katekin-150329085020

Upload: dila-rizci-lee

Post on 08-Jan-2016

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

katekin

TRANSCRIPT

SENYAWA METABOLIT SEKUNDER(CATECHIN)

M. Eka HidayatullahS901400801

Program Studi Biosain Fakultas Pasca SarjanaUNS (Universitas Negeri Sebelas Maret)

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Usia panjang menjadi harapan setiap orang. Meraih usia panjang bukan hal yang gratis, semua perlu upaya. Mereka yang hidup di kota-kota besar dan setiap hari dikepung polusi sumber radikal bebas, sangat dianjurkan untuk banyak mengonsumsi pangan fungsional sumber antioksidan agar sel-sel tubuh tidak mudah karatan. Pangan fungsional menurut definisinya adalah pangan yang bermanfaat bagi kesehatan di luar zat gizi yang umumnya ada dalam setiap makanan (Styshout, 2010) dalam (Indralaya 2010)Antioksidan memiliki peranan penting bagi kesehatan. Khususnya mempertahan tubuh dari dari kerusakan sel yang di sebabkan oleh radikal bebas, sedangkan pada industri antioksidan di perlukan tidak hanya sebatas bahan aditif pada minyak tetapi juga banyak digunakan indutri obat-obatan (Fitria Sari Wulaningsih 2008).Satu dari sekian banyak hasil riset mengenai kesehatan sekarang ini adalah di bidang nutrien antioksidan. Secara sederhana antioksidan dinyatakan sebagai senyawa yang mampu menghambat atau mencegah terjadinya oksidan. Antioksidan memiliki kemampuan dalam memberikan elektron, mengikat dan mengakhiri reaksi berantai radikal bebas yang mematikan. Berbagai penelitian membuktikan bahwa senyawa catechin yang tekandung dalam the hijau bemanfaat dalam menikatkan sistem imun (Heroniaty 2012). Catechin adalah senyawa adalah senyawa metabolit sekunder yang secara alami dihasilkan oleh tumbuhan dan termasuk golongan flavonoid. Senyawa ini memiliki anti oksidan berkat gugus fenol yang di milikinya struktur molekul catechin memiliki dua gugus fenol (cincin A dan B) dan satu gugus hidropiran (cincin C) di karenakan memiliki lebih dari satu gugus fenol maka senyawa catechin sering di sebut senyawa polifenol. Catechin pada daun the memiliki senyawa yang sangat kompleks, tersusun sebagai senyawa catechin (C), Epicatechin (EC), Epicatechin galat (EPC), Epigalocatechin (EGC), Epigalocatechin galat (EGCG) dan galocatechin (GC) (Juniaty Tawoha, Balitteri 2013).

PEMBAHASANA. Tumbuhan/Tanaman Penghasil Senyawa CatechinPangan fungsional merupakan pangan alami (sebagai contoh, buah-buahan dan sayur-sayuran) atau pangan olahan yang mengandung komponen bioaktif sehingga dapat memberikan dampak positif pada fungsi metabolisme manusia. Catechin merupakan senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada tumbuhan tertentu.

1. Catechin dalam Teh (Camelia sinensis)Kahasiat yang dimiliki the tersebut berasal dari kandungan senyawa kimia yang terdapat dalam daun teh. Senyawa catechin berperan dalam produkteh seperti rasa, warna dan. (Juniaty Tawoha, Balitteri 2013).

Gamabr . Kandungan catechin dalam daun teh

Gamabr . Kandungan catechin dalam daun teh segar2. Catechin dalam dauan gambir Penelitian yang berkaitan dengan aktivitas ekstrak gambir telah banyak dilakukan diantaranya aktivitas antioksidan dan antibakteri dari turunan metil ekstrak etanol daun gambir (Kresnawaty dan Zainudin, 2009) dalam (Noveri Rahmawati 2012) Selain uji aktivitas dari ekstrak gambir, telah dilakukan juga beberapa uji aktivitas dari catechin, diantaranya catechin sebagai antimikroba (Dogra, 1987) dalam (Noveri Rahmawati 2012). Ekstrak gambir mengandung katekin sebagai komponen utama, suatu senyawa polifenol yang berfungsi sebagai antioksidan dan antibakteri (Miller, 1996; Arakawa et al., 2004; Velury et al., 2004) dalam (Sri Kumala Dewi 2011)GamabirextrakCatechinug/mlEpicatechinug/ml

GC (Gambir Cubadak)104.50.80

GU (Gambir Udang)101.20.62

GRm ( Gambir riau mancik)99.40.49

GRg (Gambir riau gadang)1080.74

Table. kosentrasi catechin dan epicatechin padaektrak gambir. (Juniaty Tawoha, Balitteri 2013).

