kebijakan makro ekonomi kel 2 div stan 8b bpkp 2013/2014

29
Diploma IV Kurikulum Khusus BPKP Kelas 8B Aditya Wahyu Kusuma Wardana Daniel Wawone Yunior Basar Ivan Dwi Jatmiko Restu Kurnia Natalia Yusniar Yuliana Wardani 0 KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI

Upload: mulyadi-yusuf

Post on 20-Jun-2015

1.152 views

Category:

Education


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kebijakan makro ekonomi kel 2 DIV STAN 8B BPKP 2013/2014

Diploma IV Kurikulum Khusus BPKPKelas 8B

Aditya Wahyu Kusuma WardanaDaniel Wawone Yunior Basar

Ivan Dwi JatmikoRestu Kurnia Natalia

Yusniar Yuliana Wardani

0

KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI

Page 2: Kebijakan makro ekonomi kel 2 DIV STAN 8B BPKP 2013/2014

KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI

MENGAPA KITA MEMPELAJARI KEUANGAN PUBLIK?

Sebelum berbicara lebih lanjut mengenai kebijakan makro ekonomi, ada baiknya jika kita

mengetahui mengapa kita mempelajari keuangan publik terlebih dahulu.

Jika kita berbicara keuangan publik dipandang dari sisi belanja maka pertanyaan yang

sering muncul misalnya adalah: Jenis jasa yang bagaimana dan apa yang harus diberikan

oleh pemerintah kepada masyarakat? Kenapa pemerintah membelanjakan anggarannya

untuk bantuan sosial pendidikan dan asuransi kesehatan kepada mereka yang tidak

mampu? Kenapa pemerintah menjadi penyedia utama barang dan jasa seperti: Jalan,

pendidikan, dan kesehatan, di lain pihak kegiatan pengadaan barang dan jasa seperti:

usaha garmen, bisnis hiburan, dan asuransi untuk properti lebih banyak didominasi oleh

sektor swasta?

Sementara itu, dari sisi pendapatan publik, pertanyaan yang sering muncul misalnya

adalah: Bagaimana pemerintah menetapkan tarif pajak untuk masyarakatnya, dan

bagaimana nilai pajak tersebut saling terkait satu sama lain dengan keadaan ekonomi para

wajib pajak? Kegiatan apa yang seharusnya dikenakan pajak ataupun tidak pada masa-

masa krisis? Apakah pengaruh pajak terhadap keberlangsungan perekonomian?

A. Empat Pertanyaan Terkait dengan Keuangan Publik

Singkatnya, keuangan publik adalah suatu studi terkait dengan peran pemerintah dalam

perekonomian. Mengenai hal ini, maka keuangan publik akan menjawab empat

pertanyaan:

1. Kapan seharusnya pemerintah mengintervensi perekonomian?

Prinsip dasar dari mikroekonomi adalah “keseimbangan kompetitif pasar akan

menimbulkan efisiensi dan memaksimalkan manfaat yang akan diterima oleh

masyarakat.” Intinya dari prinsip ini adalah, biarkan pasar yang menentukan

nilai/harga dari barang/jasa yang diperdagangan melalui keseimbangan permintaan

dan penawaran, maka akan terciptalah “perdagangan-yang-efisien”.

Namun kondisi ideal tersebut tidak selalu terjadi dalam kenyataan, pemerintah dalam

beberapa hal tertentu masih harus melakukan intervensi dengan alasan:

1

Page 3: Kebijakan makro ekonomi kel 2 DIV STAN 8B BPKP 2013/2014

1) Kegagalan pasar

Suatu keadaan yang menyebabkan sistem ekonomi pasar tidak mampu

memberikan manfaat yang maksimal dalam hal efisiensi, disebut kegagalan pasar.

Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan kegagalan pasar, semisal ekternalitas

negatif, dimana keputusan yang diambil oleh satu pihak akan mempengaruhi

pengeluaran biaya pihak lainnya.

Jika ternyata keseimbangan kompetitif pasar tidak mampu menciptakan suatu

manfaat berupa pemaksimalan efisiensi, maka ada kemungkinan dengan intervensi

pemerintah hal tersebut dapat diperoleh.

2) Pemerataan sumber daya

Pemerataan sumber daya adalah pendistribusian sumber daya dari kelompok yang

memiliki sumber daya lebih kepada kelompok lainnya yang masih kurang sehingga

kedua kelompok tersebut dapat memiliki sumber daya tersebut dalam proporsi

yang sama.

Dikarenakan adanya kemungkinan penyebaran sumber daya yang tidak merata,

dimana salah satu kelompok berlebih sedangkan kelompok lainnya kurang, maka

diperlukan peran/intervensi pemerintah untuk dapat mendistribusikan sumber

daya tersebut sehingga tercapai keseimbangan pada setiap kelompok.

2. Bagaimana seharusnya pemerintah melakukan intervensi?

Setelah menentukan apakah pemerintah perlu melakukan intervensi ataupun tidak,

langkah berikutnya adalah menentukan bagaimana seharusnya pemerintah

melaksanakannya. Terdapat beberapa pendekatan umum yang dapat dilakukan oleh

pemerintah:

1) Mengenakan pajak atau memberikan subsidi

Salah satu cara bagi pemerintah untuk mengatasi kegagalan pasar adalah dengan

menggunakan mekanisme harga, dimana kebijakan pemerintah digunakan untuk

mempengaruhi harga barang tertentu, yaitu melalui pajak (untuk barang-barang

yang produksinya berlebih) ataupun subsidi (untuk barang-barang yang

produksinya kurang).

