studi kasus pada pasien struma - repository stikes panti
TRANSCRIPT
STUDI KASUS PADA PASIEN STRUMA MULTINODOSA NON TOXIC POST
OP TIROIDEKTOMI DENGAN MASALAH NYERI AKUT
DI RUMAH SAKIT L MALANG
Yanik Indah M, Wisoedhanie WA, S.KM., M.Kes, Emy S, Ners.S.Kep., M.Kes Prodi D III Keperawatan STIKes Panti Waluya Malang
E-mail: [email protected]
ABSTRAK. Struma Multinodosa Non Toxic adalah pembesaran kelenjar tiroid yang disebabkan oleh defisiensi yodium, tidak disertai adanya hipotiroid dan hipertiroidisme. Tujuan dari penelitian adalah untuk memberikan asuhan keperawatan pada pasien struma multinodosa non toxic post op tiroidektomi dengan masalah nyeri akut di Rumah Sakit L Malang. Desain Penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus yang dilaksanakan pada 07 Agustus - 08 Agustus 2020. Pada pasien terjadi masalah nyeri akut setelah post op tiroidektomi. Tindakan asuhan keperawatan dilakukan selama 2 hari sesuai kriteria hasil yang telah ditetapkan. Berdasarkan penelitian pada pengkajian pasien mengalami nyeri akut post op tiroidektomi, nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri hilang timbul antara 10 – 15 menit, skala nyeri 5, nyeri semakin bertambah saat memiringkan badan ke kanan dan ke kiri. Pada hari ke dua didapatkan hasil masalah teratasi dengan 10 kriteria hasil yang tercapai. Pasien tampak melakukan relaksasi nafas dalam ketika nyeri itu muncul, oleh karena itu dalam memberikan tindakan asuhan keperawatan diharapkan dengan menerapkan relaksasi nafas dalam untuk mengatasi masalah nyeri akut.
Kata kunci: Struma Multinodosa, Tiroidektomi, Nyeri akut
ABSTRACT. Non Toxic Multinodose Struma is an enlargement of the thyroid gland caused by iodine deficiency, not accompanied by hypothyroidism and hyperthyroidism. The purpose of the study was to provide nursing care to non toxic post op thyroidectomy multinodose struma patients with acute pain problems at L Malang Hospital. Research Design used is a method of case study conducted on 07 August - 08 August 2020. In patients there is acute pain problems after post op thyroidectomy. Nursing care is carried out for 2 days according to the criteria of the results that have been set. Based on research on the study of patients experiencing acute post op thyroidectomy pain, pain such as punctured, pain loss arising between 10 - 15 minutes, pain scale 5, pain increased when tilting the body to the right and to the left. On the second day, the problem results are resolved with 10 criteria of results achieved. . The patient appears to relax the deep breath when the pain appears, therefore in providing the expected nursing care action by applying deep breath relaxation to address the problem of acute pain.
Keywords: Struma Multinodosa, Thyroidectomy, Acute pain
Pendahuluan
Kelenjar Tiroid adalah kelenjar
endokrin yang terletak di bagian bawah
depan leher yang memproduksi
hormon tiroid dan hormon
kalcitonin,melekat pada tulang sebelah
kanan trakea dan melekat pada dinding
laring. (Cabanillas et al, 2016)
Badan Kesehatan Dunia (WHO,
2012) memperkirakan sekitar 750 juta
penduduk dunia mengalami gangguan
tiroid. Dan Menurut survey IMS
Health (2015) Indonesia menduduki
peringkat tertinggi di Asia Tenggara
dalam gangguan tiroid yakni 1,7 juta
jiwa. Saat ini tiroid menempati urutan
kedua daftar penyakit endokrin setelah
diabetes, sebesar 10%–20%. Masalah
penyakit tiroid sering terjadi di
berbagai negara, sebanyak 50% dari
komunitas memiliki nodul
mikroskopis 3,5 % papillary
carcinoma, 15% goiter yang teraba,
10% menggambarkan abnormalitas
level TSH, dan 5% wanita mengalami
hipotiroid atau hipertiroid (Perkeni,
2013), Prevalensi defisiensi iodium
sebagai penyebab Gangguan Akibat
Kurang Iodium (GAKI) pada anak di
Indonesia meningkat dari 12,90% di
tahun 2007 menjadi 14,90% di tahun
2013. GAKI yang paling umum terjadi
di berbagai usia adalah struma.
