tugas lp + askep ggk

22
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK Disusun Oleh : 1. Nila Anggraini 2. Sulis Ratnawati 3. Syahril Mustofa KAMPUS TERPADU SAKINAH PASURUAN 2013

Upload: kampussakinah

Post on 31-Dec-2015

55 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Lp + Askep Ggk

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN

KEPERAWATAN

PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK

Disusun Oleh :

1. Nila Anggraini

2. Sulis Ratnawati

3. Syahril Mustofa

KAMPUS TERPADU SAKINAH

PASURUAN

2013

Page 2: Tugas Lp + Askep Ggk

Kata Pengantar

Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas

limpahan rahmat dan karunia-Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah

ini. Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi besar

Muhammad Saw.

Dengan terselesaikannya makalah ini, penulis ingin menyampaikan terima

kasih semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga

Allah SWT membalas amal baiknya. Amin.

Penulis harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi

kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita khususnya bagi penulis.

Memang makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik

dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.

Gempol, Nopember 2013

Penyusun

Page 3: Tugas Lp + Askep Ggk

LAPORAN PENDAHULUAN

GAGAL GINJAL KRONIK

(Chronic Renal Failure)

I. PENGERTIAN

Gagal ginjal kronik (GGK) merupakan penurunan faal ginjal yang menahun,

dan umumnya tidak riversibel dan cukup lanjut. (Suparman, 1990 : 349)

Gagal ginjak kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang bersifat

progresif dan lambat, biasanya berlangsung dalam beberapa tahun (Lorraine M

Wilson, 1995 : 812)

II. ETIOLOGI

Penyebab gagak ginjal kronik cukup banyak tetapi untuk keperluan klinis dapat

dibagi dalam 2 kelompok :

1. Penyakit parenkim ginjal

a. Penyakit ginjal primer : Glomerulonefritis, Mielonefritis, Ginjal

polikistik, TBC ginjal

b. Penyakit ginjal sekunder : Nefritis lupus, Nefropati, Amilordosis

ginjal, Poliarteritis nodasa, Sclerosis sistemik progresif, DM

2. Penyakit ginjal obstruktif : pembesaran prostat, batu saluran kemih, refluks

ureter.

Secara garis besar penyebab gagal ginjal dapat dikategorikan:

a. Infeksi yang berulang dan nefron yang memburuk

b. Obstruksi saluran kemih

c. Destruksi pembuluh darah akibat diabetes dan hipertensi yang lama

d. Scar pada jaringan dan trauma langsung pada ginjal

Page 4: Tugas Lp + Askep Ggk

III. PATOFISIOLOGI

IV. KLASIFIKASI

Sesuai dengan test kreatinin klirens, maka GGK dapat diklasifikasikan menjadi

4, sesuai dengan pembagian sebagai berikut :

1. 100-76 ml/mnt, disebut insufisiensi ginjal berkurang

2. 75-26 ml/mnt, insufisiensi ginjal kronik

3. 25-5 ml/mnt, disebut gagal ginjal kronik

4. < 5 ml/mnt, disebut gagal ginjal terminal

V. KOMPLIKASI

1. Hiperkalsemia adalah akibat penurunan eksresi, asidosis metabolik,

katabolisme, masukan diet berlebih

2. Perikarditis adalah akibat retensi produk sampai uremik dan dialisis yang

tidak adekuat

3. Hipertensi adalah akibat retensi cairan dan Na, malfungsi sistem renin

anggiotensia aldasteron

4. Anemia adalah akibat penurunan eritroprotein

5. Penyakit tulang serta klasifikasi metastasis akibat retensi forfat, kadar ca

cenderung rendah

Penurunan fungsi nefron

BUN dan Creatinin meningkat

Mekanisme kompensasi dan adaptasi asimptomatik

Penurunan toksin uranik

Gangguan gagal ginjal kronik simptomatik

Hematologi

Gastro intestinal

KardiovaskulerSistam saraf

Endokrin

Neurologis

Page 5: Tugas Lp + Askep Ggk

VI. GEJALA DAN TANDA

1. Hematologik

Anemia normokrom, gangguan fungsi trombosit, trombositopenia,

gangguan leukosit, defisit imun, mudah mengalami perdarahan.

