lp dan askep autisme

23
LAPORAN PENDAHULUAN I. DEFINISI Istilah autisme berasal dari kata “Autos” yang berarti diri sendiri dan “isme” yang berarti suatu aliran, sehingga dapat diartikan sebagai suatu paham tertarik pada dunianya sendiri (Suryana, 2004). Autistik adalah suatu gangguan perkembangan yang kompleks menyangkut komunikasi, interaksi sosial dan aktivitas imajinasi. Gejalanya mulai tampak sebelum anak berusia 3 tahun (Suryana, 2004). Istilah autisme dipergunakan untuk menunjukkan suatu gejala psikosis pada anak-anak yang unik dan menonjol yang sering disebut sindrom Kanner yang dicirikan dengan ekspresi wajah yang kosong seolah-olah sedang melamun, kehilangan pikiran dan sulit sekali bagi orang lain untuk menarik perhatian mereka atau mengajak mereka berkomunikasi (Budiman, 1998). Menurut American psychiatric association (2000), bahwa autistic adalah gangguan perkembangan yang terjadi pada anak yang mengalami kondisi menutup diri. Autisme tidak termasuk ke dalam golongan suatu penyakit tetapi suatu kumpulan gejala kelainan perilaku dan kemajuan perkembangan. Dengan kata lain, pada anak Autisme terjadi kelainan emosi, intelektual dan kemauan (gangguan pervasif). Berdasarkan uraian di atas, maka autisme adalah gangguan perkembangan yang sifatnya luas dan kompleks, mencakup aspek interaksi sosial, kognisi, bahasa dan motorik. II. ETIOLOGI Penyebab Autisme diantaranya:

Upload: zhe-zha

Post on 08-Aug-2015

1.438 views

Category:

Documents


221 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lp Dan Askep Autisme

LAPORAN PENDAHULUAN

I. DEFINISI

Istilah autisme berasal dari kata “Autos” yang berarti diri sendiri dan “isme” yang berarti

suatu aliran, sehingga dapat diartikan sebagai suatu paham tertarik pada dunianya sendiri

(Suryana, 2004).

Autistik adalah suatu gangguan perkembangan yang kompleks menyangkut komunikasi,

interaksi sosial dan aktivitas imajinasi. Gejalanya mulai tampak sebelum anak berusia 3

tahun (Suryana, 2004).

Istilah autisme dipergunakan untuk menunjukkan suatu gejala psikosis pada anak-anak

yang unik dan menonjol yang sering disebut sindrom Kanner yang dicirikan dengan ekspresi

wajah yang kosong seolah-olah sedang melamun, kehilangan pikiran dan sulit sekali bagi

orang lain untuk menarik perhatian mereka atau mengajak mereka berkomunikasi

(Budiman, 1998).

Menurut American psychiatric association (2000), bahwa autistic adalah gangguan

perkembangan yang terjadi pada anak yang mengalami kondisi menutup diri.

Autisme tidak termasuk ke dalam golongan suatu penyakit tetapi suatu kumpulan gejala

kelainan perilaku dan kemajuan perkembangan. Dengan kata lain, pada anak Autisme terjadi

kelainan emosi, intelektual dan kemauan (gangguan pervasif).

Berdasarkan uraian di atas, maka autisme adalah gangguan perkembangan yang

sifatnya luas dan kompleks, mencakup aspek interaksi sosial, kognisi, bahasa dan motorik.

II. ETIOLOGI

Penyebab Autisme diantaranya:

1. Genetik (80% untuk kembar monozigot dan 20% untuk kembar dizigot) terutama pada

keluarga anak austik (abnormalitas kognitif dan kemampuan bicara

2. Kelainan kromosim (sindrom x yang mudah pecah atau fragil).

3. Neurokimia (katekolamin, serotonin, dopamin belum pasti).

4. Cidera otak, kerentanan utama, aphasia, defisit pengaktif retikulum, keadaan tidak

menguntungkan antara faktor psikogenik dan perkembangan syaraf, perubahan struktur

serebellum, lesi hipokompus otak depan.

5. Penyakit otak organik dengan adanya gangguan komunikasi dan gangguan sensori serta

kejang epilepsi.

6. Lingkungan terutama sikap orang tua, dan kepribadian anak.

Page 2: Lp Dan Askep Autisme

Gambaran Autisme pada masa perkembangan anak dipengaruhi oleh

Pada masa bayi terdapat kegagalan mengemong atau menghibur anak, anak tidak berespon

saat diangkat dan tampak lemah. Tidak adanya kontak mata, memberikan kesan jauh atau

tidak mengenal. Bayi yang lebih tua memperlihatkan rasa ingin tahu atau minat pada

lingkungan, bermainan cenderung tanpa imajinasi dan komunikasi pra verbal kemungkinan

terganggu dan tampak berteriak-teriak.

