kata pengantar - depkes.go.id lkj es 2 2016/7 lkj... · gambar 1.3 pelaksanaan kegiatan bagian...

51

Upload: doankhue

Post on 03-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

KATA PENGANTAR

Laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban

atas semua kegiatan yang dilakukan guna mengetahui tingkat

keberhasilan pencapaian sasaran yang ditetapkan dalam

dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2016.

Laporan ini menyajikan analisis realisasi kinerja sasaran,

sekaligus sebagai bahan untuk mengupayakan perbaikan dan

peningkatan kinerja secara berkelanjutan. Dengan Laporan

Kinerja ini diharapkan adanya optimalisasi peran

kesekretariatan dalam peningkatan efisiensi, efektivitas dan

produktivitas kinerja seluruh jajaran di lingkungan Sekretariat

Badan PPSDM Kesehatan dalam memberikan dukungan

manajemen dan tugas teknis lainnya bagi semua satuan kerja

di lingkungan Badan PPSDM Kesehatan pada tahun-tahun

selanjutnya.

Sekretaris Badan PPSDM Kesehatan

dr. Kirana Pritasari, MQIH NIP. 196404081990032001

Mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah maka Sekretaris Badan PPSDM Kesehatan menyusun Laporan Kinerja yang disampaikan kepada Kepala Badan PPSDM Kesehatan.

ii

KATA PENGANTAR Hal.

PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL iii

DAFTAR GRAFIK iv

DAFTAR GAMBAR v

RINGKASAN EKSEKUTIF vi

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Tujuan 2

C. Kedudukan, Tugas dan Fungsi 2

D. Susunan Organisasi 3

E. Sistematika 9

BAB II PERENCANAAN KINERJA 11

A. Tujuan dan Sasaran Strategis 13

B. Perjanjian Kinerja 13

C. Strategi 14

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 16

A. Capaian Kinerja 16

B. Evaluasi dan Analisa Capaian Kinerja 18

C. Sumber Daya 34

1. Sumber Daya Manusia 34

2. Sumber Daya Anggaran 37

BAB IV PENUTUP 41

LAMPIRAN

iii

Hal

Tabel 2.1 Perjanjian Kinerja Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan Tahun 2016 14

Tabel 3.1 Capaian Kinerja Meningkatnya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan

Tugas Teknis Lainnya pada Program PPSDM Kesehatan Tahun 2016 17

Tabel 3.2 Capaian Kinerja Pembinaan dan Pengelolaan Pendidikan Tinggi Tahun

2016 18

Tabel 3.3 Alokasi dan Realisasi Anggaran Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan

Tahun 2016 38

Tabel 3.4

Alokasi dan Realisasi Anggaran pe Kegiatan Dukungan Manajemen dan

Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan

Tahun 2016

39

Tabel 3.5 Alokasi dan Realisasi Anggaran Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan

pada Kantor UPT dan Dekonsentrasi Tahun 2016 40

iv

KATA PENGANTAR

Hal

Grafik 3.1 Target dan Capaian Indikator Jumlah Dokumen Norma, Standar,

Prosedur dan Kriteria (NSPK) Tahun 2015-2019 19

Grafik 3.2 Target dan Capaian Indikator Jumlah Dokumen Data dan Informasi

Program PPSDM Kesehatan Tahun 2015-2019 22

Grafik 3.3 Target dan Capaian (Kumulatif) Indikator Jumlah Satuan Kerja yang

Ditingkatkan Sarana dan Prasarananya Tahun 2015-2019 25

Grafik 3.4 Target dan Capaian per Tahun Indikator Jumlah Satuan Kerja yang

Ditingkatkan Sarana dan Prasarananya Tahun 2015-2019 26

Grafik 3.5 Target dan Capaian Indikator Jumlah Lulusan Tenaga Kesehatan dari

Poltekkes Kemenkes Tahun 2015-2019 30

Grafik 3.6 Pegawai Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan Berdasarkan Jenis Kelamin

Tahun 2016 35

Grafik 3.7 Persentase Pegawai Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan Berdasarkan

Golongan Tahun 2016 36

Grafik 3.8 Distribusi Pegawai Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan Berdasarkan

Latar Belakang Pendidikan Tahun 2016 37

v

Hal

Gambar 1.1 Pelaksanaan Kegiatan Bagian Program dan Informasi Tahun 2016 5

Gambar 1.2 Pelaksanaan Kegiatan Bagian Hukum, Organisasi dan Hubungan

Masyarakat Tahun 2016

6

Gambar 1.3 Pelaksanaan Kegiatan Bagian Keuangan dan BMN Tahun 2016 7

Gambar 1.4 Pelaksanaan Kegiatan Bagian Kepegawaian dan Umum Tahun 2016 8

Gambar 1.5 Struktur Organisasi Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan Berdasarkan

Permenkes 64 Tahun 2015

9

Gambar 3.1 Dokumen Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) Badan

PPSDM Kesehatan Tahun 2016

21

Gambar 3.2 Satuan Kerja (Poltekkes Mamuju) yang Ditingkatkan Sarana dan

Prasarananya

29

Gambar 3.3 Lulusan Tenaga Kesehatan dari Politeknik Kesehatan Kemenkes RI 33

vi

S

ekretariat Badan PPSDM Kesehatan merupakan unsur pelaksana yang berada di bawah

dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan PPSDM Kesehatan, serta mepunyai

tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas dan pemberian dukungan

manajemen di lingkungan Badan PPSDM Kesehatan. Untuk itu, seluruh kegiatan Sekretariat Badan

PPSDM Kesehatan didasarkan pada tujuan, sasaran strategis dan target kinerja yang tertuang

dalam Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Sekretariat Badan PPSDM Keseahtan Tahun 2015-2019 dan

Perjanjian Kinerja Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan Tahun 2016.

Secara umum, pada tahun anggaran 2016 Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan telah

memenuhi seluruh target kinerja yang diukur melalui indikator sebagaimana berikut:

Pencapaian Kinerja Tahun 2016 Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan

No. Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

1 Jumlah Dokumen Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria PPSDM Kesehatan

20 Dokumen 21 Dokumen 105%

2 Jumlah Dokumen Data dan Informasi

Program PPSDM Kesehatan 34 Dokumen 34 Dokumen 100%

3 Jumlah Satuan Kerja Yang DitingkatkanSaranadan Prasarananya (Kumulatif)

17 Satker 66 Satker 388,23%

4 Jumlah Lulusan Tenaga Kesehatan

Dari Politeknik Kesehatan Kemenkes RI

20.000 orang 20.145 orang 100,72%

Capaian kinerja Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan rata-rata dapat dicapai di atas

100% dari target dan lebih baik dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2015. Jumlah

vi

anggaran yang digunakan untuk mencapai kinerja tersebut sebesar Rp.359.225.985.000,- atau

terealisasi 84,30% dan jika dengan pagusetelah self blocking sebesar Rp. 326.761.663.000,-

atau terealisasi 92,68%. Hal ini menunjukkan adanya efisiensi dalam pelaksanaan kegiatan

Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan sebesar 13,48% dengan capaian keluaran 78,52%. ran

self blocking.

1

S

B A B I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

ekretariat Badan PPSDM Kesehatan bedasarkan Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 64 Tahun 2015 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan merupakan salah

satu unit eselon II di Badan PPSDM Kesehatan yang mempunyai tugas

melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas dan pemberian dukungan administrasi

Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Salah satu azas penyelenggaraan good governance yang tercantum dalam

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 adalah azas akuntabilitas yang menentukan

bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus

dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang

kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku. Akuntabilitas tersebut salah satunya diwujudkan dalam

bentuk penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP).

Dalam LKj IP mengukur kegiatan-kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan.

Hasil pengukuran kinerja merupakan perbandingan antara target kinerja yang telah

ditetapkan dengan realisasinya. Dengan perbandingan tersebut dapat diketahui

celah kinerja (performance gap), yang selanjutnya dianalisis untuk mengetahui

penyebab ketidakberhasilan, sehingga dapat ditetapkan suatu strategi guna

peningkatan kinerja di masa mendatang (performance improvement).

