kata pengantar -...

58

Upload: phungdat

Post on 06-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KATA PENGANTAR - ditjenbun.pertanian.go.idditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info-publik/eselon... · Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode
Page 2: KATA PENGANTAR - ditjenbun.pertanian.go.idditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info-publik/eselon... · Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya

sehingga penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Perlindungan

Perkebunan Tahun 2010-2014 ini dapat diselesaikan.

Penyempurnaan dokumen ini disusun sebagai tindak-lanjut dari Hasil

Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode

sebelumnya oleh Tim Inspektorat Jenderal kementerian Pertanian, yang salah

satu sarannya adalah pembuatan Renstra agar disesuaikan dengan Pedoman

Penyusunan Renstra dari Lembaga Administrasi Negara yang terkini.

Sistematika dokumen Renstra mengacu kepada Pedoman Penyusunan

Renstra Kementerian/Lembaga (Renstra-KL) 2010-2014 dari Kementerian

Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS, yaitu: BAB I.

PENDAHULUAN yang berisi Latar Belakang, Maksud dan Tujuan, Jenis

Komoditi Binaan, dan Alur Pikir, BAB II. VISI, MISI DAN TUJUAN berisi

Visi, Misi ,Tujuan dan Sasaran Strategis, BAB III. ARAH KEBIJAKAN

DAN STRATEGI berisi Arah dan Strategi Kebijakan, Program dan Kegiatan,

dan BAB IV. PENUTUP.

Maksud dan tujuan penyusunan Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan

Tahun 2010-2014 adalah sebagai arahan bagi seluruh jajaran di lingkungan

Direktorat Perlindungan dalam pelaksanaan tugas pelayanan teknis dan

administratif di bidang perlindungan perkebunan kepada semua stakeholders

(pemangku kepentingan) terkait serta dalam berkoordinasi dengan institusi

terkait pada periode 2010-2014. Dalam pelaksanaannya akan diadakan

penyesuaian sesuai perkembangan yang terjadi.

Akhirnya kami sampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada

semua pihak yang telah memberikan masukan dan ikut berpartisipasi aktif

dalam penyusunan Renstra Direktorat Perlindungan ini.

Page 3: KATA PENGANTAR - ditjenbun.pertanian.go.idditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info-publik/eselon... · Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode

ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR................................................................................i

DAFTAR ISI ............................................................................................. ii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... iii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... iv

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................... 1

1.2 Kondisi Umum .................................................................... 3

1.3 Potensi dan Permasalahan ................................................. 13

BAB II. VISI, MISI DAN TUJUAN

2.1 Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategi Direktorat Jenderal

Perkebunan ………………………………………………20

2.2 Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategi Direktorat

Perlindungan Perkebunan………………………………...23

BAB III. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Direktorat Jenderal

Perkebunan ………………………………………………27

3.2 Arah Kebijakan dan Strategi Direktorat Perlindungan

Perkebunan……………………………………………….30

3.3 Program dan Kegiatan Direktorat Perlindungan

Perkebunan……………………………………………….33

BAB IV. PENUTUP……………………………………………………42

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 4: KATA PENGANTAR - ditjenbun.pertanian.go.idditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info-publik/eselon... · Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode

iii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel :

1. Perkembangan Anggaran dan Realisasi Keuangan

Direktorat Perlindungan ................................................................................ 8

2. Keadaan Serangan OPT Pada Komoditi Unggulan Nasional Perkebunan .... 8

3. Luas Pengendalian OPT pada 11 Komoditi Perkebunan Tahun 2005-2009 . 10

4. Kasus Gangguan Usaha Perkebunan 2005 – 2009 ........................................ 12

5. Pemantauan Hotspot dan Kebakaran Lahan Tahun 2005-2009 .................... 12

6. Pemantauan Dampak Perubahan Iklim tahun 2005-2009 ............................. 13

7. Sasaran Luas Areal Komoditas Unggulan Nasional 2010-2014 ................... 21

8. Sasaran Produksi Komoditas Unggulan Nasional 2010-2014 ...................... 22

9. Sasaran Produktivitas Komoditas Unggulan Nasional 2010-2014 ............... 23

10. Tujuan dan Sasaran Strategis Direktorat Perlindungan Perkebunan ............ 25

Page 5: KATA PENGANTAR - ditjenbun.pertanian.go.idditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info-publik/eselon... · Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode

iv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran :

1. Bagan Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Perkebunan ................... 43

2. Jumlah Jabatan Fungsional Pengendali Organisme

Pengganggu Tumbuhan ........................................................................... 44

3. Pemandu Lapang Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu

(SL-PHT) ............................................................................................... 45

4. Petani SLPHT perkebunan tahun 2005 – 2009 ....................................... 45

5. Perkembangan Alokasi Anggaran Perlindungan

Tahun 2007-2011 (APBN) ....................................................................... 45

6. Analisis SWOT Untuk ASAP (Analisis Strategis Alternatif Pilihan) ..... 46

7. Sasaran Capaian Indikator Kinerja Kegiatan Direktorat Perlindungan

Perkebunan .............................................................................................. 47

Page 6: KATA PENGANTAR - ditjenbun.pertanian.go.idditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info-publik/eselon... · Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Luas areal perkebunan di Indonesia sampai dengan tahun 2009 diperkirakan

sekitar 19,53 juta ha dan yang diusahakan oleh rakyat merupakan bagian

terbesar yaitu sekitar 74 % dari total areal perkebunan. Produktivitas rata-

rata tanaman perkebunan masih rendah yaitu sekitar 72,5 % dari potensi,

meskipun ada beberapa yang sudah mendekati potensi (> 85 %). Rendahnya

produktivitas tersebut antara lain disebabkan oleh adanya serangan

Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan non OPT berupa Gangguan

Usaha Perkebunan dan dampak perubahan iklim yang belum bisa tertangani

secara optimal.

Serangan OPT mengakibatkan terjadinya kehilangan hasil dan penurunan

kualitas produk perkebunan, sedangkan dampak tidak langsung dari

gangguan usaha perkebunan antara lain seperti penjarahan, gangguan

keamanan, menyebabkan aktivitas pengelolaan kebun tidak dapat berjalan

dengan baik yang pada akhirnya usaha perkebunan menjadi terganggu. Sementara itu pengaruh perubahan iklim (banjir, kekeringan dan kebakaran)

dapat menyebabkan proses metabolisme tanaman terganggu, aborsi bunga,

pelayuan tanaman bahkan mati, pencemaran asap lintas batas serta

peningkatan serangan OPT.

Kerugian yang diakibatkan oleh OPT dan gangguan usaha serta dampak

perubahan iklim cukup besar. Kerugian akibat serangan OPT pada 11

komoditas utama perkebunan yaitu kelapa, kelapa sawit, karet, kopi, kakao,

jambu mete, cengkeh, lada, tebu, teh dan kapas pada tahun 2009

diperkirakan mencapai Rp. 2,35 milyar. Luas areal perkebunan dan lahan

masyarakat yang mengalami kebakaran pada tahun 2009 seluas 7.000 ha,

dengan perkiraan kerugian mencapai Rp.70 milyar,- (asumsi investasi per ha

Rp.10 juta). Sedangkan dampak perubahan iklim pada tahun 2009 berupa

banjir dan kekeringan pada areal perkebunan diperkirakan relatif besar.

Beberapa produk ekpor perkebunan Indonesia relatif dihargai lebih rendah

bahkan ada yang ditolak karena kualitasnya masih rendah atau tidak

memenuhi persyaratan yang ditentukan akibat terbawanya serangga, jamur

dan kotoran serta residu pestisida dan belum baiknya penerapan GAP (Good

Page 7: KATA PENGANTAR - ditjenbun.pertanian.go.idditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info-publik/eselon... · Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode

2

Agricultural Practices) pada tingkat usaha tani serta penerapan quality

control yang belum optimum. Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya

klaim dan penolakan dari negara pengimpor akibat tidak terpenuhinya

persyaratan Sanitary and Phytosanitary (SPS). Sebagai contoh dikenakannya

penahanan otomatis (automatic detention) oleh United States Food and

Drug Administration (USFDA) terhadap ekspor biji kakao asal Indonesia.

Diratifikasinya berbagai aturan perdagangan dalam WTO memberikan

konsekuensi terhadap Indonesia untuk mengaplikasikannya dalam

pelaksanaan agribisnis perkebunan. Pelaksanaan surveillance OPT

perkebunan pada komoditas yang diekspor merupakan salah satu contoh dari

persyaratan aturan International Standard for Phytosanitary Measures

(ISPM)

Meningkatnya kesadaran konsumen akan pentingnya kesehatan dan

kebugaran kaitannya dengan konsumsi makanan, telah meningkatkan

tuntutan terhadap produk perkebunan akan kandungan nutrisi yang sehat,

aman dan menunjang kebugaran. Disamping itu meningkatnya kesadaran

akan lingkungan hidup dan pentingnya faktor Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3) telah mendorong masuknya aspek tersebut dalam pertimbangan

penerapan agribisnis perkebunan.

Undang Undang No.18 tahun 2004 tentang “Perkebunan”, mengamanatkan

bahwa pembangunan perkebunan harus mampu meningkatkan pemanfaatan

potensi sumberdaya alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat

secara berkeadilan dan berkelanjutan, sehingga peran penting perkebunan

sebagai penghasil devisa negara, penyerap tenaga kerja, pendorong

pengembangan industri hilir perkebunan di dalam negeri, pendukung

pengembangan wilayah serta pendukung kelestarian sumberdaya alam dan

lingkungan hidup, akan semakin meningkat.

Saat ini telah dan sedang terjadi pergeseran paradigma, yaitu pergeseran

peran dari serba negara ke swasta/masyarakat, kewenangan dari sentralisasi

ke desentralisasi, politik dan budaya dari lokal tradisional ke global. Peran

pemerintah bergeser lebih kepada pelayanan, fasilitasi, dan regulasi, dengan

maksud agar jalannya kepemerintahan menjadi tertib dan teratur serta semua

stakeholder yang terkait dapat bergerak dan berfungsi secara optimal dalam

pembangunan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam

rangka mencapai pengelolaan kegiatan yang lebih akuntabel, transparan, dan

partisipatif, serta pemberian pelayanan publik yang prima kepada

Page 8: KATA PENGANTAR - ditjenbun.pertanian.go.idditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info-publik/eselon... · Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode

3

masyarakat, sebagai wujud pertanggungjawaban dalam mencapai misi dan

tujuan instansi pemerintah serta dalam rangka perwujudan Good

Governance, maka Pemerintah saat ini telah dan sedang melakukan

Reformasi Birokrasi.

Perubahan lingkungan domestik lainnya seperti diterbitkannya UU

No.22/1999 yang telah direvisi dengan UU No 32/2004 tentang

Pemerintahan Daerah, PP 25/2000 tentang Kewenangan pemerintah dan

Kewenangan propinsi sebagai daerah otonom dan PP No.38 tahun 2007

tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah

Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, membawa

perubahan penting dalam pelaksanaan pembangunan agribisnis perkebunan.

Peran masyarakat menjadi lebih dominan serta peran pemerintah daerah

menjadi lebih besar dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat

termasuk dalam pembangunan perlindungan tanaman. Koordinasi dan

sinkronisasi antara pemerintah, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota

menjadi hal yang sangat penting untuk dapat terlaksananya pembangunan

perlindungan tanaman perkebunan yang efektif dan efisien.

Dengan memperhatikan perubahan lingkungan strategik internasional dan

domestik tersebut diatas dan dalam rangka mendukung tercapainya

peningkatan produksi, produktivitas dan mutu hasil tanaman perkebunan

yang berkelanjutan serta mencapai berbagai tujuan pembangunan yang telah

ditetapkan dan mengacu kepada Rencana Strategis Pembangunan

Perkebunan Tahun 2010-2014, Rencana Strategis Direktorat Jenderal

Perkebunan Tahun 2010-2014 serta Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi)

Direktorat Perlindungan Perkebunan dan Pedoman Penyusunan Renstra

Kementerian/Lembaga (Renstra-KL) 2010-2014 dari Kementerian Negara

Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS, maka disusunlah

“Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun 2010-

2014”.

1.2 Kondisi Umum

1.2.1 Tugas Pokok dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.61/Permentan/

OT.140/10/2010 tgl 14 Oktober 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Pertanian, Direktorat Jenderal Perkebunan, merupakan salah

satu unit kerja eselon 1 dengan susunan organisasi sebagai berikut :

a. Sekretariat Direktorat Jenderal Perkebunan

b. Direktorat Tanaman Semusim

Page 9: KATA PENGANTAR - ditjenbun.pertanian.go.idditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info-publik/eselon... · Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode

4

c. Direktorat Tanaman Tahunan

d. Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar

e. Direktorat Perlindungan Perkebunan

f. Direktorat Pasca Panen dan Pembinaan Usaha

Tugas Direktorat Perlindungan Perkebunan adalah melaksanakan penyiapan

perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,

prosedur, dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di

bidang perlindungan perkebunan.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas, Direktorat

Perlindungan menyelenggarakan fungsi :

1). penyiapan perumusan kebijakan di bidang identifikasi dan pengendalian

organisme penganggu tanaman semusim, rempah, penyegar, dan

tahunan serta dampak perubahan iklim dan pencegahan kebakaran;

2). pelaksanaan kebijakan di bidang identifikasi dan pengendalian

organisme penganggu tanaman semusim, rempah, penyegar, dan

tahunan serta dampak perubahan iklim dan pencegahan kebakaran;

3). penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang identifikasi

dan pengendalian organisme penganggu tanaman semusim, rempah,

penyegar, dan tahunan serta dampak perubahan iklim dan pencegahan

kebakaran;

4). pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang identifikasi dan

pengendalian organisme penganggu tanaman semusim, rempah,

penyegar, dan tahunan serta dampak perubahan iklim dan pencegahan

kebakaran; dan

5). pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perlindungan Perkebunan.

1.2.2 Organisasi

Organisasi Direktorat Perlindungan Perkebunan terdiri dari:

1). Sub Direktorat Identifikasi dan Pengendalian Organisme

Pengganggu Tumbuhan (OPT) Tanaman Semusim. Tugas pokoknya adalah melaksanakan penyiapan penyusunan dan

pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria,

serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang identifikasi dan

pengendalian OPT tanaman semusim, dengan fungsi :

Page 10: KATA PENGANTAR - ditjenbun.pertanian.go.idditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info-publik/eselon... · Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode

5

a. Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang identifikasi dan pengendalian

pengganggu tumbuhan tanaman semusim;

b. Penyiapan pelaksanaan di bidang identifikasi dan pengendalian

pengganggu tumbuhan tanaman semusim;

c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

identifikasi dan pengendalian pengganggu tumbuhan tanaman semusim;

d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang

identifikasi dan pengendalian pengganggu tumbuhan tanaman semusim;

Subdit Identifikasi dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan

(IPOPT) Tanaman Semusim membawahi dua seksi yaitu : Seksi Identifikasi

dan Seksi Pengendalian.

