keberadaan teater tradisional sungging di desa sumber klidung kecamatan tegal siwalan kabupaten...

22
KEBERADAAN TEATER TRADISIONAL SUNGGING DI DESA SUMBER KLIDUNG KECAMATAN TEGAL SIWALAN KABUPATEN PROBOLINGGO ABSTRAK Nama Mahasiswa : Dewi safitri firga Era Evrita Nim : 10020134224 Pembimbing : Arif Hidajad S.Sn,M.Pd Desa Sumber Klidung merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan Tegal Siwalan Kabupaten Probolinggo. Masyarakat Desa Sumber Klidung merupakan masyarakat agraris yang mengandalkan alam untuk keberlangsungan hidupnya. Keadaan masyarakat yang sederhana, membuat kesenian Sungging hidup dimasyarakat. Menjadi sebuah suguhan ketika masyarakat lelah bekerja seharian di sawah. Saat ini, Sungging merupakan satu – satunya teater tradisional di Desa Sumber Klidung dan keberadaannya mulai tergeser oleh perubahan pola hidup masrakatnya. Inilah yang membuat penulis tertarik untuk meneliti kesenian ini, disamping itu belum pernah ada yang meneliti kesenian ini sebelumnya, sehingga memperkuat penulis untuk mengangkat kesenian ini menjadi bahan penelitian yang berjudul “Keberadaan Teater Tradisional Sungging Didesa Sumber Klidung Kecamatan Tegal Siwalan Kabupaten Probolinggo”. Dari keadaan tersebut, peneliti memfokuskan permasalahan tentang posisi kesenian Sungging dan keberadaan kesenian teater tradisional ini di Desa Sumber Klidung. Dalam melaksanakan penelitian, metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitaitf digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Penelitian ini dilakukan dengan menempuh langkah – langkah pengumpulan data, klasifikasi, pengolahan atau analisis data, membuat kesimpulan dan laporan.

Upload: alim-sumarno

Post on 07-Feb-2016

90 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : DEWI SAFITRI FIRGA ERA E.

TRANSCRIPT

Page 1: KEBERADAAN TEATER TRADISIONAL SUNGGING DI DESA SUMBER KLIDUNG KECAMATAN TEGAL SIWALAN KABUPATEN PROBOLINGGO

KEBERADAAN TEATER TRADISIONAL SUNGGING DI DESA SUMBER

KLIDUNG KECAMATAN TEGAL SIWALAN KABUPATEN PROBOLINGGO

ABSTRAKNama Mahasiswa: Dewi safitri firga Era EvritaNim : 10020134224Pembimbing : Arif Hidajad S.Sn,M.Pd

Desa Sumber Klidung merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan Tegal Siwalan Kabupaten Probolinggo. Masyarakat Desa Sumber Klidung merupakan masyarakat agraris yang mengandalkan alam untuk keberlangsungan hidupnya. Keadaan masyarakat yang sederhana, membuat kesenian Sungging hidup dimasyarakat. Menjadi sebuah suguhan ketika masyarakat lelah bekerja seharian di sawah. Saat ini, Sungging merupakan satu – satunya teater tradisional di Desa Sumber Klidung dan keberadaannya mulai tergeser oleh perubahan pola hidup masrakatnya. Inilah yang membuat penulis tertarik untuk meneliti kesenian ini, disamping itu belum pernah ada yang meneliti kesenian ini sebelumnya, sehingga memperkuat penulis untuk mengangkat kesenian ini menjadi bahan penelitian yang berjudul “Keberadaan Teater Tradisional Sungging Didesa Sumber Klidung Kecamatan Tegal Siwalan Kabupaten Probolinggo”. Dari keadaan tersebut, peneliti memfokuskan permasalahan tentang posisi kesenian Sungging dan keberadaan kesenian teater tradisional ini di Desa Sumber Klidung.

Dalam melaksanakan penelitian, metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitaitf digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Penelitian ini dilakukan dengan menempuh langkah – langkah pengumpulan data, klasifikasi, pengolahan atau analisis data, membuat kesimpulan dan laporan.

