kebijakan gula untuk ketahanan pangannasional · 2016. 8. 14. · th. 2013 thd 2003 % peningkatan...

24
KEBIJAKAN GULA UNTUK KETAHANAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN KEBIJAKAN GULA UNTUK KETAHANAN PANGAN NASIONAL 28 Oktober 2013 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

Upload: others

Post on 05-Nov-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEBIJAKAN GULA UNTUK KETAHANAN PANGANNASIONAL · 2016. 8. 14. · th. 2013 thd 2003 % Peningkatan 137 156 114 100 Sumber : Statistik Ditjen Perkebunan Tahun 2012 dan DGI Tahun 2013

KEBIJAKAN GULA UNTUK KETAHANAN

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

KEBIJAKAN GULA UNTUK KETAHANAN PANGAN NASIONAL

28 Oktober 2013

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

Page 2: KEBIJAKAN GULA UNTUK KETAHANAN PANGANNASIONAL · 2016. 8. 14. · th. 2013 thd 2003 % Peningkatan 137 156 114 100 Sumber : Statistik Ditjen Perkebunan Tahun 2012 dan DGI Tahun 2013

1. 1. KEBIJAKAN KEBIJAKAN KETAHANAN PANGAN KETAHANAN PANGAN

NASIONALNASIONAL

2

Page 3: KEBIJAKAN GULA UNTUK KETAHANAN PANGANNASIONAL · 2016. 8. 14. · th. 2013 thd 2003 % Peningkatan 137 156 114 100 Sumber : Statistik Ditjen Perkebunan Tahun 2012 dan DGI Tahun 2013

KetersediaanKetersediaan dandan keterjangkauanketerjangkauan hargaharga panganpanganadalahadalah hiduphidup matimati sebuahsebuah bangsabangsa !!

Slide 3

Page 4: KEBIJAKAN GULA UNTUK KETAHANAN PANGANNASIONAL · 2016. 8. 14. · th. 2013 thd 2003 % Peningkatan 137 156 114 100 Sumber : Statistik Ditjen Perkebunan Tahun 2012 dan DGI Tahun 2013

LANDASAN HUKUM

UU No.18/2012 tentang Pangan pemenuhan konsumsi pangan harus mengutamakan

produksi dalam negeri dengan memanfaatkan sumber daya dan kearifan lokal secara optimal.

UU No. 41/ 2009 Tentang Perlindungan UU No. 41/ 2009 Tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, dengan tujuan antara lain: melindungi dan menjamin kawasan dan lahan pertanian

pangan secara berkelanjutan; mewujudkan kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan

pangan.

UU No. 26/2007 tentang Penataan 4

Page 5: KEBIJAKAN GULA UNTUK KETAHANAN PANGANNASIONAL · 2016. 8. 14. · th. 2013 thd 2003 % Peningkatan 137 156 114 100 Sumber : Statistik Ditjen Perkebunan Tahun 2012 dan DGI Tahun 2013

PRIORITAS NASIONAL KETAHANAN PANGAN

Penyediaan Penyediaan pangan terutama pangan terutama

dari produksi dari produksi dalam negeri;dalam negeri;

Distribusi dan Distribusi dan aksesibilitas untuk aksesibilitas untuk stabilisasi harga stabilisasi harga

pangan yang pangan yang terjangkau;terjangkau;

Peningkatan Peningkatan kualitas kualitas

konsumsi untuk konsumsi untuk mendukung mendukung diversifikasi diversifikasi

Peningkatan Peningkatan kesejahteraan kesejahteraan

petani dan petani dan nelayan.nelayan.terjangkau;terjangkau; diversifikasi diversifikasi

pangan;pangan;nelayan.nelayan.

Slide 55

Page 6: KEBIJAKAN GULA UNTUK KETAHANAN PANGANNASIONAL · 2016. 8. 14. · th. 2013 thd 2003 % Peningkatan 137 156 114 100 Sumber : Statistik Ditjen Perkebunan Tahun 2012 dan DGI Tahun 2013

TIGA PILAR KETAHANAN PANGAN

Pilar I Pilar II Pilar III

Slide 6

AVAILABILITY (Ketersediaan)

ACCESSIBILITY(Keterjangkauan fisik &

ekonomi)

STABILITY

(Stabilitas pasokan & harga)

HARUS TERWUJUD SETIAP SAAT, TEMPAT DAN RUMAH TANGGA

6

Page 7: KEBIJAKAN GULA UNTUK KETAHANAN PANGANNASIONAL · 2016. 8. 14. · th. 2013 thd 2003 % Peningkatan 137 156 114 100 Sumber : Statistik Ditjen Perkebunan Tahun 2012 dan DGI Tahun 2013

