kd 2 - 5

20

Click here to load reader

Upload: dios-widodo

Post on 14-May-2017

221 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: kd 2 - 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1     Latar balakang

Pentingnya reaksi-reaksi dikenali sejak awal kimia. Reaksi oksidasi dan reduksi ialah

reaksi kimia yang di sertai dengan perubahan bilangan oksidasi. Reaksi redoks ada yang

berlangsung spontan ada juga yang berlangsung tidak sepontan. Reaksi redoks yang berlangsung

sepontan digunakan sebagai sumber arus yaitu dalam sel volta seperti baterai dan aki reaksi

redoks yang berlangsung non. Spontan dapat berlangsung dengan menggunakan arus listrik yaitu

dalam elektrolisis yang diterapkan dalam industry pengolahan aluminium dan pengolahan

lainnya.

            Dalam oksidasi reduksi suatu intensitas diambil atau dibarikan dari dua zat yang bereaksi

situasinnya mirip dengan reaksi asam basa. Singkatnya reaksi oksidasi-reduksi dan asam basa.

Merupakan pasangan system dalam kimia reaksi oksidasi-reduksi dan asam basa memiliki nasib

sama, dalam hal keduannya digunakan  dalam banyak praktek kimia sebelum reaksi ini

dipahami.

            Perkembangan sel elektrik juga sangat penting penyusunan komponen reaksi oksidasi.

Reduksi merupakan praktek yang penting dan memuaskan secara intelektual. Sel dan elektrolisis

adalah contoh penting keduanya sangat erat dengan kehidupan sehari-hari dan dalam industry

kimia.

            Oleh karena itu yang melatar belakangi percobaan ini untuk mengetahui dan dapat

memahami konsep reaksi oksidasi-reduksi dilakukan percobaan sederhana dan dapat

diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

1.2     Tujuan percobaan

-          Mengetahui hasil reaksi vitamin c ditetesi KMNo4 dan I2.

-          Mengetahui normalitas KMNO4 setelah penitrasian H2C2O4 0,02 N.

-          Mengetahui titrasi akhir titrasi pada percobaan.

BAB 2

Page 2: kd 2 - 5

TINJAUAN PUSTAKA

Redoks (reduksi/oksidasi) adalah istilah yang menjelaskan hambatannya bilangan oksidasi

( keadaan oksidasi ) atom-atom dalam sebuah reaksi kimia. Hal ini dapat berupa proses redoks

yang sederhana seperti oksidasi karbon yang menghasilkan karbon dioksida, ataureduksi karbon

oleh hydrogen yang menghasilka metana (CH4) ataupun ia dapat berupa proses yang kompleks

sseperti oksidasi gula pada tubuh manusia melalui rentetan transfer electron yang rumit.

a.             Penemu oksigen

Karena udara mengandung oksigen dalam jumlah yang besar kombinasi antara zat dan oksigen

yakni oksidasi paling sering berlangsung di alam. Pembakaran dan perkataran logam pasti telah

menarik perhatian orang sejak dulu.

Reaksi perkaratan : 4Fe + 3O2   ==>   2Fe2O3

Namun, baru di akhir abad ke-18 kimiawan dapat memahami pembakaran dengan sebenarnya.

Pembakaran dapat di pahami hanya ketika oksigen di pahami.

Oksidasi : reduksi dan hydrogen

Oksidasi : mendorong hydrogen

Reduksi : menerima hydrogen

b.            Peran hydrogen

Ternyata tidak semua reaksi oksidasi dengan senyawa organic dapat di jelaskan dengan

pemberian dan penerimaan oksigen. Misalnya walaupun reaksi untuk mensintesis aniline dengan

mereaksikan nitro benzene dan besi dengan kehadiran HCl adalah reaksi oksidasi reduksi dalam

kerangka pemberian dan penerimaan oksigen pembentuk CH3CH3 dengan penambahan

hydrogen pada CH2 = CH2, tidak melibatkan pemberian dan penerimaan oksigen. Namun 1

penambahan hydrogen berefek sama dengan pemberiaan oksigen. Jadi, etana di reduksi dalam

reaksi ini :