2. Gastrointestinal

Anoreksia, nausea, vomiting, fector uremicum, hiccup, gastritis erosiva.

3. Syaraf dan otot

Miopati, ensefalopati metabolik, burning feet sindrome, restless leg

syndrome.

4. Kulit

Berwarna pucat, gatal-gatal dengan eksorasi, echymosis, urea frost, bekas

garukan karena gatal, mudah lecet.

5. Kardiovaskuler

Hipertensi, nyeri dada, sesak nafas, gangguan irama jantung, edema, gagal

jantung, perikarditis uremik, penyakit vaskuler

6. Pernafasan

Hiperventilasi asidosis, edema paru, efusi pleura.

7. Endokrin

Gangguan toleransi glukosa, gangguan metabolisme lemak, gangguan

seksual libido, fertilitas, dan ereksi menurun pada laki-laki, gangguan

metabolisme vit. D

8. Kemih

Nokturia, poliuria, hasu, proteinuria, penyakit ginjal yang mendasarinya.

9. Reproduksi

Penurunan libido, impotensi, amenore, galaktase.

10. Tulang

Hiperparatiroidisme, defisit vit D

11. Sendi

Gout, klasifikasi ekstra tulang

12. Mata

Fundus hipertensif, mata merah.

13. Farmakologi

Obat-obatan yang dieskresi oleh ginjal

Page 6: Tugas Lp + Askep Ggk

VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Radiologi

Ditujukan untuk menilai keadaan ginjal dan menilai derajat dari komplikasi

yang terjadi.

2. Foto polos abdomen untuk menilai bentuk dan besar ginjal (batu atau

obstruksi)

Dehidrasi akan memperburuk keadaan ginjal oleh sebab itu penderita

diharapkan tidak puasa.

3. IVP (Intra Vena Pielografi)

Untuk menilai sistem pelviokalises dan ureter, pemeriksaan ini mempunyai

resiko penurunan faal ginjal pada keadaan tertentu, misalnya : usia lanjut,

DM, nefropati asam urat.

4. USG

Untuk menilai besar dan bentuk ginjal, tebal parenkim ginjal, kepadatan

parenkim ginjal, ureter proksimal, kandung kemih serta prostat.

5. Renogram

Untuk menilai fungsi ginjal kanan dan kiri, lokasi dari gangguan (vaskuler,

parenkim, ekskresi), serta sisa fungsi ginjal.

6. Pemeriksaan radiologi jantung

Untuk mencari kardiomegali, efusi perikardial.

7. Pemeriksaan radiologi tulang

Untuk mencari osteodistrofi (terutama untuk falank jari), klasifikasi

metastasik.

8. Pemeriksaan radiologi paru

Untuk mencari uremik lung, yang terakhir ini dianggap sebagai bendungan.

9. Pemeriksaan pielografi retrograd

Bila dicurigai obstruksi yang reversibel

10. EKG

Untuk melihat kemungkinan : hipertropi ventrikel kiri, tanda-tanda

perikarditis, aritmia, gangguan elektrolit (hiperkalemia)

11. Biopsi ginjal

12. Pemeriksaan laboratorium yang umumnya dianggap menunjang,

kemungkinan adanya suatu gagal ginjal kronik

- Ureum dan kreatinin : meninggi, biasanya perbandingan antara ureum

dan kratinin lebih kurang 20 : 1. Ingat perbandingan bisa meninggi oleh

karena perdarhan saluran cerna, demam, luka bakar luas, pengobatan

steroid dan obstruksi saluran kemih

Page 7: Tugas Lp + Askep Ggk

Perbandingan ini berkurang : ureum lebih kecil dari kreatinin, pada diet

rendah protein, dan tes klirens kreatinin yang menurun.

- Hiponatremia : umumnya karena kelebihan cairan

- Hiperkalemia : biasanya terjadi pada gagal ginjal lanjut bersama

dengan menurunnya diuresis

- Hipertrigliserida : akibat gangguan metabolik lemak disebabkan

peninggian hormon insulin, hormon somatotropik

dan menurunnya lipoprotein lipase.

