kd 2-1
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 kd 2-1
1/11
KEGIATAN 1
PEMBUATAN LARUTAN
A. Pelaksanaan
Hari/tanggal : Sabtu, 17 November 2012
Waktu : 11:00-selesai
Tempat : Laboratorium IPA IAIN Mataram
B. Landasan Teori
1. Larutan
Larutan merupakan campuran homogeny antara dua atau lebih zat berbeda jenis. Ada dua
komponen utama pembentuk larutan, yaitu zat terlarut (solute), dan pelarut (solvent).
Fasa larutan dapat berupa fasa gas, cair, atau fasa padat bergantung pada sifat keduakomponen pembentuk larutan. Apabila fasa larutan dan fasa zat-zat pembentuknya sama, zat
yang berbeda dalam jumlah terbanyak umumnya disebut pelaryt sedangkan zat yang lainnya
swbagai xat terlarutnya. (Drs. Mulyono HAM, M.Pd.: 1)
Berdasarkan wujud zat terlarut dan zat pelarut, larytan dapat dibagi atas tujuh macam. Dari
tiga jenis wujud zat seharusnya terbentuk Sembilan macam larutan, tetapi zat berwujud padat dan
cair tidak dapat membentuk larutan dalam pelarut berwujud gas. Partikel yang berwujud padat
dan cair dalam zat lain yang berwujud gas akan membentuk campuran heterogen. (Drs. Syukri
S.: 352)
Selain itu, masih ada beberapa macam pergolongan lain terhadap larutan. Berdasarkan
banyak jenis zat yang menyusun larutan, dikenal larutan binner (tersusun dari 2 jenis zat), larutan
terner (3 jenis zat penyusun), larutan kuartener (4 jenis zat penyusun), dan seterusnya.
Menurut sifat hantaran listriknya, dikenala dengan larutan elektrolit (larutan yang dapat
menghantarkan arus listrik), dan larutan non elektrolit (larutan yang tidak dapat menghantarkan
arus listrik). Sedangkan ditinjau dari segi kemampuan suatu zat melarut ke dalam sejumlah
pelarut pada suhu tertentu, dikenal:
a. Larutan tak jenuh (unsanturated-solution), larutan yang masih dapat melarutkan sejumllah zat
terlarutnya.
b. Larutan jenuh (saturated-solution), larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah
maksimal pada suhu tertentu.
-
7/22/2019 kd 2-1
2/11
c. Larutan lewat-jenuh (supersaturated-solution), larutan yang mengandung zat terlarut melebihi
jumlah maksimalnya. (Drs. Syukri S.: 352)
2. Kosentrasi Larutan
Kosentrasi larutan adalah perbandingan jumlah zat terlarut dengan pelarut. Beberapa satuan
kosentrasi, yaitu fraksi mol, molar, molal, dan normal, serta ditambah dengan persentase massa,
persen volume, dan ppm
a. Fraksi mol
Fraksi mol (X) adalah perbandingan mol salah satu komponen dengan jumlah mol semua
komponen. Jika suatu larutan mengandung zat A, B, dan C dengan jumlah mol masing-masing
nA, nB , dan nC maka fraksi mol masing-masing komponen adalah
XA = nAntot XB = nBntot XC = nCntot
ntot = nA + nB + nC (Drs. Syukri S.: 352)
b. Molaritas (M)
Satu molar, atau 1 M larutan didefinisikan sebagai 1 mol suatu zat terlarut di dalam 1 liter
larutan, atau 1mmol zat itu terlarut dalam 1 mL larutan. Secara umum apat dinyatakan menurut
hubungan berikut:
Molaritas zat = mol zat1L larutan = mmol zat1 mL larutan
Persamaan diatas dapat diubah sebagai berikut:
Molaritas zat = w x 1000Mr x V
Dimana : w = massa zat (dalam g), Mr = massa molekul relative zat (dalam g/mol), dan V =
volum larutan (dalam mL)
c. Molalitas (m)
Satu molal, atau 1 m larutan didefinisikan sebagai 1 mol zat terlarut di dalam 1000 g pelarut.