Oksidasi : reduksi dan hydrogen

Oksidasi : mendonorkan hydrogen

Reduksi : menerima hydrogen

c.             Peran electron

Pembakaran magnesium jelas reaksi oksidasi reduksi yang melibatkan pemberian dan

penerimaan oksigen

Page 3: kd 2 - 5

2Ng + O2   ==>   2MgO

Reaksi antara magnesium dan klorin tidak di ikuti dengan pemberian dan penerimaan oksigen

Mg + Cl2  ==>   MgCl2

Namun, mempertimbangkan  valensi magnesium merupakan hal yang logis untuk mengangap ke

dua reaksi dalam kategori yang sama memang, perubahan magnesium Mg  ==>    Mg ####3,

umum unutk kedua reaksi dan dalam kedua reaksi magnesium dioksida dalam kerangka ini

keberlakuan yang lebih umum akan dicapai bila oksidasi-reduksi didefinisikan dalam rangka

pemberian dan penerimaan electron.

Oksidasi : reaksi electron

Oksidasi : mendorong electron

Reduksi : menerima electron

Oksidasi reduksi seperti dua sisi dari selembaran kertas, jadi tidak mungkin oksidasi atau reduksi

berlangsung tanpa disertai lawannya, bila zat menerima electron maka harus ada yang

mendonorkan electron tersebut. Dalam oksidasi reduksi, senyawa yang menerima electron dari

lawannya disebut oksidasi (bahan pengoksidasi) sebab lawannya akan teroksidasi. Lawan

oksidan yang medonorkan electron pada oksidan disebut dengan redukton ( bahan pereduksi )

karena lawannya oksidan tadi tereduksi suatu senyawa dapat berlaku sebagai oksidan dan juga

redukton. Suatu senyawa dapat berlaku sebagai oksidan dan juga redukton. Bila senyawa itu

mendonorkan electron pada lawannya, senyawa ini dapat menjadi redukton. Sebaiknya bila

senyawa ini muda menerima electron senyawa itu adalah oksidan.

d.            Bilangan oksidasi

Bilangan oksidasi suatu unsure menyatakan banyaknya electron yang dapat dilepas di terima

maupun digunakan bersama dalam membentuk ikatan dengan unsure lain bilangan oksidasi

dapat berupa positif nol atau negative.

Senyawa-senyawa yang memiliki kemampuan unutk mengoksidasi senyawa lain di katakan

sebagai oksidatif dan dikenal sebagai oksidator atau agen oksidasi. Oksidator melepaskan

electron dari senyawa lain sehingga dirinnya sendiri tereduksi oleh karena ia “menerima” elktron

ia juga di sebut sebagai penerima electron. Oksidator biasannya adalah senyawa-senyawa yang

memiliki unsure. Unsure dengan bilangan oksidasi yang tinggi seperti H2O2, MNO4#,

CrO3,Cr2O##, O5Ou) atau senyawa, senyawa yang sangat elektro negative sehingga dapat

Page 4: kd 2 - 5

mendapatkan satu atau dua electron yang lebih dengan mengoksidasi sebuah senyawa (misalnya

oksigen ). Fluorin, klorin, dan bromine).

            Untuk memperluas konsen bilangan molekul pada molekul poliatomik. Penting untuk

mengetahui distributor electron dalam molekul dengan akurat. Karena hal ini sukar, di putuskan

bahwa muatan formal di besikan pada tiap atom dengan mengunakan aturan tertentu dan

bilangan oksidasi di definisikan berdasarkan muatan formal untuk lebih jelaasnya lihat table 2.1

Table 2.1 bilangan oksidasi

No Keterangan Biloks Contoh

1

2

3

Unsure-unsur bebas

Unsure-unsur dalam

senyawa

Unsure-unsur

penyusun dalam ion

0

0

Sama dengan

muatan dalam

ionnya

Cu,Zn,Ni,Ag

H2SO4, NH4

            Senyawa-senyawa yang memiliki kemampuan untuk mereduksi senyawa. Senyawa lain

dikatakan sebagai reduktif dan dikenal sebagai reduktor atau agen reduksi. Reduktor melepaskan

elektronnya kee senyawa lain sehinggga ia sendiri teroksidasi. Oleh karena itu is “mendonorkan”

elektrodanya ia juga di sebut sebagai penderma elektron. Senyawa-senyawa yang berupa sebagai

reduktor sangat bervariasi. Unsur-unsur logam seperti Li, Na, Mg, Fe, Zn dan Al dapat

digunakan sebagai reduktor logam-logam ini dapat memberikan elektrodannya dengan mudah.

