kasus desa sebadak raya: dapatkah budidaya kopi … · pupuk kimia buatan dan racun kimia buatan...

5
25 | 2 | Juni 2013 >> 20 PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA Warta D Kasus Desa Sebadak Raya: Dapatkah Budidaya Kopi Mendukung Keberhasilan Hutan Desa? John Bako Baon 1) , Yusianto 1) , dan Pudji Rahardjo 1) 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118 Masyarakat Desa Sebadak Raya, Kalimantan Barat masih mempertahankan tradisinya dalam hal mengelola sumber daya alam dengan menolak pengembangan perkebunan besar untuk menjaga kelestarian hutan. Di antara tanaman yang dibudidayakan oleh masyarakat Sebadak Raya adalah kopi, sehingga apakah mungkin tanaman kopi dapat direvitalisasi fungsinya sebagai sumber pendapatan untuk meningkatkan kesejahteraan petani setempat. Tanaman kopi termasuk jenis tanaman yang dapat dikelola secara tidak intensif disesuaikan dengan kondisi masyarakat, lingkungan, dan perekonomian untuk menjaga kelestarian hutan. Beberapa langkah revitalisasi tanaman kopi di Desa Sebadak Raya diuraikan dalam tulisan ini mengarah pada budidaya kopi organik. dunia luar, karena sebagian besar masyarakatnya menolak pengembangan perkebunan besar di wilayah tersebut demi mempertahankan keberada- an budayanya. Akibatnya desa ini tidak memiliki akses untuk memperoleh listrik dan sumber energi esa Sebadak Raya yang terletak di Kecamatan Nanga Tayap, Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat, mendapat perhatian cukup besar dari lainnya. Masyarakat desa ini sebagian besar bergantung pada sumberdaya alam yang ada di sekitar desanya seperti hutan, kebun karet, buah- buahan, kopi, dan lain-lain. Di kawasan hutan khususnya di pinggiran sungai-sungai di desa Sebadak Raya, masih dapat dijumpai sisa-sisa pertanaman kopi tua yang umumnya dari jenis kopi Robusta bercampur dengan sedikit kopi Ekselsa. Menurut para tetua Perjalanan menuju Desa Sebadak Raya

Upload: vuongthien

Post on 28-Jun-2019

264 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kasus Desa Sebadak Raya: Dapatkah Budidaya Kopi … · pupuk kimia buatan dan racun kimia buatan (pestisida, fungisida, nematisida, dan herbisida) yang banyak sehingga walaupun sangat

25 | 2 | Juni 2013

>> 20PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

D

Kasus Desa Sebadak Raya:

Dapatkah Budidaya Kopi MendukungKeberhasilan Hutan Desa?

John Bako Baon1), Yusianto1), dan Pudji Rahardjo1)

1)Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118

Masyarakat Desa Sebadak Raya, Kalimantan Barat masih mempertahankantradisinya dalam hal mengelola sumber daya alam dengan menolakpengembangan perkebunan besar untuk menjaga kelestarian hutan. Di antaratanaman yang dibudidayakan oleh masyarakat Sebadak Raya adalah kopi, sehinggaapakah mungkin tanaman kopi dapat direvitalisasi fungsinya sebagai sumberpendapatan untuk meningkatkan kesejahteraan petani setempat. Tanaman kopitermasuk jenis tanaman yang dapat dikelola secara tidak intensif disesuaikandengan kondisi masyarakat, lingkungan, dan perekonomian untuk menjagakelestarian hutan. Beberapa langkah revitalisasi tanaman kopi di Desa SebadakRaya diuraikan dalam tulisan ini mengarah pada budidaya kopi organik.

dunia luar, karena sebagian besar masyarakatnyamenolak pengembangan perkebunan besar diwilayah tersebut demi mempertahankan keberada-an budayanya. Akibatnya desa ini tidak memilikiakses untuk memperoleh listrik dan sumber energi

esa Sebadak Raya yang terletak diKecamatan Nanga Tayap, KabupatenKetapang, Provinsi Kalimantan Barat,mendapat perhatian cukup besar dari

lainnya. Masyarakat desa ini sebagian besarbergantung pada sumberdaya alam yang ada disekitar desanya seperti hutan, kebun karet, buah-buahan, kopi, dan lain-lain.