Pada masa anak-anak dan remaja, anak yang autis memperlihatkan respon yang

abnormal terhadap suara anak takut pada suara tertentu, dan tercengang pada suara

lainnya. Bicara dapat terganggu dan dapat mengalami kebisuan. Mereka yang mampu

berbicara memperlihatkan kelainan ekolialia dan konstruksi telegramatik. Dengan

bertumbuhnya anak pada waktu berbicara cenderung menonjolkan diri dengan kelainan

intonasi dan penentuan waktu. Ditemukan kelainan persepsi visual dan fokus konsentrasi

pada bagian prifer (rincian suatu lukisan secara sebagian bukan menyeluruh). Tertarik

tekstur dan dapat menggunakan secara luas panca indera penciuman, kecap dan raba ketika

mengeksplorais lingkungannya.

Pada usia dini mempunyai pergerakan khusus yang dapt menyita perhatiannya

(berlonjak, memutar, tepuk tangan, menggerakan jari tangan). Kegiatan ini ritual dan

menetap pada keaadan yang menyenangkan atau stres. Kelainann lain adalh destruktif,

marah berlebihan dan akurangnya istirahat.

Pada masa remaja perilaku tidak sesuai dan tanpa inhibisi, anak austik dapat menyelidiki

kontak seksual pada orang asing.

III. PATOFISIOLOGI

Sel saraf otak (neuron) terdiri dari badan sel dan serabut untuk mengalirkan implus

listrik (akson) serta serabut untuk menerima implus listrik (dendrite).Sel saraf terdapat pada

lapisan luar otak yang berwarna kelabu (korteks).akson di bungkus selaput bernama myelin

terletak di bagian otak berwarna putih.Sel saraf berhubungan satu sama lain lewat sinaps.

Sel saraf terbentuk saat usia kandungan tiga sampai tujuh bulan.pada trimester

ketiga,pembentukan sel saraf berhenti dan di mulai pembentukan akson,dendrite dan

sinaps yang berlanjut sampai anak berusia sekitar dua tahun.

Setelah anak lahir,terjadi proses pertumbuhan otak berupa bertambah dan berkurangnya

struktur akson,dendrite dan sinaps.proses ini di pengaruhi secara genetic melalui sejumlah

zat kimia yang dikenal sebagai brai growth factor dan proses belajar anak.

Page 3: Lp Dan Askep Autisme

Makin banyak sinaps terbentuk,anak makin cerdas,pembentukan akson,dendrite dan

sinaps sangat tergantung pada stimulasi dari lingkungan.Bagian otak yang digunakan dalam

belajarmenunjukan pertamabhan akson,dendrite dan sinaps,sedangkan bagian otak yang

tak digunakan menunjukan kematian sel,berkurangnya akson,dendrite dan sinaps.Kelainan

genetis,keracunan logam berat,dan nutrisi yang tidak adekuat dapat menyebabkan

gangguan proses-proses tersebut.Sehingga akan menyebabkan abnormalitas pertumbuhan

sel saraf.

IV. MANIFESTASI KLINIS

1. Manifestasi klinis yang ditemuai pada penderita Autisme :

a. Penarikan diri, Kemampuan komunukasi verbal (berbicara) dan non verbal yang tidak

atau kurang berkembang mereka tidak tuli karena dapat menirukan lagu-lagu dan istilah

yang didengarnya, serta kurangnya sosialisasi mempersulit estimasi potensi intelektual

kelainan pola bicara, gangguan kemampuan mempertahankan percakapan, permainan

sosial abnormal, tidak adanya empati dan ketidakmampuan berteman. Dalam tes non

verbal yang memiliki kemampuan bicara cukup bagus namun masih dipengaruhi, dapat

memperagakan kapasitas intelektual yang memadai. Anak austik mungkin terisolasi,

berbakat luar biasa, analog dengan bakat orang dewasa terpelajar yang idiot dan

menghabiskan waktu untuk bermain sendiri.

b. Gerakan tubuh stereotipik, kebutuhan kesamaan yang mencolok, minat yang sempit,

keasyikan dengan bagian-bagian tubuh.

c. Anak biasa duduk pada waktu lama sibuk pada tangannya, menatap pada objek.