Penelitian telah dilakukan oleh penulis. Hasil yang diperoleh dilapangan adalah, bahwa Sungging merupakan wadah masyarakat Desa Sumber Klidung untuk berinteraksi sosial. Disamping itu, sungging merupakan penyeimbang antara kehidupan tradisional masyarakat dan kehidupan modern saat ini. Masyarakat Desa Sumber Klidung tidak mau dianggap sebagai masyarakat tradisional dan belum bisa dikatakan sebagai masyarakat modern sehingga dikatakan sebagai masyarakat transformasi. Pada kenyataanya masyarakat masih mematuhi dan mengikuti pesan moral yang terkandung dalam sungging untuk menjalani kehidupan modern. Grup “Sinar Famili” adalah satu – satunya teater tradisional di Desa Sumber Klidung, grup ini masih bertahan sampai saat ini karena masyarakat Desa Sumber Klidung masih hidup secara komunal dan pengelolaan grup ini dilakukan secara profesional meskipun sebagian besar anggota grup adalah sanak saudara.

Kata Kunci : Desa Sumber Klidung,Teater Tradisional, Sungging

Page 2: KEBERADAAN TEATER TRADISIONAL SUNGGING DI DESA SUMBER KLIDUNG KECAMATAN TEGAL SIWALAN KABUPATEN PROBOLINGGO

PENDAHULUAN

Teater Tradisional merupakan salah satu bentuk seni kolektif yang terpadu dan

menggunakan unsur berbagai media ekspresi. Umumnya menggunakan media

ekspresi berupa tari, drama, dan musik, ketiganya terjalin terpadu. Tetapi ketiga

media ekspresi dapat berdiri sendiri – sendiri. Teater Tradisional adalah sebuah

kesenian yang mengikuti tata cara, tingkah laku dan cara berkesan mengikuti tradisi,

ajaran turun – temurun dari nenek moyang sesuai dengan budaya lingkungan etnik

yang bersangkutan.( Achmad,2006: 4)

Membicarakan teater tradisional sebenarnya membicarakan tentang masa

lampau. Secara sosiologis, teater pada khususnya tidak dapat dipandang lepas dari

tata hidup dan kehidupan masyarakat di sekelilingnya. Sebab, sadar atau tidak sadar

sebagaimana bagi seni pada umumnya, masyarakat lingkungan dengan tata

kehidupannya merupakan sumber ilham yang tidak habis – habisnya bagi pencipta

seni teater. Masyarakat lingkungan merupakan tempat berproses dan sekaligus

pengolahan seni teater tersebut. (Achmad,2006: 2)

Kesenian Sungging merupakan salah satu kesenian teater tradisional, yang

berkembang di Desa Sumber Klidung, Kecamatan Tegal Siwalan, Kabupaten

Probolinggo. Kurangnya minat masyarakat terhadap kesenian ini merupakan salah

satu penyebab kesenian Sungging menjadi termaginalkan. keadaan ini membuat

Sungging kehilangan penikmat dan penggemarnya. Ditambah dengan jarangnya

tanggapan yang di peroleh oleh Grup –grup kesenian yang semakin hari semakin

berkurang membuat kesenian ini jarang ditemui.

Page 3: KEBERADAAN TEATER TRADISIONAL SUNGGING DI DESA SUMBER KLIDUNG KECAMATAN TEGAL SIWALAN KABUPATEN PROBOLINGGO

Probolinggo merupakan sebuah wilayah yang berada di Jawa Timur dan

merupakan asal dari kesenian Sungging. Sejauh ini kesenian Sungging yang ada di

probolinggo yang terdaftar di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata berjumlah empat

kelompok yang tersebar di beberapa wilayah Probolinggo diantaranya Tongas,

Dringu, Randu Pitu dan Sumber Klidung. Peneliti akan memfokuskan penelitian

pada Grup kesenian “Sinar Famili” pimpinan Bapak Alfi yang berada di Desa

Sumber Klidung Kecamatan Tegal Siwalan Kabupaten Probolinggo. Alasan

mengapa memilih kelompok kesenian “Sinar Famili” karena dekatnya lokasi

penelitian dari rumah peneliti menjadi salah satu alasan agar dapat mengenal lebih

dalam tentang kesenian tersebut. Kedekatan emosional antara peneliti dan seluruh

anggota yang terlibat dalam kelompok kesenian ini menjadi pertimbangan penulis

untuk memilih kelompok ini, dengan demikian diharapkan peneliti mendapatkan

informasi yang relevan sesuai dengan kebutuhan penelitian.