Di kawasan hutan khususnya di pinggiransungai-sungai di desa Sebadak Raya, masih dapatdijumpai sisa-sisa pertanaman kopi tua yangumumnya dari jenis kopi Robusta bercampurdengan sedikit kopi Ekselsa. Menurut para tetua

Perjalanan menuju Desa Sebadak Raya

Page 2: Kasus Desa Sebadak Raya: Dapatkah Budidaya Kopi … · pupuk kimia buatan dan racun kimia buatan (pestisida, fungisida, nematisida, dan herbisida) yang banyak sehingga walaupun sangat

PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta21 <<

25 | 2 | Juni 2013

Budidaya Kopi Intensif vs LestariProduksi kopi secara besar-besaran oleh

perusahan-perusahan besar dengan masukanteknologi yang intensif pada teknik budidaya kopidapat mengancam ekosistem alam, apabila tidakdikendalikan dengan baik. Salah satu tindakanbudidaya kopi yang intensif adalah denganmemotong bersih hutan sehingga memungkinkanpertanaman kopi menerima langsung sinar matahari(tanpa penaung atau sun coffee) sebagaiperangsang untuk pertumbuhan yang cepat danproduktivitas yang tinggi. Praktek budidaya inibiasanya dikombinasikan dengan penggunaanpupuk kimia buatan dan racun kimia buatan(pestisida, fungisida, nematisida, dan herbisida)yang banyak sehingga walaupun sangat produktif,akhirnya dapat menyebabkan erosi tanah,kontaminasi senyawa berbahaya, serta peng-hancuran habitat alami dari organisme hidup bebas.Sistem produksi massal tersebut selain padaakhirnya akan mengurangi produksi juga mampumengganggu cara hidup masyarakat setempat,sebab dengan cara ini sering tidak mendukungpengembangan tanaman pangan di wilayahnyauntuk kehidupan sehari-hari yang akhirnya memacuketergantungan pada makanan dari luar daerah.

Hutan desa yang mengutamakan kekayaansumberdaya hayati dan konservasi tanah lebihsesuai untuk dikombinasikan dengan budidayakopi lestari yang bertujuan untuk mencapaikelestarian lingkungan, ekonomi, dan sosial dalamjangka panjang pengembangan wilayah produksikopi. Target dari budidaya kopi lestari adalahmenyimpan air, memelihara sumber-sumberkeragaman hayati dan tanah sambil mempertahan-kan kesejahteraan masyarakatnya. Ciri-ciri budidayakopi lestari adalah intensitas tanaman penaungyang berukuran sedang sampai tinggi, dimanapohon buah-buahan, tanaman leguminosae danspesies kayu keras berada bersama di antarapertanaman kopi. Di samping itu dalam budidayakopi lestari juga bersifat organik dimana dihindaripenggunaan agrokimia (pupuk kimia buatan,pestisida, fungisida, nematisida dan herbisida).Dengan demikian sumber unsur hara diharapkanberasal dari peruraian berbagai sumber bahanorganik yang jatuh ke tanah. Walaupun strukturpola tanam ini (agroforestri atau wanatani)menghasilkan produksi biji kopi yang tidak tinggi,

dan tokoh adat desa, produksi kopi KabupatenKetapang utamanya berasal dari Sebadak Raya.Selain itu juga diketahui bahwa dominasi produksikopi dari desa ini terutama terjadi pada periodeawal 1960-an sampai awal 1980-an. Produksi kopiyang semakin menurun sejak awal 1980-an sampaisekarang disebabkan oleh harga kopi yang rendahdan harga karet yang relatif tinggi sehinggamasyarakat yang semula memelihara pertanamankopi kemudian meninggalkan komoditas ini danlebih memberi perhatian pada pertanaman karet.

