kata pengantar - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/lakip_pdcp_2012.pdf ·...

44
1

Upload: lambao

Post on 06-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_PDCP_2012.pdf · RINGKASAN Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan (PDCP) sebagai unit eselon II dari Badan

1

1

Page 2: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_PDCP_2012.pdf · RINGKASAN Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan (PDCP) sebagai unit eselon II dari Badan

2

2

KATA PENGANTAR

Sesuai dengan arah kebijakan, program dan kegiatan Badan Ketahanan Pangan,

Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan ditugaskan untuk melaksanakan kegiatan

Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan. Kegiatan ini dilakukan untuk

mencapai keberhasilan Peningkatan Program Diversifikasi dan Ketahanan Pangan

Masyarakat. Sementara itu, pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh Pusat Distribusi dan

Cadangan Pangan pada tahun 2012, merupakan bagian dari pelaksanaan kegatan untuk

mencapai sasaran yang telah disepakati dalam pernyataan kinerja/perjanjian antara Kepala

Badan Ketahanan Pangan dengan Menteri Pertanian.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran dari kegiatan utama yang dibebankan kepada

Pusat distribusi dan Cadangan Pangan, ditempuh melalui pelaksanaan 5 kegiatan prioritas

serta kegiatan pendukungnya. Tiga kegiatan prioritas tersebut adalah: (1) Penguatan

Lembaga Distribusi PanganMasyarakat (LDPM); (2) Pengembangan Lumbung Pangan

Masyarakat; (3) Panel Harga Pangan Pokok, (4) Pemantauan/pengumpulan Data Distribusi,

Harga dan Cadangan Pangan, dan (5) Pengembangan Model Pemantauan Distribusi, Harga

dan Cadangan Pangan.

Laporan kinerja ini merupakan laporan hasil kinerja pelaksanaan kegiatan yang

ditugaskan kepada Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan pada tahun 2012. Selain

didasarkan pada Renstra Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan 2010 – 2014, juga

didasarkan pada Rencana Kerja dan Anggaran Kelembagaan Lembaga (RKAKL) Badan

Ketahanan Pangan tahun 2012. Sedangkan cara penyusunan, penilaian dan evaluasi kinerja

yang dilakukan dalam penyusunan laporan ini bersifat self assessment.

Kami telah berusaha menyusun laporan kinerja ini seoptimal mungkin, namun demikian

kemungkinan masih ada kekurangan. Untuk itu agar Laporan Akuntabilitas Kinerja ini

mendekati kesempurnaan, kami mengharapkan masukan dari berbagai pihak.

Jakarta, Februari 2013

Kepala Pusat

Distribusi dan Cadangan Pangan

Dr. Benny Rachman

Page 3: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_PDCP_2012.pdf · RINGKASAN Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan (PDCP) sebagai unit eselon II dari Badan

3

3

RINGKASAN

Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan (PDCP) sebagai unit eselon II dari Badan

Ketahanan Pangan (BKP), mempunyai tugas melaksanakan pengkajian, penyiapan

perumusan kebijakan, pengembangan, pemantauan, dan pemantapan distribusi pangan.

Dalam melaksanakan tugas tersebut Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan

menyelenggarakan fungsi: a) Pengkajian, penyusunan kebijakan, pengembangan,

pemantapan, pemantauan dan evaluasi distribusi pangan; b) Pengkajian, penyusunan

kebijakan, pengembangan, pemantapan, pemantauan dan evaluasi harga pangan; dan c)

Pengkajian, penyusunan kebijakan, pengembangan, pemantapan, pemantauan dan evaluasi

cadangan pangan.

Visi Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan yaitu Menjadi institusi yang handal, inovatif dan

aspiratif dalam menangani masalah distribusi, harga dan akses pangan. Tujuan strategis

Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan yaitu memantapkan sistem distribusi, stabilitas harga

dan cadangan pangan, dengan sasaran strategis meningkatnya pemantapan distribusi

pangan, stabilitas harga pangan dan cadangan pangan. Pencapaian sasaran tersebut,

direncanakan diukur dengan mnggunakan 5 (lima) indikator kinerja utama (IKU) yaitu 1.265

gapoktan yang diberdayakan dalam penguatan kelembagaan distribusi pangan, 1.040

lumbung pangan masyarakat yang diberdayakan, 16 provinsi yang menghimpun data panel

harga pangan pokok, 33 provinsi yang menghimpun pemantauan/pengumpulan data

distribusi, harga dan cadangan pangan, dan 12 provinsi yang mengembangakan model

pemantauan distribusi, harga, dan cadangan pangan.

Sesuai dengan IKU diatas, realisasi capaian kinerja pada tahun 2012, mencapai 100 persen,

untuk semua komponen kegiatan, yaitu: (1) Penguatan Lembaga Distribusi

PanganMasyarakat (LDPM); (2) Pengembangan Lumbung Pangan Masyarakat; (3) Panel

Harga Pangan Pokok, (4) Pemantauan/pengumpulan Data Distribusi, Harga dan Cadangan

Pangan, dan (5) Pengembangan Model Pemantauan Distribusi, Harga dan Cadangan

Pangan.

Sampai dengan Desember 2012, akuntabilitas keuangan yaitu Alokasi anggaran untuk

melaksanakan Rencana Kerja Tahun 2012 Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan bersumber

dari dana APBN sebesar Rp 8.270.500.000,- setelah mengalami pemotongan maka anggaran

yang dapat dikelola adalah sebesar Rp. 6.530.460.000,- Dari anggaran tersebut terealisasi

sebesar Rp.5.620.340.000,- atau 86,06 % dari pagu setelah pemotongan, sehingga terdapat

sisa dana sebesar Rp 910.120.000,- atau 13,94 % seperti dapat dilihat pada tabel 17. Sisa

dana tersebut sudah dikembalikan ke kas negara.

Page 4: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_PDCP_2012.pdf · RINGKASAN Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan (PDCP) sebagai unit eselon II dari Badan

4

4

Beberapa keberhasilan yang menonjol dari pencapaian sasaran ini adalah: (1)

Dipergunakannya informasi hasil analisis harga pangan dalam perumusan kebijakan

nasional, seperti kebijakan HPP, kebijakan Impor beras, kedele dan gula, kebijakan

percepatan penyaluran raskin, dan percepatan pengadaan cadangan beras nasional; (2)

Berkembangnya 1.237 gapoktan sebagai lembaga distribusi pangan masyarakat yang dapat

mendorong stabilitas harga gabah/beras/jagung di wilayah kerja Gapoktan; (3)

Diberdayakannya 1.037 kelompok lumbungpangan masyarakat yang menyebar di berbagai

kabupaten; serta (4) Telah dikembangkannya model pemantauan data harga dan pasokan

pangan di 16 provinsi yang mampu memenuhi sebagian besar kebutuhan data dan informasi

harga pangan.

Selain, beberapa masalah dan hambatan dalam pencapaian sasaran antara lain adalah

sebagai berikut: (1) Hasilnya kegiatan sulit diukur secara kuantitatif; (2) Belum tersedianya

data dasar dan angka konversi yang akurat; dan (3) Belum terdapat cara pengumpulan data

dan pemantauan pasokan bahan pangan antar wilayah yang memenuhi kriteria tepat, cepat

dan akurat; (4) Beberapa tahapan kegiatan terpaksa harus di tiadakan atau di revisi karena

adanya pemotongan/penghematan anggaran; dan (5) Tidak semua kegiatan tidak dapat

dilaksanakan sesuai dengan rencana, karena tergantung pada kebijakan yang harus

dilaksanakan pada saat itu.

Page 5: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_PDCP_2012.pdf · RINGKASAN Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan (PDCP) sebagai unit eselon II dari Badan

5

5

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... i

RINGKASAN ................................................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................................ iv

DAFTAR TABEL ......................................................................................................................... v

DAFTAR GRAFIK ....................................................................................................................... vi

I. PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

B. Tugas Fungsi dan Struktur Organisasi ...................................................... 2

II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA ................................................... 3

A. Rencana Strategis Tahun 2010 - 2014 ....................................................... 3

1. Visi .................................................................................................. 3

2. Misi .................................................................................................. 3

3. Tujuan Strategis ................................................................................. 3

4. Sasaran Strategis ............................................................................... 4

5. Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran ..................................................... 4

B. Perjanjian Kinerja .................................................................................... 5

1. Penetapan Kinerja ............................................................................. 5

2. Rencana Kinerja Tahuan ..................................................................... 6

III. AKUNTABILITAS KINERJA ......................................................................... 8

A. Hasil Pengukuran Kinerja ........................................................................ 8

B. Hasil Pengukuran Capaian KinerjaTahun 2012 .......................................... 8

B.1. Jumlah Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (Penguatan-LDPM) ..... 9

B.2. Jumlah Kelembagaan Cadangan Pangan .......................................... 12

B.3. Laporan Hasil Panel Harga Pangan .................................................. 16

B.4. Laporan Hasil Pemantauan/pengumpulan Data Distribusi, Harga

dan Cadangan Pangan ................................................................... 19

B.5. Laporan Pengembangan Model Distribusi, Harga dan Cadangan

Pangan ......................................................................................... 27

B.6. Capaian Kinerja Lainnya ................................................................. 31

C. Akuntabilitas Keuangan ......................................................................... 32

IV. PENUTUP ..................................................................................................... 35

A. Tinjauan Umum ..................................................................................... 35

B. Hambatan dan Kendala .......................................................................... 36

C. Upaya dan Tindak Lanjut ....................................................................... 37

LAMPIRAN

Page 6: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_PDCP_2012.pdf · RINGKASAN Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan (PDCP) sebagai unit eselon II dari Badan

6

6

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Kebijakan, Program dan Kegiatan Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan

5

Tabel 2. Penetapan Kinerja Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan Tahun 2012

6

Tabel 3. Kegiatan Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan Tahun 2012 7

Tabel 4. Hasil Pengukuran Kinerja Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan Tahun 2012

8

Tabel 5. Perkembangan Pelaksanaan Penguatan-LDPM periode 2009-2012 10

Tabel 6. Realiasis Pencairan Dana Bansos Pengembangan Cadangan Pangan Tahun 2012

13

Tabel 7. Relokasi Dana Bansos TA. 2012 Dari Tahap Kemandirian ke Tahap Pengembangan

14

Tabel 8. Capaian Pengembangan Lumbung Pangan Masyarakat Tahun 2009-2012

15

Tabel 9. Realisasi pelaksanaan pengiriman laporan informasi dan data harga dan pasokan panel harga

16

Tabel 10. Kabupaten Pelaksana Panel Harga Pangan Tahun 2011- 2012 17

Tabel 11. Perkembangan Realisasi Pengiriman Data SMS Tahun 2011 - 2012 18

Tabel 12. Rata-rata Harga Beras Medium dan Beras Termurah di Tk. Pedagang Eceran Tahun 2012

19

Tabel 13. Kondisi Cadangan Pangan Masyarakat per September 2012 24

Tabel 14. Kondisi Cadangan Pangan Masyarakat per Desember 2012 25

Tabel 15. Pengadaan, Penyaluran dan Stok Akhir Cadangan Pangan Pemerintah Provinsi per provinsi

27

Tabel 16. Kabupaten/kota Studi dan Banyaknya Sampel per Provinsi 30

Tabel 17. Realisasi Penggunaan Dana Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan 32

Page 7: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_PDCP_2012.pdf · RINGKASAN Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan (PDCP) sebagai unit eselon II dari Badan

7

7

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Hasil Pemantauan dan Pengumpulan Distribusi Pangan di

tingkat Grosir

20

Gambar 2. Hasil Pemantauan dan Pengumpulan Distribusi Pangan di tingkat Pengecer

20

Gambar 3. Total Pengadaan, Penyaluran dan Iron Stock pada Bulan

September dan Desember

26

Gambar 4. Tampilan Pada Website 29

Page 8: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_PDCP_2012.pdf · RINGKASAN Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan (PDCP) sebagai unit eselon II dari Badan

8

8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai unsur penyelenggara pemerintahan negara, setiap instansi pemerintah harus

mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan

pengelolaan sumberdaya dan kebijaksanaan yang dipercayakan kepadanya berdasarkan

perencanaan strategis yang dirumuskan sebelumnya (Inpres Nomor 7 Tahun 1999).