22. . PRODUKSI DAN PRODUKSI DAN KEBUTUHAN GULA KEBUTUHAN GULA KEBUTUHAN GULA KEBUTUHAN GULA

NASIONALNASIONAL

777

Page 8: KEBIJAKAN GULA UNTUK KETAHANAN PANGANNASIONAL · 2016. 8. 14. · th. 2013 thd 2003 % Peningkatan 137 156 114 100 Sumber : Statistik Ditjen Perkebunan Tahun 2012 dan DGI Tahun 2013

LUAS RENDEMAN

PRODUKSI PRODUKTIVTAS PRODUKSI PRODUKTIVTAS

(Ton) (Ton/Ha) (Ton) (Ton/Ha)

1 2003 335.725 22.631.108 67,41 7,21 1.631.919 4,86

2 2004 344.793 26.743.179 77,56 7,67 2.051.644 5,95

3 2005 381.786 31.142.268 81,57 7,20 2.241.742 5,87

4 2006 396.440 29.179.399 73,60 7,90 2.303.758 5,81

5 2007 428.401 33.286.453 77,70 7,35 2.448.143 5,71

NO. TAHUN

TEBU GULA

(Ha) (%)

PERKEMBANGAN LUAS AREAL GILING, PRODUKSI TEBU, RENDEMEN, DAN PRODUKSI GULA TAHUN 2003-2013

5 2007 428.401 33.286.453 77,70 7,35 2.448.143 5,71

6 2008 436.517 32.960.164 75,51 8,10 2.668.428 6,11

7 2009 422.935 30.256.778 71,54 7,60 2.299.504 5,44

8 2010 432.714 35.458.159 81,94 6,08 2.290.117 5,29

9 2011 450.298 30.323.228 67,34 7,29 2.228.259 4,95

10 2012 451.191 31.888.927 72,10 8,13 2.591.687 5,86

11 2013 460.496 35.378.805 76,80 7,20 2.390.000 5,53

146 114th. 2013 thd 2003

% Peningkatan 137 156 114 100

Sumber : Statistik Ditjen Perkebunan Tahun 2012 dan DGI Tahun 2013

Page 9: KEBIJAKAN GULA UNTUK KETAHANAN PANGANNASIONAL · 2016. 8. 14. · th. 2013 thd 2003 % Peningkatan 137 156 114 100 Sumber : Statistik Ditjen Perkebunan Tahun 2012 dan DGI Tahun 2013

LUAS PANEN, PRODUKTIVITAS, RENDEMEN, DAN PRODUKSI GULA2009-2013

Slide 9

Luas Panen dan produktivitas tebu tahun 2013 naik dibanding tahun 2012.

Rendemen tahun 2013 turun dibanding tahun 2012, sedangkan pada tahun sebelumnya naik.

Produksi gula tahun 2013 sebesar 2,39 juta ton (turun sebesar 7,72% dibandingkan tahun 2012).9

Page 10: KEBIJAKAN GULA UNTUK KETAHANAN PANGANNASIONAL · 2016. 8. 14. · th. 2013 thd 2003 % Peningkatan 137 156 114 100 Sumber : Statistik Ditjen Perkebunan Tahun 2012 dan DGI Tahun 2013

KEBUTUHAN DAN PEMENUHAN GULA NASIONAL 2013*)

No. Perincian Gula (ton)

1 Perkiraan Produksi Gula Nasional Tahun 2013 2.390.000 2.390.000

2 Kebutuhan Gula Nasional 2013 6.250.442

a. Konsumsi langsung 2.877.294 a. Konsumsi langsung 2.877.294

b. Konsumsi Industri Mamin 3.048.148

c. Konsumsi Industri MSG 300.000

d. Konsumsi industri khusus (susu dan obat2an) 25.000

3 Kekurangan Gula Nasional 2013 3.855.442 3.886.442

*) Angka sementara dari sumber : Sekretariat Dewan Gula

Indonesia10

Page 11: KEBIJAKAN GULA UNTUK KETAHANAN PANGANNASIONAL · 2016. 8. 14. · th. 2013 thd 2003 % Peningkatan 137 156 114 100 Sumber : Statistik Ditjen Perkebunan Tahun 2012 dan DGI Tahun 2013

KEBUTUHAN DAN PRODUKSI GKP 2013 PER WILAYAH

No. PulauJumlah Penduduk

2013 (Jiwa)

Kebutuhan GKP 2013

(Ton)