Secara umum dapat berlaku:
Molalitas zat = mol za 1000 g pelarut atau Molalitas = w x 1000Mr x Wpelarut
Dimana: w = massa zat (dalam gram), Mr = massa molekul relative (dalam g/mol), dan
Wpelarut = massa pelarut (dalam gram).
d. Persen massa (%(b/b))
%(massa) = massa zat terlarutmassa zat terlarut+(massa pelarut) x 100%
%(massa) = massa zat terlarutmassa total larutan x 100%
-
7/22/2019 kd 2-1
3/11
e. Persen volume (%(v/v))
%(volum) = volum zat terlarutvolum zat terlarut+(volum pelarut) x 100%
%(volum) = volum zat terlarutvolum total larutan x 100%
f. Parts Per Milion (ppm)
Untuk larutan antara dua zat penyusunnya dapat dinyatakan menurut hubungan berikut:
Ppm = bagian zat terlarutbagian zat terlarut+(bagian pelarut) x 106
Untuk larutan dengan lebih dengan lebih dari dua zat penyusunnya satuan kosentrasi ppm
dapat dirumuskan sebagai:
Ppm = bagian zat terlaruttotal bagian larutan x 106 3. Pengenceran Larutan
Prosedur laboratorium dalam kimia analitik sering kali mensyaratkan pengambilanalikout dari
sebuah larutan standard an mengencerkannya menjadi volume yang lebih besar dalam botol
volumetric. Teknik ini terutama berguna dalam prosedur spektrofotometrik untuk menyesuaikan
kosentrasi zat terlarut, sehingga galat pengukuran absorbansi larutan dapat diminimalkan.
Perhitungan yang melibatkan pengenceran bersifat langsung dan simpel. Karena tidak ada
reaksi kimia yang terjadi, jumlah mol larutan dalam larutan asli harus sama dengan mol dalam
larutan final. Contoh berikut ini mengambarkan perhitungan tersebut.
Larutan KMnO4 sebesar 0,0200 M dipersiapkan dengan melarutkan sejumlah garam dalam 1
liter botol volumetric. Dan botol tersebut dipenuhi dengan air sampai tanda yang ada. Hitung
molaritas larutan ini dalam 500 mL botol.
Kita tahu bahwa mmol1 = mmol2
V1 x M1= V2 x M2
Sehingga
25,0 x 0,0200 = 500 x M2
M2 = 0,00100 mmol/mL
-
7/22/2019 kd 2-1
4/11
Terkadang mahasiswa mungkin pernah mendengar ungkapan larutan telah menjalani 20 kali
pengenceran. Ini berarti bahwa kosentrasi telah dikurangi dengan factor 25,0/500, atau 1/20.
(R.A Day, JR. & A.L. Underwood: 53-54)
C. Alat dan Baha
Alat-alat Bahan-bahan
Timbangan analitik
Sendok
Gelas arloji
Labu ukur 100 ml
Pipet tetes
Gelas kimia
NaOH Pellet
NaCl
Aquades
Kertas saring
HCl pekat
H2SO4 pekat
Alkohol 95%
D. Cara Kerja
Pembuatan Larutan
1. Menghitung berapa gram senyawa yang harus ditimbang kemudian dilarutkan ke dalam labu
takar 100 ml
2. Menimbang sejumlah zat telah dihitung3. Melarutkan dalam labu takar 100 ml sejumlah zat yang telah ditimbang tersebut
4. Mencatat hasil dari kelompok lain berupa berapa gram zat yang ditimbang.
1. Pengenceran
a. Hubungan pengenceran molar (M)
Membuat larutan 50 mL HCl 3 M dari HCl 37% (pekat)
1. Menentukan kosentrasi larutan induk, HCl pekat, dengan memperhatikan :
Presentase, 37% (b/b)
Massa jenis (mj) larutan induk 1L = 1,19 kg) artinya (d = 1,19 g/ml)
Mr
Kosentrasi larutan induk dapat dicari dengan persamaan M1= 10 x d x %massaMr
2. Melakukan pengenceran dengan persamaan
V1 x M1= V2 x M2
-
7/22/2019 kd 2-1
5/11
Keterangan
V1 = Volume HCl pekat yang akan kita perlukan untuk diencerkan
M1 = Molaritas larutan HCl pekat
V2 = 50 mL (volume larutan yang akan kita buat)
M2 = 3 M (kosentrasi larutan yang akan kita buat)
Maka: V1(HCl pekat) = (V2) (M2)(M1)
3. V1 kemudian memasukkan kedalam labu ukur 50 mL, yang sebelumnya labu ukur tersebut diisi
sejumlah kecil aquades. Setelah V1 atau larutan HCl pekat tersebut dimasukkan dalam labu,
kemudian ditambahkan aquades sampai tepat tanda batas.