Keunikan kelompok kesenian “Sinar Famili” ini terletak pada kekompakan

antara pemilik, aktor, pemusik dan tim yang lainnya untuk kesuksesan sebuah

pertunjukan Sungging. Hal ini di tuturkan oleh pimpinan kelompok “Sinar Famili”,

yaitu Bapak Alfi mengatakan bahwa semangat yang tunjukkan oleh pemain

khususnya, membuat beliau bangga memiliki sebuah kelompok kesenian yang

menyatukan masyarakat Sumber Klidung dalam sebuah kelompok kesenian.

Fungsi teater tradisional salah satunya adalah sebagai tontonan, begitu juga

dengan Sungging berfungsi sebagai tontonan. Keadaan ini mendapat dorongan dari

masyarakat yang minim akan hiburan. Setelah bekerja keras sehari di sawah atau

ladang, para petani atau masyarakat umumnya perlu istirahat atau hiburan. Saat

Page 4: KEBERADAAN TEATER TRADISIONAL SUNGGING DI DESA SUMBER KLIDUNG KECAMATAN TEGAL SIWALAN KABUPATEN PROBOLINGGO

itulah Sungging menjadi satu – satunya pelepas penat bersama keluarga dan

masyarakat lainnya untuk sekedar berkumpul dan menikmati pertunjukan yang telah

disuguhkan. Ketika unsur – unsur teater melepaskan diri dari kaitannya sebagai

sarana dalam upacara dan telah menemukan bentuknya sebagai teater, maka pada

mulanya ia mempunyai fungsi ganda. Disamping masih sebagai sarana upacara, juga

untuk kepentingan hajatan, perhelatan dan sekaligus juga untuk hiburan masyarakat.

( Achmad, 2006: 104)

Sungging merupakan satu – satunya teater tradisional yang ada di Kabupaten

Probolinggo, namun harus berjuang dan mempertahankan kesenian ditengah arus

modernisasi dan globalisasi. Teknologi yang mulai masuk ke desa – desa sedikit

banyak mempengaruhi masyarakat. Misalnya internet, masuknya internet kedaerah

tersebut mempegaruhi pola pikir masyarakat, khusunya tentang kesenian.

Masyarakat secara tidak langsung telah dipengaruhi oleh budaya – budaya modern,

lambat laun meninggalkan kesenian teater tradisional dan cenderung terbiasa dengan

budaya baru yaitu budaya praktis ekonomis. Keadaan ini lambat laun jika terus

terjadi akan mengikis budaya mereka sendiri. Bahkan cenderung akan melupakan

tuntunan atau ajaran yang terkandung dalam sebuah pertunjukan teater tradisional

yang dalam hal ini adalah Sungging.

Kesenian ini hadir dan bermula dari datangnya Haji Harun, seorang seniman

yang berasal dari madura. Kesenian diperkenalkan pertamakali pada tahun 1981.

Ditempat asalnya yaitu sumenep, kesenian ini bernama “Ketoprak madura” belum

diketahui bagaimana masyarakat probolinggo menyebut kesenian ini “Sungging”.

Page 5: KEBERADAAN TEATER TRADISIONAL SUNGGING DI DESA SUMBER KLIDUNG KECAMATAN TEGAL SIWALAN KABUPATEN PROBOLINGGO

Kemudian masyarakat mengembangkan, bahkan tidak jarang masyarakat membuat

kelompok kesenian sendiri dan bertahan sampai sekarang.

