kasus ujian tengah semester audit ppak

17

Click here to load reader

Upload: fernandhi-dwi-prakoso

Post on 11-Jul-2016

21 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kasus Ujian Tengah Semester Audit Ppak

KASUS UJIAN TENGAH SEMESTER

ANALISIS ATAS CALON KLIEN AUDIT POTENSIAL

PT. Maju Makmur (selanjutnya disebut perusahaan) adalah sebuah perusahaan

lokal yang kegiatan operasionalnya bergerak di bidang retail dan distribusi barang-

barang elektronik. Sebagian besar produk dagangannya adalah peralatan audio dan

video. Pusat kegiatan operasional perusahaan berada di Kota Surabaya, mulai

menjalankan usahanya semenjak tahun 1991 dan saat ini dipimpin oleh Langgeng

Santoso, putra sulung dari pendiri perusahaan. Selain memiliki kantor pusat di Kota

Surabaya, perusahaan juga memiliki beberapa toko cabang di beberapa kota di sekitar

Surabaya.

Selama dua tahun terakhir, untuk beberapa kepentingan keuangan (yang salah

satunya adalah kepentingan pengajuan kredit pada beberapa bank lokal), perusahaan

menunjuk Kantor Akuntan Publik (KAP) Umar dan Rekan untuk melakukan audit yang

selanjutnya mengeluarkan opini terhadap laporan keuangan perusahaan. Namun, setelah

pengauditan terhadap laporan keuangan tahun 2014, perusahaan memutuskan untuk

menyudahi kerjasama dengan KAP Umar dan Rekan, dan berencana menggunaan jasa

KAP lain untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan tahun 2015.

Pemilik perusahaan, Langgeng Santoso tertarik dengan iklan yang dipasang oleh

KAP Adi Susilo dan Rekan (selanjutnya disebut dengan KAP) di media cetak lokal

Surabaya dan berencana untuk menggunakan jasa KAP untuk mengaudit laporan

keuangan perusahaan tahun 2015. Disebabkan ketertarikan terhadap iklan KAP,

selanjutnya Langgeng Santoso berusaha memperoleh informasi lebih jauh tentang

proses bisnis KAP melalui salah satu rekan kerjanya yang sekaligus juga menjadi klien

dari KAP. Ketertarikan Langgeng Santoso terhadap KAP semakin meningkat setelah

mengetahui bahwa bank lokal yang menjadi kreditur perusahaan juga menjadi klien dari

KAP.

Segera setelah mengetahui beberapa informasi tentang KAP, Langgeng Santoso

meminta kepada rekan kerjanya untuk dijadwalkan bertemu dan melakukan diskusi

pendahuluan dengan salah satu Partner KAP. Pada awal bulan April 2015, dalam

suasana pertemuan yang santai, Langgeng Santoso berdiskusi dengan salah satu Partner

Page 2: Kasus Ujian Tengah Semester Audit Ppak

KAP, Arief Effendi, SE., Ak, id.CPA yang kebetulan memiliki pengetahuan lebih

tentang seluk beluk usaha retail (namun tidak spesifik pada usaha retail elektronik)

dibandingkan dengan Partner KAP lainnya. Adapun topik utama diskusi tersebut adalah

tentang sejarah perusahaan dari mulai awal berdiri hingga mengalami perkembangan

seperti yang ada saat ini serta mendiskusikan tentang kemungkinan mengadakan

perikatan audit antara perusahaan dan KAP.

Karena merasa menemukan banyak kesepahaman dan ketertarikan dengan jasa

yang diberikan oleh KAP, segera setelah pertemuan informal tersebut, Langgeng

Santoso meminta kepada Arief Effendi untuk dijadwalkan bertemu secara formal

dengan Adi Susilo, SE, MM, Ak, id. CPA selaku managing partner dari KAP.

Pertemuan formal itu ditujukan untuk menemukan pencapaian kesepakatan melakukan

perikatan audit antara perusahaan dengan KAP pada tahun 2015.

