kebijakan gizi
TRANSCRIPT
-
8/17/2019 Kebijakan Gizi
1/7
KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD NENE MALLOMO
KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG
NOMOR: 435/ /AKR/RS NEMAL/2016
TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN GIZI
RSUD NENE MALLOMO KABUPATEN SIDENRENG RAPPPANG
DIREKTUR RSUD NENE MALLOMO
Menimbang :
a.Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan
Rumah Sakit Umum Daerah Nene Mallomo, maka
diperlukan penyelenggaraan pelayanan Gizi yang bermutu
tinggi;
b.Bahwa agar pelayanan Gizi di Rumah Sakit Umum
Daerah Nene Mallomo dapat terlaksana dengan baik,
perlu adanya kebijakan Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Nene Mallomo sebagai landasan bagi
penyelenggaraan pelayanan Gizi di Rumah Sakit Umum
Daerah Nene Mallomo;
c.Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam a dan b maka perlu ditetapkan dengan
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Nene
Mallomo.
Mengingat :
1.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun
2009 tentang Rumah Sakit
2.Keputusan Menkes RI Nomor 270/Menkes/SK/III/2007
tentang pedoman manajerial rumah sakit dan Standar
Pelayanan Medis dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya.;
3.Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269
/Menkes/Per/III/2008 tentang Gizi
-
8/17/2019 Kebijakan Gizi
2/7
4.Peraturan Bupati Sidenreng Rappang Nomor 37 Tahun
2011 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
Umum Daerah Nene Mallomo Kabupaten Sidenreng
Rappang;
5.Keputusan Bupati Sidenreng Rappang Nomor 418/XII
tahun 2015 tentang Penetapan Rumah Sakit Umum
Daerah Nene Mallomo Kabupaten Sidenreng Rappang
Untuk Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Daerah Layanan Umum (PPK-BLUD) Kabupaten
Sidenreng Rappang;
6.Keputusan Bupati Sidenreng Rappang Nomor 308/X
tahun 2014 tentang Pemberian Izin Operasional Kepada
RSUD Nene Mallomo Kabupaten Sidenreng Rappang;
M E M U T U S K A N :
Menetapkan :
Pertama : Kebijakan pelayanan Gizi Rumah Sakit Umum Daerah
Nene Mallomo sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Keputusan ini.
Kedua : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan
Gizi Rumah Sakit Umum Daerah Nene Mallomo
dilaksanakan oleh Bidang Pelayanan Rumah Sakit
Umum Daerah Nene Mallomo.
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan
apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan
dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya
Ditetapkan di : Pangkajene Sidenreng
Pada Tanggal : 07 Januari 2016
Direktur,
-
8/17/2019 Kebijakan Gizi
3/7
dr g.Hj. Hasnani Rapi.M.Kes
NIP. 19630310 199203 2 007
LAMPIRAN:
KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD NENE MALLOMO KABUPATEN
SIDENRENG RAPPANG
NOMOR : 435/ /AKR/RS NEMAL/2016
TANGGAL : 07 Januari 2016
TENTANG : KEBIJAKAN PELAYANAN GIZI
KEBIJAKAN PELAYANAN GIZI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NENE MALLOMO
Kebijakan Umum
1. Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan
setiap saat dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar
agar bermanfaat bagi tubuh.
2. Makanan yang dikonsumsi hendaknya memenuhi kriteria bahwa
makanan tersebut layak untuk dimakan dan tidak menimbulkan
penyakit, diantaranya : Berada dalam derajat kematangan yang
dikehendaki, Bebas dari pencemaran di setiap tahap produksi
dan penanganan selanjutnya, Bebas dari perubahan fisik, kimia
yang tidak dikehendaki, sebagai akibat dari pengaruh enzym,
aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan
kerusakan-kerusakan karena tekanan, pemasakan dan
pengeringan. Bebas dari mikroorganisme dan parasit yang
-
8/17/2019 Kebijakan Gizi
4/7
menimbulkan penyakit yang dihantarkan oleh makanan ( food
borne illness).
Kebijakan Khusus.
1.Keadaan Bahan Makanan
Semua jenis bahan makanan perlu mendapat perhatian
secara fisik serta kesegarannya terjamin, terutama bahan-
bahan makanan yang mudah membusuk atau rusak seperti
daging, ikan, susu, telor, makanan dalam kaleng, buah, dsb.
Bahan makanan yang baik kadang kala tidak mudah kita
temui, karena jaringan perjalanan makanan yang begitu
panjang dan melalui jarngan perdagangan yang begitu luas.
