kausalitas dalam epidemiologi

17
Kausalitas Dalam Epidemiologi Pembimbing: dr. Yuki Yunanda, M. Kes Disusun oleh: Dian Friska Yanty Lubis 090100235 DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT/ ILMU KEDOKTERAN PENCEGAHAN/ ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS FAKULTAS KEDOKTERAN

Upload: qaalleeciioussdyan

Post on 26-Dec-2015

603 views

Category:

Documents


85 download

DESCRIPTION

k

TRANSCRIPT

Page 1: Kausalitas Dalam Epidemiologi

Kausalitas Dalam Epidemiologi

Pembimbing:

dr. Yuki Yunanda, M. Kes

Disusun oleh:

Dian Friska Yanty Lubis

090100235

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT/

ILMU KEDOKTERAN PENCEGAHAN/

ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2014

Page 2: Kausalitas Dalam Epidemiologi

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas

berkah dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat kami selesaikan tepat pada

waktunya.

Pada kesempatan ini,saya menyajikan makalah mengenai kausalitas dalam

epidemiologi. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas

kepaniteraan klinik Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas

Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan pula terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada dr. Yuki Yunanda, M. Kes atas kesediaan beliau sebagai

pembimbing dalam penulisan makalah ini. Besar harapan, melalui makalah ini,

pengetahuan dan pemahaman kita mengenai kausalitas dalam epidemiologi

semakin bertambah.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih belum sempurna,

baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu, dengan

segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun

demi perbaikan makalah ini. Atas bantuan dan segala dukungan dari berbagai

pihak baik secara moral maupun spiritual, penulis ucapkan terima kasih. Semoga

makalah ini dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan

khususnya bidang kesehatan.

Medan, Oktober 2014

Penulis

Page 3: Kausalitas Dalam Epidemiologi

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................... iKATA PENGANTAR.................................................................................. iiDAFTAR ISI................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1

1.1. Latar Belakang.............................................................. 11.2. Tujuan............................................................................ 21.3. Manfaat.......................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 3

2.1 Pengertian Kausalitas......................................................... 32.2. Konsep Kausalitas.............................................................. 4

BAB III KESIMPULAN............................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Kausalitas Dalam Epidemiologi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Metode observasi yang digunakan dalam epidemiologi mencakup studi

terhadap kejadian alami suatu peristiwa di masa lampau (studi retrospektif) dan

studi terhadap peristiwa yang tengah berlangsung (studi cross-sectional) serta

peristiwa yang terjadi di masa depan (studi prospektif). Ketika alam berjalan

sebagai mana mestinya, perbedaan atau perubahan yang terjadi pada satu atau

beberapa variable atau subjek diamati dan dicatat, observasi ilmiah dilakukan dan

disebut sebagai metode studi observasi atau studi observasi.2,5

Metode studi observasi didasarkan pada suatu konsep, yaitu bahwa

perubahan yang diamati didalam satu sifat atau variable dapat menyebabkan

perubahan pada karakteristik atau variable lain yang berhubungan, dan perubahan

tersebut terjadi tanpa adanya peristiwa yang diubah oleh ahli epidemiologi atau

tanpa campur tangan peneliti.2,5

Studi observasi mencari sebab-akibat, penyakit-penyakit atau kausalitas;

hubungan sebab akibat. Didalam studi observasi, asosiasi juga dicari. Asosiasi

biasanya mengaku pada kejadian yang lebih sering terjadi bersamaan bukan yang

terjadi dengan tidak sengaja dan yang dijadikan landasan untuk menentukan

kekuatan asosiasi (hubungan). Kejadian yang jauh dan tidak berkaitan yang

mempengaruhi satu factor yang sama perlu dipertimbangkan dalam asosiasi dan

kausalitas dan bagaimana kejadian itu pada akhirnya mempengaruhi hasil akhir

yang memiliki subjek. Sekumpulan kejadian yang tidak berhubungan dapat

dipelajari untuk melihat bagaimana suatu kejadian terjadi bersamaan dan hal ini

disebut jaringan penyebab (web of causation). Hipotesis perlu dipikirkan dan

dikembangkan dengan menggunakan pendekatan yang logis dan ilmiah guna

mengkaji hubungan dan kausalitas. Pengkajian risiko dan skrining juga

merupakan alat untuk meneliti kejadian epidemiologi, tetapi alat lainnya mungkin

Page 5: Kausalitas Dalam Epidemiologi

2

memerlukan penggunaan taktik intervensi yang kemungkinan akan mengganti

metodologi penelitian dari desain studi observasi menjadi desain eksperimen.