Pada tanggal 2 Januari 2015, pertemuan formal antara Langgeng Santoso selaku

pemilik perusahaan, Adi Susilo sebagai managing partner KAP, Arief Effendy yang

kemungkinan besar ketika nantinya perikatan audit terwujud akan ditugaskan sebagai

partner-in-charge, serta salah seorang manajer audit KAP yang nantinya bertugas

membantu proses investigasi calon klien (perusahaan), Rangga Prawiro. Pertemuan

dilakukan di Kantor Cabang KAP yang ada di Surabaya. Dari pertemuan tersebut

nampak bahwa kedua pihak, baik perusahaan maupun KAP sangat tertarik untuk

melakukan perikatan audit. Perwakilan dari KAP yang terlibat dalam pertemuan itu

cukup tertarik dan ingin mengetahui lebih dalam mengenai profil bisnis dari perusahaan

yang merupakan calon klien potensial bagi KAP. Salah satu faktor utama yang

membuat KAP tertarik untuk mengajukan perikatan audit adalah bahwa ternyata

jenis bisnis perusahaan merupakan jenis bisnis yang belum pernah di rambah oleh

KAP. Sebelumnya, KAP tidak pernah memiliki klien di bidang retail dan distribusi alat-

alat elektronik. KAP menganggap bahwa melalui adanya perikatan audit dengan

perusahaan maka peluang untuk memperluas pangsa pasar KAP akan semakin lebar

karena bertambahnya variasi jenis industri yang menjadi klien dari KAP.

Melalui pertemuan formal yang terjadi, sejumlah data signifikan mengenai

sejarah dan proses bisnis perusahaan berhasil digali oleh perwakilan dari KAP.

Selanjutnya hal ini menjadi dasar informasi untuk menentukan perikatan audit bagi

Page 3: Kasus Ujian Tengah Semester Audit Ppak

kedua belah pihak. Adapun beberapa informasi yang berhasil dikumpulkan oleh KAP

diantaranya adalah fakta-fakta tentang:

Perusahaan didirikan oleh ayah dari Langgeng Santoso (pemilik perusahaan saat ini)

pada tahun 1991. Kegiatan bisnis perusahaan di awal pendiriannya hanya sebagai

toko kecil di salah satu pusat pertokoan yang ada di Kota Surabaya. Di awal

pendiriannya, perusahaan hanya merupakan jenis usaha perorangan. Seiring dengan

perkembangan usaha yang terjadi, untuk beberapa kepentingan selanjutnya terjadi

perubahan status dari perusahaan perorangan menjadi sebuah badan hukum

berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dengan beberapa pemegang saham di tahun

1995. Mulanya perusahaan hanya menjual beberapa peralatan elektronik semacam

televisi, tape, radio, dan beberapa jenis peralatan strereo lainnya dengan harga

diskon. Bisnis kemudian berkembang dengan ditandai pendirian beberapa cabang

toko. Hingga awal tahun 2015, perusahaan memiliki 6 toko, 2 toko berada di Kota

Surabaya dan empat lainnya lainnya masing-masing tersebar di Kota Mojokerto,

Gresik, Sidoarjo, dan Kediri. Lima toko yang digunakan oleh perusahaan sebagai

gerai penjualan barang dagangannya didirikan dengan jalan menyewa lokasi di

pusat-pusat perbelanjaan. Sedangkan satu toko yang berada di Sidoarjo dibangun

sendiri oleh perusahaan di awal tahun 2005, toko ini dibangun oleh perusahaan di

dekat pusat perbelanjaan yang ada di Sidoarjo. Selain 6 toko yang dimiliki,

perusahaan juga memiliki sebuah bangunan yang berfungsi sebagai gudang

penyimpanan persediaan barang dagangan sekaligus pusat kegiatan administrasi

perusahaan. Lokasi bangunan ini berada di Kota Surabaya.