LKj IP Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan disusun sebagai salah satu

bentuk pertanggungjawaban Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan dalam

melaksanakan tugas dan fungsi selama tahun 2016 sesuai dengan tujuan dan

2

sasaran strategis yang dituangkan dalam Rencana Aksi Kegiatan Sekretariat Badan

Tahun 2015 – 2019 dan sekaligus sebagai alat kendali dan pemacu peningkatan

kinerja setiap unit kerja atau bagian di lingkungan Sekretariat Badan PPSDM

Kesehatan, serta sebagai salah satu alat untuk mendapatkan masukan bagi

pengambil keputusan demi perbaikan kinerja Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan.

Sedangkan untuk target kinerja ditetapkan berdasarkan Rencana Kerja Sekretariat

Badan PPSDM Kesehatan tahun 2015-2019 karena pada saat penyusunan LKj IP

Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan Tahun 2016 ini revisi Renstra Kementerian

Kesehatan dan RAP Badan PPSDM Kesehatan belum ditetapkan.

Selain untuk memenuhi prinsip akuntabilitas, LKj IP tersebut juga

merupakan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan

Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Republik Indonesia

Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan

Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Melalui LKj IP Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan Tahun 2016 ini, dapat

dilihat kinerja keberhasilan yang telah dicapai oleh Sekretariat Badan PPSDM

Kesehatan melalui pengukuran yang dilakukan, karena penyusunan LKj IP Sekretriat

Badan PPSDM mengacu kepada Rencana Aksi Kegiatan Sekretariat Badan PPSDM

Kesehatan dan Penetapan Rencana Kerja Tahun 2016.

B. TUJUAN

Tujuan penyusunan LKj IP Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan Tahun

2016 adalah untuk menyajikan gambaran pencapaian keberhasilan kinerja dari

pelaksanaan program dan kegiatan Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan periode

tahun 2016 dalam mencapai tujuan dan sasaran strategisnya.

3

C. KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 64

Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan,

kedudukan, tugas dan fungsi Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan adalah sebagai

berikut:

1. Kedudukan

Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan adalah unsur pembantu pimpinan Badan

PPSDM Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala

Badan PPSDM Kesehatan. Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan dipimpin oleh

Sekretaris Badan PPSDM Kesehatan.

2. Tugas

Sekretariat Badan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan

tugas dan pemberian dukungan administrasi Badan Pengembangan dan

Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

3. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Sekretariat Badan

PPSDM Kesehatan menyelenggarakan fungsi, antara lain:

a. Koordinasi dan penyusunan rencana, program dan anggaran serta

pengelolaan data dan informasi.

b. Pengelolaan urusan keuangan dan barang milik negara.

c. Penyiapan koordinasi dan pelaksanaan urusan hukum, organisasi, tata

laksana, dan hubungan masyarakat.

d. Pelaksanaan urusan kepegawaian, ketatausahaan, kerumahtanggaan, arsip,

dokumentasi dan layanan pengadaan, dan

e. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan.

4

D. SUSUNAN ORGANISASI

Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya, Sekretariat Badan PPSDM

Kesehatan terdiri atas:

1. Bagian Program dan Informasi, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

koordinasi dan penyusunan rencana, program dan anggaran, pengelolaan data

dan informasi, dan pemantauan, evaluasi dan pelaporan.

Dalam melaksanakan tugasnya, Bagian Program dan Informasi

menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana, program dan

anggaran.

b. Pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data dan informasi.

c. Pemantauan, evaluasi, dan laporan.

Bagian Program dan Informasi terdiri atas:

a. Subbagian Program dan Anggaran

b. Subbagian Data dan Informasi

c. Subbagian Evaluasi dan Pelaporan

Pada tiap tahun Bagian Program dan Informasi dalam rangka mendukung

pelaksanaan tugasnya melaksanakan kegiatan beberapa pertemuan yang

dilaksanakan untuk memfasilitasi fungsi koordinasi terkait program dan anggaran,

data dan informasi, serta evaluasi dan pelaporan Program PPSDM Kesehatan.

Pertemuan ini mengundang seluruh satker, UPT, dan Dinas Kesehatan Provinsi.

Berikut gambar kinerja Bagian Program dan Informasi periode Tahun Anggaran

2016 :

5

Gambar 1.1

Pelaksanaan Kegiatan Bagian Program Dan Informasi

Tahun 2016

2. Bagian Hukum, Organisasi, dan Hubungan Masyarakat, mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan koordinasi dan pelaksanaan urusan hukum, organisasi

dan tata laksana serta hubungan masyarakat.

Dalam melaksanakan tugasnya, Bagian Hukum, Organisasi, dan Hubungan

Masyarakat menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rancangan peraturan

perundangan-undangan.

b. Penyiapan bahan penataan dan evaluasi organisasi dan tata laksana serta

fasilitasi implementasi reformasi birokrasi, dan

c. Pelaksanaan urusan advokasi hukum, hubungan masyarakat dan

perpustakaan.

Bagian Hukum, Organisasi, dan Hubungan Masyarakat terdiri atas:

a. Subbagian Peraturan Perundang-Undangan

b. Subbagian Organisasi dan Tata Laksana, dan

c. Subbagian Advokasi Hukum dan Hubungan Masyarakat.

Pada tiap tahun Bagian Hukum, Organisasi, dan Hubungan Masyarakat dalam

rangka mendukung pelaksanaan tugasnya melaksanakan beberapa pertemuan

yang dilaksanakan untuk memfasilitasi fungsi koordinasi terkait peraturan

6

perundangan-undangan, organisasi dan tata laksana, serta advokasi hukum dan

hubungan masyarakat.. Berikut gambaran kinerja Bagian Hukum, Organisasi,

dan Hubungan Masyarakat periode Tahun Anggaran 2016 :

Gambar 1.2

Pelaksanaan Kegiatan Bagian Hukum, Organisasi,

dan Hubungan Masyarakat Tahun 2016

3. Bagian Keuangan dan Barang Milik Negara (BMN), mempunyai tugas

melaksanakan urusan keuangan dan pengelolaan barang milik negara.

Dalam melaksanakan tugasnya, Bagian Keuangan dan Barang Milik Negara

menyelenggarakan fungsi:

a. Pelaksanaan urusan perbendaharaan.

b. Pelaksanaan urusan verifikasi dan akuntansi, dan

c. Pengelolaan barang milik negara.

Bagian Keuangan dan Perlengkapan terdiri atas:

a. Subbagian Perbendaharaan.

b. Subbagian Verifikasi dan Akuntansi, dan

c. Subbagian Pengelolaan Barang Milik Negara.

7

Pada tiap tahun Bagian Keuangan dan Barang Milik Negara dalam rangka

mendukung pelaksanaan tugasnya melaksanakan beberapa pertemuan yang

dilaksanakan untuk memfasilitasi fungsi koordinasi terkait urusan

perbendaharaan, verifikasi dan akuntasi, serta barang miliki negara. Berikut

gambar kinerja Bagian Keuangan dan Barang Milik Negara periode Tahun

Anggaran 2016 :

Gambar 1.3

Pelaksanaan Kegiatan Bagian Keuangan Dan BMN Tahun 2016

4. Bagian Kepegawaian dan Umum, mempunyai tugas melaksanakan urusan

kepegawaian, pengelolaan layanan pengadaan barang/jasa, kerumahtanggaan,

kearsipan dan dokumentasi.

Dalam melaksanakan tugasnya, Bagian Kepegawaian dan Umum

menyelenggarakan fungsi:

a. Pelaksanaan pengembangan pegawai.

b. Pelaksanaan pengadaan dan mutasi kepegawaian.

c. Pengelolaan ketatausahaan dan rumah tangga, dan

d. Pengelolaan layanan pengadaan barang/jasa.

8

Bagian Kepegawaian dan Umum terdiri atas:

a. Subbagian Pengembangan Pegawai.

b. Subbagian Pengadaan dan Mutasi Pegawai, dan

c. Subbagian Umum dan layanan Pengadaan.

Pada tiap tahun Bagian Umum Dan Kepegawaian dalam rangka mendukung

pelaksanaan tugasnya melaksanakan beberapa pertemuan yang dilaksanakan

untuk memfasilitasi fungsi koordinasi terkait pengembangan pegawai,

pengelolaan ketatausahaan dan rumah tangga, serta pengelolaan layanan

pengadaan barang/ jasa. Berikut gambaran kinerja Bagian Kepegawaian dan

Umum periode Tahun Anggaran 2016 :

Gambar 1.4

Pelaksanaan Kegiatan Bagian Kepegawaian Dan Umum Tahun 2016

9

Gambar 1.5

Struktur Organisasi Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan Berdasarkan Permenkes Nomor 64 Tahun 2015

E. SISTEMATIKA

Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010, sistematika penulisan atau outline dari LKj IP,

terdiri dari:

1. RINGKASAN EKSEKUTIF

Menguraikan secara singkat isi LKj IP Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan.

2. BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang, gambaran tugas pokok dan fungsi Sekretariat

Badan PPSDM Kesehatan, serta sistematika penulisan LKj IP.

10

3. BAB II PERENCANAAN KINERJA

Bab ini menguraikan tentang tujuan dan sasaran, Rencana Kinerja Tahunan, serta

Perjanjian Kinerja.

4. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Bab ini menguraikan tentang pengukuran kinerja, analisis akuntabilitas kinerja, serta

sumber daya.

5. BAB IV PENUTUP

LAMPIRAN - LAMPIRAN

11

P

B A B II PERENCANAAN KINERJA

erencanaan kinerja merupakan proses penetapan target program kegiatan

tahunan dan indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran

program kegiatan yang telah disepakati dan ditetapkan. Rencana kinerja

Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan Tahun 2016 pada hakekatnya diarahkan untuk

mendukung pencapaian sasaran dan indikator kinerja yang tertuang dalam Rencana Aksi

Kegiatan Sekretariat Badan Tahun 2015 – 2019.

Menindaklanjuti Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Kesehatan melalui Keputusan

Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/MENKES/52/I/2015 disusun Rencana Strategis

Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019 (Renstra Kemenkes 2015 - 2019), dimana

didalamnya disebutkan bahwa salah satu program pembangunan kesehatan adalah

Pengembangan dan Pemberdayaan Sumberdaya Manusia (SDM) Kesehatan yang

menjadi tanggung jawab Badan PPSDM Kesehatan.

Secara umum tugas pokok dan fungsi Badan PPSDM Kesehatan adalah

melaksanakan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia di bidang

kesehatan, yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya didukung oleh 4 eselon II

teknis dan 1 sekretariat, 38 politeknik kesehatan serta 6 BBPK dan Bapelkes. Masing–

masing Satuan Kerja (satuan kerja) dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) yakni Poltekkes

dan BBPK/Bapelkes memiliki peran dan fungsi yang saling bersinergi serta mendukung

satu sama lain.

Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan berperan memantapkan dukungan

manajemen, pusat-pusat di lingkungan Badan PPSDM Kesehatan berperan

menyerasikan pengadaan, menjamin pemerataan, pemanfaatan, pengembangan,

pembinaan dan pengawasan mutu SDM Kesehatan. Sedangkan Poltekkes, BBPK dan

12

Bapelkes berperan memenuhi jumlah, jenis dan mutu SDM Kesehatan sesuai yang

direncanakan dan dibutuhkan.

Penjabaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan PPSDM Kesehatan

dituangkan dalam dokumen perencanaan yang memberikan penjelasan program/

kegiatan, indikator, target, sampai dengan kerangka pendanaan dan kerangka regulasi

Badan PPSDM Kesehatan sesuai Rencana Aksi Program Badan PPSDM Kesehatan

Tahun 2015-2019 yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan PPSDM

Kesehatan Tahun Tahun 2015 Nomor: HK.02.03/I.1/008232/ 2015 tanggal 31 Agustus

2015 tentang Rencana Aksi Program Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber

Daya Manusia Kesehatan Tahun 2015-2019. menunggu revisi RAP 2016 selesai

Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan sebagai salah satu unit Eselon II di

lingkungan Badan PPSDM Kesehatan bertanggungjawab sebagai pelaksana kegiatan

Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program

Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan. Dalam pelaksanaan fungsinya

Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan mengacu pada Rencana Aksi Kegiatan (RAK)

Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan tahun 2015-2019 yang ditetapkan berdasarkan

Keputusan Sekretaris Badan PPSDM Kesehatan Nomor: HK.02.04/I.1/002832/2016

tanggal 21 Maret 2016 tentang Rencana Aksi Kegiatan Sekretariat Badan PPSDM

Kesehatan.

Visi dan Misi yang digunakan adalah Visi dan Misi Presiden yang ditetapkan

pada Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 Presiden Republik Indonesia yang tertuang

dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 yaitu “Terwujudnya

Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotongroyong”.

13

A. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

1. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan adalah

meningkatnya manajemen dan dukungan pelaksanaan upaya pengembangan

dan pemberdayaan SDM kesehatan.

2. Sasaran Strategis

Untuk mencapai tujuan tersebut, ditetapkan pencapaian sasaran Sekretariat

Badan PPSDM Kesehatan tahun 2016, yaitu:

a. Jumlah dokumen Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) PPSDM

Kesehatan sebanyak 20 dokumen.

b. Jumlah dokumen data dan informasi program PPSDM Kesehatan sebanyak

34 dokumen.

c. Jumlah satuan kerja yang ditingkatkan sarana dan prasarananya sebanyak 17

Satuan kerja (kumulatif).

d. Jumlah lulusan tenaga kesehatan dari Poltekkes Kemenkes RI sebanyak

20.000 orang.

B. PERJANJIAN KINERJA

Perjanjian Kinerja Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan Tahun 2016 berisikan

penugasan dari Kepala Badan PPSDM Kesehatan untuk melaksanakan program atau

kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja dan target. Melalui Perjanjian Kinerja

Tahun 2016 inilah, Kinerja Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan menjadi terukur sesuai

dengan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia.

Perjanjian Kinerja ini telah selaras dengan Rencana Aksi Kegiatan Sekretariat

Badan PPSDM Kesehatan 2015-2019, yang merupakan penjabaran dari Rencana Aksi

Program Badan PPSDM Kesehatan 2015-2019 yang disusun mengacu Rencana

14

Strategis Kementerian Kesehatan 2015-2019. Rencana Aksi Kegiatan Sekretariat Badan

PPSDM Kesehatan 2015-2019 ini disusun untuk menentukan tujuan dan arah

pelaksanaan program selama kurun waktu 5 (lima) tahun. Sedangkan dalam pelaksanaan

kegiatannya ditetapkan Rencana Kinerja Tahunan Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan,

yang berisi indikator untuk mengukur keberhasilan dari kinerja yang telah dilaksanakan

selama 1 (satu) tahun.

Perjanjian Kinerja Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan Tahun 2016 dalam

Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015 – 2019 dapat dilihat pada tabel 2.1

berikut.

Tabel. 2.1

Perjanjian Kinerja Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan Tahun 2016

Sasaran Indikator Kinerja Target

Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada Program Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan

1 Jumlah Dokumen Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria PPSDM Kesehatan

20 Dokumen

2 Jumlah Dokumen Data dan Informasi Program PPSDM Kesehatan

34 Dokumen

3 Jumlah Satuan Kerja Yang Ditingkatkan Sarana Dan Prasarananya (kumulatif)

17 Satuan Kerja

Meningkatnya pembinaan dan pengelolaan pendidikan tinggi

4 Jumlah Lulusan Tenaga Kesehatan Dari Politeknik Kesehatan Kemenkes RI

20.000 Orang

C. STRATEGI

Strategi untuk mencapai sasaran indikator kinerja Sekretariat Badan PPSDM

Kesehatan yang telah ditetapkan adalah:

15

a. Perencanaan kebijakan dan program.

Perencanaan program/kegiatan dan anggaran di lingkungan Sekretariat Badan

PPSDM Kesehatan disusun berdasarkan anggaran berbasis kinerja yang

mengutamakan azas pembiayaan sesuai fungsi, dan sejalan dengan persamaan

gender.

b. Pemantauan dan evaluasi.

