katalis_organik.pdf
TRANSCRIPT
KATALIS ORGANIK
Hana Nikma (21030113120050), Katerina Nila (21030113120055), Lyan Dea (21030113120056), Henrikus
Ivan Aditya (21030113120057), Roynaldy Daud (21030113130166)
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
1. Pengertian Katalis
Katalis adalah zat yang ditambahkan ke
dalam suatu reaksi dengan maksud
memperbesar kecepatan reaksi (mempercepat
reaksi) dengan jalan memperkecil energi
pengaktifan suatu reaksi, sehingga pada suhu
yang sama reaksi dapat berlangsung lebih
cepat. Adanya penambahan katalis
menyebabkan terbentuknya tahap-tahap reaksi
tambahan, yaitu tahap pengikatan katalis dan
tahap pelepasan katalis pada akhir reaksi.
Katalis ini bersifat spesifik, artinya hanya
berfungsi untuk reaksi tertentu.
Prinsip kerja katalis adalah bahwa katalis
tersebut tetap ikut dalam jalannya reaksi,
tetapi pada kondisi akhir, katalis akan keluar
lagi dalam bentuk yang sama.
Gambar 1. Prinsip Kerja Katalis
(Hambali, K.A., 2009)
2. Katalis Organik
Katalis organik dapat didefinisikan
sebagai senyawa organik sederhana
(mengandung C, H, atau O dalam strukturnya)
dengan berat molekul rendah yang dapat
mempercepat terjadinya perubahan kimia
dalam hal kuantitas dari sub stoikiometrinya.
Katalis Organik biasanya ditemukan bekerja
dalam biosistem. Contoh katalis organik
adalah Enzim seperti Kinases, Invertase,
Polymerases, Hydrolases, Ligases, dan lain-
lain (Weinheim, et al., 2008).
Berdasarkan pada sifatnya yang bebas
logam, katalis organik lebih menguntungkan
dari katalis berbasis logam dalam hal
penanganan reaksi, stabilitas katalis, dan
penghilangan kontaminasi logam pada produk.
Tabel 1. Jenis Katalis dan Katalis
(Hambali, K.A., 2009)
Jenis
Katalis Katalis
Katalis
Anorganik
V2O5
MnO2
Platunum (Pt)
Nikel (Ni)
Besi (Fe)
Platinum (Pt) dan Rhodium
(Rh)
Gel Alumina silika
Katalis
Organik
Tripsin
Renin
Enzim dari ragi
3. Enzim sebagai Katalis Organik
Enzim memungkinkan banyak reaksi
kimia terjadi dalam batasan homeostatis dari
system hidup. Banyak enzim berfungsi dengan
menurunkan energi aktivasi reaksi.
Secara sederhana, kerja enzim
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2. Kerja Enzim
Setelah produk dihasilkan dari reaksi,
enzim kemudian dilepaskan. Enzim bebas
untuk membentuk kompleks yang baru dengan
substrat yang lain (Sidra, 2012).
Mekanisme cara kerja enzim adalah
sebagai berikut (Husada, D., 2011):
1) Menciptakan lingkungan dengan
transisi terstabilisasi untuk
Substrat+Enzim Kompleks Enzim+Substrat
Enzim+Produk
menurunkan energi aktivasi. Misalnya
dengan cara mengubah substrat.
2) Menurunkan energi transisi dengan
menciptakan lingkungan yang
terdistribusi muatan berlawanan dan
tanpa mengubah bentuk substrat
sedikitpun.
3) Membentuk lintasan reaksi alternative.
4) Menggiring substrat pada orientasi
yang tepat untuk bereaksi, dengan cara
menurunkan perubahan entropi reaksi.
Dilihat dari cara kerja enzim tersebut,
bagian enzim yang aktif sebagai katalis
memiliki gugus prostetik yang bentuknya
sangat spesifik sehingga hanya bisa bereaksi
terhadap molekul dengan bentuk yang spesifik
pula. Dengan demikian, cara kerja enzim
dapat diterangkan dengan dua teori, yaitu teori
gembok dan kunci, serta teori kecocokan yang
terinduksi (Sidra, 2012).
a. Teori Gembok dan Kunci (Lock and
Key Theory)
Enzim dan substrat akan bergabung
membentuk kompleks, seperti kunci
yang masuk ke dalam gembok. Di
dalam kompleks, substrat dapat
bereaksi dengan energi aktivasi yang
rendah. Setelah bereaksi, kompleks
lepas dan melepaskan produk serta
membebaskan enzim.
Gambar 3. Lock & Key Theory
b. Teori Kecocokan yang Terinduksi
(Induced Fit Theory)
Sisi aktif enzim bersifat fleksibel
sehingga dapat berubah bentuk
menyesuaikan bentuk substrat. Ketika
substrat memasuki sisi aktif enzim,
bentuk sisi aktif termodifikasi
melingkupinya membentuk kompleks.