Pertanggungjawaban dimaksud harus: (1) Disampaikan kepada atasan masing-masing,

kepada lembaga-lembaga pengawasan dan penilaian akuntabilitas yang berkewenangan

dan akhirnya kepada Presiden selaku kepala pemerintahan, serta (2) Dilakukan melalui

sistem akuntabilitas dan media pertanggungjawaban yang harus dilaksanakan secara

periodik dan melembaga. Sebagai salah satu unit eselon II Badan Ketahanan Pangan,

Pusat Distribusi dan Cadangan perlu menyampaikan pertanggungjawaban tersebut

kepada Kepala Badan ketahanan Pangan, kepada lembaga-lembaga pengawasan dan

penilaian akuntabilitas yang berkewenangan.

Kebijakan pembangunan pertanian yang menjadi dasar pelaksanaan program dan

kegiatan pada periode 2010 – 2014 adalah: (1) Revitalisasi Pembangunan Pertanian dan

Kehutanan, (2) Rencana Pembangunan Pertanian Jangka Menengah, dan (3) Rencana

Strategik (Renstra) Departemen Pertanian 2010 – 2014. Program dan kebijakan

Kementerian Pertanian tersebut diterjemahkan lebih lanjut pada tingkatan yang lebih

bawah yaitu Badan Ketahanan Pangan dalam Rencana Strategik (Renstra) Badan

Ketahanan Pangan 2010 – 2014. Berdasarkan kebijakan-kebijakan tersebut, selanjutnya

khusu untuk program dan kegiatan yang terkait dengan aspek distribusi dijabarkan

dalam Renstra Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan Tahun 2010 – 2014.

Laporan kinerja ini merupakan laporan pelaksanaan kinerja Pusat Distribusi dan

Cadangan Pangan tahun 2011. Selain didasarkan pada Renstra Pusat Distribusi dan

Cadangan Pangan 2010 – 2014, kegiatan yang dilaksanakan dan dilaporkan dalam

laporan kinerja ini juga didasarkan pada Rencana Kerja dan Anggaran Kelembagaan

Lembaga (RKAKL) Badan Ketahanan Pangan tahun 2011.

B. Tugas Fungsi dan Struktur Organisasi

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian No. 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Pusat Distribusi dan Cadangan

mempunyai tugas melaksanakan pengkajian, penyiapan perumusan kebijakan,

pengembangan, pemantauan, dan pemantapan distribusi pangan. Dalam melaksanakan

tugas tersebut Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan menyelenggarakan fungsi:

Page 9: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_PDCP_2012.pdf · RINGKASAN Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan (PDCP) sebagai unit eselon II dari Badan

9

9

a. Pengkajian, penyusunan kebijakan, pengembangan, pemantapan, pemantauan dan

evaluasi distribusi pangan;

b. Pengkajian, penyusunan kebijakan, pengembangan, pemantapan, pemantauan dan

evaluasi harga pangan;

c. Pengkajian, penyusunan kebijakan, pengembangan, pemantapan, pemantauan dan

evaluasi cadangan pangan.

Pusat Distribusi Pangan dan Cadangan Pangan terdiri dari 3 Bidang yang terdiri dari 6

Sub Bidang yaitu :

a. Bidang Distribusi Pangan

Sub. Bidang Analisis Distribusi Pangan

Sub. Bidang Kelembagaan Distribusi Pangan

b. Bidang Harga Pangan

Sub. Bidang Analisis Harga Pangan Tingkat Produsen

Sub. Bidang Analisis Harga Pangan Tingkat Konsumen

c. Bidang Cadangan Pangan

Sub. Bidang Cadangan Pangan Masyarakat

Sub. Bidang Cadangan Pangan Pemerintah

Page 10: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_PDCP_2012.pdf · RINGKASAN Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan (PDCP) sebagai unit eselon II dari Badan

10

10

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

A. Rencana Strategis Tahun 2010-2014

1. Visi

Mengacu visi, arah dan kebijakan pembangunan pertanian dan ketahanan pangan maka

Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan, tahun 2010-2014 mempunyai visi: sebagai

“Institusi yang handal, inovatif dan aspiraif dalam memantapkan sistem

distribusi, stabilisasi harga dan cadangan pangan”.

2. Misi

Untuk melaksanakan visi tersebut, misi yang diemban oleh Pusat Distribusi dan

Cadangan Pangan adalah sebagai berikut:

a. Pengembangan model pemberdayaan masyarakat dalam rangka mewujudkan

stabilitas harga dan pasokan, dan pemupukan cadangan pangan;

b. Peningkatan kualitas hasil pengkajian, pemantauan dan evaluasi sistem distribusi,

stabilisasi harga dan cadangan pangan;

c. Pengembangan model pengkajian, pemantauan dan evaluasi sistem distribusi,

stabilisasi harga dan cadangan pangan;

d. Peningkatan koordinasi dengan instansi terkait dalam merumuskan dan

mengimplementasikan kebijakan distribusi, stabilisasi harga dan cadangan pangan;

e. Peningkatan kemampuan aparatur daerah dalam melakukan pengkajian, pemantauan

dan evaluasi sistem distribusi, stabilisasi harga dan cadangan pangan serta

pengembangan model pemberdayaan masyarakat dalam rangka mewujudkan

stabilitasi harga dan pasokan, dan pemupukan cadangan pangan.

3. Tujuan Strategis

Memantapkan sistem distribusi, stabilitas harga dan cadangan pangan dengan:

a. Memperkuat kelembagaan Distribusi Pangan Masyarakat untuk menjaga stabilitas

harga dan pasokan pangan;

b. Mengembangkan kelembagaan cadangan pangan dalam pemupukan cadangan

pangan pemerintah dan masyarakat;

c. Menyediakan informasi hasil pengkajian, pemantauan dan evaluasi untuk bahan

perumusan kebijakan distribusi, harga dan cadangan pangan;

Page 11: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_PDCP_2012.pdf · RINGKASAN Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan (PDCP) sebagai unit eselon II dari Badan

11

11

d. Mengembangkan model pengkajian, pemantauan dan evaluasi distribusi, harga dan

cadangan pangan.

4. Sasaran strategis

Berdasarkan visi, misi, dan tujuan strategis Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan tahun

2012, maka sasaran strategis yang hendak dicapai adalah meningkatnya pemantapan

distribusi pangan, stabilitas harga pangan dan cadangan pangan.

5. Cara Mencapai Tujuan Dan Sasaran

Sesuai dengan arah kebijakan, program dan kegiatan Badan Ketahanan Pangan, maka

program yang akan dilaksanakan oleh Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan pada

tahun 2010 – 2014 yaitu Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat.

Sedangkan kegiatan utamanya adalah Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas

Harga Pangan. Untuk mencapai tujuan dan sasaran dari kegiatan utama yang

dibebankan kepada Pusat distribusi dan Cadangan Pangan, akan ditempuh melalui

pelaksanaan 5 kegiatan prioritas serta kegiatan pendukungnya.

Rincian kebijakan, program, kegiatan Utama dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh

Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan pada periode 2010 – 2014 adalah seperti

disajikan pada tabel di bawah ini:

Tabel 1. Kebijakan, Program dan Kegiatan Pusat Distribusi dan Cadangan

Pangan

Kebijakan/Program Kegiatan

Utama

Kegiatan

Kebijakan: Pembangunan Ketahanan Pangan Program: Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat

Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan

1. Penguatan Lembaga Distribusi

Pangan Masyarakat (Penguatan-LDPM)

2. Pengembangan Cadangan Pangan

3. Panel harga pangan 4. Pemantauan/pengumpulan

data distribusi, harga dan cadangan pangan

5. Pengembangan model pemantauan distribusi, harga dan cadangan pangan

Page 12: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_PDCP_2012.pdf · RINGKASAN Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan (PDCP) sebagai unit eselon II dari Badan

12

12

B. Perjanjian Kinerja

1. Penetapan Kinerja

Penetapan Kinerja Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan merupakan bagian dari

pernyataan kinerja/perjanjian antara Kepala Badan Ketahanan Pangan dengan Menteri

Pertanian. Berdasarkan Indikator Kinerja Utama (IKU) Badan Ketahanan Pangan,

penetapan kinerja kegiatan Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan yang menjadi acuan

atau tolak ukur evaluasi akuntabilitas kinerja yang akan dicapai pada tahun 2012

sebagai berikut:

Tabel 2. Penetapan Kinerja Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan Tahun

2012

Unit Organisasi Eselon II : Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan Tahun Anggaran : 2012

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

(1) (2) (3)

1. Meningkatnya pemantapan distribusi dan harga pangan

1. Jumlah Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM)

2. Jumlah kelembagaan cadangan pangan

3. Laporan hasil panel harga

pangan

4. Laporan hasil

pemantauan/pengumpulan data distribusi, harga, dan cadangan pangan

5. Laporan pengembangan model

pemantauan distribusi, harga, dan cadangan pangan

1.265 Gapoktan

1.040 lumbung

1 pusat, 16 provinsi

1 pusat, 33 provinsi

1 pusat, 12 provinsi

Jumlah Anggaran : Kegiatan Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan : Rp. 8.270.500.000,-

Page 13: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_PDCP_2012.pdf · RINGKASAN Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan (PDCP) sebagai unit eselon II dari Badan

13

13

2. Rencana Kinerja Tahunan

Rencana kinerja tahunan yang dirancang pada tahun 2012 merupakan implementasi

dari Penetapan Kinerja diatas. Dalam rencana kinerja tahunan Pusat Distribusi dan

Cadangan Pangan menggunakan indikator kinerja sebagai berikut:

a. Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (Penguatan-LDPM) sebesar 1.265

gapoktan

b. Pengembangan Lumbung Pangan Masyarakat sebesar 1.040 lumbung

c. Panel Harga Pangan dengan capaian kinerja berupa laporan hasil panel harga pangan

sebesar 1 laporan pusat dan 16 laporan provinsi

d. Pemantauan/pengumpulan data distribusi, harga dan cadangan pangan dengan hasil

capaian kinerja berupa laporan hasil kegiatan sebanyak 1 laporan pusat dan 33

laporan provinsi

e. Pengembangan model pemantauan distribusi, harga dan cadangan pangan dengan

dengan hasil capaian kinerja berupa laporan hasil kegiatan sebanyak 1 laporan pusat

dan 33 laporan provinsi

Untuk mendapatkan kinerja tersebut maka, Sesuai dengan Rencana Kegiatan dan

Anggaran Kementerian dan Lembaga (RKAKL) tahun 2012, pelaksanaan operasional

kegiatan Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan terangkum dalam 1 (satu) kegiatan

utama yaitu Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan. Selanjutnya

dalam melaksanakan kegiatan utama tersebut dilakukan melalui pelaksanaan 5

Kegiatan dengan rincian sebagai berikut:

Page 14: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_PDCP_2012.pdf · RINGKASAN Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan (PDCP) sebagai unit eselon II dari Badan

14

14

Tabel 3. Kegiatan Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan Tahun 2012

Rencana Kinerja Tahunan Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan tahun 2012 disajikan

pada Formulir Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2012

Kegiatan Indikator Kinerja Target

a.   Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (Penguatan-LDPM) Jumlah Lembaga Distribusi Pangan 1265 Gapoktan

Tahap Penumbuhan Masyarakat (LDPM)

Tahap Pengembangan

Tahan Kemandirian

Tahap Pasca kemandirian

b.   Pengembangan Lumbung Pangan Masyarakat Jumlah kelembagaan cadangan pangan 1.040 lumbung

Tahap penumbuhan

Tahap pengembangan,

Tahap kemandirian.

c.   Panel Harga Pangan Laporan hasil panel harga pangan pokok 1 pusat, 16 provinsi

Penyusunan panduan teknis

Pengembangan software panel

Pelaksanaan kegiatan (Sosialisasi dan Koordinasi, Pemantauan dan

Pengendalian, Pengumpulan dan Validasi Data)

d.   Pemantauan/pengumpulan Data Distribusi, Harga dan Cadangan Pangan Laporan hasil pemantauan/pengumpulan data 1 pusat, 33 provinsi

Pemantauan/pengumpulan data distribusi pangan distribusi, arga dan cadangan pangan

Pemantauan/Pengumpulan data harga pangan

Analisis Harga Pangan Tingkat Produsen

Analisis Harga Pangan Tingkat Konsumen

Pemantauan/pengumpulan data stabilisasi harga pangan

Pemantauan hari-hari besar keagamaan dan nasional

Pemantauan/pengumpulan data cadangan pangan masyarakat dan pemerintah

Pemantauan /pengumpulan data cadangan pangan masyarakat

Pemantauan/pengumpulan data cadangan pangan pemerintah

e. Kajian Pengembangan Model Analisis Jaringan Distribusi Laporan pengembangan model pemantauan 1 pusat, 12 provinsi

