pelaksanaan pendidikan agama di daerah terluar,...

184
Pendidikan Agama di Daerah 3T 1 PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, TERDEPAN, DAN TERTINGGAL (3T) DI KAWASAN TIMUR INDONESIA Penanggungjawab Dr. H. Idham, M.Pd Penulis Amiruddin, Abdul Rahman Arsyad, Badruzzaman, Baso Marannu, Rosdiana Editor Amiruddin Cover Design Tim Kreatif Balitbang Agama Makassar Cetakan I : Nopember 2018 Penerbit : Balitbang Agama Makassar

Upload: others

Post on 04-Aug-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 1

PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, TERDEPAN,

DAN TERTINGGAL (3T) DI KAWASAN TIMUR INDONESIA

Penanggungjawab

Dr. H. Idham, M.Pd

Penulis

Amiruddin, Abdul Rahman Arsyad,

Badruzzaman, Baso Marannu, Rosdiana

Editor

Amiruddin

Cover Design

Tim Kreatif Balitbang Agama Makassar

Cetakan I : Nopember 2018

Penerbit : Balitbang Agama Makassar

Page 2: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 2

KATA PENGANTAR

KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR

Alhamdulillah, kita panjatkan syukur kehadirat

Allah SWT, karena atas Rahmat dan Hidayah-Nya

kita dapat menyelesaikan laporan hasil Penelitian

tahun 2018, dengan judul Pelaksanaan Pendidikan

Agama di daerah 3T yang di teliti oleh Tim Peneliti

Bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan.

Tidak terasa selama setahun ini Balitbang

Agama Makassar sebagai lembaga penyedia data

dan informasi untuk kebijakan di Kementerian

Agama, telah menyelesaikan tugas dan tanggungjawab yang telah

diamanahkan oleh Kementerian Agama

Perjalanan dalam satu tahun ini, tentu banyak hal yang telah

dilakukan oleh seluruh peneliti dan staf, sebagai rasa terima kasih,

perkenankan saya secara pribadi maupun kepala Balai mengucapkan

terima kasih atas partisipasi, dukungan dan kerja keras Bapak dan ibu

sekalian, semoga kerjasama dan prestasi yang telah kita raih secara

bersama ini, dapat kita pertahankan dan ditingkatkan di tahun

mendatang. Amin.

Hasil penelitian tahun 2018 yang kita lakukan saat ini, menjadi

momentum penting untuk memberikan informasi kepada seluruh

stakeholder tentang beberapa hal yang menjadi temuan hasil penelitian

bidang agama dan keagamaan khususnya di Kawasan Timur Indonesia.

Pada kesempatan berbahagia ini, dengan tulus saya mengucapkan

terima kasih dan rasa bangga kepada seluruh Tim Pengendali Mutu

Kelitbangan (PEMUKA), yakni bapak Prof. Dr. H. Hamdar Arraiyyah,

Prof. Dr. H. Abd. Kadir Ahmad, Dr. H. Abd. Kadir Massoweang, Prof.

Page 3: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 3

Dr. H. Arifuddin Ismail, Bapak Drs. Ilham, M.Si sebagai Kasubag TU,

serta seluruh peneliti dan staf Balitbang Agama Makassar yang telah

mencurahkan segenap Ilmu dan energi serta pemikiran untuk

mengawal hasil penelitian dan pengembangan selama ini, sehingga

kualitas kelitbangan tetap terjaga.

Terima kasih kepada Kanwil Kemenag Provinsi Sulawesi Selatan,

Sulawesi Barat, Kalimantan Timur, Gorontalo, Sulawesi Utara,

Sulawesi tenggara, Sulawesi Tengah, Papua, Papua Barat, Maluku,

Maluku Utara dan Kalimantan Utara yang telah membantu dan

memfasilitasi para peneliti Balai Litbang Agama Makassar untuk

melakukan penelitian dan pengembangan di wilayah tersebut.

Laporan hasil penelitian tahun 2018 ini kami sampaikan sebagai

pertanggungjawaban ke publik, semoga bermanfaat untuk kebijakan di

Kementerian Agama.

Makassar, 23 November 2018

Dr. H. Idham, M.Pd NIP. 19731231 200501 036

Page 4: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 4

PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA

DI DAERAH TERLUAR, TERDEPAN,

DAN TERTINGGAL (3T)

DI KAWASAN TIMUR INDONESIA

BIDANG PENDIDIKAN AGAMA DAN KEAGAMAAN PENDAHULUAN

da kesenjangan yang begitu besar antara

pendidikan agama yang ada di daerah

perkotaan dan pedesaan, apalagi di

daerah 3T (Terdepan, Terluar, dan

Tertinggal). Salah satu dampaknya adalah

mendorong peningkatan arus urbanisasi ke daerah

perkotaan guna mendapatkan pendidikan yang

lebih baik.

Kebijakan berkaitan dengan pentingnya

penyelenggaraan pendidikan telah tertuang dalam

Undang-Undasar Dasar 1945 pasal 31 ayat 1

menjelaskan bahwa “setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 pasal 4 ayat 2 berbunyi;

setiap peserta didik pada satuan pendidikan di semua jalur, jenjang dan jenis

pendidikan berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai agama yang

dianutnya dan diajar oleh pendidik yang seagama. Sedangkan dalam

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2017 yang mengatur tentang peningkatan

pendidikan di daerah pedesaan. serta Renstra Badan litbang dan Diklat

Kementrian Agama tahun 2015 – 2019 tentang perluasan akses pendidikan

agama.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan

pendekatan studi kasus pada satuan pendidikan umum, yang berupaya

untuk memotret pelaksanaan pendidikan agama di daerah 3T di Kawasan

Timur Indonesia yang difokuskan pada standar pelayanan minimal di lima

Provinsi yaitu Provinsi Maluku (Kabupaten Buru), Kalimantan Timur

A

Page 5: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 5

(Kabupaten Berau), Kalimantan Utara (Kabupaten Nunukan), Sulawesi Utara

(Kabupaten Talaud), dan Papua Barat (Kabupaten Sorong).

TEMUAN

Pelaksanaan pendidikan agama di Provinsi Maluku (Kabupaten Buru)

khususnya pendidikan agama Kristen belum berjalan secara maksimal

karena tidak memiliki guru agama Kristen pada sekolah sasaran. Hanya

dilakukan oleh pendidik yang seagama dengan peserta didik berdasarkan

instruksi dan penunjukan oleh kepala sekolah, Dalam proses pembelajaran

pendekatan dan metode yang dipakai masih bersifat konvensional, dengan

menggunakan fasilitas kegiatan keagamaan yang serba kekurangan. Faktor

pendukung pelaksanaan pendidikan agama meliputi; Kondisi sosial

Masyarakat yang kondusif, keterlibatan tokoh agama dan tokoh masyarakat,

kegiatan keagamaan di luar sekolah, peran Guru Garis Depan, dan dukungan

masyarakat dan pemerintah. Sedangkan faktor penghambatnya meliputi;

Tidak tersedianya guru agama (Kristen), kurangnya sumber belajar, sarana

dan prasarana pendukung, peran orang tua dalam pembinaan keagamaan

masih rendah.

Pemenuhan pembelajaran pendidikan agama pada satuan pendidikan

berdasarkan agama, di Kabupaten Talaud Provinsi Sulawesi Utara ditemukan

bahwa walaupun masih memiliki keterbatasan sarana dan prasarana

pembelajaran dan tenaga pengelola (guru) agama serta ruang pembelajaran.

Begitupun halnya pada aspek wadah dalam pengembangan SDM dan karier

serta kesejahteraan guru agama (PAK dan PAI) yang berstatus honorer.

Kemudian, dalam pengangkatan dan penempatan belum selektif (tidak

berdasar pada kebutuhan) satuan pendidikan.

Terdapat empat hal yang yang menjadi temuan di Kabupaten Berau Provinsi

Kalimantan Timur, yang mendukung kompetensi guru dalam pembelajaran

yang bersifat holistik dan integratif dalam kinerja guru di antaranya: (a) Guru

agama harus mengenal peserta didik secara mendalam terutama karakter dan

latarbelakang orang tua mereka dalam pendidikan agama dan keagamaan di

keluarga; (b) Guru Agama diharapkan menguasai secara baik bidang studi

pendidikan agama yang bersifat ilmu (disciplinary content) maupun bahan ajar

dalam kurikulum sekolah (c) Guru agama harus melaksanakan dengan penuh

tanggungjawab penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik meliputi

perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi proses dan hasil

belajar, serta tindak lanjut untuk perbaikan dan pengayaan; dan (d)

Page 6: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 6

pengembangan kepribadian dan profesionalitas secara berkelanjutan. Guru

yang memiliki kompetensi akan dapat melaksanakan tugasnya secara

professional.

Pelaksanaan pendidikan agama di Kecamatan Klaomono Kabupaten Sorong

diantaranya mata pelajaran agama Islam, Kristen dan Katolik, dengan

menggunakan kurikulum KTSP dan K13 baik pada satuan pendidikan dasar

maupun menengah. Proses pembelajaran pendidikan agama didasarkan pada

standar proses pendidikan meliputi perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan

pengawasan. Faktor pendukung. Pelaksanaan Pendidikan agama, didukung:

1) Adanya dana BOS penggunaannya dana disesuaikan dengan kebutuhan, 2)

Motivasi dan semangat para pendidik yang terus berupaya agar peserta didik

dapat memperoleh pengetahuan, 3) Animo peserta didik untuk melanjutkan

pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Faktor penghambat, adalah: 1)

kurangnya tenaga pendidik dan kependidikan, 2) media pembelajaran (buku

pegangan bagi guru, buku paket bagi peserta didik, dan alat belajar, dan 3)

akses sekolah untuk memperoleh berbagai informasi, telepon maupun akses

internet.

Dominan satuan pendidikan di Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan

Utara di mana guru GGD ditugaskan tidak memiliki guru Pendidikan agama

yang berstatus PNS. Namun proses pembelajaran pendidikan agama tetap

berjalan meskipun diajar oleh guru yang tidak berkualifikasi dan tidak

berkompetensi pendidikan agama.

Peranan guru GGD dalam meningkatkan proses pembelajaran pendidikan

agama pun beragam. Dominan guru GGD tidak terlibat secara kurikuler

dalam proses pembelajaran pendidikan agama pada satuan pendidikan di

mana ditugaskan. Guru GGD hanya aktif terlibat dalam kegiatan keagamaan

di sekolah, seperti pembinaan karakter religius, peringatan hari besar agama,

serta kompetisi pendidikan agama. Pendidikan agama sejatinya diajarkan oleh

guru yang memiliki kualifikasi dan kompetensi pendidikan agama, termasuk

di daerah lokasi SM-3T dan GGD ditugaskan. Dalam upaya itu, maka

pelibatan sarjana/guru yang berlatar belakang disiplin ilmu kependidikan

agama pada Program SM-3T dan Program GGD perlu dipertimbangkan pada

angkatan berikutnya.

Page 7: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 7

REKOMENDASI

Berdasarkan temuan penelitian, maka perlu direkomendasikan sebagai

berikut:

1. Kepada pihak terkait, Pemerintah Daerah, Dinas pendidikan dan

Kebudayaan, dan Kementerian Agama untuk melakukan koordinasi

dalam rangka pengangkatan guru agama di sekolah umum

2. Pengadaan dan pendistribusian buku-buku teks dan buku pegangan

guru, peningkatan sarana dan prasarana sekolah, kesejahteraan guru

agama utamanya tunjangan sertifikasi atau tunjangan guru untuk

daerah khusus (3T) sangat di butuhkan.

3. Program riset aksi dengan kegiatan KKN Nusantara yang di laksanakan

oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Agama, Badan

Litbang dan Diklat Kementerian Agama perlu dilanjutkan karena

sangat relevan dengan pemberdayaan guru-guru agama di daerah 3T.

4. Diperlukan keseriusan pengawas sekolah untuk melakukan pembinaan

dan pembimbingan di sekolah–sekolah yang berada di daerah 3T.

5. Memberikan kesempatan kepada guru agama dalam mengembangkan

SDM dan meningkatkan wawasan lewat diklat peningkatan kompetensi

dan kegiatan ilmiah;

6. Pelibatan sarjana/guru yang berlatar belakang disiplin ilmu

kependidikan agama pada program SM-3T dan program GGD perlu

dipertimbangkan pada angkatan berikutnya.

Page 8: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 8

LAPORAN HASIL PENELITIAN

PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA

DI DAERAH TERDEPAN, TERLUAR, DAN TERTINGGAL (3T)

TIM PENELITI

Bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan

Amiruddin (Koordinator), Abdul Rahman Arsyad,

Badruzzaman, Baso Marannu, Rosdiana

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam UUD 1945 pasal 31 ayat (3) yang telah diamandemen,

dinyatakan bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu

sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan

serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang

diatur dengan undang-undang. Untuk mewujudkan amanat tersebut,

Pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan, antara lain UU

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, UU Nomor 14

tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah No. 74

Tahun 2008 tentang Guru.

Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan wilayah yang sangat

luas dan heterogen baik secara geografis maupun sosiokultural, memiliki

berbagai permasalahan pendidikan, terutama pada daerah yang tergolong

terdepan, terluar, dan tertinggal (daerah 3T). Permasalahan pendidikan di

daerah 3T antara lain masalah kekurangan jumlah guru (shortage),

distribusi guru tidak seimbang (unbalanced distribution), kualifikasi guru

di bawah standar (under qualification), kompetensi guru yang masih

rendah (low competencies), serta ketidaksesuaian antara kualifikasi

Page 9: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 9

pendidikan dan bidang yang diampu (mismatched). Permasalahan lainnya

adalah angka putus sekolah yang masih relatif tinggi, angka partisipasi

sekolah yang rendah, sarana prasarana yang belum memadai, dan

infrastruktur untuk kemudahan akses pendidikan yang terbatas.

Sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, daerah

3T perlu dikelola secara khusus dan sungguh-sungguh, terutama dalam

mengatasi permasalahan-permasalahan pendidikan tersebut agar daerah 3T

dapat maju bersama dan sejajar dengan daerah lain. Oleh karena itu,

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi menaruh perhatian

khusus terhadap daerah 3T, mengingat daerah ini memiliki peran

strategis dalam memperkokoh ketahanan nasional dan keutuhan Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam rangka percepatan pembangunan pendidikan di daerah 3T,

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi mengembangkan

Program Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia (MBMI). Program MBMI

ini meliputi (1) Program Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi dengan

Kewenangan Tambahan (PPGT), (2) Program Sarjana Mendidik di Daerah 3T

(SM-3T), dan (3) Program Kolaboratif Pendidikan Profesi Guru SMK

Produktif (PPG Kolaboratif). Program tersebut merupakan sebagian

jawaban untuk mengatasi berbagai permasalahan pendidikan di daerah 3T.

Hal yang sama juga di lakukan oleh Kementerian Agama RI, Pada

tahun 2018 ini, Pusat Penelitian dan Pengembangan Agama Badan Litbang

dan Diklat Kementerian Agama bekerjasama dengan Perguruan tinggi (UIN,

IAIN, STAIN) memprogramkan KKN Nusantara, dimana peserta KKN di

tempatkan di daerah 3T (Terdepan, Terluar, Dan Tertinggal), tentu program

ini menarik patut untuk di apresiasi, walaupun belum ada tolak ukur

keberhasilannya, namun secara substansi program tersebut sudah ada

keberpihakan dengan daerah-daerah yang tergolong 3T.

Sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia

peningkatan mutu pendidikan di daerah 3T perlu dikelola secara khusus dan

sungguh-sungguh, utamanya dalam mengatasi permasalahan-

permasalahan tersebut, agar daerah 3T dapat segera maju bersama

sejajar dengan daerah lain. Hal ini menjadi perhatian khusus Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan, mengingat daerah 3T memiliki peran strategis

Page 10: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 10

dalam memperkokoh ketahanan nasional dan keutuhan Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

Dengan adanya fenomena permasalahan pendidikan di daerah 3T

secara terus menerus tentu akan menimbulkan kesenjangan yang begitu

besar dengan pendidikan yang ada didaerah perkotaan. Dan akan

mendorongmeningkatnya arus urbanisasi ke daerahperkotaan guna

mendapatkan pendidikanyang lebih baik. Kesenjangan yang terjadimasih

cukup tinggi jika dibandingkandengan kondisi di perkotaan

(PeraturanPresiden no 7 tahun 2005). Sedangkan didalam undang-undang

pasal 31 ayat 1menjelaskan bahwa setiap warga Negaraberhak mendapatkan

pendidikan, hal initentu harus di perhatikan kembali olehpemerintah dalam

pelaksanaaan pembangunan pendidikan di seluruhIndonesia supaya tidak

terjadi suatukesenjangan antar satu daerah dengandaerah yang lain guna

tercapai pemerataan pendidikan.

Pembangunan pendidikan merupakan salah satu prioritas utama

dalam agenda pembangunan nasional. Pembangunan pendidikan sangat

penting karena perannya yang signifikan dalam mencapai kemajuan di

berbagai bidang kehidupan (sosial, ekonomi, politik, dan budaya). Oleh

karena itu, pemerintah berkewajiban untuk memenuhi hak setiap warga

negara dalam memperoleh layanan pendidikan guna meningkatkan kualitas

hidup bangsa Indonesia sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945, yang

mewajibkan pemerintah bertanggung jawab dalam mencerdaskan kehidupan

bangsa dan menciptakan kesejahteraan umum. Kurang meratanya

pendidikan di Indonesia terutama akses memperoleh pendidikan bagi

masyarakat miskin dan terpencil menjadi suatu masalah klasik yang hingga

kini belum ada langkah-langkah strategis dari pemerintah untuk

menanganinya. Pembangunan pendidikan masih dihadapkan pada sejumlah

permasalahan terutama berkaitan dengan perluasan akses dan pemerataan

pendidikan pada jalur formal. (Badruzzaman dkk. tth: h.197) (Elektabilitas

Satuan Pendidikan Agama dan Keagamaan)

Permasalahan penyelenggaraan pendidikan, utamanya di daerah

3T antara lain adalah permasalahan pendidik, seperti kekurangan jumlah

(shortage), distribusi tidak seimbang (unbalanced distribution), kualifikasi di

bawah standar (under qualification), kurang kompeten (low competencies),

serta ketidaksesuaian antara kualifikasi pendidikan dengan bidang yang

diampuh (mismatched). Permasalahan lain dalam penyelenggaraan

Page 11: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 11

pendidikan adalah angka putus sekolah juga masih relatif tinggi, angka

partisipasi sekolah masih rendah, sarana prasarana belum memadai, dan

infrastruktur untuk kemudahan akses dalam mengikuti pendidikan

masing sangat kurang.

Sebagai bahan perbandingan Kebijakan Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan dalam rangka percepatan pembangunan pendidikan di

daerah 3T, adalah Program Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia.

Program ini meliputi (1) Pedoman | Program Sarjana Mendidik di Daerah 3T

2 Program Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi dengan Kewenangan

Tambahan (PPGT), (2) Program Sarjana Mendidik di daerah 3T (SM-3T),

dan (3) Program Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi Kolaboratif (PPGT

Kolaboratif). Program-program tersebut merupakan sebagian jawaban

untuk mengatasi berbagai permasalahan pendidikan di daerah 3T.

Program SM-3T sebagai salah satu Program Maju Bersama

Mencerdaskan Indonesia ditujukan kepada para Sarjana Pendidikan yang

belum bertugas sebagai guru (PNS/GTY), untuk ditugaskan selama satu

tahun di daerah 3T. Program SM-3T dimaksudkan untuk membantu

mengatasi kekurangan guru, sekaligus mempersiapkan calon guru

profesional yang tangguh, mandiri, dan memiliki sikap peduli terhadap

sesama, serta memiliki jiwa untuk mencerdaskan anak bangsa, agar

dapat maju bersama mencapai cita-cita luhur seperti yang diamanatkan oleh

para pendiri bangsa Indonesia. (Direktorat Pendidik dan Tenaga

Kependidikan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan. 2012:1-2).

Kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka

percepatan pembangunan pendidikan di daerah 3T, adalah Program Maju

Bersama Mencerdaskan Indonesia. Program SM-3T sebagai salah satu

Program Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia ditujukan kepada para

Sarjana Pendidikan yang belum bertugas sebagai guru (PNS/GTY), untuk

ditugaskan selama satu tahun di daerah 3T. Program SM-3T dimaksudkan

untuk membantu mengatasi kekurangan guru, sekaligus mempersiapkan

calon guru profesional yang tangguh, mandiri, dan memiliki sikap peduli

terhadap sesama, serta memiliki jiwa untuk mencerdaskan anak bangsa,

agar dapat maju bersama mencapai citacita luhur seperti yang diamanatkan

oleh para pendiri bangsa Indonesia. (Direktorat Pendidik dan Tenaga

Page 12: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 12

Kependidikan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan. 2012:7).

Sejalan dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan

Nasional pasal 5 ayat (1) menyatakan bahwa setiap warga Negara mempunyai

hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu, pasal 11 ayat

(1) menyatakan pemerintah wajib memberikan layanan dan kemudahan serta

menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga

Negara tanpa diskriminasi, termasuk pembaruan pelaksanaan pendidikan

agama dan akhlak mulia, yang merupakan salah satu pilar utama untuk

meujudkan pendidikan Nasional.Selanjutnya secara oprasional pemerataan

memperoleh pendidikan di rumuskan dalam kebijakan pembangunan di

bidang pendidikan pada tahun 2007 yang mencakup: pemerataan dan

perluasan akses pendidikan, peningkatan mutu, relevansi dan daya saing,

peningkatan tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan .

Secara kultural, pendidikan pada umumnya berada dalam lingkup

peran, fungsi dan tujuan yang tidak berbeda. Semuanya hidup dalam upaya

yang bermaksud mengangkat dan menegakkan martabat manusia melalui

transmisi yang dimilikinya, tertama dalam membentuk tranfer of knowlege

dan tranfer of values.Oleh Soyomukti (2015:22) pendidikan merupakan proses

tanpa akhir yang diupayakan oleh siapapun, terutama (sebagai penaggung

jawab) negara. Sebagai sebuah upaya untuk meningkatkan kesadaran dan

ilmu pengetahuan, pendidikan telah ada seiring dengan lahirnya peradaban

manusia. Pendidikan seumur hidup bermakna bahwa pendidikan adalah

bagian dari kehidupan itu sendiri. Pengalaman belajar dapat berlangsung

dalam segala lingkungan dan sepanjang hayat. Dari pendidikan segala

sesuatu dalam kehidupan yang meperngaruhi pembentukan berfikir dan

bentindak individu. Kurun waktu kehidupan yang panjang dan saling

berkaitan dengan perubahan-perubahan cara berfikir masyarakat juga turut

menjadi pembentukan individu.

Pendidikan nasional menggalakkan potensi individu secara

menyeluruh dan terpadu untuk mewujudkan insan yang seimbang dan

harmonis dari segi inteletual, rohani dan iman, berdesarkan kepada

kepercayaan dan kepatuhan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Memang adanya

penekanan pada pembentukan manusia seutuhnya baik jasmani maupun

rohani dalam sistem pendidikan nasional merupakakn ciri pendidikan agama.

karean itu, dalam kurikulum terpadu yang dimuat dalam kurikulum

Page 13: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 13

pendidikan maupun yang melekat pada setiap mata pelajaran sebagai bagian

dari pendidikan nilai. Oleh sebab itu, nilai-nilai agama akan selalu

memberikan corak dan warna pada pendidikan nasional di Indonesia.

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, pasal 12,

ayat (1) huruf a, mengamanatkan: “Setiap peserta didik pada setiap satuan

pendidikan berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama

yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama.” Bukan hanya di

sekolah negeri, juga di sekolah swasta, bahwa setiap siswa berhak

mendapatkan pelajaran agama sesuai dengan agamanya harus dipenuhi,

maka pemerintah berkewajiban menyediakan / mengangkat tenaga pengajar

agama untuk semua siswa sesuai dengan agamanya baik sekolah negeri

maupun swasta.

Penyelenggaraan sekolah umum dengan ciri keagamaan merupakan

hak masyarakat. UU No. 20 Tahun 2003, pasal 55 menegaskan: “Masyarakat

berhak menyelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat pada pendidikan

formal dan nonformal sesuai dengan kekhasan agama, lingkungan sosial, dan

budaya untuk kepentingan masyarakat.” Penyelenggaraan pelajaran agama di

sekolah sesuai dengan ciri keagamaan merupakan hak sekaligus kewajiban

sekolah yang diselengarakan oleh masyarakat.

PP No. 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan

Keagamaan, yang menyatakan bahwa pendidikan agama merupakan proses

pendidikan dan memberikan pengetahuan, membentuk kepribadian, sikap,

serta keterampilan para siswa dalam mengamalkan norma, nilai, serta ajaran

agamanya. Pendidikan agama ini sekurang-kurangnya dilaksanakan melalui

mata pelajaran ataupun kulian pada semua jenjang, serta semua jenis

pendidikan.

Penelitian terkait pendidikan agama yang diberikan kepada peserta

didik oleh penelitian Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Badan

Litbang dan Diklat tentang Indeks Pendidikan Agama di SMA (2016)

menemukan secara nasional angka layanan pendidikan agama sebesar 0,81

(untuk semua agama) di sekolah. Ini menunjukkan pemenuhan terhadap tiga

indikator utama atas ketersediaan layanan pendidikan agama belum penuh,

yakni: guru agama, sarana belajar agama, dan proses belajar mengajar.Angka

tersebut menurut penelitian ini belum mencakup kualitas atau mutu layanan

pendidikan agama. Jika dijabarkan pada tiga indikator tersebut, maka faktor

Page 14: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 14

yang paling rendah adalah ketersediaan sarana pembelajaran. Faktor tersebut

turut mempengaruhi keterpenuhan standar proses pembelajaran.

Pada beberapa sekolah, baik negeri maupun swasta, ketersediaan guru

sudah cukup baik. Artinya, sudah terpenuhi berdasarkan siswa beragama,

meskipun pada sekolah-sekolah lainnya masih belum

terpenuhi.Keterpenuhan layanan pendidikan agama pada sekolah negeri lebih

besar dibandingkan sekolah swasta. Ini menunjukkan perhatian pemerintah

termasuk pemerintah daerah terhadap layanan pendidikan agama di sekolah

negeri sudah cukup baik. Namun, masih kurang untuk sekolah swasta.

(http://balitbangdiklat.kemenag.go.id/posting/read/1637-Indeks-Pendidikan-

Agama-di-SMA.

Berdasarkan beberapa uraian di atas, maka, penelitian ini diharapkan

dapat memberikan masukan pada Kementerian Agama tentang KKN

Nusantara yang telah diprogramkan oleh Badan Litbang dan Diklat,

khusunya Pusat Penelitian Pendidikan agama dan Keagamaan, kemudian jika

mereka telah menyelesaikan studinya (Sarjana) terutama sarjana Tarbiyahdan

akan mengajar di daerah 3T, maka penelitian ini dapat dijadikan rujukan

untuk kebijakan-kebijakan yang akan dibuat oleh Kementerian Agama.

Masalah Penelitian

Masalah penelitian adalah Bagaimana Penyelenggaraan Pendidikan

Agama di daerah Terdepan, Terluar dan tertinggal (3T). kemudian dituangkan

dalam beberapa pertanyaan penelitian:

1. Seperti Apa Pelaksanaan Pendidikan Agama di Daerah Terdepan, Terluar,

dan Tertinggal (3T)?

2. Bagaimana Proses Pembelajaran Pendidikan Agama pada satuan

pendidikan di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T)?

3. Apa faktor pendukung dan penghambat Pendidikan agama di Daerah

Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T)?

Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah ingin mengetahui bagaimana

implementasian Pendidikan Agama pada daerah 3T (Terdepan, Terluar dan

tertinggal) terutama yang telah Implementasi Pendidikan Agama di daerah 3T

Page 15: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 15

oleh Kementerian Agama. Sedangkan secara khusus tujuan yang ingin

dicapai adalah:

1. Mengetahui Implementasi Pendidikan Agama di Daerah Terdepan,

Terluar, dan Tertinggal (3T)?

2. Mengetahui Proses Pembelajaran Pendidikan Agama pada pendidikan

Dasar di daerah 3T sehingga ada solusi konstruktif untuk program

Pendidikan di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T)?

3. Mengetahui Faktor yang mempengaruhi pendidikan agama di Daerah

Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T) untuk mensukseskan program

pemerintah dalam hal Pendidikan agama di Indonesia.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi acuan bagi lembaga unit

teknis, terdiri dari: Direktur Pendidikan Agama Islam sebagai bahan untuk

melalukan kebijakan terhadap program peningkatan mutu pendidikan agama

ke depan. Kanwil Kementerian Agama sasaran penelitian yang hasilnya

nantinya akan ditindak lanjuti berdasarkan temuan penelitian yang

dilakukan nantinya. Pusdiklat Teknis dan Balai Diklat Keagamaan melakukan

program-program kediklatan yang berbasis penelitian terutama untuk guru-

guru yang mengajar di daerah 3T.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kriteria Daerah Terluar, Terdepan, Tertinggal

Pendidikan di Indonesia mendefinisikan wilayah pedalaman sebagai

daerah khusus yang ditetapkan melalui Permendikbud No. 34 Tahun 2012

tentang kriteria daerah khusus dan pemberian tunjangan khusus bagi guru.

Daerah khusus, yaitu: a) daerah yang terpencil atau terbelakang, b) daerah

dengan kondisi masyarakat adat yang terpencil, c) daerah perbatasan dengan

negara lain, d) daerah yang mengalami bencana alam, bencana sosial, atau

daerah yang berada dalam keadaan darurat lain; dan/atau, e) pulau kecil

terluar. Penjelasan mengenai definisi wilayah pedalaman atau daerah khusus

lebih terperinci diuraikan pada pasal dua, yaitu :

Page 16: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 16

a. Kriteria daerah yang terpencil atau terbelakang sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 1 huruf a adalah sebagai berikut :

1. Akses transportasi sulit dijangkau dan mahal disebabkan oleh tidak

tersedianya jalan raya, tergantung pada jadwal tertentu, tergantung pada

cuaca, satu-satunya akses dengan jalan kaki, memiliki hambatan dan

tantangan alam yang besar;

2. Tidak tersedia dan/atau sangat terbatasnya layanan fasilitas umum,

fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas listrik, fasilitas informasi

dan komunikasi, dan sarana air bersih; dan/atau

3. Tingginya harga-harga dan/atau sulitnya ketersediaan bahan pangan,

sandang, dan papan atau perumahan untuk pemenuhan kebutuhan

hidup.

a. Kriteria daerah dengan kondisi masyarakat adat yang terpencil

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf b adalah adanya resistensi

masyarakat lokal terhadap perubahan nilai-nilai budaya, sosial, dan adat

istiadat. Kriteria daerah perbatasan dengan negara lain sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 1 huruf c adalah sebagai berikut:

1. Sebagai kawasan laut dan kawasan daratan pesisir yang berbatasan

langsung dengan negara tetangga yang meliputi Batas Laut Teritorial

(BLT), Batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), Batas Landas Kontinental

(BLK), dan Batas Zona Perikanan Khusus; dan/atau

2. Sebagai kawasan perbatasan darat yang berbatasan langsung dengan

negara tetangga.

b. Kriteria daerah yang mengalami bencana alam, bencana sosial, atau daerah

yang berada dalam keadaan darurat lain sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 1 huruf d adalah sebagai berikut:

1. Minimnya fasilitas perlindungan keamanan, baik fisik maupun

nonfisik;

2. Hilangnya fasilitas sarana pelayanan umum berupa fasilitas

pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas listrik, fasilitas informasi dan

komunikasi, dan sarana air bersih; dan/atau

Page 17: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 17

3. Ditetapkan sebagai daerah bencana alam, bencana sosial, atau daerah

yang berada dalam keadaan darurat lain oleh pejabat Pemerintah yang

berwenang.

c. Kriteria pulau kecil terluar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf

e adalah pulau dengan luas area kurang atau sama dengan 2000 Km²

(dua ribu kilometer persegi) yang memiliki titik-titik dasar koordinat

geografis yang menghubungkan garis pangkal laut kepulauan sesuai

dengan hukum Internasional dan Nasional.

Gambaran mengenai definisi pedalaman di atas, menunjukkan bahwa

untuk menjadi guru di wilayah pedalaman tentunya memiliki banyak

tantangan dibandingkan dengan guru-guru yang bertugas di wilayah

perkotaan, tantangan mendasar yang harus dihadapi, yaitu : 1) kondisi

internal, yang terdiri atas upaya pemenuhan kebutuhan hidup, kesempatan

untuk pengembangan karir, dan peningkatan kesejahteraan guru menjadi

suatu hal yang menyulitkan; (2) kondisi eksternal, yang terdiri dari sulitnya

akses informasi, komunikasi, transportasi, dan jalan yang menjadi kendala

atau masalah.

Pendidikan Agama

Salah satu perubahan paradigma pendidikan, khususnya dalam

pembelajaran tersebut adalah orientasi yang semula berpusat pada guru

(teacher centered eduacation) beralih berpusat pada murid (student centered

education) Haedari (2010:2).

Kaitan Pendidikan Agama di daerah 3T (Terluar, Terdepan, tertinggal)

menarik jika dihubungkan dengan pendapat Durkheim dalam Kadir Ahmad,

dkk (2010:1) Pemenuhan kebutuhan atas agama dapat meningkatkan derajat

dan kualitas kemanusiaan seseorang dan sekaligus mendinamisasi suatu

masyarakat menuju peradaban yang agung. Emil Durkheim (turner, 1981:80)

mengatakan bahwa fungsi agama adalah untuk menyatukan spiritualitas

manusia dengan yang sakral untuk membnangun moralitas tunggal.

Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha

manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan

atau paedagogik berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan

sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa (Hasbullah, 2006:1).

Page 18: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 18

Pendidikan Agama dalam bingkai Ideologi negara dan misi jangka panjang

pembangunan nasional menempati enam posisi strategik yang diharapkan

mampu mewarnai dinamika pembangunan bangsa Indonesia. (Haedar,

2010:ix)

Sementara agama memiliki kedudukan yang penting dalam pendidikan

nasional. Dalam tujuan pendidikan nasional: “Pendidikan Nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa

yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan

untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.” (UU 20/2003, pasal 3).

Dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003, pasal 37 ayat 1 dan 2

bahwa pendidikan agama merupakan mata pelajaran wajib di dalam

kurikulum pendidikan dasar, menengah dan tinggi. “(1) Kurikulum

pendidikan dasar dan menengah wajib memuat: (a) pendidikan agama, (b)

pendidikan kewarganegaraan, (c) bahasa, (d) matematika, (e) ilmu

pengetahuan alam, (f) ilmu pengetahuan sosial, (g) seni dan budaya, (h)

pendidikan jasmani dan olah raga, (i) keterampilan/kejuruan, dan (j) muatan

lokal. (2) Kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat: (a) pendidikan agama,

(b) pendidikan kewarganegaraan, (c) bahasa.”

Pengembangan kurikulum: Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang

pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan

memperhatikan: (a) peningkatan iman dan takwa, (b) peningkatan akhlak

mulia, (c) peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik, (d)

keragaman potensi daerah dan lingkungan, (e) tuntutan pengembangan

daerah dan nasional, (f) perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni,

(g) agama, (h) dinamika perkembangan global, (i) persatuan nasional dan

nilai-nilai kebangsaan.” (UU 20/2003, pasal 36).

Implementasi pendidikan agama pada satuan pendidikan setidaknya

haruslah didasarkan pada standar yang telah ditetapkan yang oleh

pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005

tentang standar nasional pendidikan. Standar tersebut merupakan kriteria

minimal tentang sistem pendidikan nasional. Lingkup standar tersebut

meliputi: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar

Page 19: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 19

pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar

pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian. Fungsi dari standar

tersebut adalah sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan

pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang

bermutu.

Peningkatan kualitas pembelajaran pada satuan pendidikan tentunya

didasarkan pada standar proses pembelajaran. Menurut Thobroni

pembelajaran membutuhkan sebuah proses yang disadari yang cenderung

bersifat permanen dan mengubah perilaku. Pada proses tersebut terjadi

pengingatan informasi yang kemudian disimpan dalam memori dan organisasi

kognitif. Selanjutnya, keterampilan tersebut diwujudkan secara praktis pada

keaktifan siswa dalam merespons dan bereaksi terhadap peristiwa-peristiwa

yang terjadi pada diri siswa maupun lingkungannya (Thobroni, 2016:17).

Standar proses sebagaimana dijelaskan pada PP Nomor 19 Tahun 2005

pasal 19-24 meliputi perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan pengawasan

kegiatan pendidikan.

Pendidikan agama merupakan bagian tak terpisahkan dari

pembaharuan dan pembangunan pendidikan nasional: “Pembaharuan sistem

pendidikan nasional memerlukan strategi tertentu. Strategi pembangunan

pendidikan nasional dalam undang-undang ini meliputi: (1) pelaksanaan

pendidikan agama serta akhlak mulia. Kelembagaan pendidikan agama.

Selain pendidikan agama, di dalam sistem pendidikan nasional pemerintah

dan/atau kelompok masyarakat dapat menyelenggarakan pendidikan

keagamaan yang berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota

masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya

dan/atau menjadi ahli ilmu agama. (UU 20/2003, pasal 30/2).

Berdasarkan hal tersebut pendidikan agama menjadi penting untuk

diberikan hal ini terlihat dari berbagai kebijakan yang tertuang dalam

perundang-undangan dan berbagai kebijakan yang mengatur tentang

bagaimana pendidikan agama tersebut dijalankan dan implementasikan

kepada peserta didik khususnya dalam satuan pendidikan.

Penelitian Sebelumnya

Penelitian sebelumnya tentang daerah 3T ini, diantaranya Gigantara

(2016:1-10), meneliti tentang Faktor-faktor yang memengaruhi partisipasi

Page 20: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 20

alumni Jurusan Pendidikan Ekonomi dalam mengikuti program SM-3T, dari

hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa ada 6 (enam) faktor yang

memengaruhi partisipasi mereka yakni (1) Kemauan; (2) Kemampuan; (3)

Kesempatan; (4) Status Sosial; (5) Program Kegiatan dan (6) Keadaan Alam,

dari keenam faktor tersebut, disimpulkan bahwa faktor Kemauan menjadi

faktor dominan untuk berpartisipasi mengikuti program SM-3T.

Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yusuf (2003:120-127)

menyimpulkan bahwa efektifitas dan efisiensi sekolah di daerah terpencil

yang menjadi problem adalah manajemen sekolah itu sendiri, untuk itu

disarankan menggunakan manajemen sekolah secara mandiri. Penelitian ini

cukup beralasan mengingat beberapa sekolah di daerah 3T memiliki

keterbatasan dalam berbagai hal, terutama daya dukung sarana dan

prasarana.

Suciati, Ariningsih. 2016. Dalam penelitian, penulis memberikan solusi

tentang pentingnya kurikulum pendidikan yang memiliki muatan kebangsaan

dan nilai-nilai kejuangan berbasis karakter dan life skill berjiwa bela negara

dengan memperhatikan keunggulan lokal yang dimiliki daerah perbatasan

dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia khususnya

didaerah 3T dan perbatasan.

Aylin, A’ing. 2015. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa

pembangunan pada bidang pendidikan di daerah perbatasan Kecamatan

Kayan Hulu mengalami kekurangan tenaga pendidik dibeberapa sekolah

dalam penempatan pendidik di setiap sekolah belum merata. Dari rekrutmen

pendidik sistem yang digunakan adalah pendidik mengikuti tes CPNS, untuk

tenaga kontrak mengikuti tes yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan

sementara untuk honorer langsung member permohonan lamaran kerja ke

sekolah. Dalam pemberian bantuan ini sangat tidak diimbangi dengan

pembimbingan dan pembekalan manajemen pengelolaan yang baik dan tepat

guna dan jumlah bantuan yang diberikan belum cukup untuk memenuhi

semua kebutuhan sekolah yang ada didaerah perbatasan karena dipengaruhi

oleh kondisi daerah yang jauh.

Lia Rosliana, dkk. 2015. Kesimpulan dari kajian ini adalah terdapat

tiga buah inovasi yang ada di perbatasan Kalimantan Utara yaitu: sekolah

tapal batas, sekolah filial serta sarjana mengajar. Rekomendasi model inovasi

Page 21: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 21

yang dapat diterapkan diperbatasan meliputi inovasi lingkup guru, siswa dan

sosial masyarakat, inovasi lingkup fasilitas, dan inovasi lingkup kurikulum.

Lantip Diat Prosojo, dkk. 2017. Penelitian ini menyimpulkan bahwa

manajemen kurikulum yang diselenggarakan oleh Universitas Negeri

Yogyakarta untuk program SM-3T telah sesuai dengan aturan yang

diberlakukanoleh pemerintah pusat dan memiliki dampak yang baik bagi

peserta.

Bejo. 2016. Pendampingan guru dengan SUPERDIKSON (Supervisi,

Diskusi dan Konsultasi) dirasakan efektif dan efesien dalam pencapaian

tujuannya. Dengan demikina jika pengawas sekolah melakukan

pendampingan dengan supervisi yang artistic, dilanjutkan dengan diskusi dan

memberikan ruang kepada guru untuk konsultasi dengan berbagai cara

langsung tidak langsung, dengan memanfaatkan media komunikasi yang ada

akan cepat meningkatkan kemampuan guru. Dengan demikian dapat ditarik

kesimpulan bahwa pendampingan pembelajaran kolaboratif melalui

superdiskon (supervisi,diskusi, dan konsultasi) dapat meningkatkan mutu

pendidikan di daerah 3T.

Asis Wahyudi, dkk. 2016. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

karakter siswa di dearh terdepan, terluar, dan tertinggal adalah kurangnya

rasa cinta tanah air, kerja keras, kreatif, tanggung jawab, disiplin dan gemar

membaca. Pembelajaran berbasis karakter yang tepat diterapkan bagi siswa di

daerah 3T adalah pengintegrasian pendidikan karakter dalam budaya sekolah

dan mata pelajaran, seperti peningkatan rasa cinta tanah air melalui

penggunaan Bahasa Indonesia yang baikdan benar dalam setiap

pembelajaran dan selalu memulai pembelajaran dengan menyanyikan lagu

nasional. Adapun rendahnya karakter kerja keras dapat ditingkatkan melalui

pemberian motivasi tentang pentingnya belajar dan sekolah bagi masa depan

siswa.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan Metode

kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha memberikan

gambaran secara sistematis dan cermat fakta-fakta faktual dan sifat-sifat

Page 22: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 22

populasi tertentu (Zuriah, 2005:14). Penelitian deskritif dapat disebut juga

penelitian ekploratif yaitu untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai sesuatu

fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah

variabel yang berkenaan dengan masalah atau unit yang diteliti. (Faisal,

1999:200). Penelitian ini akan menggambarkan fakta-fakta atau kenyataan

sosial mengenai pelaksanaan pendidikan agama di daerah 3T.

Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah dengan memilih salah satu Pendidikan

Dasar (SD/MI) dan atau pendidikan menengah (SMP/MTs, MA/SMA) yang

berada di daerah 3T yang dimasudkan, sasarannya adalah Guru Pendidikan

Agama di sekolah sekolah umum serta guru Agama di MI/MTs/MA.

Pemilihan lokasi Penelitian tentang pendidikan Agama di di daerah 3T,

berdasarkan wilayah kerja Balai Litbang Agama Makassar, kemudian

relevansinya dengan jumlah peneliti dan judul ditetapkan lima Provinsi yakni

1) Papua Barat; 2) Kalimanta Utara; 3) Kalimantan Timur; 4) Maluku; dan 5)

Sulawesi Utara. Dari ke lima lokasi menjadi wilayah kerja tersebut, penulis

mendapat tugas di Provinsi Maluku dengan memilih Kabupaten Buru sebagai

lokasi peneltian.

Penentuan Subyek Penelitian

Sebagaimana yang dituliskan oleh Sugiyono (2007:2015-20160, dalam

penelitian kualtitatif tidak menggunakan istilah populasi tapi oleh Spardley

dinamakan “social situation” atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen

yaitu: Tempat (place), pelaku (actors), aktifitas (actifity) yang berinteraksi

secara sinergis.

Penentuan subyek dipilih berdasarkan teknik snowball dengan

mencari informan kunci, dalam hal ini adalah mereka yang pernah

mengajarkan pendidikan agama pada beberapa tingkatan yang menjadi

sasaran penelitian yang dimaksud.

Sumber Data

Data penelitian terdiri data primer dan data sekunder. Data primer

diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan informan yang terkait

dengan penelitian seperti Guru Agama, kepala sekolah/madrasah, pengurus

komite sekolah/madrasah atau orang tua siswa, guru, dan tokoh masyarakat

Page 23: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 23

atau pemerhati pendidikan di daerah 3T. Data sekunder adalah data-data

pendukung penelitian yang diperoleh secara tidak langsung dari informan,

biasanya dalam bentuk dokumen-dokumen atau artikel-artikel yang terkait

penelitian, seperti data sekolah/madrasah dari Kantor Kementerian Agama

dan Kementerian Pendidikan Nasional setempat atau data gambaran lokasi

penelitian dari Badan Pusat Statistik setempat.

Instrumen penelitian terdiri atas pedoman wawancara. pedoman

wawancara dipergunakan untuk menjaring data primer berkaitan dengan

data-data pendukung penelitian yang menjawab pelaksanaan Pendidikan

Agama ada daerah 3T di Kawasan Timur Indonesia? dan proses pembelajaran

Pendidikan Agama pada pendidikan Dasar di daerah 3T?

Teknik Analisa Data

Data yang terkumpul dianalisis dengan mengunakan jenis analisis

deskriftif kualitatif untuk mendeskripsikan secara mendalam dari tujuan

penelitian. Penelitian ini merupakan kajian sosiologi pendidikan agama mikro

dengan mengamati pelaksanaan pendidikan agama pada satuan pendidikan

tertentu (di sekolah) hingga pelaksanaannya di kelas. Tentu yang dilihat

adalah gejala-gejala sosiologis pendidikan dalam perspektif pendidikan agama

di sekolah 3T tersebut.

Menurut Miles and Huberman (1984) mengemukakan bahwa aktivitas

dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

terus menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh, aktifitas

tersebut adalah data reduction, data display, dan Conclution

drawing/verification dalamSugiyono (2007:246).

Tahapan Kegiatan

Kegiatan yang dimaksud dalam tahapan penelitian tersebuit sebagai

berikut: (1) Rapat Persiapan; (2) Penyusunan dan Pembahasan Desain

Operasional dan Instrumen Pengumpulan Data (IPD); (3) Penjajakan

Lapang/Uji Coba IPD; (4) Pembekalan dan Penyiapan Administrasi; (5)

Pengumpulan Data Lapangan; (6) Pengolahan Data; (7) Penyusunan Laporan

Hasil Penelitian; (8) Pra seminar; (9) Seminar; (10) Evaluasi Kegiatan dan

Pembahasan draftExecutiveSummary; (11) Penggandaan Laporan.

Menyikapi Surat Edaran Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian

Agama Nomor 1 tahun 2018, tentang Surat keputusan Nomor 32 Tahun

Page 24: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 24

2018, serta Petunjuk Teknis Nomor 46 tahun 2017 yang mengatur tentang

pelaksanaan Penelitian di lingkungan Badan Litbang dan Diklat Kementerian

Agama RI. Maka Bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan menyampaikan

beberapa pertimbangan berdasarkan Penelitian, khususnya pada penelitian

ini tahapan serta aktifitas yang dilakukan sebagai berikut:

TAHAPAN WAKTU KETERANGAN

PENJAJAKAN

LAPANG

(FIELD RESEARCH)

7 HARI

(Sesuai Teknis

Nomor 46 tahun

2017)

• Identifikasi Faktual Obyek Penelitian

• Penelusuran Data – Data Pendukung

• Pengembangan dan Penyesuaian Instrumen

• Identifikasi Informan Kunci

• Observasi Kondisi Demografi, Sosial Fokus dan

Lokus Penelitian

• Observasi Faktual Stakeholder

PENELITIAN

LAPANG

18 HARI

(Sesuai Teknis

Nomor 46 tahun

2017)

• Pengumpulan Data

• Observasi

• Focus Group Discussion (FGD)

• Reduksi Data

• Penyajian Data

• Verifikasi data (Awal)

• Penelusuran Pustaka Lokal yang berkaitan

dengan Kebijakan Lokal

• Pembimbingan dan Monitoring

• Diskusi Implikasi Temuan Awal dgn Stakeholder

Page 25: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 25

PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA

DI DAERAH TERDEPAN, TERLUAR, DAN TERTINGGAL (3T)

DI KECAMATAN WAPLAU, KABUPATEN BURU

Amiruddin

email: [email protected]

Peneliti pada Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Jl. A. P. Pettarani No. 72 Makassar

Abstrak Penelitian ini mendalami pelaksanaan pendidikan agama di sekolah sebagai bahan

pertimbangan jika Kementerian Agama membuat kebijakan di bidang pendidikan di daerah 3T.

Tujuan penelitian ini untuk memotret pelaksanaan, proses, pendukung dan penghambat

pembelajaran pendidikan agama di Kabupaten Buru dengan mengambil lokasi di Kecamatan

Waplau sebagai daerah 3T. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang difokuskan

pada tiga (3) lembaga pendidikan yaitu SMPN 36 Buru dan SDN 6 Waplau yang terletak di

Dusun Miskoko, dan MTs Al-Khairaat Lamahang. Masalah penelitian ini adalah “Bagaimana

Penyelenggaraan Pendidikan Agama di Daerah 3T. Teknik pengumpulan data berupa

wawancara, observasi, dan studi dokumentasi.

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pelaksanaan pendidikan agama Kristen belum

berjalan secara maksimal karean ketertersediaan guru agama Kristen. Pelaksanaan pendidikan

agama hanya dilakukan oleh pendidik yang seagama dengan peserta didik berdasarkan

instruksi dan penunjukan oleh kepala sekolah. Proses pembelajaran pendidikan agama

dilaksnakan dengan menggunakan K13. Dalam proses pembelajaran pendekatan dan metode

yang dipakai masih bersifat konvensional, sedangkan fasilitas kegiatan keagamaan yang

dimiliki sekolah yang berada di daerah 3T serba kekurangan tidak sama dengan sekolah yang

ada diperkotaan. Bentuk dan jenis evalusai yang diberikan secara tertulis dan tidak tertulis

(lisan) yang dilaksanakan pada tengah dan akhir semester. Selain itu evaluasi diberikan dalam

bentuk tugas-tugas kegiatan intra kurikuler. Faktor pendukung pelaksanaan pendidikan agama

meliputi; Kondisi sosial Masyarak yang kondusif, keterlibatan tokoh agama dan tokoh

masayarak, kegiatan keagamaan di luar sekolah, peran Guru Garis Depan, dan dukungan

masyarakat dan pemerintah. Sedangkan faktor penghambatnya meliputi; Tidak tersedianya

guru agama (Kristen), kurangnya sumber belajar, sarana dan prasarana pendukung, peran

orang tua dalam pembinaan keagamaan masih rendah.

Kata Kunci: Pelaksanaan, Proses Pembelajaran, Pendidikan Agama, Kabupaten

Buru.

Page 26: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 26

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kabupaten Buru sebagai Daerah Tertinggal

Kabupaten Buru adalah merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi

Maluku dengan ibukota Kabupaten Namlea. Untuk sampai ke kabupaten ini

hanya ada dua jalur transportasi yang tesedia yang pertama, transportasi laut

dengan menggunakan kapal cepat (durasi 4 jam), atau mengunakan Kapal

Peri (durasi 8 jam). Kedua menggunakan transportasi Udara. Wings Air

adalah Satu-satunya pesawat yang bisa mengantar kita ke Kabupaten Buru

dengan durasi waktu ± 30 menit saja itupun hanya satu kali penerbangan

dengan jadwal rutin setiap hari dan berangkat pada pagi hari jam 06.30.

Nama lain dari Kabupaten Buru dikenal dengan julukan “BUPULO” ,

hal ini ditandai dengan beberapa program Pemerintah Daerah yang memakai

ikon Bupulo sebagai perekat masyarakat. Program tesebut adalah “GELORA”

yaitu Gerakan Masyarakat Bupulo Magrib Mengaji, dan “GENCAR” Gerakan

Bupulo Gemar Membaca. Upaya dan harapan Pemerintah Daerah (PEMDA)

Kabupaten Buru dalam meningkatkan kualitas religiusitas masyarakatnya

(Islam) dan peningkatan kualitas pendidikannya agar bisa sejajar dengan

daerah lain, dapat terealisasi dari kedua program ini.

Kabupaten Buru juga dikenal dengan penyuplai produksi minyak kayu

putih di Provinsi Maluku, maka tidak heran mata pencaharian masayarakat

asli Kabupaten Buru adalah petani dan penyuling minyak kayu putih yang di

produksi secara tradisonal, tempat penylingannya bernama Ketel. Dominan

Ketel (tempat Penyulingan minyak kayu putih) bukan milik masyarakat

setempat tetapi milik para pemilik modal (orang Cina). Bahkan hampir

sebagian wilayah yang ditanami pohon kayu putih ternyata sudah menjadi

milik dari pada keturunan cina yang ada di Kabupaten Buru. Bisa

dibayangkan bahwa masyarakat setempat hanya sebagian kecil saja yang

menjadi pemiliki lahan. Dominan masyakarat hanya sebagai pekerja saja.

Luas wilayah daratan Kabupaten Buru 7.595,58 km2, dan secara

administratif terdiri dari 10 wilayah kecamatan. Luas daratan masing-masing

kecamatan yaitu: Kecamatan Namlea (951,15 km2), Waeapo (102,50 km2),

Waplau (585,23 km2), Batabual (108,60 km2), Teluk Kaiely (141,08 km2),

Waelata (234,50 km2), Lolong Guba (457,02 km2), Lilialy (481,50 km2), Air

Page 27: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 27

Buaya (1.702,35 km2), serta Fena Laisela (2.832,65 km2). (BPS. Kabupaten

Buru 2017)

Gambaran Umum Lembaga Pendidikan di Daerah 3T

Kondisi Pendidikan di Kabupaten Buru

Berdasarakan Peraturan Presiden Nomor 131 Tahun 2015 tentang

Penetapan Dearah Tertinggal Tahun 2015 – 2019 khusus di Provinsi Maluku

dari hasil rilis dalam Perpres tersebut menyebutkan bahwa terdapat 8

Kabupaten di Provinsi Maluku yang masuk dalam zona atau kategori daerah

tertinggal, salah satunya adalah Kabupaten Buru yang menjadi lokasi

penelitian ini. Adapun nama ke 8 kabupaten diantaranya: 1. Kabupaten

Maluku Tenggara Barat, 2. Maluku Tengah, 3. Kepulauan Aru, 4. Seram

Bagian Barat (SBB), 5. Seram Bagian Timur (SBT), 6. Maluku Barat Daya, 7.

