resume materi ekonomi sdm sda dan lingkungan
DESCRIPTION
Ekonomika SDM SDA dan LingkunganTRANSCRIPT
Makalah Ekonomika SDM, SDA, dan Lingkungan
“Resume Materi Setengan Semester 4”
Disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas Ujian Tengah Semester mata kuliah Ekonomika SDM, SDA, dan Lingkungan
Dosen Pembimbing : Ngadiyono, S.Pd.
Disusun Oleh :
Nama : Wurdiyanti Yuli Astuti
NIM : 12804244014
Kelas : B / 2012
PRODI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2014
DAFTAR ISI
1. Halaman Judul....................................................................................i
2. Daftar Isi............................................................................................. ii
3. Kata Pengantar...................................................................................iii
4. Bab I, Pendahuluan
1.1. Latar Belakang...........................................................................1
1.2. Rumusan Masalah......................................................................1
1.3. Tujuan.........................................................................................2
5. Bab II, Pembahasan
2.1. Ruang Lingkup Ekonomi SDM...................................................3
2.2. Komponen Tenaga Kerja...........................................................4
2.3. Penyediaan Tenaga Kerja..........................................................10
2.4. Tingkat Partisipasi Kerja............................................................11
2.5. Pendidikan dan Latihan.............................................................16
2.6. Permintaan Tenaga Kerja..........................................................20
6. Bab III, Penutup
3.1. Kesimpulan.................................................................................24
7. Daftar Pustaka....................................................................................25
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, serta inayah-Nya atas selesainya Resume Materi Ekonomika SDM
SDA dan Lingkungan Setengah semester 4 ini. Makalah ini ditulis untuk
menyelesaikan tugas Ujian Tengah Semester mata kuliah Ekonomika SDM, SDA,
dan Lingkungan dan juga agar para pembaca dapat mempelajari tentang Ruang
Lingkup Ekonomi SDM, Komponen Tenaga Kerja, Penyediaan Tenaga Kerja,
Tingkat Partisipasi Kerja, Pendidikan dan Latihan dan Permintaan Tenaga Kerja.
Makalah ini kami persembahkan kepada :
1. Bapak Ngadiyono, S.Pd.
2. Serta teman – teman yang telah mendukung terselesaikannya makalah ini.
Walaupun dalam penyusunan Makalah ini sudah berusaha maksimal, namun
kami menyadari Makalah ini jauh dari kesempurnaan dan banyak kekurangan. Maka
kritik, saran, petunjuk, pengarahan, dan bimbingan dari berbagai pihak sangat kami
harapkan.
Semoga Makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan mendapat Ridho dari Allah
SWT. Amin
Yogyakarta, April 2014
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ekonomi Sumber Daya Manusia adalah ilmu ekonomi yang diterapkan untuk
menganalisis pembentukan dan pemanfaatan sumber daya manusia yang
berkaitan dengan pembangunan ekonomi. Mulyadi. S (2003) menyatakan bahwa
ekonomi sumber daya manusia adalah ilmu ekonomi yan diterapkan untuk
menganalisis pemebentukan dan pemanfaatan sumber daya manusia yang
berkaitan dengan pembangunan ekonomi. dengan kata lain ekonomi sumber daya
manusia merupakan penerapan teori ekonomi analisis sumber daya manusia.
Makalah ini juga menjelaskan tentang hubungan atau keterkaitan antara
peran sumberdaya manusia secara ekonomi dengan peran sumberdaya manusia
dalam pembangunan. Sumberdaya manusia bernilai ekonomi yang tinggi apabila
memiliki kemampuan atau skill yang tinggi. Masalah-masalah yang terjadi
diindonesia adalah kualitas sumberdaya yang sangat rendah dan karena
minimnya pendidikan yang tersedia bagi masyarakat yang kurang mampu.
Sehingga upah yang diterima pekerja (sumberdaya manusia) relatif kecil. Hal ini
akan berdampak pada pembangunan ekonomi, karena tingkat upah yang kecil
menyebabkan rendahnya pendapatan perkapita.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apa ruang lingkup ekonomi SDM?
2. Apa sajakah komponen tenaga kerja?
3. Bagaimanakah penyediaan Tenaga Kerja?
4. Apa yang dimaksud dengan Tingkat Partisipasi Kerja (TPK)?
5. Apa yang dimaksud dengan pendidikan dan latihan?
6. Bagaimana analisis permintaan Tenaga Kerja?
1.3 Tujuan
Tujuan dari disusunnya makalah ini adalah agar pembaca dapat mengetahui
tentang :
1. Ruang Lingkup Ekonomi SDM
2. Komponen Tenaga Kerja
3. Penyediaan Tenega Kerja
4. Tingkat Partisipasi Kerja
5. Pendidikan Dan Latihan
6. Permintaan Tenaga Kerja
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ruang Lingkup Ekonomi Sumber Daya Manusia
Ekonomi SDM
- Ilmu Ekonomi yang diterapkan untuk menganalisis pembentukan dan
pemanfaatan Sumber Daya Manusia yang berkaitan dengan pembelajaran
ekonomi.
- Cabang ilmu ekonomi yang membahas prinsip-prinsip
pemanfaatan/pengerahan/pemberdayaan tenaga menusia baik secara
kuantitatif maupun kualitatif agar dapat menghasilkan barang/jasa dalam
rangka memenuhi kebututhan manusia.