2

Page 4: Kebijakan makro ekonomi kel 2 DIV STAN 8B BPKP 2013/2014

2) Melarang atau mewajibkan

Pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan untuk melarang penjualan/pembelian

barang yang produksinya berlebih, ataupun memerintahkan/mewajibkan agar

masyarakat melakukan penjualan/pembelian barang yang secara produksi kurang.

3) Penyediaan layanan publik

Langkah lainnya dari pemerintah untuk menghadapi kegagalan pasar adalah

dengan menyediakan/memproduksi barang/jasa publik yang memiliki potensi

untuk meningkatkan konsumsi masyarakat yang akhirnya hal ini akan membawa

pengaruh pada kesejahteraan sosial secara keseluruhan.

4) Penyediaan layanan yang dibiayai oleh keuangan publik

Pemerintah mungkin saja ingin mempengaruhi tingkat konsumsi masyarakat

namun tanpa intensi untuk terlibat langsung. Oleh karena itu, pemerintah dapat

membiayai suatu perusahaan swasta agar menyediakan suatu layanan tertentu

kepada masyarakat.

Dari hal tersebut di atas, dapat diketahui bahwa ada banyak pilihan kebijakan yang

dapat diambil oleh pemerintah. Ketika akan memutuskan kebijakan apa yang akan

diambil, setiap pembuat keputusan haruslah mempertimbangkan dengan matang dan

mengevaluasi setiap alternatif pilihan yang ada. Proses mengevaluasi pilihan ini akan

membawa kita pada pertanyaan ketiga.

3. Apakah intervensi yang dilakukan oleh pemerintah akan memberikan manfaat

ekonomi?

Untuk dapat menjawab pertanyaan ini haruslah pembuat kebijakan memahami setiap

implikasi yang akan ditimbulkan oleh masing-masing alternatif. Dalam menilai

pengaruh yang timbulkan dari intervensi pemerintah, pembuat kebijakan haruslah

menyadari bahwa setiap kebijakan memliki pengaruh langsung dan tidak langsung.

1) Pengaruh langsung

Pengaruh langsung adalah efek/pengaruh yang dapat diperkirakan jika masing-

masing individu yang ada di dalamnya tidak melakukan perubahan tingkah laku

atas intervensi yang dilakukan oleh pemerintah.

3

Page 5: Kebijakan makro ekonomi kel 2 DIV STAN 8B BPKP 2013/2014

2) Pengaruh tidak langsung

Pengaruh tidak langsung terjadi ketika masing-masing individu yang ada di

dalamnya melakukan perubahan tingkah laku sebagai respon terhadap intervensi

pemerintah.

4. Apakah alasan dari pemerintah untuk menggunakan suatu cara/kebijakan

dalam melakukan intervensi?

Haruslah disadari bahwa intervensi yang dilakukan pemerintah tidaklah selalu

berkaitan dengan penyelesaian atas masalah kegagalan pasar atau memastikan

terdistribusikannya sumber-sumber daya secara merata. Pada praktiknya, pemerintah

menghadapi permasalahan yang cukup pelik, pemerintah berusaha menggabungkan

keinginan jutaan warganya menjadi suatu kumpulan kebijakan yang saling terkait satu

sama lain. Hal ini akan membawa kita pada pertanyaan keempat, mengapa seakan

pemerintah membuat kebijakan seenaknya?

Nyatanya kebijakan yang dibuat oleh pemerintah tidaklah semata dipandang dari

sudut pandang ekonomi saja, namun ada banyak pertimbangan yang diambil, misalnya

terkait dengan politik. Sebagaimana “kegagalan pasar” mempengaruhi pemaksimalan

manfaat di ekonomi pasar, begitupun dengan “kegagalan pemerintah” dapat

menyebabkan ketidaktepatan intervensi pemerintah. Oleh karena itu, para politisi

harus mempertimbangkan berbagai kemungkinan terkait dengan cara pandang dan

tekanan dari luar, kedua hal inilah yang mampu mendorong dibentuknya suatu bentuk

kebijakan yang dapat memaksimalkan efisiensi ekonomi dan pemerataan sumber daya

dalam cara-cara yang dapat diterima.

Untuk dapat merekomendasikan apakah diperlukannya intervensi dari pemerintah

(kembali ke pertanyaan pertama), perlulah dipertimbangkan beberapa hal; apakah

dengan adanya intervensi dari pemerintah ini akan mengurangi/mengatasi masalah?

Atau malah akan membuat masalah itu semakin buruk dengan adanya “kegagalan

pemerintah”?