Buru Selatan, dan 8. Kabupaten Buru.

Sedikit mengulas tentang Kabupaten Buru yang menjadi lokasi

penelitian ini dengan sasaran pada salah satu Kecamatan yaitu Kecamatan

Waplu tepatnya di Susun Miskoko Desa Lamahang. Kabupaten Buru memliki

10 Kecamatan termasuk Kecamatan Waplau. Dari 10 kecamatan tersebut

yang masuk dalam kategori kecamatan Terluar, Terdepan, dan Tertinggal (3T)

sebanyak 7 kecamatan yaitu Airbuaya, Batabual, Fena Leisela, lolong Guba,

Teluk Kaeyeli, Waelata, dan Waplau. Sedangkan untuk Kecamatan Namlea,

Waeapo, dan Lilialy tidak termasuk dalam kategori kecamatan 3T.

Persebaran lembaga pendidikan pada jenjang Sekolah Menengah Atas

(SMA) di Kabupaten Buru yang diperoleh dari instansi terkait yaitu Kantor

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku persebarannya

tidak merata di setiap Kecamatan, terdapat dua kecamatan yang belum

memiliki lembaga pendidikan pada jenjang SMA baik sekolah Negeri maupun

Swasta yaitu Kecamatan Fena Laisela dan Kecamatan Teluk Kaiely. Data

terkait dapat di lihat pada tabel 1 di bawah ini:

Page 28: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 28

Tabel 1

Persebaran Satuan Pendidikan Tingkat SMA

Kabupaten Buru Berdasarkan Status Sekolah Per Kecamatan

No Kabupaten Tingkat SMA

Negeri Swasta Jml

1 Air Buaya 1 1 2

2 Bata Bual 2 - 2

3 Fena Laisela - - -

4 Lilialy 1 - 1

5 Lolong Guba 1 - 1

6 Namlea 3 - 3

7 Teluk Kaiely - - -

8 Waeapo 1 - 1

9 Waelata 1 - 1

10 Waplau 3 - 3

Jumlah 13 1 14

Sumber: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Prov. Maluku Tahun 2017 – 2018

Data tentang persebaran lembaga pendidikan pada jenjang Sekolah

Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) diperoleh dari Kantor

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Buru dengan

persebaran hampir merata disetiap kecamatan, hal ini dapat disimak pada

tabel 2 berikut ini:

Tabel 2

Persebaran Satuan Pendidikan Tingkat SD dan SMP

Kabupaten Buru Berdasarkan Status Sekolah Per Kecamatan

No Kabupaten Jenjang SD Jenjang SMP

Negeri Swasta Jumlah Negeri Swasta Jumlah

1 Air Buaya 12 2 14 9 - 9

2 Bata Bual 6 3 9 4 - 4

3 Fena Laisela 21 3 24 7 1 8

4 Lilialy 4 4 8 3 - 3

5 Lolong Guba 20 4 24 3 1 4

6 Namlea 12 5 17 6 1 7

7 Teluk Kaiely 5 1 6 2 - 2

8 Waeapo 10 - 10 4 - 4

9 Waelata 14 1 15 4 - 4

10 Waplau 10 7 17 4 1 5

Jumlah 114 30 144 46 4 50

Disamping data persebaran lembaga pendidikan umum, juga terdapat

lembaga pendidikan agama dalam bentuk madrasah seperti Madrasah

Ibtidaiyah (MA), Madrasah Tsanawiyah (MTs) maupun Madrasah Aliyah (MA)

yang di kelola oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten Buru. Perolehan

data persebaran madrasah di Kabupaten Buru melalui Seksi Pendidkan Islam

Page 29: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 29

(Pendis). Dominan penggelolaan madrasah dalam bentuk yayasan, sehingga

hampir seluruh madrasah statusnya swasta, hanya terdapat satu (1)

madrasah yang bersatus negeri yaitu pada jenjang Madrasah Ibtidaiyah (MI)

yang berlokasi di Kecamatan Waeapo. Berikut ini akan disajikan laporan

tentang persebaran Satuan Pendidikan Agama sebagai berikut:

Tabel 2

Persebaran Satuan Pendidikan Tingkat MI, MTs, dan MA

Kabupaten Buru Berdasarkan Status Madrasah Per Kecamatan

No Kabupaten Jenjang MI Jenjang MTs Jenjang MA

Negeri Swasta Jumlah Negeri Swasta Jumlah Negeri Swasta Jumlah

1 Air Buaya - 1 1 - 1 1 - - -

2 Bata Bual - 1 1 - 1 1 - - -

3 Fena Laisela - - - - 1 - - - -

4 Lilialy - 1 1 - 1 1 - 1 1

5 Lolong Guba - 1 1 - 1 1 - - -

6 Namlea - 1 1 - 2 2 - 2 2

7 Teluk Kaiely - - - - - - - - -

8 Waeapo 1 1 2 - 2 2 - 1 1

9 Waelata - 3 3 - 2 2 - 1 1

10 Waplau - - - - 1 1 - - -

Jumlah 1 9 10 0 12 12 0 5 5

Sumber: Kementerian Agama Kabupaten Buru Tahun 2017 – 2018

Kondisi Pendidikan di Kecamatan Waplau

Di kecamatan Waplau sarana pendidikan sudah tersedia mulai dari

Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA). Berdasarkan

data BPS Kecamatan Waplau dalam Angka Tahun 2017 melansir data sekolah

Tingkat pendidikan Sekolah Dasar terdapat sebanyak 17 sekolah (10 Negeri

dan 7 swasta) yang telah tersedia diseluruh desa dengan jumlah siswa 2.225

orang dan jumlah guru sebanyak 148 orang. Terdapat 6 Sekolah Menengah

Pertama (5 Negeri dan 1 swasta) yang tersebar pada empat desa yaitu

Waepotih, Hatawano, Waeura, Waplau, dan Lamahang. Dengan jumlah siswa

sebanyak 961 orang dan jumlah guru sebanyak 77 orang Sedangkan Sekolah

Menengah Atas terdapat 2 buah sekolah yang berada di desa Ibu Kota

Kecamatan (Desa Waplau) dan Desa Waipotih dengan jumlah siswa sebanyak

858 orang dan jumlah guru sebanyak 43 orang.

Desa Lamahang, secara administratif memiliki 1 Dusun yaitu Miskoko

dan 2 RW dan 6 RT dengan jumlah penduduk tahun 2017 sebanyak 1.702

jiwa, memiliki komposisi penduduk terbesar ke dua setelah desa Waplau yang

merupakan ibukota Kecamatan. Penduduk Besa Lamahang mayoritas

pemeluk agama Islam kemudian agama Kristen dan terdapat beberapa warga

Page 30: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 30

yang masih menganut kepercayaan animisme atau agama adat (suku anak

dalam) yang biasa disebut “Alifuru”.

Lembaga pendidikan di Desa Lamahang terdiri dari Sekolah Dasar

sebanyak 3 lembaga yaitu, SD Swasta Al-Hilaal Lamahang, SDN 6 Waplau

(Miskoko), dan SDN 7 Waplau (Waelesi), dengan jumlah siswa sebayak 343,

dan jumlah guru 88 orang. Pada jenjang SMP/MTs juga terdapat 2 lembaga

yaitu, SMPN 36 Buru yang berlokasi di Dusun Miskoko, dan MTs Al-Khairaat

Lamahang, dengan jumlah siswa sebanyak 113, dan jumlah guru 25 orang.

Dusun Miskoko dengan Keterbatasannya

Kondisi geografis Dusun Miskoko berada pada daerah pegunungan

dengan kondisi jalan berlumpur dan berkerikil kalau tidak hati-hati

kendaraan bisa oleng dan terbalik. Oleh karena itu, tidak ada kendaraan

umum yang sanggup menjangkau daerah ini, hanya terdapat satu buah

kendaraan truk yang biasa lalu lalang itupun hanya sebagai kendaraan

pengumpul daun kayu putih yang dijadikan bahan utama pembuatan minyak

kayu putih, selebih sudah tidak ada lagi. Satu-satunya transportasi yang

dapat menjangkau daerah ini adalah kendaraan roda dua alias motor tetapi

kondisinya harus prima, sebab jika terjadi masalah dengan kendaraannya

sudah dipastikan akan mengalami kesulitan. Jangan harap ada bengkel di

daerah ini, disepanjang jalan hanya di suguhkan pemandangan pegunungan

yang diatasnya berdiri kokoh pohon kayu putih.

Memang mata pencaharian utama masyarakat di sekitar Dusun

Miskoko hanyalah bertani dan berkebun, utamanya sebagai pengepul dan

penyuling minyak kayu putih di atas gunung. Tempat penyulingannya di

sebut “Ketel”. Keberadaan ketel ini dominan di miliki oleh keturunan Cina.

Namun, ada juga beberapa warga lokal tapi jumlah hanya sedikit masih

memiliki ketel.

Butuh waktu ± 2 jam untuk sampai di Dusun Miskoko dengan

melewati 5 anak sungai. Kondisi ini sebenarnya belum terlalu parah karena

kondisinya masih kemarau, tapi pada saat terjadi musim hujan banyak warga

yang mengurungkan niatnya untuk turun ke Ibu Kota Kecamatan (Waplau)

hanya untuk membeli kebutuhan pokok. Kondisi jalanan pada saat hujan

sangat licin, hanya warga yang punya nyali besar dan sudah berpengaaman

yang berani melewati kondisi jalanan seperti iti, sudah banyak kendaraan

Page 31: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 31

yang tergelincir itu menurut penuturan para warga dan guru yang mengajar

di sekolah ini.

Keterbatasan lain yang di sa jndang Dusun Miskoko sebagai daerah 3T

yaitu sampai saat ini belum tersentuh aliran listrik. Sudah puluhan tahun

masyarakatnya belum menikmati indah di malam hari, satunya-satunya alat

penerangan yang dimiliki sebagian besar masyarakat Dusun Miskoko yaitu

berteman dengan lampu teplok (lampu pelita) yang terbuat dari kaleng

didalam diberi sumbu dengan bahan bakar minyak tanah. Bisa dibayangkan

betapa terbatasnya anak-anak belajar dimalam hari.

Air bersih adalah sumber kehidupan manusia, Namun masyarakat

Dusun Miskoko belum menikmati itu bukan karena air tidak ada. Penyediaan

sarana air bersih berupa pembuatan kran air bersih di beberapa titik berasal

dari bantuan dari Dinas Pekerjaan Umum (PU) melalui program PAMSIMAS

atau PNPM tahun 2014, tapi saat ini sudah banyak yang tidak berfungsi lagi

(rusak). Sehingga untuk memperoleh air bersih harus berjalan kaki beberapa

kilo meter dengan kondisi jalanan yang rusak.

Warga Dusun Miskoko menurut penuturan bapak Yongki selaku

pejabat sementara (kareteker) Kepala Dusun menyebutkan komposisi

penduduknya sebanyak 76 Kepala Keluarga (KK), hampir seluruhdd

penduduknya beragama Kristen Protestan, hanya terdapat 3 KK yang

beragama Islam (muallaf), dan beberapa guru yang menetap sementara di

Dusun Miskoko.

Tempat ibadah umat Kristiani terdapat 2 buah Gereja Protestan yang

dipergunakan untuk melakukan peribadatan seperti kegiatan ibadah

kebaktian, ibadah yunit, ibadah remaja (sekolah minggu), dan hari raya

keagamaan lainnya (Natal dan Paskah).

Suasana Dusun Miskoko tenang, masyarakatnya ramah, relasi antar

umat beragama harmonis nyaris tidak ada sekat. Walaupun kondisi

masyarakatnya terbelakang dari aspek pendidikan namun prakter-praktek

tolong menolong, kesopanan, tutur kata, dan tata krama tampak nyata

penerapannya.

Latar belakang pendidikan masyarakatnya masih rendah, dominan

hanya sampai pada pendidikan menengah saja, kebanyakan hanya lulusan

setingkat SMP. Tapi ada satu sosok perempuan yang ikut mewarnai

masyarakat Dusun Miskoko dalam Dunia Pendidikan, beliau adalah satu-

Page 32: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 32

satunya perempuan asli Dusun Miskoko yang berhasil menyelesaikan studi

sampai meraih predikat sarjana S1 di Universitas Pajajaran, dan sekarang

menjadi tenaga guru honorer di lingkungan tempat tinggalnya yaitu di SMPN

36, mata pelajaran yang diampuh adalah Bahasa Indonesia serta mendapat

tugas tambahan mengajar Pendidikan Agama Kristen (PAK).

Sosok ibu Marlina Nacikit, S.Pd ini banyak mengambil peran baik di

sekolah maupun di lingkungan tempat tinggalnya. Keterlibatannya di sekolah

patut di acungi jempol sabang hari kesekolah karena rumah memang dekat

dari lokasi sekolah untuk mengajar bidang studi bahasa Indonesia dan

mengisi kelas yang lowong. Dalam struktur organisasi sekolah beliau

dipercayakan sebagai Kepala Urusan Hubungan Masyarakat.

Di lingkungan masyarakat ibu Merlina juga diserahi taggung jawab

dalam urusan keagamaan dan pendidikan. Ada beberapa jabatan penting

yang diembangnya untuk meningkatan pemahaman keagamaan dan mutu

pendidikan di Dusun Miskoko sebut saja sebagai ketua Yunit 1, ketua Sektor

Jemaat, sebagai Guru Pengasuh. Agenda kegiatan yang dilakukan seperti

melakukan kegiatan ibadah yunit untuk semua warga yang berlangsung

setiap hari Sabtu, ibadah remaja berlangsung setiap hari Jum’at, sekolah

minggu di laksanakan pada setiap hari minggu yang di ikuti oleh anak-anak

mulai dari indria sampai remaja. Dan sebagai guru pengasuh melakukan

kegiatan ibadah tutup Usbu yang berlangsung disekolah bagi setiap siswa

Kristen.

Dusun Miskoko, salah satu desa yang memiliki 2 sekolah yaitu SMPN

36 Buru yang berada di Dusun Miskoko dan MTs Swasta Al-Khairaat

Lamahang. Di dusun ini lokasi sekolah menjadi tempat melakukan

pengumpulan data. Ada dua sekolah di Dusun Miskoko yang lokasinya

bersebelahan. Sekolah yang dimaksud adalah SMPN 36 Buru dan SDN 6

Waplau.

Gambaran Umum Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar dan

Menengah di Daerah 3T

Untuk menjamin tercapainya mutu pendidikan yang diselenggarakan

daerah, pemerintah melalui Menteri Pendidikan Nasional telah menetapkan

Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar, yang merupakan tolok ukur

kinerja pelayanan pendidikan dasar, sekaligus sebagai acuan dalam

Page 33: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 33

perencanaan program dan penganggaran pencapaian target masing-masing

daerah kabupaten/kota. Penyelenggaraan pelayanan pendidikan dasar

merupakan kewenangan kabupaten/kota. di dalamnya mencakup: (a)

pelayanan pendidikan dasar oleh kabupaten/kota dan; (b) pelayanan

pendidikan dasar oleh satuan pendidikan. (Permendikbud Nomor 23 Tahun

2013).

Pelayanan Pendidikan Dasar Kabupaten Buru

Pemerintah Daerah berkewajiban menyediakan standar layanan

minimal pada satuan pendidikan dasar . Untuk memastikan penerapan

Standar Pelayanan Minimal (SPM) di Kabupaten Buru apakah setiap sekolah

terpenuhi kondisi standarisasi yang dibutuhkan untuk menjamin

terselenggaranya proses pendidikan.

Dalam Permendiknas 23 Tahun 2013, mengamanatkan beberapa

standarisasi yang harus di penuhi yang akan diamati dalam penelitian

ini,meliputi:

Ketersediaan Satuan Pendidikan

Satuan pendidikan dasar yang terdata di Kecamatan Waplau sudah

tersedia secara merata di masing-masing desa. Khusus di Desa Lamahang

satuan pendidikan dasar setingkat SD/MI terdapat 3 buah sekolah yaitu,

SDN 6 Waplau (Dusun Miskoko), SDN 7 Waplau (Dusun Waelesi), dan SD

Alhiilal Lamahang. Sedangkan untuk jenjang pendidikan setingkat SMP/MTs

terdapat (satu) lembaga yaitu MTs Al-Khairaat Lamahang. Dominan peserta

didik ke sekolah dengan berjalan kaki karena lokasi sekolah dekat dengan

pemukiman, jarak terjauh sekitar 3 km dari sekolah. Apalagi peserta didik

yang berasal SDN 6 Waplau (Dusun Miskoko), dan SMPN 36 Buru (Dusun

Miskoko) hanya bisa diakses dengan berjalan kaki, karena tidak tersedia

sarana kendaraan umum.

Jumlah Peserta Didik

Peserta didik yang menuntut ilmu pada tiga (3) satuan pendidikan

dalam penelitian ini sangat terbatas, dimana dalam aturan permendiknas

menyatakan pada setiap rombongan belajar (rombel) untuk SD/MI tidak

melebihi 32 peserta didik, dan SMP/MTs tidak lebih 36 peserta didik.

Page 34: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 34

Sedangkan pada kenyataannya di 3 sekolah tersebut kurang dari 32 peserta

didik pada setiap rombelnya.

Lembaga pendidikan yang menjadi sampel penelitian ini yaitu MTs Al-

Kairaat Lamahang, SMPN 36 Buru, dan SDN 6 Waplau, jika di lihat dari

jumlah peserta didiknya masih jauh dari harapan yang dipersyaratkan dalam

standar pelayanan minimalnya. Di MTs Al-Khairaat Lamahang jumlah

peserta didik sebanyak 57 dan masing-masing tingkatan terdapat 1 rombel.

Kelas VII terdapat (17 peserta didik), kelas VIII (16 Peserta didik), dan Kelas IX

(24 Pesrta didik).

Data yang diperoleh dari SMPN 36 Buru yang teletak di Dusun

Miskoko secara keseluruhan jumlah peserta didik hanya 50 orang, dan setiap

tingkatan kelas terdapat satu rombel saja dengan komposisi peserta didik,

untuk kelas VII (14 Peserta didik), Kelas VII (21 peserta didik), dan kelas IX

(15 peserta didik).

Hal yang sama juga diperoleh di SDN 6 Waplau yang berada di Dusun

Miskoko memiliki peserta didik yang sangat terbatas dengan jumlah

keseluruhan sebanyak 52 orang saja. Peserta didik di kelas I sebanyak 5

peserta didik, Kelas II (9 peserta didik), Kelas III (11 peserta didik), kelas IV (9

peserta didik), Kelas V (7 peserta didik) dan kelas VI (11 peserta didik).

Keterbatasan dan kekurangan peserta didik pada tiga sekolah tersebut

disebabkan karena rasio usia sekolah penduduk di daerah tersebut tergolong

rendah. Utamanya pada Dusun Miskoko, serapan peserta didik di SDN 6

Waplau tersebut hanya berasal dari warga Dusun Miskoko, dimana anak-

anak usia sekolahnya masih sedikit. Begitupun pada SMPN 36 Buru yang

lokasinya bersebelahan dengan SDN 6 Waplau, sudah bisa di kalkulasi bahwa

peserta didik yang akan menimbah ilmu di sekolah ini pasti lulusan dari SDN

6 Waplau dan terdapat satu sekolah lagi yang berada di Dusun Waelesi yaitu

SDN 7 Waplau dengan kondisi peserta didiknya tidak jauh beda dengan

sekolah yang ada di Dusun Miskoko.

Ketersediaan Sarana dan Prasarana

Ketersediaan sarana dan prasarana merupakan bagian terpenting pada

sebuah lembaga pendidikan. Sarana seperti ruangan kepala sekolah, guru,

dan ruangan administrasi mutlak harus terpenuhi. Namun kenyataan masih

terdapat kita jumlah sebuah sekolah ada yang belum memiliki sarana itu.

Page 35: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 35

Untuk kasus di MTS Al-Khairaat Lamahang yang berlokasi di pusat

Desa Lamahang semenjak di didirikan sekolah ini memang tidak memiliki

gedung sama sekali. Sekolah ini hanya numpang dan meminjam tiga ruangan

di SD Al-Hilaal Lamahang. Ruangan tersebut dijadikan ruangan kelas sebagai

proses belajar mengajar yang dilaksanakan di siang hari pada saat siswa-

siswa SD Al-Hilaal usai melaksanakan kegiatan sekolah. Sedangkan untuk

ruangan guru, kepala sekolah dan ruangan administrasi tidak ada. Aktivitas

seharian kepala sekolah dan guru baik dalam menerima tamu maupun

kegiatan lainnya di lakukan di luar kelas secara terbuka di sebua tempat

layak disebut tempat duduk biasa yang diatapi seng yang biasa di pakai oleh

penjaga sekolah. MTs Al-Khairaat Lamahang keterpenuhan standar pelayanan

minimal jika dihat pada ketersediaan sarana ruangan guru dan kepala

sekolah sangat jauh dari harapan, oleh karena itu hal ini bisa menjadi

perhatian dari pemerintah setempat dalam hal ini PEMDA dan Kementerian

Agama setempat untuk di berikan bantuan pengadaan gedung sekolah.

Menurut informasi bahwa lahan sudah tersedia namun tidak memiliki cukup

dana untuk melakukan pembangunan gedung madrasah.

Sedangkan untuk SDN 6 Waplau dan SMPN 36 Buru mengenai

ketersedian sarana dalam betuk ruangan kepala sekolah, guru dan

administrasi sudah tersedia walaupun tidak sama dengan sekolah yang ada

diperkotaan. Kondisi ruangannya di gabung antara ruangan kepala sekolah,

guru, dan staf administrasi. Sarana dan prasarana yang di miliki di sekolah

ini sudah permanen bahkan kursi dan meja sudah tercukupi.

Ketersediaan Tenaga Pendidik

Walaupun keberadaan sekolah yang disasar ini berada pada wilayah

daerah tertinggal namun ketersedian tenaga pendidik sudah memadai dan

sesuai dengan standar pelayanan minimal, sebagaimana yang diatur dalam

permediknas Nomor 23 tahun 2013 bahwa setiap SD/MI tersedia 1 (satu)

orang guru untuk setiap 32 peserta didik dan 6 (enam) orang guru untuk

setiap satuan pendidika, dan untuk daerah khusus (tertinggal) 4 (empat)

orang guru setiap satuan pendidikan. Sedangkan di setiap SMP/MTs tersedia

1 (satu) orang guru untuk setiap mata pelajaran, dan untuk daerah khusus

tersedia satu orang guru untuk setiap rumpun mata pelajaran.

Page 36: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 36

Nama sekolah Jumlah

PTK

Status Kepegawean Jenis Kelamin Pendidikan

PNS NON PNS Laki Pr S1 SMA

MTs AlKhairaat 12 1 11 5 7 12 -

SMPN 36 BURU 14 3 11 10 4 13 1

SDN 6 WAPLAU 10 9 1 5 5 8 2

JUMLAH 36 13 32 20 16 33 3

Data keberadaan pendidik dan tenaga kependidikan didaerah 3T

seperti yang terdata pada tabel diatas sudah sesuai harapan pemerintah,

apalagi dengan kehadiran program sarjana Mendidik di daerah 3T yang

sekarang lebih dikenal dengan istilah Guru Garis Depan (GGD) yang ditempat

dibeberapa sekolah didaerah 3T termasuk di Desa Lamahang Kecamatan

Waplau terdapat 4 Guru Garis Depan yang mengabdi yang tersebar pada 3

sekolah.

Kehadiran Guru Garis Depan di daerah ini telah memberikan warna

tersendiri di dunia pendidikan. Dari beberapa guru GGD yang sempat di

mintai keterangannya memberikan tanggapan betapa sulitnya mengajak

peserta didik datang ke sekolah bahkan ada beberapa guru GGD yang

mendatangi rumah peserta didik untuk di ajak kesekolah, sekaligus

memberikan penyadaran dan pemahaman kepada orang tua

siswa/masyarakat agar anak-anaknya lebih mementingkan sekolah.

Disamping itu, guru GGD menjadi juru kunci di sekolahnya masing-masing.

Mereka selalu datang lebih amal bahkan mereka seringkali yang membuka

pintu sekolah begitupu pada saat pulang paling terakhir sekaligus mengunci

pintu sekolah kembali.

Guru GGD tidak hanya mengambil peran di dunia pendidikan sebagai

pendidik untuk mencerdaskan anak bangsa di daerah 3T, akan tetapi lebih

daripada itu kehadirannya di masyarakat juga selalu diharapkan dalam

berbagai hal baik dari aspek sosial kemasyarakatan maupun pada aspek

kehidupan keagamaan. Itulah sekadar pengalaman yang dilontarkan oleh

para guru GGD yang mengabdi daerah 3T.

Kualifikasi Kepala Sekolah

Mencermati tingkat kualitas kepala sekolah yang dituangkan dalam

Permendiknas Nomor 23 Tahun 2013 bahwa secara kualifikasi kepala sekolah

minimal berpendidikan Sarjana (S1) atau Diploma IV (D-IV) dan telah

memiliki sertifikat pendidik. Pada 3 sekolah sasaran kualifikasi kepala

sekolah telah memenuhi syarat dimana semuanya telah berkualifikasi

Page 37: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 37

pendidikan S1 yaitu sarjana Pendidikan (S.Pd). di SMPN 36 Buru kepala

sekolahnya di pimpin oleh seorang perempuan yaitu ibu Halima Makatita,

S.Pd. sedangkan di SDN 6 Waplau di pimpin oleh bapak Karim Buton, S.Pd.

beliau ini semenjak menjadi kepala sekolah semanjak berdirinya sekolah ini

pada tahun 2006, jadi sudah 12 tahun menjabat sebagai kepala sekolah. Di

MTs Al-Khairaat untuk kepala madrasah di jabat sementara oleh bapak Drs.

Sudirman Tasidjawa.

Kualifikasi Pengawas

Secara umum semua pengawas pendidikan baik yang dibawah

naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan maupun di Kementerian

Agama telah memenuhi syarat kualifikasi pendidikan bahkan ada pengawas

yang telah bergelar Magister (S2). Namun yang banyak dikeluhkan oleh guru-

guru yang membutuhkan bimbingan kepengawasan bahwa tingkat kehadiran

para pengawas khususnya pada sekolah-sekolah yang berada pada daerah 3T

kurang bahkan tidak pernah tersentuh oleh pengawas. Kunjungan pengawas

didaerah 3T nyaris tidak pernah dilakukan. Konsentrasi kunjungan pengawas

lebih banyak diprioritaskan pada sekolah perkotaan saja, sehingga guru-guru

di daerah 3T kurang tersentuh, pada harapan guru-guru di daerah 3T sangat

merindukan perhatian dari para pengawas dalam memberikan bimbingan dan

pembinaan kepada meraka.

Ada hambatan atau kendala yang dihadapi oleh para pengawas

sehingga kegiatan kepengawasan di daerah 3T kurang tersentuh salah satu

faktornya adalah kurangnya tenaga pengawas, dan kondisi medan yang

sangat sulit untuk dijangkau. Dua hal ini menjadi pertimbangan para

pengawas sehingga kurang melakukan kepengawasan pada sekolah yang

berada di daerah 3T.

Padahal dalam permendiknas Nomor 23 Tahun 2013 dijelaskan bahwa

kunjungan pengawas pendidikan ke satuan pendidikan di lakukan satu (1)

kali setiap bulan dan setiap kunjungan di lakukan selama 3 jam untuk

melakukan suvervisi dan pembinaan.

Page 38: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 38

Pelayanan Pendidikan Dasar oleh Satuan Pendidikan

Penyediaan Buku Teks

Penyediaan buku-buku teks pada 3 sekolah tampaknya belum

memadai baik dalam bentuk buku pegangan guru maupun buku-buku teks

untuk siswa. Menurut penuturan salah salah satu guru yang sempat ditemui

di SDN 6 Waplau yaitu bapak Raden Salasiwa S.Pd, mengatakan bahwa

penyediaan dan pendistribusian buku-buku teks siswa di sekolah ini sangat

minim. Utamanya buku Pendidikan Agama belum ada, baru tahun ini kepala

sekolah memesan buku-buku teks pendidikan agama melalui dana BOS, tapi

sampai saat ini belum juga teralisasi.

Terkait kesediaan buku teks pendidikan agama kepala sekolah juga

menyadari keterbatasan itu dan sudah mengupayakan untuk memesan buku-

buku teks pada distributor dan salah satunya yang diprioritaskan adalah

adalah buku-buku pendidikan agama.

Penerapan Kurikulum

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembalajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu. Hasil wawancara dari guru- guru bahwa kurikulum yang dipakai di

SMPN 36 Buru dan SDN 6 Waplau adalah kombinasi antara kurikulum KTSP

tahun 2006 dengan kurikulum 13 (K13). Namun khusus untuk mata

pelajaran pendidikan agama semua tingkatan sudah menggunakan

kurikulum 13 (K13).

Penerapan Kurikulum 13 (K13) belum berjalan secara menyeluruh

pada setiap sekolah. Berdasarkan informasi dari guru-guru bahwa pihak

sekolah masih memberikan kesempatan kepada guru-guru yang belum siap.

Ketidaksiapan guru-guru karena masih banyak dari mereka belum

mendapatkan kesempatan untuk ikut diklat penerapan kurikulum K13 baik

ditingkat Kabupaten, Provinsi, maupun nasional.

Pelaksanaan Rencana Pelaksanaa Pembelajaran

Setiap pendidik wajib menyiapkan perencanaan pembelajaran dalam

bentuk silabus dan Pelaksanaan Rencana Pembelajaran (RPP). Ini menjadi

Page 39: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 39

prasayarat mutlak bagi setiap pendidik sebelum melaksanakan proses

pembelajaran di kelas.

Proses ini telah di jalankan oleh pendidik pada tiga (3) sekolah sasaran,

langkah dan prosedur telah di implementasikan dengan baik. Hanya pada

bidang studi Pendidikan Agama tidak menyiapkan perangkat pembelajaran

pada saat proses pembelajaran. pendidik yang diserahi tanggung jawab untuk

menjadi pendidik penganti mata pelajaran pendidikan agama melakukan

kegiatan pembelajaran tanpa berpedoman pada RPP. Karena hanya sebagai

guru pengganti saja, sehingga dalam memberikan materi pendidikan agama

wsebatas kemampuan mereka.

Supervis Kepala Sekolah

Salah satu tugas kepala sekolah/madrasah selaku pimpinan adalah

melaksanakan Supervisi Akademik kepada setiap pendidik. Kegiatan supervisi

yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan senantiasa memberikan

pembinaan dan melakukan kontroling terhadap kesiapan para pendidik

dalam menjalankan tugasnya seperti, kesiapan perangkat pembelajaran

(Silabus dan RPP).

Pelaksanaan Pendidikan Agama di Daerah 3T

Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat

manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya untuk mewujudkan suatu

kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari peran agama

amat penting bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi agama dalam

kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh

melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, di lembaga

pendidikan formal maupun nonformal serta masyarakat.

Pendidikan merupakan media pembekalan pengetahuan, keterampilan

dan penguasaan teknologi pada peserta didik oleh karena itu,

penyelenggaraan pendidikan Agama sebagai media elementer pembentukan

watak, kepribadian dan karakter bangsa dengan nuansa etika dan ajaran

moral yang kokoh. Juga merupakan salah satu aspek pembangunan dan

sekaligus merupakan syarat mutlak untuk wujudkan pembangunan nasional.

Pendidikan Agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spritual

dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia yang cakupan

Page 40: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 40

meliputi pembentukan etika, budi pekerti dan moral. Peningkatan potensi

spritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai

keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual

ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spritual tersebut pada

akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia

yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk

Tuhan.

Sebelum membahas bagaimana pelaksanaan pendidikan agama pada

satuan pendidikan di Daerah Terluar, Terdepan, dan Tertinggal (3T) di

kabupaten Buru, terlebih dahulu menggambarkan batasan penelitian ini

bahwa yang dikaji di sini adalah lokasi satuan pendidikan yang terletak di

Desa Lahamang Kecamatan waplau Kabupaten Buru, meliputi beberapa

satuan pendidikan meliputi: MTs Swasta Alkhairaat Lamahang, SDN 6

Waplau (Miskoko), dan SMPN 36 Buru (Miskoko).

Keberadaan Guru Pendidikan Agama pada Satuan Pendidikan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 tahun 2007.

Pendidikan agama diatur pada pasal 3 ayat (1), bahwa setiap satuan

pendidikan pada semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan wajib

menyelenggarakan pendidikan agama. Pasal 4 ayat (2) setiap peserta didik

pada satuan pendidikan disemua jalur, jenjang dan jenis pendidikan berhak

mendapat pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianut dan diajar

oleh pendidik yang seagama. Pasal 9 ayat (2) pendidikan keagamaan

diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, nonformal dan informal. Pasal

10 ayat (1) Pendidikan keagamaan menyelenggarakan pendidikan ilmu-ilmu

yang bersumber dari ajaran agama, ayat (2) yang memadukan ilmu agama

dan ilmu umum/keterampilan. Oleh sebab itu pendidikan agama, adalah

pendidikan agama yang dilakukan di sekolah umum dan madrasah yang

bertujuan memenuhi pasal 37 ayat (1).

Potret pelaksanaan pendidikan agama pada masyarakat di Dusun

Miskoko utamanya dilingkup pendidikan belum berjalan secara maksimal

pada dua lembaga pendidikan yaitu di SDN 6 Waplau dan SMPN 36 Buru.

kehadiran guru agama yang menjadi dambaan bagi peserta didik sampai saat

ini belum terealisasi, sehingga proses pembelajaran pendidikan agama juga

berjalan apa adanya.

Page 41: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 41

Sampai saat ini, pelaksanaan pendidikan agama di berikan kepada

guru lain yang secara kompetensi tentu tidak memenuhi harapan. Berangkat

dari fenomena seperti ini tentu berimplikasi pada kualitas pembelajaran

pendidikan agama yang diterima oleh peserta didik juga tidak maksimal.

Guru hanya memberikan materi pendidikan agama seadanya saja, tanpa

berpedoman pada penerapan silabus dan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran.

Informasi yang obyek yang dipaparkan oleh informan memberikan

gambaran bahwa pelaksanaan pendidikan agama Kristen belum berjalan

secara maksimal hal ini disebabkan keberadaan guru agama Kristen yang di

dambakan oleh sekolah sampai saat ini belum terwujud. Guru yang

mengajarkan pendidikan bukan spesifik guru pendidikan agama cuma

kebetulan guru tersebut beragama Kristen sehingga diberikan peluang oleh

kepala sekolah untuk mengisi kekosongan mata pelajaran agama tersebut.

Nah, persoalannya sekarang karena tidak adanya pakem untuk mata

pelajaran agama mestinya ada rambu-rambu lewat silabus dan RPP,

selanjutnya buku pegangan pendidikan agama Kristen tidak dimiliki oleh

guru yang ditunjuk untuk memberikan pelajaran pendidikan agama Kristen,

sehingga materi-materi yang disampaikan kepada peserta didik tentu tidak

mengacu kepada silabus dan RPP seperti lazimnya di buat oleh guru bidang

studi lain. Sementara proses pembelajaran pendidikan agama harus berjalan

sehingga pengetahuan guru terhadap materi pendidikan agama sebatas yang

dipahami saja oleh guru.

Peserta didik pada dua sekolah ini seluruhnya penganut agama Kristen

Protestan sehingga kehadiran Guru Pendidikan Agama Kristen di dua sekolah

ini sangat diharapkan untuk memberikan internalisasi nilai-nilai agama.

Upaya-upaya yang telah dilakukan oleh pimpinan sekolah dalam hal ini

kepala sekolah dalam menanggulangi kekurangan guru agama Kristen

tersebut, dengan memberikan instruksi kepada guru-guru beragama Kristen

yang dianggap mampu untuk mengajarkan mata pelajaran pendidikan agama

dengan harapan agar peserta didik dapat menyerap internalisasi nilai-nilai

agama di sekolah.

Tidak adanya guru agama di sekolah baik di SDN 6 Waplau maupun di

SMPN 36 Buru, sehingga kepala sekolah mengambil kebijakan baik secara

tertulis maupun dalam bentuk instruksi langsung kepada guru-guru yang

Page 42: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 42

beragama Kristen karena peserta didik di dua sekolah tersebut semuanya

beragama Kristen untuk memberikan pelajaran agama kepada peserta didik.

Masalah ketersediaan tenaga pendidik untuk mata pelajaran

pendidikan agama Kristen lama tidak terpenuhi. Kasus di SDN 6 Waplau

semenjak kehadiran sekolah ini di tahun 2006 sampai saat ini memang tidak

pernah memiliki tenaga guru pendidikan agama khusus Pendidikan Agama

Kristen. Begitu juga pada SMPN 36 Buru sejak tahun 2013 sampai sekarang

belum pernah ada guru pendidikan agama Kristen. Pihak sekolah sudah

mengupayakan untuk melakukan kordinasi dengan Dinas Kementerian

Pendidikan dan Kementerian Agama setempat agar di sediakan guru agama,

tapi sampai saat ini belum terealisasi.

Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Seksi Bimas Kristen

Kementerian Agama Kabupaten Buru bahwa ada beberapa kendala yang di

hadapi terkait dengan ketersediaan guru agama Kristen disekolah umum

tidak berimbang. Memang masih banyak sekolah yang tidak tersedia guru

agama Kristen, sehingga upaya yang dilakukan dengan meminta bantuan

kepada tenaga guru disekolah bersangkutan untuk mengkafer dan terlibat

langsung dalam memberikan pembinaan keagamaan baik dalam bentuk

pendidikan formal maupun non formal seperti sekolah minggu dengan

melibatkan gereja.

Bagi sekolah yang tidak memiliki guru agama Kristen, diupayakan agar

peserta didik dapat mengikuti kegiatan keagamaan di gereja dalam bentuk

sekolah minggu dan kurikulum yang dipakai pada sekolah minggu tersebut

mengadopsi dari materi-materi pelajaran Pendidikan Agama Kristen (PAK) di

sekolah. Kegiatan ini merupakan bentuk antisipasi atas kekurangan guru

agama Kristen di sekolah umum.

Selama ini kementerian agama berkeinginan untuk mengangkat guru

agama Kristen baik honorer maupun PNS di sekolah umum, tapi upaya itu

terkendala dari segi penganggaran (kekuatan finansial) yang tersedia di Seksi

Bimas Kristen tidak memungkinkan untuk melakukan hal tersebut.

Disamping itu penerimaan guru agama CPNS di sekolah umum bukan lagi

menjadi kewenangan di lingkup Kementerian Agama, akan tetapi merupakan

kewenangan dari Pemerintah Daerah (PEMDA), dan hal ini sudah

berlangsung lama.

Page 43: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 43

Oleh karena itu, Pelibatan guru-guru sekolah minggu di gereja sangat

diharapkan kontribusinya dengan melakukan hubungan kerja sama dalam

bentuk pembinaan kepada guru-guru sekolah minggu untuk menjadi guru

Pendidikan Agama Kristen (PAK) di sekolah. Pola pembinaan guru agama

pada sekolah minggu dilakukan dalam bentuk diskusi dan kegiatan workshop

pengembangan kompetensi guru agama Kristen dengan mendatangkan

narasumber yang berkaitan dengan kegiatan proses belajar mengajar

disekolah minggu.

Keberadaan guru pendidikan agama Kristen di SMPN 36 Buru pada

tahun-tahun sebelumnya pernah diupayakan oleh pihak sekolah dengan

menghadirkan salah seorang guru honorer yaitu ibu Eka tapi itu hanya

berlangsung beberapa karena beliau menikah dan pada saat itu pula

mengundurkan diri dengan alasan ikut ketempat kerja suami di Namrole Kab.

Buru Selatan. Tapi sekarang ini dengan kehadiran salah seorang Guru Garis

Depan yang mengabdi disekolah ini cyaitu ibu Mega Rayani Manik, S.Pd yang

kebetulan beragama Kristen sehingga pihak sekolah merasa terbantu untuk

mengatasi kekurangan guru agama yang selama ini dikeluhkan. Semenjak

kehadiran ibu Mega dan di bantu dengan Ibu Herlina Nacikit pelaksanaan

pendidikan agama Kristen sudah bisa teratasi. Kedua ibu guru ini saling

bergantian mengisi mata pelajaran pendidikan agama di SMPN 36 Buru.

Lain halnya di MTs Swasta Lamahang, ketersediaan guru agama Islam

pada lima mata pelajaran agama yaitu Quran Hadits, Bahasa Arab, Fiqhi,

Aqidah Akhlak, dan Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) telah terimplementasi

dengan baik dan di ajar oleh guru yang memiliki spesifikasi yang sesuai

dengan kompetensi keilmuanya.

MTs Swasta Lamahang adalah satu-satunya madrasah yang ada di

Desa Lamahang, namun sampai saat ini fasilitas gedung belum ia miliki.

Proses belajar mengajar hanya numpang pada sekolah swasta di SD Alhilaal

Lamahang dengan meminjam 3 ruangan. Nyaris tidak ada kegiatan

administrasi dilakukan di madrasah ini, guru dan kepala madrasah tidak

memiliki ruangan dan ini sudah berlangsung selama 5 tahun. Kondisi MTs Al-

Kkairaat dari aspek sarana dan prasarana cukup memprihatinkan.

Masyarakat Dusun Miskoko adalah penganut agama Kristen Protestan

dengan jumlah penduduk kurang lebih 76 KK

Proporsi dan Kompetensi Guru Agama

Page 44: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 44

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan agama dan keagamaan terdapat pada

fasal 37, ayat (1) pendidikan agama dimaksudkan untuk membentuk peserta

didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa serta beakhlak mulia. Pendidikan keagamaan dimuat pada fasal 15,

pendidikan keagamaan merupakan pendidikan dasar, menengah dan tinggi

yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang

menuntut penguasaan pengetahuan tentang ajaran agama dan/atau menjadi

ahli agama. (Suparta. 2003: 55)

Guru merupakan komponen penting dalam kegiatan belajar mengajar.

Guru adalah orang yang diberi kepercayaan untuk menciptakan suasana

kelas yang kondusif untuk pembelajaran. Untuk menjadi tenaga pengajar

(Guru) Agama Kristen tentunya mempunyai sejumlah prasyarat yang harus

dimiliki diantaranya bahwa guru agama hendaknya mempunyai kualifikasi

akademik yang kompeten dibidangnya dengan latar belakang pendidikan yang

sekurang kurangnya Sarjana (S1) Theologi (S.Th) atau S1 Pendidikan Agama

Kristen (S.PAK).

Karena jumlah atau proporsi guru agama Kristen di Kecamatan

Waplau belum memiliki guru agama sesuai kompetensi yang dipersyaratkan

khususnya pada SMPN 36 Buru dan SDN 6 Waplau bahwa setiap sekolah

tersedia satu guru agama. Namun kenyataan, guru yang melaksakan tugas

sebagai guru agama bukan berlatarbelakang sarjana Theologi atau sarjana

pendidikan agama Kristen, hanya kebetulan guru tersebut seagama dengan

siswa dan dengan sangat terpaksa memberikan materi pendidikan agama

sesuai dengan kemampuannya. Bahkan di SDN 6 Waplau yang biasa mengisi

kekosongan mata pelajaran pendidikan agama Kristen bukan dari kalangan

guru tapi beliau adalah tenaga administrasi yang dengan sukarela dan penuh

keikhlasan mengajar mata pelajaran tersebut, tentunya melalui petunjuk dari

kepala sekolah.

Proses Pembelajaran Pendidikan Agama di daerah 3T

Proses pembelajaran pada hakikatnya dilakukan oleh dua subyek,

yaitu pendidik dan peserta didik. Penekanan dalam kurikulum adalah ada

peserta didik yang belajar, sedangkan materi pembelajaran dapat berwujud

pengetahuan, nilai, sikap, keterampilan dan agama.

Page 45: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 45

Pendekatan dan Metode Pembelajaran

Model pendekatan pembelajaran yang dipakai atau diterapkan oleh

guru Pendidikan Agama di MTs Al-Khairaat Lamahang, SMPN 36 Buru, dan

SDN 6 Waplau masih tetap memakai kedua pola pendekatan yaitu terpusat

pada pendidik dan terpusat pada peserta didik. Sebetulnya pemilihan atau

penggunaan pola pendekatan ini bergantung pada metode mengajar yang

dipilih oleh guru, jika metode ceramah yang dipilih oleh guru tersebut maka

gurulah yang dominan dalam proses pembelajaran sehingga model

pendekatannya tentu memakai Teacher Centered (Pendekatan yang berpusat

pada guru), begitupula jika guru memakai metode yang lain seperti, metode

diskusi, kerja kelompok, Tanya jawab, penugasan, praktek Lapangan,

demonstrasi dan lain-lain tentunya akan memakai model pendekatan Student

Centered (pendekatan yang berpusat pada siswa).

Penggunaan metode pembelajaran dapat dilihat pada Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) guru agama yang secara garis besarnya

memakai beberapa metode seperti: Metode Ceramah, Metode Diskusi, Metode

Tanya Jawab, Metode Praktek Lapangan, Metode Demonstrasi, Metode Kerja

Kelompok dan lain-lain. Metode seperti ini dirasa efektif dalam merangsang

dan mengairahkan siswa untuk berkreativitas, sehingga kemungkinan potensi

yang dimiliki oleh siswa dapat tersalurkan dan terpantau oleh guru, sehingga

guru dapatlah menentukan metode pembalajaran yang tepat. Olehnya itu

metode yang dipakai oleh guru agama dalam kegiatan pembelajaran tidak

tergantung pada satu metode, tetapi disesuaikan dengan kondisi kelas dan

lingkungan.

Fasilitas Kegiatan Keagamaan

Fasilitas kegiatan keagamaan yang dimiliki sekolah yang berada di

daerah 3T tidak sama dengan sekolah yang ada diperkotaan. Sedangkan

untuk memperlancar proses belajar mengajar pendidikan agama haruslah

didukung oleh fasilitas atau sarana dan prasarana yang memadai.

Keterbatasan fasilatas keagamaan yang dimiliki tetntu juga akan berdampak

pada implementasi penyelenggaraan kegiatan keagamaan disekolah.

Adapun fasilitas kegiatan keagamaan terdapat dilokasi sasaran

penelitian ini, seperti gereja yang dipakai untuk kegiatan peribadatan,

ruangan khusus yang dipakai dalam kegiatan pembelajaran, buku pelajaran

dan Alkitab yang terbatas sebagai buku panduan guru dalam memberikan

Page 46: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 46

materi pelajaran. Tidak memiliki alat pengeras suara yang dipakai untuk

kegiatan berdoa dan bernyanyi. Kegiatan berdoa di lakukan tanpa pengeras

suara karena ditempat ini belum tersentuh aliran listrik.

Selain itu, untuk menumbuhkan semangat keimanan peserta didik,

pihak sekolah selalu melakukan kegiatan-kegiatan yang bernuansa

keagamaan sebagai wahana bagi peserta didik untuk menemukan hakekat

dirinya melalui pendalaman iman. Kegiatan keagamaaan yang biasa

dilakukan khusus di SMPN 36 Waplau yaitu do’a bersama akhir pekan

dengan nama do’a tutup Usbuk yang di selenggaran pada setiap hari sabtu

pada saat siswa mau pulang sekolah. Kegiatan ini di pandu oleh ibu Marlin

Nacikit, S.Pd selaku guru yang sering mengisi kegiatan keagamaan di sekolah.

Di samping itu beliau juga memberikan pembinaan keagamaan siswa di gereja

yang berada di dekat sekolah.

Sistem Evaluasi

Kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuan satuan

pendidikan dalam mengelola proses pembelajaran. Penilaian merupakan

bagian yang penting dalam pembelajaran. Dengan melakukan penilaian,

pendidik sebagai pengelola kegiatan pembelajaran dapat mengetahui

kemampuan yang dimiliki siswa, ketepatan metode mengajar yang digunakan,

dan keberhasilan siswa dalam meraih kompetensi yang telah ditetapkan.

Berdasarkan hasil penilaian, guru dapat mengambil keputusan secara tepat

untuk menentukan langkah yang harus dilakukan selanjutnya. Hasil

penilaian juga dapat memberikan motivasi kepada peserta didik untuk

berprestasi lebih baik.

Evaluasi pembelajaran merupakan penilaian kegiatan dan kemajuan

belajar siswa yang dilakukan secara berkala berbentuk ujian, praktikum,

tugas, dan atau pengamatan guru. Bentuk ujian meliputi ujian tengah

semester, ujian akhir semester, dan ujian tugas akhir.

Tujuan dari penilaian adalah untuk mengukur seberapa jauh tingkat

keberhasilan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan oleh guru.

Disamping itu penilaian juga bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh

keberhasilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, yang

digunakan sebagai feedback/umpan balik bagi guru dalam merencanakan

proses pembelajaran selanjutnya. (Trianto. 2010:254)

Page 47: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 47

Pelaksanaan evaluasi yang diterapkan oleh guru agama Kristen

dilakukan setelah siswa selesai proses pembelajaran pada satu pokok

bahasan, Evaluasi yang diberikan oleh guru umumnya untuk mengetahui

apakah tujuan pembelajaran tersebut telah tercapai atau belum, dan untuk

mengetahui apakah pengetahuan sikap dan keterampilan telah benar-benar

dimiliki oleh siswa atau belum. Bentuk dan Jenis evalusai yang diberikan

secara tertulis dan tidak tertulis (lisan) yang dilaksanakan pada tengah dan

akhir semester.

Selain itu evaluasi diberikan dalam bentuk tugas-tugas kegiatan intra

kurikuler yang dilakukan oleh siswa terdiri dari kegiatan: tugas berstruktur

(pekerjaan sekolah/pekerjaan rumah), pelaksanaan praktek PAK seperti

(kunjungan, pelayanan gerejawi melalui kesaksian pujian, dan lain-lain),

praktek ibadah yang dilakukan di luar sekolah dalam bentuk sekolah minggu

yang biasanya di kontrol oleh guru sekolah minggu, aktif mengikuti kegiatan

kebaktian baik diselenggarakan digereja maupun dirumah, serta evaluasi

tengah dan akhir semester. Sedangkan siswa yang dianggap belum mampu

memenuhi standar kompetensi yang diharapkan, akan diadakan remedial

atau pengayaan oleh guru yang bersangkutan, dan pelaksanaan remedial

atau pengayaan dilakukan sebelum semester.

Faktor Pendukung dan Penghambatan Pelaksanaan Pendidikan Agama

di Kecamatan Waplau

Lembaga pendidikan di Kecamatan Waplau utamanya yang berada di

daerah 3T seperti di Dusun Miskoko yang terkategori daerah terpencil dan

tertinggal terdapat dua lembaga pendidikan yaitu SMPN 36 Buru dan SDN 6

Waplau yang menjadi tumpuhan harapan masyarakat Dusun Miskoko untuk

putra putrinya agar kedepan peningkatan taraf pendidikan bisa sejajar

dengan daerah lain.

Oleh karena itu, lembaga pendidikan tersebut dengan keterbatasannya

terus berbenah untuk memacu diri meraih prestasi baik akademik maupun

non akademik. Namun upaya yang terus dilakukan tentu saja tidak terlepas

dari adanya potensi kekuatan dan peluang, begitu juga hambatan dan

kelemahan yang selalu merintangi. Untuk melihat sejauh mana potensi-

potensi tersebut memberikan pengaruh terhadap perkembangan pendidikan

utamanya pelaksanaan pendidikan agama di sekolah dan di masyarakat,

Page 48: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 48

maka dapat di analisis pada faktor-faktor yang ikut mempengaruh

pelaksanaan pendidikan agama pada sekolah tersebut.

Faktor Pendukung Pelaksanaan Pendidikan Agama

Berdasarkan observasi yang dilakukan selama penelitian ini, maka

ditemukan beberapa faktor yang menjadi pendukung pelaksanaan pendidikan

agama Kristen di sekolah sebagai berikut:

Kondisi Sosial Masyarakat yang Kondusif

Masyarakat Dusun Miskoko adalah masyarakat dengan komposisi

penduduk yang beragama Kristen, sehingga peserta didik di sekolah

semuanya beragama Kristen. Namun pendidik yang mengabdikan diri di

sekolah tersebut mayoritas beragama Islam. Seperti di SMPN 36 Buru dari 14

pendidik hanya terdapat 3 pendidik yang beragama Kristen, begitupun di SDN

6 Waplau dengan jumlah pendidik sebanyak 10 pendidik, hanya terdapat 3

yang beragama Kristen.

Interaksi guru dengan guru maupun masyarakat dengan guru sangat

dinamis dan cair. Perbedaan kultur dan agama tidak menjadi penghalang

untuk saling merekat kemajemukan. Bahkan pengalaman guru GGD

beragama Islam yang tinggal lingkungan tersebut, tidak mengalami

diskriminasi bahkan sebaliknya mereka sangat dihormati, ini ditandai dengan

segala kebutuhan keseharian nyaris terpenuhi oleh masyarakat, seperti

masyarakat sering membagikan hasil pertanian berupa pisang, kasbi (ubi

kayu), sayur-sayuran, bahkan kebutuhan air bersih pun di bantu oleh para

siswa yang bermukin di sekitar sekolah.

Keterlibatan Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat

Ada dua tokoh atau figur yang secara langsung melibatkan diri dalam

pembinaan keagamaan baik di lingkungan sekolah maupun dilingkungan

masyarakat di Dusun Miskoko, yaitu ibu Marlina Nacikit, S.Pd disamping

menjadi tenaga guru honorer Pemda di SMPN 36 Buru, juga secara nyata

menjadi tokoh agama di lingkungan Dusun Miskoko.

Figur pertama adalah, ibu Marlina Nacikit, S.Pd ini banyak mengambil

peran baik di sekolah maupun di lingkungan tempat tinggalnya. Ada

beberapa jabatan penting yang diembangnya untuk meningkatan pemahaman

keagamaan dan mutu pendidikan di Dusun Miskoko sebut saja sebagai ketua

Page 49: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 49

Yunit 1, ketua Sektor Jemaat, sebagai Guru Pengasuh. Agenda kegiatan yang

dilakukan seperti melakukan kegiatan ibadah yunit untuk semua warga yang

berlangsung setiap hari Sabtu, ibadah remaja berlangsung setiap hari Jum’at,

sekolah minggu di laksanakan pada setiap hari minggu yang di ikuti oleh

anak-anak mulai dari indria sampai remaja. Dan sebagai guru pengasuh

melakukan kegiatan ibadah tutup Usbu yang berlangsung disekolah bagi

setiap siswa Kristen.

