perubahan div

Upload: muchtar-zarkasyi

Post on 20-Feb-2018

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 perubahan div

    1/37

    Apakah perubahan dividen merupakan sinyal perubahan arus kas ?

    Silviana Dewi Setyasari

    NIM. F 0301005

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A.

    Latar Belakang Masalah

    Pengumuman dividen mengandung informasi yang penting bagi

    pemegang saham. Melalui pengumuman dividen, manajemen perusahaan

    menginformasikan besarnya keuntungan yang akan diperoleh pemegang

    saham atas kepemilikan sahamnya di perusahaan tersebut. Pengumuman

    dividen juga mengandung informasi tentang kondisi perusahaan. Hal ini

    disebabkan karena pengumuman dividen sering dipandang sebagai salah satu

    sinyal yang diberikan oleh manajemen perusahaan kepada investor. Teori

    sinyal beranggapan bahwa informasi dividen bisa berarti berita baik (good

    news) dan berita buruk (bad news) bagi investor. Pengumuman dividen

    menjadi berita baik, jika perusahaan mengumumkan dividen meningkat dari

    tahun sebelumnya. Hal ini berarti perusahaan mempunyai free cash flowdari

    hasil operasi perusahaan yang akan dibagi. Sebaliknya, jika perusahaan

    mengumumkan dividen menurun, dalam teori sinyal hal tersebut dianggap

    sebagai berita buruk bagi investor. Dividen menurun dipandang sebagai

    pertanda menurunnya kinerja perusahaan. Teori sinyal juga memandang

  • 7/24/2019 perubahan div

    2/37

  • 7/24/2019 perubahan div

    3/37

    3

    Selain harga saham, pembayaran dividen tidak terlepas dari

    pertumbuhan laba dan arus kas perusahaan. Besarnya dividen tunai yang

    dibayarkan dipengaruhi oleh besarnya laba dan kas yang dimiliki perusahaan.

    Perusahaan akan membayar dividen kas jika manajemen merasa kas yang

    dimilikinya mampu memenuhi kebutuhan pada saat pembayaran maupun pada

    masa yang akan datang sehingga perusahaan tidak akan mengalami masalah

    likuiditas. Ambarish, John dan Williams dalam Setyorini (2003) menyatakan

    bahwa pengumuman dividen dapat memberikan informasi kepada pemilik

    perusahaan tentang cash flow masa depan perusahaan melalui asset atau

    kesempatan investasi baru.

    Keyakinan mengenai adanya pertumbuhan laba juga menjadi salah satu

    pertimbangan dalam menentukan pembagian dividen. Oleh karena itu, laba

    dan arus kas merupakan dua hal penting yang berhubungan erat dengan

    pembagian dividen dan direspon oleh investor. Berdasarkan hubungan

    tersebut, banyak dilakukan penelitian untuk menguji hubungan pengumuman

    dividen dengan laba dan arus kas. Penelitian-penelitian tersebut pada

    umumnya juga merupakan pengujian terhadapDividend Signalling Theory.

    Bernatzi, Michaely dan Thaler (1997) melakukan penelitian untuk

    menguji apakah perubahan dividen merupakan sinyal tentang earning

    perusahaan dimasa yang akan datang dan masa lalu. Penelitian tersebut,

    mendasarkan pada berbagai teori dividen yang menyatakan bahwa dividen

    memiliki informasi tentang earning perusahaan di masa lalu dan masa yang

    akan datang. Hasil penelitian Bernatzi, Michaely dan Thaler (1997)

  • 7/24/2019 perubahan div

    4/37

    4

    menunjukkan bahwa perusahaan yang mengumumkan dividen meningkat pada

    tahun 0 mengalami peningkatan earningyang signifikan satu tahun sebelum

    pengumuman dividen dan pada tahun pengumuman tersebut. Hasil lain dari

    penelitian tersebut membuktikan bahwa ukuran peningkatan dividen pada

    tahun 0, tidak memprediksi pertumbuhan earning di masa yang akan datang,

    namun perusahaan yang mengumumkan dividen meningkat memiliki

    kelebihan return jangka panjang.

    Simons (1994) menguji hubungan perubahan dividen dengan arus kas.

    Penelitian Simons tersebut menggunakan variabel Cash Availability yang

    didefinisikan sebagai arus kas operasi sebagai variabel baru, disamping dua

    variabel lain yaitu, dividen tahun sebelumnya dan laba. Cash Availability

    dalam penelitian ini diukur dengan Cash Flow From Operations, Net Current

    OperatingFundsdan Total Cash Flow. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

    Cash Flow From Operations memiliki nilai yang signifikan, tetapi bernilai

    negatif untuk sekelompok perusahaan. Hasil lain dari penelitian ini

    menunjukkan bahwa dalam menjelaskan perubahan dividen, tidak satupun dari

    ukuran Cash Availabilityyang digunakan dalam penelitian ini secara konsisten

    menambah nilai inkremental dua variabel yang sudah ada, yaitu laba dan

    dividen tahun sebelumnya.

    Brook, Charlton dan Hendershott (1998) melakukan penelitian untuk

    mengetahui apakah perusahaan menggunakan dividen sebagai sinyal atas

    adanya peningkatan arus kas yang besar di masa yang akan datang. Penelitian

    tersebut menemukan bukti empiris yang konsisten dengan kebijakan dividen

  • 7/24/2019 perubahan div

    5/37

    5

    yang digunakan sebagai sinyal tentang peningkatan future cash flow.

    Perusahaan dapat menandakan impending cash flow jumps dengan cara

    meningkatkan dividen mereka.

    Di Indonesia, penelitian mengenai pengumuman dividen dan laba juga

    telah banyak dilakukan. Habbe (2003) meneliti tambahan kandungan

    informasi perubahan dividen tentang profitabilitas perusahaan dimasa yang

    akan datang. Habbe (2003) menggunakan perusahaan manufaktur yang

    mengumumkan dividen pada periode 1990-1999 sebagai sampel. Dari

    penelitian tersebut, ditemukan bukti empiris bahwa perubahan dividen

    memiliki tambahan kandungan informasi terhadap informasi pasar dan data

    akuntansi tentang perubahan laba untuk satu tahun kedepan. Dari bukti

    empiris tambahan kandungan informasi perubahan dividen tersebut, ternyata

    hanya informasi perubahan dividen menurun saja yang memiliki kandungan

    perubahan laba dan laba tidak normal untuk satu tahun kedepan. Sedangkan

    informasi perubahan dividen naik tidak memiliki kandungan informasi tentang

    tingkat laba, perubahan laba dan laba tidak normal untuk satu sampai empat

    tahun kedepan.

    Di Indonesia, penelitian tentang dividen yang dilakukan selama ini,

    masih menguji hubungan perubahan dividen dengan laba dan harga saham.