Perkiraan Produksi

Gula 2013 (Ton)

1 Sumatera 52.909.161 634.909 837.134

2 Jawa 142.757.343 1.610.372 1.483.830

11

2 Jawa 142.757.343 1.610.372 1.483.830

3Bali dan Nusa Tenggara 13.663.120 163.957

4 Kalimantan 14.408.239 172.899

5 Sulawesi 18.153.457 217.841 69.036

6 Maluku dan Papua 6.442.819 77.316

Total 248.334.139 2.877.294 2.390.000

Page 12: KEBIJAKAN GULA UNTUK KETAHANAN PANGANNASIONAL · 2016. 8. 14. · th. 2013 thd 2003 % Peningkatan 137 156 114 100 Sumber : Statistik Ditjen Perkebunan Tahun 2012 dan DGI Tahun 2013

33. . TARGET DAN UPAYA TARGET DAN UPAYA

12

33. . TARGET DAN UPAYA TARGET DAN UPAYA PEMENUHAN GULA PEMENUHAN GULA

Page 13: KEBIJAKAN GULA UNTUK KETAHANAN PANGANNASIONAL · 2016. 8. 14. · th. 2013 thd 2003 % Peningkatan 137 156 114 100 Sumber : Statistik Ditjen Perkebunan Tahun 2012 dan DGI Tahun 2013

UPAYA PEMENUHAN KEKURANGAN GULA

1. Intensifikasi Lahan Existing 450.000 ha :peningkatan produktivitas perkebunan danrendemen tebu

2. Revitalisasi PG existing :

BUMN : target 2,32 juta ton

13

BUMN : target 2,32 juta ton

Swasta : 1,25 juta ton

3. Perluasan perkebunan tebu 350.000 – 500.000ha

4. Pembangunan Pabrik baru 10-25 PG 2,13juta ton

Page 14: KEBIJAKAN GULA UNTUK KETAHANAN PANGANNASIONAL · 2016. 8. 14. · th. 2013 thd 2003 % Peningkatan 137 156 114 100 Sumber : Statistik Ditjen Perkebunan Tahun 2012 dan DGI Tahun 2013

DUKUNGAN PEMERINTAH PERCEPATAN INVESTASI PERKEBUNAN TEBU

1. Surat Menteri Kehutanan No. 21/Menhut-VII/2010 tanggal 12 Oktober 2010, ttg Edaran ke Gubernur/Bupati agar memprioritaskan pelepasan lahan untuk perkebunan tebu

2. Inpres No. 10 tahun 2011 yang diperpanjang dengan Inpres No. 6 tahun 2013 tentang Penundaan Pemberian Izin Baru No. 6 tahun 2013 tentang Penundaan Pemberian Izin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut, dikecualikan untuk lahan padi dan tebu

3. PP No. 60/2012 : Perubahan Atas PP No. 10/2010 tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan

4. PP No. 61/2012 : Perubahan Atas PP No. 24/2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan, yang dapat digunakan untuk perkebunan tebu.

14

Page 15: KEBIJAKAN GULA UNTUK KETAHANAN PANGANNASIONAL · 2016. 8. 14. · th. 2013 thd 2003 % Peningkatan 137 156 114 100 Sumber : Statistik Ditjen Perkebunan Tahun 2012 dan DGI Tahun 2013

JANGKA PANJANG

(2020-2025)JANGKA PENDEK

(S.D 2014)

JANGKA

Indonesia akan swasembada gula untuk gula konsumsi dan gula industri (kecil& RUMAH TANGGA) peletakan dasar-dasar kebijakan

pergulaan (revitalisasi kebun dan PG, pembangunan PG, penelitian dan Pengembangan

tebu)

Indonesia sudah swasembada secara penuh

TARGET SWASEMBADA GULA

JANGKA MENENGAH(2015-2019)

JANGKA PANJANG(2020 – 2025)

Indonesia sudah swasembada secara penuh dengan mutu gula yang lebih baik, serta

pengembangan produk gula

Indonesia memiliki industri pergulaan yang tangguh dan integratif yang didukung oleh

pilar-pilar usaha tani tebu yang cukup, pabrik gula dan lembaga penelitian yang kuat.

