kebijakan ekonomi di indonesia

21
Makalah Kebijakan Ekonomi di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu ekonomi adalah sebuah cabang ilmu dari pengetahuan sosial yang tidak bisa lepas dalam kehidupan sehari-hari karena melalui ilmu ekonomi inilah setiap manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, baik sebagai individu maupun sebagai satu kesatuan atau dikenal dengan organisasi. Dalam hal ini, organisasi yang merupakan kesatuan dari setiap individu disebut dengan negara. Berbicara soal negara, tentu tidak bisa dilepaskan dari cabang ilmu pengetahuan sosial lainnya yaitu ilmu politik. Melalui ilmu politik ini individu-individu yang terlibat dalam organisasi yang disebut sebagai negara dapat memainkan perannya untuk mengatur sebuah negara agar dapat mencapai tujuannya yang telah dicita-citakan melalui semua kebijakan, termasuk kebijakan ekonomi. Kebijakan ekonomi suatu negara tidak bisa lepas dari keterlibatan pemerintah karena pemerintah memegang kendali atas segala sesuatu, menyangkut semua kebijakan yang bermuara kepada keberlangsungan negara itu sendiri. Setiap pemerintahan yang sedang memimpin suatu negara tentu saja memiliki kebijakan ekonomi andalan untuk menjamin perekonomian negara yang baik dan stabil demi tercapainya kemakmuran dan kesejahteraan, karena sudah menjadi kewajiban pemerintah dalam

Upload: ikhwanul-hakim

Post on 15-Apr-2016

10 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Makalah Kebijakan Ekonomi Di Indonesia

TRANSCRIPT

Page 1: Kebijakan Ekonomi Di Indonesia

Makalah Kebijakan Ekonomi di Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

A.                Latar Belakang

Ilmu ekonomi adalah sebuah cabang ilmu dari pengetahuan sosial yang tidak bisa

lepas dalam kehidupan sehari-hari karena melalui ilmu ekonomi inilah setiap manusia dapat

memenuhi kebutuhan hidupnya, baik sebagai individu maupun sebagai satu kesatuan atau

dikenal dengan organisasi. Dalam hal ini, organisasi yang merupakan kesatuan dari setiap

individu disebut dengan negara.

Berbicara soal negara, tentu tidak bisa dilepaskan dari cabang ilmu pengetahuan sosial

lainnya yaitu ilmu politik. Melalui ilmu politik ini individu-individu yang terlibat dalam

organisasi yang disebut sebagai negara dapat memainkan perannya untuk mengatur sebuah

negara agar dapat mencapai tujuannya yang telah dicita-citakan melalui semua kebijakan,

termasuk kebijakan ekonomi.

Kebijakan ekonomi suatu negara tidak bisa lepas dari keterlibatan pemerintah karena

pemerintah memegang kendali atas segala sesuatu, menyangkut semua kebijakan yang

bermuara kepada keberlangsungan negara itu sendiri. Setiap pemerintahan yang sedang

memimpin suatu negara tentu saja memiliki kebijakan ekonomi andalan untuk menjamin

perekonomian negara yang baik dan stabil demi tercapainya kemakmuran dan kesejahteraan,

karena sudah menjadi kewajiban pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi agar

tercapainya kehidupan yang makmur dan sejahtera bagi rakyatnya.

Kebijakan ekonomi suatu negara juga tidak bisa dilepaskan dari paham atau sistem

ekonomi yang dipegang oleh pemerintahan suatu negara, seperti sistem ekonomi Kapitalisme,

Sosialisme, Campuran, maupun sistem ekonomi Islam. Tentu saja pemerintah, sebagai

pengendali perekonomian suatu negara, menganut salah satu sistem ekonomi sebagai dasar

dalam pengambilan kebijakan ekonomi. Apapun sistem ekonomi yang dipegang oleh suatu

pemerintahan, sistem ekonomi itulah yang diyakini sebagai sistem ekonomi terbaik bagi

perekonomian negara yang dipimpin oleh suatu pemerintahan tersebut walaupun nantinya

dalam sistem ekonomi yang dipegang memiliki berbagai kelemahan.

