katarak senilis 23

21
Katarak Senilis Adatya Stevani P Putuhena 10-2010-253 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Terusan Arjuna no.6, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, no.Telp. 021-56942061 [email protected] Pendahuluan Katarak berasal dari Yunani Katarrhakies, inggris Cataract, dan latin cataracta yang berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular dimana penglihatan seperti tertutup air terjun akibat lensa yang keruh. Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi lensa, denaturasi protein lensa, terjadi akibat kedua- duanya. Katarak umumnya terjadi pada usia lanjut (katarak senilis), akan tetapi dapat juga akibat kelainan kongenital, atau penyulit penyakit mata local seperti glaucoma, ablasi, uveitis, dan retinitis pigmentosa. Pasien dengan katarak mengeluh penglihatan seperti berasap dan tajam penglihatan yang menurun secara progresif. Kekeruhan lensa ini mengakibatkan lensa tidak transparan, sehingga pupil akan berwarna putih atau abu-abu. 1 BLOK 23 SPESIAL SENSE P a g e 1 | 21

Upload: adatyastevanipputuhena

Post on 25-Nov-2015

27 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Katarak SenilisAdatya Stevani P Putuhena10-2010-253Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJalan Terusan Arjuna no.6, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, no.Telp. [email protected]

PendahuluanKatarak berasal dari Yunani Katarrhakies, inggris Cataract, dan latin cataracta yang berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular dimana penglihatan seperti tertutup air terjun akibat lensa yang keruh. Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi lensa, denaturasi protein lensa, terjadi akibat kedua-duanya. Katarak umumnya terjadi pada usia lanjut (katarak senilis), akan tetapi dapat juga akibat kelainan kongenital, atau penyulit penyakit mata local seperti glaucoma, ablasi, uveitis, dan retinitis pigmentosa.Pasien dengan katarak mengeluh penglihatan seperti berasap dan tajam penglihatan yang menurun secara progresif. Kekeruhan lensa ini mengakibatkan lensa tidak transparan, sehingga pupil akan berwarna putih atau abu-abu.1

Anamnesis Anamnesis adalah pengambilan data yang dilakukan oleh seorang dokter dengan cara melakukan serangkaian wawancara dengan pasien atau keluarga pasien atau dalam keadaan tertentu dengan penolong pasien, terdiri dari:1. Identitas pasien : nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan yang sering terpapar sinar matahari secara langsung, tempat tinggal sebagai gambaran kondisi lingkungan dan keluarga,dan keterangan lain mengenai identitas pasien.2. Riwayat penyakit sekarang : Keluhan utama pasien katarak biasanya antara lain Penurunan ketajaman penglihatan secara progresif (gejala utama katarak). Mata tidak merasa sakit, gatal atau merah, perubahan daya lihat warna. Berkabut, berasap, penglihatan tertutup film, diplopia. Gangguan mengendarai kendaraan malam hari, lampu besar sangat menyilaukan mata. Lampu dan matahari sangat mengganggu, hipermetropia. Sering meminta ganti resep kaca mata.3. Riwayat penyakit dahulu : riwayat penyakit sistemik yang dimiliki oleh pasien seperti diabetes mellitus, hipertensi, pembedahan mata sebelumnya, dan penyakit metabolik lainnya memicu resiko katarak, gangguan vasomotor seperti peningkatan tekanan vena, ketidakseimbangan endokrin dan diabetes, serta riwayat terpajan pada radiasi, steroid / toksisitas fenotiazin, riwayat alergi.4. Riwayat Kesehatan KeluargaApakah ada riwayat katarak dalam keluarga. 2Pemeriksaan FisikKeadaan Umum- TTV (terutama tekanan darah untuk megetahui apakah pasien hipertensi atau tidak).- Pemeriksaan mata dasar Pada pasien katarak mata tidak mengalami iritasi. Sehingga secara umum pada pemeriksaan fisik mata dari luar tidak ditemukan kelainan. Yang lebih dikeluhan pasien ialah berkurangannya kemampuan akomodasi. Hilangnya transparansi lensa ini dapat menyebabkan penglihatan menjadi kabur, baik penglihatan jauh maupun dekat namun tidak disertai dengan rasa nyeri. Pada pasien katarak tidak ditemukan adanya tanda peradangan baik pembengkakan, eritema, panas dan nyeri tekan. Secara makroskopi pada katarak yang matur dapat terlihat adanya kekeruhan di daerah belakang pupil yang umumnya berwarna putih keabu-abuan. Karena didapati penurunan ketajaman penglihatan pada katarak, maka pemeriksaan visus dengan menggunakan uji ketajaman penglihatan Snellen diperlukan. Secara umum didapatkan korelasi antara penurunan ketajaman penglihatan dengan tingkat kepadatan katarak.3

