kepemimpinan lokal di era otonomi daerah

36
FUAD HASAN LUBIS Kepemimpinan Bupati I Gede Winasa di Kab. Jembrana, Bali

Upload: rivaldo-saragih-simarmata

Post on 26-Jan-2016

250 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

kepemimpinan lokal

TRANSCRIPT

Page 1: Kepemimpinan Lokal Di Era Otonomi Daerah

FUAD HASAN LUBIS

Kepemimpinan Bupati I Gede Winasa di Kab. Jembrana, Bali

Page 2: Kepemimpinan Lokal Di Era Otonomi Daerah

Background…

Otonomi Daerah adalah sebagai manifestasi dari konsep desentralisasi yang diterapkan sejak lahirnya UU No 22 Tahun 2009 tentang Pemerintahan Daerah yang mempunyai semangat untuk bagaimana mengembangkan daerah dengan asas kemandirian dan tidak sepenuhnya lagi bergantung pada pemerintahan pusat.

Page 3: Kepemimpinan Lokal Di Era Otonomi Daerah

UU No 32 tahun 2004 jo. UU No12 tahun 2008 dinyatakan bahwa otonomi daerah adalah Hak, kewajiban dan kewenangan daerah untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.. Lebih lanjut dijelaskan bahwa bila dikaji lebih jauh isi dan jiwa undang-undang Nomor 32 Tahun 2004, maka otonomi daerah mempunyai arti bahwa daerah harus mampu:

Page 4: Kepemimpinan Lokal Di Era Otonomi Daerah

1.Berinisiatif sendiri yaitu harus mampu menyusun dan melaksanakan kebijaksanaan sendiri.

2. Membuat peraturan sendiri (PERDA) beserta peraturan pelaksanaannya.

3. Menggali sumber-sumber keuangan sendiri.

4. Memiliki alat pelaksana baik personil maupun sarana dan prasarananya.

Page 5: Kepemimpinan Lokal Di Era Otonomi Daerah

Dapat disimpulkan bahwa otonomi daerah pada prinsipnya mempunyai tiga aspek, yaitu :

1. Aspek Hak dan Kewenangan untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri.

2. Aspek kewajiban untuk tetap mengikuti peraturan dan ketentuan dari pemerintahan di atasnya, serta tetap berada dalam satu kerangka pemerintahan nasional.

3. Aspek kemandirian dalam pengelolaan keuangan baik dari biaya sebagai perlimpahan kewenangan dan pelaksanaan kewajiban, juga terutama kemampuan menggali sumber pembiayaan sendiri.

Page 6: Kepemimpinan Lokal Di Era Otonomi Daerah

Prinsip Otoda Orientasi

peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan selalu memperhatikan kepentingan dan aspirasi yang tumbuh dalam masyarakat

Siapa yang memiliki kekuasaan untuk mengurus dan mengatur kepentingan masyarakat daerah otonom ??

Pemerintah Daerah Otonom

Pemerintahan Daerah Otonom adalah pemerintahan daerah yg badan pemerintahannya dipilih oleh penduduk setempat dan memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus urusannya sendiri berdasarkan peraturan perundangan dan tetap mengakui supremasi dan kedaulatan nasional.

Page 7: Kepemimpinan Lokal Di Era Otonomi Daerah

Banyak ahli menegaskan bahwa desentralisasi akan memberdayakan masyarakat untuk mendesak kepada pemerintah agar meningkatkan kinerja pemerintahan, yg pada gilirannya akan membawa kepada tata kelola pemerintahan yg baik. Namun sampai saat ini belum ada best practices yg menunjukkan kuatnya peran masyarakat (civil society). Kekuatan masy.sipil masih terlalu lemah karena masalah tindakan kolektif.

state/gov/apparatus state/gov/apparatus

civil society civil society

Page 8: Kepemimpinan Lokal Di Era Otonomi Daerah

Studi dari Bank Dunia (2003), menegaskan juga bahwa demokratisasi yg dibawa oleh sistem desentralisasi tidak menjamin tercapainya peningkatan kesejahteraan rakyat. Diperkuat lagi dgn hasil penelitian Kemendagri bahwa hanya sekitar 20 % DOB yg bisa dinilai berhasil.