Permasalahan yang sangat mengganggu yang saat ini dialami oleh pemilik

perusahaan adalah kondisi trend penjualan total dari keenam toko yang dimiliki

yang selama tahun 2010 sampai 2012 dan awal 2014 mengalami penurunan. Selama

tiga tahun terakhir perusahaan tidak mampu mencapai target laba yang diharapkan

dari aktivitas penjualan yang dilakukan. Pemilik perusahaan hingga saat ini

mencoba menganalisis trend penjualan yang terjadi dan mencoba untuk menemukan

solusi penanganannya. Langgeng Santoso berpikir bahwa jalan yang mungkin

menjadi alternatif terbaik untuk memacu kembali pertumbuhan penjualan adalah

dengan mengubah jenis usaha perusahaan menjadi perusahaan terbuka yang

sahamnya diperdagangkan di lantai bursa. Dengan cara ini pemilik perusahaan yakin

Page 4: Kasus Ujian Tengah Semester Audit Ppak

bahwa akan ada suntikan sumber daya yang masuk ke perusahaan yang nantinya

bisa dimaksimalkan untuk memacu pertumbuhan usaha dari perusahaan.

Sejak tahun 2005 perusahaan mulai menggagas untuk lebih berkonsentrasi menjalin

kerjasama dengan salah satu produsen alat-alat elektronik dari Korea, Samsang.

Produk-produk dari produsen internasional ini dikenal dengan kualitas (produk-

produk elektronik dengan teknologi terbaru) dan harganya yang mahal. Karena

posisinya sebagai distributor produk-produk elektronik Samsang, penjualan alat-alat

elektronik dengan label lain pada keenam toko yang dimiliki oleh perusahaan

mengalami penurunan. Di tahun 2008 status perusahaan berkembang menjadi

distributor tunggal dari produk Elektronik Samsang untuk area Surabaya,

Mojokerto, Gresik, Sidoarjo, dan Kediri. Permasalahan selanjutnya yang dihadapi

oleh perusahaan dari aktivitas kerjasamanya dengan Samsang adalah bahwa produk-

produk Samsang yang eksklusif ternyata tidak diimbangi dengan pengenalan

merknya oleh masyarakat luas. Di daerah-daerah tempat perusahaan mendirikan

tokonya, merk produk Samsang masih kalah terkenal dengan produk-produk dengan

merk internasional lainnya. Kondisi semacam ini kemudian berdampak pada

penurunan trend penjualan. Karena perusahaan menghadapi persaingan yang ketat,

selama tahun 2010 hingga 2012 dan awal 2014 penjualan tidak mencapai target

kenaikan yang diharapkan sebagaimana diakui oleh Langgeng Santoso sebagai

pemilik perusahaan kepada KAP. Masalah penurunan trend penjualan juga

diperparah dengan kebangkrutan toko yang berlokasi di Mojokerto pada semester

pertama tahun 2014 serta kondisi penurunan penjualan yang tajam yang dialami

oleh toko cabang yang ada di Sidoarjo. Alasan kebangkrutan belum diketahui

dengan jelas, namun Langgeng Santoso yakin bahwa perombakan serta

pengembangan kombinasi manajemen, pembelian, dan penyimpanan yang

dijalankan oleh perusahaan akan mampu mengatasi permasalahan dan kemudian

memberikan keuantungan tersendiri bagi perusahaan. Salah satu solusi yang mulai

dipikirkan oleh Langgeng Santoso adalah dengan adanya suntikan modal,

perusahaan dapat mengombinasikan peningkatan aktivitas pemasaran dan

pengembangan area pemasaran baru ke kota yang secara geografis tidak terlalu jauh

dari gudang yang dimilikinya saat ini dan merupakan kota potensial bagi perusahaan

untuk menambah jumlah konsumennya.