Pemeriksaan mata dasar tersebut ialah:1. Ketajaman visus /VAPemeriksaan visus dilakukan dengan membaca kartu Snellen pada jarak 6 meter. Masing-masing mata diperiksa secara terpisah, diikuti dengan pemeriksaan menggunakan pinhole untuk menyingkirkan kelainan visus akibat gangguan refraksi. Penilaian diukur dari barisan terkecil yang masih dapat dibaca oleh pasien dengan benar, dengan nilai normal visus adalah 6/6. Apabila pasien hanya bisa membedakan gerakan tangan pemeriksa maka visusnya adalah 1/300. Jika pasien hanya dapat membedakan kesan gelap terang (cahaya) maka visusnya 1/.

2. Gerak bola mata (ocular motility)Ocular motility merupakan pemeriksaan untuk mengetahui fungsi otot-otot mata serta inervasiya. Penyakit katarak memang tidak mempengaruhi ocular motility pada umumnya.

3. Tes lapangan pandangPemeriksaan ini berutjuan mengetahui gangguan lapang pandang. Dasar pemeriksaan ini adalah membandingkan lapang pandang penderita dengan pemeriksa. Jika penderita dan pemeriksa sama-sama dapat melihat jari atau benda berarti lapang pandang penderita sama dengan pemeriksa. Jika pasien terlambat melihat jari atau benda, maka lapang pandang pasien lebih sempit. Lapang pandang pemeriksa harus normal & tes dilakukan untuk mengetahui hemianopia temporal.

4. Uji bayangan irisBertujuan untuk mengetahui derajat kekeruhan lensa. Senter disinarkan pada pupil dengan membuat sudut 45 dengan dataran iris& melihat bayangan irispada lensa. Bila bayangan iris pada lensa besar berarti letak kekeruhan jauh atau lensabelum keruh seluruhnya atau disebut uji bayangan iris positif. Bila bayangan iris kecil atau dekat pada pupil maka disebut sebagai uji bayangan iris negative.

5. Tekanan bola mata (Tonometri digital)Pemeriksaan bertujuan untuk membandingkan tekanan bola mata penderita dengan tekanan bola mata pemeriksa. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara penderita melihat kearah bawah lalu kedua telunjutk pemeriksa diletakkan diatas kelopak mata atas + diatas sclera & ditekan secara lembut, rasakan tekanan bola mata pasien.