2). Sub Direktorat Identifikasi dan Pengendalian OPT Tanaman

Rempah dan Penyegar. Tugas pokoknya adalah melaksanakan penyiapan penyusunan dan

pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria,

serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang identifikasi dan

pengendalian OPT tanaman rempah dan penyegar, dengan fungsi :

a. Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang identifikasi dan pengendalian

pengganggu tumbuhan tanaman rempah dan penyegar;

b. Penyiapan pelaksanaan di bidang identifikasi dan pengendalian

pengganggu tumbuhan tanaman rempah dan penyegar;

c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

identifikasi dan pengendalian pengganggu tumbuhan tanaman rempah

dan penyegar;

d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang

identifikasi dan pengendalian pengganggu tumbuhan tanaman rempah

dan penyegar.

Subdit IPOPT Tanaman Rempah dan Penyegar membawahi dua seksi yaitu :

Seksi Identifikasi dan Seksi Pengendalian.

3). Sub Direktorat Identifikasi dan Pengendalian OPT Tanaman

Tahunan.

Tugas pokoknya adalah melaksanakan penyiapan penyusunan dan

pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria,

serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang identifikasi dan

pengendalian OPT tanaman tahunan, dengan fungsi :

Page 11: KATA PENGANTAR - ditjenbun.pertanian.go.idditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info-publik/eselon... · Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode

6

a. Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang identifikasi dan pengendalian

pengganggu tumbuhan tanaman tahunan;

b. Penyiapan pelaksanaan di bidang identifikasi dan pengendalian

pengganggu tumbuhan tanaman tahunan;

c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

identifikasi dan pengendalian pengganggu tumbuhan tanaman tahunan;

d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang

identifikasi dan pengendalian pengganggu tumbuhan tanaman tahunan.

Subdit IPOPT Tanaman Tahunan membawahi dua seksi yaitu : Seksi

Identifikasi dan Seksi Pengendalian.

4). Sub Direktorat Dampak Perubahan Iklim dan Pencegahan

Kebakaran Tugas pokoknya adalah melaksanakan penyiapan penyusunan dan

pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria,

serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang dampak perubahan

iklim dan pencegahan kebakaran, dengan fungsi :

a. Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang dampak perubahan iklim dan

pencegahan kebakaran;

b. Penyiapan pelaksanaan di bidang dampak perubahan iklim dan

pencegahan kebakaran;

c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

dampak perubahan iklim dan pencegahan kebakaran;

d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang dampak

perubahan iklim dan pencegahan kebakaran.

Sub Direktorat Dampak Perubahan Iklim dan Pencegahan Kebakaran

membawahi dua seksi yaitu : Seksi Dampak Perubahan Iklim dan Seksi

Pengendalian Kebakaran.

5). Kelompok Jabatan Fungsional;

Tugas pokoknya adalah melakukan kegiatan sesuai dengan jenjang jabatan

fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

6). Subbagian Tata Usaha;

Tugas pokoknya adalah melakukan urusan kepegawaian, keuangan, rumah

tangga, perlengkapan, dan surat-menyurat, serta kearsipan Direktorat

Perlindungan Perkebunan.

Page 12: KATA PENGANTAR - ditjenbun.pertanian.go.idditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info-publik/eselon... · Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode

7

Bagan Struktur Organisasi Direktorat Perlindungan Perkebunan pada

Lampiran 1.

1.2.3 Sumber Daya Manusia

Sampai dengan tahun 2009 pegawai Direktorat Perlindungan Perkebunan

berjumlah 70 orang PNS (Struktural 59 orang dan Fungsional 11 orang),

dengan rincian sebagai berikut :

- S2 sebanyak 12 orang (Teknis perlindungan 3 orang dan non teknis

perlindungan 9 orang);

- S1 sebanyak 16 orang (Teknis perlindungan 12 orang dan non teknis

perlindungan 4 orang);

- SLTA sebanyak 40 orang (Teknis/SPMA 4 orang dan non teknis 36

orang);

- SLTP sebanyak 2 orang.

Selain di Pusat pegawai teknis yang menangani perlindungan juga terdapat

di empat UPT Pusat yaitu di Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman

Perkebunan (BBP2TP) Medan sebanyak 459 orang, BBP2TP Surabaya

sebanyak 221 orang, BBP2TP Ambon sebanyak 233 orang, dan di Balai

Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) Pontianak sebanyak 113 orang.

SDM Direktorat Perlindungan Perkebunan dalam melaksanakan tugas dan

fungsinya selain diperkuat oleh SDM yang berada di UPT Pusat tetapi juga

yang berada di Dinas dan UPTD daerah, sebagai berikut :

1) Jumlah Petugas Pengamat dan Pejabat Fungsional POPT

Jumlah Petugas Pengamat di seluruh Indonesia sampai saat ini berjumlah

841 orang dan Pejabat Fungsional POPT sebanyak 444 orang.

2) Jumlah Pemandu Lapang

Jumlah Pemandu Lapang Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu

(SLPHT) perkebunan sampai dengan tahun 2009 sebanyak 1.167 orang.

3) Jumlah Petani SLPHT

Jumlah petani yang telah dilatih SLPHT perkebunan pada periode tahun

2005-2009 sebanyak 131.910 orang.

Page 13: KATA PENGANTAR - ditjenbun.pertanian.go.idditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info-publik/eselon... · Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode

8

1.2.4 Program, Anggaran dan Realisasi

Pada periode Kabinet Indonesia Bersatu (2006-2010) program pembangunan

perkebunan meliputi Program Pengembangan Agribisnis, Peningkatan

Ketahanan Pangan, Peningkatan Kesejahteraan Petani dan Penerapan

Kepemerintahan Yang Baik, yang dijabarkan kedalam beberapa kegiatan

utama. Pada tahun anggaran 2009 salah satu fokus kegiatan pembangunan

perkebunan adalah Revitalisasi Perlindungan.

Alokasi anggaran untuk Direktorat Perlindungan Perkebunan mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun, meskipun masih dibawah target,

sebagaimana disajikan pada Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Perkembangan Anggaran dan Realisasi Keuangan Direktorat

Perlindungan Perkebunan Tahun 2005-2009

Tahun Target Renstra

(Rp,-) DIPA (Rp,-)

Realisasi

Terhadap

Target (%)

Peningkatan/Penurunan

dibanding Tahun Lalu

(%)

2005 9.246.000.000 8.593.152.000 92,95 --

2006 5.157.000.000 4.863.882.000 94,32 56.60

2007 3.195.000.000 2.978.058.000 93 61,23

2008 2,436.000.000 2.355.146.000 97 79,08

2009 3.198.500.000 2,943.535.000 92 124,98

1.2.5 Aspek Teknis

1) Keadaan Serangan OPT Luas dan intensitas serangan OPT pada komoditi unggulan nasional

perkebunan yaitu kelapa, karet, kakao, kopi, lada, cengkeh, jambu mete,

kelapa sawit, teh, tebu, dan kapas dari tahun ke tahun terus meningkat. Pada

tahun 2005 seluas 638.298 ha, meningkat menjadi 948.808 ha pada tahun

2006, dan pada tahun 2009 menjadi 1.795.296 ha atau meningkat 281 % .

Data secara rinci dapat dilhat pada Tabel 2 berikut ini.

Tabel 2. Keadaan Serangan OPT Pada Komoditi Unggulan Nasional

Perkebunan Tahun 2005-2009

No Komoditas Jenis OPT Luas Serangan (ha)

2005 2006 2007 2008 2009

1 KELAPA Oryctes sp. 67,201 76,368 100,695 81,622 79,518

Sexava sp. 23,144 39,505 30,567 25,435 27,759

Page 14: KATA PENGANTAR - ditjenbun.pertanian.go.idditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info-publik/eselon... · Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode

9

No Komoditas Jenis OPT Luas Serangan (ha)

2005 2006 2007 2008 2009

Artona sp. 1,235 1,567 940 1,081 838

Brontispa sp. 6,332 19,406 12,772 17,612 246,147

Busuk Pucuk 969 1,672 2,626 7,376 9,180

2 KARET JAP 75,202 85,154 107,800 87,482 68,030

Colletotrichum

sp 21,776 38,329 24,208 11,504 14,940

Bidang Sadap 53,813 44,708 51,719 79,829 58,084

Jamur Upas 7,582 11,783 5,296 4,612 10,022

Rayap 1,769 11,898 25,984 30,677 11,202

3 KAKAO PBK

195,332

314,792 411,973 281,163 308,298

Busuk Buah

Kakao. 24,038 45,148 46,295 121,086 105,724

Helopeltis sp 17,681 26,927 40,859 29,544 50,716

VSD 27,136 96,874 234,371 283,640 121,390

4 KOPI PBKo 46,974 38,887 174,366 99,395 568,969

Hemileia

vastatrix 12,498 4,666 6,408 5,254 9,839

Xylosandrus

sp

6,542 13,110 12,197 10,620 11,627

5 LADA BPB 2,993 4,828 7,534 4,947 5,154

Dasynus sp 1,080 1,659 4,006 5,508 4,550

Lophobaris sp 1,961 4,148 8,177 3,915 4,810

6 CENGKEH Nothopeus sp 6,267 8,177 8,917 11,147 11,619

CDC 7,347 16,204 16,343 17,448 10,342

BPKC 3,691 3,680 3,679 5,354 13,939

7 J. METE Helopeltis sp. 10,815 18,665 30,032 11,147 9,222

Jamur Akar 1,767 1,368 2,223 17,448 3,195

Cricula sp. 1,268 261 967 5,354 1,001

8 K. SAWIT Ulat api 2,905 3,600 3,710 8,689 2,721

Babi hutan 792 130 436 536 3,434

Tikus 530 201 5,455 6,700 3,572

Ganoderma 12 166 2,715 2,703 5,371

9 TEH Cacar daun teh 2,982 1,622 2,336 215 6,536

Helopeltis sp 3,214 2,551 1,794 189 7,159

Ganoderma sp 68 9 16 10 -

10 TEBU Chilo sp 670 5,095 5,095 480 353

Scripophaga

sp

596 5,175 5,176 488 35

Luka api 116 289 297 12 -

11 KAPAS Helicoverpa armigera

0 71 71 0 0

Page 15: KATA PENGANTAR - ditjenbun.pertanian.go.idditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info-publik/eselon... · Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode

10

No Komoditas Jenis OPT Luas Serangan (ha)

2005 2006 2007 2008 2009

Sundapteryx

sp

0 115 115 2 0

Earias sp 0 0 0 0 0

JUMLAH 638,298 948,808 1,398,17

0

1,280,22

4

1,795,29

6

2) Luas Pengendalian OPT Luas pengendalian OPT yang dilakukan pemerintah dan masyarakat dari

tahun ke tahun semakin meningkat, pada tahun 2005 luas pengendalian

32.417 ha dan pada tahun 2009 meningkat menjadi 124.357 ha atau

meningkat 384 %. Dibanding dengan luas serangan pada tahun yang sama,

luas yang dikendalikan hanya 6,9 %. Data luas pengendalian secara rinci per

komoditi dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini :

Tabel 3. Luas Pengendalian OPT pada 11 Komoditi Perkebunan Tahun

2005-2009

No Komoditi Luas (Ha) Jenis OPT

Luas Pengendalian OPT (Ha)

2005 2006 2007 2008 2009

1 KELAPA 4,367,568 Oryctes sp. 13,287 10,731 11,122

21,151 14,461

Sexava sp. 215 1,366 2,525

1,791

2,720

Artona sp. 24 215 322 312 71

Brontispa

sp. 540 151 1,601

2,418 2,898

Busuk Pucuk 11 11 91

2,085 2,085

2 KARET 3,578,388 JAP 2,731 7,445 7,016

8,116 4,244

Colletotrichu

m sp - 3 - 189 567

Bidang

Sadap 1,340 3,864 3,847 4,856 5,621

Jamur Upas 31 189 15 11 47

Rayap 93 747 434 975 1,251

3 KAKAO 1,126,674 PBK 2,022 13,061 18,315

11,183 22,093

Phytophthor

a sp. 265 791 2,724 2,036 3,496

Helopeltis sp 1,384 2,592 3,844 5,147 3,781

VSD 30 30 6,153

1,315

5,337

Page 16: KATA PENGANTAR - ditjenbun.pertanian.go.idditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info-publik/eselon... · Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode

11

No Komoditi Luas (Ha) Jenis OPT

Luas Pengendalian OPT (Ha)

2005 2006 2007 2008 2009

4 KOPI 1,371,621 PBKo 2,404 3,351 2,666

10,773 28,905

Hemileia

vastatrix 161 135 533 153 1,463

Xylosandrus sp

677 1,221 2,209

2,730 2,971

5 LADA 796,931 BPB 722 718 1,305

1,583 2,083

Dasynus sp 23 152 678 904 513

Lophobaris

sp 260 989 1,416 1,166

1,341

6 CENGKE

H 335,258

Nothopeus

sp 59 564 835 595 648

CDC 270 5,108 4,891 4,856 5,000

BPKC 39 92 92 167 93

7 JAMBU

METE 1,422,863

Helopeltis

sp. 1,994 30 2,183

1,368 1,196

Jamur Akar 61 952 1,240 1,698 1,608

Cricula sp. 1 2 2 786 319

8 KELAPA

SAWIT 1,618,751 Ulat api 105 765 864 1,854 77

Babi hutan 183 24 350 137 397

Tikus - 25 116

782 141

Ganoderma 2 - - 7 177

9 TEH 55,453 Cacar daun

teh 1,168 273 1,676 59 4,709

Helopeltis sp 1,980 254 1,681 69 3,752

Ganoderma

sp 14 11 - 3 -

10 TEBU 117,397 Chilo sp 223 29 29

48 263

Scripophaga

sp 82 34 34 66 28

Luka api 16 - 1 12 -

11 KAPAS 1,737 Helicoverpa

armigera - - - - -

Sundapteryx

sp - - - - -

Earias sp - 0 - - -

JUMLA

H

14,792,64

1 32,417 55,926 90,811

91,427

124,357

Page 17: KATA PENGANTAR - ditjenbun.pertanian.go.idditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info-publik/eselon... · Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode

12

3) Luas Penanganan Gangguan Usaha Perkebunan Jumlah kasus GUP yang tertangani tahun 2005 – 2009 dapat dilihat pada

Tabel 4 berikut ini. Pada struktur organisasi yang baru yaitu sejak tahun

2011 penanganan gangguan usaha menjadi tupoksi Direktorat Pasca

Panen dan Pembinaan Usaha Perkebunan.