Kajian2 yg dilakukan di Asia, Amerika Latin dan Afrika menunjukkan faktor determinan dalam menciptakan tata kelola pemerintahan yg baik adalah faktor kepemimpinan

Berg dan Roa (2005,dlm tulisan Priyatno H) berpendapat bhw kepemimpinan yg baik merupakan jantung dari reformasi kelembagaan pada pemerintah lokal, peran pemimpin mementukan arah pembangunan ekonomi daerah yg bersangkutan

Page 9: Kepemimpinan Lokal Di Era Otonomi Daerah

Menurut Siti Zuhro ada 15 % kepala daerah yg dipilih saat ini yg berhasil membuktikan bahwa mereka mampu berbuat untuk mengubah nasib rakyat menjadi lebih baik (Jakarta Globe, 2013)

Penelitian Prasojo (2011) menemukan bahwa prestasi pembangunan inovatif yg dilakukan berbagai pemerintahan lokal pada umumnya didasari komitmen yg tinggi dari pemimpin lokal menjalankan pembangunan. Dan juga memiliki political will yg kuat untuk menjalankan otonomi daerah guna melayani kebutuhan masyarakat. Pemimpin yg berani bekerja dengan cara yg tidak biasa (out of the box).

Page 10: Kepemimpinan Lokal Di Era Otonomi Daerah

Pemerintah daerah adalah elit-elit lokal yang memiliki kekuasaan mengurus dan mengatur daerah otonom sesuai dengan kepentingan masyarakat. Elit lokal ini terdiri dari kepala daerah beserta birokrasi yang membantunya, anggota dewan perwakilan rakyat dan stakeholder (tokoh masyarakat, tokoh pemuda, dll. Namun, sama halnya dengan presiden, kepala daerah lah yang paling bertanggung jawab dalam mengelola daerah, kepala daerah adalah pemimpin sekaligus pelaksana kebijakan (policy executing) di daerah. Baik atau tidaknya efektifitas implementasi otoda sangat tergantung dari kepemimpilan yang dilakukan oleh kepala daerah.

Page 11: Kepemimpinan Lokal Di Era Otonomi Daerah

Kepemimpinan Lokal di Kab. Jembrana Salah satu daerah otonom yang dinilai berhasil

dalam menjalankan kewenangan di era otoda adalah Kab. Jembrana, Bali. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari peran kepala daerah yakni Bupati I Gede Winasa dalam mengelola pemerintahan di Kab. Jembrana.

Kepemimpinan Bupati I Gede Winasa yang visioner dan memberikan inovasi-inovasi penting serta kreatif mampu mengangkat Kab. Jembrana dari daerah yg tertinggal menjadi daerah yang maju dan modern, selain itu kab. ini juga banyak sekali dikunjungi pemda-pemda lain setiap tahunnya untuk dijadikan percontohan karena dinilai telah berhasil dalam mengelola daerahnya.

Page 12: Kepemimpinan Lokal Di Era Otonomi Daerah

Terdapat tiga kunci dari penyelenggaraan otoda yang diusung Prof Dr drg I Gede Winasa. Yaitu,

1.tersedianya sumber daya manusia (SDM) yang andal, hal ini dicapai melalui peningkatan mutu pendidikan

2.kondisi kesehatan masyarakat yang baik,3.lingkungan yang mendukung, yakni peningkatan

status ekonomi. Dalam hal ini beranjak dari konsep kerakyatan, serta terbukanya peluang usaha secara adil bagi setiap anggota masyarakat, guna pencapaian peningkatan daya beli masyarakat itu sendiri.

Page 13: Kepemimpinan Lokal Di Era Otonomi Daerah

Jembrana memiliki keunggulan dalam sejumlah kebijakan pelayanan publik yang sangat prorakyat. Kebijakan tersebut antara lain :

1.Pendidikan Gratis, wajib belajar 12 tahun dan Anggaran Pendidikan 34 %- Pembebasan SPP, mulai dari tingkat TK, SD, SMP, dan SMA bagi seluruh sekolah negeri yang ada - Memberikan Bea Siswa bagi yang menempuh pendidikan pada lembaga atau sekolah swasta, dari SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi Negeri.- Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan, untuk meningkatkan kualitas belajar dan mengajar bagi murid dan guru. Peningkatan kualitas sarana pendidikan ini, melalui Block Grant atau pola yang mengedepankan partisipasi masyarakat, melalui Komite Sekolah yang ada. Pemerintah memfasilitasi dan memberikan bantuan berupa dana atau material. Block Grant bertujuan untuk memberikan ruang partisipasi kepada masyarakat pendidikan itu sendiri, juga bertujuan untuk melakukan efesiensi dan pemanfaatan dana yang lebih optimal, dengan sasaran akhir yang lebih maksimal.