4

Page 6: Kebijakan makro ekonomi kel 2 DIV STAN 8B BPKP 2013/2014

B. Mengapa Mempelajari Keuangan Publik? Menilik Dari Fakta-Fakta Yang Ada Di

Pemerintahan

Yang menjadikan keuangan publik menarik adalah, adanya peran dominan dari

pemerintahan di kehidupan sehari-hari kita. Terdapat beberapa indikator yang dapat

digunakan untuk dapat merinci peran pemerintah dalam kehidupan kita, yaitu:

1. Pertumbuhan ekonomi

2. Desentralisasi

3. Pengeluaran, pajak, defisit, dan hutang

4. Distribusi pengeluaran

5. Distribusi sumber-sumber pendapatan

6. Tata peraturan pemerintah

Pemerintahan baik dalam skala nasional maupun lokal memiliki cakupan yang luas dan

akan terus berkembang seiring perubahan zaman. Ciri khas pemerintah dalam hal

belanja dan pendapatan juga akan terus berubah, misalnya dari awalnya penyedia

barang publik tradisional (keamanan) menjadi penyedia asuransi sosial (asuransi

kesehatan). Melalui tata peraturan perundang-undangannya, pemerintah juga telah

memberikan pengaruh pada kehidupan sehari-hari kita.

KEBIJAKAN MAKROEKONOMI

Pengertian Makroekonomi

Ilmu Ekonomi Makro atau Makroekonomi merupakan bagian dari ilmu ekonomi

yang mengkhususkan mempelajari mekanisme bekerjanya perekonomian secara

keseluruhan termasuk pertumbuhan dalam pendapatan, perubahan dalam harga, dan

tingkat pengangguran. Sedangkan tujuan dari macroekonomi adalah untuk memahami

peristiwa ekonomi dan untuk memperbaiki kebijakan ekonomi.

Dalam perekonomian mengenal teori makroekonomi. Teori ini lebih

memperhatikan aspek-aspek yang menyeluruh dari kegiatan ekonomi. Apabila yang

dibicarakan mengenai produsen, maka yang diperhatikan adalah kegiatan produsen dalam

keseluruhan ekonomi. Begitu pula, apabila yang diperhatikan adalah tingkah laku

konsumen, maka yang dianalisis adalah tingkah laku keseluruhan konsumen dalam

menggunakan pendapatannya untuk membeli barang dan jasa yang dihasilkan dalam

perekonomian. Dalam analisis makro ekonomi juga diperhatikan peranan pemerintahan

dalam mengatur kegiatan sesuatu perekonomian.

5

Page 7: Kebijakan makro ekonomi kel 2 DIV STAN 8B BPKP 2013/2014

Ruang Lingkup Analisis Makroekonomi

Ilmu Ekonomi dibedakan menjadi:

Ekonomi deskriptif,

Mengumpulkan keterangan-keterangan faktual yang relevan mengenai sesuatu

masalah ekonomi.

Teori ekonomi,

Teori ekonomi tugas utamanya menyusun model analisis ekonomi untuk

menerangkan secara umum perilaku sistem ekonomi.

Ekonomi terapan,

Menggunakan hasil-hasil pemikiran yang terkumpul dalam teori ekonomi untuk

menerangkan keterangan-keterangan yang dikumpulkan oleh ekonomi deskriptif.

Teori ekonomi dipecah  menjadi :

Teori ekonomi Mikro.

Analisis-analisis dalam teori ekonomi mikro pada umumnya meliputi bagian-bagian

kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian, seperti kegiatan seorang konsumen,

suatu perusahaan atau suatu pasar.

Teori Ekonomi Makro.

Analisis-analisis dalam teori ekonomi makro lebih global atau lebih menyeluruh

sifatnya. Dalam ekonomi makro yang diperhatikan adalah tindakan konsumen

secara keseluruhan, kegiatan-kegiatan keseluruhan pengusaha dan perubahan-

perubahan keseluruhan kegiatan ekonomi.

Perbedaan dalam ruang lingkup dan titikberat (fokus)

Mikro ekonomi lebih menitikberatkan pada analisis membuat pilihan untuk (1)

mewujudkan efisiensi dalam penggunaan sumber-sumber daya (2) mencapai

kepuasan maksimum

Makro ekonomi menerangkan (1) bagaimana segi permintan dan penwaran

menentukan tingkat kegaitan dalam perekonomian (2) Masalah utama yang selalu

dihadapi setiap perekonomian (3) Peranan kebijakan dan campur tangan

pemerintah untuk mentasai masalah ekonomi yang dihadapi

6

Page 8: Kebijakan makro ekonomi kel 2 DIV STAN 8B BPKP 2013/2014

Menggunakan Mikroekonomi dalam Makroekonomi

Mikroekonomi adalah studi bagaimana rumah tangga dan Perusahaan membuat

keputusan dan bagaimana pembuat keputusan ini berinteraksi dalam pasar. Dalam

mikroekonomi, individu memilih memaksimalkan tingkat kepuasan (utility) dengan

batasan anggaran.

Peristiwa-peristiwa makroekonomi muncul dari interaksi banyak individu yang

mencoba memaksimalkan kemakmurannya. Karena variabel agregat adalah jumlah

variabel-variabel yang mendeskripsikan keputusan-keputusan individu, studi

makroekonomi didasarkan pada landasan-landasan mikroekonomi.

Isu-Isu Utama dalam analisis Makroekonomi

Makroekonomi membahas isu- isu penting yang selalu dihadapi dalam suatu

perekonomian. Analisis ini berusaha memberikan jawaban kepada pertanyaan-

pertanyaan yang dikemukakan yaitu :

1.      Faktor- faktor apakah yang menentukan tingkat kegiatan suatu perekonomian ?

2.      Mengapa pertumbuhan ekonomi tidak selalu teguh ?

3.      Mengapa kegiatan ekonomi tidak berkembang dengan stabil ?

4.      Mengapa pengangguran dan kenaikan harga- harga selalu berlaku ?

Analisis mengenai penentuan tingkat kegiatan dalam perekonomian perlu dibedakan

kepada tiga bentuk abstraksi, yaitu: 

Analisis penentuan kegiatan perekonomian yang memisalkan bahwa harga tetap

dan suku bunga tetap. 