    Penelitian tentang perubahan dividen dan perubahan arus kas di Indonesia,

    belum dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini menguji perubahan dividen

    yang dihubungkan dengan perubahan arus kas. Pengujian pengaruh perubahan

    dividen terhadap perubahan arus kas penting dilakukan karena arus kas

  • 7/24/2019 perubahan div

    6/37

    6

    merupakan informasi yang sangat berharga baik bagi manajemen perusahaan

    maupun investor. Bagi manajemen perusahaan, informasi arus kas berguna

    untuk mengetahui besarnya kas yang tersedia dan transaksi-transaksi yang

    menyebabkan bertambah dan berkurangnya kas. Informasi tentang jumlah kas

    yang tersedia juga penting, karena kas merupakan aktiva yang paling likuid

    sehingga paling mudah digunakan untuk mendanai transaksi dalam jangka

    pendek. Bagi investor, kas juga merupakan hal yang penting. Tersedianya kas

    yang mencukupi, memungkinkan perusahaan membayarkan dividen kas.

    Informasi kas juga bermanfaat bagi pemegang saham karena laporan arus kas

    ini menjadi salah satu instrumen untuk mengukur kinerja perusahaan dan

    dapat digunakan untuk memperkirakan prospek arus kas perusahaan di masa

    yang akan datang.

    Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan, penelitian ini

    mencoba menggabungkan penelitian Bernatzi Michaely dan Thaler (1997)

    dengan penelitian Simons (1994), sehingga penelitian ini dilakukan untuk

    mengetahui apakah perubahan dividen merupakan sinyal perubahan arus kas

    perusahaan di masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang. Penelitian ini

    juga akan menguji perubahan dividen naik atau turunkah yang memiliki

    kandungan informasi tentang arus kas perusahaan baik masa lalu, sekarang

    atau yang akan datang. Oleh karena itu perubahan dividen dalam penelitian ini

    akan dibedakan menjadi dua, yaitu perubahan dividen naik dan perubahan

    dividen menurun. Perubahan dividen pada penelitian ini diartikan sebagai

    delta dividen per share (DPS) sehingga nilai perubahan dividen hanya dapat

  • 7/24/2019 perubahan div

    7/37

    7

    dihitung pada perusahaan-perusahaan yang membagi dividen secara berturut-

    turut. Oleh karena itu, peristiwa inisiasi dividen (dividend initiation) dan omisi

    dividen (dividend omission) tidak dilteliti dalam penelitian ini. Dilihat dari

    berbagai teori dividen yang ada, teori dividen yang relevan dengan penelitian

    ini adalah signalling theorysehingga penelitian ini juga merupakan pengujian

    terhadap teori sinyal dividen.

    B. Perumusan Masalah

    Pengumuman dividen menjadi salah satu sumber informasi bagi pihak

    luar perusahaan yang dapat menggambarkan kondisi keuangan perusahaan.

    Dividen yang akan dibagikan perusahaan dapat meningkat, tetap atau bahkan

    menurun bila dibandingkan tahun sebelumnya. Umumnya, perubahan dividen

    meningkat dipandang sebagai informasi yang menggambarkan bahwa

    perusahaan tersebut dalam keadaan baik atau memiliki prospek yang baik di

    masa mendatang. Sebaliknya, perubahan dividen menurun sering dianggap

    sebagai pertanda buruk atas kondisi keuangan perusahaan. Anggapan-

    anggapan tersebut umumnya memandang bahwa perubahan dividen

    menggambarkan kondisi keuangan khususnya laba perusahaan di masa datang.

    Penelitian ini berbeda dengan pandangan tersebut karena penelitian ini

    menguji apakah perubahan dividen juga mengandung informasi tentang

    kondisi arus kas perusahaan di masa lalu, sekarang dan masa yang akan

    datang. Arus kas perusahaan di masa lalu maksudnya adalah arus kas

    perusahaan pada tahun sebelum pengumuman dividen, sedangkan masa

  • 7/24/2019 perubahan div

    8/37

    8

    sekarang adalah arus kas pada saat perusahaan mengumumkan dividen

    tersebut, dan masa yang akan datang adalah beberapa tahun setelah

    perusahaan mengumumkan dividen. Berdasar uraian diatas, masalah dalam

    penelitian ini dapat dinyatakan sebagai berikut Apakah perubahan dividen

    merupakan sinyal perubahan arus kas di masa lalu, sekarang dan masa yang

    akan datang?

    C. Tujuan Penelitian

    Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah mengetahui apakah

    perubahan dividen merupakan sinyal arus kas perusahaan pada masa lalu,

    sekarang dan masa yang akan datang.

    D.

    Manfaat Penelitian

    1.

    Manfaat Teoritis

    Penelitian ini diharapkan memberikan hasil yang dapat menambah

    pengetahuan mengenai sinyal perubahan dividen terhadap perubahan arus

    kas. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai referensi oleh peneliti

    selanjutnya yang berminat untuk meneliti cash flow.

    2. Manfaat Praktis

    Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi investor dalam

    memprediksi prospek keuangan perusahaan ditinjau dari segi cash flow

    sehingga menjadi salah satu pertimbangan dalam membuat keputusan

    investasi. Demikian pula bagi para emitan, penelitian ini diharapkan dapat

  • 7/24/2019 perubahan div

    9/37

    9

    memberi masukan sehubungan dengan kebijakan dividen yang mereka

    lakukan mengingat kebijakan dividen tidak hanya penting bagi manajemen

    perusahaan, namun juga menyangkut kesejahteraan investor.

    E.

    Organisasi Bab-Bab Selanjutnya

    BAB II LANDASAN TEORI

    Penjelasan teori yang menjadi acuan utama penelitian, tinjauan

    penelitian terdahulu yang mendasari penelitian dan hipotesis.

    BAB III METODE PENELITIAN

    Bab ini akan membahas metode penelitian, ukuran dan pengambilan

    sampel, teknik pengumpulan data dan metode analisis data.

    BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

    Bab ini akan menguraikan pengujian hipotesis dan analisis hasil

    pengujian hipotesis.

    BAB V PENUTUP

    Bab ini akan menjelaskan hasil akhir penelitian yang berupa

    kesimpulan dan implikasi bagi penelitian.