Kesibukannya dengan objek berlanjut dan mencolok saat dewasa dimana anak

tercenggang dengan objek mekanik.

d. Perilaku ritualistik dan konvulsif tercermin pada kebutuhan anak untuk memelihara

lingkungan yang tetap (tidak menyukai perubahan), anak menjadi terikat dan tidak bisa

dipisahkan dari suatu objek, dan dapat diramalkan .

e. Ledakan marah menyertai gangguan secara rutin.

f. Kontak mata minimal atau tidak ada.

g. Pengamatan visual terhadap gerakan jari dan tangan, pengunyahan benda, dan

menggosok permukaan menunjukkan penguatan kesadaran dan sensitivitas terhadap

rangsangan, sedangkan hilangnya respon terhadap nyeri dan kurangnya respon terkejut

Page 4: Lp Dan Askep Autisme

terhadap suara keras yang mendadak menunjukan menurunnya sensitivitas pada

rangsangan lain.

h. Keterbatasan kognitif, pada tipe defisit pemrosesan kognitif tampak pada emosional

i. Menunjukan echolalia (mengulangi suatu ungkapan atau kata secara tepat) saat

berbicara, pembalikan kata ganti pronomial, berpuisi yang tidak berujung pangkal,

bentuk bahasa aneh lainnya berbentuk menonjol. Anak umumnya mampu untuk

berbicara pada sekitar umur yang biasa, kehilangan kecakapan pada umur 2 tahun.

j. Intelegensi dengan uji psikologi konvensional termasuk dalam retardasi secara

fungsional.

k. Sikap dan gerakan yang tidak biasa seperti mengepakan tangan dan mengedipkan mata,

wajah yang menyeringai, melompat, berjalan berjalan berjingkat-jingkat.

2. Cara mengetahui autis pada anak juga dapat dilihat dari interval umur anak tersebut, karena

tanda autis berbeda pada setiap interval umurnya:

a. Pada usia 6 bulan sampai 2 tahun anak tidak mau dipeluk atau menjadi tegang bila

diangkat, cuek menghadapi orangtuanya, tidak bersemangat dalam permainan

sederhana (ciluk baa atau kiss bye), anak tidak berupaya menggunakan kat-kata. Orang

tua perlu waspada bila anak tidak tertarik pada boneka atau binatan gmainan untuk

bayi, menolak makanan keras atau tidak mau mengunyah, apabila anak terlihat tertarik

pada kedua tangannya sendiri.

b. Pada usia 2-3 tahun dengan gejal suka mencium atau menjilati benda-benda, disertai

kontak mata yang terbatas, menganggap orang lain sebagai benda atau alat, menolak

untuk dipeluk, menjadi tegang atau sebaliknya tubuh menjadi lemas, serta relatif cuek

menghadapi kedua orang tuanya.

c. Pada usia 4-5 tahun ditandai dengan keluhan orang tua bahwa anak merasa sangat

terganggu bila terjadi rutin pada kegiatan sehari-hari. Bila anak akhirnya mau berbicara,

tidak jarang bersifat ecolalia (mengulang-ulang apa yang diucapkan orang lain segera

atau setelah beberapa lama), dan anak tidak jarang menunjukkan nada suara yang aneh,

(biasanya bernada tinggi dan monoton), kontak mata terbatas (walaupun dapat

diperbaiki), tantrum dan agresi berkelanjutan tetapi bisa juga berkurang, melukai dan

merangsang diri sendiri.

3. Ciri yang khas pada anak yang austik :

a. Defisit keteraturan verbal.

Page 5: Lp Dan Askep Autisme

b. Abstraksi, memori rutin dan pertukaran verbal timbal balik.

c. Kekurangan teori berfikir (defisit pemahaman yang dirasakan atau dipikirkan orang lain).

4. Menurut Baron dan kohen 1994 ciri utama anak autisme adalah:

a. Interaksi sosial dan perkembangan sossial yang abnormal.

b. Tidak terjadi perkembangan komunikasi yang normal.

c. Minat serta perilakunya terbatas, terpaku, diulang-ulang, tidak fleksibel dan tidak

imajinatif.

d. Ketiga-tiganya muncul bersama sebelum usia 3 tahun.

V. PERKEMBANGAN ANAK AUTISME

Menurut Wenar (1994) autisme berkembang pada 30 bulan pertama dalam hidup, saat

dimensi dasar dari keterkaitan antar manusia dibangun, karenanya periode perkembangan

yang dibahas akan dibagi menjadi masa infant dan toddler dan masa prasekolah dan kanak-

kanak tengah.

1. Masa infant dan toddler

Hubungan dengan care giver merupakan pusat dari masa ini. Pada kasus autisme

sejumlah faktor berhubungan untuk membedakan perkembangannya dengan

perkembangan anak normal.