Kopi di Hutan DesaAdanya pertanaman kopi yang masih bertahan

di desa Sebadak Raya, muncul pertanyaan, apakahbudidaya kopi di desa Sebadak Raya dapatdibangkitkan kembali atau dilakukan revitalisasisehubungan dengan pengembangan hutan desa?Menilik pada asal usul tanaman kopi Robusta yakniberada di bawah naungan pohon-pohon hutantropis Afrika, serta kemampuannya secara fisiologistumbuh optimum pada kondisi tidak langsungtertimpa oleh sinar matahari sehingga pertanamankopi Robusta dapat dikembangkan dalam hutandesa. Seperti halnya hutan-hutan lain yangkeanekaragaman hayatinya perlu dipertahankan,maka di hutan desa yang di dalamnya terdapatberbagai macam jenis tanaman, mulai dari tanamanperdu yang tumbuhnya mendekati permukaantanah sampai pohon-pohon dengan ketinggianpuluhan meter perlu pula dipertahankan bersamadengan konservasi tanahnya. Kondisi ini tidakmenjadi masalah dalam budidaya kopi yang tidakintensif dan disesuaikan dengan kondisimasyarakat, lingkungan dan perekonomian.

Di dalam PP 6 tahun 2007 dinyatakan bahwadalam rangka pemberdayaan masyarakat,pemerintah mengalokasikan hutan negara, salahsatunya, untuk kepentingan hutan desa yangpenyelenggaraannya diatur melalui ijin kelola.Dengan demikian tujuan dari hutan desa adalahuntuk mempertahankan fungsi hutan denganmanfaatnya adalah untuk kesejahteraan masya-rakat sekitar hutan, dengan ciri-ciri yakni terjadinyakonservasi sumberdaya alam dan hayati. Olehkarena itu maka budidaya kopi yang cocok untukhutan desa adalah budidaya kopi lestari atauberkelanjutan (sustainable) yang sering diper-tentangkan dengan budidaya kopi intensif.

Page 3: Kasus Desa Sebadak Raya: Dapatkah Budidaya Kopi … · pupuk kimia buatan dan racun kimia buatan (pestisida, fungisida, nematisida, dan herbisida) yang banyak sehingga walaupun sangat

25 | 2 | Juni 2013

>> 22PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

tetapi sistem ini menjamin kelestarian lingkungandalam jangka panjang. Pertumbuhan tanaman kopidengan budidaya lestari relatif lebih lambat,demikian pula dengan masa peremajaannya,namun penggunaan seresah dedaunan yangterurai dalam tanah ataupun penggunaan pupukorganik biasanya menghasilkan aroma dan cita rasakopi yang lebih tinggi.

Dalam pengembangan hutan desa di SebadakRaya keragaman hayati merupakan salah satufaktor utama yang harus dipertahankan sehinggabudidaya kopi secara intensif tidak sesuai karenadengan penebangan tumbuhan dan pohon akanmengurangi keanekaragaman hayati baik floramaupun faunanya. Dari hasil wawancara diketahuibahwa para petani tidak pernah menggunakanproduk agrokimia karena selain mengetahuidampak negatifnya juga tidak mudah diperolehbahkan di kota kecamatan terdekat pun. Di lainpihak keanekaragaman hayati yang kaya dijamindalam pola budidaya kopi lestari. Keaneka-ragamanhayati yang kaya dalam sistem hutan desa akanmenciptakan “super-market” bagi masyarakatsekitar hutan dalam memperoleh sumberkarbohidrat (padi, ketela, keladi, jagung, sagu,sukun, labu, dan lain-lain), sayur-sayuran (daunketela, labu, rebung, pupus rotan, tomat, lombok,genjer, dan lain-lain), ikan (sepat, lele, gurami,gabus, baung, dan lain-lain), daging (rusa, babi

hutan, ayam hutan, dan lain-lain) serta papan(berbagai macam pohon untuk pembuatan rumah).Di samping itu tanaman karet dan kopi yang adadi dalam hutan desa dapat dipanen sebagai sumberpendapatan untuk kebutuhan keluarga lainnya.