Dari berbagai sistem ekonomi yang ada, dengan segala kelebihan dan kekurangan

yang dimiliki, sistem ekonomi Islam dianggap sebagai smart solution dari berbagai sistem

Page 2: Kebijakan Ekonomi Di Indonesia

ekonomi yang ada karena secara etimologi maupun secara empiris, terbukti sistem ekonomi

Islam menjadi sistem ekonomi yang mampu memberikan kemakmuran dan kesejahteraan

yang nyata dalam penerapannya pada saat zaman Rasullah Muhammad SAW dan pada masa

Khalifa Islamiyah karena sistem ekonomi Islam adalah sistem ekonomi yang berdasarkan

pada nilai keadilan dan kejujuran yang merupakan refleksi dari hubungan vertikal antara

manusia dengan Allah SWT.

Makalah ini akan membahas mengenai Kebijakan dalam Sistem Ekonomi Indonesia,

yang mencangkup kebijakan harga dan peranan pemerintah, kebijakan fiskal dan moneter di

Indonesia, dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

B.  Tujuan

            Adapun tujuan dari pembuatan makalah berjudul Kebijakan dalam Sistem Ekonomi

Indonesia ini adalah:

1.      Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Sistem Ekonomi Indonesia

2.      Sebagai media pembelajaran mengenai Kebijakan dalam Sistem Ekonomi Indonesia

3.      Sebagai bahan diskusi kelas pada perkuliahan Sistem Ekonomi Indonesia

BAB II

PEMBAHASAN

A.                Kebijakan Harga dan Peranan Pemerintah

Pemerintah sebagai salah satu pelaku ekonomi (rumah tangga pemerintah), memiliki

fungsi penting dalam perekonomian yaitu berfungsi sebagai stabilitas, alokasi, dan distribusi.

Adapun penjelasan dari fungsi tersebut adalah:

1)   Fungsi Stabilitas

Adalah fungsi pemerintah dalam menciptakan kestabilitasa ekonomi, sosial, politik, hukum,

pertahanan dan keamanan.

2)   Fungsi Alokasi

Adalah fungsi pemerintah sebagai penyedia barang dan jasa publik seperti pembangunan

jalan raya, gedung sekolah, penyediaan fasilitas penerangan, dan telepon.

3)   Fungsi Distribusi

Adalah fungsi pemerintah dalam pemerataan atau distribusi pendapatan masyarakat.

Page 3: Kebijakan Ekonomi Di Indonesia

Peran dan fungsi pemerintah dalam perekonomian di Indonesia, yaitu sebagai berikut:

a)    Pembangunan ekonomi dibanyak negara umumnya terjadi akibat intervensi pemerintah

baik secara langsung maupun tidak langsung. Intervensi pemerintah diperlukan dalam

perekonomian untuk mengurangi dari kegagalan pasar (market failure) seperti kekakuan

harga monopoli dan dampak negatif kegiatan usaha swasta contoh pencemaran lingkungan.

b)   Mekanisme pasar berfungsi tanpa keberadaan aturan yang dibuat pemerintah. Aturan ini

memberikan landasan bagi penerapan aturan main, termasuk pemberian sanksi bagi pelaku

ekonomi yang melanggar. Peranan pemerintah menjadi lebih penting karena mekasnisme

pasar saja tidak dapat menyelesaikan semua persoalan ekonomi. Untuk menjamin efisiensi,

pemerataan dan stabilitas ekonomi, peran dan fungsi pemerintah mutlak diperlukan dalam

perekonomian sebagai pengendalian mekanisme pasar.

