kasus panti kedoya
DESCRIPTION
jiwaTRANSCRIPT
LAPORAN JAGA STASE PSIKIATRIPERIODE JULI 2013 – AGUSTUS 2013
Nama Pasien : Tn. S
Masuk Panti tanggal :
Rujukan/Datang sendiri/Keluarga : dibawa oleh satpol PP
Riwayat Perawatan : -
=====================================================================IDENTITAS PASIEN
====================================================================
Nama : Tn. S
Tempat & tanggal lahir : tahun 1959
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku bangsa : Sunda
Agama : Kristen
Pendidikan : SMP kelas 2
Pekerjaan : Tukang tambal ban
Status Perkawinan : Sudah Menikah
Alamat : Jl. Palmerah Jakarta barat
=====================================================================RIWAYAT PSIKIATRIK
====================================================================
Autoanamnesis : Selasa 26 September 2013, Jam 14.00 WIB.
A. Keluhan Utama :
Pasien tiduran dijalan dan ditangkap oleh satpol PP lalu dibawa ke Panti kedoya
B. Riwayat Gangguan Sekarang :
Pasien ditangkap oleh satpol PP ketika sedang tiduran dijalan daerah Palmerah. Pasien
mengatakan sudah lebih 10 tahun tidak tinggal dirumah lagi karna diusir oleh isteri. Waktu
tahun 1982 anaknya yang bernama kiki meninggal dunia karna sakit. Anaknya mempunyai
riwayat menggunakan narkoba sehingga tulang rusuk kananya bolong. Kemudiaan saat dibawa
ke rumah sakit hari sabtu si anak menolak tapi ibunya tetap memaksa untuk dibawa ke rumah
sakit. Pasien sudah melarang isterinya tapi tetap tidak dihiraukan oleh isterinya. Saat pulang
dari rumah sakit kiki mengamuk. Lalu beberapa hari kemudian kiki meninggal. Pasien
mengatakan sangat terpukul karna kematian kiki anak kesayanganya. Pasien sempat tidak mau
makan beberapa hari dan tidak melakukan kegiatan apapun. Istrinya memarahinya dan dia
tetap tidak peduli sehingga istrinya mengusirnya.
Saat sedang tidur di pinggir jalan, pasien merasa ada yang mebangunkanya. Saat ia terbangun
ia melihat anaknya kiki yang sudah meninggal mengatakn “pak jangan tidur disini,pulang pak,
jangan tidur disini, pulang ke rumah pak” lalu pasien menjawab “mau pulang kemana ki, kan
km tau mama gak mau menerima bapak lagi”. Pasien mengatakan kalau melihat anaknya ini
menggunakan baju putih dan tidak berapa lama sosoknya menghilang.
Selama dipanti pasien mengatakan bahwa beberapa kali didatangi kiki anaknya yang
mebangunkanya saat tertidur dan mengatakan “pak bangun pak, pulang pak jangan tidur
disini”. Lalu pasien menjawab “pulang kemana ki, kan kamu tau mama sudah enggak mau
menerima bapak lagi”. Pasien mengatakan hanya dia yang bisa melihat kiki dan orang lain
penghuni panti tidak ada yang bisa melihat kiki anaknya
1
Pasien datang ke Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan dengan diantar oleh keluarganya (Ayah,
ibu dan kakaknya). Menurut pengakuan ibu pasien, pasien baru saja diketemukan di panti
sosial didaerah Cipayung. Beberapa hari setelah pasien keluar dari rumah sakit, pasien dan
ayahnya pergi ke PUSKESMAS untuk minta rujukan, namun pasien tiba-tiba pergi dan
menghilang.
