kata pengantar agama

21
KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena berkat-Nya tugas kami dapat diselesaikan. Dalam tugas ini kita membahas "Perilaku Terpuji" yang termasuk pada bab IX buku pendamping kami. Tugas ini dibuat dalam rangka untuk memperdalam pemahaman siswa tentang perilaku terpuji dan semoga di kemudian hari makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Demikian rasa terima kasih kami kepada seluruh pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini, terutama kepada Bapakguru pembimbing kami yakni Bapak Hasanul Faruq dan Bapak Nur Chamdi.Atas perhatiannya kami ucapakan terima kasih. 1

Upload: ismy-nur-syahbiba

Post on 01-Jul-2015

734 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kata pengantar agama

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena berkat-Nya tugas kami dapat diselesaikan. Dalam

tugas ini kita membahas "Perilaku Terpuji" yang termasuk pada bab IX buku pendamping kami.

Tugas ini dibuat dalam rangka untuk memperdalam pemahaman siswa tentang perilaku

terpuji dan semoga di kemudian hari makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Demikian rasa terima kasih kami kepada seluruh pihak yang telah membantu kami dalam

menyelesaikan makalah ini, terutama kepada Bapakguru pembimbing kami yakni Bapak Hasanul

Faruq dan Bapak Nur Chamdi.Atas perhatiannya kami ucapakan terima kasih.

Surabaya, 16 Februari 2010

Tim Penulis1

Page 2: Kata pengantar agama

DAFTAR ISI

1. Kata Pengantar………………………………………………………………………………

2. Daftar Isi…………………………………………………………………………………….

3. Pendahuluan…………………………………………………………………………………

4. A. Adab dalam berpakaian dan berhias……………………………………………………..

B. Adab dalam perjalanan…………………………………………………………………..

C. Adab dalam bertamu dan menerima tamu……………………………………………….

5. Penutup………………………………………………………………………………………

6. Daftar pustaka………………………………………………………………………………

2

Page 3: Kata pengantar agama

PENDAHULUAN

Perilaku Terpuji

Islam adalah agama yang menuntun seluruh umatnya menuju suatu kehidupan yang penuh

rahmat. Aluran hukum Islam pada hakekatnya adalah tuntunan untuk mewujudkan kemaslahatan

dalam kehidupan umat manusia. Salah satu dari kemaslahatan itu adalah tata karma atau sopan

santun diantaranya tata krama, berhias, berpakaian, bertamu, dan menerima tamu. Kelima hal

tersebutlah yang akan kita bahas pada makalah ini.

A. Adab Dalam Berpakaian dan Berhias

Berpakaian

Fungsi berpakaian ada tiga macam yakni sebagai penutup aurat, untuk menjaga kesehatan,

dan untuk keindahan. Dalam masalah aurat, Islam telah menetapkan bahwa aurat laki-laki

3

Page 4: Kata pengantar agama

adalah antara pusar sampai kedua lutut. Sedangkan bagi perempuan adalah seluruh tubuh

kecuali wajah dan kedua telapak tangan.

Mengenai model pakaian Islam tidak membatasi karena hal ini berkaitan dengan budaya

masyarakat setempat. Oleh karena itu, kita diperkenankan memakai pakaian apapun selama

memenuhi persyaratan sebagai penutup aurat.

Berikut adalah adab berpakaian Islam :

1. Pakaian harus menutupi aurat.

2. Pakaian harus bersih dan rapi

3. Untuk laki-laki, agar memakai pakaian yang panjang sampai menutupi aurat

4. Sedangkan wanita, harus menggunakan pakaian yang menutupi anggota tubuhnya kecuali

wajah dan kedua telapak tangan

5. Para lelaki muslim, haram hukumnya menggunakan sutra dan emas. oleh karena itu,

dilarang bagi lelaki muslim untuk menggunakan barang-barang diatas.sebagaimana hadist

Rasulullah SAW yang berarti : 

Sesungguhnya dua benda ini (emas dan sutera) haram atas lelaki

ummatku. (H.R.Abu Daud) 

6. Dalam islam tidak diperkenankan lelaki memakai pakaian wanita dan sebaliknya. karena

hal ini dapat menyebabkan "tassabuh"