Ketertarikan penulis untuk mengangkat kesenian ini untuk menjadi bahan

dalam penyusunan skripsi. Kesenian Sungging di Probolinggo ini mampu bertahan

sampai sekarang seiring dengan perkembangan jaman.

KESENIAN SUNGGING

Seni Tradisional Sunging adalah suatu kesenian yang berasal dari pulau

madura. Awalnya kesenian ini di bawa ke probolingo oleh H.Harun yang

merupakan salah satu seniman madura pada tahun 1982. Sungging sering

mengangkat tema – tema sosial. Sungging adalah grup kesenian yang masing

masing terdiri dari seperangkat alat musik gamelan yang terdiri dari 14 penabuh

dan 2 orang sinden, dan beberapa pemain (aktor) sesuai dengan kebutuhan lakon

yang di perlukan.

Bapak alfi merupakan seorang seniman yang berasal dari desa Watu

Wungkuk, Kec.Dringu, Kabupaten Probolinggo yang kemudian berhijrah ke Desa

Sumber Klidung, Kec. Tegal Siwalan Kab. Probolinggo dan mendirikan sebuah

grup kesenian Teater Tradisional Sungging yang bernama “Sinar Family”.

Kelompok kesenian yang di pimpin oleh bapak alfi ini sudah berdiri mulai tahun

2005 hingga sekarang.

Page 6: KEBERADAAN TEATER TRADISIONAL SUNGGING DI DESA SUMBER KLIDUNG KECAMATAN TEGAL SIWALAN KABUPATEN PROBOLINGGO

SUNGGING SEBAGAI TEATER TRADISIONAL

Masyarakat pertanian menaruh arti penting pada tanah, alam, pepohonan, air

sungai dan juga roh – roh halus yang menjaganya. Di sini terkait dengan adanya

kepercayaan terhadap adanya roh – roh halus (roh nenek moyang) yang

mempengaruhi kehidupannya. Teater tradisional lahir dari spontanitas kehidupan dan

dihayati oleh masyarakat lingkungannya, karena merupakan warisan budaya nenek

moyangnya. Kelahirannya, pada umumnya didorong kebutuhan masyarakat, dimulai

sebagai pendukung sarana kelengkapan upacara, dan setelah itu sekaligus merupakan

pemenuhan kebutuhan akan hiburan. (Ahmad, 2006:37)

Masyarakat Desa Sumber Klidung yang agrasis tentu turut memunculkan tradisi

bahkan kebudayaan yang mengikutinya. Masyarakat yang mengandalkan alam

sebagai mata pencahariannya tentu masih percaya dengan hal – hal yang dianggap

mistis dan supranatural. Upacara – upacara dan slametan pun sering mereka lakukan

dengan tujuan diberikan keselamatan hidup dan kebahagiaan di dunia. Disamping

itu, adanya upacara dalam masyarakat sebagai wadah mengingat roh – roh leluhur

mereka.

Pada dasarnya. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat agraris yang sangat

sederhana. Oleh karena itu, masyarakat yang demikian tidak rumit dan belum

mengenal spesialisasi dandeferensiasi. Teater tradisional lahir dari masyarakat yang

guyub (akrab dan memiliki kebersamaan) yang fungsinya antara lain untuk

mempererat hubungan antar warga, yaitu saling dukung, menciptakan solidaritas

warga dalam kegiatan, karena merupakan warisan budaya nenek moyangnya.

Pertunjukan teater tradisional biasanya dilakukan bersamaan dengan keperluan

Page 7: KEBERADAAN TEATER TRADISIONAL SUNGGING DI DESA SUMBER KLIDUNG KECAMATAN TEGAL SIWALAN KABUPATEN PROBOLINGGO

masyarakatnya. Pertunjukan dilakukan atas dasar tata cara yang diikuti secara

mentradisi, secara turun – menurun. Pengalaman pentas generasi tua (pendahulu)

dialihkan / dilanjutkan kegenarasi yang lebih muda (generasi penerus) dan mengikuti

serta setia kepada pakem yang sudah ada (Achmad, 2006:11).