Tabel 2. Perbedaan perkembangan anak normal dan anak autis

pada masa infant dan toddler

NO. FAKTOR PEMBEDA PERKEMBANGAN NORMAL ANAK AUTIS

1. Pola tatapan mata 1. Usia 6 bulan sudah mampu

melakukan kontak sosial

melalui tatapan

2. Toddler: menggunakan gaze

sebagai sinyal pemenuhan

vokalisasi mereka atau

mengundang partner untuk

bicara

1. Pandangan mereka

melewati orang dewasa

yang mencegah

perkembangan pola

interaksi melalui tatapan

2. Lebih sering melihat

kemana-mana daripada ke

orang dewasa

2. Affect Usia 2,5-3 bulan sudah

melakukan senyum sosial

1. Tidak ada senyum sosial

2. Usia 30-70 bulan melihat

dan tersenyum terhadap

Page 6: Lp Dan Askep Autisme

ibunya, tapi tidak disertai

dengan kontak mata dan

kurang merespon senyuman

ibunya

3. Vokalisasi Usia 2-4 bulan anak dan ibu

terlibat dalam pola yang simultan

dan berganti vokal yang menjadi

awal bagi komunikasi verbal

selanjutnya.

Karakter Autism mereka

tampak dari kurangnya

babbling yang menghambat

jalan interaksi sosial ini

4. Imitasi Sosial: berkaitan

dengan responsifitas

sosial, bermain bebas dan

bahasa

Langsung muncul setelah lahir Usia 8-26 bulan dapat meniru

ekspresi wajah tapi melalui

sejumlah keanehan dan respon

mekanikal yang

mengindikasikan sulitnya

perilaku ini bagi mereka

5. Inisiatif dan Reciprocity Merespon stimulus yang ada

sehingga timbul reciprocity

Anak menjadi penerima pasif

dari permainan orang dewasa

dan tidak berinteraksi secara

ktif dengan mereka

6. Attachment Kelekatan pada anak autis

diselingi dengan karakteristik

pengulangan pergerakan motorik

mereka seperti tepukan tangan,

goncangan dan berputar-putar

7. Kepatuhan dan 1. Anak autis patuh terhadap

permintaan. Jika

permintaan tersebut sesuai

dengan kapasitas intelektual

mereka, mereka dapat

merespon secara pantas

saat mereka dalam

lingkungan yang terstruktur

Page 7: Lp Dan Askep Autisme

dan dapat diprediksi.

2. Anak autis memiliki sifat

negativistik secara

berlebihan

Perkembangan yang terganggu adalah dalam bidang : a. Komunikasi : kualitas komunikasinya yang tidak normal, seperti ditunjukkan dibawah ini :

1. Perkembangan bicaranya terlambat, atau samasekali tidak berkembang.

2. Tidak adanya usaha untuk berkomunikasi dengan gerak atau mimik muka untuk mengatasi kekurangan dalam kemampuan bicara.

3. Tidak mampu untuk memulai suatu pembicaraan atau memelihara suatu pembicaraan dua arah yang baik.

4. Bahasa yang tidak lazim yang diulang-ulang atau stereotipik.

5. Tidak mampu untuk bermain secara imajinatif, biasanya permainannya kurang variatif.

b. Interaksi sosial : adanya gangguan dalam kualitas interaksi social : 1. Kegagalan untuk bertatap mata, menunjukkan ekspresi fasial, maupun postur dan gerak

tubuh, untuk berinteraksi secara layak.

2. Kegagalan untuk membina hubungan sosial dengan teman sebaya, dimana mereka bisa berbagi emosi, aktivitas, dan interes bersama.

3. Ketidak mampuan untuk berempati, untuk membaca emosi orang lain.

4. Ketidak mampuan untuk secara spontan mencari teman untuk berbagi kesenangan dan melakukan sesuatu bersama-sama.

c. Perilaku : aktivitas, perilaku dan interesnya sangat terbatas, diulang-ulang dan stereotipik seperti dibawah ini :

1. Adanya suatu preokupasi yang sangat terbatas pada suatu pola perilaku yang tidak normal, misalnya duduk dipojok sambil menghamburkan pasir seperti air hujan, yang bisa dilakukannya berjam-jam.

2. Adanya suatu kelekatan pada suatu rutin atau ritual yang tidak berguna, misalnya kalau mau tidur harus cuci kaki dulu, sikat gigi, pakai piyama, menggosokkan kaki dikeset, baru naik ketempat tidur. Bila ada satu diatas yang terlewat atau terbalik urutannya, maka ia akan sangat terganggu dan nangis teriak-teriak minta diulang.