Sumber Daya Manusia memiliki 2 aspek :
1. Aspek Kuantitatif : arti jumlah penduduk yg mampu bekerja
2. Aspek Kualitatif : arti jasa kerja yang tersedia dan diberikan untuk produksi
Dalam pengertian tersebut maka Ekonomi SDM berusaha menerangkan
bagaimana memanfatkan SDM sebaik-baiknya untuk dapat menghasilkan
barang dan jasa guna memenuhi sebanyak mungkin kebutuhan manusia
Tujuan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia :
1. Meningkatkan ketrampilan dan kemampuan kerja manusia
2. Meningkatkan taraf hidup manusia
Pemberdayaan dimulai dari :
1. Lingkungan keluarga
2. Lingkungan pendidikan dan latihan formal
3. Lingkungan pekerjaan/perusahaan
Sebagaimana halnya dalam Ilmu Ekonomi pada umumnya maka ESDM
membicarakan :
1. Faktor – faktor yang mempengaruhi penyediaan tenaga kerja
2. Faktor – faktor yang mempengaruhi permintaan akan tenaga kerja
3. Pasar kerja
4. Masalah – masalah yang timbul dal aspek – aspek
5. Alternatif – alternatif kebijakan yang perlu di ambil
Perbedaan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Insani :
Sumber Daya Insani
- Manusia dilihat sebagai ciptaan Allah yang terbaik yang pasti memiliki
kelebihan
- Berkedudukan sebagai hamba Allah yang punya manfaat mengelola bumi
- Dalam pembangunan, manusia sebagai khalifah terintegrasi jasmani-rohani
Sumber Daya Manusia
- Manusia dilihat sebagai faktor produksi
- Kedudukan dapat digantikan mesin
- Dalam pembangunan lebih mementingkan jasmani
2.2 Komponen Tenaga Kerja
Komponen Tenaga Kerja terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.
Ketenagakerjaan Man Power
1. Penduduk yang sedang atau telah bekerja
2. Penduduk yang sedang mencari pekerjaan
3. Penduduk yang sedang di bangku pendidikan
4. Penduduk yang sedang mengurus rumah tangga (non upah)
5. Penerima pendapatan
Tenaga Kerja = Angkatan Kerja + Bukan Angkatan Kerja
Man Power = Labor Force + Potential Labor Force
Potential Labor Force = Sewaktu-waktu berpotensi menjadi angkatan kerja
Angkatan Kerja = Bekerja + Sedang mencari kerja
- Angkatan Kerja Sekunder = Penduduk yang mengurus rumah tangga akan
masuk pasar kerja jika tingkat upah tinggi atau pengahasilan keluarga rendah
dibanding kebutuhannya. Penduduk tersebut akan kembali mengurus rumah
tangga bila tingkat upah rendah atau penghasilan keluarga sudah menutupi
kebutuhannya.
- Angkatan Kerja Primer = Mereka yang secara terus menerus berada dalam
pasar kerja (bekerja atau aktif mencari kerja)
Pasar Kerja, Adalah proses terjadinya penempatan kerja atau hubungan kerja
melalui penyediaan dan permintaan tenaga kerja
Ketika upah naik dari 0 ke Owi maka D turun dari 0le ke 0Ld dan S naik dari
0Le ke 0Ls sehingga S > D maka terjadi pengangguran.
Dalam ekonomi Neoklasik diasumsikan bahwa penyediaan atau penawaran
tenaga kerja akan bertambah bila tingkat upah bertambah. Ini dilihat dengan
garis SS pada gambar. Sebaliknya permintaan terhadap tenaga kerja akan
berkurang bila tingkat upah meningkat ini dilihat pada garis DD pada gambar.
Dengan asumsi bahwa semua pihak mempunyai informasi yang lengkap
mengenai pasar kerja, maka teori neoklasik beranggapan bahwa jumlah
penyediaan tenaga kerja selalu sama dengan permintaan. (Le dalam gambar).
keadaan pada saat penyediaan tenaga kerja = permintaan dinamakan titik
ekuilibrium (titik E). Dalam penyediaan tenaga kerja = permintaan,tidak
terjadi pengangguran.
Dalam kenyataan,titik ekuilibrium itu tidak pernah tercapai karena informasi
memang tidak pernah sempurna dan hambatan-hambatan institusional selalu
ada. Akan dibicarakan lebih lanjut bahwa upah yang berlaku (Wi) pada
umumnya lebih besar dari pada upah ekuilibrium (We). Pada tingkat upah
Wi,jml penyediaan tenaga kerja adalah Ls sedang permintaan hanya sebesar
Ld. Selisih antara Ls dan Ld merupakan pengangguran.
0
We
Wi
E
Ld Le Ls
S
D
Tenaga Kerja
Upah
Bekerja Dan Penganggur
Sensus Penduduk 1971
Bekerja
- Orang yang bekerja dengan maksud memperoleh penghasilan peling
sedikit 2 hari dalam seminggu sebelum pencacahan atau sensus.
- Mereka yang seminggu sebelum pencacahan bekerja kurang dari 2 hari
tetapi :
a. Pekerja tetap pada kantor pemerintah/swasta yang sedang tidak
bekerja
b. Petani yang sedang menunggu panen/ menunggu hujan untuk
menggarap sawahnya
c. Orang yang bekerja sebagai dokter, konsultan, tukang cukur
Penganggur
- Orang yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja tetapi kurang dari 2 hari
dalam semingu sebelum pencacahan dan sedang mencari pekerjaan.