Nampaknya keadaan masyarakat yang demikian juga terjadi pada masyarakat

Desa Sumber Klidung. Mereka mengedepankan sebuah kesenian Tradisioanal untuk

sebuah sajian hiburan untuk masyarakat saat senggang dan melepas penat saat

bekerja seharian. Kelompok kesenian “Sinar Famili” ini adalah satu – satunya seni

tradisional yang masih bertahan dan tetap menggunakan pakem – pakemnya dalam

sebuah pementasan. Kekompakan aktor, pemusik dan seluruh tim dalam kelompok

“Sinar Famili” ini merupakan alasan yang kuat mengapa sampai sekarang kesenian

ini terus bertahan dalam modernisasi dan globalisasi saat ini.

POSISI KESENIAN SUNGGING DI MASYARAKAT DESA SUMBER

KLIDUNG

Masyarakat Desa Sumber Klidung merupakan masyarakat agraris yang posisi

desa jauh dari pusat keramaian kota, keadaan ini membuat masyarakat haus akan

hiburan yang dapat di nikmati secara langsung. Hal ini menjadikan Sungging sebagai

satu – satunya teater tradisional yang sangat menghibur masyarakat. Hadirnya

sungging seperti angin segar dalam kehidupan masyarakat Desa Sumber Klidung

karena sajiannya yang ringan dan dapat dimengerti oleh masyarakat, disamping itu

pesan – pesan moral yang sirat dan tersurat dalam sungging ikut memberikan respon

positif bagi masyarakat .

Page 8: KEBERADAAN TEATER TRADISIONAL SUNGGING DI DESA SUMBER KLIDUNG KECAMATAN TEGAL SIWALAN KABUPATEN PROBOLINGGO

Disisi lain, tidak dapat dipungkiri bahwa modernisasi yang telah berlangsung saat

ini telah menggeser keberadaan seni tradisional menjadi tertinggal jauh dengan

hiburan yang produktif dan menghibur seperti televisi. Perkembangan teknologi

komunikasi yang saat ini berkembang bak jumur di musim penghujan, membuat

sungging lambat – laun ditinggalkan oleh penggemarnya. Modernisasi yang sedang

berlangsung selama ini selain bisa melahirkan terjadinya perubahan sosial,

kenyataannya juga bisa mempengaruhi terjadinya perubahan bentuk pementasan dan

fungsi dari beberapa pertunjukan (Sahid, 2000:4).

Sungging memiliki tempat sendiri di hati masyakarat transformasi seperti

masyarakat Desa Sumber Klidung Kecamatan Tegal Siwalan Kabupaten

Probolinggo. Dikatakan sebagai masyarakat transformasi karena keadaan masyarakat

yang mangka’ kata orang jawa, yang artinya ditengah – tengah. Maksudnya,

masyarakat Desa Sumber Klidung tidak mau dikatakan tradisional dan masih belum

bisa dikatakan masyarakat modern, jadi masyarakat seperti ini masih ada ditengah –

tengah dalam perkembangan teknologi saat ini. Kondisi yang seperti ini menjadikan

Sungging menjadi sebuah sajian seni tradisional yang mulai di tinggalkan oleh

penikmatnya karena penyajian yang masih tradisional sehingga memaksa Sungging

mengikuti perkembangan dalam segi penyajian.

Menurut Bronislaw Manilawski dalam buku Dr. Phil Astrid S. Susanto

mengatakan pembentukan budaya baru karena manusia dihadapi dengan persoalan

yang meminta pemecahan serta penyelesaian olehnya. Terutama usaha manusia

untuk mempertahankan kehidupannya mengakibatkan kebudayaan baru (1983: 122).

Disini, sungging sebagai seni tradisional masih mencoba bertahan dengan aslinya,

Page 9: KEBERADAAN TEATER TRADISIONAL SUNGGING DI DESA SUMBER KLIDUNG KECAMATAN TEGAL SIWALAN KABUPATEN PROBOLINGGO

namun tadak dapat dipungkiri secara sadar ataupun tidak, sungging sudah mulai

banyak perubahan sehingga sungging sendiri memiliki arti sendiri dalam masyarakat.