Pemantauan pelaksanaan kegiatan ditujukan untuk mengetahui kemajuan

pelaksanaan kegiatan yang dilakukan secara berkesinambungan selama Tahun

2016. Pemantauan ditekankan pada input dan proses penyelenggaraan kegiatan

dari masing-masing kegiatan di lingkungan Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan.

c. Pengendalian dan penilaian, didukung melalui peningkatan jumlah dan kemampuan

para pengelola PPSDM Kesehatan dan penyediaan data dan informasi yang akurat

dan terpercaya serta didukung dengan pembiayaan, sarana serta prasarana,

peraturan perundang-undangan dan penelitian/riset yang perlu diupayakan dalam

kerangka pencapaian tujuan dan sasaran strategis Badan PPSDM Kesehatan

seperti yang telah ditetapkan. Disamping itu, perlu dilakukan penyelenggaraan

sistem informasi SDM Kesehatan mulai dari tingkat kabupaten/kota, provinsi hingga

tingkat pusat. Untuk penyelenggaraan sistem informasi SDM Kesehatan di daerah

didukung dengan alokasi dana dekonsentrasi. Diperlukan pemberdayaan

masyarakat dan kerjasama dengan pemangku kepentingan dalam semangat

kemitraan pada pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan.

16

A

B A B III AKUNTABILITAS KINERJA

khir periode tahun 2016, Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan mengukur

pencapaian target kinerja yang telah ditetapkan sesuai dengan Perjanjian

Kinerja (PK). Pengukuran capaian PK dilakukan dengan membandingkan

antara target kinerja dengan realisasi kinerja. Hasil pengukuran kinerja Sekretariat Badan

PPSDM Kesehatan dituangkan dalam laporan Kinerja Instansi Pemerintah Sekretariat

Badan PPSDM Kesehatan.

Pengukuran kinerja Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan dilakukan dengan

proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan

pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, sasaran dan tujuan Sekretariat

Badan PPSDM yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi, misi dan strategi instansi

pemerintah. Analisis laporan kinerja Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan yang diuraikan

pada bab ini untuk menggambarkan keterkaitan pencapaian kinerja kegiatan dengan

program dan kebijakan Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan dalam rangka mewujudkan

sasaran, tujuan, visi dan misi sebagaimana ditetapkan dalam rencana strategik.

A. CAPAIAN KINERJA

Tahun 2016 capaian kinerja Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan secara

keseluruhan telah tercapai. Pada kegiatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas

teknis lainnya terdapat 3 indikator yang tercapai 100% dari target yang telah ditetapkan,

dimana dalam capaian tersebut mengindikasikan bahwa dukungan manajemen dan

pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program PPSDM Kesehatan telah berjalan

dengan baik sesuai dengan yang telah ditargetkan, uraian capaian kinerja dapat dilihat

pada tabel 3.1 berikut:

17

Tabel. 3.1

Capaian Kinerja Meningkatnya Dukungan Manajemen Dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program PPSDM Kesehatan

Tahun 2016

No. Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

1 Jumlah Dokumen Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria PPSDM Kesehatan

20 Dokumen

21 Dokumen

105%

2 Jumlah Dokumen Data dan Informasi Program PPSDM Kesehatan

34 Dokumen

34 Dokumen

100%

3 Jumlah Satuan Kerja Yang Ditingkatkan Sarana dan Prasarananya (kumulatif)

17 Satuan Kerja

66 Satuan Kerja

388,23%

Pada Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan terdapat kegiatan dalam rangka

Pembinaan dan Pengelolaan Pendidikan Tinggi dengan sasaran kegiatan adalah

Meningkatnya Pembinaan dan Pengelolaan Pendidikan Tinggi. Proses pelaksanaan

kegiatan ini beserta penganggarannya dilaksanakan oleh Politeknik Kesehatan

Kemenkes, Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan sesuai tupoksi dalam Peraturan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 64 tahun 2015 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kementerian Kesehatan berfungsi memberikan dukungan manajemen dan

pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam hal pembinaan pengelolaan pendidikan tinggi

pada unit pelaksana teknis yang berada di bawah naungan Badan PPSDM Kesehatan

dalam hal ini Poltekkes Kemenkes. Pada Tahun 2016 capaian indikator untuk kegiatan

meningkatnya pembinaan dan pengelolaan pendidikan tinggi dapat dilihat pada tabel 3.2

berikut :

18

Tabel. 3.2

Capaian Kinerja Pembinaan dan Pengelolaan Pendidikan Tinggi Tahun 2016

No. Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

1 Jumlah Lulusan Tenaga Kesehatan Dari Politeknik Kesehatan Kemenkes RI

20.000 orang 20.145 orang 100,72%

B. EVALUASI DAN ANALISA CAPAIAN KINERJA

Evaluasi dan analisa capaian kinerja masing-masing sasaran Sekretariat Badan

PPSDM Kesehatan dapat dijelaskan sebagaimana berikut:

1. Meningkatnya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

pada Program PPSDM Kesehatan dengan indikator capaian :

a. Jumlah Dokumen Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria PPSDM

Kesehatan

Definisi Operasional:

Jumlah dokumen kebijakan teknis/rancangan Undang-Undang, Peraturan

Pemerintah, Peraturan Menteri Kesehatan, Keputusan Menteri Kesehatan yang

disusun oleh satuan kerja di lingkungan Badan PPSDM Kesehatan.

Cara Perhitungan:

Menghitung jumlah rancangan peraturan perundang-undangan yang disusun dan

telah dilakukan pembahasan di internal Badan PPSDM Kesehatan paling sedikit 2

kali. Dihitung selama 5 tahun dan dijabarkan setiap tahunnya.

Target dan capaian indikator tahun 2015-2019 dapat dilihat pada grafik 3.1. berikut::

19

Grafik 3.1

Target dan Capaian Indikator Jumlah Dokumen Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK)

Tahun 2015-2019

Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa capaian indikator Jumlah Dokumen

Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) PPSDM Kesehatan pada tahun

2016 telah tercapai sebanyak 21 dokumen atau tercapai 105%. Jika dibandingkan

dengan capaian tahun 2015 sebanyak 20 NSPK maka capaian tahun 2016 ini

dihasilkan 21 NSPK dari 20 NSPK yang ditargetkan, terdapat kenaikan capaian

sebesar 5%. Kenaikan capaian ini berkaitan dengan banyaknya produk hukum yang

perlu diterbitkan untuk mengakomodir semua peraturan perundang-undangan dalam

rangka penguatan pelaksanaan program di lingkungan Badan PPSDM Kesehatan.

Target tahun 2015-2019 untuk indikator Jumlah Dokumen Norma, Standar,

Prosedur dan Kriteria PPSDM Kesehatan yang disusun secara kumulatif adalah 100

dokumen. Jika dibandingkan dengan target kumulatif NSPK yang disusun sampai

dengan tahun 2019, maka dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2016 ini sudah

tercapai 41% atau 41 dokumen NSPK yang disusun dari target 100 dokumen NSPK

20

yang disusun. Berdasarkan kenaikan capaian NSPK pada tahun 2016 ini maka

dapat diprediksi capaian dokumen NSPK yang disusun sampai akhir tahun 2019

nanti sebanyak 104 dokumen NSPK atau akan tercapai 104%.

Pencapaian target indikator ini diperoleh melalui kegiatan yang

diselenggarakan baik di Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan untuk mengakomodir

Pusat-Pusat di lingkungan Badan PPSDM Kesehatan dalam rangka menghasilkan

dokumen rancangan peraturan yang disusun dalam bentuk rancangan UU, PP,

Perpres, Permenkes, Kepmenkes pedoman teknis, petunjuk teknis, perjanjian

kerjasama dan standar/prosedur terkait PPSDMK. Dokumen NSPK ini sangat

diperlukan untuk menunjang output dari unit di lingkungan Badan PPSDM

Kesehatan yang memerlukan regulasi dalam pelaksanaan kegiatan dilapangan.

Adapun produk jenis NSPK yang dihasilkan dapat dilihat pada lampiran 1.

Salah satu regulasi yang dihasilkan pada tahun 2016 untuk memayungi

program pengembangan SDM Kesehatan adalah penerbitan Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor 41 Tahun 2016 tentang Program Percepatan Kualifikasi

Pendidikan Pendidikan Tenaga Kesehatan. Regulasi ini diterbitkan sebagai payung

hukum dalam pengembangan program percepatan peningkatan kualifikasi

pendidikan tenaga kesehatan. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 41 Tahun 2016

ini merupakan penjabaran dari UU nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga

Kesehatan yang mengatur dan memberikan masa peralihan selama 6 tahun bagi

tenaga kesehatan (bidan, perawat, tenaga gizi, kesehatan lingkungan, analisis

laboratorium, perawat gigi, teknisi farmasi dan lain-lain yang berpendidikan di bawah

Diploma III untuk menlanjutkan pendidikannya tanpa perlu meninggalkan tugas.