Dua bulan yang lalu, pasien pernah dirawat di RSJH dengan keluhan, pasien dapat mendengar
bisikan-bisikan, bisikan tersebut membuat pasien berfikir bahwa hidupnya sudah tidak
berguna. Lalu, pasien juga merasa takut untuk mengangkat telpon, tiba-tiba marah dan merusak
perabot rumah. Pasien juga sering mengajak ribut tetangganya. Gejala seperti ini muncul sudah
± 2 tahun setelah pasien di PHK oleh tempatnya bekerja dan diputusi oleh pacarnya.
Pasca rawat 2 bulan lalu, kondisi pasien membaik, namun pasien lebih sering diam, terkadang
juga sering berbicara sendiri.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat gangguan psikiatrik
Pasien pernah dirawat di RSJH 2 bulan yang lalu (Mei 2013)
2. Riwayat gangguan medik
Hipertensi (-), Diabetes Melitus (-), Kecelakaan (-), operasi sebelumnya (-)
3. Riwayat penggunaan zat psikoaktif
-
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat perkembangan fisik :
Pasien dapat mengingat ibu dan ayahnya.
2. Riwayat perkembangan kepribadian
2
a) Masa kanak-kanak:
Menurut Ibu pasien, kemampuan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan
lingkungan sekitar baik.Pasien sering bermain dengan teman-teman yang lain dan adik-
adiknya.
b) Masa remaja:
Pasiendapat komunikasi dan hubungan dengan orangtua dan saudara kandung yang lain
baik.Pasien juga punya banyak teman saat remaja.
c) Masa dewasa:
Pasien memiliki sifat tertutup, jarang bercerita kepada kedua orang tuanya, namun
hubungannya dengan keluarga tetap baik.
3. Riwayat pendidikan
Pasien sekolah dari SD – SLTA tanpa gangguan dan lancar.
4. Riwayat pekerjaan
Pasienpernah bekerja namun terkena PHK pada tahun 2011
5. Kehidupan beragama
Pasien beragama Kristen, setiap minggu pasien bersama keluarga ke Gereja.
6. Kehidupan sosial dan perkawinan
Pasien belum menikah dan tidak mempunyai pacar.
E. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak ke-2 dari 3orang bersaudara. Hubungan pasien dengan keluarga baik-
baik saja.
3
Pohon Keluarga :
Laki-laki perempuan pasien
F. Status Kehidupan Sosial Sekarang
Pasien tinggal bersama keluarganya, ayah, ibu dan kedua adiknya
=====================================================================STATUS MENTAL
====================================================================
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
4
Pasien, laki-laki usia 25 tahun, berpenampilan dan kebersihan diri baik, kulit sowo matang,
rambut pendek. Pasien bersikap tidak kooperatif. Saat wawancara, pasien mengenakan kaos
lengan pendek garis-garisdan celana panjang, serta memakai sendal.
2. Kesadaran
Kesadaran sensorium/neurologik : compos mentis
Kesadaran psikiatrik : tidakterganggu
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Sebelum wawancara :
Wawancara dilakukan secara alloanamnesis karena pasien tidak kooperatif, hanya diam
saat ditanya, walau kadang pasien menjawab dengan suara sangat pelan dan agak lama.
Selama wawancara :
----
Sesudah wawancara :
----
4. Sikap terhadap pemeriksa
Tidak kooperatif dan tertutup
5. Pembicaraan :
Cara berbicara : lamban, volume suara pelan sekali
Gangguan berbicara : artikulasi kurang jelas.
B. Alam Perasaan (Emosional)
1. Suasana perasaan (mood) : Hipotimia
2. Afek ekspresi afektif
a. Arus : Tidak terputus putus
5
b. Stabilisasi : Stabil
c. Kedalaman : normal
d. Skala diferensiasi : normal
e. Keserasian : Serasi
f. Pengendalian impuls : Cukup
g. Ekspresi : Tidak ada
h. Dramatisasi : Tidak ada
i. Empati : dapat dirasakan
C. Gangguan Persepsi
Halusinasi
Halusinasi auditorik : Pasien sering mendengar bisik – bisikan yang
membuat pasien merasa hidupnya tidak penting.