B. Catechin Dan Struktur Kimia Catechin Katekin adalah senyawa dominan dari pilifenol yang merupakan senyawa yang larut dalam air, tidak berwarna dan tidak memberikan rasa pahit. Katekin merupakan kerabat tanin terkondensasi yang juga sering di sebut polifenol karena banyakanya gugus fungsi hidroksil yang dimilikinya. Katekin bersifat asam lemak (pKa1=7,72 dan pKa2=10,22). Sikar larut dalam air dan sangant tidak stabil di udara terbuka.sangat mudah teroksidasi pada ph yang mendekati netral (pH 6,9). Katekin juga mudah teruai cahaya dengan laju rekasi lebih besar pada pH rendah (3,45) dibanding dengan pH 4,6. Sifat fitokimianya menjadi tantangan tersendiri dalam formula katekin sebagai bahan alam. Katekin biasa di sebut sebagai asam catechoat dengan rumus kimia C15H14O6 tidak berwarna dan dalam keadaan murni sedikit tidak larut dalam air dingin tetapi larut dengan air panas, larut dengan alkohol dan etil asetat, hampir tidak larut dalam klorofom benzen dan eter selain itu katekin berbentuk kristal halu seperti jarum. Katekin dalam larutan asam asetat akan membentuk larutan bening tetapi jika di reksikan dengan besi klorida akan membentuk cairan wrna hijau. Katekin merupakan senyawa fenolik yang kompleks (polifenol) (Heroniaty 2012)

Gambar. Struktur kimia senyawa katekinKatekin memiliki dua atom karbon yang simestris yang membuatnya memiliki empat osomer yaitu (+) katekin, (-) katekin, (+) epikatekin dan (-) epikatekin. (+) katekin dan (-) epikatekin paling banyak di temukan di alam. Katekin dan epikatekin memiliki 3 jenis trunan. Katekin galat, galokatekin, galokatekin galat epikatekin galat dan epigalokatekin galat. (Heroniaty 2012)

Gambar. Struktur kimia beberapa senyawa katekin

C. Jalur biositetis senyawa katekinJalur biosintesis dari katekin bisa dilihat dari jalur sintesisnya pada dau the hijau, senyawa katekin tersistesis melalui jalaur asam melanik dan asam sikimik sedangkan sam galik di turunkan dari satu produk antara yang di produksi dalam jalur metabolik asam sikimik (Andi Nur Alam Syah 2006)

Sumber. (Nakabayashi, 1991) dalam (Andi Nur Alam Syah 2006)Gambar. Jalur biositesis katekinD. Manfaat senyawa katekin untuk kesehatanPolifenol adalah komponen aktif yang ada didalam minuman teh yang berkhasiat sebagai antioksidan yang isinya didominasi oleh senyawa katekin yang mempunyai manfaat segudang yaitu: sebagai anti virus, anti radang dan anti bakteria. Pada 1 cangkir teh hijau Jepang mengandung polifenol 37-56%, katekin 30-42% dan epigalokatekin galat 10-13% 10 atau 67,5 mg katekin dalam 100ml11 . Komponen ini dalam tubuh dapat berperan untuk memperbaiki kerusakan yang kognitif, menghambat proses penimbunan lemak dan banyak lagi manfaat yang lain. Katekin juga memiliki aktivitas senyawa biologi yang penting seperti seperi aktifitas anti tumor dan anti oksidan. Flafon-3-ol epikatekin dan katekin (Mustikaning Ayu Hapsari Putri 2010). Selain itu secara medis senyawa katekin dalam teh memiliki banyak manfaat seperti mampu mengurangi resiko kanker, tumor, menurunkan kolesterol, mencegah hipertensi, membunuh bakteri dan jamur, serta membunuh virusvirus influenza (Alamsyah, 2006) dalam (Rizky Otarini 2009). Polifenol juga memperkuat mekanisme pertahanan suatu organisme, memiliki sifat anti-mikroba, anti-kanker, dan antioksidan (Czerwinska, 2006) dalam (Rizky Otarini 2009)Katekin dan turunananya sangant bermanfaat bagi kesehatan manusia, berperan sebagai anti oksidan , senyawa polifenol berperan sebagai penangkap radikal bebas hidroksil (OH) sehingga tidak mengoksidasi lemak, protein, DNA dan sel. Lemampuan polifenol menagkap radikal bebas 100 kali lebih efektif dibandingkan dengan vitamin C dan 25 kali lebih Efektif dibandingkan dengan vitamin E (Sibuea 2013) dalam (Evi damayanti, Clara M. kusharto, Rohayati suprihaini & Dadan Rohdiana 2008) Katekin atau Epigallocatechin-3-Gallate (EGCG). Banyak penelitian yang telah membuktikan bahwa ekstrak etanolik daun teh hijau dapat berfungsi sebagai anti bakteri yang dapat direkomendasikan sebagai salah satu alternatif pengobatan jerawat. Penelitian Mahmood, dkk membuktikan bahwa ekstrak etanolik daun teh hijau 3% dalam sediaan emulsi dapat menurunkan produksi sebum atau lemak jerawat dalam waktu 8 minggu sedangkan menurut penelitian widyaningrum, 2007 membuktikan bahwa ekstrak etanolik daun teh hijau dalam formula sediaan krim 3% dapat menghambat aktivitas bakteri staphylococcus aureus yang merupakan salah satu bakteri penyebab jerawat (Naniek Widyaningrum 2013).Selain itu kadungan epigalokatekin dan epigalokatekin dapat menghambat enzim yang mengatur tekanan darah dan dapat mengatur pengurangan penyerapan vitamin B1 yang mengakibatkan berkurangnya metabolism gula sehingga berat badan bias turun. (Fitria Sari wulaningsih 2008)KESIMPULAN Katekin merupakan senyawa kimia organik yang ada di dalam tumbuhan, katekin memiliki dua atom karbon yang simestris yang membuatnya memiliki empat osomer yaitu (+) katekin, (-) katekin, (+) epikatekin dan (-) epikatekin. (+) katekin dan (-) epikatekin paling banyak di temukan di alam. Katekin dan epikatekin memiliki 3 jenis trunan. Katekin galat, galokatekin, galokatekin galat epikatekin galat dan epigalokatekin galat konsetrasi yang tinggi pada daun the hjau dan daun gambir dan mepunyai struktur yang komleks, mudah larut dalam air panas dan tidak midah larut dalam air dingin. Katekin merupakan bahan kimia alam yang memiliki kelas utama pada tartan senyawa kimia tumbuhan karena memiliki banyak manfaat untuk kesehatan manusia. berkhasiat sebagai antioksidan, anti tumor, mampu mengurangi resiko kanker, tumor, menurunkan kolesterol, mencegah hipertensi, membunuh bakteri dan jamur, serta membunuh virusvirus influenza dan dapat menghambat enzim yang mengatur tekanan darah dan dapat mengatur pengurangan penyerapan vitamin B1 yang mengakibatkan berkurangnya metabolism gula sehingga berat badan bias turun