Fenomena yang penulis dapatkan di
kala praktek di Rumah Sakit L Kota
Malang pada tahun 2019 sebanyak 43
pasien struma post op tiroidektomi
(Data Rekam Medik Rumah Sakit L
Kota Malang, 2019), serta didapati
pengalaman selama menjalani praktek
klinik di ruang bedah Rumah Sakit L
Kota Malang, penulis melihat 4 pasien
yang dirawat dengan post op
tiroidektomi, satu diantaranya yaitu
pada Ny.B usia 37 th. Setelah
menjalani post op tiroidektomi pasien
mengeluh nyeri pada luka post op,
nyeri seperti di iris-iris dengan skala
nyeri 6, timbul pada saat merubah
posisi dari tidur ke duduk,
memiringkan badan ke kanan, ke kiri
dan pasien tampak meringis kesakitan.
Pasien Tiroidektomi biasanya
merasakan nyeri akut post op, keluhan
nyeri merupakan pengalaman sensorik
atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau
fungsional dengan onset mendadak
atau lambat dan berintensitas ringan
hingga berat yang berlangsung kurang
dari tiga bulan yang disebabkan oleh
agen pencedera fisiologis,kimiawi dan
fisik terkait oleh kondisi pembedahan,
cedera traumatis, infeksi, sindrom
coroner akut dan glaucoma
(SDKI,2016).
Berdasarkan masalah tersebut, maka
penulis tertarik untuk melakukan studi
kasus tentang pasien Struma
Multinodosa Non Toxic Post op
Tiroidektomi dengan masalah nyeri
akut di Rumah Sakit L Malang.
Metode Penelitian
Desain yang digunakan penulis dalam
penelitian ini adalah studi kasus, yang
dibatasi pada asuhan keperawatan
pasien Struma Multinodosa Non Toxic
Post Op Tiroidektomi dengan Masalah
Nyeri Akut dengan karakteristik mayor
sebagai berikut:
Pasien mengeluh nyeri, Pasien tampak
meringis, Bersikap protektf, Gelisah,
Sulit tidur, dan minimal 1 gejala minor
yaitu tekanan darah meningkat, Nafsu
makan berubah, Berfokus pada diri
sendiri, menarik diri.
Partisipan dalam penelitian adalah
pasien struma multinodosa non toxic
yang telah menjalani post op
tiroidektomi dengan masalah nyeri
akut yang di rawat di Rumah Sakit L
Malang, Pasien yang menunjukkan
tanda dan gejala nyeri akut yaitu
dengan keluhan nyeri, pasien tampak
meringis kesakitan, bersikap protektif
dan tampak gelisah.
Penelitian dilaksanakan di ruang bedah
Rumah Sakit L Malang, pada bulan
Agustus 2020. Dengan teknik
Pengumpulan data, dicantumkan etika
penyusunan studi kasus terdiri dari
Informed consent , Anonymity (tanpa
nama), Confidientially (Kerahasiaan)
Hasil
Pada studi kasus ini didapatkan hasil
sebagai berikut.
1. Pengkajian
Pada pasien didapatkan data bahwa
pasien didiagnosa medis struma
multinodosa non toxic dilakukan
operasi dengan tindakan tiroidektomi.