  • 7/24/2019 perubahan div

    10/37

    10

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Dividen

    Dividen merupakan salah satu keuntungan yang diharapkan oleh investor

    yang berinvestasi dalam bentuk saham. Dividen adalah proporsi laba yang

    dibagikan kepada pemegang saham dalam jumlah yang sebanding dengan

    jumlah lembar saham yang dimilikinya. Dividen yang dibagi kepada

    pemegang saham dapat dinyatakan sebagai persentase atas nilai saham atau

    sejumlah uang untuk tiap lembar saham yang dimiliki. Dividen dapat

    dibayarkan dalam beberapa bentuk, yaitu: dividen kas, dividen saham, properti

    atau asset dan surat perjanjian untuk membayar sejumlah uang tunai. Dividen

    kas adalah bentuk yang paling umum dipilih oleh manajemen perusahaan bila

    dibandingkan dengan bentuk dividen lainnya. Dividen kas merupakan

    pembagian uang kas kepada pemegang saham sebanding dengan nilai

    kepemilikan saham dalam perusahaan yang bersangkutan. Ada beberapa hal

    yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan apabila perusahaan tersebut

    memilih membayar dividen dalam bentuk kas, yaitu:

    1)

    Adanya laba ditahan dalam perusahaan.

  • 7/24/2019 perubahan div

    11/37

    11

    Laba ditahan adalah laba bersih yang ditahan dalam perusahaan. Legalitas

    dividen kas tergantung pada hukum negara dimana perusahaan beroperasi.

    Pembayaran dividen kas dari laba ditahan dianggap legal di semua negara .

    2) Kas perusahaan dalam keadaan cukup.

    Sebelum memutuskan untuk membayar dividen dalam bentuk kas,

    perusahaan harus mempertimbangkan kebutuhan kas perusahaan di masa

    sekarang dan yang akan datang. Karena pembayaran dividen dalam bentuk

    kas tentu akan mengurangi persediaan kas perusahaan. Pembayaran

    dividen kas dalam jumlah yang besar dapat menimbulkan masalah

    likuiditas perusahaan.

    3) Pengumuman dividen.

    Perusahaan tidak akan membayar dividen apabila dewan direksi tidak

    memutuskan pembayaran dividen tersebut. Dividen tidak diakui sebelum

    dividen tersebut diumumkan.

    Bentuk dividen lain yang umum dipilih oleh manajemen perusahaan

    adalah dividen saham. Dividen saham adalah pembagian laba kepada

    pemegang saham yang dibayarkan dalam bentuk saham. Ada beberapa alasan

    yang mendorong perusahaan memilih pembagian laba dalam bentuk dividen

    saham, yaitu:

    1) Perusahaan berniat membagi keuntungan pada pemegang saham namun

    tidak menginginkan berkurangnya kas perusahaan. Oleh karena itu,

    pembagian laba dilakukan dengan membagi dividen saham.

  • 7/24/2019 perubahan div

    12/37

    12

    2) Keinginan untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam menarik

    investor kecil. Apabila jumlah saham yang beredar meningkat, harga pasar

    per lembar saham akan menurun. Penurunan harga pasar saham tersebut

    akan memudahkan investor kecil untuk membeli saham.

    3) Adanya keinginan agar bagian ekiutas pemegang saham secara permanen

    diinvestasikan kembali dalam bisnis perusahaan.

    B. Dividend Signalling Theory

    Teori information content menyatakan bahwa investor menganggap

    perubahan dividen sebagai pertanda bagi perkiraan manajemen atas laba.

    Secara luas, perubahan dividen tidak hanya dipandang sebagai pertanda

    perkiraan manajemen atas laba, namun juga komponen keuangan lainnya,

    yaitu arus kas.

    Laba dan arus kas merupakan informasi akuntansi yang umumnya

    digunakan oleh pasar untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Ada

    beberapa teori yang menyatakan bahwa pembagian dividen dapat menjadi

    sinyal kondisi keuangan perusahaan. Dividend Signaling Theory atau teori

    sinyal berpendapat bahwa informasi deviden bisa berarti berita baik (good

    news) dan berita buruk (bad news) bagi investor. Kenaikan dividen

    merupakan sinyal dari manajemen mengenai kepercayaan mereka bahwa laba

    akan mengalami peningkatan secara permanen di masa depan (Lintner dalam

    Setiawan dan Jogiyanto, 2002). Kenaikan dividen menjadi berita baik karena

    menandakan bahwa perusahaan mempunyai freecash flowdari hasil operasi

  • 7/24/2019 perubahan div

    13/37

    13

    perusahaan yang akan dibagi. Ross dalam Kartini (2001) menunjukkan bahwa

    manajer perusahaan sebagai pihak yang memiliki informasi yang lebih

    mendalam mengenai kondisi intern perusahaan sering menggunakan dividen

    sebagai sinyal untuk menunjukkan pada pasar mengenai nilai-nilai dan

    prospek perusahaan di masa yang akan datang.

    Menurut Sujoko (1999), investor menganggap bahwa kebijakan dividen

    yang dilakukan manajemen perusahaan merupakan sinyal bahwa perusahaan

    tersebut mempunyai prospek bagus di masa yang akan datang. Berdasar teori

    ini, seorang manajer yang memiliki informasi lebih mendalam, menggunakan

    dividen untuk menginformasikan kualitas earnings perusahaan kepada

    investor. Ada dua asumsi yang mendasariDividend Signaling Theory(Sujoko,

    1999). Asumsi-asumsi tersebut adalah:

    1)

    Manajemen perusahaan enggan untuk mengubah kebijakan dividen,

    karena itu pembagian dividen yang dilakukan oleh manajemen dirasakan

    oleh investor sebagai suatu sinyal bahwa perusahaan memiliki prospek

    yang baik di masa yang akan datang.

    2) Perbedaan tingkat luasnya informasi yang dimiliki oleh investor dan

    manajemen. Manajer mempunyai informasi mendalam tentang kondisi

    perusahaan yang sebenarnya. Sebaliknya, investor tidak memiliki

    informasi mendalam tentang kondisi perusahaan yang sebenarnya.

    Keadaan ini dapat terjadi karena adanya information asymmetry antara

    manajer dengan investor.

  • 7/24/2019 perubahan div

    14/37

    14

    Menurut Yusnitasari (2002) pengumuman perubahan pembayaran

    dividen mempunyai kandungan informasi penting yang dapat mempengaruhi

    return saham. Hal ini karena dividen mempunyai sinyal yang dapat

    mempengaruhi keyakinan investor yang tercermin pada harga saham. Teori

    sinyal tidak hanya berkaitan dengan dividen danfree cash flow. Teori ini juga

    menggambarkan hubungan pemecahan saham dengan return saham masa

    depan. Signalling Theorydalam hal stock splitmenyatakan bahwa pemecahan

    saham memberikan informasi kepada investor tentang prospek peningkatan

    return masa depan yang substansial. Return yang meningkat tersebut

    merupakan sinyal tentang laba jangka pendek dan jangka panjang (Bar-Josef

    dan Brown dalam Marwata 2001). Pengumuman pemecahan saham dianggap

    sebagai sinyal yang diberikan oleh manajemen kepada publik bahwa

    perusahaan memiliki prospek bagus di masa depan.