6. FunduskopiPemeriksaan oftalmoskopi direk dapat digunakan untuk memeriksa segmen anterior (termasuk lensa) maupun fundus. Kekeruhan yang ada pada lensa akibat katarak juga dapat diperlihatkan pada pemeriksaan oftalmoskopi direk. Indikator lainnya pada oftalmoskopi direk untuk penderita katarak adalah berkurangnya reflex merah. Refleks ini merupakan perubahan warna pupil menjadi jingga kemerahan yang lebih terang dan homogen jika cahaya pemeriksa tepat sejajar dengan sumbu visual yaitu saat pasien melihat ke arah cahaya oftalmoskop. Adanya kekeruhan pada lensa dapat menghalangi seluruh atau sebagian reflex cahaya dan menyebabkan tampaknya bintik atau bayangan gelap. Bila hal ini terjadi pasien dapat disuruh melihat ke tempat lain sejenak kemudian kembali melihat cahaya, bila kekeruhan ini bergerak maka kemungkinan letaknya ada dalam vitreus. Sedangkan bila tidak bergerak kemungkinan kekeruhan ini berasal dari lensa. Pada stadium inpisien dan imatur tampak kekaburan yang kehitaman dengan latar belakang merah jambu. Pada stadium matur haya didapat warana putih atau kehitaman tanpa latar belakang merah jambu, lensa sudah keruh. 3Diagnosis UtamaKatarak senilis adalah kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu usia di atas lima puluh tahun. Penyebab katarak senilis sampai sekarang belum diketahui secara pasti. Namun banyak kasus katarak senilis yang ditemukan berkaitan dengan faktor keturunan, maka riwayat penyakit keluarga perlu ditanyakan.Katarak secara klinik dikenal dalam lima stadium yaitu insipien, imatur, intumessen, matur, hipermatur dan morgagni.3Berdasarkan lokasi, katarak senilis dapat dibagi menjadi :1. Nuclear sclerosis, merupakan perubahan lensa secara perlahan sehingga menjadi keras dan berwarna kekuningan. Pandangan jauh lebih dipengaruhi daripada pandangan dekat (pandangan baca), bahkan pandangan baca dapat menjadi lebih baik. Penderita juga mengalami kesulitan membedakan warna, terutama warna biru 2. Kortikal, terjadi bila serat-serat lensa menjadi keruh, dapat menyebabkan silau terutama bila menyetir pada malam hari. Kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeruji menuju korteks anterior dan posterior 3. Posterior subcapsular, merupakan terjadinya kekeruhan di sisi belakang lensa. Katarak ini menyebabkan silau, pandangan kabur pada kondisi cahaya terang, serta pandangan baca menurun. Banyak ditemukan pada pasein diabetes, pasca radiasi, dan trauma.

