kasus autisme askep

Upload: putri-rara-putri-silam

Post on 06-Jan-2016

18 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

askep autisme

TRANSCRIPT

1. Pengkajian1) Identitas klienNama: An. ZJenis kelamin: Laki-lakiRiwayat kesehatan sekarang: sering berontak, menangis tanpa penyebabnya, tidak mau sosialisasi dengan teman-temannya, hanya tetap duduk dibangku saat awal sampai akhir pelajaran, tidak mau merespek (adanya blocking) mimik muka tidak biasa. 2) Psikososial: menarik diri dan tidak responsive terhadap lingkungan sekitar, perilaku menstimulasi diri, peka terhadap suara-suara yang lembut3) Neurologis: respon tidak sesuai dengan stimulasi 2. Diagnosa Keperawatan1) Kerusakan interaksi sosial berhubungan dengan stimulasi sensorik yang tidak sesuai.2) Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mempercayai.3. Intervensi Keperawatan Diagnosa 1: Kerusakan interaksi sosial berhubungan dengan stimulasi sensorik yang tidak sesuai.Tujuan: Anak akan mendemonstrasikan kepercayaan pada seorang pemberi perawatan yang ditandai dengan sikap responsive pada wajah dan kontak mata dalam waktu yang ditentukan dengan Kriteria hasil:1) Anak mulai berinteraksi dengan diri dan orang lain2) Pasien menggunakan kontak mata, sifat responsive pada wajah dan perilaku-perilaku nonverbal lainnya dalam berinteraksi dengan orang lain.3) Pasien tidak menarik diri dari kontak fisik dengan orang lainIntervensiRasional

1. Jalin hubungan satu-satu dengan anak untuk meningkatkan kepercayaan

1. Interaksi staf dengan pasien yang konsisten meningkatkan pembentukan kepercayaan.

2. Berikan benda-benda yang dikenal (misalnya: mainan kesukaan, selimut) untuk memberikan rasa aman dalam waktu-waktu tertentu agar anak tidak mengalami distress. 2. Benda-benda ini memberikan rasa aman dalam waktu-waktu aman bila anak merasa distres

3. Sampaikan sikap yang hangat, dukungan dan kebersediaan ketika anak berusaha untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya untuk meningkatkan pembentukan dan mempertahankan hubungan saling percaya3. Karakteristik-karakteritik ini meningkatkan pembentukan dan mempertahankan hubungan saling percaya

4. Lakukan dengan perlahan-lahan, jangan memaksakan interaksi-interaksi, mulai dengan penguatan yang positif pada kontak mata, perkenalkan dengan berangsur-angsur dengan sentuhan, senyuman , dan pelukan.4. Pasien autisme dapat merasa terncam oleh suatu rangsangan yang gencar pada pasien yang tidak terbiasa.

5. Dengan kehadiran anda beri dukungan pada pasien yang berusaha keras untuk membentuk hubungan dengan orang lain dilingkungannya.5. Kehadiran seorang yang telah terbentuk hubungan saling percaya dapat memberikan rasa aman

Diagnosa II: Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mempercayai.Tujuan: Anak akan membentuk kepercayaan dengan seorang pemberi perawatan ditandai dengan sikap responsive dan kontak mata dalam waktu yang telah ditentukan dengan kriteria hasil:1) Pasien mampu berkomunikasi dengan cara yang dimengerti oleh orang lain2) Pesan-pesan nonverbal pasien sesuai dengan pengungkapan verbal.3) Pasien memulai berinteraksi verbal dan non verbal dengan orang lainIntervensiRasional

1. Pertahankan konsistensi tugas staf untuk memahami tindakan-tindakan dan komunikasi anak. 1. Hal ini memudahkan kepercayaan dan kemampuan untuk memahami tindakan-tindakan dan komunikasi pasien

2. Antisipasi dan penuhi kebutuhan-kebutuhan anak sampai kepuasan pola komunikasi terbentuk2. Pemenuhan kebutuhan pasien akan dapat mengurangi kecemasan anak sehingga anak akan dapat mulai menjalin komunikasi dengan orang lain dengan asertif

3. Gunakan pendekatan tatap muka berhadapan untuk menyampaikan ekspresi-ekspresi nonverbal yang benar dengan menggunakan contoh3. Kontak mata mengekspresikan minat yang murni terhadap dan hormat kepada seseorang.