7. Dalam ajaran islam, hukumnya sunat memakai pakaian dengan diawali bagian kanan

8. Tidak diperkenankan memakai pakaian yang mewah

9. Lebih mengutamakan pakaian yang berwarna putih

10. Hendaklah berpakaian yang rapi dan sopan

Rasulullah SAW bersabda yang artinya sebagai berikut :

“Ada dua golongan dan ahli neraka yang belum pernah saya lihat keduanya, yaitu : 1) kaum

yang membawa cambuk seperti seekor sapi yang mereka pakai buat memukul orang

(penguasa yang kejam), 2) perempuan-perempuan yang berpakaian, tetapi telanjang, yang

canderung kepada perbuatan maksiat rambutnya sebesar punuk unta. Mereka itu tidak akan

4

Page 5: Kata pengantar agama

bias masuk jannah (surga) dan tidak akan mencium bau surga padahal bau surga itu dapat

tercium sejauh perjalanan demikian dan demikian. (HR. Muslim)

Ada dua perkara yang menjadi kesimpulan pada hadist di atas yaitu sebagai berikut :

1. Maksud dari kaum yang membawa cambuk seperti seekor sapi ialah perempuan-

perempuan yang suka memakai rambut sambungan agar terlihat panjang. Selanjutnya yang

dimaksud rambutnya sebesar punuk unta adalah sebutan wanita yang suka menyanggul

rambutnya. Kedua cara tersebut perkara yang dicela dalam Islam.

2. Mereka dikatakan berpakaian karena memang mereka berpakaian tetapi tidak untuk

menutup aurat. Oleh karena itu mereka disebut telanjang. Pada zaman modern seperti ini,

amat banyak perempuan yang mengenakan pakaian amat tipis dan atau amat tebal tetapi

sangat ketat sehingga bentuk tubuhnya terlihat amat jelas. Kedua cara berpakaian seperti ini

termasuk perkara yang dilarang agama Islam.

Dalam hal adab berpakaian kau laki-laki dilarang memakai cincin emas dan pakaian

sutera. Khalifah Aura pernah berkata yang artinya :

“Rasulullah SAW pernah melarang aku memakai cincin emas untuk pakaian sutera serta

pakaian yang dicelup dengan asfhar. (HR. Thabrani)

Yang dimaksud dengan asfhar ialah semacam wenter berwarna kuning yang kebanyakan

dipakai oleh wanita kafir pada zaman itu. Karena hadits yang bersumber dari Ali

Radhiallaahu ‘anhu mengatakan:

“Sesungguhnya Nabi Allah Subhaanahu wa Ta’ala pernah membawa kain sutera di tangan

kanannya dan emas di tangan kirinya, lalu beliau bersabda: Sesungguhnya dua jenis benda

ini haram bagi kaum lelaki dari umatku”. (HR. Abu Daud)

Larangan bagi laki-laki untuk memakai cincin emas dan pakaian dari sutera adalah suatu

didikan moral yang tinggi. Allah SWT telah menciptakan kaum laki-laki memiliki naluri dan

susunan tubuh yang berbeda dengan kaum wanita. Kaum laki-laki memiliki naluri

melindungi kaum wanita sehingga tidak layak jika kaum laki-laki suka dimanja. Dari sisi lain

juga sekaligus menghindarkan dari sikap hidup bermewah-mewahan.5

Page 6: Kata pengantar agama

Berhias

Pada hakikatnya Islam mencintai keindahan selama keindahan tersebut masih berada

dalam batasan yang wajar dan tidak bertentangan dengan norma-norma agama.

Berikut adalah ketentuan agam dalam masalah berhias antara lain sebagai berikut :

1. Jangan bertato dan mengukir gigi, pada zaman jahiliah banyak wanita arab yang menato

sebagian besar tubuhnya. Adapun yang dimaksud mengikir gigi ialah memendekkan dan

merapikan gigi. Rasulullah SAW bersabda dan diriwayatkan oleh Thabrani yang artinya :

“Rasulullah SAW melaknat perempuan yang menato dan minta ditato, yang mengikir gigi

dan yang meminta dikikir giginya. (HR. Thabrani)

2. Jangan menyambung rambut, selain hadist diatas terdapat pula hadist riwayat tentang

menyambung rambut yang artinya :

“Seorang perempuan bertanya kepada Nabi SAW “Ya Rasulullah sesungguhnya anak saya

tertimpa suatu penyakit sehingga rontok rambutnya, dan saya ingin menikahkan dia. Apakah

boleh saya menyampung rambutnya ?” Jawab Nabi SAW. “Allah melaknat perempuan yang

menyambung rambutnya dan yang meminta disambungkan rambutnya.” (HR. Bukhari)

3. Jangan berlebih-lebihan dalam berhias, berlebih-lebihan ialah melewati batas yang wajar

dalam menikmati yang halal. Berhias secara berlebih-lebihan cenderung pada sikap sombong

dan sombong merupakan sikap yang amat tercela dalam Islam. Setiap muslim harus

menjauhkan diri dari hal-hal yang menyebabkan kesombongan.