Tingkat Pengangguran= Jumlah PenganggurJumlah AngkatanKerja
x100%
Sensus 1980
Bekerja = selama 1 minggu sebelum sensus melakukan kegiatan untuk
memperoleh penghasilan paling sedikit 1 jam
Penganggur = orang yang tidak bekerja sama sekali untuk memperoleh
penghasilan.
Jenis-jenis Pengangguran (berdasarkan sebabnya)
1. Pengangguran Friksional
Adalah pengangguran yang terjadi karena kesulitan temporer dalam
mempertemukan pencari kerja dengan lowongan kerja yang ada. Kesulitan
temporer tersebut dapat berupa :
- Waktu yang diperlukan selama prosedur pelamaran dan seleksi
- Faktor jarak dan kurangnya informasi (pencari kerja tidak tahu dimana
adanya lowongan kerja)
- Waktu yang diperlukan oleh penerima/pengusaha untuk memilih pencari
kerja yang terbaik
- Mobilitas pencari kerja yang kurang
2. Pengangguran Struktural
Adalah pengangguran yang terjadi karena adanya perubahan dalam
struktur perekonomian yang menyebabkan kelemahan dibidang keahlian
lainnya. Contoh : suatu daerah yang tadinya agraris (pertanian) menjadi
daerah industri maka tenaga bidang pertanian akan menganggur.
3. Pengangguran Siklikal atau Pengangguran Konjungtural
Adalah pengangguran yang terjadi karena adanya gelombang konjungtural
yaitu adanya resesi atau kemunduran dalam kegiatan ekonomi. Contoh : di
suatu perusahaan ketika sedang maju butuh tenaga kerja baru untuk
perluasan usaha, sebaliknya ketika usahanya merugi terus maka akan terjadi
PHK.
4. Pengangguran Musiman
Adalah pengangguran yang terjadi akibat adanya perubahan musim.
Contoh: pada musim panen, para petani bekerja dengan giat sementara
sebelumnya banyak menganggur.
5. Pengangguran Teknologi
Adalah pengangguran yang disebabkan oleh adanya perubahan teknologi
yang semakin modern. Contoh : sebelum ada penggilingan padi, orang yang
berprofesi sebagai penumbuk padi bekerja namun setelah adanya mesin
penggilingan padi maka mereka tak lagi bekerja.
Pengangguran Terdidik
Menurut BPS (2003), tingkat pengangguran terdidik merupakan rasio jumlah
pencari kerja yang berpendidikan SMA ke atas (sebagai kelompok terdidik)
terhadap besarnya angkatan kerja pada kelompok tersebut. Selain itu, menurut
Elwin Tobing (2003), pengangguran tenaga terdidik yaitu angkatan kerja yang
berpendidikan menengah ke atas (SMA, Diploma, dan Sarjana) dan tidak bekerja.
Komposisi Penduduk
Jenis-jenis pengangguran dilihat dari Jam Kerja
- Pengangguran Terbuka (Open Unemployment), adalah tenaga kerja yang
sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Contoh seorang lulusan S1
teknik mesin tidak memeperoleh pekerjaan karena lapangan pekerjaan yang
tersedia belum sesuai kualifikasinya.
- Setengah Menganggur (Under Unemployment), adalah tenaga kerja yang
bekerja kurang optimal karena ketiadaan lapangan kerja atau pekerjaan atau
pekerja yang kurang bekerja kurang dari 35 jam seminggu. Contoh : pekerja
yang penghasilannya m=belum cukup untuk memenuhi kebutuhan.
- Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment), adalah tenaga kerja
yang tidak bekerja secara optimal karena tidak memperoleh pekerjaan yang
sesuai dengan bakat dan kemampuannya. Contoh : lahan pertanian yang
seharusnya dikerjakan cukup 5 orang tapi dikerjakan 7 orang maka 2 orang
pekerja tersebut merupakan tenaga lebih/terselubung.
Penduduk
Tenaga
Kerja
Bukan Tenaga Kerja Angkatan
Kerja Bukan
Angkatan Kerja Meng
anggur
Bekerja
Bekerja
Penuh
Setengah Mengang
gurTak Kenta
ra
Kentara
(Jam Kerja Sediki
t)
Sekolah
Mengurus RT
Penerima
Pendapatan
Pendekatan Angkatan Kerja
1. Pendekatan Angkatan Kerja (Labor Force Approach)
- Membedakan orang yang bekerja dan menganggur
- Masalah :
1) Penentuan batas jam kerja yang berbeda-beda menunjukan belum ada
rumusan dasar konsepsional jam kerja yang tepat. Akibatnya
mengaburkan definisi/pengertian bekerja dan menganggur.
2) Pembedaan 2 golongan tersebut tidak menggambarkan masalah Tenaga
Kerja yang sebenarnya. Pemilihan batas jam kerja yang pendek
menggambarkan tingkat pengangguran yang rendah, orang yang bekerja
menjadi dibesar-besarkan.
3) Pembedaan antara orang yang bekerja dan menganggur tidak
menunjukkan apa-apa mengenai tingkat pendapatan dan produktivitas
seseorang. Jam kerja lebih banyak belum tentu pendapatannya tinggi
juga.
Kelemahan :
1) Yang sedang tidak bekerja tetapi terikat dalam hubungan kerja
dihitung sebagai bekerja (menghambat prodiktivitas)
2) Yang tidak mencari pekerjaan karena sakit tidak dihitung sebagai
pencari kerja.
2. Pendekatan Penggunaan Angkatan Kerja (Labor Force Approach)
- Tujuan : mencatat jumlah penduduk yang aktif secara ekonomis dan
mengetahui besarnya kesejahteraan bangsa dan strukturnya.