Kegagalan pasar (market failure) adalah suatu istilah untuk menyebut kegagalan pasar

dalam mencapai alokasi atau pembagian sumber daya yang optimum. Hal ini khususnya

dapat terjadi jika pasar didominasi oleh para pemasok monopoli produksi atau konsumsi dan

sebuah produk mengakibatkan dampak sampingan (eksternalitas), seperti rusaknya ekosistem

lingkungan.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, negara atau pemerintah memiliki fungsi

yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama yang berkaitan dengan penyediaan barang

dan jasa. Barang dan jasa tersebut sangat diperlukan masyarakat dan disebut sebagai

kebutuhan publik. Kebutuhan publik meliputi dua macam barang, yaitu barang dan jasa

publik dan barang dan jasa privat.

·      Barang dan jasa publik adalah barang dan jasa yang pemanfaatannya dapat dinikmati

bersama. Contoh barang dan jasa publik yaitu jalan raya, fasilitas kesehatan, pendidikan,

tranportasi, air minum dan penerangan. Dengan pertimbangan skala usaha dan efisiensi,

negara melakukan kegiatan ekonomi secara langsung sehingga msyarakat dapat lebih cepat

dan lebih murah dalam memanfaatkan barang dan jasa tersebut.

·      Barang dan jasa privat adalah barang dan jasa yang diproduksi dan penggunaannya dapat

dipisahkan dari penggunaan oleh orang lain. Contoh: pembelian pakaian akan menyebabkan

hak kepemilikan dan penggunaan barang berpindah ke orang yang membelinya. Barang ini

umumnya diupayakan sendiri oleh masing-masing orang.

Selain itu, peran penting pemerintah baik secara langsung dan tidak langsung didalam

kehidupan ekonomi adalah untuk menghindari timbulnya eksternalitas, khususnya dampak

sampingan bagi lingkingan alam dan sosial. Pada umumnya sektor pasar (sektor swasta) tidak

mampu mengatasi dampak eksternalitas yang merugikan seperti pencemaran lingkungan

Page 4: Kebijakan Ekonomi Di Indonesia

yang timbul karena persaingan antar lembaga ekonomi. Misalnya, sebuah pabrik tekstil yang

dalam pasar persaingan sempurna. Menurut standar industri yang sehat, pabrik tersebut

seharusnya membangun fasilitas pembuangan limbah. Akan tetapi, mereka membuangnnya

kesungai. Jika pemerintah tidak mengambil tindakan tegas, dengan memaksa pabrik tersebut

membangun fasilitas pembuangan limbah pabrik akan semakin banyak penduduk yang

merasa dirugikan atas limbah atau polusi yang diakibatkan adanya kegiatan dalam pabrik

tersebut. Selain memberi peringatan tesebut, pemerintah juga mengenakan pajak polusi untuk

menandai kerugian-kerugian yang lain.

Pada intinya, pemerintah ikut serta dalam kegiatan perekonomian supaya

menanggulangani kegagalan pasar sehingga tidak adanya eksternalitas yang merugikan

banyak pihak. Adapun bentuk dari peran pemerintah yakni dengan melakukan intervensi baik

secara langsung maupun tidak langsung.

·      Intervensi Pemerintah dalam Perekonomian

Untuk mengatasi kegagalan pasar (market failure) seperti kekuan harga, monopoli dan

eksternalitas yang merugikan maka peran pemerintah sangat diperlukan dalam perekonomian

suatu negara. Perekonomian ini dapat dilakukan dalam bentuk intervensi secara langsung

maupun tidak langsung. Berikut adalah intervensi pemerintah secara langsung dan tidak

langsung dalam menentukan harga pasar untuk melindungi konsumen atau produsen melalui

kebijakan penetapan harga minimum (floor price) dan kebijakan penetapan harga maksimum

(ceiling price).