Figur kedua adalah, Bapak Yongky yang telah lama mengabdikan

dirinya di SDN 6 Waplau. Beliau adalah salah satu warga setempat yang ikut

andil dalam mengawal kehadiran sekolah ini. Sejak tahun 2006 menjadi

tenaga honorer administrasi dan sekarang telah diangkat menjadi PNS.

Dedikasinya di SDN 6 Waplau telah dia jalankan selama 12 Tahun dan

disamping mengurus administrasi sekolah beliau juga sering mendapat tugas

dari kepala sekolah untuk mengajar pendidikan agama Kristen.

Di masyarakat Dusun Miskoko pak Yongky adalah figur yang disegani,

beliau sekarang menjadi pejabat sementara (karetaker) sebagai Kepala Dusun,

dan menurut informasi masyarakat bahwa beliau telah disetujui oleh

pemerintah setempat untuk diangkat menjadi Kepala Dusun yang sah.

Kegiatan Keagamaan di Luar Sekolah

Di Dusun Miskoko terdapat dua gereja yang menjadi sarana kegiatan

keagamaan masyarakatnya. Satu berada di depan SDN 6 Waplau yang

merupakan Gereja Pantekosta dan yang berada di tengah penduduk terdapat

Gereja Protestan. Kedua sarana ibadah ini aktif melakukan pelayanan umat.

Bagi peserta didik yang kurang mendapatkan pelajaran pendidikan

agama Kristen di sekolah, di wajibkan untuk mengikuti kegiatan keagamaan

yang di laksanakan pada dua gereja tersebut baik dalam bentuk pelaksanaan

sekolah minggu maupun kegiatan keagamaan lainnya yang telah disebutkan

diatas.

Hasil dari kegiatan keagamaan siswa di lingkungan gereja dan di

masyakarat di jadikan acuan untuk memberikan penilaian pendidikan agama

Kristen disekolah, dengan menyertakan hasil kegiatan yang telah dilakukan

oleh peserta didik kepada guru-guru yangtelah ditunjuk oleh kepala sekolah

bertanggung jawab pelaksanaan pendidikan agama di sekolah.

Page 50: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 50

Peran Guru Garis Depan (GGD)

Guru Garis Depan (GGD) yang mengabdikan diri di Dusun Miskoko

keberadaan sudah berlangsung selama satu (1) tahun, namun kehadirannya

sudah mewarnai proses pendidikan. Ada 3 Guru Garis Depan yang

ditempatkan pada sekolah yang ada di Dusun Miskoko. Di SMPN 36 Buru

ditempatkan satu (1) orang Guru Garis Depan yaitu ibu Mega Rayani Manik,

S.Pd, sedangkan di SDN 6 Waplau di tempatkan dua (2) orang Guru Garis

Depan yaitu Yulida Herlina, S.Si, dan Desty Widiani, S.Si.

Ketiga Guru Garis Depan ini adalah srikandi-srikandi pendidikan yang

tangguh dan rela menetap dan tinggal di Dusun Miskoko dengan segala

keterbatasannya demi untuk menjalankan tugas sebagai agen perubahan di

sector pendidikan. Mereka sementara tinggal sementara di sebuah bangunan

rumah dinas PUSTU (Puskesmas Pembatu), sambil menunggu rampungnya

pembangunan rumah dinas yang berlokasi di lingkungan SDN 6 Waplau.

Dukungan Pemerintah dan Masyarakat

Sekolah adalah sebuah lembaga pendidikan yang bertujuan untuk

memberikan pencerdasan kepada peserta didik. Untuk mewujudkan hal

tersebut maka di perlukan dukungan moril dari masyarakat. Komponen

sekolah senantiasa berupaya melakukan sinergitas dengan elemen

masyarakat dan pemerintah.

Masyarakat Dusun Miskoko adalah masyarakat petani dengan latar

belakang pendidikan rendah, sehingga sekolah dalam menjalankan fungsinya

sebagai pendidik dan garda terdepan dengan segala keterbatasan juga

memiliki peluang untuk berkembang menjadi sebuah unit pelaksanaan

pendidikan yang besar. Dukungan dari masyarakat (orang tua siswa), saat ini

sudah mulai menyadari bahwa pendidikan penting untuk masa depan putra

putrinya.

Pemerintah juga sudah memberikan dukungannya terhadap sekolah-

sekolah yang berada di aderah 3T walaupun belum maksimal. Perbaikan

sarana dan prasarana sekolah berupa gedung dan penyediaan rumah dinas

untuk guru telah dilakukan, pemberian tunjangan khusus bagi guru yang

mengabdi di daerah 3T, dan lain sebagainya.

Page 51: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 51

Faktor Penghambat Pelaksanaan Pendidikan Agama

Faktor penghambat yang dianggap menjadi titik kelemahan dan

tantangan pelaksanaan proses pendidik agama meliputi:

Tidak tersedianya Guru Agama Kristen

Sebagaimana telah diungkapkan pada pembahasan sebelumnya,

bahwa titik lemah pelaksanaan pendidikan agama Kristen di sekolah yaitu

keberadaan guru agama itu sendiri. Pada saat di lakukan penelitian ini

kendala utamanya karena tidak memiliki pendidik untuk mata pelajaran

pendidikan agama Kristen. Hal ini tentu berimplikasi kepada internalisasi

nilai-nilai agama pada peserta didik tidak tertransformasi dengan baik. Salah

satu langkah yang di lakukan oleh pihak sekolah dengan menunjuk pendidik

yang seagama dengan siswa untuk mengajarkan pendidikan agama Kristen

walaupun dengan pengetahuan yang seadanya.

Keterbatasan Aksesbitas, Alat Penerangan, dan Jaringan Seluler

Kendala eksternal yang dianggap turut menghambat terselenggaranya

pendidikan agama yang pertama adalah aksesbiltas menuju kesekolah

dengan medan jalan yang menantang, bagaimana tidak untuk sampai ke

sekolah yang dituju membutuhkan waktu 1 sampai 2 jam perjalanan dengan

kondisi jalanan yang berbukit penuh dengan krikil, dan tanah berdebu,

berlumpur, licin pada saat musim hujan. Kondisi inilah yang menyebabkan

pendidik yang tidak menetap di Dusun Miskoko kadang mengurungkan

niatnya untuk datang kesekolah. Jadi tingkat kehadiran pendidik ke sekolah

juga tidak tiap hari.

Alat penerangan berupa jaringan listrik juga sangat berpengaruh.

Masyarakat di Dusun Miskoko sampai saat ini belum menikmati jaringan

listrik salah satu alat penerangan di malam hari dominan mengandalkan

lampu pelita atau lampu teplok yang bahan bakarnya minyak tanah. Kondisi

ini sangat berpengaruh pada kegiatan administrasi di sekolah, segala proses

administrasi sekolah dikerjakan di rumah kepala sekolah atau pendidik yang

kebetulan tinggal di desa Lahamang yang sudah teraliri jaringan listrik.

begitupun semangat peserta didik untuk belajar di malam hari hari juga

cukup terganggu.

Page 52: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 52

Komunikasi antar lembaga juga terhambat dengan tidak adanya

jaringan seluler di sekitar lokasi sekolah. Saat ini komunikasi lewat handpone

(HP) sudah menjadi kebutuhan utama masyarakat milenial, informasi-

informasi kekinian bisa di update lewat jaringan internet. Sehingga jika ada

informasi penting dari lembaga terkait, sudah di pastikan para pendidik di

sekolah itu terlambat memperoleh informasi tersebut.

Kurangnya Sumber Belajar yang tersedia di Sekolah

Sumber belajar yang dimaksud disini adalah tersediannya buku-buku

siswa dan buku pegangan pendidik (guru). Apalagi saat ini khusus untuk

mata pelajaran pendidikan agama sudah menerapkan Kurikulum 13 (K13).

Menurut penuturan beberapa pendidik yang sempat penulis wawancarai yaitu

Bapak Raden Silasiwa dan Yongky mengungkapkan bahwa sekolah ini sangat

kekurangan buku-buku teks untuk semua mata pelajaran. Khusus untuk

buku teks dan buku pegangan guru pada mata pelajaran pendidikan agama

sampai saat ini belum ada. Pihak sekolah sudah mengupayakan pengadaan

buku tersebut lewat dana BOS, tapi sampai saat ini belum terealisasi. Semoga

dengan tersedianya buku teks dan buku pegangan pendidik, proses

pembelajaran bisa berjalan dengan baik ungkapnya.

Sarana dan Prasarana Pendukung

Salah satu sarana pendukung sangat diharapkan oleh pihak sekolah

ini adalah penyediaan mesin pembangkit listrik disekolah berupa gangset.

Sedangkan untuk kebutuhan masyarakat menginginkan adanya pembangkit

listrik tenaga surya dengan skala kecil. Disamping itu ketersediaan ruangan

alat-alat peraga kegiatan keagamaan sangat dibutuhkan di sekolah.

Peran Orang Tua dalam Pembinaan Keagamaan masih Rendah

Terbatasnya materi pendidikan agama di sekolah, maka dituntut

keterlibatan orang tua untuk lebih meningkatkan pengetahuan agama anak-

anaknya dilingkungan keluarga. Karena pemahaman keagamaan orang tua

juga masih rendah sehingga pola pembinaan keagamaan di lingkungan

keluarga juga tergolong rendah. Untuk saat ini, peran pembinaan keagamaan

lebih banyak mengarahkan anak-anaknya untuk aktif melakukan kegiatan

keagamaan di gereja. Oleh karena itu, peran gereja dan tokoh agama sangat

Page 53: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 53

dibutuhkan dalam rangka memberikan internalisasi nilai-nilai

keagamaanpada masyakat baik orang tua maupun anak-anaknya.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan paparan hasil penelitian yang telah diungkapkan pada

pokok bahasan sebelumnya. Maka penelitian ini dapat memberikan

kesimpulan sebagai berikut:

Potret pelaksanaan pendidikan agama pada masyarakat di Dusun

Miskoko utamanya dilingkup pendidikan belum berjalan secara maksimal

pada dua lembaga pendidikan yaitu di SDN 6 Waplau dan SMPN 36 Buru.

kehadiran guru agama yang menjadi dambaan bagi peserta didik sampai saat

ini belum terealisasi, sehingga proses pembelajaran pendidikan agama juga

berjalan apa adanya. Sampai saat ini, pelaksanaan pendidikan agama di

berikan kepada guru lain yang secara kompetensi tentu tidak memenuhi

harapan. Berangkat dari fenomena seperti ini tentu berimplikasi pada

kualitas pembelajaran pendidikan agama yang diterima oleh peserta didik

juga tidak maksimal. Guru hanya memberikan materi pendidikan agama

seadanya saja, tanpa berpedoman pada penerapan silabus dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran. Bagi sekolah yang tidak memiliki guru agama

Kristen, diupayakan agar peserta didik dapat mengikuti kegiatan keagamaan

di gereja dalam bentuk sekolah minggu dan kurikulum yang dipakai pada

sekolah minggu tersebut mengadopsi dari materi-materi pelajaran Pendidikan

Agama Kristen (PAK) di sekolah. Kegiatan ini merupakan bentuk antisipasi

atas kekurangan guru agama Kristen di sekolah umum.

Proses pembelajaran pendidikan agama di daerah 3T, khusus pada

sekolah sasaran bahwa model pendekatan pembelajaran yang dipakai atau

diterapkan oleh guru Pendidikan Agama di MTs Al-Khairaat Lamahang, SMPN

36 Buru, dan SDN 6 Waplau masih tetap imemakai kedua pola pendekatan

yaitu terpusat pada pendidik dan terpusat pada peserta didik. Sebetulnya

pemilihan atau penggunaan pola pendekatan ini bergantung pada metode

mengajar yang dipilih oleh pendidik, jika metode ceramah yang dipilih oleh

guru tersebut maka gurulah yang dominan dalam proses pembelajaran

sehingga model pendekatannya tentu memakai Teacher Centered (Pendekatan

yang berpusat pada guru), begitupula jika guru memakai metode yang lain

seperti, metode diskusi, kerja kelompok, Tanya jawab, penugasan, praktek

Page 54: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 54

Lapangan, demonstrasi dan lain-lain tentunya akan memakai model

pendekatan Student Centered (pendekatan yang berpusat pada siswa).

Fasilitas kegiatan keagamaan yang dimiliki sekolah yang berada di

daerah 3T tidak sama dengan sekolah yang ada diperkotaan. Sedangkan

untuk memperlancar proses belajar mengajar pendidikan agama haruslah

didukung oleh fasilitas atau sarana dan prasarana yang memadai.

Keterbatasan fasilitas keagamaan yang dimiliki tentu juga akan berdampak

pada implementasi penyelenggaraan kegiatan keagamaan disekolah.

Pelaksanaan evaluasi yang diterapkan oleh guru agama Kristen dilakukan setelah siswa

selesai proses pembelajaran pada satu pokok bahasan, Evaluasi yang diberikan oleh guru

umumnya untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran tersebut telah

tercapai atau belum, dan untuk mengetahui apakah pengetahuan sikap dan

keterampilan telah benar-benar dimiliki oleh siswa atau belum. Bentuk dan Jenis

evalusai yang diberikan secara tertulis dan tidak tertulis (lisan) yang dilaksanakan pada tengah

dan akhir semester.

Faktor yang menjadi pendukung pelaksanaan pendidikan agama

Kristen di sekolah sebagai berikut: 1) Kondisi Sosial Masyarakat yang

Kondusif, 2) Keterlibatan Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat, 3) Kegiatan

Keagamaan di Luar Sekolah, 4) Peran Guru Garis Depan (GGD), 5) Dukungan

Pemerintah dan Masyarakat. SedangkanfFaktor penghambat yang dianggap

menjadi titik kelemahan dan tantangan pelaksanaan proses pendidik agama

meliputi: 1) Tidak tersedianya Guru Agama Kristen, 2) Keterbatasan

Aksesbitas, Alat Penerangan, dan Jaringan Seluler, 3) Kurangnya Sumber

Belajar yang tersedia di Sekolah, 4) Sarana dan Prasarana Pendukung, 5)

Peran Orang Tua dalam Pembinaan Keagamaan masih Rendah

Rekomendasi

Berdasarkan temuan penelitian, maka perlu direkomendasikan

beberapa hal sebagai tindak lanjut dari hasi penelitian ini adala sebagai

berikut:

a. Karena keterpenuhan pendidik untuk mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam tidak terpenuhi, sehingga di pihak terkait Pemerintah Daerah,

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, serta Kementerian Agama perlu

duduk bersama untuk melakukan pengangkatan Guru Agama di sekolah

umum.

Page 55: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 55

b. Pengadaan Buku-buku teks dan buku pegangan guru, mendesak untuk

didistribusikan ke sekolah-sekolah daerah 3T.

c. Diperlukan keseriusan pengawas sekolah untuk melakukan pembinaan

dan pembimbingan di sekolah 3T.

DAFTAR PUSTAKA

Asis Wahyudi, dkk. 2016. Pembelajaran Berbasis Karakter untuk Meningkatkan Daya

Saing dalam Era Global bagi Siswa di Daerah Terdepan, Terluar, dan

Tertinggal (Studi Kasus di Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, NTT, dan

Papua). Jurnal Teori dan Praksis Pembelajaran IPS. Vol. 1 No. 1 April 2016.

Hal. 1-12

Aylin, A’ing. 2015. Studi Tentang Pembangunan Bidang Pendidikan di Daerah

Perbatasan Kecamatan Kayan Hulu Kabupaten Malinau. Ejurnal Pemerintahan

Integratif, 2015, 3 (4): 545-559.

Bejo. 2016. Meningkatkan Mutu dan Akses Pendidikan di Daerah 3T Melalaui

Superdiskon oleh Pengawas Sekolah. Simposium Guru dan Tenaga

Kependidikan. Hasil Penelitian Tindakan Kelas. Tidak diterbitkan.

Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif untuk Komunikasi, Kebijakan Publik dan Ilmu

sosial Lainnya. Jakarta:Kencana Prenada Media Group.

Faisal, Sanapiah. 1999. Format-Format Penelitian Sosial. PT RajaGrafindo Persada.

Jakarta.

Fiegenbaum, A., V. 1996. Total Quality Control. New York: McGraw-Hill Book.

Haedar, Amin. 2010. Inovasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta:

Puslitbang pendidikan Agama dan Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat

Kementerian Agama RI.

Haedar, Amin. 2010. Pendidikan Agama di Indonesia – gagasan dan Realitas. Jakarta:

Puslitbang pendidikan Agama dan Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat

Kementerian Agama RI.

Hasbullah. 2006: Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada

http://balitbangdiklat.kemenag.go.id/posting/read/1637-Indeks-Pendidikan-Agama-di-

SMA.

Kadir Ahmad, dkk. 2010 Dakwah di daerah Terpencil. Jakarta: Pustaka Mapan

Kompri, 2015. Manajemen Pendidikan, Komponen-Komponen Elementer Kemajuan

Sekolah. Yogyakarta. Ar Ruzz Media.

Lantip Diat Prasojo, dkk. 2017. Manajemen Kurikulum Program Profesi Guru untuk

Daerah Terdapan, Terluar, Tertinggal di Universitas Negeri Yokyakarta. Jurnal

Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 2, Nomor 1, Juni 2017. Hal. 39-53

Lia Rosliana, dkk. 2015 Manajemen Perbatasan Fokus Inovasi Pendidikan di

Perbatasan Kalimantan Utara. Jurnal Borneo Administrator/Volume 11/N.

3/2015. Hal. 316-339

Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 Tentang Pendidikan Agama dan

Pendidikan Keagamaan.

Purwanto, N. 2007. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Page 56: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 56

Rigantara, I Nengah Suharse, 2016. Analisis Faktor-faktor yang memengaruhi

Partisipasi Alumni Jurusan Pendidikan Ekonomi dalam mengikuti SM-3T.

Jurnal program Studi Pendidikan Ekonomi. Vol: 8 nomor 3 Tahun 2016 hal. 1-

10.

Soyomukti, Nurani. 2015. Teori-teori Pendidikan, dari Tradisional, (Neo) Liberal,

Marxis-Sosialis, Hingga Postmodern. Yogyakarta. Ar Ruzz Media.

Suciati, Ariningsih. 2016. Pengembangan Model Pendidikan Menengah “Sekolah

Kebangsaan di Daerah Terpencil, Tertinggal, Terluar, dan Perbatasan sebagai

Implementasi Pembelajaran PKn. Jurnal Moral Kemasyarakatan, Vol 1. No. 1

Juni 2016. Hal. 76-86

Suparta. 2003. Undang-Undang dan Peraturan pemerintah RI, Tentang Pendidikan.

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama. Jakarta.

Syafaruddin. 2005. Manajemen Lembaga Pendidikan Islam. Ciputat Jakarta. Ciputat

Press

Thobroni, M. 2016. Belajar dan Pembelajaran, Teori dan Praktek. Cet II.Yogyakarta.

Ar-Ruzz Media.

Tjiptono, F., dan Diana, A. 2003. Total Quality Management. Yogyakarta: Penerbit

Andi.

Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif.Cetakan ke-2. Kencana

Prenada Media Group. Jakarta. 2010.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Yusup, Sahrir, 2003. Kajian terhadap efektifitas dan efisensi usaha pemberdayaan

sekolah Dasar negeri di daerah terpencildan pedalaman dalam rangka

penuntasan wajib belajar 9 tahun di provinsi Bengkulu. Jurnal Pendidikan Guru

Sekolah dasar, Vol 1 Nomor 2 Nopember 2003. Hal 120-127.

Zuriah, Nurul. 2005. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan; Teori dan Aplikasi.

PT Bumi Aksara. Jakarta.

Page 57: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 57

SEKOLAHKU BUKAN MARATUAKU Pendidikan Agama di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal

Studi Kasus Pulau Maratua Kabupaten Berau Provinsi Kalimantan Timur

Baso Marannu

Email: [email protected]

Peneliti Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

ABSTRAK

Tema Penelitian yang dilakukan di Kabupaten Berau Kalimantan Timur studi kasus sekolah

Dasar di Kecamatan Maratua ini adalah “Pelaksanaan Pendidikan Agama di daerah 3T

(Terdepan, terluar dan terpencil)”. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan

menggunbakan pendekatan field research fokus pada sekolah dasar di empat kampung, yakni

SD Teluk harapan, SD Teluk Alulu, SD Payung-Payung dan SD Bohe Silian.

Hasil penelitian ini menyimpulkan secara umum bahwa penelian Ada empat hal yang akan

mendukung kompetensi guru dalam pembelajaran yang bersifat holistik dan integratif dalam

kinerja guru. diantaranya (a) Guru agama harus mengenal peserta didik secara mendalam

terutama karakter dan latarbelakang orang tua mereka dalam pendidikan agama dan

keagamaan di keluarga; (b) Guru Agama diharapkan menguasai secara baik bidang studi

pendidikan agama yang bersifat ilmu (disciplinary content) maupun bahan ajar dalam

kurikulum sekolah (c) Guru agama harus melaksanakan dengan penuh tanggungjawab

Penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik yang meliputi perencanaan dan pelaksanaan

pembelajaran, evaluasi proses dan hasil belajar, serta tindak lanjut untuk perbaikan dan

pengayaan; dan (d) pengembangan kepribadian dan profesionalitas secara berkelanjutan.

Guru yang memiliki kompetensi akan dapat melaksanakan tugasnya secara profesional

Penelitian ini merekomendasikan untuk Kementerian Agama sebagai berikut: Kepada

Kementerian Agama Kabupaten Berau kiranya memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk

guru agama di Pulau Maratua dapat melanjutkan pendidikan dari diploma ke jenjang S1,

khususnya kuliah Pendidikan keagamaan termasuk memperhatikan kesejahteraan guru agama

utamanya tunjangan sertifikasi atau tunjangan guru untuk daerah khusus (3T). Perlunya

dukungan pemerintah Kabupaten Berau untuk peningkatan sarana dan prasarana sekolah,

bangunan yang sudah lama harus segera diperbaharui dengan membangun kelas baru,

khususnya sekolah yang bangunannya terbuat dari kayu Ulin seperti SDN di Payung-payung

dan di Teluk Alulu, termasuk intensitas pengawas sekolah di Kecamatan Maratua. Untuk

mendukung Pendidikan Agama pada pendidikan Dasar di Kabupaten Berau, Kecamatan

Maratua, kiranya kegiatan keagamaan oleh masyarakat harus terus digiatkan, sehingga anak-

anak juga merasakan dan terbiasa dengan kegiatan keagamaan di Kecamatan Maratua

Kata Kunci:Pendidikan Agama, Kabupaten Berau, Kecamatan Maratua.

Page 58: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 58

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kabupaten Berau

Ketika mendengar kata Berau, Mungkin diantara kita masih ada yang

asing terdengar, Berau adalah sebuah kabupaten yang ada di Kalimantan

Timur daerah Utara, sebagai sebuah kabupaten yang berkembang, Berau

telah mampu menunjukkan Jati dirinya sebagai salah satu Kabupaten yang

mampu mengelola hasil sumber daya alam serta pariwisata sedemikian

rupanya, bahkan menjadi tujuan wisata parang turis di berbagai negara

seperti halnya pulau Bali.

Secara Administratif, Berau memiliki ibukota di Tanjung Redeb,

dengan luas wilayah 34.127,47 km² serta dihuni oleh penduduk dengan

Jumlah 214.828 Jiwa (Data BPS Tahun 2017 dan Belum termasuk karyawan

beberapa perusahaan di Berau) kepadatan penduduk 6,29 jiwa/km2dan

terdiri 110 Desa dan 10 kelurahan dari 13 Kecamatan yang di antaranya

adalah : 1). Kecamatan Tanjung Redeb; 2) Kecamatan Sambaliung; 3)

Kecamatan Teluk Bayur; 4) Kecamatan Gunung Tabur; 5) Kecamatan Pulau

Derawan; 6) Kecamatan Maratua; 7) Kecamatan Talisayan; 8) Kecamatan Batu

Putih; 9) Kecamatan Biatan; 10) Kecamatan Tabalar; 11) Kecamatan Segah;

12) Kecamatan Kelay; 13) Kecamatan Biduk-Biduk.

Kabupaten Berau Dengan Jumlah penduduknya 214.828 Jiwa tersebut

Laki-laki 115.521 jiwa dan perempuan 99.307 jiwa dengan laju pertumpuhan

2,84%. Jumlah penduduk yang terbanya berada di Ibukota kabupaten yakni

kecamatan Tanjung Redeb sebanyak 67.114 jiwa sedangkan yang terendah

adalah kecamatan Maratua 3.747 jiwa (Survey Data BPS tahun 2016).

Tidak Berbeda dengan iklim di wilayah Indonesia lainnya, iklim di

Kabupaten Berau juga tidak menentu, terkadang hujan, lembab serta

panas. Kabupaten Berau memiliki Beraneka ragam sumber daya alam namun

yang paling dominan saat ini adalah Sektor pertambangan Batu Bara dan

Perkebunan kelapa sawit,terbukti dengan adanya beberapa investor dari

group besar seperti : PT. Berau Coal, KLK Group, Makin Group, Teladan

Prima Group dan Masih banyak lagi perusahaan lainnya.

Page 59: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 59

Sekilas Kecamatan Maratua

Jam tangan saya menunjukkan pukul 5.45 waktu Berau, rencananya

menuju Pulau Maratua menggunakan Speedboat Sinar Harapan yang

bermuatan maksimal 20 orang akan mengantarkan kami ke Pulau Maratua,

sekitar pukul 7,30 berangkat dari dermaga Tanjung KPPP sungai Segah,

sebenarnya jam enam kami sudah siap hanya speednya terlambat

menjemput.

Speed-nya menelusuri sungai Segah yang ditumbuhi pohon nipah,

kurang lebih satu jam setengah, keluar dari Tanjung sekitar pukul delapan

pagi, kecepatan perahu yang bermesin 200 pk yang kami tumpangi memang

tidak berkecepatan tinggi saat menelusuri sungai segah, karena yang

dikhawatirkan adalah kayu Batang (Pohon kayu yang hanyut) di sungai.

Ombak setinggi kurang lebih satu setengah meter terkadang

menghempaskan speed kami yang memuat 10 orang satu orang nakhoda dan

pembantu nakhoda kapal, selama diperjalanan kami dilarang merokok karena

memuat bensin, ini juga sudah merupakan SOP setiap penumpang yang ikut

dalam perjalanan menggunakan speed. Perjalanan kami ke Pulau Maratua

memakan waktu kurang lebih 3 jam. selama diperjalan pulau yang kami

lewati seperti Pulau Derawan yang menjadi obyek wisata, termasuk Pulau

Sangalaki yang menjadi tempat Penyu bertelur, dan terakhir sebelum

berlabuh di pulau Maratua, nampak dengan jelas Pulau Kakaban dimana

tempat ini dikenal dengan hidupnya jenis Ubur-ubur yang tidak menyengat,

dan hanya ada dua di dunia.

Tepat Pukul 10.30 saya berlabuh di pulau Maratua tepatnya di

Kampung Tanjung Harapan. Kecamatan Maratua dengan luas wilayah

4.119,54 Km2. Kecamatan Maratua terbagi menjadi 4 desa yaitu Payung-

Payung, Bohesilian, Teluk Alulu dan Teluk Harapan yang juga merupakan ibu

kota kecamatan, dari luas tersebut Kampung Bohesilian yang terluas, yakni

3.808,54 km2 sedangkan yang terkecil adalah Teluk Alulu sekitar 53,33 km2

Penduduk kecamatan Maratua dari tahun ke tahun meningkat.Dari

tahun 2010 berjumlah 3.200 jiwa terus meningkat hingga di tahun2016

menjadi 3.747 jiwa. Dari tahun 2015 ke tahun 2016, pendudukkecamatan

Maratua meningkat dengan laju pertumbuhan sebesar 2.63persen.Dari

jumlah tersebut perempuan sebanyak 1.815 sedangkan jenis kelamin laki-laki

sebanyak 1.932 jiwa.

Page 60: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 60

Desa yang terpadat penduduknya adalah TelukHarapan dengan jumlah

penduduknya sebesar 1.180 jiwa dikarenakanTeluk Harapan merupakan

ibukota kecamatan Maratua.Lalu diikuti dengan Bohesilian dengan jumlah

penduduksebesar 1.139 jiwa dimana di Bohesilian merupakan desa

yangmemiliki jumlah RT terbanyak di kecamatan Maratua. Lalu diikutidengan

Teluk Alulu yang jumlah penduduknya sebesar766 jiwa dan Payung-Payung

yang jumlah penduduknya sebesar 662 jiwa.

Kecamatan Maratua juga merupakan salah satu pulau terluar

diIndonesia karena berbatasan langsung dengan Laut Philipina. Desadengan

luas terbesar adalah Bohe Silian dikarenakan wilayahPulau Kakaban masuk

di dalam adminstrasi Bohe Silian.Karena kecamatan Maratua merupakan

daerah kepulauan, makasebagian besar wilayahnya merupakan perairan yang

potensial akanperikanan dan wisata dasar lautnya, sehingga kecamatan

Maratuamerupakan salah satu tujuan pariwisata yang ada di kabupaten

Beraubaik wisatawan dalam negeri maupun wisatawan mancanegara.

Pendidikan merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan

pembangunan suatu negara. Program–program pemerintah seperti wajib

belajar 9 tahun, bantuan operasional sekolah (BOS), bantuan siswa miskin

(BSM) dan program-program pemerintah lainnya adalahupaya-upaya

pemerintah untuk meningkatkan pendidikan pendudukIndonesia. Pada tahun

ajaran 2016/2017, jumlah anak bersekolah TK dikecamatan Maratua

mengalami penurunan dari 123 siswa menjadi 119siswa. Berbeda dengan

anak bersekolah SD yang mengalami peningkatan dari 526 siswa menjadi 547

siswa. Begitupun dengan anakyang bersekolah SMP mengalami peningkatan

dari 181 menjadi 212siswa. Sedangkan anak yang bersekolah SMA meningkat

dari 81menjadi 96 siswa.Untuk bangunan sekolah, kecamatan Maratua

memiliki 3bangunan sekolah TK, 4 bangunan sekolah SD, 1 bangunan

sekolahSMP dan 1 bangunan sekolah SMA.

Sama seperti sebagian besar penduduk Indonesia, dikecamatan

Maratua juga sebagian besar penduduknya beragama Islam. Fasilitas ibadah

yag ada di kecamatan Maratua total sejumlah 6unit yang terdiri dari 5 masjid

dan 1 buah Musholla. Selain itu, tidakada tempat peribadatan bagi penduduk

kecamatan Maratua yangberagama selain Islam. Dari jumlah penduduk

tahun 2016 sebanyak 3. 517, yang beragama Islam sebanyak 3.500 sisanya

beragama kristen 10 orang dan Katholik 7 orang.

Page 61: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 61

Gambaran Umum Lembaga Pendidikan Di Pulau Maratua

Tiba di dermaga Maratua tepatnya di Teluk Harapan, istirahat sejenak

di rumah warga. Saya dijemput sama pak Bambang (45) naik sepeda motor

menuju kampung payung-payung, saya memilih untuk stay di Kampung

payung-payung, karena di kampung ini terletak SD, SMP dan SMA untuk

memudahkan dalam pengumpulan data.

Pak Bambang (45) yang berperawakan tinggi dan bercambang, adalah

salah satu narasumber lapangan, seorang Staf perpustakaan di SDN 001

Bohe Silian, Beliau penduduk Asli Pulau Maratua, seorang Ayah dengan 3

anak, Putri yang besar sekolah di SMK 2 Kebupaten Berau, nomor dua Kelas

IV SDN 001 Payung-Payung dan yang kecil masih berumur 3 tahun, Suami

istri asli Pulau Maratua, religiusitas pak Bambang cukup baik, itulah sekilas

saya lihat, dari cara berbicara dan menjelaskan tentang Maratua

Jika dilihat data di atas, menunjukkan bahwa siswa SD yang

terbanyak di SD 001 Kampung Maratua Teluk Harapan sekitar 34% dan yang

terendah berada SD 001 di Kampung Payung-Payung yakni sekitar 17%,

namun dari data tersebut yang kurang seimbang adalah jumlah gurunya,

walaupun SD Payung-payung jumlah siswanya rendah namun gurunya lebih

banyak dibandingkan dengan SD yang berada di Teluk Harapan.

Menurut pengakuan Indri (30), persoalan penempatan guru tergantung

dari Dinas pendidikan Kabupaten Berau, mereka juga heran mengapa

beberapa tenaga pendidik justru ditempatkan di payung-payung, sementara

jumlah siswanya paling sedikit.

Pada jenjang SMP, di Kecamatan Maratua hanya ada satu sekolah,

yakni SMP Negeri 1 Maratua. Dengan jumlah siswa 212 orang, Sekolah ini

berdiri sejak tahun 2007, Tenaga pendidikan 14 orang sebagai pendidik tetap

selebihnya adalah tenaga honor.Sementara untuk jenjang pendidikan

menengah, hanya ada 1 yakni SMA negeri 9 Maratua, jumlah siswanya 96

orang dan guru tetapnya 11 orang.

Secara keseluruhan Lembaga pendidikan di Pulau Maratua terdiri dari

4 Sekolah Dasar, sedang SMP dan SMA masing masing-masing 1 sekolah,

pada penelitian ini fokus lembaga pendidikan adalah Sekolah Dasar, yakni

1). SD Negeri 001 Bohe Silian; 2) SD Negeri 001 Payung-Payung; 3) SD negeri

001 Teluk Alulu dan 4) SD Negeri 001 Teluk Harapan.

Page 62: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 62

Dalam penelitian ini penulis sengaja hanya memfokuskan pada

Sekolah Dasar, dengan pertimbangan ada variasi data sekaligus ada

perbandingan penyelenggaraan pendidikan di masing-masing Kampung,

Gambaran umum keempat sekolah dasar tersebut sebagai berikut:

Sekolah dasar di kecamatan Maratua ada 4 sekolah, masing-masing di

setiap kampung ada didirikan sekolah, jumlah siswa SD secara keseluruhan

pada tingkat Sekolah dasar sebanyak 536 siswa, dengan jenis kelamin laki-

laki sebanyak 277 siswa sedangkan perempuan 259 siswa. Persentasi jumlah

siswa laki-laki sebanyak 52% dan perempuan 48%.

Sekolah Dasar Negeri 001 Bohe Silian, sekolah yang letaknya diujung

selatan pulau Maratua ini terletak di kampung Bohe Silian, RT 3 RW 1 di

Desa Maratua Bohesilian, sekolah ini berdiri sejak tahun 1997. Sekolah yang

terbilang cukup lama ini dipimpin oleh Bapak Bahridin, tenaga pendidik

sebanyak 13 orang, sedangkan siswanya 146, dengan proporsi jenis kelamin

perempuan 58 dan laki-laki 88 anak.

Sekolah Dasar Negeri 001 Payung-Payung, sekolah yang letaknya

ditengah pulau Maratua ini terletak di kampung Payung-Payung, RT 2 di Desa

Maratua Payung-Payung, sekolah ini berdiri sejak tahun 1952, bahkan

sekolah inilah yang kedua berdiri di Pulau Maratua, beberapa gurunya

bahkan pernah sekolah di sekolah tersebut, gedung yang mereka tempati

belajar kala itu masih ada hingga saat ini, Sekolah yang terbilang cukup lama

ini dipimpin oleh Bapak Juhri, tenaga pendidik sebanyak 16 orang,

sedangkan siswanya 106, siswa perempuan sebanyak 51 orang dan laki-laki

55 orang. Beberapa tenaga pendidik alumni SM-3T sebagian besar mengajar

di sekolah ini.

Sekolah Dasar Negeri 001 Teluk Alulu, Sekolah ini leteknya lebih

jauh dari ketiga kampung yang berada di Pulau Maratua. Letaknya di Jalan

Punggawa Sukma teluk Alulu, RT 2 di Desa Maratua Teluk Alulu, sekolah ini

berdiri sejak tahun 1951. Sekolah yang terbilang cukup lama karena terbilang

sebagai sekolah pertama yang didirikan di Pulau maratua, ini dipimpin oleh

Bapak Agus Purwo Utomo, tenaga pendidik sebanyak 12 orang, sedangkan

siswanya 108 dengan komposisi siswa laki-laki sebanyak 48 orang dan

perempuan 60 orang.

Sekolah Dasar Negeri 001 Teluk Harapan, sekolah letaknya Jalan

Langoan RT 3 Desa Maratua Teluk Harapan, sekolah ini berdiri sejak tahun

Page 63: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 63

1978. Jumlah siswa 176 dengan komposisi siswa laki-laki 86 orang dan

perempuan 90 orang. Kampung Teluk harapan memang sedikit istimewa,

karena di Kampung ini aliran listrik masih berfungsi (Pembangkit listrik

Tenaga Surya), sementara di Kampung Payung-payung dan Kampung Bohe

Silian alat mereka sudah rusak setahun yang lalu.

Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar Di Pulau Maratua

Pembahasan mengenai SPM (Standar Pelayanan Minimal) Pendidikan

dasar di Kabupaten Berau, secara khusus di Pulau Maratua beracuan pada

Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23

tahun 2013 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Nomor 15 tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar

Di Kabupaten/Kota, khususnya Pasal 2.

Pada pembahasan pelayana Minimal pendidikan Dasar ini ada dua hal

yang akan dibahas lebih lanjut, pertama Pelayanan Pendidikan oleh

Pemerintah dalam hal ini Diknas dan Kementerian Agama dan yang kedua

adalah Pelayanan Pendidikan oleh Satuan pendidikan itu sendiri.

Pada saat penulis berkunjung ke Kementerian Agama Kabupaten

Berau, saat itu penulis diterima oleh Bapak Kepala Kemenag Kab. Berau

sendiri. Dalam diskusi tersebut ada tiga hal yang selalu menjadi perhatian

kita pelayanan pendidikan di Kementerian Agama, pertama Pembangunan

Fisik, kedua Pengembangan SDM dan ketiga adalah Pengembangan Penyuluh

Agama.

Walaupun di Pulau Maratua sendiri belum ada didirikan Madrasah

ataupun Pesantren, hal ini juga yang menjadi perhatian Kemenag Berau,

menurut data di Kabupaten Berau pada tingkat madrasah Ibtidiyah (MI)

jumlahnya ada 6 Madrasah, dari keenam Madrasah Ibtidaiyah tersebut

jumlah siswanya sebanyak 1.207 siswa, dan gurunya sebanyak 79 orang

dengan tingkat rasio 15.Sedangkan pada tingkat madrasah Tsanawiyan di

Kabupaten Berau jumlah madrasah sebanyak 7 madrasah, dengan

menampung siswa sebanyak 1.105 siswa, dengan tenaga pengajar sebanyak

81 Guru, rasio murid terhadap guru sekitar 14.Pada tingkatan Madrasah

Aliyah se kabupaten Berau jumlah sekolahnya hanya 3 Madrasah, dengan

jumlah siswa 673 siswa dan gurunya 45 orang dan rasio murid terhadap

siswa 13.

Page 64: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 64

Guru Agama yang mengajar di sekolah Umum se Kabupaten Berau

jumlahnya 263 guru, dengan komposisi di tingkat TK 3 orang, SD sebanyak

160 guru, SMP 63 guru dan di SMA 37 orang. Sementara Pesantren yang ada

di Kabupaten berau hanya 4 Pesantren.Beberapa guru-guru agama yang

bertugas di sekolah umum, terutama di di tingkat Dasar, pada saat ini

pendistribusian dan pembiayaannya guru agama di sekolah umum sebagian

di bebankan pada anggaran daerah (Diknas Kabupaten Berau).

Sebagai bahan masukan penulis, dalam beberapa hal memang

peningkatan koordinasi antara Diknas dan Kementerian Agama Kabupaten

Berau masih perlu diintensifkan, sehingga beberapa permasalahan

khususnya Sumber Daya Guru agama dapat lebih terdistribusi secara baik.

Hal ini menjadi temuan lapangan bahwa ada beberapa guru agama di Pulau

Maratua yang belum mendapatkan perhatian penuh dari Kementerian Agama

Kabupaten Berau.

Pelayanan Pendidikan Dasar Kabupaten Berau

Standar pelayanan minimal pendidikan dasar selanjutnya disebut SPM

Pendidikan Dasar adalah tolok ukur kinerja pelayanan pendidikan dasar

melalui jalur pendidikan formal yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten

Berau. Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan yang dimaksud dalam

penelitian ini merupakan ketentuan tentang jumlah dan mutu layanan

pendidikan, secara langsung maupun secara tidak langsung melalui sekolah

dan madrasah.

Penerapan SPM dimaksudkan dalam penelitian Pendidikan Agama di

daerah 3T, sekaligus menjawab pertanyaan tentang pelaksaan pendidikan

agama ini untuk memastikan bahwa di setiap sekolah terpenuhi kondisi

minimum yang dibutuhkan untuk menjamin terselenggaranya proses

pembelajaran Pendidikan Agama yang memadai, ada delapan hal yang secara

umum Pelayanan Pendidikan yang dilaksanakan di Kabupaten berau

khususnya di Pulau Maratua, yakni (1) Ketersediaan Satuan Pendidikan; (2)

Keterpenuhan Jumlah Pendidik; (3) Jumlah Peserta Didik; (4) Ketersediaan

Ruang Guru; (5)Ketersediaan Tenaga Pendidik; (6) Kualifikasi tenaga Pendidik;

(7) Kualifikasi Kepala Sekolah; (8) Pengembangan Kurikulum. Pelayanan

Pendidikan dasar oleh Pemerintah Kabupaten Berau dalam hal ini

disesuaikan dengan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 23 tahun 2013, hasilnya pengamatan sebagai berikut:

Page 65: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 65

Pertama Ketersediaan satuan pendidikan, mengamati ketersediaan

sekolah dasar di Pulau Maratua ini menurut pengamatan penulis sudah

terpenuhi, karena di masing-masing Desa di kecamatan Maratua sudah

memiliki Sekolah Dasar, walaupun untuk Madrasah Ibtidaiyah belum ada,

sesuai dengan aturan menyebutkan bahwa dalam jarak yang terjangkau

dengan berjalan kaki yaitu maksimal 3 km untuk SD/MI dari kelompok

permukiman permanen di daerah terpencil. Saat penulis mengamati beberapa

siswa sekolah dasar yang kesekolah di Kampung Payung-Payung, terlihat

hanya berjalan kaki, ada juga yang menggunakan sepeda, sesekali beberapa

siswa diantar oleh orang tuanya menggunakan sepeda motor.

Dalam satu tahun terakhir ini, menurut Pak Busrah (54) warga

Kampung Payung-payung yang rumahnya tepat di depan SMP Negeri 1

Payung-Payung, menceritakan bahwa anak SMP dan SMA dulunya banyak

yang naik motor, semenjak ada kecelakaan yang merenggut nyawa siswa,

maka kesepakatan seluruh orang tua melarang anak SMP dan SMA naik

motor, kejadian itu sekita satu tahun yang lalu. Maka saat ini beberapa siswa

yang rumahnya diluar kampung Payung-Payung (Khusus SMP dan SMA)

mereka menggunakan kendaraan Pickup antar jemput, Biayanya Rp. 2.500

sekali antar. Semenjak ada larangan bagi siswa menggunakan motor ke

sekolah, maka saat ini mereka menggunakan kendaraan antar jemput,

sebagaimana gambar di atas.

Kedua, Jumlah peserta didik, Dalam peraturan Mendiknas disebutkan

dalam setiap rombongan belajar untuk SD/MI tidak melebihi 32 orang, Untuk

setiap rombongan belajar tersedia 1 (satu) ruang kelas yang dilengkapi

dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, serta

papan tulis, hal ini juga sudah memenuhi standar, walaupun ada beberapa

sekolah yang siswanya tidak terlalu banyak.Dari data ditemukan bahwa

seluruh siswa SD di Kecamatan Maratua, dari kelas I s.d VI sebanyak 536

siswa, dari jumlah tersebut, Hanya di SDN 001 Teluk harapan khususnya

kelas II yang membuka dua kelas, (IIa dan IIb).

Ketiga, Ketersediaan ruang guru, mengenai ketersediaan ruang bagi

guru sekolah-sekolah di pulau Maratua tidak dapat dibandingkan dengan

sekolah di daerah perkotaan, bagi mereka ada meja dan ruang bersama

walaupun sempit sudah merupakan sesuatu yang istimewa. Sebagaimana

standar pelayanan pendidikan yang diharapkan setiap sekolah dasar harus

dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah

Page 66: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 66

dan staf kependidikan lainnya. Bahkan adakalanya ruang kepala sekolah

bergabung dengan guru, hanya meja saja yang membedakannya. Bagi guru-

guru di Pulau Maratua yang utama adalah ruang kelas bagi anak-anak

belajar, karena hal ini sangat penting, sebagai contoh saja di SD Payung-

Payung ruang kelas belajar bagi anak kelas I, II, III dan IV dinding dan lantai

masih terbuat dari Kayu ulin, itupun kondisinya masih sangat

memperihatinkan, terutama saat hujan ataupun angin kencang, anak-anak

tidak boleh di ruang kelas, mereka menyuruh keluar ruangan, dikhawatirka

tertimpa plafon yang sudah mulai rapuh.

Syukur Alhamdulillah, ungkap ibu Rahma (guru Agama) SD Payung-

Payung, bahwa ruang guru di sekolah ini sudah menempati ruang permanen,

bbukan lagi terbuat dari kayu ulin. Bahkan beberapa meja dan peralatan

perkantoran sudah dilengkapi, itu saja, ruang kelas yang disamping perlu

bantuan, sambil menunjukkan ruang yang berada disebelah kanan ruang

guru.

Keempat Ketersediaan Tenaga Pendidik, walaupun Pulau Maratua

dalam Wilayah pendidikan sebagai daerah terluar, namun tenaga pendidiknya

cukup memenuhi standar pelayanan minimal, sebagai mana yang diatur

dalam permendikas nomor 23 tahun 2013setiap SD/MI tersedia 1 (satu)

orang guru untuk setiap 32 peserta didik dan 6 (enam) orang guru untuk

setiap satuan pendidikan, dan untuk daerah khusus 4 (empat) orang guru

setiap satuan pendidikan, keseluruh jumlah Pendidik dan tenaga

Kependidikan sebanyak 56 orang, dari data tersebut yang status

kepegawaiannya sebagai PNS sebanyak 59%, artinya lebih dari separuh sudah

bersatus PNS. Demikian halnya dengan pendidikan PTK, 71% sudah S1, tentu

hal ini memberikan harapan yang baik terhadap penyelenggaraan pendidikan

di Pulau Maratua dimasa mendatang, melihat Kapasitas PTKnya.

Namun yang perlu diperhatikan oleh Pemerintah Berau, adalah

tunjangan 3T, karena menurut pengakuan Rahardian (52), tunjangan untuk

daerah khusus seperti Maratua, dulunya ada tapi saat inisudah tidak

diberikan, termasuk sertifikasi guru masih ada yang belum mendapatkannya.

Kelima, Kualifikasi Kepala Sekolah, kualifikasi Keempat Kepala SD di

Pulau Maratua sudah memenuhi standar sebagai mana yang dipersyaratkan

dalam permendikas nomor 23 tahun 2013setiap kabupaten/kota semua

Page 67: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 67

kepala SD/MI berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki

sertifikat pendidik.

Keenam, Kualifikasi Pengawas Sekolah, Walaupun dalam dalam

permendikas nomor 23 tahun 2013setiap kabupaten/kota semua pengawas

sekolah dan madrasah memiliki kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah

memiliki sertifikat pendidik, namun beberapa guru mengeluhkan peran

Pengawas yang sangat minim mengunjungi mereka.

Ketujuh, Pengembangan Kurikulum, Dalam dalam permendikas nomor

23 tahun 2013 Pemerintah kabupaten/kota memiliki rencana dan

melaksanakan kegiatan untuk membantu satuan pendidikan dalam

mengembangkan kurikulum dan proses pembelajaran yang efektif; dan

kunjungan pengawas ke satuan pendidikan dilakukan satu kali setiap bulan

dan setiap kunjungan dilakukan selama 3 jam untuk melakukan supervisi

dan pembinaan. Menurut kepala sekolah hal ini selalu saja dilakukan

walaupun tidak sepenuhnya memenuhi aturan yang ditetapkan.

Pelayanan pendidikan dasar oleh satuan pendidikan

Yang dimaksud dengan pelaksaan pendidikan agama, utamanya

pelayanan pendidikan oleh satuan pendidikan (sekolah Dasar) yakni:

Pertama, Penyediaan Buku Teks, penyediaan buku-buku yang berada

di perpustakaan menurut penuturan pak Bambang (staf perpustakaan) SDN

001 Bohe Silian, sudah memadai, terutama buku teks yang ditetapkan

kelayakannya oleh Pemerintah mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia,

Matematika, IPA, IPS, dan Pendidikan Kewarganegaraan, hal ini hanya terjadi

di SD Teluk harapan dan SD di Bohe Silian, sedangkan di SD Payung-payung

dan SD Teluk Harapan masih membutuhkan buku yang dimaksudkan. Jika

membanding keempat desa di pulau Maratua, secara umum memang belum

merata untuk penyediaan buku teks untuk siswa, jadi sifatnya bergiliran, jika

tahun ini SD di payung-payung mendapatkan bantuan buku maka tiga desa

lainnya tidak mendapatkannya, hal ini menyebabkan distribus setiap

tahunnya belum dilkasanakan oleh pemerintah Berau, termasuk buku yang

mendukung pendidikan agama.

Sebagai bahan masukan kedepannya, penyediaan buku harus

memperhatikan kebutuhan tiap-tiap sekolah, agar tidak terjadi kecemburuan

akademik. Memang sikap proaktif dari kepala sekolah sangat dibutuhkan

Page 68: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 68

untuk selalu berkoordinasi dengan pihak pemerintah Berau. Kepedulian

siswa juga menjadi perhatian utnuk menjaga dan merawat buku-buku yang

di sediakan sekolah, karena bagaimanapun segala fasilitas yang diberikan jika

tidak dirawat, maka buku dan bahan bacaan tersebut cepat rusak, jadi

sekolah di Maratua telah memiliki 100 judul buku pengayaan dan 10 buku

referens walaupun beberapa kondisinya perlu diperbaharui.Secara spesifik

buku-buku agama, menurut penuturan Ibu Rahma dan Ibu Ratna sebagai

guru agama di Maratua, menyatakan bahwa masih perlu di lengkapi,

sehingga mereka menyarankan kepada pihak Kementerian Agama, agar

referensi untuk mengembangkan pengetahuan anak-anak perlu segera

diwujudkan.

Kedua, Penyediaan Alat Peraga Pendidikan, terutama yang

mendukung pembelajaran IPA bagi anak-ank menurut Kepala sekolah SDN

Bohe Silian boleh dikatakan tidak ada, terutama model kerangka manusia,

model tubuh manusia, bola dunia (globe), hal ini sangat berpengaruh

terhapap proses pembelajaran. Demikian halnya dengan alat peraga untuk

pendidikan agama, khususnya bagaimana mendukung kegiatan praktek

pendidikan agama anak-anak.

Beberapa guru terkadang berinisiatif untuk mengadakan sendiri,

itupun mereka usahakan dengan dan sekolah dan dan pribadi, yang menjadi

permasalahan pengadaan alat peraga tidak mudah, mereka harus ke Tanjung

Redeb yang jaraknya cukup jauh dari Pulau Maratua, untuk membeli itupun

sebelumnya harus menanyakan ketersediaan alat yang dimaksud.Kondisi ini

menyebabkan proses pembelajaran yang membutuhkan alat peraga kurang

optimal, kreatifitas guru untuk mengantisipasi proses pembelajaran tersebut

dengan hanya memperlihatkan gambar melalui buku, tanpa melihatkan

wujud secara 3 dimensi. Seandainya ada listrik ungkap ibu Indri (Guru SD

Payung-payung), kita masih dapat memperlihatkan melalui gambar bergerak,

karena keterbatan listrik terpaksa hal ini juga tidak dapat kami lakukan.

Kreatifitas guru untuk pembelajaran yang menggunakan alat peraga

sangat dibutuhkan, keterbatan media menjadi pemicu bagi guru untuk tidak

mengalah, selalu saja ada akal dan jalan keluar yang dapat dilakukan tanpa

meninggalkan substansi pembelajaran yang ingin dicapai.

Ketiga, Proses Pembelajaran, sebagaimana penjelasan sebelumnya

bahwa SD yang ada di Pulau Maratua berjumlah empat sekolah, ada satu

Page 69: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 69

sekolah yang menyelenggarakan pendidikan 5 hari kerja yakni di SDN 001

Bohe Silian sebagai sekolah percobaan untuk fullday school dengan

meliburkan anak-anak pada hari sabtu, sementara yang lainnya masih enam

hari kerja.Sementara dalam permendikas nomor 23 tahun 2013 setiap guru

tetap bekerja 37,5 jam per minggu di satuan pendidikan, termasuk

merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil

pembelajaran, membimbing atau melatih peserta didik, dan melaksanakan

tugas tambahan.

Secara umum tiga sekolah dasar yang masih menggunakan enam hari

kerja, pemenuhan waktu pembelajaran sudah terealisasi, demikian halnya

SDN 001 Bohe Silian, namun yang menjadi problem bagi sekolah yang

menggunakan lima hari kerja, ada beberapa kendala yang dihadapi. Kendala

pertama tentang jam istirahat, sebagaimana beberapa sekolah yang

menggunakan sistem fullday, saat istirahat mereka disediakan makan siang,

entah itu disekolah secara mandiri atau dikoordinir oleh sekolah, namun di

SDN 001 Bohe Silian tidak demikian, anak-anak jika istirahat mereka pulang

kerumah untuk makan siang, kekurangannya ada beberapa anak yang

terkadang sudah tidak kembali kesekolah, dengan berbagai alasan, salah

satunya persoalan cuaca, entah itu panas atau karena hujan.Sedangkan

kendala kedua adalah kegiatan pengayaan yang diterapkan sebelumnya

dengan menambah pelajaran agama dengan memanfaatkan guru TPA yang

ada di Maratua, hanya dapat berjalan kurang lebih setahun, saat ini sudah

tidak berjalan, karena para pengajar TPA tidak bersedia lagi mengajar,

konfirmasi didapatkan karena persoalan internal kelompok guru TPA.

Dua kendala inilah yang menjadi bahan evaluasi tentang pelaksanaan

sistem fullday di SDN 001 Bohe Silian, namun sementara ini dilakukan

kegiatan yang umum untuk pengayaan, seperti pramuka dan kegiatan olah

raga.