Reduktor jenis lainnya adalah reagen transfer hibrida, misalnya NaBH4 dan L##, reagen ini

digunakan dengan luas dalam kimia organik, terutama dalam reduksi senyawa-senyawa karbonil

menjadi alcohol . metode reduksi lainnya yang juga berguna melibatkan gas hidrogen (H2)

dengan katalis paladium, platinum,atau riak reduksi katalitik ini utamanya di gunakan pada

reduksi ikatan rangkap dua atau tiga karbon-karbon cara yang mudah unutk melihat proses

redoks adalah redactor mentransfer elektronya ke teroksidasisehingga dalam reaksi , reduktor

melepaskan elektrondan teroksidasi dan oksidator mendapatkan electron dan tereduksi. Pasangan

Page 5: kd 2 - 5

oksidator dan reduktor yang terlibat dalam sebuah reaksi di sebut sebagai pasangan redoks

(petrucci, ralp H. 1999).

            Penyusun persamaan reduksi oksidasi penyesun setengah reaksi dapat dengan mudah di

tentukan dengan setengah reaksi dan reaksi total.

a.             Penyusun setengah reaksi oksidasi reduksi

1.      Tuliskan persamaan perubahan oksidasi dan redukton

2.      Setarakan jumlah hydrogen dari ke dua sisi persamaan dengan menambahkan sejumlah H2O

3.      Setarakan jumlah hydrogen di ke dua sisi persamaan dengan menambahkan jumlah H+yang

tepat

4.      Setarakan muatanya dengan menambahkan sejumlah electron sekali setengah reaksi telah di

susun mudah untuk menyusun persamaan reduksi oksidasi keseluruhan dalam osidasi reduksi

penerunan bilangan oksidasi oksidan dan kenaikan bilangan oksidasi redukton harus sama hal ini

sama dengan hubungan ekuivalen dalam reaksi asam basa.

b.               Penyusunan reaksi oksidasi reduksi total.

1.      Pilihlah persamaan untuk oksidasi dan reduktan yang terlibat dalam reaksi kalikan sehingga

jumlah electron yang terlibat sama.

2.      Jumlah kan kedua reaksi (elektronya akan saling meniadakan)

3.      Ion lawan yang mungkin muncul dalam oersamaan harus di tambahkan ke dua sisi bersamaan

sehingga kesetaraan bahan tetap di pertahankan.

Jumlah kuantitatif oksidan dan reduktan sehingga reaksi oksidasi reduksi  lengkap mirip

dengan stoikiometri asam basa.

Stoikiometri oksidasi reduksi

nOMOVO = nRMRVR

Jumlah ekuantitatif oksidasi dan reduktor sehingga reaksi oksidasi di

setarakan

Keterangan  :         O         = oksidasi

                              R         = reduktor

                              n          = perubahan bilangan oksidasi

                              M         = konsentrasi mular

Page 6: kd 2 - 5

                              V         = volume

            Prinsip yang terlibat dalam titrasi oksidasi reduksi secara prinsip identik dengan

dalam titrasi asam basa. Dalam titrasi reduksi oksidasi pilihan indikatornya untuk menunjukan

titik akhir terbatas kadang hantar larutan di gunakan sebagai indicator berbagai maam senyawa

aromatic di reduksi oleh enzim untuk membentuk senyawa redikal bebas. Secara umum

penderma elektrodanya adalah berbagai jenis Havoenzim dan koenzimnya. Seketika terbentuk

radikal-radikal bebas anion ini akan mereduksi oksigen menjadi super oksida. Rekasi bersihnya

adalah oksidasi koenzim Havoenzim dan reduksi oksigen menjadi super oksida. Tingkah laku

katalitik ini di jelaskan sebagai siklus redoks (Keenam, 1984).

            Redoks sering di hubungkan dengan terjadinya perubahan warna lebih sering dari

pada yang di amati dalam reaksi asam basa reaksi redoks melibatkan pertukaran elektron dan

selalu terjadi perubahan bilangan oksidasi dari dua atau lebih unsur dari reaksi kimia.