a)   Intervansi Pemerintahan secara Langsung

1.    Penetepan Harga Minimun (floor price)

Penetapan harga minimum atau harga dasar yang dilakukan oleh pemerintah bertujuan

untuk melindungi produsen, terutama untuk produk dasar pertanian. Misalnya harga gabah

kering terhadap harga pasar yang terlalu rendah. Hal ini dilakukan supaya tidak ada tengkulak

(orang/pihak yang membeli dengan harga murah dan dijual kembali dengan harga mahal)

yang membeli produk tersebut diluar harga yang telah ditetapkan pemerintah. Jika pada harga

tersebut tidak ada yang membeli, pemerintah akan membelinya melalui BULOG (Badan

Usaha Logistik) kemudian didistribusikan ke pasar. Namun, mekanisme penetapan harga

seperti ini sering mendorong munculnya praktik pasar gela, yaitu pasar yang pembentukan

harganya di luar harga minimum.

2.    Penetapan Harga Maksimum (celing price)

Penetapan harga maksimum atau Harga Eceran Tertinggi (HET) yang dilakukan

pemerintah bertujuan untuk melindungi konsumen. Kebijakan HET dilakukan oleh

Page 5: Kebijakan Ekonomi Di Indonesia

pemerintah jika harga pasar dianggap terlalu besar diluar batasa daya beli masyarakat

(konsumen). Penjual tidak diperbolehkan menetapkan harga diatas harga maksimum tersebut.

Contoh penetapan harga maksimum di Indonesia antara lain harga obat-obatan di apotek,

harag BBM, dan tarif angkutan atau transportasi seperti tiket bus kota, tarif kereta api, dan

tarif taksi per kilometer. Seperti halnya penetapan harga minimum, penetapan harga

maksimum juga mendorong terjadinya pasar gelap.

b)   Intervensi Pemerintah secara Tidak Langsung

1.    Penetapan Pajak

Kebijakan penetapan pajak dilakukan oleh pemerintah dengan cara mengenakan pajak

yang berbeda-beda untuk berbagi komoditas. Misalnya untuk melindungi produsen dalam

negeri, pemerintah dapat meningkatkan tarif pajak yang tinggi untuk barang impor. Hal

tersebut menyebabkan konsumen membeli produk dalam negeri yang harganya relatif sangat

murah.

B. Kebijakan Moneter dan Fiskal di Indonesia

1.  Pengertian Kebijakan Moneter (Monetary Policy)

Kebijakan moneter adalah suatu usaha dalam mengendalikan keadaan ekonomi makro

agar dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan melalui pengaturan jumlah uang yang

beredar dalam perekonomian. Usaha tersebut di lakukan agar terjadi kestabilan harga dan

inflasi serta terjadinya peningkatan output keseimbangan.

Pengaturan jumlah uang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau

mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat di golongkan menjadi dua,

yaitu[1] :

·         Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy

Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang edar.

·         Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive Policy

Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang edar. Disebut juga

dengan kebijakan uang ketat (tight money policy).

Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan

moneter, yaitu antara lain:

a)      Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)

Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau

membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin menambah jumlah

Page 6: Kebijakan Ekonomi Di Indonesia

uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah

uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah

kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau

singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar

Uang.

b)      Fasilitas Diskonto (Discount Rate)

Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah uang yang beredar dengan memainkan tingkat

bunga bank sentral pada bank umum. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah

menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi

membuat uang yang beredar berkurang.

c)      Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)

Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah

dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah

uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang

beredar, pemerintah menaikkan rasio.

d)     Himbauan Moral (Moral Persuasion)

Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan

jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan

pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang

beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk

memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.

2.  Pengertian Kebijakan Fiskal (Fiscal Policy)

Kebijakan Fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi

perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran

pemerintah. Kebijakan ini mirip dengan kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang

beredar, namun kebijakan fiskal lebih menekankan pada pengaturan pendapatan dan belanja

pemerintah.