Page 14: Kepemimpinan Lokal Di Era Otonomi Daerah

- Peningkatan SDM Pendidik, dengan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi para guru dan pendidik, untuk mengikuti jenjang pendidikan yang lebih tinggi, yakni melalui program D-3, S-1, dan S-2, dengan tanggungan pembiayaan yang dibantu oleh Pemerintah sebesar 50%.- Meningkatkan kualitas proses belajar dan mengajar disekolah, dengan langkah memberikan insentif setiap bulannya kepada guru maupun pendidik, memberikan tambahan Rp.7.500./jam mengajar, tunjangan jabatan, serta bonus sebesar Rp. 1 juta untuk setiap tahunnya.- Disamping 4 program di atas dibentuk Sekolah kajian yaitu SMP Negeri 4 Mendoyo dan SMA Negeri 2 Negara dengan mengadopsi sistem Pendidikan SMA Taruna Nusantara, sistem pendidikan di Pesantren dan sistem Pendidikan yang ada di Jepang

Page 15: Kepemimpinan Lokal Di Era Otonomi Daerah

Sekolah kajian adalah sekolah yg memadukan program antara ilmu pengetahuan, hobi dan keterampilan siswa. Pada pagi hari siswa belajar ilmu pengetahuan seperti sekolah lainnya, sedangkan sepanjang siang hingga sore anak belajar tentang bahasa, olahraga dan keterampilan yang diharapkan bisa menjadi bekal masa depan murid.

“Kami memiliki 10 jenis keterampilan yang bisa diikuti siswa, seperti otomotif, menjahit, tata boga, musik, lukis, hingga membuat ukiran. Sedangkan program bahasa pilihan ada bahasa Jerman, Mandarin dan Jepang. Untuk siswa yang menyenangi olahraga, tersedia juga kegiatan ekstrakulikuler bola volley, tenis meja, dan bulu tangkis.”

Page 16: Kepemimpinan Lokal Di Era Otonomi Daerah

Bupati juga menginstruksikan sekolah untuk membuat rencana anggaran, pendapatan dan belanja sekolah (RAPBS) yang lebih terencana, efektif dan efisien. Guru-guru diwajibkan membuat perencanaan program di masing2 sekolah yg tujuannya untuk meningkatkan mutu pendidikan. RAPBS ini dibahas bersama dengan bupati hingga akhirnya disetujui, serta memudahkan juga bagi bupati untuk mengucurkan dana operasionalnya.

Apabila sekolah memerlukan dana untuk kegiatan di luar RAPBS, sekolah akan membuat proposal kegiatan yang dikoordinasikan dulu dengan tim penilai dari Dinas Pendidikan, Kebudayaan dan Pariwisata. Kemudian proposal itu diajukan ke tim penilai yang ada di Kantor Bupati Jembrana.

Page 17: Kepemimpinan Lokal Di Era Otonomi Daerah

Jumlah sekolah yang ada di Kabupaten Jembrana, tercatat sebanyak 185 sekolah SD (Negeri 182 dan swasta 3), Madrasah Ibtidaiyah sebanyak 9 sekolah. Di tingkat SLTP ada 9 (negeri 4 dan swasta 5), sedangkan Madrasah Tsanawiyah ada 25 sekolah. Tingkat SLTA ada 14 sekolah (negeri 5 dan swasta 9), Madrasah Aliyah 2 sekolah, sekolah menengah kejuruan (SMK) sebanyak 7 sekolah. Untuk sekolah taman kanak-kanak (TK) sekitar 89 sekolah.

Page 18: Kepemimpinan Lokal Di Era Otonomi Daerah

2. Kesehatan gratis dan asuransi kesehatan masyarakat dibebaskan dari biaya pelayanan

kesehatan dasar, seperti biaya rawat jalan dari kunjungan ke puskesmas atau rumah sakit.