Perubahan pola hidup masyarakat yang mulai meninggalkan cara yang tradisional

dalam setiap bidang seperti persawahan, pendidikan, transportasi, komunikasi dan

lainnya juga mengubah posisi sungging di masyarakat Desa Sumber klidung yang

mulai tergeser oleh perubahan jaman. Sungging yang pada mulanya menjadi satu –

satunya hiburan di masyarakat, saat ini menjadi hiburan nomor sekian setelah

televisi, internet dan huburan lainnya yang lebih berfariatif. Hal ini dibuktikan

dengan antusias warga saat pertunjukan sungging digelar, mayoritas penonton adalah

orang dewasa berumur 30 tahun sampai lanjut usia. Bahkan anak muda yang

menikmati pertunjukan ini hanya dapat dihitung jari, keadaan ini jika terus terjadi

akan membuat sungging benar – benar ditinggalkan oleh penikmatnya.

KEBERADAAN TEATER TRADISIONAL SUNGGING DI DESA SUMBER

KLIDUNG KECAMATAN TEGAL SIWALAN KABUPATEN PROBOLINGGO

Sudah diketahui sebelumnya bahwa Desa Sumber Klidung merupakan

wilayah yang jauh dari pusat keramainan kota. Secara ekonomi dapat diketahui

bahwa masyarakat mayoritas berprofesi sebagai petani dan mengelola lahan kosong

dipekarangan untuk menanam sayur – mayur. Dari data desa, 526 jiwa

menggantungkan hidup dari hasil bumi sehingga sebagian besar masyarakat Desa

Sumber Klidung banyak menghabiskan waktu disawah, begitu pula yang menjadi

pekerja, yaitu buruh tani sebanyak 275 jiwa juga banyak menghabiskan waktu

diluar rumah. Masyarakat sebagian kecil lainnya memilih untuk menjadi karyawan

sebanyak 22 jiwa, wiraswasta 27 jiwa, tukang 7 jiwa, dan jasa 13 jiwa.

Page 10: KEBERADAAN TEATER TRADISIONAL SUNGGING DI DESA SUMBER KLIDUNG KECAMATAN TEGAL SIWALAN KABUPATEN PROBOLINGGO

Masyarakat Desa Sumber Klidung mulai mengenal dan menggunakan

teknologi yang belakangan ini berkembang luas dimasyarakat. Salah satunya dalam

bidang komunikasi yaitu penggunaan handphone. Ada 876 jiwa di Desa Sumber

klidung yang telah menggunakan handphone, kegunaannya untuk mempermudah

berkomunikasi dengan rekan kerja, berkomunikasi dengan sanak saudara yang

sedang merantau dan untuk sekedar mengirim pesan singkat. Begitu pula pemilik

pesawat televisi sebanyak 763 jiwa, hampir setiap rumah memiliki televisi.

Keadaan ini membuat masyarakat memiliki hiburan sendiri – sendiri dalam rumah

masing – masing, dan meninggalkan kesenian tradisional Sungging yang dalam

penyajiannya harus keluar rumah untuk menikmatinya.

Secara ekonomi masyarakat Desa Sumber Klidung dapat digolongkan

dalam masyarakat kalangan menengah kebawah, hal ini dibuktikan dari alat

transportasi yang dimiliki. Pemilik mobil pribadi sebanyak 54 jiwa, motor 775 jiwa,

sepeda 681 jiwa, truck 1 jiwa, mobil pick up 21 jiwa dan becak 3 jiwa. Dari data

tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarat Desa Sumber Klidung adalah

masyarakat yang sederhana dan hidup apa adanya sesuai dengan keadaan ekonomi

yang mereka miliki.

Banyak faktor yang mempengaruhi masyarakat Desa Sumber Klidung

berada dibawah rata – rata dalam perekonomian, salah satunya pendidikan.

