BIDANG KELAUTAN/PERAIRAN(TERKAIT KEGIATAN SAIL)

    Dalam rangka mendukung kegiatan Sail Komodo 2013 di Labuan Bajo Provinsi NTT, KEMENDAGRI telah

    merencanakan beberapa kegiatan yang disertai dengan anggaran, antara lain:

    Menyelenggarakan Seminar Nasional tentang Peningkatan Peran Pemerintah Daerah dalam Pengelolaandan Pengembangan Potensi Wisata Bahari.

    Mengirim Putra/putri anak dari Pejabat dan Pegawai di lingkungan Ditjen Pemerintahan Umum untuk

    mengikuti Lintas Nusantara Remaja Pemuda Bahari/Kapal Pemuda Nusantara (LNRPB/KPN), sebagai

    bentuk pengenalan wawasan nusantara bagi generasi muda.

    Melaksanakan Rapat fasilitasi dalam rangka koordinasi dan Sinkronisasi kebijakan dan program antara

    Pemerintah dengan Pemda, terkait dengan pengelolaan kelautan dan potensi wisata bahari di daerah.

    Melaksanakan rapat dalam rangka sosialisasi Sail Komodo 2013 kepada Pemerintah Daerah sebagai

    salah satu langkah mempromosikan lokasi kegiatan sebagai tujuan wisata Nasional dan Internasional.

    Menghadiri Puncak Perayaan Sail Komodo di Labuan Bajo Provinsi Nusa Tenggara Timur.

    31

    Bahwa sebagaimana Sail sail terdahulu, seperti Sail Bunaken, Sail Banda, Sail Wakatobi

    Belitong maupun Sail Morotai, Ditjen Pemerintahan Umum selalu duduk dalam kepanitiaan

    Nasional selaku Wakil Ketua Bidang Seminar dan berpartisipasi mensukseskan

    penyelenggaraan Sail melalui kegiatan sebagaimana diatas.

    Namun pada Sail Komodo tahun 2013 sesuai Kepres Nomor 8 Tahun 2013 tentang Panitia

    Nasional Penyelenggara Sail Komodo Tahun 2013. Ditjen Pemerintahan Umum tidak

    termasuk dalam Panitia Nasional

  • 5/19/2018 Kebijakan Pemerintah dalam Pengelolaan Bidang Kelautan di Era Otonomi Daerah

    32/41

    REKOMENDASI

    Perlu koordinasi dan sinkronisasi kebijakan dalam pengelolaan

    wilayah laut/perairan.

    Sinergitas Program dan Kegiatan K/L dalam pengelolaan

    wilayah laut/perairan.

    Dukungan anggaran dalam bentuk DAU/DAK.

    Penguatan peran Gubernur sebagai wakil pemerintah pusat di

    daerah dalam pengelolaan kelautan/perairan.

    Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur daerah

    Terkait revisi UU 32/2004 dan PP 38/2007, perlu diatur secarajelas kewenangan pemerintah dan pemerintah daerah di

    kawasan konservasi perairan

    32

  • 5/19/2018 Kebijakan Pemerintah dalam Pengelolaan Bidang Kelautan di Era Otonomi Daerah

    33/41

    33

  • 5/19/2018 Kebijakan Pemerintah dalam Pengelolaan Bidang Kelautan di Era Otonomi Daerah

    34/41

    34

    SISTIM PEMUNGUTAN

  • 5/19/2018 Kebijakan Pemerintah dalam Pengelolaan Bidang Kelautan di Era Otonomi Daerah

    35/41

    UU 34/2000 UU 28/2009

    1. Provinsi boleh menambah jenis

    retribusi daerah, sepanjang

    memenuhi kriteria yang

    ditetapkan dalam UU.

    2. Kabupaten/Kota boleh menambah

    jenis pajak daerah dan retribusidaerah, sepanjang memenuhi

    kriteria yang ditetapkan dalam

    UU.

    1. Daerah tidak boleh memungut

    pajak daerah selain yang

    ditetapkan dalam UU.

    2. Daerah tidak boleh memungut

    retribusi daerah selain yang

    tercantum dalam UU dan PP.

    OPEN LIST CLOSED LIST 35

    OBJEK PAJAK & RETRIBUSI DAERAH

  • 5/19/2018 Kebijakan Pemerintah dalam Pengelolaan Bidang Kelautan di Era Otonomi Daerah

    36/41

    PAJAK PROPINSI

    1. Pajak KendaraanBermotor

    Termasuk kendaraan pemerintah (Pusat &Daerah)

    2. Bea Balik Nama

    Kendaraan Bermotor

    Termasuk kendaraan pemerintah (Pusat &

    Daerah)

    PAJAK KABUPATEN/KOTA

    1. Pajak Restoran Termasuk katering/jasa boga (sebelumnya PPN)

    2. Pajak Hiburan Termasuk permainan golf dan bowling.

    3. Pajak Hotel Meliputi seluruh pelayanan persewaan di hotel

    36

    PENAMBAHAN JENIS PAJAK DAERAH & RETRIBUSI

  • 5/19/2018 Kebijakan Pemerintah dalam Pengelolaan Bidang Kelautan di Era Otonomi Daerah

    37/41

    PENAMBAHAN JENIS PAJAK DAERAH & RETRIBUSI.