Biaya kesehatan baru dipungut secara normal ketika penderita harus rawat inap, namun tetap saja ada pengecualian pelayanan gratis bagi mereka yang benar-benar dari keluarga miskin.

rasio dokter di Jembrana paling tinggi di seluruh Indonesia. Perbandingannya 3.000 penduduk satu dokter, sementara Indonesia masih 10.000 penduduk untuk satu dokter. Dalam satu desa terdapat 2 dokter. Semua penduduk mempunyai kartu jaminan kesehatan, segala usia dan semua terdatabase di JKJ.

Page 19: Kepemimpinan Lokal Di Era Otonomi Daerah

3. E-Government, Masalisasi Internet, dan Video ConferenceJembrana juga bervisi masa depan. E-Government sudah dilakukan, semua informasi proses perijinan bisa diakses lewat internet atau di kantor pemerintah, dengan komputer yang menggunakan layar sentuh. Jembrana telah membangun sistem komprehensif bernama J-Net atau Jimbarwana-Net yang menghubungkan secara digital semua institusi dari pusat sampai ke desa-desa, sekolah-sekolah, bahkan puskesmas untuk pengiriman data dan informasi. Sistem ini mencakup internet, telepon VOIP berteknologi 3G, video conference, sms center untuk public service, pelatihan manajemen informatika, bahkan digital surveillance system untuk keamanan.Semua anak sekolah Jembrana sudah terbiasa mengakses internet, dan Bupati melakukan meeting dengan Camat atau Kepala Desa melalui video conference.

Page 20: Kepemimpinan Lokal Di Era Otonomi Daerah

4. Efficient Governance Jembrana menerapkan sistem birokrasi yg sangat efisien, One “Loket” System, seluruh prosedur perijinan diurus oleh satu loket. Dan semuanya juga telah menggunakan sistem yang terkomputerisasi dan terintegrasi. Dan 54 macam perijinan bisa diselesaikan hanya dalam 3 hari, dan paling lambat 7 hari.Jumlah pegawai juga diminimalisir. Dengan efisiensi jumlah pegawai dan budgetnya, penghasilan perorang pegawai bisa ditingkatkan. Pegawai lebih sejahtera, dan meminimalisir korupsi. Pertemuan pribadi antara pemohon ijin dan pemberi ijin juga dihilangkan.

Page 21: Kepemimpinan Lokal Di Era Otonomi Daerah

Pembiayaan proyek juga dianalisis sebelumnya oleh pemerintah sendiri. Dari sana perkiraan nilai proyek yang lebih riil bisa diketahui, berdasarkan owner’s estimate. Jadi tidak ada perkiraan nilai proyek hanya dari sisi pengusaha yang seringkali sangat di mark-up. Setiap proyek pemda, efektifitasnya benar-benar tinggi.

Keuangan daerah tidak hanya bersih tapi berbagai kreatifitas manajemen keuangan lain terus dilakukan. Kartu pengenal PNS misalnya dibuat bekerjasama dengan sponsor bank pemerintah daerah, sekaligus bisa berfungsi sebagai kartu ATM. Beragam proyek yang bisa menciptakan penghasilan bisa makin banyak diciptakan. Rumah dinas Bupati Jembrana yang tidak produktif, bisa dikembangkan menjadi hotel yang menghasilkan tambahan ratusan juta rupiah setahun.

Kabupaten Jembrana selama sekitar enam tahun terakhir tidak pernah lagi mengalokasikan anggaran untuk membeli kendaraan baru. Kendaraan dinas yang dipakai sebagian merupakan kendaraan lama, namun sebagian terbesar lainnya adalah dari sewaan. Bupati Gede Winasa sendiri sehari-hari mengendarai mobil dinas berupa jenis jip Hardtop tahun 1978.