Page 5: Kasus Ujian Tengah Semester Audit Ppak

Untuk aktivitas pemasaran produk Samsang yang dilakukan oleh perusahaan, mulai

awal tahun 2010 perusahaan mempekerjakan enam orang agen penjualan untuk

dijadikan staf pemasaran guna melakukan kunjungan ke toko-toko elektronik lain di

enam kota besar di Jawa Timur selain Surabaya dengan tujuan meningkatkan

frekuensi pemasaran produk elektronik merk Samsang. Dengan aktivitas pemasaran

semacam ini para pengecer lain kemudian dapat memesan barang-barang dari

perusahaan dengan menghubungi kantor pusat perusahaan di Surabaya. Setelah

dilakukan cek kredit, barang pesanan dikirimkan kepada pelanggan dengan syarat

pembayaran 2/10;n/45. Barang-barang dengan kondisi utuh dapat dikembalikan ke

perusahaan dengan jumlah hingga 20% dengan jangka waktu tidak lebih dari 4

bulan. Pada beberapa periode yang lalu, tingkat pengembalian barang dari pengecer

lain menunjukkan angka yang rendah. Aktivitas pemasaran semacam ini pada

awalnya memang mengecewakan, namun mendekati semester ke dua tahun 2014

dan dilanjutkan di tahun 2015 penjualan menunjukkan penigkatan signifikan. Hal ini

berdampak juga terhadap reputasi produk Samsang yang mulai banyak dikenal.

Langgeng Santoso kini tengah melakukan analisis strategi pengembangan area

pemasaran, yaitu dalam hal perencanaan administrasi penjualan dan logistik untuk

pasar geografis baru di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Sistem manajemen persediaan yang dilakukan oleh perusahaan dilakukan dengan

jalan membeli persediaan secara mingguan dari Samsang. Samsang memberikan

persyaratan pembayaran selama 90 hari untuk distributor regional seperti status yang

juga disandang oleh perusahaan. Selain itu Samsang juga menyediakan diskon yang

signifikan untuk setiap pembayaran dari distributornya yang dilakukan dalam jangka

waktu yang dekat dari waktu pembelian. Langgeng Santoso memilih untuk

memaksimalkan fasilitas diskon tersebut dengan tujuan menjaga profit margin yang

tinggi. Dalam rangka memaksimalkan perolehan diskon dari Samsang, untuk

melunasi pembayaran atas pembelian persediaannya, perusahaan mengambil kredit

dari dua bank yang ada di Surabaya, yaitu Bank Mandiri dan Bank BNI, untuk

memenuhi kewajiban pembayaran dengan total Rp. 6.000.000.000,00. Bank

membebankan bunga mengambang (floating rate) untuk pinjaman dengan rata-rata

bunga berkisar antara 5% hingga 9% untuk tahun yang bersangkutan. Kedua bank

Page 6: Kasus Ujian Tengah Semester Audit Ppak

mensyaratkan perusahaan harus menyediakan simpanan di bank sejumlah 5% dari

total kredit yang diterima.

Dana yang digunakan oleh perusahaan untuk membangun bangunan gudang dan

kantor administratif di Surabaya, penyewaan 5 toko, dan pembangungan toko yang

ada di Sidoarjo diperoleh perusahaan dari pinjaman terhadap perusahaan pendanaan

properti lokal yang ada di Surabaya. Setiap peminjaman yang dilakukan dikenakan

bunga tahunan sebesar 7%.

Langgeng Santoso menganggap kinerja dari KAP Umar dan Rekan yang mengaudit

laporan keuangan perusahaan untuk tahun pembukuan 2013 dan 2014 kurang

memuaskan. Beberapa keluhan yang diutarakan oleh Langgeng Santoso terhadap

kinerja dari KAP Umar dan Rekan diantaranya adalah sedikitnya masukan yang

diberikan oleh KAP untuk memperbaiki sistem akuntansi perusahaan, di sisi lain

perusahaan sangat membutuhkan sistem pengendalian yang lebih baik pada proses

akuntansi yang dimilikinya saat ini. Keluhan lain yang juga dialamatkan kepada

KAP Umar dan Rekan adalah tentang penetapan fee audit yang terlalu tinggi.