Kebijakan fiskal berhubungan erat dengan kegiatan pemerintah sebagai pelaku sektor

publik. Kebijakan fiskal dalam penerimaan pemerintah dianggap sebagai suatu cara untuk

mengatur mobilisasi dana domestik, denagn instrumen utamanya perpajakan. Di negara yang

sedang berkembang seperti di Indonesia, kebijakan moneter dan kebijakan luar negeri belum

Page 7: Kebijakan Ekonomi Di Indonesia

berjalan seperti yang diharapkan. Dengan demikian, peranan kebijakan fisikal dalam bidang

perekonomian menjadi semakin penting.

Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang

berhubungan erat dengan pajak. Dari sisi pajak jelas jika mengubah tarif pajak yang berlaku

akan berpengaruh pada ekonomi. Jika pajak diturunkan maka kemampuan daya beli

masyarakat akan meningkat dan industri akan dapat meningkatkan jumlah output. Dan

sebaliknya kenaikan pajak akan menurunkan daya beli masyarakat serta menurunkan output

industri secara umum.

Perubahan tingkat dan komposisi pajak dan pengeluaran pemerintah dapat

memengaruhi variabel-variabel berikut:

Permintaan agregat dan tingkat aktivitas ekonomi

Pola persebaran sumber daya

Distribusi pendapatan

Dengan kebijaksanaan fiskalnya pemerintah dapat mengusahakan terhindarnya

perekonomian dari keadaan-keadaan yang tidak diinginkan seperti keadaan dimana banyak

penganggura, inflasi, neraca pembayaran internasional yang terus menerus defisit dan

sebagainya. Ada analisis yang dipakai dalam kebijakan fiskal, yaitu:

1.        Analisis kebijaksanaan fiskal dalam sistem perpajakan yang sederhana

Dengan adanya tindakan fiskal pemerintah, pengeluaran masyarakata untuk konsumsi tidak

lagi secara langsung ditentukan oleh tinggi rendahnya pendapatan nasional, akan tetapi oleh

tinggi rendahnya pendapatan yang siap untuk di belanjakan atau disposable income.

2.        Analisis kebijaksanaan fiskal dalam system perpajakan yang Built-in Flexible

Yang dimaksud dengan system perpajakan yang built-in flexible adalah system pemungutan

pajak pendapatan, maksudnya adalah  untuk meratakan distribusi pendapatan agar tidak

terjadi ketegangan – ketegangan social. Dikatakan flexible karena mengikuti pendapatan,

apabila pendapatan besar maka jumlah pajak yang di bayar besar dan begitu sebaliknya.

Kebijakan fiskal pemerintah dapat bersifat ekspansif maupun kontraktif. Kebijakan

yang bersifat ekspansif maupun kontraktif. Kebijakan yang bersifat ekspansif dilakukan pada

saat perekonomian sedang menghadapi masalah pengangguran yang tinggi. Tindakan yang

diakukan pemerintah adalah dengan memperbesar pengeluaran pemerintah (misalnya

menambah subsidi kepada rakyat kecil) atau mengurangi tingkat pajak. Adapun kebijakan

fiskal kontraktif adalah bentuk kebijakan fiskal yang dilakukan pada saat perekonomian

mencapai kesempatan kerja penuh atau menghadapai inflasi. Tindakan yang dilakukan adalah

Page 8: Kebijakan Ekonomi Di Indonesia

mengurangi pengeluaran pemerintah atau memperbesar tingkat pajak. Kebijakan Anggaran

atau Politik Anggaran :

1.        Anggaran Defisit (Defisit Budget) / Kebijakan Fiskal Ekspansif

Anggaran defisit adalah kebijakan pemerintah untu membuat pengeluaran lebih besar dari

pemasukan negara guna memberi stimulus pada perekonomian. Umumnya sangat baik

digunakan jika keadaan ekonomi sedang resesif.