Page 22: Kepemimpinan Lokal Di Era Otonomi Daerah

Selain itu pemerintah Kab. Jembrana juga menerapkan kebijakan pengurusan KTP gratis, untuk merangsang minat masyarakat untuk memiliki identitas diri yaitu KTP tersebut. Dengan adanya kebijakan ini diharapkan kepemilikan KTP (Kartu Tanda Penduduk) di Kabupaten Jembrana akan meningkat karena penduduk merasa tidak terbebani biaya pembuatan KTP, sehingga akan memudahkan pemerintah dalam hal pendataan ataupun pengaturan masalah-masalah yang berkaitan dengan kependudukan

Page 23: Kepemimpinan Lokal Di Era Otonomi Daerah

5. Bebas PBB Lahan PertanianUntuk menghindari menurunnya luas areal sawah di Kab. Jembrana, perlu adanya upaya yang memberikan daya tarik terhadap usaha pertanian dengan memberikan proteksi yang sungguh-sungguh dari pemerintah, antara lain yaitu adanya kebijakan pemberian subsidi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) khusus terhadap tanah sawah di Kab. Jembrana, dalam rangka memberikan perlindungan dan stimulan kepada petani agar lahan sawah tetap eksis dan tidak beralih fungsi. Kebijakan ini merupakan salah satu kebijakan yang dikeluarkan untuk mendukung program Ketahanan Pangan di Kabupaten Jembrana.

Page 24: Kepemimpinan Lokal Di Era Otonomi Daerah

6. Peningkatan Daya Beli MasyarakatKebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah Kab. Jembrana untuk melaksanakan Program Peningkatan Daya Beli Masyarakat yaitu:Membuka kesempatan kerja bagi masyarakat baik di dalam maupun di luar negeri. Di dalam Negeri yaitu, melalui pembentukan Koperasi-koperasi Profesional. Koperasi yang telah dibentuk ada 3 yaitu:1. Koperasi Megumi, bergerak dibidang Penyulingan air Laut menjadi air Mineral, lokasi di Desa Perancak dengan anggota sekaligus karyawan sebanyak 39 orang.2. Koperasi Mekepung, bergerak dibidang Pemotongan Sapi dan Prosesing Daging. lokasi di Desa Lelateng, Kecamatan Negara dengan anggota sekaligus karyawan sebanyak 49 orang3. Koperasi Wisata Samudra, bergerak dibidang taman wisata dan kolam renang, lokasi di Desa Delodbrawah dengan anggota sekaligus karyawan sebanyak 42 orang. Pemerintah memfasilitasi dengan memberikan bantuan modal dalam bentuk dana bergulir serta konsultan sebagai pembimbing dengan harapan koperasi-koperasi tersebut dapat mandiri dan akan menopang kekuatan ekonomi Kabupaten Jembrana.Dalam rangka membuka peluang bekerja di Luar Negeri Pemerintah bekerjasama dengan HRI (Hotel Restaurant International) dan IMM Jepang, dengan pendidikan dan pelatihan dilakukan di Jembrana. Biaya pendidikan dan pelatihan sepenuhnya ditanggung Pemerintah. Selain itu berupaya meningkatkan pendapatan Masyarakat melalui pemberdayaan Kelompok-kelompok masyarakat (Pokmas) dengan bantuan peralatan kerja.

Page 25: Kepemimpinan Lokal Di Era Otonomi Daerah

Keberhasilan dalam Reformasi BirokrasiAdapun langkah-langkah yang dilakukan Winasa dalam

reformasibirokrasi, yakni: Pertama, Restrukturisasi organisasi pemerintahan, dari

struktur yang gemuk menjadi ramping. Secara normatif, terobosan Winasa untuk melakukan perampingan birokrasi ini sesungguhnya diperkuat oleh kerangka regulasi nasional, terutama PP No. 84 Tahun 2000 dan PP No. 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Daerah. Tujuan dari pemberlakuan kedua PP ini adalah untuk memastikan efisiensi dalam aktivitas di pemerintahan daerah, baik tingkat provinsi maupun kabupaten. Langkah perampingan dilakukan dengan memotong jumlah dinas dari 9 menjadi 7, jumlah kantor berkurang sebanyak 7 kantor dan jumlah badan tetap, yakni 2. Implikasinya, restrukturisasi ini membawa cukup banyak hilangnya jabatan dalam struktur organisasi pemerintah daerah di Kabupaten Jembrana.