Tabel 4. Kasus Gangguan Usaha Perkebunan 2005-2009

N

o

Kasu

s

Jumlah Kasus Jumlah Kasus Yang Dapat Ditangani

200

5

200

6 2007

200

8

200

9

200

5

200

6

200

7 2008

200

9

Rata

2

1 Laha

n 535 518 417 524 426 116 94 100 48 184 108

2

Non

Laha

n

111 80 58 72 82 38 18 23 16 12 21

∑ 646 598 475 596 508 154 112 123 64 196 129

4) Pemantauan hotspot dan kebakaran lahan Jumlah hotspot dan Kebakaran Lahan dan Kebun mengalami fluktuatif

sejalan dengan banyaknya aktivitas penyiapan lahan dan datangnya

musim kering/kemarau. Kebakaran tidak hanya terjadi di lahan untuk

perkebunan, tetapi justru pada perkembangan terakhir lebih banyak pada

lahan untuk perladangan usaha tanaman pangan dan palawija. Pada tahun

2005 sebanyak 4.251 Hotspot, dengan kebakaran seluas 21.658 Ha, pada

tahun 2006 meningkat menjadi 33.805 Hotspot dengan luas kebakaran

14.835 Ha, dan pada Tahun 2009 menurun menjadi 29.093 Hotspot

dengan luas kebakaran 14.232 Ha. Data Hotspot serta Luas Kebakaran

Lahan dan Kebun dari tahun 2005 - 2009 dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Pemantauan Hotspot dan Kebakaran Lahan

Tahun 2005-2009

No Tahu

n

Hotspot

(Titik

Panas)

Peningkatan/

Penurunan

dibanding

Tahun

Sebelumnya (%)

Kebakara

n

(Ha)

Peningkatan/

Penurunan dibanding

Tahun Sebelumnya

(%)

1 2005 4.251 - 21.658 -

2 2006 33.805 795 14.385 66

3 2007 6.783 20 750 5

4 2008 9.237 136 6.211 828

5 2009 29.093 314 14.232 229

Page 18: KATA PENGANTAR - ditjenbun.pertanian.go.idditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info-publik/eselon... · Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode

13

5) Pemantauan Dampak Perubahan Iklim (Banjir, Longsor, dan

Kekeringan)

Berdasarkan data yang dapat direkam, luas kejadian banjir, longsor, dan

kekeringan tahun 2005 – 2009 disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Pemantauan Dampak Perubahan Iklim tahun 2005-2009

No Bencana

Alam

2005 2006 2007 2008 2009

1 Kekeringan

(Ha) - 5.046,72 3.681 - -

2 Banjir (Ha) - 4.120,113 4.492 777,6 2.693,4

3 Longsor (Ha) - 14 - 118 -

JUMLAH - 9.180,93 8.173 895,6 2.693,4

1.3 Potensi dan Permasalahan

1.3.1 Potensi

1) Landasan Hukum

UU No. 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman;

UU No. 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan;

Peraturan Pemerintah No.6/1995 ttg Perlindungan Tanaman;

Peraturan Pemerintah No.4/2001 ttg Pengendalian Kerusakan dan/atau Pencemaran Lingkungan Hidup Berkaitan Dengan

kebakaran Hutan dan/atau Lahan;

PP 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah;

PP No.38 tahun 2007, tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah

Daerah Kabupaten/Kota;

Surat Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Pertanian RI Nomor 881/Menkes/SKB/VIII/1996 dan Nomor

711/Kpts/ TP.270/8/96 tentang “Batas Maksimum Residu

Pestisida pada Hasil Pertanian”;

Keputusan Mentan No. 887/Kpts/OT.210/9/1997 ttg Pedoman Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan;

Peraturan Menteri Pertanian No.26/Permentan/OT.140/2/2007 ttg

Pedoman Perizinan Usaha Perkebunan;

Page 19: KATA PENGANTAR - ditjenbun.pertanian.go.idditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info-publik/eselon... · Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode

14

Peraturan Menteri Pertanian No.01/Permentan/OT.140/1/2007 ttg Daftar Bahan Aktif Pestisida Yang Dilarang dan Pestisida

Terbatas;

Peraturan Menteri Pertanian No.07/Permentan/SR.140/2/2007 ttg Syarat dan Tata Cara Pendaftaran Pestisida;

Keputusan Mentan No.511/Kpts/PD.310/9/2006 junto

Kepmentan No.3399/Kpts/PD.310/10/2009 tentang Jenis

Komoditi Tanaman Binaan Direktorat Jenderal Perkebunan,

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Direktorat Jenderal

Hortikultura;

Peraturan Menteri Pertanian No.61/Permentan/ OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Pertanian.

2) Kelembagaan

Tersedianya Puslit/Balit Perkebunan, tiga balai besar UPT pusat yaitu Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan

(BBP2TP) Medan, BBP2TP Surabaya, BBP2TP Ambon, dan satu

Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak;

Tersedianya delapan belas UPTD yang menangani Perlindungan

di tingkat provinsi;

Di tingkat Kabupaten/Kota terdapat 528 (lima ratus dua puluh

delapan) UPPT;

Di tingkat lapangan terdapat 5.277 kelompok tani SL-PHT;

Terdapatnya Pusat/Balai Penelitian/Perguruan Tinggi terkait dengan perlindungan perkebunan.

3) Sumber Daya Manusia Tersedianya petugas pengamat hama-penyakit sebanyak 841

orang yang tersebar di seluruh provinsi sentra perkebunan dan

balai besar/balai perlindungan perkebunan.

Tersedia petugas funsional OPT (POPT) sebanyak 444 orang

dengan berbagai jenjang, yaitu : POPT Ahli sebanyak 182 orang

dan POPT Terampil sebanyak 262 orang. Rincian per provinsi

disajikan pada Lampiran 1;

Tersedia petugas pemandu lapang SL-PHT sebanyak 1.167

orang;

Tersedia petani alumni SL-PHT sebanyak 131.910 orang;

Tersedia 64 Penyidik PNS perkebunan yang tersebar di UPT

Pusat dan Dinas Provinsi yang membidangi perkebunan.

Page 20: KATA PENGANTAR - ditjenbun.pertanian.go.idditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info-publik/eselon... · Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode

15

4) Pembiayaan

Tersedianya alokasi biaya untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi Direktorat Perlindungan Perkebunan.

5) Prasarana dan Sarana Kerja

Tersedianya perangkat prasarana dan sarana kerja, laboratorium, rumah kaca, perpustakaan dan ruang informasi, asrama, brigade

proteksi tanaman, dan UPPT pada balai besar/balai perlindungan

perkebunan.

6) Teknologi Tersedianya teknologi :

4) Perangkat Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian

(SIMPEG);

5) Perangkat Sistem Akuntansi Instansi (SAI);

6) Perangkat Sistem Monitoring dan Evaluasi (SIMONEV);

7) Hardware dan software untuk pengumpulan dan pengolahan data;

8) Paket Pengendalian OPT yang berwawasan lingkungan yang

telah diuji terap oleh balai.

Pengamatan dan Peramalan OPT tanaman perkebunan

Pengendalian OPT Tanaman Perkebunan

Penanganan dampak perubahan iklim (adaptasi dan mitigasi)

Pencegahan kebakaran

7) Data dan Informasi serta Pedoman dan Standar

Tersedianya Data dan Informasi Komoditas Perkebunan;

Tersedianya Data dan Informasi Kepegawaian;

Tersedianya data base serangan OPT;

Adanya Pedoman Umum Pelaksanaan Anggaran Tahunan;

Adanya Pedoman Umum yang terkait dengan Proteksi;

Adanya Pedoman Umum Pelaksanaan Monitoring, Evaluasi dan

Pelaporan.

8) Sumber Daya Hayati

Tersedianya organisme yang berpotensi sebagai musuh alami

dan tanaman berfungsi sebagai pestisida nabati serta klon/varietas

tanaman yang memiliki ketahanan terhadap OPT.

Page 21: KATA PENGANTAR - ditjenbun.pertanian.go.idditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info-publik/eselon... · Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode

16

9) Sumber Daya Lahan dan Agroekosistem

Tersedianya lahan yang sesuai/cocok untuk budidaya tanaman perkebunan dan tersedianya tanaman perkebunan yang memiliki

potensi dalam memfiksasi CO2 dan berfungsi sebagai tanaman

konservasi tanah dan air.

1.3.2 Permasalahan

1) Pelayanan prima belum terlaksana dengan baik, antara lain

karena :

Peran unit kerja Direktorat dan UPT Pusat sebagai fasilitator,

motivator, dan pengawas belum terlaksana secara maksimal

karena terbatasnya jumlah SDM yang berkualitas a.l. seperti

Petugas Pengamat OPT, Penyidik PNS dan Petugas

Laboratorium.

2) Kelembagaan Belum semua provinsi memiliki UPTD yang menangani

perlindungan perkebunan, sehingga pelayanan kepada

masyarakat/pekebun belum dapat optimal.

Hubungan kerja antara UPT Pusat, Dinas dan UPTD belum

berjalan optimal

Sub stasiun perlindungan dan Laboratorium Lapangan yang ada

belum dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya.

Brigade Proteksi Tanaman (BPT) yang pernah dibentuk

umumnya sudah tidak berfungsi setelah Otda

Regu proteksi tingkat petani yang menjadi bagian dari sistem

agribisnis umumnya tidak ada

3) Koordinasi belum optimal Koordinasi dengan berbagai pihak terkait belum optimal terutama

dalam mendukung pengamatan dan pengendalian OPT,

pengawasan pestisida dan pemantauan hotspot dan

penanggulangan kebakaran lahan serta antisipasi dampak

perubahan iklim guna meningkatkan daya saing perkebunan yang

tinggi dan berkelanjutan.

4) Pembiayaan belum memadai

Belum semua kegiatan perlindungan tanaman perkebunan

terfasilitasi dengan dana yang memadai, khususnya untuk

Page 22: KATA PENGANTAR - ditjenbun.pertanian.go.idditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info-publik/eselon... · Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode

17

kegiatan pengendalian OPT. Luas yang dapat dikendalikan

meskipun meningkat dari tahun ke tahun, tetapi luas serangan

juga meningkat dan pada tahun 2009 luas yang dikendalikan

hanya 6,9 % dari total luas serangan.

5) Sarana dan Prasarana belum memadai

Sarana dan prasarana untuk mendukung pengamatan dan

pengendalian OPT, pengawasan pestisida dan pemantauan

hotspot dan penanggulangan kebakaran lahan serta antisipasi

dampak perubahan iklim saat ini belum memadai;

Sebagian sarana dan prasarana kerja pada UPT Pusat tidak layak

pakai a.l. seperti fasilitas klimatologi, kendaraan roda 2 untuk

operasional petugas POPT yang sudah tua, dan beberapa

peralatan laboratorium yang sudah tidak berfungsi/rusak, serta

peralatan untuk LAP (Laboratorium Analisa Pestisida) yang

belum utuh.

Masih rendahnya peran perangkat perlindungan dalam memenuhi

kebutuhan masyarakat

Keberadaan perangkat perlindungan belum diketahui secara luas

oleh masyarakat

6) Sistem Informasi dan Dokumentasi belum baik

Pengumpulan data sering terlambat, pengamatan dan pelaporan

belum berjalan seperti yang diharapkan sehingga keberadaan

OPT sering terlambat diketahui karena terbatasnya dana dan

fasilitas transportasi petugas yang sebagian besar sudah rusak

(pengadaan tahun 1988/1989) dengan jumlah yang jauh dari

cukup;

Penyajian data spasial masih sangat terbatas karena belum adanya

perangkat berikut programnya dan SDM yang terlatih;

Publikasi data dan informasi masih terbatas.

Pengumpulan, pengolahan dan pendistribusian data base

perlindungan belum memadai.

Belum optimalnya pemanfaatan Web-Site Ditjen Perkebunan/

perlindungan oleh Dirat Perlinbun/Dinas/UPT/UPTD

sebagai wadah tukar menukar informasi/konsultasi penanganan

OPT.

Page 23: KATA PENGANTAR - ditjenbun.pertanian.go.idditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info-publik/eselon... · Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode

18

7) Pedoman dan Distribusinya

Petunjuk teknis yang seringkali tidak sampai ke tingkat lapangan

(petugas dan petani);

Pedoman Umum yang seharusnya dijabarkan dalam bentuk

Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis yang spesifik lokasi

oleh daerah serta SOP kegiatan belum seluruhnya tersedia.

Teknologi perlindungan perkebunan spesifik lokasi yang sudah

tersedia belum sepenuhnya tersosialisasi dan terdiseminasi.

8) Implementasi Teknologi

Tekonologi PHT belum sepenuhnya diterapkan dalam pengendalian OPT.

Teknik pembukaan lahan dan penanaman tanaman baru masih banyak yang belum menerapkan PLTB dan mempertimbangkan

risiko timbulnya serangan OPT.

Implementasi Pengendalian Hama Terpadu (PHT) belum berjalan

sebagaimana yang diharapkan, karena masih kurangnya

pemahaman, keterampilan dan sosial-budaya petugas dan petani

dalam penerapan PHT.

Terbatasnya teknologi praktis dalam pengembangan APH

(Eksplorasi , pemurnian, pengembangan, dan pemanfaatan APH,

musuh alami) terkait dengan stabilitas dan virulensi APH

Teknologi adaptasi kekeringan sudah tersedia namun belum banyak diadopsi oleh pekebun

Legalitas dan hak paten APH/Teknologi Pengembangan Musuh Alami belum dilakukan secara keseluruhan

9) Kondisi Pekebun dan Petugas

Petani/pekebun belum menganggap kebunnya sebagai suatu

sumber pendapatan utama, sehingga mereka masih mengandalkan

usaha diluar kebunnya untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti

nelayan, buruh, ojek motor, dan lain-lain sehingga kebun

umumnya kurang terpelihara dan menjadi terlantar.

Kelompok tani SL-PHT dan Regu Pengendali OPT belum

sepenuhnya berfungsi secara optimal.