Analisis Jaringan Distribusi Pangan distribusi, harga dan cadangan pangan

Model Pemantauan Distribusi Pangan

f. Kegiatan Lainnya

Pengembangan institusi ketahanan pangan

Sosialisasi, koordinasi operasional cadangan pangan (APTERR)

Page 15: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_PDCP_2012.pdf · RINGKASAN Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan (PDCP) sebagai unit eselon II dari Badan

15

15

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. Hasil Pengukuran Kinerja

Kinerja Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan pada tahun anggaran 2012, diuraikan

berdasarkan sasaran kegiatan Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan yaitu meningkatnya

pemantapan distribusi, stabilitas harga dan cadangan pangan. Sasaran tersebut selanjutnya

diukur dengan 5 (tiga) indikator kinerja utama yaitu 1) Jumlah Lembaga Distribustri Pangan

Masyarakat (Penguatan-LDPM) yang diberdayakan dalam penguatan kelembagaan distribusi

pangan; 2) Jumlah kelembagaan cadangan pangan; 3) laporan hasil panel harga pangan; 4)

laporan hasil pemantauan/pengumpulan data distribusi, harga dan cadangan pangan dan 5)

laporan pengembangan model pemantauan distribusi, harga dan cadangan pangan. Tingkat

capaian kinerja Pusat distribusi dan Cadangan Pangan tahun 2012 dapat dilihat dalam tabel

berikut :

Tabel 4. Hasil Pengukuran Kinerja Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan

Tahun 2012

Sasaran Uraian Target Realisasi Persentase (%)

Meningkatnya pemantapan distribusi pangan, stabilitas harga pangan dan cadangan pangan

1. Jumlah Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM)

1.265 Gap 1.237 Gap 97,79

2. Jumlah kelembagaan cadangan pangan

1.040 LP 1.037 LP 99,71

3. Laporan hasil panel harga pangan pokok

1 pusat, 16 provinsi

1 pusat, 16 provinsi

100

4. Laporan hasil pemantauan/pengumpulan data distribusi, harga, dan cadangan pangan

1 pusat, 33 provinsi

1 pusat, 33 provinsi

100

5. Laporan pengembangan model pemantauan distribusi, harga, dan cadangan pangan

1 pusat, 12 provinsi

1 pusat, 13 provinsi

107,70

B. Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2012

Analisis dan evaluasi capaian kinerja diperoleh dari hasil pengukuran kinerja kegiatan yang

mendukung tercapainya sasaran. Beberapa sasaran dapat dilaksanakan melalui beberapa

kegiatan yang saling terkait untuk mencapai sasaran tersebut. Hasil analisis dan evaluasi

Page 16: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_PDCP_2012.pdf · RINGKASAN Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan (PDCP) sebagai unit eselon II dari Badan

16

16

capaian kinerja Pusat Distribusi dan Cadanga Pangan tahun 2012 dapat dijelaskan sebagai

berikut :

B.1. Jumlah Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (Penguatan-LDPM)

Kegiatan Penguatan LDPM dilaksanakan dalam rangka perlindungan dan pemberdayaan

petani/kelopoktani/Gapoktan padi dan jagung terhadap jatuhnya harga di saat panen raya

dan masalah aksesibilitas pangan di saat paceklik. Melalui kegiatan Penguatan-LDPM yang

dilaksanakan sejak tahun 2009, pemerintah menyalurkan dana Bantuan Sosial dari APBN

kepada Gapoktan untuk memberdayakan kelembagaan Gapoktan agar mampu

mendistribusikan hasil produksi pangan dari anggotanya sehingga harga yang diterima di

tingkat petani maupun di wilayah stabil, serta menyediakan cadangan pangan dalam rangka

penyediaan aksesibilitas pangan bagi anggotanya. Melalui penguatan modal usaha,

diharapkan Gapoktan bersama-sama dengan anggotanya mampu secara swadaya

membangun sarana untuk penyimpanan, mengembangkan usaha di bidang distribusi

pangan, dan menyediakan pangan minimal bagi anggotanya yang kurang memiliki akses

terhadap pangan disaat paceklik.

Dukungan dana Bansos yang bersumber dari APBN pada kegiatan Penguatan-LDPM hanya

diberikan kepada Gapoktan Tahap Penumbuhan dan Pengembangan, yaitu pada tahun

pertama dan tahun kedua. Sementara itu pada tahun ketiga, Gapoktan hanya menerima

pembinaan dan/atau bimbingan dari pendamping, Tim Teknis Kabupaten/Kota dan Tim

Pembina Provinsi. Sasaran Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) pada

periode 2009 -2014 adalah sebanyak 1.750 gapoktan. Sementara itu sampai tahun 2012

ditargetkan sebanyak 1.265 gapoktan. tetapi gapoktan yang sudah melaksanakan sebanyak

1.237 gapoktan atau sebesar 98.66 %.

Keberhasilan yang telah dicapai pada periode 2009 – 2012 pelaksanaan kegiatan Penguatan-

LDPM sebagai berikut:

Page 17: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_PDCP_2012.pdf · RINGKASAN Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan (PDCP) sebagai unit eselon II dari Badan

17

17

Tabel 5. Perkembangan Pelaksanaan Penguatan-LDPM

periode 2009-2012

Tahapan

Jumlah Gapoktan

Tahun 2009

Tahun

2010 Tahun 2011

Tahun

2012

Penumbuhan 546 204 235 281

Pengembangan 545 237 224

Kemandirian 512 220

Pasca kemandirian 512

Total di Tahun 546 749 984 1.237

Keterangan : *) 1 Gapoktan tahun 2009 kembalikan dana bansos Tahap Penumbuhan **) 33 Gapoktan tahun 2010 kembalikan dana Bansos Tahap Pengembangan ***) 17 Gapoktan tahun 2011 kembalikan dana Bansos Tahap Pengembangan ****) 11 Gapoktan tahun 2012 kembalikan dana Bansos Tahap Pengembangan *****) Tidak lagi didukung pendanaan APBN untuk pembinaan tahap Pasca Kemandirian, selanjutnya dibina oleh provinsi dan kabupatan/kota melalui APBD

Pelaksanaan kegiatan Penguatan-LDPM dimulai pada tahun 2009, dimana pada tahun

pertama tersebut ditumbuhkan sebanyak 546 Gapoktan. Seleksi calon Gapoktan yang

akan ikut kegiatan Penguatan-LDPM dilakukan secara berjenjang mulai dari

kabupaten/kota yang melakukan inventarisasi dan identifikasi calon Gapoktan, Setelah

kabupaten/kota melakukan identifikasi kemudian diusulkan ke provinsi untuk selanjutnya

dilakukan verifikasi. Hasil verifikasi provinsi kemudian ditetapkan oleh Kepala

Badan/Dinas/Kantor/Unit ketahanan pangan sebagai Gapoktan pelaksana kegiatan

Penguatan-LDPM yang layak menerima dana bansos tahap pertama sebesar Rp. 150

juta. Pada akhir tahun 2009, 1 Gapoktan dari provinsi Gorontalo bermasalah dikarena

adanya ketidak-harmonisan diantara pengurus Gapoktan yang tidak dapat lagi

diselesaikan secara musyarawarah sehingga penanggung jawab pelaksana kegiatan

Penguatan-LDPM menarik dana bansos yang ada di Gapoktan dan mengembalikannya ke

kantor Kas Negara.

Tahun 2010 merupakan tahun kedua pelaksanaan kegiatan Penguatan-LDPM, Pada

tahun kedua ditumbuhkan sebanyak 204 Gapoktan yang akan menerima dana Bansos

sebesar Rp 150 juta pada tahap pertama dan 545 Gapoktan yang masuk ke Tahap

Pengembangan dan akan menerima dana bansos tahap kedua sebesar Rp 75 juta.

Sebelum dana bansos tahap kedua disalurkan ke Gapoktan, tim Pembina provinsi dan

tim teknis kabupaten/kota melakukan evaluasi terhadap kinerja dari masing-masing

Gapoktan yang dinyatakan benar-benar layak untuk masuk ke Tahap Pengembangan.

Page 18: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_PDCP_2012.pdf · RINGKASAN Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan (PDCP) sebagai unit eselon II dari Badan

18

18

Hingga akhir tahun 2010 Gapoktan yang memenuhi persyaratan sebagaimana yang ada

dalam Pedum Pelaksanaan Penguatan-LDPM 2010, dari 204 gapoktan yang

ditumbuhkan semuanya menerima dana bansos 150 juta setelah dilakukan evaluasi dan

pembinaan sedangkan dari 545 gapoktan yang masuk ke tahap pengembangan hanya

512 Gapoktan yang layak mendapatkan tambahan dan penguatan modal usaha sebesar

Rp 75 juta sedangkan 33 Gapoktan lainnya tidak layak untuk mendapatkan tambahan

dana bansos sehingga dana bansos tersebut dikembalikan ke kas negara. Namun

demikian daerah masih diberikan kesempatan untuk melakukan pembinaan dan dapat

diusul kembali di tahun berikutnya untuk mendapat tambahan modal usaha.

Tahun 2011 merupakan tahun ketiga pelaksanaan kegiatan Penguatan-LDPM, dimana

pada tahun ketiga ditumbuhkan sebanyak 235 Gapoktan, 237 Gapoktan yang memasuki

tahap Pengembangan (204 gapoktan yang ditumbuhkan tahun 2010 dan 33 Gapoktan

merupakan luncuran dari Gapoktan yang ditumbuhkan tahun 2009), dan 512 Gapoktan

yang masuk tahap Kemandirian. Gapoktan yang masuk pada Tahap Penumbuhan akan

menerima dana bansos sebesar Rp 150 juta, tahap Pengembangan akan menerima dana

bansos sebesar Rp 75 juta, dan tahap Kemandirian tidak lagi menerima dana bansos

namun provinsi dan kabupaten/kota tetap melakukan pembinaan agar dana bansos tetap

dikelola dengan baik oleh Gapoktan sebagai modal usaha yang berkembang secara

berkelanjutan. Pada akhir tahun 2011 dari 235 gapoktan yang ditumbuhkan semuanya

menerima dana bansos 150 juta setelah dilakukan evaluasi dan pembinaan sedangkan

dari 237 Gapoktan hanya 220 Gapoktan yang layak untuk masuk tahap Pengembangan

dan dapat menerima dana Bansos sebesar Rp 75 juta, dan selanjutnya dana bansos

yang telah dialokasi bagi 17 Gapoktan dikembalikan ke kantor Kas Negara.

Tahun 2012 merupakan tahun keempat pelaksanaan kegiatan Penguatan-LDPM. Pada

tahun 2012 penguatan LDPM dilaksankan terhadap 1.265 gapoktan yang terdiri dari: (1)

penguatan LDPM tahap penumbuhan 281 Gapoktan, (2) penguatan LDPM tahap

pengembangan 235 Gapoktan, (3) penguatan LDPM tahap kemandirian 220 Gapoktan

dan (4) tahap pasca kemandirian 512 Gapoktan. Gapoktan yang masuk pada Tahap

Penumbuhan akan menerima dana bansos sebesar Rp 150 juta, tahap Pengembangan

menerima dana bansos sebesar Rp 75 juta, dan tahap Kemandirian dan Pasca

Kemandirian tidak lagi menerima dana bansos namun provinsi dan kabupaten/kota tetap

melakukan pembinaan.

Dari 281 gapoktan yang diusulkan oleh kabupaten/kota ke provinsi, setelah dilakukan

evaluasi sesuai persyartan pedoman umum (pedum) semua gapoktan memnuhi

persyartan untuk mendapatkan dana bansos penguatan modal sebesar 150 juta.

Sementara itu dari 235 gapoktan yang ditumbuhkan pada tahun 2011 setelah dilakukan

evaluasi dan pembinaan, hanya 224 gapoktan yang layak untuk masuk tahap

pengembangan dan dapat menerima dana Bansos sebesar Rp 75 juta. Sedangkan untuk

gapoktan tahap kemandirian dan pasca kemandirian pembinaannya diserahkan kepada

daerah. Dengan demikian dari target jumlah gapoktan yang dikuatkan pada tahun 2012

Page 19: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_PDCP_2012.pdf · RINGKASAN Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan (PDCP) sebagai unit eselon II dari Badan

19

19

yaitu sebanyak 1265 gapoktan yang terealisasi sebanyak 1.237 gapoktan atau 97,79

persen.