VIII. PENATALAKSANAAN

1. Tentukan dan tatalaksanakan terhadap penyebab.

2. Optimalisasi dan pertahankan keseimbangan cairan dan garam

3. Kendalikan hipertensi

4. Jaga keseimbangan elektrolit

5. Mencegah dan tatalaksana penyakit tulang akibat GGK

6. Modifikasi terapi obat sesuai dengan keadaan ginjal

7. Diet TKRPRG

- Diet rendah protein (20-40 gr/hari), dan tinggi kalori menghilangkan

gejala anoreksia dan neusea dari unemia, menyebabkan penurunan

ureum dan perbaikan gejala. Hindari masukan yang berlebihan dari K

dan garam.

8. Deteksi dini terhadap komplikasi dan berikan terapi

9. Persiapkan program hemodialisis

10. Transplantasi ginjal

11. Modifikasi terapi obat dengan fungsi gejala

Banyak obat-obat yang harus diturunkan dosisnya karena metabolik tosik

dan dikeluarkan oleh ginjal, misal : digoksin, aminoglikosoid, analgesik,

opiat, amfesterisin dan alapurinol.

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL DAN

INTERVENSI

1. Anemia berhubungan dengan menurunnya produksi eritropeitin

2. Gangguan pemenuhan nutrisi dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

gangguan metabolisme protein

3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri pada kepala

Page 8: Tugas Lp + Askep Ggk

II. RENCANA DAN IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

1. Anemia berhubungan dengan menurunnya produksi eritropeitin

Tujuan : terjadi peningkatan kadar Hb

Kriteria : kadar Hb dalam batas normal, perfusi jaringan baik, akral hangat,

merah dan kering.

Rencana :

a. Pertahankan kebersihan tanpa menyebabkan kulit kering

R/ : kekeringan meningkatkan sensitivitas kulit dengan

b. Cegah penghangatan yang berlebihan dengan mempertahankan suhu

ruangan yang sejuk dengan kelembaban yang rendah, hindari pakaian

yang terlalu tebal

R/ : penghangatan yang berlebihan meningkatkan sensivitas melalui

vasodilatasi

c. Anjurkan tidak menggaruk

R/ : garukan merangsang pelepasan histamin

d. Observasi tanda-tanda vital

R/ : deteksi dini terhadap perkembangan klien dan penentuan terhadap

tindakan selanjutnya

e. Kolaborasi dalam

Pemberian tranfusi

Pemeriksaan laboratorium ttb

2. Gangguan pemenuhan nutrisi dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

gangguan metabolisme protein

Tujuan : kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi

Kriteria : - Berat badan dan tinggi badan ideal

- Pasien mematuhi dietnya

- Mual berkurang dan muntah tidak ada

- Tekanan darah 140/90 mmHg

Rencana :

a. Kaji / catat pemasukan diet status nutrisi dan kebiasaan makan

R/ : Untuk mengetahui tentang keadaan dan kebutuhan nutrisi pasien

sehingga dapat diberikan tindakan dan pengetahuan diet yang

adekuat

b. Indentifikasi perubahan pola makan

R/ : Mengetahui apakah pasien telah melaksanakan program diet yang

ditetapkan

Page 9: Tugas Lp + Askep Ggk

c. Berikan makanan sedikit dan sering

R/ : Meminimalkan anorexia dan mual

d. Anjurkan pasien untuk mematuhi diet yang telah diprogramkan

R/ : Kepatuhan terhadap diet dapat mencegah komplikasi terjadinya

hipertensi yang lebih berat

e. Tawarkan perawatan mulutm berikan permen karet atau penyegar mulut

diantara waktu

R/ : Menghindari membran mukosa mulut kering dan pecah

f. Timbang berat badan seminggu sekali

R/ : Mengetahui perkembangan berat badan pasien (berat badan

merupakan salah satu indikasi untuk menentukan diet)

g. Kolaborasi : konsul dengan dokter untuk pemberian obat sesuai indikasi,

nabic, anti emetik anti hipertensi

R/ : Nabic dapat mengatasi / memperbaiki asidosis, anti emetik akan

mencegah mual / muntah dan obat anti hipertensi akan

mempercepat penurunan tekanan darah

h. Kolaborasi : konsul dengan ahli gizi untuk pemberian diet tinggi kalori,

rendah protein, rendah garam (TKRPRG)