DAFTAR REFERENSI

Ariani A, Pentadini F, Dewi E & Martono Y. 2012. Isolasi Katekin Daun Gambir (Uncaria Gambier Roxb.) Sebagai Functional Food Pada Mie. Proseding seminar nasional sains dan pendidikan sains VII UKSW

Agustin R, Oktadefitri Y, Lucida H. 2013. Formulasi Krim Tabir Surya Dari Kombinasi Etil P Metoksisinamat Dengan Katekin. Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III.

Dewi S. K. 2011. Biotransformasi Katekin Menggunakan Isolat Mikroba Endofit Dari Daun Tanaman Gambir (Uncaria gambir Roxb.) Dan Mikroba Tanah. Fakutas Farmasi Uiversitas Adalas Padang.

Endang supratiwi. Antimicrobial Effect of Japanese Green Tea Polyphenol on Mutan Streptococci. Dep.I.Konservasi Gigi FKG-UI

Heroniaty. 2012. Sintesis Senyawa Diamer Katekin Dari Ekstrak Teh Hijau Dengan Menggunakan Katalis Enzim Peroksidase Dari Kulit Bawang Bombay (Allium Cepa L.). Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Program Pasca Sarjana. Prodi Ilmu Kimia Depok.

I M. Sukadana. 2009. Senyawa Antibakteri Golongan Flavonoid Dari Buah Belimbing Manis (Averrhoa Carambola Linn.L). Jurnal Kimia. 3 (2): 109-116

Oktarini R. 2009. UJI Aktivitas Antibakteri Ekstrak Teh Hijau ( Camellia sinensis (L.) Kuntze) Terhadap Staphylococcus aureus ATCC 6538 Dan Escherichia coli ATCC 11229 Secara Invitro. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

Putri M. A. H. 2010. Uji Aktifitas Anti Bakteri (+)- Katekin Dan Gambir (Uncaria Gambier Roxb.) Taerhadap Beberapa Jenis Gram Negative Dan Mekanismenya. Skripsi.

Syah A. N A. 2006. Taklukkan Penyakit dengan Teh Hijau. PT. Agromedia Pustaka. Hal. 48

Tawoha J. Balitteri. 2013. Kandungan Senyawa Kimia Pada Daun Teh (Camellia Sinensis). Warta Penelitian Dan Pengembangan Tanaman Industri Vol. 19. (3).

Widyaningrum N. 2013. Epigallocatechin-3-Gallate (EGCG) Pada Daun Teh Hijau Sebagai Anti Jerawat. Majalah farmasi dan farmakologi, vol. 17 (3): 95 98

Wulaningsi F. S. 2008. Uji (Aktifitas Antioksidan Senyawa Campuran Derifat Kurkumin Dan Katekin Hasil Isolasi Dari Daun Teh Camellia Sinensis). Skripsi.