Halusinasi visual : Tidak ada
Olfaktorik : tidak ada
Taktil : tidak ada
Gustatorik : tidak ada
Ilusi :tidak ada
Depersonalisasi : tidak ada
Derealisasi : tidak ada
.
D. Sensorium dan Kognitif (Fungsi Intelektual)
1. Taraf pendidikan : hanya sampai SLTA
2. Pengetahuan umum : ----
3. Kecerdasan : ----
4. Konsentrasi : Cukup
5. Orientasi
6
a. Waktu : ----
b. Tempat : ----
c. Orang : ----
d. Situasi : ----
6. Daya ingat :
a. Tingkat :
Jangka panjang : Pasien tidak ingat nama orang tua tapi dapat mengenali
orang tuanya.
Jangka pendek :Pasien tidakingatkerumah sakit naik apa
Segera :Pasien tidak bisa mengulang objek yang telah disebutkan
b. Gangguan : gangguan memori
7. Pikiran abstraktif : Data tidak didapatkan, pasien hanya diam.
8. Visuospasial : Data tidak didapatkan (pasien tidak mau menggambarkan bentuk)
9. Bakat kreatif : Data tidak didapatkan
10. Kemampuan menolong diri sendiri : baik (pasien tidak dapat mengurus diri sendiri)
E. Proses Pikir
1. Arus pikir :
Produktifitas : kurang baik
Kontinuitas : baik
Hendaya bahasa : tidak ada
2. Isi pikir :
Preokupasi : tidak ada
Waham
- Waham bizzare : tidak ada
- Waham kejar : tidak ada
- Waham kebesaran : tidak ada
7
- Waham dikendalikan :tidak ada
Obsesi : tidak ada
Fobia : tidak ada
Gagasan rujukan : tidak ada
Gagasan pengaruh: tidak ada
F. Pengendalian Impuls
Baik, selama wawancara pasien bersikap tenang dan tidak menunjukkan gejala yang agresif
G. Daya Nilai
1. Daya nilai sosial : ----
2. Uji daya nilai : ----
3. Daya nilai reabilitas :----
H. Tilikan
Derajat 1: penyangkalan total terhadap penyakitnya
I. Reliabilitas
Kurang dapat dipercayai
=====================================================================PEMERIKSAAN FISIK
====================================================================
A. Status Internus
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Tensi : 131/80mmHg
4. Nadi : 96x/menit
5. Suhu badan : 37.1˚C
8
6. Frekuensi pernapasan : 20x/menit
7. Bentuk tubuh : piknikus
8. Sistem kardiovaskular : S1-S2 reguler, murmur - , gallop -
9. Sistem respiratorius : Suara napas Vesikuler, Ronki -/- , Wheezing -/-
10. Sistem gastro-intestinal : Bising usus positif, nyeri tekan kuadran kiri bawah positif
11. Sistem musculo-sceletal : data tidak didapatkan
12. Sistem urogenital : data tidak didapatkan
B. Status Neurologikus
1. Saraf kranial : tidak dilakukan
2. Gejala rangsang meningeal : tidak dilakukan
3. Mata : Conjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-
4. Pupil : Isokor
5. Opthalmoscopy : tidak dilakukan
6. Motorik : lengan 5+/5+, tungkai 5+/5+
7. Sensibilitas : +/+
8. Sistem saraf vegetatif : tidak dilakukan
9. Fungsi luhur : tidak dilakukan
10. Gangguan khusus : tidak ada
=====================================================================IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
====================================================================
Seorang pasien laki-laki berusia 25 tahun, belum menikah dan tidak bekerja, pendidikan terakhir
SLTA.Dihantar oleh keluarga ke Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan.Saat wawancara pasien
tidak memberikan kerjasama yang baik, pasien lebih banyak diam, dan jika menjawab suaranya
sangat kecil, hampir tidak terdengar.