- Angkatan kerja dibedakan menjadi 3 :
1) Menganggur
2) Setengah menganggur
- Setengah menganggur kentara, bekerja < 35 jam per minggu
- Setengah menganggur tidak kentara atau penganggur terselubung,
produktivitas dan pendapatan rendah.
3) Bekerja penuh
3. Pendekatan ODA CAMS Approach
- ODA = Organization of Demographie Associates
- CAMS = Council for Asian Manpower Studies
- Tujuan :Menelusur angakatan kerja dalam 3 dimensi :
1) Sektoral (Pertanian dan Non pertanian)
2) Bentuk Usaha (Usaha keluarga atau bukan)
3) Kelembagaan (Moneter atau bukan moneter)
2.3 Penyediaan Tenaga Kerja
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyediaan tenaga kerja :
1. Jumlah penduduk dan struktur umur
2. Tenaga kerja
3. Jam kerja
4. Pendidikan
5. Produktivitas
Produktivitas adalah pandangan hidup dan sikap mental yang selalu berusaha
untuk meningkatkan mutu kehidupan.
Lingkaran Setan Produktivitas
3 faktor yang mempengaruhi produktivitas karyawan :
1. Kualitas dan kemampuan fisik karyawan, dipengaruhi oleh pendidikan,
latihan, etos kerja, motivasi kerja, sikap mental dan fisik.
2. Sarana pendukung
a. Lingkungan kerja : Keselamatan & kesehatan kerja, sarana produksi, dan
teknologi.
b. Kesejahteraan : upah dan jaminan sosial.
3. Supra sarana
Produktivitas
Insentif -
Upah
Ketrampi
lan
Pertumbuh
an Ekonomi
a. Kebijakan pemerintah
b. Hubungan industrial
c. Manajemen
Penyebab rendahnya produktivitas
- Kurangnya ketrampilan karena pendidikan rendah sehingga perlu diklat
- Kurangnya sarana penunjang (alat kerja, organisasi, & manajemen)
- Rendahnya tingkat kesehatan dan gizi
- Rendahnya tingkat upah
2.4 Tingkat Partisipasi Kerja (Tpk)
Adalah perbandingan antara jumlah angkatan kerja dengan penduduk dalam usia
kerja (Jumlah TK) dalam kelompok yang sama.
TPK=∑ Angkatan Kerja
∑TenagaKerjax 100%
Tingkat partisipasi kerja atau TPK sebagai perbandingan antara angkatan kerja
dengan penduduk dalam usia kerja sekaligus menggambarkan penyediaan atau
supply tenagakerja, TPK dan penyediaan tenagakerja bergerak searah, dengan kata
lain semakin tinggi TPK, semakin besar penyediaan tenaga kerja
TPK dan penyediaan tenaga kerja di pengaruhi secara langsung atau tidak
langsung oleh banyak faktor seperti jml penduduk, jml penduduk dalam usia kerja,
struktur umur jumlah penduduk yang bersekolah dan mengurus rumah tangga,
tinggkat penghasilan, tingkat upah, tingkat pendidikan dan kegiatan ekonomi
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya TPK :
1. Jumlah penduduk yang masih sekolah (menambah tenaga kerja)
2. Jumlah penduduk yang mengurus rumag tangga (menambah angkatan kerja)
3. Umur
4. Tingkat upah
5. Tingkat pendidikan
6. Kegiatan ekonomi
Income Effect (Efek Pendapatan ) & Substitution Effect (Efek Substitusi)
1. Kenaikan tingkat upah di satu sisi meningkatkan pendapatan (IE) yang
cenderung mengurangi TPK.
2. Pada sisi yang lain, kenaikan tingkat upah membuat harga waktu menjadi
mahal. Bekerja lebih menarik dan menggantikan waktu luang (SE) untuk
bekerja sehingga mendorong peningkatan TPK.
Hubungan TPK dan Tingkat Upah
BC & DE = Income Effect
AB & CD = Substitution Effect
Fungsi Utility
- Penghasilan keluarga
- Tingkat upah yang berlaku
- Cita rasa
Keputusan dalam suatu keluarga
TPK
Tingkat Upah0 A B’ C’ D’ E’
B
C
DE
Keputusan dalam suatu keluarga :
1. Suami selain bekerja utama juga perlu cari pekerjaan tambahan dan ibu
mnengurus Tumah Tangga
2. Selain sang suami, ibu perlu bekerja agar lebih mampu menyekolahkan
anak-anaknya
3. Anak tertua perlu mencari pekerjaan, supaya adik-adik nya dapat
meneruskan sekolahnya
Keluarga adalah suatu unit pengambil keputusan, yang harus menetapkan :
1. Berapa lama dan siapa diantara anggota keluarga yang harus bekerja dan
berapa jam per minggu harus bekerja
2. Berapa orang dan siapa yang harus mengurus rumah tangga
3. Berapa orang dan siapa yang harus meneruskan sekolah
Tingkat Kepuasan
Budget Line, adalah tempat kedudukan titik-titik yang mencerminkan kombinasi
barang konsumsi dan leisure sedemikian rupa sehingga jumlah waktu yang
digunakan tetap.