Kausalitas dalam epidemiologi merupakan proses mempelajari serangkaian

peristiwa yang menyebabkan kejadian luar biasa (KLB) penyakit di dalam

komunitas melibatkan pengembangan hubunga sebab akibat yang menghasilkan

kesimpulan. Kausalitas atau hubungan kausal berkaitan dengan hubungan sebab-

akibat, yang digunakan untuk memastikan bagaimana kejadian atau lingkungan

yang berbeda berhubungan satu sama lain dan/atau bagaimana kejadian tersebut

bisa berhubungan. Contoh, bagaimana satu tipe pajanan menyebabkan suatu

penyakit atau bagaimana pajanan tertentu menyebabkan KLB penyakit dalam

sebuah populasi.2,3,5

1.2. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk lebih mengerti dan

memahami bagaimana tentang kausalitas dalam epidemiologi, adanya hubungan

sebab akibat dan proses mempelajari serangkaian peristiwa yang menyebabkan

kejadian luar biasa (KLB) penyakit di dalam komunitas melibatkan

pengembangan hubungan sebab akibat yang menghasilkan kesimpulan.

1.2.1. Manfaat

Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada penulis dan

pembaca khususnya yang terlibat dalam bidang medis dan masyarakat secara

umumnya agar dapat lebih mengetahui dan memahami lebih dalam mengenai

kausalitas dalam epidemiologi klinis.

Page 6: Kausalitas Dalam Epidemiologi

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Kausalitas

Proses mempelajari serangkaian peristiwa yang menyebabkan KLB

penyakit di dalam komunitas melibatkan pengembangan hubungan sebab akibat

yang menghasilkan kesimpulan.kausalitas/hubungan kausal  berkaitan dengan

hubungan sebab akibat yang digunakan untuk memastikan bagaimana kejadian

atau lingkungan yang berbeda berhubungan satu sama lain dan /atau bagaimana

kejadian tersebut bisa berhubungan.2

Contoh : bagaimana satu tipe pajanan menyebabkan suatu

penyakit/bagaimana pajanan tertentu menyebabkan KLB penyakit dalam sebuah

populasi.2,4

2.2. Konsep Kausalitas

Sir Austin Bradford Hill pada tahun 1965 menerbitkan 9 faktor yang dapat

digunakan untuk mengkaji kausalitas penyakit dan KLB penyakit. Berikut sepuluh

konsep kausalitas penyakit yang sudah dikembangkan dan diperbaharui.2,4

1. Konsistensi

Jika variabel,faktor/peristiwa yang sama muncul dan muncul lagi dalam

keadaan yang berbeda dan memiliki hubungan yang berulang yang sama dengan

penyakit.

Contoh : pada penyakit Kuru di Papua Nugini dimana penduduk asli tanpa

memandang pria, wanita atau usianya yang selalu memakan otak kerabatnya yang

sudah meninggal akan memperlihatkan gejala penyakit Kuru.

2. Kekuatan

Jika hubungan menunjukkan faktor tertentu menyebabkan beberapa

penyakit atau KLB penyakit lebih mungkin terjadi akibat keberadaan satu faktor

dibandingkan keberadaan faktor atau peristiwa lain dan penyakit itu terjadi dalam

Page 7: Kausalitas Dalam Epidemiologi

4

tahap yang lebih parah/dalam jumlah yang lebih besar. (hasil pengamatan dr.john

snow dalam epidemi kolera tahun 1854 memperlihatkan bahwa semakin banyak

bakteri kolera yang ada, semakin parah penyakit yang diderita atau semakin besar

kemungkinan terkena penyakit.