Kopi Organik dan BerpenaungTerdapat banyak keuntungan cara produksi

kopi organik yang dikombinasikan dengan penaung,di antaranya adalah sistem ini meningkatkandaur hara dengan memacu aktivitas mikrobiapenambatan nitrogen dan pengurai bahan organikdalam tanah. Di samping itu, sistem pertanamandengan pohon-pohon yang berakar dalam mampumeningkatkan pengawetan air, dan kesuburantanah serta menstabilkan tanah melawan erosi.Keragaman struktur kanopi di sekeliling pertanamankopi tersebut mampu membantu mempertahankanhabitat makhluk hidup bebas sehingga dapatmempertahankan keragaman hayati serangga,binatang dan tanaman di sekitar pertanaman kopi.Sementara itu, tajuk pohon penaung seringberfungsi sebagai penyangga terhadap terjanganangin, hujan, dan suhu yang ekstrim, sehinggajumlah tanaman yang rusak dapat dikurangi.

Budidaya kopi lestari yang melibatkantanaman penaung merupakan pola tanam yangmampu meningkatkan cadangan dan penyerapan

Pendampingan Puslitkoka kepada kelompok tani hutan desa

Page 4: Kasus Desa Sebadak Raya: Dapatkah Budidaya Kopi … · pupuk kimia buatan dan racun kimia buatan (pestisida, fungisida, nematisida, dan herbisida) yang banyak sehingga walaupun sangat

PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta23 <<

25 | 2 | Juni 2013

karbon secara signifikan. Pertanaman kopi Robustamempunyai kemiripan dengan hutan dalam halpenutupan lahan, penghasil biomassa dan sifatmenjaga kelestarian tanah dari bahaya erosi. Sifattersebut diduga akan mempunyai kemampuan yangcukup besar dalam menyimpan karbon. Hasilpenelitian Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indo-nesia menunjukkan bahwa cadangan karbon diperkebunan rakyat di Jawa Timur yang umumnyamemiliki berbagai macam pohon penaung dapatmencapai 58,7 ton/ha dibandingkan dengan polamonokultur yang umum diterapkan oleh per-kebunan besar hanya 20,2 ton/ha. Untukmengurangi dampak perubahan iklim, upaya yangdapat dilakukan saat ini adalah meningkatkanpenyerapan karbon dan menurunkan emisi karbon.Karbon yang diserap oleh tanaman disimpan dalambentuk biomassa kayu, sehingga cara yang pal-ing mudah untuk meningkatkan simpanan adalahdengan menanam dan memelihara pohon. Emisikarbon pada budidaya kopi lestari dapat ditekankarena penanaman bibit kopi tidak dilakukan

dengan pembakaran, tetapi cukup denganmenanam tanaman kopi di antara pohon-pohonhutan yang sudah ada. Dengan demikianpenyebab perubahan iklim sudah dapat dilakukanpada skala kecil.

Langkah-Langkah PeningkatanProduksi

Kopi yang sudah merupakan bahan minumandan makanan bagi sebagian besar masyarakatdunia termasuk di Indonesia, khususnya diKalimantan Barat masih berpotensi untukdikembangkan dengan menitik-beratkan pengem-bangannya di hutan desa Sebadak Raya. Beberapalangkah pendekatan yang dapat dilakukansementara ini adalah:1. Pemeliharaan tanaman kopi yang sudah ada

dengan melakukan pemangkasan adalah upayayang perlu dilakukan pada kesempatan pertama,mengingat bahwa dengan pertanaman yang ada

Tanaman kopi Robusta ditanam di antara tanaman lain sebagai hutan desa

Page 5: Kasus Desa Sebadak Raya: Dapatkah Budidaya Kopi … · pupuk kimia buatan dan racun kimia buatan (pestisida, fungisida, nematisida, dan herbisida) yang banyak sehingga walaupun sangat

25 | 2 | Juni 2013

>> 24PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

tersebut sebelumnya pernah berproduksi cukuptinggi. Dengan demikian diharapkan melaluipemangkasan tanaman kopi dan pengurangannaungan (bila perlu) dilakukan pada awal musimhujan potensi produksi awal dapat dicapai.Pemangkasan bentuk tanaman untuk wilayahini sebaiknya berupa batang ganda mengingatbahwa sistem ini lebih sederhana dankehilangan hasil yang drastis dapatdikendalikan.