Pada akhirnya, seluruh lensa akan menjadi keruh. Lensa mungkin kemudian membengkak (katarak intumescent). Materi kortikal akan mencair (katarak Morgagnian) dan kemudian diabsorbsi kembali menyebabkan nukleus yang padat menjadi tenggelam ke bawah kantung kapsular.Katarak dibagi menjadi 4 stadium:1. Stadium insipient stadium paling dini, yang belum menimbulkan gangguan visus. Dengan koreksi, visus masih dapat 5/5 5/6. Kekeruhan terutama terdapat pada bagian perifer berupa bercak-bercak seperti baji (jari-jari roda), terutama mengenai korteks anterior, sedang aksis relatif masih jernih. Gambaran inilah yang disebut spokes of a wheel, yang nyata bila pupil dilebarkan. Pada stadium yang lanjut, gambaran baji dapat dilihat pula pada pupil normal.2. Stadium imatur kekeruhan belum mengenai seluruh lensa. Kekeruhan itu terutama terdapat di bagian posterior dan bagian belakang nukleus lensa. Kalau tidak ada kekeruhan di lensa, maka sinar dapat masuk ke dalam mata tanoa ada yang dipantulkan. Oleh karena kekeruhan di bagian posterior lensa, maka sinar oblik yang mengenai bagian yang keruh ini akan dipantulkan lagi, sehingga pada pemeriksaan, dilihat di pupil, ada daerah yang terang sebagai refleks pemantulan cahaya pada daerah lensa yang keruh dan daerah yang gelap, akibat bayangan iris pada bagian lensa yang keruh. Keadaan ini disebut shadow test (+).3. Stadium matur pada stadium ini lensa telah menjadi keruh seluruhnya, sehingga semua sinar yang mengenai pupil akan dipantulkan kembali di permukaan anterior lensa. Tak ada bayangan iris. Shadow test (-). Di pupil tampak lensa yang seperti mutiara. Shadow test membedakan stadium matur dari imatur dengan syarat harus diperiksa lebih lanjut dengan midriatika, oleh karena pada katarak polaris anterior juga terdapat shadow test yang (-), oleh karena kekeruhan terletak di daerah pupil. Dengan melebarkan pupil, akan tampak bahwa kekeruhan hanya terdapat pada daerah pupil saja. Kadang-kadang, walaupun masih stadium imatur (shadow test (+)), dengan koreksi, visus tetap buruk, hanya dapat menghitung jari, bahkan dapat lebih buruk lagi 1/300 atau 1/, hanya ada persepsi cahaya, walaupun lensanya belum keruh seluruhnya. Keadaan ini disebut stadium vera matur.4. Stadium hipermatur (katarak Morgagni) korteks lensa yang konsistensinya seperti bubur telah mencair, sehingga nukleus lensa turun ke bawah oleh karena daya beratnya. Melalui pupil, pada daerah yang keruh, nukleus ini terbayang sebagai setengah lingkaran di bagian bawah, dengan warna yang lain, dari pada bagian yang di atasnya yaitu kecoklatan. Pada stadium ini juga terjadi kerusakan kapsul lensa, yang menjadi lebih permeable, sehingga isi korteks yang cair dapat keluar dan lensa menjadi kempis, yang di bawahnya terdapat nukleus lensa. Keadaan ini disebut katarak Morgagni. Pada pemeriksaan, didapatkan iris yang tremulans, di mana camera oculi anterior (coa) menjadi dalam sekali dan iris yang membentuk sudut coa, sekarang tergantung bebas, tak menempel pada lensa, sehingga pada pergerakan bola mata, iris bergetar.Pada perjalanan dari stadium I ke stadium IV, dapat timbul suatu keadaan, yang disebut intumesensi, yaitu penyerapan cairan akuos oleh lensa sehingga lensa menjadi cembung dan iris terdorong ke depan, coa menjadi dangkal. Hal ini tidak selalu terjadi. Pada umumnya terjadi pada stadium II. 3,4Pada akhirnya, seluruh lensa akan menjadi keruh. Lensa mungkin kemudian membengkak (katarak intumescent). Materi kortikal akan mencair (katarak Morgagnian) dan kemudian diabsorbsi kembali menyebabkan nukleus yang padat menjadi tenggelam ke bawah kantung kapsular.Diagnosis pembanding1. Katarak komplikataMerupakan katarak akibat penyakit mata lain seperti radang dan proses degenerasi seperti ablasi retina, retinitis pigmentosa, glaucoma, tumor intraocular, iskemia ocular, nekrosis anterior segmen, buftalmos, akibat suatu trauma dan pasca bedah mata. Katarak komplikata dapat juga disebabkan oleh penyakit sistemik endokrin (diabetes melitus, hipoparatiroid, galaktosemia,dan miotonia distrofi) dan keracunan obat (tiotepa intravena, steroid local lama, steroid sistemik, oral kontraseptik dan miotika antikolinesterase). Katarak komplikata memberikan tanda khusus dimana mulai katarak selamanya didaerah bawah kapsul atau pada lapis korteks, kekeruhan dapat difus, pungtata, linear, rosete, reticulum dan biasanya terlihat vakuol. Dikenal dua bentuk yaitu bentuk yang disebabkan kelainan pada polus posterior mata dan polus anterior bola mata.Katarak pada polus posterior mata terjadi akibat penyakit koroiditis, retinitis pigmentosa, ablasi retina, kontusio retina dan myopia tinggi yang mengakibatkan kelainan badan kaca. Biasanya kelainan ini berjalan aksial dan tidak berjalan cepat didalam nukleus, sehingga sering terlihat nukleus lensa tetap jernih. Katarak akibat miopia tinggi dan ablasi retina memberikan gambaran agak berlainan.Katarak pada polus anterior bola mata biasanya diakibatkan oleh kelainan kornea berat, iridoksiklitis, kelainan neoplasma dan glaukoma. Pada iridoksiklitis akan mengakibatkan katarak subkapsularis anterior. Pada katarak akibat glaucoma akan terlihat katarak disiminata pungtata subkapsular anterior (katarak Vogt).Katarak komplikata akibat hipokalsemia berkaitan dengan tetani infantile, hipoparatiroidisma. Pada lensa terlihat kekeruhan titik subkapsular yang sewaktu waktu menjadi katrak lamellar. Pada pemeriksaan darah terlihat kadar kalsium turun.12. Katarak sekunderTerjadi akibat terbentuknya jaringan fibrosa pada sisi lensa yang tertinggal setelah ekstraksi katarak ekstra kapsular (EKEK) atau pasca trauma yang memecah lensa. Bentuk lainnya adalah profilerasi epitel lensa berupa mutiara Elsching dan cincin Sommering.Mutiara Elsching adalah epitel subscapular yang berproliferasi dan membesar sehingga tampak sebagai busa atau telur kodok dan bisa menghilang dalam beberapa tahun oleh karena pecah dindingnya. Cincing Soemering terjadi akibat kapsul anterior yang pecah dan traksi kearah pingir-pingir melekat pada kapsula posterior menimbulkan daerah yang jernih ditengah. Cincin ini dapat bertambah besar karena daya regenerasi epitel didalamnya. Katarak ini diobati dengan cara pembedahan seperti disisio katarak sekunder, kapsulotomi, membranektomi atau mengeluarkan seluruh membran keruh.1