Page 26: Kepemimpinan Lokal Di Era Otonomi Daerah

Kedua, menerapkan strategi profesionalisasi birokrasi daerah melalui mekanisme rekruitmen yang berbasis kompetisi. Salah satu inovasi yang menarik dari Pemkab Jembrana adalah mekanisme lelang jabatan dan fit and poper test yang diadakan secara berkala. Lelang jabatan (job tender) dilakukan untuk pejabat esolon 3 dan 4, sedangkan fit and proper test dilakukan untuk jabatan esolon 1 dan 2. Dalam lelang jabatan, setiap pegawai yang telah memenuhi syarat administratif berupa tingkat kepangkatan dan golongan, diperbolehkan mendaftarkan diri untuk mengisi lowongan yang tersedia. Penilaian akan dilakukan oleh tim penyeleksi yang keputusannya ditentukan oleh bupati. Sedangkan pelaksanaan fit and prover test dilakukan tim dari Universitas Udayana Denpasar. Hasil dari fit and prover test akan diberikan kepada bupati.

Page 27: Kepemimpinan Lokal Di Era Otonomi Daerah

Bupati Gede Winasa juga melakukan terobosan-terobosan lainnya, yang bertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia, khususnya jajaran pegawai negeri sipil sebagai penyelenggara pemerintahan dan pembangunan. Berbagai terobosan itu seperti, penyelenggaran diklat penjenjangan pegawai, semacam ADUM, ADUMLA, dan lainnya, yang diselenggarakan dengan swadaya oleh Pemkab Jembrana, sambil bergendangan dengan lembaga-lembaga pendidikan dan latihan.

Page 28: Kepemimpinan Lokal Di Era Otonomi Daerah

Langkah-langkah yang ditempuh Pemkab Jembrana untuk meningktakan kualitas sumber daya manusia penyelenggara birokrasi pemerintahan dan pembangunan, sebagai berikut:

♣ Melakukan standarisasi pendidikan minimal S-1 bagi penyelenggara birokrasi pemerintahan dan pembangunan yang menduduki jabatan, baik jabatan struktural maupun jabatan fungsional.

♣ Bekerjasama dengan lembaga2 ilmiah dan professional di bidang peningkatan sumber daya manusia, dalam rangka penempatan dan pengisian jabatan-jabatan di dalam organisasi pemerintahan, sehingga benar-benar sesuai dengan kebutuhan organisasi.

♣ Membuka kesempatan seluas-luasnya bagi PNS yang ingin meningkatkan jenjang pendidikan dengan pola subsidi dan beasiswa. Termasuk bagi tenaga guru/ pendidik dan tenaga kesehatan.

Page 29: Kepemimpinan Lokal Di Era Otonomi Daerah

♣ Melakukan kerja sama dengan lembaga-lembaga akademis dan pendidikan tinggi seperti Universitas Airlangga-Surabaya, dalam rangka memberikan kesempatan kepada PNS yang ingin melanjutkan pendidikannya ke jenjang S-2.

♣ Melakukan kerja sama dengan lembaga-lembaga riset dan ilmiah seperti BPPT dan PAL.

♣ Menyelenggarakan berbagai bentuk program pendidikan bagi peningkatan profesionalisme kerja penyelenggara birokrasi pemerintahan secara berkesinambungan, berkerjasama dengan berbagai lembaga diklat, baik berupa diklat perjenjangan maupun diklat yang bersifat praktis dan aplikatif.

Page 30: Kepemimpinan Lokal Di Era Otonomi Daerah

Ketiga, adalah efisiensi pemanfaatan aset-aset daerah dan memperbaiki prosedur keuangan yang dikenal dengan nama sisdur (sistem dan prosedur). Perbaikan sistem keuangan dilakukan pada saat bersamaan dengan penataan kelembagaan birokrasi daerah. Pada dasarnya, sisdur terdiri dari empat perubahan mendasar yaitu, Tim Penilai Independen, Sistem Gudang, Owner Estimated, dan Penghapusan Sistem Honor. Sistem Gudang dalam hal ini, digunakan untuk lebih menyempurnakan efisiensi dalam prilaku celah-celah terjadinya KKN di dalam setiap perilaku birokrasi ketatapemerintahan di Kabupaten Jembrana, Sistem Gudang ini diterapkan dengan manajemen kontrol pada sisi masuknya barang, maka dengan cara ini setiap pembelian dan pengeluaran barang harus melewati satu pintu.

Page 31: Kepemimpinan Lokal Di Era Otonomi Daerah

“Empat Langkah Efisiensi Pemanfaatan dan Pengelolaan Aset Daerah”.