Ketergantungan petani pada pemerintah terutama pada lokasi eks

proyek masih tinggi.

Penempatan Petugas Pengamat (POPT) di Wilayah Endemik

OPT masih sangat terbatas belum sesuai dengan luasanya

Page 24: KATA PENGANTAR - ditjenbun.pertanian.go.idditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info-publik/eselon... · Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode

19

Sebagian Pemandu lapang (PL) memasuki usia pensiun, sehingga

jumlahnya masih terbatas

Kualitas dan kuantitas petugas UPT dan UPTD masih terbatas

10) Kondisi geografis

Kondisi geografis sentra perkebunan yang berupa kepulauan

dengan aksesibilitas yang terbatas, tersebarnya lokasi kebun

dengan luas areal yang kecil-kecil dan sulit dijangkau (remote

area), menyebabkan biaya tinggi dan menyulitkan dalam

pembinaan.

11) Sumberdaya Hayati

Sumber daya hayati masih banyak yang belum dieksplor dan dikembangkan untuk dimanfaatkan sebagai agens pengendali

hayati, pestisida nabati dan varietas/klon yang tahan/ toleran

terhadap OPT.

Page 25: KATA PENGANTAR - ditjenbun.pertanian.go.idditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info-publik/eselon... · Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode

20

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN

SASARAN STRATEGIS

2.1. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis Direktorat Jenderal

Perkebunan

Visi Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014 yaitu : “Profesional

dalam memfasilitasi peningkatan produksi, produktivitas, dan mutu tanaman

perkebunan berkelanjutan”, dengan misi sebagai berikut :

1) Memfaslitasi Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman

perkebunan;

2) Memfasilitasi penyediaan benih unggul serta sarana produksi;

3) Memfasilitasi penanganan perlindungan tanaman dan gangguan usaha

perkebunan;

4) Memfasilitasi pengembangan usaha perkebunan serta menumbuhkan

kemitraan yang sinergis antara pelaku usaha perkebunan secara

berkelanjutan;

5) Mendorong penumbuhan dan pemberdayaan kelembagaan petani serta

memfasilitasi peningkatan partisipasi masyarakat dalam rangka

meningkatkan harmonisasi antara aspek ekonomi , sosial, dan ekologi;

6) Memberikan pelayanan bidang perencanaan, peratutan perundang-

undangan, manajemen pembanguan perkebunan dan pelayanan teknis

lainnya yang terkoordinasi secara efisien dan efektif

Untuk dapat mendukung pencapaian agenda pembangunan nasional dan tujuan

pembangunan pertanian, tujuan Direktorat Jenderal Perkebunan ditetapkan

sebagai berikut:

1) Meningkatkan produksi, produktivitas, mutu, nilai tambah dan daya saing

perkebunan;

2) Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat perkebunan;

3) Meningkatkan penerimaan dan devisa negara dari subsektor perkebunan;

4) Mendukung penyediaan pangan di wilayah perkebunan;

5) Memenuhi kebutuhan konsumsi dan meningkatkan penyediaan bahan baku

indutri dalam negeri;

6) Mendukung pengembangan bio-energi melalui peningkatkan peran

subsektor perkebunan sebagai penyedia bahan bakar nabati;

Page 26: KATA PENGANTAR - ditjenbun.pertanian.go.idditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info-publik/eselon... · Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode

21

7) Mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya secara arif dan berkelanjutan

serta mendorong pengembangan wilayah;

8) Meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia perkebunan;

9) Meningkatkan peran subsektor perkebunan sebagai penyedia lapangan kerja;

10) Meningkatkan pelayanan organisasi yang berkualitas.

Pembangunan perkebunan tahun 2010-2014 akan lebih difokuskan pada

15 komoditas unggulan nasional, yaitu karet, kelapa sawit, kakao, kelapa, jarak

pagar, teh, kopi, jambu mete, lada, cengkeh, kapas, tembakau, tebu, nilam, dan

kemiri sunan. Indikator mikro yang digunakan untuk mengukur kinerja

pembangunan perkebunan selama lima tahun ke depan adalah luas areal,

produksi, produktivitas, dan sasaran mutu pertanaman pada ke-15 komoditas

tersebut.

Tabel 7. Sasaran Luas Areal Komoditas Unggulan Nasional 2010-2014

Luas areal komoditas unggulan nasional diproyeksikan tumbuh rata-rata

sebesar 2,04% per tahun dari 20,394 juta hektar pada tahun 2010 menjadi

22,144 juta hektar pada tahun 2014, kecuali tembakau yang luasnya

diproyeksikan konstan yaitu sekitar 205 ribu hektar untuk lima tahun ke

depan (Tabel 7).

Sasaran luas areal tebu rata-rata meningkat sebesar 13,47% per tahun

dimaksudkan untuk mendukung pencapaian swasembada gula nasional pada

tahun 2014 melalui perluasan areal di luar pulau Jawa. Pengembangan kapas

2010 2011 2012 2013 2014

Laju

Pertumbuhan

(%/tahun)

1 Kelapa sawit 8.127,00 8.342,00 8.557,00 8.772,00 8.987,00 2,55

2 Kakao 1.655,00 1.746,00 1.837,00 1.929,00 2.020,00 5,11

3 Karet 3.445,00 3.456,00 3.466,00 3.476,00 3.487,00 0,30

4 Kelapa 3.807,37 3.813,78 3.820,20 3.826,61 3.833,00 0,17

5 Kopi 1.291,00 1.308,00 1.328,00 1.331,00 1.354,00 1,20

6 Tebu 464,64 572,12 631,85 691,95 766,61 13,47

7 Jambu mete 573,35 574,12 574,90 575,67 577,00 0,16

8 Cengkeh 464,79 469,44 474,13 478,87 483,66 1,00

9 Teh 129,00 130,00 130,13 130,26 130,39 0,27

10 Tembakau 205,00 205,00 205,00 205,00 205,00 0,00

11 Kapas 15,00 17,50 20,00 23,50 25,00 13,71

12 Lada 192,00 193,00 194,00 195,00 196,45 0,57

13 Jarak pagar 10,19 12,47 15,07 17,98 21,22 20,14

14 Nilam 14,00 15,00 16,00 17,00 18,00 6,49

15 Kemiri sunan 1,00 2,00 4,00 7,00 10,00 79,46

20.394,34 20.856,43 21.273,28 21.676,84 22.114,33 2,04 Pertumbuhan sub sektor perkebunan

No. Komoditi

SASARAN LUAS AREAL (000 ha)

Page 27: KATA PENGANTAR - ditjenbun.pertanian.go.idditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info-publik/eselon... · Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode

22

rakyat ditargetkan meningkat rata-rata 13,71% per tahun dalam rangka

kontribusi sebesar 4% dari total kebutuhan kapas di dalam negeri.

Tabel 8. Sasaran Produksi Komoditas Unggulan Nasional 2010-2014

2010 2011 2012 2013 2014

Laju

Pertumbuhan

(%/tahun)

1 Kelapa sawit (CPO) 23.200,00 24.429,00 25.710,00 27.046,00 28.439,00 5,22

2 Kakao (biji kering) 988,00 1.074,00 1.342,00 1.539,00 1.648,00 13,86

3 Karet (karet kering) 2.681,00 2.711,00 2.741,00 2.771,00 2.801,00 1,10

4 Kelapa (setara kopra) 3.266,00 3.290,00 3.317,00 3.348,00 3.380,00 0,86

5 Kopi (biji kering) 698,00 709,00 718,00 728,00 738,00 1,40

6 Tebu ( gula ) 2.996,00 3.867,23 4.396,20 4.934,73 5.700,00 17,63

7 Jambu mete (gelondong kering) 144,97 148,00 152,00 156,00 159,12 2,36

8 Cengkeh (bunga kering) 77,52 79,51 83,49 84,49 85,51 2,49

9 Teh (daun kering) 168,00 171,00 174,00 177,00 182,00 2,02

10 Tembakau ( daun kering) 181,00 182,00 183,00 183,00 184,00 0,41

11 Kapas (serat berbiji) 26,25 33,00 40,00 57,00 63,00 24,99

12 Lada (lada kering) 82,93 85,02 87,15 89,34 91,58 2,51

13 Jarak pagar (biji kering) 15,00 20,00 24,00 29,00 35,00 23,71

14 Nilam (daun kering) 91,00 97,00 106,00 116,00 124,00 8,05

15 Kemiri sunan (biji kering) 4,80 4,80 4,80 4,80 4,80 0,00

34.620,47 36.900,56 39.078,64 41.263,36 43.635,01 5,96 Pertumbuhan sub sektor perkebunan

No. Komoditi

SASARAN PRODUKSI (000 ton)

Sebagaimana terlihat pada Tabel 8, produksi 15 komoditas unggulan

nasional (karet, kelapa sawit, kakao, kelapa, jarak pagar, teh, kopi, jambu

mete, lada, cengkeh, kapas, tembakau, tebu, nilam, dan kemiri sunan)

diproyeksikan tumbuh rata-rata sebesar 5,96% per tahun dari 34.62 juta ton

pada tahun 2010 menjadi 43,63 juta ton pada tahun 2014, sedangkan tingkat

produksi kemiri sunan selama lima tahun ke depan diperkirakan belum

mengalami pertumbuhan, dan berada pada kisaran 4.800 ton per tahunnya

akibat masih belum berkembangnya budidaya tanaman kemiri sunan di

masyarakat selama beberapa tahun belakangan ini dan baru akan

dikembangkan mulai tahun 2010.

Page 28: KATA PENGANTAR - ditjenbun.pertanian.go.idditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info-publik/eselon... · Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode

23

Tabel 9. Sasaran Produktivitas Komoditas Unggulan Nasional 2010-2014

2010 2011 2012 2013 2014

2 Kelapa sawit (CPO) 3.888 3.997 4.109 4.225 4.344 2,81

3 Kakao (biji kering) 1.000 1.100 1.200 1.400 1.500 10,73

1 Karet (karet kering) 999 1.000 1.009 1.014 1.019 0,50

4 Kelapa (setara kopra) 1.105 1.119 1.135 1.151 1.200 2,09

7 Kopi (biji kering) 780 840 900 900 900 3,71

13 Tebu ( gula ) 6.448 6.760 6.960 7.130 7.440 3,65

8 Jambu mete (gelondong kering) 537 569 579 616 640 4,50

10 Cengkeh (bunga kering) 266 274 281 289 300 3,05

6 Teh (daun kering) 1.520 1.600 1.680 1.760 1.780 4,04

12 Tembakau ( daun kering) 885 888 890 892 893 0,23

11 Kapas (serat berbiji) 1.750 1.900 2.000 2.200 2.500 9,37

9 Lada (lada kering) 694 713 722 734 760 2,30

5 Jarak pagar (biji kering) 1.000 1.250 1.500 1.750 2.000 18,99

14 Nilam (daun kering) 6.300 6.400 6.500 6.550 6.600 1,17

15 Kemiri sunan (biji kering) 16.000 16.000 16.000 16.000 16.000 -

No. Komoditi

PROYEKSI PRODUKTIVITAS (kg/ha) Laju

Pertumbuhan

(%/tahun)

Tabel 9 memperlihatkan sasaran mutu pertanaman tahun 2010-2014. Jumlah

populasi tanaman untuk 15 komoditas unggulan nasional sebagai salah satu

indikator mutu pertanaman diproyeksikan meningkat dan mencapai 80% dari

populasi standarnya pada tahun 2014. Parameter lainnya, yaitu luas serangan

OPT diproyeksikan turun menjadi hanya 26% pada tahun 2014. Adapun

penggunaan benih unggul bermutu/bersertifikat akan meningkat dan

mencapai 60% pada tahun 2014.

2.2. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis Direktorat Perlindungan

Perkebunan

Salah satu dari misi Direktorat Jenderal Perkebunan yaitu “memfasilitasi

penanganan perlindungan tanaman dan gangguan usaha perkebunan” menjadi

substansi dari visi Direktorat Perlindungan Perkebunan. Memperhatikan visi dan

misi Direktorat Jenderal Perkebunan serta tupoksi yang diemban oleh Direktorat

Perlindungan, maka Visi Direktorat Perlindungan Perkebunan tahun 2010-

2014 yaitu : ” Profesional dalam memfasilitasi perlindungan perkebunan”,

dengan misi sebagai berikut :

1). Meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM petugas dan petani, ketersediaan

teknologi, pemanfaatan sarana dan prasarana dan pemantapan sistem

perlindungan perkebunan;

Page 29: KATA PENGANTAR - ditjenbun.pertanian.go.idditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info-publik/eselon... · Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode

24

2). Meningkatkan sistem pengamatan, peramalan, pemantauan, dan

pengendalian OPT serta antisipasi dampak perubahan iklim dan pencegahan

kebakaran lahan perkebunan;

3). Memantapkan jejaring dan kerjasama di bidang perlindungan dengan

Puslit/Balit, BBP2TP, BPTP, UPTD, Dinas Perkebunan, dan pihak terkait

lainnya;

4). Memperkuat sistem informasi perlindungan perkebunan.

Nilai-nilai yang melandasi pelaksanaan pelayanan Direktorat Perlindungan

Perkebunan adalah kebersamaan, keterbukaan dan profesional, yaitu:

1). Kebersamaan, rencana kerja disusun secara demokratis dan tugas

dilaksanakan secara bersama/tim guna mencapai hasil yang optimal.

2). Keterbukaan, sebagai upaya menuju pemerintahaan yang bersih dan

akuntabel untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

3). Profesional, fasilitasi pelayanan dilakukan secara efisien dan efektif

berdasarkan tuntunan agama dan peraturan perundang-undangan yang

berlaku dengan didukung SDM yang handal.

Motto adalah Jujur dan kreatif. Jujur terhadap pribadi, keluarga, dan institusi

sesuai dengan tuntunan agama dan peraturan perundang-undangan yang berlaku

dengan didukung SDM yang profesional yang dilandasi kreatifitas.

Untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan perkebunan 2010 - 2014

sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Pembangunan

Perkebunan 2010 - 2014, maka tujuan Direktorat Perlindungan Perkebunan

sebagai berikut:

1) Menyiapkan rumusan kebijakan di bidang identifikasi dan pengendalian

organisme pengganggu tumbuhan (OPT) tanaman semusim, rempah dan

penyegar, tahunan.

2) Menyiapkan rumusan kebijakan penanggulangan gangguan usaha

perkebunan dan dampak perubahan iklim.

3) Memberikan acuan dalam pelaksanaan kegiatan di bidang identifikasi dan

pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) tanaman semusim,

rempah dan penyegar, tahunan dan penanggulangan gangguan usaha

perkebunan dan dampak perubahan iklim.