3. Katarak diabetesMerupakan katarak yang terjadi akibat adanya penyakit diabetes mellitus dan biasanya bilateral. Katarak pada pasien diabetes mellitus dapat terjadi dalam 3 bentuk. Pertama pasien dengan dehidrasi berat, asidosis dan hiperglikemia nyata, pada lensa akan terlihat kekeruhan berupa garis akibat kapsul lensa berkerut. Bila dehidrasi lama akan terjadi kekeruhan lensa, kekeruhan akan hilang bila tejadi rehidrasi dan kadar gula normal kembali. Bentuk kedua, pasien diabetes juvenil dan tua yang tidak terkontrol, dimana terjadi katarak serentak pada kedua mata dalam 48 jam, bentuk dapat snow flake atau bentuk piring subkapsular. Bentuk ketiga, katarak pada pasien diabetes dewasa dimana gambaran secara histopatologi dan biokimia sama dengan katarak pasien nondiabetik.Beberapa pendapat menyatakan bahwa pada keadaan hiperglikemia terdapat penimbunan sorbitol dan fruktosa di dalam lensa. Pada mata terlihat peningkatkan insidens maturasi katarak yang lebih pada pasien diabetes. Jarang ditemukan true diabetic katarak. Pada lensa akan terlihat kekeruhan tebaran salju subkapsular yang sebagian jernih dengan pengobatan. Diperlukan pemeriksaan tes urine dan pengukuran darah gula puasa untuk menegakkan diagnosis.1

Etiology Penyebab katarak dapat berupa bermacam- macam. Salah satu penyebabnya yang paling umum adalah faktor usia dimana biasanya katarak timbul pada orang- orang lanjut usia. Katarak juga dapat dihubungkan dengan penyakit sistemik dan okular lain seperti diabetes. Juga dapat disebabkan trauma dan benda asing serta dapat juga terjadi karena kelainan herediter.1Sebagian besar katarak terjadi akibat proses penuaan, tetapi katarak juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor risiko lain, seperti katarak traumatik yang disebabkan oleh riwayat trauma/cedera pada mata, katarak sekunder yang disebabkan oleh penyakit lain, seperti penyakit atau gangguan metabolisme, proses peradangan pada mata, atau diabetes mellitus, katarak yang disebabkan oleh paparan sinar radiasi, katarak kongenital yang dipengaruhi oleh faktor genetik, kebiasaan buruk seperti merokok dan mengonsumsi alkohol, kurang asupan antioksidan, seperti vitamin A, C, dan E, katarak yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan jangka panjang, seperti seperti obat-obat golongan statin dan squalene synthase inhibitor. Squalene merupakan enzim yang terdapat dalam tubuh dan berperan dalam metabolisme kolesterol. Inhibisi atau penghambatan enzimsqualene synthase akibat penggunaan obat penurun kolesterol dapat memicu terjadinya katarak.