    C. Kebijakan Dividen

    Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh

    perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau

    akan ditahan dalam bentuk laba ditahan untuk pembiayaan investasi di masa

    yang akan datang (Herdiansyah, 2001). Ada beberapa faktor yang

    mempengaruhi pembayaran dividen. Manajer harus memperhatikan

    kesejahteraan pemegang saham dan tetap berusaha meningkatkan

    pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang. Kebijakan dividen yang

    optimal adalah kebijakan dividen yang menciptakan keseimbangan diantara

  • 7/24/2019 perubahan div

    15/37

    15

    dividen saat ini dan pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang

    sehingga memaksimumkan harga saham (Surasni, 1998). Menurut Ross dalam

    Kartini (2001), ada empat syarat penting yang perlu diperhatikan dalam

    optimalisasi kebijakan dividen sebagai sinyal, yaitu:

    1) Manajemen harus selalu mempunyai insentif yang sesuai untuk

    mengirimkan sinyal yang jujur, meskipun bukan merupakan berita baik.

    2) Sinyal dari suatu perusahaan yang sukses tidak mudah untuk diikuti oleh

    pesaingnya yaitu perusahaan yang kurang sukses.

    3) Sinyal itu harus memiliki hubungan yang cukup berarti dengan kejadian

    yang diamati.

    4) Tidak ada cara menekan biaya yang relatif lebih efektif untuk

    mengirimkan sinyal yang sama.

    Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi pembayaran dividen

    menurut Martin, Retty, Keown, Scott Jr. yang dikutip oleh Surasni (1998)

    adalah sebagai berikut:

    1) Legal Restriction

    Adanya peraturan-peraturan tertentu yang akan membatasi besar dividen

    yang dibayarkan oleh perusahaan.

    2) Liquidity Position

    Jumlah keuntungan yang diperoleh dan retained earningsyang tinggi tidak

    selalu menyebabkan tingginya jumlah kas perusahaan. Hal ini disebabkan

    adanya kemungkinan penggunaan keuntungan dan retained earnings

    tersebut untuk membayar hutang atau membeli aktiva.

  • 7/24/2019 perubahan div

    16/37

    16

    3) Absence or Lack of other sources of Financing

    Bagi perusahaan yang baru tumbuh, adanya sumber dana intern sangat

    diperlukan. Hal ini dikarenakan perusahaan yang baru tumbuh, umumnya

    mengalami kesulitan untuk memperoleh pinjaman ataupun menjual

    sahamnya. Akibatnya, laba ditahan akan tinggi sehingga dividen yang

    dibayarkan akan rendah atau bahkan tidak dibagikan.).

    4) Earning Predictability

    Apabila earningberfluktuasi maka dividen tidak dapat hanya diandalkan

    dari earning tersebut. Diperlukan trend earning yang stabil untuk

    menentukan besarnya dividen yang akan dibagi.

    5) Ownership Control

    Apabila pembayaran dividen dalam jumlah besar menyebabkan laba

    ditahan tidak cukup untuk membiayai investasi baru, perusahaan harus

    menerbitkan saham baru untuk mendapat dana. Penerbitan saham baru ini

    dapat menyebabkan kurangnya kendali pemegang saham lama. Hal ini

    tidak diinginkan oleh pemegang saham lama sehingga mereka memilih

    untuk tidak memperoleh dividen.

    6) Inflation

    Inflasi menyebabkan depresiasi tidak mencukupi untuk membeli aktiva

    sehingga perusahaan perlu menahan laba dalam jumlah besar, sehingga

    dividen akan semakin kecil.

    Kebijakan dividen akan diputuskan setelah mempertimbangkan

    kepentingan pemegang saham maupun kepentingan perusahaan. Ada beberapa

  • 7/24/2019 perubahan div

    17/37

    17

    alternatif pembayaran dividen yang disebut sebagai kebijakan dividen.

    Menurut Setyorini (2003), beberapa kebijakan dividen tersebut adalah:

    1) Kebijakan Dividen Residual

    Kebijakan ini menetapkan bahwa perusahaan seharusnya mengambil

    empat langkah ketika mengambil keputusan atas rasio pembagian

    dividennya: (a) menentukan anggaran barang modal yang optimal; (b)

    menentukan jumlah modal yang dibutuhkan untuk membiayai anggaran

    tersebut; (c) sedapat mungkin menggunakan laba ditahan untuk memenuhi

    komponen penyertaan modal; (d) membayar dividen hanya jika lebih

    banyak laba yang tersedia daripada yang diperlukan untuk mendukung

    anggaran modal yang optimal.

    2) Dividen yang konstan, atau naik secara mantap

    Kebijakan dividen yang konstan atau naik secara mantap menetapkan

    suatu target tingkat pertumbuhan untuk dividen bagi perusahaan dan

    berusaha untuk menaikkan dividen sebesar target tersebut setiap tahun.

    Alasan yang mendorong perusahaan untuk menggunakan kebijakan ini: (a)

    dengan adanya gagasan bahwa dividen merupakan sinyal atas profitabilitas

    perusahaan di masa yang akan datang, maka kebijakan pembagian dividen

    yang berubah-ubah akan mengakibatkan tingkat pengembalian yang

    dipersyaratkan atas sekuritas investor, lebih tinggi dan harga saham lebih

    rendah, daripada yang akan ditimbulkan jika menggunakan kebijakan yang

  • 7/24/2019 perubahan div

    18/37

  • 7/24/2019 perubahan div

    19/37

    19

    akan tetapi hal ini akan menyebabkan investor tidak dapat mengestimasi

    dividen yang akan diperoleh dan menjadi ragu-ragu untuk menanamkan

    modalnya di perusahaan tersebut.

    D. Arus Kas

    Arus kas adalah salah satu komponen keuangan yang dapat digunakan

    untuk mengetahui keadaan finansial perusahaan. Arus kas ini dapat digunakan

    oleh investor sebagai alat analisis. Statement of Financial Accounting

    Concepts (SFAC) No.1 mengidentifikasikan beberapa tujuan pelaporan

    keuangan. Satu diantaranya adalah menyediakan informasi mengenai prospek

    arus kas untuk membantu investor dan kreditor dalam menilai prospek arus

    kas bersih perusahaan. PSAK No. 2 (4) mengklasifikasikan arus kas yang

    dilaporkan dalam laporan arus kas ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan

    aktivitasnya (Yen, 1999). Beberapa klasifikasi tersebut adalah:

    1) Arus kas dari aktivitas operasi.

    Arus kas operasi merupakan kas yang berasal dari aktivitas penghasil

    utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain yang bukan investasi serta

    pendanaan (Tarjo dan Jogiyanto, 2003). Aktivitas tersebut merupakan

    aktivitas yang melibatkan transaksi keluar-masuk dalam penentuan laba

    bersih perusahaan.