Besarnya fee tersebut dirasa oleh Langgeng Santoso tidak sebanding dengan jasa

yang diberikan oleh KAP. Permasalahan terakhir (sekaligus menjadi permasalahan

yang paling signifikan) yang dihadapi oleh perusahaan dalam hubungannya dengan

KAP Umar dan Rekan adalah terkait dengan opini audit pada Laporan Keuangan

perusahaan pada tahun pembukuan yang berakhir 31 Desember 2014. KAP Umar

dan Rekan menerbitkan pendapat wajar dengan pengecualian atas laporan keuangan

perusahaan tahun 2014. Pengecualian tersebut dialamatkan pada ketidaksesuaian

pengakuan nilai investasi atas properti toko perusahaan yang ada di Sidoarjo sebesar

Rp. 1.488.000.000 dengan Standar Akuntansi Keuangan. Ketidaksesuaian

pengakuan ini tidak ditanggapi oleh perusahaan, Langgeng Santoso menolak untuk

menuliskan nilai yang dilaporkan untuk properti tersebut. Toko keenam yang

dibangun sendiri oleh perusahaan di Sidoarjo di awal tahun 2005 beberapa tahun ini

menunjukkan trend penurunan yang tajam terhadap penjualan. Salah satu pemicu

kegagalan investasi tersebut disebabkan oleh bencana Lumpur Lapindo yang terjadi

di Sidoarjo. Setelah bencana tersebut, lokasi perdagangan tempat toko perusahaan

beroperasi yang dahulunya menjadi área yang strategis untuk lokasi pemasaran,

setelah tahun 2006 menjadi lokasi yang tidak menarik lagi untuk dijadikan sebagai

Page 7: Kasus Ujian Tengah Semester Audit Ppak

lokasi pemasaran. Hal ini disebabkan oleh semakin sulitnya akses transportasi

menuju área tersebut. Aktivitas dan frekuensi perdagangan di lokasi tersebutpun

mengalami penurunan secara drastis sejak terjadinya bencana Lumpur lapindo yang

menimpa Sidoarjo. Sebagai konsekuensinya, toko milik perusahaan yang ada di

Sidoarjo tidak memiliki arus pelanggan yang cukup setidaknya untuk mendekati

posisi break-even-point. Kegagalan tersebut menurut KAP Umar dan Rekan

membuat kelangsungan usaha toko perusahaan menjadi tidak menentu. KAP Umar

dan Rekan merasa bahwa pelepasan toko tersebut nantinya akan membawa masalah

bagi perusahaan di kemudian hari. Hal ini dikarenakan perusahaan melaporkan aset

properti tersebut atas dasar biaya historis (historical cost), sedangkan KAP Umar

dan Rekan menganggap hal tersebut sebagai kesalahan penyajian yang material di

dalam laporan keuangan dan menghalangi diterbitkannya pendapat wajar tanpa

syarat. Langgeng Santoso merasa terganggu terhadap opini yang dikeluarkan oleh

KAP Umar dan Rekan serta menganggapnya sebagai sesuatu yang menghambat

rencana pengembangan perusahaan untuk menjadi perusahaan terbuka di masa yang

akan datang.

Kepemilikan prusahaan terbagi pada delapan grup investor. Langgeng Santoso

(berusia 46 tahun) memiliki 30% atas saham yang dikeluarkan, sementara ketujuh

pemegang saham berbagi kepemilikan antara 6% hingga 22% atas saham

perusahaan. Walaupun kedelapan investor semuanya tinggal di sekitar Kota

Surabaya, namun hanya Langgeng Santoso yang terlibat di kegiatan operasi bisnis

perusahaan sehari-hari. Langgeng Santoso, dua pemilik perusahaan lain, dan

pengacara lokal yang bukan pemilik menduduki susunan dewan direksi perusahaan.