Dengan adanya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 41 Tahun 2016 ini

mendorong tenaga kesehatan lulusan pendidikan di bawah Diploma III untuk

meningkatkan kualifikasi pendidikan sampai jenjang Diploma III; meningkatkan

kompetensi dan kualifikasi tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan pelayanan

kesehatan; dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan melalui peningkatan

mutu tenaga kesehatan.

21

Pencapaian target indikator ini dalam menghasilkan dokumen rancangan

peraturan yang disusun dalam bentuk NSPK tahun 2016 telah tercapai melebihi

target, namun upaya optimalisasi diperlukan dalam mendukung kinerja Badan

PPSDM Kesehatan dari segi NSPK. Optimalisasi yang perlu dilakukan dalam

penyusunan peraturan adalah koordinasi dalam melakukan pengkajian setiap

muatan NSPK yang terkait bidang atau program teknis baik di lingkungan internal

dan eksternal Badan PPSDM Keseatan.

Untuk lebih meningkatkan kualitas capaian indikator tersebut, perlu dilakukan

koordinasi yang lebih intensif dengan pusat atau unit teknis terutama yang berkaitan

materi teknis dari NSPK yang dibahas tersebut. Beberapa NSPK yang telah disusun

dapat dilihat pada gambar 3.1. berikut:

Gambar 3.1

Dokumen Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) Badan PPSDM Kesehatan Tahun 2016

22

b. Jumlah Dokumen Data dan Informasi Program PPSDM Kesehatan

Definisi Operasional:

Dokumen data dan informasi program PPSDM Kesehatan yang meliputi

perencanaan, pendayagunaan, pembinaan dan pengawasan mutu SDM Kesehatan.

Cara Perhitungan:

Menghitung jumlah provinsi yang mengirimkan dokumen data dan informasi (profil)

pengembangan dan pemberdayaan SDMK wilayahnya.

Pada tahun 2016, capaian indikator Jumlah Dokumen Data dan Informasi Program

PPSDM Kesehatan telah tercapai 34 dokumen tersusun dari target 34 dokumen,

artinya telah tercapai 100%. Target dan capaian indikator tahun 2015-2019 dapat

dilihat pada grafik 3.2. berikut:

Grafik 3.2

Target dan Capaian Indikator Jumlah Dokumen Data dan Informasi Program PPSDM Kesehatan

Tahun 2015-2019

23

Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa capaian indikator Jumlah Dokumen

Data dan Informasi Program PPSDM Kesehatan pada tahun 2016 telah tercapai

sebanyak 34 dokumen atau tercapai 100% sesuai dengan target yakni sebanyak 34

Dinas Kesehatan Provinsi menyusun profil data dan informasi program PPSDM

kesehatan tahun 2016. Capaian indikator ini tidak dapat dibandingkan antara

capaian tahun 2016 dengan tahun 2015 karena kegiatan penyusunan profil tersebut

baru dilaksanakan pada tahun 2016.

Target indikator Jumlah Dokumen Data dan Informasi Program PPSDM

Kesehatan pada tahun 2015 – 2019 adalah sebanyak 34 dokumen setiap tahunnya.

Berdasarkan capaian indikator pada tahun 2016 maka indikator ini dapat diprediksi

akan tercapai 100% setiap tahunnya hingga tahun 2019 nanti. Hal ini berpedoman

pada jumlah provinsi yang ada di Indonesia dimana setiap provinsi diharapkan dapat

menyusun dan mempunyai profil data dan informasi program PPSDM Kesehatan

yang ada di provinsi masing-masing. Melalui penyusunan profil SDM kesehatan

provinsi ini akan memudahkan penyusunan profil data dan informasi program

PPSDM Kesehatan secara nasional, di samping itu indikator ini menjadi sangat

penting untuk perencanaan dan pendayagunaan SDM kesehatan agar tersebar

secara merata di seluruh nusantara.

Proses pencapaian target indikator ini dicapai melalui rangkaian kegiatan

yang dilakukan selama tahun 2016 mulai dari pertemuan-pertemuan sosialisasi ke

provinsi, pendampingan pada petugas data dan informasi dinas kesehatan provinsi

hingga pertemuan pemutakhiran data untuk menyusun profil masing-masing provinsi

tersebut, sehingga setiap provinsi mempunyai satu dokumen Data dan Informasi

Program PPSDM Kesehatan di provinsinya.

Secara kuantitatif target sudah tercapai 100%, namun optimalisasi perlu

dilakukan dalam mendukung kinerja Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan. Indikator

ini mengindikasikan penyelenggaraan Sistem Informasi SDM Kesehatan baik di

tingkat kabupaten/kota, provinsi maupun secara nasional dalam mendukung

program pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan di berbagai tingkatan

24

wilayah tersebut selama periode tahun 2016. Kendala tersebut antara lain belum

seluruh Dinas Kesehatan baik kabupaten/kota maupun provinsi memandang penting

data dan informasi SDM Kesehatan sehingga belum seluruh fasilitas pelayanan

kesehatan yang ada di wilayahnya tercakup dalam pelaksanaan pemetaan SDM

Kesehatan; belum seluruh dinas kesehatan memiliki alokasi anggaran yang

mendukung kegiatan pengelolaan data dan informasi SDM Kesehatan, sebagian

besar masih mengandalkan sumber Dana Dekonsentrasi. Namun demikian dalam

dua tahun terakhir telah mengalami peningkatan perhatian terhadap pentingnya data

dan informasi SDM Kesehatan dalam mendukung program PPSDM Kesehatan yang

meliputi unsur perencanaan, pengadaan, pendayagunaan serta pembinaan dan

pengawasan mutu SDM Kesehatan.

Untuk lebih meningkatkan kualitas capaian indikator tersebut masih

diperlukan upaya advokasi ke seluruh dinas kesehatan mengenai pentingnya data

dan informasi SDM Kesehatan guna mendukung penyusunan dan pelaksanaan

kebijakan berbasis bukti. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya kegiatan yang

berkesinambungan dalam hal pengelolaan data dan informasi SDM Kesehatan.

Selain itu secara teknis juga masih diperlukan pendampingan ke dinas kesehatan

terutama dalam hal pengelolaan data dan informasi SDM Kesehatan yang ditunjang

dengan Sistem Informasi SDM Kesehatan. Di tingkat kabupaten/kota dan provinsi

juga masih diperlukan penguatan kapasitas pengelolaan data dan informasi serta

sarana pendukungnya yang pada akhirnya dapat meningkatkan kemampuan

pengelolaan data dan informasi.

25

c. Jumlah Satuan Kerja Yang Ditingkatkan Sarana dan Prasarananya

(kumulatif).

Definisi Operasional:

Satuan kerja yang ditingkatkan sarana prasarananya melalui pembangunan/

rehabilitasi gedung dan pengadaan operasional.

Cara Perhitungan:

Berdasarkan definisi operasional di atas ditargetkan sebanyak 17 satuan kerja

ditingkatkan sarana dan prasaranya (kumulatif), yakni melalui menyelenggarakan

pembangunan/rehabilitasi gedung dan lingkungan, pengadaan ABBM dan

pengadaan operasional, serta telah menyampaian BAST. Capaian indikator dapat

dilihat pada grafik 3.3 berikut:

Grafik 3.3

Target dan Capaian (Kumulatif) Indikator Jumlah Satuan Kerja Yang Ditingkatkan Sarana dan Prasarananya Tahun 2015-2019

Dari grafik di atas dapat dijelaskan bahwa indikator ini dihitung secara kumulatif,

maka capaian pada tahun 2016 untuk indikator jumlah satuan kerja yang

ditingkatkan sarana dan prasarananya sudah tercapai sebanyak 66 satuan kerja

26

yang ditingkatkan sarana dan prasarannya. Jumlah capaian 66 satuan kerja yang

ditingkatkan sarana dan prasarananya ini merupakan capaian yang diperoleh pada

tahun 2015 yakni sebanyak 17 satuan kerja dan capaian tahun 2016 sebanyak 49

satuan kerja. Artinya secara kumulatif untuk satuan kerja yang ditingkatkan sarana

dan prasarananya sudah tercapai 388,24% di tahun 2016. Sedangkan capaian

pada tahun 2016 dapat dilihat pada grafik 3.4. berikut.