    2) Arus Kas dari investasi.

    Arus kas yang termasuk dalam kategori ini adalah arus kas yang

    mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas berkaitan dengan sumber

    daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa

  • 7/24/2019 perubahan div

    20/37

    20

    depan. Pada umumnya arus kas ini melibatkan aktiva jangka panjang

    karena merupakan investasi.

    3)

    Arus Kas dari aktivitas pendanaan.

    Arus kas ini melibatkan pos-pos kewajiban dan ekuitas pemilik yang

    meliputi perolehan atau pengembalian pinjaman kepada kreditur.

    Arus kas bagi investor dapat digunakan sebagai alat peramalan mengenai

    pembagian dividen di masa yang akan datang dan sebaliknya, menurut teori

    sinyal, dividen mencerminkanfree cash flowperusahaan. Menurut Syamsudin

    seperti dikutip Yen (1999), investor yang concern terhadap dividen biasanya

    adalah investor yang mempertimbangkan pentingnya laporan arus kas tiap

    periode, hal ini agar investor bisa melihat pendapatan yang jelas, dana yang

    dimiliki dan ini merupakan keberhasilan dalam mengelola dana.

    F. Tinjauan Penelitian Terdahulu

    Berbagai penelitian tentang dividen telah dilakukan. Penelitian-

    penelitian tersebut pada umumnya menghubungkan antara dividen dengan

    profitabilitas perusahaan atau dengan harga saham. Penelitian tentang

    pengumuman dividen pada umumnya mendasarkan pada teori sinyal dividen.

    Brennan dan Anjan (1990) meneliti shareholder preferences dan

    dividend policy.Penelitian ini menawarkan suatu teori atas metode pemilihan

    pengeluaran kas perusahaan yang tidak mendasarkan pada suaru asumsi

    asimetri informasi. Teori yang ditawarkan dalam penelitian ini

  • 7/24/2019 perubahan div

    21/37

    21

    menitikberatkan pengeluaran kas perusahaan pada dividen, open market

    repurchases dan tender offer repurchases. Hasil dari penelitian ini

    menunjukkan bahwa perusahaan akan membuat pengeluaran kas dalam

    jumlah kecil untuk dividen, pengeluaran kas dalam jumlah sedang melalui

    open market repurchases dan mengeluarkan kas dalam jumlah besar untuk

    tender offer repurchases. Hasil lain yang diperoleh dari penelitian ini adalah

    jika tingkat pajak perseorangan atas dividen tidak terlalu tinggi, pemegang

    saham yang hanya memiliki kepemilikan yang kecil dalam perusahaan, akan

    memilih dividen.

    John dan Larry (1991) melakukan penelitian untuk mengetahui aspek

    informasional atas insider trading di sekitar pengumuman dividen. Penelitian

    ini mendasarkan pada signaling model karena fokus utamanya adalah

    pengaruh pengumuman dividen terhadap harga saham. Penelitian ini

    memberikan bukti tentang pengaruh pengumuman inisiasi dividen yang

    menunjukkan bahwa insider trading sebelum pengumuman inisiasi dividen

    memiliki kekuatan yang signifikan. Bukti yang lain menunjukkan bahwa

    excess returnuntuk kelompok penjual adalah negatif sedangkan excess return

    untuk kelompok pembeli adalah positif. Secara keseluruhan, bukti dari

    penelitian ini konsisten dengan pola aktivitas insider tradingdan respon harga

    saham yang diprediksi dengan model penelitian ini. Teori dan bukti yang ada

    dalam penelitian ini memandang insider trading sebagai signaling activity,

    bisa bermanfaat untuk memahami insider trading disekitar pengumuman

    dividen perusahaan.

  • 7/24/2019 perubahan div

    22/37

    22

    Dhillon dan Herb (1994) melakukan penelitian tentang perubahan

    dividen, namun penelitian ini menguji dampak perubahan dividen terhadap

    harga saham dan obligasi. Penelitian ini menemukan bahwa reaksi harga

    obligasi terhadap pengumuman perubahan dividen yang besar berlawanan

    dengan reaksi harga saham.

    Pernelitian tentang reaksi harga saham juga dilakukan oleh Michaely,

    Thaler dan Womack (1995). Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi

    reaksi harga terhadap inisiasi dan omisi dividen. Konsisten dengan penelitian

    sebelumnya, hasil dari penelitian ini menunjukkan magnitudo reaksi harga

    jangka pendek terhadap omisi dividen lebih besar daripada reaksi harga

    terhadap inisiasi dividen.

    Bernatzi, Roni dan Rhicard (1997) melakukan penelitian untuk

    mengetahui apakah perubahan dividen merupakan sinyal atau tanda tentang

    laba masa yang akan datang atau yang telah lalu. Hasil penelitian ini konsisten

    dengan hasil penelitian Watts (1973), yaitu tidak ditemukannya bukti untuk

    mendukung pandangan bahwa perubahan dividen memiliki kandungan

    informasi tentang perubahan laba di masa yang akan datang. Hasil lain dari

    penelitian ini adalah ditemukannya bukti bahwa perusahaan yang

    mengumumkan peningkatan dividen memiliki kemungkinan yang lebih kecil

    atas terjadinya penurunan subsequent earning. Dalam hal ini berarti dividen

    memberi sinyal tentang masa sekarang. Penelitian ini menguji kembali apakah

    dividen merupakan sinyal arus kas masa sekarang, sehingga hipotesis

    alternatif yang diajukan adalah:

  • 7/24/2019 perubahan div

    23/37

    23

    Simons (1994) menguji hubungan perubahan dividen dengan arus kas.

    Penelitian Simons tersebut menggunakan variabel Cash Availability yang

    didefinisikan sebagai arus kas operasi sebagai variabel baru, di samping dua

    variabel lain yaitu, dividen tahun sebelumnya dan laba. Cash Availability

    dalam penelitian ini diukur dengan Cash Flow from Operations, Net Current

    OperatingFundsdan Total Cash Flow. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

    Cash Flow From Operations memiliki nilai yang signifikan, tetapi bernilai

    negatif untuk sekelompok perusahaan. Hasil lain dari penelitian ini

    menunjukkan bahwa dalam menjelaskan perubahan dividen, tidak satupun dari

    ukuran Cash Availabilityyang digunakan dalam penelitian ini secara konsisten

    menambah nilai inkremental dua variabel yang sudah ada, yaitu laba dan

    dividen tahun sebelumnya.