Keempat, Penerapan kurikulum, Seluruh sekolah di Pulau Maratua

menggunakan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), karena menurut

informasi dari Ibu Indri (guru SDN 001 Payung-payung) sekolah dapat

memilih kurikulum yang digunakan, jika belum siap menggunakan

kurikulum K13, maka sekolah masih diberikan kesempatan untuk

menggunakan kurikulum KTSP.Mengapa belum siap, karena hampir sebagian

besar pendidik di Pulau Maratua belum mengikuti pelatihan tentang K13,

Page 70: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 70

sehingga disepakati untuk tetap menggunakan kurikulum sebelumnya yakni

KTSP, khususnya guru-guru agama di Maratua.

Kelima, Pelaksanaan Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), Pada

hakekatnya penyusunan RPP bertujuan merancang pengalaman belajar siswa

untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tidak ada alur pikir (algoritma) yang

spesifik untuk menyusun suatu RPP, karena rancangan tersebut

seharusnya kaya akan inovasi sesuai dengan spesifikasi materi ajar dan

lingkungan belajar siswa (sumber daya alam dan budaya lokal, kebutuhan

masyarakat serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi).

Pengalaman dari penilaian portofolio sertifikasi guru ditemukan, bahwa pada

umumnya RPP guru cenderung bersifat rutinitas dan kering akan

inovasi. Mengapa? diduga dalam melakukan penyusunan RPP guru tidak

melakukan penghayatan terhadap jiwa profesi pendidik. Keadaan ini dapat

dipahami karena, guru terbiasa menerima borang-borang dalam bentuk

format yang mengekang guru untuk berinovasi dan penyiapan RPP cenderung

bersifat formalitas. Bukan menjadi komponen utama untuk sebagai acuan

kegiatan pembelajaran. Sehingga ketika otonomi pendidikan dilayangkan tak

seorang gurupun bisa mempercayainya. Buktinya perilaku menyusun RPP

dan perilaku mengajar guru tidak berubah jauh.

Keenam, Program penilaian, tujuan utama dari program penilaian

adalah untuk membantu meningkatkan kemampuan belajar peserta didik.

Penilaian kelas merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-

langkahperencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi

melalui sejumlahbukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta

didik, pengolahan, danpenggunaan informasi tentang hasil belajar peserta

didik. Penilaian kelasdilaksanakan melalui berbagai teknik/cara, seperti

penilaian unjuk kerja (performance), penilaian sikap, penilaian tertulis (paper

and pencil test), penilaian proyek, penilaian produk, penilaian melalui

kumpulan hasil kerja/karya peserta didik (portfolio), dan penilaian diri.

Penilaian hasil belajar baik formal maupun informal diadakan dalam suasana

yangmenyenangkan, sehingga memungkinkan peserta didik menunjukkan

apa yangdipahami dan mampu dikerjakannya. Hasil belajar seorang peserta

didik dalam periode waktu tertentu dibandingkan dengan hasil yang dimiliki

peserta didiktersebut sebelumnya dan tidak dianjurkan untuk dibandingkan

dengan peserta didiklainnya. Dengan demikian peserta didik tidak

Page 71: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 71

merasa dihakimi oleh guru tetapi dibantu untuk mencapai kompetensi atau

indikator yang diharapkan.

Ketujuh, Supervisi Kepala Sekolah, Salah satu tugas kepala

sekolah/madrasah adalah melaksanakan supervisi akademik. Untuk

melaksanakan supervisi akademik secara efektif diperlukan keterampilan

konseptual, interpersonal dan teknikal (Glickman, at al. 2007). Oleh sebab

itu, setiap kepala sekolah /madrasah harus memiliki dan menguasai konsep

supervisi akademik yang meliputi: pengertian, tujuan dan fungsi, prinsip-

prinsip, dan dimensi-dimensi substansi supervisi akademik. Kompetensi

supervisi akademik intinya adalah membina guru dalam meningkatkan mutu

proses pembelajaran. Sasaran supervisi akademik adalah guru dalam

melaksanakan proses pembelajaran, yang terdiri dari materi pokok dalam

proses pembelajaran, penyusunan silabus dan RPP, pemilihan

strategi/metode/teknik pembelajaran, penggunaan media dan teknologi

informasi dalam pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran serta

penelitian tindakan kelas. Oleh karena itu, materi ini diharapkan dapat

memberikan wawasan kepada Kepala Sekolah dalam meningkatkan

kompetensi supervisi akademik yang meliputi: (1) memahami konsep

supervisi akademik, (2) membuat rencana program supervisi akademik, (3)

menerapkan teknik-teknik supervisi akademik, (4) menerapkan supervisi

klinis, dan (5) melaksanakan tindak lanjut supervisi akademik

Kedelapan, Evaluasi pembelajaran, setiap guru menyampaikan

laporan hasil evaluasi mata pelajaran serta hasil penilaian setiap peserta didik

kepada kepala sekolah pada akhir semester dalam bentuk laporan hasil

prestasi belajar peserta didik; Sebagai telah kita bahas sebelumnaya bahwa

evaluasi pembelajaran berkaitan denga aktivitas untuk menentukan nilai, jas

atau manfaat dari kegiatan pemebelajaran. Karena kegiatan pembelajaran

meliputi berbagai aspek kegiatan yang cukup luas, maka evaluasi

pembelajaran meliputi berbagai dimensi pula. Berikut ini beberapa bentuk

evaluasi pembelajaran yang lazim dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. (1)

Evaluasi formatif sering kali diartikan sebagai kegiatan evaluasi yang

dilakukan pada setiap akhir pembahasan suatu pokok bahasan.; (2) Evaluasi

sumatif adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir satu satuan waktu

yang didalamnya tercakup lebih dari satu pokok bahasan, dan dimaksudkan

untuk mengetahui sejauhmana peserta didik telah dapat berpindah dari

suatu unit ke unit berikutnnya; (3) Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang

Page 72: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 72

digunakan untuk mengetahui kelebihan-kelebihan dan kelemahan-kelemahan

yang ada pada peserta didik sehingga dapat diberikan perlakuan yang tepat.

Pada tahap proses evaluasi ini diperlukan untuk mengetahui bahan-

bahan pelajaran mana yang masih belum dikuasai dengan baik, sehingga

guru dapat memberi bantuan secara dini agar siswa tidak tertinggal terlalu

jauh. Sementara pada tahap akhir evaluasi diagnostik ini untuk mengetahui

tingkat penguasaan siswa atas seluruh materi yang telah dipelajarinya

Kesembilan, laporan hasil ulangan, kepala sekolah atau madrasah

menyampaikan laporan hasil ulangan akhir semester (UAS) dan Ulangan

Kenaikan Kelas (UKK) serta ujian akhir (US/UN) kepada orang tua peserta

didik dan menyampaikan rekapitulasinya kepada Dinas Pendidikan

kabupaten/kota atau Kantor Kementerian Agama di kabupaten/kota pada

setiap akhir semester; dan Penerapan Manajemen berbasis sekolah (MBS).

Walaupun saat ini penggunaan teknologi dalam sistem pelaporan sudah

mulai diterapkan, karena persoalan listrik dan jaringan internet kurang

maksimal maka laporan pelaksanaan ulangan harus dibawa langsung oleh

kepala sekolah atau guru yang ditugaskan ke Tanjung Redeb ibukota

Kabupaten Berau. Walaupun terkadang hal ini kurang efektif dan efisien

namun itulah realitas yang harus dilakukan oleh sekolah-sekolah di Pulau

Maratua.

Pelaksanaan Pendidikan Agama Di Pulau Maratua

Berbicara persoalan pendidikan agama di Pulau Maratua utamanya

agama Islam, karena sebagaian besar siswanya beragama Islam, dari

beberapa penjelasan sebelumnya tersebut diatas dapat diambil suatu

pemikiran secara umum bahwa pendidikan Islam ialah usaha dalam

pengubahan sikap dan tingkah laku individu dengan menanamkan ajaran-

ajaran agama Islam dalam proses pertumbuhannya menuju terbentuknya

kepribadian yang berakhlak mulia, Dimana akhlak yang mulia adalah

merupakan hasil pelaksanaan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari

sebagaimana yang sudah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Oleh

sebab itu individu yang memiliki akhlak mulia menjadi sangat penting

keberadaannya sebagai cerminan dari terlaksananya pendidikan Islam.

Realitasnya, sebagaimana diungkapkan oleh beberapa guru di Pulau

Maratua, bahwa hal yang utama di berikan pendidikan bagi siswa ditingkat

sekolah dasar ini adalah akhlak, jika hal iini dapat berjalan dengan baik,

Page 73: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 73

maka pendidikan agama lainnya dapat berjalan sebagaimana yang kita

inginkan. Pelaksanaan pendidikan agama yang ingin dijabarkan lebih lanjut

dalam pembahasan ini ada empat hal yang penting untuk diketahui, pertama

bagaiaman proporsi guru agama, kedua ketersediaan dan distribusi guru

agama, kualitas mengajar dan keempat adalah bagaimana kesiapan anak-

anak belajar pendidikan agama.

Pertama, Proporsi guru Agama dan latarbelakang pendidikannya,

upaya untuk membangun sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi,

berwawasan iptek, serta bermoral dan berbudaya bukanlah suatu pekerjaan

yang ringan. Masalah pendidikan adalah masalah yang tidak pernah tuntas

untuk dibicarakan karena ia menyangkut persoalan manusia dalam rangka

memberi makna dan arah moral.Sementara tuntutan muatan moral dalam

hidup dan kehidupan semakin dibutuhkan, pendidikan memegang peran

penting untuk menata kehidupan tersebut, salah satunya melalui pendidikan,

disinilah peran guru di sekolah untuk membentuk watak dan kepribadian

anak selalin dari masyarakat dan keluarga.

Pendidikan yang diberikan oleh guru sebagai pendidik, tentunya harus

memiliki ilmu mendidik yang diperoleh dari bangku kuliah minimal

berpendidikan diploma keguruan (PGSD) tentu labih baik lagi jika

pendidikannya sudah mencapai Strata 1 (sarjana). Walaupun pendidik hanya

mengajar di tingkat sekolah dasar, tapi latar belakang ilmu keguruan

merupakan syarat penting dalam pendidikan.Sebagaimana kita ketahui

bahwa di sekolah dasar, pemenuhan guru ada dua yakni guru kelas dan guru

mata pelajaran. Patut disyukuri, walaupun Maratua sebagai daerah terluar,

namun latar belakang pendidik di sekolah dasarnya hampir sebagian besar

berlatarbelakang pendidikanm keguruan, walaupun beberapa masih sebatas

pendidikan diploma (PGSD), namun semangat untuk melanjutkan pendidikan

sangat besar, beberapa diantaranya sudah menyelesaikan S1 di Universitas

Terbuka.

Jumlah atau proporsi guru agama di Pulau Maratua masih memenuhi

standar minimal, yakni satu sekolah dengan satu orang guru agama, memang

tugas dan tanggungjawabnya sebagai guru agama di satu sekolah terasa berat

karena harus mengajar di semua tingkatan dan rombel, namun diakui oleh

semua guru agama di Pulau Maratua bahwa mereka menjalankan tugas

dengan senang dan penuh tanggungjawab. “jika kita menikmati dan

Page 74: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 74

mejalankan dengan ikhlas, maka insya allah tugas itu menjadi ringan”

ungkap ibu Rahmatia guru SDN Payung-Payung.

Kedua, Ketersediaan dan distribusi guru Agama di Pulau Maratua,

ketersediaan guru agama di empat sekolah Dasar di pulau Maratua secara

kuantitas sudah baik dan terdistribusi sebagaimana yang diharapkan, namun

yang menjadi persoalan adalah, hanya di SDN 001 Payung-payung yang

berkualifikasi S1 (Sarjana pendidikan Agama) sedangkan selebihnya masih

setingkat Diploma.Persoalan yang dialami adalah kesempatan untuk

melanjutkan pendidikan kejenjang S1 masih terbatas, hal ini disebabkan

anggaran pemerintah daerah untuk memberikan beasiswa untuk sekolah

tidak ada. Selain itu, jika mereka menggunakan biaya sendiri, terhalang pada

guru pengganti yang akan memberikan pelajaran agama.

Memang persoalan guru yang ingin melanjutkan pendidikan di Pulau

Maratua ini menjadi dilematis, satu sisi mereka ingin mengembangkan

pendidikan dari Diploma (PGSD) menjadi S1 (Sarjana) namun disisi lain

mereka terbentur pada siapa yang akan menggantikan mereka mengajar jika

kuliah, sementara sekolah memiliki keterbatasan penyediaan guru.Bahkan

ada guru kelas yang juga merangkap menjadi guru agama (guru mata

pelajaran), ketersediaan pendidik ini juga seharusnya menjadi perhatian

Pemerintah Berau, agar kualitas pendidikan di daerah terluar semacam Pulau

Maratua ini dapat terus ditingkatkan.

Ketiga, Kualitas mengajar Guru Agama di Pulau Maratua, Penelitian

ini dilakukan hanya kurang lebih 2 minggu, dan tidak melakukan tes untuk

mengukur kualitas mengajar guru agama di Pulau Maratua, untuk itu

penjabaran tentang kualitas mengajar guru agama hanya memberikan

gambaran umum saja. Sebagai contoh sederhana salah satu untuk menilai

Pembelajaran yang berkualitas dapat diamati dengan melihat tingkat

keaktifan siswa, pengorganisasian dan penemuan informasi sehingga

memperjelas apa yang seharusnya dicapai oleh siswa selama

pembelajaran. Pembelajaran berkualitas akan meningkatkan minat siswa.

Pengaruh minat siswa terhadap pembelajaran sangat besar, siswa akan aktif

dan bertanggung jawab terhadap peran yang diberikan. Mereka akan

terdorong dengan sukarela dan atas kemauan sendiri untuk menemukan

pengetahuan dan informasi baru, mereka akan semakin senang karena

merasa tertantang terhadap materi yang diberikan.

Page 75: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 75

Untuk mengukur kualitas pembelajaran, diperlukan beberapa

indikator. Indikator itu dapat berupa (1) Pencapaian efektivitas aktivitas guru

dan siswa; (2) Pencapaian efektivitas kemampuan guru dalam mengelola

pembelajaran kooperatif; (3) Pencapaian efektivitas keterampilan kooperatif

siswa; (4) Pencapaian ketuntasan belajar siswa dan respon siswa terhadap

pembelajaran.Keempat hal tersebut, setelah berdiskusi dengan para guru di

Pulau Maratua, adalah persoalan respon anak-anak, “mereka terkadang

lamban dalam menerima pelajaran, bahkan untuk satu materi pelajaran

harus diulang berkali-kali agar mereka mengerti” ungkap Indri guru di SD

Payung-payung.

Keempat, Kesiapan anak belajar Pendidikan Agama di Pulau Maratua,

tujuan kegiatan belajar mengajar di kelas utamanya pendidikan Agama

adalah menguasai kompetensi atau tujuan pembelajaran pendidikan agama

oleh siswa. Tugas guru agama yaitu melakukan pengelolaan pembelajaran

(mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga penilaian). Hal ini ditujukan

agar siswa dapat mencapai tujuan belajar secara maksimal. Akan tetapi, ada

kalanya bapak/ibu guru tidak mampu mewujudkan tercapainya tujuan mulia

tersebut karena rendahnya gairah siswa untuk belajar. Dampaknya tentu

kurang baik, di antaranya siswa tidak dapat menguasai kompetensi atau

tujuan pelajaran. Kesiapan belajar anak pada tingkat Sekolah Dasar sangat

berbeda dengan mereka yang sudah SMP atau SMA. Mereka yang masuk

kategori kelas rendah (Kelas I s.d IV) masih membutuhkan bimbingan yang

tinggi, termasuk kesabaran dalam membimbing mereka.Termasuk jika ada

pelajaran praktek sholat, terkadang untuk memulai saja anak-anak lebih

suka bermain, bahkan peralatan sholat yang sudah diperintahkan

sebelumhya untuk dibawa, ada saja yang lupa membawa, kesiapan semacam

ini yang menjadi kendala, namun sebagai guru SD bukan hanya mengajar

tapi lebih utama mendidik, hal yang perlu di perhatikan adalah:

Lingkungan yang menginspirasi

Lingkungan berpengaruh besar terhadap perilaku individu, termasuk

juga dengan lingkungan kelas. Oleh karena itu, lingkungan kelas harus

memiliki pengaruh positif terhadap siswa. Agar semangat belajar siswa

tumbuh, maka lingkungan kelas sebaiknya bisa menginspirasi siswa untuk

belajar.Idealnya lingkungan kelas misalnya mulai dari cahaya, udara, warna, sarana, dan

sebagainya harus mendukung pembelajaran, namun realitasnya di Pulau Maratua ada ruangan

Page 76: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 76

kelas yang masih terbuat dari kayu ulin (SD Payung-Payung atau bahkan satu ruangan dibagi

dua (SD Teluk Alulu), jika kita menuntut hal yang ideal maka boleh dikatakan kelas yang

dimaksud diatas sudah masuk kategori tidak ideal.

Idealnya jika ruangan kelas kurang cahaya dan udara, maka akan

menyesakkan dada dan membuat mata lelah. Kemudian untuk penentuan

warna, usahakan pilih yang cerah. Jangan lupa sertakan pajangan yang

inspiratif. Tokoh-tokoh hebat, kalimat motivasi, hasil karya siswa, alat peraga,

dan lain-lain.Sekali lagi lingkungan kelas yang ideal menurut pengamatan

penulis di Pulau Maratua masih sangat memprihatinkan, masih perlu

bantuan pemerintah setempat (Kabupaten Berau), termasuk media-media

gambar yang sebaiknya dipasang didinding kelas, sehingga memotivasi siswa,

media gambar yang ideal dipajang tidak ada diperjual belikan di Pulau

Maratua, bahkan penulis juga mengelilingi Kabupaten Berau, toko yang

menjual media pendidikan boleh dikatan tidak ada, sehingga salah satu jalan

keluarnya adalah dengan memesan media tersebut diluar kabupaten Berau.

Proses belajar yang efektif dan menyenangkan

Suasana hati siswa juga dipengaruhi dengan suasana lingkungan di

kelas. Dengan demikian, jika proses berjalan dengan menyenangkan, maka

motivasi belajar siswa otomatis meningkat. Kelas jadi lebih interaktif karena

keaktifan siswa. Untuk menciptakan proses yang menyenangkan, teknik

penilaian proses belajar siswa harus disiapkan guru secara variatif.

Disarankan untuk mengajukan pertanyaan pada siswa sesuai pada apa yang

hendak diukur.Jika hal tersebut dilihat dari potensi guru-guru yang mengajar

di Pulau Maratua, pengamatan sekilas sudah memenuhi standar minimal,

penulis mengamati proses pembelajaran bagi siswa cukup kreatif, bahkan

mereka sangat menikmati cara guru mereka mengajar.

Sebagai bahan masukan agar kreativitas dan orisinalitas siswa

bangkit, maka guru-guru di Pulau Maratua perlu membuat pertanyaan

terbuka. Pertanyaan ini sifatnya membuat siswa merasa tertantang untuk

mencapai sesuatu yang lebih, namun tetap dalam jangkauan. Jika

pertanyaan itu-itu saja, terlalu mudah, maka semangat siswa untuk

memberikan usaha lebih tidak akan bangkit. Pun sebaliknya, apabila terlalu

sulit maka bisa mematikan usaha siswa.

Banyak hal yang sebenarnya dapat dilakukan oleh guru sekolah dasar

di Pulau Maratua agar proses belajar efektif dan menyenangkan, sebagai

Page 77: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 77

daerah yang dikelilingi air, bahkan hampir sebagian besar sekolah di Maratua

letaknya tidak jauh dari tepian, maka potensi alam ini justru dapat dijadikan

inspirasi. Bahkan media dan sumber belajar yang digunakan sebaiknya

menggunakan potensi alam sekitarnya, terutama dari laut. Patut disadari

bahwa kelemahan dari penciptaan suasana yang lebih kreatif sekolah di

Maratua, adalah keadaan kelas yang kurang kondusif, misalkan ada kelas

yang dibagi dua (dipisahkan dinding yang tidak permanen), bahkan guru yang

memberikan penjelasan dikelas sebelah terdengan jelas, sehingga saling

mempengaruhi.

Suasana kompetisi kelas yang menantang

Pada umumnya, setiap individu akan merasa bangga jika memiliki

sesuatu yang lebih dibanding orang lain. Sebut saja lebih pandai, lebih

berhasil, lebih baik, dan masih banyak lagi. Begitu juga sebaliknya, orang

akan merasa sedih jika dirinya berada di bawah orang lain. Misalnya, lebih

bodoh, paling malas, selalu gagal, dan lainnya. Nah, dari sinilah setiap orang

punya naluri untuk berkompetisi, namun kompetisi ini harus disikapi secara

bijak, karena kesalahan dalam penciptaan kondisi untuk berkompetisi antar

siswa berakibat negatif.

Sebagai guru, perlu menyiapkan strategi agar kompetisi yang terjadi di

kelas berjalan dengan baik. Mereka harusnya mengatur agar kompetisi tetap

bisa diikuti oleh seluruh siswa dan menghasilkan juara bergilir setiap waktu.

Jadi tidak melulu siswa yang itu-itu saja yang menang. Biarkan setiap siswa

memiliki kesempatan menjadi juara di bidangnya masing-masing.

Kondisi siswa di Maratua menyenangi hal-hal yang sifatnya berlomba,

karena mereka suka bermain, pola ini dimanfaatkan oleh guru-guru di

Maratua untuk mengolah proses pembelajaran siswa yang lebih proaktif.

Sumber belajar

Acapkali siswa enggan belajar karena kurang memadainya sumber

pembelajaran. Jika di beberapa sekolah perkotaa Sumber belajar yang

memadai dan telah mendukung kurikulum, berkaitan dengan pengembangan

diri, serta pengembangan karir. Buku cetak yang terpercaya, audio, video,

media ajar yang menarik sehingga siswa tidak jenuh dengan penyampaian

materi yang monoton, dampaknya semakin beragam dan lengkap sumber

yang tersedia di kelas, akan makin besar kecenderungan siswa suka

Page 78: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 78

belajar.Namun di Pulau Maratua, hal tersebut sebaliknya, sekolah minim

buku cetak, perangkat audio dan video tidak dapat berjalan karena tidak ada

listrik, akibatnya guru hanya memanfaatkan media yang sangat sederhana.

Penulis justru berfikir berbeda, media yang baik adalah media yang

akrab dengan lingkungan siswa, jika di maratua ini adalah daerah pulau,

maka sumber belajar dalam arti yang lebih sederhana adalah dengan

mrmanfaatkan lingkungan sekitar Maratua, bukan persepsi guru, sebagai

contoh guru SM-3T yang rata-rata dari pulau jawa yang sedikit lebih maju,

maka guru tidak boleh menggunakan pola pikir perkotaan, harusnya lebih

berkearifan lokal, sesuai kondisi di Maratua.

Bantuan belajar yang siap siaga

Ketika siswa mengalami kesulitan belajar, mereka butuh bantuan dari

yang lebih paham. Jika bantuan yang dibutuhkan tidak ada, maka akan

timbul kecenderungan siswa malas melanjutkan belajar. Bantuan belajar di

sini bisa berasal dari guru kelas, atau guru lain yang ditugaskan membantu

siswa. Jadi, dengan disediakannya bantuan belajar bagi siswa di kelas, maka

mereka akan lebih suka belajar.Mereka (Guru di Pulau Maratua) menyadari

bahwa ada kelemahan dalam dunia pendidikan di tingkat keluarga, ketika

mereka menyekolahkan anak-anak mereka seolah seluruh tanggungjawab

pendidikan itu ada dipundak guru, bantuan belajar terfokus di guru, bahkan

ketika orang tua siswa ingin dikumpulkan untuk berdiskusi dengan pengelola

sekolah, hal ini kurang direspon dengan penuh semangat, hanya beberapa

orang tua saja (Komite sekolah) yang mau datang dan memberikan masukan

uhntuk pengembangan sekolah termasuk pola pendidikan anak di rumah

untuk membantu kerja guru di sekolah.

Kesadaran untuk membantu siswa untuk meningkatkan sikap dan

pengetahuan mereka untuk belajar lebih baik harus menjadi tanggungjawab

bersama, walaupun guru di Maratua sudah melaksanakan tugas dan

tanggungjawabnya secara maksimal, namun tidak didukung oleh orang tua di

rumah atau masyarakat lingkungan tempat bermain anak, maka akan hasil

pembelajaran juga tidak mungkin optimal.Kesiapsiagaan membantu siswa di

Maratua untuk belajar akan membuahkan hasil jika semua pihak

bekerjasama, pelibatantokoh-tokoh masyarakat terutama tokoh agama lebih

diintensifkan, namun beberapa guru justru mengeluhkan hal ini, suasana

kemeriahan dan semangat keberagamaan di Maratua mulai terlihat saat

Page 79: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 79

bulan Ramadhan, pada bulan ramadhan itulah girah keberagamaan anak-

anak Maratua baru nampak semangat, namun setelah itu kembali pada

suasana yang biasa-biasa saja. Dorongan dan motivasi dari pada ulama dan

Ustadz sangat kurang di luar bulan Ramadhan.

Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Di Pulau Maratua

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi

Guru, adapun macam-macam kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga

guru antara lain: kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial

yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Keempat kompetensi tersebut

terintegrasi dalam kinerja guru yang dmaksud adalah: (1) Kompetensi

pedagogik meliputi pemahaman guru terhadap peserta didik, perancangan

dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan

peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya; (2)

Kompetensi Kepribadianmerupakan kemampuan personal yang

mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa,

menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia; (3) Kompetensi

Sosial sebagaimana yang diajarkan dalam agama merupakan kemampuan

guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,

sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan

masyarakat sekitar; (4) Kompetensi profesional merupakan penguasaan

materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan

materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang

menaungi materinya, serta penguasaan terhadap stuktur dan metodologi

keilmuannya.

Keempat kompetensi tersebut di atas bersifat holistik dan integratif

dalam kinerja guru. Oleh karena itu, secara utuh sosok kompetensi guru

meliputi (a) pengenalan peserta didik secara mendalam; (b) penguasaan

bidang studi pendidikan agama yang bersifat ilmu (disciplinary content)

maupun bahan ajar dalam kurikulum sekolah (c) penyelenggaraan

pembelajaran yang mendidik yang meliputi perencanaan dan pelaksanaan

pembelajaran, evaluasi proses dan hasil belajar, serta tindak lanjut untuk

perbaikan dan pengayaan; dan (d) pengembangan kepribadian dan

profesionalitas secara berkelanjutan. Guru yang memiliki kompetensi akan

dapat melaksanakan tugasnya secara profesiona.

Page 80: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 80

Pertama, Konsep Pengajaran dan Aplikasinya di Pulau Maratua,

Pembahasan mengenai pembelajaran pendidikan agama di Pulau Maratua

sebagai daerah terluar, tentu Kompetensi guru sebagaimana yang di tuliskan

di atas perlu pengukuran yang jelas dan melalui sebuah pengujian, untuk itu

dalam pembahasan ini penulis menggunakan empat konsep dalam

pengajaran guru di sekolah sebagai pendidik yang profesional berkaitan

dengan pengembangan pengetahuan peserta didik.

Kinerja guru sekolah dasar dapat diukur dengan mempergunakan

instrumen kinerja yang terkait dengan hasil pelaksanaan kerja guru, yaitu

berdasarkan hasil pelaksanaan tugas pokok dan fungsi guru yang meliputi

tugas dalam mendidik, mengajar, melatih dan mengarahkan, membimbing,

serta menilai dan mengevaluasi, yang dibebankan kepadanya berdasarkan

atas kecakapan, pengalaman, kesanggupan serta waktu. Indikator kinerja

guru sekolah dasar merupakan indikator hasil pelaksanaan tugas pokok dan

fungsi guru. Tugas pokok dan fungsi guru, meliputi: (1) Tugas guru dalam

mengajar; (2) Tugas Guru dalam Mendidik; (3) Tugas Guru dalam Melatih dan

Mengarahkan; (4) Tugas Guru dalam Membimbing; (5) Tugas Guru dalam

Menilai dan Mengevaluasi

Guru agama merupakan salah satu faktor dari luar yang besar

pengaruhnya terhadap perkembangan kepribadian anak didik. Tingkah laku

guru agama didalam maupun di luar kelas akan menjadi perhatian dan

cermin bagi semua anak didik. Di sekolah anak memperoleh pengetahuan

yang tidak didapat dari lingkungan keluarga. Cara guru agama

berbicara,bergaul berpakaian dan mengambil suatu keputusan terjhadap

suatu masalah,ini semua akan menjadi contoh dan akan ditiru oleh para

siswa.

Kedua, Pengetahuan tentang konten (content knowledge), Sebagai

Pendidik di Sekolah Dasar, memang sangat berbeda dengan Guru yang di

SMP atau SMA, karena diantara mereka ada yang tugasnya sebagai Guru

Kelas. Berkaitan dengan content knowledge yaitu pengetahuan mengenai

materi pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa.

Pendidikan Agama sangatlah penting dalam kehidupan manusia.

Demikian pentingnya agama dalam kehidupan manusia, sehingga diakui atau

tidak sesungguhnya manusia sangatlah membutuhkan agama dan sangat

dibutuhkanya agama oleh manusia. Tidak saja di masa premitif dulu sewaktu

Page 81: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 81

ilmu pengetahuan belum berkembang tetapi juga di zaman modern sekarang

sewaktu ilmu dan teknologi telah demikian maju. Pendidikan Agama yang ada

di Pulau Maratua semuanya adalah guru Agama Islam, maka dalam

pembahasan ini penulis akan lebih banyak membahas tentang Pengetahuan

Pendidikan Agama islam.Ruang lingkup ajaran Islam meliputi tiga bidang

yaitu aqidah, syari’ah dan akhlak, hal itu juga hanya yang bersifat praktis,

bahkan harus diulang-ulang untuk pelajaran yang sama.

Ketiga, Pengetahuan konten pedagogik (paedagogical content

knowledge), merepresentasikan topik materi pelajaran pendidikan Agama

islam sebagaimana yang dituturkan oleh Ibu Rahama dan Ibu Ratna sebagai

guru agama di Maratua, harus menggunakan berbagai cara sehingga mudah

dipahami oleh siswa, namun yang paling sering mereka lakukan adalah

mengulang pelajaran yang sudah diberikan. Mengapa hal ini penting, karena

kondisi siswa di Pulau Maratua sangat berbeda, yang paling menonjol adalah

lamban dalam menghafal.Sebagai contoh ketika anak-anak diajarkan tentang

praktek sholat, jika di tanyakan pada pertemuan berikutnya mereka sudah

lupa, terpaksa harus mengulangnya. Demikiaan halnya dengan pengenalan

huruf-huruf hijaiyyah, mereka ada beberapa siswa yang kesulitan menulis,

terutama siswa yang berada di kelas rendah (Kelas I s.d IV).Yang menjadi

permasalahan utama sekolah dasar di Pulau Maratua adalah hampir sebagian

besar siswa baru SD ttidak melalui tingkatan sebelumnya yakni TK/RA,

karena di Pulau Maratua hanya ada satu TK. Jadi persoalan pengenalan

huruf (membaca) dan berhitung serta menulis terkadang harus dimulai pada

tingkat dasar. Bahkan ini menjadi tugas utama guru di Pulau Maratua.

Secara umum, pengetahuan yang perlu dipelajari oleh guru-guru jika

dikaitkan dengan pendidikan agama adalah persoalan Akhlak anak-anak,

kecenderungan anak-anak di kelas rendah mereka lebih menyukai bermain,

disamping itu dengan pendidikan orang tua yang rata-rata hanya tamatan

SMP dan SMA, terkadang kurang membantu siswa ketika berada di rumah,

sebagai contoh jika ada tugas rumah (PR) dukuingan orang tua masih rendah,

kondisi ini membuat tugas guru dalam menyampaikan pelajaran harus lebih

intens.

Keempat, Pengetahuan pedagogik umum (general paedagogical

knowledge), Pemahaman tentang prinsip-prinsip dari pengajaran (strategi

instruksional) guru-guru di Pulau Maratua sudah baik karena hampir

sebagaian besar berpendidikan S1, hanya saja kondisi sarana dan prasarana

Page 82: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 82

yang serba terbatas, membuat mereka harus kreatif menerapkan strategi

pengajaran.Pengelolaan Manajemen kelas juga menjadi tantangan berat,

karena kondisi kelas yang bangunannya sebagian besar dari Kayu Ulin yang

sudah lapuk, tentu manajemen kelasnya memperhatikan kondisi. Sebagai

contoh jika hujan atau ada angin kencang maka sistem pengelolaan kelas

harus dirubah, termasuk suara bising lantai yang sudah goyang, tentu

berbunyi keras jika ada anak-anak di kelas seblah yang berlari atau bermain

di kelas. Pendidikan agama melalui moralitas inilah yang sangat diutamakan

oleh guru agama di Pulau Maratua.

Maratua yang memiliki kondisi yang serba terbatas dalam sudut

pandangan agama, menurut penulis seharusnya dapat dijadikan motivasi

bagi anak-anak untuk tetap bersemangat belajar, jangan sebaliknya membuat

mereka sedih bersekolah di tempat yang serba terbatas. Dalam agama juga

mengajarkan agar kita tidak mudah mengeluh, guru di Maratua harus

menunjukkan bahwa walaupun dalam lingkungan sekolah yang serba

sederhana, namun anak-anak harus tetap menunjukkan prestasi belajar

mereka.Bagaimanapun juga, keadaan seperti di Maratua ini kejadiannya

hampir sama di seluruh Indonesia sebagai kategori daerah 3T, ungkapan

kekurangan dan kesulitan untuk mengembangkan kreatifitas dalam

pembelajaran tidak perlu dijadikan alasan utama, jika guru ingin berbuat

yang terbaik, maka kekurangan ini dapat dijadikan tantangan untuk

berkreasi.

Kelima, Pengetahuan tentang pembelajar (siswa) dan belajar

(knowledge of learners and learning).Sebagaimana yang sudah dijelaskan di

atas, bahwa karakteristik siswa di Pulau Maratua utamanya dalam

pembelajaran masih perlu ditingkatkan, menurut para guru yang mengajar di

SD nanti saat kelas tinggi (Kelas V dan VI) pengetahuan anak-anak serta

tanggungjawab dalam belajar mandiri sudah terlihat. Pemahaman tentang

siswa sebagai penerima ilmu dari apa yang diajarkan oleh guru terlihat

berjalan lamban, termasuk pendidikan agama yang diajarkan bagi siswa.

Sebagai jalan keluar, maka guru agama setiap mengajarkan pelajaran baru,

harus memberikan pengulangan pelajaran yang telah di ajarkan sebelumnya,

dan perlu memberikan tugas dirumah, agar motivasi belajar dapat meningkat.

Faktor Penghambat dan Pendukung Pendidikan Agama Di Pulau

Maratua

Page 83: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 83

Faktor Penghambat pendidikan Agama di Maratua

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Rudi (Guru SD 001 Payung-

Payung) Pertama faktor penghambat pembelajaran di Maratua yakni faktor

aksesbilitas, sebagaimana kita ketahui bahwa jarak antara Pulau Maratua

dan Kebupaten Berau cukup Jauh, jika ditempuh dengan menggunakan

speedBoad jarak tempuhnya paling cepat 3 jam namun kendaraan laut

dengan kapasitas antara sepuluh orang dan maksimal 20 orang ini sangat

tergantung dari jumlah penumpang. Jika yang ingin menyeberang ke

kabupaten berau kurang dari 10 orang maka speedboad tersebut tidak jadi

berangkat, mengingat biaya bahan bakar tidak sesuai dengan pembayaran

penumpang, selain itu juga memperhitungkan cuaca, dengan demikian jika

ada undangan atau pertemuan di Kabupaten berau, entah itu Diknas atau

Kemenag yang mengadakan acara maka sudah dipastikan guru dari

kecamatan Maratua tidak dapat menghadirinya.Selain itu melalui laut, guru

juga dapat menempuh melalui jalur Udara, karena di kecamatan Maratua

sudah terdapat bandara perintis, namun hanya sekali penerbangan ke

Kabupaten berau yakni pada hari Rabu setiap sore, menggunakan pesawat

susiair.

Kedua, sebagai penghambat adalah kurangnya sumber belajar yang

tersedia di sekolah. Yakni buku siswa dan buku untuk guru. Apalagi saat ini

Diknas menekankan kurikulum K13, disisi lain SDN 001 Payung-payung

masih menggunakan kurikulum KTSP 2006 dan 2009. Kondisi ini

menyebabkan terhambatnya proses pembelajaran, sehingga diharapkan

instansi Diknas atau Kemenag dapat memperhatikan dan menyediakan

sumber belajar yang dimaksudkan, termasuk media-media pendukung alat

pembelajaran.

Ketiga, adalah daya dukung eksternal, yang dimaksud disini adalah

pendampingan siswa siswa yaitu orang tua siswa dirumah. Kenyataan secara

umum di maratua, orang tua setelah menyekolahkan anaknya di sekolah

seolah-olah lepas tangan, sepenuhnya diserahkan pada sekolah, padahal

pendidikan itu bukan saja tanggungjawab guru di sekolah tapi juga

tanggungjawab orang tua di rumah. Harapannya, dengan kekuarangan ini

komite sekolah dan kepala sekolah dapat memaksimalkan peran orang tua

dan masyarakat dalam mendidik anaknya setalah sampai di rumah. Harapan

lainnya minimal mendampingi anak-anak mereka belajar ketika sampai di

Page 84: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 84

rumah, agar wawasan dan pengetahuan mereka dapat lebih tinggi dan lebih

baik.

Keempat, adalah kurangnya kontrol antara kegiatan pembelajaran

dengan pola bermain anak-anak, sebagaimana realitasnya anak-anak di

maratua cenderung fokusnya bermain saja, belum ada kesadaran pribadi

untuk belajar secara kuntinyu, sebagai contoh ketika guru memberikan

Pekerjaan rumah (PR) setidaknya anak-anak mengerjakan dirumah

didampingi oleh orang tua mereka, justru banyak orang tua yang tidak

mensuport anaknya ketika belajar dirumah.

Kelima, adalah sarpras, (sarana dan prasarana) sekolah terutama

bangunan sekolah, sebagaimana kita ketahui bahwa bangunan sekolah di

SDN 001 Payung-payung secara fisik sudah tidak layak, banyak atapnya yang

bocor, demikian juga dengan dinding yang terbuat dari kayu ulin sudah

banyak yang copot, ruang kelas itu khususnya untuk kelas I, II, III dan Kelas

IV. Jika Guru mengajar di kelas I, maka suara bising dan Gaduh sampai

terdengar di kelas II, III dan IV, karena lantainyapun terbuat dari kayu yang

sudah mulai goyang jika diinjak. Yang lebih parah lagi adalah jika musim

angin Barat atau Selatan, maka untuk menghindari hal-hal yang tidak

diinginkan terutama korban akibat katu dan atap yang mulai lapuk maka

pembelajaran di kelas tersebut dihentikan.

Keenam yang disampaikan oleh Ibu Rahma (Guru Agama SDN 001

Payung-payung adalah anak-anak sangat lamban dalam membaca huruh

hijaiyyah dan sangat lamban menghafal beberapa surat-surat Pendek, sebagai

contoh saja, ketika dilakukan praktek sholat, hari ini diberikan penjelasan

dan dipraktekkan, ketika diulangkan beberapa hari kemudian mereka sudah

lupa. Termasuk alat peraga pendidikan agama sangat kurang, sementara

tidak ada dijual di maratua, untuk itu terkadang Ibu rahma harus membiayai

sendiri pengadaan alat peraga jika ada tugas ke Berau utnuk membeli alat

peraga tersebut.

Ketujuh, sebagaimana juga disampaikan oleh Ibu Ratna (Guru

Agama), karena di SDN 1 Bohe Silian menggunakan sistem lima hari kerja,

maka sebagian kegiatan disore hari menjelang pulang mereka belajar

pendidikan agama, namun dalam enam bulan terakhir ini kegiatan tersebut

terhenti, hal ini disebabkan karena tim pengajar dari TPA di sekitar Bohe

Silian karena persoalan internal tidak dapat lagi melaksanakan tugasnya di

Page 85: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 85

sekolah tersebut, sehingga pihak sekolah melakukan perubahan sistem

pendidikan agama yang selama ini berjalan, dengan melibatkan beberapa

guru untuk membantu pendidikan agama mereka.

Kedelapan, sedangkan menurut ibu Indri (guru SDN Payung-payung)

faktor penghambat dalam pembelajaran adalah dukungan listrik yang tidak

ada, sedangkan dalam pembelajaran terkadang ingin menggunakan teknologi

sudah tidak bisa karena dukung listrik yang tidak ada, sebagai contoh

terkadang mereka ingin menggunakan video, atau presentasi menggunakan

Laptop pada akhirnya tidak dapat difungsikan.

Itulah kedelapan faktor penghambat dalam pendidikan agama dan

pendidikan secara umum di Kecamatan Maratua, yang pada prinsipnya ada

dua hal yang perlu mendapatkan perhatian, keterlibatan orang tua dalam

mengembangkan pendidikan agama anak-anak, juga suppor dari pemerintah

dalam pengadaan media pembelajaran termasuk pendidikan agam bagi siswa,

walaupun disadari bahwa tingkat pendidikan orang tua siswa sebagian besar

hanya berpendidikan tingkat dasar dan menengah, inilah juga yang

mempengaruhi p[eran aktif orang tua terhadap kepedulian pendidikan anak.

Faktor Pendukung Pendidikan Agama di Maratua

Pertama dalam pendidikan agama di Maratua adalah penduduknya

sebagian besar (99%) beragama Islam, tentu ini menjadi modal utama bagi

guru-guru mengembangkan pendidikan agama secara maksimal.

Kedua dari para pengajar adalah dukungan dari keluarga para

pendidik untuk tetap mengabdi sebagai pendidik walaupun berada di daerah

terluar, seperti halnya para guru-guru SM3T sudah teken kontrka dan

menyetujui untuk mengajar dan mengabdi di daerah terluar seperti halnya di

Pulau maratua. Walaupun aksesbilitas lewat laut cukup menantang, namun

jadwal dan penyedia kapal penyeberangan ke Berau banyak yang

menyediakan, sehingga ada alternatif jika sebuah penyedia kapal tidak

menyeberang.

Ketiga adalah penghargaan dari masyarakat terhadap seluruh

pendidik sangat tinggi, mereka sangat dihargai oleh masyarakat, bahkan

mereka menyediakan lahan secara gratis untuk didirkan rumah dinas guru,

termasuk mereka yang tidak dapat rumah dinas dapat menempati beberapa

rumah dinas dari instansi lainnya untuk ditempati secara gratis.

Page 86: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 86

Keempat adalah perhatian dari Dinas pendidikan sangat memberikan

perhatian terhadap kesejahteraan ataupun pengembangan SDM para

pendidik termasuk jaminan perlindungan untuk melaksanakan tugas dan

fungsi sebagai pendidik di maratua, walaupun tidak semuanya tapi tetap ada

jatah jika ada pelatihan yang dilakukan oleh diknas di Kabupaten Berau.

Kelima adalah tradisi-tradisi keberagamaan di Maratua tetap

dipertahankan, seperti memasuki Bulan Safar, kemeriahan menyambut bulan

ramadhan, dan keaktifan anak-anak untuk mengaji di masjid kampung dan

di rumah-rumah, hal-hal tersebut tentunya memberikan dukungan secara

tidak langsung pendidikan agama di sekolah.

P E N U T U P

Kesimpulan

Banyak hal yang menarik untuk diungkapkan pada penelitian tentang

Pendidikan Agama di daerah Terdepan, Terluar dan tertinggal, khususnya di

Kabupaten Berau Kecamatan Maratua yang masuk kategori terluar. Ada

empat sekolah dasar yang dijadikan fokus dalam penelitian ini, yakni Sekolah

Dasar yang terletak di Kampung Teluk Harapan, Teluk Alulu, Payung-Payung

dan Bohe Silian.

Secara umum kendala yang dihadapi oleh sekolah-sekolah mengenai

pendidikan agama yang ditemukan dalam penelitian ini, khususnya yang

berada di kecamatan Maratua secara substansi perlu mendapatkan perhatian

oleh sekolah dan pemerintah Kabupaten Berau, terutama membangun

kesadaran beragama masyarakat Maratua, untuk sekolah perlu peningkatan

sarana dan prasarana yang mendukung pendidikan agama dan

keagamaan.Berkaitan dangan Pendidikan Agama Sebagaimanagambaran

kinerja guru diatas sama halnya dengan guru agama merupakan manusia

yang profesinya mengajar,mendidik anak dengan pendidikan agama,tentu

tidak bisa lepas dari tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru

agama.Adapun tugas dan tanggung jawab selaku guru agama antara lain: (1)

Mengajar ilmu pengetahuan agama; (2) Menanamkan keimanan kedalam jiwa

anak; (3) Mendidik anak agar taat menjalankan ajaran agama; (4) Mendidik

anak agar berbudi pekerti yang mulia.

Guru agama merupakan salah satu faktor dari luar yang besar

pengaruhnya terhadap perkembangan kepribadian anak didik. Tingkah laku

Page 87: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 87

guru agama didalam maupun di luar kelas akan menjadi perhatian dan

cermin bagi semua anak didik. Di sekolah anak memperoleh pengetahuan

yang tidak didapat dari lingkungan keluarga.Cara guru agama

berbicara,bergaul berpakaian dan mengambil suatu keputusan terjhadap

suatu masalah,ini semua akan menjadi contoh dan akan ditiru oleh para

siswa

Keterlibatan aktif Kementerian Agama untuk meningkatan sumber

daya guru-guru agama perlu segera ditindaklanjuti, seperti memberikan

kesempatan studi lanjut dan mengadakan media-media pembelajaran

pendidikan Agama di sekolah. Dari beberapa pertanyaan yang diajukan dalam

penelitian ini maka kesimpulan yang dapat dijabarkan secara umum sebagai

berikut: (1) Implementasi Pendidikan Agama ada daerah Kabupaten Berau,

masih perlu ditingkatkan, bagi gurunya perlu ditingkatkan baik kuantitasnya

maupun kualitas sumber daya. Pendidikan Agama seharusnya bukan saja

menjadi tanggungjawab guru di sekolah, masyarakat dan orang tua dirumah

juga perlu meningkatkan peran sertanya; (2) Penerapan Standar Pelayanan

Minimalyang dilaksanakan di Kabupaten berau khususnya di Pulau Maratua,

Sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Dan

Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2013 secara umum berjalan

dengan baik, kecuali ketersediaan sarana fisik untuk proses belajar mengajar

yang masih perlu ditingkatkan; (3) Proses pembelajaran Pendidikan Agama

pada pendidikan Dasar, Kecamatan Maratua masih diperlukan kreatifitas

guru untuk tetap bertahan dalam suasana kesederhanaan.

Faktor Penghambat

Beberapa Faktor penghambat yang mempengaruhi pendidikan agama

di Kabupaten Berau, Kecamatan Maratuakhusus pada pendidikan di tingkat

sekolah dasar diantaranya: (1) Aksesbilitas, jarak antara Pulau Maratua dari

Kebupaten Berau cukup Jauh; (2) kurangnya sumber belajar yang tersedia di

sekolah; (3) daya dukung eksternal, terutama pendampingan siswa siswa

yaitu orang tua siswa dirumah; (4) kurangnya kontrol antara kegiatan

pembelajaran dengan pola bermain anak-anak; (5) sarpras, (sarana dan

prasarana) sekolah terutama bangunan sekolah; (6) anak-anak sangat lamban

dalam membaca huruf hijaiyyah dan sangat lamban menghafal beberapa

surat-surat Pendek. Termasuk alat peraga pendidikan agama sangat kurang,

sementara tidak ada dijual di Maratua; (7) dukungan listrik yang tidak ada,

Page 88: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 88

sedangkan dalam pembelajaran terkadang ingin menggunakan teknologi

sudah tidak bisa karena dukung listrik yang tidak ada.

Faktor Pendukung

Beberapa faktor pendukungyang mempengaruhi pendidikan agama di

Kabupaten Berau, Kecamatan Maratuakhusus pada pendidikan di tingkat

sekolah dasar diantaranya; (1) penduduknya sebagian besar (99%) beragama

Islam, tentu ini menjadi modal utama bagi guru-guru mengembangkan

pendidikan agama secara maksimal; (2) dari keluarga para pendidik untuk

tetap mengabdi sebagai pendidik walaupun berada di daerah terluar; (3)

penghargaan dari masyarakat terhadap seluruh pendidik sangat tinggi; (4)

perhatian dari Dinas pendidikan sangat memberikan perhatian terhadap

kesejahteraan ataupun pengembangan SDM para pendidik termasuk jaminan

perlindungan untuk melaksanakan tugas dan fungsi sebagai pendidik di

maratua; (5) tradisi-tradisi keberagamaan di Maratua tetap dipertahankandan

keaktifan anak-anak untuk mengaji di masjid kampung dan di rumah-rumah,

hal-hal tersebut tentunya memberikan dukungan secara tidak langsung

pendidikan agama di sekolah

Rekomendasi

a. Kepada Kementerian Agama Kabupaten Berau kiranya memberikan

kesempatan seluas-luasnya untuk guru agama di Pulau Maratua dapat

melanjutkan pendidikan dari diploma ke jenjang S1, khususnya kuliah

Pendidikan keagamaan termasuk memperhatikan kesejahteraan guru

agama utamanya tunjangan sertifikasi atau tunjangan guru untuk daerah

khusus (3T).

b. Perlunya dukungan pemerintah Kabupaten Berau untuk peningkatan

sarana dan prasarana sekolah, bangunan yang sudah lama harus segera

diperbaharui dengan membangun kelas baru, khsusunya sekolah yang

bangunannya terbuat dari kayu Ulin seoperti SDN di Payung-payung dan

di Teluk Alulu, termasuk intensitas pengawas sekolah di Kecamatan

Maratua

c. Untuk mendukung Pendidikan Agama pada pendidikan Dasar di

Kabupaten Berau, Kecamatan Maratua, kiranya kegiatan keagamaan oleh

Page 89: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 89

masyarakat harus terus digiatkan, sehingga anak-anak juga merasakan

dan terbiasa dengan kegiatan keagamaan di Kecamatan Maratua.

DAFTAR PUSTAKA

Asis Wahyudi, dkk. 2016. Pembelajaran Berbasis Karakter Untuk Meningkatkan Daya

Saing Dalam Era Global Bagi Siswa Di Daerah Terdepan, Terluar, Dan

Tertinggal (Studi Kasus Di Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Ntt, dan Papua).

Jurnal Teori dan Praksis Pembelajaran IPS. Vol.1 No.1 April 2016. Hal. 1-12

Aylin, A’ing. 2015. Studi Tentang Pembangunan Bidang Pendidikan Di Daerah

Perbatasan Kecamatan Kayan Hulu Kabupaten Malinau. eJournal Pemerintahan

Integratif, 2015, 3 (4): 545-559.

Bejo. 2016. Meningkatkan Mutu Dan Akses Pendidikan Di Daerah 3t Melalui

Superdiskon Oleh Pengawas Sekolah. Simposium Guru dan tenaga

Kependidikan. Hasil penelitian tindakan kelas. Tidak diterbitkan.

Benediktus, dkk. 2015. Kesenjangan Pendidikan desa dan Kota. Prosiding Ks: Riset &

Pkm Volume: 2 Nomor: 2 Hal: 147-300 Issn: 2442-4480

Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif untuk Komunikasi, Kebijakan Publik dan Ilmu

sosial Lainnya. Jakarta:Kencana Prenada Media Group.

Eka T.P. Simanjuntak 2016. Program SM3T: Kebijakan Populis, minus Keadilan dan

efektifitas. http://new-indonesia.org/beranda/opini/457-program-sm3t-

kebijakan-populis,-minus-keadilan-dan-efektivitas.html (diunduh tanggal 23 Juli

2018)

Faisal, Sanapiah. 1999. Format-Format Penelitian Sosial. PT RajaGrafindo Persada.

Jakarta.

Fiegenbaum, A., V. 1996. Total Quality Control. New York: McGraw-Hill Book.

Haedar, Amin. 2010. Inovasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta:

Puslitbang pendidikan Agama dan Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat

Kementerian Agama RI.

Haedar, Amin. 2010. Pendidikan Agama di Indonesia – gagasan dan Realitas. Jakarta:

Puslitbang pendidikan Agama dan Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat

Kementerian Agama RI.

Hasbullah. 2006: Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada

http://balitbangdiklat.kemenag.go.id/posting/read/1637-Indeks-Pendidikan-Agama-di-

SMA.

Jero Budi Darmayasa, dkk. 2016 Ibm Master Mendampingi Guru Di Wilayah

Terdepan, Terluar, Dan Tertinggal Propinsi Kalimatan Utara (2MG3T-Kaltara)

Jurnal Surya : Seri Pengabdian kepada Masyarakat Volume 2 Edisi 1 Nopember

2016. Hal. 78-88

Kadir Ahmad, dkk. 2010 Dakwah di daerah Terpencil. Jakarta: Pustaka Mapan

Kompri, 2015. Manajemen Pendidikan, Komponen-Komponen Elementer Kemajuan

Sekolah. Yogyakarta. Ar Ruzz Media

Lantip Diat prasojo, dkk. 2017. Manajemen Kurikulum Program Profesi Guru Untuk

Daerah Terdepan, Terluar, Dan Tertinggal Di Universitas Negeri Yogyakarta.

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 2, Nomor 1, Juni 2017 Hal. 39-53

Page 90: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 90

Lia Rosliana, dkk. 2015. Manajemen Perbatasan Fokus Inovasi Pendidikan Di

Perbatasan Kalimantan Utara. Jurnal Borneo Administrator/Volume 11/No.

3/2015 Hal. 316-339.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.

Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 Tentang Pendidikan Agama dan

Pendidikan Keagamaan.

Purwanto, N. 2007. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Rigantara, I Nengah Suharse, 2016. Analisis Faktor-faktor yang memengaruhi

Partisipasi Alumni Jurusan Pendidikan Ekonomi dalam mengikuti SM-3T.

Jurnal program Studi Pendidikan Ekonomi. Vol: 8 nomor 3 Tahun 2016 hal. 1-

10.

Roy Eka pribadi, 2017. Implementasi sustainable development goals (sdgs) dalam

meningkatkan kualitas pendidikan di papua. eJournal Ilmu Hubungan

Internasional, Volume 5, Nomor 3, 2017: 917-932

Rumtini, 2014. Dampak Peningkatan Kesejahteraan GuruTerhadap Mutu Peminat.

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 20, Nomor 2, Juni 2014. Hal. 211-222.

Soyomukti, Nurani. 2015. Teori-teori Pendidikan, dari Tradisional, (Neo) Liberal,

Marxis-Sosialis, Hingga Postmodern. Yogyakarta. Ar Ruzz Media.