Page 16: KEBIJAKAN GULA UNTUK KETAHANAN PANGANNASIONAL · 2016. 8. 14. · th. 2013 thd 2003 % Peningkatan 137 156 114 100 Sumber : Statistik Ditjen Perkebunan Tahun 2012 dan DGI Tahun 2013

KINERJA PENGEMBANGAN TEBU TAHUN 2003 DENGAN TAHUN 2013

1. Lahan tebu tahun 2003 seluas 335.725 ha menjadi460.496 ha pada tahun 2013 atau meningkat menjadi137%.

2. Produksi tebu tahun 2003 sebesar 22.631.108 ton menjadi35.375.156 ton atau meningkat menjadi 156%.35.375.156 ton atau meningkat menjadi 156%.

3. Produktivitas tebu tahun 2003 sebesar 67,41 ton/ha menjadi 76,68 ton/ha atau meningkat menjadi 114%.

4. Rendemen tahun 2003 sebesar 7,21% menjadi 7,20% atau tetap.

5. Produksi hablur tahun 2003 sebesar 1.631.969 ton menjadi 2.545.842 ton atau meningkat menjadi 156%.

6. Produktivitas hablur tahun 2003 sebesar 4,86 ton/ha menjadi 5,53 ton/ha atau meningkat menjadi 114%.

1616

Page 17: KEBIJAKAN GULA UNTUK KETAHANAN PANGANNASIONAL · 2016. 8. 14. · th. 2013 thd 2003 % Peningkatan 137 156 114 100 Sumber : Statistik Ditjen Perkebunan Tahun 2012 dan DGI Tahun 2013

PENCAPAIAN EKSTENSIFIKASI PERKEBUNAN TEBU

I. Pelepasan Ex HPK (Hutan Produksi yang dapat diKonversi)

1. Tahap permohonan : 10 unit seluas 363.244 ha

2. Persetujuan prinsip pelepasan kawasan oleh MenteriKehutanan : 22 Unit seluas 378.215 Ha.

3. SK Pelepasan oleh Menhut : 5 Unit seluas 147.097Ha.Ha.

II. APL (alih fungsi lahan APL)

1. NTB (Dompu) 6.600 ha

2. NTT (Sumba Barat Daya) 25.000 ha

3. Sulawesi Tenggara (Muna) 5.000 ha

4. Jawa Timur (Banyuwangi) : 12.000 ha

5. Jawa Tengah (Blora) : 6.000 ha

6. Potensi Pulau Madura 70.000 ha 1717

Page 18: KEBIJAKAN GULA UNTUK KETAHANAN PANGANNASIONAL · 2016. 8. 14. · th. 2013 thd 2003 % Peningkatan 137 156 114 100 Sumber : Statistik Ditjen Perkebunan Tahun 2012 dan DGI Tahun 2013

PENCAPAIAN REVITALISASI PG EKSISTING DAN PEMBANGUNAN PG BARU

I. Revitalisasi PG eksisting1. Peningkatan rendemen PG 2. Peningkatan efisiensi bahan bakar di 6 PG BUMN dengan

bantuan alat bagasse dryer3. 10 PG BUMN sudah mendapatkan sertifikan ISO

9001:2008, diantara 32 PG yang telah melakukan PelatihanStandar Manajemen Mutu

II. Pembangunan PG Baru:II. Pembangunan PG Baru:1. Sumatera Selatan (OKI ): PG Laju Perdana Indah sudah

beroperasi dengan kapasitas 6.000 TCD. (tahun 2012)2. Jawa Tengah (PG Blora) oleh PT Gending Multi Manis

(GMM) dengan kapasitas 4000 tcd yang dapatdikembangkan menjadi 6.000 tcd, akan mulai komisioningbulan Desember 2013.

3. Nusa Tenggara Barat (PG Dompu) oleh PT. Sukses MantapSejahtera, dengan kapasitas 10.000 TCD

4. Jawa Timur (Banyuwangi): PG Glenmore

1818

Page 19: KEBIJAKAN GULA UNTUK KETAHANAN PANGANNASIONAL · 2016. 8. 14. · th. 2013 thd 2003 % Peningkatan 137 156 114 100 Sumber : Statistik Ditjen Perkebunan Tahun 2012 dan DGI Tahun 2013

44. . PERMASALAHAN DAN PERMASALAHAN DAN

19

44. . PERMASALAHAN DAN PERMASALAHAN DAN USULAN KEBIJAKANUSULAN KEBIJAKAN

Page 20: KEBIJAKAN GULA UNTUK KETAHANAN PANGANNASIONAL · 2016. 8. 14. · th. 2013 thd 2003 % Peningkatan 137 156 114 100 Sumber : Statistik Ditjen Perkebunan Tahun 2012 dan DGI Tahun 2013