Grafik 3.4

Target dan Capaian per Tahun Indikator Jumlah Satuan Kerja Yang Ditingkatkan Sarana dan Prasarananya

Apabila dianalisa capaian pertahunnya untuk tahun 2016 saja telah tercapai

sebanyak 49 satuan kerja yang ditingkatkan sarana dan prasarananya dari target

pertahun tahun 2016 yakni sebanyak 11 satuan kerja atau telah tercapai 445,45%.

Pada tahun 2015 capaian indikator ini telah tercapai sebesar 283,33%,

angka ini diperoleh dari jumlah capaian sebanyak 17 satuan kerja dibagi dengan

target 6 satuan kerja yang ditingkatkan sarana dan prasarananya. Peningkatan

capaian indikator ini terjadi karena adanya penambahan belanja modal sebanyak

Rp.150 milyar yang direalisasikan untuk pembangunan gedung mangkrak di 11

satuan kerja sesuai surat nomor PR.02.03/I.1/003181/2015 tentang Penyesuaian

27

Usulan Revisi Badan PPSDM Kesehatan Tahun 2015 Penghapusan Catatan

Halaman IV DIPA dan Perpindahan Anggaran Satker Pusat dan Daerah.

Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2015 terdapat kenaikan

persentase capaian, karena pada tahun 2016 anggaran belanja modal Badan

PPSDM Kesehatan 4 kali lebih besar dari tahun 2015 yang diperuntukkan bagi

seluruh satuan kerja di lingkungan Badan PPSDM Kesehatan yang jumlahnya 49

satuan kerja, lebih banyak dibandingkan tahun 2015 yang tambahan alokasi

anggarannya hanya untuk 11 satuan kerja.

Apabila diproyeksikan ke target tahun 2019 (kumulatif) sebanyak 44 satuan

kerja telah ditingkatkan sarana dan prasaranya, maka persentase capaian indikator

ini sejak tahun 2015 - 2016 telah tercapai 150% yakni sebanyak 66 satuan kerja

telah ditingkatkan sarana dan prasarananya.

Angka capaian pada indikator Jumlah satuan kerja yang ditingkatkan sarana

dan prasarananya pada tahun 2016 ini diperoleh melalui :

1) Laporan Poltekkes Kemenkes terkait realisasi anggaran per belanja,

khususnya belanja modal dan BAST.

2) Pemantauan melalui aplikasi Sistem Informasi Barang dan Jasa (Sibaja) dan

juga pemantauan langsung yang dilakukan baik melalui via e-mail, surat resmi,

maupun kunjungan atau supervisi ke Poltekkes Kemenkes.

3) Pengolahan data e-Monev Kinerja Terpadu SMART – DJA Kementerian

Keuangan, yang mana melalui Busines Intelegence (BI) aplikasi ini dapat

membantu dalam menganalisa realisasi pembangunan/rehabilitasi gedung dan

lingkungan, pengadaan ABBM dan pengadaan operasional.

Indikator Jumlah satuan kerja yang ditingkatkan sarana prasarananya ini

merupakan salah satu sasaran strategis dalam melaksanakan dukungan

manajemen dan tugas teknis lainnya pada Program Pengembangan dan

Pemberdayaan SDM Kesehatan. Target capaian indikator Satuan kerja yang

ditingkatkan sarana prasarananya pada tahun 2016 ini telah tercapai 445,45%,

28

namun masih diperlukan upaya untuk mengoptimalkan pencapaian dalam

pelaksanaan kegiatan.

Pada tahun 2016 dengan adanya kebijakan Inpres Nomor 8 Tahun 2016

tentang Langkah-langkah Penghematan Belanja Kementerian/Lembaga Dalam

Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan

Tahun Anggaran 2016, mengakibatkan dilakukannya revisi anggaran, APBNP dan

buka blokir yang cukup memakan waktu sehingga berdampak terhadap proses

pelaksanaan kegiatan untuk Pengadaan Barang dan Jasa (proses lelang) yang

baru dapat direalisasikan pada akhir tahun.

Upaya yang perlu dilakukan untuk mengoptimalkan capaian indikator ini

adalah perlu adanya peningkatan kompetensi SDM kesehatan yang khusus

menangani terkait belanja modal termasuk sistem monitoring dan pelaporannya.

Selain itu diperlukan koordinasi dan sinkronisasi dalam pelaksanaan kegiatan yang

memudahkan pengendalian dan monitoring. Upaya yang dilaksanakan diantaranya

melakukan evaluasi dan pemantauan pelaksanaan proses pengadaan melalui

sistem monitoring online Sibaja dan monitoring realisasi anggaran secara berkala

melalui Aplikasi SMART, termasuk didalamnya monitoring melalui surat, email dan

pemantauan langsung ke Poltekkes Kemenkes, pembentukan tim monitoring dan

evaluasi serta tata cara pengelolaan keuangan terkait pengelolaan barang dan jasa

pada seluruh satuan kerja. Disamping itu perlu mempercepat proses penerbitan

pedoman yang mendukung pelaksanaan kegiatan dan proses lelang pengadaan

barang dan jasa segera dilakukan setelah Rencana Kerja Anggaran KL disetujui.

Salah satu hasil satuan kerja yang ditingkatkan sarana dan prasarananya dapat

dilihat pada gambar 3.2 berikut:

29

Gambar 3.2

Satuan Kerja (Poltekkes Mamuju) Yang Ditingkatkan Sarana dan Prasarananya

Sumber: Poltekkes Mamuju

2. Pembinaan dan Pengelolaan Pendidikan Tinggi, pada Program Pengembangan

dan Pemberdayaan SDM Kesehatan merupakan kegiatan pembinaan yang

dilakukan terhadap Satuan kerja Poltekkes Kemenkes RI dengan indikator capaian :

d. Jumlah Lulusan Tenaga Kesehatan Dari Politeknik Kesehatan Kemenkes RI

Definisi Operasional:

Peserta didik yang lulus/menyelesaikan pendidikan di 38 Poltekkes Kemenkes dari

berbagai program studi yang berasal dari berbagai jenjang pendidikan.

30

Cara Perhitungan:

Merekap jumlah peserta didik yang lulus/menyelesaikan pendidikan di 38 Politeknik

Kesehatan (Poltekkes) dari berbagai program studi yang berasal dari berbagai

jenjang pendidikan.

Tujuan indikator ini adalah menggambarkan banyaknya jumlah peserta

didik yang telah berhasil menyelesaikan pendidikan profesional baik dalam program

diploma III dan atau program diploma IV di Poltekkes Kemenkes. Salah satu

program di Poltekkes Kemenkes yang mendukung peningkatan lulusan Poltekkes

adalah melalui pengembangan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) terutama di daerah

tertinggal, perbatasan dan kepulauan (DTPK). Program PJJ ini sebagai solusi untuk

menjawab tantangan besarnya kebutuhan atau demand tenaga kesehatan untuk

mendapatkan pendidikan lanjutan, meningkatkan kompetensi, mengembangkan

karir, dan meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat tanpa meninggalkan

tempat tugas dan tanpa terkendala oleh waktu, biaya atau jarak. Adapun target dan

capaian indikator ini untuk tahun 2015-2019 dapat dilihat pada grafik 3.5 berikut:

Grafik 3.5

Target dan Capaian Indikator Jumlah Lulusan Tenaga Kesehatan Dari Poltekkes Tahun 2015-2019

31

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa target indikator jumlah lulusan tenaga

kesehatan dari Politeknik Kesehatan Kemenkes RI pada tahun 2016 adalah 20.000

orang dan capaian indikator tersebut pada tahun 2016 sebanyak 20.145 orang atau

tercapai 100,73%, melebihi target yang telah ditetapkan. Jika dibandingkan dengan

capaian indikator tahun 2015, maka capaian indikator pada tahun 2016 secara

persentase terjadi penurunan, namun penurunan ini tidak dapat dikatakan sebagai

penurunan kinerja karena penambahan lulusan yang melebihi target tersebut

disebabkan adanya peserta didik yang tidak dapat menyelesaikan pendidikan sesuai

waktu yang telah ditentukan selama 3 tahun sehingga perlu penambahan masa

pendidikan dimana peserta didik ini baru bisa dapat menyelesaikan pendidikannya

pada tahun berikutnya.