Subarkah, 2016. Analisis Program Sarjana Mengajar Di Daerah TerluarTerdepan Dan

Tertinggal (Sm3t) Dalam PemerataanTenaga Pendidik Di Indonesia (Studi

Kasus Pengajar- Pengajar SM3T yang Mengikuti Program Profesi Guru di

Universitas Negeri Yogyakarta). Skripsi. Tidak diterbitkan.

Suciati, Ariningsih. 2016. Pengembangan Model Pendidikan Menengah “Sekolah

Kebangsaan “Di Daerah Terpencil, Tertinggal, Terluar Dan Perbatasan

Sebagai Implementasi Pembelajaran Pkn. Jurnal Moral Kemasyarakatan, Vol 1.

No. 1 Juni 2016. Hal. 76-86

Syafaruddin. 2005. Manajemen Lembaga Pendidikan Islam. Ciputat Jakarta. Ciputat

Press

Thobroni, M. 2016. Belajar dan Pembelajaran, Teori dan Praktek. Cet II.Yogyakarta.

Ar-Ruzz Media.

Tjiptono, F., dan Diana, A. 2003. Total Quality Management. Yogyakarta: Penerbit

Andi.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Yusup, Sahrir, 2003. Kajian terhadap efektifitas dan efisensi usaha pemberdayaan

sekolah Dasar negeri di daerah terpencildan pedalaman dalam rangka

penuntasan wajib belajar 9 tahun di provinsi Bengkulu. Jurnal Pendidikan Guru

Sekolah dasar, Vol 1 Nomor 2 Nopember 2003. Hal 120-127.

Zuriah, Nurul. 2005. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan; Teori dan Aplikasi.

PT Bumi Aksara. Jakarta.

Page 91: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 91

PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH 3T

(SD dan SMP Daerah 3T: Kec. Beo,

Beo Selatan dan Kec. Melonguane)

Kabupaten Kepulauan Talaud Provinsi Sulawesi Utara

Abdul Rahman Arsyad

Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Kantor Jl. A. P. Petta Rani No. 72 Makassar

E-mail: [email protected]

Abstrak

Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana implementasi

pendidikan agama di satuan pendidikan tingkat dasar (SD/MI dan SMP) di daerah 3T,

dengan masalah penelitian Bagaimana pelaksanaan, proses belajar pendidikan agama

serta faktor pendukung dan penghambat pendidikan agama pada tingkat dasar di

daerah 3T.

Hasil penelitian adalah Pemenuhan pembelajaran pendidikan agama pada

satuan pendidikan berdasarkan agama, walaupun masih memiliki keterbatasan sarana

dan prasarana pembelajaran dan tenaga pengelola (guru) agama serta ruang

pembelajaran. Begitupun halnya pada aspek wadah dalam pengembangan SDM dan

karier serta kesejahteraan guru agama (PAK dan PAI) yang berstatus honorer.

Kemudian, dalam pengangkatan dan penempatan belum selektif (tidak berdasar pada

kebutuhan) satuan pendidikan.

Perlu adanya sinergisitas antara pemerintah (Pemda, Kementerian Agama,

Kementerian Pendidikan Pemuda dan olahraga) dalam pemenuhan fasilitas

pembelajaran pendidikan agama berdasarkan kebutuhan satuan pendidikan di daerah

3T.

Kata Kunci: Pendidikan Agama daerah 3T

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum di Daerah 3T

Geografis dan Demografi

Kabupaten Kepulauan Talaud memiliki luas wilayah 1.125.02 Km2 dan

pulau 1.025.765 Km2, yang memiliki 11 Kelurahan dan Desa 143 yang

tersebar di 19 wilayah kecamatan di kabupaten Kepulauan Talaud. Adapun

batas wilayah kepulauan Talaud, sebagai berikut: Sebelah Utara : Republik

Philipina bagian selatan (P. Mindanao), Sebelah Timur : laut Pasifik, Sebelah

Selatan : Kabupaten Kepulauan Sangihe, dan Sebelah Barat berbatasan

dengan laut Selatan.

Page 92: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 92

Adapun jumlah penduduk 89.836 jiwa (pria 45.900 dan perempuan

43.936) dan hasil bumi Pertanian: Kelapa (kopra), cengkeh, pala, dan abaka,

Peternakan: Babi, Kambing, dan Sapi. Persebaran penduduk berdasarkan

usia 10 – 14 tahun dengan jumlah 12.135 (pria 4.388 dan wanita 3.955),

sedangkan yang berusia 60 – 64 tahun berjumlah 3.792 (1.913 pria dan

wanita 1.879) jiwa. (Sumber Data: BPS Talaud dalam angka 2017)

Monumen Yusus Adalah Raja Kabupaten Kepulauan Talaud

Kepulauan Talaud memiliki ikon dalam bentuk Monumen Yesus adalah

Raja, yang berlokasi di pusat perkantoran. Monumen ini, merupakan simbol

dan tempat wisata bagi masyarakat kepulauan Talaud. (observasi).

Pelabuhan Speed Melonguane

Page 93: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 93

Ada beberapa sarana transportasi yang digunakan masyarakat di

daerah 3T kepulauan talaud, diantaranya: Pesawat, Kapal laut, Speed, lintas

pulau/kecamatan. Sedangkan Mobil, Ojek dan bentor merupakan sarana

transportasi pada wilayah kecamatan dengan tarif yang bervariatif.

1. Lembaga Pendidikan

Lembaga pendidikan (TK/RA, SD/MI, SMP, SMA/SMK), guru

pendidikan agama dan pengawas (PAI dan PAK) terdapat di 18 wilayah

kecamatan dari 19 kecamatam di Kabupaten Kepulauan Talaud. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel, sebagai berikut:

Tabel 1. Jumlah Lembaga pendidikan dan Guru Agama (Islam dan Kristen)

NO KECAMATAN S E K O L A H

JML SD SMP SMA SMK

1 MELONGUANE 7 3 3 2 15

2 MELONGUANE TIMUR - - - - -

3 BEO 6 2 1 1 10

4 BEO SELATAN 6 2 1 - 9

5 BEO UTARA 8 1 1 - 10

6 ESSANG 6 3 2 - 11

7 ESSANG SELATAN 5 1 1 1 8

8 LIRUNG 6 2 1 1 10

9 DAMAU 9 2 - 1 12

10 KABARUAN 11 4 - - 25

11 SALIBABU 6 2 1 1 10

12 MORONGE 3 1 1 - 5

13 KALONGAN 3 1 - - 5

14 RAINIS 10 3 1 - 14

15 PULUTAN 3 1 - - 4

16 TAMPAN AMMA 8 5 1 1 15

17 GEMEH 11 4 2 1 18

18 NANUSA 9 3 2 - 14

19 MIANGAS 1 1 - 1 3

T O TA L 118 41 18 10 187

Sumber Data: Pendis Kementerian Agama Kab. Kepulauan Talaud

Persebaran lembaga pendidikan tingkat dasar dan menengah hanya

Kecamatan Melonguane Timur yang belum ada lembaga pendidikan. Secara

kuantitas lembaga pendidikan tingkat dasar (SD dan SMP) yang dominan

dibanding lembaga pendidikan pada tingkat menengah (SMA/SMK).

Sedangkan perbandingan penduduk usia sekolah antara 10 – 14 tahun

terdapat9 % dari jumlah penduduk yang ada di Kepulauan Talaud.

Ini membuktikan bahwa dari aspek pemenuhan lembaga pendidikan

tingkat dasar dan menengah sudah dapat memenuhi masyarakat kepulauan

talaud. Walaupun masih terdapat beberapa wilayah yang belum memiliki

Page 94: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 94

sekolah pada jenjang menengah (SMA/SMK). Terkait dengan pembangunan

atau penambahanlembaga pendidikan sangat memungkinkan dengan luas

wilayah (lahan) yang ada di daerah 3T Kepulauan Talaud.

Ada beberapa hal yang dijadikan sebagai bahan pertimbangan

pemerintah daerah, dalam penambahan gedung sekolah, yaitu: Daerah baru,

masih banyak yang perlu dibenahi diantaranya: pembangunan infrastruktur,

diperlukan adanya keseimbangan antara jumlah penduduk usia sekolah

dalam pengembangan atau penambahan lembaga pendidikan serta tenaga

pendidikan yang ada di daerah.

Secara kuantitas lembaga pendidikan dasar dan menengah, terdapat

63% (SD), 22%, (SMP), 19%(SMA), dan 5% (SMK). Rata-rata alumni

sebahagian besar melanjutkan pada daerah masing-masing. Sedangkan

untuk lanjut pada jenjang perguruan tinggi, mereka melanjutkan

keperguruan tinggi yang ada di Kota Manado, baik perguruan tinggi umum

maupun agama.

Tabel 2. Jumlah Tenaga Pendidik, Peserta Didik, dan Pengawas

NO JENJANG GURU DAN SISWA

PENGAWAS GURU SISWA

1 SD 989 9.242 Pengawas Diknas 48 Orang

3 SMP 514 5.044

Pengawas Kemenag 2 Orang 4 SMA 333 2.758

5 SMK 151 812

T O T A L 1.987 17.856 Sumber Data: Pendis Kementerian Agama Kab. Kepulauan Talaud

Keberhasilan suatu lembaga pendidikan baik ditingkat dasar,

menengah, sampai keperguruan tinggi, tidak terlepas pemenuhan tenaga

pendidik (guru) dan peserta didik (siswa). Sehingga, pemenuhan tenaga

pendidik dan peserta didik pada tingkat dasar (SD) guru (50%) dan Siswa

(52%); tingkat SMP guru 26% dan siswa 28%, tingkat SMA guru (17%) dan

siswa (16%, sedangkan tingkat kejuruan SMK guru (7%) dan siswa (4%).

Penempatan para tenaga pengajar (guru) belum berdasarkan pada

kebutuhan lembaga pendidikan dasar dan menengah dengan kata lain belum

selektif. Ini dibuktikan masih terdapat beberapa SD dan SMP yang memiliki

kekurangan guru. Pengangangatan dan penempatan tenaga pendidik

terutama yang PNS memiliki SK Pemda atau diangkat oleh Pemerintah

Page 95: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 95

Daerah. Sedangkan, yang masih status honorer adalah wewenang pihak

sekolah.

Begitupun halnya dengan pengangkatan dan penempatan para guru

garis depan (GGD) yang sebahagian besar adalah alumni dari SM-3T.

Pemerintah pusat sudah menetapkan sekolah masing-masing berdasarkan

jenjang, tetapi tidak melihat dari kebutuhan sekolah secara obyektif.

Sehingga, masih terdapat beberapa sekolah yang kekurangan tenaga pendidik

(guru) baik tingkat dasar maupun menengah.

Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa peserta didik (siswa)

berfariatif dalam jumlah per kelas, walaupun kenyataannya secara kuantitas

jumlah siswa SD lebih besar dibanding sekolah SMP, SMA/SMK.

Tenaga fungsional (pengawas) Diknas dan Kemenag berjumlah 30

orang dengan memiliki wilayah kerja 18 Kecamatan dari 187 lembaga

pendidikan dasar dan menengah. Untuk pengawas Diknas berjumlah 28

orang (93%) dengan membina semua jenjang lembaga pendidikan. Sedangkan

jumlah pengawas Kemenag berjumlah 2 orang (7%) yang membina 118 guru

agama kristen tingkat SD dan 73 guru agama kristen tingkat SMPdan

SMA/SMK. Kementerian Agama Kabupaten Kepulauan Talaud belum

merekrut pengawas PAI. Terlepas minimnya guru PAI dan siswa muslim yang

mengabdi dan mengenyam pendidikan di sekolah dari semua jenjang, juga

secara kuantitas jumlah masyarakat muslim sangat sedikit.

Tabel 3. Jumlah Madrasah, Tenaga Pendidik dan Peserta Didik

NO JENJANG

MADRASAH

GURU DAN SISWA PENGAWAS WILAYAH

Madrasah Guru Siswa

1 RA 4 10 77 Tidak Ada

Beo

Lirung

Melonguane

3 MI 2 13 61

4 MTs - - -

5 MA - - -

T O T A L 6 23 138

Sumber Data: Pendis Kementerian Agama Kab. Kepulauan Talaud

Sejak tahun 2016 lembaga pendidikan agama (madrasah), hanya

terdapat 6 (3%) sekolah yang bercirikan Islam yang tersebar pada 3 wilayah

kecamatan dari 19 wilayah di Kabupaten Kepulauan Talaud. Untuk jumlah

guru 23 orang (1%) dan siswa 138 (1%) dari keseluruhan jumlah lembaga

pendidikan yanag ada di Kabupaten Kepulauan Talaud.

Kegiatan pembinaan di madrasah sementara dilaksanakan oleh pihak

yayasan dan pengelola, karena Kementerian Agama Kabupaten Kepulauan

Talaud belum menyiapkan tenaga fungsional (pengawas) untuk sekolah yang

Page 96: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 96

bercirikan Islam. Inilah tiga wilayah memiliki pemeluk agama Islam yang

terbanyak dibandingkan dengan 16 wilayah kecamatan lainnya.

Tabel 4. Jumlah Guru PAI Berdasarkan Jenjang

NO KECAMA

TAN

GURU PAI JML KETERANGAN

SD SMP SMA SMK

1 MELONGU

ANE

1

1 1 - 3 SMA

2 Orang (PNS) 2 BEO 1 1 1 - 3

3 LIRUNG 1 - - - 1 SD (3), SMP (2)

(Non- PNS) T O T A L 3 2 2 - 7

Sumber Data: Pendis Kementerian Agama Kab. Kepulauan Talaud

Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa jumlah guru PAI yang

tersebar pada 3 wilayah kecamatan dari 7 sekolah, terdapat 2 tenaga pendidik

PNS (SMA) dan 5 tenaga pendidik yang berstatus honoren pada lembaga

pendidikan tingkat dasar dan menengah (SD dan SMP).

Dari kelima guru PAI (SD dan SMP), terdapat satu orang yang bersatus

guru bina kawasan (SD) bertempat di Kecamatan Lirung, sedangkan empat

orang lainya berstatus honoren (non-PNS) yang mengajar di sekolah SD 2

orang dan SMP 2 orang. Para guru PAI memiliki kompetensi yang tidak

dimiliki guru-guru lainnya. Misalnya: Pagi hari mengajar di

sekolah/madrasah, siang s/d sore hari mengajar santri di TPA/TPQ, serta

memberikan siraman rohani pada lembaga/instansi pemerintah serta

masyarakat lewat ceramah dan khotbah di Masjid setiap Jum’at, Ramadhan,

Idul Fitri, serta membantu masyarakat dalam hal transportasi lokal (bentor).

Tabel 5. Jumlah Guru PAK Berdasarkan Status dan Latar Belakang Pendidikan

KABUPATEN GURU AGAMA KERISTEN (PAK) JML

TK SD SMP SMA

K

E

P

U

L

A

U

A

N

TALAUD

10 173 20 31 234

PNS (SK. PEMDA)

9 96 15 10 130

NON – PNS (SK. SEKOLAH DAN YAYASAN)

1 77 5 21 104

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN

-

S1 = 52

Diploma = 16

PGA/KP =

115

S1 = 12

Diploma = 5

PGA/KP = 3

S1 = 9

S1/PAK =

21

Diploma = 1

UNISAM

STAKN

S1 73 (31 %), S1/PAK = 21 (9 %), Diploma 21 (9 %), PGA/KP = 118 (50 %)

Sumber Data: Pendis Kementerian Agama Kab. Kepulauan Talaud

Page 97: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 97

Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa 97 % guru pendidikan

agama Kristen yang tersebar pada 187 lembaga pendidikan tingkat dasar,

menengah, dan atas (SD,SMP, SMA/SMK) di Kepulauan Talaud. Setiap

sekolah terdapat 1 sampai 4 guru yang mengajarkan mata pelajaran

pendidikan agama Kristen. Baik yang berstatus PNS maupun yang Non- PNS.

Penempatan guru pendidikan agama kristen belum berdasarkan asas

kebutuhan lembaga pendidikan tingkat dasar/menengah. Sehingga, proses

belajar mengajar terkadang 1 guru mengajar 6 kelas dengan jumlah siswa

menghampiri 100 peserta didik, bahkan status masih Honorer yang diangkat

oleh sekolah dimana dia mengabdi.

Tabel 7. Jumlah SM – 3T Angkatan VI Tahun 2016

NO KECAMATAN S E K O L A H

JML SD SMP SMA SMK

1 MELONGUANE - 4 - 3 7

2 MELONGUANE TIMUR 1 1 - - 2

3 BEO 4 - - - 4

4 BEO UTARA - 1 - - 1

5 ESSANG SELATAN 6 - 1 - 7

6 LIRUNG - 2 - - 2

7 KALONGAN 1 - - - 1

8 RAINIS 2 - - - 2

9 DAMAO 2 - - - 2

10 TAMPAN AMMA 4 2 1 - 7

11 GEMEH - 2 - 4 6

T O TA L 20 12 2 7 41

Sumber Data: Muhammad Hamka (GGD) SMPN 1 Melonguane

Seperti yang telah diuraikan diatas, tentang jumlah sekolah tingkat

dasar dan menengah yang tersebar pada 18 wilayah kecamatan di Kabupaten

Kepulauan Talaud. Terdapat 11 wilayah kecamatan dengan jumlah 41 orang

yang telah mengabdi dan mentrasfer ilmu pengetahuannya berdasarkan

kompetensi yang dimiliki di sekolah SD, SMP, SMA/SMK. Dan sekarang telah

menjadi GGD, kemudian pemerintah pusat telah mengangkat dan

menempatkan di berbagai daerah di Indonesia.

Page 98: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 98

Guru SM-3T – Guru Garis Depan (PNS) Kepulauan Talaud

Untuk lebih jelasnya dapat dilahat pada tabel berikutnya, tentang

kondisi guru garis depan (GGD) yang sudah menjadi PNS (guru) yang

mengajar di Kabupaten Kepulauan Talaud yang di sebar di berbagai wilayah

kecamatan dan sekolah berdasrkan jenjang, sebagai berikut:

Tabel 8. Jumlah Guru Garis Depan berdasarkan Penempatan dan

Mata Pelajaran

KABUPATEN PENDIDIKAN DASAR

KETERANGAN

SD SMP JML

KEPL TALAUD 40 27 67

Sekolah Satu Atap

6 Guru Rangkap (SD –

SMP)

Pengangkatan Guru Garis Depan (GGD) Pemerintah Pusat berjumlah 62 Orang

MENGAJAR BIDANG STUDY

1. BHS. INDONESIA = 3

2. MATEMATIKA = 5

3. BHS. INGGRIS = 3

4. IPA = 3

5. IPS = 1

6. PENJASKES = 8

7. SENI BUDAYA = 1

8. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN = 1

9. BIMBINGAN KONSELING (BK) = 27

10. GURU KELAS = 35

Pemerintah Pusat Mengangkat dan Menempatkan Guru Garis Depan (GGD) yang

merupakan Alumni SM-3T, terdapat 62 Orang yang ditempatkan di Sekolah

tingkat dasar (SD dan SMP) di Kabupaten Kepulauan Talaud

Sumber Data: Muhammad Hamka (GGD) SMPN 1 Melonguan

Page 99: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 99

Pengangkatan dan penempatan bagi guru garis depan (GGD),

pemerintah lebih memprioritaskan pada lembaga pendidikan dasar dan

menengah (SD dan SMP), khususnya di daerah 3T (terdepan, terluar, dan

tertinggal) di Kepulauan Talaud. Kemungkinan dengan penempatan tersebut,

pemerintah telah melihat dari besaran angka pendidik yang memiliki usia

sekolah 10 – 14 Tahun yang tertinggi di Kabupaten Kepulauan Talaud.

Pada umumnya guru garis depan (GGD) yang ditempatkan oleh

pemerintah di sekolah dasar (SD) dengan tugas dan tanggung jawab selaku

Guru Kelas. Sedangkan, yang mengampuh mata pelajaran umum adalah

sekolah menengah pertama (SMP) dan rata-rata 2 orang per sekolah.

Kompetensi GGD telah terbukti dan teruji selama mengabdi (SM-3T) dan

memiliki latar belakang pendidikan S1 dan linear dengan mata pelajaran yang

diampuh.

Lembaga Pendidikan Agama

Tabel 9. Jumlah Majelis Taklim dan TPA/TPQ Berdasarkan Wilayah

NO KECAMATAN

L E M B A G A

JML MAJELIS

TAKLIM

TPA/TPQ

1 MELONGUANE 3

Al Mawaddah

Al Inayah

Baudatul

Jannah

2

Al Muhajirin

Al Inayah 5

2 BEO 3

Asy.

Syuhadah

Khairunnisa

Nur Salam

2

Asy Syihadah

Nur Salam 5

3 BEO UTARA 1 Nurul Jihad 1 Nurul Jihad 2

4 LIRUNG 1 Al Anshar 1 Al Anshar 2

T O T A L 8 6 14

BKMT (Badan Kontak Majelis Taklim) Kabupaten Kepulauan Talaud

Pimpinan: Suptraningsih Utomo S.Pd. M.Pd

Sumber Data: Pendis Kementerian Agama Kab. Kepulauan Talaud

Berdasarkan data Bimas Islam Kementerian Agama Kabupaten

Kepulauan Talaud, terdapat beberapa lembaga pendidikan agama Non-formal,

yaitu: Majelis Taklim dan TPA/TPQ yang membina masyarakat muslim (Islam)

yang tersebar dari 4 wilayah kecamatan. Dimana, wilayah tertsebut

merupakan jumlah pemeluk muslim yang terbanyak, sehingga nomenklatur

di majelis taklim ada kesamaan pada taman pendidikan Al Quran, tetapi

memiliki pembina atau ketua yang berbeda.

Page 100: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 100

Lembaga tersebut didirikan sebelum pmekaran antara Sangihe dan

Talaud, sekitar tahun 2007 sampai sekarang. Namun dalam operasionalnya

belum berjalan secara efektif seperti layaknya majelis taklim dan TPA/TPQ

didaerah perkotaan. Karena adanya keterbatasan yang dimiliki, seperti

kurangnya pembimbing, waktu (jadwal) serta kesadaran masyarakat terhadap

pengelola TPA/TPQ dalam hal kewajiban. Kegiatan pengajian MT terkadang

dilaksanakan dirumah anggota (pengelola) atau di masjid. Sedangkan

kegiatan pembelajaran di TPA/TPQ dilaksanakan di rumah pimpinan dan di

masing-masing masjid.

Pendidikan Agama Dan Keagamaan

Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama

dan Pendidikan Keagamaan. Pasal 1, ayat 1.Pendidikan Agama adalah

pendidikan yang memberikan pengetahuan dan membentuk sikap,

kepribadian dan keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran

agamanya, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran

pada semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan, dan berfungsi sebagai ilmu

pengetahuan dan pembentukan sikap dan keterampilan peserta didik dalam

mengamalkan ajaran agamanya.

Tabel 10. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pemeluk Agama

No KECAMATAN PEMELUK AGAMA

Islam Khatolik Protestan Sinode/Lembaga

1 MELONGUANE 470 317 GERMIT 6529

0

GSJA 7

6

2 MELONGUANE

TIMUR

82 - GPDI 4458 GPKDI 6

4

3 BEO 1.150 80 GSPDI 580 GB 1

2

9

4 BEO SELATAN 24 89 GMHAK 681 GPR 5

2

5 BEO UTARA 370 - GP 364 GAA 4

5

6 ESSANG 25 39 GPPS 173 KGB 4

9

7 ESSANG

SELATAN 20 - GPSDI 193

GMHAK-

G

P

2

6

8 LIRUNG 875 257 GBI 935 GKII 2

0

Page 101: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 101

9 DAMAU 4 612 GBI 1338 GBIS 1

9

10 KABARUAN 13 814 GGPR 301 SSI 1

5

11 SALIBABU 25 271 GGP 208 GPR 1

0

0

12 MORONGE 13 - GP-JLN-

SUCI 113 GTI

1

2

0

13 KALONGAN 20 - GMPU 1254 GAO 1

0

0

14 RAINIS 26 - GPI 165 GKSI 2

9

15 PULUTAN 20 19 GKB 1106 GPI 1

5

16 TAMPAN

AMMA

14 - KGPM 922 GMII 1

0

17 GEMEH 22 27 KGMPI 365

79.793 18 NANUSA 10 - GFPR 233

19 MIANGAS 14 - GJKI 245

T O T A L 3.197 2.525 Jumlah Pemeluk 85.515

Sumber Data Bimas Islam Kementerian Agama Kabupaten Kepulauan Talaud

Jumlah pemeluk agama yang terdaftar (diakui) oleh Kementerian

Agama Kabupaten Kepulauan Talaud, yang bersumber dari Bimas Islam,

Kristen Protestan dan Khatolik. Sehingga ada perbedaan jumlah pemeluk

agama antara data BPS (Talaud dalam angka) 89.836 (2016) dengan

Kementerian Agama Kabupaten Kepulauan Talaud berjumlah 85.515 (2018).

Adapun etnis/suku yang menetap di kepulauan talaud, adalah Suku Sangihe,

Bugis/Makasar, Jawa, dan Gorontalo.

Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa pemeluk agama

terbanyak adalah Kristen Protestan 93%, jumlahnya tidak berdasarkan per

wilayah kecamatan tetapi berdasarkan lembaga/sinode. Beda halnya dengan

pemeluk agama Islam dan Kristen Khatolik berdasarkan wilayah/kecamatan,

Islam 4% yang tersebar pada 19 wilayah kecamatan. Sedangkan, pemeluk

agama Kristen Khatolik 3% hanya tersebar pada 10 wilayah kecamatan saja.

Untuk pemeluk agama Hindu, Budha, dan Konghuchu belum ada.

Page 102: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 102

Tabel 11. Jumlah Rumah Ibadah Berdasarkan Pemeluk Agama

NO KECAMATAN

RUMAH IBADAH

Masjid Musholah Gereja

Khatolik Gereja Protestan

1 MELONGUANE 1 1 3 GERMITA 113 GSJA 1

2 MELONGUANE

TIMUR - - - GPDI 68 GPKDI 1

3 BEO 2 1 1 GSPDI 8 GB 3

4 BEO SELATAN - - 1 GMHAK 13 GPR 2

5 BEO UTARA 1 - - GP 6 GAA 1

6 ESSANG - - 1 GPPS 4 KGB -

7 ESSANG

SELATAN - - - GPSDI 6 GMHAK-GP 1

8 LIRUNG 1 - 1 GBI 16 GKII 1

9 DAMAU - - 3 GBI 16 GBIS 1

10 KABARUAN - - 4 GGPR 5 SSI -

11 SALIBABU - 1 1 GGP 14 GPR -

12 MORONGE - - - GP-JLN SUCI - GTI 55

13 KALONGAN - - - GMPU 5 GAO 55

14 RAINIS - - - GPI 4 GKSI 1

15 PULUTAN - - - GKB 3 GPI -

16 TAMPAN

AMMA - - - KGPM 6 GMII -

17 GEMEH - - - KGMPI -

416 18 NANUSA - - - GFPR 3

19 MIANGAS - 1 - GJKI 4

T O T A L 6 4 15 Jumlah Rumah Ibadah : 441

Sumber Data Bimas Islam Kementerian Agama Kabupaten Kepulauan Talaud

Rata-rata pemeluk agama (Protestan, Islam, dan Khatolik) memiliki

rumah ibadah, Jumlah rumah ibadah untuk pemeluk agama Islam 6 (1%)

Masjid dan 4 Mushollah yang tersebar pada empat wilayah kecamatan, untuk

rumah ibadah pemeluk agama Kristen Khatolik 15 (3%) gereja yang tersebar

pada delapan wilayah kecamatan, sedangkan rumah ibadah pemeluk agama

Kristen Protestan 416 (96%) gereja yang tersebar berdasarkan sinode/lembaga

di Kabupaten Kepulaua Talaud.

Pemeluk agama dalam melaksanakan kegiatan ibadah, mereka

melaksanakan berdasarkan kedekatan/keterjangkauan dari tempat

tinggal/domisili masing-masing. Pembangunan rumah ibadah (masjid) di

daerah 3T tidak berdasarkan pada ketersediaan lahan, tetapi harus di

musyawarahkan lewat pemuka agama dan tokoh-tokoh adat dan masyarakat.

Implementasi pendidikan agama dan keagamaan di daerah 3T, berjalan

seperti layaknya di daerah perkotaan (formal maupun non-formal). Dari

Page 103: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 103

berbagai lembaga pendidikan (TK/RA, SD/MI, SMP, dan SMA/SMK),

begitupun masyarakat yang beraktivitas di Majelis Taklim dan TPA/TPQ

Kepulauan Talaud yang tersebar pada 19 wilayah kecamatan (pulau

melonguane sampai miangas).

Pembimbingan dan pembinaan pendidikan agama di sekolah dan

madrasah, tidak terlepas dari tanggung jawab pihak yayasan dan pengelola.

Dimana pelaksanaannya terkadang dilakukan di ruang kelas, gereja, masjid,

bahkan dirumah. Para pengelola terkadang mengkondisikan proses belajar

mengajar, karena adanya keterbatasan yang dimiliki setiap pengelola dan

yayasan.

Kegiatan pendidikan agama dan keagamaan di masyarakat, baik yang

beragama Islam maupun non-Islam, memiliki kecendrungan untuk

melaksanakan kegiatan di masing-masing rumah ibadah dan rumah para

pimpinan/pembina serta anggota mereka. Dengan menghadirkan pemuka

agama (ustaz, pendeta, dan pastor). Sesekali juga melaksanakan kegiatan

tersebut di Instansi/lembaga pemerintah, dalam bentuk siraman rohani.

Aktivitas masyarakat Talaudsetiap hari minggu tidak seramai hari-hari

biasa, semua aktivitas para pedagang yang beragama Nasrani tidak

melansungkan kegiatan jual beli (pasar, toko, dan rumah makan),karena

mereka fokus melaksanakan ibadah di gereja masing-masing. Sehingga

masyarakat pendatang (muslim) juga mengikuti kebiasaan masyarakat

setempat. Begitu pula halnya masyarakat muslim, setiap hari jum’at mereka

berkumpul disatu titik yang terdekat dari rumah dan tempat aktivitas

mereka, yaitu Masjid untuk melaksanakan ibadah (shalat) jum’at.

(Observasi/pengamatan, Minggu, 29/07/2018).

Hubungan antar umat beragama dalam konteks birokrasi di

pemerintahan, cenderungtidak nampak adanya perbedaan. Salah satu

contoh: Acara pelepasan calon haji (Hari rabu, 25 Juli 2018) yang

dilaksanakan di Kementerian Agama Kepulauan Talaud dan dihadiri Muspida

dan masyarakat (muslim dan non-muslim) mereka berbaur dan saling

memberikan ucapan selamat serta makan bersama. Begitupun dengan

sambutan Asisten 1, beliau mengatakan “perbedaan itu ada, tetapi mari kita

meminimalisir perbedaan yang ada”.

Masyarakat setempat masih menjunjung tinggi para Tokoh-tokoh adat,

agama dan masyarakat, karena beliau memiliki kharismatik yang besar

Page 104: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 104

terhadap masyarakat. Dan mereka memiliki kompetensi dalam bidang,

budaya, sosial, agama, dan ekonomi. Jadi setiap ada permasalahan apapun

nyang dihadapi masyarakat (politik, agama, ekonomi) tetap meghadirkan para

tokoh. Contoh: Kasus pembangunan rumah ibadah (masjid) tidak boleh

menggunakan pengeras suara (toa), dengan adanya berbagai pro dan kontra

toh bisa diselesaikan dengan baik tanpa ada perseteruan yang fatal. Jadi

peran atau kapasitas penegak hukum nanti bertindak apabila ada terjadi

benturan atau tindakan yang bisa merugikan kedua belah pihak dalam

bentuk tindakan anarkis.

Menurut salah satu Tokoh Masyarakat (migran bugis) asal Pinrang

Sulawesi Selatan, yang berhasil dirantauan Kepulauan Talaud, yaitu: (H.

Kasim). Awal karier beliau adalah tukang jahit (pakaian), tukang jual beli

emas sampai menjadi seorang pengusaha besar dan sekarang masyarakat

menjuluki beliau sebagai putra daerah Talaud, walaupun beliau lahir di tanah

makassar. Konsep yang dijadikan sebagai gerbang kesuksesan adalah:

Motivasi dan Pemahaman. Sehingga kesuksesannya dapat dinikmati

masyarakat talaud secara umum dan khusus masyarakat muslim yang

tersebar di 19 wilayah kecamatan.

Perhatian dan kepedulian beliau sangat tinggi terhadap masyarakat, ini

dibuktikan lewat pembangunan Instansi/lembaga pemerintah yang terpusat

pada satu tempat dan fasilitas umum (masjid, mushollah, madrasah, bahkan

gedung dan fasilitas Kantor Kementerian Agama Kabupaten Talaud) tidak

terlepas dari campur tangan beliau. Ada satu kebiasaan yang dijadikan

sebagai kekuatan besar secara pribadi, yaitu: perbanyak bersedekah sesama

manusia. (Wawancara, Rabu, 25 Juli 2018).

Standar Pelayanan Minimal

Untuk menjamin tercapainya mutu pendidikan yang diselenggarakan

didaerah, pemerintah melalui Menteri Pendidikan Nasional telah menetapkan

Standar Pelayanan Minimail Pendidikan Dasar, yang dituangkan dalam

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor. 15 Tahun 2010.

Standar Pelayanan Minimal merupakan tolak ukur kinerja pelayanan

pendidikan dasar, sekaligus sebagai acuan dalam perencanaan program dan

penganggaran pencapaian target masing-masing daerah. Peneyelenggaraan

pelayanan pendidikan dasar merupakan kewenangan Kabupaten/Kota, yang

Page 105: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 105

mencakup: (a) Pelayanan pendidikan dasar oleh Kabupaten/Kota dan; (b)

Pelayanan pendidikan dasar oleh satuan pendidikan.

Dalam PP. RI. Nomor 74 Tahun 2006 tentang Guru, pasal 46

manyatakan bahwa : Guru memiliki kesempatan untuk mengembangkan

kualifikasi Akademik dan kopetensinya, serta untuk memperoleh pelatihan

dan pengembangan profesi dalam bidangnya. Peraturan ini menjadi dasar

hukum bagi Pemerintah melaksanakan program pengembangan profesi guru.

Bagi guru yang sudah memiliki sertifikat pendidik, program pengembangan

dilakukan dalam rangka menjaga agar kopetensi keprofesionalnya tetap

sesuai dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, sikap dan

keterampilan, meningkatkan profesionalisme maupun dalam rangka

menghasilkan sesuatu bermanfaat bagi pendidikan di sekolah.

Pengembangan dan peningkatan kopetensi di maksud dilakukan

melalui sistem pembinaan dalam pembelajaran keprofesionalan guru

berkelanjutan yang dikaitkan dengan perolehan Angka Kredit Jabatan

Fungsional.

Pembinaan dan pengembangan keprofesionalan guru meliputi

pembinaan kopetensi pedagogi, kepribadian, sosial dan profesional sementara

pembinaan dalam pengembangan karir meliputi penugasan, kenaikkan

pangkat dan promosi.

Pengembangan profesi dan karir diarahkan untuk meningkatkan

kopetensi dan kinerja guru dalam rangka pelaksanaan proses pendidikan dan

pembelajaran di kelas dan di luar kelas. Inisyatif peningkatan kopetensi

dan profesionalitas itu harus sejalan dengan upaya untuk memberikan

penghargaan, kesejahteraan, dan perlindungan terhadap guru. Seperti telah

dijelaskan dalam PP. Nomor 74 Tahun 2005, tentang guru, menyatakan

bahwa terdapat dua alur pembinaan dengan pengembangan profesi dan

pembinaan dengan pengembangan karir. Khusus untuk pembinaan dengan

pembinaan profesi, kegiatan ini dapat dilakukan oleh Instansi Pemerintah,

Lembaga Pelatihan Non Pemerintah, penyelenggara atau satuan pendidikan.

Semua guru memiliki hak yang sama untuk mengikuti kegiatan dan

pembinaan profesi yang terfokus pada empat kopetensi dasar, menurut

Mardapi (2012), salah satu faktor penting dalam peningkatan profesionalisme

guru ialah pemberian pelatihan secara berkala. Setiap tahun guru harus

Page 106: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 106

diberi kesempatan untuk meningkatkan kemampuan melalui pelatihan

terprogram dan sistematis. (Iskandar Agung, 2014:138)

Selain dari program pengembangan dan pembinaan yang dilakukan

oleh Pemerintah, gurupun memiliki kesempatan mengembangkan

keprofesionalan secara mandiri. Glatthom menjelaskan bahwa pengembangan

profesional guru adalah apa yang dicapai guru sebagai akibat dari

pengalaman dan mengeksplorasikannya atau pengajaran secara sistematis.

Pelayanan SPM Pemerintah

Kadis Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kab. Kepl Talaud

Menurut Adrianson (Kepala Dinas Pendidikan dan Pemuda Olahraga),

Lembaga pendidikan tingkat dasar dan menengah yang tersebar di Kabupaten

Kepulauan Talaud, telah memenuhi persyaratan dalam mendirikan lembaga

pendidikan dan menyelenggarakan proses belajar mengajar. Karena, sudah

memeiliki gedung, peserta didik, tenaga pendidik, ruang kelas dan guru.

Dimana masing-masing sekolah memiliki tenaga pendidik dan kepala sekolah

yang memiliki kualifikasi pendidikan yang bervariatif. Serta menggunakan

kurikulum KTSP dan K.13 dalam proses pembelajaran pendidikan agama,

yang dikondisikan berdasar tingkatan kelas. Lebih jelasnya akan diuraikan

tentang, bagaimana pelayanan pemerintah terhadap Standar Pelayanan

Minimal (SPM) pada lembaga pendidikan tingkat dasar dan menengah,

terkhusus pada pendidikan agama. (wawancara, Selasa, 24 Juli 2018).

Ketersediaan Satuan Pendidikan

Pemenuhan lembaga pendidikan (sekolah) di daerah 3T, tepatnya di

Kabupaten Kepulauan Talaud. Terdapat beberapa sekolah berdasarkan

Page 107: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 107

tingkat dan jenjang yang tersebar di beberapa daerah kepulauan. Kecamatan

Melonguane Timur merupakan wilayah paling termuda diantarakecamatan

yang ada di Kepulauan Talaud, Kebetulan wilayah pemekaran ini, tidak ada

bangunan sekolah sebelumnya.

Seperti yang telah diurai diatas, bahwa belum semua wilayah memiliki

satuan pendidikan berdasarkan jenjang /tingkatan secara utuh (TK/RA,

SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA. Sumber data diperoleh dari

Kementrian Agama, Kemendikpora, dan BPS.Masing-masing satuan

pendidikan memiliki khas yang berbeda terutama pada aspek bangunan

(gedung), riwayat pendirian, dan status kepemilikan. Jenis satuan pendidikan

Negeri dibawah naungan pemerintah dan swasta dibawah naungan yayasan

(Islam dan Kristen). Secara, kuantitas lebih besar jumlah pendidikan dasar

(SD), tingkat menengah (SMP) dibanding dengan SMA/SMK.

Secara keseluruhan jumlah satuan pendidikan 240 lembaga (TK/RA,

SD/MI, SMP, dan SMA/SMK).Sedangkan MTs dan MA belum tersentuh,

disebabkan adanya keterbatasan secara kuantitas (jumlah pemeluk muslim)

yang terbilang tidak begitu banyak dan masyarakat muslim lebih cendrung

menimbah ilmu di sekolah umum dibanding madrasah.

Adapun perbandingan secara persentase antara sekolah umum dan

madrasah, yaitu: Sekolah Umum 234 (97.5 % ) dan Madrasah 6 (2.5 %), lebih

jelasnya akan digambarkan secara rincinya (SD 116, MI 2, SMP 144, SMA 19,

dan SMK 13) lembaga. Sedangkan perbandingan antara sekolah umum (N/S)

dan yayasan (Islam dan Kristen) yaitu:Sekolah Umum Pemerintah (Negeri: 67

% dan Swasta: 37 %), wewenang pemerintah adalah 65 % (SD, SMP,

SMA/SMK) sedangkan wewenangyayasan adalah 35 % (SD/MI, SMP,

SMA/SMK).

Terdapat 65% satuan pendidikan merujuk kepada pemerintah dalam

pemenuhan dan pengembangan lembaga pendidikan baik fisik maupun non-

fisik.Sedangkan 35% satuan pendidik dibawah kendali yayasan, dimana

dalam pemenuhanoperasional dan pengembangan lembaga, sepenuhnya

dibebankan kepada pihak yayasan dan pengelola satuan pendidikan masing-

masing.

Keterjangkauan jarak antara satuan pendidikan, terkadang ditempuh

dengan menggunakan transfortasi dan jalan kaki dari pemukiman guru dan

peserta didik. Kondisi lokasi satuan pendidikan (sekolah dan madrasah)

Page 108: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 108

berada pada wilayah daratan. Tetapi sebahagian tenaga pendidik berdomisili

di seberang pulau dan setiap hari pulang pergi menggunakan alat

transportasi SPEED untuk bisa melaksanakan tugasnya di masing-masing

sekolah.

Adapun jarak tempuh dari pemukiman guru ke sekolah, yang

menggunakan transportasi darat (motor) sekitar 1 jam (30 – 40) Km dan yang

menggunakan transportasi laut speed 20 – 25 menit (2 – 3) Mil. Walaupun,

dalam pemenuhan kesejahteraan para guru agama (honorer) terbilang belum

memadai.

Ketersediaan Jumlah Peserta Didik

Peserta didik merupakan salah satu penunjang lembaga pendidikan,

dimana terdapat 98% siswa yang mengenyam pendidikan di sekolah umum

(SD) dan hanya 2% madrasah (MI). Sedangkan, untuk SMP (100%), SMA

(59%), dan SMK (41%).Terkait dengan persentase ketersediaan peserta didik

pada tingkat dasar dan menengah lebih dominan siswa sekolah dasar (SD)

dibanding SMP, SMA/SMK yang tersebar di Kabupaten Kepulauan Talaud.

Sebahagian sekolah yang memiliki peserta didik, terkadang dalam

mengikuti proses belajar mengajar pendidikan agama memiliki keragaman

yang berbeda antara tingkat dasar dan menengah. Untuk tingkat dasar, lebih

cendrung proses belajar mengajar dilaksanakan dengan menggunakan

metode ceramah. Hal ini, dibuktikan lewat hasil observasi pada berbagai

sekolah tingkat dasar (SD). Antusias peserta didik dalam mengikuti proses

belajar mengajar pendidikan agama terlihat adanya interaksi apabila

mendengarkan kisah-kisah atau riwayat pada agama masing-masing.

Dalam hal latar belakang para peserta didik lebih dominan berada

pada tataran kelas menengah kebawah, sehingga pengelola lembaga

pendidikan terutama dalam mengaktualisasikan pelajaran pendidikan agama

menggunakan metode ceramah karena adanya keterbatasan perangkat media

pembelajaran.

Sebaliknya pada peserta didik yang sudah berada pada tingkat

menengah, dalam mengikuti proses belajar pendidikan agama, lebih cendrung

dan antusias dengan menggunakan metode diskusi. Namun, pada kegiatan

praktek masih tetap diperkuat, agar peserta didik lebih mudah memahami

dan dapat diaplikasikan baik disekolah maupun dirumah terutama dalam hal

Page 109: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 109

melaksanakan ibadah baik peserta yang memeluk agama Islam maupun

Nasrani.

Rata-rata setiap rombel pada tingkat dasar (SD) tidak mencapai 32

orang, terkadang 7 s/d 20 peserta didik yang mengikuti proses belajar

mengajar. Beda halnya dengan peserta didik tingkat menengah (SMP). Untuk

siswa yang melangsungkan pembelajaran PAK terkadang melebihi dari 30an

sedangkan yang mengikuti pembelajaran PAI 3 s/d 15 orang.

Ketersediaan Ruang Guru

Pemenuhan sarana dan prasarana terhadap lembaga pendidikan baik

tingkat dasar maupun tingkat menengah, sangat dirasakan oleh pihak

lembaga pendidikan dengan adanya keterbatasan yang dimiliki. Apalagi

Kepulauan Talaud merupakan daerah yang baru dan masuk kategori daerah

3T (terdepan, terluar, dan terpencil), sehingga ruang guru belum secara

menyeluruh dapat terpenuhi. Sementara pemerintah masih lebih cendrung

menyediakan ruang kelas atau ruang pembelajaran yang terkait dengan

kebutuhan peserta didik.

Walaupun kenyataannya, masih terdapat beberapa sekolah yang belum

juga memiliki ruang (laboratorium, perpustakaan, dan lain-lain). Para

pengelola dalam melangsungkan kegiatan administrasi dan yang lainnya yang

terkait dengan kegiatan guru bidang study dan kelas masih mengkondisikan

ruangan yang ada. Terdapat beberapa sekolah memiliki ruang guru dan

masih bergabung dengan beberapa ruang yang diskat oleh lemari (ruang

guru, kasek, perpus, dan ruang tenaga kependidikan) baik SD maupun SMP.

Kondisi ruang guru dimanfaatkan dari berbagai ruang, agar semua

kegiatan administrasi dapat berjalan berdasarkan fungsi masing-masing.

Dalam hal pembangunan ruang guru secara khusus pemerintah dan pihak

pengelola belum merencanakan, karena adanya keterbatasan yang dimiliki,

seperti: anggaran dan lahan. Sementara, pihak pengelola masih terfokus pada

pemenuhan kebutuhan siswa dalam proses belajar mengajar, yaitu: media,

alat, dan ruang pembelajaran.

Seperti yang telah diurai diatas, tentang pemenuhan ruang

pembelajaran dan guru terlihat sangat minim, karena belum semua guru

memiliki meja dan kursi. Hanya menggunaka kursi tamu, cuman meja dan

kursi kepala sekolah yang sudah lengkap baik tingkat dasar begitupun

Page 110: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 110

menengah. Pada prinsipnya yang penting sudah ada ruang yang bisa

dijadikan sebagai tempat untuk menyelesaikan tugas-tugas adminsitrasi bagi

para pengelola (tenaga pendidik dan kependidikan).

Ketersediaan Tenaga Pendidik

Guru Agama tidak hanya menyampaikan pengetahuan tetapi

menambahkan nilai. Caples Siberman (1987) dalam karyanya berjudul

Education Psicology sebagaimana dikutip oleh Suwardi Sumatias ,

menjelaskan bahwa sebagai pendidik, guru tidak hanya berperan

menyampaikan pengetahuan (tranfer of knowledge), tetapi juga melatihkan

keterampilan (tranfer of skills), membentuk sikap dan memindahkan nilai

(tranfer of valued )(Iskandar Agung, 2014: 20-21)

Guru Agama PAK SDN 1 Mala Melonguane Kabupaten Kepl Talaud

Persebaran tenaga pendidik (guru) baik guru umum maupun guru

pendidikan agama (Islam dan Kristen) berjumlah 2.228. Sedangkan secara

kuantitas, terdapat 89% guru umum dan 11% guru agama (PAI 3% dan PAK

97%) yang mengabdi pada semua jenjang lembaga pendidikan (SD, SMP, dan

SMA/SMK). Pemenuhan tenaga pendidik guru agama pada lembaga

pendidikan pada tingkat dasar dan menengah terdapat adanya perbedaan

antara SD dan SMP. Pada umumnya pemenuhan guru agama di tingkat SMP

lebih mencukupi dibanding guru agama SD.

Guru agama (PAK) terkadang dalam satu sekolah SMP terdapat 2

sampai 4 orang, sedangkan SD rata-rata hanya 1 guru agama. Sedangkan

Page 111: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 111

untuk guru agama (PAI) dikondisikan berdasarkan jumlah siswa yang ada

pada masing-masing sekolah. Ini merupakan suatu problem, karena

pengangkatan dan penempatan guru agama belum selektif. Padahal, latar

belakang pendidikan guru agama linear dengan mata pelajaran yang

diampuh, misalnya: guru agama (PAK) adalah alumni STAKN dan guru agama

(PAI) alumni IAIN.

Sedangkan, status guru agama masih terdapat beberapa tenaga

honorer dari pada PNS. Hal ini sangat berpengaruh dalam melangsungkan

kegiatan proses belajar mengajar (sikologis) secara pribadi. Walaupun mereka

memiliki latar belakang pendidikan dari STAKN dan IAIN, tetapi terkadang

muncul rasa percaya diri yang kurang, disebabkan faktor kapasitas (status).

Pada umumnya bagi guru agama (PAI dan PAK), yang berstatus

honoren, diangkat oleh masing-masing sekolah dimana ia mengabdi, karena

pihak pemerintah (Kementerian Agama dan Kemendiknas) belum menyiapkan

angggaran. Sehingga, kesejahteraan dibebankan pada KOMITE, itupun

terkadang masih ada beberapa guru agama yang belum mendapatkan secara

rutin (tiap bulan).

Ini merupakan hal yang sangat urgen dalam pemenuhan

pengangkatan, penempatan dan kesejahteraan para guru agama. Menurut

Ibu Rediana. S.Pd.K (PAK) yang mengajar di Sekolah Dasar Tarohan

Kecamatan Beo Selatan, mereka mengabdi dengan alasan ingin merubah

akhlak peserta didik dengan bermodalkan ilmu yang dimiliki dan rasa

semangat yang tinggi. Karena, beliau adalah guru sekolah minggu disalah

satu gereja Protestan. Sedangkan Ibu Sudtriyanti Lambanaung, S.Pd.I yang

mengajar di SMP 1 Beo terpanggil untuk mengabdi, karena mereka pernah

mengenyam pendidikan di sekolah Kristen dan salah satu

pengelola/pengurus Masjid di wilayah Kecamatan Beo, begitupula halnya

dengan Ibu Renny Novita Sari. S.Pd.I yang mengajar di SMP 1 Melonguane,

seorang guru mengaji dan mendapat saran dari salah satu guru SM-3T untuk

mengabdi di SMP karena terdapat 15 siswa muslim yang belum memiliki guru

PAI.

Pengangkatan dan penempatan guru agama PAI dan PAK, tidak

terlepas dari wewenang kepala sekolah. Misalnya: Ibu Dra. O.M. Puansalai

Kasek SMP 1 Melonguane, mengatakan, “Kenapa siswa Islam tidak memiliki

guru agama, padahal dalam pendidikan semua berhak mengenyam pendidikan

Page 112: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 112

agama berdasarkan agama masing-masing (punya hak yang sama)”. Dengan

alasan tersebut, sehingga pemerintah dalam hal pemenuhan guru agama (PAI)

diberikan wewenang sepenuhnya pada pihak lembaga pendidikan (kepala

sekolah).

Secara umum guru sudah terpenuhi, cuman untuk guru agama yang

belum selektif dalam hal pengangkatan apalagi penempatannya. Beda halnya

di sekolah agama yang dibawah naungan yayasan, karena semua guru

memiliki kompetensi atau kemampuan bidang pendidikan agama. Dimana,

guru mata pelajaran umum bisa juga mengajarkan pendidikan agama,

sedangkan tenaga pengajar pada sekolah umum terfokus pada mata pelajaran

yang diampuh atau bidang masing-masing. Sehingga pembelajaran integrasi

belum bisa diimplementasikan secara efektif.

Kualifikasi Tenaga Pendidik

Kompetensi para tenaga pendidik (guru) yang tersebar dari berbagai

lembaga pendidikan, baik tingkat dasar maupun pada tingkat menengah

memiliki latar belakang pendidik dengan berbagai latar pendidikan yang

beragama, diantaranya: S1 dan Diploma (pendidikan umum dan agama).

Begitupun halnya denga guru pendidikan agama (PAI dan PAK).

Adapun latar belakang pendidikan dan status tenaga pendidik guru

agama berdasarkan lembaga pendidikan. Secara presentase, SD (S1 28%,

Diploma 9%, dan PGA/KP 63%), SMP (S1 60%, Diploma 25%, dan PGA/KP

15%), dan SMA (S1 97%, dan Diploma 3%). Sedangkan, kondisi status guru

agama SD (53% PNS dan 47% Non-PNS), SMP (75% PNS dan 25% Non-PNS),

dan SMA (32% dan 68% Non-PNS).

Rata-rata tenaga pendidik guru agama yang mengabdi pada sekolah

tingkat dasar menengah memiliki kompetensi berdasarkan kepakaran.

Namun, dalam hal pemenuhan kebutuhan sekolah belum dapat terpenuhi

secara kuantitas. Hal ini di sebabkan karena penempatan para guru agama

belum berjalan secara selektif. Sehingga, ada sekolah yang kekurangan

tenaga pendidik guru agama (PAK), beda dengan guru agama PAI, karena

memiliki siswa yang tidak sama dengan siswa lainnya.

Sedangkan melihat dari tingkat status para guru agama, lebih dominan

yang PNS dibanding yang masih honorer. Pada umumnya pengangkatan dan

penempatan guru agama tidak terlepas dari wewenang dan kebijakan

Page 113: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 113

pemerintah daerah, sedangkan yang berstatus Non-PNS (honorer) adalah

wewenang sekolah (kepala sekolah) masing-masing.

Kasubag TU Kementerian Agama Kabupaten Kepulauan Talaud

Secara keseluruhan tenaga pendidik (guru umum dan agama), masih

memerlukan bimbingan dan pembinaan, guna meningkatkan sumber daya

manusia (SDM). Menurut, Kasubab TU Kementerian Agama Kabupaten

Talaud (Lere Bonte), “Keikutsertaan Pendidikan dan pelatihan (DIKLAT) guru

agama masih minim, kemudian pengembangan karier (melanjutkan

pendidikan) adanya batasan Izin Belajar yang dikeluarkan oleh PEMDA”.

Kantor Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Kepulauan Talaud

Page 114: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 114

Pada pertemuan di kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah raga

(Bidang PTK) Kabupaten Talaud. Tentang sosialisasi Evaluasi pengembangan

profesi dan Tunjangan profesi, Menurut Kasi PTK (Karen Lungari), dari 170

orang yang pernah mengikuti Ujian Kompetensi hanya 4 orang yang lulus. Ini

membuktikan, bahwa SDM guru masih memerlukan bimbingan dan

pembinaan secara serius dan berkesinambungan.

Sumber data Seksi Pendidikan Kementerian Agama Kabupaten

Kepulauan Talaud, tentang sertifikasi. Dari 234 guru agama PAI dan PAK

belum ada tersertifikasi baik yang PNS maupun Non-PNS. Tetapi rata-rata

memiliki kualifikasi akademik Diploma dan S1. Beda halnya dengan guru

yang mengampuh mata pelajaran umum, secara keseluruhan para guru telah

mengantongi sertifikat pendidik.