Kegiatan Penguatan-LDPM dilaksanakan melalui beberapa komponen kegiatan yaitu:

Pemantauan, pengawalan, pengumpulan data Penguatan-LDPM; Pembinaan, Sosialisasi,

Advokasi Penguatan-LDPM dan Apresiasi, Evaluasi Kegiatan Penguatan-LDPM. Untuk

mencapai indikator kinerja utama LDPM yang dikembangkan juga diperoleh output

pendukung sebagai berikut:

a) Jumlah paket pedoman umum Penguatan-LDPM sebanyak 1 paket (100%);

b) Jumlah satu paket pedoman teknis Penguatan-LDPM sebanyak 1 paket (100%);

c) Jumlah paket modul pendamping Penguatan-LDPM sebanyak 1 paket (100%);

d) Jumlah paket modul gapoktan Penguatan-LDPM sebanyak 1 paket (100%);

e) Jumlah laporan hasil kegitan Penguatan-LDPM sebanyak 3 laporan (100%); dan

f) Jumlah laporan hasil apresiasi dan evaluasi Penguatan-LDPM sebanyak 2 laporan

(100%).

B.2. Jumlah Kelembagaan Cadangan Pangan

Kegiatan Pengembangan Lumbung Pangan Masyarakat dilaksanakan di 32 provinsi

pelaksana kegiatan pengembangan cadangan pangan masyarakat. Kegiatan tersebut

dilakukan dalam 3 (tiga) tahapan yaitu tahap penumbuhan, tahap pengembangan, dan

tahap kemandirian. Tahap penumbuhan mencakup identifikasi lokasi dan pembangunan fisik

lumbung melalui DAK Bidang Pertanian Tahun 2010 dan 2011, tahap pengembangan

mencakup identifikasi kelompok lumbung pangan dan pengisian cadangan pangan melalui

dana Bansos, sedangkan tahap kemandirian mencakup penguatan modal untuk

pengembangan usaha kelompok melalui dana Bansos.

Pada tahun 2012, kegiatan Pengembagan Cadangan Pangan Masyarakat hanya mencakup

tahap pengembangan dan tahap kemandirian, sedangkan untuk tahap penumbuhan hanya

dilakukan di provinsi Papua dan Papua Barat melalui dana dekonsentrasi. Tahap

penumbuhan melalui DAK tahun 2012 sementara tidak dilakukan, mengingat masih banyak

lumbung yang belum diisi cadangan pangan, selain itu DAK tahun 2012 difokuskan untuk

pembangunan fisik gudang cadangan pangan pemerintah kabupaten.

Sasaran Pengembagan Cadangan Pangan Masyarakat adalah 1.040 kelompok lumbung

pangan masyarakat yang terdiri dari 9 kelompok (tahap penumbuhan) 613 kelompok baru

(tahap pengembangan) dan 418 kelompok lama (tahap kemandirian). Untuk tahap

penumbuhan mendapatkan alokasi Bansos sebesar Rp. 40 juta untuk pembangunan fisik

lumbung dan tahap pengembangan dan tahap kemandirian masing-masing mendapatkan

alokasi bansos sebesar Rp. 20 juta.

Sampai dengan 31 Desember 2012, dana bansos kegiatan Pengembangan Cadangan Pangan

Masyarakat sebesar 20,98 milyar telah direalisasikan 20,92 milyar atau 99,71 persen kepada

Page 20: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_PDCP_2012.pdf · RINGKASAN Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan (PDCP) sebagai unit eselon II dari Badan

20

20

1.037 kelompok lumbung pangan, yang terdiri dari Tahap Penumbuhan sebesar 360 juta

atau 9 kelompok (100%), Tahap Pengembangan sebesar 12,40 milyar atau 620 kelompok

(101,14%), dan Tahap Kemandirian sebesar 8,14 milyar atau 408 kelompok( 97,61%).

Rincian Realisasi kegiatan Pengembangan Lumbung Pangan Masyarakat dapat di lihat pada

table berikut ini.

Tabel 6. Realiasis Pencairan Dana Bansos Pengembangan Cadangan Pangan

Tahun 2012

Realisasi dana bansos yang mencapai 100 persen terdapat 30 provinsi, sedang provinsi yang

realisasi dana bansosnya tidak mencapai 100 persen adalah Kalimantan Timur 80 persen (1

Kelompok tidak teralisasi), dan Maluku 85,71 persen (2 Kelompok tidak teralisasi). Di

provinsi Kalimantan Timur tidak mencapai 100 persen disebabkan lumbung DAK tahun 2011

tidak teralisasi pembangunannya, sedangkan untuk provinsi Maluku tidak teralisasi 2

kelompok yaitu 1 kelompok berada di kabupaten Maluku Tenggara Barat disebabkan karena

yang dibangun berada dilokasi yang sangat terpencil dan akses menuju lokasi sangat sulit

No Provinsi Penumbuhan Pengembangan Kemandirian Jumlah Presentase

1 DKI Jakarta 0 0 0

2 Banten 12 5 17 100.00

3 Jawa Barat 25 27 52 100.00

4 Jawa Tengah 71 30 101 100.00

5 DIY 10 12 22 100.00

6 Jawa Timur 62 24 86 100.00

7 Aceh 13 12 25 100.00

8 Sumatera Utara 14 23 37 100.00

9 Sumatera Barat 22 12 34 100.00

10 Riau 1 8 9 100.00

11 Jambi 8 12 20 100.00

12 Sumatera Selatan 37 22 59 100.00

13 Bengkulu 6 10 16 100.00

14 Lampung 53 21 74 100.00

15 Bangka Belitung 0 5 5 100.00

16 Kepulauan Riau 1 1 100.00

17 Kalimantan Barat 15 14 29 100.00

18 Kalimantan Tengah 22 5 27 100.00

19 Kalimantan Selatan 25 16 41 100.00

20 Kalimantan Timur 3 1 4 80.00

21 Sulawesi Utara 24 21 45 100.00

22 Sulawei Tengah 20 18 38 100.00

23 Sulawesi Selatan 25 22 47 100.00

24 Sulawesi Tenggara 18 16 34 100.00

25 Gorontalo 11 9 20 100.00

26 Sulawesi Barat 2 5 7 100.00

27 Bali 13 2 15 100.00

28 N T B 42 10 52 100.00

29 N T T 52 18 70 100.00

30 Maluku 4 8 12 85.71

31 Maluku Utara 5 8 13 100.00

32 Papua Barat 2 1 4 7 100.00

33 Papua 7 3 8 18 100.00

9 620 408 1,037 99.71Total

Page 21: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_PDCP_2012.pdf · RINGKASAN Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan (PDCP) sebagai unit eselon II dari Badan

21

21

sehingga menyebabkan kelompok kesulitan dalam membuka rekening bank, sedangkan

untuk kelompok tahap kemandirian yang berada di kabupaten Seram Bagian Barat

mengalami permasalahan dengan perbankan.

Hasil evaluasi Tahap Kemandirian di 3 provinsi terdapat 11 kelompok yang dinilai tidak layak

masuk tahap kemandiirian yaitu Kalimantan Barat (2 Kelompok), Sulawesi Tenggara (2

Kelompok) dan Bali (7 Kelompok). Alokasi dana Bansos Tahap Kemandirian tersebut

dialihkan pada kelompok tahap pengembangan yang telah mendapatkan alokasi

pembangunan lumbung melalui DAk tahun 2011, sehingga realisasi Tahap Pengembangan

mencapai 620 kelompok dari target 613 kelompok (101, 14 %).

Tabel 7. Relokasi Dana Bansos TA. 2012 Dari Tahap Kemandirian ke Tahap

Pengembangan

No

Provinsi

Tahap Kemandirian Tahap

Pengembangan

Semula Menjadi Semula Menjadi

1. Kalimantan Barat 16 14 13 15

2. Sulawesi Tenggara 18 16 16 18

3. Bali 9 2 6 13

Total 43 32 35 46

Keberhasilan yang telah dicapai pada periode 2009 – 2012 pelaksanaan kegiatan

Pengembangan Lumbung Pangan Masyarakat sebagai berikut:

Tabel 8. Capaian Pengembangan Lumbung Pangan Masyarakat Tahun 2009-2012

Tahapan TAHUN (Jumlah Kelompok)

2009 2010 2011 2012

Penumbuhan 275 690 *) 681**) 9

Pengembangan 275 425 620

Kemandirian 275 408

Total 275 275 700 1.037

Pada tahun 2009 telah dibangun lumbung pangan melalui dana dekonsentrasi dengan

memberikan dana bantuan sosial sebesar Rp. 30 juta per kelompok kepada 275

kelompok di 31 provinsi.

Page 22: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_PDCP_2012.pdf · RINGKASAN Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan (PDCP) sebagai unit eselon II dari Badan

22

22

Pada tahun 2010 dialokasikan dana dekonsentrasi untuk pengisian cadangan pangan

dan penguatan modal kelompok masing-masing kelompok sebesar Rp. 20 Juta kepada

275 kelompok yang masuk tahap pengembangan. Untuk tahap penumbuhan di

alokasikan Dana Alokasi Khusus Bidang Pertanian untuk pembangunan fisik lumbung

sebanyak 690 unit.

Pada tahun 2011 merupakan tahun ke 3 pelaksanaan kegiatan pengembangan lumbung

pangan masyarakat, untuk 275 kelompok yang ditumbuhkan pada tahun 2009 masuk

pada tahap kemandirian dan mendapatkan bansos 20 juta untuk penguatan modal

kelompok dalam rangka pengembangan usaha kelompok untuk keberlanjutan

kelembagaan lumbung pangan. Dari 690 unit lumbung yang dibangun melaui DAK 2010,

dialokasikan dana bansos untuk pengisian cadangan pangan sebanyak 425 kelompok.

Pembangunan fisik lumbung masih dilakukan melalui DAK tahun 2011 sebanyak 681

unit.

Pada tahun 2012, kegiatan Pengembagan Cadangan Pangan Masyarakat hanya

mencakup tahap pengembangan dan tahap kemandirian, sedangkan untuk tahap

penumbuhan hanya dilakukan di provinsi Papua dan Papua Barat melalui dana

dekonsentrasi. Tahap penumbuhan melalui DAK tahun 2012 sementara tidak dilakukan,

mengingat masih banyak lumbung yang belum diisi cadangan pangan, selain itu DAK

tahun 2012 difokuskan untuk pembangunan fisik gudang cadangan pangan pemerintah

kabupaten. Pada tahun ini dialokasikan dana dekonsentrasi untuk tahap penumbuhan 9

kelompok khusus Provinsi Papua dan Papua Barat, tahap pengembangan 620 kelompok

dan tahap kemandirian setelah dilakukan seleksi terhadap kelompok maka yang

dinyatakan dapat masuk tahap kemandirian hanya 408 kelompok.

Dari 1.656 lumbung yang telah dibangun baik melalui dana APBN (284 unit) dan DAK

Bidang Pertanian ( Tahun 2010 sebanyak 690 unit dan tahun 2011 682 unit) telah

dilakukan pengisian cadangan pangan melalui dan APBN dekonsentrasi sampai tahun

2012 sebanyak 1.320 kelompok dan melalui APBD I dan II sebanyak 72 kelompok,

sedangakan 253 kelompok direncanakan pada tahun 2013 ini.

B.3. Laporan Hasil Panel Harga Pangan

Panel harga pangan dimaksudkan untuk mendapatkan informasi harga dan pasokan pangan

secara cepat, tepat dan akurat sebagai bahan deteksi dini terjadinya gangguan harga dan

pasokan pangan. Kegiatan panel harga pangan telah dilaksanakan Pusat Distribusi dan

Cadangan Pangan sejak tahun 2010 melalui kegiatan pengembangan model panel harga,

pasokan, dan akses pangan di 12 provinsi yang mencakup 60 kabupaten/kota. Pada tahun

2011 kegiatan tersebut dilanjutkan dengan judul Panel Harga dan Pasokan Distribusi Pangan

yang dikembangkan di 16 provinsi yaitu: Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau,

Page 23: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_PDCP_2012.pdf · RINGKASAN Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan (PDCP) sebagai unit eselon II dari Badan

23

23

Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan

Selatan, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, NTB, NTT dan Maluku.