3. Spesifitas

Jika hubungan sebab akibat dari suatu KLB berhubungan secara khusus

dengan satu atau dua penyakit  yang saling berkaitan. Hubungan sebab akibat itu

memang memiliki kemampuan untuk mengahasilkan hubungan negatif sejati,

yang dalam sebuah KLB, pengkajian sebab akibat difokuskan pada mereka yang

tidak terjangkit penyakit. Kelompok masyarakat dalam populasi selama KLB

berlangsung tampaknya termasuk dalam mereka yang tidak terkena penyakit dan

dikategorikan sebagai populasi yang tidak terkena penyakit.

Dalam sebuah studi tentang kanker paru, hampir semua bukan perokok ditetapkan

tidak mengidap kanker paru.

4. Hubungan Waktu

Jika hubungan sebab akibat suatu kejadian atau pajanan secara logis terjadi

sebelum penyakit atau kondisi berkembang, faktor waktu dipertimbangkan.

Contoh : gigitan nyamuk terjadi sebelumnya dan mengakibatkan malaria.

5. Koherensi

Jika suatu hubungan sebab akibat dicurigai, apakah hubungan tersebut

sesuai dengan pengetahuan yang ada dan apakah observa dan pengkajian yang

logis secara ilmiah masuk akal? Contoh : koherensi dalam istilah yang ada pada

awalnya dipakai untuk menunjukkan hubungan dan bagaimana hubungan itu

seharusnya sejalan dengan riwayat alamiah penyakit dan fakta yang diketahui

tentang penyakit misalnya makan daging ayam mentah yang secara alamiah sering

terjadi kontaminasi bakteri salmonella menyebabkan keracunan makanan

salmonellosis.

6. Sensivitas

Page 8: Kausalitas Dalam Epidemiologi

5

Jika terjadi KLB, apakah analisis sebab akibat mengandung kebenaran dan

apakah pengkajian memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi dengan benar

bahwa mereka yang sakit karena penyakit pada kenyataannya memang sakit

akibat penyebab yang dicurigai. Contoh : kelompok buruh menjalani screening

kanker paru. Sejumlah 50% kasus mengidap kanker paru dan disimpulkan bahwa

kanker paru berhubungan dengan merokok. Investigasi selanjutnya mengungkap

bahwa 80% pekerja yang mengidap kanker paru bekerja dalam sebuah gedung

yang terisolasi oleh asbestos selama 3 tahun. Setelah menjalani pemeriksaan

asbestosis, dipastikan bahwa kanker paru berhubungan dengan pajanan asbestos.

7. Biologis/Medis

Jika hubungan didasarkan pada virilitas patogen atau faktor risiko dan pada

kemampuannya untuk menyebabkan penyakit atau suatu kondisi (hubungan

respon dosis) serta tingkat kerentanan pejamu, hubungannya adalah kausal (orang

yang tidak divaksinasi dipajankan pada poliovirus dan kemudian akan

memperlihatkan gejala awal penyakit).

8. Plausabilitas (Kelogisan)

Hubungan harus dibuktikan sebagai hubungan kausal dan didasarkan pada

ilmu pengetahuan biologis, kedokteran, epidemiologi dan pengetahuan

ilmiah.analisis logis yang didasarkan pada pengetahuan yang baru jangan sampai

mencampuri atau membatasi kesimpulan kausal yang jelas dan masuk akal.

Contoh : konsumsi air yang mengandung bibit penyakit kolera akan menyebabkan

munculnya penyakit kolera.

9. Eksperimen dan Penelitian

Pengetahuan dan kesimpulan tentang hubungan sebab akibat yang

didasarkan pada penelitian dan eksperimen menambah bukti pendukung

subtansial dan bobot sifat kausal dari hubungan tersebut. Contoh : demonstrasi

ekperimental yang memperlihatkan bahwa cacar dapat dicegah melalui imunisasi.

10. Faktor Analogi

Page 9: Kausalitas Dalam Epidemiologi

6

Jika hubungan yang sama ternyata bersifat kausal dan memperlihatkan

hubungan sebab akibat, transfer pengetahuan harus berguna dan secara analogis

hubungan tersebut dapat dievaluasi sebagai hubungan kausal. Contoh :

pengamatan historis bahwa vaksinasi dengan cowpox dapat mencegah smallpox.