4) Meningkatkan pengawasan dan pengawalan melalui pemberian bimbingan

teknis dan evaluasi di bidang identifikasi dan pengendalian organisme

Page 30: KATA PENGANTAR - ditjenbun.pertanian.go.idditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info-publik/eselon... · Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode

25

pengganggu tumbuhan (OPT) tanaman semusim, rempah dan penyegar,

tahunan dan penanggulangan gangguan usaha perkebunan.

5) Meningkatkan pengawasan dan pengawalan melalui pemberian bimbingan

teknis dan evaluasi penanggulangan gangguan usaha perkebunan dan

dampak perubahan iklim.

6) Meningkatkan pelayanan organisasi.

Sasaran strategis dan indikator kinerja Direktorat Perlindungan Perkebunan

yang ingin dicapai sesuai dengan tupoksi yang diemban seperti pada Tabel

10 berikut ini :

Tabel 10. Tujuan dan Sasaran Strategis Direktorat Perlindungan

Perkebunan

TUJUAN SASARAN STRATEGIS KET

URAIAN INDIKATOR

1 2 3 4

1. Menyiapkan rumusan

kebijakan di bidang

identifikasi dan

pengendalian organisme

pengganggu tumbuhan

(OPT) tanaman semusim,

rempah, penyegar, dan

tahunan,

Rumusan kebijakan di

bidang identifikasi

dan pengendalian

organisme

pengganggu

tumbuhan (OPT)

tanaman semusim,

rempah, penyegar,

dan tahunan.

Tersusunnya

dokumen rumusan

kebijakan

2. Menyiapkan rumusan

kebijakan penanggulangan

gangguan usaha

perkebunan dan dampak

perubahan iklim

Rumusan kebijakan

penanggulangan

gangguan usaha dan

dampak perubahan

iklim.

Tersusunya

dokumen rumusan

kebijakan

3. Memberikan acuan dalam

pelaksanaan kegiatan di

bidang identifikasi dan

pengendalian organisme

pengganggu tumbuhan

(OPT) tanaman semusim,

rempah, penyegar, dan

tahunan, serta

penggalangan gangguan

usaha perkebunan dan

dampak perubahan iklim

Norma, standar,

prosedur, dan kriteria

di bidang identifikasi

dan pengendalian

organisme

pengganggu

tumbuhan (OPT)

tanaman semusim,

rempah, penyegar,

dan tahunan, serta

penanggulangan

gangguan usaha

perkebunan dan

Tersusunnya :

1. Pedoman Umum

2. Pedoman Teknis

3. SOP

4. Publikasi

Page 31: KATA PENGANTAR - ditjenbun.pertanian.go.idditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info-publik/eselon... · Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode

26

TUJUAN SASARAN STRATEGIS KET

URAIAN INDIKATOR

1 2 3 4

dampak perubahan

iklim

4. Meningkatkan pengawasan

dan pengawalan melalui

pemberian bimbingan

teknis dan evaluasi di

bidang identifikasi dan

pengendalian organisme

pengganggu tumbuhan

(OPT) tanaman semusim,

rempah, penyegar, dan

tahunan,

Kebijakan dan NSPK

di bidang identifikasi

dan pengendalian

organisme

pengganggu

tumbuhan (OPT)

tanaman semusim,

rempah, penyegar,

dan tahunan,

1. Terlaksananya

pengawalan, dan

monitoring dan

evaluasi di tk

provinsi/kab

2. Terlaksananya

pembinaan,

monev di tk UPT

Pusat

3. Terlasananya

pembinaan dan

monev pada

perangkat

perlindungan

4. Terlaksananya

pembinaan dan

monev pada

Pejabat

Fungsional

Pengendali OPT

Perkebunan

5. Tersusunya

Rekomendasi/info

rmasi teknis

5. Meningkatkan pengawasan

dan pengawalan melalui

pemberian bimbingan

teknis dan evaluasi

penanganan dampak

perubahan iklim dan

pencegahan kebakaran.

Kebijakan dan NSPK

penanganan dampak

perubahan iklim dan

pencegahan

kebakaran.

1. Terlaksananya

pembinaan dan

monev di

provinsi/kab

2. Terlaksananya

pembinaan,

monev di tk UPT

Pusat

3. Terlasananya

pembinaan dan

monev di

perangkat

perlindungan

4. Tersusunnya

Rekomendasi/info

rmasi teknis

6. Meningkatkan pelayanan

organisasi

Meningkatnya

kuantitas dan kualitas

pelayanan organisasi

Terlaksananya

pelayanan internal

dan eksternal

Page 32: KATA PENGANTAR - ditjenbun.pertanian.go.idditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info-publik/eselon... · Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode

27

BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN

STRATEGI

3.1. Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Perkebunan

3.1.1. Arah Kebijakan Pembangunan Perkebunan

Dengan memperhatikan arah kebijakan nasional dan pembangunan pertanian

periode 2010-2014, dalam menjalankan tugas pelaksanaan pembangunan

perkebunan di Indonesia, Direktorat Jenderal Perkebunan merumuskan

kebijakan yang akan menjadi kerangka pembangunan perkebunan periode 2010-

2014 yang dibedakan menjadi kebijakan umum dan kebijakan teknis

pembangunan perkebunan tahun 2010-2014. Kebijakan umum pembangunan

perkebunan adalah Mensinergiskan seluruh sumberdaya perkebunan dalam

rangka peningkatan daya saing usaha perkebunan, nilai tambah, produktivitas

dan mutu produk perkebunan melalui partisipasi aktif masyarakat perkebunan,

dan penerapan organisasi modern yang berlandaskan kepada ilmu pengetahuan

dan teknologi serta didukung dengan tata kelola pemerintah yang baik.

Adapun kebijakan teknis pembangunan perkebunan yang merupakan penjabaran

dari kebijakan umum pembangunan perkebunan yaitu “Meningkatkan produksi,

produktivitas, dan mutu tanaman perkebunan yaitu : Meningkatkan produksi,

produktivitas, dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan melalui

pengembangan komoditas, SDM, kelembagaan dan kemitraan usaha, investasi

usaha perkebunan sesuai kaidah pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan

hidup dengan dukungan pengembangan system informasi manajemen

perkebunan.

3.1.2. Strategi Pembangunan Perkebunan

1) Strategi Umum

Untuk mencapai sasaran, mewujudkan visi, misi dan tujuan, serta

mengimplementasikan kebijakan pembangunan perkebunan selama periode

2010-2014, strategi pembangunan perkebunan tahun 2010-2014 yang dikenal

dengan Tujuh Gema Revitalisasi menjadi strategi umum pembangunan

Page 33: KATA PENGANTAR - ditjenbun.pertanian.go.idditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info-publik/eselon... · Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode

28

perkebunan tahun 2010-2014. Komponen tujuh gema revitalisasi tersebut

sebagai berikut :

a. Revitalisasi lahan

Ketersediaan sumberdaya lahan, termasuk air, yang memadai baik secara

kuantitas dan kualitas merupakan faktor yang sangat fundamental bagi

pertanian. Lahan dan air sebagai media dasar tanaman harus dijaga

kelestariannya agar sistem produksi dapat berjalan secara

berkesinambungan. Beberapa aspek yang perlu mendapat perhatian secara

serius dalam revitalisasi lahan adalah: ketersediaan, kesuburan atau

pengelolaan, status dan kepemilikan lahan pertanian, dan ketersediaan air

pertanian.

b. Revitalisasi perbenihan

Setelah lahan dan air maka dalam aspek budidaya ketersediaan benih dan

bibit unggul merupakan suatu hal yang sangat fundamental. Perpaduan

antara lahan yang subur dengan benih/bibit yang unggul akan

memproduksi/melahirkan produksi yang unggul. Secara historis peran benih

unggul telah dibuktikan pada saat keberhasilan dalam peningkatan produksi

pada era Revolusi Hijau ditahun 1960-an, dan keberhasilan swasembada

beras dan jagung yang dicapai baru-baru ini antara lain juga karena

penggunaan benih unggul. Dengan demikian untuk mencapai dan

mempertahankan swasembada pangan yang berkelanjutan maka perangkat

perbenihan/perbibitan harus kuat.

c. Revitalisasi infrastruktur dan sarana

Jalan usaha tani sangat penting meningkatkan efisiensi usaha tani terutama

dalam hal pengangkutan sarana produksi dan hasil panen. Upaya untuk

membuat jalan usaha tani dan jalan tingkat desa perlu terus dilakukan. Untuk

hal ini koordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan pemerintah

setempat sangat diperlukan terutama untuk membuka akses ke daerah sentra

produksi pertanian.

d. Revitalisasi sumber daya manusia

Manusia merupakan sumberdaya yang sangat vital karena merupakan pelaku

utama pembangunan, termasuk pertanian. Tanpa pelaku yang handal dan

berkompeten, maka pembangunan pertanian tidak dapat berjalan secara

optimal. Kementerian Pertanian mengembangkan berbagai kegiatan bagi

peningkatan sumberdaya manusia pertanian melalui pendidikan, pelatihan,

magang, dan sekolah lapang. Pembinaan dan peningkatan kualitas

sumberdaya manusia ini diperuntukkan bagi petani dan aparatur pertanian.

Page 34: KATA PENGANTAR - ditjenbun.pertanian.go.idditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info-publik/eselon... · Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode

29

e. Revitalisasi pembiayaan petani

Kendala yang dialami petani utamanya petani menengah kebawah adalah

akses terhadap permodalan. Hal ini disebabkan karena masalah klasik yaitu

tidak adanya jaminan/agunan yang dipersyaratkan perbankan. Pada kondisi

ini petani terpaksa berhubungan dengan rentenir yang sudah barang tentu

dengan bunga yang sangat mencekik. Untuk memperbaiki kendala ini maka

upaya-upaya yang selama ini dilakukan perlu diteruskan seperti penyediaan

skim perkreditan dengan kemudahan proses administrasi seperti KKP-E,

KPEN-RP, KUPS; memperluas skim baru yang lebih mudah; menumbuhkan

kelembagaan ekonomi mikro di pedesaan; melakukan koordinasi dengan

instansi di pusat dan di daerah untuk mempermudah petani dalam mengakses

sumber pembiayaan koperasi termasuk skim pembiayaan yang sudah ada,

dan; menumbuhkan kembali koperasi khusus dibidang pertanian.

f. Revitalisasi kelembagaan petani

Kegiatan pertanian secara alami melibatkan sumberdaya manusia (petani)

yang cukup banyak, sarana produksi dan permodalan yang cukup besar.

Selain itu juga sangat berhubungan erat dengan sumber inovasi teknologi

dan informasi pasar mulai dari hulu sampai hilir. Dengan karakteristik

seperti ini maka untuk mempermudah melakukan koordinasi sangat

diperlukan kelembagaan petani. Melalui kelembagaan petani, mereka

dengan mudah melakukan koordinasi diantara mereka dan antara kelompok.

Demikian juga melalui kelompok mereka akan menjadi kuat untuk bisa

mengakses pasar dan informasi.

g. Revitalisasi teknologi dan industri hilir.

Hal yang perlu dilakukan dalam rangka revitalisasi teknologi dan industri

hilir adalah meningkatkan kegiatan penelitian khususnya dalam rangka

penciptaan inovasi teknologi benih, bibit, pupuk, obat hewan dan tanaman,

alsintan dan produk olahan, pemanfaatan sumberdaya lahan dan air, dan

pengelolaan limbah kebun menjadi suatu produk bermanfaat; mempercepat

diseminasi hasil penelitian dengan mengoptimalkan kelembagaan

pengkajian, diklat, penyuluhan, tenaga teknis pertanian lapangan dan

kelembagaan petani; mendorong pengembangan industri pengolahan

pertanian di perdesaan secara efisien guna peningkatan nilai tambah dan

daya saing di pasar dalam negeri dan internasional; meningkatkan jaminan

pemasaran dan stabilitas harga komoditas pertanian, dan; meningkatkan dan

menjaga mutu dan keamanan pangan pada semua tahapan produksi mulai

dari hulu sampai hilir.

Page 35: KATA PENGANTAR - ditjenbun.pertanian.go.idditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info-publik/eselon... · Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode

30

2) Strategi Khusus

Strategi umum pembangunan perkebunan tahun 2010-2014 merupakan strategi

yang mengacu pada target utama pembangunan pertanian sehingga sifatnya

masih sektoral. Agar lebih sesuai dengan karateristik khusus sub sector

perkebunan, strategi umum dimaksud diformulasikan ke dalam strategi khusus

sebagai berikut :

(1) Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan

berkelanjutan

(2) Pengembangan komoditas

(3) Peningkatan dukungan terhadap system ketahanan pangan

(4) Investasi usaha perkebunan

(5) Pengembangan sistem informasi manajemen perkebunan

(6) Pengembangan sumberdaya manusia

(7) Pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha

(8) Pengembangan dukungan terhadap pengelolaan SDA dan lingkungan

hidup

3.2. Arah Kebijakan dan Strategi Direktorat Perlindungan Perkebunan

3.2.1. Arah Kebijakan Direktorat Perlindungan Perkebunan

Dengan memperhatikan arah kebijakan dan strategi pembangunan perkebunan

periode 2010-2014, dalam menjalankan tugas pelaksanaan, Direktorat

Perlindungan Perkebunan merumuskan kebijakan yang akan menjadi kerangka

pembangunan perkebunan periode 2010-2014 yang dibedakan menjadi

kebijakan umum dan kebijakan teknis Direktorat Perlindungan Perkebunan

tahun 2010-2014. Berdasarkan ketujuh gema revitalisasi pembangunan

perkebunan, maka arah kebijakan Umum Direktorat Perlindungan Perkebunan

adalah: “Memperkuat SDM, kelembagaan, sarana dan prasarana perlindungan

guna mengurangi kehilangan hasil dan memperbaiki mutu produk perkebunan

melalui partisipasi aktif masyarakat dalam identifikasi dan pengendalian OPT

serta dampak perubahan iklim dan pencegahan kebakaran.

Kebijakan teknis Direktorat Perlindungan Perkebunan yang merupakan

penjabaran dari kebijakan umum yaitu :

Page 36: KATA PENGANTAR - ditjenbun.pertanian.go.idditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info-publik/eselon... · Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode

31

A. Aspek OPT

1. Perlindungan merupakan tanggung jawab masyarakat, pemerintah dapat

memberikan bantuan sesuai dengan kemampuan yang ada.