Epidemiologi

Katarak akibat penuaan merupakan penyebab umum gangguan penglihatan. Berbagai studi cross-sectional melaporkan prevalensi katarak pada individu berusia 65-74 tahun adalah terbanyak 50%; prevalensi ini meningkat hingga 70% pada individu di atas 75 tahun. Di seluruh dunia lebih dari 20 juta pasien menjadi buta karena katarak padat bilateral. Ini mempresentasikan penyebab kebutaan yang dapat di cegah karena katarak. Organisasi kesehatan dunia (WHO) telah membuat project 2020 untuk mengatasi masalah ini, tujuannya untuk menghilangkan katarak sebagai penyebab kebutaan pada tahun 2020. Katarak merupakan penyebab utama berkurangnya penglihatan di Indonesia dan Negara lainnya. Di ketahui bahwa prevalensii kebutaan di Indonesia sekitar 1.2% dari jumlah penduduk di Indonesi. Dari angka tersebut prosentase kebutaan utama ialah: katarak 0.70%.5Manifestasi Klinik Tanda dan gejala yang mungkin terdapat pada katarak meliputi: Penglihatan yang kabur dan penurunan daya penglihatan yagn terjadi secara berangsur-angsur tanpa rasa nyeri sebagai akibat kekeruhan lensa Pupil yang bewarna putih seperti susu akibat kekeruhan lensa Penurunan penglihatan akibat bayangan pada retina yang kurang jelas Penglihatan yang lebih baik pada cahaya redup daripada cahaya terang bagi pasien yang mengalami opasitas sentral; ketika pupil berdilatasi, pasien dapat melihat objek sekitar di opasitas. 6

PatofisiologiPatofisiologi di belakang katarak senilis merupakan suatu hal yang kompleks dan belum sepenuhnya dimengerti. Pada semua kemungkinan, pathogenesis katarak senilis merupakan multifactorial yang berkaitan dengan interaksi kompleks antara berbagai proses fisiologik. Seiring dengan lensa semakin menua, berat dan ketebalannya meningkat sementara kekuatan akomodasinya berkurang. Seiring dengan lapisan kortikal baru ditambahkan pada pola yang konsentris, nucleus sentral dikompresi dan diperkeras dalam proses yang disebut sclerosis nuclearBanyak mekanisme berkontribusi kepada progresivitas hilangnya transparansi lensa. Lapisan epitel lensa dipercaya melewati perubahan yang berkaitan dengan usia, terutama penurunan densitas sel epitel lensa dan penyimpangan dari diferensiasi sel serat lensa. Meskipun lapisan epitel dari lensa yang mengalami katarak mengalami laju kematian apoptosis yang rendah, dimana tidak mungkin menyebabkan penurunan densitas sel yang siknifikan, akumulasi dari skala kecil kehilangan sel epithelial dapat menyebabkan perubahan dari formasi serat lensa dan homeostasis, dan yang terparah mengarah ke kehilangan transparansi lensa mata. Lebih dari itu, seiring lensa menua, reduksi dari kecepatan dimana air dan bahkan metabolit yang mengandung air dengan berat molecular rendah dapat masuk ke sel lensa melalui epitel dan korteks terjadi dengan penurunan dari kecepatan transpotasi air, nutrisi, dan antioksidan.Progresifitas serangan oksidatif kepada lensa karena penuaan menjadi terjadi, menyebabkan perkembangan katarak senilis. Beberapa studi menunjukkan peningkatan produk dari oksidasi (contoh glutation teroksidasi) dan penurunan vitamin antooksidan dan dismutase ensim superoksida menekankan akan pentingnya peranan dari proses oksidai pada kataraktogenesis.Mekanisme lain yang berkaitan adalah konversi dari protein sitoplasma lensa yang bersifat larut dan dengan berat molekul rendah, fase tidak larut, dan matriks membrane protein yang tidak larut. Perubahan protein yang terjadi menyebabkan fluktuasi tiba-tiba pada indeks refraksi mata, menghamburkan pancaran cahaya dan mengurangi transparansi. Daerah lain yang diperiksa termasuk peran nutrisi dalam perkembangan katarak, terutama menyangkut glukosa dan bekas mineral dan vitamin. 6Katarak senilis dapat dibedakan menjadi 3 tipe utama: katarak nuclear, katarak kortikal, dan katarak posterior subcapsular. Katarak nuclear terjadi dari sclerosis nuclear yang berlebihan dan menguning, dengan akibat pembentukan dari kekeruhanan lenticular sentral. Pada beberapa individu, nucleus bisa menjadi sangat keruh dan coklat, disebut juga katarak nuclear brunesens. Perubahan dari komposisi ion dari korteks lensa dan perubahan pada hidrasi serat lensa menyebabkan katarak kortikal. pembentukan dari kekeruan yang granuler dan menyerupai lempeng pada korteks subkapsular posterior sering menyebabkan pembentukan katarak subkapsular posterior.2PenatalaksanaanPengobatan katarak adalah dengan pembedahan namun bisa juga menggunakan obatan jika katarak tidak terlalu mengganggu. Pembedahan dilakukan atas tiga indikasi yaitu indikasi social, medis dan optik. Indikasi sosial jika pasien mengeluh adanya gangguan penglihatan dalam melakukan rutinitas pekerjaan. Indikasi medis bila ada komplikasi seperti glaucoma dan indikasi optik: jika dari hasil pemeriksaan visus dengan hitung jari dari jarak 3 m didapatkan hasil visus 3/60.