Ketika produk sudah terlepas dari
kompleks, enzim kembali tidak aktif
menjadi bentuk yang lepas hingga
substrat yang lain dapat bereaksi
dengan enzim tersebut.
Gambar 4. Induced Fit Theory
4. Penggolongan Enzim sebagai Katalis
Organik
1) Hidrolase
Merupakan enzim yang menguraikan
suatu zat dengan pertolongan air.
Hidrolase dibagi atas kelompok kecil
berdasarkan substratnya:
a) Karbohidrase enzim-enzim yang
menguraikan golongan karbohidrat.
Kelompok ini terbagi berdasarkan
karbohidrat yang diuraikannya:
Amylase, menguraikan amilum
(polisakarida) menjadi maltose
(disakarida)
Maltase, menguraikan maltose
menjadi glukosa
Sukrase, mengubah sukrosa (gula
tebu) menjadi glukosa dan fruktosa
Lactase, mengubah lactase menjadi
glukosa dan galaktosa
Selulase, menguraikan selulosa
menjadi selobiosa
Pektinase, menguraikan pectin
menjadi asam pektin
b) Esterase enzim yang memecah
golongan ester. Contohnya:
Lipase, menguraikan lemak
menjadi gliserol dan asam lemak
Fosfatase, menguraikan suatu ester
hingga terlepas asam fosfat
c) Proteinase atau Protease
menguraikan golongan protein.
Contohnya:
Peptidase, menguraikan peptide
menjadi asam amino
Gelatinase, menguraikan gelatin
Rennin, menguraikan kasein dari
susu
2) Oksidase dan Reduktase
a) Dehidrogenase mengubah zat-zat
organik menjadi hasil oksidasi.
b) Katalase menguraikan hydrogen
peroksida menjadi air dan oksigen
3) Desmolase
Merupakan enzim yang memutuskan
ikatan-ikatan C-C, C-N dan beberapa
ikatan lainnya. Contohnya:
a) Karboksilase mengubah asam
piruvat menjadi asetaldehida
b) Transaminase memindahkan
gugusan amine dari suatu asam amino
ke suatu asam organik sehingga yang
terakhir ini berubah menjadi suatu
asam amino.
(Timotius, K.H., 1982)
5. Aplikasi Enzim sebagai Katalis Organik
Enzim sebagai katalis organik banyak
digunakan dalam industri, misalnya:
a. Rennet digunakan dalam proses
pembuatan keju yang terbuat dari bahan
dasar susu
b. Lactase digunakan untuk menyiapkan
produk-produk bebas laktosa seperti susu,
untuk membuat es krim dalam pembuatan
cream dan rasa produk yang lebih manis.
c. Katalase digunakan secara terbatas
pada proses produksi keju.
d. Lipase digunakan untuk menghidrolisis
lemak susu dan memberikan flavor keju
yang khas. Selain itu, enzim lipase ini juga
digunakan sebagai biokatalis untuk
memproduksi asam lemak bebas, gliserol,
berbagai ester, sebagian gliserida, dan
lemak yang dimodifikasi atau
diesterifikasi dari substrat yang murah,
seperti minyak kelapa sawit.
e. Protease berfungsi membekukan,
melembutkan atau menurunkan gluten
yang membentuk protein. Contoh protease
yang dapat dimanfaatkan adalah bromelin
dan papain sebagai bahan pengempuk
daging, selain itu enzim protease juga
dapat membantu menanggalkan kulit ikan
dalam industry pengetinan ikan.
f. Amylase digunakan dalam proses
pembuatan biscuit, minuman beralkohol,
dan pembuatan sirup glukosa.
(Rahman, F., 2014)
DAFTAR PUSTAKA
Hambali, K.A. 2009. Pengertian Katalis.
http://kimia.upi.edu. diakses pada 6
Desember 2014
Husada, D. 2011. Cara Kerja Enzim.
http://biokimiaizcute.blogspot.com.
diakses pada 7 Desember 2014
Rahman, F. 2014. Enzim dalam Industri
Makanan dan Minuman.
http://remajasampit.blogspot.com.
diakses pada 6 Desember 2014
Sidra. 2012. Ciri-ciri dan Cara Kerja Enzim.
http://sidrapth.blogspot.com. diakses
pada 7 Desember 2014
Timotius, K.H. 1982. Mikrobiologi Dasar.
Universitas Kristen Satya Wacana.
diakses pada 7 Desember 2014
Weinheim, et al. 2008. Handbook of
Asymmetric Heterogeneous Catalysis.
diakses pada 6 Desember 2014