Apabila diproyeksikan kepada target tahun 2019, maka target yang telah

ditetapkan setiap tahun ini diperkirakan dapat tercapai sejalan dengan

perkembangan dan kebutuhan pembukaan prodi baru pada Poltekkes Kemenkes RI.

Sesuai Kalender Akademik lulusan Politeknik Kesehatan Kemenkes RI dihasilkan

pada semester genap dan ganjil. Angka capaian pada indikator ini diperoleh dari

laporan yang disampaikan oleh Poltekkes Kemenkes yang telah melaksanakan

wisuda selama tahun 2016.

Pada tahun 2016 capaian indikator ini telah tercapai lebih dari 100%, dimana

data jumlah lulusan ini tercatat di Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PDPT) dan

diperoleh melalui jumlah mahasiswa yang diwisuda selama tahun 2016 di Poltekkes

Kemenkes. Indikator ini menggambarkan pemenuhan kebutuhan SDM Kesehatan

baik secara kualitas dan kuantitasnya setiap tahun sebagai bentuk meningkatkan

pembinaan dan pengelolaan pendidikan tinggi dalam rangka melaksanakan

dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya. Selain itu indicator ini juga

dilaksanakan dalam rangka peningkatan sumber daya manusia kesehatan yang

merupakan kebijakan Kementerian Kesehatan RI untuk meningkatkan pendidikan

tenaga kesehatan dari Jenjang Pendidikan Menengah (JPM) ke Jenjang Pendidikan

Tinggi (JPT) pada Akademi atau Diploma III.

32

Salah satu prestasi dari capaian indikator yakni pada Poteknik Kesehatan

Kemenkes Yogyakarta yang telah berperan dalam meningkatkan kualitas lulusan

Poltekkes Kemenkes adalah kerjasamanya dengan Pemerintah Kabupaten

Bengkayang, Provinsi Kalimantan Barat dalam mendidik putri-putri daerah

Bengkayang menjadi tenaga bidan untuk diangkat menjadi Bidan Desa di Kabupaten

Bengkayang dalam rangka pembentukan 120 Desa Siaga. Kerjasama juga dilakukan

dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Sorong Selatan, Provinsi Papua Barat, untuk

mendidik putra-putri Kabupaten Sorong Selatan pada 6 (enam) jurusan yaitu Analis

Kesehatan, Gizi, Kebidanan, Keperawatan, Kesehatan Gigi, dan Kesehatan

Lingkungan. Politeknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta juga melakukan kerjasama

dengan Malinau, Kalimantan Timur untuk mendidik mahasiswa Prodi D-III Analis

Kesehatan, Gizi, Kebidanan dan Kesehatan Lingkungan.

Untuk lebih meningkatkan capaian indikator ini perlu peningkatan sosialisasi

lulusan Poltekkes Kemenkes agar dapat didayagunakan di dunia kerja. Beberapa

upaya yang dilakukan untuk mendayagunakan lulusan Poltekkes Kemenkes yang

dilakukan Badan PPSDM Kesehatan adalah melalui perekrutan tim base program

nusantara sehat di Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) dan

program pengiriman tenaga perawat ke luar negeri.

33

Gambar 3.3

Lulusan Tenaga Kesehatan Dari Politeknik Kesehatan Kemenkes RI

3. Kegiatan Dekonsentrasi

Pada tahun 2016, terdapat kegiatan di Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan

yang mendukung provinsi dalam bentuk dana dekonsentrasi Program

Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan untuk sasaran meningkatnya

dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya di 34 Dinas Kesehatan

Provinsi. Pada awal tahun 2016 telah di lakukan penandatanganan kinerja yang

telah ditetapkan indikator kinerja dan target dari setiap dinas kesehatan provinsi

yang menerima dana dekonsentrasi Program Pengembangan dan Pemberdayaan

SDM Kesehatan.

Untuk menghitung capaian kinerja dari target kegiatan dukungan manajemen

dan pelaksanaan tugas teknis lainnya di provinsi yang menerima dekonsentrasi

diperoleh dengan menghitung realisasi dari capaian target indikator yang telah

ditetapkan sesuai Perjanjian Kinerja masing-masing Dinas Kesehatan Provinsi.

Untuk capaian dekonsentrasi ini tahun 2016 telah tercapai sesuai target

(sebagaimana data terlampir).

34

Dalam proses pelaksanaan kegiatan dana dekonsentrasi beberapa kendala

yang dihadapi adalah kurangnya perencanaan dalam pelaksanaan kegiatan yang

bersumber APBN dan APBD, dimana pada tahun 2016 dekonsentrasi Program

Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan adalah tahun pertama

pelaksanaan setelah 2 (dua) tahun yakni periode tahun 2014-2015 tiodak terdapat

kegiatan ini. Selain kurangnya persiapan, kendala juga disebabkan karena kegiatan

lebih mengutamakan APBD karena pada kegiatan ini dipertanggungjawabkan

dengan kepala daerah (gubernur), di samping itu juga kurangnya koordinasi antar

bagian pelaksana program di dinas kesehatan provinsi. Capaian kegiatan

dekonsentrasi tahun 2016 ini belum dapat dibandingkan dengan capaian tahun

sebelumnya, sehingga tidak dapat diperbandingkan.

C. SUMBER DAYA

1. Sumber Daya Manusia (SDM)

Keadaan SDM di Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan dapat dilihat

berdasarkan jenis kelamin, golongan, dan latar belakang pendidikan sebagai

berikut :

a. Berdasarkan jenis kelamin

Sampai dengan Desember 2016, jumlah SDM di Sekretariat Badan

PPSDM Kesehatan sebanyak 137 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) terdiri dari

71 orang atau 51,82% berjenis kelamin laki-laki dan 66 orang atau 48,18%

berjenis kelamin perempuan. Sedangkan jumlah pegawai non PNS berjumlah 32

orang yang terdiri dari 8 orang pengemudi dan 24 orang pramubakti. Keadaan

SDM di Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan berdasarkan jenis kelamin dapat

dilihat pada grafik 3.6. berikut :

35

Grafik 3.6

Pegawai Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2016

Sumber: Bagian Kepegawaian dan Umum, Sekretariat BPPSDMK Desember 2016

b. Berdasarkan golongan

Berdasarkan golongan dari 137 pegawai Sekretariat Badan PPSDM

Kesehatan sebanyak 27 orang (19,71%) adalah golongan IV, 87 orang (63,50%)

adalah golongan III, 21 orang (15,33%) adalah golongan II dan 2 orang (1,46%)

adalah golongan I. Keadaan SDM di Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan

berdasarkan golongan dapat dilihat pada grafik 3.7. berikut :

36

Grafik 3.7

Persentase Pegawai Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan Berdasarkan Golongan Tahun 2016

Sumber : Bagian Kepegawaian dan Umum, Set. BPPSDMK, Desember 2016

c. Berdasarkan latar belakang pendidikan

Berdasarkan tingkat pendidikan, dari 137 orang PNS di Sekretariat

Badan PPSDM Kesehatan sebanyak 40 orang (29,20%) memiliki latar belakang

pendidikan S2, 53 orang (38,69%) memiliki latar belakang pendidikan S1/DIV, 21

orang (15,33%) memiliki latar belakang pendidikan DIII, 20 orang (14,60%)

memiliki latar belakang pendidikan SLTA, 1 orang (1,46%) memiliki latar

belakang pendidikan SLTP dan 1 orang (0,73%) memiliki latar belakang

pendidikan SD. Keadaan SDM di Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan

berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada grafik 3.8. berikut :

37

Grafik 3.8

Distribusi Pegawai Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Tahun 2016

Sumber: Bagian Kepegawaian dan Umum, Set.BPPSDMK, Desember 2016

2. Sumber Daya Anggaran

Anggaran belanja Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya

Manusia Kesehatan untuk Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan tahun 2016 sebesar Rp.

359.225.985.000,- (dengan sumber dana Rupiah Murni) dan telah direalisasikan sebesar

Rp. 302.841.242.609,- atau sebesar 84,30%. Pada tahun 2016 terdapat kebijakan Inpres

No 8 Tahun 2016 tentang Langkah- Langkah Penghematan Belanja

Kementerian/Lembaga dalam rangka Pelaksanaan Anggaran dan Belanja Negara

Perubahan Tahun Anggaran 2016. Dengan adanya kebijakan tersebut anggaran

Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan di self blocking sebesar Rp. 32.464.322.000,-

sehingga pagu setelah self blocking menjadi Rp. 326.761.663.000,- dan realisasi

anggaran menjadi sebesar Rp. 302.841.242.609,- atau sebesar 92,68%, lebih jelas

terlihat dalam terlihat pada tabel 3.3. berikut.