1. Intra-Capsular Cataract Extraction (ICCE)Ekstrasi jenis ini merupakan tindakan bedah yang umum dilakukan pada katarak senile. Lensa dan kapsul lensa diangkat dengan memutus zonula zinn yang telah mengalami degenerasi. Pada saat ini pembedahan intraskapuler jarang dilakukan. Kerugian ICCE adalah hanya dapat dilakukan implantasi IOL yang dapat menimbulkan komplikasi terhadap kornea. Selain itu, tidak adanya barrier segmen anterior dan posterior bola mata memudahkan timbulnya suatu komplikasi. Keuntungan ICCE adalah tidak terjadinya katarak sekunder karena seluruh komponen lensa diangkat. Teknik ini digunakan dalam kasus tertentu antara lain bila terjadi subluksasio lensa atau dislokasi lensa.

2. Extra-Capsular Cataract Extraction (ECCE)Lensa diangkat dengan meninggalkan kapsul lensa. Gelombang suara dengan frekuensi tinggi (fakoemulsifikasi) bertujuan untuk memperlunak lensa sehingga memudahkan pengambilan lensa melalui sayatan kecil. Pembedahan dilakukan pada pasien katrak mudak pasien dengan kelainan endotel dan keratoplasti, implantasi lensa intraokuler, pasca bedah ablasi. Penyulit yang timbul saat pembedahan ini adlaah terjadinya katarak sekunder.

KomplikasiI. Lens induced glaucomaKatarak dapat berubah menjadi glaukoma dalam tiga cara :1. Phacomorphic glaucoma Keadaan dimana lensa yang membengkak karena absorbsi cairan. Sudut yang tertutup menghalangi jalur trabekular dan TIO meningkat. Ini merupakan jenis glaukoma sudut tertutup sekunder.2. Phacolytic glaucoma Pada stadium hipermatur, protein lensa mencair ke COA dan dimakan oleh makrofag. Makrofag yang membengkak akan menyumbat jalur trabekular dan mengakibatkan peninggian TIO. Jenis ini merupakan glaukoma sudut terbuka sekunder.3. Phacotoxic Glaucoma Lensa hipermatur dapat mengalami pencairan dan dapat meningkatkan TIO karena menutup pupil atau sudut bilik depan.II. Lens Induced Uveitis Protein lensa merupakan suatu antigen yang tidak terekspos oleh mekanisme imunitas tubuh selama perkembangannya. Saat terjadi pencairan ke bilik depan, protein lensa akan dikenali sebagai benda asing dan mengakibatkan terjadinya reaksi imun. Reaksi imun ini akan mengakibatkan uveitis anterior yang ditandai dengan adanya kongesti siliar, sel, dan fler pada humor aqueous.