Kualifikasi Kepala Sekolah

Sebahagian besar para kepala sekolah memilikilatar belakang guru dan

sarjana. Jabatan kepala sekolah di Kepulauan Talaud merupakan jabatan

politis, dimana PEMDA memiliki kuasa penuh dalam hal pengangkatan dan

penempatan dibandingkan dengan yayasan. Kondisi sekarang, fenomena yang

berkembang dalam pengangkatan kepala sekolah menjadi dilema. Contoh:

Ada beberapa sekolah memiliki 2 orang KASEK (SD, SMP, SMA) yang memiliki

TMT 22 Juni 2018 dan TMT Juli 2018.

Sedangkan pengangkatan dan penempatan kepala sekolah yang

dibawah naungan yayasan tidak terlalu banyak di intervensi oleh pemerintah

daerah, hanya sebatas koordinasi yang terkait dengan pengembangan

pengelolaan lembaga pendidikan pada tingkat dasar maupun menengah.

Sepenuhnya, yayasan yang lebih bertanggungjawab terhadap pengembangan

pada komponen pendidikan pada sekolah masing-masing.

Kekuatan para kepala sekolah yang diangkat oleh PEMDA, dalam hal

kebijakan untuk mengembangkan pendidikan memiliki

keterbatasan.Kreatifitas dan inovasi belum mampu dimaksimalkan secara

efektif terutama dalam hal pemenuhan fasilitas proses pembelajaran

pendidikan agama, diantaranya: media/alat, ruang khusus, dan

kesejahteraan para guru agama.

Pada prinsipnya para kepala sekolah berbuat berdasarkan tupoksi,

sedangkan dalam hal kebijakan belum mampu diaktualisasikan secara

Page 115: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 115

maksimal berdasarkan pemenuhan kebutuhan proses belajar mengajar

terutama pada pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama. Harapan

sekolah pengawas (umum 28 orang dan agama 2 orang) yang dapat

menjembatani fenomena yang terjadi di semua lembaga pendidikan, ternyata

tuidak jauh beda dengan wewenang yang di miliki oleh para kepala sekolah.

Kelayakan para pengawas pendidikan agama belum terpenuhi secara

kuantitas, sehingga kunjungan atau pertemuan dalam membimbing dan

membina para guru agama melum berjalan secara optimal. Terkadang dalam

mengunjungi sekolah berdasarkan kesiapan satuan pendidikan, itupun

dikelompokkan berdasarkan zona agar memudahkan kunjungan para

pengawas yang dilaksanakan 4 kali dalam setahun (awal dan akhir semester),

karena tidak memenuhi rasio. Perbandingan pengawas guru agama pada

tingkat dasar (SD) 118 sekolah (PAI/PAK) dan SMP, SMA/SMK 73 sekolah

masing-masing hanya 1 orang pengawas.

Pengembangan Kurikulum

Implementasi pembelajaran pendidikan agama disetiap lembaga

pendidikan pada tingkat dasar dan menengah menggunakan kurikulum KTSP

dan K.13. Dimana kurikulum ini merupakan program nasional dalam

mengembangkan pembelajaran pendidika agama kedepan. Di setiap satuan

pendidikan masih menggunakan kdua kurikulum tersebut berdasrkan

jenjang siswa. Tingkat SD (Kls III – VI ) KTSP dan Kls I, II, IV, V) sudah

menggunakan K.13. Begitupun halnya pada tingkat menengah SMP (Kls VII

K.13 dan VIII, IX KTSP).

Pengembangan kurikulum yang telah di implementasikan pada

lembaga pendidikan (SD, SMP, SMA/SMK) bahkan di Madrasah Ibtidaiyah

yang tersebar di Kabupaten Kepulauan Talaud. Namun, masih terdapat

kendala yang dihadapi oleh lembaga pendidikan (guru) dalam penerapannya.

Pengembangan kurikulum tidak hanyadilaksanakan melalui sosialisasi atau

workshop, tetapi para guru mata pelajaran umum dan agama harus

mengikuti lewat pendidikan dan latihan (DIKLAT) secara berkesinambungan.

Efektivitas pengembangan kurikulum tidak terlepas dari peran

pemerintah dalam meningkatkan SDM pengelola satuan pendidikan serta

pemenuhan fasilitas pembelajaran. Dalam hal ini Dinas Pendidikan Pemuda

dan Olahraga dan Kementerian Agama Kabupaten Kepulauan Talaud terus

Page 116: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 116

melakukan pengembangan guru dalam meningkatkan kompetensi para guru,

khususnya guru agama (PAI dan PAK).

Menurut, (Bobby F. Gagola) Kasi Pendidikan Dasar DIKSPORA

Kabupaten Kepulauan Talaud. Pengangkatan dan penempatan para guru

(umum dan agama) masih perlu dibenahi, karena rekrutmen adalah

wewenang pemerintah daerah (PEMDA). Apalagi dengan hal sarana dan

prasarana, media pembelajaran, kompetensi, dan kesejahteraan. Hal tersebut

merupakan bahan evaluasi pemerintah dalam pemenuhan komponen

pendidikan pada semua satuan pendidikan berdasarkan jenjang dan tingkat

yang tersebar di kepulauan Talaud.

Pelayanan Satuan Pendidikan

Penyediaan Buku Teks

Ketersediaan buku teks pada pembelajaran pendidikan agama, secara

keseluruhan pada satuan pendidikan telah menyiapkan berdasarkan agama.

Dan ini hanya sebatas pegangan bagi guru agama (buku sumber). Sedangkan

untuk peserta didik belum dapat terpenuhi secara keseluruhan. Sehingga,

peserta didik hanya mendapatkan copyan saja (KTSP dan K.13), itupun belum

tercafer dari jumlah siswa yang ada pada masing-masing kelas baik tingakat

dasar maupun menengah.

Sedangkan untuk buku-buku pengayaan dan referensi merupakan

tanggung jawab satuan pendidikan, tetapi kenyataannya belum dapat

terpenuhi. Jadi para tenaga pengajar menyampaikan materi hanya berdasar

pada buku sumber saja baik PAI maupun PAK. Kreatifitas dan inovasi guru

agama dalam memberikan tambahan materi pelajaran melalui internet.

Adapun tugas-tugas yang diberikan, terkadang peserta didik

menyelesaikan secara sendiri/pribadi atau kelompok. Dalam menyelesaikan

tugas tersebut, para tenaga pendidik memberikan kebijakan/kemudahan

terhadap peserta didik, misalnya: “Kisah-kisah atau riwayat Nabi”. Karena

kurangnya referensi yang dimiliki, sehingga hanpone yang dijadikan sebagai

referensi dalam mengembangkan wawasan pengetahuan agama peserta didik.

Melihat fenomena yang berkembang pada satuan pendidikan dengan

adanya keterbatasan referensi yang dimiliki. Maka para guru agama dituntut

untuk lebih kreatif dan inovasi dalam menyiapkan atau memberikan materi

Page 117: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 117

pendidikan agama. Menurut Ibu Sudtriyanti (guru PAI) SMP 1 Beo, terkadang

mengolaborasi materi dari pengalaman dan buku sumberK.13 dan KTSP.

Penyediaan Alat Peraga Pendidikan

Penggunaan alat peraga dalam melangsungkan pembelajaran

pendidikan agama, pada umumnya satuan pendidikan hanya menggunakan

secara tekstual. Pada hakikatnya hanya terfokus pada materi ajar yang

disampaikan kepada siswa (kognitif). Jangankan alat peraga yang harus

disiapkan oleh satuan pendidikan dalam pemenuhan proses belajar mengajar,

referensi (buku-buku) saja terbatas.

Terkadang para peserta didik yang menyiapkan alat peraga tersebut,

apabila melangsungkan kegiatan pembelajaran pendidikan agama dalam

bentuk praktek baik PAI maupun PAK. Dan ini tidak mengurangi nilai bagi

satuan pendidikan, utamanya bagi guru agama untuk memenuhi jam

mengajar dalam per seminggu 37,5 jam termasuk dalam merencanakan,

melaksanakan, menilai hasil pembelajaran, membimbing atau melatih peserta

didik dan melaksanakan tugas tambahan.

Proses Pembelajaran

Pembelajaran pendidikan agama dilaksanakan pada dua tempat

sekolah dan rumah ibadah, bahkan dirumah guru agama masing-masing.

Implementasi pembelajaran pendidikan agama pada satuan pendidikan

terlihat ada perbedaan antara proses pembelajaran PAK dan PAI dalam

penggunaan rungan. Proses pembelajaran PAI tidak memiliki ruang secara

khusus, disebabkan jumlah peserta didik yang beragama Islam tidak banyak

dibanding yang beragama Kristen.

Materi pendidikan agama dilaksanakan mulai hari senin sampai

jum’at, sedangkan hari sabtu kagiatan ibadah. Terkadang satuan pendidikan

memberikan kebijakan pada peserta didik dan guru muslim pada hari jum’at

untuk pulang cepat. Pembelajaran PAI pada kegiatan praktek terkadang

dilaksanakan di masjid dan rumah guru agama, misalnya: Mengaji, berudhu,

Ibadah (shalat) dan lain-lain yang terkait dengan kegiatan praktek yang tidak

bisa dilaksanakan di sekolah masing-masing, karena adanya keterbatasan

yang dimiliki oleh satuan pendidikan.

Page 118: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 118

Namun, dalam hal pemenuhan jam mengajar berdasarkan tingkat dan

jenjang dapat terpenuhi dalam per minggu, karena ini merupakan aturan

yang harus dipenuhi oleh setiap satuan pendidikan (guru).

Penerapan Kurikulum

Penerapan kurikulum di satuan pendidikan berdasarkan KTSP dan

K.13, kurikulum yang digunakan dikondisikan dari tingkat dan jenjang pada

sekolah dan madrasah. Seperti yang telah dijelaskan diatas, dalam

penggunaan kurikulum dalam materi pendidikan agama. Untuk tingkat dasar

(SD) Kelas III – VI KTSP dan I,II,IV,V K.13, tingkat menengah (SMP) Kelas VII

K.13 dan VIII – IX KTSP.

Satuan pendidikan menggunakan kurikulum terlihat bervariatif,

karena ada juga sekolah menggunakan K.13 pada tingkat dasar kelas I dan IV

bahkan I, II, IV, dan V. Penggunaaan kurikulum berdasarkan ketersediaan

buku sumber dan media pembelajaran pada satuan pendidik, sehingga tidak

nampak keseragamanpada satuan pendidikan yang tersebar pada 18 wilayah

kecamatan di Kabupaten Kepulauan Talaud.

Pelaksanaan RPP

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) merupakan kewajiban bagi

semua guru bidang study agar dapat menyusun dan diaplikasikan. Secara

teori pada umumnnya tenaga pendidik mengetahui/memahami kalau RPP

merupakan acuan atau dasar dalam mengefektifkan proses belajar mengajar.

Tetapi dalam menyusun atau membuat berdasarkan mata pelajaran yang

diampuh, terkadang masih menggunakan copy paste.

Secara akademik rata-rata guru memiliki latar belakang pendidikan

yang memamadai, tetapi dalam hal kompetensi guru dalam pembuatan RPP

masih memerlukan bimbingan dan pembinaan secara berkesinambungan

lewat DIKLAT, karena kegiatan sosialisasi dan workshop belum bisa berjalan

secara efektif dalam pengembangan wawasan guru untuk membuat

perencanaan pelaksanaan pembelajaran terutama yang terkait dengan

kurikulum (K.13).

Begitupun dalam hal kompetensi dibidang IT, rata-rata guru agama

belum memiliki fasilitas Laptop apalagi untuk mengoperasikan. Ini dibuktikan

lewat hasil uji kompetensi kepala sekolah dan guru, hanya 4 orang yang lulus

dari 170 peserta yang ikut ujian kompetensi se Kabupaten Talaud.

Page 119: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 119

Program Penilaian

Tenaga pendidik (guru) mengembangkan danmenerapkan program

penilaian untuk membantu meningkatkan kemampuan belajar peserta didik.

Kompetensi para tenaga pendidik sangat dibutuhkan dalam memberikan

penilaian terhadap siswa secara obyektif. Maka, penilaian terhadap peserta

didik diperlukan kreatifitas dan inovasi guru dalam memberikan tugas-tugas

yang terkait dengan struktur penilaian.

Ada beberapa aspek penilaian yang diberikan terhadap siswa,

diantaranya: Ulangan harian, tugas, mit semester dan semester. Ini yang

diakumulasi sehingga menghasilkan nilai akhir pada masing-masing bidang

study, khususnya pendidikan agama.

Secara obyektif dalam memberikan penilaian pada mata pelajaran

pendidikan agama Islam, tidak hanya dilihat dari hasil ujian yang

dilaksanakan di satuan pendidikan saja, tetapi terkadang guru memonitoring

di lingkungan keluarga dan masyarakat terutama penilaian pelaksanaan

ibadah (shalat) fardhu maupun jum’at. Beberapa alat penilaian yang

digunakan, antara lain: Jurnal shalat, monitoring dengan menggunakan

asisten di masjid. Sedangkan untuk mata pelajaran PAK, tetap fokus pada

penilaian yang berlangsung di satuan pendidikan.

Konsep penilaian ini yang digunakan guru PAI, agar siswa bisa

termotivasi untuk bisa lebih giat belajar dan dapat mengaplikasikan ibadah

secara rutin setiap hari. Pada umumnya guru pendidikan agama hanya

memberikan tugas yang terkait dengan rukun Iman dan Islam. Sedangkan

dalam hal penunjang yaitu: kisah-kisah atau riwayat Nabi.

Supervisi Kepala Sekolah

Pelaksanaan supervisi kelas yang dilakukan para kepala sekolah dan

umpan balik terhadap guru umum dan agama sangat beragam. Terkadang

melibihi dari waktu yang telah ditetapkan (dua kali dalam setiap semester).

Kepala sekolah memiliki tanggunjawab dalam memonitoring dan sering

terhadap guru kelas dan bidang study pada satuan pendidikan, agar mampu

mengevaluasi hasil (output) proses belajar mengajar.

Umpan balik dilakukan tidak hanya sebatas proses belajar mengajar

dan komponen pembelajaran saja, bahkan sampai masalah karier dan

prestasi tenaga pendidik. Upaya kepala sekolah dalam mengembangkan dan

Page 120: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 120

meningkatkan kegiatan supervisi, yaitu: menjaring komunikasi terhadap

tenaga pendidik, tenaga kependidikan, serta orang tua peserta didik. Agar

dapat meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar pada setiap satuan

pendidikan.

Kebiasaan kepala sekolah melakukan supervisi di kelas dan umpan

balik terhadap guru dua kali dalam setiap semester, apabila satuan

pendidikan memiliki jumlah rombel yang besar, sebaliknya yang memiliki

rombel kecil terkadang supervisi dilakukan tanpa mengikuti aturan yang

telah ditetapkan dalam arti jalan-jalan, monitoring sambil supervisi.

Evaluasi Pembelajaran

Pada akhir semester para tenaga pendidik (guru) PAI dan PAK

menyampaikan hasil evaluasi mata pelajaran serta hasil penilaian setiap

peserta didik kepada kepala sekolah dalam bentuk hasil prestasi belajar

peserta didik.

Guru Madrasah Ibtidiyah Al Hidayah Melonguane

Menurut, guru PAI SMPN 1 Beo, Kegiatan evaluasi pembelajaran

terkadang terjadi perbedaan persepsi dari sesama guru dalam pemberian nilai

atau prestasi terhadap peserta didik. Hal ini sering terjadi pada satuan

pendidikan pada tingkat menengah (SMP) apabila ada salah satu siswa yang

mendapatkan nilai yang tinggi PAI 98 dan meraih prestasi juara 3 umum.

Page 121: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 121

Bukan karena adanya hubungan emosional antara guru dan siswa,

tetapi kreatifitas dan inovasi guru dalam memberikan motivasi pada setiap

peserta didik untuk bisa memperoleh nilai dan meraih prestasi misalnya:

guru PAI tidak hanya menilai secara formal di sekolah saja, bahkan dilakukan

di luar sekolah.

Laporan Hasil Ulangan

Pelaksanaan laporan hasil ulangan sekolah dan madrasah pada

ulangan akhir semester (UAS) dan ulangan kenaikan kelas (UKK) serta ujian

akhir (US/UN) kepada orang tua peserta didik dan menyampaikan

rekapitulasi kepada Dinas Pendidikan dan Kementerian Kabupaten/Kota

pada setiap akhir semester.

Hal tersebut merupakan kewajiban setiap satuan pendidikan dalam

melaporkan hasil proses pembelajaran yang telah dilaksanakan selama

setahun, yang dimulai dari UAS, UKK, dan US/UN. Agar memudahkan bagi

pihak orang tua dan pemerintah dalam mengevaluasi tingkat kualitas pada

satuan pendidikan dalam melangsungkan kegiatan proses belajar

berdasarkan jadwal kelender pendidikan.

Hasil akhir dapat terealisasi dengan baik atau efektif dan efesien,

apabila pelaksanaan supervisi dan evaluasi bisa berjalan sesuai ketentuan

yang telah ditetapkan. Namun, persoalan yang di hadapi oleh setiap satuan

pendidikan (kepala sekolah) belum mampu mengeluarkan suatu kebijakan

dalam pemenuhan kebutuhan proses belajar mengajar dalam meningkatkan

kualitas pendidikan. Dan di dukung lewat bimbingan dan pembinaan

pengawas.

Faktor Pendukung dan Penghambat

Pendukung

Pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama pada satuan pendidikan

yang tersebar di daerah 3T (terluar, terdepan, dan terpencil) Kabupaten

Kepulauan Talaud. Sudah terlaksana di lembaga pendidikan pada tingkat

dasar dan menengah berdasarkan agama, yang memiliki beberapa jumlah

guru PAI dan PAK yang berlatar belakang pendidikan S1 dan Diploma yang

tersebar 118 satuan pendidikan.

Page 122: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 122

Implementasi pembelajaran pendidikan agama, tidak hanya

dilaksanakan di sekolah, tetapi terkadang di Rumah Ibadah masing-masing

dan rumah guru agama itu sendiri (PAI). Dimana, para guru agama memiliki

keilmuan yang linear dengan mata pelajaran yang diampuh (pendidikan

agama). Ini dibuktikan baik dari tingkat dasar (SD) maupun menengah (SMP)

disamping memiliki kompetensi akademik juga non-akademik. Misalnya:

S1/PAK STAKN juga sebagai guru sekolah minggu, begitupun dengan guru

PAI S1 IAIN.

Selain mampu berkreasi dan berinovasi dalam mengimplementsikan

proses pembelajaran pendidikan agama, dalam memberikan tugas dan

penilaian serta ditunjang dengan semangat dalam menghadapi peserta didik

baik dalam lingkungan sekolah maupun diluar serta yang tak kalah

pentingnya adalah bisa membangun komunikasi sesama guru dan orang tua

peserta didik.

Sebahagian guru agama masih berstatus honorer, tetapi tidak

mengurangi nilai semangat dan kepedulian untuk mengabdikan dirinya di

satuan pendidikan (sekolah dan madrasah). Dan yang patut diapresiasi

adalah para kepala sekolah mampu merekrut/menerima beberapa guru

agama PAK dan PAI dengan bermodalkan kesepakatan orang tua siswa

(komite).

Penghambat

Hal yang utama dalam meningkatkan kualitas lembaga dan komponen

pendidikan pada satuan pendidikan. Dibutuhkan adanya sinergisitas antara

pemerintah, masyarakat dan lembaga itu sendiri. Proses belajar mengajar di

sekolah/madrasah yang tersebar di kepulauan talaud, masih terdapat

beberapa komponen yang harus dibenahi dianataranya: gedung (ruang),

perangkat, fasilitas pembelajaran dan kesejahteraan para guru agama.

Page 123: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 123

Guru Agama Kristen SD Beo Selatan

a. Gedung; Secara keseluruhan belum tersedia ruang khusus dalam

melaksanakan proses belajar pendidikan agama. Dimana

pelaksanaannya terkadang dilaksanakan diruan perpustakaan atau

diruang bimbingan konseling (BK). Untuk pembelajaran PAI.

b. Fasilitas; Pemenuhan media dan alat pembelajaran belum memadai,

terutama buku sumber, buku pengayaan dan referensi (buku) bacaan

untuk peserta didik sangat terbatas.

c. Pengembangan SDM; Pengembangan wawasan bagi guru agama tidak

cukup lewat sosialisasi dan workshop, tetapi diperkuat melalui pelatihan

dan pendidikan (diklat) secara berkesinambungan serta adanya batasan

dalam pengembangan karier (izin belajar) dari pemerintah daerah

d. Kesejahteraan; pemberian tunjangan fungsional belum berjalan secara

rutin, insentif dibawah standar UMR, (15.000,; per hari, 100 s/d 400

ribu) per bulan. Itupun tidak semua guru agama di satuan pendidikan

bisa menerima secara rutin.

e. Masyarakat; Orang tua peserta didik memiliki kemampuan yang

beragama, dominan latar belakang (aktivitas) sebagai besar adalah

petani kopra. Sehingga, bagi sekolah yang dibawah naungan yayasan

bekerja keras dalam memenuhi insentif guru setiap bulan.

Page 124: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 124

P E N U T U P

Kesimpulan

Satuan pendidikan 193, sekolah umum 187 (TK, SD, SMP, SMA/SMK),

Madrasah 6 (RA dan MI) dan memiliki guru agama PAI 7 orangdan PAK 234

orang dengan latar belakang pendidikan (PGA, Diploma dan S1) yang

berstatus PNS 131 dan Non-PNS 110, Serta 2 orang tenagafungsional

pengawas PAK danbelum memiliki tenaga fungsional pengawas PAI.

Sedangkan lembaga pendidikan keagamaan 14 (TPA/TPQ 6 dan Majelis

Taklim 8).

Pelaksanaan proses pembelajaran pendidikan agama pada satuan

pendidikan di daerah 3T, dengan menggunakan kurikulum KTSP dan K.13

berdasarkan tingkat dan jenjang. Dalam implementasinya memiliki

keterbatasan yang dihadapi para pengelola (tenaga pendidik, kependidikan

dan peserta didik), terutama fasilitas dan perangkat pembelajaran PAI dan

PAK pada satuan pendidikan (dasar dan menengah).

Pengembangan SDM dan karier guru agama tidak terlepas dari

wewenang pemerintah daerah (PEMDA), begitupun dengan hal pengangkatan

dan penempatan. Dan yang tak kalah pentingnya adalah masalah

kesejahteraan bagi tenaga pendidik (guru) PAI dan PAK yang berstatus Non-

PNS (honorer), masih dibebankan pada satuan pendidikan dimana dia

mengabdi.

Rekomendasi

Perlu adanya penguatan dari PEMDA, Kementerian Agama dan

Kementerian Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Kepulauan Talaud

terhadap Satuan pendidikantingkat dasar dan menengah dalam

meningkatkan kualitas pelaksanaan pendidikan agama dalam aspek

pengangkatan dan penempatan tenaga pendidik dan Standar Pelayanan

Minimal (SPM).

Pihak lembaga pendidikan pada satuan pendidikan (pengelola),

pemerintah, dan masyarakat perlu membangun komunikasi yang sinergi

dalam pemenuhan kebutuhan proses belajar mengajar PAI dan PAK. Agar

dapat melahirkan alumni (generasi) yang memiliki budi pekerti (akhlak) yang

baik, serta mampu membangun atau merubah pola pikir masyarakat

Kabupaten Kepulauan Talaud dalam aspek agama dan keagamaan.

Page 125: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 125

Pengembangan wawasan dan karier sangat dibutuhkan para guru

agama di daerah 3T (terdepan, terluar, dan terpencil). Sehingga, tidak cukup

lewat kegiatan sosialisasi, workshop dan DIKLAT. Diperlukan adanya

kerjasama antara pemerintah daerah dengan Perguruan Tinggi, guna

meningkatkan dan memperkuat SDM tenaga pendidik. Serta diharapkan

kepekaan pemerintah terhadap kebutuhan guru PAI dan PAK lewat

kesejahteraan setiap bulan (insentif).

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif untuk Komunikasi, Kebijakan Publik dan Ilmu

sosial Lainnya. Jakarta:Kencana Prenada Media Group.

Faisal, Sanapiah. 1999. Format-Format Penelitian Sosial. PT. RajaGrafindo Persada.

Jakarta.

Fiegenbaum, A., V. 1996. Total Quality Control. New York: McGraw-Hill Book.

Haedar, Amin. 2010. Inovasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta:

Puslitbang pendidikan Agama dan Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat

Kementerian Agama RI.

Haedar, Amin. 2010. Pendidikan Agama di Indonesia – gagasan dan Realitas. Jakarta:

Puslitbang pendidikan Agama dan Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat

Kementerian Agama RI.

Hasbullah. 2006: Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Iskandar Agung. 2014.Mengembangkan Profesionalitas Guru, upaya peningkatan

Kopetensi dan Keprofesionalan Kinerja Guru(Jakarta, Bee Media Pustaka.

2014).

http://balitbangdiklat.kemenag.go.id/posting/read/1637-Indeks-Pendidikan-Agama-di-

SMA.

Kadir Ahmad, dkk. 2010 Dakwah di daerah Terpencil. Jakarta: Pustaka Mapan

Kompri, 2015. Manajemen Pendidikan, Komponen-Komponen Elementer Kemajuan

Sekolah. Yogyakarta. Ar Ruzz Media

Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.

Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 Tentang Pendidikan Agama dan

Pendidikan Keagamaan.

Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan

Keagamaan. Pasal 1, ayat 1.h.116

Peraturan Pemerintah Nomor 74, Tahun 2006, tentang Guru, Pasal 46, OP.Cit.h.21.

Page 126: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 126

Purwanto, N. 2007. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Rigantara, I Nengah Suharse, 2016. Analisis Faktor-faktor yang memengaruhi

Partisipasi Alumni Jurusan Pendidikan Ekonomi dalam mengikuti SM-3T.

Jurnal program Studi Pendidikan Ekonomi. Vol: 8 nomor 3 Tahun 2016 hal. 1-

10.

Soyomukti, Nurani. 2015. Teori-teori Pendidikan, dari Tradisional, (Neo) Liberal,

Marxis-Sosialis, Hingga Postmodern. Yogyakarta. Ar Ruzz Media.

Syafaruddin. 2005. Manajemen Lembaga Pendidikan Islam. Ciputat Jakarta. Ciputat

Press

Thobroni, M. 2016. Belajar dan Pembelajaran, Teori dan Praktek. Cet II.Yogyakarta.

Ar-Ruzz Media.

Tjiptono, F., dan Diana, A. 2003. Total Quality Management. Yogyakarta: Penerbit

Andi.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Yusup, Sahrir, 2003. Kajian terhadap efektifitas dan efisensi usaha pemberdayaan

sekolah Dasar negeri di daerah terpencildan pedalaman dalam rangka

penuntasan wajib belajar 9 tahun di provinsi Bengkulu. Jurnal Pendidikan

Guru Sekolah dasar, Vol 1 Nomor 2 Nopember 2003. Hal 120-127.

Zuriah, Nurul. 2005. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan; Teori dan Aplikasi.

PT Bumi Aksara. Jakarta.

Page 127: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 127

PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DAERAH 3T

KECAMATAN KLAMONO KABUPATEN SORONG

Rosdiana

Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Jl. AP. Pettarani No. 72 Makassar

email:[email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan, proses, pendukung dan

penghambat pembelajaran agama di Kabupaten Sorong sebagai salah satu daerah 3T.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Pendidikan agama yang berjalan pada satuan pendidikan yang ada di Kabupaten Sorong

adalah pendidikan agama Kristen, pendidikan agama Islam, pendidikan agama Katolik,

pendidikan agama Hindu, dan pendidikan agama Budha. Ketersediaan guru bagi mata

pelajaran agama diaktegorikan sangat kekurangan demikian juga keberadaan pengawas

pendidikan agama. Pelaksanaan pendidikan agama satuan pendidikan agama di Kecamatan

Klamono Kabupaten Sorong pada dasarnya melaksanakan pembelajaran agama, diantaranya

mata pelajaran agama Islam, Kristen dan Mata pelajaran Katolik ini didasarkan pada latar

belakang agama dari peserta didik yang yang ada pada satuan pendidikan. Standar kompetensi

lulusan mata pelajaran pendidikan agama didasarkan pada standar lulusan minimal dasar dan

menegah. Proses pembelajaran pendidikan agama agama yang berjalan pada satuan

pendidikan menggunakan kurikulum KTSP dan K13 baik pada satuan pendidikan dasar

maupun menengah. Implementasi penggunaan kurikulum sebagai pedoman dalam menyusun

program pembelajaran pada satuan pendidikan di satuan pendidikan sekolah dasar adalah

menggunakan kurikulum KTSP dan K13. Proses pembelajaran pendidikan agama didasarkan

pada standar proses pendidikan meliputi perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan

pengawasan. Faktor pendukung; Pelaksanaan Pendidikan agama, di antaranya: 1) Adanya

dana BOS, penggunaan dana disesuaikan dengan kebutuhan, 2) Motivasi dan semangat para

pendidik yang terus berupaya agar peserta didik dapat memperoleh pengetahuan, 3) Animo

peserta didik untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. Faktor penghambat;di

antaranya: 1) kurangnya tenaga pendidik dan kependidikan, 2) media pembelajaran (buku

pegangan bagi guru, buku paket bagi peserta didik, dan alat belajar, 3) akses sekolah untuk

memperoleh berbagai informasi, telepon maupun akses internet, dan 4) tidak adanya tempat

tinggal bagi guru.

Kata Kunci: pendidikan agama, pelaksanaan, proses, pendidik

Page 128: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 128

HASIL DAN PEMBAHASAN

Lokasi Penelitian

Gambaran Umum Kabupaten Sorong

Peta Kabupaten Sorong

Kabupaten Sorong merupakan salah satu kabupaten yang berada

dalam wilayah Provinsi Papua Barat. Ibu kota Kabupaten Sorong terletak di

Aimas dengan luas 13.603 Km2 yang terbagi menjadi lahan seluas 8.457 Km2

dan luas laut seluas 5.146 Km2. Secara geografis Kabupaten ini berbatasan

langsung dengan Kabupaten Raja Ampat di utara dan barat, Kabupaten

Sorong Selatan di selatan, Kabupaten Manokwari di timur. Kabupaten Sorong

terletak pada 000 33’ 42” – 010 35’ 29” lintang selatan dan 1300 40’ 49” – 1320

13’ 48” Bujur Timur.

Nama Kabupaten Sorong diambil dari nama sebuah perusahaan

Belanda yang pada saat itu mengelola dan mengeksploitasi minyak di wilayah

Sorong, yaitu perusahaan dengan singkatan SORONG (Seismic Ondersub Oil

Page 129: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 129

Niew Guines). Kabupaten Sorong pada mulanya dibentuk oleh Sultan Tidore

untuk memperluas wilayah kesultanan dengan penunjukan 4 (empat) Raja

yang disebut Kalano Muraha atau Raja Ampat. Keempat raja itu diangkat

sesuai dengan 4 pulau besar yang tersebar dari gugusan pulau dengan

wilayah kekuasaan sebagai berilkut:Raja Fan Gering menjadi Raja di Pulau

Waigeo, Raja Fan Malaba menjadi Raja di Pulau Salawati, Raja Mastarai

menjadi Raja di Pulau Waigama, dan Raja Fan Malanso menjadi Raja di Pulau

Lilinta Misool.

Jumlah penduduk Kabupaten Sorong tahun 2016 adalah 80.699 jiwa

dengan rincian Laki-laki 42.527 dan perempuan 38.182 jiwa. Data

kependudukantersebut diperoleh dari hasil Sensus penduduk

yangdilaksanakan setiap sepuluh tahunsekali. Sensus penduduk

telahdilaksanakan sebanyak enam kali sejakIndonesia merdeka yaitu tahun

1961,1971, 1980, 1990, 2000, dan 2010 padabulan Mei 2010 yang lalu.

Dalampublikasi data penduduk yangdisajikan melalui Badan Pusat Statistik

adalah proyeksi data SensusPenduduk 2010.

Secara administratif, sampai dengan tahun 2017 Kabupaten Sorong

terbagi menjadi 19 distrik, 12 kelurahan serta 121 kampung (belum

mencakup perubahan wilayah Pemerintah Daerah Kabupaten Sorong

sebanyak 33 distrik yang terdaftar). Dilihat dari komposisi jumlah

kampung/kelurahan Distrik Klamono memiliki jumlah kampung terbanyak,

yaitu 13 kampung. Secara keseluruhan jumlah Satuan Lingkungan Setempat

(SLS) terkecil yang ada di Kabupaten Sorong sebanyak 566 Satua Lingkungan

Setempat (BPS, 2017:23).Sementara penduduk berdasarkan agama menurut

data Kementerian Agama Kabupaten Sorong tahun 2013 adalah Kriste 71.816

(46.94 %), Islam 71.513 (46.74%), Katolik 8.952 (5.85%), dan penduduk

Hindu 112 (0.07%). Ketersediaan rumah ibadah untuk mendukung aktivitas

penduduk terdapat 491 rumah ibadah masing-masing rumah ibadah Kristen

sebanyak 200 (gereja 179 dan pospi 21), Islam 227 (masjid 110 dan

mushallah 117), Katolik 25 (gereja 22 dan kapel 3), Budha 38 (pura 3 dan

sanggah 35), dan rumha ibadah Budha terdapat 1 rumah ibadah.

Perkembangan pemeluk agama pada wilayah Papua (yang dulunya

disebut sebagai Afdeeling Nieuw Guinea Barat menjalin kontak dengan

penduduk di sebalah barat wilayahnya. Hubungan antara Tidoren dan

Kepualauan Raja Ampat tersimpan dalam legenda Gurabesi. Menurut legenda

Gurabesi menjadi raja pertama di Waigeo. Pada pemerintahan Gurabesi ini

Page 130: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 130

agama Islam menyebar ke wilayah Kepualauan Raja Ampat, sehingga muncul

dugaan bahwa perkawinan Gurabesi dengan Boki Tabiah dilakukan oleh

Tidore dengan tujuan untuk mendorong penyebaran Islam di Nieuw Guinea

Menurut Clercq, 1893:167&165 dalam Sinaga, 2013:256).

Lebih lanjut dalam tulisan Sinaga bahwa menurut laporan

Gezaghebber Onderafdeeling West Nieuw Guinea A.L. Vink, leluhur raja Patipi

dan Fatagar merupakan putra daerah asli Nieuw Guinea, sedangkan Raja

Nomatote merupakan keturunan campuran Goram. Raja Rumbati dan Raja

Ati-Ati merupakan keturunan campuran Seram. Hal ini membuktikan bahwa

penduduk dari diwilayah barat Afdeling Nieuw Guinea telah lama bermukim

di wilayah itu.

Sebelum penegakan pemerintahan colonial belanda di Neiuw Guinea,

para pedagang Ternate telah melakukan hubungan dagang dengan penduduk

Waigeo dan pantai Utara Salawati (dewasa ini Salawiti merupakan salah satu

kecamatan yang ada di Kabupaten Sorong). Sementara para pedagang dari

Seram melakukan hubungan dagang dengan penduduk pantai selatan

Salawati dan Misool. Pertemuan penduduk pantai Kepulauan Raja Ampat

dengan para pedagang dari Seram, Bugis-Makassar, Tidore dan Ternate

menyebabkan mereka banyak yang masuk Islam. Para pedagang Seram dan

Bugis juga banyak melakukan perdagangan dengan penduduk Teluk Mac

Cluer dan sekitarnya. Melalui pengaruh dari para pedagang Bugis dan Seram

di Teluk Mac Cluer banyak penduduk setempat yang masuk Islam (Stibbe,

1919:34-4 dalam Sinaga, 2013:256). Dengan demikian Islam lebih dulu

masuk dari pada agama Kristen ke Nieuw Guinea khususnya Guinea bagian

Barat (Papua Barat).

Keseharian masyarakat di Kabupaten Sorong yang beragam

menggunakan berbagai bahasa di samping bahasa setempat Bahasa Papua,

Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa, Bahasa Bugis Makassar dan bahasa

lainnya. Secara umum untuk Provinsi Papua Barat tercatar 310 bahasa yang

digunakan dengan 67 suku yang tersebar pada semua kota/kabupaten yang

ada. Bahasa-bahasa yang digunakan secara local terdapat 67 bahasa

diantaranya Maybrat, Biga, Seget, Duriankere, Ma’ya, Maden, Biak, Kawe,

Wauyai, Legenyem, Waigeo, Moi, As, Moraid, Abun, Karon Dori. Mpur, Meyah,

Hatam, Manikion, Wandame, Arandai, Maskona, Kaburi, Kais, Mai Brat,

Tehit, Kalabra, Konda, Yahadian, Suabo, Puragi, Kokoda, kemberano,

Tanahmerah, Erokwanas, Bedoanas, Arguni, Sekar, Onin, Iha, Baham, Karas,

Page 131: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 131

Uruangnirin, Mor, Irarutu, Kuri, Mairasi, Buruai, Kamberau, Kowiai, Semimi,

Mer, Kamoro, Ekari, Tuanggare, Iresim, Yaur, Yeretuar, tanfia, Roon, Dusner,

Moeswar, Ansus, Woi, Pom, dan Mapia (Sujadi. dkk, 2013: 46).

Kabupaten Sorong sebagai salah satu kabupaten yang cukup

berkembang, menjadi daya tarik bagi imigran untuk hidup dan menetap di

kabupaten ini. Penduduk Kabupaten Sorong terdiri dari penduduk asli dan

migran. Masyarakat adat di Kabupaten Sorong dapat dibagi menjadi beberapa

kelompok, yaitu: 1). Suku Moi, terdiri dari suku Klabra, Karon, Madik, Kebar,

Keboro, dan Yaun, yang tersebar di Kaki, Abun, Sausafor, Moraid, Makbon,

Aimas, Salawati, Seget, Segun, Beraur, Klamono, dan Sayosa Districts; 2).

Suku Maibrat, terdiri dari suku Meimere/Make, Meite, dan Meimaru, yang

tersebar di Distrik Aimas dan Salawati; 3). Suku Inanwatan, terdiri dari suku

Mate Mani, Puragi, Oderau, Kaiso, dan Samaun, yang tersebar di Distrik

Aimas dan Salawati; dan 4). Suku Tehit, terdiri dari suku Sawiat, dan suku

Ogit, yang disebutkan di Distrik Aimas dan Salawati.

Gambaran Umum Layanan Pendidikan Daerah 3t Di Kabupaten Sorong

Satuan Pendidikan Di Kabupaten Sorong

Ketersediaanlembaga pendidikan di Kabupaten Sorong secara

keseluruhan berjumlah 222 lembaga/satuan pendidikan baik negeri maupun

swasta mulai dari jenjang pendidikan dasar maupun menengah untuk jenjang

Pendidikan Sekolah Dasar (SD) negeri/swasta terdapat 138 sekolah, SMP

terdapat 51 sekolah, dan SMA hanya 1 sekolah. Satuan Pendidikan tersebut

tersebar di beberapa kecamatan/distrit di Kabupaten Sorong.

Tabel 1 Jumlah Satuan Pendidikan Di Kabupaten Sorong

NO Kecamatan SD SMP SMA SMK JUM

N S JUM N S JUM N S JUM N S JUM

1

2

3

4

5

6

Makbon

Beraur

Klamono

Salawati

Mayamuk

Seget

5

3

7

9

8

4

4

2

3

3

6

3

9

5

10

12

14

7

2

2

3

3

2

1

0

0

0

3

5

0

2

2

3

6

7

1

1

1

1

1

3

1

0

0

0

1

5

0

1

1

1

2

8

1

0

0

0

1

0

0

0

0

0

1

1

0

0

0

0

2

1

0

12

8

14

22

30

9

Page 132: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 132

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

Segun

Salawati

Selatan

Aimas

Sayosa

Klabot

Klawak

Maudus

Mariat

Klayili

Klaso

Mosegen

Mega

Morait/Mega

5

5

15

5

2

3

1

7

3

2

6

1

1

1

2

7

0

1

0

2

7

2

0

1

0

2

6

7

22

5

3

3

3

14

5

2

7

1

3

1

2

5

2

0

1

0

2

2

1

3

0

1

0

0

6

0

1

0

0

3

0

0

0

0

0

1

2

11

2

1

1

0

5

2

1

3

0

1

1

1

2

0

0

0

0

1

0

0

0

1

0

0

0

3

0

0

0

0

2

0

0

1

0

0

1

1

5

0

0

0

0

3

0

0

1

1

0

0

0

1

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

3

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

4

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

8

10

42

7

4

4

3

22

7

3

11

2

4

Jumlah 92 46 138 33 18 51 14 12 26 2 5 5 222

Sumber data: Dinas Pendidikan Kabupaten Sorong 2018

Jumlah satuan pendidikan madrasah dan jumlah guru untuk

Kabupaten Sorong berdasarkan data Kementerian Agama tahun 2017.

Tabel 2 Jumlah Madrasah dan Guru tahun 2017

Ket RA MI MTs MA

N S JUM N S JUM N S JUM

Jumlah

Sekolah

12 1 10 11 1 8 9 1 5 6

Jumlah

Guru

- 105 116 58

Sumber data: Kementerian Agama Kabupaten Sorong 2017

Satuan pendidikan di Kabupaten Sorong cukup banyak khususnya

untuk tingkat satuan pendidikan dasar, sementara untuk tingkat pendidikan

menengah masih sangat kurang demikian juga satuan pendidikan kejuruan.

Peserta Didik, Jumlah Guru dan Rasio Peserta Didik-Guru

Keberadaan jumlah peserta didik di Kabupaten Sorong pada dasar dan

menengahjenjang pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 133: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 133

Tabel 3 Jumlah Peserta Didik, Guru, dan Rasio Peserta Didik Pada

Semua Jenjang Pendidikan di Kabupaten Sorong NO Kecamatan SD SMP SMA

PD Guru Rasio

PD-G

PD Guru Rasio

PD-G

PD Guru Rasio

PD-G

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

Makbon

Beraur

Klamono

Salawati

Mayamuk

Seget

Segun

Salawati

Selatan

Aimas

Sayosa

Klabot

Klawak

Maudus

Mariat

Klayili

Klaso

Mosegen

Mega

Morait/Mega

1008

563

1444

2456

2449

1377

502

996

7379

573

288

305

138

1729

341

123

667

-

-

73

41

124

240

212

57

40

48

518

34

15

15

7

19

27

10

76

-

-

84.00-12.30

80.43-13.73

111.08-11.65

122.80-10.23

122.45-11.55

153.00-24.16

62.75-12.55

99.60-20.75

204.97-14.24

81.86-16.85

72.00-19.20

76.25-20.33

46.00- 19.71

123.50-91.00

48.71-12.63

41.00-12.30

60.64-8.78

-

-

751

496

917

1259

1363

1047

406

738

3298

517

231

277

000

1144

290

103

501

-

-

12

22

57

97

73

12

9

20

173

22

6

4

0

47

16

4

39

-

-

375.50-62.58

248.00-22.55

305.67-16.38

251.80-12.98

340.75-18.67

1047-87.25

406-45.11

369-36.90

412.25-19.06

258.50-23.50

231.38.50

277-69.25

000

381.33-24.34

145-18.13

51.50-25.75

000

51.50-25.75

8

0

17

31

25

13

10

10

75

0

0

0

0

0

0

0

9

-

-

75

0

177

316

303

91

27

78

798

0

0

0

0

0

0

0

68

-

-

75.00-9.38

0

177-10.41

158-10.19

151.50-12.12

91.00-7.00

27.00-2.70

78.00-7.80

199.50-10.51

0

0

0

0

0

0

0

68.007.56

-

-

Sarana Rombongan Belajar (Ruang Kelas)

Ketersediaan srana ruang kelas sebagai tempat belajar bagi peserta

didik secara keseluruhan yang ada di Kabupaten Sorong.

Tabel 4 Jumlah Sarana Rombongan Belajar (Ruang Belajar)

NO Satuan Pendidikan Jumlah Rombel

1 SD 701

2 SMP 171

3 SMA 104

4 SMK 48

5 MI 52

6 MTs 31

7 MA 18

Jumlah 1125

Program Peningkatan Tenaga Pendidik

Penempatan Guru Garis Depan

Guru Garis Depan (GGD) yang merupakan program pemerintah pusat

Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan. Program GGD sudah berjala dua

Page 134: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 134

angkatan yakni angkatan 2016 dan angkatan 2016.Tahun 2016 seleksi bagi

calon GGD yang telah mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG) dan lulus

dilakukan terhadap 6296 sarjana. Hasil seleksi GGD tersebut tiba dan

ditempatkan pada tahun 2017. Untuk Kabupaten Sorong sebagai salah satu

wilayah 3T juga menerima penempatan dari GGD tersebut. Selain program

GGD tersebut Kabupaten Sorong juga menerima penempatan dari Sarjana

Mendidik 3T beberapa angkatan.Penempatan dari SM 3T tersebut dilakukan

di seluruh kecamatan/distrik yang ada di Kabupaten Sorong.

Menurut Romanus Rasid, M.Pd (Kasub PTK Dinas Pendidikan

Kab.Sorong) “bahwa SM 3T terdominasi sarjana dari perkotaan, sementara

dari sarjana atau sumber daya lokal atau putra daerah sendiri kurang

informasi disebabkan akses yang sulit, hal ini juga bisa menimbulkan

kecemburuan sarjana di daerah. Di samping itu, persyaratan yang yang tidak

terpenuhi misalnya akreditasi prodi dan perguruan tinggi, ipk yang tidak

memenuhi standar persyaratan dan sudah menikah serta umur yang

tetapkan sebagai persyaratan, hal ini yang tidak memenuhi bagi sarjana lokal

(wawancara, 24/07/2018).

Daftar Guru Garis Depan yang telah di tempatkan di Kabupaten

Sorong adalah:

Tabel 5 Penempatan Guru Garis Depan Di Kabupaten Sorong

NO Kecamatan/

Distrik

Satuan Pendidikan Jumlah GGD

1 Klabot SD Inpres 10

SMP YPK Satap Buk

2

2

2 Beraur SD Inpres 47

SMPN 27

2

3

3 Klamono SDN 10

SMP 15

1

1

4 Klaso SDN 19

SDN 20

1

1

5 Klawak SD Inpres 45

SD Inpres 56

SMPN 21

2

1

1

Page 135: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 135

6 Klayili SD Inpres 6

SD YPK Satap Klayili

SMPN Satap Klayili

1

1

1

7 Makbon SD YPK Sion Dela

SMPN 24

2

1

8 Mariat SD Inpres 19 1

9 Mayamuk SMPN 2 1

10 Moisegen SMPN 22 2

11 Moraid SMPN 7 1

12 Moudus SD Inpres 2

13 Salawati SMPN 16 1

14 Salawati Selatan SD Inpres 37

SD Inpres 5

SD Inpres 9

SDN 15

SD YPK Sakapul

SMPN 17

SMPN 28

1

1

1

1

1

1

1

15 Sayosa SD Inpres 52

SD Inpres 7

SD Inpres 8

SD Inpres 23

SMPN 23

1

1

1

1

3

16 Seget SD YPK Tanjung Suka

SMPN 5

1

1

17 Segun SD Inpres 30

SD Inpres 57

1

1

Jumlah 49 Sumber Data: Bidang PTK Dinas Pendidikan Kab.Sorong 2018

Page 136: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 136

Keberadaan guru-guru ini setidaknya dapat menutupi kekurangan

guru pada satuan pendidikan baik yang ditempatkan di sekolah dasar

maupun di sekolah menengah pada daerah-daerah terdepan, terluar dan

tertinggal. Selain ini, para GGD ini juga mendapat tunjangan daerah

tertinggal satu kali gaji pokok dan juga mendapat tunjangan lauk pauk.

Melalui Kementerian Pendidikan dan Kubudayaan telah

memprogramkan dan telah dianggarkan setiap tahunnya sekitar Rp.3,1

Triliun yang diperuntukkan bagi pembangunan mislanya Unit Sekolah Baru

(USB), Ruang Kelas Baru (RKB), rehab bagi bangunan lama, revitalisasi,

termasuk gizi anak sekolah dengan Program Gizi Anak Sekolah”.

Wadah MGMP dan KKG

Wadah Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) bagi sekolah

menengah menjadi Lembaga yang menyatukan guru-guru berdasarkan mata

pelajaran. Di Kabupaten Sorong wadah ini rutin dilakukan setiap minggu.

Masing-masing wadah MGMP ini menyusun rencana dan memiliki program

tersendiri. Pihak Dinas Pendidikan Kabupaten turut mengambil bagian dalam

kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh masing-masing MGMP.

Keterlibatnya pihak terkait dalam bentuk sebagai narasumber atau sebagai

wadah untuk melakukan sosialisasi berbagai aturan dan peraturan baru.

Demikian halnya pada Kelompok Kerja Guru (KKG) sekolah dasar juga

melakukan kegiatan yang sama dengan program MGMP kabupaten.

Pelaksanaan MGMP dan KKG dilakukan di sekolah-sekolah yang ditunjuk

atau yang telah ditentukan, tetapi dominan dilakukan di sekolah-sekolah di

ibukota kabupaten. Masing-masing MGMP dan KKG memiliki struktur

kepengurusan yang dipilih berdasarkan musyawarah bersama.

Pelatihan Bagi Kepala sekolah

Upaya bagi peningkatan tenaga pendidik dan kependidikan oleh Dinas

Pendidikan Kabupaten Sorong telah dilakukan, beberapa kegiatan yang telah

dilakukan oleh Dinas Pendidikanadalah pelatihan dan pembinaan

peningkatan kapasitas kepala sekolah telah dilakukankepada sekitar 30

orang kepsek tahun 2016. Program lainnya terutama bagi tenaga pendidik

adalah akan dilakukan sekitar 50 tenaga pendidik dengan bekerjasama

dengan Lembaga Pengembangan LP2K sesuai dengan petunjuk Peraturan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Untuk wilayah Papua Baru Kabupaten

Page 137: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 137

Sorong merupakan salah satu yang telah melakukan kegiatan ini. Untuk

kegiatan pelatihan ini masih terdapat lebih kurang 140 tenaga pendidik pada

jenjang TK, SD, dan SMP yang belum ikut dalam pelatihan ini.

Selain itu, tuntutan bagi kepala sekolah pada tahun 2019 yang

mengharuskan kepala sekolah juga memiliki standar sertifikasi juga menjadi

agenda dari bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Sorong sebagai upaya dalam

meningkatkan integritas kompetensi kepala sekolah.

Pembinaan bagi peningkatan kompetnsi guru yang berkelanjutan

sebagai upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan juga menjadi perhatian

bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Sorong.

Ketersediaan Tenaga Pendidik (guru) Pendidikan Agama

Pada aspek ketersediaan tenaga pendidik mata pelajaran pendidikan

agama di Kabupaten Sorong secara umum belum merata pada satuan

pendidikan mengingat dalam beberapa tahun terakhir tidak adanya

pengangkatan bagi pendidik khususnya mata pelajaran agama pada semua

agama.Selanjutnya dapat digambarkan pendidik mata pelajaran agama di

Kabupaten Sorong.

Guru Pendidikan Agama Islam

TK SD SLTP SLTA SMK Jumlah PNS Non PNS

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Manokwari 3 43 20 9 4 79 48 31

2 Kabupaten Sorong 0 30 18 9 5 62 52 10

3 Fak- fak 1 87 30 7 7 132 114 18

4 Sorong Selatan 6 17 11 4 4 42 28 14

5 Kaimana 0 30 11 5 2 48 35 13

6 Teluk Wondama 0 0 3 2 1 6 6 0

7 Teluk Bintuni 0 23 16 5 1 45 33 12

8 Raja Ampat 6 13 12 11 4 46 38 8

9 Maybrat 0 0 0 0 0 0 0 0

10 Tambrauw 0 0 0 0 0 0 0 0

11 Kota Sorong 2 53 18 7 8 88 63 25

18 296 139 59 36 548 417 131

Kabupaten/Kab Se Papua Barat Tahun 2017

Status Kepegawaian

JUMLAH

Tempat BertugasKab./KotaNo.

Guru Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Menurut Tempat Bertugas

Guru Pendidikan Agama Budha

Guru pendidikan agama Budha di Kabupaten Sorong yang merupakan

pegawai negeri sipil Kementerian Agama hanya satu orang yakni Budi

Wardono, S.Pd merupakan guru Agama Budha di SD Inpres 13 Kabpaten

Sorong Jalan Nangka.

Page 138: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 138

Guru Pendidikan Agama Hindu

Guru agama Hindu terdapat tiga PNS dan satu orang Non PNS orang

yakni:

• Kasiyatun (S1) Guru SD Inpres 32 Kabupaten Sorong. Status

kepegawaian PNS

• Ni Nyoman Budiani (S1) guru SD Inpres 13 Kabupaten Sorong.

Status kepegawaian PNS

• Gusti Ayu Putu Raka Pratiwi (S1) bertugas di SMAN 2 Kabupaten

Sorong. Status kepegawaian non PNS

• Gusti Ayu Made Rai ratih (S1) guru SMAN 1 Aimas Kabupaten

Sorong. Status kepegawaian non PNS.

Guru Pendidikan Agama Katolik

Jumlah tenaga guru bagi pendidikan agama Katolik secara keseruhan

berjumlah 32 orang yang merupakan guru PNS, honorer dan relawan.

• Guru PNS SD 8 orang, SMP 2 orang, dan SMA 2 orang.

• Guru honor SD 5 orang, SMP 5 orang dan SMA 2 orang

• Relawan SD 6 orang dan SMP 2 orang.

Guru Pendidikan Agama Kristen

Keberadaan guru Pendidikan Agama Kristen di Kabupaten Sorong

sebanyak 180 orang dan hanya terdapat 10 orang yang merupakan tenaga

honorer di SD, SMP, dan SMA.nGuru SD 60 orang (PNS/ Non PNS) dan

SMP/SMA 120 orang (PNS/Non PNS).

Pengawas Pendidikan Agama Kabupaten Sorong

Tugas dan fungsi kepengawasan yang menjadi ujung tombak bagi

pelayanan Pendidikan dengan tujuan untuk mengontrol dan memberi

masukan kepada guru-guru agama secara rutin dan intens harus terus

dijalankan dan ditingkatkan. Dalam mendukung kegiatan kepengawasan ini

jumlah tenaga pengawas yang ada di kementerian Agama Kabupate Sorong

dapat dikategorikan sangat kurang jika dibandingkan dengan jumlah dan

satuan Pendidikan yang ada. Sejauh ini keberadaan pengawas berdasarkan

Page 139: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 139

agama diantaranya; pengawas Katolik 1 orang,Pengawas Kristen 2 orang, dan

pengawas Pendidikan Agama Islam 5 Orang. Dengan melihat keberdaan

jumlah pengawas dan membandingkan dengan jumlah satuan Pendidikan

yang ada ini sangat kekurang mengingat pentingnya tugas dan fungsi

kepengawasan.