Analisis penentuan kegiatan perekonomian yang memisalkan harga mengalami

perubahan.

 Analisis penentuan kegiatan perekonomian yang memisalkan harga dan suku

bunga mengalami perubahan.

Masalah dan Kebijakan Makroekonomi

Salah satu aspek penting dari ciri kegiatan perekonomian yang menjadi titik tolak

analisis dalam teori makroekonomi adalah pandangan bahwa sistem pasar bebas tidak

selalu dapat mewujudkan:

1.      penggunaan tenaga kerja penuh.

7

Page 9: Kebijakan makro ekonomi kel 2 DIV STAN 8B BPKP 2013/2014

2.      kestabilan harga- harga.

3.      pertumbuhan ekonomi yang teguh (konsisten).

     Masalah-masalah ini mengakibatkan dampak buruk bagi masyarakat dan harus

dihindari atau dapat dikurangi. Aspek-aspek penting yang dapat dipelajari dalam

makroekonomi adalah kebijakan fiscal (kebijakan pemerintah dalam perpajakan dan

penggunaannya), kebijakan moneter (kebijakan pemerintah dalam mengatur

penawaran uang dan suku bunga), dan kebijakan ekonomi terbuka.

Masalah Utama Dalam Perekonomian

Dari uraian secara ringkas di atas diterangkan masalah makroekonomi utama yang

selalu dihadapi oleh suatu negara dapat dirincikan sebagai berikut :

1.      Masalah Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai : perkembangan kegiatan

dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam

masyarakat bertambah. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena

faktor- faktor produksi akan selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan

kualitasnya. Investasi akan menambah jumlah barang modal, teknologi yang

digunakan, tenaga kerja bertambah akibat perkembangan penduduk dan

perkembangan tingkat pendidikan.

2.      Masalah ketidakstabilan kegiatan ekonomi.

Perekonomian tidak selalu berkembang secara teratur dari satu periode ke

periode lainnya, karena selalu mengalami masa naik turun. Pergerakan naik turun

kegiatan perusahaan- perusahaan di dalam jangka panjang dinamakan konjungtor

atau siklus kegiatan perusahaan. Kemunduran yang serius akan menimbulkan

masalah pengangguran, sedangkan perkembangan ekonomi yang terlalu pesat

akan menimbulkan kenaikan harga- harga atau inflasi.

Ahli- ahli ekonomi berkeyakinan bahwa dalam suatu perekonomian yang

sepenuhnya diatur oleh mekanisme pasar, siklus kegiatan ekonomi sangat labil,

siklus kegiatan ekonomi seperti ini dapat menyebabkan akibat buruk kepada

perekonomian dan masyarakat.

8

Page 10: Kebijakan makro ekonomi kel 2 DIV STAN 8B BPKP 2013/2014

3.      Masalah pengangguran.

Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seorang yang tergolong dalam

angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.

Faktor utama yang menimbulkan pengangguran adalah kekurangan pengeluaran

agregat. Selain itu terdapat faktor-faktor lain yang menimbulkan pengangguran,

antara lain : 

Menganggur karena ingin mencari kerja lain yang lebih  baik. 

Pengusaha menggunakan peralatan produksi modern yang mengurangi

penggunaan tenaga kerja.

Ketidaksesuaian di antara ketrampilan pekerja yang sebenarnya dengan

ketrampilan yang diperlukan dalam industri- industri.

Akibat buruk pengangguran

Tingkat pendapatan merupakan faktor penting yang menentukan kemakmuran

suatu masyarakat. Pendapatan masyarakat mencapai maksimum apabila tingkat

penggunaan tenaga kerja penuh dapat diwujudkan. Pengangguran mengurangi

pendapatan masyarakat sehingga mengurangi tingkat kemakmuran yang mereka

capai.

4.     Masalah kenaikan harga-harga (inflasi).

Inflasi dapat didefisikan sebagai suatu proses kenaikan harga- harga yang berlaku

dalam perekonomian.

Faktor- faktor penyebab Inflasi : 

Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaan-

perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa.

Pekerja- pekerja di berbagai kegiatan ekonomi menuntut kenaikan upah.

Akibat buruk Inflasi

Inflasi menimbulkan beberapa akibat buruk bagi individu masyarakat dan

kegiatan perekonomian secara keseluruhan. Inflasi cenderung menurunkan taraf

kemakmuran segolongan besar masyarakat. Bila tidak dikendalikan inflasi akan

bertambah serius dan cenderung untuk mengurangi investasi yang produktif,

mengurangi ekspor dan menaikkan impor. Sehingga akan memperlambat

pertumbuhan ekonomi. 

9

Page 11: Kebijakan makro ekonomi kel 2 DIV STAN 8B BPKP 2013/2014

5.     Masalah neraca perdagangan dan neraca pembayaran.

Istilah perekonomian terbuka berarti suatu perekonomian dengan menjalankan

kegiatan ekspor dan import dengan negara- negara lain. Ketidakseimbangan

diantara ekspor dan impor dalam aliran keluar/ masuk modal dapat menimbulkan

masalah serius dalam kestabilan suatu perekonomian.