Tabel 9. Realisasi pelaksanaan pengiriman laporan informasi dan data harga dan

pasokan panel harga sebagai berikut:

Tahun Jml Provinsi Pelaksana

Capaian realisasi Target Realisasi

2010 12 11 91,7%

2011 16 16 100%

2012 16 16 100%

Kabupaten yang menjadi lokasi panel pada tahun 2011 sebanyak 103 kabupaten/kota yang

tersebar di 16 provinsi tersebut dan jumlah enumerator sebanyak 261 orang. Pada Tahun

2012, kegiatan ini masih dilaksanakan di 16 provinsi yang sama dengan judul Panel Harga

Pangan. Beberapa perubahan pada Tahun 2012, antara lain: pengembangan kabupaten

sebagai lokasi panel menjadi 140 kabupaten dengan 302 enumerator.

Tabel 10. Kabupaten Pelaksana Panel Harga Pangan Tahun 2011- 2012

No Provinsi 2011 2012 %Perb.

5 thp 3 %Perb 6 thp 4 Kab. Enum. Kab. Enum.

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Banten 5 14 6 15 20 7

2 Jawa Barat 8 20 12 27 50 35

3 Jawa Tengah 8 21 12 27 50 29

4 Di. Yogyakarta 5 11 4 13 -20 18

5 Jawa Timur 9 24 12 27 33 13

6 Sumatera Utara 7 19 10 23 43 21

7 Sumatera Barat 6 18 8 21 33 17

8 Riau 5 10 9 10 80 0

9 Lampung 6 13 9 24 50 85

10 Kalimantan Barat 6 16 6 13 0 -19

11 Kalimantan Selatan 8 20 10 25 25 25

12 Sulawesi Utara 5 13 6 13 20 0

13 Sulawesi Selatan 8 26 12 27 50 4

14 NTB 6 13 10 21 67 62

15 NTT 5 13 7 8 40 -38

16 Maluku 4 10 7 8 75 -20

Total 101 261 140 302 39 16

Page 24: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_PDCP_2012.pdf · RINGKASAN Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan (PDCP) sebagai unit eselon II dari Badan

24

24

Berdasarkan pengalaman dalam pelaksanaan panel pada tahun 2010, maka untuk tahun

2011 dilakukan beberapa penyempurnaan, yaitu (1) Pemantauan harga beberapa komoditas

pangan tingkat produsen di wilayah sentra produksi (PANEL-HP) yang semula pengumpulan

data dilakukan mingguan diubah menjadi harian dengan komoditas hanya untuk gabah dan

beras, (2) Pemantauan pasokan pangan di tingkat grosir dan eceran (PANEL-PP) yang

semula mencakup 10 komoditas disederhanakan menjadi 6 komoditas, dan (3) Pemantauan

akses pangan (PANEL-AP) diubah menjadi pemantauan daya beli pangan. Sedangkan pada

tahun 2012, penyempurnaan dilakukan atas dasar salah satunya yaitu mengutamakan data

dan informasi yang lebih utama diperlukan, sehingga pada tahun 2012 pemantauan daya

beli pangan kita hilangkan dan hanya menjadi pemantauan harga dan pasokan pangan.

Sedangkan untuk komoditas menjadi yaitu untuk komoditas beras ditambahkan beras

premium dan termurah, serta komoditas cabe ditambahkan cabe merah keriting.

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode panel, yaitu cara pengumpulan

data melalui pengamatan secara periodik (time series) terhadap sekumpulan objek (panel).

Metode pemantauan menggunakan panel data merupakan salah satu cara terbaik untuk

mengamati ”dinamika distribusi pangan antar-waktu dan antar wilayah” secara cepat dan

akurat. Pengumpulan data dilakukan oleh enumerator di kabupaten yang telah ditunjuk oleh

Kepala Badan/Dinas/Instansi/Unit Kerja yang menangani ketahanan pangan provinsi.

Pengiriman data panel dilakukan oleh enumerator secara rutin melalui SMS Center.

Berdasarkan hasil pengukuran indicator kinerjanya, kegiatan panel harga ini mencapai 100

persen. Hasil kinerja tersebut terdiru dari jumlah laporan hasil kegiatan panel harga pangan

dari pusat sebanyak 1 paket laporan (terdiri dari laporan semester I dan laporan semester 2

) dan 16 laporan hasil kegiatan panel harga pangan provinsi. Selain keluaran yang yang

termasuk dalam indikator kinerja utama, masih terdapat output lain yeng dihasilkan dalan

kegiatan ini yaitu:

Panduan teknis panel harga pangan sebayak 1 paket

Database dengan website http://aplikasi.deptan.go.id/smspanel/ yang menampilkan

data/ informasi harga dan pasokan dari 16 provinsi sebanyai 1 paket

Selain pencapaian indicator kinerja utama yang mencapai 100 %, pada tahun 2012 juga

terdajadi peningkatan dalam pengiriman data. Rata-rata realisasi pengiriman data melalui

SMS center oleh enumerator pada tahun 2012 mengalami peningkatan dari tahun 2010 dan

2011. Berdasarkan pelaporan SMS Center Panel Harga Pangan, pengiriman SMS oleh

enumerator pada tahun 2012 meningkat 76% dari tahun 2010 dan 34,69% dari tahun

2011.

Page 25: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_PDCP_2012.pdf · RINGKASAN Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan (PDCP) sebagai unit eselon II dari Badan

25

25

Tabel 11. Perkembangan Realisasi Pengiriman SMS

Tahun 2011 - 2012

Provinsi % Realisasi Pengiriman SMS Perubahan

2011 2012 2012 thp 2011

Sumut 55 74 34.24

Sumbar 52 84 62.14

Riau 35 59 67.54

Jabar 51 82 61.20

Jateng 61 65 7.27

DIY 100 100 0.15

Jatim 89 78 (12.13)

Kalbar 37 64 75.85

Kalsel 71 80 13.31

Sulsel 36 86 137.07

Sulut 67 57 (14.06)

Maluku 57 69 20.44

NTB 29 91 213.14

NTT 40 93 133.33

Lampung 63 65 3.87

Banten 61 68 10.88

Rata-rata 56 76 34.69

Kendala yang dialami selama tahun 2012: (a) Pengiriman SMS oleh enumerator tidak

tepat waktu dan banyak yang pengirimannya dirapel; (b) terjadi pergantian enumerator

sehingga mempengaruhi pelaporan data; (c) Penanggungjawab provinsi belum

melakukan pembinaan dan monitoring secara optimal.

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, secara umum harga beras medium dan

termurah disebagian besar provinsi panel cenderug stabil yaitu dengan CV 1,0%-5,0%,

kecuali di provinsi Lampung, Jawa Tengah dan Banten cendrung fluktuasi dengan CV

berkisar 6,5%-13,5% untuk beras medium, untuk beras termurah CV 6,0% di provinsi

Banten.

Tabel 12. Rata-rata Harga Beras Medium dan Beras Termurah di Tk. Pedagang

Eceran Tahun 2012

No Provinsi Beras Medium Beras Termurah

Harga CV Harga CV

1 Sumut 8.621 2,9 7.265 3,2

2 Sumbar 8.434 4,1 7.385 2,4

3 Riau 9.413 1,8 8.025 3,3

4 Lampung 8.684 13,5 7.380 4,3

5 Banten 7.683 6,5 6.905 6,0

Page 26: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_PDCP_2012.pdf · RINGKASAN Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan (PDCP) sebagai unit eselon II dari Badan

26

26

6 Jabar 7.689 2,6 7.050 3,0

7 Jateng 8.112 13,2 6.876 1,2

8 DIY 7.561 1,3 6.832 1,1

9 Jatim 7.640 1,7 7.028 1,5

10 Kalbar 9.569 5,1 8.204 4,6

11 Kalsel 8.027 1,1 6.699 3,0

12 NTB 7.631 2,6 6.971 2,4

13 NTT 8.281 5,7 7.492 2,5

14 Sulut 8.814 1,5 7.999 4,1

15 Sulsel 7.343 1,8 6.519 2,1

16 Maluku 9.848 2,5 8.345 2,6

Rata-rata 8.334 4,2 7.311 3,0

B.4. Laporan Hasil Pemantauan/pengumpulan Data Distribusi, Harga dan

Cadangan Pangan

Laporan hasil pemantauan/pengumpulan data distribusi, harga dan cadangan pangan

merupakan indikator kinerja utama dari kegiatan-kegiatan berkut :

a. Pemantauan/Pengumpulan Data Distribusi Pangan

Kegiatan pemantauan dan pengumpulan data terdiri dari komponen kegiatan: sosialisasi,

koordinasi, dan advokasi distribusi serta pengendalian dan validasi data, dengan target

output kegiatan adalah 3 laporan (Awal, Kemajuan dan Akhir). Output tersebut

semuanya dapat dicapai, sehingga pengukuran capaian kinerja kegiatan ini mencapai

100 persen.

Pelaksanaan kegiatan pemantauan dan pengumpulan data distribusi didukung dengan

pemantauan kepasar tradisional untuk pasokan komoditi beras, minyak goreng, telur

ayam, daging ayam. Pemantauan di tingkat pedagang grosir dan pedagang pengecer

untuk melihat kondisi pasokan pangan (jumlah pembelian/ kulakan) apakah dalam

kondisi cukup atau kurang; harga pangan (harga saat pembelian/ kulakan) apakah naik

atau stabil dan ketersediaan actual pangan (stok komoditas pangan untuk 1 minggu atau

2 minggu kedepan) apakah cukup atau kurang. Pengumpulan data dilakukan oleh

petugas di provinsi/kabupaten/kota secara rutin (mingguan) maupun bulanan.

Selanjutnya data hasil pemantauan ditabulasi berdasarkan komoditas, kemudian diolah

dan dianalisis secara tabulasi dan grafik seperti Gambar 1,2.

Gambar 1. Hasil Pemantauan dan Pengumpulan Distribusi Pangan di tingkat Grosir

Page 27: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_PDCP_2012.pdf · RINGKASAN Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan (PDCP) sebagai unit eselon II dari Badan

27

27

Gambar 2. Hasil Pemantauan dan Pengumpulan Distribusi Pangan di tingkat Pengecer

Kendala yang ditemui didaerah adalah kurang signifikannya data apabila dipantau setiap

minggu untuk daerah yang sarana prasarananya sudah baik. Namun untuk daerah

kepulauan atau daerah-daerah remote memang ada perbedaan yang siknifikan. Kondisi

ini menyebabkan responden biasa menjawab dengan mengatakan sama dengan minggu

lalu kondisi pasokan, harga dan stok.

b. Pemantauan/Pengumpulan Data Harga Pangan

Kegiatan pemantauan/pengumpulan data harga pangan dilakukan di pusat dan provinsi

yang bertujuan untuk melihat perkembangan dan kondisi harga pangan pokok di tingkat

produsen maupun konsumen, untuk menyediakan data dan informasi dalam

merumuskan kebijakan harga pangan. Kegiatan ini mencakup 4 komponen kegiatan,

yaitu analisis harga pangan tingkat produsen, analisis harga pangan tingkat konsumen,

pemantauan/pengumpulan data stabilisasi harga pangan, dan pemantauan Hari-hari

besar Keagamaan dan Nasional (HBKN).

c. Secara garis besar tahapan yang dilakukan dalam pelaksanaan kegitan ini adalah:

penyusunan panduan teknis, sosialisasi kegiatan, pengendalian dan koordinasi,

Bengk

uluKaltim Sulsel Sultra Sulut NAD Riau

Goront

alo

Sumba

rBanten Kalsel

Kalten

gNTT Bali Sulbar NTB DIY

normal 250 150 13,3 101 800 450,00 750,00 200,00 500,00 30,00 108,33 2066,00 100,00 200,00 100,00 200,00 100,00

pemantauan 256,6 150 13,3 101 800 450,00 750,00 166,00 500,00 28,00 108,33 2454,00 100,00 200,00 100,00 200,00 83,00

10110210310410510610710810910

1010111012101310141015101610171018101910201021102210231024102510

Jumlah Kulakan (Ku)

Kondisi Jumlah Kulakan Beras di Tingkat Pedagang Grosir tahun 2012

Bengk

uluKaltim Sulsel Sultra Sulut NAD Riau

Goront

alo

Sumba

rBanten Kalsel

Kalten

gNTT Bali Sulbar NTB DIY

Series1 5,4 2,5 3,0 7,9 5 15 5 80 3 3 3 186 20 1 10 1 8

Series2 5,4 2,5 3,0 7,9 6 15 5 73 3 2 3 215 20 1 10 1 7,5

0

50

100

150

200

250

Jumlah Kulakan (Ku)

Kondisi Jumlah Kulakan Beras di Tingkat Pedagang Pengecer Tahun 2012

Page 28: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_PDCP_2012.pdf · RINGKASAN Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan (PDCP) sebagai unit eselon II dari Badan

28

28

pemantauan dan pengumpulan data, pengolahan dan analisis dan penyusunan laporan.