Penerjemaan reaksi redoks agak lebih sulit di tulis dan di kembangkan dari persamaan reaksi

biasa lainya. Karena, jumlah zat yang di pertukarkan dalam reaksi redoks sering kali lebih dari

satu sama lainya dengan persamaan reaksi lain. Persamaan reaksi redoks harus di seimbangkan

dari segi muatan dan materi pengembangan materi biasanya dapat di lakukan dengan mudah

sedangkan penyeimbangan muatan agak sulit karena itu perhatian harus di curahkan pada

penyeimbangan muatan. Muatan berguna untuk menentukan faktor stiokiometri menurut batasan

umum, reaksi redoks adalah proses serah terima elektron antara dua system redoks.

            Oksidasi reduksi seperti dua sisi dari selembar kertas jadi tidak mungkin oksidasi

dari reduksi berlangsung tanpa di sertai lawanya. Bila zat menerima elektron maka harus ada

yang mendonorkan electron tersebut. Dalam oksidasi reduksi senyawa yang menerima electron

dari lawanya di sebut oksidan seban lawanya akan teroksidasi lawan oksidan yang mendonorkan

electron pada oksidan di sebut dengan reduktan karena lawan oksidan tadi tereduksi suatu

senyawa yang dapat berlaku selaku oksidan dan juga reduktan. Bila senyawa itu mudah

mendonorkan electron pada lawanya senyawa ini dapat menjadi reduktan sebaliknya bila

senyawa ini mudah menerima electron sennyawa itu adalah oksidan.

            Ternyata tidak semua reaksi oksidasi dengan senyawa organic dapat di jelaskan

dengan pemberian dan penerimaan oksigen misalnya walaupun reaksi untuk mesentisis anlin

denga mereaksikan nitro benzene dan besi dengan kehadiraan HCl adalah reaksi oksidasi

Page 7: kd 2 - 5

pembentukan CH3CH3 dengan penambahan hydrogen pada CH2CH2 tidak melibatkan

pemberiaan dan penerimaan oksigen.

            Oksidator melepaskan elektron dari senyawa lain sehingga dirinya sendiri

tereduksi. Oleh karena ia “menerima” elektron dapat disebut sebagai penerima elektron oksidator

biasanya adalah senyawa yang memiliki unsur-unsur dengan bilangan oksidasi yang tinggi.

            Metode reduksi lainya yang juga berguna melibatkan gas hydrogen (H2) dengan

katalis poladium  atau nikel reduksi katalitik ini utamanya di utamakan pada ikatan rangkap dua

atau tiga karbon-karbon cara yang mudah untuk melihat proses redoks adalah reduktor

mentransfer elektronya ke oksidator (Rivai, 1995).

BAB 3

METODELOGI PERCOBAAN

3.1     Alat dan bahan

                  3.1.1        Alat

                    -          Tabung reaksi

                    -          Beaker gelas

                    -          Biuret

                    -          Pipet tetes

                    -          Labu erlenmayer

                    -          Hot plate

                    -          Gelas ukur

                    -          Thermometer

                    -          Rak tabung reaksi

                    -          Pipet volume

                  3.1.2        Bahan

                    -          Vitamin C

                    -          Asam oksalat

                    -          KMnO4

                    -          H2C2O4 (0,01 M)

                    -          H2SO4 (1 M)

Page 8: kd 2 - 5

                    -          I2

                    -          Tissue

                    -          Kertas label

3.2     prosedur percobaan 

                   3.2.1        Analisa kuantitatif vitamin C

                    -          Diambil  20 tetes vitamin C di masukan ke dalam tabung reaksi

                    -          Di tambahkan KMnO4 4 tetes

                    -          Dikocok

                    -          Di amati dan di catat perubahan yang terjadi

                    -          Di ambil 20 tetes vitamin C di masukan ke dalam tabung reaksi

                    -          Di tambahkan I2 sebanayak 2 tetes

                    -          Di kocok

                    -          Di amati dan di catat perubahan yang terjadi

  