Alat Pengamat Prestasi Kegiatan Ekonomi

Beberapa jenis data makroekonomi dapat digunakan untuk menilai prestasi kegiatan

perekonomian pada suatu tahun tertentu dan perubahannya dari suatu periode ke

periode lainnya. Alat pengamat prestasi perekonomian atau indikator makroekonomi

yang utama adalah:

1.      Pendapatan nasional, pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita.

Pendapatan Nasional adalah istilah yang menerangkan tentang nilai barang dan

jasa yang diproduksikan suatu negara dalam suatu tahun tertentu. Produk

Nasional Bruto (PNB) produk nasional yang diwujudkan oleh faktor- faktor

produksi milik warga negara. Produk Domestik Bruto (PDB) diwujudkan oleh

faktor- faktor produksi dalam negeri. PNB dan PDB merupakan ukuran mengenai

besarnya kemampuan sesuatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa dalam

suatu tahun tertentu. Data produk nasional dapat digunakan untuk menilai

prestasi pertumbuhan ekonomi dan bisa untuk menentukan tingkat kemakmuran

masyarakat dan perkembangannya.

2.      Penggunaan tenaga kerja dan pengangguran.

Pengangguran dalam suatu negara adalah perbedaan di antara angkatan kerja

dengan penggunaan tenaga kerja yang sebenarnya. Angkatan kerja adalah jumlah

tenaga kerja yang terdapat dalam suatu perekonomian pada suatu waktu tertentu.

Tingkat partisipasi angkatan kerja dapat dihitung menggunakan cara:

3.      Tingkat perubahan harga- harga atau inflasi

Untuk mengukur tingkat inflasi, indeks harga yang selalu digunakan adalah  indeks

harga konsumen/ Consumer Price Indeks (CPI) yaitu indeks harga dari barang-

barang yang selalu digunakan para konsumen.

10

Jumlah angkatan kerja : jumlah penduduk usia kerja  x 100 %

Page 12: Kebijakan makro ekonomi kel 2 DIV STAN 8B BPKP 2013/2014

4.     Kedudukan neraca perdagangan dan neraca pembayaran.

Neraca pembayaran merupakan data yang memberi gambaran tentang lalu lintas

perdagangan dan dana dari satu negara ke berbagai negara lain dalam satu tahun

tertentu. Dua komponen penting dari neraca pembayaran yang perlu diperhatikan

adalah neraca perdagangan dan neraca keseluruhan (overall balance).

5.      Kestabilan nilai mata uang domestik.

Perbandingan antara nilai suatu mata uang asing dengan nilai mata uang domestik

disebut kurs valuta asing. Kurs ini akan menunjukkan banyaknya uang dalam

negeri yang diperlukan untuk membeli satu unit valuta asing tertentu.

Kebijakan Makroekonomi.

Kebijakan- kebijakan makroekonomi yang akan dilakukan suatu negara tergantung

kepada tujuan- tujuan yang ingin dicapai, tujuan-tujuan kebijakan

makroekonomi dapat dibedakan kepada lima aspek berikut :

1. Menstabilkan kegiatan ekonomi

Pengertian kestabilan ekonomi meliputi kewujudan dari 3 hal berikut ini :

Tingkat penggunaan tenaga kerja adalah tinggi.

Tingkat harga- harga tidak menunjukkan perubahan yang berarti.

Terdapat keseimbangan di antara ekspor dan impor dan lalu lintas modal dari

atau ke luar negeri.

Tujuan menstabilkan ekonomi berarti pula keinginan untuk menghindari fluktuasi

yang tajam dalam kegiatan ekonomi dari waktu ke waktu.

2. Mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja (kesempatan kerja) penuh tanpa

inflasi.

3. Menghindari masalah inflasi.

4. Menciptakan pertumbuhan yang teguh.

Ada 2 alasan yang menyebabkan suatu negara harus berusaha mencapai

pertumbuhan ekonomi yang teguh dalam jangka panjang, yaitu:

Untuk menyediakan kesempatan kerja kepada tenaga kerja yang selalu

bertambah.

Untuk menaikkan tingkat kemakmuran masyarakat.

5. Mewujudkan kekukuhan neraca pembayaran dan kurs valuta asing.

11

Page 13: Kebijakan makro ekonomi kel 2 DIV STAN 8B BPKP 2013/2014

Bentuk-bentuk Kebijakan Ekonomi Makro

Untuk mencapai tujuan dari ekonomi makro diperlukan beberapa bentuk kebijakan yang

harus dijalankan oleh suatu negara dalam sistem perekonomiannya di antaranya sebagai

berikut :

a. Kebijakan Fiskal

Kebijakan Fiskal meliputi langkah-langkah pemerintah untuk membuat perubahan

dalam pendapatan dan pengeluaran negara dengan maksud untuk mempengaruhi

pengeluaran agregat dalam perekonomian atau mempengaruhi jalannya

perekonomian. Kebijakan ini diambil untuk menstabilkan ekonomi, memperluas

kesempatan kerja, mempertinggi pertumbuhan ekonomi, dan keadilan dalam

pemerataan pendapatan.