Ketika organisasi dibentuk, kedelapan pemegang saham semuanya setuju bahwa

audit harus dilakukan secara tahunan oleh KAP yang independen. Hal serupa

menjadi syarat yang harus dipenuhi oleh perusahaan untuk mendapat akses

pendanaan dari bank.

Operasional keenam toko dipercayakan kepada seorang manajer dan seorang asisten

manajer. Operasional setiap gerai didukung oleh tiga hingga enam pegawai

penjualan yang bekerja secara paruh waktu. Inisiatif untuk memberikan sistem

bonus selama 2014 dan 2015 dilakukan Langgeng Santoso untuk lebih memacu

penjualan dan meningkatkan pendapatan. Sistem berjalan dengan cara pemberian

Page 8: Kasus Ujian Tengah Semester Audit Ppak

bonus uang tunai pada setiap manajer dan asisten manajer setiap bulan Januari

berdasarkan laba yang dihasilkan oleh toko mereka pada tahun sebelumnya.

Perhitungan bonus didasarkan atas persentase laba kotor toko dikurangi beban yang

dialokasikan secara langsung.

Saat ini perusahaan tengah dalam proses pembukaan toko baru ketujuhnya di Kota

Madiun dan akan mulai beroperasi pada Desember 2015. Fasilitas baru ini dibangun

Langgeng Santoso melalui dana dari perusahaan yang dibentuknya secara terpisah

dari PT. Maju Makmur. Bangunan yang selesai dibangun nantinya akan disewakan

seterusnya pada PT. Maju Makmur. Langgeng Santoso ingin menghindari setiap

permasalahan akuntansi yang terkait dengan ketidakpastian kesuksesan dari toko

baru yang dibentuknya. Dia juga melakukan pemeriksaan terhadap pembelian tanah

pada setidaknya di empat lokasi yang berbeda di kota Madiun.

Langgeng Santoso menyatakan kepada perwakilan dari KAP Adi Susilo dan Rekan

bahwa yang menjadi tujuan bisnis utama dari perusahaan saat ini adalah

pertumbuhan. Dia menyatakan bahwa hubungan distributor dengan produsen alat

elektronik berkualitas tinggi, Samsang, memberikan kesempatan pertumbuhan yang

tidak terbatas dan ketika hal itu terwujud maka pertumbuhan investasi finansial akan

terjadi di setiap toko perusahaan.

Penawaran publik tengah dipertimbangkan oleh perusahaan untuk mendanai target

pertumbuhan yang diharapkan.

Penambahan peralatan komputer, jaringan internet, serta pengembangan web

perusahaan sebagai sarana penunjang pengembangan sistem informasi dan

penunjang proses bisnis juga menjadi bahan pertimbangan utama bagi perusahaan.

PERTANYAAN DISKUSI DAN LATIHAN

Pertanyaan Diskusi

(1) Mengapa pemilik Perusahaan dan bank yang bersangkutan membutuhkan audit.

tahunan dari KAP yang independen?

(2) Dari uraian diatas terlihat bahwa KAP Adi Susilo dan Rekan tidak memiliki

auditor yang khusus memiliki pemahaman secara mendalam mengenai industri

barang elektronik. Selain itu, KAP juga belum pernah menangani pengauditan

laporan keuangan dari perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan barang

Page 9: Kasus Ujian Tengah Semester Audit Ppak

elektronik. Dari kondisi tersebut menurut anda apakah KAP diperbolehkan

menerima perikatan audit tanpa adanya pertner dan manajer audit yang ahli di

bidang perdagangan barang elektronik? Apakah pengetahuan yang dibutuhkan

untuk mengaudit industri barang elektronik berbeda secara signifikan dengan

audit atas dealer mobil yang sebelumnya juga menjadi klien dari KAP? apakah

auditor memiliki kewajiban untuk mendiskusikan pemahamannya yang kurang

atau rencana yang telah disusun dengan klien pada para ahli di bidang

perdagangan barang elektronik?