Masyarakat Desa Sumber Klidung tidak begitu memperdulikan pendidikan untuk

anak – anak mereka. Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan tentang

pentingnya sekolah dan manfaat yang didapat oleh seorang yang menempuh

pendidikan tinggi. Didesa Sumber Klidung terdapat 306 jiwa tidak tamat SD, 425

Page 11: KEBERADAAN TEATER TRADISIONAL SUNGGING DI DESA SUMBER KLIDUNG KECAMATAN TEGAL SIWALAN KABUPATEN PROBOLINGGO

jiwa tamat SD, 40 jiwa tamat SMP / MTS, 25 jiwa tamat SMA/SMK/MA, dan 11

jiwa tamat universitas / akademi. Dari data tersebut, dapat diketahui bahwa

masyarakat mengabaikan pendidikan. Minimnya peduli masyarakat terhadap

pendidikan menjadikan kehidupan masyarakat secara ekonomi dan sosial berjalan

begitu lambat.

Keparcayaan yang dianut oleh masyarakat Desa Sumber Klidung 100%

beragama islam, yaitu sebanyak 3.625 jiwa. Selain melakukan ibadah setiap hari di

masjid atau musholla, masyarakat Desa Sumber Klidung juga melaksanakan

kegiatan kerohanian setiap satu minggu sekali, yaitu pengajian. Pengajian

dilakukan oleh kaum laki – laki dan kaum perempuan, sehingga ada dua pengajian

yang dilaksanakan setiap minggunya. Hal ini dirasa perlu karena selain bertujuan

untuk beribadah kepada Tuhan YME juga sebagai wadah untuk berinteraksi dengan

masyarakat sekitar. Disamping itu, masyarakat Desa Sumber Klidung masih

mempercayai tentang kekuatan gaib, dan masih melakukan kegiatan slametan yang

bertujuan untuk keselamatan dan rasa syukur.

Sebagai makluk sosial, masyarakat Desa Sumber Klidung memiliki sistem

kekerabatan yang kuat. Dalam satu desa mereka hampir seluruhnya saling kenal

dan memiliki hubungan yang sangat baik. Hal ini dibuktikan dengan cara

masyarakat memanggil kerabat atau tentangga dengan sebutan Le’ , kakang, mbak

dan sebagainya. Meskipun tidak ada hubungan darah antara mereka. Hal ini

menjadikan masyarakat desa ini memiliki rasa persaudaraan dan kekompakan

sesama warga desa.

Page 12: KEBERADAAN TEATER TRADISIONAL SUNGGING DI DESA SUMBER KLIDUNG KECAMATAN TEGAL SIWALAN KABUPATEN PROBOLINGGO

Grup “Sinar Famili” sampai saat ini bertahan karena pengelolaan oleh

pihak – pihak yang ada didalamnya selalu mengedepankan profesionalisme

meskipun sebagian besar anggota dalam kelompok ini adalah keluarga sendiri.

Selain itu, kelompok kesenian ini tidak bisa dikatakan kesenian yang dapat berdiri

sendiri karena masyarakat desa Sumber Klidung merupakan masyarakat komunal

sehingga apapun yang ada didalamnya dilakukan secara bersama – sama.

Fungsi sungging merupakan suguhan tontonan yang menarik

dimasyarakatnya, disamping itu sungging mampu memberikan tuntunan yang

terkadung dalam pesan moral yang disampaikan. Sungging tidak begitu saja

ditinggalkan masyarakatnya karena tatanan yang ada didalamnya menjadikan

masyarakat yang didalamnya bisa hidup berdampingan bersama – sama yang guyup

dan rukun.

Dari beberapa ulasan diatas, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa

perubahan pola hidup suatu masyarakat mempengaruhi kesenian yang berada

didalamnya. Sungging sebagai seni tradisional di desa Sumber Klidung memiliki

peranan yang penting dalam kehidupan masyarakatnya, yaitu sebagai salah satu

tempat interaksi sosial antar masyarakat dan mempertemukan masyarakat dalam

satu tempat untuk sekedar menyapa dan berdiskusi tentang keadaan sawah mereka.