2.        Anggaran Surplus (Surplus Budget) / Kebijakan Fiskal Kontraktif

Anggaran surplus adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pemasukannya lebih besar

daripada pengeluarannya. Baiknya politik anggaran surplus dilaksanakan ketika

perekonomian pada kondisi yang ekspansi yang mulai memanas (overheating) untuk

menurunkan tekanan permintaan.

3.        Anggaran Berimbang (Balanced Budget)

Anggaran berimbang terjadi ketika pemerintah menetapkan pengeluaran sama besar dengan

pemasukan. Tujuan politik anggaran berimbang yakni terjadinya kepastian anggaran serta

meningkatkan disiplin.

C.  Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

1.  Pengertian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), adalah rencana keuangan tahunan

pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). APBN

ini merupakan rencana kerja pemerintahan Negara dalam rangka meningkatkan hasil-hasil

pembangunan secara berkesinambungan serta melaksanakan desentralisasi fiskal.

APBN berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan

pengeluaran negara selama satu tahun anggaran (1 Januari - 31 Desember), yang juga

ditetapkan dengan Undang-Undang dan dilaksanakan dengan secara terbuka dan sebesar-

besarnya bertanggung jawab untuk kemakmuran rakyat.

2.  Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

APBN merupakan instrumen untuk mengatur pengeluaran dan pendapatan negara

dalam rangka membiayai pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan pembangunan, mencapai

pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan nasional, mencapai stabitas perekonomian,

dan menentukan arah serta prioritas pembangunan secara umum.

APBN mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan

stabilisasi. Semua penerimaan yang menjadi hak dan pengeluaran yang menjadi kewajiban

Page 9: Kebijakan Ekonomi Di Indonesia

negara dalam suatu tahun anggaran harus dimasukkan dalam APBN. Surplus penerimaan

negara dapat digunakan untuk membiayai pengeluaran negara tahun anggaran berikutnya:

a)        Fungsi APBN jika ditinjau dari kebijakan fisikal:

Fungsi otorisasi, mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi dasar untuk

melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan. Dengan demikian,

pembelanjaan atau pendapatan dapat dipertanggungjawabkan kepada.

Fungsi perencanaan, mengandung arti bahwa anggaran negara dapat menjadi

pedoman bagi negara untuk merencanakan kegiatan pada tahun tersebut. Bila suatu

pembelanjaan telah direncanakan sebelumnya, maka negara dapat membuat rencana-rencana

untuk medukung pembelanjaan tersebut. Misalnya, telah direncanakan dan dianggarkan akan

membangun proyek pembangunan jalan dengan nilai sekian miliar. Maka, pemerintah dapat

mengambil tindakan untuk mempersiapkan proyek tersebut agar bisa berjalan dengan lancar.

Fungsi pengawasan, berarti anggaran negara harus menjadi pedoman untuk menilai

apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintah negara sesuai dengan ketentuan yang telah

ditetapkan. Dengan demikian akan mudah bagi rakyat untuk menilai apakah tindakan

pemerintah menggunakan uang negara untuk keperluan tertentu itu dibenarkan atau tidak.

Fungsi alokasi, berarti bahwa anggaran negara harus diarahkan untuk mengurangi

pengangguran dan pemborosan sumber daya serta meningkatkan efesiensi dan efektivitas

perekonomian. APBN dapat digunakan untuk mengatur alokasi dana dari seluruh pendapatan

negara kepada pos-pos belanja untuk pengadaan barang-barang dan jasa-jasa publik, serta

pembiayaan pembangunan lainnya.

Fungsi distribusi, berarti bahwa kebijakan anggaran negara harus memperhatikan

rasa keadilan dan kepatutan. Bertujuan untuk menciptakan pemerataan atau mengurangi

kesenjangan antar wilayah, kelas sosial, maupun sektoral. APBN selain digunakan untuk

kepentingan umum yaitu untuk pembangunan dan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan,

juga disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk subsidi, beasiswa, dan dana

pensiun. Subsidi, beasiswa, dana pensiun merupakan bentuk dari transfer payment. Transfer

payment adalah pengalihan pembiayaan dari satu sektor ke sektor lainnya.