                     3.2.2        Standarisasi larutan KMnO4

                     -            diambil 10 ml H2C2O4 0,01 M dimasukkan dalam labu erlenmayer

                     -            ditambahkan 2 ml H2SO4 1 M

                     -            dipanaskan hingga suhu 60˚ - 70˚c

                     -            dititrasikan dengan KMnO4 hingga titik akhir titrasi

                     -            dicatat volume KMnO4 dan hitung konsentrasinya

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Perlakuan Pengamatan

Analisis kuantitatif vitamin C

-       diambil ± 20 tetes vitamin C dimasukkan dalam

tabung reaksi

-       warna larutan kuning pekat

Page 9: kd 2 - 5

-       ditambahkan KMnO4 4 tetes, dikocok

-       diamati

-       diambil ± 20 tetes vitamin C dimasukkan dalam

tabung reaksi

-       ditambahkan I2, 2 tetes di kocok

-       diamati

standarilisasi larutan KMnO4

-       diambil 10 ml H2C2O4 0,01 M dimasukkan

kedalam erlenmayer

-       ditambahkan 2 ml H2SO4 1 M

-       dipanaskan hingga suhu 60o-70oC

-       dititrasi dengan KMnO4 hingga titik akhir titrasi

(lembayung) 2,15 ml

-       dicatat volume KMnO4

-       warna larutan menjadi kuning muda

-       warna larutan kuning pekat

-       warna larutan kuning muda

-       warna larutan setelah di tambahkan

KMnO4 lebih muda dari warna larutan

setelah I2

        warna larutan kuning

-       warna larutan menjadi merah

lembayung

V=2,15ml

N1=H2C2O4                N2=KMnO4

V1= 10ml                   V2=2,15ml

N1.V1 = N2.V2N2=N1V1V2=0,O1×102,15= 0,0465116 N

4.2     Reaksi

             2.4.1.      Reaksi KMnO4 + vitamin C 

Page 11: kd 2 - 5

           

4.4     Pembahasan

prinsip percobaan reaksi oksidasi – reduksi adalah pemberian dan penerimaan elektron

atom ataupun ion. Dengan kata lain senyawa yang memiliki elektron lebih maka akan

didonorkan kepada senyawa yang kekurangan elektron begitu pula sebaliknya.

Fungsi reagen KMnO4  sebagai oksidator H2SO4 sebagai pemberi suasana, autokatalisator

dan autoindikator, I2 sebagai oksidator, autokatalisator dan autoindikator, H2C2O4 sebagai

reduktor fungsi perlakuan mengapa pada percobaan kuantitatif harus dipanaskan dengan suhu

60-70 c sebab bila larutan H2C2O4 dipanaskan dibawah suhu 60 c maka ketika larutan tersebut

dititrasi KMnO4. Pada suhu kurang dari 60 – 70 c akan menghasilkan endapan MnO4. Apabila

dipanaskan pada suhu diatas 70 c maka H2C2O4  akan terurai menjadi C02 dan H2O, hingga reaksi

berjalan lambat Oleh karena itu suhu optimal yang digunakan adalah 60-70oC.

Pada percobaan analisa kuantitatif  vitamin C dilakukan 2 percobaan yang berbeda

percobaan pertama adalah pertama-tama diambil vitamin C sebanyak 20 tetes. Kemudian

kedalamannya ditambahkan 4 tetes KMnO4, maka akan menghasilkan titrat yang awalnya orage

tua menjadi orange muda. Dalam hal ini dapat terjadi demikian disebabkan KMnO4 mengalami

reduksi dan vitamin C dan kedalamannya ditambahkan 2 tetes I2 sebagai pengganti KMnO4

warna akan berubah warna menjadi yang awalnya orage tua menjadi warna orange muda. Sebab

I2 mengalami reduksi pada percobaan terakhir yaitu percobaan standarlisasi larutan KMnO4 pada

percobaan ini mula-mula diambil 10 ml H2C2 0,01 ml ditambahkan 2ml H2SO4 1 N. kemudiaan

dipanaskan pada suhu 60-70 ## dititrasi dengan KMnO4 hingga berubah warna menjadi merah

lembayung. Pada percobaan kali ini volume pentitrasi yang diperoleh adalah 2 ml sehingga dari

perhitungan dapat diketahui normalitasnya adalah sebesar 1 N berbeda dengan KMnO4 sebelum

dititrasi. Hal ini dapat terjadi karena konsentrasi KMnO4 sebelum titrasi merupakan konsentrasi

larutan, sedangkan konsentrasi KMnO4 setelah dititrasi merupakan titik ekuivalen.