4. Labu ditutup kemudian dibolak-balik sampai larutan sempurna.
5. Menulis label tentang nama dan konsentrasi larutan.
b. Hubungan Pengenceran Persen (%)
Membuat 50 mL alkohol 70% (v/v) dari alkohol 95% (v/v) yang tersedia
1. Menyiapkan larutan alkohol 95% dan menetapkan :
V2 = 50 mL
P2 = 70%
V1 = .mL
P1 = 95%
2. Menentukan V1 dengan persamaan V1 (alkohol pekat) = (V2) (P2)P1
3. Memasukkan V1(alkohol pekat) ke dalam labu ukur 50 mL, kemudian ditambahkan aquades
sampai tepat tanda batas.
4. Menutup labu, kemudian dikocok.
5. Member label pada labu tentang jenis dan kadar larutan.
E. Hasil Pengamatan
Table pengamatan
Kelompok Gram NaCl Gram NaOH % NaCl M NaOH
I 0,5 3 0,5 0,75
-
7/22/2019 kd 2-1
6/11
II 1 2 1 0,5
III 1,5 1 1,5 0,25
IV 2 0,8 2 0,2
V 2,5 0,6 2,5 0,15
VI 3 0,4 3 0,1
F. Analisis Data
1. Pembuatan larutan dengan kosentrasi persen berat, %(b/b) dan molaritas (M)
a. Kelompok I
Diketahui
Gr NaCl = 0,5
V = 100 mL
M NaOH = 0,75
Mr NaOH = 40
Ditanya
%massa = ?
Gr NaOH = ?
Penyelesaian
%massa = grV x 100 = 0,5100 x 100 = 0,5
M = 1000V x grMr
= 0,75 = 1000100 x gr40
= 0,75 = 10 x gr40
= 0,7510 = gr40
= 0,075 = gr40
gr = 0,075 x 40 = 3 b. Kelompok II
Diketahui
Gr NaCl = 1
V = 100 mL
M NaOH = 0,5
-
7/22/2019 kd 2-1
7/11
Mr NaOH = 40
Ditanya
%massa = ?
Gr NaOH = ?
Penyelesaian
%massa = grV x 100 = 1100 x 100 = 1
M = 1000V x grMr
= 0,5 = 1000100 x gr40
= 0,5 = 10 x gr40
= 0,510 = gr40
= 0,05 = gr40
gr = 0,05 x 40 = 2
c. Kelompok III
Diketahui
Gr NaCl = 1,5
V = 100 mL
M NaOH = 0,25
Mr NaOH = 40Ditanya
%massa = ?
Gr NaOH = ?
Penyelesaian
%massa = grV x 100 = 1,5100 x 100 = 1,5
M = 1000V x grMr
= 0,25 = 1000100 x gr40
= 0,25 = 10 x gr40
= 0,2510 = gr40
= 0,025 = gr40
gr = 0,025 x 40 = 1
-
7/22/2019 kd 2-1
8/11
d. Kelompok IV
Diketahui
Gr NaCl = 2
V = 100 mL
M NaOH = 0,2
Mr NaOH = 40
Ditanya
%massa = ?
Gr NaOH = ?
Penyelesaian
%massa = grV x 100 = 2100 x 100 = 2
M = 1000V x grMr
= 0,2 = 1000100 x gr40
= 0,2 = 10 x gr40
= 0,210 = gr40
= 0,02 = gr40
gr = 0,02 x 40 = 0,8
e. Kelompok VDiketahui
Gr NaCl = 2,5
V = 100 mL
M NaOH = 0,15
Mr NaOH = 40
Ditanya
%massa = ?
Gr NaOH = ?
Penyelesaian
%massa = grV x 100 = 2,5100 x 100 = 2,5
M = 1000V x grMr
-
7/22/2019 kd 2-1
9/11
= 0,15 = 1000100 x gr40
= 0,15 = 10 x gr40
= 0,1510 = gr40
= 0,015 = gr40
gr = 0,015 x 40 = 0,6
f. Kelompok VI
Diketahui
Gr NaCl = 3
V = 100 mL
M NaOH = 0,1
Mr NaOH = 40Ditanya
%massa = ?