PERMASALAHAN UMUM1. Proses pelepasan lahan masih dipandang kompleks, dan

memerlukan waktu yang lama, terdapat sekitar 22 tahapanyang harus dipenuhi sesuai SKB Menhut, Mentan, Kepala BPN No. 364/Kpts-II/90, 519/Kpts/HK.050/7/90, 23-VIII-1990 tgl 25 Juli 1990 dan SK Menhut No. 250/Kpts-II/1996 tgl 3 Juni 1996

2. RTRWP yang belum selesai, menyebabkan proses pelepasan 2. RTRWP yang belum selesai, menyebabkan proses pelepasan terhambat

3. Pengembangan lahan perkebunan baru, umumnya di wilayah remote dan merupakan pertumbuhan baru, sehingga infrastruktur jalan, pelabuhan, air dll belum memadai.

4. Pengembangan wilayah pertumbuhan baru memerlukan pengembangan pemukiman, sekolah, sarana ibadah, rumah sakit dll.

Page 21: KEBIJAKAN GULA UNTUK KETAHANAN PANGANNASIONAL · 2016. 8. 14. · th. 2013 thd 2003 % Peningkatan 137 156 114 100 Sumber : Statistik Ditjen Perkebunan Tahun 2012 dan DGI Tahun 2013

PERMASALAHAN PERCEPATAN INVESTASI PERKEBUNAN TEBU

1. Pembukaan areal baru, sangat rentan terhadap perkembangnya hama penyakit tanaman dari dalam kawasan contoh yang terjadi di Merauke.

2. Tidak semua lahan memiliki agroklimat yang cocokuntuk perkebunan tebu.untuk perkebunan tebu.

3. Memerlukan prakondisi penanaman tebu sampai dengan siap tanam sekitar dua tahun.

4. Minimal luas lahan perkebunan tebu yang available dengan pembangunan pabrik adalah 20.000 ha, sehingga tidak mudah mendapatkan luas lahan yang cukup dan sesuai dengan agroklimat perkebunan tebu.

Page 22: KEBIJAKAN GULA UNTUK KETAHANAN PANGANNASIONAL · 2016. 8. 14. · th. 2013 thd 2003 % Peningkatan 137 156 114 100 Sumber : Statistik Ditjen Perkebunan Tahun 2012 dan DGI Tahun 2013

Lanjutan ......

5. Tenaga kerja, diperlukan dalam jumlah dan kemampuan yang cukup. Untuk wilayah yang relatif datar dapat diefektifkan melalui mekanisasi, tetapi wilayah tertentu (contour tidak rata akan sulit ) perlu mobilisasi dan peningkatan kapasitas tenaga kerja untuk perkebunan tebu.

6. Investasi pembangunan PG baru membutuhkan biaya 6. Investasi pembangunan PG baru membutuhkan biaya yang sangat besar Rp. 1,5-2 trilyun. Merupakaninvestasi termahal di sub sektor pekebunan.

7. Pertumbuhan penduduk yang terus melaju, menyebabkan tingginya persaingan penggunaan lahan untuk fungsi lain (komoditi lain, jalan, perumahan, industri dll).

Page 23: KEBIJAKAN GULA UNTUK KETAHANAN PANGANNASIONAL · 2016. 8. 14. · th. 2013 thd 2003 % Peningkatan 137 156 114 100 Sumber : Statistik Ditjen Perkebunan Tahun 2012 dan DGI Tahun 2013

USULAN KEBIJAKAN MEMPERCEPAT INVESTASI PERKEBUNAN TEBU

1. Investasi PG yang sangat besar, perlu diimbangi denganpemberian insentif antara lain dengan memberikanfasilitas impor raw sugar untuk digiling bersama dengantebu dalam jangka waktu tertentu (3 tahun), denganperencanaan yang jelas.

2. Calon investor yang telah memiliki perijinan lahan untuk2. Calon investor yang telah memiliki perijinan lahan untukperkebunan tebu, harus melakukan investasi sesuaiperuntukannya, apabila tidak sesuai maka ijinnya akandialihkan kepada investor tebu yang serius.

3. Pemerintah menyediakan sarana dan prasarana padalokasi investasi yang sudah mulai dibangun kebun/PG

4. Untuk menjaga keberlanjutan PG rafinasi, perludibangun integrasi dengan perkebunan tebu yang ada.

Page 24: KEBIJAKAN GULA UNTUK KETAHANAN PANGANNASIONAL · 2016. 8. 14. · th. 2013 thd 2003 % Peningkatan 137 156 114 100 Sumber : Statistik Ditjen Perkebunan Tahun 2012 dan DGI Tahun 2013

TERIMA KASIHTERIMA KASIH

24