3. Adanya gerakan-gerakan motorik aneh yang diulang-ulang, seperti misalnya mengepak-ngepak lengan, menggerak-gerakan jari dengan cara tertentu dan mengetok-ngetokkan sesuatu.

Page 8: Lp Dan Askep Autisme

4. Adanya preokupasi dengan bagian benda/mainan tertentu yang tak berguna, seperti roda sepeda yang diputar-putar, benda dengan bentuk dan rabaan tertentu yang terus diraba-rabanya, suara-suara tertentu.

VI. CIRI-CIRI AUTISME

A. Menurut American Psychiatric Association dalam buku Diagnostic and Statistical Manual

of Mental Disorder Fourth Edition Text Revision (DSM IV-TR, 2004), kriteria diagnostik

untuk dari gangguan autistik pada kanak-kanak adalah sebagai berikut:

a. Jumlah dari 6 (atau lebih) item dari (1), (2) dan (3), dengan setidaknya dua dari (1),

dan satu dari masing-masing (2) dan (3):

1. Kerusakan kualitatif dalam interaksi sosial, yang dimanifestasikan dengan

setidak-tidaknya dua dari hal berikut:

1. Kerusakan yang dapat ditandai dari penggunaan beberapa perilaku

non verbal seperti tatapan langsung, ekspresi wajah, postur tubuh dan

gestur untuk mengatur interaksi sosial.

2. Kegagalan untuk mengembangkan hubungan teman sebaya yang

tepat menurut tahap perkembangan.

3. Kekurangan dalam mencoba secara spontanitas untuk berbagi

kesenangan, ketertarikan atau pencapaian dengan orang lain (seperti

dengan kurangnya menunjukkan atau membawa objek ketertarikan).

4. Kekurangan dalam timbal balik sosial atau emosional.

2. Kerusakan kualitatif dalam komunikasi yang dimanifestasikan pada

setidak-tidaknya satu dari hal berikut:

1. Penundaan dalam atau kekurangan penuh pada perkembangan bahasa

(tidak disertai dengan usaha untuk menggantinya melalui beragam

alternatif dari komunikasi, seperti gestur atau mimik).

2. Pada individu dengan bicara yang cukup, kerusakan ditandai dengan

kemampuan untuk memulai atau mempertahankan percakapan

dengan orang lain.

3. Penggunaan bahasa yang berulang-ulang dan berbentuk tetap atau

bahasa yang aneh.

Page 9: Lp Dan Askep Autisme

4. Kekurangan divariasikan, dengan permainan berpura-pura yang

spontan atau permainan imitasi sosial yang sesuai dengan tahap

perkembangan.

3. Dibatasinya pola-pola perilaku yang berulang-ulang dan berbentuk tetap,

ketertarikan dan aktivitas, yang dimanifestasikan pada setidak-tidaknya

satu dari hal berikut:

1. Meliputi preokupasi dengan satu atau lebih pola ketertarikan yang

berbentuk tetap dan terhalang, yang intensitas atau fokusnya

abnormal.

2. Ketidakfleksibilitasan pada rutinitas non fungsional atau ritual yang

spesifik.

3. Sikap motorik yang berbentuk tetap dan berulang (tepukan atau

mengepakkan tangan dan jari, atau pergerakan yang kompleks dari

keseluruhan tubuh).

4. Preokupasi yang tetap dengan bagian dari objek

b. Fungsi yang tertunda atau abnormal setidak-tidaknya dalam 1 dari area berikut,

dengan permulaan terjadi pada usia 3 tahun:

1. interaksi sosial,

2. bahasa yang digunakan dalam komunikasi sosial

3. atau permainan simbolik atau imajinatif.

c. Gangguan tidak lebih baik bila dimasukkan dalam Rett’s Disorder atau Childhood

Disintegrative Disorder.

B. Menurut ICD-10 (1993) international classification of diseases dari WHO ( world health

organization). Indicator perilaku anak autistic pada anak-anak (handojo,2006), sebagai

berikut :

1. Interaksi sosial tidak memadai, seperti :

a. Kontak mata sangat kurang

b. Ekspresi wajah kurang hidup

c. Sulit mengikuti respon perintah

d. Merasa tidak tertarik untuk di peluk

e. Gerak-gerik yang kurang tertuju

f. Menangis dan tertawa tanpa sebab

Page 10: Lp Dan Askep Autisme

g. Tidak tertarik akan mainan

h. Bermain dengan benda bukan mainan

2. Tidak bisa bermain dengan teman sebaya

3. Tidak dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain

4. Kurangnya hubungan sosial dan emosional yang timbal balik

5. Bicara terlambat atau sama sekali tak berkembang (dan tidak ada usaha untuk

mengimbangi komunikasi dengan cara lain tanpa bicara) menarik tangan ingin

menarik sesuatu, bahasa isyarat tak berkembang.