Fungsi stabilisasi, memiliki makna bahwa anggaran pemerintah menjadi alat untuk

memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian. APBN

merupakan salah satu instrumen bagi pengendalian stabilitas perekonomian negara di bidang

Page 10: Kebijakan Ekonomi Di Indonesia

fisikal. Misalnya jika terjadi ketidakseimbangan yang sangat ekstrim maka pemerintah dapat

melakukan instervesi melalui anggaran untuk mengembalikan pada keadaan normal.

b).   Fungsi APBN jika ditinjau dari sisi manajemen:

·      Pedoman bagi pemerintah untuk melakukan tugasnya pada periode mendatang

·      Alat kontrol masyarakat pada kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah

·      Untuk menilai seberapa jauh pencapaian pemerintah alam melaksanakan kebijakan dan

program-program yang direncanakan.

3.  Tujuan APBN

Sebagai pedoman penerimaan dan pengeluaran negara dalam melaksanakan tugas

kenegaraan untuk meningkatkan produksi, memberikan kesempatan kerja, dan

mengembangkan perekonomian, untuk mencapai kemakmuran masyarakat.

4.  Prinsip Penyusunan APBN

a.       Prinsip Penyusunan APBN Berdasarkan Aspek Pendapatan

•        Intensifikasi penerimaan anggaran dalam hal jumlah dan kecepatan penyetoran.

•        Intensifikasi penagihan dan pemungutan piutang negara, misalnya sewa   atas

penggunaan barang-barang milik negara.

•        Penuntutan ganti rugi atas kerugian yang diderita oleh negara dari denda yang telah

dijanjikan.

b.      Prinsip Penyusunan APBN Berdasarkan Aspek Pengeluaran Negara

•        Hemat, tidak mewah, efisien, dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang disyaratkan.

•        Terarah, terkendali sesuai dengan rencana, program atau kegiatan.

•        Semaksimal mungkin menggunakan hasil produksi dalam negeri dengan

memperhatikan kemampuan atau potensi nasional.

5.        Tahapan Penyusunan, Pelaksanaan, dan Pertanggungjawaban APBN

a.         Penyusuanan APBN

Pemerintah mengajukan Rancangan APBN dalam bentuk RUU tentang APBN kepada DPR.

Setelah melalui pembahasan, DPR menetapkan Undang-Undang tentang APBN selambat-

lambatnya 2 bulan sebelum tahun anggaran dilaksanakan.

Page 11: Kebijakan Ekonomi Di Indonesia

b.        Pelaksanaan APBN

Setelah APBN ditetapkan dengan Undang-Undang, pelaksanaan APBN dituangkan lebih

lanjut dengan Peraturan Presiden.

c.         Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN

Selambatnya 6 bulan setelah tahun anggaran berakhir, Presiden menyampaikan RUU tentang

Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN kepada DPR berupa Laporan Keungan yang telah

diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keungan.

d.        Sumber penerimaan APBN

Penerimaan APBN diperoleh dari berbagai sumber yaitu :

1.   Penerimaan pajak yang meliputi

a)   Pajak Penghasilan (PPh)

b)   Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

c)   Pajak Bumi dan Bangunan(PBB)

d)   Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) & Cukai

2.   Pajak lainnya seperti Pajak Perdagangan (bea masuk dan pajak/pungutan ekspor)

a)   Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

b)   Penerimaan dari sumber daya alam

c)   Setoran laba BUMN

d)   Penerimaan bukan pajak lainnya

6.  Landasan Hukum APBN

·                     UUD 1945 pasal  23 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945

·                     Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

7.  Struktur APBN

Struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

a.    Belanja Negara

Belanja terdiri atas dua jenis:

1.    Belanja Pemerintah Pusat, adalah belanja yang digunakan untuk membiayai kegiatan

pembangunan Pemerintah Pusat, baik yang dilaksanakan di pusat maupun di daerah

(dekonsentrasi dan tugas pembantuan). Belanja Pemerintah Pusat dapat dikelompokkan

menjadi: Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja Modal, Pembiayaan Bunga Utang,

Page 12: Kebijakan Ekonomi Di Indonesia

Subsidi BBM dan Subsidi Non-BBM, Belanja Hibah, Belanja Sosial (termasuk

Penanggulangan Bencana), dan Belanja Lainnya.