Tabel 6 Jumlah Pengawas Berdasarkan Agama

NO KOTA/KAB JUM AGAMA

ISLAM KRISTEN KATOLIK HINDU BUDHA

1 Kab. Manokwari 3 - 3 - - -

2 Kab. Sorong 8 5 2 1 - -

3 Kota Sorong 5 3 4 2 - -

4 Kab. Sorong Selatan 8 - 4 1 - -

5 Kab.Fakfak 8 5 2 1 - -

6 Kab. Kaimana 1 - 1 - - -

7 Kab. Raja Ampat 1 1 - - - -

8 Kab. T. Wondama - - - - - -

9 Kab. T. Bintuni 1 - 1 - - -

10 Kab. Maybrat - - - - - -

11 Kab. Tambraw - - - - - -

JUMLAH 36 14 17 5 - -

GAMBARAN UMUM LAYANAN PENDIDIKAN SATUAN PENDIDIKAN DI

KECAMATAN KLAMONO

Dalam lingkup kecamatan/distrik berdasarkan kriteria daerah

tertinggal dari 19 distrik salah satu sampel kecamatan/distrik adalah

Kecamatan Klamono. Di Kecamatan Klamono terdapat 13 satuan pendidikan

yang terdiri atas SD negeri/swasta terdapat 9 sekolah, SMP negeri 3 Sekolah,

dan SMA negeri 1 sekolah. Gambaran satuan Pendidikan yang ada di

kecamatan/distrik adalah:

1. SD Inpres 26 Jl. Tut Wuri Kalmono

2. SD Inpres 60 Jl. Klawagi SP. I Rt.001 Rw 001 Wonosari

3. SD Inpres 10 Jl. Trans Klagulu SP.III

4. SD Inpres 11 Jl. Kalmono SP.III

5. SD negeri 12 Maladuk

Page 140: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 140

6. SD Negeri 9 Jl. Klamono SP.II Malajapa

7. SD YPK Eden Kepala Sawit Jl. Sorong Klamono Gisim Darat

8. SD YPK Eucaristia Klamono Jl. Idik Komp.Pertamnina Klamono

9. SD YPK Klawana Jl. Masuat Klawana

10. SMA Negeri 4 Jl. Andolon Klawana

11. SMP Negeri 15 Jl. Sudirman Malasigit SP.II

12. SMP Negeri 18 Jl Klamono KM.42 Kepala Sawit Gisim Darat

13. SMP Negeri 6 Jl. Tut Wuri Klamono 02 Klamon.

Sebagai sampel sasaran sekolah yang diambil diantaranya adalah SMP

Negeri 15, SD Negeri 9 dan SD Negeri 60 Kabupaten Sorong. Pada awalnya

ketiga satuan Pendidikan ini berada dalam satu wilayah kamupung yakni

Kampung Malasigit Distrit Klamono. Sejak tahun 2017 terjadi pemekaran

distrik untuk SMP 15 dan SD 9 berada dalam wilayah Distrik Malabotom,

tetapi dalam data dan identitas masing-masing sekolah masih menggunakan

Distrik Klamono.

SMP Negeri 15 Kabupaten Sorong

Foto: SMP Negeri 15 Kabupaten Sorong

SMP Negeri 15 Kabupaten Sorong beralamat di jalan Jenderal

Sudirman Kampung Malasigit SP. II Kecamatan Klaomono Kabupaten Sorong.

SK pendirian Nomor 200 tahun 2010 tanggal SK pendirian 27 September

Page 141: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 141

2010. Tanggal ini juga merupakan tanggal SK operasional sekolah. Status

akreditasi sekolah adalah B dengan nomor akreditasi 002/BAN-

SM/LL/X/2014. Luas tanah yang dimiliki sekolah adalah 20.000 m2.

Dewasa ini SMP ini berada pada wilayah Kampung Megakarta

Kecamatan Malabotom, hal ini disebabkan adanya pemerkaran dari wilayah

Distrik Klamono.Selama berdirinya SMP 15 telah dikepalai oleh dua kepala

sekolah yakni Bapak Nursarananto, S.Pd dan Bapak Luth Weal, S.Pd, M.Pd.

SMP 15 awalnya adalah SMP 2 yang berubah pada tahun 2016.

Tenaga pendidik dan kependidikan SMPN 15 secara keseluruhan

adalah 8 orang yang terdiri 6 orang guru PNS dan 2 orang Non PNS. Dengan

kualifikasi tenaga pendidik semuanya merupakan sarjana S1 5 orang dan S2

1 orang dan untuk tenaga kependidikan 2 orang yang merupakan tamatan

SMA/sederajat.

Jumlah siswa yang terdaftar di SMP Negeri 15 untuk tahun ajaran

2018-2019 sebanyak 77 peserta didik. Peserta didik berdasarkan agama

adalah Islam 41 peserta didik, Kristen 29 orang dan Katolik 9 orang.

Latar belakang peserta didik berdasarkan kesukuan adalah sangat

beragam merupakan penduduk lokal dan pendatang. Letak dari SMP ini

berada pada wilayah transmigrasi yang berasal dari pulau Jawa pada tahun

1976. Suku-suku dari pulau Jawa cukup mendominasi siswa di sekolah ini.

Di samping suku Jawa juga terdapat transmigrasi lokalan sekitar Papua

Barat. Keragaman ini sangat menusantara meskipun berada jauh didaerah

yang terkategorikan terpencil ini. Di samping penduduk asli diantaranya suku

Moi, suku Klabra umumnya siswa didominasi oleh peserta didik yang berasal

dari suku-suku Jawa (Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sunda, dan

lain-lain), juga terdapat peserta didik yang berasal dari Ternate, Serui, Seram,

Kupang, Merauke, Ambon, Biak, dan lain-lain.

Pada aspek latar belakang pekerjaan orang tua peserta didik dan

masyarakat di Distik Malabotom adalah pertanian khususnya menanam rica

(Lombok) dan tanaman sayur mayur. Di samping itu, kekayaan alam Distrik

Klomono Kabupaten Sorong masih banyak menyimpan potensi hutan yang

memiliki pohon kayu hitam/kayu besi. Menjadi potensi yang luar biasa dan

dapat dimanfaatkan dengan batas-batas tertentu oleh berbagai pihak. Potensi

lain yang dimiliki kabupaten ini adalah potensi alam minyak bumi khususnya

Page 142: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 142

di Distrik Klaomono yang belum dikelola secara massal. Potensi ini telah

diketahui sejak zaman Belanda berkuasa.

Kemitraan yang berjalan selama ini antara sekolah dengan pihak lain

belum menjangkau secara luas. Beberapa kegiatan yang pernah berjalan

adalah kemitraan dengan Puskesmas pada aspek kesehatan baik pemberian

materi tentang kesehatan maupun pemeriksaan kesehatan bagi guru dan

peserta didik. terutama penyakit malarian yang sangat terkenal dan ditakuti

khususnya di wilayah dan daerah pedalaman.

Kemitran untuk kantin sekolah, meskipun hanya untuk memenuhi

bagi peserta didik untuk jajan-jajan makanan ringan. Hal ini mengantisipasi

berbagai macam makanan yang tidak dijamin kesehatannya. Seperti kasus

keracunan yang pernah terjadi pada peserta didik beberapa tahun yang lalu.

Kemitraan dengan Komite sekolah. Untuk tahun ajaran 2018/2019

belum dilakukan pembentukan komite baru. Kemitraan dengan komite

sekolah sangat penting mengingat komite ini sangat memiliki andil bagi

kesukses program-program yang telah diputuskan secara bersama sekolah

dan komite. Terutama dukungan bagi kelancaran proses pembelajaran. Salah

satu dukungan yang telah diberikan oleh orang tua siswa melalui komite

adalah pengadaan fasilitas bangku dan meja yang telah rusak.

Fasilitas lain jika didasarkan pada standar minimal pendidikan dasar

adalah keterpenuhan laboratorium. Tahun 2017. sekolah telah menerima

bantuan peangkat laboratorium IPA yang cukup lengkap, alat praga biologi,

alat praga beberapa alat music.. Fasilitas laboratorium ini belum

dimanfaatkan disebaban belum adanya ruangan yang diperuntukkan bagi

alat-alat laborotaorium ini. Bantuan ini awalnya juga menyertakan

pembangunan gedung atau ruangan setelah mendapatkan alat

laboratoriumnya.

Prestasi yang pernah diraih SMP 15 diantaranya juara III oOSN tahun

2016 dan juara II tahun 2015.

SD Negeri 9 Kabupaten Sorong

Page 143: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 143

Foto: SD Negeri 9 Kabupaten Sorong

SD Negeri 9 kabupaten Sorong beralamat di jalan Pendidikan Klamono

SP II Kampung Malajapa Kecamatan Klamono. NPSN 60401336. SD ini berdiri

pada tahun 1998 dangan status akreditasi C pada tanggal 01 Januari 2015.

SK izin Operasional sekolah Nomor: 421.2/130/2014. Luas tanah yang

dimiliki SDN 9 adalah 10.000 m2. SDN 9 merupakan sekolah yang berbentuk

panggung mungkin satu-satunya di Kabupaten Sorong dan hanya memilik

tiga ruangan kelas yang masing-masing disekat satu ruangan ditempati

menjadi dua kelas, selama ini belum pernah mendapatkan bantuan atau

tambahan ruang kelas. Bantuan pembangunan dapat diberikan dengan

melihat jumlah siswa dan tenaga pengajar.

Siswa yang terdaftar pada sekolah ini tahun ajaran 2018-2019

sebanyak 54 orang. Berdasarkan agama peserta didik Islam sangat

mendominasi yakni sebanyak 33 orang, Katolik 11 orang dan Kristen 10

orang. Latar belakang orang tua peserta didik 99% adalah petani, hanya 1

orang yang PNS. Asal orang tua peserta didik merupakan penduduk

transmigrasi dan pendatang, diantarnya Jawa, Batak, Ternate, Ambon,

Teminabuan, Suku Moi, Klabra, Merouke, dan lain-lain.

Jumlah tenaga pendidik dan tenaga pendidik SDN 9 adalah 8 orang

pendidik dan satu diantaranya merupakan tenaga pendidik. Tenaga pendidik

tersebut semuanya merupakan guru kelas dan hanya satu orang yang

merupakan guru mata pelajaran. Latar belakang pendidikan tenaga pendidik

SDN 9 adalah semua merupakan sarjana S1.

Selain itu SD 9 menerima PROGRAS (Program Gizi Anak Sekolah). Oleh

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pusat berkerjasama dengan Pangan

Page 144: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 144

Dunia sudah berjalan dua tahun 2017-2018. Diberikan persiswa, ke rekening

sekolah, Rp.15.000 persiswa setiap hari. Pemberian ini diawali dengan

pelatihan bagi sekolah penerima terkait pengelolaan dari program ini

admiistrasi dan menu-menu yang harus sesuai dengan menu yang telah ada.

Tahun 2017 di Kabupaten Sorong terdapat 83 sekolah yang mendapat

bantuan Progras. Tahun 2018 hanya 10 sekolah untuk Kabupaten Sorong

yakni di Distrik Aimas 5 sekolah dan Distrik Kalmono 5 sekolah. Kriteria

sekolah penerima program ini ditentukan oleh pusat(wawancara dengan

Yermina Latupeirissa, S.Pd. SD (Kepsek SDN 9 Kab. Sorong), 29.07/2018).

Bantuan lain adalah biaya Pendidikan gratis melalui dana Bantuan

Indonesia Pintar BIP melalui BOSDA untuk kelengapan peserta didik

mendapat empat pakaian (pakai merah putih, pramuka, batik, dan olahraga).

SD Negeri 60 Kabupaten Sorong

SD Negeri 60 Kabupaten Sorong berada di Jalan Klawagi SP.IRT 001

RW 001 Desa Wonosari Kecamatan Klamono. Sekolah in berdiri pada tahun

1998. SD ini terakreditasi C pada tanggal 22 Desember 2013. Luas tanah

yang dimiliki sekolah adalah 20.000 m2.

Jumlah peserta didik di SDN 60 sebanya 101 orang, berdasarkan

agama Islam 37 orang, Katolik 5 orang dan Kristen 49 orang. Masyarakat

dilingkungan sekolah adalah Jawa, Ternate, NTT, dan suku-suku asli Papua

diantaranya suku Moi, marga Mambringgofale dan marga Domine Edward

Osok (DEO). Sekolah ini juga berada dilingkungan transmigrasi.

Jumlah tenaga pendidik di SD ini adalah sebayak 7 orang semua

merupakan PNS dan tenaga 2 orang honorer.

Page 145: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 145

Foto:SD Negeri 60 Kabupaten Sorong

Toleransi cukup kental di kampung Malajapa, Malasigit dan

Megatarum, tempat di mana satuan pendidikan yang menjadi sasaran tempat

satuan pendidikan berada. Di kampung ini terlihat dikalangan penduduk

belum pernah terjadi perselisihan, demikian juga untuk antar siswa belum

pernah ada tawuran. Demikian tenggang rasa toleransi terlihat ketika saling

mengunjungi ketika ada perayaan hari-hari lebaran atau natalan. Dan setiap

tahunnya diadakan halal bi halal bagi semua warga distrik di Klamono.

Perayaan lain adalah menyambut perayaan 17 Agustusan yang

dimeriahkan dengan berbagai perlombaan oleh raga. Satuan pendidikan yang

ada menjadi lokasi tempat perayaan dalam memeriahkan hari kemerdekaan.

Page 146: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 146

SDN 9 merupakan sekolah yang paling sering ditempat untuk mengadakan

perlombaan.

Beberapa perlombaan yang sering di lakukan sepak bola, voly ball,

panjat pinang, tarik tambang dan bagi ibu PKK dilakukan lomba memasak

makan tradisional (makanan khas Papua) dengan biaya di tentukan.

Rp,150.000 tahun lalu dan tahun 2018 lomba membuat kue dengan biaya

50.000.

Perayaan ini dilakukan oleh seluruh komponen sekolah dan masyarakt

demikian juga pertandingan yang dilakukan antar sekolah dan antar

kampung.

PEMBAHASAN

Pembelajaran Pendidikan Agama Pada Pendidikan Dasar Daerah 3T Di

Kecamatan Klamono Kabupaten Sorong

Peran penting dari mata pelajaran agama bagi peserta didik sangatlah

besar. Mencerdaskan dan membekali peserta didik dengan nilai-nilai religius

merupakan salah satu tujuan dari pendidikan agama. Implementasi

pendidikan agama pada satuan pendidikan didasarkan pada standar dan

tujuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.Melalui Peraturan Pemerintah

Nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan ditetapkan

beberapa standar. Diantara ketentuan standar tersebut diantaranya: standar

isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar tenaga pendidik dan

tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,

standar pembiayaan dan standar penilaian.

Pendidikan agama yang berjalan pada satuan pendidikan agama di

Kecamatan Klaomono (khsusnya pada tiga sekolah sasaran diantaranya

SMPN 15, SDN 9, dan SDN 60) pada dasarnya melaksanakan pembelajaran

agama, diantaranya mata pelajaran agama Islam, Kristen dan Mata pelajaran

Katolik). Hal ini didasarkan pada latar belakang agama dari peserta didik

yang yang ada pada satuan pendidikan yang menjadi sasasaran penelitian.

Standar kompetensi lulusan mata pelajaran pendidikan agama tingkat

Sekolah Dasar dan Sekolah Menegah Pertama berdasarkan agama peserta

didik (Islam, Kristen, dan Katolik) pada SMP 15, SD 9, dan SD 60 didasarkan

pada standar lulusan. Standar lulusan yang minimal dipeoleh peserta didik

SD dan SMP adalah:

Page 147: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 147

Standar Lulusan Tingkat Sekolah Dasar (SD)

Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

Harapan dan tujuan yang ingin diperoleh dan dimiliki oleg peserta

didik setelah tamat dari pendidikan dasar dari mata pelajaran pendidikan

agama Islam adalah: peserta didik mampu 1). Menyebutkan, menghafal,

membaca dan menafsirkan surat-surat pendek dalam Al-Qur'an, dari surat

Al-Fatihah ke Surat Al-'Alaq, 2). Mengetahui dan percaya pada aspek harmoni

dari iman kepada Allah untuk iman dalam Qadha dan Qadar, 3) Dipuji dalam

kehidupan sehari-hari dan menghindari perilaku tercela, 4). Mengetahui dan

melaksanakan rukun Islam dari pemurnian (thaharah) ke zakat dan

mengetahui prosedur untuk melaksanakan Haji, 5). Menceritakan kisah para

nabi dan mengambil contoh dari cerita dan menceritakan kisah dari tokoh-

tokoh orang tercela dalam kehidupan nabi.

Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen

Mata pelajaran pendidikan agama Kristen, tujuannya: 1). Memahami

kasih Tuhan melalui keberadaannya, 20. Menanggapi cinta Tuhan dengan

mencintai orang tua, keluarga dan teman-teman, 3). Menyembah Tuhan

sebagai ucapan syukur melalui doa dan membaca Alkitab, 4).

Mempertahankan ciptaan Tuhan lainnya dalam kehidupan sehari-hari.

Mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik

Mata pelajaran ini bertujuan untuk: 1). Peserta didik menggambarkan

pengertian pribadi mereka sebagai anugerah dari Tuhan dan mengungkapkan

rasa syukur mereka dengan berdoa, bernyanyi dan melakukan perbuatan

nyata, 2). Siswa memahami dan mengasihi Tuhan sebagai Pencipta dan

Penyelenggara Bapa sebagaimana diceritakan oleh Perjanjian Lama dan Kitab

Suci Perjanjian Baru dan meniru Yesus Kristus sebagai Juruselamat hidup

manusia, 3). Siswa memahami Gereja sebagai persekutuan dari Umat Tuhan

dan sebagai sakramen keselamatan yang dikirim ke dunia dan Roh Kudus

yang dikirim oleh Yesus sebagai jiwa Gereja yang selalu menyertainya, 4).

Siswa memahami kehidupan iman yang terlibat dalam masyarakat sebagai

manifestasi dari iman mereka.

Standar lulusan yang ditetapkan bagi peserta didik di sekolah dasar

secara umum terus diupayakan oleh pihak sekolah. Hal ini mendorong guru-

Page 148: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 148

guru agama yang ada untuk melalukan upaya agar ketercapaian akan

kualitas yang dimiliki oleh peserta didik setelah lulus dari sekolah dasar

dapat memenuhi standar yang telah ditetapkan ini. Kenyataan yang ada pada

sekolah dasar SDN 9 dan SDN 60 ini untuk mencapai standar ini sedikit sulit

untuk di capai. Latar belakang dari peserta didik sekolah dasar ini tidak

dibekali dengan pengetahuan dasar dan hampir semua siswa tidak memiliki

latar belakang dari Taman Kanak-kanak (TK)/sederajat. Kondisi ini tentu jauh

berbeda dengan kondisi yang ada di daerah perkotaan, di mana peserta didik

sebelum memasuki jenjang sekolah dasar hampir semua calon siswa

merupakan tamatan dari TK/sederajat.

Menurut Magi Ngadiri, S. Pd (Kepala SDN 60). standar lulusan yang

dirapkan bagi siswa SD jika dibandingkan dengan siswa di kota tentu jauh

berbeda yang terbiasa dengan berbagai teknologi yang ada dekat dengan

berbagai informasi yang sangat jauh jika dibandingkan dengan siswa di

pedalaman dan terpencil. Bagi kami lulusan mencapai 3 M (yakni Membaca,

Menghitung dan Menulis) saja sudah sangat luar biasa (wawancara,

01.08/2018).

Menghadapai kondisi ini pihak sekolah hanya mampu untuk

memberikan pembelajaran awal dan dapat dikatakan baru pengenalan awal

sama dengan pembelajaran yang dilakukan pada tingkat TK, terutama pada

tingkatan awal misalnya kelas satu dan kelas dua ini merupakan kelas-kelas

dasar bagi peserta didik baru. Kelas satu dan kelas dua bagi peserta didik SD

merupakan pengenalan awal bagi mereka dan jika dibandingkan dengan

peserta didik yang ada di perkotaan kondisi ini sangat jauh tertinggal.

Keadaan ini tentunya sedikit menghambat ketercapai standar lulusan

yang ingin dicapai, terutama dalam mencapai standar yang diinginkan dalam

mata pelajaran agama baik Islam, Kristen, dan mata pelajaran Katolik.

Kegiatan-kegiatan tambahan yang dilakukan di luar jam pembelajaran

pendidikan agama hampir tidak ada. Kegiatan-kegiatan tambahan yang biasa

dilakukan dominan lebih banyak dilakukan pada rumah-rumah ibadah,

misalnya Untuk peserta didik SDN 9 dominan melakukan kegiatan pengajian

bada asar di masjid Baiturrahim (Islam)dan gereja Santonius (Kristen)

dominan dilakukan pada hari minggu dan gereja Petra (Katolik). Dan untuk

peserta didik SD 60 melakukan pengajian juga di sore hari (bada asar) di

Page 149: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 149

masjid At Taqwa dan masjid Al Barokah, gereja St. Yusuf (Katolik), dan Gereja

Kristen Injili (GKI) (Kristen).

Standar Lulusan Tingkat Sekolah Menegah Pertama (SMP)

Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

Mata pelajaran ini bagi peserta didik setelah mempelajarainya

diharapkan memperoleh dan mengetahui: 1). Menerapkan prosedur untuk

membaca Alquran menurut tajwid, mulai dari cara membaca "Al" - Syamsiyah

dan "Al" - Qomariyah untuk menerapkan hukum membaca mad dan waqaf,

2). Meningkatkan pengakuan dan keyakinan dalam aspek-aspek rukun iman

dimulai dari iman kepada Tuhan untuk iman dalam Qadha dan Qadar dan

AsmaulHusna, 3). Menjelaskan dan mengenali perilaku terpuji seperti qanaah

dan tasawuh dan menjauhkan diri dari perilaku tercela seperti ananiah,

hasad, ghadab dan namimah, 4. Mampu menjelaskan dan melaksanakan

untuk wajib mandi dan doa munfarid dan jamaah baik sholat wajib dan sunat

sholat 5. Memahami dan mencontoh sejarah Nabi Muhammad dan para

sahabat serta menceritakan sejarah masuk dan berkembangnya agama Islam

di nusantara.

Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen

Dari mata pelajaran ini peserta didik diharapkan memperoleh

pengetahuan: 1). Menjelaskan pekerjaan Tuhan dan keselamatan untuk

manusia dan semua ciptaan, 2). Menginternalisasi nilai-nilai Kristen dengan

menanggapi secara nyata, dan 3). Bertanggung jawab untuk diri sendiri dan

orang lain, masyarakat dan gereja sebagai orang yang diselamatkan.

Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik

Harapan bagi peserta didik dalam mata pelajaran ini adalah: 1) Peserta

didik dapat menggambarkan pemahaman pribadi mereka sebagai pria dan

wanita yang memiliki berbagai kemampuan dan keterbatasan untuk

berhubungan dengan orang lain dan lingkungan mereka. 2). Peserta didik

dapat menguraikan pemahaman tentang Yesus Kristus dan bagaimana

meneladani Yesus yang mewartakan Bapa dan Kerajaan Allah 3). Peserta

didik dapat menggambarkan arti Gereja sebagai sakramen keselamatan dan

bagaimana mewujudkannya dalam kehidupan nyata. 4). Peserta didik dapat

menggambarkan pemahaman tentang kehidupan masyarakat dan bagaimana

Page 150: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 150

menjalankan kehidupan komunitas sesuai dengan ajaran Firman Tuhan dan

ajaran Yesus Kristus.

Berdasarkan standar ketercapaian yang harus dimiliki oleh peserta

didik di tingkat SMP menjadikan para guru pendidikan agama senantiasa

melakukan hal yang terbaik terutama dalam pembelajaran pendidikan agama

baik agama Kristen, Katolik dan Islam. Pada SMP 15 misalnya pembelajaran

pendidikan agama diberikan sesuai dengan standar lulusan yang akan

dicapai. Meskipun pada kenyataannya sedikit sulit untuk mencapai standar

tersebut. Latar belakang dan kemampuan para peserta didik dalam menyerap

pembelajaran agama yang berikan sangat berbeda, demikian juga mata

pelajaran lainnya. Ini juga merupakan salah satu yang menjadi penghambat

dalam mencapai standar minimal yang telah ditetapkan.

Tenaga Pendidik Mata Pelajaran Agama

Tenaga pendidik sebagai salah satu hal yang berperan penting

terhadap proses pembelajaran terutama mata pelajaran agama.

Keberadaannya di sekolah dalam memberikan pengetahuan agama sangat

berperan. Peran-peran dalam mentransfer ilmu pengetahuan yang dimilikinya

kepada peserta didik inilah yang perlu untuk diperhatikan apalagi hal ini

berkaitan dengan idiologi keagamaan yang akan dimiliki oleh peserta didik

dalam kehidupannya kelak.

Ketersediaan guru-guru agama pada daerah-daerah seperti di Distrik

Klamono ini, dapat dikatakan masih sangat kurang, terbatas, dan tidak ada.

Misalnya pada SDN 9 keberadaan guru agama Islam yang tetap tidak ada

(guru agama merupakan guru tidak tetap), dan untuk pembelajaran agama

Islam dilakukan oleh guru kelas masing-masing sesuai dengan agama yang

dianut oleh guru yang bersangkutan. Guru agama Kristen terdapat satu

orang (Bapak Matias Saminya, S.PAK) beliau juga tinggal menunggu masa

pensiun, hal ini dapat dipastikan akan kekosongan guru akan Kristen. Untuk

peserta didik yang beragama Katolik juga diajar oleh beliau.

SDN 60, pada aspek ketersediaan guru agama terdapat guru agama

Islam (Bapak Ahmad Hi Taa, S.Pd.I) dan untuk guru agama Kristen dan

Katolik tidak ada. Dalam memberikan mata pelajaran agama kepada peserta

didik juga diisi oleh guru-guru yang seagama yang dianggap mampu dalam

mengajarkan pelajaran agama.

Page 151: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 151

Bagi SMP 15, kondisi kekurangan guru secara umum terjadi di sekolah

ini dan tidak jarang satu orang guru merangkap beberapa mata pelajaran

yang dianggap mampu untuk melaksanakan pembelajaran tersebut. Khusus

untuk guru agama hanya terdapat guru Kristen (ibu Oktafia Rika Mambrasar,

S. Th), beliau juga merangkap menjadi guru agama Katolik. Dan untuk guru

agama Islam tidak ada.

Ketersedian tenaga pendidik di SMP 15 secara umum belum memenuhi

standar jika didasarkan pada kompetensi pendidik yang diseuaikan dengan

latar belakang Pendidikan. Dengan jumlah mata pelajaran 12 mapel bagi

satuan pendidikan SMP hal ini belum memenuhi standar. Masih terdapat

guru yang merangkap beberapa mata pelajaran yang dianggap memiliki

kemampuan lebih dan dapat melaksanakan tugas pembelajaran di samping

tugas pokoknya dalam mata pelajarannya.

Keberlangsungan pembelajaran agama di SMP 15 dilakukan oleh guru

bidang studi lain yang dianggap mampu. Menurut Luth Weal, M.Pd (kepala

sekolah SMP 15) khusus SMP 15 pembelajaran agama untuk kelas IX diisi

oleh kepala sekolah sendiri di samping tugas pokok beliau sebagai guru

IPS/geografi, secara umum untuk semua mata pelajaran antara guru yang

satu dengan yang lainnya saling mengisi, jika di jam pembelajaran guru yang

bersangkutan tidak hadir. Beberapa tahun yang lalu ada guru agama Islam

yang di SK-kan pada SMP 6 Kalomono tetapi penempatannya dengan

menggunakan nota tugas ditepatkan di SMP 15. Dan dewasa ini guru tersebut

sudah kembali ke sekolah berdasarkan SK pengangkatannya. Kekosongan

guru agama Islam ini diisi oleh guru yang dianggap mampu untuk

mengampuh mata pelajaran tersebut (wawancara, 25/07/2018).

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam untuk kelas VII dan kelas VIII diisi

oleh guru matematika (Nur Iza Dewi Cahayani, S.Pd).

Kurikulum Pendidikan Agama

Kurikulum merupakan hal yang sangat melekat dalam satuan

pendidikan. Kurikulum dikembangkan dan ditetapkan oleh pemerintah yang

memuat seluruh alur dalam kegiatan pembelajaran yang akan dicapai.

Kurikulum sebagaimana yang berlaku dewasa ini adalah kurikulum K13

revisi pada tahun 2018. Perkembangan kurikulum terus terjadi pada lembaga

pendidikan yang ada mulai kurikulum KBK, KTSP dan selanjutnya K13.

Page 152: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 152

Implementasi penggunaan kurikulum sebagai pedoman dalam

menyusun program pembelajaran pada satuan pendidikan di satuan

pendidikan sekolah dasar seperti SDN 9 dan SDN 60 adalah menggunakan

kurikulum KTSP dan K13. Untuk kelas I sampai IV menggunakan K13 dan

untuk kelas V sampai VI menggunakan KTSP.

Untuk satuan pendidikan SMP misalnya di SMP 15 kurikulum yang

digunakan juga masih KTSP kelas IX dan untuk kelas VII dan kelas VIII

menggunakan K13.

Dan untuk tahun ajaran 2018/2019 keharusan menggunakan K13

sudah wajib. Artinya semua kurikulum sudah menggunakan K13 pada semua

satuan pendidikan.

Kepengawasan Pendidikan Agama

Kepengawasan pada satuan pendidikan merupakan hal yang sangat

penting dalam mengontrol proses pemelajaran pendidikan agama pada satuan

pendidikan. Keberadaan pengawas khsusnya pengawas agama menjadi

penting terutama dalam pembinaan kesupervisian seperti supervisi akademik.

Menurut Hurhaedah (pengawas PAI SD) yang merupakan pengawas

Pendidikan Agama Islam SD. Dengan jumlah sekolah SD yang diawasi adalah

35 SD se Kab. demikian juga pengawas PAI pada satuan pendidikan SMP juga

hanya 1 orang Dewi, S.Ag. demikian untuk pengawas madrasah (Nurhasanah

pengawas MI, Sirajuddin pengawas MTs, dan Mustamin pengawas MA)

(wawancara. 27/07/2018).

Selanjutnya menurut beliau kepengawasan yang dilakukan belum

menjangkau semua sekolah binaan. Keberadaan guru sangat kekurangan

demikian juga pengawas. Ini juga merupakan salah satu kendala. Kendala

ketika pengawasan yang ingin dilakukan terkendala dengan ketidak

terjangkauan sekolah yang sangat sulit dijangkau dan jauh. Belum lagi lokasi

sekolah yang melewati sungai/laut. Disamping itu, ketersdian transfortasi

biaya dan dana yang ada juga tidak mencukupi bahkan tidak ada sama

sekali.

Kondisi ini juga terjadi pada pengawas pendidikan agama Kristen dan

Katolik. Untuk pengawas Kristen hanya terdapat dua orang (Setia, S.PAK, dan

Musa Maratar, S.Th) dan untuk pengawas pendidikan agama Katolik hanya

satu orang (Pak Markus).

Page 153: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 153

Secara internal sebagai kepala pada satuan pendidikan kepala sekolah

juga melakukan supervis kepada semua tenaga pendidik dalam satuan

pendidikanya. Misalnya pada SMP menurut Bapak Luth Weal melakukan

pembinaan secara internal melalui supervisi sebagai tambahan tugas menjadi

kepala sekolah juga pada rapat-rapat internal disekolah baik berkenaan

akademik guru maupun tugas-tugas tambahan yang telah diberikan. Terkait

kelengkapan guru sebelum melakukan pembelajaran dikelas agar guru-guru

tetap menjalankan tugasnya dan tanggungjawab secara professional sesuai

dengan tuntutan yang telah diberikan (wawancara. 25/07/2018).Supervise

akademik yang dilakukan kepala sekolah melihat kelengkapan perangkat

pembelajaran, pra persiapan, masuk kelas ketikan proses pembelajaran

untuk melihat kekurangan-kekurangan yang pada pembelajaran selanjutnya

dilengkapi dan evaluasi sehingga tujuan yang diinginkan pada setiap

pembelajaran dapat tercapai.

Di SMP 15 Keberadaan pengawas juga belum meperlihatkan perhatian

yang berarti yang ditandai dengan pembinaan yang diberikan bagi guru

termasuk kunjugan kesekolah belum menunjukkan hal yang berarti. Untuk

tingkat sekolah dasar kunjungan pengawas cukup rutin tetapi intensitas

kunjungan perlu ditingkatkan sebagai upaya dalam memberikan pembinaan

yang lebih baik lagi.

Proses Pembelajaran Pendidikan Agama

Proses pembelajaran yang akan dilakukan memerlukan beberapa

persiapan yang wajib disiapkan dan rencanakan oleh pendidik. Perencanaan

yang matang dan baik tentunya akan memudahkan pendidik

mengimplementasikan materi yang akan diajarkan. Dalam proses

pembelajaran beberapa kelengkapan yang menjadi tuntutan bagi pendidik

untuk dipenuhi yang didasarkan pada standar proses pendidikan

sebagaimana yang dijelaskan pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun

2005 pasal 19-24 meliputi perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan

pengawasan.

Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Agama

Perencanaan pembelajaran sebagai awal dalam menetukan kearah

mana tujuan dari pembelajaran yang akan dilakukan. Perencanaan

merupakan hal terpenting dari sebuah proses manajemen, karena tanpa

Page 154: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 154

perencanaan, proses manajemen lainnya yakni pengorganisasian,

penggerakan, dan pengawasan, tidak akan dapat berjalan. Perencanaan yang

setidaknnya memuat seluruh langkah-langkah pembelajaran, materi, alat dan

media yang akan dilakukan dalam pembelajaran di dalam kelas.

Dari perencanaan yang berisi perumusan tindakan-tindakan yang

dianggap perlu untuk mencapai hasil yang diinginkan sesuai maksud dan

tujuan yang ditetapkan. Perencanaan menunjukkan pula maksud dan tujuan

suatu pekerjaan, dalam pembelajaran adalah bagaimana cara proses

pembelajaran dilaksanakan untuk mencapai tujuan secara efisien dan efektif.

Menurut Imam Gunawan & Djum DJum Noor Benty (2017:40)

perencanaan bidang pendidikan adalah suatu penerapan yang rasional dari

analisis sistematis proses perkembanan pendidikan dengan tujuan agar

pendidikan itu lebih efektif dan efisien serta sesuai dengan kebutuhan dan

tujuan para peserta didik dan masyarakat. Sebagai kegiatan yang rasional,

artinya melalui proses pemikiran yang didasarkan pada data dan riil dan

analisis logis dan dapat dipertanggunjawabkan.

Bagi tenaga pendidik SMP dan SD Distrik Klaomono, perencanaan

pembejaran mata pelajaran agama menjadi sangat penting untuk dibuat dan

direncanakan. Kegiatan perencanaan melalui pembuatan RPP menjadi salah

satu hal yang dipersiapkan guru. RPP disesuaikan dengan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai berdasarkan standar kurikulum yang sudah

ditetapkan. Hal ini biasanya dilakukan pada saat sebelum memasuki tahun

ajaran baru. Koordinasi antar guru agama terus dilakukan melalui MGMP

dan KKG tingkat kabupaten yang sangat rutin dilakukan baik perminggu

maupun perbulan.

Pelaksanaan Proses Pembelajaran Pendidikan Agama

Pelaksanaan pembelajaran agama yang sudah rancang melalui RPP

yang sudah termuat langkah-langkah pembelajaran mulai dari standar

kompetensi dan kompetensi dasar, alokasi waktu, tujuan pembelajaran,

materi pembelajaran, metode pembelajaran, sumber belajar dan penilaian.

Pada implementasi pembelajaran dikelas secara rinci dilakukan dengan

kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

Kegiatan pendahuluan dilakukan dengan memulai memberi salam dan

memulai pembelajaran dengan membaca basmalah bagi peserta didik Islam

Page 155: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 155

dan berdoa bersama, menjelaskan materi yang akan diajrkan, dan

menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan.

Pada kegiatan inti, merupakan kegiatan menguraikan materi dan

memberikan penjelasan tentang materi tersebut kepada peserta didik. Proses

pembejaran ini dilakukan dengan berbagai metode pembelajaran baik

ceramah, tanya jawab, maupun praktek-paraktek ibadah.

Kegiatan terakhir adalah penutup. Pada akhir kegiatan ini guru

mengulang kembali materi yang telah diajarkan dan menjelaskan kesimpulan

dari materi yang telah diajarkan dan memberikan tugas kepada peserta didik

untuk dikerjakan.

Pembelajaran yang diberikan baik pada pserta didik SD maupun SMP,

kondisinya dan latar belakang peserta didik yang jauh berbeda dengan

peserta didik yang ada diperkotaan, misalnya dalam daya tangkap dalam

menerima materi dari pembelajaran. Tidak jarang dalam satu materi harus

diberikan secara perlahan dan berulang. Kondisi ini juga merupakan salah

satu penghambat dalam proses pembelajaran pendidikan agama.

Menurut Matias Saminya, S.PAK Respon yang bagus untuk materi

pembejaran agama pada peserta didik SD, terlihat dari tugas yang diberikan

yang dikerjakan oleh peserta didik, terkadang ada yang mendapatkan nilai

10. Peserta didik sangat tertarik pada mata pelajaran agama dengan

menggunakan alat peraga.Praktek disekolah dilakukan, memberikan teori dan

peraktek, hafalan doa pujian, menyanyi pada jam ibadahada juga tugas yang

diberikan kepada siswa dan membawa ke pendeta sekolah minggu digereja

Petra untuk ditanda tangani.

Sementara di SMP, menurut Oktafia Rika Mambrasar, S. Th (PAK

Kisten dan Katolik) pembelajaran agama Kristen diberikan dengan cara dan

metode yang bervariasi, misalnya belajar bisa di mana saja berdoa bisa

dilakakukan dimana saja di halaman sekolah di teras tidak melulu dikelas

agar peserta didik tidak bosan. Bagi peserta didik masih ada yang

beranggapan bahwa pelajaran agama itu gampang tidak perlu belajar.

Pelajaran yang dilakukan jika tidak tuntas ada pengulangan, tugas, hafalan

doa dan lain-lain. Untuk OSIS ada ibadah OSIS setiap hari jumat. Untuk

kegiatan keagamaan tambahan belum ada ini juga tergantung kesiapan

peserta didik dan hal ini terlihat anak-anak belum siap. Untuk kegaiatan

keagamaan di masyarakat adalah ibadah Bersama di gereja GKI dan gereja

Page 156: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 156

Katolik di Kampung. Evaluasi dilakukan dengan tulisan. lisan, hafalan tugas,

disesuaikan dengan materi juga. Dalam bentuk kegiatan tambahan perayaan

misalnya pada pasca dengan melakukan drama di kelas. Dan untuk perayaan

lain belum dilakukan (wawancara. 02/08/2018).

Untuk mata pelajaran agam Islam dari wawancara dengan guru agama

Islam ibu Nur Iza Dewi Cahayani, S.Pd (guru PAI kelas VII dan VIII). Kondisi

dan latar belakang peserta didik masih ada yang belum tahu mengaji ini juga

merupakan tantangan untuk melakukan pembelajaran agama. Sebagian

peserta didik meresponi pelajaran agama agak kurang, sebaliknya ada juga

yang antusias yang belajar. Menghadapi kondisi in pedekan yang dilakukan

adalah pelan-pelan untuk mencuri perhatian peserta didik tersebut. Selain

itu, buku paket yang kurang dan tidak lengkap dan untuk mendapatkannnya

melalui internet atau mengcopy. Kendala lain, ketika praktek wudhu susah

untuk mendapatkan air dan air diperoleh dari tadah hujan (wawancara,

02/08/2018).

Penilaian Pembelajaran Pendidikan Agama

Sebagai akhir dari kegiatan pembelajaran adalah penilaian yang wajib

diberikan oleh pendidik, sebagai bagian dari ketercapainnya dalam

memberikan materi. Khusus pembelajaran agama penilaian diberikan baik

setelah pembelajaran selesai maupun secara berkala dalam bentuk ujian

tengah semester maupun ujian akhir semester. Penilaian yang diberikan jika

terdapat siswa yang tidak lulus maka akan dilakukan pengayaan sehingga

peserta didik mecapai nilai yang telah distandarkan. Penialain akhir diperoleh

dari nilai harian bulanan yang diakumulasi menjadi nilai akhir. Penentuan

kenaikan kelas ketingkat selanjutnya atau nilai kelulusan dari sekolah juga

ditentukam dari nilai standar yang telah diperoleh dari peserta didik.

Demikian hal kompetensi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang harus

dimiliki peserta didik setelah lulus dari jenjang sebelumnya juga menjadi

perhatian dari satuan pendidikan.

Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Pendidikan Agama di

Kabupaten Sorong

Faktor Pendukung

Dukungan dalam pelaksanaan pendidikan agama pada satuan

pendidikan di Kabupaten Sorong diperoleh baik dukungan dari satuan

Page 157: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 157

pendidikan maupun dari luar satuan pendidikan, beberapa faktor yang

mendukung pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama:

Adanya dana BOS yang peruntukannya diseuaikan dengan aturannya.

Penerimaan dana-dana BOS yang didasarkan pada jumlah peserta didik

sangat membantu keberlangsungan dari proses pembelajaran yang ada.

Pengelolaan dan peruntukan dari penggunaan dana disesuaikan dengan

kebutuhan.

Motivasi dan semangat para pendidik yang terus berupaya agar peserta

didik dapat memperoleh pengetahuan yang dapat mengangkat derajat

keluarga dan masyarakat sekitar. Termasuk memberikan motivasi pada

peserta didik untuk terus belajar untuk mengejar cita-cita agar mampu dan

menjadi penerus bangsa yang mampu mengangkat harkat dan martabat

keluarga dan masyarakat.

Animo perserta didik untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang

lebih tinggi. Boleh dikatakan hampir semua peserta didik yang lulus SD/SMP

sudah melanjutkan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi di Distrik

Kalomono sendiri maupun ke ibu kota kabupaten/kota maupun keluar

daerah. Beberapa alumi SD/SMP sudah ada yang menjadi polisi, tentara,

guru, pegawai daerah, dan lain-lain.

Faktor Penghambat

Kendala yang dirasakan dalam pembelajaran agama diantaranya

adalah:

Tenaga Pendidik dan Kependidikan. Kondisi ini menjadi salah satu

faktor yang sangat dirasakan oleh para pejabat dilingkungan Kemenag

maupun Dinas Pendidikan. Tenaga pendidik sangat kekurangan baik guru

umum maupun guru agama (Islam, Kristen, mau Katolik). Demikian halnya

tenaga pendidik yang mampu menjalankan laboratorium dan tenaga

administrasi lainnya.

Media pembelajaran. Kurangnya buku pegangan bagi guru dan tidak

adanya buku paket bagi peserta didik. untuk mendapatkan buku

pembelajaran agama adalah dengan membeli sendiri, mensearch dan

mendownload melalui internet. Demikian hal sarana pendukung dalam

melakukan praktek-praktek pembelajaran agama.

Page 158: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 158

Akses sekolah untuk memperoleh berbagai informasi, telepon maupun

akses internet yang sudah mengharuskan on line untuk berbagai pendataan.

Tidak adanya tempat tinggal bagi guru. Hal ini wajar mengingat

pembangun yang sangat sulit untuk mendapatkan bahan bangunan. Estimasi

biaya pembangunan akan bertambah berlipat-lipat jika kondisi tidak

mendukung. Salah satunya adalah akses menuju sekolah, yang jika hujan

turun maka akan sulit untuk menjangkau sekolah dengan kondisi jalan yang

berlumpur. Pembangunan akan terasa berat pada ongkos dan biaya bahan

bangunan untuk sampai pada lokasi.

Keterbatasan dalam melakukan kegiatan-kegiatan tambahan cukup

berat dan ada sedikit kondisi kerawanan bagi masyarakat desa. Kondisi dan

keberadaan orang tua siswa yang tidak semua merespon kegiatan-kegiatan

sekolah secara baik. Tugas dan peran sekolah terhadap orang tua siswa

khususnya dan masyarakat sekitar pada umumnya berupaya untuk

memberikan pemahaman tentang pentingnya peran orang tua terhadap

kesuksesan pendidikan anak-anaknya. Ini juga dilakukan dengan cara

berlahan-lahan. Dengan cara seperti ini berlahan-lahan dan sedikit demi

sedikit orang tua peserta didik sudah mulai terbuka terhadap pentingnya

ilmu pengetahuan bagi anak-anaknya. Pada awalnya kondisi peserta didik

yang masih belum terbuka terhadap pentingnnya pendidikan. Demikian juga

orang tua peserta didik yang mau saja menikahkan anak-anaknya yang

masih berada dibangku sekolah. Hal ini sedikit demi sedikit sudah mulai

berkurang tugas berat yang dirasakan di samping mendidik peserta didik juga

memberi pemahaman kepada orang tua peserta didik agar memiliki wawasan

kedepan tentang bagaimana dunia pendidikan memilik peran penting bagi

penigkatan harkat dan martabat keluarga.

P E N U T U P

Kesimpulan

Berdasarkan temuan dan analisis yang telah dilakukan dari penelitian

pendidikan agama di Kabupaten Sorong, dapat disimpulkan diantaranya:

Pendidikan agama yang berjalan pada satuan pendidikan yang ada di

Kecamatan Klamono Kabupaten Sorong adalah Pendidikan agama Kristen,

pendidikan agama Islam, pendidikan agama Katolik, pendidikan agama

Hindu, dan pendidikan agama Budha. Secara keseluruhan jumlah guru

Page 159: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 159

agama pada Kementerian Agama Kabupaten Sorong pada semua jenjang

pendidikan Kristen 180 orang, Islam 62 orang, Katolik 32 orang, Hindu 3

orang dan B udha 1 orang. Guru agama ini merupakan guru PNS dan

honorer. Dan untuk jumlah pengawas untuk satuan pendidikan dasar dan

menengah masing-masing hanya satu orang, pengawas Kristen 2 orang dan

Pengawas Katolik hanya satu orang.

Pelaksanaan pendidikan agama di Kabupaten Sorong pada satuan

pendidikan agama di Kecamatan Klaomono (khsusnya pada tiga sekolah

sasaran diantaranya SMPN 15, SDN 9, dan SDN 60) pada dasarnya

melaksanakan pembelajaran agama, diantaranya mata pelajaran agama

Islam, Kristen dan Mata pelajaran Katolik) ini didasarkan pada latar belakang

agama dari peserta didik yang yang ada pada satuan pendidikan. Standar

kompetensi lulusan mata pelajaran pendidikan agama didasarkan pada

standar lulusan minimal SD dan SMP.

Proses pembelajaran pendidikan agama pada satuan pendidikan.

Pendidikan agama yang berjalan pada satuan pendidikan menggunakan

kurikulum KTSP dan K13 baik pada satuan pendidikan dasar maupun

menengah. Implementasi penggunaan kurikulum sebagai pedoman dalam

menyusun program pembelajaran pada satuan pendidikan di satuan

pendidikan sekolah dasar adalah menggunakan kurikulum KTSP dan K13.

Untuk kelas I sampai IV menggunakan K13 dan untuk kelas V sampai VI

menggunakan KTSP. Untuk satuan pendidikan SMP kurikulum yang

digunakan juga masik KTSP kelas IX dan untuk kelas VII dan kelas VIII

menggunakan K13. Dalam proses pembelajaran pendidikan agama telah

didasarkan pada standar proses pendidikan sebagaimana yang ditetapkan

meliputi perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan pengawasan.

Faktor pendukung.Pelaksanaan Pendidikan agama satuan pendidikan

di Kabupaten Sorong, didukung oleh: 1) Adanya dana BOS yang

peruntukkanya diseuaikan dengan aturannya terutama penggunaan dana

disesuaikan dengan kebutuhan, 2) Motivasi dan semangat para pendidik yang

terus berupaya agar peserta didik dapat memperoleh pengetahuan dan

memberikan motivasi pada peserta didik untuk terus belajar untuk mengejar

cita-cita agar mampu dan menjadi penerus bangsa, 3) Animo perserta didik

untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. Boleh dikatakan

hampir semua peserta didik yang lulus SD/SMP sudah melanjutkan

pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi.

Page 160: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 160

Faktor penghambat.Kendala yang dirasakan dalam pembelajaran

agama diantaranya adalah: 1) Tenaga Pendidik dan Kependidikan. Tenaga

pendidik dan tenaga kependidikan sangat kekurangan. Terutama guru umum

maupun guru agama (Islam, Kristen, mau Katolik), 2) Media pembelajaran

(buku pegangan bagi guru, buku paket bagi peserta didik, alat belajar dan

lain-lainnya), 3) Akses sekolah untuk memperoleh berbagai informasi, telepon

maupun akses internet, 4) Tidak adanya tempat tinggal bagi guru.

Rekomendasi

Berdasarkan temuan penelitian dari penelitian yang telah dilakukan

dari penelitian ini merekomendasikan:

1. Pihak Kementrian Agamahendaknya mengambil keputusan dengan

melakukanpengangkatan untuk mengisi kekurangan dan kekosongan

tenaga pendidik mata pelajaran agama. Mengingat terdapat satuan

pendidikan yang tidak memiliki guru agama (Islam, Kristen, dan Katolik).

Meskipun pada daerah-daerah 3T kondisi pembelajaran pendidikan

agama tetap berjalan dengan dilakukan oleh guru mata pelajaran lain

atau guru honorer.

2. Pengadaan fasilitas pembelajaran agama (media pembelajaran) menjadi

hal yang mendesak bagi satuan pendidikan terutama bagi daerah-daerah

3T. Bantuan-bantuan berkaitan dengan buku pegangan, buku paket,

kitab suci perlu diadakan.

3. Kepengawasan dan pembinaan harus terus diupayakan dengan

melakukan pengangkatan bagi tenaga pengawas (pada semua pengawas

agama). Intensitas kunjungan ke satuan pendidikan perlu ditingkatkan

sebagai upaya dalam memberikan pembinaan supervisi akademik

terutama bagi guru-guru mata pelajaran agama.

4. Peningkatan kompetensi bagi guru agama harus terus diprogramkan

sebagai upaya dalam menambah kualitas pengetahuan dan keterampilan

bagi guru-guru agama di daerah.

5. Mempermudah aksebilitas untuk memperoleh berbagai informasi dan

fasilitas terkait pembelajaran agama harus terus ditingkatkan oleh pihak

terkait.

Page 161: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 161

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik, 2017. Kabupaten Sorong Dalam Angka 2017.

Badruzzaman, dkk. tth. Elektabilitas Satuan Pendidikan Agama dan

Keagamaan.Makassar: Lembaga Penerbit Universitas Hasanuddin (LEPHAS)

Barnawi & Jajat Darojat, 2018. Penelitian Fenomenologi Pendidikan. Yogyakarta: Ar-

Ruzz Media.

El khulugo, Ihsana. 2017. Belajar dan Pembelajaran Konsep Dasar Metode dan

Aplikasi Nilai-nilai Spritual Dalam Proses Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Gunawan, Imam dan Djum Djum Noor Benty. 2017. Manajemen Pendidikan Suatu

Pengantar Praktek. Bandung: Alfabeta

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2012. Jakarta. Direktorat Pendidik dan

Tenaga Kependidikan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Analisis Sebaran Guru Dikdasmen di

Daerah 3T, Tinjauan Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Pusat Data dan

Statistik Pendidikan dan Kebudayaan.

Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 Tanggal 23

Mei 2006 Standar Kompetensi Lulusan (SKL).

Lampiran Peretauran Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2018 Standar

Kompetensi Lulusan.

Lampiran Rencana Strategi Kementerian Agama Tahun 2015-2010.

Sinaga, Rosmaida. 2013. Masa Kuasa Belanda di Papua (1898-1962). Jakarta:

Komunitas Bambu.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Press

Sujadi, Firman, dkk, 2013. Provinsi Papua Barat Cintaku Negeriku. Jakarta: Cita Insan

Madani

Page 162: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 162

PENDIDIKAN AGAMA PADA LOKASI PROGRAMSARJANA MENDIDIK DI DAERAH TERDEPAN, TERLUAR, DAN TERTINGGAL (SM-3T)

DAN GURU GARIS DEPAN (GGD)

Badruzzaman Peneliti pada Balai Litbang Agama Makassar

[email protected]

ABSTRAK

Program SM-3T dan GGD merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan guru yang ada di daerah terutama pada daerah yang tergolong terdepan, terluar, dam tertinggal (3T). Program yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ini hanya menugaskan guru mata pelajaran pendidikan umum, namun tidak mengakomodasi guru mata pelajaran pendidikan agama.

Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk menemukan kondisi pendidikan agama di lokasi di mana peserta SM-3T dan GGD ditugaskan; dan menemukan peran peserta SM-3T dan GGD dalam proses pembelajaran pendidikan Agama.

Penelitian menenmukan bahwa , dominan satuan pendidikan di mana guru GGD ditugaskan tidak memiliki guru Pendidikan agama yang berstatus PNS. Namun proses pembelajaran pendidikan agama tetap berjalan meskipun diajar oleh guru yang tidak berkualifikasi dan tidak berkompetensi pendidikan agama. Demikian dengan sumber belajar, meskipun satuan pendidikan tersebut menyatakan telah menggunakan Peranan guru GGD dalam meningkatkan proses pembelajaran pendidikan agama pun beragam. Dominan guru GGD tidak terlibat secara kurikuler dalam proses pembelajaran pendidikan agama pada satuan pendidikan di mana ditugaskan. Guru GGD hanya aktif terlibat dalam kegiatan keagamaan di sekolah, seperti pembinaan karakter religius, peringatan hari besar agama, serta kompetisi pendidikan agama.

Pendidikan agama sejatinya diajarkan oleh guru yang memiliki kualifikasi dan kompetensi pendidikan agama, termasuk di daerah lokasi SM-3T dan GGD ditugaskan. Dalam upaya itu, maka pelibatan sarjana/guru yang berlatar belakang disiplin ilmu kependidikan agama pada Program SM-##T dan Program GGD perlu dipertimbangkan pada angkatan berikutnya.