0 A’ B’ C’
P
Q
R
E
E1
E2
E3
Barang Konsumsi
Waktu Senggang
- U1 = Seluruh waktu digunakan (0H) dengan pendapatan DA
- U3 = 00 Waktu luang, HD waktu kerja
C,W
0 L
A
F
C
D H
U2
EU1
U3
Tingkat utility dan perubahan pendapatan
- U1 ke U2
1. Waktu luang bertambah dari 0D1 ke OD2
2. Waktu kerja berkurang dari HD1 ke HD2
3. Pendapatan bertambah dari B1 ke B2
4. Tingkat kepuasan bertambah dari E1 ke E2
- U2 ke U3
1. Waktu luang bertambah dari 0D2 ke OD2
2. Waktu kerja berkurang dari HD2 ke HD2
3. Pendapatan bertambah dari B2 ke B2
4. Tingkat kepuasan bertambah dari E2 ke E3
Perubahan Tingkat Upah
C
0A
C1
C2
C3
D1 D2 D1 H
B1
B2
B2
U1
U2
U3
E
E
E
Upah
0AC1
C’
D3 D1 D2 H
B
B’U1
U2
E1
E2
C2E3
- E1 ke E2
1. Waktu luang bertambah dari 0D1 ke 0D2
2. Waktu kerja berkurang dari HD1 ke HD2
3. Tingkat upah naik dari 0C1 ke 0C’
- E2 ke E3
1. Waktu luang berkurang dari 0D2 ke 0D3
2. Waktu kerja bertambah dari 0D2 ke HD3
Penawaran Tenaga Kerja
- E3 ke E4
1. Waktu kerja berkurang dari HD3 ke HD4
2. Pendapatan bertambah dari BC3 ke BC4
3. Income Effect
- E1 ke E2
Substitution Effect, waktu kerja bertambah, waktu luang berkurang,
pendapatan bertambah
- E2 ke E3
Substitution Effect, waktu kerja bertambah, waktu luang berkurang,
pendapatan bertambah
0A
C1
C2
C3C4
D3 D4 D2 D1 H
En
E3
E4
E2 E
1L
2.5 Pendidikan Dan Latihan
Pendekatan Human Capital
Human Capital, adalah investasi pada Sumber Daya Manusia dengan
mengorbankan sejumlah dana dan penghasilan selama proses investasi untuk
memperoleh penghasilan dan tingkat konsumsi yang lebih tinggi dikemudian
hari.
Human Investment, adalah investasi sejumlah dana dan kesempatan untuk
memperoleh pendapatan pada Sumber Daya Manusia dengan maksud
meningkatkan produktivitas kerja.
Asumsi Pasar Teori Human Capital : “Melalui peningkatan pendidikan,
seseorang dapat meningkatkan penghasilan”, Setiap tambahan satu tahun
sekolah berarti disatu pihak meningkatkan kemampuan kerja dan tingkat
penghasilan seseorang.
Jumlah penghasilan seumurhidup (NPV )
Y (Sia)=∑t=10
40 V (t)(1+r )t
- S(ia)=Jumlah orang yangditerima
- V(t)= besarnya penghasilan pada tahun t
- (I+r)t= tingkat diskon/discount rate
Melanjutkan ke sarjana muda
β=∑t=0
3 C (t)(1+r)t
- β=Jumlahbiaya selamatambahansekolah
- C(t) = biaya langsung tiap tahun t
- (I+r)t= tingkat diskon/discount rate
Jumlah penghasilan seumur hidupnya
Y (sm )=∑t=4
40 W (t )(1+r )t
- Y(sm) = jumlah penghasilan seumur hidup
- C(t) = penghasilan tiap tahun t sarjana muda
- (I+r)t= tingkat diskon/discount rate
- Y (sm) – > Y (Sia) = Melanjutkanβ
- Y (sm) – < (Sia) + Tidak Melanjutkanβ
Faktor yang mempengaruhi lanjut tidaknya seseorang ke pendidikan :
1. Status/strata sosial
2. Ekonomi yang bersangkutan
3. Keadaan perekonomian
4. Aspirasi terhadap kebijakan
Faktor yang mempengaruhi besarnya tingkat penghasilan :
1. Pendidikan dan latihan
2. Sektor usaha
3. Keahlian
4. Lokasi
5. Jenis usaha
6. Pengalaman kerja
Migrasi dan Urbanisasi
Misal : Upah ditempat asal = V(t)
Upah ditempat tujuan = W(t)
- Untuk memperoleh penghasilan ditempat tujuan Y(w), seseorang
harus mengeluarkan biaya langsung dan tidak langsung.
- Tingkat discount tertentu biaya langsung dan tidak langsung lebih
kecil dibanding penghasilan ditempat tujuan.
Perbaikan Gizi dan Kesehatan
Penyedia fasilitas perbaikan gizi dan kesehatan dilakukan oleh
pemerintah, pengusaha, dan masyarakat.
Kesehatan dan perbaikan gizi merupakan usaha memeperbaiki
kemiskinan, usaha ini dilakukan oleh internasional,
asosiasi/lembaga/tingkat perusahaan, dan nasional.
- Perbaikan gizi dan kesehatan untuk meningkatkan produktivitas
kerja.
- Perbaikan tingkat hidup menghasilkan kualitas SDM.
- Produktivitas rendah karena penghasilan rendah.
- Penghasilan rendah karena produktivitas rendah.
Pendidikan dan Latihan
- Pendidikan adalah usaha menambah pengertian dan
pengetahuan yang bersifat teoritis tentang suatu pekerjaan
tertentu agar dapat beradaptasi dengan tuntutan pekerjaan dan
lingkungannya.
- Latihan adalah suatu proses pendidikan dalam arti sempit untuk
meningkatkan kecakapan tertentu dalam pekerjaan tertentu.