Pasien mengatakan terdapat benjolan
di leher bagian depan berangsur-angsur
membesar sejak 6 tahun yang lalu,
karena takut jika pergi ke dokter, nanti
di suruh operasi, sehingga pasien
membiarkan benjolan dileher nya
tanpa pengobatan, Pasien mengatakan
juga tidak pernah melakukan
pemeriksaan darah untuk mengetahui
hormon tiroidnya, karena takut di
suntik, mulai bulan januari 2020 pasien
merasa lehernya terasa makin berat,
dan semakin tidak percaya diri dengan
benjolan di leher yang makin
membesar, sehingga pasien
memberanikan diri untuk
memeriksakan benjolan di lehernya. 3
jam setelah dilakukan operasi pasien
mengatakan nyeri pada luka
operasinya, nyeri seperti di tusuk-tusuk
, nyeri hilang timbul antara 10-15
menit, nyeri dengan skla 5, nyeri
semakin bertambah saat memiringkan
badan ke kanan dan ke kiri.
2. Diagnosis Keperawatan
Dari hasil pengkajian, dapat
ditegakkan diagnosis keperawatan
yaitu nyeri akut berhubungan dengan
agen pencedera fisik, terputusnya
kontiunitas jaringan saraf dan
pembuluh darah yang ditandai dengan
pasien tampak meringis kesakitan
3. Rencana Keperawatan
Pada pasien telah ditetapkan rencana
keperawatan sesuai dengan tinjauan
pustaka mengidentifikasi
lokasi:karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri, identifikasi
skala nyeri, identifikasi respons nyeri
non verbal, identifikasi faktor yang
memperberat dan memperingan nyeri,
identifikasi pengetahuan dan
keyakinan tentang nyeri, identifikasi
pengaruh budaya terhadap respon
nyeri, Identifikasi pengaruh nyeri pada
kualitas hidup, monitor keberhasilan
terapi komplementer yang diberikan,
monitor efek samping penggunaan
analgesik, kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri ( misal suhu
ruangan pencahayaan, kebisingan ),
fasilitasi istirahat dan tidur,
pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri, jelaskan penyebab, periode dan
pemicu nyeri, jelaskan strategi
meredakan nyeri, anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu.
4. Implementasi Keperawatan
Pada pasien telah dilakukan
implementasi sesuai rencana
keperawatan yang telah ditetapkan.
5. Evaluasi Keperawatan
Pada pasien Struma multinodosa Non
Toxic Post Op Tiroidektomi dengan
Masalah Nyeri Akut di Rumah Sakit L
Malang. Pasien dilakukan pengkajian
sampai dengan hasil evaluasi selama 2
hari sesuai dengan kriteria hasil yang
sudah di tetapkan, didapatkan hasil
masalah teratasi untuk nyeri akut. Hal
ini ditandai dengan pasien tidak
meringis kesakitan, skala nyeri 0.
Pembahasan
1. Pengkajian
Pasien mengalami struma multinodosa
non toxic. Pemeriksaan darah, hasil
menunjukkan kadar TSH dalam batas
normal. Keluhan utama pasien saat
dilakukan pengkajian adalah nyeri
pada luka operasi tiroidektomi, nyeri
dengan skala 5, nyeri seperti di tusuk-
tusuk, hilang timbul selama 10-15
menit dan nyeri bertambah saat di
pakai memiringkan badan ke kanan
dan ke kiri. Hal tersebut sesuai teori
sjamsuhidayat (2014) definisi struma
multinodosa non toxic adalah
pembesaran kelenjar tiroid yang
disebabkan oleh defisiensi yodium,
tidak disertai adanya hipotiroid dan
hipertiroidisme.
Pengukuran nyeri dengan
menggunakan skala numeric yaitu
pasien menilai nyeri dengan skala 0
sampai 10, angka 0 diartikan tidak
merasa nyeri, angka 10 diartikan nyeri
yang paling berat yang pernah
dirasakan sesuai teori Prasetyo (2015)
2. Diagnosis Keperawatan
Pada pasien ditegakkan diagnosis
keperawatan nyeri akut berhubungan
dengan agen pencedera fisik,
terputusnya kontiunitas jaringan saraf
dan pembuluh darah yang ditandai
dengan pasien tampak meringis
kesakitan. Hal ini sesuai dengan
Asosiasi Internasional untuk penelitian
nyeri mendefinisikan nyeri sebagai
suatu sensori subjektif dan pengalaman
emosional yang tidak menyenangkan
berkaitan dengan kerusakan jaringan
yang aktual atau potensial atau yang
dirasakan dalam kejadian dimana
terjadi kerusakan.