    Jensen dan James (1995) meneliti karakteristik perusahaan di sekitar

    pembayaran dividen menurun. Pertama, Jensen dan Johnson menganalisis 20

    karakteristik perusahaan, kemudian memeriksa karakteristik keuangan

    perusahaan sebelum dan setelah penurunan dividen. Analisis karakteristik

    keuangan perusahaan sebelum penurunan dividen dilakukan untuk mengetahui

    motivasi pengurangan dividen, sedangkan analisis keuangan pada saat dan

    setelah pengurangan dividen dilakukan untuk mengetahui konsekuensi atas

    tidakan penurunan dividen. Secara keseluruhan, hasil penelitian ini

    mengindikasikan bahwa penurunan dividen disertai adanya kerusakan dalam

    perusahaan, khususnya pada periode sebelum pengurangan dividen.

    Kerusakan itu berupa penurunan signifikan dalam profitabilitas, harga saham,

  • 7/24/2019 perubahan div

    24/37

    24

    tingkat aktiva lancar, posisi kas, dan jumlah karyawan. Hasil lain dari

    penelitian ini menunjukkan bahwa penurunan dividen dipandang negatif oleh

    investor.

    Brook, Charlton dan Hendershott (1998) melakukan penelitian untuk

    mengetahui apakah perusahaan menggunakan dividen sebagai sinyal atas

    adanya peningkatan arus kas yang besar di masa yang akan datang. Penelitian

    tersebut menemukan bukti empiris yang konsisten dengan kebijakan dividen

    yang digunakan sebagai sinyal tentang peningkatan future cash flow.

    Perusahaan dapat menandakan impending cash flow jumps dengan cara

    meningkatkan dividen mereka.

    Supriyadi (1999) mengevaluasi informasi akuntansi yang relevan (laba

    dan arus kas) di Indonesia untuk memprediksi operating cash flowperusahaan

    di masa yang akan datang. Penelitian ini meneliti 61 perusahaan manufaktur

    yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dari tahun 1990 sampai tahun 1997. Hasil

    penelitian ini mendukung hipotesis yang diajukan bahwa data arus kas

    menyediakan informasi yang lebih baik daripada data laba, untuk

    memprediksi arus kas perusahaan di masa yang akan datang.

    Sujoko (1999) meneliti tentang kandungan informasi dividen dan

    ketepatan reaksi pasar. Penelitian ini merupakan pengujian terhadap Signaling

    Theory. Hasil pengujian hipotesis penelitian tentang kandungan informasi

    dividen dengan tiga model return ekspektasi menunjukkan bahwa penelitian

    ini mendukung hipotesis kandungan informasi dividen yang menyatakan

    bahwa pengumuman dividen mengandung informasi yang berguna bagi

  • 7/24/2019 perubahan div

    25/37

    25

    investor. Hasil lain dari penelitian ini menunjukkan bahwa pasar menerima

    dan mengintrepetasikan pengumuman dividen meningkat begitu saja sebagai

    sinyal positif, tanpa mempertimbangkan apakah sinyal tersebut valid atau

    tidak.

    Alangar, Bathala dan Rao (1999) melalui penelitiannya tentang pengaruh

    kepemilikan institusional terhadap informasi yang terkadnung dalam

    pengumuman perubahan dividen,mencoba menguji hipotesis bahwa informasi

    yang terkandung dalam pengumuman perubahan dividen, yang tercermin

    dalam harga saham, secara langsung berhubungan dengan tingkat asimetri

    informasi dalam saham sebelum pengumuman. Konsisten dengan hipotesis

    tersebut, penelitian ini menemukan bahwa kandungan informasi dalam

    pengumuman perubahan dividen berhubungan positif dengan tingkat

    informasi asimetri sebelum pengumuman yang melekat pada saham. Hasil

    penelitian ini membuktikan bahwa pengumuman perubahan dividen tidak

    hanya berhubungan masalah keuangan perusahaan pada masa sekarang dan

    masa yang akan datang, namun juga masa sebelum pengumuman perubahan

    dividen.

    Penelitian tentang efek pengumuman dividen terhadap return saham di

    Indonesia dilakukan oleh Suparmono (2000). Penelitian ini juga mendasarkan

    pada teori sinyal dividen. Teori sinyal menyatakan bahwa manajer

    menggunakan pengumuman dividen untuk menandakan perubahan harapan

    mereka atas prospek perusahaan di masa yang akan datang. Hasil penelitian

    ini mendukung proposisi bahwa partisipan pasar memanfaatkan informasi

  • 7/24/2019 perubahan div

    26/37

    26

    yang tersirat dalam pengumuman dividen. Pasar bereaksi positif terhadap

    pengumuman dividen naik dan sebaliknya, pasar bereaksi negatif terhadap

    pengumuman dividen kas turun atau ketika pengumuman dividen saham.

    Penelitian ini menemukan sedikit bukti untuk mendukung pandangan bahwa

    perubahan dividen kas dan dividen saham menyediakan informasi incremental

    tentang kinerja laba di masa yang akan datang. Hasil lain dari penelitian ini

    adalah adanya perubahan laba yang signifikan sebelum pengumuman dividen.

    Dilatarbelakangi oleh adanya teori tentang kandungan informasi atau

    sinyal yang terdapat dalam dividen, Garret dan Priestley (2000) melakukan

    penelitian mengenai Dividend Behavior and Dividend Signalling. Penelitian

    Garret dan Priestley (2000) tersebut menemukan bukti yang signifikan bahwa

    informasi tentang perubahan yang diharapkan dalam laba permanen telah

    terkandung dalam perubahan harga saham. Penelitian ini tidak menemukan

    bukti bahwa dividen menandakan laba permanen di masa yang akan datang.

    Pengaruh pengumuman dividen tidak hanya berhubungan dengan harga

    saham, laba dan arus kas. Anderson, Steven dan Lawrence (2001) melakukan

    penelitian untuk mengetahui pengaruh pengumuman dividen perpajakan.

    Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perubahan sistem pemungutan pajak di

    New Zealand pada tahun 1988. Perubahan sistem perpajakan tersebut

    dilakukan untuk menghindari pajak berganda atas keuntungan perusahaan.

    Pajak atas dividen, dalam sistem ini, bukan merupakan pajak perusahaan

    namun merupakan pajak perseorangan. Pemerintah New Zealand

    memperlakukan dividen kas sama dengan taxable stockdividendsuntuk tujuan

  • 7/24/2019 perubahan div

    27/37

    27

    pajak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa taxable stock dividends

    memiliki pengaruh pengumuman yang lebih besar daripada nontaxable stock

    dividend karena present value atas tax benefit untuk pemegang saham

    ditingkatkan.

    Kaaro (2002) melakukan penelitian tentang keputusan investasi dan

    kebijakan dividen sebagai penentu keputusan keuangan. Studi ini meneliti

    dampak keputusan investasi dan kebijakan dividen terhadap keputusan

    pendanaan secara empiris. Penelitian ini menggunakan dua pendekatan

    pengukuran keputusan investasi, yaitu investasi actualdan peluang investasi.