a. Bila bias bicara, bicaranya tidak untuk dipakai komunikasi

b. Sering menggunakan bahasa yang aneh dan diulang-ulang

c. Cara bermain kurang bervariatif, kurang imajinatif dan kurang bias meniru

6. Memperhatikan satu minat atau lebih, dengan cara yang sangat khas atau

berlebihan.

a. Terpaku pada kegiatan yang ritualistic atau rutinitas yang tidak ada gunanya,

misalnya makanan di cium dulu.

b. Ada gerakan-gerakan yang aneh dan diulang-ulang

c. Seringkali sangat terpukau pada bagian-bagian benda

Anak autistic dapat didiagnostik dari umur sebelum tiga tahun, masa kanak-kanak, dan

masa anak-anak. Didiagnostik pada anak autistic dapat dilihat dari interaksi sosialnya,

komunikasi (bahasa), dan cara bermain. Adapun criteria diagnostic yang dapat digunakan

adalah DSM-VI untuk mendiagnostik anak autistik. Masa kanak-kanak dan ICD-10 untuk

mengdiagnostik autistic.

Gangguan autistik lebih banyak dijumpai pada pria dibanding wanita dengan ratio 5 : 1.

Dalam pengklasifikasian gangguan autisme untuk tujuan ilmiah dapat digolongkan atas autisme

ringan, sedang dan berat. Namun pengklasifikasian ini jarang dikemukakan pada orangtua

karena diperkirakan akan mempengaruhi sikap dan intervensi yang dilakukan. Padahal untuk

penanganan dan intervensi antara autisme ringan, sedang dan berat tidak berbeda. Penanganan

dan intervensinya harus intensif dan terpadu sehingga memberikan hasil yang optimal.

Orangtua harus memberikan perhatian yang lebih bagi anak penyandang autis. Selain itu

penerimaan dan kasih sayang merupakan hal yang terpenting dalam membimbing dan

membesarkan anak autis (Yusuf, 2003).

Page 11: Lp Dan Askep Autisme

VII. GEJALA-GEJALA AUTSME

A. Gejala anak autis antara lain:

1. Interaksi sosia

1. Tidak tertarik untuk bermain bersama teman

2. Lebih suka menyendiri

3. Tidak ada atau sedikit kontak mata, atau menghindar untuk bertatapan

4. Senang menarik-narik tangan orang lain untuk melakukan apa yang inginkan

2. Komunikasi

1. Perkembangan bahasa lambat

2. Senang meniru atau membeo

3. Anak tampak seperti tuli, sulit berbicara

4. Kadang kata yang digunakan tidak sesuai artinya

5. Mengoceh tanpa arti berulang-ulang

6. Bicara tidak dipakai untuk alat berkomunikasi

3. Pola Bermain

1. Tidak bermain seperti anak-anak pada umumnya

2. Senang akan benda-benda yang berputar

3. Tidak bermain sesuai fungsi mainan

4. Tidak kreatif, tidak imajinatif

5. Dapat sangat lekat dengan benda tertentu

4. Gangguan Sensoris

1. Bila mendengar suara keras langsung menutup telinga

2. Sering menggunakan indera pencium dan perasanya

3. Dapat sangat sensitif terhadap sentuhan

4. Tidak sensitif terhadap rasa sakit dan rasa takut

5. Perkembangan Terlambat

1. Tidak sesuai seperti anak normal, keterampilan sosial, komunikasi dan kognisi

2. Dapat mempunyai perkembangan yang normal pada awalnya, kemudian menurun

bahkan sirna

6. Gejala Muncul

1. Gejala di atas dapat dimulai tampak sejak lahir atau saat masih kecil

Page 12: Lp Dan Askep Autisme

2. Pada beberapa anak sekitar umur 5-6 tahun gejala tampak agak kurang

B. Ada beberapa gejala yang harus diwaspadai terlihat sejak bayi atau anak menurut usia :

1. USIA 0 - 6 BULAN

a. Bayi tampak terlalu tenang ( jarang menangis)

b. Terlalu sensitif, cepat terganggu/terusik

c. Gerakan tangan dan kaki berlebihan terutama bila mandi

d. Tidak "babbling"

e. Tidak ditemukan senyum sosial diatas 10 minggu

f. Tidak ada kontak mata diatas umur 3 bulan

g. Perkembangan motor kasar/halus sering tampak normal

2. USIA 6 - 12 BULAN a. Bayi tampak terlalu tenang ( jarang menangis)

b. Terlalu sensitif, cepat terganggu/terusik

c. Gerakan tangan dan kaki berlebihan

d. Sulit bila digendong

e. Tidak "babbling"