Page 12: kd 2 - 5

Redoks adalah istilah yang menjelaskan berubahnya bilangan oksidasi atom-atom dalam

sebuah reaksi kimia pengertian dan oksidasi dapat dijelaskan tiga konsep

a.       konsep pengikat oksigen

berdasarkan konsep ini oksidasi didefinisikan sebagai reaksi pengikat oksigen Oleh suatu zat dan

reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen dari suatu Zat

b.      konsep pengikatan hidrogen

berdasarkan konsep ini oksidasi didefinisikan sebagai reaksi pengikatan hidrogen Oleh suatu zat

dan redukai adalah reaksi pelepasan hidrogen dari suatu zat

c.       Konsep ini berlaku umum tidak hanya melibatkan reaksi pengikatan atau pelepasan oksigen atau

elektron.

            Faktor-faktor kesalahan sering terjadi dalam praktikum yaitu sebagai berikut.

Ketidaktepatan praktikan dalam melakukan pemanasan seharusnya 60-70% dapat menjadi

kurang atau lebih, kekurangtelitian dalam melakukan titrasi sehingga volume yang diperoleh

tidak sesuai keinginan, ketidaktepatan praktikan dalam pengambilan larutan.

            KMnO4 adalah senyawa yang stabil yang menghasilkan larutan warna lembayung.

Semuanya merupakan zaty pengoksidasi yang kuat. KMnO4 merupakan zat pengoksida yang

penting yang dimana untuk analisa kimia biasanya digunakan pada larutan asam dimana senyawa

tersebut direduksi menjadi Mn2+. Sumber utama senyawa mangan adalah MnO2. Juka MnO2

dipanaskan dengan penambahan alkali dan zat pengoksidasi garam permanganat dapat terbentuk.

3MnO2 + 6KOH + KClO3 K2MnO4 + KCl + 3H2O

            Reaksi penganganan bila direaksikan dalam suasuana asam, basa, netral

Basa

                  Autokatalisator adalah katalis yang dihasilkan oleh suatu preaksinya atau hasil reaksinya

contohnya: KMnO4 berwarna ungu bila direduksi berubah menjadi ion Mn2+ yang tidak berwarna

Page 13: kd 2 - 5

larutan I2 yang berwarna kuning coklat, titik akhir dapat diketahui dari awal terbentuknya atau

hilangnya warna kuning. Perubahan warna ini dipertajam dengan larutan amilum atau kloroform

atau karbon tetraklorida, ion permanganat dan asam oksalat sedangkan autoindikator adalah

terjadi apabila pereaksi mempunyai warna yang kuat kemudian warna tersebut hilang/berubah.

Apabila direaksikan dengan zat lain contohnya KMnO4 berubah menjadi ungu apabila direduksi

menjadi Mn2+ reaksi KMnO4 dan H2C2O4 reaksi ini makin lama makin cepat karena terbentuk

Mn2+ yang merupakan katalisator bagi reaksi tersebut. I2 atau CO yang bersifat inhibitor pada

reaksi

2H2(g) + O2 (g) → 2H2O(g)

            Kekuatan oksidator yaitu logam-logam. Yang terletak disisi kiri H+ memiliki E° red

bertanda negatif. Semakin ke kiri nilai E° red semakin keci (semakin negatif). Hal ini

menandakan bahwa logam-logam tersebut semakin sulit mengalami reduksi akan meningkat dari

kanan ke kiri. Sebaliknya logam-logam yang terletak disisi kanan H+ memiliki E° red bertanda

positif. Semakin ke kanan nilai E° red semakin besar (semakin positif). Hal ini berarti bahwa

logam-logam tersebut semakin mudah mengalami reduksi dan sulit mengalami oksidasi.

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

        Volume KMnO4 setelah dilakukan percobaan diperoleh V=2mL

        Hasil yang dihasilkan Vitamin C ditambahkan KMnO4 maka menghasilkan titrat yang awalnya

orange tua  menjadi orange muda atau tampak agak sedikit memudar atau bening. Begitu pula

pada saat ditetesi dengan I2.

        Titik akhir titrasi ditandai dengan adanya perubahan warna larutan pada saat penambahan suatu

titran.

5.2 Saran

            Agar tidak terbentuk endapan MnO2 maka titrasi dilakukan segera setelah pemanasan

selesai.

Page 14: kd 2 - 5

             DAFTAR PUSTAKA

Keenan. 1989. Ilmu Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga

Pettrucci, Ralph H. 1995. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan. Jakarta: Erlangga

Rivai. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta: Erlangga

Email This BlogThis! Share to Twitter Share to Facebook