    Penelitian ini juga mengontrol efek ukuran perusahaan dan profitabilitas

    terhadap keputusan pendanaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

    peluang investasi secara konsisten berpengaruh signifikan terhadap keputusan

    pendanaan, tetapi tanda koefisien parameternya tidak mengikuti teori tertentu,

    melainkan kombinasi dari teori-teori struktur modal.

    Warastuti (2003) melakukan penelitian untuk menguji kemampuan harga

    saham dalam mencerminkan informasi laba dan dividen yang digunakan

    dalam pembentukan ekspektasi laba mendatang. Hasil penelitian ini

    menunjukkan bahwa dividen dan perubahan dividen memiliki hubungan

    positif dengan laba mendatang meskipun pengaruhnya secara statistic tidak

    signifikan. Penjelasan dari tidak signifikannya pengaruh dividen dan

    perubahan dividen terhadap laba mendatang adalah kebijakan pembagian

    dividen perusahaan-perusahaan di Indonesia berdasarkan pada keputusan rapat

    umum pemegang saham.

  • 7/24/2019 perubahan div

    28/37

    28

    Habbe (2003) meneliti tambahan kandungan informasi perubahan

    dividen tentang profitabilitas perusahaan dimasa yang akan datang. Habbe

    (2003) menggunakan perusahaan manufaktur yang mengumumkan dividen

    pada periode 1990-1999 sebagai sampel. Habbe (2003) menemukan bukti

    empiris bahwa perubahan dividen memiliki tambahan kandungan informasi

    terhadap informasi pasar dan data akuntansi tentang perubahan laba untuk satu

    tahun kedepan. Penelitian tersebut tidak berhasil menemukan bukti bahwa

    informasi perubahan dividen memiliki kandungan informasi untuk tingkat laba

    dan laba tidak normal untuk satu tahun kedepan. Dari bukti empiris tambahan

    kandungan informasi perubahan deviden tersebut, ternyata hanya informasi

    perubahan dividen menurun saja yang memiliki kandungan perubahan laba

    dan laba tidak normal untuk satu tahun kedepan. Sedangkan informasi

    perubahan dividen naik tidak memiliki kandungan informasi tentang tingkat

    laba, perubahan laba dan laba tidak. normal untuk satu sampai empat tahun

    kedepan. Berbeda dengan penelitian Habbe yang meneliti perubahan dividen

    sebagai sinyal tentang laba perusahaan di masa yang akan datang, penelitian

    ini menguji apakah perubahan dividen merupakan sinyal perubahan arus kas,

    sehingga hipotesis yang diajukan adalah:

    H0= Perubahan dividen merupakan sinyal perubahan arus kas.

    Hipotesis tersebut merupakan hipotesis mayor. Perubahan dividen dapat

    berupa perubahan dividen naik dan perubahan dividen turun. Penelitian ini

    menguji apakah dua macam perubahan dividen tersebut merupakan sinyal

  • 7/24/2019 perubahan div

    29/37

    29

    perubahan arus kas masa lalu, sekarang dan masa depan. Oleh karena itu,

    hipotesis minor dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut :

    H01 = Perubahan dividen naik merupakan sinyal perubahan arus kas

    masa lalu

    H02 = Perubahan dividen naik merupakan sinyal perubahan arus kas

    masa sekarang

    H03 = Perubahan dividen naik merupakan sinyal perubahan arus kas

    masa depan

    H04 = Perubahan dividen turun merupakan sinyal perubahan arus kas

    masa lalu

    H05 = Perubahan dividen turun merupakan sinyal perubahan arus kas

    masa sekarang

    H06 = Perubahan dividen turun merupakan sinyal perubahan arus kas

    masa depan

  • 7/24/2019 perubahan div

    30/37

    30

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Desain Penelitian

    Penelitian yang dilakukan ini dimaksudkan untuk mengadakan pengujian

    terhadap perubahan dividen sebagai sinyal perubahan arus kas. Penelitian ini

    merupakan penelitian eksplanatori (explanatory research), yaitu penelitian

    yang bertujuan untuk menjelaskan macam hubungan tertentu, atau

    menetapkan perbedaan antarkelompok atau independensi dari dua atau lebih

    faktor dalam suatu obyek yang diteliti (Sularso, 2003).

    B. Populasi, Sampel dan Metode Pengambilan Sampel

    Populasi adalah kelompok keseluruhan orang, peristiwa atau sesuatu

    yang ingin diselidiki oleh peneliti (Sularso, 2003). Populasi dalam penelitian

    ini adalah saham-saham perusahaan yang sudah terdaftar di Bursa Efek

    Jakarta (BEJ). Penelitian ini tidak mungkin meneliti seluruh perusahaan yang

    menjadi populasi karena keterbatasan waktu dan data yang ada. Oleh karena

    itu, penelitian ini menggunakan sampel. Sampel adalah beberapa anggota atau

    bagian yang dipilih dari populasi. Peneliti berharap dapat mengambil

    kesimpulan yang akan digeneralisasikan untuk perusahaan-perusahaan yang

    terdaftar di BEJ yang membagi dividen pada periode 1998-2001 dengan

  • 7/24/2019 perubahan div

    31/37

    31

    mempelajari sampel. Pemilihan sampel dalam penelitian ini merupakan

    purposive sampling karena perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel

    ditetapkan dengan kriteria tertentu, sebagai berikut:

    1.

    Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun

    1996-2001. Perusahaan yang menjadi sampel tidak diklasifikasikan

    berdasarkan jenis industrinya. Hal ini dilakukan karena setiap perusahaan,

    tanpa membedakan jenis industri, mungkin melakukan perubahan dividen.

    2. Perusahaan telah melakukan perubahan pembagian dividen selama enam

    tahun berturut-turut. Pemilihan rentang waktu pengamatan selama enam

    tahun berturut-turut disebabkan karena dalam pengujian hipotesis mayor

    yang dilakukan dengan meregresikan perubahan dividen secara bersamaan

    baik perubahan dividen pada tahun lalu, sekarang maupun yang akan

    datang hanya bisa dihitung jika perusahaan melakukan perubahan dividen

    selama enam periode berturut-turut.

    3. Sampel telah menerbitkan laporan arus kas pada tahun 1996-2001.

    Laporan keuangan tahun 1996 dan 1997 diperlukan untuk menghitung

    perubahan kas pada tahun 1997 dan 1998.

    4.

    Sampel tidak melakukan mergerdan akuisisiselama periode pengamatan.

    Hal ini dimaksudkan agar data yang diperoleh terhindar dari bias akibat

    adanya peristiwa mergerdan akuisisi.

    Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 23

    perusahaan dari semua jenis usaha.