f. Menggigit tangan dan badan orang lain secara berlebihan

g. Tidak ditemukan senyum sosial

h. Tidak ada kontak mata

i. Perkembangan motor kasar/halus sering tampak normal

3. USIA 6 - 12 BULAN a. Kaku bila digendong

b. Tidak mau bermain permainan sederhana (ciluk ba, da-da)

c. Tidak mengeluarkan kata

d. Tidak tertarik pada boneka

e. Memperhatikan tangannya sendiri

f. Terdapat keterlambatan dalam perkembangan motor kasar/halus

g. Mungkin tidak dapat menerima makanan cair

Page 13: Lp Dan Askep Autisme

4. USIA 2 - 3 TAHUN a. Tidak tertarik untuk bersosialisasi dengan anak lain

b. Melihat orang sebagai "benda"

c. Kontak mata terbatas

d. Tertarik pada benda tertentu

e. Kaku bila digendong

5. USIA 4 - 5 TAHUN

a. Sering didapatkan ekolalia (membeo)

b. Mengeluarkan suara yang aneh (nada tinggi atau datar)

c. Marah bila rutinitas yang seharusnya berubah

d. Menyakiti diri sendiri (membenturkan kepala)

e. Temperamen tantrum atau agresif

VIII. KLASIFIKASI AUTISME

Yatim (2002) mengemukakan anak yang mengalami gangguan autis dapat dikelompokkan

menjadi 3 (tiga);

1. Autisme Persepsi

Autisme persepsi dianggap autisme asli karena kelainan sudah timbul sebelum lahir.

Autisme ini terjadi karena berbagai faktor baik itu berupa pengaruh dari keluarga,

maupun pengaruh lingkungan (makanan, rangsangan) maupun faktor lainnya.

Ketidakmampuan anak berbahasa termasuk pada penyimpangan reaksi terhadap

rangsangan dari luar, begitu juga ketidakmampuan anak bekerja sama dengan orang

lain, sehingga anak akan bersikap masa bodoh. Gejala yang dapat diamati antara lain :

1. Rangsangan dari luar baik yang kecil maupun yang kuat, akan menimbulkan

kecemasan. Tubuh akan mengadakan mekanisme dan reaksi pertahanan hingga

terlihat timbul pengembangan masalah.

2. Banyaknya pengaruh rangsangan dari orang tua, tidak bisa ditentukan. Orang tua

tidak ingin peduli terhadap keinginan dan kesengsaraan anaknya. Kebingungan

anaknya perlahan berubah menjadi kekecewaan. Lama-kelamaan rangsangan

ditolak atau anak bersikap masa bodoh.

Page 14: Lp Dan Askep Autisme

3. Pada kondisi begini baru orang tua mulai peduli atas kelainan anaknya, sambil terus

menciptakan rangsangan-rangsangan yang memperberat kebingungan anaknya,

mulai berusaha mencari pertolongan.

4. Pada saat begini, si bapak malah sering menyalahkan si ibu kurang memiliki

kepekaan naluri keibuan. Si bapak tidak menyadari hal tersebut malah

memperberat kebingungan si anak dan memperbesar kekhilafan yang telah

diperbuat.

2. Autisme Reaksi

Timbulnya autisme reaktif karena beberapa permasalahan yang menimbulkan

kecemasan seperti orang tua meninggal, sakit berat, pindah rumah/ sekolah dan

sebagainya. Autisme jenis reaktif akan memunculkan gerakan-gerakan tertentu

berulang-ulang dan kadang-kadang disertai kejang-kejang. Gejala autisme reaktif mulai

terlihat pada usia lebih besar (6-7) tahun sebelum anak memasuki tahapan berpikir logis,

mempunyai sifat rapuh mudah terkena pengaruh luar yang timbul setelah lahir, baik

karena trauma fisik atau psikis. Gejalanya antara lain :

1. Mempunyai sifat rapuh, mudah terkenapengaruh luar yang timbul setelah lahir,

baik karena trauma fisik atau psikis, tetapi bukan disebabkan karena kehilangan ibu.

2. Setiap kondisi, bisa saja merupakan trauma pada anak yang berjiwa rapuh ini,

sehingga mempengaruhi perkembangan normal dikemudian harinya.