Kata Kunci: SM-3T, GGD, Pendidikan Agama,

TEMUAN PENELITIAN

Kondisi Kabupaten Nunukan

Kabupaten Nunukan adalah salah satu kabupaten di Kalimantan

Utara.Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di kota Nunukan. Pada

tahun 1999, pemerintah pusat memberlakukan otonomi daerah dengan

didasari Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan

Daerah.Dengan dasar inilah dilakukan pemekaran pada Kabupaten Bulungan

menjadi 2 kabupaten baru lainnya, yaitu Kabupaten Nunukan dan Kabupaten

Malinau.Kabupaten ini memiliki luas wilayah 14.493 km² dan berpenduduk

sebanyak 140.842 jiwa (hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010).

Page 163: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 163

Program Sarjana Mengabdi dan Guru Garis Depan di Kabupaten

Nunukan

Sebagai salah satu kabupaten yang digolongkan Daerah Terluar,

Terdepan dan Tertinggal (Daerah 3T) maka Kabupaten Nunukan menjadi

sasaran kebijakan/program peningkatan kualitas pembangunan, termasuk

dibidang pendidikan. Terdapat lima program di bidang pendidikan yang

disasarkan pada Daerah 3T, dua diantaranya adalah Sarjana Mengabdi di

Daerah Terluar, Terdepan dan Tertinggal (SM-3T) dan Program Guru Garis

Depan (GGD).

Program Sarjana Mengabdi di Daerah Terdepan, Terluar, dan

Tertinggal (SM-3T)

Kebijakan kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam

menempatkan guru hasil Program Sarjana Mengabdi pada Daerah Terdepan,

Terluar dan Tertinggal (SM-3T), menyasar Propinsi Kalimantan Utara dua

tahun terakhir, khususnya di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Malinau dan

Kabupaten Nunukan. Kabupaten Nunukan mendapatkan program SM-3T

pada tahun 2015 dan 2016. Pada tahun 2015 terdapat sejumlah 53 peserta

SM-3T (13 orang laki-laki dan 22 orang perempuan) yang ditempatkan di

Kabupaten Nunukan. Peserta SM-3T tersebut berasal dari hasil rekrut dari

dua perguruan tinggi, yaitu Universitas Negeri Medan sejumlah 35 orang dan

Universitas Nusa Cendana Kupang sejumlah 18 orang.

Universitas Negeri Medan menempatkan peserta SM-3T dari berbagai

jenis latar belakang disiplin ilmu kependidikan. Ke-35 peserta ( 8 orang laki-

laki dan 10 orang perempuan). Peserta dari kedua universitas penyelenggara

tersebut terdapat 16 jenis latarbelakang disiplin ilmu kependidikan umum.

Tidak satu pun peserta SM-3T berasal dari disiplin ilmu pendidikan

Agama.Lebih jelasnya dapat dilihat pada daftar berikut:Berikut ini jumlah

peserta SM-3T berdasarkan latar belakang disiplin ilmu.

a. Pendidikan Penjasken dan Rekreasi, Pendidikan Teknik Bangunan,

Pendidikan Tataboga, Pendidikan Seni Rupa masing-masing 1 orang

peserta.

b. Pendidikan Dasar, Pendidikan Matematika, Pendidikan Fisika, Pendidikan

Kimia, Pendidikan Biologi, Pendidikan Sejarah dan Pendidikan

Kewarganegaraan, masing-masing 2 peserta.

Page 164: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 164

c. Pendidikan Geografi dan Pendidikan Ekonomi masing-masing 3 peserta.

d. Pendidikan Bahasa Indonesia 4 orang peserta

e. Pendidikan Bahasa Inggris 5 orang peserta.

Ke 53 peserta SM-3T tersebut didistribusi ke 21 SDN dan SMPN di 8

kecamatan dalam wilayah Kabupaten Nunukan. Penetuan satuan pendidikan

peserta ditempatkan diatur oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Kabupaten Nunukan. Kedelapan kecamatan dan jumlah peserta dapat dilihat

pada daftar berikut:

a. Kecamatan Sebaku, 5 orang

b. Kecamatan Krayan, 3 orang

c. Kecamatan Sembakung, 11 orang

d. Kecamatan Krayan Selatan, 4 orang

e. Kecamatan Sie Menggaris, 3 orang

f. Kecamatan Lumbis, 3 orang

g. Kecamatan Lumbis Ogong, 4 orang

h. Tulin Onsoi, 2 orang

Hal serupa dengan Universitas Nusa Cendana Kupang.Terdapat

sejumlah tujuh jenis disiplin ilmu kependidikan peserta SM-3T yang

ditempatkan di Kabupaten Nunukan pada tahun 2015. Ketujuh ragam

tersebut adalah merupakan disiplin ilmu pendidikan umum. Demikian

halnyan dengan tidak adanya satupun dari peserta tersebut berdisiplin ilmu

kependidikan agama. Berikut ini daftar disiplin ilmu kependidikan dan

jumlah peserta SM-3T.

a. Pendidikan Sekolah Dasar, Pendidikan Kewarganegaraan, dan Pendidikan

Matematika, terdiri atas 1 orang.

b. Pendidikan Fisika, Pendidikan Kimia, dan Pendidikan Biologi, masing-

masing terdiri atas 2 orang.

c. Pendidikan Sejarah dan Bahasa Inggeris, masing-masing terdiri atas 3

orang.1

1Sumber data: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Nunukan

Page 165: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 165

Sejumlah 18 peserta SM-3T itu didistribusikan ke SDN dan SMPN

yang berada di tujuh kecamtan. Berikut daftar kecamatan dan jumlah peserta

yang didistribusikan.

a. Kecamatan Sebaku, sejumlah 1 orang

b. Kecamatan Krayan, sejumlah 4 orang

c. Kecamatan Sembakung, sejumlah 4 orang

d. Kecamatan Krayan Selatan, sejumlah 4 orang

e. Kecamatan Sie Menggaris, seejumlah 1 orang

f. Kecamatan Tulin Onsoi, sejumlah 2 orang

g. Kecamatan Lumbis Ogons, sejumlah 3 orang2

Pada tahun 2016, Kabupaten Nunukan mendapat lagi program yang

sama namun berasal dari perguruan tinggi berbeda. Tahun ini, Nunukan

mendapat sejumlah 52 peserta SM-3T dari satu perguruan tinggi yaitu

Universitas Negeri Surabaya. Ke – 52 orang tersebut terdiri atas 31 orang

perempuan dan 21 orang laki-laki.Peserta SM-3T ini berasal dari 12 disiplin

ilmu kependidikan umum.Tak satupun yang berasal dari disiplin ilmu

kependidikan agama.Ke-52 peserta tersebut disebar ke sejumlah tujuh

kecamatan dan 21 satuan pendidikan dasar dan menengah atas. Berikut

daftar disiplin ilmu peserta SM-3T.

a. Pendidikan Dasar, sejumlah 2 orang.

b. Pendidikan Bahasa Inggris, sejumlah 2 orang.

c. Pendidikan Kewarganegaraan, sejumlah 5 orang.

d. Pendidikan Bahasa Indonesia, sejumlah 5 orang.

e. Pendidikan Sejarah, sejumlah 6 orang.

f. Pendidikan Kimia, sejumlah 1 orang.

g. Pendidikan Biologi, sejumlah 1 orang.

h. Pendidikan Seni Rupa, sejumlah 3 orang.

i. Pendidikan Seni Tari dan Drama, sejumlah 2 orang.

j. Pendidikan Penjaskes dan Rekreasi, sejumlah 2 orang.

2Sumber data: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Nunukan

Page 166: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 166

k. Pendidikan Geografi, sejumlah 1 orang.

l. Pendidikan Bimbingan dan Konseling, sejumlah 2 orang3

Tujuh kecamatan lokasi penempatan peserta SM-3T tahun 2016 dapat

dilihat pada daftar berikut.

a. Kecamatan Sebaku sejumlah 8 orang.

b. Kecamatan Krayan sejumlah 6 orang.

c. Kecamatan Sembakung sejumlah 12orang.

d. Kecamatan Lumbis sejumlah 6 orang.

e. Kecamatan Sie Menggaris sejumlah 4 orang.

f. Kecamatan Tulin Onsoi sejumlah 2 orang.

g. Kecamatan Lumbis Ogong sejumlah 14 orang

Program Guru Garis Depan (GGD)

Selain Program SM-3T, Kabupaten Nunukan juga mendapatkan

Program GGD, selama dua tahun terakhir. Yaitu tahun 2016 dan tahu

2017.Pada tahun 2016 terdapat sejumlah 14 orang guru GGD yang

ditugaskan di Kabupaten Nunukan.Ke 14 orang tersebut saat ini telah

berstatus PNS dengan penugasan Guru Garis Depan di empat Satuan

Pendidikan Menengah Atas.Keempat satuan pendidikan tersebut adalah:

a. SMKN 1 Sei Menggaris.

b. SMKN 1 Krayan.

c. SMKN Sebatik Barat, dan

d. SMUN 1 Lumbis.

Pendistribusian ke-14 guru tersebut dilakukan oleh Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Nunukan. Penempatan pada

keempat SMA itu didasari pada kekurangan guru dan wilayah tertinggal,

terluar dan terdepan. SMKN 1 Negeri Sei Menggaris dan SMKN Sebatik Barat

dikategorikan sebagai SMU yang berada di daerah tertinggal, dan

terluar.Sementara SMKN 1 Krayan dan SMAN 1 Lumbus dikategorikan

sebagai SMU yang berada di daerah tertinggal.

3Sumber data: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Nunukan.

Page 167: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 167

Terdapat sejumlah enam orang guru GGD yang tempatkan di SMK N 1

Sei Menggaris.Akibat kekurangan guru maka keenam guru tersebut

merangkap mengajar dua atau tiga mata pelajaran.Keenam guru GGD

tersebut dapat dilihat berikut

a. Andi Muammar Kadafi diberikan Surat Keputusan oleh Kementerian

Pedidikan dan Kebudayaan sebagai guru Mata Pelajaran Olah Raga dan

ditugaskan di daerah Garis Depan. Ia saat ini diberikan tugas tambahan

oleh Kepala Sekolah sebagai Kepala Laboratorium, Operator Dapodik,

dan mengajar Mata Pelajarna Alat Mesin Pertanian.

b. Agustinus Dance Tulung, di-SK-kan sebagai guru Bimbingan Konseling

dan diberikan tugas tambahan sebagai guru Mata Pelajaran Teknik

Otomotif.

c. Andi Mimawati, di-SK-kan sebagai guru Mata Pelajaran Bahasa Inggeris

dan diberi tugas tambahan sebagai Pembina OSIS.

d. Diah Zulkaningsih, di-SK-kan sebagai guru Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia dan diberi tugas tambahan mengajar Mata Pelajaran

Pembinaan Kriatifitas.

e. Muh. Farizi Riski, di-SK-kan sebagai guru Mata Pelajaran IPS dan diberi

tugas tambahan sebagai Pembina Pramuka.

f. Vidya Miranti, di-SK-kan sebagai guru Mata Pelajaran Matematika dan

diberi tugas tambahan sebagai Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan

dan mengajar Olah Raga.4

Hal serupa dengan guru GGD yang tugaskan di SMKN 1 Krayan

Selatan, SMKN Sebatik Barat dan SMKN 1 Lumbis. Guru GGDtersebut

memiliki tugas ganda. berikut ini guru GGD yang ditugaskan di SMKN 1

Krayan Selatan beserta tugas tambahan yang diemban.

a. Dian Kumala Sari diberikan Surat Keputusan oleh Kementerian Pedidikan

dan Kebudayaan sebagai guru Bahasa Inggeris, diberikan tugas tambahan

sebagai Wali kelas XI dan mengajar Mata Pelajaran Asistensi Perawat

b. Sri Deni Br Girsang, di-SK-kan sebagai guru Mata Pelajaran Akuntansi di

semua kelas dan tingkatan.

4Muammar Khadafi, Wawancara melalui seluler, tanggal 2 Agustus 2018.

Page 168: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 168

c. Ester Embo, di SK-kan sebagai guru Mata Pelajarn Matematika dan

ditugaskan sebagan Operator SIAO (Sistem Informasi Absen Online).

d. Cherif Renfly Singai, di SK-kan sebagai guru Mata Pelajaran IPS dan

diitugaskan sebagai Wali Kelas.5

SMKN 1 Sebatik Barat menerima sejumlah 2 orang guru GGD. Kedua

orang tersebut di –SK-kan sebagai guru Mata Pelajaran Bahasa Inggeris dan

dan Mata Pelajaran Akuntansi, yaitu Dela Dela Karontong dan Endriyan

Sumali. Semetara di SMAN 1 Lumbis juga menerima dua orang guru GGD,

yaitu Rahmat Harianto dan Donal Eryxon Lumbangao. Rahmat Harianto,

selain di-SK-kan mengajar Mata Pelajaran Ekonomi, ia juga diberi tugas

tambahan sebagai Operator Data Pokok Pendidikan (Dapodik) dan Operator

Sains dan Teknologi (Saintek) Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi

Negeri (SBMPTN).

Pada tahun 2017, Kabupaten Nunukan mendapat jatah guru alumni

SM-3T sejumlah 14 orang.Ke-14 orang tersebut didistribusikan ke satuan

pendidikan dasar (SD dan SMP) yang ada di Kecamatan Lumbis dan Krayan

Selatan.Terdapat sejumlah 6 orang guru yang ditempatkan di SDN dan 8

orang di SMPN.

Berikut ini guru GGD yang ditugas di dua kecamatan tersebut.

1. Firdinand Nahampun ditugaskan di SDN 10 Limbis Kecamatan Lumbis.

2. Aryani ditugaskan di SDN 6 Lumbis Ogong Kecamatan Lumbis.

3. Damawati ditugaskan di SDN 8 Lumbis Ogong Kecamatan Lumbis.

4. Noryani ditugaskan di SDN 7 Lumbis Ogong Kecamatan Lumbis.

5. Basrani ditugaskan di SDN 9 Lumbis Ogong Kecamatan Lumbis.

6. Israwati ditugaskan di SMPN 2 Lumbis Ogong Kecamatan Lumbis.

7. Nur Fitriani ditugaskan SMPN 3 Lumbis Ogong Kecamatan Lumbis.

8. Setyo Sari ditugaskan di SMPN 1 Lumbis Ogong Kecamatan Lumbis.

9. Ardianto ditugaskan di SDN 3 Kecamatan Karayan Selatan.

10. Muti Munarti ditugaskan di SDN 5 Kecamatan Krayan Selatan.

11. Eka Daravahounna ditugaskan di SDN 6 Kecamatan Krayan Selatan.

5Dian Kumalasari, Wawancara melalui seluler, tanggal 5 Agustus 2018.

Page 169: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 169

12. Elimatyah Sundira Diri ditugaskan di SMPN 3 Kecamtaan Krayan

Selatan.

13. Ariana ditugaskan di SMPN 1 Kecamatan Krayan Selatan.

14. Agus Arianto ditugaskan di SMPN 2 Kecamatan Karayan Selatan.

Kondisi Guru Agama di Lokasi Guru Garis Depan

Sejak ditetapkannya Peraturan Menteri Agama RI Nomor 16 Tahun

2010 tentang Pengelolaan Pendidikan Agama pada Sekolah, maka

kewenangan pengangkatan guru agama di sekolah umum berada pada

Pemerintah Daerah. Hal ini dapat dilihat jelas pada pasal 14 ayat (1) dan

(2).Diktum ayat tersebut berbunyi.

1. Pengadaan guru pendidikan agama di sekolah diselenggarakan oleh

Pemerintah dilakukan oleh Menteri.

2. Pengadaan guru pendidikan agama di sekolah yang diselenggarakan oleh

Pemerintah Daerah dilakukan oleh Menteri dan/atau Pemerintah Daerah.

Berdasarkan regulasi tersebut diatas, maka tanggung jawab

menanggulangi kekurangan guru agama berada pada kewenangan

Pemerintah Daerah.

Dalam konteks Kabupaten Nunukan, saat ini terdapat sejumlah 157

orang guru agama PNS. Sejumlah guru tersebut ditugaskan ke semua jenjang

pendidikan (SD, SMP, dan SMA). Tampak bahwa guru Pendidikan Agama

Kristen (PAK) lebih banyak dari pada guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dan

Pendidikan Agama Katolik (PAK).

Pendistribusian guru pendidikan agama tersebut dilakukan secara

tepat.Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Nunukan telah mendistribusikan

guru agama tersebut berdasarkan jenis agama siswa yang dominan pada

suatu satuan pendidikan. Beberapa Kecamatan tidak mendapatkan distribusi

guru PAI.Hal ini disebabkan karena di sejumlah satuan pendidikan yang

terdapat di kecamatan tersebut dominan tidak terdapat siswa yang menganut

agama Islam, seperti semua satuan pendidikan yang berada dalam wilayah

Kecamatan Krayan, KEc. Lumbis, Kecamatan, Sie Menggaris, Kec. Tuli Onsoi,

dan Kec. Lumbis Ogong. Sementara kecamatan yang lain hanya ditugasi

sejumlah guru PAI pada SD, SMP, atau SMU.

Page 170: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 170

Hal serupa dengan guru PAK. Terdapat sejumlah 9 kecamatan tidak

mendapat distribusi guru.Karena kecamatan tersebut dominan siswa pada

satuan pendidikan SD, SMP, dan SMU menganut agama Islam.Sedangkan

guru PAKt ditugaskan ke sejumlah 10 kecamatan (Lihat Tabel 1)

Teridentifikasi pula jumlah kebutuhan guru agama PNS di seluruh

tingkatan satuan pendidikan di Kabupaten Nunukan. Pada tingkat SD

Kabupaten Nunukan membutuhkan sejumlah 74 orang guru agama PNS,

baik guru PAI (24 orang), guru PAK (47 orang) maupun guru PAKt (3 orang).

Kecamatan yang membutuhkan guru PAI terbanyak adalah Kecamatan

Sembakung, Sebatik Barat, Nunukan, dan Sie Menggaris. Sementara

Kecamatan yang membutuhkan guru PAK terbanyak adalah Kecamatan

Krayan, Lumbis Ogong, Sembakung, Sebuku, dan Lumbis.Sementara Guru

PAKt dibutuhkan di Kecamatan Sembakung, Sebuku, dan Sebatik Tengah.

(Lihat Tabel 2.)

Pada tingkat SLTP, Kabupaten NUnukan membutuhkan sejumlah 16

orang guru agama PNS, baik guru PAI, guru PAK maupun guru PAKt. Guru

PAI yang dibutuhkan sejumlah 7 orang khususnya di Kecamatan Lumbis,

Sembakung, Sebatik, dan Sie Menggaris. Jumlah yang sama terhadap

kebutuhan guru PAK, khususnya di Kecamatan Krayan, Lumbis, Sebaku, dan

Lumbis Ogong. Sementara guru PAKt dibutuhkan d Kecamatan Sembakung

dan Sebatik Tengah. (Tabel 3.)

Hal serupa pada tingkatan SMA. Kabupaten Nunukan membutuhkan

guru agama PNS sejumlah 13 orang, baik guru PAI, guru PAK, guru PAKt,

Guru Pendidikan Agama Hindu (PAH), maupun guru Pendidikan Agama

Budha (PAB). Guru PAI dibutuhkan di Kecamatan Krayan, Nunukan, Sebatik,

Sebuku, dan Sebatik Tengah; Guru PAK dibutuhkan di Kecamatan Nunukan

Sabatik, dan Sebatik Tengah; guru PAKt dibutuhkan di Kecamatan Sebatik,

Sebaku, Nunukan Selatan dan Sebatik Tengah; dan guru PAH dan guru PAB

dibutuhkan di Kecamatan Nunukan. (Lihat Tabel 4. )

Profil Guru Garis Depan

Dari sejumlah 28 orang guru GGD yang ditugaskan di Kabupaten

Nunukan, terdapat sejumlah 9 orang yang dijadikan subyek

penelitian.Berikut ini profil singkat kesembilan guru GGD:

Page 171: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 171

a. Ferdinand Nahmpun, merupakan putra kelahiran Propinsi Kalimantan

Utara, tepatnya di Pegatason Desa Lokasi Satu Kecamatan Lumbis.Putra

yang lahir 29 Oktober 1990 ini mendaftar program SM-3T di melalui

Universitas Mulawarman pada tahun 2014 secara dan ditempatkan di

Nunukan. Pada tahun 2917 Ferdinand mendaftar sebagai peserta

Program GGD pada tahun 2017, dan ditugaskan di SDN 10 Lumbis. Saat

ini ia ditugaskan sebagai wali kelas III. Selain sebagai wali kelas, iapun

dipercaya untuk mengemban tugas tambahan sebagai pembina olah raga

untuk memenuhi kekurangan guru Mata Pelajaran Olahraga di SDN 10

Lumbis, khusus membina keahlian siswa di bidang olahraga sepak bola

dan volly. Guru penganut agama Kristen ini juga dilibatkan dalam

berbagai kegiatan rapat sekolah dalam mendiskusikan peningkatan

kualitas pendidikan.6

b. Nur Fitriani, merupakan wanita kelahiran Kuala Samboja, salah satu

kelurahan di Kecamatan Samboja Kabupaten Kutai Kertanegara

Kalimantan Timur.Ia juga salah satu alumni SM-3T Angkatan II pada

tahun 2012, mendaftar melalui Unversitas Mulawarman dan di

ditugaskan di Kabupaten Kepulauan Siau, Tagulandang, Biaro (Sitaro)

Sulawesi Utara. Dua tahun kemudian, putri yang lahir pada 5 Agustus

1989 ini mendaftar sebagai peserta GGD secara online pada tahun 2014.

Setelah dinyatakan lulus, maka wanita lulusan Universitas Mulawarman

jurusan Pendidikan Matematika ditugaskan di SMPN 3 Lumbis

Ogong.Selain sebagai guru Mata Pelajaran Matematika, ia juga dipercaya

untuk mengajarkan Mata Pelajaran IPA dan Bahasa Inggris. Guru

penganut agama Islam ini juga dipercaya sebagai Bendahara Sekolah.7

2. Agus Arianto. Alumni program SM-3T tahun 2013 ini merupakan

kelahiran Kabupaten Bojonegoro Propinsi Jawa Tengah. Saat mengikuti

Program SM-3T di Universitas Negeri Malang ia ditempatkan di salah satu

SD di Kota Nunukan. Dengan pengalaman itu, maka lelaki kelahiran 1

Juni 1988 ini memilih Kabupaten Nunukan saat mendaftar secara online

Program GGD pada tahun 2016. Padahal ternyata oleh Kantor Pendidikan

dan Kebudayaan Kabupaten Nunukan memprogramkan penempatan guru

GGD di tiga Kecamatan, termasuk Kecamatan Krayan Selatan.Lelaki

muslim ini sekarang mengajar Bahasa Inggris merangkap mengajar IPS di

6Ferdinand Nahmpun, Wawancara melalui seluler, tanggal 25 Juli 2018. 7Nur Fitrian, Wawancara melalui seluler, tanggal 26 Juli 2018.

Page 172: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 172

SMPN 2 Krayan Selatan. Selain mengajar dengan dua mata pelajaran

tersebut, ia pun dipercaya untuk membina keterampilan Pramuka siswa.8

3. Nuryani. Wanita kelahiran Desa Buduk Tumu Kecamatan Krayan

Kabupaten Nunukan ini mendaftar program SM-3T melalui Universitas

Mulawarman Samarinda pada tahun 2013. Ia ditempatkan di SD Gereja

Masehi Injili Sangige Talaud (GMIST) Sinai Makoa Kabupaten Kabupaten

Sitaro. Wanita yang menganut agama Islam ini kemudian mendaftar

Program GGD pada tahun 2016 dan ditempatkan di SDN 7 Lumbis

Ogong, Meskipun ditempatkan di Kecamatan terdekat dengan asal

kelahirannya, tetapi akses menuju satuan pendidikan tersebut termasuk

sulit sebab ia harus menempuhnya dengan berganti-ganti alat

transportasi, udara, darat kemudian laut. Ia sekarang dipercaya untuk

menjadi wali kelas VI. Selain itu, ia juga dipercaya sebagai bendahara

dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Selain kedua aktivitas itu,

wanita ini juga aktif terlibat dalam kegiatan kesiswaan di sekolah, seperti

mengarahkan siswa pada kegiatan memperingati HUT Kemerdekaan RI

dengan perlombaan puisi, dan lagu-lagu perjuangan.Ia juga terlibat dalam

kegiatan sosial budaya di masyarakat, Seperti program Keaksaraan

Fungsional Dasar (mengajar membaca masyarakat yang tidak mengenal

huruf). Program ini merupakan hasil kerjasama antara Puskesmas

Kecamatan Kraya Selatan dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kabupaten Nunukan. Ia juga terlibat dalam kegiatan Program Indonesia

Mengajar dan Taman Baca Masyarakat, sebuah kegiatan belajar

tambahan bagi siswa SD dan bantuan buku.9

4. Basrani.Basrani mengikuti Program SM-3T pada tahun 2013 melalui

Universitas Mulawarman Samarinda.Lelaki kelahiran Kota Balikpapan ini

kemudian ditugaskan di Propinsi Papua. Kemudian mendaftar Program

GGD melalui program Pendidikan Profesi Guru pada tahun 2014, dan

diangkat sebagai guru PNS dalam program GGD pada tahun 2017. Lelaki

yang lahir pada tanggal 25 Juni 1986 ditugaskan di SDN 9 Lumbis

Ogong.Ia dipercaya menjadi wali kelas V dan Kelas III.10

5. Ariana. Salah satu guru GGD yang tidak mengikuti program SM-3T.

Wanita kelahiran Kecamatan Sebatik Kabupaten Nunukan ini langsung

8Agus Arianto, Wawancara melalui seluler, tanggal 27 Juli 2018. 9Nuryani, Wawancara melalui seluler, tanggal 28 Juli 2018. 10Basrani, Wawancara melalui seluler, tanggal 29 Juli 2018.

Page 173: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 173

mendaftar program GGD dan mengikuti PPG KolaboratifMata Pelajaran

Kimia di Universitas Pendidikan Indonesia Bandung pada tahun 2015.

Program ini dilalui dengan tahapan testing tertulis dan wawancara.

Semula wanita yang lahir pada tanggal 8 Nopember 1989 sengaja memilih

Kabupaten Nunukan sebagai tempat tugas dan ditempatkan di SMPN 1

Krayan Selatan. Meskipun ia memiliki disiplin ilmu Kimia, tetapi karena

di satuan pendidikan menengah pertama belum diajarkan mata pelajaran

tersebut, maka ia ditugaskan untuk mengajar mata pelajaran IPA dan

Matematika. Ia juga dipercaya sebagai kepala laboratorium IPA.11

6. Muammar Khadafi. Lelaki ini lahir di Kabupaten Sinjai Propinsi Sulawesi

Selatan padat 8 Nopember 1989.Ia mengikuti Program SM-3T pada tahun

2012 melalui Universitas Negeri Makassar, dan ditempatkan di Kabupaten

Sorong Propinsi Papua Barat. Ia adalah guru olahraga. Pada tahun 2017

ia diangkat sebagai guru GGD dan ditempatkan di SMK N 1 Sei

Menggaris, bersama lima orang guru yang GGD yang lain. Selain sebagai

guru olahraga ia juga dipercaya sebagai kepala Laboratorium Komputer,

Operator Data Pokok Pendidikan (Dapodik), dan mengajar mata pelajaran

Alat Mesin Pertanian. Ia aktif dalam kegiatan kemasyarakatan, seperti

memandu siswa dan guru dalam bakti sosial membersihkan sumber air,

ikut terlibat dalam pembinaan pemuda karang taruna dalam rangka HUT

Kemerdekaan RI.

7. Selain itu Ia juga pernah terlibat dalam mendampingi guru tamu luar

negeri (Komunitas Pemerhati Pendidikan Perbatasan Asia Tenggara) yang

memiliki program peningkatan pendidikan di daerah perbatasan. Para

guru tamu tersebut berasal dari Jakarta, Bandung, Vietnam, Kamboja,

Brunai, dan Laos.Para tamu tersebut berjumlah 32 orang 12 orang

diantaranya adalah warga negara Indonesia.Selama seminggu Sei

Menggaris, mereka melakukan kegiatan diskusi dan sharing dengan siswa

dan orang tua siswa bertempat di Balai Desa dan kegiatan outbound.12

8. Rahmat Harianto. Ia lahir di Kabupaten Wonogiri Propinsi Jawa Tengah

pada tanggal 25 Nopember 1989. Ia mengikuti Program SM-3T pada

tahun 2012 melalui Universitas Negeri Yogyakarta. Ia kemudian

ditempatkan di salah satu satuan pendidikan di Kabupaten Gayo Lues

Propinsi Aceh. Selepas program SM-3T iapun mendaftar sebagai peserta

11Ariana, Wawancara melalui seluler, tanggal 31 Juli 2018. 12Muammar Khadafi, Wawancara melalui seluler, tanggal 2 Agustus 2018.

Page 174: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 174

PPG pada tahun 2014 dan ditugaskan sebagai GGD pada tahun 2016 di

SMAN 1 Lumbis. Ia saat ini mengajar mata pelajaran Ekonomi. Namun ia

juga diberi tugas tambahan untuk mengajar Pendidikan Jasmani dan

Kesehatan, Geografi, dan Keterampilan. Ia juga dipercaya sebagai operator

Dapodik dan Saintek SBPMB. Ia juga selalu dilibatkan dalam berbagai

kegiatan di sekolah, seperti penerimaan siswa baru, seleksi olimpiade

siswa, pembawa materi dalam kegiatan Masa Orientasi Siswa dan Diklat

Kepemimpinan, serta pembina Pramuka. Ia juga terlibat dalam kegiatan

kemasyarakatan seperti kegiatan sistem pengamanan lingkungan.13

9. Dian Kumalasari. Ia adalah berasal dari Kabupaten Pinrang Propinsi

Sulawesi Selatan. Ia lahir pada tanggal 15 Juli 1989. Wanita ini mengikuti

Program SM-3T pada tahun 2013 dan PPG pada tahun 2016. Ia semula

memilih penempatan GGD di Kabupaten Ketapang Propinsi Kalimantan

Barat, namun ternyata Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tidak

memprogramkan Propinsi tersebut sebagai lokasi GGD, jadi dia

dipindahkan ke Kalimantan Utara. Ia saat ini ditugaskan di SMKN 1

Krayan bersama tiga orang guru GGD yang lain. Dia Kumalasari

ditugaskan untuk mengajar Bahasa Inggris. Selain mengajar, ia juga

dipercaya sebagai wali kelas XI, sementara temannya yang lain dipercaya

sebagai operator Sistem Informasi Absen Online (SIAO). Ia juga dilibatkan

dalam kegiatan di sekolah seperti sebagai seksi acara, dan juri pada

lomba antar kelas dalam memperingati hari Kartini dan peringatan HUT

Kemerdekaan RI, diikutkan dalam kegiatan penerimaan siswa baru,

pembuatan soal-soal ujian, dan pembina Pramuka.14

Kondisi Pendidikan Agama pada Satuan Pendidikan Lokasi Guru Garis

Depan.

Berikut ini diuraikan kondisi pendidikan agamadi satuan pendidikan

dimana guru GGD ditugaskan. Uraian berikut memuat tentang profil singkat

satuan pendidikan, kondisi pendidikan agama dan peranan guru GGD dalam

proses peningkatan kualitas pendidikan Agama.

13Rahmat Harianto, Wawancara melalui seluler, tanggal 4 Agustus 2018. 14Dian Kumalasari, Wawancara melalui seluler, tanggal 5 Agustus 2018.

Page 175: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 175

SDN 10 Lumbis.

Satuan pendidikan dimana Firdinand Nahampun ditugaskan terletak

di Desa Long Bulu15 Kecamatan Lumbis Kabupaten Nunukan.Satuan

pendidikan yang dikepalai oleh Bapak Kapito, hanya memiliki sejumlah 8

orang guru, empat diantaranya berstatus PNS termasuk Firdinand

Nahampun.Dari kedelapan orang guru tersebut hanya seorang yang telah

mendapat sertifikat sertifikasi guru profesional dan enam diantaranya

berpendidikan terakhir S1. Dari aspek biologis, kedelapan guru tersebut

dominan berjenis kelamin lelaki (7 orang) dan usia guru dominan antara 25-

45 tahun (7 orang). Daftar guru tersebut adalah: a) Rustam Aji, b) Marianto, c)

Hermanto, d) Firdinand Nahampun, e) Yonsil, f) St. Khadijah, g) Sumarman,

h) Kamaruddin16

Siswa yang belajar di satuan pendidikan ini sebanyak 62 orang dan

menganut agama Kristen dan Katolik. Siswa yang menganut agama Kristen

diajar langsung oleh guru PAK. Namun pendidikan agama bagi siswa yang

menganut agama Katolik diperoleh saat mengikuti kegiatan keagamaan di

Gereja Katolik, beberapa pertemuan siswa tersebut diajar oleh guru PAK

dengan pertimbangan memiliki kemiripan ajaran agama.

Ferdinal Nahampun kurang terlibat dalam kegiatan pendidikan agama

di sekolah. Hal ini disebabkan karena seluruh kegiatan pendidikan

keagamaan baik kurikuler dan ekstrakurikuler ditangani langsung oleh guru

PAK. Kegiatan keagamaan di sekolah cukup aktif dan dibina langsung oleh

guru PAK. Kegiatan peribadatan, yaitu berdoa saat sebelum memulai

pelajaran telah dibiasakan dalam proses belajar mengajar. Demikian halnya

dengan kegiatan keagamaan hari raya, seperti Perayaan Hari Natal.Namun

Feedinand Nahampun cukup terlibat dalam kegiatan keagamaan di

Gereja.Ferdinand merupakan Jamaah tetap di salah satu Gereja di Desa Long

Bulu.Tetapi tidak terlibat sebagai gembala dalam melayani umat Kristen.17

15Desa Long Bulu merupakan bagian dari Kecamatan Lumbis Ogong, pemekaran dari

Kecamatan Lumbis. Kabupaten Nunukan. Desa ini hanya dapat diakses melalui transportasi laut menelusuri sungai dan anak sungai. Semua desa-desa di Kecamatan Lumbis Ogong terisolasi jauh dari pusat kota. Daearah ini termasuk Kawasan Strategis Nasional (KSN). Karena akses dari desa ini menuju kota sangat sulit menyebabkan harga sembilan bahan pokok tergolong sangat mahal seperti harga gula mencapai Rp. 20.000,- dan bensin mencapai Rp. 25.000,- 16Kapito, Kepala SDN 10 Lumbis, Wawancara melalui seluler, tanggal 25 Juli 2018. 17Ferdinand Nahmpun, Wawancara melalui seluler, tanggal 25 Juli 2018.

Page 176: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 176

Satuan pendidikan yang memiliki luas lahan 4.000m2 memiliki

sejumlah 62 orang menganut Agama Kristen dan Katolik. Terdapat sejumlah

25 siswa yang berusia diluar usia siswa SD, yaitu 1 orang dibawah 7 tahun

dan 24 orang diatas 12 tahun (Tabel 5.)

Satuan pendidikan ini hanya memiliki satu gedung semi permanen.

Gedung tersebut terdiri atas tiga ruang,di mana setiap ruang disekat untuk

dibagi dua untuk memenuhi ruang kelas dari enam tingkatan di layaknya

disatuan pendidikan dasar. Pada tahun 2018, satuan pendidikan ini telah

menerima siswa baru sejumlah 11 orang dan menamatkan siswa sebanyak 4

orang. Satuan pendidikan ini juga merupakan penerima dana Bantuan

Operasional Sekolah.

SMPN 3 Lumbis Ogong.

Satuan pendidikan,dimana guru GGD Nur Fitriani ditugaskan, terletak

di Ibukota Desa Sedalit Kecamatan Lumbis Ogong, tepatnya Jalan

Pembangunan.Satuan pendidikan menengah pertama ini dikepalai oleh

Agustinus K. Terdapat sejumlah 41 orang siswa, yang terdiri atas 19 lelaki an

22 perempuan. Tak satupun siswa yang menganut agama Islam. (Lihat Tabel

6.)

Dalam konteks pembelajaran pendidikan Agama, satuan pendidikan ini

memiliki guru PAK yang berstatus honorer. Meskipun demikian, ia juga

dipercaya untuk mengajarkan mata pelajaran Bahasa Indonesia. Bapak

Benyamin Mambe juga merupakan pendeta di salah satu gereja di Desa

Sedalit. Namun dalam proses peningkatan kompetensi sebagai guru, ia sering

kali mengikuti diklat Peningkatan Kompetensi Guru Bahasa Indonesia. Multi

fungsi yang diemban oleh guru PAK ini membuatnya tidak consent terhadap

tugasnya sebagai guru PAK di SMPN 3 Lubis Ogong. Meskipun demikian,

kegiatan keagamaan di sekolah aktif, yaitu kegiatan keagamaan Agama

Kristen dan Katolik.

Sementara Nur Fitriani sebagai penganut agama Islam kurang

diperankan dalam proses peningkatan kualitas pendidikan Agama. Sebab tak

satu pun siswa yang menganut agama Islam.Keinginannya untuk terlibat

dalam kegiatan keagamaan Islam di luar waktu mengajar terkendala karena

transportasi.Umat Islam dominan bermukim di Ibukota Kecamatan. Untuk

mengakses Ibu Kota Kecamatan, dibutuhkan proses perjalanan yang berganti-

Page 177: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 177

ganti jenis sarana transportasi. Naik perahu selama 2 jam, kemudian naik

bus selama 2 jam, lalu naik speedboat selama 2 jam.18

Satuan pendidikan yang memiliki luas lahan 1.275m2ini memiliki

hanya sejumlah 5 orang guru. Tiga diantaranya sudah berstatus PNS,

termasuk Nur Fitriani, dan seorang guru yang telah mendapat sertifikat guru

profesional. Kelima guru itu terdiri atas tiga laki-laki dan dua perempuan,

yang merangkap sebagai tenaga kependidikan. Berikut ini kelima nama guru

tersebut: a) Sutarman, b) Juniaberry Aran, c) Benyamin Mambe, d) Yunus M.

Labiki, e) Nur Fitriani.19

Satuan pendidikan yang belum mendapat sertifikat akreditasi ini

hanya memiliki tiga ruang kelas. Ketiga ruang kelas itu dipergunakan untuk

proses belajar mengajar. Kondisinya saat ini tergolong kategori rusak sedang.

SMKN 1 Sie Menggaris.

Sekolah kejuruan ini terletak di Desa Tabur Lestari20 Kecamatan Sie

Menggaris Kabupaten Nunukan.Satuan pendidikan dimana guru GGD Andi

Muammar Khadafi, memiliki guru sejumlah 15 orang terdiri atas delapan

orang lelaki dan 7 orang wanita.Semua guru berusia di bawah 40 tahun dan

dominan berpendidikan terakhir S.1.terdapat sejumlah 6 orang guru yang

telah mendapat sertifikasi guru profesional, dan 11 orang diantaranya telah

berstatus PNS, dan empat guru yang menganut Agama Kristen, selebihnya

menganut agama Islam. Berikut ini nama-nama guru SMKN 1 Sie Menggaris.

Berikut ini daftar guru di SMKN 1 Sie Menggaris.

a. Agus Jujun Setiawan

b. Saiful

c. Melania Selo

d. Merlin Patasik Epen

e. Wahdania

f. Aziz Sudariyanto

g. Andi Myrmawati

h. Muh. Farisi Rezki

i. Jrohdy

j. Sudirman Nur

k. Diah Zulkaningsih

18Nur Fitrian, Wawancara melalui seluler, tanggal 26 Juli 2018. 19Agustinus K, Kepala SMPN 3 Lumbis Ogong, Wawancara melalui seluler, tanggal 26 Juli 2018. 20Desa Tabur Lestari adalah hasil pemekaran kelurahan Nunukan Barat pada tahun 20104, merupakan

bagian dari pada Kecamatan Sei Menggaris Kabupaten Nunukan. Sebagian wilayah desa ini merupakan kawasan transmigrasi. Desa ini dibelah oleh sungai Tonghap. Terdapat sejumlah 16 RT dimana 8 RT termasuk kawasan Transmigrasi dan satu RT di seberang sungai Tonghap.

Page 178: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 178

l. Vidya Miranti

m. Andi Muammar Kadafi

n. Mansur

o. Hapipuddin

SMKN 1 Sie Menggaris memiliki sejumlah 165 orang siswa, terdiri atas

55% lelaki dan 45% wanita. Terdapat sejumlah 30% siswa yang berusia diluar

dari usia SMTA, yaitu 1% siswa yang berusia di bawah 16 tahun dan 29%

siswa yang berusia di atas 18 tahun. Dominan siswa menganut agama Islam

yaitu 84%, sementara siswa yang lain menganut agama Kristen (13%) dan

Katolik (2%). Lihat Tabel 7 pada Lampiran.

Berbeda dengan dua satuan pendidikan sebelumnya.Siswa SMKN1 Sie

Menggaris dominan menganut agama Islam. Proses pembelajaran pendidikan

agama di satuan pendidikan ini berlangsung, meskipun diajar oleh bukan

guru yang profesinya sebagai pengajar pendidikan agama. Sejumlah 139

orang siswa muslim diajar oleh seorang guru PAI honorer, sementara siswa

yang menganut agama Kristen dan Katolik diajar oleh guru yang secara

formal ditugaskan mengajar Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Guru

Bahasa Indonesia diberikan beban tambahan untuk mengajarkan PAK,

sedangkan guru Bahasa Indonesia ditugaskan untuk mengajar PAKt.

Kegiatan keagamaan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan

agama pun dilakukan.Salah satu kegiatan yang sangat efektif meningkatkan

pengetahuan agama dan akhlak mulia siswa adalah kegiatan Kuliah Tujuh

Menit (Kultum). Kegiatan ini diikuti oleh seluruh siswa, untuk

mendengarkan pesan-pesan agama oleh guru disetiap hari. Guru yang

diberikan tugas untuk memberikan kuliah keagamaan selama tujuh menir

dan didengarkan oleh seluruh siswa.Muammar Khadafi sebagai guru GGD

pun ikut terlibat untuk mendapat giliran.Kegiatan memperingati hari besar

agama pun secara reguler dilaksanakan.Peringatan Hari besar agama Islam

pun diselenggarakan.Dan Muammar Khadafi sering kali dilibatkan sebagai

panitia.

Selain kegiatan internal satuan pendidikan, Muammar Khadafi juga

pernah dilibatkan dalam kegiatan keagamaan yang diselenggarakan oleh

Kantor Kecamatan Sie Menggaris.Yaitu Mushabaqah Tilawatil Qur’an tingkat

Page 179: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 179

kecamatan.Ia dilibatkan sebagai panitia di bidang paduan suara, kesenian,

dan membantu di bagian transportasi.21

SMKN 1 Sie Menggaris memiliki tanah seluas 40.000m2.diatas tanah

tersebut dibangun gedung sejumlah empat gedung permanen. Gedung

pertama terdiri dari 4 ruangan diperuntukkan sebagai ruang kelas dan Aula.

Gedung kedua terdiri tas dua ruangan diperuntukkan sebagai ruang

perpustakaan dan laboratorium IPA, gedung ke 3 terbagi atas dua ruangan

yang diperuntukkan sebagai ruang Kepala Sekolah dan laboratorium

Keterampilan. Sedangkan gedung keempat masih dalam proses penyelesaian.

Semua gedung ini berada didalam batas pagar kawat.

Berikut ini diuraikan secara pointer kondisi pendidikan agama dan

peranan guru GGD di enam satuan pendidikan yang lain.

SMPN 2 Karayan Selatan

Kondisi pendidikan agama dan peranan guru GGD dapat dilihat secara

singkat pada pointer berikut:

a. Guru GGD yang ditugaskan di satuan pendidikan ini adalah Agus

Arianto.

b. Siswa seluruh siswa yang belajar di satuan pendidikan ini menganut

agama Kristen.

c. Terdapat sorang guru PAK berstatus PNS yang bertugas di satuan

pendidikan ini.guru tersebut merupakan sarjana Teologia.

d. Karena siswa satuan pendidikan ini seluruhnya menganut agama Kristen

maka kegiatan keagamaan yang diselenggarakan adalah kegiatan

keagamaan Kristen. Kegiatan keagamaan tersebut terintegrasi pada

proses pembelajaran. Yaituberdoa setiap pagi sebelum masuk kelas dari

jam 07.00-08.00.

e. Terdapat pula kegiatan sosial keagamaan yang secara reguler

diselenggarakan pada hari-hari tertentu.Seperti kegiatan setiap Hari

Jumat: ekstrakurikuler, kegiatan ibadah, dan bakti sosial.

f. Agus Arianto, sebagai Guru GGD tidak terlibat dalam kegiatan keagamaan

di sekolah maupun di masyarakat.22

21Muammar Khadafi, Wawancara melalui seluler, tanggal 2 Agustus 2018. 22Agus Arianto, Wawancara melalui seluler, tanggal 27 Juli 2018.

Page 180: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 180

SDN 7 Lumbis Ogong

Kondisi pendidikan agama dan peranan guru GGD dapat dilihat secara

singkat pada pointer berikut:

a. Guru GGD yang ditugaskan di satuan pendidikan ini adalah Nuryani.

b. Siswa yang belajar di satuan pendidikan ini menganut agama Kristen dan

Katolik. Tahun 2016, terdapat empat orang siswa yang menganut agama

Islam, namun tahun 2017, keempat siswa tersebut pindah pada sekolah

yang terletak di kecamatan lain.

c. Terdapat seorang guru PAK di satuan pendidikan ini namun tidak

berstatus PNS.Ia merupakan pendeta di salah satu gereja di Desa Patal.

Karenanya, proses pembelajaran PAK yang berlangsung aktif.

d. Kegiatan keagamaan telah direncanakan dalam rapat-rapat sekolah,

namun tidak terealisasi secara maksimal karena kendala oleh kebijakan

kepala sekolah.

e. Nuryani tidak pernah terlibat dalam proses pengajaran pendidikan agama

maupun dalam kegiatan keagamaan.23

SDN 9 Lumbis Ogong

Kondisi pendidikan agama dan peranan guru GGD dapat dilihat secara

singkat pada pointer berikut:

a. Guru GGD yang ditugaskan di satuan pendidikan ini adalah Basrani.

b. Siswa yang bersekolah di satuan pendidikan ini adalah menganut agama

Kristen dan Katolik.

c. Satuan pendidikan ini tidak memiliki guru agama. Namun proses

pembelajaran PAK tetap terlaksana meskipun diajarkan oleh guru PNS

yang tidak berlatar belakang pendidikan agama Kristen. Pembelajaran

PAK tidak menggunakan Kurikulum yang dikeluarkan oleh Kementerian

Agama RI, namun mengajarkan sesuai dengan Injil.Jadi Injil yang

dijadikan sumber belajar utama.

d. Gereja di Desa Panas tidak melibatkan diri untuk memberikan materi PAK

pada satuan pendidikan yang berada di Desa Panas.Hal disebabkan

karena pendeta sudah berusia lanjut.

23Nuryani, Wawancara melalui seluler, tanggal 28 Juli 2018.

Page 181: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 181

e. Namun kegiatan keagamaan sangat aktif di satuan pendidikan

ini.terdapat pembelajaran menghafal ayat-ayat injil, kebaktian bersama

antara siswa yang menganut agama Kristen dan Katolik pada hari Natal

dan kegiatan keagamaan lainnya.

f. Basrani penganut agama Kristen juga dilibatkan sebagai panitia dalam

kegiatan keagamaan di sekolah.

g. Basrani juga terlibat dalam kegiatan keagamaan yang diselenggarakan di

salah satu gereja di Desa Panas. Ia pernah diminta untuk berpartisipasi

membuat spanduk pada kegiatan Gereja menyambut kedatangan Camat

Lumbis Ogong berkunjung.

h. Rencana kegiatan keagamaan seluruhnya direncanakan oleh para

gembala Gereja.24

SMPN 1 Krayan Selatan

Kondisi pendidikan agama dan peranan guru GGD dapat dilihat secara

singkat pada pointer berikut:

a. Guru GGD yang ditugaskan di satuan pendidikan ini adalah Ariana.

b. Semua siswa yang belajar di satuan pendidikan ini menganut agama

Kristen.

c. Satuan pendidikan ini memiliki guru PAK berstatus PNS. Karenanya

proses pembelajaran PAK berjalan aktif.

d. Kegiatan keagamaan yang diselenggarakan di satuan pendidikan ini

hanya sebatas peribadatan, yaitu berdoa sebelum memulai pembelajaran.

e. Sementara kegiatan keagamaan nasional, seperti Hari Natal

diselenggarakan di Gereja.

f. Ariana hanya terlibat memandu siswa beribadah setiap memulai

pembelajaran, sementara proses pembelajaran PAK dan kegiatan

keagamaan semua direncanakan dan dilaksanakan oleh guru PAK.25

24Basrani, Wawancara melalui seluler, tanggal 29 Juli 2018. 25Ariana, Wawancara melalui seluler, tanggal 31 Juli 2018.

Page 182: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 182

SMA Negeri 1 Lumbis.

Kondisi pendidikan agama dan peranan guru GGD dapat dilihat secara

singkat pada pointer berikut:

a. Guru GGD yang ditugaskan di satuan pendidikan ini adalah Rahmat

Harianto bersama dengan Donal Eryxon Lumbangaol.

b. Agama siswa satuan pendidikan ini terdiri atas Islam, Kristen dan Katolik.

c. Terdapat dua guru agama di satuan pendidikan ini, yaitu guru PAI dan

guru PAK. Keduanya berstatus PNS.Selain mengajar mata pelajaran

pendidikan agama, kedua guru tersebut juga mendapat tugas tambahan.

Guru PAI merangkap mengajar mata pelajaran Seni Budaya, sementara

guru PAK dipercaya sebagai bendahara.

d. Kegiatan keagamaan Islam diselenggarakan secara rutin.Guru GGD

terlibat dalam kegiatan HBI ini. Guru satuan pendidikan ini dominan

menganut agama Islam. Hanya terdpat 4 orang guru yang menganut

agama Kristen dan Katolik.Karenanya kegiatan keagamaan Islam dominan

diselenggarakan.

e. Guru GGD tidak terlibat dalam proses pembelajaran pendidikan agama,

namun terlibat dalam kegiatan keagamaan di sekolah.

f. Guru GGD juga terlibat dalam kegiatan keagamaan masyarakat Desa

Manselong. Antara lain kegiatannya adalah Pengajian rutin Majelis

Taklim, sebagai narasumber dalam kegiatan remaja masjid. Dan pernah

terlibat dalam kegiatan Karnaval Agama Kristen yang diselenggarakan

oleh Gereja.26

SMKN 1 Krayan

Kondisi pendidikan agama dan peranan guru GGD dapat dilihat secara

singkat pada pointer berikut:

a. Guru GGD yang ditugaskan di satuan pendidikan ini adalah Dian

Komalasari bersama Sri Dave Br Girsang, Ester Embo, dan Cherif Renfly

Singai.

b. Semua Siswa satuan pendidikan ini menganut agama Kristen.

26Rahmat Harianto, Wawancara melalui seluler, tanggal 4 Agustus 2018.

Page 183: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 183

c. Terdapat satu guru PAK dan berstatus PNS. Jadi proses pembelajaran

pendidikan agama berjalan aktif.

d. Kegiatan keagamaan yang diselenggarakan di sekolah direncanakan oleh

guru PAK dan dilaksanakan dengan melibatkan seluruh siswa dan

guru.Seperti kegiatan ibadah bersama pada hari Sabtu.Seluruh siswa dan

guru yang menganut agama Kristen melakukan peribadatan bersama di

sekolah. Sedangkan guru yang menganut agama Islam juga melakukan

kegiatan keagamaan secara terpisah, seperti mengaji atau membaca

Alquran.

e. Guru GGD yang menganut agama Kristen turut terlibat dalam kegiatan

peribadatan bersama.Demikian halnya dengan guru GGD yang menganut

agama Islam turut terlibat dalam kegiatan mengaji bersama.27

P E N U T U P

Kesimpulan

Dari uraian terdahulu dapat disimpulkan bahwa,

1. Dominan satuan pendidikan di mana guru GGD ditugaskan tidak

memiliki guru Pendidikan agama yang berstatus PNS. Namun proses

pembelajaran pendidikan agama tetap berjalan meskipun diajar oleh guru

yang tidak berkualifikasi dan tidak berkompetensi pendidikan agama.

Demikian dengan sumber belajar, meskipun satuan pendidikan tersebut

menyatakan telah menggunakan Kurikulum Pendidikan Agama tahun

2013, namun sumber belajar utama yang dijadikan rujukan adalah kitab

suci.Hal serupa dengan pembelajaran, dominan satuan pendidikan belum

menyiapkan sarana dan alat pembelajaran serta ruang ibadah.

2. Peranan guru GGD dalam meningkatkan proses pembelajaran pendidikan

agama pun beragam. Dominan guru GGD tidak terlibat secara kurikuler

dalam proses pembelajaran pendidikan agama pada satuan pendidikan di

mana ditugaskan. Guru GGD hanya aktif terlibatdalam kegiatan

keagamaan di sekolah, seperti pembinaan karakter religius, peringatan

hari besar agama, serta kompetisi pendidikan agama.

27Dian Kumalasari, Wawancara melalui seluler, tanggal 5 Agustus 2018.

Page 184: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI DAERAH TERLUAR, …blamakassar.co.id/wp-content/uploads/2019/...Pendidikan Agama di Daerah 3T 2 KATA PENGANTAR KEPALA BALITBANG AGAMA MAKASSAR Alhamdulillah,

Pendidikan Agama di Daerah 3T 184

Rekomendasi

Berdasarkan temuan penelitian di atas direkomendasikan

1. Upaya memastikan proses pendidikan agama berjalan dengan efektif,

harus dilakukan. Dengan tujuan tersebut, maka pendidikan agama

sejatinya diajarkan oleh guru yang memiliki kualifikasi dan kompetensi

pendidikan agama, termasuk di daerah lokasi SM-3T dan GGD

ditugaskan

2. Dalam upaya itu, maka pelibatan sarjana/guru yang berlatar belakang

disiplin ilmu kependidikan agama pada Program SM-##T dan Program

GGD perlu dipertimbangkan pada angkatan berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Agama Kabupaten Nunukan, Data Guru Agama se Kabupaten Nunukan

Kementerian Agama Propinsi Kalimantan Utara, Kondisi Guru dan Kebutuhan Guru

pada Satuan Pendidikan di Propinsi Kalimantan Utara.

Direktorat Kawasan Khusus dan Daerah tertinggal, Kementerian Perencanaan

Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

(BAPPENAS), Daftar Daerah Tertinggal dan Perbatasan, Tahun 2015.

Lembaga Pengelola Dana Pendidikan Kemeterian Keuangan Republik Indonesia, Dafar

Daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (Perbatasan) Tahun 2015.

https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2017/11/kemendikbud-siapkan-lima-program-

afirmasi-untuk-pemenuhan-guru-di-daerah.

https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2017/11/.