2.    Belanja Daerah, adalah belanja yang dibagi-bagi ke Pemerintah Daerah, untuk

kemudian masuk dalam pendapatan APBD daerah yang bersangkutan. Belanja Daerah

meliputi:

1. Dana Bagi Hasil

2. Dana Alokaso Umum

3. Dana Alokasi Khusus

4. Dana Otonomi Khusus

b.    Pembiayaan

Pembiayaan meliputi:

1.    Pembiayaan Dalam Negeri, meliputi Pembiayaan Perbankan, Privatisasi, Surat Utang

Negara, serta penyertaan modal negara.

2.    Pembiayaan Luar Negeri, meliputi:

·         Penarikan Pinjaman Luar Negeri, terdiri atas Pinjaman Program dan Pinjaman Proyek

·      Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri, terdiri atas Jatuh Tempo dan Moratorium.

9.  Asumsi APBN

Dalam penyusunan APBN, pemerintah menggunakan 7 indikator perekonomian

makro, yaitu:

1. Produk Domestik Bruto (PDB) dalam rupiah2. Pertumbuhan ekonomi tahunan (%)3. Inflasi (%)4. Nilai tukar rupiah per USD5. Suku bunga SBI 3 bulan (%)6. Harga minyak indonesia (USD/barel)7. Produksi minyak Indonesia (barel/hari)

10.  Azas penyusunan APBN

APBN disusun dengan berdasarkan azas-azas:

a)       Kemandirian, yaitu meningkatkan sumber penerimaan dalam negeri.

b)       Penghematan atau peningkatan efesiensi dan produktivitas.

c)       Penajaman prioritas pembangunan.

d)       Menitik beratkan pada azas-azas dan undang-undang negara.

Page 13: Kebijakan Ekonomi Di Indonesia

BAB III

PENUTUP

A.  Kesimpulan

Pemerintah sebagai salah satu pelaku ekonomi (rumah tangga pemerintah), memiliki

fungsi penting dalam perekonomian yaitu berfungsi sebagai stabilitas, alokasi, dan distribusi.

Kebijakan Fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi

perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran

pemerintah. Kebijakan ini mirip dengan kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang

beredar, namun kebijakan fiskal lebih menekankan pada pengaturan pendapatan dan belanja

pemerintah.

Kebijakan moneter adalah suatu usaha dalam mengendalikan keadaan ekonomi makro

agar dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan melalui pengaturan jumlah uang yang

beredar dalam perekonomian. Usaha tersebut di lakukan agar terjadi kestabilan harga dan

inflasi serta terjadinya peningkatan output keseimbangan.

   

Page 14: Kebijakan Ekonomi Di Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Boediono. Keterangan Menteri Keuangan tentang Rencana Kerja Pemerintah, Kerangka

Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal RAPBN, 2005.

Boediono. Kebijakan Fisikal: Pemikiran, Konsep, dan Implementasi, Jakarta: Kompas, 2003.

M.L Jhingan. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, Jakarta: Rajawali Pers, 2003.

Nopirin. Ekonomi Moneter, Yogyakarta: BPFE, 1987.

http://bagkeu-bppk.net/content/mengatasi-dampak-krisis-global-melalui-program-stimulus-

fiskal-apbn-09

http://www.bi.go.id/web/id/Publikasi/Kebijakan+Moneter/Tinjauan+Kebijakan+Moneter/

http://www.fiskal.depkeu.go.id