R/ : Pemberian diet yang sesuai dapat mempercepat penurunan tekanand

arah dan mencegah komplikasi

3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri pada kepala

Tujuan : Gangguan pola tidur pasien akan teratasi

Kriteria : - Klien mudah tidur dalam waktu 30 – 40 menit

- Klien tenang dan wajah segar

- Klien mengungkapkan dapat istirahat dengan cukup

Rencana :

a. Kaji tanda-tanda kurangnya pemenuhan kebutuhan tidur pasien

R/ : Untuk mengetahui terpenuhi atau tidaknya kebutuhan tidur pasien

akibat gangguan pola tidur sehingga dapat diambil tindakan yang

tepat.

b. Kaji tentang kebiasaan tidur pasien dirumah

R/ : Mengetahui perubahan dari hal-hal yang merupakan kebiasaan

pasien ketika tidur akan mempengaruhi pola tidur pasien

c. Kaji adanya faktor penyebab gangguan pola tidur yang lain seperti

cemas, efek obt-obatan dan suasana ramai

Page 10: Tugas Lp + Askep Ggk

R/ : Mengetahui faktor penyebab gangguan pola tidur yang lain dialami

dan dirasakan

d. Anjurkan pasien yntuk menggunakan pengantar tidur dan teknik relaksasi

R/ : Pengantar tidur akan memudahkan pasien jatuh dalam tidur, teknik

relaksasi akan mengurangi ketegangan dan rasa nyeri

e. Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang

R/ : Lingkungan yang nyaman dapat membantu meningkatkan tidur /

istirahat

Page 11: Tugas Lp + Askep Ggk

ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Identitas Klien

Pada kassus GGK dapat terjadi pada segala usia dan semua jenis kelamin,

(tidak ada perbandingan antara pria dan wanita).

b. Keluhan Utama

Biasanya klien mengeluh kencing sedikit, tidak dapat kencing, gelisah, tidak

selera makan (anoreksi), mual, muntah, mulut terasa kering, rasa lelah, nafas

berbau (ureum), gatal pada kulit.

c. Riwayat Kesehatan

Riwayat Penyakit Sekarang

Pada kasus GGk faktor yang mempengaruhi dan memperberat hingga klien

MRS dalah falig, malaise, gagal tumbuh, pucat dan mudah lecet, rapuh,

leukonika, lidah kering, berselaput, fundus, hipertensi, penurunan libido,

anemia defisiensi imun, mudah mengalami pendarahan.

Riwayat Penyakit Dahulu

Biasanya sebelum klien di diagnosa GGK, klien sakit seperti : glomesolus

nefritis, netropabi analgesik, ginjal polikistik, penyebab lain seperti HT,

obstruksi GOUT.

Riwayat Penyakit Keluarga

Gambaran mengenai kesehatan dan adakah penyakit keturunan atau

menular.

d. Pola-pola Fungsi Kesehatan

- Pola Persepsi dan Tata Laksana Hidup Sehat

Perubahan penatalaksanaan dan pemeliharaan kesehatan sehingga dapat

menimbulkan perawatan diri.

- Pola Nutrisi dan Metabolisme

Pola klien GGK akan terjadi anoreksia, nourea dan vomitus yang

berhubungan dengan gangguan metabolisme protein didalam usus.

- Pola Eliminasi

Klien akan menunjukkan perubahan warna urine, abdomen, kembung,

diare, konstipasi.

- Pola Istirahat dan Aktivitas

Pada penderita GGK akan terjadi kelelahan ekstrim, kelemahan otot,

kehilangan tonus, penurunan gerak rentang.

Page 12: Tugas Lp + Askep Ggk

- Pola Persepsi dan Konsep Diri

Klien tidak bisa menjalankan tugasnya sehari-hari yang disebabkan oleh

perawatan yang lama.

- Pola Sensori dan Kognitif

- Pola Reproduksi dan Seksual

Akan terjadi penurunan libido, impotensi, amenore, galaktose.