Kausalitas dalam penyebaran penyakit dapat bersifat langsung maupun tidak

langsung. Penyebab langsung adalah penyebab yang terlihat jelas. Jika seorang

saat piknik, memakan salad kentang yang didiamkan beberapa jam di tempat

bersuhu kamar dan terkontaminasi stafilokokus, peluangnya untuk mengalami

keracunana makanan akibat mengkonsumsi salad kentang tersebut cukup besar.

Akan tetapi, tidak untuk kasus kanker paru pada pekerja asbestos penyebab

langsung tidak begitu jelas.2

Penyebab tidak langsung sering kali jauh lebih kompleks dalam penyebaran

dan pengenalannya. Pada kasus kanker kandung kemih, penyebabnya tidak

tampak dan tidak jelas. Kanker kandung kemih dikaitkan dengan banyak

sumbermulai dari terlalu banyak minum kopi sambil mengkonsumsi vitamin C

secara berlebihan.1,2,4

Pada penderita kelumpuhan yang  harus memakai kursi roda, angka kanker

kandung kemih lebih tinggi dibanding populasi normal. Beberapa ahli urologi

menduga bahwa kanker  kandung kemih pada penderita lumpuh yang memakai

kursi roda akibat mereka suka menahan buang air kecil dalam periode waktu yang

lama sehingga urine menjadi pekat.1,2,4

Penyebab tidak langsung kanker kandung kemih mungkin disebabkan oleh

cacat karena lumpuh dan karena harus menggunakan kursi roda. Atau hal itu

mungkin akibat kombinasi dari terlalu banyak minum kopi dan tidak mampu

berkemih secara sering atau kopi dibuat terlalu kental atau konsentrasi pekat dari

suatu substansi sederhana berada terlalu lama dalam kandung kemih.1,2,4

Ahli epidemiologi harus berhati-hati dalam mengkaji semua variabel pada

kausalitas penyakit dan mencari kedua penyebab penyakit baik yang langsung

maupun tidak langsung.1,2

Page 10: Kausalitas Dalam Epidemiologi

7

BAB III

KESIMPULAN

3.1. Kesimpulan

Page 11: Kausalitas Dalam Epidemiologi

8

• Kausalitas adalah hubungan sebab akibat dimana suatu atau beberapa

variabel mengakibatkan terjadinya variabel lain yang digunakan untuk

memastikan bagaimana kejadian yang berbeda berhubungan satu sama lain

dan /atau bagaimana kejadian tersebut bisa berhubungan

• Penelitian kausal komparatif adalah penelitian yang diarahkan untuk

menyelidiki hubungan sebab-akibat berdasarkan pengamatan terhadap

akibat yang terjadi dan mencari faktor yang menjadi penyebab melalui

data yang dikumpulkan.

• Penelitian kausal komparatif merupakan jenis penelitian expos facto, yaitu

bahwa penelitian tersebut dilakukan setelah perbedaan perbedaan dalam

variable bebas itu terjadi karena perkembangan kejadian secara alami

3.2. Saran

Untuk memperdalam lagi ilmu tentang kausalitas, sebaiknya digunakan

dalam dunia epidemologi.

DAFTAR PUSTAKA

Page 12: Kausalitas Dalam Epidemiologi

9

1. World Health Organization. lCD-10: International Statistical

Classification of Diseases and Related Health Problems, Tenth Revision,

Volume 1. Geneva: World Health Organization; 1992.

2. Thomas Timmreck. (2004). Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2.

Perkembangan Metodologi Observasi, Asosiasi, dan Kausalitas. Hal: 313-

332. Jakarta : EGC.

3. Depkes RI. Penataran Surveilans Epidemiologi Tingkat Pusat, Kumpulan

Makalah Bagian Pertama: Penyelidikan Epidemiologis Kejadian Luar

Biasa.  Jakarta: Subdirektorat Surveilans Epidemiologi, Dit. Epim Ditjen

PPM & PLP Depkes RI.

4. Morrison A. Screening and Chronic Desease.  2nd ed. New York: Oxford

University Press, 1992.

5. Rothman KJ, Greenland S. Causation and Causal Inference Dalam:

Rothman KJ, Greenland S, editor. Modern Epidemiology. 2nd ed.

Philadelphia: Lippincott-Raven Publishers. 1998.