Output utama dari kegiatan ini adalah berupa 1 paket laporan yang berisi informasi

tentang kondisi harga pangan tahun 2012. Oleh karena itu dengan sesuai dengan target

pencapaian kinerja yang diharapkan, dengan tercapainya output ini maka capaian

kinerjanya mencapai 100 persen. Secara rinci hasil kinerja kinerja

Pemantauan/Pengumpulan Data Harga Pangan adalah sebagai berikut:

Analisis harga pangan tingkat produsen

Pemantaun dan pengumpulan data dilakukan terutama di provinsi sentra produksi

untuk mengetahui perkembangan harga ditingkat petani/peternak dan harga pokok

produksi (analisa usahatani/usaha ternak). Pengumpulan data dilakukan oleh oleh

petugas dari pusat dan petugas yang ditunjuk oleh provinsi/kab/kota. Pada tahun

2012 pemantauan harga difokuskan terhadap 7 komoditas yaitu padi (gabah/beras),

kedelai, cabe merah, bawang merah, daging sapi, daging ayam ras dan telur ayam

ras. Sedangkan untuk usahatani/usahaternak difokuskan untuk komoditas

gabah/beras, daging ayam ras dan telur ayam ras. Informasi hasil kegiatan ini

disajikan dalam 2 laporan analisis harga pangan tingkat produsen tahun 2012.

Disamping output laporan, output lain yang di hasilkan dan direncanakan dari

kegiatan ini adalah: Panduan Teknis Analisis Harga Pangan Tingkat Produsen (1

paket) dan Kompilasi data/ informasi harga pangan tingkat produsen (1 paket).

Output yang dicapai tersebut sesuai dengan target output yang diharapkan, sehingga

pencapaian kinerja untuk komponen kegiatan ini mencapai 100 %.

Analisis/pemantauan Harga Pangan Tingkat Konsumen

Analsiis/pemantauan harga pangan tingkat konsumen difokuskan untuk mengetahui

perkembangan harga pangan di tingkat konsumen melalui pemantauan/pengumpulan

data di pedagang (eceran dan grosir) dan harga internasional. Komoditas yang

dipantau dipantau meliputi: beras, gula, minyak goreng, jagung, kedelai, bawang

merah, cabe merah besar, cabe merah keriting, daging sapi, daging ayam ras dan

telur ayam ras. Data yang dikumpulkan meliputi data primer (wawancara) dan data

sekunder. Pengumpulan data dilakukan oleh petugas pusat dan enumerator yang

ditunjuk. hasil utama dari kegiatan ini berupa data dan informasi perkembangan

harga pangan tingkat konsumen selama tahun 2012, sebagai bahan untuk perumusan

kebijakan stabilisasi harga pangan. Sementara output yang dihasilkan dari kegiatan ini

adalah: Panduan Teknis Analisis Harga Pangan Tingkat Konsumen (1 paket);

kompilasi data dan informasi harga pangan tingkat konsumen (1 paket) dan laporan

hasil kegiatan pemantauan/pengumpulan data harga pangan tingkat konsumen (2

laporan). Berdasarkan hasil pengukuran dengan membandingkan antara output yang

dihasilkan dengan rencana output yang diharapkan, capaian kinerja komponen

kegiatan ini mencapai 100%.

Page 29: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_PDCP_2012.pdf · RINGKASAN Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan (PDCP) sebagai unit eselon II dari Badan

29

29

Pemantauan/pengumpulan data stabilisasi harga pangan,

Kegiatan pemantauan /pengumpulan data stabilisasi harga pangan dirancang

terutama untuk menyediakan informasi bagi pimpinan dalam merumuskan kebijakan

stabilisasi harga pangan. Tahapan kegiatan yang dilakukan meliputi: a)

pengembangan database stabilisasi harga pangan dilakukan guna meyempurnakan

tampilan database harga pangan yang telah terbentuk dari tahun sebelumnya, b)

analisis dan pengkajian, c) sinkronisasi dan koordinasi, serta d) penyusunan laporan.

Sesuai dengan isu stabilitas harga pangan yang terjadi pada tahun 2012, serta arahan

dari pimpinan Badan Ketahanan Pangan, analisis dan kajian yang dilakukan dalam

rangka pelaksanaan komponen kegiatan ini adalah: (1) Analisis Gejolak Harga Daging

Sapi, (2) Analisis Gejolak Harga Kedelai, (3) Kajian Harga Pembelian Kedelai ( HP Beli)

oleh Pemerintah. Output yang dihasilkan dari komponen kegiatan ini adalah laporan

hasil analisis/kajian sebanyak 3 laporan, dan software database stabilisasi harga

pangan (1 paket) dan bahan koordinasi stabilisasi harga pangan (1paket).

Pemantauan Hari-hari besar keagamaan dan nasional

Tahapan kegiatan yang dilakukan dalam pemantauan hari-hari besar keagamaam dan

nasional pada tahun 2012 hampir sama dengan tahun sebelumnya yaitu penyusunan

panduan teknis, penyusunan prognosa, pemantaun/pengumpulan data, koordinasi,

kunjuangan kerja, sosialisasi, dan dilakukan penyusunan laporan yang akan menjadi

output dari kegiatan ini.

Koordinasi dilakukan dalam bentuk Rapat-rapat pleno, rapat teknis dan rapat terbatas

baik di lingkup BKP, Kementan dan nasioal. Rapat –rapat tersebut dilakukan untuk

mendapatkan informasi yang terkait dengan harga, stok pangan dan gangguan-

gangguan pasokan pangan, serta dalam rangka penyusunan prognosa kebutuhan dan

ketersediaan pangan. Selain itu juga untuk mendapatkan bahan masukan dalam

perencanaan, langkah-langkah operasional pelaksanaan, evaluasi kegiatan dan tindak

lanjut pemecahan masalah khususnya dalam menghadapi HBKN terutama pada

periode menjelang puasa, hari raya idul fitri, idul adha, natal dan tahun baru

Pemantaun dilakukan dalam bentuk pemantauan reguler dan pemantauan dalam

rangka kunjungan kerja Pejabat Tinggi Negara (Menteri dan DPR). Pemantauan

reguler merupakan kegiatan pemantauan yang dilakukan secara reguler selama

periode HBKN oleh pejabat/staf Badan Ketahanan Pangan. Pemantauan ini dilakukan

untuk menyusun bahan koordinasi, bahan sosialisasi serta bahan informasi lain dalam

rangka kegiatan HBKN. Pemantaun dalam rangaka Kunjungan kerja pejabat Tinngi

negara dilakukan untuk memastikan kondisi ketersedian distribusi dan harga pada

periode HBKN, untuk memberikan rasa aman kapada masyarakat, memberikan sock

therapy kepada oknum pelaku usaha yang bertidak diluar batas kewajaran dan

Page 30: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_PDCP_2012.pdf · RINGKASAN Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan (PDCP) sebagai unit eselon II dari Badan

30

30

melanggar aturan, mencegah masyarakat untuk melakukan phanic buying. Sementara

itu kegiatan sosialisasi dilakukan melalui media elektronik (televisi dan radio), serta

media cetak, yaitu berupa acara talk show, wawancara atau konferensi pers oleh

Menteri Pertanian, Kepala Badan Ketahanan Pangan Pusat, atau pejabat lainnya yang

ditugaskan, serta pertemuan-pertemuan koordinasi. Output yang dihasilkan adalah

laporan kegiatan 1 laporan, panduan teknis (1 paket) dan prognosa kebutuhan dan

ketersediaan pangan pokok sebanyak 1 paket. Berdasarkan hasil pengukuran capaian

kinerja dengan membandingkan antara target dan realisasi output yang dihasilkan,

capaian kinerja komponen kegiatan ini mencapai 100 %.

d. Pemantauan/Pengumpulan Data Cadangan Pangan

1) Pemantauan/Pengumpulan Data Cadangan Pangan Masyarakat

Kegiatan pemantauan dan pengumpulan data cadangan pangan masyarakat dilakukan

melalui pengembangan lumbung pangan masyarakat. Pelaksanaan kegiatan ini

dilakukan dalam bebrapa tahapan yaitu Penyusunan Pedoman Pelaksanaaan

Pengembangan Cadangan Pangan Masyarakat dan Pertemuan Sosialisasi.

Hasil pemantauan cadangan pangan masyarakat, dapat dilihat pada table berikut ini

Tabel 13. Kondisi Cadangan Pangan Masyarakat per September 2012

Page 31: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_PDCP_2012.pdf · RINGKASAN Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan (PDCP) sebagai unit eselon II dari Badan

31

31

Sementara itu hasil pemantauan cadangan pangan masyarakat pada posisi Desember

2012 dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 14. Kondisi Cadangan Pangan Masyarakat per Desember 2012

Sementara itu gambaran Pengadaan, Penyaluran dan Iron Stock pada Bulan

September dan Desember dapat dilihat pada grafik (gambar 3).

Dari grafik Gambar 3, dapat dilihat bahwa peningkatan pengadaan gabah, beras dan

pangan pokok spesifik lainnya sejalan dengan peningkatan penyaluran dan

peningkatan Iron stock namun persentase peningkatan pengadaan tidak sama dengan

persentase penyaluran dan iron stock. Pengadaan gabah meningkat sebesar 56,27

persen, beras sebesar 22,57 persen dan pangan pokok spesifik lainnya 144,15 persen,

sedangkan peningkatan iron stock gabah hanya 26,01 persen, beras 5,64 persen dan

pangan pokok spesifik lainnya 175,89 persen. Peningkatan pengadaan baik gabah

Page 32: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_PDCP_2012.pdf · RINGKASAN Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan (PDCP) sebagai unit eselon II dari Badan

32

32

beras maupun pangan spesifik lainnya sejalan dengan peningkatan persentase

percairan dana bansos di bulan desember yang mencapai 99,71 persen.

Gambar 3. : Grafik Total Pengadaan, Penyaluran dan Iron Stock pada Bulan

September dan Desember

Output yang diperoleh dari komponen kegiatan Pemantauan/Pengumpulan Data

Cadangan Pangan Masyarakat adalah terdiri dari: (1) Pedoman Teknis

Pengembangan Cadangan Pangan Masyarakat, (2) Laporan Hasil Pertemuan

Sosialisasi Pengembangan Lumbung Pangan Masyarakat, dan (3) Laporan Hasil

Pemantauan Pengembangan Cadangan Pangan Masyarakat. Berdasarkan hasil

pengukuran kinerja dengan membandingkan antara output yang dihasilkan dengan

output yang diperoleh, capaian kinerja output komponen kegiatan ini mencapai

100%.

a. Pemantauan/Pengumpulan Data Cadangan Pangan Pemerintah

Kegiatan pemantauan dan pengumpulan data cadangan pangan pemerintah melalui

beberapa komponen kegiatan, yaitu Penyusunan Panduan Teknis Pengembangan

Cadangan Pangan Pemeintah, Pelaksanaan Pertemuan Evaluasi Cadangan Pangan dan

Pemantauan Pengembangan Cadangan Pangan Pemerintah.

Berdasarkan hasil pemantauan terdapat 11 provinsi yang telah melakukan

Pengembangan cadangan pangan pemerintah provinsi yaitu Aceh, Sumatera Utara,

Sumatera Barat, Lampung, Banten, Jawa Barat, DIY, Jawa Tengah, Nusa Tenggara

Barat, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara. Pengadaan cadangan pangan pemerintah

provinsi didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) provinsi.

Pada Tahun 2011 terdapat 9 provinsi yang telah melaksanakan pengembangan

cadangan pangan, sedangkan pada tahun 2012 meningkat menjadi 11 provinsi atau

- 1,000,000 2,000,000 3,000,000 4,000,000 5,000,000 6,000,000 7,000,000

Gabah

Beras

Lainnya

Gabah

Beras

Lainnya

Gabah

Beras

Lainnya

Pengadaan

Penyalu

ran

Iron S

tock

Volume (KG)

Pengadaan Penyaluran Iron Stock

Gabah Beras Lainnya Gabah Beras Lainnya Gabah Beras Lainnya

Desember 5,939,092 954,242 129,533 2,324,428 564,742 58,543 3,618,864 417,127 70,990

September 3,800,648 778,521 53,055 928,772 383,667 27,324 2,871,877 394,855 25,731

Total Pengadaan, Penyaluran dan Iron Stock

Page 33: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_PDCP_2012.pdf · RINGKASAN Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan (PDCP) sebagai unit eselon II dari Badan

33

33

terjadi peningkatan 22,2 persen. Pengadaan, penyaluran dan stok cadangan pangan

pemerintah provinsi tahun 2011 dan 2012 seperti terlihat pada berikut ini.