Salah satu upaya mendapatkan bahan makanan yang baik
adalah menghindari penggunaan bahan makanan yang
berasal dari sumber tidak jelas (liar) karena kurang dapat
dipertanggung jawabkan secara kualitasnya.
2.Cara Penyimpanan Bahan Makanan
Tidak semua bahan makanan yang tersedia langsung
dikonsumsi oleh masyarakat. Bahan makanan yang tidak
segera diolah terutama untuk katering dan penyelenggaraan
makanan RS perlu penyimpanan yang baik, mengingat sifat
bahan makanan yang berbeda-beda dan dapat membusuk,
sehingga kualitasnya dapat terjaga. Cara penyimpanan yang
memenuhi syarat hygiene sanitasi makanan adalah sebagai
berikut:
a.Penyimpanan harus dilakukan ditempat khusus (gudang)
yang bersih dan memenuhi syarat
-
8/17/2019 Kebijakan Gizi
5/7
b.Barang-barang agar disusun dengan baik sehingga mudah
diambil, tidak memberi kesempatan serangga atau tikus
untuk bersarang, terhindar dari lalat/tikus dan untuk
produk yang mudah busuk atau rusak agar disimpan pada
suhu yang dingin.
3.Proses Pengolahan
Pada proses / cara pengolahan makanan ada tiga hal yang
perlu mendapat perhatian Yaitu:
a.Tempat pengolahan makanan
Tempat pengolahan makanan adalah suatu tempat dimana
makanan diolah, tempat pengolahan ini sering disebut
dapur. Dapur mempunyai peranan yang penting dalam
proses pengolahan makanan, karena itu kebersihan dapur
dan lingkungan sekitarnya harus selalu terjaga dan
diperhatikan. Dapur yang baik harus memenuhi
persyaratan sanitasi.
b.Tenaga Pengolah Makanan / Penjamah Makanan
Penjamah makanan menurut Depkes RI (2006) adalah
orang yang secara langsung berhubungan dengan
makanan dan peralatan mulai dari tahap persiapan,
pembersihan, pengolahan pengangkutan sampai penyajian.
Dalam proses pengolahan makanan, peran dari penjamah
makanan sangatlah besar peranannya. Penjamah makanan
ini mempunyai peluang untuk menularkan penyakit.
Banyak infeksi yang ditularkan melalui penjamah
makanan, antara lain Staphylococcus aureus ditularkan
-
8/17/2019 Kebijakan Gizi
6/7
melalui hidung dan tenggorokan, kuman Clostridium
perfringens, Streptococcus, Salmonella dapat ditularkan
melalui kulit. Oleh sebab itu penjamah makanan harus
selalu dalam keadan sehat dan terampil.
c.Cara Pengolahan Makanan
Cara pengolahan yang baik adalah tidak terjadinya
kerusakan-kerusakan makanan sebagai akibat cara
pengolahan yang salah dan mengikui kaidah atau prinsip-
prinsip higiene dan sanitasi yang baik atau disebut GMP
(good manufacturing practice).
4.Cara Pengangkutan Makanan Yang Telah Masak
Pengangkutan makan dari tempat pengolahan ke tempat
penyajian atau penyimpanan perlu mendapat perhatian agar
tidak terjadi kontaminasi baik dari serangga, debu maupun
bakteri. Wadah yang dipergunakan harus utuh, kuat dan
tidak berkarat atau bocor.
Pengangkutan untuk waktu yang lama harus diatur suhunya
dalam keadaan panas 60 C atau tetap dingi 4 C.
5.Cara Penyimpanan Makanan Masak
Penyimpanan makanan masak dapat digolongkan menjadi
dua, yaitu tempat penyimpanan makanan pada suhu biasa
dan tempat penyimpanan pada suhu dingin. Makanan yang
mudah membusuk sebaiknya disimpan pada suhu dingin
yaitu < 40C. Untuk makanan yang disajikan lebih dari 6 jam,
disimpan dalam suhu -5 s/d -10C.
6.Cara Penyajian Makanan Masak
-
8/17/2019 Kebijakan Gizi
7/7
Saat penyajian makanan yang perlu diperhatikan adalah agar
makanan tersebut terhindar dari pencemaran, peralatan yang
digunakan dalam kondisi baik dan bersih, petugas yang
menyajikan harus sopan serta senantiasa menjaga kesehatan
dan kebersihan pakaiannya.
Pangkajene Sidenreng, 07 Januari 2016
Direktur,
drg. Hj. Hasnani Rapi, M. Kes
Nip : 19630310 199203 2 007