- Pola Hubungan Peran

Kseulitan menentukan kondisi : contoh tak mampu bekerjam

mempertahankan fungsi peran biasanya dalam keluarga.

- Pola Penanggulangan Stress

Biasanya penderita GGK mengalami fraktrus stress, contoh finansial,

hubungan dan sebabnua, perasaan tidak berdaya, tidak ada harapan, tidak

ada kekuatan, menolak, ansietasm takutm marah, mudah tersinggung,

perubahan kepribadian.

- Pola Tata Nilai dan KEpercayaan

e. Pemeriksaan Fisik

- Status Kesehatan Umum

- Sistem Respirasi

Nafas pendek, batuk dengan atau tanpa sputum kental dan banyak tekipnea

batuk produktif dengan sputum merah darah encer (edema peru).

- Kulit, Rambut, Kuku

Pada klien GGK ditemukan dalam pemeriksaan pada kulit yaitu kulit

kuning, perubahan turgor kulit (kering), bintik-bintik perdarahan kecil dan

lebih besar dikulit.

Penyebaran proses pengapusan dikulit, pada kuku tipis dan rapuh serta

pada rambut tipis.

- Kepala, Leher

Pada klien GGK mengeluh sakuit kepala, muka pucat memerah, tidak

adanya pembesaran tiroid.

- Mata

Pada klien GGK mata mengalami pandangan kabur.

- Telinga

Pada klien GGK telinga, hidung dan tenggorokan tidak mengalami

gangguan, pada mulut ditemukan adanya perdarahan pada gusi dan lidah.

Page 13: Tugas Lp + Askep Ggk

- Pada Thorax dan Abdomen

Pada pemeriksaan abdomen dan thorax ditemukan adanya nyeri pada dada

abdomen ditemukan disterusi perut (asietas atau penumpukan cairan,

pembesaran hepar pada stadium akhir).

- Sistem Kardiovaskuler

GGK berlanjut menjadi tekanan darah tinggi, detak jantung menjadi

irreguler (termasuk detak jantung yang mengancam kehidupan atau terjadi

fibrilasi).

- Sistem Genitourinaria

Karena ginjal kehilangan kesanggupan mengeksresi natrium, penderita

mengalami rekensi natrium dan kelebihan natrium sehingga penderita

mengalami iritasi dan menjadi lemah. Pengeluaran urine mengalami

penurunan serta mempengaruhi komposisi kimianya, berkurangnya

frekwensi kencing, urine sedikit, urine tidak ada pada gagal ginja, perut

mengembung, diare atau justru sulit BAB, perubahan warna urine,

misalnya : Kuning, coklat, merah, gelapm urine sedikit dan beda negatif.

- Sistem Gastro Intestinal

Pada saluran pendernaan terjadi peradangan ulserasi pada sebagian besar

alat pencernaan, gejala lainnya adalah terasa metal dimulut, nafas bau

amonia, nafsu makan menurun, mual muntah, perut mengembung, diare

dan justru sulit BAB.

- Sistem Muskuluskeletal

Pada GGK adanya kelemahan otot atau kekuatan otot hilang, kurangnya

respon-respon otot dan tulang, ketidak seimbangan mineral dan hormon,

tulang terasa sakit, kehilangan tulang, mudah patah, defisit kalsium dalam

otak, mata, gusi, persendiaan, jantungn bagian dalam dan pembuluh darah,

fraktur atau otak tulang, penumpukan CaPO4 pada jaringan lemak, sendi

pembatasan gerak sendi.

- Sistem Endokrin

Pada GGK memberikan pertumbuhan lambat pada anak-anak, kurang subur

serta nafsu sex menurun pada kedua jenis kelamin. Mestruasi berkurang

bahkan dapat berhenti sama sekalo. Impotensi dan produksi sperma

menurun serta peningkatan kadar gula darah seperti pada diabetes.

- Sistem Persyarafan

Pada klien GGK sindroma tungkai bergerak-gerak salah satu pertanda

kerusakan saraf, rasa sakit seperti terbakar, gatal pada kaki dan tungkai,

Page 14: Tugas Lp + Askep Ggk

juga dijumpai otot menjadi kram dan bergerak-gerak daya ingat berkurang,

mengantuk, iritabilitas, bingung dan kejang.