Gr NaOH = ?
Penyelesaian
%massa = grV x 100 = 3100 x 100 = 3
M = 1000V x grMr
= 0,1 = 1000100 x gr40
= 0,1 = 10 x gr40
= 0,110 = gr40
= 0,01 = gr40
gr = 0,01 x 40 = 0,4
2. Pengenceran
a. Membuat larutan 50 mL HCl 3 M dari HCl 37% (pekat)
Diketahui
% massa = 37%
d = 1,19 g/mL
Mr = 36,5
Ditanya
-
7/22/2019 kd 2-1
10/11
M1 = ?
V1 = ?
M1 = 10 x d x %massaMr
= 10 x 1,19 x 3736,5 = 440,336,5 = 12,06
V1 = V2(M2)(M1) = 50 x 312,06 =15012,06 = 12,43 mL
b. Hubungan Pengenceran Persen (%)
Membuat 50 mL alkohol 70% (v/v) dari alkohol 95% (v/v) yang tersedia
Diketahui
V2 = 50 mL
P2 = 70%P1 = 95%
Ditanya
V1 = ?
V1 = V2(P2)(P1) = 100 x 7095 =700095 = 73,68 mL
G. Pembahasan
Dari angka-angka kiata dapat mencari dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Kita membuat kosentrasi persen berat, %(b/b) dan molaritas dengan menggunakan datayang telah tersedia di dalam tabel, untuk mencari %massa kami menggunakan rumus %massa =
grV x 100 dimana gr = massa NaCl dan V = volume larutan (dalam mL) . Kemudian kami
mencari gr NaOH dengan menggunakan rumus M = M = 1000V x grMr dimana M =
molaritas zat, gr = gram NaOH yang dicari, dan Mr = massa molekul relative dari NaOH. Dan
kami menimbang sejumlah zat yang telah kami hitung sebelumnya. Kemudian kami melarutkan
ke dalam labu takar 100 mL sejumlah zat yang telah kami timbang.
Untuk menghitung pengenceran, dimana saya menghitung hubungan pengenceran molar(M) dan hubungan pengenceran persen (%). Untuk menghitung pengenceran molar terlebih
dahulu kami membuat larutan HCl 50 mL 3 M dari HCl 37% (pekat), kemudian kami mencari
M1 dengan menggunakan rumus M1 = 10 x d x %massaMr dimana, M1 = molaritas larutan
HCl pekat, d = massa jenis larutan induk, Mr = massa molekul relatif HCl pekat, dan %massa =
-
7/22/2019 kd 2-1
11/11
presentase HCl pekat yaitu 37%, kemudian melakukan pengenceran dengan menggunakan
persamaan
V1 x M 1 = V 2 x M 2, dimana V 1 = volume HCl pekat yang akan kita perlukan untuk
diencerkan, M 2 = molaritas larutan HCl pekat, V 2 = volume larutan yang akan kita buat, dan M 2
= kosentrasi larutan yang akan kita buat. Dari persamaan itu maka, untuk mengetahui V 1 =
V2(M2)(M1) .
Hubungan pengenceran persen hubungan matematis yang diterapkan V 1 x P 1 = V 2 x P 2 ,
dimana V = volume cairan dan P = persentase dalam %(v/v), sedangkan untuk kadar persen
dalam %(b/b), digunakan persamaan V 1 x P 1 x bj 1 = V 2 x P 2 x bj 2, dimana V = volume cairan, P =
presentase dalam %(b/b), dan bj = massa jenis cairan. Dalam praktikum kami membuat 50 mL
alkhol 70%(v/v) dari alcohol 95%(v/v) yang tersedia, dan menentukan V 1 dengan persamaan
V1 = V2(P2)(P1) .
H. Simpulan
Persamaan hubungan molar hamper sama dengan persamaan pengenceran persen yang
membedakan adalah persamaan molar menggunakan mol dari suatu zat,sedangkan persamaan
persen menggunakan persen volume dan persen massa dari suatu zat.
DAFTAR PUSTAKA
JR, R.A. Day & A.L. Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam.
Jakarta: Erlangga.
HAM, Mulyono. 2005. Membuat Reagen Kimia di Laboratorium . Jakarta: Bumi
Aksara.
S, Syukri. 1999. Kimia Dasar 2 . Bandung: ITB.