2. Pemasukan bahan tanam unggul berupa bibitdapat diperuntukkan untuk perluasan per-tanaman kopi, selain itu juga dapat untukmeningkatkan produktivitas tanaman dengancara sambung yang untuk ini diperlukan entresdari klon-klon unggul. Pusat Penelitian Kopi danKakao Indonesia memiliki berbagai macam klon-klon kopi Robusta unggul yang dapatdisesuaikan dengan kondisi iklim setempat.

3. Perluasan areal pertanaman kopi dalam hutandesa Sebadak Raya sangat diperlukan,mengingat bahwa dalam pemasaran produkseperti kopi diperlukan jumlah yang secaraekonomis layak, yakni minimum 20 ton yangcukup minimum untuk satu kontainer. Denganasumsi bahwa dari satu tanaman kopi meng-hasilkan 0,2 kg biji kopi pasar, maka dalamwilayah ini diperlukan minimum 100 ribu tanamankopi untuk dapat menghasilkan jumlah biji kopiyang cukup untuk satu kontainer.

4. Peningkatan mutu biji kopi merupakan langkahstrategis dalam meningkatkan citra kopi dariwilayah ini. Biji kopi yang bermutu hanya dapatdiperoleh melalui pemetikan buah yang masakmerah dan diikuti oleh pengolahan danpenyimpanan yang baik dan benar. Kopi yangbermutu baik disertai dengan aroma dancitarasa khas akan banyak dicari orang.

5. Produksi kopi bubuk yang dihasilkan dari industrirumah tangga dari desa ini akan meningkatkannilai tambah biji kopi yang diperoleh. Pem-bentukan kelompok tani yang secara bersama-sama berjuang dan berusaha untuk meningkat-

kan produksi baik biji maupun bubuk kopi sertapemasarannya sangat diperlukan. Hal ini sangatdimungkinkan karena di desa ini selain kekuatandari pamong pemerintah desa juga terdapatpemangku adat yang keduanya mampumengatur dan mengendalikan aturan sertapelaksanaan organisasi desa.

6. Kopi luwak berpotensi juga dikembangkan didesa ini, mengingat hewan ini juga banyakterdapat di wilayah ini utamanya pada saatmusim panen kopi. Namun, bagaimana mem-perbaiki mutu biji kopi yang juga akhirnyatermasuk kopi luwak yang harus menjadiprioritas utama dalam upaya pengembangankopi di hutan desa

7. Sertif ikasi terhadap produk biji kopi yangdihasilkan dari desa Sebadak Raya dimungkin-kan untuk memperoleh pasar-pasar khusus didunia dan berpeluang untuk memperoleh hargapremium. Di kemudian hari bila sertifikasi produkbiji kopi dari hutan desa ini akan dikembangkanmaka beberapa sertifikasi yang berpotensidapat dikembangkan adalah biji kopi denganlabel (a) “kopi organik (organic coffee)”; (b) “kopiberpenaung (shade grown coffee)”; (c) “kopiramah burung (bird friendly coffee)” dan (d) “kopiramah lingkungan (Eco-OK coffee)”. Namununtuk kelancaran proses sertifikasi ini diperlukanterbentuknya kelompok tani dan koperasi tanisehingga upaya perbaikan mutu dapat digalangbersama-sama anggota kelompok tani yangmemiliki pertanaman kopi.

PenutupDari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

dengan mempertimbangkan kebutuhan fisiologisdan syarat-syarat lingkungan untuk tanaman kopiRobusta, maka budidaya tanaman ini berpotensibesar dapat dibangkitkan kembali atau direvitalisasidalam pengembangan hutan desa. Perbaikan mutubiji kopi serta peningkatan produksi dan jumlahtanaman sangat diperlukan untuk menciptakan citrakopi Desa Sebadak Raya, Kalimantan Barat.