Seperti dijelaskan di atas bahwa kebijakan fiskal yang dilakukan pemerintah

dilakukan melalui perubahan di dalam pendapatan dalam hal ini pajak dan dalam

pengeluaran pemerintah dalam hal ini APBN.

Instrumen kebijakan fiskal yang berkaitan erat dengan pendapatan adalah sektor

perpajakan. Pengaruh dari sisi perpajakan akan nampak sangat jelas pada

perekonomian. Jika pajak diturunkan maka kemampuan daya beli masyarakat

akan meningkat sehingga industri dapat meningkatkan jumlah produksi. Dan

sebaliknya kenaikan pajak akan menurunkan daya beli masyarakat serta

menurunkan produksi industri secara umum.

Instrumen kebijakan fiskal lainnya bisa melalui kebijakan anggaran yang terdiri

dari :

Anggaran Defisit (Defisit Budget) / Kebijakan Fiskal Ekspansif

Anggaran defisit adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pengeluaran

lebih besar dari pemasukan negara guna memberi stimulus pada

perekonomian. Umumnya sangat baik digunakan jika keaadaan ekonomi

sedang resesif.

Anggaran Surplus (Surplus Budget) / Kebijakan Fiskal Kontraktif

Anggaran surplus adalah kebijakan pemerintah untuk membuat

pemasukannya lebih besar daripada pengeluarannya. Anggaran surplus

biasanya dilaksanakan ketika perekonomian pada kondisi yang ekspansi yang

mulai memanas (overheating) untuk menurunkan tekanan permintaan.

Anggaran Berimbang (Balanced Budget)

12

Page 14: Kebijakan makro ekonomi kel 2 DIV STAN 8B BPKP 2013/2014

Anggaran berimbang terjadi ketika pemerintah menetapkan pengeluaran

sama besar dengan pemasukan. Tujuan politik anggaran berimbang yakni

terjadinya kepastian anggaran serta meningkatkan disiplin.

b. Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter meliputi langkah-langkah pemerintahan yang dijalankan oleh

bank sentral (Bank Indonesia) untuk memengaruhi atau mengubah penawaran

uang dalam masyarakat atau mengubah tingkat bunga untuk memengaruhi jumlah

uang yang beredar di masyarakat.

Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:

Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy yaitu kebijakan

dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar.

Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive Policy yaitu kebijakan

dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar. Disebut juga dengan

kebijakan uang ketat (tight money policy).

Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan

moneter, yaitu antara lain :

Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation).

Operasi pasar terbuka merupakan salah satu cara mengendalikan uang yang

beredar dengan menjual ataupun membeli kembali surat berharga yang

diterbitkan oleh Pemerintah. Pemerintah akan membeli surat berharga

pemerintah apabila ingin menambah jumlah uang yang beredar. Dan

sebaliknya jika pemerintah meninginkan jumlah uang yang beredar

berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada

masyarakat.

Fasilitas Diskonto (Discount Rate).

Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah uang yang beredar dengan cara

merubah tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum terkadang

mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Bila

pemerintah akan meningkatkan jumlah uang yang beredar, pemerintah akan

menurunkan tingkat bunga bank sentral. Dan sebaliknya menaikkan tingkat

bunga untuk mengurangi jumlah uang yang beredar.

13

Page 15: Kebijakan makro ekonomi kel 2 DIV STAN 8B BPKP 2013/2014

Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio).

Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan

memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada

pemerintah. Pemerintah akan menurunkan rasio cadangan wajib apabila

menginginkan jumlah uang yang beredar meningkat. Sedangkan untuk

menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio cadangan

wajib.

Himbauan Moral (Moral Persuasion).

Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang

beredar dengan jalan memberi himbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya

seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam

mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan

menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk

memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.

c. Kebijakan Segi Penawaran

Kebijakan fiskal dan moneter merupakan kebijakan dari segi permintaan, di

samping melalui permintaan, kegiatan perekonomian juga dapat dipengaruhi dari

segi penawaran. Kebijakan segi penawaran bertujuan untuk mempertinggi

efisiensi kegiatan perusahaan sehingga dapat menawarkan barang dengan harga

yang lebih murah atau dengan mutu yang lebih baik. Kebijakan segi penawaran

lebih menekankan pada peningkatan semangat tenaga kerja untuk bekerja dengan

jalan mengurangi pajak pendapatan rumah tangga dan meningkatkan usaha para

pengusaha untuk mempertinggi efisiensi kegiatan produksi. Cara ini dilakukan

pemerintah dengan memberi insentif kepada perusahaan yang melakukan inovasi,

menggunakan teknologi yang canggih, dan pengembangan mutu barang yang

diproduksikan. Selain itu kebijakan segi penawaran dapat dijalankan dengan cara

mengembangkan infrastruktur dan peningkatan pelayanan pemerintah dalam

mengembangkan kegiatan usaha sektor swasta.