Pentingnya Pendidikan dan Latihan dalam pengembangan
sumberdaya manusia :
- Menambah Pengetahuan
- Meningkatkan keterampilan bekerja
- Meningkatkan produktivitas kerja
- Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
- Investasi (dalam bentuk hasil kerja atau penghasilan)
Tingkat Penghasilan dan Pendidikan
- Hubungan pendidikan dan produktivitas kerja dapat tercermin
dalam tingkat penghasilan.
- Perbedaan tingkat pendapatan disebabkan oleh perbedaan
tingkat pendidikan, pengalaman kerja, keahlian, sektor usaha,
jenis usaha, lokasi dll.
Pendidikan dan Kemiskinan
- Pendidikan dan latihan merupakan salah satu aspek penting
dalam pengembangan SDM.
- Peningkatan pendidikan dan latihan merupakan bentuk usaha
yang sangat ampuh untuk memerangi kemiskinan.
Alasan perlunya Pendidikan dan latihan (Diklat)
- Perubahan Produksi
- Perubahan Teknologi
- Perubahan Karyawan
Perbedaan Pendidikan dan Latihan
PENDIDIKAN LATIHAN
- Proses memperoleh
pengetahuan atau informasi
- Proses mengembangkan
ketrampilan untuk suatu pekerjaan
atau tugas tertentu
- Menekankan pada mengetahui - Menekankan pada melakukan
- Menekankan pencapaian
dengan membandingkan
dengan tingkat pengetahuan
yang dimiliki oleh orang lain
- Menekankan pencapaian pada
tingkat ketrampilan tertentu yang
bisa dilakukan
- Menekankan pada cara
pandang sistem terbuka,
bahwa ada banyak cara yang
bisa digunakan untuk
mencapai suatu tujuan,
berfikir kritis dan kreatif
sangat dianjurkan
- Menekankan pada cara pandang
sistem tertutup, bahwa ada cara
khusus yang benar atau salah
dalam menunjukkan suatu
ketrampilan
- Menekankan pada mengetahui
informasi yang tidak harus
berhubungan secara langsung
dengan pekerjaan atau karir
tertentu
- Menekankan pada tingkat kinerja
pada suatu pekerjaan tertentu
- Menekankan pada pendekatan
terbuka dalam mencapai
suatu tujuan, setiap tahap
dalam prosesnya tidak
ditentukan
- Menekankan pada suatu urutan
yang komprehensif dalam
menampilkan suatu ketrampilan
yang diperlukan untuk
menunjukkan suatu perilaku
tertentu, setiap langkah dalam
prosesnya
2.6 Permintaan Tenaga Kerja
1. Fungsi Permintaan satu Perusahaan akan Tenaga KerjaJika suatu perusahaan memiliki 99 orang karyawan, pengusaha akan
mempertimbangkan apakah perlu menambah karyawan menjadi 100 atau mengurangi menjadi 98 dengan dasar :
a. Tambahan hasil/output (tambahan hasil marjinal atau marginal physical product dari karyawan /MPPL) yang diperoleh pengusaha sehubungan dengan penambahan seorang karyawan.
b. Jumlah uang (penerimaan marjinal atau marginal revenue (MR) yaitu nilai MPPL tadi) yang akan diperoleh pengusaha dengan tambahan hasil marjinal tersebut. MR = VMPPL = MPPL x P
- VMPPL = Value Marginal physical product of labor, nilai pertambahan hasil merjinal karyawan
- P = Harga jual barang yang diproduksi per unit
Lalu pengusaha akan membandingkan MR dengan biaya mempekerjakan seorang karyawan (W) atau dinamakan biaya marjinal atau marginal cost (MC). Bila MR lebih besar dari W maka menambah karyawan akan menguntungkan pengusaha. Pengusaha akan terus menambah jumlah karyawan jika MR lebih besar dari W.
Misal tenaga kerja terus ditambah sedangkan laat-alat dan faktor produksi lain jumlahnya tetap maka perbandingan alat-alat produksi untuk setiap pekerja menjadi lebh kecil dan tambahan hasil marjinal menjadi lebih kecil pula. Semakin bertambahnya karyawan yang dipekerjakan, semakin kecil MPPL nya dan nilai MPPL itu sendiri, dan dinamakan hukum diminishing returns. Dilukiskan dalam garis DD.
Fungsi Permintaan terhadap tenaga kerja
Grafik diatas melukiskan fungsi permntaan dari satu perusahaan terhadap karyawan atau pekerja. Fungs dapat berbeda antar perusahaan tergantung tingkat produktivitas masing-masing faktor dan efisiensi. Fungsi permintaan nasional adalah jumlah permintaan tiap-tiap perusahaan, atau dengan menjumlahkan secara horizontal grafik DD pada masing-masing perusahaan.
Garis DD adalah nilai hasil marjinal karyawan (value marginal physicalproduct of labor VMPPL)untuk setiap tingkat penempatan. Misalnya jika OA = 100 orang, maka nilai hasil kerja orang yang ke 100 dinamakan VMPPL-nya dan besarnya = MPPL x P = W1. Nilai ini lebih besar dari W yang berlaku.