3. Rencana Keperawatan
Pada pasien yaitu mengidentifikasi
lokasi:karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri, identifikasi
skala nyeri, identifikasi respons nyeri
non verbal, identifikasi faktor yang
memperberat dan memperingan nyeri,
identifikasi pengetahuan dan
keyakinan tentang nyeri, identifikasi
pengaruh budaya terhadap respon
nyeri, Identifikasi pengaruh nyeri pada
kualitas hidup, monitor keberhasilan
terapi komplementer yang diberikan,
monitor efek samping penggunaan
analgesik, kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri ( misal suhu
ruangan pencahayaan, kebisingan ),
fasilitasi istirahat dan tidur,
pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri, jelaskan penyebab, periode dan
pemicu nyeri, jelaskan strategi
meredakan nyeri, anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu.
Hal tersebut sesuai teori menurut Tim
POKJA SIKI DPP PPNI (2017) yaitu
dengan manajement nyeri yang efektif
dengan pengkajian karakteristik nyeri
dengan istilah PQRST yaitu
Provokatif, Quality, Rgional, Skala dan
Timing menurut Andarmoyo (2013).
4. Implementasi Keperawatan
Pada pasien dari 17 rencana
keperawatan, 10 rencana keperawatan
yang telah dilakukan implementasi
keperawatan kepada pasien. Hal
tersebut sesuai dengan teori Dermawan
(2012) implementasi keperawatan akan
sukses sesuai dengan rencana jika
perawat mempunyai kemampuan
kognitif, kemampuan hubungan
interpersonal, dan ketrampilan dalam
melakukan tindakan yang berpusat
pada kebutuhan pasien
5. Evaluasi Keperawatan
Pasien dilakukan pengkajian sampai
dengan hasil evaluasi selama 2 hari
sesuai dengan kriteria hasil yang telah
ditetapkan, didapatkan hasil masalah
teratasi untuk masalah nyeri akut yang
ditandai dengan nyeri skala 0.
Kesimpulan
Peneliti telah melakukan asuhan
keperawatan pada pasien struma
multinodosa non toxic post op
tiroidektomi dengan masalah nyeri
akut di Rumah Sakit L Malang. Pasien
dilakukan pengkajian selama 2 hari,
sesuai dengan kriteria hasil yang telah
ditetapkan, didapatkan hasil masalah
teratasi untuk penanganan nyeri akut.
Hal ini ditandai dengan pasien tidak
meringis kesakitan, pasien tampak
tenang, skala nyeri 0.
Daftar Pustaka
Andarmoyo, S. (2013). Konsep & Proses Keperawatan Nyeri.
Cabanillas. (2016 : 30172-6). Thyroid cancer. Lancet.
Carpenito-moyet, L. j. (2012). Buku saku diagnosis keperawatan, edisi 13. Buku kedokteran EGC.
Dermawan, D. (2012). Proses keperawatan penerapan konsep & kerangka kerja. Gosyen Publishing.
Deswani. (2011). Proses Keperawatan dan berpikir kritis. Jakarta: Salemba Medika.
PERKENI. (2013). Petunjuk Praktis Pengelolaan Nodul Tiroid.
PPNI, T. P. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, T. P. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
Prasetyo, S. n. (2015). Konsep dan proses keperawatan nyeri. Graha ilmu.
Setiawan, I. G. & Damayanti, N. L. (2012). Endemik Goiter. Journal Goiter.
WHO. (2012). Rational use of medicines. www.who.int/medicines/areas/rational.