14

Page 16: Kebijakan makro ekonomi kel 2 DIV STAN 8B BPKP 2013/2014

MASALAH DAN KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI INDONESIA 2013

Permasalahan yang dihadapi dalam ekonomi makro adalah sebagai berikut :

1. Masalah Kemiskinan dan Pemerataan

Pada akhir tahun 1996 jumlah penduduk miskin Indonesia sebesar 22,5 juta jiwa atau

sekitar 11,4% dari jumlah seluruh penduduk Indonesia. Namun, sebagai akibat dari

krisis ekonomi yang berkepanjangan sejak pertengahan tahun 1997, jumlah penduduk

miskin pada akhir tahun itu melonjak menjadi sebesar 47 juta jiwa atau sekitar 23,5%

dari jumlah keseluruhan penduduk Indonesia. Pada akhir tahun 2000, jumlah

penduduk miskin turun sedikit menjadi sebesar 37,3 juta jiwa atau sekitar 19% dari

jumlah seluruh penduduk Indonesia. Dari segi distribusi pendapatan nasional,

penduduk Indonesia berada dalam kemiskinan. Sebagian besar kekayaan banyak

dimiliki kelompok berpenghasilan besar atau kelompok kaya Indonesia.

2. Krisis Nilai Tukar

Krisis mata uang yang telah mengguncang Negara-negara Asia pada awal tahun 1997,

akhirnya menerpa perekonomian Indonesia. Nilai tukar rupiah yang semula dikaitkan

dengan dolar AS secara tetap mulai diguncang spekulan yang menyebabkan

keguncangan pada perekonomian yang juga sangat tergantung pada pinjaman luar

negeri sector swasta. Pemerintah menghadapi krisis nilai tukar ini dengan melakukan

intervensi di pasar untuk menyelamatkan cadangan devisayang semakin menyusut.

Pemerintah menerapkan kebijakan nilai tukar yang mengambang bebas sebagai

pengganti kebijakan nilai tukar yang mengambang terkendali.

3. Masalah Utang Luar Negeri

Kebijakan nilai tukar yang mengambang terkendali pada saat sebelum krisis ternyata

menyimpan kekhawatiran. Depresiasi penurunan nilai tukar rupiah terhadap mata

uang asing terutama dolar ASyang relative tetap dari tahun ke tahun menyebabkan

sebagian besar utang luar negeri tidak dilindungi dengan fasilitas lindung nilai

(hedging) sehingga pada saat krisis nilai tukar terjadi dalam sekejap nilai utang

tersebut membengkak. Pada tahun1997, besarnya utang luar negeri tercatat 63% dari

PDB dan pada tahun 1998 melambung menjadi 152% dari PDB. Untuk mengatasi ini,

pemerintah melakukan penjadwalan ulang utang luar negeri dengan pihak peminjam.

15

Page 17: Kebijakan makro ekonomi kel 2 DIV STAN 8B BPKP 2013/2014

Pemerintah juga menggandeng lembaga-lembaga keuangan internasional untuk

membantu menyelesaikan masalah ini.

4. Masalah Perbankan dan Kredit Macet

Besarnya utang luar negeri mengakibatkan permasalahan selanjutnya pada system

perbankan. Banyak usaha yang macet karena meningkatnya beban utang

mengakibatkan semakin banyaknya kredit yang macet sehingga beberapa bank

mengalami kesulitan likuiditas. Kesulitan likuiditas makin parah ketika sebagian

masyarakat kehilangan kepercayaannya terhadap sejumlah bank sehingga terjadi

penarikan dana oleh masyarakat secarabesar-besaran (rush).

Goncangan yang terjadi pada system perbankan menimbulkan goncangan yang lebih

besar pada system perbankan secara keseluruhan, sehingga perekonomian juga akan

terseret ke jurang kehancuran. Alasan-alasan di atas menyebabkan pemerintah

memutuskan untuk menyelamatkan bank-bankyang mengalami masalah likuiditas

tersebut dengan memberikan bantuan likuiditas. Namun untuk mengendalikan laju

inflasi, bank sentral harus menarik kembali uang tersebut melalui operasi pasar

terbuka. Hal ini dilakukan dengan meningkatnya suku bunga SBI. Kebijakan ini

kemudian menimbulkan dilema karena peningkatan suku bunga menyebabkan beban

bagi para peminjam (debitor). Akibatnya tingkat kredit macet di system perbankan

meningkat dengan pesat. Dilema semakin kompleks di saat system perbankan mencoba

mempertahankan likuiditasyang mereka miliki dengan meningkatkan suku bungan

simpanan melebihi suku bunga pinjaman sehingga mereka mengalami kerugian yang

berakibat pengikisan modal yang mereka miliki.

5. Masalah Inflasi

Masalah inflasi yang terjadi di Indonesia tidak terlepas kaitannya dengan masalah

krisis nilai tukar rupiah dan krisis perbankan yang selama ini terjadi. Pada tahun 2004

tingkat inflasi Indonesia pernah mencapai angka 10,5%. Ini terjadi karena harga

barang-barang terus naik sebagai akibat dari dorongan permintaan yang tinggi.

Tingginya laju inflasi tersebut jelas melebihi sasaran inflasi BI sehingga BI perlu

melakukan pengetatan di bidang moneter. Pengetatan moneter tidak dapat dilakukan

secara drastic dan berlebihan karena akan mengancam kelangsungan proses

penyehatan perbankan dan program restrukturisasi perusahaan.