III. Subluksasi atau Dislokasi Lensa Pada stadium hipermatur, zonula zinii pada lensa dapat melemah dan rusak. Hal ini menyebabkan subluksasi lensa, dimana sebagian zonula zinii tetap utuh dan terdapat bagian sisa lensa, atau dislokasi, dimana seluruh bagian zonula zinii telah rusak dan tidak ada sisa lensa.

PencegahanUmumnya katarak terjadi bersamaan dengan bertambahnya umur yang tidak dapat dicegah. Pemeriksaan mata secara teratur sangat perlu untuk mengetahui adanya katarak. Bila telah berusia 60 tahun sebaiknya mata diperiksa setiap tahun. Pada saat ini dapat dijaga kecepatan berkembangnya katarak dengan: Tidak merokok, karena merokok mengakibatkan meningkatkan radikal bebas dalam tubuh, sehingga risiko katarak akan bertambah Pola makan yang sehat, memperbanyak konsumsi buah dan sayur Lindungi mata dari sinar matahari, karena sinar UV mengakibatkan katarak pada mata Menjaga kesehatan tubuh seperti kencing manis dan penyakit lainnya.** Vitamin A :dapat diperoleh dari hati, telur, dan sayur seperti wortel maupun bayam. Vitamin A ini penting dalam fungsi retina, juga membantu, mata beradaptasi dengan cahaya terang dan gelap. Vitamin A mengurangi risiko terbentuknya katarak dan degenerasi makular terkait usia.** Vitamin C : selain memperkuat tulang dan otot serta menjaga kesehatan gigi dan gusi, vitamin C juga penting dalam menjaga kesehatan mata. Vitamin C mampu mengurangi risiko katarak dan degenerasi makular. Sumber vitamin C dapat dijumpai padajeruk, stroberi, brokoli, dan paprika.** Vitamin E : dikaitkan juga dengan pencegahan katarak dan memperlambat perkembangan katarak. Kacang-kacangan, sayuran berdaun hijau, serta produk yang diperkaya vitamin E adalah sumber vitamin E yang baik.** Selenium dan zinc :dua komponen ini menjadi mineral kunci untuk membantu proses oksidasi. Mineral tersebut membantu tubuh menyerap antioksidan. Kecukupan mineral ini dalam makanan sehari-hari juga membantu mencegah penyakit mata. Selenium dapat dijumpai pada makaroni dan keju. Sementara zinc bisa diperoleh dari keju, yogurt, daging merah, dan beberapa sereal yang diperkaya dengan mineral zinc. 2

Prognosis Apabila pada proses pematangan katarak dilakukan penanganan yang tepat sehingga tidak menimbulkan komplikasi serta dilakukan tindakan pembedahan pada saat yang tepat maka prognosis pada katarak senilis umumnya baik. 2

Daftar Pustaka 1. Ilyas HS. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 3. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2006. h.8-9,200-11.2. Lumbantobing S. Neurologi Klinis Pemeriksaan Fisik dan mental. Jakarta: Balai PenerbitFKUI 2006. Hall 25-46.3. Vaughan GD, Asbury T, Eva RP. Oftalmologi umum. Edisi ke-14. Jakarta: Widya Medika; 2000.h.401-406.4. Wevill M. Epidemiology, pathophysiology, causes, morphology, and visual effects of cataract. Dalam: Yanoff M, Duker J S. Ophtalmology. Edisi 2. China: Mosby Elsevier. 2009.5. James B, Chew C, Bron A. Lecture notes oftalmologi. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2005.6. Kowalak JP. Buku ajar patofisiologi. Jakarta: EGC, 2011. Hal.592-600.

BLOK 23 SPESIAL SENSEPage1 | 13