Pengusaha dapat terus menambah laba perusahaan dengan mempekerjakan tenagakerja hingga ON. Di titik N pengusaha mencapai laba maksimum dan nilai MPPL x P sama dengan upah karyawan. Jadi laba maksimum bila MPPL x P = W
Penambahan tenaga kerja melebihi ON misal OB akan mengurangi keuntungan pengusaha karena pengusaha membayar upah yang berlaku (W) padahal nilai hasil marjinal yang diperoleh hanya sebesar W2 yang lebih kecil dari W. Jadi pengusaha menghindari jumlah karyawan melebihi ON. Tapi penambahan karyawan lebih besar dari ON dapat dilakukan jika tingkat upah dibawah W atau jika pengusaha mamu menaikkan harga jual barang.
Upah
Penempatan0
W2W
W1
A N A
D = MPP L x P
VMPPLD
Harga barang dan jumlah karyawan yang dapat dipekerjakan adalah bahwa reaksi terhadap peningkatan upah :
a. Pengusaha menuntut peningkatan produktivitas kerja karyawannya sedemikan rupa sehingga pertambahan produksi yang dihasilkan karyawan senilai dengan pertambahan upah yang dterimanya, atau bila ini tidak dapat terlaksana,
b. Pengusaha terpaksa menaikkan harga jual barang,c. Pengusaha mengurangi jumlah karyawan yang bekerja,d. Pengusahamelakukan kombinasi dari dua diantara ketiga
alternatif diatas atau kombinasi ketiganya.
2. Elastisitas Permintaan akan TenagakerjaYaitu persentase perubahan permintaan akan tenagakerja
sehubungan dengan perubahan 1% tingkat upah.
e= ∆ N /N∆W /W
∆ N=Perubahan jumlah pekerja yang terjadi
N=Jumlah pekerjamula−mula
∆W=Besarnya perubahantingkat upah ,W=Tingkat upah yangberlaku
e= ∆ N∆W
xWN
atau e=dNdW
xWN
Bila tingkat upah naik, jumlah orang yang dipekerjakan menurun
dan sebaliknya. Jadi ∆ N∆W
dandNdW
adalah negatif .elastisitas permintaan
tenaga kerja juga akan negatif.
Besar kecilnya elastisitas permintaan tergantung 4 faktor, yaitu :
1. Kemungkinan substitusi tenaga kerja dengan faktor produksi lain, misal modal. Semakin kecil kemungkinan mensubstitusikan modal dan tenaga kerja semakin kecil pula elastisitas permintaan akan tenaga kerja. Elastisitas semakin kecil bila keahlia atau ketrampilan golongan tenaga kerja itu semakin tinggi dan khusus (dokter, pilot, dll). Elastisitas semakin besar jika tenaga kerja mudah diganti dengan mesin/alat dan keahlian lain. Contoh, buruh tani.
2. Elastisitas permintaan barang yang dihasilkan. Kenaikan harga jual menurunkan permintaan masyarakat dan akhirnya menurunkan permintaan tenaga kerja. Semakin besar elastisitas permintaan terhadap barang hasil produksi maka semakin besar elastisitas terhadap permintaan tenaga kerja.
3. Proporsi biaya karyawan terhadap seluruh biaya produksi. Elastisitas permintaan tenaga kerja akan tinggi bila proporsi biaya karyawan terhadap biaya keseluruhan juga besar.
4. Elastisitas persediaan faktor produksi pelengkap lainnya(modal, tenaga listrik, bahan mentah, dll). Semakin besar elastisistas penyediaan faktor pelengkap dalam produksi maka semakin besar elastisitas permintaan tenaga kerja.
3. Shift dalam Permintaan Perubahan tingkat upah mengakibatkan perubahan dalam
permintaan tenagakerja . perubahan yang terjadi dalam jangka pendek tergantung besarnya elastisitas permintaan tenaga kerja yang dipengaruhi kemungkinan substitusi tenaga kerja dan faktor produksi lain, elastisitas permintaan hasil produksi, proporsi biaya karyawan terhadap jumlah seluruh biaya produksi, dan elastisitas penyediaan faktor pelengkap lainnya.
Perubahan dalam jangka pendek adalah perubahan yang terjadi sepanjang garis permintaan (DD), dan dapat terjadi dalam bentuk loncatan atau shift. Perubahan ini dapat diakibatkan adanya :
a. Perubahan pola konsumsi masyarakat karena ketimpangan penghasilan dari orang yang bekerja di sektor golongan pertama meningkat dengan cepat dibandingkan pertambahan penghasilan orang yang bekerja di sektor yang pertumbuhannya lambat.
b. Peningkatan produktivitas tenaga kerja karyawan yang dapat mempengaruhi kesempatan kerja melalui 3 cara yaitu melepaskan sebagian karyawan karena produktivitas bertambah, peningkatan produktivitas menurunkan biaya produksi per unit dan harga jual akan turun sehingga permintaan akan barang bertambah lalu akan menaikkan permintaan tenaga kerja, dan pengusaha memilih menaikkan upah karyawan karena peningkatan produktivitas sehingga daya beli naik dan permintaan akan hasil produksi juga naik sehingga permintaan tenaga kerja ikut naik.
c. Perubahan dalam penggunaan teknologi dan metode produksi, di satu pihak menambah permintaan tenaga dalam keahlian tertentu tapi juga menurunkan permintaan akan keahlian lain seperti kemajuan penggunaan komputer meningkatkan permintaan ahli komputer tapi menurunkan permintaan ahli pembukuan, dokumentasi, dll.
4. Penyerapan dan Elatisitas Kesempatan KerjaPenduduk yang terserap dan tersebar di sektor produksi barang
dan jasa relatif besa. Tahun 1971 65,9% bekerja di sektor pertanian dan memberi kontribusi 44% terhadap pendapatan nasional. Sektor jasa menyerap 21,6% tenaga dan memberi 29,9% kontribusi. Dan sektor industri pengolahan menyerap 7,8% dan memberi 8,8% kontribusi terhadap pendapatan nasional.