6

Page 7: Kata pengantar agama

Artinya : … dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.

Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan sesungguhnya

setan itu adalah sangat ingkar terhadap Rabb nya. (QS. Al-Israa’ 26 -27).

B. Adab Dalam Perjalanan

1. Tata Krama di Jalan Raya

Allah SWT berfirman:

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah, dan taatilah rasul-Nya dan ulil amri (pimpinan-pimpinan) diantaara kamu.” (Q.S An-Nissa, 4: 59)

7

Page 8: Kata pengantar agama

Mengacu pada ayat Al-Qur’an tersebut setiap Muslim/Muslimah hendaknya menaati ajaran-ajaran Allah SWT dan rasul-Nya (ajaran islam) dan undang-undang serta peraturan pemerintah dimanapun ia berada seperti misalnya ketika berada dalam perjalanan.

Seseorang diamggap bertata karma dalam perjalanan, apabila tatkala ia menggunakan jalan umum atau jalan raya, ia menaati undang-undang dan peraturan lalu lintas yang telah ditetapkan pemerintah. Misalnya :

a. Pejalan kaki hendaknya :

- Berjalan di sebelah kiri jalan dan di trotoar

- Menyeberang di jembatan penyeberangan atau di zebra cross

- Menunggu lampu hijau bagi penyeberang atau saat yang aman untuk menyeberang

- Menjaga sopan santun dan tidak melakukan tindakan yang mengganggu ketertiban umum

b. Pengemudi kendaraan bermotor hendaknya :

- Memerhatikan dan menaati rambu- rambu lalu lintas

- melengkapi kelengkapan berkendaraan, seperti SIM, STNK, dan helm (bagi pengendara sepeda motor)

- Mengemudi dalam batas kecepatan yang sesuai dengan keadaan jalan raya

- Tidak membuang sampah sembarangan

2. Tata Krama bagi Para Penumpang kendaraan umum

Bagi para penumpang keendaraan umum, seperti bis dan kereta hendaknya memperhatikan dan melaksanakan tata krama, antara lain :

- Bermanis muka dan bertutur kata baik terhadap para penumpang lainnya

8

Page 9: Kata pengantar agama

- Seorang penumpang kendaraan umum hendaknya bersikap hormat kepada penumpang lainnya yang lebih tua, dan sayang kepada penumpang yang lebih muda

Jangan melakukan perbuatan-perbuatan yang mengganggu dan merugikan , misalnya : merokok, bersuara, (membunyikan radio terlalu keras), bertengkar sesame penumpang, dan lain-lain

C. ADAB DALAM BERTAMU dan MENERIMA TAMU

a. Tata Krama Bertamu

1. Memperbaiki Niat

Tidak bisa dipungkiri bahwa niat merupakan landasan dasar dalam setiap amalan. Hendaklah setiap

muslim yang akan bertamu, selain untuk menunaikan hajatnya, juga ia niatkan untuk menyambung

silaturahim dan mempererat ukhuwah. Sehingga,… tidak ada satu amalan pun yang ia perbuat

melainkan berguna bagi agama dan dunianya. Tentang niat ini Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam

bersabda :

نوى ما امريء لكل وإنما بالنيات األعمال إنما

“Sesungguhnya seluruh amal perbuatan itu dengan niat dan setiap orang tergantung pada apa yang ia

niatkan” (HR. Bukhari, Muslim dan selain keduanya).