  • 7/24/2019 perubahan div

    32/37

    32

    C. Jenis, Sumber dan Pengumpulan Data

    Data adalah fakta-fakta yang diberikan kepada peneliti dari lingkungan

    penelitiannya atau fakta-fakta yang didapatkan oleh peneliti sehubungan

    dengan hal yang akan diteliti (Emory dan Cooper dalam Setyorini, 2003).

    Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang dibuat atau

    diterbitkan oleh organisasi, bukan oleh peneliti tersebut. Data yang diperlukan

    dalam penelitian ini adalah:

    1. Besarnya dividen per lembar saham atau dividend per share (DPS).

    2. Besarnya perubahan arus kas selama satu periode akuntansi yang

    didapatkan dari laporan arus kas selama satu periode.

    Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini didapatkan dari

    Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan laporan keuangan

    perusahaan yang di dapatkan dari perpustakaan Magister Manajemen UNS.

    D. Variabel dan Batasan Variabel

    Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel independen dan

    variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah

    perubahan dividen, sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah

    perubahan arus kas. Variabel-variabel tersebut, dalam penelitian ini memiliki

    batasan sebagai berikut:

    1. Perubahan arus kas adalah jumlah kenaikan atau penurunan kas tahun

    berjalan dari tahun sebelumnya.

  • 7/24/2019 perubahan div

    33/37

    33

    2. Perubahan dividen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perbedaan

    besarnya dividen yang dibagikan pada tahun berjalan dari tahun

    sebelumnya. Dividen yang dimaksud adalah dividenper share (DPS).

    E.

    Pengukuran Variabel

    Perubahan arus kas dalam penelitian ini akan diukur dengan cara

    mengurangi arus kas akhir tahun t dengan arus kas akhir tahun t-1, dibagi arus

    kas akhir tahun t-1, dapat dirumuskan sebagai berikut:

    Arus kas t Arus kas t-1Perubahan arus kas =

    Arus kas t-1

    Perubahan dividen dalam penelitian ini akan dihitung dengan

    menggunakan rumus sebagai berikut:

    DPS t DPS t-1Perubahan dividen =

    DPS t-1

    E. Metode Analisis Data

    Data perubahan dividen akan dibagi menjadi dua, yaitu perubahan

    dividen naik dan perubahan dividen turun untuk setiap tahunnya. Masing-

    masing kelompok perubahan dividen tersebut kemudian akan dianalisis. Alat

    analsis yang akan digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini

    adalah model regresi. Model regresi yang digunakan ada dua macam, yaitu

    regresi untuk menganalisis perubahan dividen naik dan perubahan dividen

  • 7/24/2019 perubahan div

    34/37

    34

    turun. Model regresi yang kedua adalah yang digunakan untuk menganalisis

    perubahan dividen secara bersamaan. Model regresi yang pertama adalah

    sebagai berikut:

    1010 eaa +D+=D DIVCF

    keterangan:

    DCF = perubahan arus kas

    DDIV0= perubahan dividen

    Analisis regresi model kedua yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah:

    112110 eaaaa +D+D+D+=D +- tttt DIVDIVDIVCF

    keterangan :

    DCF = perubahan arus kas

    DDIVt-1 = perubahan dividen pada tahun sebelumnya

    DDIVt = perubahan dividen saat ini

    DDIVt+1 = perubahan dividen pada masa yang akan datangDDIVt

    F. Uji Asumsi Klasik

    Penelitian ini menggunakan regresi sebagai alat analisis data. Oleh

    karena itu perlu dilakukan beberapa uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik

    dilakukan agar koefisien regresi terhindar dari bias. Uji asumsi klasik meliputi

    uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji

    autokorelasi. Uji yang dilakukan pertama kali adalah uji normalitas.

  • 7/24/2019 perubahan div

    35/37

    35

    1) Uji Normalitas

    Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi

    normal atau tidak sehingga akan mempengaruhi alat analisis yang

    seharusnya digunakan. Apabila data berdistribusi normal, alat analisis non

    parametrik dapat digunakan, namun jika data tidak berdistribusi normal,

    alat analsis yang sebaiknya digunakan adalah adalah alat uji parametrik.

    Alat analisis yang digunakan dalam peneltian ini adalah regresi, sehingga

    pengujian normalitas diperlukan untuk mengetahui apakah semua variabel

    dalam peneitian ini berdistribusi normal. Normalitas data dalam penelitian

    ini diuji dengan menggunakan One-Sample Kolmogorov Smirnov test.

    Data yang tidak berdistribusi normal akan ditandai dengan Asymp. Sig (2

    tailed)< 0.05.

    2)

    UjiHeteroskedastisitas

    Uji Heteroskedastisitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah variasi

    residual absolute sama atau tidak sama untuk semua pengamatan.

    Heteroskedastisitas terjadi apabila setiap variabel independen tidak

    memiliki varian yang sama. Pengujian ada-tidaknya heteroskedastisitas

    dalam penelitian ini akan diuji dengan dua tahap, yaitu menghitung nilai

    residual absolutnya kemudian menghitung korelasi antara nilai variabel

    dengan nilai residual absolutnya.

    3) UjiMultikolinieritas

    Pengujian multikolinieritas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel

    dependen dan independen dalam penelitian ini memiliki satu atau lebih

  • 7/24/2019 perubahan div

    36/37

    36

    hubungan yang bersifat eksak linier. Masalah multikolinieritasterjadi bila

    terapat hubungan linier sempurna diantara variabel-variabel independen

    dalam model penelitian.

    4)

    UjiAutokorelasi

    Hubungan antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain

    disebut autokorelasi. Uji autokorelasi dalam penelitian ini dilakukan

    dengan menggunakan uji Durbin-Watson, jika hasil pengujian

    menunjukkan angka diantara 2 sampai +2 berarti tidak terjadi

    autokorelasi.

    Pengujian hipotesis akan dilakukan setelah terhadap semua variabel

    dilakukan uji asumsi klasik dan dianalisis dengan menggunakan regresi.

    Analisis data dengan menggunakan regresi tersebut akan menghasilkan nilai t

    dan nilai F. Nilai t menunjukkan besarnya pengaruh variabel independen

    terhadap variabel dependen secara parsial. Nilai signifikansi yang dihasilkan

    dari model regresi akan digunakan untuk mengetahui apakah pengaruh

    variabel independen yang diuji signifikan terhadap vaiabel dependen. Jika

    nilai signifikansi hasil pengujian kurang dari 0.05, maka pengaruh tersebut

    dianggap signifikan. Sebaliknya, jika nilai signifikansinya lebih besar dari

    0.05, maka pengaruh variabel independen yang diuji tidak signifikan terhadap

    variabel dependen.

  • 7/24/2019 perubahan div

    37/37

    37