Ada beberapa keterangan yang perlu diketahui yang mungkin merupakan faktor

resiko pada kejadian autisme reaktif :

a. Anak yang terkena autis reaktif menghadapi kecemasan yang berat pada masa

kanak-kanak, memberikan reaksi terhadap pengalamannya yang menimbulkan

trauma psikis tersebut.

b. Trauma kecemasan ini terjadi sebelum anak berada pada penyimpangan memory di

awal kehidupannya tetapi proses sosialisasi dengan sekitarnya akan terganggu.

c. Trauma kecemasan yang terjadi setelah masa penyimpanan memory akan

berpengaruh pada anak usia 2-3 tahun. Karena itu, meskipun anak masih

memperlihatkan emosi yang normal tetapi kemampuan berbicara dan

Page 15: Lp Dan Askep Autisme

berbahasanya sudah mulai terganggu. Ini yang membuat orang tua si anak menjadi

khawatir.

Salah satu sebab timbulnya autisme reaktif :

Trauma yang menyebabkan kecemasan anak. Setelah beberapa waktu yang lama akan

menyisakan kelainan, antara lain, tidak bisa membaca (dyslexia), tidak bisa bicara (aphasia),

serta berbagai masalah yang menghancurkan si anak yang menjelma dalam bentuk autisme.

Kadang-kadang trauma yang mencemaskan si anak menimbulkan ketakutan, atau gejala sensoris

lain yang terlihat sebagai autisme persepsi.

3. Autisme yang Timbul Kemudian

Autisme jenis ini terjadi setelah anak agak besar, dikarenakan kelainan jaringan otak

yang terjadi setelah anak lahir. Hal ini akan mempersulit memberikan pelatihan dan pendidikan

untuk mengubah perilakunya yang sudah melekat, ditambah beberapa pengalaman baru dari

hasil interaksi dengan lingkungannya. Untuk itu mendiagnosa dan intervensi awal pada anak

autis kelompok ini, merupakan langkah yang harus segera dilakukan dalam rangka

mengembangkan potensinya.

IX. PEMERIKSAAN PENUNJANG

X. PENATALAKSANAAN

ASUHAN KEPERAWATAN TEORI

I. PENGKAJIAN

1. Biodata Klien

Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa,

tanggal dan jam MRS, nomor register dan diagnose medis.

2. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat kesehatan sekarang

b. Riwayat kesehatan dahulu

c. Riwayat kesehatan keluarga

3. Riwayat Psikologis

Meliputi koping keluarga dalam menghadapi masalah

Page 16: Lp Dan Askep Autisme

4. Riwayat Tumbuh Kembang

a. Bayi Baru Lahir abnormal

b. Kemampuan motorik halus, motorik kasar, kognitif dan tumbuh kembang pernah

mengalami trauma rasa sakit.

c. Sakit pada saat kehamilan mengalami infeksi intrapartal

d. Sakit pada saat kehamilan tidak keluar mekonium

5. Riwayat Sosial

a. Hubungan sosial di luar lingkungan internal

b. Hubungan internal antara anggota keluarga

Pengkajian data fokus pada anak dengan gangguan perkembangan pervasive menurut Isaac,

A (2005) dan Townsend, M.C (1998) antara lain:

a. Tidak suka dipegang

b. Rutinitas yang berulang

c. Tangan digerak-gerakkan dan kepala diangguk-anggukan

d. Terpaku pada benda mati

e. Sulit berbahasa dan berbicara

f. 50% diantaranya mengalami retardasi mental

g. Ketidakmampuan untuk memisahkan kebutuhan fisiologis dan emosi diri sendiri dengan

orang lain

h. Tingkat ansietas yang bertambah akibat dari kontak dengan dengan orang lain

i. Ketidakmampuan untuk membedakan batas-batas tubuh diri sendiri dengan orang lain

j. Mengulangi kata-kata yang dia dengar dari yang diucapkan orang lain atau gerakkan-

gerakkan mimik orang lain.

2.2.2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa autis dapat ditentukan dengan cara :

• Tidak ada tes laboratorium atau fisik yang memastikan secara pasti diagnosa Autisme

• Sebaiknya ada Tim Diagnostik yang terdiri dari Neurolog, Ahli perkembangan anak, Juru

terpai perkataan / bahasa dan Konsultan pendidikan istemewa.

• Tim ini memakai wawancara, observasi dan daftar ciri khas yang dikembangkan untuk

membuat diagnosa autis.

Dari kesimpulan diatas maka kami mengambil beberapa contoh diagnosa yang telah

dilakukan sebelumnya, yaitu :

Page 17: Lp Dan Askep Autisme

a. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan dengan kerusakan fungsi kognitif.

b. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita

retardasi mental.

c. Resiko tinggi cedera (fisik) berhubungan dengan faktor usia orang tua

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN

III. INTERVENSI KEPERAWATAN

IV. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

V. EVALUASI