1. Melakukan relokasi bagi seluruh lembaga dan organisasi yang berada di bawah payung Kabupaten Jembrana, baik setingkat dinas, kantor maupun bagian, ke dalam satu kompleks perkantoran yang terintegrasi bahkan berada di bawah satu atap.

2. Melakukan langkah-langkah efisiensi pemanfaatan aset daerah, baik aset tidak bergerak maupun aset bergerak secara maksimal.

3. Menerapkan pola pemeliharaan sarana dan prasarana pemerintah maupun publik sebagai kegiatan rutin dari dinas instansi terkait, dan bukan diproyekkan seperti yang diterapkan sebelumnya.

4. Pola pemeliharaan gedung dan perkantoran milik Pemerintah Kabupaten Jembrana dilakukan dengan sistem keberlanjuatan melalui “Engenering system”.

Page 32: Kepemimpinan Lokal Di Era Otonomi Daerah

Keempat, yang menarik dari strategi reformasi birokrasi di Jembrana adalah prinsip reward and punishment dalam birokrasi pemerintahan daerah. Bupati tidak segan-segan memberikan hukuman kepada staff yang memiliki kinerja yang buruk, di samping menerapkan mekanisme punishment, Jembrana juga menjamin kesejahteraan aparatur birokrasi daerah dengan mekanisme insentif, berupa ; uang daging babi seluruh pegawai negeri sipil di Jembrana, gaji ke-13 dan ke-14, pemberian dan kesejahteraan aparat desa, bantuan operasional BPD, bonus peninkatan kesejahteraan sebesar 1 juta bagi seluruh pegawai, biaya operasional bagi kepala desa, biaya operasional bagi klian Banjar dan lain-lainnya.

Page 33: Kepemimpinan Lokal Di Era Otonomi Daerah

selain itu, dalam hal ketenegakerjaan, bupati menjalin berbagai hubungan serta koneksinya, juga menjalin kerja sama sister city dengan Kabupaten Okayama, Jepang. Dengan kerja sama di bidang tenaga kerja ini, diharapkan masyarakat Jembrana akan memiliki peluang mendapatkan pekerjaan di Okayama, Jepang. Karena dengan sistem magang di Jepang itu, masyarakat Jembrana akan mendapatkan keuntungan ganda. Selain keuntungan finasial yang jauh lebih besar dibandingkan menjadi tenaga kerja di Indonesia, keuntungan lainnya adalah berupa pengalaman kerja seperti penyerapan etos kerja masyarakat Jepang dan terjadinya alih teknologi.

Page 34: Kepemimpinan Lokal Di Era Otonomi Daerah

SimpulanKomitmen kepala daerah adalah faktor utama

dalam penyelenggaraan otonomi daerah agar tujuan dalam penyelenggaraan tersebut tercapai

Di era otonomi daerah ini sangat diperlukan kepemimpinan lokal yang inovatif, kreatif, efisien dan juga yg terpenting memiliki integritas untuk memajukan daerahnya.

Efisiensi adalah merupakan instrumen/alat dalam pengelolaan daerah, bukan menjadi tujuan

Pengelolaan daerah di era otonomi daerah saat ini adalah perkara yg mudah, hanya dibutuhkan political will dari kepala daerah. Pilihannya hanya dua, yakni mensejahterakan rakyat atau hanya mensejahterakan diri sendiri

Page 35: Kepemimpinan Lokal Di Era Otonomi Daerah

“Tujuan berpemerintahan, apalagi dengan semangat otonomi daerah sekarang ini, terutama adalah menyejahterakan masyarakat, bukan untuk kekuasaan.”

“Seorang pemimpin harus memiliki kualitas dan bobot untuk mengambil langkah-langkah yang bagi orang lain tidak mungkin tetapi di tangannya menjadi mungkin tanpa harus melawan hukum yang ada.

Karena, untuk itulah seorang pemimpin ada”.

“Pemerintah harus bermanfaat buat rakyatnya, kalau tidak bermanfaat, buat apa ada pemerintah? Bubar saja pemerintahnya”

Page 36: Kepemimpinan Lokal Di Era Otonomi Daerah

SEKIAN DAN

TERIMA KASIH

A Leader is a dealer in hope

(Napoleon)