Namun setiap sektor laju pertumbuhannya berbeda.Kemampuan tiap sektor dalam menyerap tenaga kerja juga berbeda . perbedaan laju pertumbuhan tersebut mengakibatkan perbedaan laju peningkatan produktivitas kerja di masibg-masing sektor dan terjadinya perubahan sektoral dalam penyerapan tenaga kerja maupun kontribusinya terhadap pendapatan nasional.
Perbedaan laju pertumbuhan pendapatan nasional dan kesempatan kerja juag menunjukan perbedaan elastisitas masing-masing sektor untuk penyerapan tenaga kerja (perbandingan laju pertumbuhan kesempatan kerja dengan laju pertumbuhan ekonomi). Elastisitas tersebut dapat dinyatakan untuk seluruh perekonomian maupun sektor atau subsektor. Jadi :
E=∆N /N∆Y /Y
dan Ei=∆∋¿∋ ¿∆Yi /YI
¿
∆ N /N= Laju pertumbuhan kesempatan kerja
∆Y /Y = Laju pertumbuhan pendapatan nasional
Konsep elastisitas ini dapat digunakan untuk memeperkirakan pertambahan kesempatan kerja.
k = E x g
k = laju pertumbuhan kesempatan kerja
g = laju pertumbuhan PDB
Atau laju pertumbuhan kesempatan kerja (k) sama dengan elastisitas kesempatan kerja (E) dikalikan laju pertumbuhan PDB.
Konsep elastisitas kesempatan kerja dapat digunakan untuk menyusun
perkiraan kebutuhan tenaga kerja baik untuk masing-masing sektor
maupun ekonomi keseluruhan dan menyusun simulasi perumusan
kebijaksanaan pembangunan untuk ketenagakerjaan dengan memilih
beberapa alternatif laju pertumbuhan tiap sektor, maka dihitung
kesempatan kerja yang diciptakan kemudian dipilih kebijaksanaan
pembangunan yang paling sesuai dengan kondisi pasar.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ekonomi SDM adalah cabang ilmu ekonomi yang membahas prinsip-
prinsip pemanfaatan/pengerahan/pemberdayaan tenaga menusia
baik secara kuantitatif maupun kualitatif agar dapat menghasilkan
barang/jasa dalam rangka memenuhi kebututhan manusia.
Komponen Tenaga Kerja terdiri dari angkatan kerja dan bukan
angkatan kerja. Angkatan Kerja terdiri dari orang yang menganggur
dan bekerja (bekerja penuh dan setengah menganggur [tidak kentara
dan kentara]), sedangkan bukan angkatan kerja terdiri dari orang
yang sekolah, mengurus rumah tangga, dan penerima pendapatan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyediaan tenaga kerja :
1. Jumlah penduduk dan struktur umur
2. Tenaga kerja
3. Jam kerja
4. Pendidikan
5. Produktivitas
Tingkat Partisipasi Kerja adalah perbandingan antara jumlah
angkatan kerja dengan penduduk dalam usia kerja (Jumlah TK) dalam
kelompok yang sama.
Pendidikan adalah usaha menambah pengertian dan pengetahuan
yang bersifat teoritis tentang suatu pekerjaan tertentu agar dapat
beradaptasi dengan tuntutan pekerjaan dan lingkungannya.
Sedangkan Latihan adalah suatu proses pendidikan dalam arti sempit
untuk meningkatkan kecakapan tertentu dalam pekerjaan tertentu.
Besarnya permintaan perusahaan akan tenaga kerja tergantung pada
besarnya permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa yang
dihasilkan perusahaan-perusahaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Afrida BR., 2003. Ekonomi Sumber daya Manusia. Penerbit Ghalia Indonesia.
Jakarta.
Ismawanto, 2012, Jenis-jenis Penganguran,
http://ssbelajar.blogspot.com/2013/01/jenis-jenis-
pengangguran.html. Diakses pada tanggal 6 April 2014.
Ngadiyono, S.Pd, 2013, Ekonomika SDM SDA dan Lingkungan, Universitas
Negeri Yogyakarta – Yogyakarta, dalam slide pembelajaran.
Ngadiyono, S.Pd, 2013, Pendidikan dan Latihan, Universitas Negeri
Yogyakarta – Yogyakarta, dalam slide pembelajaran.
Ngadiyono, S.Pd, 2013, Ruang Lingkup Ekonomi SDM, Universitas Negeri
Yogyakarta – Yogyakarta, dalam slide pembelajaran.
Ngadiyono, S.Pd, 2013, Tingkat Partisipasi Kerja, Universitas Negeri
Yogyakarta – Yogyakarta, dalam slide pembelajaran.
Prof. Dr. H. Suryana, M.Si., 2012, Ekonomi Sumber Daya Manusia,
http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._MANAJEMEN_FPEB/19600
6021986011-SURYANA/FILE_3.pdf. Diakses pada tanggal 6 April 2014.
Soekidjo Notoatmodjo, Prof, DR., 2003. Pengembangan Sumberdaya Manusia.
PT. Rineka Cipta. Jakarta.
Zakarija Achmat, 2012, Pendidikan dan Pelatihan untuk apa?,
http://zakarija.staff.umm.ac.id/files/2010/12/PENDIDIKAN-DAN-
PELATIHAN1.pdf. Diakses pada tanggal 6 April 2014.