2. Perlindungan Tanaman dengan sistem PHT Budidaya Tanaman Sehat,

pengamatan, pemanfaatan dan pelestarian musuh alami. Mendorong

agar petani mau dan mampu secara mandiri menerapkan PHT yang

memperhatikan keragaman ekologi dan sosial budaya, aspek ekonomi,

keunggulan komparatif dan kompetitif, keberlanjutan produksi dan mutu

produk.

3. PHT harus menjiwai Sistem dan Usaha Agribisnis

4. Dalam keadaan Eksplosi pemerintah secara berjenjang dapat membantu

sarana atau peralatan pengendalian sesuai dengan kemampuan.

5. Fasilitasi Penyediaan Data dan Informasi

Penyediaan dan pendistribusian Informasi keadaan OPT dan Non OPT (

komponen iklim) kepada user.

6. Karantina sebagai garda terdepan perlindungan tanaman.

B. Aspek Non OPT

1. Pencegahan kebakaran melalui penerapan PLTB

2. Mendorong optimalisasi sistem peringatan dini kebakaran lahan dan

dampak perubahan iklim

3. Adaptasi dan mitigasi dampak perubahan iklim

3.2.2. Strategi Direktorat Perlindungan Perkebunan

Berdasarkan strategi pembangunan perkebunan tahun 2010-2014 yang dikenal

dengan Tujuh Gema Revitalisasi menjadi strategi umum pembangunan

perkebunan tahun 2010-2014, maka dengan memperhatikan kondisi dan

keterbatasan yang ada maka strategi yang ditempuh adalah :

1) Strategi Umum

Sesuai ketujuh komponen strategi pembangunan perkebunan, maka strategi

umum Direktorat Perlindungan Perkebunan tahun 2010-2014 adalah strategi

yang terkait dengan revitalisasi sumberdaya manusia dan revitalisasi

kelembagaan petani dengan mengacu kepada tugas pokok dan fungsi Direktorat

Perlindungan Perkebunan adalah :

Page 37: KATA PENGANTAR - ditjenbun.pertanian.go.idditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info-publik/eselon... · Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode

32

1) Pemberdayaan SDM Direktorat Perlindungan Perkebunan antara lain

melalui pelatihan, magang, dan studi banding sesuai kebutuhan.

2) Memperluas dan memantapkan jaringan sistem informasi perlindungan

antara petani, pengamat, dinas, UPTD, Balai Besar dan Direktorat

Perlindungan Perkebunan, perluasan jaringan dan optimalisasi pemanfaatan

Website serta penguatan database perlindungan dan penerbitan

bahan/dokumen informasi teknis pengendalian OPT dan Non OPT.

3) Memaksimalkan hasil pengamatan dan peramalan OPT serta faktor iklim.

4) Penyediaan teknologi pengendalian OPT dan antisipasi dampak perubahan

iklim melalui penyebarluasan rekomendasi dan informasi teknis

pengendalian OPT dan antisipasi dampak perubahan iklim secara cepat dan

tepat.

5) Optimalisasi sarana dan prasarana perkantoran melalui pendataan kondisi,

perawatan dan pemanfaatan serta pengutuhan prasarana dan sarana

perangkat perlindungan.

6) Penguatan perangkat perlindungan.

7) Pemantapan gerakan pengendalian OPT dan pencegahan kebakaran kebun

dan lahan melalui revitalisasi brigade pengendalian OPT dan pembentukan

regu proteksi OPT di tingkat kelompok tani/Gapoktan.

8) Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan pihak terkait di bidang

perlindungan perkebunan.

9) Mengoptimalkan petugas fungsional POPT dan PPNS perkebunan.

10) Pengembangan dan pemantapan informasi perlindungan tanaman

perkebunan.

11) Meningkatkan sinergi dan kerjasama dengan Puslit/Balit, BBP2TP dan

BPTP, Dinas dan UPTD Daerah.

2) Strategi Khusus

Strategi khusus pembangunan perkebunan yang kedelapan yaitu

“Pengembangan dukungan terhadap pengelolaan SDA dan lingkungan hidup”

sangat terkait dengan fungsi Direktorat Perlindungan Perkebunan, yaitu :

1) Meningkatkan penerapan sistem pertanian konservasi pada wilayah-wilayah

perkebunan termasuk lahan kritis, gambut, DAS hulu dan pengembangan

perkebunan di kawasan penyangga sesuai kaidah-kaidah konservasi tanah

dan air.

2) Meningkatkan penerapan paket teknologi ramah lingkungan.

3) Meningkatkan pemanfaatan pupuk organik, pesnab, APH, serta teknologi

pemanfaatan limbah usaha perkebunan yang ramah lingkungan.

Page 38: KATA PENGANTAR - ditjenbun.pertanian.go.idditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info-publik/eselon... · Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode

33

4) Meningkatkan kampanye peran perkebunan dalam kontribusi penyerapan

karbon dan penyedia oksigen dan peningkatan peran serta fungsi hidro-

orologis.

5) Meningkatkan upaya-upaya penerapan pembukaan lahan tanpa bakar.

3.3. Program dan Kegiatan Direktorat Perlindungan Perkebunan

Pada Direktorat Jenderal Perkebunan hanya terdapat satu Program yaitu

“Program Peningkatan Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan”,

sedangkan Direktorat Perlindungan Perkebunan melaksanakan kegiatan yang

merupakan “Dukungan Perlindungan Perkebunan” pada program Direktorat

Jenderal Perkebunan tersebut.

Untuk mendukung program pembangunan perkebunan berkelanjutan, Direktorat

Perlindungan Perkebunan mempunyai tanggungjawab terhadap pelaksanaan

kegiatan yaitu “Dukungan Perlindungan Perkebunan”. Untuk tahun 2011 dan

seterusnya kegiatan Penanganan Gangguan Usaha menjadi tupoksi Direktorat

Pasca Panen dan Pembinaan Usaha Perkebunan.

Fokus kegiatan dukungan perlindungan perkebunan adalah fasilitasi pengamatan

dan pengendalian OPT tanaman perkebunan, pemantapapan kelembagaan

perlindungan perkebunan, antisipasi dampak perubahan iklim, dan pencegahan

kebakaran. Target kegiatan prioritas Direktorat Jenderal Perkebunan untuk

kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan, adalah sebagai berikut :

3.3.1. Keluaran (Output) dan Sub Output

Output dari Direktorat Jenderal Perkebunan yang terkait dengan perlindungan

adalah penurunan luas serangan OPT sebesar 1 % setiap tahun dari start awal

sebesar 32 % pada tahun 2010 dan penurunan Hotspot sebesar 10 % setiap

tahun. Output Direktorat Jenderal ini merupakan Out-comes dari Direktorat

Perlindungan Perkebunan, yang dicapai melalui serangkaian kegiatan

perlindungan. Artinya akumulasi dari keseluruhan kegiatan Direktorat

Perlindungan Perkebunan (Pusat dan Daerah) akan menghasilkan Out-puts

Direktorat Jenderal perkebunan. Sesuai dengan Restrukturisasi program dan

kegiatan, indikator kinerja unit eselon II hanya sampai output.

Output dan komponen kegiatan yang merupakan penjabaran dari kegiatan

dukungan perlindungan perkebunan adalah sebagai berikut:

Page 39: KATA PENGANTAR - ditjenbun.pertanian.go.idditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info-publik/eselon... · Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode

34

(1) Peningkatan kemampuan Teknis Petugas dan Petani

a. Pembinaan petugas;

b. Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT);

(2) Pemantapan Kelembagaan Perlindungan Perkebunan

a. Pembinaan dalam rangka pemberdayaan perangkat;

b Pertemuan Koordinasi Perlindungan (KPT dan MPTHI);

c. Pertemuan kebijakan perlindungan perkebunan;

d. Pembahasan program anggaran dan evaluasi;

e. Pertemuan Ikatan Pemandu Lapang Perkebunan Indonesia (IPLPI);

f. Bimbingan dan Pembinaan SL-PHT;

g. Pertemuan Koordinasi pengendalian kebakaran dan dampak perubahan

iklim serta pencegahan kebakaran;

h. Operasional Laboratorium BBP2TP, BPTP, UPTD, LL, LUPH, dan Sub

Laboratorium;

i. Administrasi Kegiatan;

(3) Fasilitasi Identifikasi dan Pengendalian OPT Tanaman Perkebunan

pada komoditi Unggulan Nasional Perkebunan

a. Pertemuan Metode Pengamatan OPT Perkebunan;

b. Bimbingan teknis dan pengembangan jabatan fungsional pengendali

OPT (POPT) Perkebunan;

c. Pengawalan dan Pembinaan identifikasi dan pengendalian OPT utama

tanaman tahunan;

d. Pengawalan dan Pembinaan identifikasi dan pengendalian OPT utama

tanaman semusim;

e. Pengawalan dan Pembinaan identifikasi dan pengendalian OPT utama

tanaman rempah dan Penyegar;

f. Pemberdayaan Pengamat Hama dan Penyakit (Insentif Petugas Hama

dan Penyakit);

g. Pengendalian OPT utama tanaman tahunan;

h. Pengendalian OPT utama tanaman semusim;

i. Pengendalian OPT utama tanaman rempah dan penyegar.

(4) Fasilitasi dampak perubahan iklim dan pencegahan kebakaran

a. Bimbingan teknis dan evaluasi dampak perubahan iklim dan pencegahan

kebakaran;

b. Pengawalan mitigasi dan adaptasi dampak perubahan iklim;

c. Pengawalan pengendalian kebakaran lahan dan kebun serta dampak

perubahan iklim;

Page 40: KATA PENGANTAR - ditjenbun.pertanian.go.idditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info-publik/eselon... · Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode

35

d. Fasilitasi Pengendalian/pemantauan kebakaran dan dampak perubahan

iklim;

e. Sosialisasi PLTB dan Peraturan Perundang-undangan (daerah);

f. Pertemuan Koordinasi Pengendalian Kebakaran dan Dampak Perubahan

Iklim daerah;

g. Mitigasi dan adaptasi Perubahan Iklim.

(5) Pemantapan sistim informasi manajement perlindungan perkebunan

(SIMPP)

a. Pembuatan publikasi dan informasi perlindungan perkebunan (buku,

Leaflet, poster dan peta);

b. Pemanfaatan Web Site Perlindungan Perkebunan

(6) Peningkatan sarana dan prasarana perlindungan perkebunan

a. Rehabilitasi perangkat perlindungan perkebunan;

b. Penyediaan alat laboratorium;

c. Penyediaan sarana transportasi;

d. Pengadaan Alat Pengolah Data.

3.3.2. Fokus Komoditas Unggulan Nasional

Pengendalian OPT Tanaman Semusim yaitu : tembakau, nilam, tebu, dan kapas,

kemudian pengendalian OPT Tanaman Rempah dan Penyegar yaitu : cengkeh,

kopi, kakao, teh, dan lada. Sedangkan untuk pengendalian OPT Tanaman

tahunan ada 6 komoditi (kelapa, kelapa sawit, karet, jambu mete, jarak pagar,

dan kemiri sunan).

3.3.3. Pendanaan Kegiatan

Pendanaan kegiatan bersumber dari APBN yang dialokasikan pada satuan kerja

Direktorat Jenderal Perkebunan dan Dinas Provinsi yang membidangi

Perkebunan pada lampiran 4.

Output dan komponen kegiatan yang merupakan penjabaran dari kegiatan

dukungan perlindungan perkebunan per tahun (RKT) untuk periode Tahun

2010-2014 seperti pada Tabel 11 berikut :

Page 41: KATA PENGANTAR - ditjenbun.pertanian.go.idditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info-publik/eselon... · Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode

36

Tabel 11. Rencana Kerja Tahunan Perlindungan Periode Tahun 2010-

2014

No. Kegiatan/Sub Kegiatan 2010 2011 2012 2013 2014

1 Peningkatan kemampuan Teknis

Petugas dan Petani

PUSAT

a. Pembinaan Petugas

Bimbingan pengamatan dan

pengendalian

Jumlah petugas yang dibina di bidang

pengamatan dan

pengendalian OPT

0 0 150 150 150

DAERAH

b. Sekolah Lapang Pengendalian Hama

Terpadu (SLPHT)

Jumlah kelompok tani/petani alumni SL-

PHT 76 65 65 65 65

2 Pemantapan Kelembagaan

Perlindungan Perkebunan

PUSAT

a. Pembinaan dalam rangka

pemberdayaan perangkat

Jumlah provinsi lokasi perangkat yang

dibina 22 24 26 29 32

b. Pertemuan Koordinasi Perlindungan

(KPT dan MPTHI)

Jumlah pertemuan koordinasi

perlinbun (kali) 3 3 3 3 3

c. Pertemuan kebijakan perlindungan

perkebunan

Jumlah pertemuan kebijakan

perlindungan perkebunan (kali)

1 1 1 1 1

d. Pembahasan program anggaran dan

evaluasi

Pembahasan program, kegiatan dan

anggaran serta evaluasi kegiatan

perlinbun pusat dan daerah (kali)

6 6 6 6 6

e. Pertemuan Ikatan Pemandu Lapang

Perkebunan Indonesia (IPLPI)

Jumlah pertemuan Ikatan Pemandu

Lapang Perkebunan Indonesia (IPLPI)

1 1 1 1 1

f. Bimbingan dan Pembinaan SL-PHT

- Jumlah provinsi wilayah Bimbingan

dan Pembinaan SL-PHT (provinsi)

19 20 21 22 23

Page 42: KATA PENGANTAR - ditjenbun.pertanian.go.idditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info-publik/eselon... · Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode

37

No. Kegiatan/Sub Kegiatan 2010 2011 2012 2013 2014

- Jumlah provinsi wilayah monitoring

dan evaluasi SL-PHT (provinsi)

19 20 21 22 23

g. Pertemuan Koordinasi dampak

perubahan iklim serta pencegahan

kebakaran

Jumlah pertemuan koordinasi

pengendalian kebakaran dan dampak

perubahan iklim serta penanganan

gangguan usaha (kali)

1 0 0 0 0

Jumlah pertemuan koordinasi dampak

perubahan iklim dan pencegahan

kebakaran (kali)

0 1 1 1 1

h. Administrasi Kegiatan 12 12 12 12 12

DAERAH

a. Operasional Laboratorium LL, LUPH,

Sub Lab

- Unit LL yang beroperasi 27 27 27 27 27

- Unit LUPH yang beroperasi 3 3 3 3 3

- Unit sub Lab yang beroperasi 12 12 12 12 12

3 Fasilitasi Pengamatan dan

Pengendalian OPT Tanaman

Perkebunan pada Komoditi Unggulan

Nasional Perkebunan

PUSAT

a. Pertemuan Pemantapan Metode

Pengamatan OPT Perkebunan

Jumlah pertemuan pemantapan metode

pengamatan OPT (kali)