2. Memberitahukan Perihal Kedatangannya (untuk Minta Ijin) Sebelum Bertamu

9

Page 10: Kata pengantar agama

Adab ini sangat penting untuk diperhatikan. Mengapa ? Karena tidak setiap waktu setiap muslim itu siap

menerima tamu. Barangkali ia punya keperluan/hajat yang harus ditunaikan sehingga ia tidak bisa

ditemui. Atau barangkali ia dalam keadaan sempit sehingga ia tidak bisa menjamu tamu sebagaimana

dianjurkan oleh syari’at. Betapa banyak manusia yang tidak bisa menolak seorang tamu apabila si tamu

telah mengetuk pintu dan mengucapkan salam padahal ia punya hajat yang hendak ia tunaikan.

Allah telah memberikan kemudahan kepada kita berupa sarana-sarana komunikasi (surat, telepon, sms,

dan yang lainnya) yang bisa kita gunakan untuk melaksanakan adab ini.

3. Menentukan Awal dan Akhir Waktu Bertamu

Adab ini sebagai alat kendali dalam mengefisienkan waktu bertamu. Tidak mungkin seluruh waktu hanya

habis untuk bertamu dan melayani tamu. Setiap aktifitas selalu dibatasi oleh aktifitas lainnya, baik bagi

yang bertamu maupun yang ditamui (tuan rumah). Apabila memang keperluannya telah usai, maka

hendaknya ia segera berpamitan pulang sehingga waktu tidak terbuang sia-sia dan tidak memberatkan

tuan rumah dalam pelayanan.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :

أهله إلى فليعجل وجهه من نهمته أحدكم قضى فإذا

“Apabila salah seorang diantara kamu telah selesai dari maksud bepergiannya, maka hendaklah ia

segera kembali menuju keluarganya” (HR. Bukhari dan Muslim).

4. Berwajah Ceria dan Bertutur Kata Lembut dan Baik Ketika Bertemu

Wajah muram dan tutur kata kasar adalah perangai yang tidak disenangi oleh setiap jiwa yang

menemuinya. Allah telah memerintahkan untuk bersikap lemah lembut, baik dalam hiasan rona wajah

maupun tutur kata kepada setiap bani Adam, dan lebih khusus lagi terhadap orang-orang yang beriman.

Dia telah berfirman :

Yِف]ْضYي̂ن ̂جن̂ا̂حَ̂ك و̂اْخ[ YمaْؤYم]ن ]ل ل

“Dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman” (QS. Al-Hijr : 88).

10

Page 11: Kata pengantar agama

Ibnu Katsir dalam Tafsirnya berkata : [ { : , من رسول جاءكم لقد كقوله جانبَك لهم ألن

رحيم رءوف بالمْؤمنين عليكم حريص عنتم ما عليه عزيز {أنِفسكم ] “Maksudnya bersikap

lemah lembutlah kepada mereka sebagaimana firman Allah ta’ala : “Sesungguhnya telah datang

kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat

menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang kepada

orang-orang beriman” (QS. At-Taubah : 128).

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :

طلق بوجه أْخاك تلقى أن ولو شيئا المعروف من تحقرن ال

“Janganlah sekali-kali kamu meremehkan sedikitpun dari kebaikan-kebaikan, meskipun hanya kamu

menjumpai saudaramu dengan muka manis/ceria” (HR. Muslim).

Selain berwajah ceria dan bertutur kata lembut, yang lebih penting untuk diperhatikan adalah hendaklah

ia berkata baik dan benar. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam dengan tegas telah memebri

peringatan :

ليصمت أو ْخيرا فليقل اآلْخر واليوم بالله يْؤمن كان من

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia

diam” (HR. Bukhari, Muslim, dan selain keduanya. Hadits ini terdapat dalam Arba’in Nawawi nomor 15).

Beliau shallallaahu ‘alaihi wasallam menggandengkan kata iman dengan pilihan antara berbicara

baik atau diam. Mafhumnya, jika seseorang tidak mengambil dua pilihan ini, maka ia dikatakan

tidak beriman (dalam arti : imannya tidak sempurna). Hukum asal dari perbuatan adalah diam.

Kalaupun ia ingin berkata, maka ia harus berkata dengan kata-kata yang baik. Sungguh rugi jika

seseorang bertamu dan bermajelis dengan mengambil perkataan sia-sia lagi dosa seperti ghibah,

namimah (adu domba), dan lainnya yang tidak menambah apapun dalam timbangan akhirat

kelak kecuali dosa. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :

11

Page 12: Kata pengantar agama

بين ما أبعد النار في بها يزل فيها ما يتبين ما بالكلمة ليتكلم الرجل إن

والمغرب المشرق

‘Sesungguhnya seseorang mengucapkan kata-kata, ia tidak menyangka bahwa ucapannya

menyebabkan ia tergelincir di neraka yang jaraknya lebih jauh antara timur dan barat” (HR. Bukhari dan

Muslim).