38

Tabel 3.3

Alokasi dan Realisasi Anggaran Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan Tahun 2016

Uraian Pagu Awal Pagu (SB) Realisasi (Rp) % Realisasi

(Pagu Awal) % Realisasi (Pagu SB)

Set. BPPSDMK

359.225.985.000 326.761.663.000 302.841.242.609 84,30 92,68

Dekonsentrasi 18.908.426.000 14.638.923.000 12.366.662.154 65,40 84,48

Total 378.134.411.000 341.400.586.000 315.207.904.763 83,36 92,33

Sumber: SMART, 23 Januari 2017

Pada tahun 2016 ini Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan dapat merealisasikan

anggarannya ditambah dekonsentrasi sebesar 83,36% atau sebesar Rp.

315.207.904.763,- dari pagu awal Rp. 378.134.411.000,-. Sedangkan dari pagu self

blocking sebesar Rp. 341.400.586.000,- realisasinya adalah 92,33%. Dengan efisiensi

penggunaan anggaran sebesar 13,48% dan capaian output sebesar 74,95% serta nilai

kinerja sebesar 78,52% (Sumber e-monev DJA Kemenkeu, 23 Januari 2017).

Secara persentase jika dibandingkan dengan realisasi anggaran tahun 2015

sebesar 95,85%, dengan realisasi anggaran tahun 2016 baik dari pagu awal maupun

dengan pagu self blocking terdapat penurunan. Hal ini dikarenakan pada tahun 2016

adanya penambahan belanja modal 4 kali lipat lebih besar dibandingkan dari tahun 2015,

yakni pada tahun 2016 untuk anggaran belanja modal sebesar Rp. 15.677.157.000,-,

sedangkan tahun 2015 anggaran belanja modal sebesar Rp. 3.686.267.000,-. Selain itu

juga dapat dipengaruhi dari adanya anggaran dekonsentrasi untuk dukungan manajemen

dan pelaksanaan tugas teknis lainnya sebesar Rp. 18.908.426.000,-.

Realisasi anggaran kegiatan sekretariat Badan PPSDM Kesehatan sesuai

dengan yang diperjanjikan sebagaimana tabel 3.4. berikut.

39

Tabel 3.4

Alokasi dan Realisasi Anggaran per Output Kegiatan Dukungan Manajemen Dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan Tahun 2016 Output kegiatan Pagu Awal Pagu (SB) Realisasi (Rp) %

Realisasi (Pagu Awal)

% Realisasi (Pagu SB)

Sistem informasi yg dikembangakan

236.525.000 191.725.000 124.243.750 52,53 64,80

NSPK program PPSDM Kesehatan

1.472.610.000 1.127.215.000 1.066.689.469 72,44 94,63

Data dan informasi PPSDM Kesehatan

2.379.385.000 1.840.877.000 1.495.927.719 62,87 81,26

Dukungan layanan manajemen

33.765.442.000 25.875.472.000 21.597.662.471 63,96 83,47

Layanan perkantoran

305.871.366.000 283.907.407.000 266.219.124.160 87,04 93,77

Kendaraan bermotor

1.405.094.000 799.404.000 717.050.000 51,03 89,70

Perangkat pengolah data dan komunikasi

7.152.126.000 6.826.126.000 6.438.373.000 90,02 94,32

Peralatan dan fasilitas perkantoran

6.548.005.000 5.798.005.000 4.792.649.940 73,19 82,66

Gedung/bangunan 395.432.000 395.432.000 389.522.100 98,51 98,51 359.225.985.000 326.761.663.000 302.841.242.609 84,30 92,68

Sumber: SMART, 23 Januari 2017

Sedangkan anggaran kegiatan Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan jika dilihat

berdasarkan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada

Poltekkes Kemenkes dan Dekonsentrasi dapat dilihat pada table 3.5 berikut.

40

Tabel 3.5

Alokasi dan Realisasi Anggaran Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan pada Kantor UPT dan Dekonsentrasi

Tahun 2016

No Indikator Pagu Awal Pagu (SB) Realisasi (Rp) % Realisasi (Pagu Awal)

% Realisasi (Pagu SB)

1. NSPK program PPSDM Kesehatan

1.472.610.000 1.127.215.000 1.066.689.469 72,44 94,63

2. Jumlah dokumen data dan informasi Program PPSDMK (Sekretariat)

2.379.386.000 1.840.877.000 1.495.927.719 62,87 81,26

Data dan Informasi (Dekonsentrasi)

10.698.739.000 7.407.501.000 6.254.656.221 58,46 84,44

Total 13.078.125.000 9.248.378.000 7.750.583.940 59,26 83,80

3. Jumlah satuan kerja yang ditngkatkan sarana dan prasarananya

1.405.936.000.000 1.029.165.917.000 986.478.047.626 70,17 95,85

4. Jumlah lulusan tenaga kesehatan dari Poltekkes Kemenkes RI

1.211.941.006.000 1.041.064.751.000 909.526.514.890 75,05 87,37

Total 2.632.427.741.000 2.080.606.261.000

1.904.821.835.925

72,36 91,55

Sumber: SMART, 23 Januari 2017

41

L

B A B I V P E N U T U P

aporan Kinerja Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan Tahun 2016

menyajikan keberhasilan maupun hambatan dari capaian indikator yang

telah diperjanjikan dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2016. Secara umum,

sasaran strategis yang ditetapkan telah dipenuhi oleh Sekretariat Badan PPSDM

Kesehatan. Hal ini terlihat dari 4 indikator kinerja yang diperjanjikan, 2 indikator kinerja

tercapai sesuai dengan target dan 2 indikator lainnya tercapai melebihi target.

Kunci keberhasilan tersebut antara lain karena adanya komitmen dan dukungan

pimpinan serta jajaran Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan yang bersama-sama

melakukan upaya peningkatan kinerja di lingkungan Sekretariat Badan PPSDM

Kesehatan. Diluar beberapa kendala yang muncul dalam pencapaian target ini,

koordinasi antar unit kerja semakin terbangun dengan baik.

Sekretariat merupakan unsur pendukung (supporting) dalam sebuah organisasi

namun memiliki peran yang strategis dan mendasar dalam pengelolaan/manajemen unit

kerja dalam lingkungan Badan PPSDM Kesehatan, tidak hanya berperan dalam

pembinaan dan pemberian dukungan manajemen keseluruh unit saja. Melainkan, dapat

juga dilihat sebagai perekat, penopang dan penunjang dalam organisasi Badan PPSDM

Kesehatan, dimana unsur-unsur perencanaan, evaluasi dan monitoring, serta pelayanan

terhadap stakeholder internal, berawal dari bagian-bagian dalam kesekretariatan.

Mengingat hal tersebut, agar fungsi dan peran Sekretariat dapat dengan optimal berjalan,

yang secara otomatis mendorong peningkatan kinerja di lingkungan Seklretariat Badan

PPSDM Kesehatan.

Langkah-langkah kedepan yang harus dilakukan oleh Sekretariat Badan PPSDM

kesehatan dalam upaya memperbaiki kinerja dan menghadapi tantangan ke depan,

antara lain:

42

1. Melakukan evaluasi dan pemantauan realisasi anggaran secara berkala melalui

Sistem Monitoring On line yang telah berjalan, sekaligus deteksi dini atas rendahnya

capaian target.

2. Mempercepat proses lelang pengadaan barang dan jasa pemerintah, untuk segera

dilakukan setelah Rencana Kerja Anggaran KL disetujui DPR.

3. Mempercepat proses penerbitan pedoman yang mendukung pelaksanaan kegiatan.

4. Optimalisasi koordinasi dan konsolidasi pelaksanaan kegiatan/program terhadap

bagian-bagian terkait.

Laporan Kinerja ini diharapkan dapat menjadi bahan penilaian dalam upaya

pemantauan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan program-program di

lingkungan Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan dan menjadi salah satu bahan dalam

perencanaan dan pengambilan keputusan bagi pimpinan.

43

LAMPIRAN