9
Pasien terdapat riwayat dirawat 2 bulan yang lalu. Beberapa hari sesudah pasien keluar dari rumah
sakit, keluarga pasien kehilangan pasien saat pasien dibawa ke PUSKESMAS. Pasien ditemukan
di Panti Sosial daerah Cipayung.
Sudah ± 2 tahun pasien terdapat Halusinasi auditorik, menaruh rasa curiga pada orang sekitar dan
sering berbicara sendiri. Pasien juga pernah mengajak ribut tetangganya.Memori
pasienterganggu.Pikiran abstraktif juga mengalami gangguan.Kemampuan menolong diri sendiri
cukup baik terlihat dari penampilan diri pasien yang terurus.
=====================================================================FORMULASI DIAGNOSTIK PASIEN
====================================================================
Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini:
10
AKSIS I
i. Termasuk gangguan jiwa karena adanyahendaya dan disfungsi disertai gejala kejiwaan
berupa:
Halusinasi auditorik
ii. Gangguan ini sebagai Gangguan Mental Non Organik (GMNO) karena tidak adanya:
Gangguan kesadaran
Gangguan defisit kognitif
Faktor organik spesifik
iii. GMNO ini termasuk psikosis karena adanya gejala psikosis berupa:
Halusinasi auditorik
Menurut PPDGJ III, GMNO psikosis ini termasuk skizofrenia karena memenuhi kriteria
skizofrenia seperti:
Minimal 1 gejala khas dari kelompok 1 yang jelas atau 2 gejala yang kurang
jelas :ekspresi datar, bicara jarang,halusinasi auditorik dan penarikan diri dari pergaulan
sosial, .
Gejala berlangsung terus menerus paling sedikit 1 bulan.
Tidak disebabkan oleh penyakit otak dan atau intoksikasi atau putus zat
Skizofrenia ini termasuk skizofrenia paranoid karena memenuhi kriteria diagnostik sebagai
berikut:
Memenuhi kriteria skizofrenia
Adanya halusinasi auditorik
Gejala gangguan afektif dan katatonik tidak menonjol.
Tidak ada gangguan kepribadian dan tidak ada retardasi mental.
11
AKSIS II
Tidak ada kelainan fisik dan cacat bawaan yang ditemukan.
Masalah dengan keluarga (merasa kurang diperhatikan), dan masalah tidak memiliki teman di
ruangan
Global Assessment of Function (GAF) Scale
40-31: beberapa gangguan dalam uji realitas atau komunikasi, atau gangguan mayor dalam
hubungan keluarga, daya nilai, berpikir, atau mood.
=====================================================================EVALUASI MULTIAKSIAL
====================================================================
AKSIS I : F 20.0 Skizofrenia Paranoid
AKSIS II : Tidak ada diagnosis aksis II
AKSIS III : Tidak ada diagnosis aksis III
AKSIS IV : Masalah dengan “primary support group”(keluarga) dan tidak
punya teman di ruangan
AKSIS V : Global Assessment of Function (GAF) Scale = 40-31
=====================================================================PROGNOSIS
====================================================================
Prognosis ad vitam : dubia ad bonam
12
AKSIS III
AKSIS IV
AKSIS V
Prognosis ad sanationam : ad bonam Prognosis ad fungsionam : dubia ad malam
=====================================================================DAFTAR PROBLEM
====================================================================
Organobiologik : Tidak ada
Psikologi/psikiatrik: halusinasi auditorik
Sosial/keluarga : Hubungan sosial dengan keluarga dan lingkungan baik
=====================================================================TERAPI
====================================================================
Terapi Farmakologis
Risperidon Efek terapi : merupakan obat antipsikosis untuk gejala negatif (menarik diri,pasien suka menyendiri) dan gejala positif( waham,halusinasi, bicara kacau)
Dosis : diberikan sesuai dosis anti psikosis yaitu 2x1mg Efek samping:
Secara umum risperidon dapat ditoleransi dengan baik. Beberapa efek samping yang dilaporkan adalah :1. Insomnia2. Agitasi3. Ansietas4. Somnolen5. Mual, Muntah6. Peningkatan berat badan7. Hiperprolaktinemia dan8. Reaksi ekstrapiramidal. Namun lebih ringan dibanding yang tipikal.