Tabel 15. Pengadaan, Penyaluran dan Stok Akhir Cadangan Pangan

Pemerintah Provinsi per provinsi

No Provinsi Pengadaan (Ton) Penyaluran

(Ton)

Sisa

(ton) 2011 2012 Jumlah

1 Aceh - 66,60 66,60 - 66,60

2 Sumut - 100,00 100,00 - 100,00

3 Sumbar 59,00 20,80 79,80 25,00 54,80

4 Lampung 94,24 71,33 165,57 - 165,57

5 Banten 104,00 68,30 172,30 2,00 170,30

6 Jabar 545,45 257,98 803,43 318,61 484,82

7 Jateng 73,92 89,38 163,30 106,66 56,64

8 DIY 29,75 40,00 69,75 - 69,75

9 Sulut 30,00 13,33 43,33 23,78 19,55

10 Sulsel 75,00 25,00 100,00 - 100,00

11 NTB 26,79 140,23 167,02 - 167,02

Total 1.038,15 892,95 1.931,10 476,05

1.455,0

5

Rata-rata 94,38 81,18 175,55 43,28 132,28

Berdasarkan hasil Pengukuran Kinerja yang ditargetkan 3 Laporan telah terealisasi

100 persen, yaitu: (1) Panduan Teknis Pengembangan Cadangan Pangan Pemerintah,

(2) Laporan Hasil Pertemuan Evaluasi Pengembangan Cadangan Pangan , dan (3)

Laporan Hasil Pemantauan Pengembangan Cadangan Pangan Pemerintah.

B.5. Laporan Pengembangan Model Pemantauan Distribusi, Harga dan Cadangan

Pangan

Kegiatan model pemantauan distribusi, harga dan cadangan pangan pada tahun 2012

berupa kajian pengembangan model analisis jaringan distribusi pangan. Kegiatan tersebut

dalam rangka menyediakan data dan informasi tentang pemasukan (pasokan) dan

pengeluaran (distribusi) komoditas pangan dari dan ke suatu wilayah. Kegiatan

Pengembangan Model Analisis Jaringan Distribusi dilaksanakan di 13 provinsi. Berdasarkan

pengukuran capaian kinerja, realisasi kegiatan ini mencapai 100 persen, dengan rincian

capaian setiap indikator sebagai berikut:

Jumlah paket panduan teknis jaringan distribusi pangan sebanyak 1 paket (100 %);

Jumlah laporan hasil pengembangan model analisis jaringan distribusi pangan sebanyak 1

laporan (100 %).

Page 34: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_PDCP_2012.pdf · RINGKASAN Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan (PDCP) sebagai unit eselon II dari Badan

34

34

Kegiatan pengembangan model analisis jaringan distribusi dimulai dengan melakukan

pengumpulan data dasar dengan tahapan sebagai berikut :

Identifikasi/inventarisasi pasar-pasar yang ada di provinsi/kabupaten/kota;

Identifikasi/invetarisasi pelaku-pelaku distribusi dan pemasok/produsen

Pemilihan Sampel Pasar

Pemilihan Sampel Pedagang Besar/Grosir

Pemilihan Sampel Distributor/Agen/Sub agen

Pemilihan Sampel Pemasok/Produsen

Data mingguan yang dikirim provinsi ke pusat dimasukkan kedalam aplikasi/ soft

ware yang disebut Web SIG. Aplikasi Web SIG pada dasarnya berguna dalam

memberikan informasi bagi pengambilan keputusan berdasarkan daerah tertentu

yang tergolong dalam cabang Bussiness Intelligent (BI). Web SIG Jaringan Distribusi

Pangan merupakan aplikasi yang menampilkan info-info dari berbagai sumber yang

menyangkut total pasokan komoditas pangan, terkait harga. BI terbagi dalam 4 jenis

fitur utama, antara lain:

1. Query, pencarian data/filtering data dengan cara merangkai parameter-

paramater masukan dan menghasilkan perintah dalam bentuk permintaan data.

2. Aggregate, nilai hasil perhitungan statistic dari mining data-data yang tersedia

dalam rangka memproleh indikasi untuk memahami data secara keseluruhan.

3. Report, penyajian data secara terstruktur, report biasanya hadir dalam bentuk

tabel-tabel yang berisi informasi rinci maupun nilai-nilai agregasi .

4. Chart, merupakan presentasi terhadap nilai-nilai setelah dilakukan pengolahan

data. Presentasi bias berupa data primer, sekunder ataupun data-data agregasi.

Struktur data masing-masing tabel bisa dilihat dengan menggunakan aplikasi

phpmyadmin, atau aplikasi mysql manager lainnya seperti navicate atau sql yo

manager. Dengan SQL yog manager ditampilkan sebagai berikut:

Page 35: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_PDCP_2012.pdf · RINGKASAN Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan (PDCP) sebagai unit eselon II dari Badan

35

35

Gambar 4. Tampilan Pada Website

Aplikasi Weg SIG, sebagai aplikasi berbasis web bertujuan utama sebagai pembaca data

online dan menyajikannya dalam presentation layer berupa grafik, table dan peta

tematik. Untuk tujuan ini terdapat beberapa hal yang menjadi perhatian utama, selain

aplikasi dashboard itu sendiri yang menuntut presentasi yang baik dan mudah dibaca,

tetapi juga issue mengenai mekanisme penarikan data terkait dengan request-nya

secara online dan juga menterjemahkannya menjadi unirversal format agar mudah

diolah disisi client.

Kendala yang dihadapi oleh provinsi dan kabupaten umumnya adalah data yang harus

diperoleh dari level distributor. Kondisi ini dapat diatasi dengan kerjasama antara lintas

sector yang berkaitan dengan aktifitas distributor, misalnya apabila perijinan dikeluarkan

oleh Dinas perdagangan maka sebaiknya berkoordinasi dengan instansi tersebut.

Untuk lebih efektifnya pelaksanaan pemantauan jaringan distribusi didukung oleh

kegiatan model pemantauan distribusi pangan untuk komoditas bawang merah dan cabai

merah yang dilaksanakan di 6 kabupaten/kota yang ada di 3 provinsi. Kegiatan tersebut

dalam rangka memenuhi kebutuhan data tentang pola distribusi perdagangan untuk

komoditas terpilih dan sekaligus dapat digunakan sebagai masukan untuk

penyempurnaan survei ini pada masa yang akan datang. Berdasarkan pengukuran

capaian kinerja, realisasi kegiatan ini mencapai 100 persen, dengan rincian capaian

setiap indikator sebagai berikut:

Jumlah paket pedoman pelaksanaan lapangan 1 paket (100 %);

Jumlah laporan model pemantauan distribusi pangan 1 laporan (100 %).

Page 36: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_PDCP_2012.pdf · RINGKASAN Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan (PDCP) sebagai unit eselon II dari Badan

36

36

Pelaksanaan kegiatan pemantauan distribusi pangan dilakukan bersama dengan BPS

(Badan Pusat Statistik). Penelitian Bawang Merah dan Cabai Merah2012 dilaksanakan di

3 provinsi, mencakup 6 kabupaten/kota potensi komoditas terpilih. Komoditas yang

dicakup pada survei ini adalah sebanyak 2 jenis komoditas, yaitu cabai merah dan

bawang merah. Rincian banyaknya sampel untuk setiap provinsi adalah sebagai

berikut:

Tabel 16. Kabupaten/kota Studi dan Banyaknya Sampel per Provinsi

No Provinsi Kabupaten/Kota Jumlah Sampel

(1) (2) (3) (4)

1. (31) DKI Jakarta (3171) Jakarta Selatan, (3172) Jakarta Timur 40

2. (32) Jawa Barat (3204) Bandung, (3210) Majalengka 55

3. (33) Jawa Tengah (3329) Brebes, (3308) Magelang 55

Jumlah 150

Pengumpulan data dari perusahaan/usaha/pengusaha terpilih dilakukan melalui

wawancara tatap muka antara pencacah dengan responden. Untuk perusahaan-

perusahaan yang relatif besar, pengumpulan data kemungkinan akan dilakukan lebih

dari satu kali kunjungan.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap indikator-indikator yang dihasilkan dalam kegiatan

studi bawang merah dan cabai merah tahun 2012 dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut

:

1. Laju inflasi komoditas bawang merah dan cabai merah selama tahun 2012 tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap laju inflasi umum. Hal ini memberi indikasi bahwa

gejolak harga yang terjadi pada komoditas bawang merah dan cabai merah selama

tahun 2012 masih terkendali dan dalam batas kewajaran.

2. Selama periode penelitian mengindikasikan bahwa harga pembelian maupun harga

penjualan untuk komoditas bawang merah dan cabai merah relative stabil. Demikian

pula halnya dengan margin perdagangan yang tercipta antar kelembagaan masih dalam

tingkat kewajaran.

3. Pola penjualan hasil produksi komoditas cabai merah rangkaian yang dilalui adalah

produksi dari petani pada umumnya dijual ke pedagang pengumpul, distributor,

pedagang grosir dan pedagang eceran. Proporsi terbesar penerima langsung dari petani

adalah pedagang pengumpul dimana pasokan yang diperoleh pedagang pengumpul dari

petani hingga mencapai lebih dari 90 persen.

Page 37: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_PDCP_2012.pdf · RINGKASAN Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan (PDCP) sebagai unit eselon II dari Badan

37

37

4. Pola penjualan hasil produksi komoditas bawang merah rangkaian yang dilalui adalah

produksi dari petani umumnya dijual langsung ke pedagang pengumpul dan pedagang

eceran. Proporsi terbesar penerima langsung dari petani adalah pedagang pengumpul

dimana pasokan yang diperoleh pedagang pengumpul dari petani hingga mencapai lebih

dari 90 persen.

5. Pola Distribusi perdagangan antara fungsi kelembagaan pada daerah wilayah penelitian

secara umum memiliki pola yang sama. Fungsi kelembagaan yang telibat dalam proses

distribusi perdagangan komoditas bawang merah dan cabai merah meliputi : petani,

pedagang pengumpul, distributor, pedagang grosir, dan pedagang eceran. Kecuali

untuk wilayah DKI Jakarta yang bukan merupakan wilayah produsen sehingga tidak

memiliki kelembagaan petani dan pedagang pengumpul.

B.6. Capaian Kinerja Lainnya

Dalam rangka mewujudkan peningkatan pemantapan distribusi dan harga pangan, Pusat

Distribusi dan Cadangan Pangan melaksanakan tugas lain. Kegiatan tersebut lebih banyak

bersifat koordinasi atau dukungan terhadap pelaksanaan kegiatan intansi terkait baik di

dalam maupun luar Kementerian Pertanian; serta di tingkat Internasional maupun forum

lainnya. Beberapa prestasi kinerja Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan serta apresiasi

dari masyarakat, pemerintah daerah, dan tingkat internasional kepada Badan Ketahanan

Pangan di Pusat dan Daerah, seperti :

a. Sosialisasi, Koordinasi operasional cadangan Pangan (APTERR)

Kegiatan Sosialisasi, Koordinasi operasional cadangan Pangan (APTERR) dilaksanakan

dalam rangka penyerahan beras bantuan hibah dari ASEAN Plus Three Emergency Rice

Reserve (APTERR) yang diberikan kepada Pemerintah Indonesia melalui Badan

Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian sebanyak 200,01 ton. Berdasarkan

Memorandum of Agreement (MoA) antara Badan Ketahanan Pangan dengan Sekretariat

APTERR bahwa beras akan disalurkan untuk membantu rumah tangga korban bencana

yang terjadi Pulau Jawa. Jika dalam 3 (tiga) bulan sejak kedatangan beras di Indonesia

tidak terjadi bencana di Pulau Jawa maka beras dapat disalurkan untuk kegiatan

kemanusian.