1 1 1 1 1

b. Bimbingan teknis dan pengembangan

jabatan fungsional pengendali OPT

(POPT) Perkebunan

- Pejabat fungsional POPT Direktorat

Perlindungan yang dapat mengikuti

perkembangan teknologi

pengendalian OPT (orang)

9 12 15 18 21

- Pejabat fungsional POPT pusat

(UPT) dan daerah (UPTD) yang

dibina dalam pemahaman tupoksi

POPT (orang)

76 78 78 78 78

c. Pengawalan dan Pembinaan

pengendalian OPT utama tanaman

tahunan

- Jumlah Provinsi wilayah

pengawalan dan pembinaan

pengendalian OPT tanaman tahunan

11 0 0 0 0

Page 43: KATA PENGANTAR - ditjenbun.pertanian.go.idditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info-publik/eselon... · Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode

38

No. Kegiatan/Sub Kegiatan 2010 2011 2012 2013 2014

- Jumlah Provinsi wilayah monitoring

dan evaluasi pengendalian OPT

tanaman tahunan di daerah endemis

16 0 0 0 0

- Jumlah Puslit, Balit dan Perti tempat

konsultasi

6 0 0 0 0

d. Pengawalan dan Pembinaan identifikasi

dan pengendalian OPT utama

tanaman tahunan

- Jumlah Provinsi wilayah

pengawalan dan pembinaan

identifikasi pengendalian OPT

tanaman tahunan

0 11 18 20 24

- Jumlah Provinsi wilayah monitoring

dan evaluasi identifikasi

pengendalian OPT tanaman tahunan

di daerah endemis

0 18 22 24 28

- Jumlah Puslit, Balit dan Perti tempat

konsultasi

0 7 8 9 9

e. Pengawalan dan Pembinaan

pengendalian OPT utama tanaman

semusim, rempah dan penyegar

- Jumlah Provinsi wilayah

pengawalan dan pembinaan

pengendalian OPT tanaman

semusim, rempah dan penyegar

5 0 0 0 0

- Jumlah Provinsi wilayah monitoring

dan evaluasi pengendalian OPT

tanaman semusim, rempah dan

penyegar di daerah endemis

10 0 0 0 0

- Jumlah Puslit, Balit dan Perti tempat

konsultasi

5 0 0 0 0

f. Pengawalan dan Pembinaan

pengendalian OPT utama tanaman

semusim

- Jumlah Provinsi wilayah

pengawalan dan pembinaan

pengendalian OPT tanaman semusim

0 14 19 21 24

- Jumlah Provinsi wilayah monitoring

dan evaluasi pengendalian OPT

tanaman semusim di daerah endemis

0 15 23 25 28

- Jumlah Puslit, Balit dan Perti tempat

konsultasi

0 6 7 8 9

g. Pengawalan dan Pembinaan

pengendalian OPT utama tanaman

rempah dan penyegar

- Jumlah Provinsi wilayah

pengawalan dan pembinaan

0 14 19 21 24

Page 44: KATA PENGANTAR - ditjenbun.pertanian.go.idditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info-publik/eselon... · Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode

39

No. Kegiatan/Sub Kegiatan 2010 2011 2012 2013 2014

pengendalian OPT tanaman rempah

dan penyegar

- Jumlah Provinsi wilayah monitoring

dan evaluasi pengendalian OPT

tanaman rempah dan penyegar di

daerah endemis

0 15 23 25 28

- Jumlah Puslit, Balit dan Perti tempat

konsultasi

0 6 7 8 9

DAERAH

a. Pemberdayaan Pengamat Hama dan

Penyakit (orang)

988 988 988 988 988

b. Pengendalian OPT utama tanaman

tahunan (ha)

Luas areal pengendalian OPT tanaman

tahunan

7,80

7

2,70

5

2,70

0

2,70

0

2,70

0

c. Pengendalian OPT utama tanaman

semusim, rempah dan penyegar

Luas areal pengendalian OPT tanaman

semusim, rempah dan penyegar

525 0 0 0 0

d. Pengendalian OPT utama tanaman

semusim

Luas areal pengendalian OPT tanaman

semusim

0 975 975 975 975

e. Pengendalian OPT utama tanaman

rempah dan penyegar

Luas areal pengendalian OPT tanaman

rempah dan penyegar

0 975 975 975 975

4 Fasilitasi dampak perubahan iklim

dan pencegahan kebakaran

PUSAT

a. Bimbingan teknis dan evaluasi

penanganan gangguan usaha

perkebunan

Jumlah Provinsi bimbingan teknis dan

evaluasi penanganan

gangguan usaha

23 0 0 0 0

b. Bimbingan teknis dan evaluasi dampak

perubahan iklim dan pencegahan

kebakaran

Jumlah Provinsi bimbingan teknis dan

evaluasi dampak perubahan iklim dan

pencegahan kebakaran

0 23 23 23 23

c. Pengawalan mitigasi dan adaptasi

dampak perubahan iklim

Page 45: KATA PENGANTAR - ditjenbun.pertanian.go.idditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info-publik/eselon... · Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode

40

No. Kegiatan/Sub Kegiatan 2010 2011 2012 2013 2014

Jumlah provinsi pengawalan mitigasi

dan adaptasi dampak

perubahan iklim

13 13 15 17 18

d. Pengawalan pengendalian kebakaran

lahan dan kebun serta dampak

perubahan iklim

Jumlah provinsi pengawalan

pengendalian kebakaran lahan dan

kebun serta dampak perubahan iklim

8 9 9 9 9

e. Pertemuan Koordinasi Penanganan

Gangguan Usaha

Jumlah pertemuan koordinasi

pengendalian kebakaran dan

dampak perubahan iklim serta

penanganan gangguan usaha

1 0 0 0 0

f. Pertemuan Koordinasi Dampak

Perubahan Iklim dan Pencegahan

Kebakaran

Jumlah pertemuan koordinasi dampak

perubahan iklim dan

Pencegahan kebakaran

0 1 1 1 1

DAERAH

a. Fasilitasi penanganan kebakaran dan

dampak perubahan iklim

Jumlah provinsi yang terfasilitasi dalam

penanganan kebakaran dan dampak

perubahan iklim

8 9 9 9 9

b. Sosialisasi PLTB dan Peraturan

Perundang-undangan (daerah)

Jumlah kabupaten yang melaksanakan

sosialisasi PLTB dan peraturan

Perundang-undangan

47 50 55 60 66

c. Pertemuan Koordinasi Penanganan

Gangguan Usaha

Jumlah pertemuan koordinasi

pengendalian penanganan gangguan

usaha

21 0 0 0 0

d. Pertemuan Koordinasi Pengendalian

Kebakaran dan Dampak Perubahan

Iklim daerah

Jumlah pertemuan koordinasi

pengendalian kebakaran dan dampak

perubahan iklim

7 9 9 9 9

e. Mitigasi dan adaptasi Perubahan Iklim

Jumlah provinsi yang difasilitasi dalam

pembangunan demplot adaptasi

kekeringan

13 13 15 17 18

Page 46: KATA PENGANTAR - ditjenbun.pertanian.go.idditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info-publik/eselon... · Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode

41

No. Kegiatan/Sub Kegiatan 2010 2011 2012 2013 2014

f. Fasilitasi Penanganan Gangguan Usaha

Perkebunan

Jumlah kabupaten yang difasilitasi

dalam penanganan gangguan usaha

perkebunan

214 0 0 0 0

5 Pemantapan Sistem Informasi

manajemen Perlindungan

Perkebunan

a. Pembuatan publikasi dan informasi

perlindungan perkebunan

Jumlah buku pedoman perlindungan

perkebunan dan leaflet serta peta

sebaran OPT

- Buku 3 3 3 3 3

- Leaflet 5 5 5 5 5

- Poster 2 2 2 2 2

- Peta 2 2 2 2 2

6 Peningkatan Sarana dan Prasarana

Perlindungan Perkebunan

a. Rehabilitasi perangkat perlindungan

perkebunan

Jumlah perangkat perlindungan yang

direhab

0 0 10 10 10

b. Penyediaan alat laboratorium

Jumlah penyediaan alat laboratorium

(unit)

0 0 10 10 10

c. Penyediaan sarana transportasi

Jumlah penyediaan sarana transportasi

(unit)

0 0 64 64 64

Page 47: KATA PENGANTAR - ditjenbun.pertanian.go.idditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info-publik/eselon... · Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode

42

BAB IV PENUTUP

Pemahaman yang sama dan perubahan perilaku serta kesadaran dari seluruh

pelaku usaha dalam mengelola usahanya dan jajaran birokrasi dalam

menyelenggarakan tugas dan fungsinya, merupakan landasan/kekuatan yang

diharapkan dalam mencapai tujuan dan sasaran pembangunan dibidang

perlindungan perkebunan yang telah ditetapkan. Perubahan perilaku yang

melembaga hanya akan terwujud dengan adanya komitmen yang kuat dan

terpadu/sinergi mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan

pengawasannya dari seluruh pemangku kepentingan.

Dengan adanya Rencana Strategi ini, diharapkan akan dapat menjadi acuan bagi

jajaran Direktorat Perlindungan Perkebunan dalam berkoordinasi dengan pihak-

pihak terkait dalam melaksanakan kegiatannya. Disadari bahwa perubahan

lingkungan baik domestik maupun internasional saat ini bergerak sangat cepat,

sehingga pada implementasi Rencana Stratejik ini masih dimungkinkan adanya

berbagai penyesuaian sesuai kebutuhan.

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Perkebunan dimplementasikan

melalui kegitan dukungan perlindungan perkebunan yang dilaksanakan dalam

kurun waktu lima tahun. Tujuan dan sasaran perlindungan perkebunan

diarahkan untuk mendukung program peningkatan produksi, produktivitas dan

mutu tanaman perkebunan berkelanjutan. Pada intinya kegitan dukungan

perlindungan perkebunan menjadi “asuransi” usaha perkebunan guna

terjaminnya : (1). Pencapaian potensi hasil produksi, (2). Peningkatan mutu

produk, dan (3). Keberlanjutan usaha perkebunan.

Untuk mencapai sasaran-sasaran perlindungan perkebunan diperlukan

komitmen dari seluruh stake-holders terkait baik di tingkat pusat maupun

daerah, dana, sarana dan prasarana yang memadai.

Jakarta, 2010

Direktorat Perlindungan Perkebunan

Page 48: KATA PENGANTAR - ditjenbun.pertanian.go.idditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info-publik/eselon... · Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode

43

DIREKTORAT

PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

SUB DIREKTORAT IDENTIFIKASI DAN PENGENDALIAN

OPT TANAMAN SEMUSIM

Seksi

Identifikasi

Seksi

Pengendalian

SUBBAGIAN TATA USAHA

SUB DIREKTORAT IDENTIFIKASI DAN PENGENDALIAN

OPT TANAMAN

REMPAH DAN PENYEGAR

Seksi Identifikasi

Seksi Pengendalian

SUB DIREKTORAT IDENTIFIKASI DAN PENGENDALIAN

OPT TANAMAN TAHUNAN

Seksi Identifikasi

Seksi Pengendalian

SUB DIREKTORAT DAMPAK PERUBAHAN IKLIM DAN

PENCEGAHAN KEBAKARAN

Seksi Dampak Perubahan

Iklim

Seksi Pengendalian

Kebakaran

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Lampiran 1. Bagan Struktur Organisasi Direktorat Perlindungan Perkebunan

Page 49: KATA PENGANTAR - ditjenbun.pertanian.go.idditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info-publik/eselon... · Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode

44

Lampiran 2. Jumlah Jabatan Fungsional Pengendali Organisme

Pengganggu Tumbuhan

NO

PROV

P O P T

TOTAL

POPT

A H L I TERAMPIL

IV III Jml III II Jml

Madya Muda Pertama Ahli Penyelia Pelk.

Lanjt

Pelak Trmp

1 N A D 0 0 0 0 0 0 0 0

2 BBP2TP Medan 2 4 11 17 0 11 5 16 33

3 Sumbar 0 0 0 0 0 2 0 2 2

4 Riau 0 3 1 4 1 2 0 3 7

5 Jambi 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6 Bengkulu 0 1 2 3 0 4 1 5 8

7 Sumsel 0 0 3 3 0 1 0 1 4

8 Babel 0 0 0

9 Lampung 2 2 1 5 0 26 5 31 36

10 Banten 0 0 0 0 0 0 7 7 7

11 Jabar 1 0 1 2 1 8 0 9 11

12 Jateng 0 1 0 1 5 0 0 5 6

13 DIY 0 0 1 1 10 8 1 19 20

14 BBP2TP Surabaya 0 2 17 19 3 1 1 5 24

15 BPTP Pontianak 0 2 5 7 1 16 1 18 25

16 Kalbar 0 0 1 1 0 0 0 0 1

17 BPTP Pontianak 0 2 5 7 1 16 1 18 25

18 Kalteng 0 0 1 1 0 1 1 2 3

19 Kaltim 1 1 0 2 2 0 0 2 4

20 Kalsel 1 0 0 1 0 2 0 2 3

21 Sulut 2 4 3 9 0 4 6 10 19

22 Gorontalo 0 0 1 1 0 0 0 0 1

23 Sulteng 0 0 1 1 0 4 6 10 11

24 Sultra 1 0 0 1 2 3 1 6 7

25 Sulsel 2 3 8 13 0 4 4 17

26 Bali 0 8 2 10 1 8 0 9 19

27 NTB 0 2 3 5 0 2 1 3 8

28 NTT 0 0 0

29 Malut 0 0 0

30 BBP2TP Ambon 2 0 4 6 1 9 8 18 24

31 Maluku 0 0 0

32 Papua Barat 0 0 0

33 Papua 0 0 0

Jumlah 1 14 35 71 120 28 132 45 205 325

1 Ditjen Perkebunan

1 2 (5*) 10 13 0 0 0 0 13

2 BBP2TP Medan 2 4 (8*) 11 17 0 11 5 16 33

3 BBP2TP Surabaya 0 2 (8*) 17 19 3 1 1 5 24

4 BPTP Pontianak 0 2 (3*) 5 7 1 16 1 18 25

5 BBP2TP Ambon 2 0 4* 6 1 9 8 18 24

Jumlah 2 5 10 47 62 5 37 15 57 119

Page 50: KATA PENGANTAR - ditjenbun.pertanian.go.idditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info-publik/eselon... · Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode

45

Lampiran 3. Pemandu Lapang Sekolah Lapang Pengendalian Hama

Terpadu (SL-PHT)

NO TAHUN PEMANDU LAPANG

1 2005 1.016

2 2006 -

3 2007 151

4 2008 -

5 2009 -

JUMLAH 1.167

Lampiran 4. Petani SLPHT perkebunan tahun 2005 - 2009

NO TAHUN PETANI ALUMNI SLPHT

1 2005 122.610

2 2006 -

3 2007 4.825

4 2008 2.350

5 2009 2.125

JUMLAH 131.910

Lampiran 5. Perkembangan Alokasi Anggaran Perlindungan Tahun

2007-2011 (APBN)

TAHUN ANGGARAN PUSAT TUGAS

PERBANTUAN TOTAL

LAJU

PENINGKATAN (%

)1)

1 2 3 4 5

2007

- Jumlah (Rp,-) 2.978.058.000 34.281.742.000 37.259.800.000 -

- % * 7,99 92,01

2008

- Jumlah (Rp,-) 2.355.146.000 50.419.000.000 52.774.146.000 141,64

- % * 4,46 95,54

2009

- Jumlah (Rp,-) 2.943.535.000 29.186.802.000 32.130.337.000 60,88

- % * 9,16 90,84

2010

- Jumlah (Rp,-) 3.831.785.000 23.035.000.000 26.866.785.000 83,62

- % * 14,26 85,74

2011

- Jumlah (Rp,-) 4.305.866.000 25.672.016.000 29.977.882.000 111,58

- % * 14,36 85,64

1) Persentase laju peningkatan total anggaran dibanding tahun

sebelumnya; * Persentase dibanding total anggaran pada tahun yang

sama

Page 51: KATA PENGANTAR - ditjenbun.pertanian.go.idditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info-publik/eselon... · Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode

46

Lampiran 6. Analisis SWOT Untuk ASAP (Analisis Strategis Alternatif Pilihan)

INTERNAL

EKSTERNAL

KEKUATAN (STRENGTH) :

1. SDM aparat yang cukup banyak.

2. Tersedianya Peraturan yg merupakan Landasan hukum

pembangunan perkebunan.

3. Tersedianya Puslit/Balit, BBP2TP, BPTP, Lab.

Lapangan, dan UPTD.

KELEMAHAN (WEAKNESSES) :

1. Kualitas SDM aparat sebagian

belum memadai. 2. Kualitas sebagian besar

petani/pekebun belum memadai

3. Terbatasnya dana untuk mendukung

operasional perlindungan perkebunan.

PELUANG (OPPORTUNITY) :

1. Potensi Keanekaragaman hayati yg

tinggi.

2 Peran serta institusi daerah masih dapat ditingkatkan.

3. Sumber Daya Manusia petugas dan

pelaku usaha masih dapat

ditingkatkan

STRATEGI (SO)

1. Optimalisasi pemanfaatan plasma nutfah

2. Optimalisasi peran serta seluruh pemangku

kepentingan dalam perlindungan perkebunan berdasarkan peraturan yang ada

3. Optimalisasi peran Puslit/Balit, BBP2TP, BPTP,

Lab. Lapangan, dan UPTD untuk peningkatan

pelayanan kepada masyarakat

STRATEGI (WO)

1. Peningkatan kualitas SDM

perkebunan

2. Meningkatkan kualitas kelembagaan dan SDM petani.

3. Mengoptimalkan peran serta daerah

dan masyarakat dalam pembangunan

perkebunan.

TANTANGAN (THREATS) :

1. Kondisi geografis kepulauan dan

infrastruktur yang terbatas.

2. Perubahan iklim. 3. Potensi daerah dalam pengendalian

OPT.

STRATEGI (ST) 1. Meningkatkan koordinasi dengan institusi terkait

dalam pengendalian OPT dan antisipasi dampak

perubahan iklim. 2. Mendorong pengembangan teknologi proteksi dan

antisipasi dampak perubahan iklim.

3. Meningkatkan jejaring dan kerjasama dengan

daerah

STRATEGI (WT)

1. Meningkatkan pembinaan SDM secara

berkelanjutan.

2. Penyediaan Petugas POPT sesuai kebutuhan.

3. Optimalisasi peran serta Daerah dalam

pengendalian OPTdan antisipasi

dampak perubahan iklim

Page 52: KATA PENGANTAR - ditjenbun.pertanian.go.idditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info-publik/eselon... · Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode

47

Lampiran 7. Sasaran Capaian Indikator Kinerja Kegiatan Direktorat Perlindungan Perkebunan

Program/Kegiatan Sasaran Indikator Target Alokasi Anggaran Baseline Kegiatan (Rp. 000)

2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014

Peningkatan

produksi,

produktivitas dan mutu tanaman

perkebunan

berkelanjutan

melalui dukungan perlindungan

perkebunan

Peningkatan produksi,

produktivitas dan mutu

tanaman perkebunan

berkelanjutan melalui dukungan perlindungan

perkebunan

Norma, standar,

kebijakan, pedoman

Pedoman

Perlindungan Perkebunan

Tersusunnya pedoman

perlindungan (judul)

Buku 3 3 3 3 3 200,400

200,400

210,420

220,941

231,988

Leaflet 5 5 5 5 5

Bimbingan dan Pembinaan SL-PHT

Terlaksananya bimbingan/ pembinaan

monev SL-PHT (kali) 36 36 36 36 36

313,217

310,700

326,235

342,547

359,6

74

Pengawalan

identifikasi dan

pengendalian OPT Tanaman Semusim *)

Terlaksananya

pengawalan/ pembinaan

pengendalian (kali) 5 14 14 14 14

392,150

319,750

411,758

432,345

453,963

Terlaksananya

monitoring dan evaluasi 10 10 14 14 14

Page 53: KATA PENGANTAR - ditjenbun.pertanian.go.idditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info-publik/eselon... · Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode

48

Terlaksananya konsultasi dengan

Puslit/Balit/Perti (kali)

5 6 7 8 9

Pengawalan

Identifikasi dan

pengendalian OPT Tanaman Rempaah

dan Penyegar

Terlaksananya

pengawalan dan

pembinaan (kali)

0 20 25 26 30

392,150

392,150

411,758

432,345

453,9

63

Terlaksananya monitoring dan evaluasi

(kali)

0

20

25

26

30

Terlaksananya

konsultasi

Puslit/Balit/Perti (kali)

0

6

7

8

9

Pengawalan

identifikasi dan pengendalian OPT

Tanaman Tahunan

Terlaksananya

pengawalan dan pembinaan (kali)

11 11 18 20 24

392,150

392,150

412,388

433,007

454,657

Terlaksanaya

monitoring dan evaluasi

(kali)

16 18 22 24 28

Terlaksananya

konsultasi

Puslit/Balit/Perti (kali)

6 7 8 9 9

Pembinaan dalam rangka pemberdayaan

perangkat

perlindungan

Jumlah perangkat yang

dibina

22

22

22

22

22

381,900

381,900

400,995

421,045

442,097

Page 54: KATA PENGANTAR - ditjenbun.pertanian.go.idditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info-publik/eselon... · Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode

49

Bimbingan Teknis dan Pengembangan

Kapasitas Pengendali

OPT Perkebunan

Jumlah pembinaan teknis pengembangan

POPT

8 16

12 16

15 16

18 16

21 16

1,268,9

10

1,268,91

0

133,235

139,896

146,8

91

Jumlah konsultasi POPT

Bimbingan teknis dan evaluasi penanganan

gangguan usaha

perkebunan*)

*) Pada tahun 2011 fungsi ini melebur ke

Dit. Pasca panen dan

Pembinaan Usaha

Jumlah bimbingan teknis dan evaluasi

23 0 0 0 0 134,731

-

-

-

-

Pengawalan mitigasi

dan adaptasi dampak perubahan iklim Jumlah pengawalan 13 13 15 17 18

143,676

143,676

150,860

158,403

166,323

Pengawalan pengendalian

kebakaran lahan dan

kebun serta dampak

perubahan iklim

Jumlah pengawalan

tingkat provinsi 8 9 9 9 9

263,116

263,116

276,272

290,085

304,5

90

Pertemuan

Kebijakan Perlindungan

Perkebunan

Jumlah pertemuan

kebijakan 1 1 1 1 1

147,455

147,455

154,828

162,569

170,6

98

Pertemuan

Koordinasi

Perlindungan

Jumlah pertemuan

koordinasi 3 3 3 3 3

191,184

191,184

200,743

210,780

221,3

19

Pertemuan

Pembahasan Metode

Pengamatan OPT

Jumlah pertemuan

metode pengamatan

OPT 1 0 1 1 1

621,100

-

62,100

62,100

62,10

0

Page 55: KATA PENGANTAR - ditjenbun.pertanian.go.idditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info-publik/eselon... · Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode

50

Pertemuan IPLPI Jumlah pertemuan IPLI 1 1 1 1 1

129,138

137,522

144,398

151,618

158,1

99

Pertemuan

koordinasi pengendalian

kebakaran dan

penanggulangan

gangguan usaha**)

Jumlah pertemuan koordinasi pengendalian

kebakaran dan

penanggulangan

gangguan usaha 1 0 0 0 0

256,228

-

-

-

-

Pertemuan Koordinasi

Pencegahan

kebakaran dan

dampak perubahan iklim

Jumlah pertemuan

kebijakan pencegahan

kebakaran dan dampak perubahan iklim 0 1 1 1 1

-

256,228

328,342

361,176

397,293

Penyusunan kegiatan dan

anggaran

Perlindungan

Perkebunan

Tersusunnya kegiatan dan anggaran

perlindungan (Rekap

RKA-KL Pagu indikatif

dan semenatar)

6

6

6

6

6

62,100

62,100

65,205

68,465

71,88

9

Pemantauan dan evaluasi

Jumlah Pemantauan dan

Evaluasi 1 1 1 1 1

Administrasi

499,420

528,276

554,690

582,424

611,5

46

Pembinaan pimpinan

Jumlah pembinaan

32 32 32 32 32

Page 56: KATA PENGANTAR - ditjenbun.pertanian.go.idditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info-publik/eselon... · Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode

51

Monitoring dan inventarisasi

administrasi umum

pada UPT

Jumlah monitoring dan

evaluasi 8 8 10 10 10

Koordinasi dengan

instansi terkait

Jumlah koordinasi

dengan instansi terkait

10 10 10 10 10

DAERAH

Peningkatan

Kemampuan Teknis

Petugas dan petani

Pemberdayaan

petugas dan petani

Pemberdayaan

Pengamat hama dan

Penyakit (Insentif Petugas Hama dan

Penyakit)

Pemberian insentif

pada petugas

pengamat

Jumlah petugas

pengamat hama dan

penyakit penerima

insentif 988 988 988 988 988

2,840,5

20

3,251,26

7

3,413,8

30

3,584,5

22

3,763

,748

Sekolah Lapang

Pengendalian Hama

Terpadu (SL-PHT)

Jumlah kelompok

tani/petani alumni SL-

PHT 76 65 65 65 65

2,945,0

23

3,305,13

5

3,470,3

92

3,643,9

11

3,826

,107

Pemberdayaan

Perangkat

3,000,0

00

3,340,92

0

5,287,8

00

5,287,8

00

5,287

,800

Operasional

Laboratorium LL,

LUPH, Sub Lab

Tersedianya paket

teknologi yang

dikembangkan LL

6

6

6

6

6

Page 57: KATA PENGANTAR - ditjenbun.pertanian.go.idditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info-publik/eselon... · Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode

52

Terlatihnya petani

dalam perbanyakan

APH 0 952 952 952 952

Tersedianya teknologi

yang dikembangkan

oleh LUPH 4 4 4 4 4

Terlaksananya magang

petugas LUPH ke

Puslit/Balit/UPT Pusat 3 3 3 3 3

Tersedianya teknologi yang dikembangkan

oleh sub lab hayati 4 4 4 4 4

Pengendalian OPT

utama tanaman

tahunan

Luas areal pengendalian

OPT tanhun 7807 2705 2700 2700 2700

5,433,2

05

3,964,72

0

4,162,9

56

4,371,1

04

4,589

,659

Pengendalian OPT

utama tanaman rempah dan

penyegar

Luas areal pengendalian

OPT regar 525 975 975 975 975

1,543,9

48

2,936,07

8

3,082,8

82

3,237,0

26

3,398

,877

Pengendalian OPT

utama tanaman

semusim

Luas areal pengendalian

OPT semusim 55 55 55 55 55

764,400

764,400

802,620

842,751

884,8

89

Fasilitasi

pencegahan

kebakaran lahan

dan kebun

Page 58: KATA PENGANTAR - ditjenbun.pertanian.go.idditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info-publik/eselon... · Evaluasi Atas Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan pada periode

53

Catatatan *) Tahun 2010 fungsi IPOPT semusim dan pahgar menjadi satu

**) Tahun 2010, fungsi gangguan usaha melekat pada Dit. Pasca panen dan Pembinaan Usaha

Fasilitasi pemantauan

kebakaran, dampak

perubahan iklim dan

bencana alam

Terlaksananya

pemantauan kebakaran

lahan dan kebun dan dpi 8 9

9 9 9

2,084,1

58

2,298,54

9

2,856,9

36

3,142,6

30

3,456

,893

Sosialisasi PLTB

dan Peraturan Perundang-

undangan (daerah)

Terlaksananya

sosialisasi PLTB dan Peraturan Perundang-

undangan 47 50 55 60 66

1,007,9

25

1,306,51

9

1,413,8

10

1,555,1

91

1,710

,710

Pertemuan

Koordinasi

Pencegahan

kebakaran dan

dampak perubahan

iklim

Terlaksananya

pertemuan Koordinasi

kebakaran dan DPI 7 9 9 9 9

263,100

33,600

332,100

365,310

401,8

41

Mitigasi dan

adaptasi Perubahan

Iklim Global

Terlaksananya

sosialisasi dan

pembinaan DPI

13 13 15 17 18 1,565,2

35

1,077,04

5

1,677,2

00

1,844,9

20

2,029

,412

Jumlah pedoman

pelaksanaan mitigasi

dan adaptasi 13 13 13 13 13

Terbangunnya rintisan

adaptasi dan kekeringan 26 52 82 116 120

Jumlah kelompok tani

yang memahami tehnik

adaptasi pada tanaman

perkebunan meningkat 13 26 41 58 60