    Daerah UU 34/2000 UU 28/2009

    Provinsi 1. Pajak KendaraanBermotor

    2. Bea Balik Nama

    Kendaraan Bermotor

    3. Pajak Bahan

    Bakar KendaraanBermotor

    4. Pajak Air Bawah Tanah

    dan Air Permukaan

    1. Pajak KendaraanBermotor

    2. Bea Balik Nama

    Kendaraan Bermotor

    3. Pajak Bahan Bakar

    Kendaraan Bermotor4. Pajak Air Permukaan

    5. Pajak Rokok

    37

    PENAMBAHAN JENIS PAJAK DAERAH & RETRIBUSI.

  • 5/19/2018 Kebijakan Pemerintah dalam Pengelolaan Bidang Kelautan di Era Otonomi Daerah

    38/41

    PENAMBAHAN JENIS PAJAK DAERAH & RETRIBUSI.

    Daerah UU 34/2000 UU 28/2009

    Kabupaten /

    Kota

    1. Pajak Hotel

    2. Pajak Restoran

    3. Pajak Hiburan

    4. Pajak Reklame

    5. Pajak Penerangan Jalan

    6. Pajak Parkir

    7. Pajak Pengambilan BahanGalian Gol. C

    1. Pajak Hotel

    2. Pajak Restoran

    3. Pajak Hiburan

    4. Pajak Reklame

    5. Pajak Penerangan Jalan

    6. Pajak Parkir

    7. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan(perubahan nomenklatur)

    8. Pajak Air Tanah (pengalihan dari Prov)

    9. Pajak Sarang Burung Walet

    10. PBB Pedesaan & Perkotaan (pendaerahan

    pajak pusat)

    11. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan

    Bangunan (pendaerahan pajak pusat)

    38

    PENAMBAHAN JENIS PAJAK DAERAH & RETRIBUSI.

  • 5/19/2018 Kebijakan Pemerintah dalam Pengelolaan Bidang Kelautan di Era Otonomi Daerah

    39/41

    PENAMBAHAN JENIS PAJAK DAERAH & RETRIBUSI.

    UU 34/2000 UU 28/2009

    1. Pelayanan Kesehatan2. Retribusi Pelayanan

    Persampahan/Kebersihan

    3. Retribusi Penggantian Biaya Cetak KTP

    dan Akte Capil

    4. Retribusi Pemakaman dan Pengabuan

    Mayat

    5. Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum

    6. Retribusi Pelayanan Pasar

    7. Retribusi Pengujian Kendaraan

    Bermotor

    8. Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam

    Kebakaran

    9. Retribusi Penggantian Biaya Cetak

    Peta

    10. Retribusi Pengujian Kapal Perikanan

    1. Retribusi Pelayanan Kesehatan2. Retribusi Persampahan/Kebersihan

    3. Retribusi KTP dan Akte Capil

    4. Retribusi Pemakaman/Pengabuan Mayat

    5. Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum

    6. Retribusi Pelayanan Pasar

    7. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor

    8. Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran9. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta

    10. Retribusi Penyedotan Kakus

    11. Retribusi Pengolahan Limbah Cair

    12. Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang

    13. Retribusi Pelayanan Pendidikan

    14. Retribusi Pengendalian Menara

    Telekomunikasi

    Retribusi Jasa Umum

    39

    PENAMBAHAN JENIS PAJAK DAERAH & RETRIBUSI.

  • 5/19/2018 Kebijakan Pemerintah dalam Pengelolaan Bidang Kelautan di Era Otonomi Daerah

    40/41

    Retribusi Perizinan Tertentu

    UU 34/2000 UU 28/2009

    1. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan

    2. Retribusi Izin Tempat Penjualan

    Minuman Beralkohol

    3. Retribusi Izin Gangguan4. Retribusi Izin Trayek

    1. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan

    2. Retribusi Izin Tempat Penjualan

    Minuman Beralkohol

    3. Retribusi Izin Gangguan4. Retribusi Izin Trayek

    5. Retribusi Izin Usaha Perikanan

    40

    PENYEMPURNAAN SISTIM PENGELOLAAN

  • 5/19/2018 Kebijakan Pemerintah dalam Pengelolaan Bidang Kelautan di Era Otonomi Daerah

    41/41

    BAGI HASIL PAJAK PROVINSI

    JENIS PAJAK UU 34/2000 UU 28/2009Provinsi Kab/Kota Provinsi Kab/Kota

    1. PKB 70% 30% 70% 30%

    2. BBN-KB 70% 30% 70% 30%

    3. PBB-KB 30% 70% 30% 70%

    4. Pajak Rokok - - 30% 70%

    5. Pajak AirPermukaan

    30% 70% 50%20%*

    50%80%*

    *) untuk air permukaan yang berada hanya pada 1 kabupaten/kota 41