kasus materi 3 sdm

2
Dishub Siap Uji Coba Mesin Parkir Surabaya – Studi banding Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya ke Jakarta tentang pengelolaan parkir membuahkan hasil. Tahun depan mereka menjadwalkan uji coba mesin parkir meter di sejumlah titik yang disiapkan. Selain mengurangi pungutan liar, fasilitas itu diharapkan mampu mendongkrak pendapatan retribusi parkir. Kepala UPTD Parkir Surabaya Timur Tranggono Wahyu Wibowo menjelaskan, pengadaan mesin parkir meter akan dilakukan pihak ketiga. Mereka pula yang memiliki wewenang untuk melakukan kerja sama dengan bank berkaitan dengan kartu pembayaran. Sedangkan dishub mengurusi manajemen dan regulasi mengenai keberadaan parkir meter itu. ”Harga mesin yang didatangkan dari Swedia itu sekitar Rp 200 juta. Dishub tidak ada anggaran untuk menyediakan mesin tersebut,” bebernya. Jika sistem sudah berjalan, akan ada bagi hasil 30 persen untuk dishub dan 70 persen untuk pihak ketiga. Tranggono menjelaskan, 70 persen itu termasuk di dalamnya gaji untuk para jukir. Dia mencontohkan mesin parkir di Jalan Sabang, Jakarta Pusat. Sebelum ada parkir meter, pemkot hanya mendapatkan pendapatan Rp 500 ribu. Tetapi, setelah adanya mesin itu, pendapatan meningkat jadi Rp 3,6 juta. ”Tidak akan ada lagi PAD yang bocor karena ulah jukir. Karena tidak ada aliran uang melalui jukir,” tegasnya. Ke depan mesin tersebut diletakkan di kawasan parkir tepi jalan umum (TJU). Pengguna parkir bisa memilih untuk memanfaatkan smart card yang berisi saldo minimal Rp 20 ribu. ”Bentuknya seperti smart card yang sudah ada di pasaran. Nanti dipikirkan agar bisa menggunakan kartu debit untuk pembayaran,” tuturnya.

Upload: niezza-kilingmeinstreet

Post on 21-Feb-2016

225 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sdm

TRANSCRIPT

Page 1: Kasus Materi 3 Sdm

Dishub Siap Uji Coba Mesin Parkir

Surabaya – Studi banding Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya ke Jakarta tentang pengelolaan parkir membuahkan hasil. Tahun depan mereka menjadwalkan uji coba mesin parkir meter di sejumlah titik yang disiapkan. Selain mengurangi pungutan liar, fasilitas itu diharapkan mampu mendongkrak pendapatan retribusi parkir.Kepala UPTD Parkir Surabaya Timur Tranggono Wahyu Wibowo menjelaskan, pengadaan mesin parkir meter akan dilakukan pihak ketiga. Mereka pula yang memiliki wewenang untuk melakukan kerja sama dengan bank berkaitan dengan kartu pembayaran. Sedangkan dishub mengurusi manajemen dan regulasi mengenai keberadaan parkir meter itu. ”Harga mesin yang didatangkan dari Swedia itu sekitar Rp 200 juta. Dishub tidak ada anggaran untuk menyediakan mesin tersebut,” bebernya.

Jika sistem sudah berjalan, akan ada bagi hasil 30 persen untuk dishub dan 70 persen untuk pihak ketiga. Tranggono menjelaskan, 70 persen itu termasuk di dalamnya gaji untuk para jukir.

Dia mencontohkan mesin parkir di Jalan Sabang, Jakarta Pusat. Sebelum ada parkir meter, pemkot hanya mendapatkan pendapatan Rp 500 ribu. Tetapi, setelah adanya mesin itu, pendapatan meningkat jadi Rp 3,6 juta. ”Tidak akan ada lagi PAD yang bocor karena ulah jukir. Karena tidak ada aliran uang melalui jukir,” tegasnya.

Ke depan mesin tersebut diletakkan di kawasan parkir tepi jalan umum (TJU). Pengguna parkir bisa memilih untuk memanfaatkan smart card yang berisi saldo minimal Rp 20 ribu. ”Bentuknya seperti smart card yang sudah ada di pasaran. Nanti dipikirkan agar bisa menggunakan kartu debit untuk pembayaran,” tuturnya.Rencananya parkir meter mulai diuji coba awal tahun depan. ”Akan ada tujuh mesin parkir meter yang coba diterapkan,” jelas pria asli Tuban itu. Mengenai titik-titik yang akan digunakan sebagai tempat uji coba tersebut, dishub tidak bisa menjelaskan lebih detail. ”Khawatir nanti jukir yang ada di sana membuat masalah,” ungkap Tranggono. (sus/c10/fat)