Triheksilphenidil Efek terapi :Diberikan Triheksilphenidil untuk mencegah efek samping dari obat anti-psikosisnya (seperti Parkinson, akathisia, diskinesia). Antikolinergik, mencegah munculnya efek samping extrapiramidal akibat pemakaian anti psikosis high potensial
Dosis : Diberikan 2x2mg
Intervensi Psikososial
13
Terapi ini diberikan kepada pasien apabila kondisi pasien tenang dan cukup kooperatif untuk
berkomunikasi.
Antara bentuk terapi yang dijalankan adalah seperti berikut:
a. Psikoterapi suportif
Psikoterapi ini dapat dilakukan dalam bentuk bimbingan serta terapi kelompok seperti
groupingdan morning meeting. Pendekatan lain yang bisa dilakukan adalah dengan cara:
Ventilasi : pasien diberikan kesempatan untuk meluahkan isi hatinya.
Sugesti :menanamkan kepada pasien bahwa gejala-gejala gangguannya akan hilang.
Reassurance: meyakinkan kembali kemampuan pasien bahwa dia sanggup mengatasi
masalahnya.
Bimbingan : memberikan bimbingan yang praktis yang berhubungan dengan
masalah kesehatan jiwa pasien agar pasien lebih bersemangat mengatasinya.
b. Psikoterapi edukatif
Memberikan informasi kepada pasien dan edukasi mengenai penyakit yang
dideritanya, gejala-gejala, dampak, pengobatan, komplikasi, prognosis, dan risiko
kekambuhan agar pasien tetap taat meminum obat dan segera datang ke dokter bila
timbul gejala serupa di kemudian hari.
Memotivasi pasien untuk berobat teratur
Menasihati pasien supaya lebih banyak mendekati lingkungan secara perlahan-lahan
Memberikan terapi suportif yang telah dilakukan dengan tujuan untuk memberikan
dorongan, motivasi, dan memperkuatkan pertahanan diri pasien. Melalui terapi ini
diharapkan pasien dapat menemukan kembali rasa percaya diri dan memperkuatkan
pertahanan diri terhadap masalah-masalah yang dihadapi.
Memberi edukasi untuk membantu pasien agar dapat mengerti keadaan yang sekarang
dan mengatasi permasalahan yang ada dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Bila dapat menghubungi keluarga, dilakukan edukasi t erhadap Keluarga
14
Melakukan konseling keluarga. Dimana dalam keluarga diberi pemahaman bahwa
pasien masih tetap membutuhkan dukungan dari pihak keluarga agar penyembuhan
pasien lebih cepat.
Edukasi kepada keluarga tentang pentingnya dukungan keluarga dan pentingnya
rutinitas minum obat dalam proses kesembuhan pasien.
Terapi Kelompok
Terapi kelompok berfokus pada rencana, masalah, dan hubungan dalam kehidupan nyata.
Kelompok dapat berorientasi perilaku, psikodinamis, atau berorientasi tilikan atau suportif.
Terapi kelompok efektif untuk mengurangi isolasi sosial, meningkatkan rasa keterikatan,
serta memperbaiki kemampuan uji realitas untuk pasien.
Sosioterapi
Memberi kesempatan kepada pasien untuk berinteraksi sosial dalam kegiatan di dalam panti
seperti memberi pekerjaan yang kecil kepada pasien supaya pasien dapat bertanggungjawab
dengan pekerjaan yang diberikan atau kegiatan keagamaan sesuai kepercayaan yang dianut.
15