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja yang ditargetkan penyerahan dilaksanakan di 4

lokasi telah terealisasi 100 persen yaitu 1) Laporan penyerahan di beras APTERR di DIY;

2) Laporan penyerahan di beras APTERR di Banten; 3) Laporan penyerahan di beras

APTERR di Jawa Tengah dan 4) Laporan penyerahan di beras APTERR di Jawa Timur.

b. Penguatan Institusi Ketahanan Pangan

Kegiatan penguatan Institusi Ketahanan Pangan terdiri dari: (a) Sinkronisasi, koordinasi

kegiatan distribusi, harga dan cadangan pangan, (b) Apresiasi kegiatan distribusi dan

harga pangan; dan (c) Evaluasi kegiatan distribusi dan harga pangan; (d) Koordinasi

pengembangan distribusi, harga dan cadangan pangan; dan (e) Penyusunan program

Page 38: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_PDCP_2012.pdf · RINGKASAN Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan (PDCP) sebagai unit eselon II dari Badan

38

38

dan rencana kegiatan/kerja. Berdasarkan pengukuran capaian kinerja, indikator kinerja

yang dihasilkan yaitu jumlah laporan kegiatan penguatan institusi ketahanan pangan

dengan target 3 laporan dan terealisasi 3 laporan (100%) yang terdiri dari laporan

kegiatan apresiasi kegiatan distribusi dan harga pangan, laporan evaluasi kegiatan

distribusi dan harga pangan dan laporan program dan rencana kegiatan/kerja pusat

distribusi dan cadangan pangan.

C. Akuntabilitas Keuangan

Alokasi anggaran untuk melaksanakan Rencana Kerja Tahun 2012 Pusat Distribusi dan

Cadangan Pangan bersumber dari dana APBN sebesar Rp 8.270.500.000,- setelah

mengalami pemotongan sebesar Rp. 1.740.040.000 (21,04 %)maka anggaran yang dapat

dikelola adalah sebesar Rp. 6.530.460.000,- Dari anggaran tersebut terealisasi sebesar

Rp.5.620.340.000,- atau 86,06 % dari pagu setelah pemotongan, sehingga terdapat sisa

dana sebesar Rp 910.120.000,- atau 13.94 % seperti dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Sisa dana tersebut sudah dikembalikan ke kas negara.

Tabel 17. Realisasi Penggunaan Dana Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan

No

Kegiatan Anggaran (Rp.000)

Pemotongan

(Rp.000)

Yg dpt digunaka

n (Rp.000)

Realisasi (Rp)

%

Pengembangan sistem distribusi dan Stabilitas Harga Pangan

8.270.500

1.740.040

6.530.460

5.620.340

86,06

1. Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (Penguatan-LDPM)

1.728.490

349.300 1.379.190

1.248.435

90,52

a. Pemantauan, pengawalan, pengumpulan data Penguatan-LDPM

406.500 182.500 224.000 213.917 95,50

b. Pembinaan, sosialisasi, advokasi

286.000 102.000 184.000 170.441 92,63

c. Pedoman Umum, Pedoman Teknis, Modul Pendamping, Modul Gapoktan Penguatan LDPM

188.000 3.000 185.000 152.795 82,59

d. Apresiasi, Konsolidasi, Evaluasi Kegiatan Penguatan-LDPM

738.990 43.800 695.190 655.462 94,29

Page 39: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_PDCP_2012.pdf · RINGKASAN Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan (PDCP) sebagai unit eselon II dari Badan

39

39

e. Evaluasi DPM-LUEP

109.000 18.000 91.000 55.820 61,34

2. Pengembangan Lumbung Pangan Masyarakat

- - - - -

Pemantauan/Pengumpulan Data Cadangan Pangan Masyarakat

- - - - -

3. Panel Harga Pangan

514.650 95.250 419.400 362.721 86,49

Panel harga dan pasokan distribusi pangan

514.650 95.250 419.400 362.721 86,49

4. Pemantauan/ Pengumpulan data distribusi, harga dan cadangan pangan

5.184.340

2.087.190

4.916.720

4.199.973

85,42

1) Pemantauan/ Pengumpulan Data

Distribusi Pangan

492.000 171.000 321.000 231.133 72,00

2) Pemantauan/Pengumpulan Data Harga Pangan

1.760.100

383.250

1.376.850

1.146.643

83,28

a. Pemantauan/Pengumpulan Data Harga Pangan

800.100 125.850 674.250 593.177 87,98

Analisis harga pangan tingkat produsen

403.550 63.050 340.500 303.396 89,10

Analisis harga pangan tingkat konsumen

396.550 62.800 333.750 289.782 86,83

b. Koordinasi dan stabilisasi harga pangan

360.000 74.000 286.000 239.318 83,68

c. Pemantauan hari-hari besar

600.000 183.400 416.600 314.148 75,41

3) Pemantauan/ pengumpulan data cadangan pangan

1.643.000

345.600 1.297.400

1.175.942

90,64

a. Cadangan Pangan Msyarakat

627.500 151.000 476.500 421.506 88,46

b. Cadangan Pangan Pemerintah

808.100 194.600 613.500 572.311 93,29

c. Sosialisasi, koordinasi, operasional Cad pangan (APTERR)

207.400 - 207.400 182.125 87,81

Page 40: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_PDCP_2012.pdf · RINGKASAN Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan (PDCP) sebagai unit eselon II dari Badan

40

40

4) Penguatan Institusi Ketahanan Pangan

489.140 44.000 445.140 401.914 90,29

5) Sinkronisasi dan Koordinasi Perencanaan Keg Distribusi, harga dan cad pangan

1.090.720

288.640 802.080 651.163 81,18

5. Pengembangan Model Pemantauan distribusi, harga & cadangan pangan

552.400 63.000 489.400 402.389 82,22

1) Analisa Jaringan Distribusi pangan

266.000 63.000 203.000 169.154 83,33

2) Model Pemantauan distribusi pangan

286.400 - 286.400 233.235 81,44

Page 41: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_PDCP_2012.pdf · RINGKASAN Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan (PDCP) sebagai unit eselon II dari Badan

41

41

BAB IV

PENUTUP

A. Tinjauan Utama

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja diperoleh dengan membandingkan antara target

capaian indicator utama yang telah disepakati dalam perjanjian kinerja antara Kepala

Pusat Distribusi Dan Cadangan Pangan dengan Kepala Badan Ketahanan Pangan,

diperoleh capaian kinerja setiap indicator utama antara 97.79% sampai dengan

107,79%. Beberapa keberhasilan yang menonjol dari pencapaian sasaran ini adalah :

1. Pada tahun 2012 jumlah LDPM yang dikuatkan sebanyak 1.237 gapoktan yang

terdiri dari: (1) penguatan LDPM tahap penumbuhan 281 Gapoktan, (2) penguatan

LDPM tahap pengembangan 224 Gapoktan, (3) penguatan LDPM tahap kemandirian

220 Gapoktan dan (4) tahap pasca kemandirian 512 Gapoktan.

2. Berbagai informasi hasil analisis harga pangan telah dipergunakan sebagai bahan

koordinasi dalam berbagai perumusan kebijakan seperti Rapat koordinasi terbatas

bidang perekonomian, rapat koordinasi teknis tim stabilisasi harga pangan nasional,

dengar pendapat dengan anggota dewan, bahan menteri pertanian dalam sidang

kabinet yang dipimpin oleh presiden atau wakil presiden serta Rapim kementrian

pertanian.

3. Berbagai kebijakan distribusi dan harga pangan nasional yang terkait dengan

masukan informasi dari hasil kegiatan Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan adalah

mencakup Kebijakan HPP gabah dan beras, pengadaan cadangan beras nasional,

kebijakan impor beras, kedele dan gula, kebijakan percepatan penyaluran raskin,

kebijakan pemenuhan kebutuhan daging sapai, dan kebijakan stabilisasi harga

kedelai.

4. Untuk menjaga stabilitas pasokan, dan memnuhi kebutuhan pangan masyarakat

yang terkena krisis pangan yang disebabkan oleh bencana alam atau gejolak harga

pangan telah dikembangkan lembaga cadangan pangan masyarakat sebanyak 1.037

lumbung yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

5. Telah dikembangkannya model pemantauan data harga dan pasokan pangan di 16

provinsi yang mewaki data dan informasi harga dan pasokan pangan wilayah sentra

produksi dan non sentra produksi. Model harga dan pasokan ini telah mampu

memenuhi sebagian besar data dan informasi harga pangan untuk bahan koordinasi

kebijakan stabilisasi harga yang dilakukan secara rutin oleh Kementerian Koordinator

Perekonomian serta rapat-rapat koordinasi lainnya.

6. Pada tahun 2012 Pusat distribusi dan Cadangan Pangan, sudah mendapatkan model

pemantauan distribusi pangan yang berguna untuk mengetahui pergerakan bahan

Page 42: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_PDCP_2012.pdf · RINGKASAN Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan (PDCP) sebagai unit eselon II dari Badan

42

42

pangan dari masing-masing daerah. Model ini perlu terus disempurnakan sehingga

dapat mengisi kekosongan dta dan informasi mengenai pergerkan bahan pangan

antar wilayah.

B. Hambatan dan Kendala

Selain keberhasilan diatas, beberapa masalah dan hambatan dalam pencapaian sasaran

dari kegiatan yang dilakukan oleh Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan antara lain

adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan yang dilakukan oleh pusat distribusi pangan termmasuk jenis kegiatan non

fisik yang hasilnya sulit diukur secara kuantitatif. Oleh karena hal tersebut, maka

pengukuran capaian kinerja hanya dapat dilakukan terhadap luaran yang bersifat

fisik.

2. Secara umum masalah distribusi dan stabilitas harga pangan adalah merupkan

masalah yang memerlukan penaganan melalui koordinasi dan kerjasama antar

berbagai instansi. Sementara itu kegiatan yang dilakukan oleh Pusat Distribusi dan

Cadangan Pangan hanya berupa kegiatan analisis dan pemantauan untuk dapat

menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk merumuskan kebijakan

distribusi dan stabilisasi harga pangan. Sedangkan kebijkannya sendiri bukan

menjadi tugas pokok Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan begitu juga langkah

aksinya. Dengan demikian hasil kegiatan pusat Distribusi dan Cadangan Pangan sulit

diukur dan diraskan dampaknya secara langsung.

3. Kegiatan analisis data dan informasi harga dan pasokan pangan banyak terkait

dengan ketersediaan data dasar dan angka konversi ketersediaan dan kebutuhan

pangan. Data-data tersebut banyak yang belum tersedia atau diragukan

kebenerannya, seperti data produksi dan kebutuhan pangan. Untuk menanggulangi

hal tersebut maka perlu dilakukan melalui berbagai pendekatan yang diputuskan

melalui kesepakatan dari berbagi instansi. Kondisi ini memerlukan waktu yang cukup

lama dan pengorbanan tenaga yang cukup besar.

4. Terjadinya pemotongan/penghematan anggaran pada saat kegiatan berjalan,

menyebabkan beberapa tahapan kegiatan terpaksa harus di tiadakan atau di revisi,

akibatnya walaupun secara umum fisik kinerja kegiatan dapat tercapai namun

secara kualitas berkurang..

5. Kegiatan-kegiatan koordinasi yang melibatkan Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan

tetapi dilakukan oleh instansi lain tidak menyediaakan dana secara utuh, akibatnya

terjadi penggunaan dana yang di rencanakan untuk kegiatan di lingkup Pusat

Distribusi dan Cadangan Pangan digunakan untuk kegiatan tersebut.

6. Sesuai dengan Rencana Strategis Badan Ketahan Pangan, pelaksanaan kegiatan yang

dilakukan oleh Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan tercakup dalam program

Page 43: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_PDCP_2012.pdf · RINGKASAN Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan (PDCP) sebagai unit eselon II dari Badan

43

43

diversifikasi pangan. Namun demikian sesuai dengan kondisi kebijakan pangan

nasional pada tahun 2012 yang masih didominasi oleh permasalahan perberasan,

maka berbagai kegiatan yang dilakukan oleh Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan

juga didominasi oleh kegiatan yang menyangkut aspek perberasan.

C. Upaya dan Tindal Lanjut

1. Meningkatkan kualitas data dan informasi yang dihasilkan agar kebijakan yang

dirumuskan dapat efektif;

2. Melanjutkan kegiatan penguatan LDPM dan lembaga cadangan pangan agar tercipta

sutu kondisi pasokan yang stabil yang selanjutnya akan berdampak kepada

terjadinya harga yang stabil;

3. Merumuskan indikator kinerja Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan secra Cermat

sehingga hasil kinerjanya dapat diukur dengan baik

Page 44: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_PDCP_2012.pdf · RINGKASAN Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan (PDCP) sebagai unit eselon II dari Badan

44

44

LAMPIRAN-LAMPIRAN