2. Diagnosa

a. Kelebihan volume cairan, berhubungan dengan penurunan kemampuan ginjal

mengelurakan air dan menahan natrium

Tujuan : Cairan seimbang

Kriteria Hasil : - Masukan dan pengeluaran seimbang

- BB stabil / normal

- Bunyi nafas jantung normal

- Elektrolit dalam batas normal

Rencana Tindakan :

Pantau dan dokumentasikan masukan dan keluaran tiap jam secara akurat

Timbang berat badan klien tiap hari

Pantau peningkatan tekanan darah

Kaji edema perifer distensi vena leher dan peningkatan sesak nafas

Batasi cairan sesuai program pemberian obat-obatan dengan makanan

jika mungkin bagi cairan selama sehari

Rasional :

Klien yang menunjukkan bukti kelebihan cairan memelukan pembatasan

berdasarkan pengeluaran urine

Klien dengan gagal ginjal kronis cenderunya mengalami fluktasi BB

sering membutuhkan evaluasi ulang yang sering terhadang keseimbangan

cairan optimal. Perubahan BB interdialik yang diteri adalah 1 – 2 atau

lebih 24 jam

Volume sirkulasi harus dipantau pada gagal ginjal kronik untuk

mencegah hipervolemia

Dengan mengkaji edema perifer distensi vena leher dan peningkatan

sesak nafas dapat mengetahui terjadinya gagal jantung kongestif.

b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan

anoreksia, mual muntah, kehilangan selera makan, nafsu makan, bau

stomatitis dan diet tidak enak.

Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi

Kriteria Hasil : Klien akan menghubungkan pentingnya masukan nutrisi

adekuat dan mentaati program diet yang diprogramkan

Rencana Tindakan :

Page 15: Tugas Lp + Askep Ggk

Lakukan pendekatan dengan klien dan keluarga

Siapkan dan berikan dorongan oral hygiene yang baik sebelum dan

sesudah makan

Berikan lingkungan yang menyenangkan selama waktu makan dan bantu

sesuai kebutuhan

Periksa baik makanan untuk mengetahui isisnya dan dorong klien untuk

makan

Dokumentasikan semua masukan cairan dan makanan

Rasional :

Mudah dalam pemberian HE tentang nutrisi

Hygiene oral yang tepat mengurangi mikroorganisme dan membantu

stomatitis

Nafsu makan dirangsang pada waktu yang rileks dan menyenangkan

Umpat balik positif untuk ketaatan diet dalam meningkatkan kepatuhan

Dokumentasi akurat penting untuk pengkajian status nutrisi

3. Penatalaksanaan

Merupakan realisasi dari rencana tindakan keperawatan. Dalam fase

pelaksanaan terdiri dari beberapa kegiatan validasi (penyerahan) rencana

keperawatan, menulis dan mendokumentasikan rencana keperawatan, memberi

asuhan keperawatan dan pengumpulan data (H. Lismidar : 1990).

4. Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah berakhir dalam proses keperawatan. Evaluasi

adalah kegiatan yang disengaja dan terus menerus dengan melibatkan klien,

perawat dengan anggota tim kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi adalah untuk

menilai apakah tujuan dalam rencana keperawatan tercapai datau tidak untuk

melakukan pengkajian ulang (H. Lismidar : 1990).

DAFTAR PUSTAKA

Page 16: Tugas Lp + Askep Ggk

Suparman. (1990). Ilmu Penyakit Dalam Jilid II, FKUI : Jakarta.

Carpenito, Lynda Juall. (1999). Rencana Asuhan dan Dokumentasu Keperawatan, Edisi 2 ; EGC : Jakarta.

Carpenito, Lynda Juall. (1999). Rencana Asuhan dan Dokumentasu Keperawatan, Edisi 6 ; EGC : Jakarta.

Price, Sylvia Anderson. (1985). Patofisiologi Konsep Klinik Proses-proses Penyakit, EGC : Jakarta.

Marlyn E. Doenges. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi Tiga Buku Kedokteran EGC Jakarta : 2000.

H. M. Syarfuliah Noer dkk. Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Balai Penerbit FK UI Jakarta, 1996.