5. Tidak Sering Bertamu

Mengatur frekwensi bertamu sesuai dengan kebutuhan dapat menimbulkan kerinduan dan kasih-

sayang. Hal itu merupakan sikap pertengahan antara terlalu sering dan terlalu jarang. Terlalu sering

menyebabkan kebosanan. Sebaliknya, terlalu jarang mengakibatkan putusnya hubungan silaturahim dan

kekeluargaan.

6. Dianjurkan Membawa Sesuatu Sebagai Hadiah

Memberi hadiah termasuk amal kebaikan yang dianjurkan. Sikap saling memberi hadiah dapat

menimbulkan perasaan cinta dan kasih saying, karena pada dasarnya jiwa senang pada pemberian.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :

“Berilah hadiah di antara kalian, niscaya kalian akan saling mencintai”

)HR. Bukhari dalam Al-Adabul-Mufrad 594; dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Al-Irwaa’ nomor

1601.(

7. Lama Waktu Bertamu Maksimal 3 Hari 3 Malam.

Terhadap tamu yang jauh tempat tinggalnya, Islam memberi kelonggaran batas bertamu selama

3 hari 3 malam. Waktu tersebut dikatakan sebagai hak bertamu. Setelah waktu itu berlalu maka habislah

12

Page 13: Kata pengantar agama

hak untuk bertamu, kecuali jika tuan rumah menghendakinya. Dengan pembatasan waktu tersebut,

beban tuan rumah tidak terlampau berat dalam menjadi tamunya.

4. Tata Krama Menerima Tamu

1. Jangan hanya mengundang orang-orang kaya untuk jamuan dengan mengabaikan/melupakan

orang-orang fakir.

Rasululloh SAW bersabda:“Seburuk-buruk makanan adalah makanan pengantinan (walimah),

karena yang diundang hanya orang-orang kaya tanpa orang-orang faqir.” (Muttafaq’ alaih).

2. Undangan jamuan hendaknya tidak diniatkan berbangga-bangga dan berfoya-foya, akan tetapi

niat untuk mengikuti sunnah Rasululloh SAW dan membahagiakan teman-teman sahabat,

ataupun syukuran dalam rangka bersyukur atas nikmat yang telah diberikan ALLOH SWT.

3. Tidak memaksa-maksakan diri untuk mengundang tamu.

Di dalam hadits Anas Radhiallaahu anhu ia menuturkan:“Pada suatu ketika kami ada di sisi

Umar, maka ia berkata: “Kami dilarang memaksa diri” (membuat diri sendiri repot).” (HR. Al-

Bukhari)

4. Jangan anda membebani tamu untuk membantumu, karena hal ini bertentangan dengan

kewibawaan.

5. Jangan menampakkan kejemuan/kebosanan terhadap tamu, tetapi tunjukkanlah kegembiraan

dengan kahadiran tamu tersebut, diantaranya dengan cara bermuka manis dan berbicara ramah.

6. Hendaklah segera menghidangkan makanan untuk tamu, karena yang demikian itu berarti

menghormatinya13

Page 14: Kata pengantar agama

7. Jangan tergesa-gesa untuk mengangkat makanan (hidangan) sebelum tamu selesai menikmati

jamuan.

8. Disunnatkan mengantar tamu hingga di luar pintu rumah. Ini menunjukkan penerimaan tamu

yang baik dan penuh perhatian.

PENUTUP

Demikianlah tugas “Pendidikan Agama Islam” yang telah kami selesaikan. Kami

menyadari tidak ada manusia yang sempurna, maka kami dengan tangan terbuka akan

menerima kritikan dan saran yang membangun dari para pembaca agar ke depannya kami

bias menjadi lebih baik.

14

Page 15: Kata pengantar agama

Surabaya,16 Februari 2010

Tim Penulis

Daftar Pustaka

Buku Pendidikan agama islam X SMA

http://id.shvoong.com/social-sciences/1821648-adab-berpakaiankelas -dalam-islam/

http://mrjack.wordpress.com/2007/10/03/adab-berpakaian/

15

Page 16: Kata pengantar agama

16