Keadaan ini jika terus terjadi akan mempererat kebersamaan masyarakat yang ada

didalamnya yaitu masyarakat Desa Sumber Klidung sendiri.

Pada satu sisi, keberadaan Sungging sangat mengkhawatirkan karena

adanya hiburan lain seperti televisi yang memberikan hiburan dan tayangan tanpa

batas dan tidak disesuaikan dengan keadaan mayarakat yang sedang menikmatinya.

Page 13: KEBERADAAN TEATER TRADISIONAL SUNGGING DI DESA SUMBER KLIDUNG KECAMATAN TEGAL SIWALAN KABUPATEN PROBOLINGGO

Dan masyarakat menilai hal tersebut lebih menarik dan mengikuti perkembangan

jaman. Tanpa disadari, jika hal ini terus menerus terjadi akan mengeser keberadaan

sungging di Desa Sumber klidung yang belakangan ini mulai kehilangan

penikmatnya.

PENUTUP

Fokus penelitian penulisan adalah posisi kesenian dalam masyarakat

transfomasi disini adalah masyarakat Desa Sumber Klidung kecamatan Tegal

Siwalan Kabupaten Probolinggo. Maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa

posisi kesenian Sungging dalam masyarakat transformasi menjadi sebuah

penyeimbang antara kehidupan modern dan tradisional dalam masyarakatnya.

Keberadaan teater tradisional Sungging di Desa Sumber Klidung

Kecamatan Tegal Siwalan Kabupaten Probolinggo menjadi sebuah keadaan

yang delematis. Satu sisi, kesenian ini menjadi sebuah seni yan mempertemukan

masyarakatnya untuk saling berineraksi sosial. Disisi lain, Sungging lambat laun

kehilangan penikmatnya karena tergesernya oleh perubahan jaman.

Page 14: KEBERADAAN TEATER TRADISIONAL SUNGGING DI DESA SUMBER KLIDUNG KECAMATAN TEGAL SIWALAN KABUPATEN PROBOLINGGO

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, Autar. 2008. Dramaturgi 1. Surabaya: Unesa University Press

Abidin, Zainal. 2009. Filsafat Manusia. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Achmad, A. Kasim. 2006. Mengenal Teater Tradisional di Indonesia. Jakarta: Dewan Kesenian Jakarta.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Probolinggo. 2013. Daya Tarik Wisata Kabupaten Probolinggo. Surabaya: DISBUDPAR Jatim

KM,Saini,Dkk. 1994. Seni Pertunjukan Indonesia. Surakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia

Lindsav, Jennifer. 1991. Klasik Kitsch Kontemporer. Jogjakarta:Gadjah Mada University Press

Moleong, Lexy J. Dr. MA. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Pemerintah Kabupaten Probolinggo. 2013. Rancangan Awal Rencana Kerja Pembangunan Daerah. Probolinggo: Pemerintah Kabupaten Probolinggo

Permas, Achsan, Dkk. 2003. Manajemen Organisasi Seni Pertunjukan. Jakarta: PPM

R.M. Soedarsono. 1999. Seni Pertunjukan Dan Pariwisata. Yogyakarta: BP ISI Yogyakarta

Rohidi, Tjetjep Rohendi. 2011. Metodologi Penelitian Seni. Semarang: Cipta Prima Nusantara Semarang CV.

Sahid, Nur. 2000. Interkulturalisme (Dalam) Teater. Yogyakarta: Yayasan Untuk Indonesia

Sumardjo, Jakob. 1997. Perkembangan Teater Modern dan Sastra Drama Indonesia. Bandung: STSI Press

Sutarto, Ayu dkk. 2008. Pemetaan Kebudayaan di Provinsi Jawa Timur. Jember: Kompyawisda Jatim

Tim ISBD Unesa. 2008. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Surabaya: Unesa University Press.`

Tim Peneliti Sejarah Kabupaten Probolinggo. 2005. Sejarah Kabupaten Probolinggo. Probolinggo: DISBUDPAR Probolinggo