(3) Auditor harus menaksir kemungkinan faktor resiko kecurangan. Faktor resiko

kecurangan adalah kejadian atau situasi yang mengindikasikan peningkatan

kemungkinan bahwa kecurangan telah terjadi. Perusahaan baru saja mencipatakn

rencana pemberian bonus. Mengapa insentif yang diambil tersebut menjadi

perhatian tersendiri bagi seorang auditor?

(4) KAP Adi Susilo dan Rekan diminta untuk membantu PT. Maju Makmur dalam

mengembangkan sistem akuntansi perusahaan. Berdasarkan Standar Auditing,

Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku di Indonesia, dan ketentuan lain

yang relevan untuk digunakan, menurut Anda apakah KAP nantinya akan

mengalami permasalahan independensi ketika menangani audit atas laporan

keuangan sekaligus menjadi konsultan terhadap pengembangan sistem akuntansi

PT. Maju Makmur pada periode yang sama? Apakah jawaban Anda nantinya

juga tergantung pada perusahaan tersebut bersifat terbuka atau tidak? Mengapa

demikian?

(5) Setelah melakukan diskusi di KAP, salah satu manajer audit KAP yang juga ikut

dalam diskusi dengan Langgeng Santoso, Rangga Prawiro, ditugaskan untuk

melakukan pengamatan fasilitas toko pusat/ cabang serta bangunan yang

dijadikan sebagai gudang sekaligus pusat kegiatan administrasi Perusahaan. Apa

yang harus diobservasi oleh Rangga Prawiro, dan faktor-faktor apa yang harus

diperhatikan secara khusus dalam kunjungannya tersebut?

(6) Apakah ada alasan tersendiri tentang kemungkinan Perusahaan tidak menjalin

perikatan dengan KAP yang memiliki klien lain dalam industri sejenis (industri

elektronik)?

Page 10: Kasus Ujian Tengah Semester Audit Ppak

Latihan

(1) Pernyataan Standar Auditing tentang Pertimbangan atas Kecurangan dalam

Audit atas Laporan Keuangan menjelaskan bahwa auditor harus

mempertimbangkan apakah dalam suatu informasi mengindikasikan bahwa

terdapat satu atau lebih faktor resiko kecurangan. Dalam hal ini, faktor resiko

kecurangan merupakan masalah potensial atau indikator kecurangan potensial.

Adapun tiga kondisi yang memicu kecurangan (berdasarkan fraud triangle)

antara lain insentif atau tekanan untuk melakukan kecurangan, adanya

kesempatan untuk melakukan kecurangan, dan sikap yang membenarkan

perilaku curang (rasionalisasi). Selanjutnya, berdasarkan hasil diskusi dengan

Langgeng Santoso,

a) Sebutkan faktor resiko apa saja yang mungkin dihadapi KAP saat

menerima perikatan audit! Pastikan anda mendiskusikan seluruh item

yang membutuhkan perhatian khusus selama audit.

b) Bagaimana auditor harus melakukan tindakan lanjutan untuk setiap

masalah potensial pada setiap faktor resiko kecurangan jika perikatan

diterima!

(2) Berdasarkan atas diskusi pada kasus ini, mengapa opini yang disajikan oleh

KAP Umar dan Rekan berbeda dari laporan audit standar (wajar tanpa syarat)?

(3) Perusahaan tengah mempertimbangkan penawaran saham pada publik untuk

mendanai rencana pengembangan perusahaan. Apa hubungan antara penjualan

saham ke publik dengan persyaratan pelaporan keuangan Perusahaan dan

Laporan Auditor Independen atas Laporan Keuangan Perusahaan?

(4) Jelaskan mengapa penerimaan klien yang merupakan perusahaan publik akan

memberikan dampak pada KAP! Bagaimana dampak keputusan Langgeng

Santoso untuk menawarkan saham ke publik dapat mempengaruhi keputusan

KAP Adi Susilo dan Rekan dalam menerima atau tidak perikatan audit dengan

PT. Maju Makmur?