16

Page 18: Kebijakan makro ekonomi kel 2 DIV STAN 8B BPKP 2013/2014

6. Pertumbuhan Ekonomi dan Pengangguran

Menurunnya kualitas pertumbuhan ekonomi tahun 2005-2006 tercermin dari

anjloknya daya serap pertumbuhan ekonomi terhadap angkatan kerja. Bila di masa lalu

setiap 1% pertumbuhan ekonomi mampu menciptakan lapangan kerja hingga 240 ribu

maka pada 2005-2006 setiap pertumbuhan ekonomi hanya mampu menghasilkan 40-

50 ribu lapangan kerja. Berkurangnya daya serap lapangan kerja berarti meningkatnya

penduduk miskin dan tingkat pengangguran. Untuk menekan angka pengangguran dan

kemiskinan, pemerintah perlu menyelamatkan industry-industri padat karya dan

perbaikan irigasi bagi pertan

Perekonomian Indonesia saat ini berada dalam critical point. Faktor melemahnya nilai

tukar rupiah, inflasi yang terus naik bahkan mencapai puncak tertinggi sejak Global

Financial Crisis, disertai peningkatan defisit transaksi berjalan dan semakin tergerusnya

cadangan devisa akibat capital outflow serta besarnya utang luar negeri swasta jangka

pendek yang jatuh tempo membuat instabilitas perekonomian Indonesia meningkat.

Memburuknya indikator-indikator makro ekonomi Indonesia sudah berlangsung lebih dari

satu tahun terakhir ini. Selain itu, tekanan yang dihadapi ekonomi nasional disebabkan

juga oleh semakin memburuknya ekonomi emerging economies serta kondisi ekonomi

global yang masih penuh ketidakpastian. Hal ini harus diwaspadai karena bisa berlanjut ke

tahapan yang lebih buruk dan menyebabkan Indonesia masuk ke dalam lubang krisis.

Dalam rangka merespon meningkatnya instabilitas ekonomi makro karena merosotnya

pertumbuhan ekonomi Indonesia, pemerintah mengeluarkan empat paket kebijakan.

1. Paket Pertama

Paket yang dibuat terkait dengan upaya memperbaiki neraca transaksi berjalan dan

menjaga nilai tukar rupiah

a. Pemerintah akan melakukan langkah mendorong ekspor dengan memberikan

deduction tax pada sektor ekspor minimal 30% dari produksi.

b. Menurunkan impor migas.

Dengan meningkatkan porsi penggunaan biodiesel dalam porsi solar sehingga

akan mengurangi konsumsi solar yang berasal dari impor. Kebijakan ini akan

menurunkan impor migas secara signifikan.

17

Page 19: Kebijakan makro ekonomi kel 2 DIV STAN 8B BPKP 2013/2014

c. Menetapkan pengenaan pajak Bea Masuk yang berasal dari barang impor

seperti mobil CBU, barang bermerek yang sekarang 75% akan menjadi 125%

sampai 150%.

d. Melakukan langkah memperbaiki ekspor mineral dengan memberikan relaksasi

prosedur terkait kuota.

2. Paket Kedua

Paket ini bertujuan menjaga pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat.

Pemerintah akan memberikan insentif dengan tetap memastikan bahwa defisit

fiskal berada pada kisaran 2,38%. Dengan menjaga defisit pada batas aman ini

pemerintah memastikan pembiayaan APBNP 2013 dalam kondisi aman. Adapun

insentif yang diberikan terkait dengan:

a. Tax deduction pada industri padat karya

b. Relaksasi fasilitas kawasan berikat

c. Penghapusan PPN Buku

d. Penghapusan PPN dasar yang sudah tak tergolong barang mewah.

e. Pentingnya menjaga menjaga UMP untuk mencegah terjadi PHK dengan skema

kenaikan UMP yang mengacu pada KHL produktifitas dan pertumbuhan

ekonomi. Dengan membedakan kenaikan upah minimum industri, UMK, industri

padat karya, dan industri padat modal.

f. Insentif dalam jangka menengah addition deduction untuk litbang

g. Mengoptimalkan penggunaan tax allowance untuk insentif investasi

3. Paket Ketiga

Paket ketiga ini tujuannya untuk menjaga daya beli masyarakat dan inflasi.

Pemerintah akan berkoordinasi dengan BI. Dari sisi pemerintah untuk mengatasi

inflasi atau harga yang bergejolak atau volatile food, pemerintah akan ubah tata

niaga daging sapi dan hortikultura dari pembatasan sistem kuota menjadi

mekanisme yang andalkan harga.

4. Paket Keempat

18

Page 20: Kebijakan makro ekonomi kel 2 DIV STAN 8B BPKP 2013/2014

Paket keempat ini terkait dengan mempercepat investasi. Pemerintah akan

mengambil langkah:

a. Menyederhanakan perizinan dengan mengefektifkan fungsi pelayanan satu

pintu dan menyederhanakan jenis perizinan yang menyangkut kegiatan

investasi. Sebagai contoh saat ini sudah ada perizinan investasi hulu migas dari

69 jenis menjadi hanya 8 perizinan.

b. Mempercepat dan saat ini sudah dirampungkan adalah revisi PP tentang DNI

(Daftar Negatif Investasi) yang lebih ramah bagi investor.

c. Mempercepat program investasi berbasis agro, CPO, kakao, rotan, mineral,

logam, bauksit, nikel dan tembaga dengan memberikan insentif berupa tax

holiday dan tax allowance serta percepatan renegosiasi kontrak karya dan

PKP2B.

19